Anda di halaman 1dari 31

SEJARAH BETON

DAN PERKEMBANGANNYA

Makalah ini disusun guna memenuhi

tugas mata kuliah Teknologi Bahan

Disusun oleh :

EDWIN KRISTIANTO 16.B1.0005

OEN, STEFANUS 16.B1.0025

DEWA BRATA 16.B1.0085

MORENO TORICELLI 16.B1.0122

ALEXANDO JOVAN 16.B1.0123

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton, sebuah kata yang tidak asing bagi Kami mahasiswa Teknik Sipil

khususnya yang nantinya akan menjadi seorang Engineer dan tidak asing di telinga

masyarakat pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada sejauh mana seorang

Engineer tahu bahkan paham apa itu beton dibanding masyarakat pada umumnya.

Seorang Engineer harus paham betul akan sejarah beton dan perkembangannya, tidak

dapat dipungliri lagi bahwa bahan bangunan yang kita kenal dengan beton ini

mempunyai pengaruh besar terhadap pembangunan ( konstruksi ) di seluruh pelosok

dunia, tak terkecuali di Negara Kita ini, Indonesia. Sehingga dengan memgetahui sejarah

dan perkembangannya dapat memberikan wawasan kepada masyarakat sendiri yang

memang concern terhadap beton, baik melalui pembuatan buku, penulisan makalah,

penulisan jurnal atau media apapun yang dapat memberikan pengetahuan tersendiri

kepada masyarakat secara umum tentang beton. Hal ini yang menjadikan kami mebuat

makalah tentang sejarah beton dan perkembanganya untuk berbagi ilmu dan

pengetahuan, sehingga diharapkan siapapun yang membaca makalah ini dapat

menambah ilmu yang dimilikinya.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah beton ?

2. Bagaimana perkembangan beton hingga saat ini ?

2
1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sejarah beton.

2. Mengetahui perkembangan beton hingga saat ini.

1.4 Manfaat

1. Memperluas pengetahuan kita mengenai sejarah beton.

2. Sebagai media informasi dalam dunia pendidikan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Beton

Pengetahuan tertua tentang beton adalah di temukan di Timur Tengah dan

tertanggal pada 5600 SM; bangsa Mesir (pada abad 26 SM) telah menggunakan campuran

dengan jerami untuk mengikat batu kering, gypsum, dan semen kapur dalam pertukangan

batu (berdasarkan fakta-fakta dalam konstruksi Pyramid).

Masyarakat Yunani yang tinggal di Crete dan Cyprus menggunakan semen

kapur sebaik mungkin (abad ke-8 SM), mengingat Bangsa Babilonia dan Syria

menggunakan bitumen untuk membangun bebatuan dan bangunan batu.

Sama halnya pada Bangsa Yunani Kuno, menggunakan batu kapur calcined,

ketika orang Roma membuat beton pertama; yang dicampur kapur putty dengan debu

bebatuan atau abu vulkanik. Mereka menggunakannya dengan batu untuk membangun

jalan, bangunan-bangunan, dan saluran air (terowongan air).

Bangsa Roma memakai pozzolana, jenis pasir tertentu dari Pozzuoli, dekat

gunung berapi Vesuvio (Italia bagian Selatan), untuk membangun bangunan yang penting

sekali, seperti Pantheon atau Colosseo.

Pantheon J Durm, Handbuch der Architektur, Stoccarda, 1905 4


Pozzolana adalah jenis pasir yang luar biasa dimana reaksi kimianya dengan

kapurdan air, menjadi sebuah bebatuan yang memiliki massa, selanjutnya, kimia itu

adalah silicadan alumunium dimana bereaksi dengan Kalsium Hidroksida untuk

membentuk senyawa dengan sifat semen.

Kubah Pantheon, dibangun pada abad kedua masehi, yang merupakan Karya

terbesar Bangsa Roma pada waktu itu, Pantheon memiliki struktur dengan sejumlah

kekosongan, relung, dan kubah dengan ruang yang kecil yang bertujuan untuk

menurunkan bebannya. Dalam keterangan tentang Kubah (Dome) menunjukkan struktur

yang lebih tebal dalam dasar atau kakinya, sedangkan ketebalan cenderung berkurang

secara bertahap, berdasarkan tinggi kubah bertingkat (dengan kata lain, ketebalan dome

berbanding terbalik dengan tingginya).

Pliny telah meletuskan semen kapur dan pasir (perbandingannya satu bagian

kapur sedangkan pasir empat 1:4), dan Marco Vitruvio Pollione ( Abad pertama SM )

meletuskan sebuah campuran pozzolana dan kapur (dua untuk pozzolana dan 1 untuk

kapur 2:1) dan kami juga mempunyai sebuah karangannya tentang Sifat Beton. Nama

Concrete berasal dari bahasa latin yaitu Concretus, yang berarti tumbuh bersama Selama

pertengahan tahun kualitas bahan-bahan semen memburuk, kapur danpozzolana tidak

lama digunakan, Mereka memperkenalkan kembali pada abad ke-13 dan ke-14.

Berdasarkan abad ke-15, Kontraktor dari Venesia telah menggunakan kapur hitam (Black

Lime) Abetone Sebuah wilayah dekat Vicenza (Italia bagian Utara) yang mempunyai

kesamaan dengan pozzolana.

Pada tahun 1779M, Fra Giocondo menggunakan pasir pozzolana sebagai mortar

pada Dermaga Pont de Notre Dame di Paris.

Pada tahun 1779M, Higging telah memberikan hak paten untuk semen hidrolik

yang digunakan pada Plester Exterior.

5
Pada tahun 1793 M,John Smeaton menemukan batu kapur Kalsinasi yang berisi

tanah liat yang dihasilkan pada jenis kapur yang mengeras di bawah air Smeaton

menggunakan kapur hidrolik untuk membangun Mercusuar Eddystone diCornwall,

Inggris.

