Disusun oleh
NIM : 16.B1.0025
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Oen, Stefanus K
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi
semua manusia. Karena segala aktivitas masyarakat di berbagai aspek
kehidupan manapun memerlukan air bersih. Tersedianya air bersih adalah
mutlak untuk menunjang hidup yang sehat. Apalagi di daerah perkotaan yang
tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi dirasakan semakin sulit
untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Sebenarnya keadaan geografis kabupaten Klaten yang sebagian mendukung
akan ketersediaan air bersih merupakan salah satu modal dasar bagi
pemerintah daerah atau PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi
masyarakat Klaten. Maka sebenarnya secara teori bukan menjadi hal yang
sulit bagi pemerintah, khususnya bagi pihak PDAM untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat mengenai ketersediaan air bersih. Namun pada
kenyataannya, masih ada sebagian penyebaran air bersihnya kurang merata
dikarenakan kondisi geografis yang tidak sama dan kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap air bersih.Hal inilah yang mendorong pemerintahan
daerah untuk menyediakan air bersih kepada masyarakat melalui PDAM,
yang struktur organisasinya berinduk pada pemerintah daerah.
Masalah yang dihadapi PDAM dalam
melaksanakan kegiatan secara umum dari aspek keuangan adalah PDAM
dituntut melayani dua kepentingan, yaitu melayani pemerintah daerah dan
melayani masyarakat. Dalam rangka melayani pemerintah daerah, yaitu
sebagai “Profit Oriented”, PDAM dituntut meningkatkan kontribusinya
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sedangkan terhadap pelayanan
kepada masyarakat, yaitu sebagai “Social Oriented”, PDAM dituntut
menjalankan fungsi sosial dan komersialnya. Kedua kepentingan ini
membawa konsekuensi terhadap eksistensi PDAM
PEMBAHASAN
Dalam ekosistem benda dapat dibedakan menjadi benda hidup (biotik) dan benda tak hidup
(abiotik). Benda hidup disebut juga mahluk hidup, misalnya tumbuhan, hewan, dan
manusia. Sedangkan benda tak hidup misalnya air, udara, cahaya matahari, kelembapan,
tanah, suhu, dan ruangan. Dalam laporan ini kita akan mempelajari tentang abiotik
khususnya air.
Air sangat dibutuhkan oleh setiap mahluk hidup. Di kota-kota besar di Indonesia, dampak
pencemaran air terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia serta ekosistem telah
menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Tubuh organisme 90% terdiri dari air.
Air fungsinya sebagai pelarut dalam tubuh, bahan baku berbagai proses di dalam tubuh, dan
sebagai keperluan sehari-hari. Jika tidak ada air tumbuhan akan layu bahkan akan mati jika
kekurangan air. Apabila perairan kemasukan bahan-bahan pencemar, maka perairan tersebut
akan tercemar.
Pencemaran air merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh limbah domestik, limbah
industri, limbah pertanian, dan limbah peternakan. Sampai-sampai penebangan hutan untuk
dijadikan lahan pertanian akan menyebabkan meningkatnya erosi tanah dan sedimentasi.
Hal tersebut akan berakibat terhadap penurunan kualitas air sungai. Selain akan
meningkatnya kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air sungai sebagai
akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya kesuburan air dengan
meningkatnya kandungan hara dan aspek-aspek kimia seperti Oksigen terlarut,
Karbondioksida (CO2) dan juga Nitrogen pada sungai.
Berikut ini akan diuraikan pengaruh manusia dalam perusakan lingkungan, khususnya
tentang pencemaran air.
2.2. Jenis Zat – Zat Berbahaya Yang Dapat Terkandung Atau Mencemari Air
PARAMETER
1. FISIKA
1.1. Temperatur
Total padatan terlarut (TDS) adalah semua bahan dalam contoh air yang lolos
melalui saringan membran yang berpori 2,0 m atau lebih kecil dan dipanaskan
180°C selama 1 jam. Total dissolved solids yang terkandung di dalam air
biasanya berkisar antara 20 sampai 1000 mg/L. Tidak seperti pengukuran total
solids yang dikeringkan dengan suhu 103 sampai 105°C, analisis total
dissolved solidsmenggunakan suhu 180°C. Digunakan suhu yang lebih tinggi
agar air yang tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis.
zat padat tersuspensi (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh
saringan dengan ukuran partikel maksimal 2,0 m atau lebih besar dari ukuran
partikel koloid. Total suspended solids dapat berupa komponen hidup (biotik)
seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati
(abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi
merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan
berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
menghalangikemampuan produksi zat organik di suatu perairan.Penetrasi
cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung
efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak
berlangsung sempurna.
TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai.TSS
sangat bervariasi, mulai kurang dari 5 mg.L-1 yang yang paling ekstrem 30.000
mg.L-1 di beberapa sungai.TSS tidak hanya menjadi ukuran penting erosi di
alur sungai, juga berhubungan erat dengan transportasi melalui sistem sungai
nutrisi (terutama fosfor), logam, dan berbagai bahan kimia industri dan
pertanian.
2. Kimia Anorganik
2.1. PH
pH adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh cairan.
Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-14. Sebagian besar persediaan air
memiliki pH antara 7,0-8,2 namun beberapa air memiliki pH di bawah 6,5 atau
diatas 9,5. Air dengan kadar pH yang tinggi pada umumnya mempunyai
konsentrasi alkali karbonat yang lebih tinggi. Alkali karbonat menimbulkan
noda alkali dan meningkatkan farmasi pengapuran pada permukaan yang
keras.
Asam dan basa pada dasarnya dibedakan dari rasanya kemudian dari efek yang
ditimbulkan pada indikator. Reaksi netralisasi dari asam dan basa selalu
menghasilkan air. Ion H+ dan OH– selalu berada pada keseimbangan kimiawi
yang dinamis dengan H2O berdasarkan reaksi.
