Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


“TATA NIAGA HASIL PERIKANAN”
DOSEN PENGAMPU: CITRA PANIGORO, ST, M.Si

OLEH
PUTRA ARIF YANTO UMAR
1111421014

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
yang berjudul “Tata Niaga Hasil Perikanan” dapat tersusun hingga selesai. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca.
Bahkan saya sebagai penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Desember 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ................................................................................................ 3
2.2 Ciri-ciri .................................................................................................... 4
2.3 Fungsi ...................................................................................................... 5
2.4 Lembaga dan Saluran .............................................................................. 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 9
3.2 Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tata niaga atau bisa diartikan dengan pemasaran adalah suatu kegiatan yang
berhubungan dengan ekonomi dan berfungsi untuk menyampaikan barang dari
produsen ke konsumen. Tata niaga juga bisa disebut dengan tata niaga karana niaga
yang berarti dagang dan dari situlah tata niaga mempunyai arti segala sesuatu yang
berkaitan dengan aturan media dalam hal perdagangan barang (Hendra, 2009).
Pemasaran merupakan proses dari penyusunan komunikasi terpadu yang
bertujuan untuk memberikan informasi-informasi mengenai barang atau jasa yang
berkaitan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran ini juga
bisa diartikan dengan perpaduan dari aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan
untuk mengetahui kebutuhan konsumen, mengembangkan promosi-promosi,
distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan
baik pada tingkat keuntungan tertentu.
Kegiatan ekonomi, kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang sering kita lakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan, uang, kekayaan, atau kebutuhan
hidup lainnya. Bukan hanya itu, kegiatan ekonomi juga dapat didefinisikan sebagai
upaya yang dilakukan manusia untuk mencapai suatu tingkatan kesejahteraan atau
kemakmuran dalam hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah, yakni:
1. Apa pengertian dari Tata Niaga itu sendiri!
2. Bagaimana ciri-ciri Tata Niaga Hasil Perikanan?
3. Bagaimana saluran-saluran?
4. Bagaimana tentang Fungsi Tata Niaga Hasil Perikanan ?
1.3 Tujuan
Tujuan saya dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memperluas lagi pengetahuan dengan materi “Tata Niaga Hasil Perikanan” bagi
penulis dan khususnya pembaca, serta untuk mengetahui semua yang berkaitan
dengan materi diatas seperti, pengertian, ciri-ciri, fungsi, lembaga, saluran dan juga
contoh-contoh.

1
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk dapat bermanfaat bagi
pembaca, serta lebih menambah wawasan dan pengetahuan dengan materi “Tata
Niaga Hasil perikanan” antara lain, dari bagian pengertian, ciri-ciri, fungsi,
lembaga, saluran dan contoh-contoh.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Tata niaga yang biasa disebut dengan pemasaran atau yang biasa sering
didengar dengan kata “marketing”. Kegiatan tata niaga adalah kegiatan yang
berhubungan dengan pemasaran dalam kegunaan waktu, kegunaan tempat.
Kegunaan pemilik.
Tata niaga merupakan suatu proses untuk memperhatikan gerakan-gerakan
perpindahan barang-barang dan jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen
serta segala kejadian dan perlakuan yang dialami oleh barang, contohnya yakni,
padi dari usaha petani dan dijual petani, kemudian dibeli oleh pedagang, diproses
oleh pabrik dan menghasilkan tepung beras, kemudian dipacking dengan bahan
plastik, kertas ataupun botol.
Tata niaga adalah kegiatan produktif yang berkaitan dengan teori ekonomi
lama, ada pendapat mengatakan bahwa kegiatan dalam perusahaan yang produktif
hanyalah dalam sektor produksi saja, misalnya menanam padi ataupun jagung,
beternak, dan lain-lain. Kemajuan peradaban, teknologi dan perkembangan
ekonomi telah merobah pandangan tersebut yaitu bahwa setiap usaha yang dapat
memberikan faedah atau guna (utility) dibidangnya masing-masing itu adalah
sesuatu yang juga termasuk kegiatan yang produktif.
Di dalam tata niaga juga menyangkut persoalan cara kita hidup dan bisa dibagi
dalam 3 aspek, yakni:
1. Produksi
Tindakan pembuatan barang-barang yang berkaitan dengan penciptaan atau
penambahan kegunaan dari pada barang dan jasa.
2. Distribusi
Tindakan yang berkaitan dengan pergerakan barang dan jasa dari produsen ke
konsumen.
3. Konsumsi
Kegiatan yang berhubungan dengan pemakaian dan penurunan mutu serta
kegunaan barang dan jasa.
Dalam perekonomian saat ini di indonesia khususnya produsen dengan
konsumen jarang adanya interaksi secara langsung dalam melakukan prose tata
niaga, melainkan dilaksanakannya bersama beberapa lembaga pemasaran lainnya