Pada tahun 1796, James Parker telah mempatenkan jenis Khusus dari Semen

Hidrolik yang disebut Roman Cement - yang diperoleh melalui Nodul Kalkunasi dari

batuan kapur yang tiak murni yang berisi tanah liat. Proses yang sama juga telah

digunakan di Prancis pada tahun 1802.

Pada tahun 1812, L. Vicat telah mempersiapkan kapur Hidrolik Buatan dengan

mengkalkinasi campuran buatan pada batuan kapur dan pasir.

Pada tahun 1818, Semen Alami telah diproduksi di US dan M. de Saint Leger

telah memberikan hak paten terhadap Semen Hidrolik. Pada tahun 1822, J. Frost telah

mengajukan Kapur Hidrolik Buatan yang disebut British Cement.

Tepatnya tahun 1824, adalah yang terpenting dalam Sejarah Beton, pada tahun

1824 J. Aspdin yang telah mengembangkan apa yang disebut Semen Portland (Portland

Cement) istilah setelah batu kualitas tinggi yang digali di Portland, Inggris- dengan

melakukan pembakaran bersama campuran kapur dan tanah liat hingga karbon dioksida

terangkat; Semen Aspdin merupakan suatu kesuksesan.

Pada tahun 1828, I. K. Brunel merupakn Arsitek Pertama yang menggunakan

Semen Portland pada pembangunan Terowongan Thames, sedangkan pada tes sistematis

Jerman tentang Kuat Tarik dan Tekan semen dimulai pada tahun 1836. J.L. Lambot telah

membuat sebuah kapal kecil dari beton (kemudian diamenebalkan perahunya dengan

batang besi dan kawat) di Prancis selatan untuk dipamerkanpada Pameran Dunia pada

tahun 1855 di Paris. Dan pada tahun 1890-an Seorang Italia , C.Gabellini mulai

6
membangun Kapal dengan menggunakan beton ( membuat kapal dalamskala yang lebih

besar ).

J. L. Lambot, Kapal Kecil Beton Bertulang ( 1848 )

Pada tahun 1850, J. Monier, seorang tukang kebun berkebangsaan Prancis,

mengembangkan sebuah Pot Bunga dengan beton bertulang; pada tahun 1867, dia

mempatenkan Garden Tubdan kemudian balok bertulang.

Pada tahun 1887, H. Le Chatelier menyusun perbandingan oksida untuk

mempersiapkan campuran untuk produksi Semen Portland, yang mana unsur pokok

adalah Tri Kalsium silikat, Aluminat, dan Ferrit (Perbandingan ini dipercaya suatu yang

tepat / fixed).

W. Wilkinsondari Newcastle telah memperkenalkan beton bertulang pada

bangunan - bangunan rumah. Pada tahun 1854, dia menggunakan hak patennya untuk

konstruksi dari Rumah Tinggal Tahan Api, Gudang, Bangunan lainnya serta bagian-

bagian lainnya yang sama (construction of fireproof dwellings, warehouses, other

buildings and parts of thesame). Wilkinson mendirikan sebuah Pondok / dangau pelayan

bertingkat dua yang kecil, lantai beton bertulang, dan atap dengan batang besi dan tali

kawat. Dia telah membangun beberapa struktur pada jenis ini dan dia percaya akan

keharusan untuk membangun bangunan dengan beton bertulang pertama.

7
J. Monier. Pot
Bunga dengan
Beton
Bertulang
(1850)

W. Wilkinson, Sistem
beton Bertulang (1854)

Seorang builder berkebangsaan Prancis, F. Coignettelah membangun beberapa rumah-

rumah dalam skala yang besar dari beton di UK dan Prancis antara 1850-1880. Dia

menggunakan batang besi pada lantai untuk mencegah tembok terjadi perlebaran, tetapi

kemudian dia menggunakan batangan sebagai elemen lendut (Flexural Elements). Pada

tahun 1801 F. Coignet menerbitkan tulisannya mengenai prinsip-prinsip konstruksi

dengan meninjau kelembaban bahan beton terhadap taruknya Coignet pada tahun 1861,

melakukan uji coba penggunaan pembesian pada konstruksi atap, pipa dan kubah.

8
Bangunan beton bertulang US pertama dibangun oleh W. E. Wardantara tahun 1871 dan

1875, tepatnya rumah di Port Chester, New York. Ward menggunakan bahasa Prancis

untuk Concrete, yaitu Beton, dan pada tahun 1883, dia menyampaikan selebaran yang

menggambarkan Rumah yang disebutkan tadi kepada Himpunan Insinyur Mekanik

Amerika (The American Society of Mechanical Engineers); selebaran itu berjudul Beton

in Combination with Iron As a Building Material.

Pada tahun 1879, G. A. Wayss, seorang Builder berkebangsaan Jerman,

membeli hak paten dari apa yang disebut Moniers System dan mempelopori konstruksi

beton bertulang di Jerman dan Austria, mempromosikan The Wayss-Monier System

sebaik mungkin pada pembelajaran ilmu pengetahuan yang menarik di US; selain itu, dia

adalah seorang Managerdari sebuah perusahaan batu yang sukses, yang memproduksi

balok beton di San Fransisco (1870). Dia orang pertama yang mengguanakan beton

bertulang pada tahun 1877, dan padatahun 1884 dia mempatenkan sebuah system.

10 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1894, A. de Baudot membangun The

Churchof Saint Jean de Monmartre di Paris dengan kolom beton yang ramping dan kubah,

disertai dengan tembok beton bertulang.

T. A. Edison beroperasi dengan beton, tepatnya pada tahun 1899 Edison

membangun perusahaan Semen Portland Edison, di New Jersey, dia mempromosikan

konstruksi beton dan membuat proposal dalam jumlah yang besar sebagai pandangan

penggunaan beton yang inovatif, selain itu, dia merancang seperangkat bentuk cetakan

besi untuk bangunan rumahdengan beton (termasuk tembok, lantai, dan tangga).

Jembatan beton bertulang pertama dibangun pada tahun 1889, dimana

ketinggian beton pertama dibangun di Cincinnati, US, antara tahun 1902 dan 1904,

dengan menggunakan variasi pada sistem Ransome: dirancang oleh Elzner dan

Henderson, itu merupakan beton pencakar langit pertama.

