Anda di halaman 1dari 4

1.1.

1 Agregat

Agregat adalah butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi alami babu-
batuan atau juga berupa hasil alat pemecah batu dengan memecah batu alami
(Tjokrodimulyo, 2007). Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton,
namun peranan agregat pada beton sangatlah penting. Kandungan agregat pada beton
kira-kira mencapai 70%-75% dari volume beton. Dan agregat sangatlah berpengaruh
terhadap sifat-sifat beton, segingga pemilihan agregat yang baik sesuai dengan
standar sangatlah harus diperhatikan adarmenjadi beton yang baik.

Agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan beton. Agregat


merupakan suatu bagian yang penting dalam pembuatan beton. Agregat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu agregat kasar dan agregathalus yang didapat secara alami dan
buatan. Untuk mengasilkan betondengan kekompakan yang baik, diperlukan gradasi
agregat yang baik.

Gradasi agregat adalah distribusi ukuran kekasaran butiran agregat. Gradasi


diambil darihasil pengayakan dengan lubang ayakan 10 mm, 20 mm, 30mm, dan 40
mm untuk kerikil. Untuk pasir lubang ayakan 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm, 0,3
mm dan 1,5 mm. Penggunaan bahan batuan dalam adukan beton berfungsi:

1. Menghemat penggunaan semen Portland.

2. Menghasilkan kekuatan yang besar pada betonnya.

3. Mengurangi susut pengerasan.

4. Mencapai susunan pompa beton dengan gradasi beton yang baik.

5. Mengontrol workability adukan dengan gradasi bahan batuan baik (A. Antono,
1982).

a. Agregat Halus

Carauntu membedakan jenis-jenis agregat yang paling sering dilakukan


dengan melihat ukuran butiran-butirannya. Agregatyang mempunyai butiran-butiran
yangbesar disebut agregat kasar yang ukurannya lebih besardari 4,75 mm. Sedangkan
butiran agregat yang kecil disebut agregat halus yang memiliki ukuran lebih kecil
dari 4,75 mm . Menurutperaturan SK-SNI-T-15-1990-03 kekasaran pasir dibagi
menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu pasir halus, agak halus, agak
kasar dan kasar.
Pasir yang digunakan dalam adukan beton harus memenuhi syaratsebagai
berikut:

1. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran tajam dan keras. Hal ini dikarenakan dengan
adanya bentuk pasir yang tajam, maka kaitan antar agregatakan lebih baik, sedangkan
sifat keras untuk menghasilkan beton yang keras pula.

2. Butirannya harus bersifat kekal. Sifat kekal ini berarti pasir tidak mudah hancur
oleh pengaruh cuaca yang ada, sehingga beton yang dihasilkan jugatahan terhadap
pengaruh cuaca yang ada.

3. Pasir tidak boleh mengandung lumpur >5% dari berat kering pasir, lumpur yangada
padapasirdalam adukan semen akan menghalangi ikatan antara pasir dan semen. Jika
konsentrasi lumpur >5% maka beton yang dihasilakan akan berkualitas rendah.

4. Pasir harus mengandung bahan organik yang <5%.

5. Pembuatan dan persiapan benda uji beton.

Perencanaan dan persiapan beton dan pengendaian mutu beton pada


pelaksanaan pembetonan. Dimana kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan
luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan
tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. Besarnya kuat tekan beton ini
menunjukkan baik tidaknya mutu pelaksanaan beton. Apabila mutu pelaksanaan
beton sesuai dengan yang diinginkan.

Kuat tekan beton juga dapat diartikan sebagai beban persatuan luas yang
menyebabkan beton hancur. Jumlah benda uji yangharus diuji adalaqh 30 benda uji,
apabila kurang dari 30 maka harus dilakukan penyesuaian deviasi dengan faktor
yangtelah ditentukan. Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban persatuan luas,
yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu,
yang dihasilkan oleh mesin tekan. Beton adalah campuran antara semen portland
atausemen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa
bahan tambahan yang membentuk massa padat (SNI-03-2847-2002).

