Laporan Akhir
Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Magang Industri
Oleh
Ummul Salamah
20736043
Laporan Akhir
Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Magang Industri
Oleh
Ummul Salamah
20736043
Menyetujui,
Ketua Jurusan
Teknologi Pertanian
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan hasil Magang Program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Penulis membuat laporan Magang
Program MBKM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan nilai Magang Program MBKM pada Program Studi D4
Pengembangan Produk Agroindustri Politeknik Negeri Lampung.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan hasil Magang
Program MBKM ini. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua hebat saya yang telah memberikan dukungan, motivasi serta do’a
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang Industri ini.
2. Bapak Didik Kuswadi, S.T.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pertanian Politeknik Negeri Lampung.
3. Ibu Kurnia Rimadhanti Ningtyas, S.T.P., M.Sc. selaku dosen pembimbing
yang telah membimbing proses penyusunan laporan Magang Industri.
4. Bapak Taufik Nugraha Agassi, S.T.P., M.Sc. selaku koordinator program
studi D4 Pengembangan Produk Agroindustri.
5. Panitia pelaksanaan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
Tahun 2023 yang telah membantu dan membimbing proses pelaksanaan
selama kegiatan MBKM berlangsung.
6. Bapak Syamdian, S.T., M.Si selaku kepala Balai Standardisasi Dan
Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Palembang.
7. Ibu Aprillena Tornadez Bondan S.T., M.T selaku pembimbing lapang yang
telah membimbing dalam proses kegiatan Magang Industri dan penyusunan
laporan Magang Industri.
8. Seluruh aparatur dan karyawan Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa
Industri (BSPJI) Palembang yang telah membantu dan berkontribusi dalam
pelaksanaan kegiatan Magang Industri.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
pelaksanaan kegiatan Magang Industri yang telah dilaksanakan sekaligus
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Magang Industri.
Ummul Salamah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................2
1.4 Metode Pelaksanaan..................................................................................2
II. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA................................................................3
2.1 Sejarah Singkat Lokasi Magang................................................................3
2.2 Struktur Organisasi....................................................................................4
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja..........................................................5
2.4 Visi Dan Misi Unit Kerja...........................................................................6
2.5 Lingkup Pekerjaan...................................................................................10
III. PELAKSANAAN MAGANG........................................................................13
3.1. Rencana Pelaksanaan Magang.................................................................13
3.2. Hasil Pelaksanaan Magang......................................................................17
3.3. Pembahasan.............................................................................................18
IV. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................22
4.1 Kesimpulan..............................................................................................22
4.2 Saran........................................................................................................22
DAFTAR TABEL
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian ini adalah :
1. Menentukan status mutu kadar logam dalam air berdasarkan SNI
6989.84:2019 tentang cara uji kadar logam terlarut dan logam total secara
Spektrometri Serapan Atom (SSA) – nyala.
2. Menentukan status mutu nilai permanganat berdasarkan SNI 06-6989.22-
2004 tentang cara uji nilai permanganat secara titrimetri.
Wakil Presiden. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian dan BSKJI yang
membantu Presiden dalam membidangi industri, menetapkan visi selaras dengan
visi Presiden terpilih yaitu Visi BSKJI adalah menjadi “Menjadi badan yang
akuntabel, adaptif, kolaboratif dan berorientasi pelayanan dalam mewujudkan
industri nasional yang mandiri dan berdaya saing”. Selaras dengan dengan Visi
Kementerian Perindustrian, visi dari Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa
Industri, visi BSPJI Palembang adalah :
Dalam mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: “Indonesia
Maju Yang Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”. Indonesia yang maju, berdaulat dan mandiri dapat dicapai salah satunya
apabila Indonesia menjadi negara industri yang maju dengan sektor industri yang
berdaya saing. Daya saing yang dimaksud yaitu sektor industri Indonesia dapat
diandalkan kemampuan dan kekuatannya, serta dapat mengelola sumber daya
yang tersedia untuk peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja melalui
penambahan lapangan kerja baru, serta peningkatan investasi dan ekspor sektor
industri melalui pemanfaatan teknologi. Pengelolaan sumber daya termasuk di
dalamnya pengelolaan SDM, pemanfaatan teknologi yang inovatif, dan
implementasi industri 4.0.
2.4.2 Misi
Misi BSPJI Palembang Dari misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih
tertuang dalam sembilan program aksi, berdasarkan hal tersebut program aksi
yang terkait langsung dengan fungsi dan wewenang yang dimandatkan oleh
peraturan perundang-undangan kepada Kementerian Perindustrian yakni “Struktur
Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing” yang dijabarkan dalam 6
(enam) buah subprogram yaitu :
1. Memantapkan Penyelenggaraan Sistem Ekonomi Nasional yang
8
Berlandaskan Pancasila
2. Meningkatkan Nilai Tambah dari Pemanfaatan Infrastruktur
3. Melanjutkan Revitalisasi Industri dan Infrastruktur Pendukungnya untuk
menyongsong Revolusi Industri 4.0.