9
F. Hennebique, seorang kontraktor berkebangsaan Prancis, memulai dalam

membangu nrumah-rumah beton bertulang pada tahun 1870, dia memakai hak patennya

sebagai tanda penghargaan dalam The Hennebique Concrete System di Prancis, Belgia,

Italia, Amerika Selatan dan Negara-negara lainnya, dan dia juga mendirikan sebuah

kerajaan monopoli yang melibatkan beberapa negar.

Hennebique mempromosikan pertemuan palung beton bertulang dan

pengembangan Konstruksi Standar, tetapi itu adalah A. Perret yang mempunyai

kontribusi dalam penyebarannya sebagai bahan arsitektural.

Sistem Beton Bertulang Hennebique

Perret, pada tahu 1903, merancang dan membangun sebuah multi bangunan

tingkat (Multy-Storey Building) di Paris dengan menggunakan beton bertulang. Struktur

ini sangat mempengaruhi arsitektur dan konstruksi beton selama satu dekade, sejak hal

itu dibangun tanpa tembok penahan beban, digantikan oleh kolom, balok, dan papan.

Perret juga membangun Museum, Gereja, Garasi dan Teater, seperti Theatre Champs

Elyses. Notre Dame du Raincy, dibangun pada tahun 1922, yang merupakan sebuah

terobosan penting (Khususnya memperbandingkan bangunan beton sebelumnya) dan ini

dianugerahi sebagai Masterpiece rancangan arsitektural: lengkungan langit-langit yang

megah dan kolom ramping yang memberi kesaksian terhadap bentuk yang luar biasa pada

10
bahan bangunan ini. Struktur yang paling menarik menyangkut pengembangan beton

bertulang adalah Jahrhunderthalle of Breslau (1913). Bangunan ini dibangun untuk

memperingati hari penaklukan Napoleon (The Anniversary of The Defeat of Napoleon)

pada tahun 1813 dekat Breslau; Bangunan ini dirancang oleh M. Berg, dan Engineer dari

The Breslau City Building Department yang mengkalkulasinya.

Jahrhunderthalle of Breslau (1913)

Pada bulan Juni 1991 The City Administration menyetujui proyek beton

bertulang Berg. Proyek ini dimulai pada Agustus 1911, yayasan itu dilengkapi pada bulan

November pada tahun yang sama dan pada bulan Desember 1912 konstruksi dasar

diselesaikan. H. Poelzg bertanggung jawab terhadap rancangan dari sejumlah penyokong

struktur sementara dan Engineer dari The Dyckerhoff and Widmann Company, yang

bekerja sama dengan kota engineer, yang dilengkapi kalkulasi struktural akhir.

Untuk mengurangi sejumlah rancangan yang tidak dikenal, keseleruhan struktur

dibagi menjadi sub-sub kedalam elemen determinasi yang sangat kecil secara statistik.

Kubah dipisahkan dari dasarnya dan pada tiap dinding penopang yang dirancang menjadi

11
kolom yang menjepit dua kurva (Curved Two-Pinned Column), karena metode kalkulasi,

pada waktu itu, yang dibatasi kedalam grafik statis dan solusi numerik elementer pada

determinasi struktur. Kubah itu kini hanya mempunyai empat titik penahan dan sebuah

rentang jelas (Clear Span) sepanjang 65 meter.

Pada tahun 1951, The Fiat-Lingotto Auto factory dibangun di Turin oleh M.

Trucco menggunakan beton bertulang, bangunannya memiliki rel tes mobil asli (An

Original Automobile Test Track) pada atapnya. Bagaimnapun juga, beton tidak selalu

digunakan secara substansi. Sebagai contoh, Jembatan Lengkung (Arch Bridge) dengan

beton bertulang Maillart, dibangun pada awal abad ke-20, yang telah membahayakan

pemandangan asli pegunungan Swiss Alpine.

Pada tahun 1921 hangar balon udara parabolic beton yang luas di bandara Orly,

Paris telah diselesaikan. Pada tahun 1930, E. Torroja, engineer berkebangsaan Spanyol,

telah merancang kubah tingggi rendah ( low-Rise Dome ) sebagai lambang dari

Algeciras, dengan menggunakan kabel baja sebagai jaringan tegangan. Torroja juga

dipercayakan kepada tugas perancangan Atap stadion berkantilever pada Madrid

Hippodrometahun 1935.

Pada waktu yang sama, seorang berkebangsaan Italia, Pier Luigi Nervi

mulaimembangun Hanggar terkenalnya di Orbetello, yang dikerjakan Nervi meliputi

Pameran Hall (The Exhibition Hall ) di Turin dan dua di dalam gedung stadion di Roma.

E. Freyssinet, Orly Hangar (1920)


12
Ahli shell beton (The Concrete Shell) adalah Felix Candela, Dia merancang The Cosmic

Ray Laboratory of Mexico City, dengan atap shell yang baik, bentuk parabolik hiperbolik

menjadi tanda resmi dan dia membangun beberapa pabrik dan gereja-gereja disekitar

Mexico City menggunakan bentuk ini.

Beton Bertulang Renouwn bekerja pada Le Corbusier adalah sebuah Villa

Savoye (1931), blok perumahan pada pilotis di Nantes dan Marseille (1940), Monastery

of La Tourette (1959), dan bangunan pemerintahan pada Chandigarh di India (1961).

CN Tower di Toronto, Canada ( 555 meter )

Frank Lloyd Wright adalah orang pertama yang memanfaatkan Kantilever sebagai bentuk

rancangan, yang mengungkapkan terima kesih terhadap Konstruksi Beton Bertulang

Natural berlanjut. The Kaufman House (1936) merupakan contoh tertentu dari

penggunaan kantilever. Pada tahun 1970, bangunan beton bertulang yang berserat

pertama yang dibangun. Bangunan beton bertulang tertinggi dibangun pada tahun 1975,

yaitu The CN Tower di Toronto, Canada (555 meter).

