Anda di halaman 1dari 178

LAB.

UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang, kebanyakan bangunan-bangunan baik gedung, jembatan,
ataupun bangunan lainnya terbuat dari beton. Hal ini dikarenakan beton merupakan salah
satu jenis struktur utama pada suatu bangunan yang berfungsi menopang beban yang
terjadi. Dengan adanya ilmu “Bahan Bangunan” mahasiswa dapat menguasai analisa dan
konsep kerja pada suatu konstruksi bangunan.
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari
kombinasi agregat dan pengikat semen. Beton dibuat dengan mencampurkan air, semen,
agregat halus, agregat kasar, dan bahan campuran tambahan jika diperlukan.
Bahan-bahan dasar beton dengan proporsi tertentu yang dihasilkan dari pe-
rencanaan campuran dicampur dengan mengikuti prosedur pencampuran beton yang
dijabarkan di buku Peraturan beton. Proporsi campuran beton biasanya dibuat dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut
1) Kemudahan dalam pelaksanaan seperti transportasi pengecoran dan pemadatan.
2) Waktu yang diperlukan sebelum beton mengeras Setting time.
3) Kekuatan dan ketahanan dari beton.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1) Bahan-bahan dan peralatan apa saja yang digunakan dalam praktikum Laboratorium
Uji Bahan 1?
2) Bagaimana prosedur pelaksanaan pengujian setiap pekerjaan praktikum
Laboratorium Uji Bahan 1?

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 1


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1.3 Tujuan Penulisan


Pelaksanaan pengujian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui cara kerja dari setiap job sheet pada pengujian bahan bangunan 1.
2) Mengetahui standar yang digunakan sebagai acuan.
3) Memahami kegunaan setiap alat-alat yang diperlukan.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan dari hasil praktikum laboratorium uji bahan satu di
antaranya:
1) Menambah wawasan dan pengetahuan akan pengujian dari suatu bahan bangunan.
2) Dapat diaplikasikan di dunia kerja teknik sipil.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 2


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB II
URAIAN KERJA

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 1. ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk me-
nentukan pembagian butir (gradasi) agregat kasar dengan menggunakan saringan.
1.2 Tujuan
Setelah akhir pengujian ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menentukan gradasi agregat kasar dengan menggunakan hasil analisa saringan/
ayakan.
b. Menentukan besar butir maksimum agregat kasar.
c. Menentukan MHB agregat kasar.
d. Menggunakan peralatan yang diperlukan dengan benar.

II. Teori dasar


Analisis saringan agregat kasar ialah penentuan persentase berat butiran agregat
kasar yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan
pada grafik pembagian butir. Sebagaimana diketahui bahwa dalam campuran beton
salah satu komposisi dasarnya adalah agregat kasar, dalam campuran beton juga
dibutuhkan agregat kasar yang bergradasi baik.
Untuk ini perlunya dilakukan analisa saringan sehingga didapat Modulus Halus
Butir (MHB). Modulus Halus Butir (MHB) adalah indek yang dipakai untuk mengukur
kehalusan atau kekasaran suatu butir agregat kasar, hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui besar kecil diameter suatu agregat kasar yang dipakai, karena ukuran
agregat kasar juga mempengaruhi kuat tekan beton. Agregat kasar mempunyai MHB 5–
8. Nilai ini juga dipakai sebagai dasar untuk mencari perbandingan campuran agregat.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 3


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat & Bahan


3.1 Alat
NAMA ALAT KETERANGAN GAMBAR
 Timbangan  Kapasitas maks 20
kg dengan ketelitian
0,1 gr

 Ayakan Standar  Ayakan 37.5 mm,


19 mm, 9.5 mm,
4.75 mm, 2.36 mm,
1.18 mm, 0.15 mm,
0.075 mm, sampai
dengan pan.

 Mesin Penggetar  Alat ini berfungsi


Ayakan untuk menggetarkan
agregat dan akan
mempermudah
pengayakan pada
agregat.

 Kwas  Dibuat dari bulu dan


kawat tembaga

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 4


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

NAMA ALAT KETERANGAN ALAT


 Cawan  Cawan adalah
wadah atau tempat
untuk meletakkan
benda uji

3.2 Bahan
 Agregat kasar

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 5


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


1. Bersihkan saringan dengan kwas, lalu timbang dan catatlah beratnya.

2. Timbang agregat kasar yang akan dilakukan analisa saringan

3. Susun saringan secara berurutan dari atas ke bawah dengan diameter terbesar berada
diatas dan pan berada pada dasar saringan.

4. Masukkan agregat ke dalam saringan lalu tutup saringan teratas.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 6


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. Getarkan agregat pada alat penggetar selama 15 menit, pastikan pengunci di kedua
sisinya terpasang dengan baik.

6. Timbang saringan satu persatu beserta isinya.

7. Hitung total berat agregat apakah mendekati berat agregat awal.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 7


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Tabel 1.1 Analisa saringan agregat kasar
Ukuran Agregat tertinggal % Kumulatif Agregat
No
Saringan (gr) gram % Tertinggal Lolos
1 38 0 0 0 100
2 19 342,7 17,135 17,135 82,865
3 9,5 1407,7 70,385 87,520 12,480
4 4,75 145,7 7,285 94,805 5,195
5 2,36 53,3 2,665 97,470 2,530
6 1,18 16,5 0,825 98,295 1,705
7 0,6 8,8 0,440 98,735 1,265
8 0,3 7,8 0,390 99,125 0,875
9 0,15 8,1 0,405 99,530 0,470
10 0,075 5,7 0,285 99,815 0,185
11 pan 3,7 0,185 --- 0
total 2000 100 892,43

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 % 𝑘𝑢𝑚 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙


Modulus Halus Butir = 100
792,43
= 100

= 7,924
Besar butir maximum = 40 mm

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 8


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Pembahasan
Dari Hasil pengujian yang telah dilakukan di dapat nilai Modulus Halus Butir
(MHB) untuk agregat kasar sebesar 7,924, maka agregat kasar tersebut layak untuk
digunakan. Pada pengujian agregat kasar menggunakan saringan atau ayakan yang lebih
banyak dengan nomor saringan yang besar dikarenakan ukuran butir agregat kasar lebih
besar. Nilai Modulus Halus Butir (MHB) menunjukkan ukuran dari agregat tersebut.
Semakin kecil nilai Modulus Halus Butir (MHB), maka semakin kecil butir agregatnya
dan begitu pula sebaliknya. Semakin besar nilai Modulus Halus Butir (MHB) maka
semakin besar butir agregatnya.

VII. Kesimpulan
Dari pengujian analisa saringan agregat kasar dapat disimpulkan bahwa nilai
Modulus Halus Butir (MHB) agregat kasar adalah 7,924. Hal ini menunjukkan bahwa
agregat kasar tersebut layak untuk digunakan.

VIII. Referensi
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987), Teknologi Bahan 2, Bandung
- SNI 03 – 1969 – 1990, Metode pengujian tentang analisis saringan agregat kasar.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 9


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 2. ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk menentu-
kan pembagian butir (gradasi) agregat halus dengan menggunakan saringan.
1.2 Tujuan
Setelah akhir pengujian ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menentukan gradasi agregat halus dengan menggunakan hasil analisa saringan/
ayakan.
b. Menentukan MHB agregat halus.
c. Menggambarkan data hasil pemeriksaan kedalam grafik gradasi dan menentukan
gradasi agregat halus.
d. Menggunakan peralatan yang diperlukan dengan benar.

II. Teori Dasar


Analisa Saringan Ageregat adalah penentuan presentase berat butiran agregat yang
lolos dari satu set saringan kemudian angka angka presentase digambarkan pada grafik
pembagian butir. Gradasi yang baik dan teratur (contionus) dari agregat halus besar
kemungkinan akan menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan tinggi dibandingkan
dengan agregat yang bergradasi gap atau seragam. Gradasi yang baik adalah gradasi yang
memenuhi syarat zona tertentu dan agregat halus tidak boleh mengandung bagian yang
lolos pada satu set ayakan lebih besar dari 45% dan tertahan pada ayakan berikutnya.
Kebersihan agregat juga akan sangat mempengaruhi dari mutu beton yang akan
dibuat terutama dari zat–zat yang dapat merusak baik pada saat beton muda maupun
beton yang sudah mengeras.
Umumnya agregat halus mempunyai MHB sekitar 1.50 – 3.8 akan menghasilkan
beton mutu tinggi dengan FAS yang rendah dan mempunyai kekuatan tekan dan
kebecekan yang optimal.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 10


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
NAMA ALAT KETERANGAN GAMBAR
 Timbangan  Kapasitas maks 20 kg
dengan ketelitian 0,1 gr

 Ayakan Standard  Ayakan 37.5 mm, 19


mm, 9.5 mm, 4.75 mm,
2.36 mm, 1.18 mm,
0.15 mm, 0.075 mm,
sampai dengan pan.

 Mesin Penggetar  Alat ini berfungsi untuk


menggetarkan agregat
dan akan mem-
permudah pengayakan
pada agregat

 Kwas  Dibuat dari bulu dan


kawat tembaga

 Cawan  Cawan adalah wadah


atau tempat untuk
meletakkan
benda uji.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 11


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

NAMA ALAT KETERANGAN GAMBAR


 Oven  Dapat diatur suhu
(110±5)⁰C

3.2 Bahan
 Pasir

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 12


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


1. Agregat halus dikeringkan di oven dengan suhu (110±5)°C, sampai berat konstan
(jika agregat tersebut dalam keadaan basah).

