i
ABSTRAK
Rumput laut merupakan tanaman yang hidup di lautan yang dangkal.
Lautan merupakan suatu wilayah yang terdiri dari permukaan air asin yang
berhubungan, serta menutupi 70,78% dari permukaan bumi. Bumi sendiri suatu
planet yang berada di tatasurya yang terdiri dari gunung, daratan, dan lautan, serta
berisi mahluk hidup dan mati di dalamnya, termasuk rumput laut. Rumput laut
sangat berguna untuk segala mahluk hidup tanpa terkecuali. Manusia juga
memanfaatkan rumput laut untuk di konsumsi maupun diperjual belikan
(ekonomi). Dalam praktikum kali ini rumput laut kita dapat menggunakan cara
pengeringan kadar air dengan menggunakan oven selama 4jam dengan suhu 45°
dan 65° , dengan menggunakan 2 suhu yang berbeda kita dapat mengetahui
perbedaan serta memhami konsep pengurangan kadar air dalam rumput laut itu
sendiri. Tahapan pertama kita menyiapkan alat dan bahan, dan tahap selanjutnya
kita memotong rumput laut dengan ukuran ±1cm, setelah itu kita menimbang
rumput laut sebanyak 300g, tahap selanjutnya kita mengoven rumput laut dengan
menggunakan suhu 45° selama 4jam, tahap selanjutnya menimbang massa akhir
sehingga kita mendapatkan massa akhir dari rumput laut itu sendiri supaya kita
dapat mengetahui berapa pengurangan kadar air selama pengovenan, tahap kedua
kita mengulangi tahpan di atas dengan mengganti suhu dengan 65 ° . Hasil dari
praktikum kali ini kita mendapatkan hasil bahwa perbandingan atau perubahan
massa dari awal hingga massa akhir rumput laut itu sendiri, untuk penggunaan
suhu 45° memperoleh massa akhir sebesar 110g dan persentase kadar air sebesar
2,66% serta pada suhu 65° memiliki massa akhir yakni 89g dan presentrase kadar
air sebesar 4,06%.
ii
Keyword : Rumput laut, Lautan, Pengeringan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
1.3 TUJUAN PERCOBAAN..........................................................................1
1.4 RUANG LINGKUP..................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumput Laut...................................................................................................2
2.2 Ciri-Ciri dan Habitat Eucheuma cottonii........................................................2
2.2.1 Kandungan Kimia Rumput Laut..............................................................3
2.2.2 Karakteristik Gel Rumput Laut Jenis Eucheuma cottonii.......................4
2.3 Tanaman Kenikir (Cosmos caundatus Kunth)...............................................6
2.3.1 Klasifikasi dan Morfologi........................................................................6
2.3.2 Ekologi dan Penyebaran Tanaman..........................................................7
2.3.3 Kandungan Kimia....................................................................................7
2.3.4 Manfaat Kenikir.......................................................................................8
2.4 Nori.................................................................................................................9
2.4.1 Kandungan Kimia dan Karakteristik Nori.............................................11
2.4.2 Teknologi Pengolahan...........................................................................13
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir.................................................................................................14
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................15
3.2.1 Alat........................................................................................................15
3.2.2 Bahan.....................................................................................................15
3.3 Variabel percobaan..........................................................................................15
iii
3.4 Prosedur Percobaan..........................................................................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL..........................................................................................................17
4.2 PEMBAHASAN..........................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN............................................................................................20
5.2 SARAN........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
LAMPIRAN...........................................................................................................22
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram alir menganalisis kadar air pada rumput laut…………..…14
Gambar 5.1 Hasil Pengeringan Rumput Laut Dengan Suhu 45° ………………...18
Gambar 5.1 Hasil Pengeringan Rumput Laut Dengan Suhu 65° ………….……..18
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam bidang industry makanan, rumput laut memiliki minat yang banyak
Sehingga hal ini dapat mendukung minat kita untuk melakukan praktikum kali ini.
Oleh sebab itu hal-hal tersebutlah yang melatar belakangi jalannya praktikum kali
ini.
Dasar analisis kadar air rumput laut, menghitung kadar air rumput laut, dan memahami
parameter dalam analisis kadar air.
vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumput Laut
Rumput laut merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki
perbedaan susunan kerangka akar, batang, dan daun. Meskipun wujudnya tampak
seperti ada perbedaan, bentuk yang sesungguhnya hanya berupa thalus.