13
2.2 Perkembangan Beton

2.2.1 Beton Bertulang

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, krikil, batu pecah, atau

agregat-agregat lain yang di campur menjadi satu dengan suatu pasta yagn

terbuat dari semen danair membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang,

satau atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan

karakteristik tertentu, seperti kemudahanpengerjaan (workability), durabilitas,

dan waktu pengerasan.Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton

memiliki kuat tekan yangtinggi dan kuat tarik yang sangat rendah.

Beton bertulang adalah suatu kombinasi antarabeton dan baja di mana

tulangan yang merupakan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak

dimiliki pada beton. Tulangan baja juga dapat dapat menahan gaya tekan

sehinggadigunakan pada kolom dan pada berbagai kondisi lain.Kelebihan

beton bertulangBeton bertulang dapat dikatakan sebagai bahan konstruksi

yang sangat penting. Betonbertulang digunakan dalam berbagai bentuk untuk

hampir semua struktur, seperti bangunan, jembatan, pengerasan jalan,

bendungan, terowongan, dan sebagainyaSukses beton bertulang sebagai bahan

konstruksi yang universal dapat di pahami jikadilihat dari segala kelebihan

yang dimilki oleh beton itu sendiri. Kelebihan tersebut antaralain :

1) Beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan

dengankebanyakan bahan lain

2) Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api

dan air

3) Struktur beton bertulang sangat kokoh

14
4) Beton bertulagn tidak memerlukan biaya pemeliharan yang relatif

tinggi.

5) Beton memiliki usia yang relatif sangat panjang.

6) Beton merupakan satu-satunya bahanyagn ekonomis unutk pondasi

tapk, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-

bangunan semacam itu

7) Beton dapat di cetak dengan bentuk yang beragam

8) Beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah

9) Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi

beton bertulanglebih rendah dibandingkan dengan bahan lain

seperti baja struktur.

Beton Bertulang pada awalnya tidak begitu diketahui. Sebagian besar

hasil karya awal beton pada waktu itu dilakukan oleh dua orang Perancis,

Joseph Lambot dan Joseph Monier. Sekitar tahun 1850, Lambot membuat

sebuah perahu beton yangditulangi dengan suatu jaringan yang terdiri dari

kawat baja atau tulangan yang tersusun parallel. Meskipun demikian,

penghargaan terbesar biasanya diberikan kepada Monier, karena ialah orang

yang menemukan beton bertulang.

Tahun 1867 ia meneriama hak paten atas keberhasilannya membuat

kolam atau tong dan penampang air dari beton yangditulangi dengan suatu

anyaman yang terbuat dari kawat besi. Tujuan yang ingin dicapainnya dengan

melakukan pekerjaan ini adalah membuat konstruksi yang ringantanpa

mengurangi kekuatan beton. Dari tahun 1867 sampai 1881 Monier

mendapatkan hak paten untuk bermacam-macam konstruksi beton-bertulang,

15
antara lain penopang melintang rel kereta api yangdigunakan untuk mengikat

dan menyalurkan tegangan ke bantalan rel, pelat lantai, bendungan busur,

jembatan untuk pejalan kaki, bangunan, dan sebagainya, baik diPerancis

maupun di Jerman. Orang Perancis lainnya, Franois Coignet, membuat

struktur beton bertulang sederhana dan mengembangkan metode dasar

mengenai pembuatandesain beton-bertulang. Tahun 1861 ia menerbitkan

sebuah buku di mana di dalam bukutersebut ia menampilkan contoh-contoh

aplikasi yang cukup banyak. Ia adalah orangpertama yang menyadari bahwa

penambahan terlalu banyak air ke dalam campuran betonsangat mengurangi

kekuatan beton. Orang Eropa lain yang termasuk peneliti pertamabeton

bertulang adalah William Fairbairn dan William Wilkinson dari Inggris, G.A.

Wayss dari Jerman, dan Francois Hennebique yang juga berasal dari

Perancis.William E. Ward membangun bangunan beton bertulang yang

pertama di Amerika Serikat di Port chester, N.Y., pada tahun 1875. Pada tahun

1883 ia merepresentasikan tulisannya di hadapan America Society of

Mechanical Engineer dimana dalam tulisan tersebut ia mengklaim bahwa ia

mendapatkan ide tentang betonbertulang ketika melihat para buruh Inggris

mencoba memindahkan semen yang telah mengeras dari cetakan-cetakan besi

mereka pada tahun 1867. Thaddeus Hyatt, orang Amerika, mungkin adalah

orang pertama yang menganalisis dengan benar tegangan-tegangan pada suatu

beton bertulang, dan pada tahun 1877 ia menerbitkan sebuah buku setebal 28

halaman tentang pokok bahasan ini, berjudul An Account of Some

Experiments with Portland Cement Concrete, Combined with Iron a. a

Building Material. Dalam buku ini ia memuji pengunaan beton bertulang dan

mengatakan balok baja harus menerima nasibnya. Hyatt memberikan

16
penekanan yang besar kepada daya tahan beton yang tinggi terhadap api E. L.

Ransome dari San Fransisco diduga telah menggunakan beton bertulang pada

awal tahun 1870-an dan merupakan penemu tulangan ulir, di mana atas

penemuannya ini ia menerima hak paten pada tahun 1884. Tulangan-tulangan

ini, yang mempunyai penampang melintang berbentuk bujur sangkar, dipuntir

dalam keadaan dingin (cold-twisted ) dengan satu putaran penuh dan

panjangnya tidak lebih dari 12 kali diameter tulangan. (Tujuan dari

pemuntiran ini adalah agar ikatan antara beton dan tulangan semakin kuat.)

Pada tahun 1890 di San Fransisco, Ransome membangun Museum Leland

Stanford Jr. Bangunan yang terbuat dari beton bertulang tersebut memiliki

panjang 95.1 meter dan tinggi dua lantai di mana yang digunakan sebagai

tulangan tulang tarik adalah tali baja nekas yang semula digunakan pada

kereta gantung. Bangunan ini mengalami kerusakan kecil pada tahun 1906

akibat gaya gempa bumi dankebarakan yang diakibatkan oleh gempa tersebut.

