Anda di halaman 1dari 35

METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI

BANGUNAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan Pengajuan Proposal
sebagai syarat Tugas Akhir dan Saya mengambil judul tentang METODE
PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI BANGUNAN. Dan
juga Saya berterima kasih pada Bapak Yudi Setiawan,ST selaku Dosen mata kuliah
Metodelogi Penelitian yang telah memberikan tugas ini kepada Saya agar kita dapat
lebih mengetahui akan cara penanggulangan maupun perbaikan pada beton saat
konstruksi sedang berjalan maupun setelah peroses konstruksi.
Saya sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai dampak yang akan ditimbulkan dari kerusakan
beton pada konstruksi dan juga bagaimana cara memperbaikinya agar tidak terjadi
masalah yang besar dikemudian hari terhadap bangunan yang telah selesai proses
konstruksinya. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam proposal pengajuan
judul ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
Saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Proposal pengajuan
judul yang telah Saya buat sebagai bagian dari Tugas Akhir, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Proposal ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi Saya pribadi maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan yang kurang berkenan dan Saya memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan pengajuan proposal ini.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 1


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

ABSTRAK

Nama : Ikhwan Apandi


Program Studi : Teknik Sipil (S1)
Judul : Metode Perbaikan Kerusakan Beton Pada Konstruki Bangunan

Untuk menunjang dan meningkatkan perekonomian yang lebih baik seperti halnya
di Ibu Kota Jakarta sekarang ini bisa dibilang pembangunan dalam bidang
konstruksi terutama gedung – gedung bertingkat bahkan yang tertinggi
di Indonesia pun saat ini sudah selesai proses pekerjaan konstruksinya. Akan tetapi
perlu disadari bahwa proses konstruksi tidak selamanya berjalan mulus dan
kegagalan dalam konstruksi bisa saja terjadi baik dari segi bahan maupun
manusianya sendiri yang salah prosedur dalam proses konstruksinya (pengecoran)
karena adanya target yang harus diselesaikan sesuai dengan schedule awal.
Salah satu material penting dalam konstruksi suatu bangunan adalah Beton.
Dimana Beton sendiri merupakan suatu material yang secara harfiah merupakan
bentuk dasar dari kehidupan social modern. Beton sendiri adalah merupakan
campuran yang homogen antara semen, air dan aggregat. Karakteristik beton
adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik
yang rendah.Menurut Nawy (1985:8) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi
mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya.
Dalam dunia konstruksi beton menjadi salah satu elemen yang utama akan tetapi
dalam proses pelaksanaanya masih ada yang belum mengetahui langkah – langkah
dalam proses pengecoran sehingga dapat menimbulkan beberapa gejala yang dapat
ditimbulkan oleh pelaksanaan yang kurang baik yaitu timbulnya kerusakan pada
beton yang sudah mengering diantaranya Keretakan, Keropos dan Diformasi.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 2


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................1

ABSTRAK.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3 - 4

BAB 1............................................................................................................................5

PENDAHULUAN.........................................................................................................5

1.1 DEFINISI KERUSAKAN BETON...........................................................5 - 6

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................7

1.3 MANFAAT.....................................................................................................7

1.4 TUJUAN.........................................................................................................7

BAB 2............................................................................................................................8

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................8

2.1 PENJELASAN MENGENAI BETON....................................................8 - 15

BAB 3..........................................................................................................................16

METODE PENELITIAN............................................................................................16

3.1 METODE PENELITIAN..............................................................................16

3.2 ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN BETON................................17 - 20

3.3 AKIBAT YANG DITIMBUKAN OLEH KERUSAKAN BETON..............20

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 3


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

3.4 PENANGANAN...................................................................................20 - 23

3.5 PENCEGAHAN....................................................................................24 - 27

BAB 4..........................................................................................................................28

PENUTUP...................................................................................................................28

4.1 KESIMPULAN.............................................................................................28

4.2 SARAN.........................................................................................................28

4.3 LAMPIRAN..........................................................................................29 - 33

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................34

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 4


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI KERUSAKAN BETON

Di Era globalisai seperti sekarang ini, maka suatu Kota dituntut dapat lebih
meningkatkan sektor pembangunan untuk menunjang dan meningkatkan
perekonomian yang lebih baik seperti halnya di Ibu Kota Jakarta sekarang ini
bisa dibilang pembangunan dalam bidang konstruksi terutama gedung – gedung
bertingkat bahkan yang tertinggi di Indonesia pun saat ini sudah selesai proses
pekerjaan konstruksinya.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas perbaikan kerusakan beton pada
konstruksi bangunan dimana komponen penting dalam proses konstruksi tersebut
yaitu beton. Tapi perlu disadari bahwa proses konstruksi tidak selamanya
berjalan mulus dan kegagalan dalam konstruksi bisa saja terjadi baik dari segi
bahan maupun manusianya sendiri yang salah prosedur dalam proses pengecoran
karena adanya target yang harus diselesaikan sesuai dengan schedule awal.
Perusahaan yang menyediakan Beton pastinya akan memberikan jaminan mutu
terhadap beton yang disuplai untuk sebuah konstruksi.
Akan tetapi tidak sedikit ditemukan kasus kerusakan pada beton setelah
melakukan pegecoran dan inilah yang mendorong Saya untuk menjelaskan
kasus – kasus kerusakan beton pada konstruksi bangunan diantaranya adalah :
1. Keretakan Beton
2. Keropos Beton
3. Deformasi Beton (Beton tidak rata atau gelembung/bunting pada
permukaan beton)

