Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MAKALAH PENGUJIAN KUALITAS AIR

SUMBER,Ph,PPM DAN AIR LIMBAH PABRIK DI DESA WRINGIN


ANOM DUSUN SABRANG DAN PG WRINGIN ANOM
Dosen Pembimbing :
Senki Desta Galuh,ST. MT

Dibuat oleh:
1. Moch Ainun Ni’am 2010611023
2. Zeinatun Nisa' 2010611080
3. Handika Pribadi 2010611037

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
Kata pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Rekayasa
lingkungan dengan judul pengujian kualitas air sumber,Ph,ppm dan air limbah pabrik di
desa wringin anom dusun sabrang dan PG wringin anom dengan tepat waktu. Sholawat
dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada panutan kita Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga nya, sahabat-sahabatnya, dan kita semua selaku umatnya.
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Senki Desta Galuh, ST. MT selaku Pembimbing Makalah,
2. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah
ini di masa mendatang.
Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat membuka wawasan mengenai sejarah
peradaban islam. Sehingga pengetahuan kita tentang sejarah peradaban islam semakin
bertambah.

Jember, 07 Agustus 2021


DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………………………………………………………..1

Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………….2

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………………………………3

Daftar Tabel………………………………………………………………………………………………………………………………4

Daftar Gambar………………………………………………………………………………………………………………………….5

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………..6

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………….6

1.3 Tujuan Pembahasan…………………………………………………………………………………………………….6

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Lokasi Pengamatan………………………………………………………………………...7

2.2 Dampak Negatif Dari Limbah industri………………………………………………………………………….8

2.3 Pemecahan Masalah ………………………………………………………………………………………………….9

2.4 Peta Tempat……………………………………………………………………………………………………………….9

BAB III : PENUTUP

1.4 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………..11

1.5 Saran………………………………………………………………………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………..12

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………………………..13
DAFTAR TABEL

2.1.1 Tabel Data Kandungan pH Dan TDS Pada Sampel


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sampel 1


Gambar 2.2 Sampel 2
Gambar 2.3 Sampel Air Limbah
Gambar 2.4 sampel 3
Gambar 2.5 Sampel 4
Gambar 2.6 sampel 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini air limbah industri menjadi konsen besar duniaa karena permasalahan
yang terus di timbulkannnya. Ada banyak kerugian yang disebabkan oleh sampah yang
berdampak bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup. Kontribusi air terhadap pembangunan
ekonomi dan sosial sangat vital. Sejak awal peradaban manusia, lahirnya pusatpusat
pertumbuhan ekonomi juga dimulai dari sumber-sumber air, seperti sungai dan mata air. Seiring
bertambahnya jumlah penduduk dan eskalasi pembangunan ekonomi, fungsi ekonomi dan sosial
air sering terganggu karena semakin kritisnya suplai air, sementara permintaan terus meningkat.
Dengan demikian air tidak lagi dapat diperlakukan sebagai barang publik murni (pure public
good) yang bisa dimanfaatkan sesuka hati, karena air tidak hanya dibutuhkan untuk kebutuhan
hidup manusia, namun juga untuk menjaga sistem berbasis air yang membentuk sistem
penunjang kehidupan secara global.
Kondisi lokasi penelitian yang ada pada saat kami lakukan observasi cukuplah
memprihatinkan terutama di daerah aliran sungai dipenuhi akan limbah sisa gilingan tebu,limbah
pabrik dan berbagai macam sampah. Akan tetapi masyarakat setempat tidak pernah
menggunakan air dari limbah tersebut melainkan mereka menggunakan air dari sumber atau
sumur yang memiliki nilai TDS yang cukup bahaya walaupun begitu mereka masih tetap
mengkomsumsi air sumur tersebut untuk keperluar setiap hari seperti mencuci,mandi,dan untuk
masak ataupun minum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui dan membandingkan kadar pH dan Tds dari setiap sampel
2. Mengamati pengaruh limbah industri pada lingkungan sekitar.