Tingkat kerusakan yang kecil pada bangunan ini dan pada struktur-struktur

beton lain yang juga mengalami kebakaran besas tahun 1906 tersebut

menyebabkan bentuk konstruksi ini dapat di terima secara luas di pantai barat.

Sejak tahun 1900-1910, perkembangan dan penggunaan beton-bertulang di

Amerika Serikat menigkat sangat pesat

2.2.2 Beton Prategang

Penerapan pertama dari beton prategang dimulai olehP.H. Jackson

dari California, Amerika Serikat. Pada tahun 1886 telah dibuat hak paten dari

kontruksi beton pra tegang yang dipakai untuk pelat dan atap. Pada waktu yang

hampir bersamaan yaitu pada tahun 1888, C.E.W. Doehting dari Jerman

memperoleh hak paten untuk memprategang pelat beton dari kawat baja. Tetapi

17
gaya pra tegang yang diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang

karena rendahnya mutu dan kekuatan baja. Untuk mengatasi hal tersebut oleh

G.R. Steinerdari Amerika Serikat pada tahun 1908 mengusulkan dilakukannya

penegangan kembali. Sedangkan J. MandldanM. Koenendari Jerman

menyelidiki identitas dan besar kehilangangaya prategang. Eugen Freyssonet

dari Perancis yang pertama-tama menemukan pentingnya kehilangan gaya

prategang dan usaha untuk mengatasinya. Berdasarkan pengalamannya

membangun jembatan pelengkung pada tahun 1907 dan 1927, maka disarankan

untuk memakai baja dengan kekuataan yang sangat tinggi dan perpanjangan

yang besar. Kemudian pada tahun 1940 diperkenalkan sistem pra tegang yang

pertama dengan bentang 47 meter di Philadelphia (Walnut Lane Bridge) seperti

gambar dibawah ini:

Setelah Fresyssinnet para sarjana lain juga menemukan metode-metide

prategang. Mereka adalah G.Magnel (Belgia), Y.Guyon (Perancis), P. Abeles

(Inggris), F. Leonhardt (Jerman), V.V. Mikhailov (Rusia), dan T.Y. Lin

(Amerika Serikat). Sekarang telah dikembangkan banyak sistim dan teknik pra

tegang. Dan beton pra tegangan sekarang telah diterima dan banyak dipakai,

setelah melalui banyak penyempurnaan hampir pada setiap elemen beton pra

tegang, misalnya pada jembatan, komponen bangunan seperti balok, pelat dan

18
kolom, pipa dan tiang panjang, terowongan dan lain sebagainya. Dengan beton

pra tegang dapat dibuat betang yang besar tetapi langsing.

2.2.3 Beton Pracetak

Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu

menjawabkebutuhan di era millennium baru ini. Pada dasarnya system ini

melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di permukaan tanah

(fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi) untuk disusun menjadi suatu

struktur utuh (ereksi). Keunggulan sistem ini, antara lain mutu yang terjamin,

produksi cepat dan missal, pembangunan yang cepat,ramah lingkungan dan rapi

dengan kualitas produk yang baik.

Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang

sistemdikembangkan di dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar

negeri. Sistempracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok

jembatan, kolom platpantai. Permasalahan mendasar dalam perkembangan

system pracetak di Indonesia saatini adalah :

1.Sistem ini relative baru

2.Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan system

pracetak yangtelah ada

3.Serta keandalan sambungan antarkomponen untuk system pracetak

terhadap bebangempa yang selalu menjadi kenyataan

4.Belum adanya pedoman resmi mengenai tatacara analisis,

perencanaan serta tingkatkendalan khusus untuk system pracetak yang

dapat dijadikan pedoman bagi pelakukonstruksi.

19
2.2.4 Beton Pratekan

Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi

terhadap tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah

terhadap tarik. Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam

penampang-penampang struktur beton bertulang, hanya bagian tertekan saja

yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yangretak dibagian yang tertarik

tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat.

Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-

struktur beton bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena

terlalu banyak bebanmati yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak

disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan tempat

meresapnya air dan udara luarkedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan.

Putusnya baja tulangan akibat karatanfatal akibatnya bagi struktur. Dengan

kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti

diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi

bahan beton secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton

melalui kabel baja (tendon) yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan.

Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh Eugene Freyssinet seorang

insinyur Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak, relaksasi

dan slip pada jangkar kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja

yang bermutu tinggi. Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu system

panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang hingga kini masih dipakai

dan terkenal dengan System Freyssinet.

Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis

struktur baru sebagai tandingan dari struktur beton bertulang. Karena

20
penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat dimanfaatkan

seluruhnya dan dengan system ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-

struktur yang langsing dan bentang-bentang yang panjang.

Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran

dengan suksesoleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan

LeHavre (Perancis).Freyssenet sebagai bapak beton pratekan segera diikuti

jejaknya oleh para ahli laindalam mengembangkan lebih lanjut jenis struktur

ini.