4. Mengembangkan Sektor-Sektor Ekonomi Baru
5. Mempertajam Reformasi Struktural dan Fiskal
6. Mengembangkan Reformasi Ketenagakerjaan
Kementerian Perindustrian memiliki sembilan misi dalam menyelaraskan
pembangunan Industri Nasional, yaitu:
1. Peningkatan kualitas manusia indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga;
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.
Yang bercirikan:
1. Standardisasi industri yang mandiri (mengurangi ketergantungan pada
asing), produktif (efektif, efisien dan optimasi teknologi), dan berorientasi
industri dalam negeri.
2. Pengawasan implementasi standardisasi industri yang efektif.
9
misi ini akan diwujudkan dengan pelaksanaan good governance pada keseluruhan
aktivitas yang efektif, efisien dan akuntabel.
A. Alat
Alat yang digunakan dalam uji nilai permanganat adalah erlenmeyer 300 mL,
labu ukur 1000 mL dan 100 mL, stop watch, pemanas listrik, gelas ukur 5 mL,
pipet ukur 10 mL dan 100 mL, gelas piala 1000 mL, buret 25 mL dan termometer.
B. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu sampel uji, Asam Sulfat (H 2SO4) 8 N yang bebas
zat organik, Kalium Permanganat (KMnO4) 0,1 N, Kalium Permanganat (KMnO4)
0,01 N, Asam Oksalat 0,1 N, Asam Oksalat 0,01 N, dan Natrium Oksalat.
C. Prosedur
a. Penetapan normalitas larutan kalium permanganat KMnO4 0,01 N
Air suling diambil secara duplo sebanyak 100 mL, dimasukkan ke dalam
labu erlenmeyer 300 mL dan dipanaskan hingga 700C. Sebanyak 5 mL Asam
Sulfat (H2SO4) 8 N yang bebas zat organik ditambahkan dalam erlenmeyer
dan ditambahkan 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N menggunakan
pipet volume. Air suling dititrasi dengan larutan kalium permanganat 0.01 N
hingga warna merah muda dan mencatat volume pemakaian kemudian
menghitung normalitas larutan baku kalium permanganat.
Cara uji nilai permanganat secara titrimetri mengacu pada prosedur SNI.
06-6989.22-2004. Contoh uji diambil 100 mL, dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 300 mL. Kalium permanganat (KMnO4) 0,01 N ditambahkan
beberapa tetes ke dalam contoh uji hingga terjadi warna merah muda.
Sebanyak 5 ml asam sulfat 8 N bebas zat organik ditambahkan dalam
erlenmeyer dan dipanaskan di atas pemanas listrik pada suhu 105oC ± 2oC,
bila terdapat bau H2S, pendidihan diteruskan beberapa menit. Langkah
selanjutnya yaitu menambahkan 10 mL larutan baku KMnO4 0,01 N dan
dipanaskan hingga mendidih selama 10 menit. Contoh uji kemudian
ditambahkan 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N dan dititrasi
menggunakan kalium permanganat 0,01 N hingga warna merah muda.
Apabila pemakaian larutan baku kalium permanganat 0,01 N lebih dari 7 mL,
ulangi pengujian dengan cara mengencerkan contoh uji.
A. Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian kadar logam adalah Spektrometer
Serapan Atom (SSA) - nyala, pipet volumetrik, erlenmeyer, corong gelas, gelas
beaker 250 ml, kaca arloji, hot plate, labu ukur 100 ml, circulating aspirator,
vacuum filtration apparatus, dan kertas saring 0,45 µm.
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian kadar logam adalah sampel uji, asam
nitrat (HNO3) pekat, dan air bebas mineral (aquadest).
C. Prosedur
Contoh uji yang telah disaring menggunakan media penyaring dan telah
dihomogenkan diambil secara kuantitatif sebanyak 100 mL dan dimasukkan
kedalam gelas beaker 250 mL. Sebanyak 5 mL Asam Nitrat (HNO3) pekat
ditambahkan kedalam gelas beaker dan tutup dengan kaca arloji. Langkah
selanjutnya yaitu contoh uji dipanaskan perlahan-lahan sampai volumenya
berkisar 10 mL – 20 mL. Jika destruksi belum sempurna (tidak jernih), maka
ditambahkan lagi 5 mL HNO3 pekat. Gelas beaker ditutup dengan kaca arloji dan
dipanaskan kembali (tidak mendidih). Lakukan proses secara berulang sampai
17
semua logam larut, yang terlihat dari warna endapan dalam contoh uji menjadi
agak putih atau contoh uji menjadi jernih. Setelah contoh uji jernih, kaca arloji
dibilas dengan aquadest dan memasukkan air bilasannya ke dalam gelas beaker.