H2O ↔ H+ + OH–
pH = – log [H+]
Konsentrasi ion hidrogen dalam air murni yang netral adalah 10-7 g/l. Nilai
disosiasi (Kw) pada suhu 25oC sebesar 10-14 seperti yang ditunjukkan pada
persamaan.
[H+] + [OH–] = Kw
2.2. BOD
Selain itu BOD juga merupakan sebagai suatu ukuran jumlah oksigenyang
digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai
respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Dari pengertian-
pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah
oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai
BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen di dalam air,
dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerob.
Air yang telah tercemar limbah organik sebelum reaksi berwarna kuning dan
setelah reaksi oksidasi berubah menjadi warna hijau. Jumlah oksigen yang
diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap limbah organik seimbang dengan
jumlahkalium dikromat yang digunakan pada reaksi oksidasi.
2.4. DO
Penyerapan oksigen dari udara dapat dengan melalui dua cara yaitu:
Fosfor berupa fosfat yang diserap tanaman untuk sintesis senyawa organik.
Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur
lokal. Phospat atau fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari
satu atom fosforus dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik, fosfat membawa
sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-. Fosfat merupakan satu -
satunya bahan galian (diluar air) yang mempunyai siklus, unsur fosfor di alam
diserap oleh mahluk hidup, senyawa fosfat pada jaringan mahluk hidup yang
telah mati terurai, kemudian terakumulasi dan terendapkan di lautan. fosfor (P)
merupakan unsur hara (nutrisi) yang diperlukan oleh flora (tumbuhan laut)
untuk
Fosfor atau dalam ilmu kimia disimbolkan dengan huruf (P) ialah unsur hara
(nutrisi) yang diperlukan oleh flora (tumbuhan laut) untuk pertumbuhan dan
perkembangan hidupnya. Unsur tersebut ada dalam bentuk (PO4). Fosfat
adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan
fosfor ekonomis. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan
beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit. Fosfor berperan
dalam transfer energi di dalam sel, misalnya yang terdapat pada ATP
(Adenosine Triphospate) dan ADP (Adenosine Diphosphate
Fosfor dapat juga diartikan sebagai bahan makanan utama yang digunakan
oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam
air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Senyawa
anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto)
asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk
HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein
dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme.
Unsur N merupakan unsur utama dari protein, klorofil, dan banyak materi
biologis yang lain. Senyawa N dapat diuraikan menjadi senyawa yang lebih
sederhana melalui proses dekomposisi bakteri. Senyawa sederhana tadi adalah
ammonia ( NH3 ) yang merupakan bentuk sederhana dari asam amino derivat
dari senyawa protein. Jika di dalamnya terdapat oksigen maka ammonia ( NH3
) dioksidasi menjadi nitrit ( NO2- ) dan dioksidasi lagi menjadi nitrat ( NO3- ).
Jadi nitrat pada bahasan kita kali ini berasal dari beberapa proses yang
panjang.
Telah disebutkan di atas bahwa nitrat ( NO3- ) berasal dari oksidasi senyawa
Nitrogen. Oksidasi ini dapat berlangsung dengan bantuan bakteri tanah.
Bakteri tanah ini masuk atau terbawa ke badan air tanah oleh proses perkolasi
air. Sedangkan untuk air permukaan, bakteri tanah yang membantu proses
oksidasi senyawa N menjadi nitrat tadi, berasal dari limpasan permukaan yang
membawa serta lapisan tanah yang mengandung humus.
Telah disebutkan bahwa Nitrogen adalah unsur utama protein, sehingga nitrat
( NO3 ) sebagai derivat Nitrogen juga sebagai unsur penting dalam protein.
Dalam halini nitrat sangat dibutuhkan untuk sintesa protein hewan dan
tumbuhan. Adapun sumber nitrat yang mencemari badan air bermacam –
macam, yaitu berasal dari industri bahan peledak, industri pupuk, dll.
2.7. NH3-N
2.8. ARSEN
Arsen adalah unsur metalloid dalam tabel periodik. Unsur ini tidak berbau dan
berasa. Unsur ini memasuki pasokan air minum dari endapan alam di bumi
atau dari pertanian dan industri.
Beberapa orang yang minum air mengandung arsenik jauh melebihi dari
Maximum Contaminant Level (MCL) selama bertahun-tahun bisa mengalami
kerusakan kulit atau masalah dengan sistem peredaran darah mereka, dan
mungkin memiliki peningkatan risiko terkena kanker.
Analisa arsen di air dan air limbah menggunakan SNI 19-6989.54-2005 yaitu
cara uji kadar arsen (As) dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) secara
tungku karbon. Ruang lingkup metode ini untuk kadar 5,0 µg/l – 100,0 µg/l.
Prinsip metode ini adalah contoh uji air dan air limbahn ditambahkan asam
nitrat kemudian dilanjutkan dengan pemanasan yang bertujuan untuk
melarutkan analit arsen dan menghilangkan zat-zat pengganggu, selanjutnya
diukur serapannya dengan SSA tungku karbon dengan gas argon sebagai gas
pembawa.
2.9. KOBALT
2.10. BARIUM
sangat ringan dan densitas adalah setengah dari besi. Barium mengoksidasi di
udara, bereaksi vigoroulsy dengan air untuk membentuk hidroksida,
membebaskan hidrogen. Barium bereaksi dengan hampir semua non-logam,
membentuk senyawa sering poisouning.
Jumlah barium yang terdeteksi dalam makanan dan air biasanya tidak cukup
tinggi untuk menjadi perhatian kesehatan.
Orang-orang dengan risiko terbesar paparan barium dengan efek kesehatan
tambahan adalah mereka yang bekerja di industri barium. Sebagian besar
risiko kesehatan yang mereka dapat menjalani disebabkan oleh menghirup
udara yang mengandung barium sulfat atau barium karbonat.
Efek kesehatan dari barium tergantung pada air kelarutan senyawa. Senyawa
barium yang larut dalam air bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.
Penyerapan dalam jumlah yang sangat besar barium yang larut dalam air dapat
menyebabkan kelumpuhan dan dalam beberapa kasus bahkan kematian.
Sejumlah kecil barium yang larut dalam air dapat menyebabkan seseorang
mengalami kesulitan bernapas, tekanan darah meningkat, perubahan irama
jantung, iritasi lambung, kelemahan otot, perubahan refleks saraf,
pembengkakan otak dan hati, ginjal dan kerusakan hati.
Barium belum terbukti menyebabkan kanker dengan manusia. Tidak ada bukti
bahwa barium dapat menyebabkan infertilitas atau cacat lahir.
Beberapa senyawa barium yang dilepaskan selama proses industri larut dalam
air dan ditemukan di danau, sungai, dan sungai. Karena mereka air kelarutan
senyawa barium ini dapat menyebar melalui jarak yang jauh. Ketika ikan dan
organisme air lainnya menyerap senyawa barium, barium akan terakumulasi
dalam tubuh mereka.
Karena bentuk garam larut dengan komponen umum lainnya dari lingkungan,
seperti karbonat dan sulfat, barium tidak bergerak dan menimbulkan sedikit
risiko.
Senyawa barium yang gigih biasanya tetap berada di permukaan tanah, atau
dalam sedimen tanah air. Barium ditemukan di sebagian besar tanah tanah
pada tingkat rendah. Tingkat ini mungkin lebih tinggi di lokasi limbah
berbahaya.
2.11. BORON
Pada suhu kamar, boron adalah konduktor listrik yang buruk tetapi merupakan
konduktor yang baik pada suhu tinggi.
Senyawa paling ekonomis dan penting dari boron adalah natrium tetraborat
dekahidrat Na2B4O7 · 10H2O, atau boraks.
Di alam, boron tidak hadir dalam bentuk unsur mandiri. Boron ditemukan
bersenyawa menjadi boraks, asam borat, kernite, ulexite, colemanite dan borat.
Mata air vulkanik kadang mengandung asam borat.
Manusia dapat terpapar boron melalui buah dan sayuran, air, udara, dan
produk konsumen lain.
Ketika tubuh terpapar sejumlah kecil boron, iritasi hidung, tenggorokan, atau
mata mungkin terjadi.
Dibutuhkan 5 gram asam borat untuk membuat seseorang sakit dan 20 gram
atau lebih untuk membahayakan jiwa.
Makan ikan atau daging tidak akan meningkatkan konsentrasi boron dalam
tubuh karena boron tidak menumpuk di dalam jaringan hewan.
Eksposur boron melalui udara dan air minum memiliki kemungkinan sangat
kecil, tetapi resiko paparan debu borat dari tempat kerja amat dimungkinkan.
Tanaman menyerap boron dari tanah. Hewan yang memakan tanaman tersebut
juga akan mengasup boron.
Namun, ketika hewan menyerap sejumlah besar boron dalam periode panjang,
organ reproduksi jantan mungkin akan terpengaruh.
Hewan betina yang sedang hamil mungkin juga akan melahirkan anak cacat
atau tidak berkembang sempurna saat terpapar boron dalam jumlah besar dan
waktu lama.
2.12. SELENIUM
Selenium juga dapat ditemukan dalam mesin fotokopi dan dalam toning foto.
Kegunaan lain selenium bisa ditemukan dalam paduan logam seperti plat
timbal yang digunakan dalam baterai dan pada rectifier untuk mengubah arus
AC menjadi arus DC.
Kromium adalah logam berkilau, getas dan keras, serta berwarna perak abu-
abu.
Ketika dipanaskan, kromium membentuk oksida kromat hijau. Logam ini tidak
stabil pada oksigen dan segera menghasilkan lapisan oksida tipis.
Kromium digunakan dalam metalurgi sebagai anti korosi dan pemberi kesan
mengkilap.
Selain itu, logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, untuk
memproduksi batu rubi sintetis, dan sebagai katalis dalam pencelupan dan
penyamakan kulit.
Jenis kromium yang berbeda memiliki dampak lingkungan yang berbeda pula.
Kromium memasuki udara, air, dan tanah dalam bentuk kromium (III) dan
kromium (VI) akibat proses alam dan aktivitas manusia.
Di sisi lain, kromium (VI) umumnya bersifat racun bagi organisme dan dapat
mengubah materi genetik yang memicu kanker.
2.15. TEMBAGA
Tembaga memantulkan sinar merah dan oranye dan menyerap frekuensi lain
dalam spektrum cahaya terlihat.
Logam ini mudah ditempa, ulet, dan merupakan konduktor panas dan listrik
yang baik. Tembaga lebih lunak dari seng, dapat dipoles, dan memiliki
reaktivitas kimia rendah.
Sebagian besar senyawa tembaga akan menetap dan terikat di tanah atau
terserap dalam sumber air yang bisa menimbulkan ancaman kesehatan.
Produksi tembaga dunia diperkirakan sebesar 12 juta ton per tahun serta 2 juta
ton tembaga diklaim merupakan hasil daur ulang.
Besi di alam dapat ditemui dalam bentuk pyrite (FeS2), hematite (Fe2O3),
magnetite (Fe3O4), limonite [FeO(OH)], goethite (HFeO2), dan ochre
[Fe(OH)3] (Cole, 1988 dan Moore, 1991). Senyawa besi pada umumnya sukar
larut dan cukup banyak terdapat di dalam tanah. Kadang-kadang besi juga
terdapat sebagai senyawa siderite (FeCO3) yang bersifat mudah larut dalam air
(Cole, 1988 dalam Effendi, 2003).