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 5


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

Inilan penjelasan dari masing – masing kerusakan beton pada konstruksi


bangunan :

1. KERETAKAN BETON
Dibalik kelebihan – kelebihan yang dimiliki oleh beton dibandingkan dengan
bahan material lainnya, beton juga memiliki masalah dalam keretakan yang
terjadi pada bahan tersebut. Keretakan pada beton dapat timbul saat pembuatan
beton tersebut atau keretakan yang terjadi setelah beton selesai dibuat.
Sebenarnya setiap beton yang dibuat untuk pembangunan suatu bangunan pasti
akan terjadi suatu retakan. Hal ini disebabkankan oleh pengaruh dari sifat beton
itu sendiri maupun faktor lingkungan luar yang mempengaruhi beton secara
langsung. Sehingga seberapaun kualitas beton yang akan dibuat keretakan tidak
bisa dihindarkan.

2. KEKEROPOSAN BETON
Jenis kerusakan ini timbul karena pengerjaan beton yang kurang baik, agregat
terlalu kasar,kurangnya butiran halus yang termasuk semen, faktor air semen
tidak tepat, pemadatan yang tidak sempurna karena rapatnya tulangan, pasta
semen keluar dari cetakan yang tidak rapat dan lain-lainnya. Kerusakan
semacam ini biasanya disebabkan oleh cetakan (bekisting) yang tidak rapi atau
rapat. Hal ini menyebabkan pasta semen mengalir keluar, yang mengakibatkan
beton menjadi keropos.

3. DEFORMASI BETON
Deformasi adalah perubahan BENTUK struktur akibat adanya gaya dari luar
maupun dari dalam. Contoh, balok yang tadinya lurus menjadi lengkung akibat
beban di atasnya. (Beton tidak rata atau gelembung/bunting pada permukaan
beton)

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 6


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

1.2 RUMUSAN MASALAH


Yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan proposal TA ini adalah:
1. Apakah penyebab terjadinya kerusakan beton pada konstruksi ?
2. Apa saja akibat yang ditimbulkan dari kerusakan beton pada konstruksi ?
3. Apa saja solusi penanganan pada kerusakan beton ?
4. Apa saja pecegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kerusakan
beton ?

1.3 MANFAAT
Dari judul pengauan TA ini kita akan mengetahui tujuan – tujuannya antara lain :
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan beton pada konstruksi
2. Untuk mengetahui akibat yang ditimbukan dari kerusakan beton pada
konstruksi
3. Untuk mendapatkan solusi penanganan pada kerusakan beton
4. Untuk mengetahui cara pencegahan awal agar dapat meminimalisir kerusakan
beton.

1.4 TUJUAN
Manfaat yang dapat dicapai melalui proposal pengajuan Tugas Akhir (TA) ini
adalah memperluas wawasan pembaca mengenai sifat – sifat dari beton dan
jenis – jenis kerusakan pada beton yang dapat terjadi akibat kelalaian manusia
maupun faktor alam dimana dapat berdampak pada kerugian secara biaya &
materil, sehingga diharapkan pada propal ini kita semua dapat meningkatkan
kesadaran dalam pelaksanaan dilapangan mengenai struktur bangunan yang
aman.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 7


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENJELASAN MENGENAI BETON


Beton adalah suatu material yang secara harfiah merupakan bentuk dasar dari
kehidupan social modern. Beton sendiri adalah merupakan campuran yang
homogen antara semen, air dan aggregat. Karakteristik beton adalah mempunyai
tegangan hancur tekan yang tinggi sertategangan hancur tarik yang
rendah.Menurut Nawy (1985:8) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi
mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya. DPU-LPMB memberikan
definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen
hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan atau tanpa
bahan tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1).Pada tahun
1801, F. Coignet menerbitkan tulisannya tentang prinsip-prinsip konstruksi
dengan meninjau kelemahan bahan beton terhadap tariknya. Kemudian pada
tahun 1850, J.L.Lambotuntuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan
semen untuk di pamerkan pada pameran dunia tahun 1855. Lalu J. Monir,
seorang ahli taman dari Prancis, mematenkan rangka metal sebagai tulangan
beton untuk mengatasi tariknya pada tempat tamannya. Pada tahun 1886,seorang
warga negara Jerman yang bernama Koenen menerbitkan tulisan mengenai teori
dan perancangan struktur beton.
Sejarah penemuan teknologi beton dimulai dari :
a. Aspdin (1824) Penemu Portland Cement
b. J.L Lambot (1850 ) memperkenal konsep dasar konstruksi komposit
(gabungan dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama sama
memikul beban)
c. F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada
konstruksi atap, pipadan kubah