3
yang membantu terjalinnya pertemuan antara penjual dan pembeli. Mereka
melakukan berbagai kegiatan mulai dari pembelian, penjualan, pengangkutan,
pengolahan, penyimpanan, pengepakan dan lainnya (Hanafiah dan Saefuddin,
1983).
Proses tata niaga merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencipta-
kan, menjaga dan meningkatkan nilai serta kegunaan dari barang dan jasa (Rifianto,
1999). Kegunaan yang mampu diciptakan oleh kegiatan tata niaga meliputi
penciptaan dan peningkatan nilai kegunaan tempat, waktu dan kepemilikan. Semua
lembaga tata niaga akan berusaha untuk meningkatkan manfaat dari komoditi yang
dipasarkan.
2.2 Ciri-ciri
Tata Niaga Hasil Perikanan juga mempunyai berbagai ciri-ciri, antara lain:
1. Sebagian besar dari hasil perikanan berupa bahan makanan yang dipasarkan dan
diserap oleh konsumen akhir secara relatif stabil sepanjang tahun, sedangkan
penawarannya sangat tergantung kepada produksi yang sangat dipengaruhi oleh
keadaan iklim.
2. Pada umumnya pedagang pengumpul memberikan kredit kepada produsen
(nelayan atau petani ikan) sebagai ikatan atau jaminan untuk dapat dan memperoleh
bagian terbesar dari hasil perikanan dalam waktu tertentu.
3. Saluran tata niaga hasil perikanan pada umumnya terdiri dari : produsen (nelayan
atau petani ikan), pedagang perantara sebagai pengumpul, grosir, pedagang eceran
dan konsumen (industri pengolahan dan konsumen akhir).
4. Pergerakan hasil perikanan berupa bahan makanan dari produsen sampai ke
konsumen pada umumnya meliputi proses-proses pengumpulan, pengimbangan
dan penyebaran dimana proses pengumpulan adalah proses yang terpenting.
5. Kedudukan terpenting dalam tata niaga hasil perikanan terletak pada pedagang
pengumpul yang berfungsi sebagai pengumpul hasil, karena daerah produksinya
terpencar-pencar, skala produksi kecil dan produksi dalam musiman berlangsung.
6. Tata niaga hasil perikanan tertentu pada umumnya bersifat musiman, karena
produksi berlangsung secara musiman dimana hal ini jelas dapat dilihat pada
perikanan laut.
Untuk pemasaran atau tata niaga hasil perikanan ini juga harus memperhatikan
dalam ciri-ciri dari produk yang akan dikembangkan di perikanan, yakni (Hanafiah
dan Saefuddin, 1986):

4
1. Produk perikanan yang bersifat musiman
Produksi hasil perikanan hanya saja dapat dihasilkan dalam musim-musim
tertentu saja atau bisa dibilang dengan tidak setiap waktu, jauh berbeda dengan
produk-produk industri yang dapat dihasilkan dengan setiap waktu. Contohnya
musim ikan cakalang, ikan tuna, dan lainnya.
2. Produk perikanan yang tidak bisa dihasilkan dari sembarangan tempat
Produk hasil perikanan hanya dihasilkan dari daerah yang berhubungan dengan
wilayah yang dekat dengan perairan, baik di perairan laut ataupun di perairan darat.
Produk perikanan ini disebutkan tidak bisa dihasilkan dari sembarangan tempat, itu
artinya diperlukan juga aktifitas pengangkutan dan pendistribusian yang tepat untuk
mengantarkan produk perikanan dari daerah produsen ke daerah konsumen.
3. Produk perikanan yang bersifat segar dan mudah rusak
Segar dan mudah rusak, artinya kesegaran produk perikanan yang dihasilkan
dari nelayan biasanya tidak dapat bertahan lama setelah di tangkap, hal itu
mengakibatkan produk tersebut juga harus dijual secepatnya. Dengan sifat mudah
rusak, diperlukan menjadi perhatian lebih serius lagi baik nelayan maupun
lembaga-lembaga pemasaran yang ikut terlibat didalamnya.
4. Jumlah ataupun kualitas hasil perikanan dapat berubah-ubah
Jumlah dan kualitas dari hasil perikanan tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah
dari tahun ke tahun. Ada tahun dengan jumlah dan kualitas hasil perikanan sangat
baik dan ada pula tahun dengan jumlah dan kualitas hasil perikanan merosot
ataupun menurun, karena sangat tergantung pada keadaan cuaca serta kondisi
perairan tersebut.
5. Produk perikanan merupakan bahan dasar
Berbagai produk perikanan sebagian besar merupakan bahan dasar, yang dapat
diproses lebih lanjut untuk menjadikan bahan setengah jadi ataupun bahan jadi.
Pemasaran hasil perikanan meliputi berbagai aktivitas yang dilakukan mulai dari
pengadaan sarana produksi, produksi, pengolahan pasca panen serta bagaimana
pemasaran bisa dilakukan. Tanpa kegiatan pemasaran maka produk perikanan yang
dihasilkan akan menjadi barang yang tidak bermanfaat.
2.3 Fungsi
Dari penjelasan tentang pengertian dan ciri-ciri tata niaga hasil perikanan,
berikut adapun fungsi-fungsi dari tata niaga hasil perikanan:

