Anda di halaman 1dari 16

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya buku Petunjuk
Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan Semester 3 ini.

Buku petunjuk ini disusun untuk memenuhi kebutuhan sendiri di lingkungan


Politeknik Negeri Malang. Berkat pengalaman yang panjang bagi pengelola
Politeknik dalam rangka mengoperasikan kurikulum dan silabus untuk pendidikan
Politeknik, khususnya silabus untuk praktikum di laboratorium bahan bangunan,
maka timbulah kebijaksanaan dari pihak pimpinan untuk membuat buku ini.

Dengan terselesaikannya buku ini berkat bantuan dari berbagai pihak, sudah
selayaknya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Imam Zaky, selaku Direktur Politeknik Negeri Malang.


2. Bapak Ir. Imron Kuncoro, selaku Ketua Jurusan Sipil Politeknik Negeri
Malang.

Atas segala kebaikannya yang tidak dapat kami hitung satu persatu, kami
mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Semoga Allah SWT selalu
memberikan rachmat kepada semua yang kami sebutkan di atas. Amin.

Malang, November 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada bidang Teknik Sipil, pengetahuan tentang bahan adalah sama
pentingnya dengan pengetahuan tentang konstruksi. Jika seseorang telah
memutuskan jenis konstruksi yang akan dibuat, maka tahap selanjutnya ia
harus memiliki bahan yang sesuai dengan konstruksi tersebut. Jika mutu
bahan yang dipilih tidak sesuai dengan syarat kekuatan dari rancangan
maksimum konstruksi, terlepas dari teknis pelaksanaan dan lainnya, maka
keruntuhan atau kegagalan konstruksi dapat terjadi akibat pemilihan bahan
yang tidak tepat tersebut.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang bahan saja tidaklah cukup.
Dalam hal ini juga harus mengetahui cara menentukan mutu dan mengetahui
karakteristik bahan bangunan yang dipilihnya agar sesuai dengan kriteria
konstruksi yang dibuat.
Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di Politeknik
Negeri Malang khususnya di Jurusan Teknik Sipil pada matakuliah
Pengujian Bahan semester 3, diperlukan suatu pedoman untuk pelaksanaan
pengujian sifat-sifat bahan di Laboratorium, yang antara lain berupa buku
Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengujian Bahan yang dibuat
berdasarkan standar Indonesia dan International seperti AASHTO, ASTM
dan BS.

1.2 Tujuan
Dengan dibuatnya buku Petunjuk Praktikum Laboratorium
Pengujian Bahan ini dimaksudkan agar memudahkan semua pemakai
laboratorium dalam menguji bahan bangunan, memberikan informasi dan
pemahaman kepada seluruh Instruktur dan seluruh Mahasiswa Jurusan Sipil
Politeknik Negeri Malang, sehingga diharapkan para lulusannya akan lebih
jelas tentang keberadaan dan penerapannya untuk masing-masing konstruksi
yang akan dilaksanakan.
BAB II
PENGUJIAN SEMEN

1. PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND


1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum:
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat
mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan
teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap beton
dengan benar.
1.1.2 Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan kehalusan semen portland dengan
menggunakan saringan No. 100 dan No. 200.
b. Menjelaskan cara pelaksanaan pengujian kehalusan
semen Portland.
c. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.

1.2 Dasar Teori


Kehalusan semen portland adalah suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air.
Dengan semakin halus butiran semen portland, maka rekasi hidrasi
semen akan semakin cepat, karena hidrasi dimulai dari permukaan
butir.

1.3 Peralatan
a. Saringan No. 100 dan No. 200 dan PAN sesuai menurut standar
ASTM.
b. Neraca analitik kapasitas maksimum 2000 gram dengan
ketelitian 0,1 %.
c. Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai untuk
keperluan ini.
1.4 Benda Uji
Contoh semen portland sebanyak 50 gram.