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 8


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

d. Gustav Wayss & Koenen ( 1887) serta Hennebique memperkenalkan


sengkang sebagai penahan gaya geser dan penggunaan balok “ T ” untuk
mengurangi beban akibat beratsendiri
e. Neuman melakukan analisis letak garis netral
f. Considere menemukan manfaat kait pada ujung tulangan; dan
g. E. Freyssinet memperkenalkan dasar dasar beton pratekan

Contoh Pemakaian Konstruksi Beton pada Jamannya :


a. Bangunan kubah Pantheon didirikan th 27 SM;
b. Pemakaian Pot bunga dari beton yang menggunakan kawat anyaman (produk
dipatenkanoleh Joseph Monier tahun 1867);
c. Pembuatan kapal beton yang dilengkapi penulangan (tahun 1855);
d. Jembatan Lamnyong-Darussalam; dan
e. Menara Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Sejarah Analisis dasar perhitungan di Indonesia:


a. PBI 1955 - PBI 1971 yang lebih dikenal dengan perhitungan lentur cara n
dan
b. SK SNI 1991 ( T-15-1991-03) tentang Standar Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton.

Sifat dan karakteristik beton:


a. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi
serta tegangan hancur tarik yang rendah;
b. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul
momen lengkungatau tarikan;
c. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi
retak yang makin lama makin besar;
d. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan
dikenal dengan proses hidrasi;

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 9


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

e. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar


butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah;
f. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran
semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang;
g. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk
memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan
kekuatan beton yang tinggi;
h. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus
dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan;
i. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen
konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya;
j. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok,
maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik;
k. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam
menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik;
l. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang
relative rendah;
m. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya
mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan
tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran;
n. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi; dan
o. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa
susut dan rangkak.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 10


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

Beton dibedakan dalam 2 kelompok besar yaitu:


A. Beton Keras
Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatan karakteristik,
kekuatan tekan, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi
terhadap temperatur, keawetan dan kekedapan terhadap air .Dari semua
sifat tersebut yang terpenting adalah kekuatan tekan beton karena
merupakan gambaran dari mutu beton yang ada kaitannya dengan struktur
beton. Berbagai test uji kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara
lain:
1. Uji kekuatan tekan (compression test)
2. Uji kekuatan tarik belah (spillting tensile test)
3. Uji kekuatan lentur;
4. Uji lekatan antara beton dan tulangan; dan
5. Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.
B. Beton Segar
Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton:
1. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton
yang mengeras,seperti kekuatan, keawetan, dan kestabilan volume;
dan
2. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika
beton dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan
tanpa adanya bleeding dan segregation
Walaupun begitu adalah penting untuk mendapatkan beberapa dari sifat
workabilitas karena penting untuk control kualitas. Pengukuran
workabilitas yang telah dikembangkan antara lain :
1. Slump test
2. Compaction test
3. Flow test
4. Remoulding
5. Penetration test & Mix test

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 11


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah :


1. Kualitas Semen
2. Proporsi semen dalam campuran beton
3. Kekuatan dan kebersihan agregat
4. Ikatan / Adhesi antar pasta semen dan agregat
5. Pencampuran yang cukup dari bahan – bahan pembentuk beton, dan
6. Pemadatan beton dan perawatan

Seperti disebutkan oleh L.J. Murdock dan K.M. Brock bahwa “kecakapan
tenaga kerja adalah salah satu faktor penting dalam produksi suatu bangunan.
3 kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton :
1. Memenuhi kriteria konstruksi yaitu mudah dikerjakan dan dibentuk
serta mempunyainilai ekonomi;
2. Kekuatan tekan tinggi; dan
3. Durabilitas atau keawetan tinggi
Agregat yang dipakai untuk campuran beton :
1. Agregat halus ( pasir ) dengan diameter maksimal 1 mm; dan
2. Agregat kasar ( split ) dengan diameter 2 cm atau lebih.
Kelebihan beton :
1. Dapat dibentuk sesuai keinginan;
2. Mampu memikul beban tekan yang berat;
3. Tahan terhadap temperatur tinggi; dan
4. Biaya pemeliharaan rendah/ kecil.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 12


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

Kekurangan Beton :
1. Bentuk yang sudah dibuat sulit diubah;
2. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi Berat;
3. Daya pantul suara besar;
4. Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk;
5. Tidak memiliki kekuatan tarik;
6. Setelah dicampur beton segera mengeras; dan
7. Beton yang mengeras sebelum pengecoran, tidak bisa didaur ulang.