Pada perairan alami dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang
cukup, ion ferro yang bersifat mudah larut, dioksidasi menjadi ion ferri. Pada
oksidasi ini terjadi pelepasan elektron. Sebaliknya, pada reduksi ferri menjadi
ferro, terjadi penangkapan elektron. Proses oksidasi dan reduksi besi tidak
melibatkan oksigen dan hidrogen (Eckenfelder, 1989; Mackereth et al., 1989
dalam Effendi, 2003). Reaksi oksidasi ion ferro menjadi ion ferri ditunjukkan
dalam persamaan
Fe2+ → Fe3+ + e–
Proses oksidasi dan reduksi besi melibatkan bakteri sebagai mediator. Bakteri
kemosintesis Thiobacillus dan Ferrobacillus memiliki sistem enzim yang dapat
mentransfer elektron dari ion ferro ke oksigen, menghasilkan ion ferri, air, dan
energi bebas untuk sintesis bahan organik dari karbondioksida. Bakteri
kemosintesis bekerja optimum pada pH rendah (sekitar 5). Metabolisme
bakteri Desulfovibrio menghasilkan H2SO4 yang dapat melarutkan besi (Cole,
1988 dalam Effendi, 2003).
Pada pH sekitar 7,5 – 7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan dengan
hidroksida membentuk Fe(OH)3 yang bersifat tidak larut dan mengendap
(presipitasi) di dasar perairan, membentuk warna kemerahan pada substrat
dasar. Oleh karena itu, besi hanya ditemukan pada perairan yang berada dalam
kondisi anaerob (anoksik) dan suasana asam (Cole, 1988 dalam Effendi,
2003).
Pada perairan alami, besi berikatan dengan anion membentuk senyawa FeCl2,
Fe(HCO3), dan FeSO4. Pada perairan yang diperuntukkan bagi keperluan
domestik, pengendapan ion ferri dapat mengakibatkan warna kemerahan pada
porselin, bak mandi, pipa air, dan pakaian. Kelarutan besi meningkat dengan
menurunnya pH.
Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe yang lebih besar dari 1 mg/l,
tetapi dalam air tanah, kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Pada air yang tidak
mengandung oksigen, seperti air tanah, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup
padat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe2+
teroksidasi menjadi Fe3+ yang sulit larut pada pH 6 sampai 8 (kelarutan hanya
di bawah beberapa µg/l), bahkan dapat menjadi ferihidroksida Fe(OH)3 atau
salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan bisa mengendap. Dalam
air sungai, besi berada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut, dan Fe3+ dalam bentuk
senyawa organis berupa koloidal. Besi merupakan sumber makanan utama
bagi bakteri besi (crentothrix, leptothrix, dan gallionella) yang dapat
menimbulkan bau, bentuknya kotor, dan memiliki rasa yang aneh.
Besi termasuk unsur yang penting bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan, besi
berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang berlebihan
dapat menimbulkan warna merah, menimbulkan karat pada peralatan logam,
serta dapat memudarkan bahan celupan (dyes) dan tekstil. Pada tumbuhan,
besi berperan dalam sistem enzim dan transfer elektron pada proses
fotosintesis. Besi banyak digunakan dalam kegiatan pertambangan, industri
kimia, bahan celupan, tekstil, penyulingan, minyak, dan sebagainya
(Eckenfelder, 1989 dalam Effendi, 2003). Pada air minum, Fe dapat
menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa,
pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
2.17. TIMBAL
Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam
berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam
dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan
proses geokimia. Pb merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan
atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5 ºC dan titik didih 1.740
ºC pada tekanan atmosfer. Timbal mempunyai nomor atom terbesar dari
semua unsur yang stabil, yaitu 82. Namun logam ini sangat beracun. Seperti
halnya merkuri yang juga merupakan logam berat. Timbal adalah logam yang
yang dapat merusak sistem syaraf jika terakumulasi dalam jaringan halus dan
tulang untuk waktu yang lama. Timbal terdapat dalam beberapa isotop: 204Pb
(1.4%), 206Pb (24.1%), 207Pb (22.1%), and 208Pb (52.4%). 206Pb, 207Pb
and 208Pb kesemuanya adalah radiogenic dan merupakan produk akhir dari
pemutusan rantai kompleks. Logam ini sangat resistan (tahan) terhadap korosi,
oleh karena itu seringkali dicampur dengan cairan yang bersifat korosif
(seperti asam sulfat).
Timbal, terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi Pb2+, dan dikeluarkan
oleh sejumlah industri dan pertambangan. Timbal yang berasal dari bahan
bakar bertimbal merupakan sumber utama dari timbal di atmosfer dan daratan
yang kemudian dapat masuk di perairan alami. Timbal yang berasal dari
batuan kapur merupakan sumber timbal dari perairan alami (Rukaesih, 2004).
Timbal dapat masuk dalam ke perairan melalui pengkristalan di udara yang
merupakan pembakaran hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor
dengan bantuan hujan. Dapat pula sebagai akibat proses korosifikasi bahan
mineral akibat hempasan dan angin. Timbal (Pb) yang masuk kedalam bahan
perairan sebagai dampak aktifitas manusia, di antaranya dalam air buangan
(limbah) industri yang berkaitan dengan timbal (Pb) yang jatuh pada jalur-jalur
perairan seperti anak sungai dan terbawa menuju laut.
2.18. MANGAN
Mangan biasanya muncul dalam air sumur sebagai Mn(HCO3)2, MnCl2, atau
MnSO4. Mangan juga dapat ditemukan di dasar reservoir dimana terjadi
kondisi anaerob akibat terjadinya proses dekomposisi. Kenaikan pH menjadi 9
– 10 dapat menyebabkan Mg berpresipitasi dalam bentuk yang tidak terlarut.
Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh buangan
industri (industrial wastes) dan akibat sampingan dari penggunaan senyawa-
senyawa merkuri di bidang pertanian. Merkuri dapat berada dalam bentuk
metal, senyawa-senyawa anorganik dan senyawa organic. Terdapatnya
merkuri di perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama oleh kegiatan
perindustrian seperti pabrik cat,kertas, peralatan listrik, chlorine dan coustic
soda; kedua oleh alam itu sendiri melalui proses pelapukan batuan dan
peletusan gunung berapi. Namun pencemaran merkuri yang disebabkan
kegiatan alam pengaruhnya terhadap biologi maupun ekologi tidak significant.