1.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Masukan benda uji semen ke dalam saringan No. 100 yang
terletak di atas saringan No. 200 dan dipasang PAN di
bawahnya.
b. Goyangkan saringan ini perlahan-lahan, sehingga bagian benda
uji yang tertahan kelihatan bebas dari partikel-partikel halus
(pekerjaan ini dilakukan antara 3 sampai 4 menit).
c. Tutuplah saringan dan lepaskan PAN, ketok saringan perlahan-
lahan dengan tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas
dari saringan.
d. Bersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, kosongkan
PAN dan bersihkan dengan kain kemudian pasang kembali.
e. Ambillah tutup saringan dengan hati-hati, bila ada partikel kasar
yang menempel pada tutup kembalikan ke dalam saringan.
f. Lanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan
saringan perlahan-lahan selama 9 menit.
g. Tutuplah saringan, penyaringan dilanjutkan selama 1 menit
dengan cara menggerakan saringan ke depan dan ke belakang
dengan posisi sedikit dimiringkan. Kecepatan gerakan kira-kira
150 kali permenit, setiap 25 kali gerakan putar saringan kira-kira
60 derajat. Pekerjaan ini dilakukan di atas kertas putih, bila ada
partikel yang keluar dati saringan dan atau PAN serta
tertampung di atas kertas, kembalikan ke dalam saringan.
Pekerjaan dihentikan setelah benda uji tidak lebih dari 0,05
gram lewat saringan dalam waktu penyaringan selama 1 menit.
h. Timbang benda uji yang tertahan di atas masing-masing
saraingan No. 100 dan No. 200, kemudian hitung dan nyatakan
dalam prosentase berat terhadap benda uji semula.

1.6 Perhitungan
𝐴
Kehalusan (𝑓) = 𝐵 𝑥 100%

Dimana : F = Kehalusan semen Portland


A = Berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing
saringan No. 100 dan No. 200
B = Berat benda uji semula.

1.7 Pelaporan
a. Laporan prosentase benda uji yang tertahan di atas masing-
masing saringan No. 100 dan No. 200.
b. Kesimpulan dari hasil pengujian yang anda lakukan.

Catatan :

a. Benda uji memenuhi syarat kehalusan apabila 0% tertahan di


atas saringan No. 100 dan maksimum 22% tertahan di atas
saringan No. 200.
b. Faktor koreksi saringan tidak diperhitungkan.

1.8 REFERENSI
a. AASHTO T-128-67
b. ASTM C-184-66
c. Manual Pemeriksaan Bahan Jalan, DPU
d. PEDC, Bandung Pengujian Bahan, Edisi 1983

Tabel Pengujian Kehalusan Semen Portland

Berat Semen : 50 gram


NOMOR BERAT BERAT SARINGAN BERAT SEMEN
SARINGAN KOSONG SETELAH DIAYAK SETELAH DI AYAK

NO. 100 291,0 gram 229,0 gram 8 gram


NO. 200 339,5 gram 374,5 gram 35 gram
PAN 432,5 gram 439,5 gram 7 gram
50 gram

𝑎
Kehalusan (f) = 𝑏 x 100%

8
No. 100 = 50 x 100%

= 0,16%

35
No. 200 = 50 x 100 %

= 0,7%

7
PAN = x 100%
50

= 0,14 %

NOMOR TERTAHAN KEHALUSAN


SARINGAN INDIVIDU KOMULATIF (%)
NO. 100 8 8 16
NO. 200 35 43 86
PAN 7 50 100
JUMLAH 50
2. PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat – sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland
dan pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
2.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan nilai berat jenis semen portland.
b. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.

2.2 Dasar teori


Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen
pada suhu kamar dengan berat isi kering air suling pada 4°C yang
isinya sama dengan isi semen.

2.3 Peralatan
a. Botol Le Chatelier.
b. Kerosin bebas air atau naptha dengan berat jenis 62 API (
American Petrolium Institute ).

2.4 Benda Uji


Contoh semen portland sebanyak 64 gram

2.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai antara
skala 0 dan 1, bagian dalam botol di atas permukaan cairan
dikeringkan.
b. Masukan botol ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam
waktu yang cukup lama untuk menghindari variasi suhu botol
lebih besar dari 0,2°C.
c. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca
skala pada botol (V1).
d. Masukan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol,
usahakan jangan sampai terjadi ada semen yang menempel pada
dinding dalam botol diatas cairan.
e. Setelah semua benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi
miring secara perlahan – lahan sampai gelembung udara tidak
timbul lagi pada permukaan cairan.
f. Ulangi pekerjaan pada poin b. Setelah suhu air sama dengan
suhu cairan dalam botol, baca skala pada botol ( V2).

2.6 Perhitungan

Berat semen
Berat jenis semen = ×𝑑
(V2 − V1 )

Keterangan :
V1 = Pembacaan pertama pada skala botol
V2 = Pembacaan keduan pada skala botol
(V2 - V1) = Isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat
tertentu
d = Berat isi air pada suhu 4°C ( 1 gr/ cm³)

2.7 Pelaporan
a. Laporkan nilai berat jenis sampai 2 (dua) angka dibelakang
koma
b. Kesimpilan dari hasil uji yang anda peroleh
Catatan :
a. Berat jenis Semen Portland sekitar 3,15.
b. Percobaan dibuat 2 (dua) kali, selisih kedua hasil percobaan
yang diijinkan 0,01.

2.8 Referensi
a. AASHTO T – 133 – 74
b. ASTM C – 188 – 44
c. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983

Tabel 2 Contoh Data Pengujian Berat Jenis Semen Portland


Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Semen contoh uji 64.00 64.00
Pembacaan pertama pada skala botol V1 0.50 0.50
Pembacaan kedua pada skala botol V2 20.90 20.80
Isi cairan yang dipindahkan (V 2 - V 1) 20.40 20.30

Berat jenis semen=(Berat semen )/((V2-V1 ))×d 3.14 3.15

Berat jenis rata - rata 3.15

Catatan :
 Temperatur pembacaan pertama 26°C
 Temperatur pembacaan kedua 27.5°C
 Berat isi air pada suhu 4°C = 1 gr/cm³
3. PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND
3.1 TUJUAN
3.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat
menetahui dan memahami sifat-siat fisik, mekanik dan
teknologi semen Portland serta pengaruhnya terhadap beton
dengan benar.
3.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat :
1. Menentukan konsistensi normal semen Portland dengan
alat Vicat
2. Menggunakan peralatan uji dengan terampil

3.2 DASAR TEORI


Konstistesi normal semen Portland adalah suatu kondisi
standar yang menunjukkan kebasahan pasta. Konsistensi
dinyatakan dengan banyaknya air yang dibutuhkan suatu pasta
semen dalam kondisi plastis.

3.3 PERALATAN
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini adalah :
1. Neraca, dengan ketelitian 0.1% dari berat contoh yang
ditimbang
2. Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml
3. Satu set alat Vicat yang terdiri dari alat Vicat dan cincin konik
(conical ring)
4. Stopwatch
5. Sendok perata (spatula)
6. Alat pengaduk
7. Sarung tangan karet
8. Air suling sebanyak ±300 cm3

3.4 BENDA UJI


Benda uji untuk pegujian ini adalah contoh dari semen
Portland sebanyak 300 gram.

3.5 PROSEDUR PELAKSANAAN


Tahap-tahap yang harus dilalui dalam pengujian ini adalah sebagai
berikut :
1. Masukkan air pencampur berupa air suling sebanyak 28% dari
berat uji ke dalam mangkok alat pengaduk.
2. Masukkan benda uji ke dalam mangkok pengaduk dan
diamkan selama 30 detik.
3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ±5) rpm,
selama 30 detik.
4. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu
bersihkan pasta yang menempel di pinggir mangkok.
5. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 ±10) rpm
selama 1 (satu) menit.
6. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan yang
menggunakan sarung tangan, kemudian dilemparkan 6 (enam)
kali dari satu tangan ke tangan yang lain dengan jarak kira-kira
15 cm.
7. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan de
palam cincin konik yang dipegang dengan tangan lain melalui
lubang besar, sehingga cincin konik penuh dengan pasta.
8. Kelebihan pasta pada cincin konik dirataka dengan sendok
perata yang digerakkan dalam posisi miring terhadap
permukaan cincin.
9. Letakkan pelat kaca pada lobang besar cincin konik, kemudian
balikkan, ratakan dan licinkan kelebihan pasta pada lobang
kecil cincin konik dengan sendok perata.
10. Letakkan incin konik dibawah jarum besar alat vicat, dan
kontakan jarum tepat pada bagian tengah permukaan pasta.
11. Jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama
30 detik.

3.6 PERHITUNGAN
Perhitungan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai
berikut :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 = berat semen × 100%

3.7 PELAPORAN
Cara untuk membuat laporan pada pengujian ini adalah sebagai
berikut :
1. Buatlah grafik penuruan terhadap konsistensi
2. Konsistensi normal, didapat pada penurunan 10 ± 1mm
3. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh

Catatan:
1. Untuk mendapatkan konsistensi normal, dilakukan beberapa
kali percobaan dengan kadar air yang berbeda. Setiap
percobaan harus dibuat dari contoh semen yang baru dan
selama percobaan dilakukan, peraltan harus bebas dari getaran.
Untuk percobaan pertama disarankan dengan kadar air 28%
2. Pengaruh suhu udara, air pencampur dan kelembaban ruang
diabaikan