5
# Fungsi Pertukaran
- Fungsi penjualan meliputi fungsi perencanaan dan pengembangan produk,
fungsi melakukan kontak, fungsi menciptakan permintaan, fungsi
mengadakan pembicaraan atau perundingan dan fungsi membuat kontrak.
- fungsi pembelian meliputi fungsi perencanaan pemilihan barang, fungsi
melakukan kontak, fungsi pengumpulan, fungsi mengadakan pembicaraan
dan perundingan dan fungsi membuat kontrak.
# Fungsi Pengadaan Secara Fisik
- Fungsi pengangkutan menciptakan kegunaan tempat (place utility) karena
dapat memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat dimana
barang itu dibutuhkan atau ke tempat yang kegunaannya lebih tinggi.
- Fungsi penyimpanan bertujuan untuk memperlakukan benda/barang secara
fisik guna menjamin tersedianya barang bersangkutan pada waktu dan
tempat yang dibutuhkan, khususnya bagi produk perikanan yang sifat
musiman memerlukan penyimpanan yg baik, karena setiap saat dibutuhkan
oleh konsumen.
# Fungsi Pelancar
- Modal merupakan kata yang selalu dipikirkan pertama sekali oleh orang
yang ingin memulai usaha atau mengembangkan usaha yang ada.
Sebenarnya modal tidak hanya berbentuk uang yang dimiliki sendiri, tetapi
juga bisa berbentuk lain yaitu harta benda seperti lahan dan gedung yang
dapat dimanfaatkan untuk memperoleh pendapatan ataupun pemasukan.
- Resiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian dalam kaitannya dengan
biaya, kerugian atau kerusakan. Fungsi penanggungan resiko berarti
usahayang dilakukan bagaimana meminimalkan atau mengurangi
kemungkinan kerugian karena barang rusak, hilang, turunnya harga dan
tingginya biaya. Fungsi ini merupakan fungsi umum dari semua bagian
kegiatan tataniaga, karena resiko akan terdapat pada semua bagian dari
tataniaga.
2.4 Lembaga dan Saluran
Saluran tata niaga adalah saluran suatu kegiatan yang terkait dengan penciptaan
atau penambahan kegunaan dari pada barang dan jasa, maka dari situlah tata niaga
termasuk tindak atau usaha yang produktif. Sebagai bahan mentah yang akan dibeli
oleh pabrik dan akan diolah menjadi suatu barang yang sudah jadi (contohnya ikan
asin, ikan kukus, ikan kaleng dan lain-lain). Barang konsumsi yang akan dibeli oleh
konsumen akhir untuk digunakan dalam (household consumer, restaurant, hospital,
dan lainnya) untuk keperluan konsumsi juga.

