TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Wahyono (2002), kerupuk dibuat dari bahan baku dan bahan
tambahan. Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam jumlah besar dan
fungsinya tidak dapat digantikan oleh bahan lain. Bahan tambahan adalah bahan
yang diperlukan untuk melengkapi bahan baku dalam proses produksi. Sumber
bahan baku yang digunakan untuk membuat kerupuk adalah bahan pangan dengan
kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, yaitu pati. Pati yang digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan kerupuk disebut sebagai puffable material. Puffable
material adalah bahan yang memegang peranan utama dalam proses pemekaran
produk. Bahan tambahan yang digunakan yaitu sebagai bahan penimbul cita rasa,
berupa bahan pangan yang mengandung protein, lemak, penambah rasa manis,
rasa gurih dan air untuk membentuk adonan kerupuk. Bahan baku kerupuk udang
adalah tepung tapioka, sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah garam
Kerupuk udang adalah salah satu aplikasi produk pangan pengolahan udang.
baku udang dan tepung tapioka dengan ditambahkan bumbu-bumbu atau bahan
6
Kerupuk udang adalah kerupuk yang bahannya terdiri dari adonan tepung
Kerenyahan kerupuk udang sangat ditentukan oleh kadar airnya, semakin banyak
mengandung air kerupuk udang akan semakin kurang renyah. Demikian apabila
tepung dengan udang seimbang, maka daya kembang kerupuk akan semakin besar
telah dibuang kepala, ekor dan kulitnya. Banyak orang yang sering membuang
kulit udang ketika mengonsumsi makanan laut tersebut, sedangkan kulit udang
protein (25-40%), kitin (15-20%) dan kalsium karbonat (45-50%) dari berat
udang. Kitosan merupakan suatu polimer yang tidak dapat dicerna oleh tubuh
sehingga lemak dalam tubuh yang berikatan dengan zat ini juga tidak akan dicerna
dan diserap oleh tubuh. Selain mampu berikatan dengan lemak, kitosan juga
akan mengikat lemak dan kolesterol jika zat yang ada dalam kulit udang tersebut
terkena asam lambung. Ikatan senyawa kitosan dengan lemak dan kolesterol ini
juga dapat memperlambat pencernaan lemak dan kolesterol dalam tubuh sehingga
7
Tabel 1. Komponen Kimia Kulit Udang
1. Bahan Baku
adalah tepung tapioka, udang segar, air dan bumbu-bumbu. Tepung tapioka
dengan kualitas yang baik akan menghasilkan kerupuk yang berkualitas baik.
Udang yang digunakan sebagai bahan baku kerupuk udang yaitu udang yang
masih segar sehingga dapat menghasilkan kerupuk udang dengan cita rasa
yang enak.
a. Udang
lain yaitu udang jerbung, udang peci, dan udang berat. Udang putih ada
termasuk diantaranya udang rebon. Udang rebon adalah udang putih yang
berukurang sangat kecil (1 cm) dan tidak dapat tumbuh menjadi besar.
Udang sebagai bahan baku kerupuk udang dapat memberikan cita rasa
dan aroma yang khas, semua jenis udang kecuali udang rebon dapat
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
9
Gambar 1. Udang Vannamei
Ciri khusus yang dimiliki oleh udang vannamei adalah adanya pigmen
karotenoid yang terdapat pada bagian kulit. Kadar pigmen ini akan
molting sebagian pigmen yang terdapat pada kulit akan ikut terbuang.
Komponen Komposisi
Air 78.20%
Lemak 0.80%
Protein 18.10%
Karbohidrat 1.40%
Kalsium (Ca) 145-320 mg/100 g
Magnesium (Mg) 40-105 mg/100 g
Fosfor (F) 270-350 mg/100 g
Besi (Fe) 1.6 mg/100 g
Natrium (Na) 140 mg/ 100 g
Kalium (K) 220 mg/ 100 g
Sumber: Hardiwiyoto, 1993
10
b. Tepung Tapioka
tapioka adalah pati dari umbi singkong yang dikeringkan dan dihaluskan.
bahan emadat atau pengisi (filler), dan bahan pengikat atau perekat.
tahun. Daya awet ini dipengaruhi oleh kadar air produk, pengemasan, dan
oleh tingkat atau derajat keputihan, tingkat kehalusan, kadar air tersisa,
protein: 361 kal kalori; 0,30 lemak; 86,90 g karbohidrat; dan 12 g air
11
Tabel 3. Komponen Kimia Tepung Tapioka
lipat pada saat digoreng (Indraswari, 2007). Tepung tapioka adalah pati
tapioka tersusun atas dua komponen yang tidak larut dalam air yaitu
amilosa 23% dan amilopektin 77%. Dua komponen ini dapat menyerap
(Nanin, 2011).
13
c. Air
peraturan mengenai standar kualitas air, jenis dan dosis bahan tambahan
air, air yang digunakan untuk mencuci bahan, alat dan kemasan maupun
syarat standar air minum antara lain; tidak berasa, tidak berwarna, tidak
berbau (bersih dan jernih), tidak mengandung logam atau bahan kimia
d. Telur
yang tinggi, telur juga merupakan sumber zat besi, beberapa mineral lain
dan vitamin, sehingga telur merupakan bahan pangan hewani yang dapat
dikonsumsi oleh manusia. Putih telur merupakan protein yang terdiri dari
14
serat ovomucin dan berada dalam larutan encer, jenis protein dalam
kuning telur. Lemak dalam kuning telur berupa lipoprotein, yang terbagi
e. Garam
ditambahkan. Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan
basa. Terdapat beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCL2, ZnSO4,
15
keperluan memasak. Garam dibuat dengan cara penguapan dan
f. Bawang Putih
sudah ditemukan pada bawang putih diantaranya adalah allisin dan sulfur
amino acid alliin. Sulfur ammonia acid allin ini oleh enzim allisin liase
allisin dan diallil sulfide inilah yang memiliki banyak kegunaan dan
a. Proses pembuatan
perikanan yang mempunyai rasa renyah dan gurih serta dapat memenuhi
selera masyarakat.
16
Udang
Pencucian, penghancuran
Pencetakan
Pendinginan
Pemotongan
Pengeringan
Penggorengan
Kerupuk Udang
kulitnya dan dicuci bersih. Setelah itu udang dihancurkan dengan mesin
17
diaduk dan diuleni hingga menjadi adonan yang halus. Tahapan
b. Reaksi Kimia
diolah atau selama penyimpanan yang terjadi pada bahan dan produk
dikatalis oleh enzim fenol oksidase atau polifenol oksidase. Kedua enzim
18
2. Reaksi pencoklatan non enzimatis
Pada umunya ada tiga jenis reaksi pencoklatan non enzimatis, yaitu
reaksi pencoklatan tersebut. Jenis dan komposisi bahan baku dan bahan
tidak diinginkan atau coklat akibat pemanasan yang terlalu lama atau
c. Tingkat Pengembangan
19
volumenya mengembang dan porus. Pada dasarnya kerupuk mentah
akan terjadi penguapan air yang terikat dalam gel pati akibat peningkatan
suhu dan dihasilkan tekanan uap yang mendesak gel pati sehingga terjadi
tapioka atau sagu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan
kegiatan yang tak terpisahkan dengan dunia industri, yaitu dunia usaha yang
yang mempengaruhi mutu kerupuk udang, antara lain adalah kadar air,
20
Syarat mutu kerupuk yang digunakan sebagai acuan yaitu syarat mutu
B. STPP
pada pembuatan kerupuk. STPP digunakan sebagai bahan pengikat air agar air
dalam adonan tidak mudah menguap sehingga permukaan adonan tidak cepat
Ikatan antara pati dengan fosfat diester atau ikatan silang antar gugus hidroksil
(OH), akan menyebabkan ikatan pati menjadi kuat, tahan terhadap pemanasan,
meningkatkan stabilitas adonan. Selain itu ikatan STPP dengan tepung terigu
tidak sebaik berikatan dengan STPP karena tepung rerigu memiliki kekurangan
21
yang sering menghambat aplikasinya di dalam proses pengolahan pangan seperti
kemampuan membentuk gel yang tidak seragam (konsisten), tidak tahan pada
pemanasan suhu tinggi, tidak tahan pada kondisi asam, tidak tahan proses
yang bersifat esensial bagi pertumbuhan bakteri. Perbandingan STPP dan bleng
(boraks) adalah STPP lebih aman untuk digunakan dalam makanan dan
dengan membatasi 3 gram per kilogram berat adonan. Menurut FDA (Food and
22
C. Hipotesis
konsentrasi yang berbeda diduga berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia, dan
23