Berdasarkan jenis pigmen yang menyusunnya, rumput laut berdasarkan kelasnya
diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu rumput laut hijau (Chlorophyceae),
rumput laut hijau-biru (Cyanopyceae), rumput laut coklat (Phaecophyceae) dan
rumput laut merah (Rhodophyceae). Rumput laut coklat dan rumput laut merah
memiliki habitat yang cukup banyak ditemukan di perairan Indonesia (Winarno,
1990). Menurut Anggadireja dkk. (2008), keanekaragaman jenis rumput laut yang
sangat luas, sehingga diperlukan adanya klasifikasi rumput laut berdasarkan hasil
produksinya.
kingdom : Plantae
divisi : Rhodophyta
kelas : Rhodophyceae
ordo : Gigartinales
viii
Ciri-ciri fisik Eucheuma cottonii yaitu thallus silindris, permukaan licin,
cartilageneus (menyerupai tulang rawan), serta berwarna hijau terang, hijau olive,
dan cokelat kemerahan. Percabangan thallus berujung runcing atau tumpul,
ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan), dan duri lunak/tumpul untuk melindungi
dametangia. Percabangan bersifat berseling, tidak teratur, serta dapat bersifat
dichtomus (percabangan dua-dua) atau trichotomus (sistem percabangan tiga-tiga)
(Anggadiredja dkk., 2010).
Menurut Ega dkk. (2016) rumput laut Eucheuma cottonii memiliki ciri-ciri
seperti keadaan warna selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning,
abu-abu, atau merah sering terjadi hanya karena faktor lingkungan. Umumnya
Eucheuma cottonii tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu. Habitat
khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut. Kondisi perairan yang
sesuai untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii yaitu perairan terlindung
dari terpaan angin dan gelombang yang besar, kedalaman perairan 7,65–9,72 m,
salinitas 33–35 ppt, suhu air laut 28–30OC, kecerahan 2,5–5,25 m, pH 6,5–7 , dan
kecepatan arus 22–48 cm/detik (Wiratmaja dkk., 2011).
ix
karena termasuk ke dalam golongan Rhodophyta yang menghasilkan
florinstarch (Peranginangin dkk., 2013).
Salah satu bahan pangan yang mengandung kadar iodium dan serat
tinggi adalah rumput laut. Menurut Santoso dkk. (2013) dalam
Peranginangin dkk. (2013), Rumput laut jenis Eucheuma cottonii memiliki
kandungan serat pangan larut sebesar 10,7g/100g dan serat pangan tidak
larut sebesar 58,6 g/100g.
x
anhidrogalaktosa (DAunit) membentuk unit pengulangan disakarida dari
karaginan. Galaktan yang mengandung sulfat diklasifikasikan berdasarkan
adanya 4-3,6-anhidrogalaktosa serta posisi dan jumlah golongan sulfat
pada strukturnya (Imeson, 2010).
Kappa karaginan mempunyai sifat gel yang kuat, kaku, warna gel
sedikit buram dan mudah mengalami sineresis. Iota karaginan mempunyai
sifat gel yang lebih elastis, lebih stabil ketika didinginkan dan tidak mudah
mengalami sineresis, sedangkan lambda karaginan tidak membentuk gel
(McHugh, 2003).
xi
seperti pangan, farmasi, kosmetik, percetakan,dan tekstil (Diharmi dkk.,
2011).
xii
Kingdom : Plantae
Division : Angiospermae
Class : Dicotyledone
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Genu : Cosmos
xiii
karbohidrat dan serat, serta memiliki kandungan kalsium dan vitamin A
yang tinggi. Akarnya mengandung hidroksieugenil dan koniferil alkohol.
Kenikir memiliki berbagai kandungan senyawa bioaktif seperti asam
askorbat, quercetin, proantosianidin, asam klorogenat, dan katekin (Cheng
dkk., 2015).
xiv
sebuah penelitian lain yang mempelajari secara lebih dalam kandungan
senyawa antioksidan kenikir, ditemukan 4 senyawa kuarsetin yang
memang menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat dibandingkan
dengan senyawa antioksidan lain, yaitu tokoferol (vitamin E) (Rahman,
2014). Kenikir merupakan salah satu sayuran yang sering dikonsumsi oleh
manusia sebagai lalapan. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa
kenikir mengandung senyawa saponin, antioksidan, dan minyak atsiri.