Menurut SNI-15-1990-03, untuk penggunaan beton dengan kekuatan tidak lebih dari
10 MPa boleh menggunakan campuran 1 pc:2 psr:3 batu pecah/split dengan slump
untuk pengukuran pengerjaannya tidak lebih dari 100 mm.
Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 MPa boleh menggunakan
penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan tekan lebih dari 20 MPa
harus menggunakan campuran berat.
Salah satu yang kita kenal adalah Beton Ringan (lightweight concrete) atau yang
lebih dikenal dengan sebutan Hebel. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat
jenis (density) lebih ringan daripada beton pada umumnya. Beton ringan bisa disebut
sebagai beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut
juga (Autoclaved Aerated Concrete/AAC) yang mempunyai bahan baku utama terdiri
dari pasir silika, kapur, semen, air, ditambah dengan suatu bahan pengembang yang
kemudian dirawat dengan tekanan uap air.
Pada umumnya berat beton ringan berkisar antara 600 – 1600 kg/m3. Teknologi
material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya beton ringan aerasi
(Aerated LightweightConcrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated
Concrete/ AAC). Sebutan lainnyaAutoclaved Concrete, Cellular Concrete (semen
dengan cairan kimia penghasil gelembung udara), Porous Concrete, dan di Inggris
disebut Aircrete and Thermalite.
Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923
sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 13


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

Beton ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman
Barat di tahun 1943. Pada tahun 1967 bekerjasama dengan Asahi Chemicals dibangun
pabrik Hebel pertama di Jepang.
Sampai saat ini Hebel telah berada di 29 negara dan merupakan produsen beton aerasi
terbesar didunia. Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995,
saat didirikannya PTHebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat. Ada beberapa
kelebihan dari Beton ringan atau Autoclaved Aerated Concrete (AAC), yaitu :
1. Balok AAC mudah dibentuk;
2. Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, sehingga dapat
meminimalkansisa-sisa bahan bangunan yang tak terpakai;
3. AAC dapat mempermudah proses konstruksi;
4. Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi;
5. Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah;
6. Mengurangi biaya penguat atau pondasi;
7. Waktu pembangunan lebih pendek;
8. Kedap suara;
9. Anti jamur;
10. Anti serangga;
11. Nyaman

Selain kelebihan, Beton AAC juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:


1. Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran yang tanggung, akan memakan
waste yangcukup besar;
2. Perekat yang digunakan harus disesuaikan dengan ketentuan produsennya,
umumnyaadalah semen instan;
3. Nilai kuat tekannya (compressive strength) terbatas, sehingga sangat tidak
dianjurkan penggunaan untuk perkuatan (struktural); dan
4. Harganya cenderung lebih mahal dari bata konvesional.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 14


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

Ada tiga macam cara membuat beton aerasi, yaitu:


1. Yang paling sederhana yaitu dengan memberikan agregat/campuran isian
beton ringan;
2. Menghilangkan agregat halus (agregat halusnya disaring, contohnya debu/abu
terbangnyadibersihkan); dan
3. Meniupkan atau mengisi udara di dalam beton
Dengan berbagai kelebihan dari beton ringan yang telah disebutkan di atas, saat ini
beton ringan banyak diaplikasi dalam berbagai proyek dalam bentuk :
1. Blok (bata);
2. Panel; dan
3. Ready mix

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 15


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dimana
peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimana proses perbaikan perbaikan
kerusakan beton pada konstruksi bangunan. Menurut Robert Yin studi kasus
adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks
kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak
dengan tegas, dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan. Studi kasus lebih
banyak berkutat pada atau berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan ”how”
(bagaimana) dan “why” (mengapa) , serta pada tingkatan tertentu juga menjawab
pertanyaan ”what” (apa/apakah) , dalam kegiatan penelitian (Burhan Bungin,
2005).
Peneliti mengumpulkan data dan mendeskripsikan proses perbaikan kerusakan
beton pada konstruksi bangunan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya yang
terjadi didunia konstruksi. Agar tidak terjadi kesalahan dalam proses perbaikan
beton tersebut agar kualitas atau mutu bangunan tetap terjaga dengan baik sesuai
dengan keinginan dan proses konstruksi tetap berjalan sesuai dengan sesuai
dengan schedule.

Metode ini dipergunakan karena data – data yang diambil sebagian besar dari
konstruksi yang sedang berjalan dan bisa dipergunakan untuk proses perbaikan
ditempat lain.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 16