2. Timbang agregat halus yang akan dilakukan analisa saringan.

3. Saring benda uji tersebut dengan menggunakan susunan 4,75 mm; 2,36 mm; 1,18 mm;
0,6 mm; 0,3 mm; 0,15 mm; 0,075 mm; pan. Susunannya dari yang terbesar ke
terkecil.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 13


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4. Masukkan agregat ke dalam saringan lalu tutup saringan teratas.

5. Penyaringan ini dilakukan dengan meletakkan susunan saringan pada alat penggetar,
dan digetarkan selama 15 menit.

6. Timbang berat agregat yang tertahan diatas masing-masing saringan

7. Bersihkan masing-masing saringan, dimulai dari saringan teratas dengan kuas cat
yang lemas.
Perhatian!
Penyikatan jangan terlalu keras, sekedar menurunkan debu yang mungkin masih
melekat pada saringan.
8. Hitung persentasi berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan
terhadap berat total.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 14


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Tabel 1.2 Analisa saringan agregat halus
Ukuran Agregat Tertinggal % Kumulatif Agregat
No.
Saringan (gram) Gram % Tertinggal Lolos
1 38 0 0 0 100
2 19 0 0 0 100
3 9,5 0 0 0 100
4 4,75 6,2 0,62 0,62 99,38
5 2,36 21,3 2,13 2,75 97,25
6 1,18 83,1 8,31 11,06 88,94
7 0,6 335,1 33,51 44,57 55,43
8 0,3 363 36,3 80,87 19,13
9 0,15 150,1 15,01 95,88 4,12
10 0,075 27,3 2,73 98,61 1,39
11 Pan 13,9 1,39 ---- 0
Total 1000 100 334,36

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 % 𝑘𝑢𝑚 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙


Modulus halus butir = 100
334,36
= 100

= 3,344

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 15


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Daerah Gradasi Agregat Halus

120

100

80
% agregat lolos

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran mata ayakan (mm)

Gradasi butir agregat halus (zona) 2

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 16


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Pembahasan
Dari Hasil pengujian yang telah dilakukan, di dapat nilai Modulus Halus Butir
(MHB) untuk agregat halus sebesar 3,344 maka agregat halus tersebut layak untuk
digunakan. Pada pengujian agregat halus menggunakan saringan/ayakan yang lebih
sedikit dengan nomor saringan yang besar dikarenakan ukuran butir agregat halus lebih
kecil. Nilai Modulus Halus Butir (MHB) menunjukkan ukuran dari agregat tersebut.
Semakin kecil nilai Modulus Halus Butir (MHB), maka semakin kecil butir agregatnya
dan begitu pula sebaliknya. Semakin besar nilai Modulus Halus Butir (MHB) maka
semakin besar butir agregatnya.

VII. Kesimpulan
Dari pengujian analisa saringan agregat halus dapat disimpulkan bahwa nilai
Modulus Halus Butir (MHB) agregat halus adalah 3,344. Gradasi butir agregat halus
tersebut berada pada zona 2. Hal ini menunjukkan bahwa agregat halus tersebut layak
untuk digunakan.

VIII. Referensi
- ASTM C-33- 82-Standard Specification for Concrete Aggregates.
- BS-812-Pengujian analisa ayak untuk mengetahui gradasi.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987), Teknologi Bahan 2, Bandung.
- SII 0052-80-Mutu dan Cara Uji Agregat Beton.
- SK SNI T-15-1990-03:1-Pengertian agregat halus dan kasar.
- SNI-03-1750-1990-Mutu dan cara uji agregat beton.
- SNI-03-1968-1990-analisa saringan agregat halus kasar.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 17


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 3. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk
menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat
jenis semu dari agregat kasar, serta angka penyerapan dari agregat kasar.
1.2 Tujuan
Setelah akhir pengujian mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menentukan berat jenis agregat kasar dalam keadaan kering oven.
b. Menentukan berat jenis agregat kasar dalam keadaan kering oven.
c. Menentukan berat jenis agregat kasar kering permukaan (SSD).
d. Menentukan berat jenis agregat kasar dalam jenuh air kering permukaan (SSD).
e. Menentukan kadar air agregat kasar dalam keadaan keadaan kering permukaan
jenuh air (SSD).
f. Menggunakan peralatan yang dipakai dengan benar.

II. Teori Dasar


2.1 Berat Jenis Curah
Beras jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan dan berat
air suling yang isi nya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
25°C.
2.2 Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh
Berat jenis kering permukaan jenuh yaitu, perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 18


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.3 Berat Jenis Semu


Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan dan berat
air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu
25°C.
2.4 Penyerapan
Penyerapan merupakan perbandingan antara berat air yang dapat diserap
terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
a. Timbangan
Timbangan yang digunakan memiliki ketelitian 0,1 %.

b. Oven
Oven yang digunakan dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 19


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

c. Cawan
Ukuran 250 x 250 mm
Ukuran 300 x 300 mm
Ukuran 300 x 400 mm

d. Gelas Ukur
Kapasitas 1000 ml dan kapasitas 500 ml. Fungsinya untuk menakar air yang
dibutukan untuk pengujian.

e. Density Spoon

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 20


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
a. Agregat Kasar

b. Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 21


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


Adapun prosedur pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar adalah
sebagai berikut:
1. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat
pada permukaan agregat.

2. Keringkan benda uji pada oven dengan suhu ( 110 ± 50 )C sampai berat tetap.

3. Dinginkan dalam desikator, kemudian timbang beratnya (BK)


4. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 22


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan agregat hilang (agregat ini dinyatakan dalam keadaan jenuh air kering
permukaan atau SSD).
Perhatikan:
Untuk butiran yang besar, pengeringan
dengan lap satu per satu.

6. Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuh air kering permukaan. (BJ)
7. Masukan benda uji ke dalam bejana gelas dan tambahkan air hingga benda uji
terendam dan permukaan air pada tanda batas (pada bejana diberi tanda batas).
8. Timbang berat bejana yang berisi benda uji+air (W1).

9. Bersihkan bejana dari benda uji dan masukkan air lagi, sampai permukaannya ada
pada batas air.
10. Timbang beratnya (W2).

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 23


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Berat Jenis dan Penyerapan AK Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Berat agregat kasar konstan (bk) 488,8 489,8 492,6
Berat agregat kasar SSD (bj) 500,8 498,8 506,1
Berat pik berisi agregat kasar + air
1601,2 1602,6 1604,9
(𝐵𝑡)
Berat pik berisi air (𝐵) 1293,2 1300,4 1294,7

Perhitungan:
𝐵
a. Berat Jenis Kering = (𝐵+𝐵 𝑘−𝐵𝑡)
𝑗

488,8
= 1293,2+500,8−1601,2

= 2,535

𝐵
b. Berat Jenis SSD = (𝐵+𝐵 𝑗−𝐵𝑡)
𝑗

500,8
= (1293,2+500,8−1601,2)

= 2,598

(𝐵𝑗 −𝐵𝑘 )
c. Penyerapan = 𝑥 100%
𝐵𝑘
(500,8−488,8)
= 𝑥 100%
488,8

= 2,455
Dimana:
Bk = Berat benda uji kering oven
Bj = Berat benda uji kering permukaan jenuh air (SSD)
W1 = Berat bejana berisi benda uji + air
W2 = Berat bejana berisi air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 24


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Hasil Pemeriksaan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Rata-Rata


Berat Jenis Bulk
𝐵𝑘 2,535 2,491 2,515 2,514
(𝐵 + 𝐵𝑗 − 𝐵𝑡)
Berat Jenis SSD
𝐵𝑗 2,598 2,537 2,583 2,573
(𝐵 + 𝐵𝑗 − 𝐵𝑡)
Penyerapan
(𝐵𝑗 − 𝐵𝑘 ) 2,455 1,837 2,741 2,334
𝑥 100%
𝐵𝑘

VI. Pembahasan
Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar, nilai berat jenis
kering, berat jenis SSD (Saturated Surpace Dry) agregat kasar lebih besar di -
bandingkan nilai berat jenis kering, berat jenis SSD agregat halus. Hal tersebut di-
pengaruhi oleh porositas yang dimiliki agregat kasar lebih kecil dibandingkan dengan
porositas yang dimiliki oleh agregat halus. Kemudian perbandingan agregat pada
penyerapan agregat kasar lebih kecil dari pada penyerapan air agregat halus di-
karenakan porositas agregat kasar lebih besar.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan berat jenis kering
agregat kasar sebesar 2,535. Berat jenis kering SSD agregat kasar sebesar 2,598 dan nilai
penyerapan air agregat kasar sebesar 2,455. Hasil pengujian tersebut telah memenuuhi
standar berat jenis agregat kasar yang berkisar 2,5 – 2,7. Maka pengujian ini telah me-
menuhi standarnya.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 25


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VIII. Referensi
- American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
- American Society for Testing and Materials (ASTM) C 127 – 68
- Laporan Teknologi Beton (BPPB)
- PB – 0202 – 76
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik ( 1987 ) Teknologi Bahan 2 Bandung
- SNI 03-1969-1990

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 26


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 4. BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
berat jenis curah, berat jenis permukaan jenuh, berat jenis semu dari agregat halus
serta angka dari penyerapan agregat halus.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pratikum ini adalah setelah akhir pratikum mahasiswa
diharapkan dapat:
a. Menentukan berat jenis agregat halus dalam keadaan kering oven.
b. Menentukan berat jenis agregat halus kering permukaan jenuh air (SSD).
c. Menentukan kadar air agregat halus kering permukaan jenuh air (SSD).
d. Menerangkan kegunaan pemeriksaan ini dalam kaitannya dengan perhitungan
susunan rancangan campuran data.
e. Menggunakan peralatan yang dipakai.