Di antara beberapa sumber polutan yang menyebabkan penimbunan merkuri
dilingkungan laut, yang terpenting adalah industri penambangan logam,
industri biji besi, termasuk metal plating, industry yang memproduksi bahan
kimia, baik organic maupun anorganik, dan offshore dumping sampah
domestik, lumpur dan lain-lain.
Telah lama diketahui bahwa merkuri dan turunannya sangat beracun, sehingga
kehadirannya di lingkungan perairan dapat mengakibatkan kerugian pada
manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh
organisme air. Selain itu pencemaran perairan oleh merkuri mempunyai
pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang
stabil dalam sendimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan
kemudahannya diserap dan terkumpul dalam jaringan tubuh organisme air,
baik melalui proses bioaccumulation maupun biomagnifications yaitu melalui
food chain.
Seng merupakan logam putih kebiruan berkilau dan berada dalam kelompok
IIb tabel periodik.
Seng bersifat getas pada suhu normal, tetapi berubah menjadi ulet dan bisa
ditempa ketika dipanaskan antara 110 °C hingga 150 °C.
Unsur ini merupakan logam cukup reaktif yang akan bereaksi dengan oksigen
dan non-logam, serta bereaksi dengan asam encer untuk melepaskan hidrogen.
Air minum juga mengandung sejumlah seng, yang mungkin akan semakin
tinggi bila disimpan dalam wadah logam.
Seng terjadi secara alami di udara, air dan tanah, tetapi peningkatan
konsentrasi seng umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia.
Seng merupakan unsur ke-23 paling melimpah di kerak bumi. Bijih utama
seng dikenal sebagai sfalerit. Bijih seng lainnya adalah wurzite, smithsonite,
dan hemimorphite.
Lebih dari 30% kebutuhan seng dunia dipenuhi oleh seng daur ulang.
2.21. KHLORIDA
Sianida di alam terdapat sebagai gas yang keluar dari dalam tanah dan mudah
larut dalam air. sianida merupakan kelompok senyawa anorganik dan organic
dengan siano (CN) sebagai struktur utama. Biasanya, senyawa ini dihasilkan
dalam pemprosesan logam. Sianida tersebar luas diperairan dan berada dalam
bentuk ion sianida (CN-), hydrogen sianida (HCN), dan metalosianida.
Keberadaan sianida sangat dipengaruhi oleh pH, suhu, oksigen terlarut,
salinitas, dan keberadaan ion lain. Sianida yang terdapat di perairan terutama
berasal dari limbah industri, misalnnya industri pelapisan logam,
pertambangan emas, pertambangan perak, industri pupuk, industri baja,
industri tapioca, batik, atau pestisida.
Sianida dapat menghambat pertukaran oksigen pada mahkluk hidup. Juga
bersifat toksik bagi ikan; kadar sianida 0,2 mg/l sudah mengakibatkan
toksisitas akut bagi ikan. Kadar sianida perairan yang dianjurkan sekitar 0,005
mg/l (Moore, 1991). Menurut WHO, kadar maksimal sianida yang
diperkenankan 0,1 mg/l (Moore,1991)
Sianida dalam bentuk ion mudah terserap dalam bahan-bahan yang
tersuspensi maupun oleh sedimen dasar. Sianida bersifat sangat reaktif, sianida
bebas menunjukan adanya kadar HCN dan CN-. Pada pH yang lebih kecil dari
8, sianida berada dalam bentuk HCN yang dianggap lebih toksik bagi
organisme akuatik daripada CN-. sianida yang berlebihan dalam air minum
dapat mengganggu metabolism oksigen dalam tubuh dan mengganggu fungsi
hati, serta pernafasan, dan menyebabkan kerusakan tulang (Moore, 1991).
2.23. FLUORIDA
Flur (F) merupakan salah satu unsure yang melimpah pada kerak bumi.
Unsure ini ditemukan dalam bentuk ion fluoride (F-). Sumber fluoride dialam
adalah fluorspar ( CaF2) , cryolite (Na3AIF6), dan flourapatite.keberadaan
fluoride juga berasal dari pembakaran batu bara. Fluoride banyak digunakan
dalam industri, besi baja, gelas, pelapisan logam, aluminium, dan pestisida
(Eckenfelder, 1989)
Perairan alami biasanya memiliki kadar fluoride kurang dari 0,2 Mg/l. pada air
tanah dalam, kadar fluorida mencapai 10mg/l, pada perairan laut sekitar
1,3mg/l, sedangkan pada brine mencapai 600mg/l ( McNeely al., 1979).
Peraian yang diperuntukan bagi air minum sebaiknya memiliki kadar fluoride
0,7-1,2 mg/l (Davis dan Cornwell, 1991). Untuk kepentingan pertanian, kadar
fluoride yang dianjurkan adalah 10-15mg/l.
Sejumlah kecil fluoride dalam air terbukti menguntungkan bagi pencegahan
kerusakan gigi, akan tetapi konsentrasi yang melebihi kisaran 1,7mg/l dapat
mengakibatkan pewarnaan pada enamel gigi yang dikenal dengan istila
mottling ( Davis dan Cornwell, 1991; Sawyer dan McCarty, 1978). Kadar yang
berlebihan juga dapat berimplikasi terhadap kerusakan pada tulang. Selama
proses pembentukan gigi pada bayi, fluoride bereaksi secara kimiawi dengan
enamel menghasilkan gigi yang keras dan kuat.
2.25. SULFAT
Ion sulfat (SO4) adalah anion utama yang terdapat di dalam air. Jumlah ion
sulfat yang berlebih dalam air minum menyebabkan terjadinya efek cuci perut
pada manusia. Sulfat mempunyai peranan penting dalam penyaluran air
maupun dalam penggunaan oleh umum.
Sulfat banyak ditemukan dalam bentuk SO42- dalam air alam. Kehadirannya
dibatasi sebesar 250 mg/l untuk air yang dikonsumsi oleh manusia. Sulfat
terdapat di air alami sebagai hasil pelumeran gypsum dan mineral lainnya.