Contoh uji dipindahkan ke labu ukur 100 mL (saring bila perlu) dan ditambahkan
aquadest sampai tepat tanda tera kemudian homogenkan dan diukur serapan
contoh uji menggunakan alat Spektrometer Serapan Atom (SSA) – nyala.
Data hasil pengujian penetapan permanganat dapat dilihat pada Tabel berikut :
Data hasil pengamatan pengujian kadar logam dapat dilihat pada Tabel berikut :
III.3. Pembahasan
A. Penetapan Nilai Permanganat
18
sehingga pembacaan standar atau sampel lebih tepat dan akurat. Pada
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), pelarut yang digunakan harus
menggunakan air demineral, yakni air yang tidak mengandung mineral atau logam
yang dapat mengganggu larutan. Setelah itu, dilakukan pengukuran absorbansi
larutan standar dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Pengujian untuk mengetahui kadar logam dilakukan dengan penambahan
HNO3 sebanyak 5 mL. Fungsi penambahan HNO3 yaitu untuk mencegah
pengendapan dan melarutkan logam-logam yang ada dalam larutan karena di
dalam air, ion Mangan (Mn) dapat mengalami hidrolisis dan membentuk
Mn(OH)3 yang merupakan padatan. Dengan memberikan suasana asam di dalam
air, hidrolisis itu tidak akan terjadi sehingga ion Mangan (Mn) tetap larut di dalam
air dan tidak membentuk endapan. Pengendapan ini tidak boleh terjadi karena
menyebabkan ketidakakuratan pengukuran.
Hasil analisis logam pada sampel ditunjukkan pada Tabel 5. yang
menunjukkan bahwa kandungan Mn dalam sampel air sebesar -0,015 mg/L. Kadar
Mn ini masih dibawah batas baku mutu yang ditetapkan dalam SNI 6989.84:2019
tentang Air dan Air limbah yaitu 0,1 – 10 mg/L. Batas Maksimum kadar logam
berdasarkan parameter dalam SNI 6989.84:2019 tentang Air dan Air limbah dapat
dilihat pada Tabel sebagai berikut.
Tabel 5. Kisaran Kadar Optimum Dan Panjang Gelombang Berdasarkan Parameter Logam Yang
Dianalisis
menunjukkan bahwa kandungan Fe dalam sampel air sebesar 0,12 mg/L. Kadar
Fe ini masih dibawah batas baku mutu yang ditetapkan dalam SNI 6989.84:2019
tentang Air dan Air limbah. Batas maksimum kadar Fe dalam air minum
berdasarkan SNI 6989.84:2019 tentang Air dan Air limbah tersebut adalah sebesar
0,3-10 mg/L. Adanya kandungan Fe dalam air minum dapat disebabkan karena
terkikisnya peralatan pipa (yang terbuat dari besi) yang digunakan dalam produksi
air minum atau kondisi air baku yang diperoleh dari air tanah. Air yang
mengandung Fe dapat mengakibatkan rasa mual apabila air tersebut dikonsumsi,
selain itu dalam dosis yang besar Fe dapat juga mengakibatkan kerusakan pada
dinding usus sehingga akan mengakibatkan kematian. Kandungan zat besi lebih
dari 1 mg/L dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada kulit dan mata. Apabila
kelarutan Fe dalam air lebih dari 10 mg/L dapat menyebabkan air menjadi berbau
(Asmaningrum, 2016). Disamping memiliki dampak negatif, besi juga memiliki
dampak positif yaitu besi digunakan untuk pembentukan sel-sel darah merah
namun apabila melebihi yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan, maka
perlu pengolahan lebih lanjut (Rasman dan M. Saleh, 2016).
