Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN OBSERVASI ....

Dibuat oleh:

Nama :

Kelas/prodi : kelas B / Rekayasa Lingkungan

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2021
Kata pengantar
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rekayasa lingkungan dapat dideinisikan sebagai cabang bidang ilmu rekayasa yang
memperhatikan atau memfokuskan pada masalah perlindungan lingkungan dari kemungkinan
terjadinya kerusakan akibat aktivitas manusia, serta perlindungan pada populasi manusia dari
kemungkinan terjadinya eek negatif yang membahayakan ataupun merugikan kesehatan
manusia akibat pengaruh faktor lingkungan. Dengan demikian rekayasa lingkunganakan
selalu melibatkan perbaikan kualitas lingkungan untuk tujuan kesehatan manusia dan
makhluk hidup pada umumnya.

Belakangan ini air limbah industri menjadi konsen besar duniaa karena permasalahan
yang terus di timbulkannnya. Ada banyak kerugian yang disebabkan oleh sampah yang
berdampak bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup. Kontribusi air terhadap
pembangunan ekonomi dan sosial sangat vital. Sejak awal peradaban manusia, lahirnya
pusatpusat pertumbuhan ekonomi juga dimulai dari sumber-sumber air, seperti sungai dan
mata air. Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan eskalasi pembangunan ekonomi, fungsi
ekonomi dan sosial air sering terganggu karena semakin kritisnya suplai air, sementara
permintaan terus meningkat. Dengan demikian air tidak lagi dapat diperlakukan sebagai
barang publik murni (pure public good) yang bisa dimanfaatkan sesuka hati, karena air tidak
hanya dibutuhkan untuk kebutuhan hidup manusia, namun juga untuk menjaga sistem
berbasis air yang membentuk sistem penunjang kehidupan secara global.

1.2 Tujuan

1. Menganalisis status keberlanjutan pengelolaan air di loasi sekitar PG Wringin Anom


kabupaten Situbondo.
2. Mengamati pengaruh limbah industri pada lingkungan sekitar.

1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui kualitas air yang bagus untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari.
2. Untuk mengetahui dampak negatif dari pembuangan air limbah.
BAB II
HASIL OBSERVASI

2.1 Gambaran Umum Lokasi Pengamatan

Sesuai observasi yang telah kami lakukan ditempat yakni di sekitar wilayah PG
Wringin Anom Kabupaten Situbondo , yang terjadi terdapat pencemaran di sekitar daerah
aliran sungai ( DAS ), bungkus-bungkus plastik bertebaran secara liar, bahkan di sekitar
sumber mata air,masih terdapat sisa-sisa makanan dan tumpukan dedaunan. Tidak hanya
itu,di pengairan sawah juga tidak asing kita jumpai pembuangan limbah industri berupa sisa
tebu yang berserakan sehingga menimbulkan bau yang busuk dan kualitas air jadi buruk yang
berakibatan pada beberapa aspek yaitu kualitas tanah dan air menjadi jelek. Sehingga terjadi
pencemaran lingkungan yang sulit untuk di atasi oleh warga ataupun pemerintah setempat.
Untuk mengetahui kualitas air yang berada di daerah sekitar kelompok kami mengambil
beberapa sampel air yang terkontaminasi dengan limbah industri serta sampel air dari warga
sekitar yang berasal dari beberapa sumber air untuk kita uji kualitasnya untuk mengetahui
layak atau tidak digunakan berbagai kebutuhan oleh warga setempat.

Hasil analisis diperoleh beberapa atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan
dimensi ekologi, yaitu
1. Kandungan PH air
2. Kadar COD (parameter penduga jumlah total bahan organik yang ada dalam air atau
perairan, baik yang mudah urai maupun yang sulit terurai).
3. Kadar BOD (merupakan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat organik yang
tersuspensi dalam air).
4. Kesesuaian pemanfaatan lahan

Pertama kandungan PH pada sampel, .........


Kedua adalah tingginya nilai COD yang berasal dari buangan limbah cair industri dan
rumah tangga. Tingginya limbah cair ini memperlihatkan bahwa dalam limbah cair yang
dihasilkan berbagai industri dan rumah tangga mengandung berbagai senyawa yang sulit
terurai, sehingga akan menyebabkan nilai COD lebih tinggi dari BOD. Salah satu bahan yang
menyumbang tingginya nilai COD yang berasal dari limbah cair domestik adalah penggunaan
desinfektan.
Ketiga Hasil monitoring yang kelompok kami lakukan selama observasi di daerah
tersebut menunjukkan bahwa parameter tingginya nilai BOD diduga berasal dari buangan
limbah cair dari PG Wringin anom dan rumah tangga di sepanjang bantaran sungai dan
aktivitas pertanian di daerah tersebut.