II. Dasar Teori


2.1 Berat Jenis Curah
Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan dan berat
air suling yang isi nya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
25°C.
2.2 Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh
Berat jenis kering permukaan jenuh yaitu, perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 27


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2.3 Berat Jenis Semu


Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan dan berat
air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu
25°C.
2.4 Penyerapan
Penyerapan mrupakan perbandingan antara berat air yang dapat diserap terhadap
berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.

III. PERALATAN DAN BAHAN


3.1 Alat
a. Timbangan
Timbangan yang digunakan memiliki ketelitian 0,1%

b. Oven
Oven yang digunakan dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 28


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

c. Cawan

d. Piknometer
Piknometer atau gelas ukur dengan kapasitas 500ml.

e. Kerucut Terpancung
Digunakan untuk menentukan kering jenuh (SSD). Diameter diatas (40±3) mm,
diameter bawah (90±3) mm dan tinggi (75±3) mm dibuat dari logam tebal
minimum 0,8 mm.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 29


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

f. Penumbuk
Dengan penampang rata, berat (340±15) gram diameter permukaan penumbuk
(25±3) mm.

g. Saringan No.4 (4,75 mm)

h. Density Spoon

i. Corong Plastik

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 30


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

j. Kuas

3.2 Bahan
a. Pasir
Pasir atau agregat yang lolos saringan no.4 sebanyak 500 gram. Benda uji yang
akan digunakan terlebih dahulu dibuat dalam keadaan jenuh air kering per-
mukaan (SSD).

b. Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 31


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


4.1 Penentuan SSD Agregat Halus
a) Masukan benda uji kedalam kerucut terpancung dalam 3 lapisan yang masing-
masing lapisan ditumbuk sebanyak 8 kali. Ditambah 1 kali penumbukan untuk
bagian atasnya. (Seluruhnya 25 kali).

b) Angkat cetakan kerucut terpancung perlahan-lahan.


Perhatikan:
 Sebelum diangkat, cetakan kerucut
terpancung harus dibersihkan dari butiran
agregat yang berada dibagian luar cetakan.
 Pengangkatan cetakan harus benar-benar
vertical.
c) Periksa agregat hasil cetakan setelah kerucut teroancung diangkat. Bentuk agregat
umumnya ada 3, yang masing-masing menyatakan keadaan kandungan air dari
agregat yaitu:
 Kering

 SSD

 Basah

……
.…

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 32
061730100004 / 3 SA …..
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Perhatikan:
 Jika keadaan agregat kering, maka agregat perlu ditambah air
 Jika keadaan agregat basah, maka agregat perlu dikeringkan diudara.

4.2 Penentuan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus


a) Timbang agregat dalam keadaan SSD tersebut seberat 500 gram dan masukkan ke
dalam piknometer atau gelas ukur.

b) Masukkan air bersih mencapai 90% isi piknometer. Putar stabil diguncang sampai
tak terlihat gelembung udara di dalamnya.
Proses untuk menghilangkan udara dalam piknometer dapat diproses dengan
menggunakan pompa hampa udara atau dengan merebus piknometer.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 33


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

c) Tambahkan air sampai mencapai tanda batas.

d) Timbang piknometer berisi air dan benda uji. (B1)

e) Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ±5º) C sampai berat
tetap. Kemudian didinginkan dalam desikator, lalu timbang beratnya. (B2)

f) Isi kembali piknometer dengan air sampai tanda batas, lalu timbang. (B3)

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 34


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian


Berat Jenis dan Penyerapan AK Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Berat agregat kasar konstan (bk) 487,1 486,4 485,4
Berat agregat kasar SSD (bj) 500 500 500
Berat pik berisi agregat kasar + air
1482,2 1482,3 1622,8
(𝐵𝑡)
Berat pik berisi air (𝐵) 1180,4 1181,2 1321,6

Perhitungan:
𝐵
a) Berat Jenis Kering = (𝐵+𝐵 𝑘−𝐵𝑡)
𝑗

487,1
= 1180,4+500−1482,2

= 2,458

𝐵
b) Berat Jenis SSD = (𝐵+𝐵 𝑗−𝐵𝑡)
𝑗

500
= (1180,4+500−1482,2)

= 2,523

(𝐵𝑗 −𝐵𝑘 )
c) Penyerapan = 𝑥 100%
𝐵𝑘
(500−487,1)
= 𝑥 100%
487,1

= 2,648

Dimana:
Bk = Berat benda uji kering oven
Bj = Berat benda uji kering permukaan jenuh air (SSD)
W1 = Berat bejana berisi benda uji + air
W2 = Berat bejana berisi air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 35


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Hasil Pemeriksaan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Rata-Rata


Berat Jenis Bulk
𝐵𝑘 2,458 2,445 2,442 2,448
(𝐵 + 𝐵𝑗 − 𝐵𝑡)
Berat Jenis SSD
𝐵𝑗 2,523 2,514 2,515 2,517
(𝐵 + 𝐵𝑗 − 𝐵𝑡)
Penyerapan
(𝐵𝑗 − 𝐵𝑘 ) 2,648 2,796 3,008 2,817
𝑥 100%
𝐵𝑘

VI. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus, didapatkan
nilai berat jenis kering dan berat jenis kering SSD agregat halus lebih kecil dibandingkan
agregat kasar. Dikarenakan porositas yang dimiliki oleh agregat halus lebih besar
dibandingkan porositas yang dimiliki oleh agregat kasar. Hal ini dipengaruhi oleh berat
kering dari suatu agregat. Semakin kecil berat jenis kering suatu agregat maka akan
semakin besar nilai penyerapannya dan begitupun sebaliknya. Penyerapan agregat
dipengaruhi oleh pori-pori yang ada pada agregatnya.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, yang telah dilakukan didapatkan nilai berat jenis
kering agregat halus sebesar 2,458. Nilai berat jenis kering SSD sebesar 2,523. Dan nilai
penyerapan air agregat halus sebesar 2,648. Hasil pengujian ini belum memenuhi standar,
karena standar berat jenis agregat halus berkisar 2,5 - 2,7.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 36


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VIII. Referensi
- Pusat pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung, PEDC.
- Pusat pengembangan Pendidikan Politeknik (1987) Teknologi Bahan 2 Bandung,
PEDC.
- RSNI3 1971:2010 – Cara uji kadar air totak agrergat dengan pengeringan.
- SNI 1970:2008 – Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
- SNI 03-1970-1990 – Agregat halus, Metode pengujian berat jenis dan penyerapan
air.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 37


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 5. KADAR AIR AGREGAT KASAR

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk me-
nentukan kadar air agregat.
1.2 Tujuan
Setelah akhir pengujian, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menghitung prosentase kadar air dari agregat.
b. Menggunakan peralatan yang diperlukan sesuai dengan fungsinya.

II. Teori dasar


Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan dalam persen. Standar
pengujian kadar air agregat menggunakan SNI 03-1971-1990.
Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam agregat. Kadar air di-
bedakan menjadi 4 jenis:
a. Kadar air kering oven yaitu keadaan benar-benar tidak berair.
b. Kering udara yaitu permukaan kering tetapi sedikit mengandung air di porinya.
c. Jenuh kering permukaan (SSD).
d. Kondisi basah dimana agregat banyak mengandung air.
Kadar air dinyatakan dalam bentuk prosen dengan rumus:
b−c
Kadar air agregat = x 100%
b−a

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 38


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
NAMA ALAT KETERANGAN GAMBAR
 Timbangan  Kapasitas 20 kg
 Ketelitian 0,01 gr

 Oven pengering  Alat pengering


dengan suhu dapat
diatur (110±5)0C

 Cawan  Dibuat dari porselin /


baja
Ukuran 200x200 mm
Ukuran 250x250 mm
Ukuran 300x400 mm

3.2 Bahan
Agregat kasar

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 39


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


1. Timbang cawan (W1).
2. Masukan agregat kasar ke dalam cawan dan timbang beratnya (W2).

3. Hitung berat benda uji (W3) = W2–W1


4. Keringkan benda uji berikut cawan dalam oven dengan suhu (110±5)0C sampai
beratnya tetap.

5. Timbang berat cawan dan benda ujian (W4).


6. Hitung berat bendam uji kering oven (W5 = W4 – W1).
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑙𝑎−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑜𝑣𝑒𝑛
Kadar Air = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑜𝑣𝑒𝑛

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 40


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data hasil pengujian dan Perhitungan


Kadar lumpur agregat kasar = 1000 gram
Bejana kosong = 878,3 gram
Bejana + agregat (sebelum dioven) = 1878,3 gram (sebelum dioven)
Bejana + agregat (setelah dioven) =1850,1 gram (setelah dioven)
1000−(1850,1−878,3)
Kadar air AK = × 100%
(1850,1−878,3)
1000−971,8
= × 100%
971,8

= 2,90 %

VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai kadar air pada Agregat kasar sebesar
2,90%. Standar pada agregat kasar maupun agregat halus < 3%,maka hasil dari pengujian
kadar air agregat halus telah memenuhi standar.

VII. Referensi
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987) Teknologi Bahan 2 Bandung.
- SNI 03-1971-1990

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 41


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 6. KADAR AIR AGREGAT HALUS

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai peganban dalam Pengujian untuk me-
nentukan kadar air agregat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah akhir pengujian ini mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang
banyaknya airn yang dikandung oleh agregat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah akhir pengujian mahasiswa diharapkan dapat:
a. Mmenerangkan prosedur npengujian kadar air.
b. Menghitung presentase kadar air dari agregat.
c. Menggunakan peralatan yang diperlukan sesuai fungsinya.