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui kualitas air yang bagus untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari.
2. Untuk mengetahui dampak negatif dari pembuangan air limbah.
BAB II
HASIL OBSERVASI

2.1 Gambaran Umum Lokasi Pengamatan

Sesuai observasi yang telah kami lakukan ditempat yakni di sekitar wilayah PG Wringin
Anom Kabupaten Situbondo , yang terjadi terdapat pencemaran di sekitar daerah aliran sungai
( DAS ), bungkus-bungkus plastik bertebaran secara liar, bahkan di sekitar sumber mata
air,masih terdapat sisa-sisa makanan dan tumpukan dedaunan. Tidak hanya itu,di pengairan
sawah juga tidak asing kita jumpai pembuangan limbah industri berupa sisa tebu yang
berserakan sehingga menimbulkan bau yang busuk dan kualitas air jadi buruk yang berakibatan
pada beberapa aspek yaitu kualitas tanah dan air menjadi jelek. Sehingga terjadi pencemaran
lingkungan yang sulit untuk di atasi oleh warga ataupun pemerintah setempat. Untuk mengetahui
kualitas air yang berada di daerah sekitar kelompok kami mengambil beberapa sampel air yang
terkontaminasi dengan limbah industri serta sampel air dari warga sekitar yang berasal dari
beberapa sumber air untuk kita uji kualitasnya untuk mengetahui layak atau tidak digunakan
berbagai kebutuhan oleh warga setempat.

Hasil analisis diperoleh beberapa atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan
dimensi ekologi, yaitu

1. Data Kandungan PH dan TDS dari air sumber beserta air limbah
2. Kadar pH merupakan indikator tingkat asam atau basa pada air yang dinilai dengan skala
0-14. Air yang netral alias tidak basa maupun asam memiliki kandungan pH sebesar 7.
Air asam memiliki pH kurang dari 7 dan air basa lebih dari 7. Setiap angka ini
menggambarkan perubahan derajat asam/basa sebesar 10-kali lipat.
3. Kadar TDS merupakan patokan jumlah zat yang terlarut dalam air. Kadar TDS yang
diperbolehkan adalah maksimum 500 mg/l (standar PERMENKES dan SNI).
Pertama: Data kandungan pH dan TDS pada sampel :

No Sampel TDS PH
Sampel 1 2978 6,9
Sampel 2 4832 6,8
Sampel 3 5976 6,6
Sampel 4 1510 6,5
Sampel 5 2632 6,7
Sampel 6 2631 6,6
Sampel Air Limbah 0635 7,4
Tabel 2.1.1 Tabel Data Kandungan PH Dan TDS Pada Sampel
Kedua adalah tingginya nilai pH yang berasal dari buangan limbah cair industri dan
rumah tangga. Tingginya limbah cair ini memperlihatkan bahwa dalam limbah cair yang
dihasilkan berbagai industri dan rumah tangga mengandung berbagai senyawa yang sulit terurai,
Ketiga Hasil monitoring yang kelompok kami lakukan selama observasi di daerah
tersebut menunjukkan bahwa parameter tingginya nilai TDS diduga berasal dari buangan limbah
cair dari PG Wringin anom dan rumah tangga di sepanjang bantaran sungai dan aktivitas
pertanian di daerah tersebut.

Pabrik gula selalu mengeluarkan limbah yang berbentuk cairan, padatan dan gas. Limbah
merupakan suatu zat, energi, dan atau komponen lain yang dikeluarkan atau dibuang akibat
sesuatu kegiatan baik industri maupun non-industri. Limbah yang dihasilkan dari industri dapat
berupa kepulan asap, reaksi kimia, kepulan asap, kebisingan serta lain sebagainya. Salah satu
limbah industri yakni berupa limbah cair. Air limbah industri merupakan air yang berasal dari
rangkaian proses produksi dengan kandungan komponen yang berasal dari proses produksi itu
dan apabila dibuang kelingkungan tanpa pengelolaan yang benar tentunya akan dapat
mengganggu. Limbah yang dibuang dan melalui areal di lahan sawah, maka akan menimbulkan
dampak secara langsung dan tidak langsung termasuk terhadap pertumbuhan tanaman.
2.2 Dampak Negatif Dari Limbah Industri
1. Dampak dalam kesehatan: dapat menyebabkan dan menimbulkan penyakit, contoh:
penyakit diare, kolera, penyakit jamur, sampah beracun. penyakit ini terjadi karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.
2. Eutrofikasi: perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah alga dan
fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis.
3. Peningkatan emisi CO2 akibat dari banyaknya buangan industri akan memberikan efek
peningkatan kadar keasaman laut. Peningkatan CO2 tentu akan berakibat buruk bagi
manusia terkait dengan kesehatan pernapasan, Salah satu fungsi laut adalah sebagai
penyerap dan penetral CO2 terbesar di bumi. Saat CO2 di atmosfer meningkat maka laut
juga akan menyerap lebih banyak CO2 yang mengakibatkan meningkatnya derajat
keasaman laut. Hal ini mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang
lainnya untuk membentuk cangkang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka
hewan-hewan tersebut akan punah dalam jangka waktu yang dekat.
4. Ikan dan biota air akan mati. Hal ini disebabkan oleh kadar pH dan TDS yang masih
tinggi, sehingga partikel limbah akan mengikat sumber oksigen yang ada pada sungai.
Akhirnya, ikan dan biota air lainnya mengalami hambatan dalam mengambil oksigen
pada air dan berujung pada kematian.
5. Limbah yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu cenderung menimbulkan bau
yang tidak sedap. Bau ini tentu sangat mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar, serta
berbahaya bagi manusia karena mengandung banyak gas metana.