6. Pemeriksa kekuaran tekan beton

Kuat tekan beton adalah beban tekan maksimum yang dapat dipikul oleh
beton persatuan luas sampai beton itu hancur. Tes ini dilakukan untuk mengetahui
mutu beton hasil rancangan sebelumnya, apakah memenuhi persyaratan atau tidak.
Selain itu kekuatan beton digunakan untuk menilai dan mengendalikan mutu
pekerjaan pembetonan di lapangan dalam memenuhi persyaratan spesifikasi. Cara
yang digunakan untuk pengujian kuat tekan beton adalah dengan menggunakan mesin
tekan. Prinsip pengujian kuat tekan beton dengan alat mesin tekan adalah mengukur
besarnya beban yang dapat dipikul oleh satu satuan luas beton (benda uji) sampai
benda uji itu sendiri hancur atau rusak. Adapun bentuk benda uji dapat berupakubus
ukuran 15 cm dan tinggi 30 cm.

7. Analisa kekuatan tekan beton karakteristik (FC’)

Dari analisa pengumpulan data kekuatan tekan beton dilakukan penentuan


tegangan tekan karakteristik beton. Nilai kekuatan tekan beton karakteristik yang
diperoleh pada langakah 2 dibandingkan dengan nilai rencana. Benda uji disebut
memenuhi persyaratan mutu kekuatan, bila nilai yang didapat lebih besar dari nilai
rencana. Benda uji tidakmemenuhi syarata apabila mutu kekuatan beton tersebut
kurang dari nilai renana. Untuk hal ini diperlukan koreksi pada perencanaan.

Pemeriksa uji kuat tekan beton yang dilakukan, yaitu:

a. Pemeriksaan beton 7 hari

Beton berumur 7 hari atau <7 hari masih harus dipelihara dalam keadaan
basah atau lembab. Selama waktu tersebut, beton direndam dalam air yang bersuhu
200-300C. Temperatur berpengaruh memberi perbedaan kekuatan beton awal. Sesuai
standar penentuan unsur beton terhadap persentase kuat tekannya yaitu 65%.

b. Pemeriksaan beton 14 hari

Beton berumur 14 hari yang diuji memiliki kuat tekan yang lebih besar karna
telah dijaga dlam temperatur yang sama namun pada waktru yang lebih lama,
sehingga beton dalam keadaan yang lebih lembab dan mengalami peningkatan
kekuatan tekan. Pada umur 14 hari, persentase kuat tekan beton yaitu 88%.

c. Pemeriksaan beton 28 hari

Standar kekuatan rata-rta pada beton berbentuk silinder pada umumnyayaitu


saat berumur 28 hari, pada kondisi lembap atau basah dengan temperatur minimal
200C. Bila sejak awal terus dijaga dalam keadaan lembab maka perbedaan kekuatan
tekan beton akan lebih kecil. Standar pengukuran kekuatan tekan beton pada28 hari
diambil karna pada saat beton berumur 28 hari persentase kuat tekannya sebesar
100%. Pada umumnya saat melakukan uji kuat tekan beton, umur benda uji tidak
boleh melampaui toleransi waktu yang lembab. Standar umur beton yang dipakai
yaitu 28 hari berdasarkan SNI 03-2847-2002. Bila dalam waktu kurang dari 28 hari
dalam keadaan kering, maka air dan beton akan menguap keluar sehingga
peningkatan kekuatan beton akan terhambat. Bila sejak awal tidak dirawat dalam
keadaan lembab atau basah, kekuatan beton hanya akan mencapai kurang lebih 50%
dari yangtelah direncanakan. Karna itu, dalam pengujian kuat tekan beton, pada umur
<7 hari harus dijaga dalam keadaan basah dan tidak terkena sinar matahari langsung.

Anda mungkin juga menyukai