II. Teori dasar


Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan dalam persen. Standard peng-
ujian kadar air agregat menggunakan SNI 03-1971-1990.
Kadar air dibedakan menjadi 4 jenis:
a. Kadar air kering oven, yaitu keadaan benar-benar tidak berair.
b. Kering udara dimana permukaan kering tetapi sedikit mengandung air di porinya.
c. Jenuh kering permukaan (SSD).
d. Kondisi basah dimana agregat banyak mengandung air.
Kadar air dinyatakan dalam bentuk prosen dengan rumus:
b−c
Kadar air agregat = x 100%
b−a

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 42


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat & Bahan


3.2 Alat
NAMA ALAT KETERANGAN GAMBAR
 Timbangan  Ketelitian 0,01 gr
Kapasitas 20 kg
Alat pengering, suhu
dapat diatur (110±5)0C

 Oven pengering

 Cawan  Dibuat dari porselin


Ukuran 300x300 mm
Ukuran250x250 mm
Ukuran300x400 mm

3.3 Bahan
 Agregat halus

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 43


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


1. Timbang cawan (W1).
2. Masukan agregat halus ke dalam cawan dan timbang beratnya (W2).

3. Hitung berat benda uji (W3) = W2 – W1


4. Keringkan benda uji berikut cawan dalam oven dengan suhu (110±5)0C sampai
beratnya tetap.

5. Timbang berat cawan dan benda ujian (W4).


6. Hitung berat benda uji kering oven (W5 = W4 – W1).
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑙𝑎−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑜𝑣𝑒𝑛
Kadar Air = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑜𝑣𝑒𝑛

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 44


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Kadar lumpur agregat halus (W3) = 1000 gram
Bejana kosong (W1) = 875,4 gram
Bejana + agregat(sebelum dioven) (W2) = 1875,4 gram
Bejana + agregat(setelah dioven) (W4) = 1844,6 gram

Perhitungan:
𝑊3−(𝑊4−𝑊1)
Kadar Air AH = × 100%
𝑊4−𝑊1

1000−(1844,6−875,4)
= × 100%
(1844,6−875,4)

1000−969,2
= × 100%
969,2

= 3,11%

VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai kadar air pada agregat halus sebesar
3,17%. Standar pada agregat kasar maupun agregat halus <3%, maka hasil dari pengujian
kadar air agregat halus belum memenuhi standar.

VII. Referensi
- PEDC Bandung, buku Pengujian Bahan, Edisi 1993
- SNI 03-1971-199

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 45


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 7. KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk
mengetahui kadar lumpur pada Agregat kasar.
1.2 Tujuan
Setelah akhir pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat:
a. Menentukan persentase kadar lumpur yang dikandung oleh agregat.
b. Menerangkan prosedur pemeriksaan kadar lumpur pada agregat Kasar.
c. Menghitung persentase kadar lumpur pada agregat kasar.
d. Menggunakan peralatan yang diperlukan seuai dengan fungsinya.

II. Teori Dasar


Kadar lumpur pada agregat dapat menurunkan kekuatan, karena lumpur yang
sangat halus dapat menghambat proses hidrasi antara semen dan air, sehingga ter-
bentuknya Calsium Silikat Hidrat atau dalam semen dinamakan Tobermorin, menjadi
terhambat. Kadar lumpur yang tinggi juga dapat menyebabkan nilai creep (rangkak) pada
beton menjadi tinggi. Kadar lumpur diuji dengan cara penyaringan basah yaitu meng-
gunakan saringan 0.075 mm (No.200).
Lumpur atau partikel yang sangat halus pada agregat dapat disebabkan oleh adanya
debu pada waktu penyimpanan agregat, atau dapat pula karena sumber aggregatnya sudah
kotor karena bercampur dengan lumpur.
Agregat kasar atau kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
ditentukan. Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui
ayakan No.200 atau 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat harus
dicuci.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 46


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
a. Cawan

b. Timbangan

c. Oven

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 47


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
a. Agregat kasar

b. Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 48


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Langkah Kerja


1. Setelah mendapat berat konstan (W1) cuci agregat tersebut hingga bersih.

2. Setelah dicuci bersih oven sampai berat konstan (W2).

3. Mulailah mengelolah data yang di dapat hingga mendapatkan hasil kadar lumpur
pada masing-masing agregat.
W1−W2
Kadar Lumpur = × 100%
W1

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 49


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Perhitungan dan Data Hasil Pengujian


Berat Pan = 878,3 gram
Berat konstan kotor + Pan = 1850,1 gram
Berat konstan kotor (W1) = (1850,1 ˗ 878,3) gr = 971,8 gram
Berat konstan bersih + Pan = 1764,9 gram
Berat konstan bersih (W2) = (1764,9 ˗ 878,3) gr = 886,6 gram

Perhitungan:
W1−W2
Kadar Lumpur AK = × 100%
W1
971,8−886,6
= × 100%
971,8
= 8,767 %

VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai kadar lumpur agregat kasar adalah 8,767% .
Standar pada agregat kasar <1%, maka hasil dari pengujian kadar lumpur agregat kasar
belum memenuhi standar.

VII. Referensi
- ASTM C – 556 – 67
- PB – 0210 – 76
- SNI 03-4141-1996

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 50


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 8. KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS

I. Maksud dan tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk mengetahui
kadar lumpur pada agregat halus, dan juga sebagai pertimbangan apakah agregat tersebut
bisa di pakai sebagai salah satu bahan untuk campuran beton ataukah tidak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah akhir pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat menentukan banyak-
nya lumpur yang terkandung dalam agregat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah akhir pengujian ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menentukan persentase kadar lumpur yang dikandung oleh agregat.
b. Menerangkan prosedur pemeriksaan kadar lumpur pada agregat halus.
c. Menghitung persentase kadar lumpur pada agregat halus.
d. Menggunakan peralatan yang diperlukan sesuain dengan fungsinya.

II. Teori Dasar


Kadar lumpur pada agregat dapat menurunkan kekuatan, karena lumpur yang
sangat halus dapat menghambat proses hidrasi antara semen dan air, sehingga
terbentuknya Calsium Silikat Hidrat atau dalam semen dinamakan Tobermorin, menjadi
terhambat. Kadar lumpur yang tinggi juga dapat menyebabkan nilai creep (rangkak) pada
beton menjadi tinggi. Kadar lumpur diuji dengan cara penyaringan basah yaitu meng-
gunakan saringan 0.075 mm (No.200).
Lumpur atau partikel yang sangat halus pada agregat dapat disebabkan oleh adanya
debu pada waktu penyimpanan agregat, atau dapat pula karena sumber aggregatnya sudah
kotor karena bercampur dengan lumpur.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 51


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Dalam Standar Industri Indonesia kadar lumpur pada agregat halus maksimum 5 %.
Persyaratan ini dapat lebih ketat lagi jika dipakai untuk beton mutu tinggi.
Kadar lumpur yang tinggi pada pasir dapat menyebabkan retak dan susut pada
plesteran dinding rumah. Ibarat sebuah sawah, lumpur akan mengembang saat musim
hujan atau terkena air dan akan mengering serta menyebabkan retak yang dalam pada
musim kemarau. Berdasarkan SNI kadar lumpur paling maksimal yang masih di
perkenankan berada dalam pasir adalah 5%.
Untuk menguji kadar lumpur, coba campurkan pasir dengan air ke dalam sebuah
gelas, kemudian kocok campuran tersebut selama 1 menit, kemudian diamkan selama 2 -
3 jam hingga pasir mengendap. Endapan halus yang terbentuk dapat dilihat sebagai
lapisan lumpur di atas pasir.

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
a. Cawan

b. Timbangan

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 52


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

c. Oven

3.2 Bahan
a. Agregat Halus

b. Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 53


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


1. Masukkan agregat ke dalam oven sampai mencapai berat konstan (W1), kemudian
cuci agregat tersebut hingga bersih/sampai airnya jernih.

2. Agregat yang telah dicuci dimasukkan kembali ke oven sampai mencapai berat
konstan (W2).

3. Hitung kadar lumpur agregat dengan cara:


W1−W2
Kadar Lumpur = × 100%
W1

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 54


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian danPerhitungan


Berat Pan = 875,4 gr
Berat konstan kotor + Pan = 1844,6 gr
Berat konstan kotor (W1) = (1844,6 ˗ 875,4) gr = 969,2 gr
Berat konstan bersih + Pan = 1830,2 gr
Berat konstan bersih (W2) = (1830,2 ˗ 875,4) gr = 955,3 gr

Perhitungan:
W1−W2
Kadar Lumpur AH = × 100%
W1

969,2−955,3
= × 100%
969,2

= 1,434%

VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai kadar lumpur agregat halus adalah
1,434%. Standar lumpur agregat halus adalah harus kurang dari 5%, hal ini berarti
pengujian tersebut memenuhi standar.

VII. Referensi
- ASTM C – 556 – 67
- PB – 0210 – 76
- SNI 03-4141-1996

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 55


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 9. BOBOT ISI AGREGAT KASAR

I. Maksud dan tujuan


1.1 Maksud
Menentukan berat isi agregat kasar atau campuran dan penetapan rongga udara
(air void).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang
pengujian bobot isi agregat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah akhir pengujian ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan bobot isi agregat.
b. Mengetahui seberapa besar perubahan berat terhadap volume agregat pada
kondisi yang berbeda.
c. Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan bobot isi agregat sesuai
dengan kenyataan, sekaligus dapat mengoreksinya jika tidak tepat.
d. Menggunakan peralatan yang dipakai sesuai fungsinya.

