REKAYASA LINGKUNGAN
Disusun oleh:
Moreno Toricelli
16.B1.0122
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena saya dapat
menyelesaikan tugas Rekayasa Lingkungan yang diberikan kepada saya ini. Tugas ini dikerjakan
untuk mengisi nilai UAS semester genap mata kuliah Rekayasa Lingkungan.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang berperan penting
dalam proses pengumpulan informasi hingga penyusunan makalah yang berjudul Kriteria Mutu
Air. Saya mengharapkan adanya kritik dan saran guna membangun kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih juga untuk Bapak Dr. Ir. Djoko Suwarno, M. Si yang sudah memberikan hal-hal
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan orang yang membutuhkan.
Dan mohon maaf juga apa bila ada salah kata dalam penulisan atau pembuatan makalah ini.
(Penulis)
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
2.4.1 Gross – A .......................................................................... 31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kualitas air menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan keperluan tertentu.
Pencemaran yang terjadi sangat mempengaruhi kualutas air yang ada, pencemaran air adalah
memasukannya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Kali ini parameter yang akan
dibahas yaitu sungai, apa sih sungai itu? Sungai merupakan suatu sistem yang dinamis dengan
didalamnya. Terjadinya dinamika tersebut menyebabkan suatu sungai berada dalam keseimbangan
ekologis sejauh sungai itu tidak menerima bahan asing dari luar yang berlebihan. Tetapi pada batas
kisaran tertentu pengaruh zat atau bahan yang asing ini masih dapat ditolerir dan kondisi
keseimbangan masih tetap dapat dipertahankan. Hal tersebut berkaitan dengan aktivitas oleh
mikroorganisme terdapat didalam air yang mampu menguraikan berbagai senyawa organik dengan
Faktor lain yaitu aktivitas manusia sepanjang aliran sungai juga menyebabkan sungai
banyak mendapatkan beban pencemaran yang banyak berasal dari industri, pertanian, rumah sakit,
maupun limbah domestik. Ini terjadi karena saat ini masih ada anggapan bahwa air sungai
merupakan tempat pembuangan limbah yang mudah dan murah. Padahal sungai juga menjadi hal
penting yang harus dijaga kebersihannya. Baiklah mari kita bahas parameter apa saja yang bisa
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
ISI
2.1.1 Temperatur
Suhu air adalah salah satu parameter fisika yang perlu diperhatikan karena dapat
pernapasan, denyut jantung, kegiatan enzim dan proses fisiologis lainnya pada ikan. Keadaan ini
akan terlihat pada pemeliharaan ikan dengan suhu rendah dapat menyebabkan pertumbuhan
makhluk hidup di sungai lambat bahkan terhenti. Selain yang sudah dijelaskan diatas, suhu juga
akan mempengaruhi kadar oksigen yang terlarut dalam air dan daya racun suatu bahan pencemar.
Semakin tinggi suhu suatu perairan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya
sedangkan kebutuhan oksigen setiap kenaikan suhu 10ºC, ikan naik hampir dua kali lipat akan
kebutuhan oksigennya. Contoh lain yakni daya racun potasium sianida terhadap ikan akan naik
dua kali lipat setiap kenaikkan suhu 10ºC. Sesuai dengan hukum Van Hoff bahwa untuk setiap
perubahan kimia, kecepatan reaksinya naik dua sampai tiga kali lipat setiap kenaikkan suhu
sebesar 10º C. thermometer digunakan sebagai alat untuk pengukuran suhu air dengan skala
110 oC. Organisme atau makhluk hidup yang ada di sungai pasti mempunyai persyaratan suhu
maksimum, optimum dan juga minimum untuk hidupnya serta mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri sampai suhu tertentu yang ada. Secara naluri ikan mempunyai toleransi yang
rendah terhadap perubahan suhu. Suhu yang baik untuk air sungai berkisar antara 25 – 30º C.
3
2.1.2 Jumlah Zat Padat Terlarut
Zat padat atau residu merupakan materi setelah pemanasan dan pengeringan pada suhu
100 oC – 104 oC. Residu atau zat padat yang tertinggal selama proses pemanasan adalah materi
yang ada dalam contoh air dan tidak akan hilang atau menguap pada 104 oC. Zat padat
Di alam, ditemukan dua kelompok zat yaitu zat terlarut (seperti garam dan molekul-
molekul organis) serta zat padat tersuspensi (seperti tanah liat dan kwarts). Materi organik ini
dapat berasal dari penguraian vegetasi, senyawa organik, dan gas anorganik yang terlarut. Residu
terlarut biasanya disebabkan oleh bahan anorganik berupa ion-ion yang terdapat di perairan atau
sungai.
Residu tersuspensi atau padatan tersupensi dalam air umumnya diperlukan untuk
penentuan produktivitas dan juga mengetahui norma air yang dimaksud dengan jalan mengukur
dalam berbagai periode. Padatan tersuspensi dapat ditafsir dari erosi tanah akibat hujan ataupun
akibat longsoran. Pergerakan air berupa arus pasang akan mampu mengaduk sedimen yang ada.
Dan juga kandungan padatan tersuspensi di perairan tidak boleh melebihi 1000 mg karena bisa
tercemar. Tingginya kandungan residu tersuspensi dalam perairan akan mengurangi kedalaman
penetrasi cahaya matahari ke dalam air sehingga berpengaruh langsung terhadap fotosintesis oleh
fitoplankton dan pengaruh tidak langsung terhadap keberadaan zooplankton dalam perairan.
4
2.2 PARAMETER KIMIA
2.2.1.1 pH
asam/basa di dalam air. Penentuan pH merupakan tes yang paling penting dan paling
sering digunakan pada kimia air. pH digunakan pada penentuan alkalinitas, CO2, serta
dalam kesetimbangan asam basa. Pada temperatur yang diberikan, intensitas asam atau
karakter dasar suatu larutan diindikasikan oleh pH dan aktivitas ion hidrogen. Terjadinya
perubahan pada pH air bisa menyebabkan berubahnya bau, rasa, dan warna tergantung
berapa besar pH air. Pada proses pengolahan air seperti koagulasi, desinfeksi, dan
pelunakan air, nilai pH harus dijaga sampai rentang dimana organisme partikulat terlibat.
Asam dan basa pada dasarnya dibedakan dari rasanya kemudian dari efek yang
ditimbulkan pada indikator. Reaksi netralisasi dari asam dan basa selalu menghasilkan
air. Ion H+ dan OH– selalu berada pada keseimbangan kimiawi yang dinamis dengan
H2O ↔ H+ + OH–
Ion hidrogen bersifat asam. Keberadaan ion hidrogen menggambarkan nilai pH derajat
Konsentrasi ion hidrogen dalam air murni yang netral adalah 10-7 g/l. Nilai disosiasi
(Kw) pada suhu 25oC sebesar 10-14 seperti yang ditunjukkan pada persamaan.
5
[H+] + [OH–] = Kw
2.2.1.2 BOD
Selain itu BOD juga merupakan sebagai suatu ukuran jumlah oksigenyang digunakan
oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap
masuknya bahan organik yang dapat diurai. Dari pengertian-pengertian ini dapat
dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk
mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai
menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem
pengolahan secara biologis. Adanya bahan organik yang cukup tinggi (ditunjukkan
dengan nilai BOD dan COD) menyebabkan mikroba menjadi aktif dan menguraikan
Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen di
dalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerob. Apabila di
dalam perairan banyak mengandung sampah organik, jumlah oksigen yang diperlukan
6
oleh mikroorganisme untuk memecah sampah tersebut akan besar, dan ini berarti angka
BOD-nya tinggi. Angka BOD tinggi berarti angka DO rendah. Dengan banyak oksigen
yang digunakan untuk memecah sampah maka kadar oksigen yang terlarut dalam air
akan menurun, demikian pula untuk angka COD. Perairan yang mempunyai BOD tinggi
umumnya akan menimbulkan bau tidak sedap, sebab apabila BOD tinggi berarti DO
rendah dan berarti pula pemecahan sampah organik akan berlangsung anaerob (tanpa
oksigen). Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika
2.2.1.3 COD
untuk mengoksidasi seluruh bahan-bahan organik yang ada dalam air baik yang mudah
diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukar atau tidak bisa diuraikan secara
produk kimiawi seperti senyawa minyak dan buangan kimia lainnya yang sangat sulit
atau bahkan tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme. Selisih hasil nilai antara
pengukuran COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit
terurai di perairan tersebut. Nilai dari COD bisa sama dengan BOD, tetapi nilai BOD
tidak bisa lebih besar dari COD, jadi nilai COD dapat menggambarkan jumlah total
bahan organik yang ada. Nilai BOD tidak bisa lebih besar dari COD karena senyawa
kompleks anorganik yang ada di perairan yang dapat teroksidasi juga akan ikut dalam
reaksi pengujian (Barus, 2002). Metode standar penentuan kebutuhan oksigen kimiawi
atau COD yang digunakan saat ini kebanyakan masih melibatkan penggunaan oksidator
kuat kalium bikromat, asam sulfat pekat, dan perak sulfat sebagai katalis. Hasil
7
pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun di Waduk Penjalin menunjukkan adanya
2.2.1.4 DO
akan oksigen terlarut bagi jenis dan stadium (fase) kehidupan ikan berbeda-beda.
Demikian pula dalam lingkungan yang sama, kebutuhan akan oksigen berbeda-beda
tergantung pada jenis ikannya. Pada umumnya kebutuhan akan oksigen pada stadium
dini lebih tinggi daripada stadium yang lanjut. Batas-batas kritis bagi ikan sangat
Oksigen terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan akuatik untuk proses
pembakaran dalam tubuh. Beberapa bakteri dan binatang dapat hidup tanpa O2
(anaerobik) sama sekali; lainnya dapat hidup dalam keadaan anaerobik hanya sebentar,
tetapi memerlukan penyediaan O2 yang berlimpah setiap saat. Kebanyakan dapat hidup
dalam keadaankandungan O2 yang rendah sekali, tapi tak dapat hidup tanpa O2 sama
sekali. Keadaan oksigen dalam air sangat mempengaruhi kehidupan organisme, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan keadaan oksigen dalam air sangat
Penyerapan oksigen dari udara dapat dengan melalui dua cara yaitu:
Dengan melalui pergerakan air yang teratur seperti gerakan gelombang, air
8
2. Hasil fotosintesis dari tanaman berklorofil.
Pada dasarnya proses penurunan oksigen dalam air disebabkan oleh proses
2.2.1.5 FOSFAT
Fosfat dalam air sungai berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses
fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP, ADP dan Nukleotid
koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus walaupun dalam keadaan
gelap. Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk fosfat anorganik yang paling banyak terdapat
dalam siklus fosfat. Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air sungai dipengaruhi
oleh proses biologi dan fisik. Dipermukaan air, fosfat di angkut oleh fitoplankton sejak
pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk konsentrasi dibawah 0,3 µm ada
bagian sel yang cocok menghalangi dan sel fosfat kurang diproduksi.
(asphyxiation), selain keracunan karena zat toksin yang diproduksi oleh fitoplankton
9
masing – masing dengan nilai CF (concentration factor) 3 x 104 untuk P, 16(3 x 104)
Diperairan, bentuk unsur fosfor berubah secara terus menerus akibat proses
dekomposisi dan sintesis antara bentuk organik, dan bentuk anorganik yang dilakukan
ini bergantung pada suhu yang mendekati titik didih, perubahan polifosfat menjadi
ortofosfat berlangsung cepat. Kecepatan ini meningkat dengan menurunnya nilai pH.
Perubahan polifosfat menjadi ortofosfat pada air limbah yang mengandung banyak
bakteri lebih cepat dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada air bersih.
Daur fosfor terlihat akibat aliran air pada batu-batuan akan melarutkan bagian
permukaan mineral termasuk fosfor akan terbawa sebagai sedimentasi ke dasar sungai
Nilai kelarutan fosfat dalam air ditentukan oleh jenis mineral fosfat, mineral
demikian idealnya untuk pupuk alam digunakan endapan fosfat yang kandungan mineral
2.2.1.6 NO3
Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan
nitrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut
dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna
senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses yang penting dalam
siklus nitrogen dan berlangsung aerob (Effendi, 2003). Nitrat adalah salah satu jenis
10
senyawa kimia yang sering ditemukan di alam, seperti dalam tanaman dan air. Senyawa
ini terdapat dalam tiga bentuk, yaitu ion hitrat (ion NO3) ketiga bentuk senyawa nitrat
ini menyebabkan efek yang sama terhadap ternak meskipun pada konsentrasi yang
berbeda (Stohenow dan Lardy, 1998, Cassel dan Boran 2000 dalam yuningsih, 2003).
Dalam kondisi dimana konsentrasi oksigen terlarut sangat rendah dara terjadi proses
kebaikan dari nitrifikasi yaitu proses denitrifikasi dimana nitrat melalui nitrit akan
menghasilkan nitrogen bebas yang akhirnya akan lepas ke udara atau dapat juga kembali
membentuk ammonium / amoniak melalui proses fikasi altrat (Barus, 2001). Ammonia
berada dalam air karena pemupukan kotoran biota budidaya dan hasil kegiatan jasad
renik did alam pembusukan bahan organik yang kaya akan nitrogen (protein). Senyawa
asam ini dapat digunakan oleh fitoplankton dan tumbuhan air setelah diubah menjadi
nitrit dan nitrat oleh bakteri dalam proses nitrifikasi (Kordi, 2009).
2.2.1.7 NH3-N
dilakukan pada perairan anaerob atau kandungan oksigen terlarut dalam air kurang. Di
dalam air ammonia mempunyai dua bentuk senyawa yaitu senyawa ammonia bukan ion
(NH3) dan berupa ion amonium (NH3+). Dalam kaitannya dengan usaha pembenihan
ikan laut, NH3 akan dapat meracuni ikan sedangkan NH3+ tidak berbahaya kecuali
dalam konsentrasi sangat tinggi. Konsentrasi NH3 yang tinggi biasanya terjadi setelah
CO2 meningkat.
Batas pengaruh yang mematikan ikan apabila konsentarsi NH3 pada perairan tidak lebih
dari 1 ppm karena dapat menghambat daya serap hemoglobin darah terhadap oksigen
11
dan ikan akan mati kartena sesak napas. Perombakan senyawa nitrogen pada perairan
aerob akan menghasilkan senyawa nitrat yang dapat diserap oleh organisme nabati
2.2.1.8 ARSEN
Arsen telah dikenal sebagai zat kiimia yang sangat berbahaya. Keracunan arsen
yang akut dapat berasal dari makanan yang jumlahnya lebih dari 100 mg unsure
tersebut. Keracunan kronis dapat terjadi melalui makanan dalam jumlah arsen yang
sedikit dalam periode waktu yang lama. Dari bermacam-macam kejadian diketahui
bahan bakar fosil terutama batu bara, mengeluarkan sejumlah arsen ke Lingkungan,
dimana sebagian besar akan masuk ke dalam perairan alami. Arsen terdapat di alam
dengan senyawa fosfor. Beberapa pestisida mengandung senyawa arsen yang sangat
toksik. Sumber utama lain dari arsen adalah hasil akhir penambangan logam. Arsen yang
dihasilkan sebagai hasil ikatan dari pertambangan tembaga, emas dan limbah
2.2.1.9 KOBALT
pembuatan mesin pesawat, dsb. Pada manusia, Co dibutuhkan sedikit dalam proses
pembentukan leukosit dan dapat diperoleh dari vitamin B12. Keracunan kobalt dalam
12
jumlah banyak akan merusak kelenjar tiroid. Penderita juga berpotensi mengalami gagal
jantung.
2.2.1.10 BARIUM
Barium adalah logam putih keperakan yang ditemukan dalam lingkungan, karena
Kadar barium paling besar adalah dalam kerak bumi, jadi kemungkinan cemaran akibat
barium cukup kecil. Pekerja industry barium lebih memiliki kemungkinan dikenai
cemaran. Dengan terlalu lama menghirup debu/ udara yang mengandung barium sulfat/
barium karbonat akan menyebabkan tekanan darah meningkat, perubahan irama jantung,
Sifat Barium adalah toksik dengan hati. Jadi kandungan air senyawa jika masuk ke
2.2.1.11 BORON
Senyawa boron tidak reaktif dalam air. Jika air sampai terkena cemaran senyawa
ini, pastilah dikarenakan kesengajaan. Adanya boron dalam tubuh mahluk hidup akan
menginfeksi hati, lambung, ginjal, bahkan kematian. Dengan 5gram boron saja akan
menyebabkan penyakit diatas bekerja. Kemungkinan infeksi boron akibat makanan juga
Lalu bagaimana boron bekerja? Boron mulai mencemari manhluk hidup yang
menghirup paparan debu borat di tempat kerja. Hewan yang terkena paparan debu borat
2.2.1.12 SELENIUM
13
Pada daerah tadah hujan/ Seleniferous, kadar selenium cukup tinggi. Hal ini
sebaiknya diimbangi oleh badan air konvensional agar tidak terjadi keracunan pada
konsumen air minum. Mengingat daerah tadah hujan ini, juga merupakan sumber air
2.2.1.13 KADMIUM
Analisa kadmium di air dan air limbah menggunakan SNI 06-6989.38-2005 yaitu
cara uji kadar kadmium (Cd) dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) secara
tungku karbon. Ruang lingkup metode ini untuk kadar 0,5 µg/l – 10,0 µg/l pada panjang
gelombang 228,8 nm. Prinsip metode ini adalah contoh uji air dan air limbah
ditambahkan asam nitrat kemudian dilanjutkan dengan pemanasan yang bertujuan untuk
serapannya dengan SSA tungku karbon dengan gas argon sebagai gas pembawa.
Kromium banyak terdapat pada air laut maupun sungai. Kromium(VI) adalah
oksidator kuat pada pH rendah atau netral. Anion terpenting adalah anion kromat
(CrO2−4) dan anion dikromat (Cr2O2−7), Natrium kromat diproduksi dalam skala
industri melalui pemanggangan oksidatif bijih kromit dengan kalsium atau natrium
karbonat. Oleh karena itu, spesies dominan, berdasarkan hukum aksi massa, ditentukan
dari kuning (kromat) menjadi jingga (dikromat), seperti ketika asam ditambahkan ke
dalam larutan netral kalium kromat. Pada pH yang lebih rendah lagi, dimungkinkan
14
2.2.1.15 TEMBAGA
pabrik kawat, pelapis logam, dll. Senyawa ini cukup cepat larut dalam air, sehingga
diet
2. Kelebihan kadar Cu akan menimbulkan gejala awal muntah, diare kram perut
dan mual.
2.2.1.16 BESI
Besi atau Ferrum (Fe) merupakan metal berwarna putih keperakan, liat, dan dapat
dibentuk. Pada perairan alami dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang
cukup, ion ferro yang bersifat mudah larut, dioksidasi menjadi ion ferri. Pada air
permukaan jarang ditemui kadar Fe yang lebih besar dari 1 mg/l, tetapi dalam air tanah,
kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Pada air yang tidak mengandung oksigen, seperti air
tanah, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup padat terlarut, sedangkan pada air sungai
yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+ yang sulit larut pada pH
ferihidroksida Fe(OH)3 atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan bisa
mengendap. Dalam air sungai, besi berada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut, dan Fe3+ dalam
bentuk senyawa organis berupa koloidal. Besi merupakan sumber makanan utama bagi
15
bakteri besi (crentothrix, leptothrix, dan gallionella) yang dapat menimbulkan bau,
Besi termasuk unsur yang penting bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan, besi
berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang berlebihan dapat
menimbulkan warna merah, menimbulkan karat pada peralatan logam, serta dapat
memudarkan bahan celupan (dyes) dan tekstil. Pada tumbuhan, besi berperan dalam
sistem enzim dan transfer elektron pada proses fotosintesis. Besi banyak digunakan
minyak, dan sebagainya (Eckenfelder, 1989 dalam Effendi, 2003). Pada air minum, Fe
dapat menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan
2.2.1.17 TIMBAL
Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam
berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah
kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Timbal
adalah logam yang yang dapat merusak sistem syaraf jika terakumulasi dalam jaringan
halus dan tulang untuk waktu yang lama. Logam ini sangat resistan (tahan) terhadap
korosi, oleh karena itu seringkali dicampur dengan cairan yang bersifat korosif (seperti
asam sulfat).
Timbal, terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi Pb2+, dan dikeluarkan oleh
sejumlah industri dan pertambangan. Timbal yang berasal dari bahan bakar bertimbal
merupakan sumber utama dari timbal di atmosfer dan daratan yang kemudian dapat
16
masuk di perairan alami. Timbal yang berasal dari batuan kapur merupakan sumber
bantuan hujan. Dapat pula sebagai akibat proses korosifikasi bahan mineral akibat
hempasan dan angin. Timbal (Pb) yang masuk kedalam bahan perairan sebagai dampak
aktifitas manusia, di antaranya dalam air buangan (limbah) industri yang berkaitan
dengan timbal (Pb) yang jatuh pada jalur-jalur perairan seperti anak sungai dan terbawa
menuju laut.
2.2.1.18 MANGAN
karakteristik kimia serupa dengan besi. Mangan berada dalam bentuk manganous
(Mn2+) dan manganik (Mn4+). Di dalam tanah, Mn4+ berada dalam bentuk senyawa
mangan dioksida yang sangat tak terlarut di dalam air dan mengandung karbondioksida.
Pada kondisi reduksi (anaerob) akibat dekomposisi bahan organik dengan kadar yang
tinggi, Mn4+ pada senyawa mangan dioksida mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang
bersifat larut. Mn2+ berikatan dengan nitrat, sulfat, dan klorida serta larut dalam air.
Mangan dan besi valensi dua hanya terdapat pada perairan yang memiliki kondisi
anaerob (Cole, 1988 dalam Effendi, 2003). Jika perairan mendapat cukup aerasi, Mn2+
Mangan biasanya muncul dalam air sumur sebagai Mn(HCO3)2, MnCl2, atau
MnSO4. Mangan juga dapat ditemukan di dasar reservoir dimana terjadi kondisi anaerob
17
akibat terjadinya proses dekomposisi. Kenaikan pH menjadi 9 – 10 dapat menyebabkan
Mg berpresipitasi dalam bentuk yang tidak terlarut. Kadar mangan pada kerak bumi
sekitar 950 mg/kg. Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/liter atau kurang.
Kadar yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam.
Perairan yang diperuntukkan bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam
sebaiknya memiliki kadar mangan sekitar 0,2 mg/liter, sedangkan untuk tanah yang
Air raksa atau merkuri (Hg) adalah logam berwujud cair yang ditemukan dalam
endapan alam seperti bijih bersama unsur-unsur lainnya. Air raksa dipergunakan sebagai
produk elektrik seperti batu baterai sel kering, lampu neon, switch, dan lain-lain. Sumber
utama air raksa dalam air minum adalah erosi endapan alam, debit dari kilang dan
pabrik, limpasan dari tempat pembuangan sampah, dan limpasan dari lahan pertanian.
Metode perlakuan berikut telah terbukti efektif untuk menghilangkan air raksa di bawah
0,002 mg/L atau 2 ppb yaitu koagulasi / filtrasi, karbon aktif granular, lime softening,
tentang persyaratan kualitas air minum, air raksa termasuk parameter tambahan kimiawi
anorganik. Kadar maksimun air raksa yang diperbolehkan adalah 0,001 mg/l.
dan Pengendalian Pencemaran air Kelas satu yaitu air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut kadar maksimum air raksa yang
18
diperbolehkan adalah 0,001 mg/l. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut kadar maksimun
2.2.1.20 SENG
Jika pemberian kadar seng pada mahluk hidup melebihi dosis, akan menyebabkan
hambatan pertumbuhan pada anak. Rasa pahit dan sepat pada air minum akan dirasakan
2.2.1.21 KHLORIDA
Sekitar 3/4 dari klorin (Cl2) yang terdapat di bumi berada dalam bentuk larutan.
Unsur klor dalam air terdapat dalam bentuk ion klorida (Cl–). Ion klorida adalah salah
satu anion anorganik utama yang ditemukan pada perairan alami dalam jumlah yang
lebih banyak daripada anion halogen lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk
senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan kalsium klorida (CaCl2).
Selain dalam bentuk larutan, klorida dalam bentuk padatan ditemukan pada batuan
perairan. Sebagian besar klorida bersifat mudah larut. Klorida terdapat di alam dengan
meningkatnya kadar mineral. Kadar klorida yang tinggi, yang diikuti oleh kadar kalsium
dan magnesium yang juga tinggi, dapat meningkatkan sifat korosivitas air. Hal ini
19
Klorida tidak bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan berperan dalam
pengaturan tekanan osmotik sel. Klorida tidak memiliki efek fisiologis yang merugikan,
tetapi seperti amonia dan nitrat, kenaikan akan terjadi secara tiba-tiba di atas baku mutu
berdasarkan iklim, penggunaannya, dan klorida yang hilang melalui respirasi. Klorida
2.2.1.22 SIANIDA
Senyawa ini paling cepat reaksi racunnya, hanya butuh hitungan menit bisa
Kemungkinan tercemarnya air terhadap sianida sangat kecil, kecuali disengaja/ kriminal
(seperti kasus Mirna ‘kopi sianida’). Maka dari itu diperlukan pengecekan sekala
berkala terhadap kualitas air minum, penyelipan kertas pikrat bisa menjadi solusinya.
Apabila warna kertas berubah dari kuning menjadi merah bata. Intensitas kepekatan
2.2.1.23 FLUORIDA
Fluor (F) merupakan salah satu unsur yang melimpah pada kerak bumi. Fluor
adalah halogen yang sangat reaktif sehingga selalu terdapat dalam bentuk senyawa.
Unsur ini ditemukan dalam bentuk ion fluorida (F–). Fluor yang berikatan dengan kation
monovalen, misalnya NaF, AgF, dan KF bersifat mudah larut; sedangkan fluor yang
berikatan dengan kation divalen, misalnya CaF2 dan PbF2 bersifat tidak larut dalam air.
20
Sumber fluorida di alam adalah fluorspar (CaF2), cryolite (Na3AlF6), dan fluorapatite.
Keberadaan fluorida juga dapat berasal dari pembakaran batu bara. Fluorida banyak
digunakan dalam industri besi baja, gelas, pelapisan logam, aluminium, dan pestisida
kerusakan gigi, akan tetapi konsentrasi yang melebihi kisaran 1,7 mg/liter dapat
mengakibatkan pewarnaan pada enamel gigi, yang dikenal dengan istilah mottling
(Sawyer dan McCarty, 1978). Kadar yang berlebihan juga dapat berimplikasi terhadap
Fluorida anorganik bersifat lebih toksik dan lebih iritan daripada yang organik.
terjadi fluorisasi gigi serta kerangka, dan gangguan pencernaan yang disertai dengan
dehidrasi. Pada kasus keracunan berat akan terjadi cacat tulang, kelumpuhan, dan
kematian.
Biasanya senyawa ini ditemukan dalam kegiatan pertanian. Hal ini dikarenakan
kebiasaan petani menggunakan pupuk nitrogen (urea). Jika senyawa ini melebihi batas,
gangguan pencernaan (Gastro Intestinal), Diare dengan darah, Convulsi, Shock, Koma,
dsb.
2.2.1.25 SULFAT
21
Ion sulfat (SO4) adalah anion utama yang terdapat di dalam air. Jumlah ion sulfat
yang berlebih dalam air minum menyebabkan terjadinya efek cuci perut pada manusia.
Sulfat mempunyai peranan penting dalam penyaluran air maupun dalam penggunaan
oleh umum. Sulfat banyak ditemukan dalam bentuk SO42- dalam air alam.
Kehadirannya dibatasi sebesar 250 mg/l untuk air yang dikonsumsi oleh manusia. Sulfat
terdapat di air alami sebagai hasil pelumeran gypsum dan mineral lainnya. Sulfat dapat
juga berasal dari oksidasi terakhir sulfida, sulfit, dan thiosulfat yang berasal dari bekas
tambang batubara. Kehadiran sulfat dapat menimbulkan masalah bau dan korosi pada
pipa air buangan akibat reduksi SO42- menjadi S– dalam kondisi anaerob dan bersama
Dalam pipa, proses perubahan secara biologis terjadi selama transportasi air
buangan. Perubahan ini memerlukan O2. Apabila kandungan O2 tidak cukup dari aerasi
natural udara dalam pipa, terjadi reduksi sulfat dan terbentuk ion sulfida. S– akan
berubah menjadi H2S pada pH tertentu dan sebagian lepas ke udara di atas air buangan.
Bila pipa berventilasi baik dan dindingnya kering, hal ini tidak akan menimbulkan
masalah. Bila terjadi hal sebaliknya, keseimbangan berkumpul pada dinding bagian atas
pipa. H2S larut dalam air sesuai dengan tekanan parsial udara dalam pipa dan bakteri
akan mengoksidasi H2S menjadi H2SO4, yang dapat merusak beton (dikenal dengan
crown korosi). Metode turbidimeter merupakan salah satu metode analisa yang
digunakan untuk mengukur sulfat dengan prinsip barium sulfat terbentuk setelah contoh
air ditambahkan barium khlorida yang berguna untuk presipitasi dalam bentuk koloid
dengan bantuan larutan buffer asam yang mengandung MgCl, potassium nitrat, sodium
22
SO42- + BaCl2 →BaSO4 (koloid) + 2 Cl–
Metode ini dapat dilakukan dengan cepat dan lebih sering digunakan daripada metode
lainnya. Konsentrasi sulfat > 10 mg/l dapat dianalisa dengan mengambil sulfat dalam
Klorin yang biasanya digunakan untuk bahan pemutih/ penjernih air, jelas
kaporit ini menghasilkan gas klorin yang beracun sehingga dapat digunakan sebagai
coppock et al., 1988). Namun Klorin sendiri menyebabkan iritasi pada kulit lapisan
mukosa mahluk hidup. Iritasi yang dimaksud adalah iritasi local saluran usus, dimana
Hal ini membuktikan senyawa klorin cukup berbahaya pada mahluk hidup,
pernah mendengar istilah ‘Jangan berenang terlalu lama karena adanya kaporit kolam’?
jika terlalu lama berenang, maka kulit akan berubah tekstrur dan warnanya.
Jika penggunaan klorin dalam ambang sewajarnya, dampak negative ini bisa dicegah.
Kita harus tetap waspada, karena klorin sangat dekat dengan air yang mana sumber
2.2.1.27 BELERANG
23
Belerang sebagai logam tidak larut dalam air dan ketika larut dalam air, larut
wujudnya sudah berubah menjadi gas sulfide H2S dan sulfat SO4. Sulfat sendiri tidak
berbau, tetapi jika bercampur dengan air akan membuat rasa pahit.
Dengan kadar 1 ppm air yang tercampur belerang akan menghasilkan bau aneh. Padahal
sifat air seharusnya netral Dengan kadar 500 ppm air yang tercampur belerang akan
dampak dari pekerjaan mahluk hidup yang tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Bila tidak ada pembatasan pengeboran dan sebagainya dari pihak pemerintah atau
perusahaan itu sendiri, dampak yang lebih parah bisa sampai di manusia.
Bloomingnya tanaman di sungai akibat kadar PO4 yang tinggi, hal ini diimbangi
dengan industry rumah tangga yang membuang detergen berlebih pada sungai. Alhasil
proses Eutrofikasi tak terhindarkan. Kematian organism air juga tidak terhindarkan.
2.2.2.3 FENOL
banyak.
24
- Menimbulkan rasa tak sedap pada daging ikan.
Senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam air laut berasal dari limbah rumah
tangga, industri dan pertanian. Senyawa-senyawa fenol pada kadar yang tinggi dapat
bersifat toksik, tetapi masalah utama yang dapat ditimbulkan adalah rasa dan bau. Air
yang mengandung fenol = 0,001 ppm tidak mempunyai rasa dan bau, tetapi fenol pada
2.2.2.4 BHC
sebagai pengobatan untuk kutu kudis. Benzene Hexachlorida (BHC) berbentuk serbuk
putih yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam benzen, karbon disulfida, kloroform,
Benzene Hexachlorida (C6H6Cl6) dibuat dari reaksi adisi antara benzene (C6H6) dan
manusia akan menyebabkan mutasi sel, kerusakan hati, gangguan SSP, dan kanker.
25
2.2.2.6 CHLORDANE
Chlordane sendiri menyerupai larutan tebal, butiran, konsentrat yang teremulsi, dan
berwarna kekuningan. Benda ini tidak berbau, namun dapat mengiritasi indra
Sifat chlordane sendiri melekat kuat pada tanah, namun tidak sampai menembus air
tanah. Dari segi hewan sendiri, sifatnya mengendap. Untuk air minum sendiri, chlordane
jarang dijumpai. Mahluk hidup lebih sering diserang ketika memakan, hasil pertanian
tanah yang terkena chlordane, bahkan memegang tanah bekas semprotan chlordane.
Chlordane yang tercemar pada tubuh manusia, kebanyakan dibuang melalui feces atau
Namun mahluk hidup yang terkena kontak langsung dengan chlordane dalam jangka
yang panjang, akan diserang melalui system saraf/ parahnya pembuluh otak juga
diserang.
2.2.2.7 DDT
Pada tahun 1962 Rachel Carson dalam bukunya yang terkenal, Silenty Spring
menjuluki DDT sebagai obat yang membawa kematian bagi kehidupan di bumi.
Demikian berbahayanya DDT bagi kehidupan di bumi sehingga atas rekomendasi EPA
(Environmental Protection Agency) Amerika Serikat pada tahun 1972 DDT dilarang
digunakan terhitung 1 Januari 1973. Pengaruh buruk DDT terhadap lingkungan sudah
mulai tampak sejak awal penggunaannya pada tahun 1940-an, dengan menurunnya
populasi burung elang sampai hampir punah di Amerika Serikat. Dari pengamatan
ternyata elang terkontaminasi DDT dari makanannya (terutama ikan sebagai mangsanya)
26
yang tercemar DDT. DDT menyebabkan cang-kang telur elang menjadi sangat rapuh
sehingga rusak jika dieram. Dari segi bahayanya, oleh EPA DDT digolongkan dalam
Dua sifat buruk yang menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup
adalah:
Sifat apolar DDT: ia tak larut dalam air tapi sangat larut dalam lemak. Makin larut
suatu insektisida dalam lemak (semakin lipofilik) semakin tinggi sifat apolarnya. Hal ini
merupakan salah satu faktor penyebab DDT sangat mudah menembus kulit.
Sifat DDT yang sangat stabil dan persisten. Ia sukar terurai sehingga cenderung
bertahan dalam lingkungan hidup, masuk rantai makanan (foodchain) melalui bahan
lemak jaringan mahluk hidup. Itu sebabnya DDT bersifat bioakumulatif dan
biomagnifikatif. Karena sifatnya yang stabil dan persisten, DDT bertahan sangat lama di
dalam tanah; bahkan DDT dapat terikat dengan bahan organik dalam partikel tanah.
Dalam ilmu lingkungan DDT termasuk dalam urutan ke 3 dari polutan organik yang
- semivolatile,
- bioakumulatif,
27
2.2.2.8 HEPTACHLOR DAN HEPTACHLOR EPOXIDE
Biasanya dijual sebagai bubuk putih atau cokelat, heptachlor adalah salah satu
insektisida cyclodiene. Pada tahun 1962, Silent Spring Rachel Carson mempertanyakan
sangat stabil, heptachlor dapat bertahan di lingkungan selama beberapa dekade. EPA AS
telah membatasi penjualan produk heptachlor ke aplikasi spesifik dari kontrol semut api
di trafo bawah tanah. Jumlah yang bisa hadir dalam makanan yang berbeda diatur.
2.2.2.9 LINDANE
baik sebagai pertanian insektisida dan sebagai farmasi pengobatan untuk kutu-kudis.
Penggunaan lindane tidak ditelan karena berkibat masuk kedalam saluran pencernaan.
Benda ini juga memiliki fungsi untuk membasmi kutu dan sejenisnya dalam tubuh
ternak serta kutu di manusia. Melihat dari fungsinya sendiri, jika lindane sampai
tercampur dalam tubuh manusia akan langsung menyerang saraf pusat dan berlanjut ke
2.2.2.10 METHOXYCLOR
Pestisida yang menyebabkan efek kesehatan yang merugikan pada pasokan air
domestik dan merupakan racun bagi kehidupan air tawar dan laut.
28
2.2.2.11 ENDRIN
Sedangkan standard untuk air minum 2 ppb Adalah senyawa untuk membasmi
kapas pada batas tertentu, selebihnya membasmi hama tanaman lainnya. Endrin
cenderung mudah terakumulasi pada jaringan lemak, terutama yang hidup di air. Benda
yang memiliki waktu paruh dalam tanah kisaran 14 tahun ini, bisa menyebabkan
masalah dalam system saraf pusat. Dengan kadar 7.5 Mg/ Kg dapat menyebabkan
2.2.2.12 TOXAPHAN
Toxaphene sangat lama didegradasi di lingkungan, dan mengendap bila di ikan dan
mamalia.
Cara mencemari toxaphene melalui udara maupun air dalam jarak jauh.
29
3. Gejala kronis yang ditimbulkan: tuli sementara, berat badan& nafsu makan
turun
Gejala Berat yang ditimbulkan: Gejala ringan yang diimbangi dengan emosi, kejang dan
buih di mulut. Kejang yang tidak ditangani secara cepat bisa- bisa kelewatan sampai
meninggal.
Bakteri fecal coliform adalah bakteri yang ditemukan dalam tinja. Coliform tinja
adalah subset dari kelompok yang lebih besar dari organisme yang dikenal sebagai
Pemeriksaan Air dan Air Limbah, edisi 19, sebagai anaerob fakultatif (organisme yang
mampu bertahan tanpa adanya oksigen), gram negatif, bakteri pembentuk spora,
memiliki bentuk batang laktosa fermentasi, menghasilkan gas dan asam dalam waktu
kira-kira 48 jam ketika dikultur pada 34oC. Kurangnya kemampuan mereka untuk
membentuk spora membuat mereka lebih rentan terhadap kerusakan oleh kondisi
lingkungan.
Bakteri Total Coliform tidak semuanya patogen, beberapa sebabkan Disentri pada
bayi. Apabila Total Coliform ditemukan dalam air, artinya bakteri seperti Giardia dan
jelas adanya. Maka dari itu, kadar Total Coliform yang diperbolehkan berkisar 0
MON/100MI atau tidak diiizinkan sama sekali, menurut Kepmenkes RI No. 907/
Menkes/ VII/ 2002. Jika diizinkan, justru telur- telur cacing yan berada pada minuman
manusia.
30
2.4 PARAMETER RADIOAKTIVITAS
2.4.1 GROSS-A
Sinar ini merupakan sinar radioaktif yang tidak mempunyai daya tembus, namun bila
Radiasi ini biasanya terletak didalam tanah, udara, dan juga air. Hal ini meanandakan
air tanah memiliki kemungkinan tercemar. Jika hal ini tidak dicegah maka kerusakan
sel tubuh manusia tidak dapat dihindari. Mengingat bahwa air tanah adalah air minum
umum.
2.4.2 GROSS – B
Berbeda dengan sinar Gross-A, sinar ini dapat menembus kulit. Jika standar diatas,
dilewati, efek yang ditimbulkan tak jauh beda dengan Gross-A, hanya saja muncul
Luka Bakar. Semakin lama sinar Gross-A Gross-B memancar, semakin besar pula efek
yang dimunculkan.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari paper singkat ini air merupakan komponen
lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas
dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,
sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Tapi air dapat menjadi
malapetaka jika tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-
hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihansanitasi kota, maupun untuk keperluan
Jika ingin mendapat air yang baik sesuai dengan standar yang baik, sekarang ini
menjadi barang yang tidak murah, dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-
macam limbah mulai dari pabrik rumah tangga pertanian masih banyak lagi. Sehingga secara
kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang
tersebut berguna untuk kita mengetahui mana air yang baik mana yang tidak baik. Maka dari
itu dengan adanya parameter ini kita semakin terbantu dalam menganalisa air bersih.
32
DAFTAR PUSTAKA
http://tiansel.blogspot.co.id/2012/01/sekilas-tentang-kromium-cr.html
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/08/parameter-fisika-kimia-biologi-penentu-kualitas-
air-2/
http://gracemustamu.blogspot.co.id/2013/07/pencemaran-timbal-pb.html
http://muhammadsyukur21.blogspot.co.id/2012/06/senyawa-kimia-dalam-air-dan-
standarnya.html
https://masantos.wordpress.com/2007/02/28/kualitas-air-dalam-budidaya-laut/
https://abrar4lesson4tutorial4ever.wordpress.com/2010/02/20/pengertian-dan-dampak-ddt-
dichloro-diphenyl-trichloroethane-dalam-kehidupan/
https://en.wikipedia.org/wiki/Heptachlor
http://www.kelair.bppt.go.id/sib3pop/POPs/Toxaphene/toxaphene.htm
https://www.translate.com/english/bakteri-fecal-coliform-adalah-bakteri-yang-ditemukan-dalam-
tinja-coliform-tinja-adalah-subset-dari/35926467
33