3.8 REFERANSI
Referensi yang digunakan dalam pengujian dan penyusunan
laporan ini adalah :
1. AASHTO T-129-74
2. ASTM C-187-71
3. PEDC Bandung, Pengujian Bahan, Edisi 1983

TABEL 3.1 CONTOH DATA PENGUJIAN KONSISTENSII NORMAL


SEMEN PORTLAND

BENDA UJI
PEMERIKSAAN
I II III
Berat Air A Gram 84 78 72

Berat Semen B Gram 300 300 300


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 =
berat semen % 28 26 24
× 100

Penetrasi / Penurunan mm 27 10,5 3


5. PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN PORTLAND DENGAN
KUE REBUS
5.1 Tujuan

5.1.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini,anda akan dapat mengetahui dan


memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland serta
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.

5.1.2 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :

a. Menentukan kekekalan semen portland dengan kue rebus


b. Menggunakan peralatan uji dengan terampil

5.2 Dasar Teori

Kekekalan pasta semen atau disebut juga sebagai kemulusan pasta


semen adalah merupakan suatu ukuran dari kemampuan pengembanagan
dari bahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk mempertahankan
volumenya setelah mengikat.

Ketidak mulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu


banyaknya jumlah kapur bebas yan pembakarannya tidak sempurna,serta
magnesia yang terdapat dalam campuran tersebut. Kapur bebas akan
mengikat air dan kemudian menimbulkan gaya-gaya ekspansi yang
akhirnya timbul retakan-retakan pada permukaan pasta semen.

5.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang di timbang
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml,dengan ketelitian 1 (satu) ml
c. Kaca datar,tebal 3 (tiga) mm dengan ukuran 15 x 15 cm
d. Stopwatch
e. Sendok perata (spatula)
f. Alat pengaduk
g. Sarung tangan karet
h. Air suling sebanyak ± 300 cm3
i. Cawan

5.3 Benda Uji

Contoh semen portland sebanyak 650 gram

5.4 Prosedur Pelaksanaan


a. Masukan air pencampur berupa air suling yang banyaknya sesuai
dengan jumlah air untuk mencapai konsistensi normal ke dalam alat
pengaduk.
b. Masukan benda uji ke dalam mangkok pengaduk dan diamkan
selama 30 detik.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm,selama
30 detik.
d. Hentikn mesin pengaduk selama 15 detik,sementara bersihkan pasta
yang menempel di pinggir mangkok.
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan ( 285 ± 10 ) rpm selama
1 (satu) menit
f. Ambil pasta sekempal tangan dan letakan di atas plat kaca.
g. Bentuk pasta tersebut seperti kue (lihat gambar) dengan diameter 12
cm dan tinggi di bagian tengahnya 13 mm dengan mengecil tebalnya
kebagian pinggir.
h. Diamkan kue tersebut di ruang lembab selama 24 jam
i. Masukan kue tersebut ke dalam air,kemudian air tersebut di didihkan
(waktu pendidihan selama 30 menit) dan ke terus di rebus selama 3
jam
j. Setelah itu angkat kue tersebut dan perhatikan keadaan
fisiknya,apakah terjadi perubahan bentuk misalnya retak,pecah atau
menunjukan perubahan bentk lain
5.5 Pelaporan
a. Laporkan perubahan bentuk dari kue tersebut
b. Kesimpulan dari hasil uji yang ada peroleh

Catatan :

a. Jumlah kue yang di buat adalah 4 buah


b. Semen dinyatakan tidak kekal jika terdapat retakan-retakan pada
permukaan semen
c. Disamping dengan cara di rebus,dapat pula di lakukan dengan cara
lambat yaitu dengan cara di merendam kue di dalam air selama 27
hari

5.6 Referensi
a. SII-0013-81
b. PEDC Bandung,pengujian Bahan, Edisi 1983

Gambar Bentuk Kue Rebus Pasta Semen

Pasta
1,3 cm
Plat Kaca

12 cm
cmcmc
m
c. Disamping dengan cara direbus,dapat pula di lakukan dengan cara
lambat yaitu dengan cara merendam kue di dalam air selama 27 hari

5.7 Referensi
a. SII-0013-81
b. PEDC Bandung,Pengujian Bahan, Edisi 1983

Gambar Bentuk Kue Rebus Pasta Semen

Pasta
1,3 cm
Plat Kaca

12 cm
cmcmc
m

Anda mungkin juga menyukai