II. Teori Dasar


Berat isi adalah perbandingan antara berat suatu benda dan isinya, yang biasanya
dinyatakan dalam satuan kg/liter atau kg/m3. Hal ini secara angka sama dengan berat
jenis, bila volume benda diukur/ditentukan bagi masing-masing butirannya. Untuk
agregat dengan berat jenis yang sama, dapat memberikan nilai berat isi yang berbeda-
beda tergantung bagaimana padatnya mengisikannya, bentuk butiran dan susunan besar
butirnya.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 56


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam pengujian bobot isi agregat kasar
adalah sebagai berikut
a. Timbangan
Berkapasitas 20 Kilogram.

b. Bejana Silinder

c. Batang pemadat

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 57


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Density spoon
Untuk mengambil agregat saat dimasukkan kedalam kontainer.

e. Cawan
Cawan berfungsi sebagai wadah/ tempat Agregat

f. Jangka Sorong

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 58


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
a. Agregat Kasar

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 59


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


4.1 Gembur
Adapun prosedur pelaksanaan menentukan bobot isi agregat kasar antara lain:
a. Timbang dan catatlah berat bejana silinder (W1) gram.

b. Ukur diameter dan tinggi bejana silinder (cm).


c. Hitung volume (cm3).
d. Masukkan agregat dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir, dari
ketinggian maksimum 5 cm di atas bejana silinder dengan menggunakan density
spoon sampai penuh.

e. Ratakan permukaan bejana berisi agregat dengan mengguanakan mistar perata.


f. Timbang dan catatlah beratnya (W2) gram.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 60


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

g. Keluarkan agregat dari bejana silinder.

h. Ulangi hingga 3 kali, dan cari rata-rata berat isi agregat gembur.
i. Berat isi agregat = W3/V.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 61


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4.2 Padat
a. Timbang dan catatlah berat bejana silinder (W1) gram.

b. Ukur diameter dan tinggi bejana silinder (cm).


c. Masukkan agregat dalam 3 lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan
dengan tongkat pemadat sampai 25 kali tusukan yang merat. Pada pemadatan
tongkat harus tepat masuk sampai lapisan paling bawah tiap-tiap lapisan.
Ratakan permukaan bejana berisi agregat dengan menggunakan mistar perata.

d. Timbang dan catatlah beratnya (W2) gram.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 62


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

e. Keluarkan agregat dari bejana silinder.

f. Ulangi hingga 3 kali, dan cari rata-rata berat isi agregat padat.
g. Hitunglah berat agregat padat... W3 = W2 - W1.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 63


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data-data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Tabel 1.3 Berat isi gembur Agregat kasar

Diameter Bejana(cm) 15
Tinggi Bejana (cm) 14.8
Volume( gr/cm3) 2615.376
Satuan I II III

Berat bejana silinder gram 2185.9 2185.9 2185.9

Bejana silinder + agregat gram 5504.3 5504.7 5501.8

Berat agregat gram 3318.4 3318.8 3315.9

Berat isi gembur gram/cm3 1.269 1.269 1.268

Rata-rata gram/cm3 1.2686

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 64


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Rumus
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
1. Berat isi gembur = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 1+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 2+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 3
2. Rata-rata = 3

Perhitungan
 Bejana silinder = 2185.9 gr
 Bejana + air = 4773.8 gr
 Diameter (dalam) = 15 cm
 Tinggi (dalam) = 14.8 cm
 Volume = 1/4 . π . d² . t
= ¼ . π . (15)² . 14.8
= 2615.376 cm³

3318.4
1. Berat isi gembur = 2615.376 = 1.269 gram/cm3

3318.4
2. Berat isi gembur = 2615.376 = 1.269 gram/cm3

3315.9
3. Berat isi gembur = 2615.376 = 1.268 gram/cm3

1.269+1.269+1.268
4. Rata-rata = = 1.2686 gram/cm3
3

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 65


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Tabel 1.4 Berat isi padat agregat kasar


Diameter (cm) 2185.9
Tinggi Bejana (cm) 14.8
Volume( gr/cm3) 2615.376
Satuan I II III

Berat Bejana Silinder gram 2185.9 2185.9 2185.9

Bejana Silinder + agregat gram 6058.9 6052.3 6052.3

Berat agregat gram 3873 3866.4 2866.4

Berat isi padat gram/cm3 1.481 1.478 1.478

Rata-rata gram/cm3 1.479

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 66


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Rumus:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
1. Berat isi padat = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 1+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 2+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 3
2. Rata-rata = 3

Perhitungan
 Bejana silinder = 2185.9 gr
 Bejana + air = 4773.8 gr
 Diameter (dalam) = 15 cm
 Tinggi (dalam) = 14.8 cm
 Volume = 1/4 . π . d² . t
= ¼ . π . (15)² . 14.8
= 2615.376 cm3

3873
1. Berat isi padat = 2615.376 = 1.481 gram/cm3

3866.4
2. Berat isi padat = 2615.376 = 1.478 gram/cm3

3866.4
3. Berat isi padat = 2615.376 = 1.478 gram/cm3

1.481+ 1.478+1.478
4. Rata-rata = = 1.479 gram/cm3
3

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 67


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian Bobot Isi Agregat Kasar antara bobot isi gembur
agregat dan bobot isi padat agregat memiliki perbedaan. Hasil dari bobot isi padat
Agregat kasar akan lebih besar dibandingkan nilai bobot isi gembur Agregat kasar. Hal
tersebut dikarenakan ruang diantara butir-butir agregat pada kondisi padat lebih terisi
penuh akibat penumbukan yang dilakukan, sehingga rongga-rongga udara antara Agregat
mengecil.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan nilai rata-rata bobot isi gembur agregat
kasar sebesar 1.2686 gram/cm³ dan nilai rata-rata bobot isi padat agregat kasar sebesar
1.479 gram/cm³. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat isi gembur tersebut memenuhi
standar yaitu nilai rata-rata dari bobot isi agregat kasar maupun agregat halus tidak
kurang dari 1.2 gram/cm³.

VIII. Referensi
- American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
- American Society for Testing and Materials (ASTM) C 29 – 71
- Collist, L. dan Fox, R.A. (1985), Aggregates: Sand, Gravel and Crushed Rock
Aggregates for Construction Purposes. The Geological Society: London.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987) Teknologi Bahan 2, Bandung.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 68


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 10. BOBOT ISI AGREGAT HALUS

I. Maksud dan tujuan


1.1 Maksud
Menentukan berat isi agregat halus, kasar atau campuran dan penetapan rongga
udara (air void). Berat isi adalah perbandingan berat dan isi.
1.2 Tujuan
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat:
a. Menerangkan prosedur pelaksanaan penemuan bobot isi agregat.
b. Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan bobot isi agregat sesuai
dengan kenyataan, sekaligus dapat mengoreksinya jika tidak tepat.
c. Mengetahui seberapa besar perubahan berat terhadap volume agregat pada
kondisi yang berbeda.
d. Menggunakan peralatan yang dipakai dengan benar.

II. Teori Dasar


Berat isi adalah perbandingan antara berat suatu benda dan isinya, yang biasanya
dinyatakan dalam satuan kg/liter atau kg/m3. Hal ini secara angka sama dengan berat
jenis, bila volume benda diukur/ditentukan bagi masing-masing butirannya. Untuk
agregat dengan berat jenis yang sama, dapat memberikan nilai berat isi yang berbeda-
beda tergantung bagaimana padatnya mengisikannya, bentuk butiran dan susunan besar
butirnya.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 69


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam pengujian bobot isi agregat kasar
adalah sebagai berikut.
a. Timbangan
Ketelitian 0.01 gram.

b. Bejana Silinder

c. Batang pemadat

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 70


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Density spoon
Untuk mengambil agregat saat dimasukkan kedalam kontainer.

e. Cawan
Cawan berfungsi sebagai wadah/ tempat Agregat.

f. Jangka Sorong

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 71


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
a. Agregat Halus

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 72


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


4.1 Gembur
a. Timbang dan catatlah berat bejana silinder (W1) gram.

b. Ukur diameter dan tinggi bejana silinder (cm).


c. Hitung volume (cm3).
d. Masukkan agregat dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir, dari
ketinggian maksimum 5 cm di atas bejana silinder di atas bejana silinder dengan
menggunakan density spoon sampai penuh.

e. Ratakan permukaan bejana berisi agregat dengan mengguanakan mistar perata.


f. Timbang dan catatlah beratnya (W2) gram.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 73


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

g. Keluarkan agregat dari bejana silinder.

h. Ulangi hingga 3 kali, dan cari rata-rata berat isi agregat gembur.
i. Berat isi agregat = W3/V

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 74


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4.2 Padat
a. Timbang dan catatlah berat bejana silinder (W1) gram.

b. Ukur diameter dan tinggi bejana silinder (cm).


c. Masukkan agregat dalam 3 lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan
dengan tongkat pemadat sampai 25 kali tusukan yang merat. Pada pemadatan
tongkat harus tepat masuk sampai lapisan paling bawah tiap-tiap lapisan.
Ratakan permukaan bejana berisi agregat dengan menggunakan mistar perata.

d. Timbang dan catatlah berat bejana berisi agregat (W2) gram.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 75


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

e. Ulangi pekerjaan di atas sampai 3 kali.


f. Hitunglah berat agregat padat W3 = W2-W1

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 76


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data-data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Tabel 1.5 Berat isi Gembur Agregat Halus
Diameter (cm) 11.5

Tinggi (cm) 18

Volume (gr/cm3) 1869.640

Satuan I II III

Berat Silinder gram 840.9 840.9 840.9

Silinder + benda uji gram 3311.5 3313.3 3312.1

Berat benda uji gram 2470.6 2472.4 2471.2

Berat isi gembur gram/cm3 1.321 1.322 1.322

Rata-rata gram/cm3 1.3216

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 77


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Rumus:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
1. Berat isi gembur = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 1+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 2+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 3
2. Rata-rata = 3

Perhitungan
 Bejana silinder = 840.9 gr
 Bejana + air = 2718.9 gr
 Diameter (dalam) = 11.5 cm
 Tinggi (dalam) = 18 cm
 Volume = 1/4 . π . d² . t
= ¼ . π . (11.5)² . 18
= 1869.640 cm3

2470.6
1. Berat isi gembur = 1869.640 = 1.321 gram/cm3

2472.4
2. Berat isi gembur = 1869.640 = 1.322 gram/cm3

2471.2
3. Berat isi gembur = 1869.640 = 1.322 gram/cm3

1.321+1.322+1.322
4. Rata-rata = = 1.3216 gram/cm3
3

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 78


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Tabel 1.6 Berat isi Padat Agregat Halus


Diameter (cm) 11.5

Tinggi (cm) 18

Volume (gr/cm3) 1869.640

Satuan I II III

Berat Silinder gram 840.9 840.9 840.9

Silinder + pasir gram 3510.2 3503.3 3506.8

Berat pasir gram 2669.3 2662.4 2665.9

Berat isi padat gram/cm3 1.428 1.424 1.426

Rata-rata gram/cm3 1.426

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 79


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Rumus:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
1. Berat isi padat = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 1+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 2+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 3
2. Rata-rata = 3

Perhitungan
 Bejana silinder = 840.9 gr
 Bejana + air = 2718.9 gr
 Diameter (dalam) = 11.5 cm
 Tinggi (dalam) = 18 cm
 Volume = 1/4 . π . d² . t
= ¼ . π . (11.5)² . 18
= 1869.64 gram/cm3

2669.3
1. Berat isi gembur = 1869.640 = 1.428 gram/cm3

2662.4
2. Berat isi gembur = 1869.640 = 1.424 gram/cm3

2665.9
3. Berat isi gembur = 1869.640 = 1.426 gram/cm3

1.428+1.424+1.426
4. Rata-rata = = 1.426 gram/cm3
3

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 80


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian bobot isi padat agregat kasar dan agregat halus, dapat
dilihat bahwa bobot isi rata-rata agregat kasar lebih besar dibandingkan bobot isi padat
rata-rata pada agregat halus. Hal ini dipengaruhi oleh proses pengisian, penumbukan serta
proses perataan agregat pada bejana silinder. Jika dibandingkan dengan pengujian bobot
isi gembur, nilai rata-rata bobot isi gembur lebih kecil dari pada bobot isi padat. Hal ini
dikarenakan ruang antar butir-butir agregat pada kondisi padat lebih terisi penuh akibat
penumbukan, sehingga rongga-rongga udara mengecil.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan nilai rata-rata bobot isi gembur agregat
kasar sebesar 1.3216 gram/cm³ dan nilai rata-rata bobot isi padat agregat kasar sebesar
1.426 gram/cm³. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat isi gembur tersebut memenuhi
standar yaitu nilai rata-rata dari bobot isi agregat kasar maupun agregat halus tidak
kurang dari 1.2 gram/cm³.

VIII. Referensi
- American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
- American Society for Testing and Materials (ASTM) C 29 – 71
- Collist, L. dan Fox, R.A. (1985), Aggregates: Sand, Gravel and Society: London.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987) Teknologi Bahan 2, Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 81


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : I. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 12. KEKERASAN AGREGAT KASAR

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Menentukan kekerasan agregat kasar yang digunakan sebagai campuran beton
dengan bejana Rudellof.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah selesai melakukan pengujian ini mahasiswa diharapkan dapat me-
mahami cara pengujian kekerasan agregat kasar.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah selesai melakukan pengujian ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menerangakan prosedur pengujian kekerasan agregat kasar dengan bejana
Rudellof.
b. Menentukan agregat kasar untuk pembuatan suatu konstruksi beton
berdasarkan kekerasannya dengan menggunakan bejana tekan (berdasarkan
British Standard) dan menentukan sifat keras terhadap daya hancur dari
agregat kasar.
c. Menggunakan peralatan dengan benar.

II. Teori Dasar


Pemeriksaan kekerasan agregat kasar dilakukan dalam 2 kali percobaan, sedangkan
nilai prosentase agregat kasar yang tembus 2,36 mm diambil rata-rata. Persentase dari
agregat kasar yang tembus 2,36 mm dari hasil pemeriksaan kekerasan agregat kasar untuk
pemakaian suatu struktur beton adalah sebagai berikut:

% agregat tembus 2,36 mm Pemakaian

1 30 Beton tahan aus


2 40 Beton biasa

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 82


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Pemeriksaan kekerasan agregat dilakukan dengan bejana Rudellof, bagian yang


hancur (tembus ayakan 2,36 mm) tidak boleh lebih dari 32 %.

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
a. Oven Pengering

b. Timbangan

c. Ayakan standar

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 83


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Alat Tekan

e. Bejana Rudolf, tongkat baja, & stempel penekan

3.2 Bahan
Agregat kasar (split/krikil) yang akan diuji dalam keadaan jenuh air kering
permukaan atau dalam keadaan kering yaitu dengan mengeringkannya dalam oven pada
suhu 110 ± 50 selama 4 jam.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 84


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Langkah Kerja


1. Saring agregat kasar dengan susunan ayakan 12,5 mm & 10 mm.

2. Masukkan agregat dengan fraksi 12,5 - 10 mm ke dalam bejana setinggi 10 cm dalam


3 lapisan yang masing-masing lapisan dipadatkan sebanyak 25x dengan batang baja.

Perhatikan !
Tinggi jatuh dari batang baja tersebut adalah 50 mm di atas permukaan agregat.
3. Ratakan permukaan agregat.
4. Keluarkan benda uji dari bejana dan timbang beratnya (A gram)
5. Lakukan pekerjaan no. 2 & 3 sekali lagi.
6. Letakkan stempel penekan di dalam bejana.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 85


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Tekan bejana berikut stempelnya dengan tekanan 40 kN yang dicapai dalam waktu
10 menit.

8. Hentikan penekanan dan keluarkan benda uji dari dalam bejana.


9. Saring benda uji yang telah ditekan dengan saringan 2,36 mm.
10. Timbang berat benda uji yang tertahan di atas ayakan 2,36 mm (B gr).
11. Hitung prosentase benda uji yang menembus lubang ayakan 2,36 mm sampai 1
desimal.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 86


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Data hasil pengujian kekerasan agregat kasar:
Pan (1) = 1202,2 gr
Pan (2) = 876,9 gr
Yang tertahan di saringan 12,5 mm 1300 gr
Pan (1) + Agregat Kasar (ayakan 12,5) = 1202,1 gr + 1300 gr = 4202,1 gr
Yang tertahan di saringan 10 mm 1700 gr
Pan (1) + Agregat Kasar (ayakan 10) = 1202,1 gr + 1700 gr = 2502,1 gr
Setelah diuji dan tertahan di saringan 2,36
Agregat Kasar (ayakan 2,36) – Pan (2) = 3860,3 gr – 876,9 gr = 2983,4 gr

Perhitungan:
A = Berat benda uji = 3000 gr
B = Berat benda uji yang tertahan di atas ayakan 2,36 mm = 2983,4 gr
A B
Benda uji yang menembus lubang ayakan 2,36 mm = x 100 %
A
(A−B)
% Hancur = × 100%
A

3000−2983,4
= × 100%
3000

= 0,553%

Kuat =100% ˗ 0,553%


= 99,447 %

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 87


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Pembahasan
Berdasarkan pengujian kekerasan agregat kasar menggunakan bejana Rudolf yang
telah dilakukan dapat dianalisa bahwa tujuannya untuk dapat mengetahui seberapa besar
kekuatan agregat untuk campuran beton. Semakin besar nilai kekerasannya untuk bahan
campuran beton. Begitupun sebaliknya, apabila persentase kehancuran semakin
mendekati persyaratan kekerasan, maka kekerasan agregat akan semakin mengecil. Bila
agregat yang tertahan ayakan 2,36 mm adalah <30%, maka agregat tersebut dapat
digunakan untuk campuran beton. Sedangkan bila >30% maka agregat tersebut hanya
dapat digunakan untuk beton normal saja.

VII. Kesimpulan
Dari hasil pengujian, diperoleh benda uji yang menembus ayakan 2,36 mm sebesar
0,553% dengan waktu tekan 10 menit. Standar nilai persentase kekerasan agregat kasar
yaitu < 30%. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai persentase kekerasan agregat kasar
tersebut telah memenuhi standar agregat untuk beton tahan aus.

VIII. Referensi
- BS 812: Part 3: 1975
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987), Teknologi Bahan 2 Bandung,
PEDC.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung, PEDC.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 88


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : II. PENGUJIAN AGREGAT


TOPIK : 1. BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk me-
nentukan berat jenis semen portland.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan pengujian Berat Jenis Semen Portland, mahasiswa di-
harapkan dapat menyimpulkan pengaruh berat jenis semen terhadap kemurniannya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengujian Berat Jenis Semen Portland, mahasiswa
diharapkan dapat:
a. menerangkan prosedur pemeriksaan berat jenis semen Portland.
b. menentukan berat jenis semen Portland.
c. menggunakan peralatan pemeriksaan berat jenis semen Portland.