2.3 Pemecahan Masalah


Ada beberapa opsi untuk menanggulangi sumber masalah tersebut :

1. Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan


2. Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida, insektisida dan
bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan. Hal
ini bisa dilakuakn oleh warga setempat ataupun pemerintah lewat Dinas Lingkungan
Hidup yang ada di tempat tersebut.
3. Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya.
Pemberian materi bisa dilakukan oleh Dinas Linggkungan Hidup
4. Pembuatan kolam stabilisasi,di kolam stabilisasi ini air limbah akan diolah secara
alami untuk menetralisir zat pencemar sebelum dialirkan ke sungai yang diawasai
ketat.
5. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Di sini pengolahan air limbah
menggunakan alat khusus dengan tiga tahapan yakni tahap pertama (primary),
kedua (secondary) dan tahap lanjutan (tertiary). Dimana nanti dalam
kepengurusannya diupayakan warga setempat khussunya kaum remaja supaya
mereka belajar akan rasa tanggung jawab sehingga meminimalisir limbah ataupun
sampah di tempat tersebut.

2.4 Peta Tempat

2 3
1

6
5

KETERANGAN :
SUMUR
RUMAH

BATAS RUMAH
SUNGAI LIMBAH
2 3
1

SUMUR RESAPAN

PIPA 4DIM

SALURAN DRAINASE

IJUK

KRIKIL

PAS BATU KOSONG

PIPA PVC Ø 4

DETAIL SUMUR RESAPAN

SKALA 1 : 20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pengujian yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa untuk nilai ph dari
sampel air limbah lebih tinggi daripada sampel air sumber dan untuk nilai ppm sampel air
limbahnya lebih rendah daripada sampel air sumber pada biasanya itu berarti air limbah
sangat berbahaya untuk dikomsumsi atau digunakan untuk keperluan sehari hari karena dapat
mengakibatkan iritasi kulit dan mata bahkan mengalami gangguan gastrointernal.
Air limbah yang dibiarkan begitu saja dapat merusak ekosistem alam disekitaran desa
tersebut dan membuat bau tidak sedap di sekitaran untuk saat ini masih belum ada tanggapan
dari pemerintah ataupun cara penanggulanngan untuk mengatasi air limbah di daerah tersebut
karena minimnya biaya dan pengetahuan dari masyarakat sekitar
3.2 Saran

Supaya pemerintah dapat segera datang untuk mengatasi permasalahan tersebut supaya
tidak menjadi tambah parah dan kalua bisa buatkan suatu tempat khusus untuk pembuangan
limbah pabrik yang ramah lingkungan dan tidak merusak ekosistem alam disekitar dan
berilah sanksi atau hukuman bagi petugas pabrik yang membuang limbah di sungai supaya
tidak ada lagi yang membuang limbah pabrik ke sungai karena selain dapat merusak
ekosistem itu juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman atau hasil sawah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Praktikum Rekayasa Lingkungan dan Penyehatan. 2009.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Martini, Tri. 2006. Analisis Oksigen Terlarut dan Kebutuhan Oksigen Biologi.
Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Masykuri, 2006. Analisis COD dan Kebutuhan Oksigen Kimiawi.


Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas


Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Susanti, Elfi. 2006. Analisis Padatan dalam Air. Laboratorium Pusat


MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
LAMPIRAN
Dokumentasi kegiatan ;

Gambar 2.1 Sampel 1 Gambar 2.2 Sampel 2

Gambar 2.3 Sampel Air Limbah Gambar 2.4 sampel 3

Gambar 2.5 Sampel 4 Gambar 2.6 sampel 5

Anda mungkin juga menyukai