Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN PERAN GAS-GAS TERLARUT DIPERAIRAN BAGI

BIOTA AIR.

NAMA : Vetrus Octavianus Manalu


NIM : 1804111239
JURUSAN – KELAS : Ilmu Kelautan - B
MATA KULIAH : Oseanografi Kimia

Gas Terlarut dalam Air Laut

Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik


dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat
fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana
densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak
menentukannya.Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh
secara signifikan oleh salinitas.Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah
garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan
osmosis. Gas-gas utama di air laut adalah nitrogen, oksigen,karbon dioksida dan
sulfur, kelarutan gas tergantung pada beberapa faktor antara lain: suhu, tekanan
parsial gas, salinitas, turbulensi air, aktifitas fotosintesis, respirasi, dan limbah
yang masuk ke badan air. Kelarutan gas dalam air dipengaruhi oleh salinitas dan
temperatur air laut. Dengan meningkatnya salinitas dan temperatur air laut maka
kandungan gas akan berkurang.

1. OKSIGEN

Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu
liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui
permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis
plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan parameter penting karena
dapat digunakan untuk mengetahui gerakan masssa air serta merupakan indikator
yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi . Kadar oksigen yang terlarut
bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer.
Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,
tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air,
aktivitas fotosintesis, respirasi, dam limbah (effluent) yang masuk ke badan air.
Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya
salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada kadar
oksigen di perairan tawar. Peningkatan suhu sebesar 1oC akan meningkatkan
konsumsi oksigen sekitar 10. Atmosfer bumi mengandung oksigen sekitar 210
ml/liter. Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan, kadar
oksigen yang terlarut di perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas,
turbulensi air dan tekanan atmosfer, semakin besar suhu dan ketinggian serta
semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil

Oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil
proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang
hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk
mikroorganisme seperti bakteri.Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO)
dibutuhkan oleh semua jasad hidup inilah beberapa manfaatnya :

• Untuk pernapasan

• proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi


untuk pertumbuhan dan pembiakan.

• oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik


dalam proses aerobik.

• Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari
udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.
• Sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di
atmosfer (sekitar 35%) dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan
fitoplankton

Difusi oksigen dari atmosfer ke dalam air dapat terjadi secara langsung pada
kondisi air diam, difusi juga dapat terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air
akibat adanya gelombang atau ombak dan air terjun. pada hakikatnya difusi
oksigen dari atmosfer ke perairan berlangsung relatif lambat, meskipun terjadi
pergolakan massa air. oleh karena itu, sumber utama oksigen di perairan adalah
fotosintesis. Oksigen di perairan akibat proses respirasi tumbuhan dan karena
oksigen dimanfaatkan oleh mikroba untuk mengoksidasi bahan organik.

Oksidasi bahan organik di perairan tersebut


1. suhu
Aktivitas mikroorganisme memerlukan suhu optimum yang berbeda-beda
2. pH
Pada umumnya bakteri tumbuh dengan baik pada pH netral dan alkalis,
sedangkan jamur lebih menyukai pH rendah (kondisi asam)
3. PASOKAN OKSIGEN
Proses dekomposisi secara aerob memerlukan pasokan oksigen secara
terus menerus. Proses dekomposisi juga dapat berlangsung pada kondisi
anaerob (tanpa oksigen)
4. JENIS BAHAN ORGANIK
Penghilangan oksigen pada bagian dasar perairan lebih banyak disebabkan
oleh proses dekomposisi bahan organik yang membutuhkan oksigen
terlarut
5. RASIO KARBON DAN NITROGEN
Berdasarkan berat keringnya, bakteri tersusun atas 50% karbon dan 5%
nitrogen
Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air, dan udara seperti arus,
gelombang, dan pasang surut. Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah
dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya
salinitas. Pada lapisan permukaan kadar oksigen lebih tinggi karena adanya proses
difusi antara air dan udara.

Oksigen juga memegang peranan penting sebagai indikator kualitas


perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi
bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan khan biologis
yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik,
peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan
hasil akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan kesuburan
perairan. Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan mereduksi
senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas.
Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat
penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara
alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air
buangan industri dan rumah tangga.

Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti :
- kekeruhan air  
- suhu,
- salinitas  
- pergerakan massa, air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.

Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya
suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan,
kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan
udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman
akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin
berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan organisme terhadap
oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya.
Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak.
2. KARBONDIOKSIDA

Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, di mana sebagian besar


dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa
ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di
dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut
dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon
siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada
daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada
daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan.

a) Karbondioksida yang terdapat di dalam air dapat diperoleh dari:


 Difusi dari atmosfer secara langsung
 Hasil penguraian bahan organik di dasar perairan
 Dari hasil proses pernafasan (respirasi) hewan dan tumbuhan air,
 Hasil proses pemecahan/ penguraian senyawa-senyawa kimia.

b) Penurunan Karbondioksida dalam air.

Sebagaimana dengan faktorkimia lainnya, kelarutan karbondioksida ini


dipengaruhi oleh faktor suhu, pH dan senyawa karbondioksida. 