II. Teori Dasar


Berat jenis semen berkisar antara 3,05 – 3,25 dengan berat jenis rata-rata sebesar
3,15. Berat jenis semen penting untuk diketahui karena dengan mengetahui berat jenis
semen akan dapat dilihat kualitas semen itu. Semen yang mempunyai berat jenis < 3,0
biasanya pembakarannya kurang sempurna atau tercampur dengan bahan lain atau
sebagian semen telah mengeras, ini berarti kualitas semen turun. Berat isi gembur semen
kurang lebih 1,1 kg/liter, sedang berat isi padat semen sebesar 1,5 kg/liter. Di dalam
praktek biasanya digunakan berat isi rata-rata sebesar 1,25 kg/liter.
Berat jenis semen berpengaruh pada proporsi semen dalam campuran beton.
Pengujian berat jenis semen Portland dapat dilakukan dengan alat “Turbidimeter” dari
Wagner.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 89


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
NAMA ALAT KETERANGAN GAMBAR
 Timbangan Kapasitas 20000 gram

 Le Chatelir flask

 Corong

3.2 Bahan
a. Semen

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 90


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

b. Minyak tanah/kerosin bebas air atau naphta dengan berat jenis 62 API.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 91


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


Adapun prosedur pelaksanaan dari analisa berat jenis semen yakni:
1. Timbang semen sebanyak 64 gram.

2. Isi botol Le Chatelir flask dengan kerosin atau naptha sampai antara skala 0 dan 1,
bagian dalam botol di atas permukaan cairan dikeringkan.

3. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu yang ditetapkan pada botol 20⁰C
untuk menyamakan suhu cairan dalam botol dengan suhu yang ditetapkan pada botol
4. Setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu yang ditetapkan pada botol, baca
skala botol (V1).
5. Masukkan semen Portland sebanyak 64 gram sedikit demi sedikit kedalam/botol Le
Chatelir yang telah diisi minyak tadi,hindarkan penempelan semen pada dinding
dalam botol di atas cairan.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 92


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Putar botol dengan posisi miring secara perlahan-lahan sampai gelembung udara
tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
7. Ulang pekerjaan No.2, setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu yang
ditetapkan pada botol, baca skala pada botol (V2). Diamkan benda uji selama
beberapa menit, lihat menunjukkan angka berapa volume semen dan minyak yang
ada dalam tabung Le Catelir.
8. Hitung berat jenis semen Portlan dengan rumus:
beratsemen
Berat jenis =
(v2  v1)
Dimana:
V 1 = pembacaan pertama pada skala botol sebelum semen dimasukkan.

V 2 = pembacaan kedua pada skala botol setelah semen dimasukkan.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 93


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data-data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Pc / w = 64 gram
Minyak Tanah / V1 = 0,5 ml
Minyak Tanah + Semen / V2 = 21,8 ml
d = 1 gram/ml

Perhitungan:
Wpc
𝐵𝑗 = (V2−V1).d

64 gram
= (21,8−0,5).1

= 3,005 gram/ml

VI. Pembahasan
Untuk menghasilkan campuran beton dengan mutu baik, semen harus memenuhi
standarisasi yang harus di syaratkan adalah dengan mengetahui berat jenis itu sendiri.
Melalui pengujian berat jenis semen ini maka kita dapat mengetahui dan menentukan
kelayakan semen tersebut untuk digunakan dalam campuran beton.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapat berat jenis semen sebesar 2,990
gram/ml, sedangkan standar untuk berat jenis semen sekitar 3-3,2 gram/ml dan hasil
pengujian yang telah dilakukan dianggap sudah memenuhi standar karena dianggap
sangat mendekati 3 gram/ml.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 94


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VII. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapat berat jenis semen sebanyak
3,005 gram/ml. Hal ini membuktikan bahwa pengujian yang dilakukan telah memenuhi
standar, dimana standar untuk berat jenis semen adalah 3.00 – 3,20 gram/ml.

VIII. Referensi
- ASTM C-150-1985, Semen portland.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987), Teknologi Bahan 2, Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung.
- SII.0013-81, Syarat semen Portland yang digunakan di Indonesia.
- SNI 15-2531-1991, Semen Portland, Metode pengujian berat jenis.
- SNI 15-2049-1994, Semen Portland.
- SK SNI-T-15-1990-03:2, Pembagian semen portland.
- http://www.ferryndalle.com/2011/08/pengujian-berat-jenis-semen-pb-0102-07.html
- http://www.scribd.com/doc/59174861/Pengujian-BJ-Semen-Portland

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 95


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : II. PENGUJIAN SEMEN


TOPIK : 2. KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND

I. Maksud dan tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pemeriksaan untuk menentukan konsistensi
normal semen.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan pengujian Konsistensi Normal Semen Portland, mahasiswa
diharapkan dapat menguraikan hubungan antara pemeriksaan konsistensi dengan
pemeriksaan semen secara fisik lainnya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengujian Konsistensi Normal Semen Portland mahasiswa
diharapkan dapat:
a. Menentukan banyaknya air yang dipakai untuk mencampur semen dalam
keadaan konsistensi normal.
b. Mengidentifikasi bahwa semen Portland telah mencapai konsistensi normal.
c. Trampil dalam menggunakan peralatan untuk menentukan konsistensi normal
semen Portland.

II. Teori Dasar


Konsistensi merupakan perbandingan berat air terhadap berat semen. Konsistensi
bertujuan untuk mendapatkan berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mencampur
semen untuk mendapatkan pasta semen yang dalam keadaan konsistensi.
Untuk mendapatkan konsistensi normal dilakukan beberapa kali percobaan dengan
kadar air yang berbeda. Percobaan pertama kali banyak air yang diambil 25% dari berat
semen. Setiap percobaan harus dibuat dari semen yang baru dan alat-alat harus bebas
getaran. Cara perhitungan konsistesi yaitu berat air yang digunakan berbanding dengan
semen yang digunakan untuk membuat pasta dikalikan dengan 100%.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 96


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Untuk pasta semen dalam keadaan konsistensi penurunan harus sama dengan 10 ± 1
mm. Jika diluar dari ketentuan itu maka dinyatakan belum dalam keadaan konsistensi.
Hal ini bisa dicapai dengan menambahkan air atau mengurangi air pada percobaan
berikutnya sampai tercapai konsistensi normal semen.

III. Alat dan Bahan


3.3 Alat
Nama Alat Keterangan Gambar

 Alat Vicat Untuk menentukan


Konsistensi normal
semen Porrtland

 Mesin Untuk mencampur


pengaduk mortar

 Timbangan Kapasitas 20000 gram


0.001 gr

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 97


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Nama Alat Keterangan Alat

 Spatula

 Stopwatch Pengukur waktu

 Tromol Pelengkap mixer

 Cincin Konik + Cetakan benda uji


kaca

 Gelas ukur Untuk mengukur


jumlah air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 98


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
1. Semen Portland

2. Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 99


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


1. Masukkan air ke dalam tromol mesin pengaduk ± 25% dari berat semen.

2. Masukkan semen sebanyak 500 gram ke dalam tromol.

3. Diamkan selama 30 detik.


4. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm selama 30 detik.

5. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik. Sementara itu bersihkan pasta yang
menempel di dinding tromol.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 100


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 ± 10) rpm selama 1 menit.

7. Bentuklah pasta semen seperti bola dengan tangan, kemudian dilemparkan 6 kali dari
satu tangan ke tangan lain dengan jarak kira-kira 15 cm.

8. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan ke dalam cincin konik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lubang konik. Sehingga cincin konik
penuh dengan pasta.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 101


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

9. Kelebihan pasta pada lubang konik, diratakan dengan sendok perata yang digerakkan
dalam posisi miring pada permukaan cincin, hingga permukaan pasta rata benar
tinggi konik.

10. Letakkan cincin konik di bawah jarum besar vicat dan sentuhkan jarum dengan
bagian tengah permukaan pasta.

11. Jatuhkan jarum dan catat penurunan selama 30 detik.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 102


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Pc (Gram) % Air Air (cc) Penurunan
1 500 26 125 3,5
2 500 26 130 8
3 500 26,5 132,5 9,5
Waktu: 30 menit
Pengujian I :125cc (26% dari berat semen)
Pengujian II :130cc (26% dari berat semen)
Pengujian III :132,5cc (26,5% dari berat semen)

Hasil pengujian:
Pengujian I :penurunan 3,5 mm
Pengujian II :penurunan 8 mm
Pengujian III :penurunan 9,5 mm

Berat air
Konsistensi = × 100 %
Berat semen

132,5 ml
= 500 gram × 100%

= 26,5%

VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan,didapat nilai konsistensi sebesar
9,5 mm yang memenuhi standar (10±1 mm) dengan menggunakan kadar air sebanyak
26,5% dari berat semen.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 103


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VII. Referensi
- AASHTO – T – 129 – 74
- ASTM C – 187 – 71
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987) Teknologi Bahan 2 Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung.
- SII – 0013 - 81

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 104


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : II. PENGUJIAN SEMEN PORTLAND


TOPIK : 3. WAKTU PENGIKATAN SEMEN PORTLAND

I. Maksud dan tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk me-
nentukan pengikatan pada semen Portland.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat menentukan
waktu pengikatan semen Portland dengan menggunakan alat Vicat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat:
a. Menentukan waktu pengikatan awal dari semen Portland.
b. Menentukan waktu pengikatan akhir dari semen Portland.
c. Terampil menggunakan peralatan dalam pemeriksaan waktu pengikatan semen
Portland.