6
Pergerakan hasil perikanan bahan mentah ini dari produsen (nelayan, petani
ikan) sampai industri pengolahan. Barang-barang yang diterima (dibeli) oleh
industri pengolahan langsung dari produsen atau dari pedagang pengumpul lokal.
Pergerakan hasil perikanan sebagai barang konsumsi (segar) dari produsen sampai
konsumen.
Penyaluran barang-barang dari pihak produsen kepihak konsumen terlihat
dikenal sebagai saluran tata niaga (marketing channel). Tegasnya saluran tata niaga
terdiri dari pedagang perantara yang membeli serta menjual barang dengan tidak
menghiraukan mereka itu memiliki barang dagangan atau hanya bertindak sebagai
agen dari pemilik barang. Saluran tata niaga hasil perikanan yang berupa bahan
makanan harus pendek, mengingat sifatnya yang mudah rusak.
Panjang pendeknya saluran tata niaga yang dilalui oleh suatu hasil perikanan
tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
1. Jarak antara produsen dan konsumen. Makin jauh jarak antara produsen dan
konsumen biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk
2. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera
diterima konsumen, dan dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan
cepat.
3. Skala produksi. Bila produksi berlangsung dalam ukuran-ukuran kecilal mana
akan tidak menguntungkan bila produsen langsung menjualnya ke pasar. Dalam
keadaan demikian kehadiran pedagang perantara diharapkan, dan dengan demikian
saluran yang akan dilalui produk cenderung panjang.
4. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung
untuk memperpendek saluran tata niaga. Pedagang yang posisi keuangan
(modalnya) kuat akan dapat melakukan fungsi tata niaga lebih banyak
dibandingkan dengan pedagan yang posisi modalnya lemah. Pedangang yang
memiliki modal kuat cenderung memperpendek saluran tata niaga.
Sebaiknya menjual hasil produksinya, maka nelayan atau petani ikan dapat
menjual hasil usahanya di pasar lokal (di daerah produksi), di pasar pusat (terminal
market) atau di pasar eceran (retail market) di daerah konsumen. Di darah produksi,
nelayan dan petani ikan dapat menjual hasilnya kepada pedagang pengumpul lokal
(di Indinesia dikenal sebagai palele, bakul, belantik, dan sebagainya), pengolah
lokal secara langsung atau melalui pelelangan. Nelayan dan petani ikan dapat pula
menjual hasilnya kepada wholesaler (grosir dan spekul) di pasar pusat secara
kontrak. Penjualan secara kontrak berarti suatu perjanjian antara penjual (dalam hal
ini nelaya atau petani ikan) dengan pembeli bahwa pengiriman atau penerimaan
barang yang macam dan mutu tertentu dengan harga tertentu pada waktu tertentu
masa akan datang. Jumlah, macam, mutu, harga dan waktu pengiriman dan

7
pembayaran disetujui pada waktu membuat perjanjian sedang pelaksanaan
pengiriman barang dan pembayaran terjadi pada masa akan datang.
Pada penjualan di pasar eceran, barang dapat dijual kepada kepada pedagang
eceran (retailer) atau langsung kepada konsumen akhir yan g berbelanja pada pasar
eceran. Apabila barang dijual langsung di pasar eceran, maka nelayan atau petani
ikan perlu memilih pasar di mana barangnya laris. Atau dengan perkataan lain
nelayan atau petani ikan perlu mengetahui lebih dahulu tentang kesukaan
(preferensi) konsumen, daya beli konsumen dan harga barang substitusi.
Penjualan di tiap jenis pasar tersebut tadi ada keuntungan dan kerugian. Bila
barang yang akan dijual tersedia cukup besar jumlahnya dab keadaan pasaran
mantap, maka nelayan dan petani ikan akan lebih menguntungkan kalau menjual ke
pasar pusat karena harga lebih baik sebaliknya bila fluktuasi harga sangat besar atau
jumlah barang yang tersedia kecil, maka nelayan atau petani ikan akan menerima
untung (laba) lebih baik kalau menjual kepada pedagang pengumpul lokal atau
pengolah di daerah produksi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, penulis bisa menyampaikan kesimpulannya adalah
kita dapat mengetahui adanya "Tata Niaga Hasil Perikanan", dari segi
pengertiannya, ciri-ciri tata niaga hasil perikanan, fungsinya serta lembaga dan
saluran.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang penulis buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas karena penulis
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari penulis semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

ekonomi.bunghatta.ac.id. (diakses pada tanggal 13 Desember 2021), dari


https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/1245-pengertian-
fungsi-dan-konsep-pemasaran

Hanafiah dan Saefuddin, 1986. Tata Niaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia,
Jakarta.

Rifianto, I. 1999. Tata Perikananniaga. Universitas Terbuka. Depdikbud, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai