Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi perikanan pada dasarnya terdiri dari dua cabang ilmu yaitu, pertama yaitu ilmu yang
mempelajari pengetahuan alam dari ikan, tentang bagai mana ikan-ikan dalam populasi itu
berpijah, tumbuh dan makan. Dan yang kedua adalah Ilmu yang mempelajari dinamika populasi
ikan tersebut tentang bagaimana kecepatan populasi ikan tumbuh, mati dan memperbanyak
keturunannya (Cushing,1968). Biologi perikanan adalah pembelajaran mengenai ikan sebagai
sumberdaya yang dipaten oleh manusia. Biologi perikanan mencakup biologi ikan, dimana
penekananterhadap spesies penting sebagai sumberdaya selain itu spesies lain dalam
komunitas itu dipelajari juga

Salah satu proses dalam kegiatan budidaya,adalah dalam rekayasa untuk mendapatkan
produksi ikan yang maksimum. Selain itu, identifikasi dan perbedaan jenis kelamin dapat
digunakan untuk menguji hasil ginogenesis dan andogenesis. (Almeri,2007)

Penampakan ciri-ciri seksual pada perbedaan spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu
ikan mengalami kematangan gonad(kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya
ciri-ciri seksualitas itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum
matang gonad ataupun sudah selesai memijah karena dapat terlihat pada ciri-ciri morfologi
pada permukaan tubuh ikan tersebut. Oleh karena itu sengat diperlukan pengetahuan tentang
tingkat kematangan gonad dari setiap individu ikan sehingga membantu mereka yang
berkecimpung dibidang budidaya perikanan dan biologi perikanan untuk menghitung jumlah
ikan dewasa yang siap bereproduksi dan memijah, kapan mereka memijah dan bertelur serta
kapan dan berapa telur yang akan dibuahi dan menetas serta perbandingan antara ikan yang
belum matang, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah dewasa dan ikan yang belum
bereproduksi dengan yang sudah. (Pulungan,2006)

Seksualitas ikan dapat dilihat atau ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual sekunder dan
seksual primer. Pengamata seksual primer harus dengan pembelahan diperut ikan,sedangkan
seksual sekunder ada dua yaitu,seksual dimorfisme denan memperhatikan ciri-ciri morfologi
yaitu bentuk tubuh, organ pelengkap dan seksual dikromatisme dilihat dengan warna.
(Andre,2005)

Sedangkan fekunditas ikan adalah jumlah telur pada tingkat kematangan terakhir yang terdapat
dalam ovarium sebelum berlangsung pemijahan.(Nikolsky,1963). Nikolsky menamakan
fekunditas yang menunjukan jumlah telur yang dikandung individu ikan sebagai fekunditas
mutlak, sedangkan jumlah telur persatuan besar atau panjang ikan disebut sebagai fekunditas
relatif. Fekunditas menunjukkan kemampuan induk ikan untuk menghasilkan anak ikan dalam
suatu pemijahan. Tingkat keberhasilan suatu pemijahan ikan dapat dinilai dari prosentase anak
ikan yang dapat hidup terus terhadap fekunditas.(Sumantadinata,1981)

Pertumbuhan adalah perubahan ukuran bagian-bagian tubuh dan fungsi fisiologis tubuh.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal itu
meliputi keturunan, pertumbuhan kelamin. Praktikum mengenai pertumbuhan ikan, aspek
reproduksi dan kebiasaan makanan ikan sangat berkaitan dengan program studi biologi
perikanan di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Pentingnya pemahaman tentang
biologi perikanan merupakan salah satu upaya untuk memberikan kemampuan dalam
menganalisis dan menduga pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan. Sehingga dengan
demikian dapat melihat jumlah stok yang ada di alam berdasarkan ukuran ikan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum seksualitas ikan, fekunditas dan pertumbuhan ikan adalah melihat
perbedaan seksualitas primer dan seksualitas sekunder pada ikan, menganalisa tahap-tahap
perkembangan gonad dan gonado somatic indek, untuk mengetahui fekunditas ikan nila dan
lele, melihat pola pertumbuhan ikan dan melihat hubungan antara panjang dan berat ikan.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum yang dilakukan ini,praktikan dapat memahami dan mengetahui ilmu
dasar didalam perikanan seperti apa itu seksualitas,fekunditas maupun pertumbuhan ikan serta
mampu menerapkan ilmunya pada saat dibutuhkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Seksualitas Ikan

Organ kelamin jantan (testes) setelah matang kelamin akan menghasilkan sel spermatozoa
yang berfungsi untuk membuahi sel telur. Sedangkan organ kelamin betina (ovari) setelah
matang kelamin akan menghasilkan telur(ovum). Tester dan ovari yang terdapat dalam rongga
tubuh ikan umumnya berjumlah sepasang.(Manda,2011)

Seksualitas ikan ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual primer dan seksual sekunder.
Seksual primer harus dengan pembelahan diperut ikan, sedangkan seksual sekunder dengan
memperhatikan ciri-ciri morfologi yaitu bentuk tubuh.(Andea,2005)

Ciri-ciri seksualitas ikan dapat dibagi menjadi dua yaitu ciri seksual primer dan ciri seksual
sekunder. Ciri seksual primer adalah alat organ langsung berhubungan dengan reproduksi,
sedangkan seksual sekunder berguna dalam membedakan ikan jantan dan ikan betina dapat
dilihat dari luar. (Alawi,2002)

Tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad. Secara alami
hal ini berhubungan dengan ukuran dan berat tubuh ikan keseluruhan atau tanpa berat gonad.
Perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh.(Abidin,2001)

Penelusuran ukuran telur masak dalam komposisi ukuran telur secara keseluruhan dapat
menuntun kepada pandangan pada memijah ikan tersebut.(Effendie,2002)

Penampakan pada ciri seksual yang dimiliki pada setiap individu spesies ikan terdiri dari ciri
seksual primer dan seksual sekunder. Penampakan ciri seksual sekunder pada individu akan ada
yang bersifat permanen dan ada juga yang bersifat sementara.(Crab 2007)

Sifat seksualitas primer dan sekunder yaitu sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan
adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium
pembuluhnya pada ikan betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Tanpa
melihat tanda-tanda lain pada ikan akan sukar mengetahui organ seksual primer. Sifat seksual
sekunder pada ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan
dan ikan betina.(Asep, 2009)

Tingkat kematangan gonad merupakan bentuk analisis proses kematangan gonad ikan yang
semakin matang sebelum terjadi pembuahan. Dalam reproduksi, sebagian hasil metabolisme
tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimum
ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya menurun setelah pemijahan. Kondisi gonad ini
dapat dinyatakan sebagai berat gonad dibagi berat tubuh ikan (termasuk gonad) dikalikan
100%. Proses reproduksi sebagian besar merupakan hasil metabolisme yang tertuju pada
perkembangan gonad. Berat gonad semakin bertambah dan mencapai maksimal ketika ikan itu
kan berpijah, kemudian berat ikannya menurun setelah pemijahan (Hartono, 2009).

Penelusuran ukuran telur masak dalam komposisi ukuran telur secara keseluruhan dapat
menuntun kepada pandangan pada memijah ikan tersebut. Menurut Nikolsky dalam efendi
(2004) tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad. Secara
alamiah halini berhubungan deengan ukuran dan berat tubuh ikan keseluruhan atau tanpa
berat gonad. Perbandingan antara berat gonad deengan berat tubuh.(Efendi, 2002)

Tingkat kematangan gonad (TKG) adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan
sesudah ikan memijah.Tingkat kematangan gonad diperlukan untuk menentukan perbandingan
antara organisme yang telah matang gonad dengan yang belum matang, ukuran atau umur
organisme pada saat pertama kali matang gonad, untuk menentukan apakah organisme
tersebut sudah memijah atau belum, masa pemijahan, dan frekuensi pemijahan. Effendie
(1997) mengemukakan bahwa bagi ikan yang mempunyai musim pemijahan sepanjang tahun,
pada pengambilan contoh setiap saat akan didapatkan komposisi tingkat kematangan gonad
yang terdiri dari berbagai tingkat dengan persentase yang tidak sama, dan tingkat kematangan
yang tertinggi akan didapatkan pada saat pemijahan akan tiba.

Gonad yang berisih telur (betina) lebih berat dibandingkan gonad yang berisih sperma (jantan),
sehingga IKG ikan betina lebih tinggi dibanding ikan jantan (Galib, 2002).

2.2 Fekunditas

Adalah jumlah telur yang terdapat pada ovary ikan betina yang telah matang gonad dan siap
untuk dikeluarkan pada saat memijah,. Pengetahuan tentang fekunditas dibidang budidaya
perikanan sangatlah penting artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva tau benih
yang akan dihasilkan oleh individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan
untuk memprediksi berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan perairan
(Heriyanto,2011).

Nilai fekunditas suatu individu ikan sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh umur atau ukuran
individu ikan, jenis dan jumlah dari makanan yang dimakan serta sifat ikan, kepadatan populasi,
lingkungan hidup dimana individu ikan itu berada dan faktor fisiologi tubuh dari individu ikan
itu sendiri sangat mempengaruhi nilai fekunditasnya.(Heriyanto 2011)

Banyak telur yang belum dikeluarkan sesaat sebelum ikan memijah atau biasa disebut
dengan fekunditas memiliki nilai yang bervariasi sesuai dengan spesies. Jumlah telur yang
dihasilkan merupakan hasil dari pemijahan yang tingkat kelangsungan hidupnya dialam sampai
menetas dan ukuran dewasa sangat ditentukan oleh faktor lingkungan. Dalam pendugaan stok
ikan dapat diketahui dengan tingkat fekunditasnya. Tingkat fekunditas ikan air laut biasanya
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar. Telur yang dihasilkan memiliki ukuran
yang bervariasi .ukuran telur dapat dilihat dengan menghitung diameter telur. Diameter telur
merupakan garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur dengan mikrometer yang berskala
yang sudah ditera. Pengamatan fekunditas dan diameter telur dilakukan pada ikan dengan TKG
III dan IV (Arief ,2009).
Fekunditas dihitung dengan menggunakan rumus dari ( Nikolsky, 1963) sebagai berikut:

F= f XG

dimana F = fekunditas mutlak

f = jumlah telur contoh

g = berat telur contoh

G = berat seluruh gonad

Ikan – ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif lebih kecil,
umumnya fekunditas relatif lebih tinggi dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif
akan menjadi maksimum pada golongan ikan yang masih muda (Nikolsky dalam Wahyuningsih
dan barus,2006). Dialam pemijahan (spawing) dipengatuhi oleh kondisi lingkungan (eksternal)
misalnya : hujan, hábitat, oksigen terlarut, daya hantar listrik, cahaya, suhu, kimia, fisika air,
waktu ( malam hari) dan lain-lain. Kondisi lingkungan ini akan mempengaruhi control endokrin
untuk menghasilkan hormon-hormon yang mendukung proses perkembangan gonad dan
pemijahan (Fujaya,2004). Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap jumlah telur yang akan
dihasilkan (Heriyanto, 2011).

Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dai suatu telur yang diukur dengan
mikrometer berskala yang sudah ditera. Semakin meningkat tingkat kematangan gonad garis
tengah telur yang ada dalamovarium semakin besar. Masa pemijahan setiap spesies ikan
bebeda-beda, ada pemijahan yang berlangsung singkat, tetapi banyak pula pemijahan dalam
waktu yang panjang ada pada ikan yang berlangsung beberapa hari. Semakin meningkat tingkat
kematangan, garis tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar pula (Arief,2009)

Fekunditas secara langsung dapat memberi penaksiran jumlah anak ikan yang akan dihasilkan
dan akan menentukan jumlah ikan dalam suatu kelas umur. Fekunditas merupakan suatu
subjek yang dapat menyesuaikan terhadap beberapa macam kondisi terutama respon terhadap
makanan (Effendie,2004)

Fekunditas adalah semua telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu ikan melakukan
pemijahan. Dengan mengetahui fekunditas dapat ditaksir jumlah ikan yang akan dihasilkan dan
juga dapat ditentukan jumlah ikan dalam kelas umur tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi fekunditas anatara lain perbandingan induk betina dan jantan. Faktor yang
memegang peranan dalam mortalitas, factor genetic serta respons terhadap makanan (Yasidi
dkk, 2005).
Fekunditas ikan adalah jumlah telur pada tingkat kematangan terakhir yang terdapat dalam
ovarium sebelum berlangsung pemijahan. Semua telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu
pemijahan (Feed Burner,2008).

2.3 Pertumbuhan Ikan

Pengukuran berat dari berbagai penimbangan ikan yang paling tepat adalah dengan
menggunakan timbangan duduk dan timbangan gantung, adapan keuntungan yang dimiliki dari
kedua timbangan ini adalah bekerjanya lebih teliti, pengaruh dari luar seperti angin dapat
dikurangi, serta pendugaan pertama terhadap berat ikan yang ditimbang tidak perlu dilakukan,
karena secara langsung dapat menunjukkan beratnya.Pengukuran panjang ikan dalam
penelitian biologi perikanan hendaknya mengikuti suatu ketentuan yang sudah lazim digunakan
(Michael, 2003)

Pertumbuhan adalah perubahan ukuran,dapat berupa panjangatau bobot dalam waktu


tertentu.jadi untuk menghitung pertumbuhan di perlukan data panjang atau bobot dan umur
atau waktu (Connel , 2007).

Berat dapat di anggap sebagai suatu fungsi dari panjang.hubungan panjang dan berat
hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya.Tetapi
hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak tidak demikian karena bentuk dan panjang
ikan berbeda-beda (Dahuri, 2002).

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan


dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan (zat hara). Ketiga faktor tersebut bekerja
saling mempengaruhi, baik dalam arti saling menunjang maupun saling menghalangi untuk
mengendalikan perkembangan ikan (Fujaya,2004).

Ukuran ikan ditentukan berdasarkan panjang atau beratnya. Ikan yang lebih tua, umumnya
lebih panjang dan gemuk. Pada usia yang sama, ikan betina biasanya lebih berat dari ikan
jantan. Pada saat matang telur, ikan mengalami penambahan berat dan volume. Setelah
bertelur beratnya akan kembali turun. Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh
ketersediaan makanan dilingkungan hidupnya (Poernomo, 2002 ).
BAB III

MATERI DAN METODA

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum biologi perikanan tentang seksualitas dan fekunditas dilakukan pada hari
selasa tanggal 11 April 2017 pada pukul 08:00 WIB. Bertempat di laboratorium MIPA gedung C
Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

3.2 Materi

3.2.1 Seksualitas

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum biologi perikanan tentang
seksualitas adalah sebagai berikut;pisau cutter,talenan,plastik,sepasang ikan nila dan ikan
lele,mistar ukur,dan timbangan elektrik.

3.2.2 Fekunditas

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum biologi perikanan tentang
fekunditas adalah sebagai berikut;ikan nila dan lele yang matang gonad, seperangkat alat
bedah, timbangan elektrik, jangka sorong,hand caunter, erlenmeyer, pipet tetes, petridish,
larutan gilson.

3.3.3 Pertumbuhan Ikan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum biologi perikanan tentang
pertumbuhan ikan adalah sebagai berikut; ikan lambak, ikan saluang,mistar
ukur,talenan,timbangan elektrik,plastik panjang.

3.3 Metoda

3.3.1 Seksualitas

Langkah kerja pada praktikum biologi perikanan tentang seksualitas adalah sebagai
berikut,pertama ikan di timbang dengan timbangan elektrik lalu ukur panjang ikan dengan
mistar ukur, amati ikan dengan seksama ciri-ciri morfologinya mulai dari anterior sampai ke
posterior. Catat perbedaannya apa saja yang ada. Setelah itu lakukan pembedahan di bagian
perut ikan, amati bentuk gonad,kemudian keluarkan gonad pada TKG III dan IV dengan hati-
hati lalu timbang dengan timbangan elektrik kemudian lakukan analisa tingkat kematangan
gonad dan indeks gonado somatik.

3.3.2 Fekunditas
Langkah kerja pada praktikum biologi perikanan tentang fekunditas adalah sebagai
berikut,pertama ikan di timbang dan di ukur,bedah bagian perut ikan dan keluarkan
ovariumnya dengan hati-hati usahakn untuk tidak melukai jaringan ovariumnya sehingga
telurnya tidak keluar,timbang gonadnya kemudian direndam dalam larutan gilson selama 10-20
menit lalu keluarkan cuci dengan air mengalir lalu ambil sampel bagian ujunng gonad dan
timbang,lakukan pengenceran 100cc kedalam tabung erlenmeyer lalu di kocok,setelah
homogeny ambil 1cc dengan menggunakan micrometer okuler di bawah mikroskop,hitung
jumblah dengan handcaunter lalu hitung jumblah fekunditas sesuai dengan metode yang
dilakukan.

3.3.3 Pertumbuhan Ikan

Prosedur kerja pada praktikum pertumbuhan ikan adalah pertama ikan ditimbang dengan
timbangan elektrik. Kedua ukur panjang ikan dengan jangka sorong. Terakhir tentukan factor
kondisi dan pola pertumbuhan ikan-ikan tersebut.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Seksualitas Ikan

Seksualitas adalah karakteristik yang digunakan untuk membedakan jenis kelamin.


Seksualitas pada ikan dibedakan menjadi dua yaitu seksualitas primer dan sekunder. Organ
kelamin jantan (testes) setelah matang kelamin akan menghasilkan sel spermatozoa yang
berfungsi untuk membuahi sel telur. Sedangkan organ kelamin betina (ovari) setelah matang
kelamin akan menghasilkan telur(ovum). Testes dan ovari yang terdapat dalam rongga tubuh
ikan umumnya berjumlah sepasang.(Manda,2011) Ciri-ciri seksualitas ikan dapat dibagi menjadi
dua yaitu ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder.

Pada ciri seksual primer alat organ langsung berhubungan dengan reproduksi, sedangkan
seksual sekunder berguna dalam membedakan ikan jantan dan ikan betina dapat dilihat dari
luar atau dengan warnanya. (Alawi 2002)
Sedangkan seksualitas sekunder adanya tanda-tanda luar yang bisa digunakan manusia untuk
membedakan antara ikan jantan dan ikan betina seperti dikromatisme berdasar perbedaan
warna dan tanda dimorfisme berdasarkan morfologinya. Penampakan ciri seksual pada setiap
individu spesies ikan salah satunya terdiri dari ciri seksual sekunder. Penampakan ciri seksual
sekunder pada individu akan ada yang bersifat permanen dan ada juga yang bersifat sementara.
(Crab 2007)

4.1.1 Hasil Seksualitas Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Betina

Jantan n

Gambar 1. Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niliticus)

Tabel 1. ukuran dan morfologi ikan nila (Oreochromis niliticus)

No

Ukuran

Morfologi

Jantan
Betina

Jantan

Betina

52 cm

45 cm

Mempunyai alat kelamin yang sedikit meruncing.

Tepat dibawah ekor terdapat dua buah lubang urogenital (pembuangan urin dan sperma) dan
anus.

Dibagian dada berwarna kecoklatan.


Warna pada bagian dagu tampak kehitaman / kemerahan.

Perutnya terlihat pipih dan didominasi warna kehitaman.

Bila bagian perut distriping maka akan mengeluarkan cairan licin.

Mempunyai kelamin menyerupai bulan sabit

Mempunyai 3 buah lubang dibagian dekat ekor yaitu lubang urine, lubang telur dan anus.

Siripnya didominasi warna kehitaman

Bagian dagu berwarna agak putih

Perut lebih tampak mengembang.

Sirip bagian peut tampak warna putih

Menurut Asep (2009), sifat seksualitas primer dan sekunder yaitu sifat seksual primer pada ikan
ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi,
yakni ovarium pembuluhnya pada ikan betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan
jantan. Tanpa melihat tanda-tanda lain pada ikan akan sukar mengetahui organ seksual primer.
Sifat seksual sekunder pada ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan
ikan jantan dan ikan betina.

Tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad dan berat
tubuh. Secara alami hal ini berhubungan dengan ukuran dan berat tubuh ikan keseluruhan atau
tanpa berat gonad. Perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh.(Abidin,2001). Tabel
dibawah ini merupakan contoh perbandingan yang di gunakan oleh nikolsky:

Table 2. Berat Badan dan Berat Gonad ikan nila (Oreochromis niloticus)
Berat badan

Berat gonad

Jantan

Betina

Jantan

Betina

712 gr

608 gr

209 gr

117 gr

Gonad pada ikan jantan tidak ditemukan dan pada ikan betina gonad yang ditemukan
pada TKG III. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Index Gonado Somatic pada ikan betina
adalah sbb :

Diketahui : Bg = 117 gram

Bt = 608 gram

Kematangan gonad ikan dicirikan dengan perkembangan diameter rata-rata telur dan
pola distribusi ukuran telurnya (Kuo et.al, 1979).

4.1.2 Seksualitas Ikan Lele (Clarias batrachus)

Betina

Jantan
Gambar 2. Morfologi ikan lele (Clarias batrachus)

Tabel 3. Ukuran dan morfologi ikan lele (Clarias batrachus)

NO

Ukuran

Morfologi

Jantan

Betina

Jantan

Betina

3
4

93 cm

44 cm

Kepala indukan jantan lebih lebar.

Warna kulit atas jantan lebih berwarna .

Kelamin jantan menonjol,memerah siujungnya memanjang kearah belakang

Perut jantan ramping dan kenyal.

Kepala indukan betina lebih kecil.

Warna kulit atas betina lebih gelap .

Kelamin betina berbentuk oval / bulat daun

Perut betina lebih besar dan lunak

Seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual sekunder dan seksual
primer. Pengamatan seksual primer harus dengan pembelahan diperut ikan. Sedangkan seksual
skunder dengan memperhatikan ciri-ciri morfologi yaitu bentuk tubuh, organ pelengkap dan
warna (Andea,2005)

Table 4. Berat Badan dan Berat Gonad Ikan Lele (Clarias Batrachus) jantan.

Berat badan
Berat gonad

Jantan

Betina

Jantan

Betina

672 gr

518 gr

0,48 gr

87 gr

Tingkat Kematangan Gonad dan Index Gonado Somatic pada ikan lele (Clarias Batrachus)
jantan adalah sbb:

Diketahui : Bg = 0,48 gram

Bt = 672 gram

Tingkat Kematangan Gonad dan Index Gonado Somatic pada ikan lele (Clarias Batrachus) betina
adalah sbb:

Diketahui : Bg = 87 gram

Bt = 518 gram

Tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad dan berat
tubuh. Secara alami hal ini berhubungan dengan ukuran dan berat tubuh ikan keseluruhan atau
tanpa berat gonad. Perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh.(Abidin,2001).

Dari keseluruhan perhitungan sesuai rumus yang digukan oleh nikolsky (1963) jika
diperhatikan secara sekilas indeks kematangan gonad betina lebih besar daripada jantan hal ini
sesuai dengan pendapat dari Galib(2002) yaitu Gonad yang berisih telur (betina) lebih berat
dibandingkan gonad yang berisih sperma (jantan), sehingga IKG ikan betina lebih tinggi
dibanding ikan jantan (Galib, 2002).
4.2 Fekunditas

Fekunditas merupakan jumlah telur yang terdapat pada ovary ikan betina yang telah matang
gonad dan siap untuk dikeluarkan pada saat memijah. Pengetahuan tentang fekunditas
dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artinya untuk memprediksi berapa banyak
jumlah larva tau benih yang akan dihasilkan oleh individu ikan pada waktu memijah sedangkan
dibidang biologi perikanan untuk memprediksi berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam
lingkungan perairan (Heriyanto,2011). Sedangkan menurut Yasidi (2005) Fekunditas adalah
semua telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu ikan melakukan pemijahan. Dengan
mengetahui fekunditas dapat ditaksir jumlah ikan yang akan dihasilkan dan juga dapat
ditentukan jumlah ikan dalam kelas umur tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
fekunditas anatara lain perbandingan induk betina dan jantan. Faktor yang memegang peranan
dalam mortalitas, factor genetic serta respons terhadap makanan (Yasidi dkk, 2005).

4.2.1 Hasil Fekunditas ikan nila (oreochromis niloticus)

gonad

Gambar 3. Gonad ikan nila (oreochromis niloticus)

Fekunditas ikan adalah jumlah telur pada tingkat kematangan terakhir yang terdapat
dalam ovarium sebelum berlangsung pemijahan. Fekunditas mutlak (individu) ikan dapat
ditentukan dengan menggunakan metode gravimetric.

Menurut Nikolsky (1963) dalam Sumantadinata (1981), menamakan fekunditas yang


menunjukkan jumlah telur yang dikandung individu ikan sebagai fekunditas mutlak sedangkan
jumlah telur persatuan berat atau panjang ikan disebut sebagi fekunditas relative.

Fekunditas dari gonad ikan nila betina adalah sbb :

Diketahui : f = 2.064 telur

g = 3.88 gram

G=117 gram

4.2.2 Fekunditas Ikan Lele (Clarias Batrachus)


====èGambar gonad ikan lele

Fekunditas ikan adalah jumlah telur pada tingkat kematangan terakhir yang terdapat dalam
ovarium sebelum berlangsung pemijahan. Semua telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu
pemijahan (Feed Burner,2008).

Pada praktikum yang kami lakukan, pada ikan betina yang kami amati terdapat gonad.
Diketahui : f = 250 telur

g = 0,37gram

G=2 gram

Jika di lihat sekilas hasil perhitungan fekunditas hasil dari setiap spesies sangat berbeda hal
ini di sebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya faktornya adalah seperti yang di sebutkan
Arief (2009) yaitu Jumlah telur yang dihasilkan merupakan hasil dari pemijahan yang tingkat
kelangsungan hidupnya dialam sampai menetas dan ukuran dewasa sangat ditentukan oleh
faktor lingkungan. Dalam pendugaan stok ikan dapat diketahui dengan tingkat fekunditasnya.
Tingkat fekunditas ikan air laut biasanya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar.
Telur yang dihasilkan memiliki ukuran yang bervariasi .ukuran telur dapat dilihat dengan
menghitung diameter telur. Diameter telur merupakan garis tengah atau ukuran panjang dari
suatu telur dengan mikrometer yang berskala yang sudah ditera. Pengamatan fekunditas dan
diameter telur dilakukan pada ikan dengan TKG III dan IV (Arief ,2009).

4.3 Pertumbuhan Ikan

Gambar 4. ikan lambak(Rasbora sp)


4.3.1 Hasil Pertumbuhan Ikan

Pertumbuhan adalah perubahn ukuran, dapat berupa panjang atau bobot dalam waktu
tertentu. Jadi untuk menghitung pertumbuhan diperlukan data panjang atau bobot dan umur
atau waktu.

Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor internal yang meliputi
genetic dan kondisi fisiologis ikan serta factor eksternal yang berhubungan dengan lingkungan,
factor eksternal tersebut yaitu komposisi kualitas kimia dan fisika air, bahan buangan
metabolic, ketersediaan pakan dan penyakit (Hepper dan Prugnin, 1984).

Table 5. Hasil pengukuran panjang dan berat Ikan Seluang (Rasbora Sp)

Sampel

Panjang (cm)

Bobot (gram)

10

11

12

13
14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37
38

39

40

8,4

8,5

8,5

8,8

8,9

8,9

9,1

9,1

9,1

9,1

9,4

9,4

9,5

9,5

9,6

9,6

9,6

9,6

9,7
9,7

9,7

9,8

9,9

10

10

10

10,4

10,5

10,5

10,5

10,5

10,6

10,6

10,7

10,8

11,3

12,2

13,4

14,6

5,94

4,87
4,43

5,57

6,33

6,83

5,63

7,04

7,65

6,22

7,57

6,59

7,94

7,62

7,84

6,80

8,92

8,76

8,32

7,58

18,42

8,38

8,49

8,54

9,61

9,07
9,94

10,53

10,57

9,22

10,77

7,60

11,11

11,07

11,32

10,02

12,26

18,42

21,18

28,10

4.3.2 Pembahasan Pertumbuhan Ikan

Ukuran ikan ditentukan berdasarkan panjang atau beratnya. Ikan yang lebih tua, umumnya
lebih panjang dan gemuk. Pada usia yang sama, ikan betina biasanya lebih berat dari ikan
jantan. Pada saat matang telur, ikan mengalami penambahan berat dan volume. Setelah
bertelur beratnya akan kembali turun. Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh
ketersediaan makanan dilingkungan hidupnya (Poernomo, 2002 ).

Berat dapat di anggap sebagai suatu fungsi dari panjang.hubungan panjang dan berat
hamper mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya.Tetapi
hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak tidak demikian karena bentuk dan panjang
ikan berbeda-beda (Dahuri, 2002).
Table 6. hasil Perhitungan Panjang Dan Berat Ikan lambak(Rasbora Sp)

Keterangan :

N : jumlah sampel

X : panjang

Y : berat

Untuk mencari hubungan panjang total dan berat ikan perlu dipisahkan antara ikan
jantan dan betina. Hubungan berat-panjang digunakan rumus (Effendi, 1997) sebagai berikut :

W = aLb

Dimana :

W = berat tubuh ikan (gr)

L = panjang total ikan (mm)

a dan b = konstanta regresi geometri

Persamaan tersebut ditransformasikan kedalam bentuk logaritma dan diperoleh


persamaan linear :

Log W = Log a + b Log L

Dari data diatas maka dapat dihitung hubungan panjang-berat tubuh ikan dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Effendi (1997), dengan perhitungan sebagai
berikut :

b=

= 3,066

Log a = log y + b log x

= - 2,117

a = 0,008

W = aLb
= 0,008. 8,4 3,066 = 5,211

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat di simpulkan bahwa pola pertumbuhan ikan
lambak( rasbora sp) yang diamati adalah allometrik positive yaitu harga koefisien regresinya
lebih besar dari tiga (b>3), maka pertumbuhan panjang ikan tersebut lebih lama dari
pertumbuhan bobotnya.

Pengukuran panjang ikan dalam penelitian biologi perikanan hendaknya mengikuti suatu
ketentuan yang sudah lazim digunakan. Dalam hal ini panjang ikan dapat diukur dengan
menggunakan sistem metrik ataupun sistem lainnya (Effendie, 1979). Lebih lanjut dikatakan
bahwa dalam pengukuran tersebut nantinya akan diperoleh nilai b, yang ikut menentukan
seimbang tidaknya antara berat dan panjang ikan. Dimana nilai b yang mungkin muncul adalah
b>3, b="3"<3.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada seksualitas ikan nila dapat disimpulkan bahwa secar morfologi ikan jantan warna bagian
atas berwarna agak cerah, perutnya lebih pipih, sedangkan ikan betinanya lebih perutnya
mengembang dan pada ikan jantan yang kami praktikumkan gonadnya ditemukan tetapi hanya
sedikit dan pada ikan betina ditemukan gonadnya. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan index
gonado somatic ikan tersebut adalah 16,80 %, sedangkan pada ikan lele perbedaan
morfologinya pada ikan jantan kumis lebih banyak, ukuran badan lebih besar, serta warna kulit
agak terang di bagian sirip atasnya.

Fekunditas ikan nila adalah 62,239 sedangkan ikan lele fekunditasnya berkisar antara 1,351.
Dan fekunditas menurut Arief (2009) sangat ditentukan oleh faktor lingkungan.Pada
pertumbuhan ikan dapat disimpulkan bahwa pola pertumbuhannya yaitu allometrik positive
yaitu harga koefisien regresinya lebih besar dari tiga (b>3), maka pertumbuhan panjang ikan
tersebut lebih lama dari pertumbuhan bobotnya.

5.2 Saran

Diharapkan praktikum yang akan datang diusahakan agar alat dan bahan praktikum di
persiapkan terlebih dahulu sebelum dimulainya praktikum agar lebih hemat waktu.
Komentar

Diberdayakan oleh Blogger

Gambar tema oleh Radius Images

Arsip

Laporkan Penyalahgunaan

Anda mungkin juga menyukai