Sulfat dapat juga berasal dari oksidasi terakhir sulfida, sulfit, dan thiosulfat
yang berasal dari bekas tambang batubara. Kehadiran sulfat dapat
menimbulkan masalah bau dan korosi pada pipa air buangan akibat reduksi
SO42- menjadi S– dalam kondisi anaerob dan bersama ion H+ membentuk H2S.
Dalam pipa, proses perubahan secara biologis terjadi selama transportasi air
buangan. Perubahan ini memerlukan O2. Apabila kandungan O2 tidak cukup
dari aerasi natural udara dalam pipa, terjadi reduksi sulfat dan terbentuk ion
sulfida. S– akan berubah menjadi H2S pada pH tertentu dan sebagian lepas ke
udara di atas air buangan. Bila pipa berventilasi baik dan dindingnya kering,
hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Bila terjadi hal sebaliknya,
keseimbangan berkumpul pada dinding bagian atas pipa. H2S larut dalam air
sesuai dengan tekanan parsial udara dalam pipa dan bakteri akan mengoksidasi
H2S menjadi H2SO4, yang dapat merusak beton (dikenal dengan ”crown”
korosi).
2.26. KHLORIN BEBAS
Ditemukan pada tahun 1774 oleh Carl Wilhelm Scheele, dia keliru mengira
klorin mengandung oksigen.
Unsur ini mendapatkan namanya seperti sekarang pada tahun 1810 oleh
Humphry Davy.
Unsur kimia murni klorin berwujud gas diatomik berwarna hijau. Nama klorin
berasal dari kata latin chloros, yang berarti hijau, mengacu pada warna gas ini.
Gas klorin memiliki berat 2,5 kali udara, memiliki bau menyesakkan, serta
sangat beracun.
Dalam bentuk cair dan padat, klorin merupakan oksidator kuat, pemutih, dan
agen disinfektan kuat.
Elemen ini merupakan bagian dari seri halogen pembentuk garam yang bisa
diekstrak dari klorida melalui oksidasi dan elektrolisis.
Klorida membentuk banyak garam terlarut dalam lautan dengan sekitar 1,9%
dari massa air laut adalah ion klorida.
Jumlah klorida dalam tanah bervariasi tergantung dari jaraknya dengan laut.
Rata-rata klorida di tanah bagian atas adalah sekitar 10 ppm.
Asam belerang atau hidrogen sulfida (us) merupakan gas beracun yang dapat
larut dalam air. Pada tambak, akumulasinya ditandai dengan endapan lumput
hitam berbau khas seperti telur busuk atau belerang sumber utamanya adalah
hasil dekomposisi sisa-sisa plankton, kotoran biota budidaya, sisa pakan dan
bahan organik lainnya. Bahan organik selain dapat menghasilkan amonia juga
memproduksi asam belerang. Selain itu, air laut yang banyak mengandung
S04’2 di daerah bertanah asam juga memproduksi H2S Persentase H2S pada
pH 7,0 dan suhu 26 drjajata celcius mencapai 49,7% sedangkan pada pH 9,0
dan suhu 30 derajata celcius hanya 0.9%.Dengan demikian, sebagaimana ianya
amonia, asam belerang dalam air terdapat pula dalam dua bentuk yang berada
dalam keseimbangan. Menunat Boyd (1982) bahwa daya racun H2S jauh
lebih besar dibandingkan dengan daya recus HS-, Kandungan H2S menurun
dengan meningkatnya pH sir.Daya racun akatn belerang tergantung pada
euhu. oksigen, dan pH. Pada nilai pH di atas 9, hampir seluruh aksm belerang
berdisesissi menjadi S2 dan H+ yang tidak beracun sebaliknya. bila pH turun
menjadi kurang dari 5,reaksi bergeser dan sebagian besar asam belerang
dalam bentuk baracun.
Pergantian air dan pengerukan tanah dasar waktu persiapan tambak adalah
cara yang baik untuk menghilangkan pengaruh H2S. Suasana aerob di dasar
tambak juga dapat mengurangi pengaruh Has Pada konsentrasi oksigen terlarut
tinggi. H2S dioksidasi menjadi H2SO. Aerasi sangat mem bantu terciptanya
suasana aerob di dasar tambak.
3. MIKROBIOLOGI
3.1. FECAL COLIFORM
Bakteri koliform total merupakan kumpulan mikroorganisme relatif tidak
berbahaya yang hidup dalam jumlah besar di usus manusia dan hewan yang
berdarah panas maupun dingin. Mereka membantu dalam pencernaan
makanan. Sebuah subkelompok yang spesifik dari jenis ini adalah bakteri
coliform fecal, anggota yang paling umum adalah Escherichia coli. Organisme
ini dapat dipisahkan dari kelompok coliform total dengan kemampuan mereka
untuk tumbuh pada suhu yang tinggi dan hanya berkaitan dengan bahan
kotoran hewan berdarah panas.
Rekomendasi EPA dan untuk suplai air rumah tangga, untuk pengobatan,
jumlah koliform fekal kurang dari 2000 colonies/100 mL, dan untuk Standar
air minum kurang dari 1 koloni / 100 ml.
3.2. TOTAL COLIFORM
4.2. GROSS-B
Peluruhan beta adalah jenis peluruhan radioaktif di mana partikel beta
(elektron atau positron) dipancarkan. Radiasi beta-
minus (β⁻)terdiri dari sebuah elektron yang penuh energi. radiasi ini
kurang terionisasi daripada alfa, tetapi lebih daripada sinar gamma. Elektron
seringkali dapat dihentikan dengan beberapa sentimeter logam. radiasi ini
terjadi ketika peluruhan neutron menjadi proton dalam nukleus, melepaskan
partikel beta dan sebuah antineutrino.