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

3.2 ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN BETON


Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang umum digunakan untuk
bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton dipilh karena sifatnya
yang mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta mempunyai sifat tahan
terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan. Selain itu beton segar
atau beton yang baru dibuat dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan
keinginan. Cetakannya dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih
ekonomis. Beton segar ini dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang
retak maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan.
Selain itu juga dapat mudah dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang
pada tempat-tempat yang posisinya sulit. Kelebihan lain dari beton adalah tahan
aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.
Tetapi selain kelebihan-kelebihan yang disebutkan diatas, beton juga mempunyai
kekurangan-kekurangan yaitu beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik,
sehingga mudah retak, oleh karena itu perlu di beri baja tulangan sebagai
penahan gaya tarik. Beton yang telah keras juga dapat menyusut dan
mengembang bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi
(expansion joint) untuk mencegah terjadinya retakan-retakan akibat terjadinya
perubahan suhu dan terakhir beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus
dihitung dan diteliti secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja
tulangan menjadi bersifat daktail (liat atau alot), terutama pada struktur tahan
gempa.
Dari kekurangan beton di atas, dapat kita simpulkan bahwa kerusakan yang
banyak terjadi pada beton adalah masalah keretakan. Retak pada suatu struktur
bangunan terutama pada beton sangat membahayakan karena retak dapat
mengurangi kekuatan struktur sehingga bangunan tersebut tidak sesuai dengan
fungsi perencanaannya. Oleh karena itu, dalam struktur bangunan, beton perlu di
beri baja tulangan. Struktur beton ini pun tidak lepas dari potensi kerusakan.
Salah satu penyebab kerusakan pada struktur beton adalah korosi. Iklim
Indonesia yang tropis menyebabkan setiap harinya perubahan temperatur dan

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 17


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

kelembaban cukup besar. Kondisi seperti ini menyebabkan berbagai jenis


kerusakan pada beton. Kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi adalah susut
dan korosi baja tulangan. Susut diakibatkan oleh perubahan temperatur di sekitar
bangunan beton, sedangkan korosi baja tulangan diakibatkan oleh perubahan
kondisi dalam beton dari basa menjadi asam dan kondisi lingkungan di sekitar
bangunan beton.
Pada korosi jenis ini, kerusakan terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini
disebabkan karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan membentuk
karat. Karat yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan
volume besi tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak
beton sehingga beton tersebut terkelupas atau pecah. Terjadinya karat ini
disebabkan adanya reaksi antara unsur besi (Fe+) di dalam tulangan dengan
unsur hidroksi (OH-) dari air.
Kerusakan yang terjadi timbul karena penutup pelat terlalu tipis, atau pada saat
pengecoran plat, tulangan tidak dilakukan pemakaian beton tahu untuk menjaga
jarak antara tulangan dengan dasar plat.
Akibat penutup terlalu tipis, maka penutup plat beton mudah terkelupas
sehingga tulangan tidak terlindungi, Keadaan tulangan yang semacam ini
membuat tulangan mudah terjadi korosi karena proses oksidasi.
Korosi pada beton terjadi akibat terbentuknya ettringite akibat reaksi kimia
antara unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar. Sama seperti
karat pada besi, ettringite yang terjadi menyebabkan pengembangan volume
beton sehingga menyebabkan massa beton terdesak dan pecah. Ettringite
(6CaO.Al2O3.32H2O, atau disingkat C6AS3H32) merupakan hasil reaksi dari
unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar. C3A + CaSO4 +
H2O → ettringite. Memiliki bentuk kristal memanjang seperti jarum. Ettringite
ini menyebabkan pengembangan volume beton sehingga mebuat beton pecah.
Selain itu campuran beton dan kualitas material yang tidak sesuai dengan
perencanaanpun dapat menjadi penyebab kerusakan pada beton. Kualitas

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 18


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

material, proses pencampuran dan perbandingan campuran akan mempengaruhi


kekuatan beton.
Material dan proses pencampuran beton yang tidak mengikuti persyaratan adalah
salah satu kemungkinan penyebab terjadinya retakan pada beton. Pencegahan
yang dapat dilakukan adalah selalu melakukan pemeriksaan kualitas seluruh
material yang akan digunakan baik semen, pasir, kerikil dan air. Selain itu
pengawasan dalam pelaksanaan pencampuran beton perlu dilakukan agar
mengikuti design mix yang telah dibuat dan terakhir adalah untuk tidak memakai
material yang tidak sesuai persyaratan kualitas.
Volume air yang berlebih dalam campuran beton pun dapat memicu kerusakan
atau keretakan pada beton. Beton yang mengandung jumlah air yang berlebih
akan mempengaruhi kekuatan maksimum dari beton. Sering dalam pekerjaan
beton pihak pekerja terlalu meremehkan volume air yang dituangkan dalam
campuran beton, kadang untuk mengenyalkan campuran supaya lebih cepat
dalam penuangan sipekerja sering menambahkan volume air padahal sudah
melebihi persyaratan yang diizinkan. Kelebihan air ini juga sangat mengurangi
kekuatan beton.
Penyusutan merupakan penyebab utama retak. Saat beton mulai mengeras maka
beton secara perlahan akan mengalami pengeringan dan penyusutan. Bilamana
volume air semakin besar maka akan terjadi penguapan air campuran yang
semakin besar pula , sehingga semakin besar penguapan maka penyusutan beton
akan semakin besar pula. Dari sebuah penelitian didapatkan bahwa beton dapat
menyusut sebesar 1.75 cm per 30.48 m.
Penyusutan ini menyebabkan akan menimbulkan celah pada beton yang sudah
kering, celah inilah yang disebut retakan beton. Intinya adalah bahwa setiap
rencana campuran beton selalau diikuti dengan volume campuran beton untuk
mendapatkan rasio semen, sehingga volume air yang melebihi dari volume yang
direncanakan akan mengurangi kekuatan beton itu sendiri. Untuk itu pelaksana
harus mengetahui volume air yang harus dituangkan dalam campuran beton,
pelaksana harus mengawasi setiap penuangan air dalam campuran dan

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 19


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

menghindari penambahan air pada beton saat penuangan apabila hanya untuk
alas an kemudahan pekerjaan.

Kerusakan lainnya adalah lendutan atau deformasi pada beton hal ini
dikarenakan oleh faktor – faktor sebagai berikut :
1. Beban terpasang dan berat sendiri.
2. Besarnya gaya prategang
3. Profil kabel
4. Momen inersia penampang
5. Modulus elastisitas beton
6. Susut, rangkak dan relaksasi tegangan tendon
7. Jarak bentang balok
8. Kondisi tumpuan / perletakan

3.3 AKIBAT YANG DITIMBUKAN OLEH KERUSAKAN BETON


Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan akibat yang akan timbul oleh
kerusakan beton pada konstruksi bangunan adalah adanya mutu bangunan
menjadi tidak maksimal serta adanya penambahan biaya untuk proses perbaikan
dan bisa berimbas pada schedule penyelesaian proyek.

3.4 PENANGANAN
Berikut akan dijelaskan metode perbaikan pada kerusakan beton dalam
konstruksi bangunan :
A. Keretakann Beton
Keretakan pada beton dapat timbul saat pembuatan beton tersebut atau
keretakan yang terjadi setelah beton selesai dibuat. Sebenarnya setiap beton
yang dibuat untuk pembangunan suatu bangunan pasti akan terjadi suatu
retakan. Hal ini disebabkankan oleh pengaruh dari sifat beton itu sendiri
maupun faktor lingkungan luar yang mempengaruhi beton secara langsung.
Sehingga seberapaun kualitas beton yang akan dibuat keretakan tidak bisa

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 20


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

dihindarkan. Dan oleh sebab itu akan dijelaskan cara perbaikan pada beton
yang mengalami keretakan < 0,4mm & > 0,4mm :

1. Patching or Sealing (Metode penambalan)


Untuk retak-retak ringan ( lebar retak < 0.4 mm ) pada lantai beton
diajukan perbaikan dengan penambalan menggunakan Sikagrout 215
New.
Metode perbaikannya adalah sebagai berikut:
 Chipping bagian yang mengalami keretakan sedalam 1-2 cm.
 Bersihkan debu dan kotoran-kotoran pada daerah retak dan siram
permukaan lantai dengan air
 Campurkan Bahan Sikagrout 215 New hingga dapat mengalir (volume
air sebanyak 4ltr untuk 1 sak @25 kg) atau cukup agar bisa digunakan
trowel (volume air sebanyak 2,75 liter untuk 1 sak @25 kg).
 Tambal retak pada lantai dengan menggunakan Sikagrout 215 New
 Lakukan Curing dengan menggunakan Curing Coumpoun

2. Pressure Grouting/Injection (Suntikan)


Untuk retak dengan lebar > 0.4 mm, diajukan untuk dilakukan suntikan
dengan menggunakan SIKADUR-752 untuk daerah kering, untuk daerah
basah menggunakan Sika Intraplast Z.

Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:


 Chipping bagian yang mengalami keretakan sedalam 1-2 cm.
 Bersihkan area dari sisa debu dan sisa beton
 Lakukan pengeboran dan pemasangan selang suntikan sepanjang
retakan dengan jarak specing 200mm.
 Tambal retakan, terutama area –area sekeliling selang dengan Sikaset
Accelerator.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 21


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

 Setelah 1 hari curing, dilakukan suntikan melalui selang yang


terpasang.

 Grouting menggunakan bahan SIKADUR-752 untuk daerah kering,


untuk daerah basah grouting menggunakan Sika Intraplast Z. Suntikan
dilakukan dengan tekanan yang stabil. Tekanan maksimum akan
diberikan sekitar 1- 3 bar dan ditahan selama 1 menit.
 Setelah selesai dilakukan suntikan, lepaskan selang injeksi, bersihkan
permukaan.

B. Keropos
Kerusakan semacam ini biasanya disebabkan oleh cetakan (bekisting) yang
tidak rapi atau rapat. Hal ini menyebabkan pasta semen mengalir keluar, yang
mengakibatkan beton menjadi keropos. Dan oleh sebab itu akan dijelaskan
bagaimana cara perbaikan pada beton yang mengalami keropos :

1. Patching or Sealing (Metode penambalan)


Untuk beton keropos tanpa tulangan yang terekspose, diajukan metode
patching(tambalan) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai
menemukan permukaan yang padat.
 Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi
dengan Sika Bond NV, tunggu ± 30 menit.
 Tambal area yang terbuka dengan Sika monotop 613
 Lakukan Curing area yang perlu diperbaiki.

2. Pressure Grouting /Injection (Suntikan)


Untuk beton keropos dengan tulangan yang terekspose, diajukan metode
Pressure Grouting /Injection (suntikan) dengan langkah-langkah sebagai
berikut :

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 22


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

 Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai


menemukan permukaan yang padat 1 – 2 cm.
 Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi
dengan Sikabond NV.
 Untuk area yang cukup besar :
Pasang bekisting dan cor kembali dengan Sikagrout 215 New atau
beton dengan mutu yang sama.
 Untuk area yang kecil, sempit dan rapat dengan tulangan, diajukan
metode sebagai berikut :
 Sediakan agregat 20 mm dengan kawat ayam dipasang sekililing area
yang akan diperbaiki.
 Tutup dengan bekisting, sediakan selang grouting ( inlet dan outlet ).
 Tambal celah-celah pada bekisting dengan Plug bersetting cepat.
 Lakukan curing selama 1 hari.
 Lakukan suntikan dengan Sikagrout 215 New.
 Berikan tekanan 1-3 bar dan tahan selama beberapa menit.
 Selang grout dapat dipotong dan dilepaskan pada hari berikutnya.

C. Deformasi atau lendutan (Beton tidak rata atau gelembung/bunting pada


permukaan beton)
Untuk cacat ini, dilakukan metode Trimming and Patching sebagai berikut :
1. Patching or Sealing (Metode penambalan)

 Area yang cacat ditandai untuk mempermudah proses perbaikan.


 Lakukakan hacking pada permukaan beton yang tidak rata.
 Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton lalu basahi
dengan Sika Bond NV, tunggu ± 30 menit..
 Ratakan dengan melakukan penambalan menggunakan Sika Monotop
613.
 Lakukan curing pada permukaan yang diperbaiki.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 23


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

3.5 PENCEGAHAN
Adapun pencegahan – pencegahan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan
beton adalah pada saat proses sebelum pengecoran, proses pengecoran dan proses
setelah pengecoran.
Berikut penjelasannya mengenai persiapan dalam memulai proses pengecoran
dan sesudah pengecoran :
a. Pengecoran Beton (Pengangkutan dan Pengecoran)
Setelah pencampuran komponen beton maka selanjutnya adalah pengecoran,
akan tetapi salah satu hal yang perlu kita perhatikan sebelum pengecoran adalah
pengangkutan beton dari tempat pencampuran ke lokasi beton akan dicor.
b. Pengangkutan beton / transportasi beton
Prinsip utama pengangkutan beton (tranportasi beton) adalah dilakukan secepat
mungkin agar bisa menghindari segregesi dan tercecernya material.
Pengangkutan beton bisa mengunakan gerobak dorong, ember, truk beton juga
bisa menggunakan pompa beton (concrete pump).
c. Pengecoran Beton
Sebelum melakukan pengecoran hal-hal penting yang harus anda perhatikan
adalah:
 Yakinkan bahwa begisting atau cetak cor anda sudah benar yaitu sesuai
dengan bentuk yang anda inginkan, kuat, tidak ada lobang atau bocoran,
bersih dari kotoran terutama bahan-bahan organik
 Pastikan tulangan sudah sesuai dengan yang direncanakan. Beton deking
apakah sudah berada pada posisinya dan tulangan harus bersih dari kotoran
 Slump test (jika akan dilakukan). Apa dan bagaimana slump test akan kita
rencanakan pada posting selanjutnya
 Alat-alat, material pengecoran harus sudah siap tersedia

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 24


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika pengecoran :


 Pengecoran harus dilakukan hati-hati jangan sampai merusak cetakan beton
(begisting)
 Lakukan pengecoran dimulai dari tempat yang paling jauh dari tempat
pengadukan beton.
 Secepat mungkin beton yang sudah dituang harus segera dicor
 Pengecoran dilakukan terus-menerus tanpa henti
 Jika pengecoran harus dituang dari tempat yang tinggi atau dituang kedalam
lobang yang cukup dalam maka tinggi jatuh tidak boleh terlalu tinggi, hal ini
dapat menyebabkan segregesi beton. Jika harus mengecor dalam keadaan
seperti itu harus mengunakan corong biasa juga disebut pipa tremi
 Pengecoran dalam keadaan hujan masih dibolehkan jika keadaan hujan tidak
sampai menjadikan campuran beton menjadi sangat encer (hujan tidak
terlalu deras). Jika pengecoran dalam keadaan hujan tidak bisa dihindari
maka pengecoran harus dibawah pelindung hujan sampai dengan beton
seting.
 Padatkan beton setelah dituang (dipadatkan dengan vibrator atau juga bisa alat
manual yang lainya)
 Setelah pengecoran selesai, lakukan perawatan beton
 Selama pengecoran dan sesudahnya, hindari pergerakan cetakan beton dengan
mengurangi aktifitas ditempat pengecoran
 Beton yang dicor lebih dahulu maka harus difinishing lebih dahulu
 Membuat benda uji beton (jika dikehendaki uji tekan dari beton yang dicor),
bagaimana cara menbuat benda uji beton simak pada edisi selanjutnya.

Hal - hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :


 Bersihkan cetakan beton dari segala bentuk kotoran dan bersihkan apabila ada
tumpahan minyak pada besi beton, agar antara adukan beton dan besi beton
dapat melekat dengan baik.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 25


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

 Pada saat pengecoran beton dilakukan, perhatikan cetakan beton (begisting)


sudah terisi dengan padat (tidak ada rongga), karena kalau tidak padat akan
mengurangi kekuatan beton.
 Tiang begisting balok sudah terpasang dengan kuat, sehingga pada saat
pengecoran begisting tidak melengkung/turun.
 Pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan dengan campuran sesuai rencana.
Pada saat pengecoran berlangsung, penggunaan vibrator/ besi/ kayu panjang
berfungsi untuk memadatkan dan meratakan beton dalam cetakan
 Untuk perawatan cetakan beton, maka dapat dilaksanakan penyiraman air
pada begisting. Apabila sudah 3 harus begisting dapat dibongkar

Adapun Pengecoran untuk bangunan tingkat 2 atau lebih sebagai berikut :

1. Pekerjaan bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6
dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka
dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.
2. Pekerjaan kontrol kualitas.
Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang terdiri
atas dua tahap yaitu :

A. Sebelum pengecoran.
Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :
• Posisi dan kondisi bekisting.
• Posisi dan penempatan pembesian.
• Jarak antar tulangan.
• Panjang penjangkaran.
• Ketebalan beton decking.
• Ukuran baja tulangan yang digunakan.
• Posisi penempatan water stop

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 26


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

B. Pada saat pengecoran.


Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck
diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi.Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama
dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan
kontrol kualitas.

3. Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan
menggunakan Concrete Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan
sambungan selalu didahului dengan penggunaan bahan Bonding Agent.

4. Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan
dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom
yang kuat dan kokoh sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas,
kolom yang baik untuk bangunan ini adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40
ke atas. Ukuran kolom ini disesuaikan dengan kebutuhan pada beban
bangunan.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 27


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa memiliki beberapa sifat serta
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Maka pada setiap pekerjaan konstruksi terutama konstruksi gedung diatas 2
lantai harus memiliki metode dalam proses pelaksanaan pengecoran. Hal ini
dikarenakan untuk meminimalisir terjadinya kegagalan dalam proses pengecoran
dan dapat mengakibatkan kerusakan berupa Retak, Keropos maupun Deformasi.
Kerusakan setelah proses pengecoran dapat berdampak pada proses konstruksi,
maka langkah – langkah dalam melakukan proses pengecoran baik sebelum
maupun sesudah harus dilaksanakan dengan benar untuk meminimalisir
terjadinya kerusakan pada beton setelah proses pengecoran.

4.2 SARAN
Pengecoran adalah bagian paling utama dalam proses konstruksi
bangunan.dimana prosesdur – prosedur sebelum dan sesudah pengecoran harus
dijalankan dengan benar untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada beton
setelah proses pengecoran.
Kerusakan yang dapat terjadi akibat prosedur yang tidak dijalakan diantaranta
adalah Keretakan, Keropos dan Deformasi.
Karena akan berdampak pada mutu bangunan yang sedang dikerjakan serta
berimbas kepada schedule penyelesaian konstruksi dan biaya.

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 28


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

4.3 LAMPIRAN

A. Foto Crack < 0,4 mm & Bahan untuk Perbaikan (Sika 215 New)

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 29


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

B. Foto Crack < 0,4 mm & Bahan untuk Perbaikan (Interplast Z & Sika 752)

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 30


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

C. Foto Beton kerospos dan Produk Sika (Sika Bond NV, Sika monotop 613 &
215 New)

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 31


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 32


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 33


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

2. Foto Beton melendut (Beton tidak rata atau gelembung/bunting pada


permukaan beton)

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 34


METODE PERBAIKAN KERUSAKAN BETON PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN

DAFTAR PUSTAKA

- IK (INSTRUKSI KERJA), PERBAIKAN BETON : PT TATAMULIA


NUSANTARA INDAH
- METHOD STATEMEN. 2015. CONCRETE REPAIR. PROYEK GAMA
TOWER – KUINGAN : PT TATAMULIA NUSANTARA INDAH
- METHOD STAMENT. 2016. CRACK REPAIR. PROYEK ANANDAMAYA
RESIDENCES – SUDIRMAN : PT TATAMULIA NUSANTARA INDAH
- PBI 1955 - PBI 1971 yang lebih dikenal dengan perhitungan lentur cara n
- SK SNI 1991 ( T-15-1991-03) tentang Standar Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton
-

Institut Teknologi Budi Utomo | Proposal Tugas Akhir 35

Anda mungkin juga menyukai