Pengaruh karbondioksida terhadap kehidupan organisme air dapat secara


langsung (proses respirasi) maupun tidak langsung (proses fotosintesis). Secara
umum pengaruh karbondioksida terhadap organisme air adalah sebagai berikut:
a) Pada kisaran 15 ppm akan mempengaruhi kehidupan ikan(organisme akuatik)
karena merupakan racun bagi organisme tersebut.
b) Dibutuhkan oleh tanaman berhijau daun (berklorofil) untuk proses fotosintesis.
c) Dapat mempertahankan kestabilan pH dalam air, terutama dalam bentuk
senyawa karbonat/ bikarbonat. Hal tersebut, berarti dapat mempertahankan
kondisi lingkungan perairan yang stabil untuk mendukung kehidupan organisme.

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan


antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya
bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum
diketahui. Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang
dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer,
biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-
hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon
anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk
bahan bakar fosil).

3. NITROGEN
Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer, lapisan atmosfer
bumi mengandung sekitar 78% gas nitrogen, bebatuan juga mengandung nitrogen,
pada tumbuhan dan hewan, senyawa nitrogen ditemukan sebagai penyusun
protein dan klorofil, nitrogen terjadi di laut baik sebagai senyawa dan gas terlarut,
molekul nitrogen adalah bentuk paling berlimpah (64-95%) di perairan, tetapi
tidak dapat langsung digunakan oleh tumbuhan dan hewan.

Di lapisan atmosfer jumlah nitrogen melimpah, tetapi nitrogen tidak dapat


dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk hidup, nitrogen terlebih dahulu harus
mengalami fiksasi menjadi nh3, nh4, dan no3. Yang dapat memanfaatkan gas n2
secara langsung dari udara sebagai sumber nitrogen yaitu bakteri azetobacter dan
clostridium serta beberapa jenis alga hijau-biru (cyanophyta), misalnya:anabaena.
Beberapa organisme akuatik dapat memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, di
perairan nitrogen berupa nitrogen anorganik dan organik

 Nitrogen anorganik terdiri atas:  Nitrogen organik berupa :


 Amonia (NH3)  Protein
 Amonium (NH4)  Asam amino
 Nitrit (NO2)  Urea
 Nitrat (NO3)
Siklus nitrogen dapat dibagi menjadi lima bagian:

A. Asimilasi nitrogen anorganik (amonia dan nitrat) oleh tumbuhan dan


mikroorganisme untuk membentuk nitrogen organik, misalnya: asam
amino dan protein,di perairan proses ini terutama dilakukan oleh bakteri
autotrof dan tumbuhan.
B. Fiksasi gas nitrogen menjadi amonia dan nitrogen organik oleh
mikroorganisme, fiksasi gas nitrogen secara langsung dapat dilakukan oleh
beberapa jenis alga cyanophyta dan bakteri, Nitrogen pada organisme
diketahui terjadi dalam sedimen komunitas tumbuhan laut, termasuk
padang lamun, rawa mangrove, komunitas fitoplankton. Yang paling
penting dari fiksasi nitrogen dalam komunitas terumbu karang juga telah
terbukti, dan ganggang biru-hijau tampaknya memainkan peran penting
dalam semua komunitas.
C. Amonifikasi adalah hasil dari dekomposisi bahan organik (kotoran,
organisme mati) oleh bakteri dan jamur. contoh proses ini dalam sedimen
komunitas laut.
D. Nitrifikasi yaitu oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat, proses oksidasi
ini dilakukan oleh bakteri aerob.
E. Denitrifikasi yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit (NO2), dinitrogen oksida
(N2O), dan molekul nitrogen (N2), proses ini juga melibatkan bakteri dan
jamur.
4. SULFUR
Sulfur (S) berada dalam bentuk organik dan anorganik, Sulfur anorganik
terutama terdapat dalam bentuk sulfat (SO4), yang merupakan bentuk sulfur utama
di perairan dan tanah. Ion sulfat yang bersifat larut dan merupakan bentuk
oksidasi utama sulfur adalah salah satu anion utama di perairan menempati urutan
kedua setelah bikarbonat. Kerak bumi mengandung sulfur sekitar 260 mg/kg.
Sumber alami sulfat adalah bravoite [(Ni,Fe)S 2], chalcopyrite (Cu2S), cubanite
(CuFe2S3), gregite (Fe3S4), gypsum (CaSO4, 2H2O), molybdenite (MoS2), dan
pyrite (FeS2). Sulfat banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit,
kertas, dll. Sulfur oksida (SOx) dan hidrogen sulfida (H2S) merupakan sulfur
dalam bentuk gas yang biasa ditemukan di atmosfer.
Atmosfer menerima sulfur dari berbagai sumber yaitu:
1. Aktivitas bakteri yang melepaskan hidrogen sulfida
2. Pembakaran bahan bakar fosil yang melepaskan sulfur oksida
3. Percikan air laut karena tiupan angin yang melepasakan sulfat
4. Aktivitas vulkanik yang melepaskan hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan
sulfat
Di perairan, sulfur berikatan ion hidrogen dan oksigen, Beberapa bentuk sulfur di
perairan adalah:

1. Sulfida (S2-)
2. Hidrogen sulfida (H2S)
3. Ferro sulfida (FeS)
4. Sulfur dioksida (SO2)
5. Sulfit (SO3)
6. Sulfat (SO4)

Anda mungkin juga menyukai