Radiasi beta plus (β+) adalah emisi positron. Jadi, tidak seperti β⁻, peluruhan
β+ tidak
dapat terjadi dalam isolasi, karena memerlukan energi, massa neutron lebih
besar
daripada massa proton. peluruhan β+ hanya dapat terjadi di dalam nukleus
ketika nilai
energi yang mengikat dari nukleus induk lebih kecil dari nukleus. Perbedaan
antara energi ini masuk ke dalam reaksi konversi proton menjadi
neutron,positron dan antineutrino, dan ke energi kinetik dari partikel-partikel.
5. KIMIA ORGANIK
5.1. MINYAK DAN LEMAK
Minyak mengandung senyawa volatil yang mudah menguap dan
mengandung sisa minyak yang tidak dapat menguap.
Karena minyak tidak dapat larut dalam air, maka sisa minyak akan
tetap mengapung di air, kecuali jika minyak tersebut terdampar ke
pantai atau tanah disekeliling sungai. Minyak yang menutupi
permukaan air akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam
air. Selain itu, lapisan minyak juga dapat mengurangi konsentrasi
oksigen terlarut dalam air karena fiksasi oksigen bebas menjadi
terhambat. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan rantai makanan di
dalam air (Nugroho, 2006).Kandungan minyak dan lemak yang
terdapat dalam limbah bersumber dari industri yang mengolah
bahan baku mengandung minyak bersumber dari proses klasifikasi
dan proses perebusan (Ginting, 2007).Minyak dan lemak
merupakan bahan organik bersifat tetap dan sukar diuraikan
bakteri. Limbah ini membuat lapisan pada permukaan air sehingga
membentuk selaput. Dalam limbah kelapa sawit kandungan minyak
5800 mg/l dalam.Karena berat jenisnya lebih kecil dari air maka
minyak tersebut berbentuk lapisan tipis di permukaan air dan
menutup permukaan yang mengakibatkan terbatasnya oksigen
masuk dalam air. Pada sebagian lain minyak ini membentuk
lumpur dan mengendap yang sulit diuraikan.
Senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam air laut berasal dari limbah
rumah tangga, industri dan pertanian. Senyawa-senyawa fenol pada kadar yang
tinggi dapat bersifat toksik, tetapi masalah utama yang dapat ditimbulkan
adalah rasa dan bau. Air yang mengandung fenol = 0,001 ppm tidak
mempunyai rasa dan bau, tetapi fenol pada kadar tersebut sangat sukar untuk
dideteksi.
5.4. BHC
HCB memiliki sifat yang tidak mudah larut dalam air dan pelarut organic,
mudah menguap sehingga mudah menjadi bagian dalam udara, sangat tahan
terhadap degradasi dengan koefisien partisi yang cukup besar yaitu log
KOW=3.03 -6.42, dan mampu ter-bio-konsentrasi dalam lemak organisme.
HCB didistribusikan melalui lingkungan karena sifatnya yang mudah
berpindah dan tahan terhadap degradasi. Sebuah penelitian menyebutkan
bahwa paruh waktu HCB dalam tanah dari proses degradasi aerob dan anaerob
adalah sekitar 2.7 hingga 22.9 tahun. HCB dapat terakumulasi dalam tubuh
organisme karena sifat fisika-kimia dan kesulitannya untuk dieliminasi. HCB
dapat dideteksi dalam kadar rendah pada makanan dan udara. Namun pada
waktu tertentu, dan itu pun pada kadar yang sangat rendah yaitu di bawah 0,1
µg/liter, HCB dapat ditemukan di dalam persediaan air minum.
Dalam uji coba terhadap hewan (tikus), HCB telah terbukti bersifat
karsinogenik dan mampu menginduksi tumor di beberapa bagian organ dalam
tubuh tikus. Namun signifikannya perbedaan kadar antara uji coba dengan
kadar yang terdapat dalam lingkungan sangat berbeda secara signifikan,
sehingga dirasa tidak perlu dibuat pedoman untuk HCB dalam persediaan air
minum.
5.6. CHLORDANE
Terjadi biokumulasi pada organisme air yang dimakan manusia dan bersifat
carcinogenic.
Carcinogenic adalah Sebuah karsinogen adalah zat yang menyebabkan sel
normal berubah menjadi sel kanker, sehingga pertumbuhan sel yang tidak
terkendali. Sel-sel kanker dapat berkembang biak tak terkendali, membentuk
suatu massa dari jaringan yang disebut tumor.
5.7. DDT
Terjadi biokumulasi pada organisme air yang dimakan manusia dan bersifat
carcinogenic.
Carcinogenic adalah Sebuah karsinogen adalah zat yang menyebabkan sel
normal berubah menjadi sel kanker, sehingga pertumbuhan sel yang tidak
terkendali. Sel-sel kanker dapat berkembang biak tak terkendali, membentuk
suatu massa dari jaringan yang disebut tumor.
5.9. LINDANE
Lindane adalah pencemar organik yang persisten : relatif berumur panjang di
lingkungan, itu diangkut jarak jauh oleh proses alam seperti distilasi dunia ,
dan dapat bioaccumulate dalam rantai makanan , meskipun dengan cepat
dihilangkan bila paparan dihentikan. Produksi dan pertanian penggunaan
lindane adalah penyebab utama pencemaran lingkungan, dan tingkat lindane di
lingkungan telah menurun di AS, konsisten dengan penurunan pola
penggunaan pertanian. Produksi lindane menghasilkan sejumlah besar limbah
hexachlorocyclohexane isomer, dan diperkirakan bahwa setiap ton lindane
diproduksi menghasilkan sekitar 9 ton limbah beracun. standar manufaktur
modern untuk lindane melibatkan pengobatan dan konversi isomer limbah
untuk molekul kurang beracun, proses yang dikenal sebagai retak.Ketika
lindane digunakan dalam pertanian, diperkirakan 12-30% dari itu volatilizes ke
atmosfer, di mana ia tunduk pada transportasi jarak jauh dan dapat disimpan
oleh hujan. Lindane dalam tanah dapat leach ke permukaan dan bahkan air
tanah, dan dapat bioaccumulate dalam rantai makanan. Namun,
biotransformasi dan eliminasi adalah relatif cepat bila paparan dihentikan.
Kebanyakan paparan dari populasi umum untuk lindane telah dihasilkan dari
lahan pertanian dan asupan makanan, seperti produk, daging dan susu, yang
dihasilkan dari komoditas pertanian diobati. Eksposur manusia telah menurun
secara signifikan sejak pembatalan lahan pertanian pada tahun 2006. Meski
begitu, CDC diterbitkan pada tahun 2005 Laporan Nasional Ketiga pada
Eksposur Manusia untuk Kimia Lingkungan, yang tidak menemukan
terdeteksi jumlah lindane dalam darah manusia yang diambil dari sampling
acak sekitar 5.000 orang di Amerika Serikat sebagai bagian dari studi
NHANES (National Health dan Gizi Survey Pemeriksaan di:
http://www.cdc.gov/nchs/nhanes/about_nhanes.htm). Kurangnya deteksi
lindane pada manusia "biomonitoring" Penelitian besar ini mungkin
mencerminkan lahan pertanian semakin terbatas Lindane selama dua dekade
terakhir. Pembatalan lahan pertanian di Amerika Serikat akan mengurangi
jumlah lindane diperkenalkan ke lingkungan dengan lebih dari 99%.
5.10. METHOXYCLOR
Ikan dan biota akuatik lainnya dapat mengalami efek buruk dari perairan yang
terkontaminasi pestisida. Aliran permukaan yang membawa pestisida hingga
sungai membawa dampak yang mematikan bagi kehidupan di perairan, dan
dapat membunuh ikan dalam jumlah besar. Penerapan herbisida di perairan
dapat membunuh ikan ketika tanaman yang mati membusuk dan proses
pembusukan tersebut mengambil banyak oksigen di dalam air, sehingga
membuat ikan kesulitan bernafas. Beberapa herbisida mengandung tembaga
sulfit yang beracun bagi ikan dan hewan air lainnya. Penerapan herbisida pada
perairan dapat mematikan tanaman air yang menjadi makanan dan penunjang
habitat ikan, menyebabkan berkurangnya populasi ikan.
5.11. ENDRIN
Bahan yang tumpah dibendung dengan bendungan di dasar penahan air
cekung, area penahan yang digali atau dalam palang kantong pasir.
Absorbsi dengan karbon aktif. Pindahkan bahan yang dibendung dengan
selang penghisap. Kumpulkan bahan yang tumpah menggunakan
peralatan mekanis. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran
pembuangan air limbah.
5.12. TOXAPHAN
LC50 pada 96 jam berada pada kisaran 1-20 µg/l, toxaphene sangat beracun
untuk ikan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara fisik hampir semua air yang terlihat bentuknya sama secara fisik, tetapi di dalam kita
tidak tahu zat apa saja yang terkandung didalamnya, entah zat itu baik untuk dikonsumsi atau
tidak, sedangkan ada beberapa zat yang baik dikonsumsi pun bila terlalu banyak dosisnya
akan berdamkpak tidak baik pula.
3.2. Saran
Sebelum menggunakan atau mengkonsumsi air tersebut kita harus memastikan air tersebut
layak atau tidak kandungannya untuk tubuh kita, dan salah satu caranya dapat kita lihat dari
asal sumber kita mendapatkan air tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://perikananachyou.wordpress.com/2016/04/03/parameter-kualitas-air-
secara-fisika-kimia-dan-biologi-di-perairan/
http://kana-hapaki.blogspot.co.id/2014/01/pemeriksaan-ts-tss-dan-tds.html
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/08/parameter-fisika-kimia-
biologi-penentu-kualitas-air-2/
https://tambelatari.blogspot.co.id/2017/05/parameter-kimia-air-ph-do-co2-bod-
cod.html
http://sahryladam.blogspot.co.id/2013/05/kandungan-unsur-fosfat-dalam-air-
laut.html
http://driverhutapadang.blogspot.co.id/2013/02/nitrat-no3.html
https://nurulwahidadotme.wordpress.com/2013/01/08/58/
https://environmentalchemistry.wordpress.com/2012/10/14/arsen/
http://coretansowel.blogspot.co.id/2013/06/logam-kobalt-dan-nikel-kimia-
anorganik_26.html
http://kliksma.com/2015/04/pengertian-unsur-barium-dan-efeknya.html
https://www.amazine.co/25961/boron-b-fakta-sifat-kegunaan-efek-
kesehatannya/
https://www.scribd.com/doc/76878440/PENCEMARAN-AIR-OLEH-KADMIUM-CD-
EFEK-DAN-PENANGGULANGANNYA
http://pengolahanair-bersih.blogspot.co.id/2015/09/bahaya-pencemaran-air-
oleh-logam-berat.html
http://gracemustamu.blogspot.co.id/2013/07/pencemaran-timbal-pb.html
https://uwityangyoyo.wordpress.com/2012/06/12/dampak-pencemaran-
merkuri-terhadap-biota-air-dan-kesehatan-manusia/
http://atom-green.blogspot.co.id/2013/07/dampak-flourida-sianida-dan-
total.html
http://goelanzsaw.blogspot.co.id/2013/02/analisa-nitrit-dalam-air.html
http://www.agrotani.com/asam-belerang/
http://bangkoyoy.blogspot.co.id/2010/10/bakteri-koliform-fekal-fecal-
coliform.html
http://www.academia.edu/7737480/TEORI_DASAR_RADIOAKTIVITAS_LI
NGKUNGAN_DI_PSTNT_BATAN
http://platika-vet.blogspot.co.id/2011/06/pencemaran-limbah-detergent.html
https://masantos.wordpress.com/2007/02/28/kualitas-air-dalam-budidaya-laut/
http://rino14.blogspot.co.id/2011/03/air-minum-dan-kesehatan-manusia.html
http://citrayunita01.blogspot.co.id/2015/05/lindane.html
http://www.kelair.bppt.go.id/sib3pop/POPs/Toxaphene/toxaphene.htm
https://id.wikipedia.org/wiki/Dampak_lingkungan_dari_pestisida