Minyak atsiri ini sebagai salah satu senyawa yang diduga memberikan
aroma khas pada kenikir (Vairappan, 2011).
xv
2.4 Nori
Nori merupakan lembaran rumput laut yang dikeringkan atau dipanggang
(Korringa, 1976), sedangkan menurut Giury (2006), nori adalah salah satu produk
olahan rumput laut alami yang dikeringkan dan merupakan produk olahan dari
rumput laut merah (Rhodophyta). Nori adalah sediaan berupa rumput laut yang
dikeringkan berbahan baku rumput laut merah jenis Porphyra yang dapat
ditambahkan bumbu di dalamnya seperti ajitsuke nori. Masyarakat Jepang telah
mengkonsumsi nori sejak abad ke-8. Konsumen nori tertinggi adalah negara
Jepang yaitu sebesar 75 % dari total produksi rumput laut. Jepang, China dan
Korea adalah negara penghasil nori terbesar saat ini, ditunjukkan oleh data total
hasil produksi nori mencapai 2 milyar lembar/tahun. Rumput laut Porphyra yang
biasanya digunakan adalah Porphyra yezoensis yang disebut susabnori atau
amanori, Porphyra tenera yang disebut asakusanori. Selain rumput laut merah, ada
juga nori yang berasal dari rumput laut coklat misalnya kayamo-nori dari
Scytosiphon lomentaria (kuda dkk., 2005) dan habanori dari Petalonia binghamiae
yang digunakan sebagai edible (Kuda dkk., 2005).
xvi
- Yakinori ukuran standar Nori tawar untuk menggulung temakisushi dan
makisush.i
- Yakinori tipe setengah Satu lembar nori ukuran standar dibagi dua, digunakan
untuk membungkus seluruh bagian onigiri.
- Yakinori tipe sepertiga Satu lembar nori dibagi tiga, diletakkan di bagian dasar
onigirisehingga mudah dipegang dengan tangan.
Satu lembar nori standar yang sudah diberi bumbu garam dapur, kecap asin, gula
atau mirin dipotong menjadi 8 atau 12 potongan kecil. Pada umumnya dimakan
sebagai teman makan nasi sewaktu sarapan pagi atau dimakan begitu saja sebagai
makanan ringan.
- Mominori Ajitsuke
Nori yang sudah diberi bumbu garam, kecap asin, gula atau mirin dan
dicabikcabik sampai menjadi potongan berukuran kecil yang tidak seragam.
Digunakan sebagai hiasan pada makanan Jepang seperti donburi atau
chirashizushi.
- Kizaminori
- Aonori
Nori berwarna hijau berbentuk serbuk kasar berukuran 2-3 mm yang ditaburkan di
atas okonomiyaki, takoyaki dan yakisoba. Berbeda dengan bahan baku nori
standar, aonori menggunakan alga hijau jenis Monostroma dan Enteromorpha
yang banyak dibudidayakan di Teluk Ise.
xvii
mengandung iodium. Menurut Lee dan Krawinkel (2011), dalam 100 gram
nori (Porphyra tenera) mengandung 66,8 μg vitamin B12. Miyamoto dkk.
(2009) melaporkan vitamin B12 yang terkandung dalam nori kering
sebesar 134 μg dan nori yang diberi bumbu dan dipanggang sebesar
51,7μg.
xviii
dkk. (2014), diperoleh karakteristik fisik dan kimia nori perlakuan terbaik
sebagai berikut: kadar air (7,43%), kadar abu (1,27%), kadar protein
(66,28%), kadar lemak (0,79%), kalium (1,27 mg/100g), kuat tarik
(458,35±42,89 Kgf/cm2 ), kekerasan (1308,33±54,08 gf) dan ketebalan
(372,00±19,5µm).