2.2.5 Beton Mutu Tinggi

Beton didefinisikan sebagai high strength semata-mata berdasarkan

karena kuat tekannya pada umur tertentu. Pada tahun 1970-an, sebelum

ditemukannya super plasticizer, campuran beton yang memperlihatkan kuat

tekan 40MPa atau lebih pada umur 28 hari disebut sebagai high strength

concrete. Saat ini, saat campuran beton dengan kuat tekan 60MPa 120 MPa

tersedia dipasaran, pada ACI Committae 2002 tentang High Strength Concrete

merevisi definisinya menjadi memperoleh campuran dengan kuat tekan desain

spesifikasi 55MPa atau lebih. Meskipun tujuan praktisnya adalah untuk

menyatakan kuat tekan beton berdasarkan hasil uji pada umur 28 hari, namun

terdapat pergeseran untuk menyatakan kekuatan pada umur 56 atau 90 hari

dengan alasan bahwa banyak elemen-elemen struktur yang tidak terbebani

selama kurun waktu dua atau tigabulan atau lebih. Saat kekuatan yang tinggi

tidaklah diperlukan pada umur-umurawal, akan lebih baik untuk tidak

menyatakannya hanya untuk mencapai sejumlahkeuntungan misalnya

penghematan semen, kemampuan untuk menggunakanbahan-bahan tambah

(admixture) secara berlebihan dan produk yang lebih durable. Beberapa puluh

21
tahun yang silam, bangunan-bangunan tinggi yang ada di New York hampir

seluruhnya merupakan bangunan dengan rangka baja. Saat ini, mungkin

sepertiga dari bangunan-bangunan tinggi komersial dibuat dengan rangka beton

bertulang. Terdapat sebuah penilaian yang diyakini bahwa pemilihan antara

rangka baja dengan rangka beton bertulang ditentukan berdasarkan kecepatan

konstruksi yang tinggi. Juga ketersediaan high strengthconcrete secara komersial

memberikan sebuah penilaian ekonomis alternatif untuk membangun kolom

dengan beton konvensional pada lantai-lantai bawah dari bangunan-bangunan

tinggi. Berdasarkan sebuah laporan, kapasitas kolom-kolom dalam hal

kemampuan menahan beban pada bangunan-bangunan berlantai banyak

meningkat 4,7 kali untuk setiap lipat tiga kenaikan harga. Untuk konstruksi

bangunan-bangunan yang menggunakan rangka beton bertulang, 30 lantai atau

lebih, kolom-kolom dengan ukuran normal dapat dibuat pada sepertiga bagian

dari bangunan dengan mutu beton konvensional 30 MPa sampai dengan 35MPa.

Namun pemakaian high strength concrete dibenarkan untuk kolom-kolom

langsing pada dua pertiga bagian bawah dari bangunan. Metode Desain

Campuran High Strength ConcreteMetode yang digunakan dalam merencanakan

campuran high strength concrete ada beberapa cara, antara lain: (1) Minimum

Voids Method, (2)Maximum Density Method, (3) Fineness Modulus Method,

(4) British MixDesign (DOE) Method, (5) American Concrete Institute Method

(ACI Method),dan (6) Indian Standard Method. Namun secara umum, desain

campuran beton yang optimum dihasilkan dari pemilihan bahan-bahan local

yang tersedia yang menyebabkan beton segar mampu untuk ditempatkan dan

mampu untuk diselesaikan dan dapat memastikan pengembangan kekuatan dan

sifat-sifat lain yang diinginkan dari beton yang telah mengeras sebagaimana

22
dinyatakan oleh desainer. Beberapa konsep dasar yang perlu untuk dipahami

untuk high strength concrete antara lain: Agregat semestinya kuat dan durable.

Agregat tidak perlu keras dan kekuatannya tinggi namun perlu kompatibel,

dalam arti cukup kaku dan kuat, dengan pasta semen. Umumnya ukuran

maksimum agregat kasar yang lebih kecil digunakan untuk kuat tekan beton

yang lebih tinggi. Agregat halus yangdigunakan bisa jadi lebih kasar daripada

yang diperbolehkan oleh ASTM C 33(modulus kehalusan butir lebih besar dari

3,2) karena tingginya agregat halustelah digantikan oleh bahan-bahan perekat

(semen). Campuran high strength concrete akan memiliki isi bahan-bahan

perekat yang tinggi yang meningkatkan panas hidrasi dan kemungkinan susut

yang tinggimengawali potensi retak. Kebanyakan campuran berisi satu atau

lebih bahan-bahan perekat tambahan seperti fly ash (tipe C atau F), ground

granulated blastfurnace slag, silica fume, metakaolin atau bahan-bahan

pozolanik alami.Campuran high strength concrete umumnya membutuhkan

rasio factor airsemen yang rendah, dimana rasio factor air semen berada pada

rentangan 0,23sampai dengan 0,35. Faktor air semen yang rendah ini hanya

dapat dicapai denganadmixture (superplasticizer) dalam jumlah dan dosis yang

besar, menyesuaikanantara tipe F atau G berdasarkan ASTM C 494. Admixture

pengurang air tipe A juga dapat digunakan sebagai kombinasinya. Isi total dari

bahan-bahan perekat umumnya sekitar 700 lb/yd3 (415kg/m3) namun tidak

boleh lebih dari 1100 lb/yd3 (650 kg/m3). Pemakaian air entrainment pada high

strength concrete akan menurunkan potensial kekuatan secara besar. Perhatian

yang lebih dan evaluasi akan diperlukan bila spesifikasi pekerjaan mengatur

batas-batas sifat beton seperti rangkak, susut dan modulus elastisitas. Ahli teknik

mungkin mengatur batas-batas sifat tersebut untuk desain strukturnya.

23
Penelitian-penelitian saat ini mungkin tidak memberikan panduan yang

diperlukan tentang hubungan empiris dari sifat-sifat tersebut dari pengujian-

pengujian trandisional dan beberapa dari pengujian tersebut sangat khusus

danmahal untuk dilakukan bagi evaluasi campuran. Berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan teoretis, rangkak dan susut yang lebih kecil, modulus elastisitas