Hasil analisis logam pada sampel yang ditunjukkan pada Tabel 5.
menunjukkan bahwa kandungan Zn dalam sampel air sebesar 0,009 mg/L. Kadar
Zn ini masih dibawah batas baku mutu yang ditetapkan dalam SNI 6989.84:2019
tentang Air dan Air limbah. Batas Maksimum kadar Zn dalam air minum
berdasarkan SNI 6989.84:2019 tentang Air dan Air limbah tersebut adalah sebesar
0,05 – 2,0 mg/L. Chen et al., (2016) menyebutkan logam Zn paling dipengaruhi
oleh aktivitas kompleks manusia seperti agrikultur, effluent saluran pembuangan
rumah tangga, penumpukan limbah padat (landfill dan sampah), dan kegiatan
urban lainnya. Namun, dalam peraturan juga disisipkan keterangan bahwa untuk
pengolahan air minum secara konvensional konsentrasi Zn < 5 mg/L. Sehingga
konsentrasi tersebut tidak berisiko pada kesehatan masyarakat.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Hasil nilai permanganat pada sampel air yaitu -0,59566 mg/L dan -
0,7805 mg/L. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492 Tahun 2010 tentang persayatan air minum ditetapkan bahwa
kadar maksimal untuk permanganat yaitu 10 mg/L. Kualitas air
minum yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai permanganat
telah memenuhi persyaratan sehingga aman untuk dikonsumsi.
2. Hasil kadar logam menunjukkan bahwa kandungan Mn dalam
sampel air sebesar -0,015 mg/L. Kadar Mn ini masih dibawah batas
baku mutu yang ditetapkan dalam SNI 6989.84:2019 tentang Air
dan Air limbah yaitu 0,1 – 10 mg/L. Kandungan Fe yang
dihasilkan dalam sampel air yaitu sebesar 0,12 mg/L. Kadar Fe ini
masih dibawah batas baku mutu yang ditetapkan yaitu sebesar 0,3-
10 mg/L. Kandungan Zn dalam sampel air sebesar 0,009 mg/L.
Kadar Zn ini masih dibawah batas baku mutu yang ditetapkan yaitu
sebesar 0,05 – 2,0 mg/L sehingga hasil yang telah didapatkan
tersebut menunjukan bahwa sampel air masih aman untuk
dikonsumsi.
4.2 Saran
1. Perlu adanya alternatif penentuan kadar logam dengan biaya yang
lebih efisien seperti menggunakan metode Spektrometer Ultra
Violet Visibel (UV-Vis). Dalam penelitian Emilia dkk. (2021)
menyatakan bahwa selain lebih hemat, spektrometer UV-Vis juga
menghasilkan linieritas dan akurasi yang sama baiknya dengan
metode SSA.
2. Laboratorium perlu meningkatkan penerapan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) yang mengacu pada standar laboratorium
seperti penggunaan sarung tangan, masker dan sepatu untuk
23
Asmaningrum, H. P., 2016. “Penentuan Kadar Besi (Fe) dan Kesadahan Pada Air
Minum Isi Ulang di Distrik Merauke,” Magistra, vol. 3, no. 2, pp. 95–104.
BSN. 2004. SNI 06-6989.22-2004 Tentang Cara Uji Nilai Permanganat Secara
Titrimetri. Banten.
BSN. 2019. SNI 6989.84:2019 Tentang Cara Uji Kadar Logam Terlarut Dan
Logam Total Secara Spektrometri Serapan Atom (SSA) – Nyala. Jakarta.
Emilia, L. D. 2021. Penentuan Kadar Mangan (Mn) Pada Air Gambut Secara
Spektrofotometri Uv-Vis Dengan Perbandingan Metode Kurva Kalibrasi
Dan Adisi Standar. Indonesian Journal of Pure and Applied Chemistry, 1-
10.
Pietrzyk, A., Papciak D., 2017. “Removal of organic compounds from natural
underground water in sorption and sono-sorption processes on selected
activated carbons,” E3S Web Conf., vol. 17, p. 00074.
Rasman and M. Saleh,. 2016. “Penurunan Kadar Besi (Fe) Dengan Sistem Aerasi
dan Filtrasi Pada Air Sumur Gali (Eksperimen),” Kesehat. Lingkung., vol.
2, no. 3, pp. 160–167.
S. Wu, S. Gao, X. Hu, S. Weng, and L. Guo,. 2018. “Study on the influence on
water ecosystem by a lake inflow filtration system,” Proc. Int. Assoc.
Hydrol. Sci., vol. 379, pp. 363–369.
Gambar 10. Sampel Air Dan Air Suling Duplo Yang Dipanaskan
38
Gambar 11. Sampel Yang Telah Ditambahkan KMnO4 Dan Asam Sulfat
39
8 ,55+ 8 ,50
Volume rata-rata = = 8,525
2
10 mL X 0 , 01 N
N2 =
8,525
N2 = 0,0117 N
3. Nilai permanganat
[(10+ a)b−(13 xc )] x 31 , 6 x 1000
KMnO4 mg/L =
d
Keterangan :
a = volume KMnO4 0,01 N yang dibutuhkan pada titrasi;
b = normalitas KMnO4 yang sebenarnya;
c = normalitas asam oksalat;
d = volume contoh;