Teknik lain pada proses pembuatan nori adalah, rumput laut direndam
dalam mirin (cuka beras) dengan tujuan agar rumput laut menjadi lunak. Rumput
laut kemudian dipotong-potong dengan panjang kurang lebih 2 cm dan dicuci
dengan air panas, direbus pada suhu 900C dalam larutan yang berisi bumbu-
bumbu seperti kecap, gula, minyak wijen, mirin (cuka beras), MSG dan ikan teri
selama 3 jam, lalu dikeringkan menjadi lembaran tipis. Produk akhir menyerupai
kertas tipis, berwarna gelap, berupa lembaran kering dengan berat 3 g dalam
berbagai ukuran (Hasanah, 2007).
xix
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir
Persiapan Alat
dan Bahan
150 gram Proses oven selama 150 gram Proses oven selama
4 jam di suhu 45⁰ c 4 jam di suhu 65⁰ c
Rumput Rumput
laut laut
Penimbangan akhir
rumput laut
Gambar 3.1 Diagram alir menganalisis kadar air pada rumput laut
xx
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Berikut adalah alat – alat yang di gunakan pada praktikum penentuan
kadar air pada rumput laut kali ini:
a. Gunting : 1 buah
b. Loyang : 1 buah
c. Oven : 1 buah
d. Timbangan : 1 buah
3.2.2 Bahan
Berikut adalah bahan – bahan yang di gunakan pada praktikum penentuan
kadar air pada rumput kali ini:
xxi
selanjutnya ialah proses penimbangan rumput laut pada masing–masing
percobaan. Tahap terakhir ialah perhitungan kadar air pada rumput laut.
xxii
BAB IV
4.2 PEMBAHASAN
Rumput laut disebut juga dengan seaweed, yaitu tanaman tingkat rendah
yang tidak memiliki perbedaan susunan akar, batang, dan daun. Rumput laut
termasuk golongan ganggang atau alga yang merupakan bagian terbesar dari
tanaman laut. Secara umum, tempat tumbuh rumput laut adalah segala badan
perairan (hydrosphere) hingga kedalaman yang masih dapat dijangkau oleh sinar
matahari. Sinar matahari digunakan untuk melakukan fotosintesis yang
mempengaruhi pertumbuhan rumput laut.
Pada percobaan ini metode yang dilakukan dalam analisis kadar air pada
rumput laut yaitu menggunakan metode pengeringan. Pengeringan merupakan
tahapan pengolahan yang cukup penting karena terkait dengan kadar air bahan
sebagai faktor yang berpengaruh terhadap penampakkan, tekstur, cita rasa, nilai
gizi bahan pangan, dan terutama aktivitas mikroorganisme (Bintang 2013).
Pengeringan pada rumput laut adalah proses utama dari pengolahan rumput laut
itu sendiri sebagai bahan baku industri seperti karagenan. Metode pengeringan ini
dilakukan dengaan menggunakan alat pengering yaitu menggunakan oven.
Rumput laut yang digunakan dalam percobaan itu yaitu seberat 300 gram. Pada
percobaan ini dilakukan 2 percobaan yaitu dengan masing-masing berat rumput
laut 150 gram dan dengan temperature yang berbeda-beda.
xxiii
Gambar 4.1 Hasil Pengeringan Rumput Laut Dengan Suhu 45°
w1 −w2
% Kadar Air = × 100 %
w1−w0
xxiv
Dimana
W₀ = berat Loyang
xxv
BAB V
5.2 SARAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kami memiliki beberapa
kesimpulan yakni, kita harus lebih menyiapkan alat dan bahan seperti oven yang
memiliki suhu yang diinginkan, serta harus menjaga kebersihan dan harus
menjaga sikap maupun ketertiban saat melaksanakan praktikum.
xxvi
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, 2012 membuat aplikasi absensi dan kuisioner untuk panduan skripsi Pt.
Elex media koputindo,Jakarta
xxvii
LAMPIRAN
w1 −w2
% Kadar Air = × 100 %
w1−w0
W₀ = berat Loyang
W₁ = berat Loyang + sampel awal
W₂ = berat Loyang + sampel akhir
DIK :
W₀ :0
W₁ : 150
W₂ 45 : 110g
W₂ 65 : 89g
( 150+0 )−(110+0)
A) Kadar air temp 45° : x 100% = 2,66%
( 15 0+ 0 )−0
( 150+0 )−(89+0)
B) Kadar air temp 65° : x 100% = 4,06%
( 150+0 ) −0
xxviii