yang lebih tinggi dapat dicapai dengan agregat yang lebih besar dan isi pasta

yanglebih sedikit pada beton. Menggunakan ukuran agregat terbesar yang dapat

dicapai dan agregat halus yang digradasi medium sampai dengan kasar dapat

mencapai hal tersebut. Ukuran agregat yang lebih kecil misalkan 3/8 inci

(9,5mm) dapat digunakan untuk menghasilkan kuat tekan yang sangat tinggi

namun membutuhkan sifat-sifat seperti rangkak, susut dan modulus elastisitas

untuk dikorbankan. Apabila kesulitan ditemui dalam mencapai kuat tekan yang

tinggi, hanya dengan menambahkan bahan-bahan perekat tidak akan menaikkan

kekuatan. Faktor-faktor seperti bahan-bahan pengganggu dalam agregat,

pelapis-pelapis agregat, agregat kasar, muka-muka pecah, tampang dan tekstur,

dan batasan-batasan pengujian bisa jadi menghalangi kuat tekan tinggi dapat

tercapai. Proporsi campuran beton akhir ditentukan dengan batch coba-coba,

entah itu dilaboratorium ataupun dengan batch-batch produksi lapangan skala

kecil. Produksi, transportasi, penempatan dan finishing high strength concrete

bisa jadi berbeda secara signifikan dari prosedur-prosedur yang digunakan pada

betonkonvensional. Untuk proyek-proyek yang kritis, sangat direkomendasikan

penuangan coba-coba dan evaluasi dilakukan dan dimasukan sebagai item yang

harus dibayarkan pada kontrak. Pertemuan pra-penawaran dan pra-konstruksi

sangatlah penting untuk dilakukan untuk memastikan kesuksesan proyek yang

menggunakan high strength concrete. Selama konstruksi, pengukuran ekstra

24
harus dilakukan untuk melindungi terhadap susut plastik dan retak panas pada

bagian-bagian yang lebih tipis. High strength concrete mungkin membutuhkan

waktu yang lebih lama sebelum perancah dibongkar. Silinder-silinder uji high

strength concrete sebaiknya dicetak dengan hati-hati, dirawat, ditutupi dan diuji.

Waktu setting high strength concrete yang lebih lambat mungkin juga terjadi.

2.2.6 Beton Ringan

Pada jaman modern untuk mendirikan bangunan sudah dituntut untuk

lebih baik dan lebih baik lagi. Bukan hanya indah dipandang dari sisi

arsitekturnya, dari sisi kenyamanan, keamanan, pengerjaan yang mudah dan

cepat juga murah merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya. Hebel dan

Primemortar merupakan jawaban semua tantangan tersebut. Hebel merupakan

Autoclaved Aerated Concrete (AAC) atau yang lebih dikenal sebagai Beton

Ringan Aerasi Hebel. Beton Ringan Aerasi Hebel terbuat dari bahan baku

berkualitas tinggi, diproduksi dengan teknologi Jerman dan standar Deutche

Industrie Norm (DIN). Beton Ringan Aerasi Hebel merupakan bahan bangunan

yang ringan dengan kekuatan yang tinggi dan kemampuan insulasi yang sangat

baik, juga memberikan kemudahan, kecepatan, serta kerapian dalam

membangun segala jenis bangunan; rumah tinggal, komersial, fasilitas publik,

perkantoran maupun industri. Blok & Jumbo Blok Hebel, Super Panel Lantai

Hebel serta Super Panel Diding Hebel merupakan produk unggulan dari Hebel.

Blok Beton Ringan Hebel adalah solusi praktis untuk bangun tembok,cepat dan

rapi. Mempunyai ukuran sangat presisi sehingga pemakaian perekatPM-100

Superior Thin Bed Prime Mortar yang tipis, mudah pengerjaanya. Mempunyai

kuat tekan yang tinggi namun ringan sehingga lebih tahan gempa. Selain itu

kelebihan lainnya mempunyai ketahan terhadap kebakaran, kemampuaninsulasi

25
panas dan suara yang baik serta handal dan tahan terhadap cuaca. Sedangkan

Super Panel Lantai Hebel merupakan solusi praktis untuk menambah lantai.

Tidak hanya praktis tetapi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, cepat

dan efesien dalam pengerjaan, tanpa bekisting sehingga memungkinkan adanya

aktifitas diruang bawah sementara pekerjaan konstruksi berlangsung. Kekuatan

dan keamananya tidak perlu diragukan lagi karena telah memenuhi standar

internasional. Mempunyai kuat tekan yang tinggi namunringan, juga diperkuat

dengan rangka pembesian dengan proteksi anti karat, ketahanan akan kebakaran

serta mempunyai insulasi panas dan suara yang baik. Super Panel Lantai Hebel

mudah dikerjakan dan dapat dimobilisasi di ruang terbatas, lebih kokoh dengan

mengisi celah sambungan panel dengan mengunakan PM-600+ Premium Screed

Prime Mortar serta tidak memerlukan proses pengeringan di lapangan. Super

Panel Dinding Hebel memberikan keuntungan yang sangat berarti untuk

pemakaian dinding internal maupun eksternal dibanding tembok biasa.

Keunggulan Super Panel Dinding Hebel pemasangan cepat dan efisien. Biaya

hemat dikarenakan tidak memerlukan kolom praktis karena sudah diperkuat

dengan tulangan besi baja diproteksi anti karat, juga akan memberikan kekuatan

dan ketahanan yang sangat memadai terutama terhadap beban gempa. Bahan

beton ringan tidak mudah terbakar juga akan membebani struktur utama lebih

ringan. Memperbesar luas lantai menjadi efektif dikarenakan ketebalan dinding

hanya 7,5 cm tidak memerlukan acian karena dapat disiapkan dalam keadaan

siapcat, menggunakan Prime Mortar PM-200+ Premium Plaster. Kinerja akustik

yang sangat baik dan mempunyai ketahan terhadap suhu. Super Panel Dinding

Hebel juga telah memenuhi Standar Internasional. Selain baik digunakan dengan

Hebel, Prime Mortar juga dapat digunakanuntuk keperluan lain dalam pekerjaan

26
konstruksi. Prime Mortar merupakan semeninstant, bermutu, praktis dan

ekonomis yang diformulasi dan diproduksi dengan teknologi tinggi M-tec

Jerman. Ketepatan dan akurasi campuran yang homogen membuat Prime Mortar

menjadi pilihan nomor satu untuk pekerjaan yang lebih cepat, akurat dan rapi.

Keunggulan Prime Mortar menggunakan pasir silika dengan kadar lumpur yang

sangat rendah serta adanya penambahan bahan bahan aditif. Kualitas yang lebih

baik, terjamin, konsisten dan diuji secara teknis. Untuk sekarang tidaklah susah

untuk mendirikan banguan yan gberkualitas baik dan tidaklah salah bila Hebel

dan Prime Mortar merupakan sistem beton ringan terbaik dan terlengkap sebagai

solusi inovatif dalam konstruksi. Hebel bisa disebut sebagai Beton Ringan

Aerasi Hebel (Auto claved Aerated Concrete) yang mempunyai bahan baku

utama terdiri dari pasir silika, kapur, semen, air, ditambah dengan suatu bahan

pengembang. Kemudian dirawat dengan tekanan uap air. Beton Ringan Aerasi

Hebel merupakan bahan bangunan yang ringan dengan kekuatan yang tinggi dan

kemampuan insulasi yang sangatbaik. Kekuatan material ini diperoleh dari

proses perawatan dangan menggunakan uap air pada autoclave. Reaksi antara

kapur dan pasir silika padasuhu sekitar 183C membentuk suatu subtansi baru

yang disebut Tobermorite. Proses pengembangan menghasilkan pori-pori yang

tak terhitung jumlahnya. Keseluruhan proses dan substansi yang dihasilkan

memberikan karakteristik mekanikal dan fisik Beton Ringan Aerasi Hebel yang

luar biasa. Sejarah Hebel dimulai pada tahun 1943 di Jerman Barat, ketika

seorang kontraktor bangunan bernama Joseph Hebel memutuskan untuk

mengembangkan sistem bangunan yang lebih baik dengan biaya yang lebih

ekonomis. Inovasi-inovasi brilian yang dilakukannya, seperti proses

pemotongan dengan menggunakan kawat, membuka kemungkinan-

27
kemungkinan baru bagi perkembangan produk ini. Ia juga meletakkan dasar bagi

pengembangan produk ini dari sekedar suatu bahan bangunan menjadi suatu

Sistem Membangun yang menyeluruh dang lengkap. Blok, lintel dilengkapi

dengan panel untuk lantai, atap, dan dinding telah berhasil diaplikasikan dengan

baik di proyek perumahan, proyek komersial dan industri. Kesuksesan Hebel di

Jerman segera dilihat negara-negara lain. Pada tahun 1967 bekerja sama dengan

Asahi Chemicals dibangun pabrik Hebelpertama di Jepang. Sampai saat ini

Hebel telah berada di 29 negara dan merupakan produsen beton aerasi terbesar

di dunia.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejarah penemuan teknologi beton dimulai dari:

a. Pada abad 26 SM, bangsa Mesir menggunakan campuran dengan jerami untuk

mengikatbatu kering, gypsum, dan semen kapur pada pembuatan Pyramid.

b. Pada abad ke-8 SM, menggunakan campuran dengan jerami untuk mengikat batu

kering, gypsum, dan semen kapur.

c. Pada tahun 1779 M, Fra Giocondo menggunakan pasir pozzolana sebagai mortar

padaDermaga Pont de Notre Dame di Paris.

d. Pada tahun 1793 M, John Smeaton menemukan batu kapur Kalsinasi yang berisi

tanahliat yang dihasilkan pada jenis kapur yang mengeras di bawah air, Smeaton

menggunakan kapur hidrolik untuk membangun Mercusuar Eddystone di Cornwall,

Inggris.

e. Joseph Aspdin (1824) Penemu Portland Cement.

f. J.L Lambot (1850) telah membuat sebuah kapal kecil dari beton ( kemudian

diamenebalkan perahunya dengan batang besi dan kawat ) di Prancis selatan untuk

dipamerkan pada Pameran Dunia pada tahun 1855 di Paris.

g. Pada tahun 1850, J. Monier, seorang tukang kebun berkebangsaan Prancis,

mengembangkan sebuahPot Bungadengan beton bertulang; pada tahun 1867,

diamempatenkanGarden Tubdan kemudian balok bertulang.

h. F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada konstruksi atap,

pipadan kubah.

29
i. Gustav Wayss & Koenen (1887) serta Hennebique memperkenalkan sengkang

sebagai penahan gaya geser dan penggunaan balok T untuk mengurangi beban

akibat beratsendiri.

j. Neuman melakukan analisis letak garis netral Considere menemukan manfaat kait

pada ujung tulangan.

k. Freyssinet memperkenalkan dasar-dasar beton pratekan.

l. Perkembangan beton selanjutnya dikembangkan sperti beton bertulang, beton

prategang, beton pracetak, serta beton pratekan.

3.2 Saran

Perkembangan zaman mempengaruhi perkembangan manusia untuk berkembang

kearah yang lebih baik dan menuntut setiap bangsa untuk berusaha maju. Begitu pula

pada perkembangan beton, dimana pengguanaan beton sangat berpengaruh pada

konstruksi bangunan di setiap pelosok. Namun penggunaan beton tak lepas dari

eksploitasi alam yangmemungkinkan alam akan terkuras, dalam hal ini penggunaan

bahan campuran beton. Untuk itu sebagai seorang engineer, dalam penggunaan beton

sebagai bahan untuk konstruksi, bias menyeimbangkan keadaan alam kita, walaupun

hal itu memang cukup sulit. Sehingga seorang engineer dituntut untuk lebih kreatif

lagi untuk menemukan material campuran betontanpa menguras habis sumber daya

yang ada di bumi kita ini.

30
DAFTAR PUSTAKA

Kirby, R. S., dan Laurson, P. G., 1932, The Early Years of Modern Civil Engineering

(NewHaven: Yale University Press), hal. 273-275.

Straub, H,. 1964, A History of Civil Engineering (Cambridge: The M.I.T. Press), hal. 205

215.Translated from the German Die Geschichte der Bauingenieurkuntst, Verlag

Birkhauser, Basel,1949.

Kirby, R. S., dan Laurson, P. G., 1932, The Early Years of Modern Civil Engineering

(NewHaven: Yale University Press), hal. 273-275.

Ward, W. E., 1883, Beton in Combination with Iron as a Building Material, Transactions

ASME, 4, hal. 388-403.

Kirby, R. S., dan Laurson, P. G., 1932, The Early Years of Modern Civil Engineering

(NewHaven: Yale University Press), hal. 275.

31

Anda mungkin juga menyukai