Yang kempat jumlah penduduk yang padat di sekitar daerah tersebut memberikan
pengaruh terhadap perubahan tata guna lahan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap
sistem hidrologi yang ada terkait dengan ketersediaan air. Kondisi tersebut menyebabkan
tekanan yang besar terhadap sumberdaya alam dan lingkungan di sekitar terutama terhadap
perubahan lahan yang mana sisa gilingan tebu yang mengakibatkan perubahan lahan. Pabrik
gula selalu mengeluarkan limbah yang berbentuk cairan, padatan dan gas. Limbah merupakan
suatu zat, energi, dan atau komponen lain yang dikeluarkan atau dibuang akibat sesuatu
kegiatan baik industri maupun non-industri. Limbah yang dihasilkan dari industri dapat
berupa kepulan asap, reaksi kimia, kepulan asap, kebisingan serta lain sebagainya. Salah satu
limbah industri yakni berupa limbah cair. Air limbah industri merupakan air yang berasal dari
rangkaian proses produksi dengan kandungan komponen yang berasal dari proses produksi
itu dan apabila dibuang kelingkungan tanpa pengelolaan yang benar tentunya akan dapat
mengganggu. Limbah yang dibuang dan melalui areal di lahan sawah, maka akan
menimbulkan dampak secara langsung dan tidak langsung termasuk terhadap pertumbuhan
tanaman.

Tanah merupakan salah satu komponen penting selain air. Tanah memberikan peran
penting dalam kehidupan pertumbuhan makhluk hidup terlebih pada bidang pertanian. Ketika
tanah tercemar oleh suatu zat berbahaya atau beracun dari pembuangan limbah yang terus
menerus maka zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan ataupun masuk kedalam tanah.
Hal ini akan mempengaruhi karakteristik sifat tanah khususnya pada tingkat kesuburan tanah
tersebut yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Tanah yang benar-benar subur adalah apabila didukung oleh faktor-faktor


pertumbuhan. Komponen kimia tanah berperan besat terhadap menentukan ciri dan sifat
tanah dan status kesuburan tanah tersebut. Selain itu, sifat kimia tanah berperan dalam
menjelaskan serta menentukan reaksi-reaksi kimia yang menyangkut dalam masalah
ketersediaan unsur hara bagi tanaman tersebut. Selain itu sifat fisika tanah ikut
mempengaruhi tingkat kesuburan tanah tersebut. Keadaan fisika tanah meliputi, tekstur,
kelembaban, struktur, kedalaman efektif, dan tata udara tanah. Sifat-sifat tanah tersebut
berpengaruh terhadap kondisi fisik tanah dalam menentukan penetrasi akat di dalam tanah,
drainase, retensi air, aerasi, dan nutrisi tanaman. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk
mengatahui bagaimana pengaruh dari limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik gula tersebut
terhadap tanah lahan sawah.

2.2 Dampak Negatif yang Dapat Ditimbulkan Oleh Limbah Industri

1. Dampak dalam kesehatan: dapat menyebabkan dan menimbulkan penyakit, contoh:


penyakit diare, kolera, penyakit jamur, sampah beracun. penyakit ini terjadi karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.
2. Eutrofikasi: perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah alga dan
fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis.
3. Peningkatan emisi CO2 akibat dari banyaknya buangan industri akan memberikan efek
peningkatan kadar keasaman laut. Peningkatan CO2 tentu akan berakibat buruk bagi
manusia terkait dengan kesehatan pernapasan, Salah satu fungsi laut adalah sebagai
penyerap dan penetral CO2 terbesar di bumi. Saat CO2 di atmosfer meningkat maka laut
juga akan menyerap lebih banyak CO2 yang mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman
laut. Hal ini mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk
membentuk cangkang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka hewan-hewan
tersebut akan punah dalam jangka waktu yang dekat.
4. Ikan dan biota air akan mati. Hal ini disebabkan oleh kadar BOD dan COD yang
masih tinggi, sehingga partikel limbah akan mengikat sumber oksigen yang ada pada
sungai. Akhirnya, ikan dan biota air lainnya mengalami hambatan dalam mengambil
oksigen pada air dan berujung pada kematian.
5. Limbah yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu cenderung menimbulkan bau
yang tidak sedap. Bau ini tentu sangat mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar,
serta berbahaya bagi manusia karena mengandung banyak gas metana.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai