5.1 Tujuan
Praktikum pemeriksaan zat organik pada agregat halus memiliki beberapa
tujuan dengan uraian sebagai berikut :
1) Menentukan kandungan bahan organik yang ada pada agregat halus
berdasarkan standar warna hellige tester (ASTM C-40).
2) Menentukan bisa tidaknya agregat yang direncanakan digunakan untuk
campuran pembuatan beton.
kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama, tetapi dicuci
terlebih dahulu dalam larutan NaOH 3% yang kemudian dicuci bersih
dengan air pada umur yang sama.
Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam dan apabila diayak
dengan ayakan susunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2%
2) Sisa diatas ayakan 1mm minimum beratnya 10%
3) Sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%.
Zat organik yang terkandung dalam agregat halus umumnya berasal dari
penghancuran zat-zat tumbuhan, terutama yang berbentuk humus dan lumpur
organk. Zat organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon
kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Zat organik yang merugikan
diantaranya gula, minyak dan lemak. Gula dapat menghambat pengikatan semen
dan pengembangan kekuatan beton, sedangkan minyak dan lemak dapat
mengurangi daya ikat semen. Pengujian agregat diperlukan untuk menentukan
bisa tidaknya agregat digunakan dalam campuran pembuatan beton. Pasir tidak
boleh banyak mengandung bahan organik, bahan-bahan organik seperti sisa-sisa
tanaman dan humus umumnya banyak tercampur pada pasir alam, adapun bahan-
bahan organik ini berpengaruh negatif pada semen.
Pengujian zat organik pada agregat halus salah satunya adalah dengan cara
kalori meter. Pengukuran kalorimeter pada zat organik dinetralkan dengan larutan
NaOH 3% dan warna yang terjadi dibandingkan dengan warna standar setelah
didiamkan selama ±24 jam. Sesuaikan warna larutan yang terlihat pada botol bayi
dengan warna yang terdapat pada tabel warna standar :
1) 1-2 untuk kadar lumpur rendah
2) 3 untuk kadar lumpur normal
3) 4-5 untuk kadar lumpur tinggi
Menurut metoda SNI untuk uji warna, apabila warna hasil uji terletak pada No.3
dan No.2 maka dapat digunakan untuk beton normal, apabila terletak pada No.1
dapat digunakan untuk beton mutu tinggi, semakin besar no warna semakin tua
warnanya.
Kelompok 3
Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Zat Organik Pada Agregat Halus
5.3 Peralatan
Berikut adalah alat dan bahan dalam melaksanakan pratikum pemeriksaan
zat organik pada agregat halus :
5.3.1 Alat
1) Botol gelas kaca tembus pandang dengan penutup yang tidak bereaksi
dengan NaOH. Volume gelas = 350 ml, berfungsi sebagai wadah agregat
halus dan larutan NaOH.
2) Standar warna (hellige tester), berfungsi sebagai perbandingan warna
dengan benda uji
5.3.2 Bahan
1) Agregat halus (pasir) yang sudah lolos sarinngan No.4 dengan volume 130
ml, sebagai bahan uji.
2) NaOH 3% 200 ml, berfungsi sebagai larutan pereaksi
Kelompok 3
Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Zat Organik Pada Agregat Halus
Gambar 5.1 Pemeriksaan Zat Organik Pada Benda Uji Agregat Halus
Kelompok 3
Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Zat Organik Pada Agregat Halus
Kelompok 3
Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Zat Organik Pada Agregat Halus
5.6 Kesimpulan
Hasil pemeriksaan zat organik pada agregat halus dapat ditarik
kesimpulan, sebagai berikut:
1) Hasil reaksi campuran agregat halus dengan NaOH yang didiamkan
selama 24 jam mengalami perubahan warna menjadi merah kekuning-
kuningan.
2) Hasil pemeriksaan zat organik agregat halus memiliki 15-30 reduksi kuat
tekan
Hasil pengujian zat organik agregat halus dapat diketahui bahwa agregat
halus bisa digunakan untuk lantai biasa sesuai dengan No.3 standar pelaksanaan.
5.7 Saran
Saran untuk praktikum pemeriksaan zat organik pada agregat halus ini
dapat dilihat uraian sebagai berikut:
1) Prosedur yang digunakan sebaiknya sesuai dengan ketetapan yang sudah
ditetapkan pada SNI
2) Saat menkocok botol yang berisi agregat halus dan NaOH sebaiknya
dilakukan dengan sedikit kuat agar bahan benar-benar tercampur.
3) Saat mendiamkan cairan pada botol bayi selama 24 jam, carilah tempat
yang minim getaran dan tidak terkena langsung sinar matahari.
Kelompok 3