II. Teori Dasar


Waktu ikat (setting time) adalah waktu yang diperlukan semen untuk mengeras,
terhitung mulai bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen cukup
kaku untuk menahan tekanan. Pengujian waktu ikat bertujuan untuk menentukan jumlah
air yang dibutuhkan untuk menghasilkan pasta dengan konsistensi normal. Waktu ikat
semen dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Waktu ikat awal (initial setting time) yaitu waktu dari pencampuran semen dengan
air menjadi pasta semen hingga hilangnya sifat plastis, ditentukan pada penurunan
≤ 25 mm. Waktu ikat awal sangat penting untuk kontrol pekerjaan beton.
b. Waktu ikat akhir (final setting time) yaitu waktu antara terbentuknya pasta semen
hingga beton mengeras, tercapai bila jarum tidak membekas pada permukaan pasta
semen.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 105


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

- Jarak antara titik-titik setiap menjatuhkan jarum adalah 6,4 mm dan jarak titik
terdekat dengan tepi bagian dalam cincin konik 9,5 mm.
- Buatlah grafik penurunan terhadap waktu.

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat

Nama Alat Keterangan Gambar

 Alat Vicat Untuk menentukan


Konsistensi normal
semen Porrtland

 Mixer Untuk mencampur


mortar

 Timbangan Kapasitas 20000


0.001 gr gram

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 106


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Nama Alat Keterangan Gambar

 Spatula Untuk meratakan


benda uji

 Stopwatch Pengukur waktu

 Tromol Pelengkap mixer

 Cincin Konik Cetakan benda uji


+ kaca

 Gelas ukur Untuk mengukur


jumlah air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 107


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
 Semen Portland sebanyak 500 gram.

 Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 108


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pengujian


1. Masukkan air suling sebanyak jumlah air yang dipakai untuk mencapai konsistensi
normal semen ke dalam tromol pengadukan.

2. Masukkan semen portland sebanyak 500 gram, diamkan selama 30 detik.

3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140±5) putaran per menit selama 30
detik.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 109


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang
melekat pada dinding tromol.

5. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285±10) putaran per menit selama 1
menit.

6. Buat pasta berbentuk seperti bola dengan tangan, kemudian dilemparkan 6 kali dari
satu tangan ke tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 110


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan kedalam cincin klonik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lubang, sehingga konik terisi penuh
dengan pasta.

8. Kelebihan pasta pada lubang besar diratakan dengan spatula yang digerakkan dalam
posisi miring terhadap permukaan cincin.
9. Letakkan pelat kaca pada lubang besar, balikkan kemudian kelebihan pasta pada
lubang kecil cincin konik diratakan dan dilicinkan dengan spatula.

10. Letakkan cincin konik yang berisi pasta di ruang yang lembab selama 30 menit,
tanpa terjadi kerusakan.
11. Letakkan cincin konik dibawah jarum vicat berdiameter 1 mm dan kontakkan jarum
dengan bagian tengah permukaan pasta.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 111


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

12. Jatuhkan jarum setiap 15 menit hingga mencapai penurunan dibawah 25 mm setiap
menjatuhkan penurunan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 112


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Tabel 2.5 Waktu Pengikatan Semen Portland
Waktu Penurunan
No. Pengamatan Penurunan (mm)
(menit)
1 30 39,5
2 45 39,5
3 60 36,5
4 75 31
5 80 27
6 90 26,5
7 95 24,5
8 110 12,5
9 125 2
10 140 0

GRAFIK WAKTU PENGIKATAN SEMEN PORTLAND


45
40
35
30
Penurunan (mm)

25
20
15
10
5
0
30 45 60 75 80 90 95 110 126 140

Waktu Penurunan (Menit)

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 113


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Pembahasan
Hasil dari pengujian waktu ikat semen dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil ini
dapat disimpulkan bahwa semen yang diuji memenuhi syarat standar ASTM C191 yang
menyatakan bahwa waktu ikat awal pada semen berada diantara menit 75-80. Diperoleh
juga waktu ikat akhr pada menit ke 140 dan sesuai dengan syarat standar ASTM
C191yaitu tidak lebih dari 8 jam.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa waktu ikat akhir adalah
menit ke 140 dengan penurunan 0 mm. Waktu ikat tersebut memenuhi syarat standar
ASTM C191.

VIII. Referensi
- ASTM C 191 – 92, Waktu Pengikatan dan Pengerasan Semen.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, (1987) Teknologi Bahan 2 Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan Bandung.
- SNI 03-6827-2002, Metode pengujian waktu ikat awal semen portland dengan meng-
gunakan alat vicat untuk pekerjaan sipil.
- www.google.co.id/waktu+pengikatan.
- www.scribd.com/doc/77012668/32/Dasar/Teori

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 114


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : II. PENGUJIAN SEMEN PORTLAND


TOPIK : 4. KONSISTENSI MORTAR SEMEN PORTLAND DENGAN ALAT
FLOW TABLE

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
konsistensi mortar semen Portland dengan alat flow table.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat menentukan
konsistensi mortar semen Portland dengan alat flow table.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Melakukan pengujian konsistensi mortar dengan teliti.
b. Menerangkan cara pelaksanaan penentuan konsistensi mortar.
c. Menentukan konsistensi mortar yang dibuat dari campuran semen Portland,
pasir dan air.
d. Mempergunakan alat dengan terampil.

II. Teori dasar


Pengujian konsintensi normal dengan flow table sesuai ASTM C-305-82 yang
digunakan untuk menentukan jumlah air yang optimum agar menghasilkan mortar yang
mudah dikerjakan. Jumlah air yang digunakan untuk campuran mortar erat sekali
hubungannya dengan sifat kemudahan untuk dikerjakan. Karena konsistensi/kelecakan
mortar tergantung dari kadar air yang terkandung dalam mortar itu sendiri. Mortar dengan
bahan dan campuran yang berbeda akan membutuhkan jumlah air yang berlainan untuk
mencapai sifat kelecakan (konsistensi normal). Untuk mengetahui jumlah air yang
dibutuhkan dalam mencapai konsistensi normal dalam suatu mortar, perlu dilakukan
suatu pengujian. Di dalam laboratorium pengujian konsistensi/kelecakan ini biasanya

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 115


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

diukur dengan suatu alat tertentu yang sering disebut dengan flow table, dimana mortar
itu harus memiliki derajat kecairan (flow) yang tertentu. Alat yang dipakai berupa suatu
plat datar dari logam, yang dapat diangkat dan dijatuhkan bebas setinggi kurang lebih ½
inchi, sebanyak 25 kali dalam waktu 15 detik. Diameter mortar sebelum dan sesudah plat
tadi dijatuhkan 25 kali diukur kembali. Mortar yang sifat lecaknya baik, perlu memilki
derajat kecairan (flow) antara 105 % - 115 %. Didalam praktek, biasanya flow dari mortar
yang dipakai berkisar antara 120 % - 130 %.

III. Peralatan dan Bahan


3.1 Alat
a. Alat pengaduk mortar (mixer), yang dapat mengaduk dalam tiga tingkat
kecepatan.

b. Timbangan, ketelitian 1 gram dengan kapasitas 20000 gram.

c. Flow table, berikut cetakan, pemadat, dan kaliper.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 116


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Gelas ukur

e. Stopwatch

f. Cawan

g. Alat ukur caliper

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 117


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

h. Spatula

3.2 Bahan
a. Semen portland

b. Agregat halus

c. Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 118


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Langkah kerja


4.1 Pembuatan mortar
a. Timbang Semen portland 500 gram, agregat halus 616,3 gram, dan air 187 ml
gram.

b. Letakkan bejana dan pengaduk pada posisinya dalam mesin pengaduk.

c. Masukkan semua air pengaduk ke dalam bejana.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 119


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Tambahkan semen ke dalam air dan jalankan mesin pengaduk pada kecepatan
rendah selama 30 detik.

e. Masukkan perlahan-lahan semua pasir ke dalam bejana sambil di aduk pada


kecepatan rendah (140±5) rpm selama 30 detik.

f. Hentikan mesin pengaduk dan pindahkan ke kecepatan sedang (285±10) rpm lalu
aduk selama 30 detik.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 120


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

g. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortar dalam bejana dan tunggu selama 1,5
menit sambil dorong ke bawah mortar yang menempel pada dinding bejana
dengan spatula.

h. Aduk kembali pada kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian mortar yang
menempel pada dinding didorong ke bawah.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 121


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4.2 Penentuan konsistensi


a. Persiapkan flow table, cetakan dan penumbuk pada posisinya. Cetakan di-letakkan
pada tengah-tengah meja (pelat) dari flow table sesuai dengan garis-garis yang
telah tetera.
b. Segera setelah selesai pengadukan, mortar diisikan ke dalam cetakan dalam dua
lapisan yang kira-kira sama tingginya, masing-masing lapisan diratakan dengan
alat pemadat/penumbuk dengan cara diusuk sebanyak 20 kali. Kemudian per-
mukaan mortar diratakan bidang atasnya dengan bibir atas cetakan.

c. Cetakan dilepaskan dari mortar dengan cara diangkat perlahan-lahan.

d. Gerakkan flow table dengan cara memutar tuas penggerak, sehingga terjadi
ketukan sebanyak 25 kali dalam waktu 15 detik. Oleh ketukan ini, mortar di atas
meja akan bergerak melebar mengisi permukaan meja sampai diameter tertentu.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 122


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

e. Konsistensi mortar ditunjukkan oleh terjadinya aliran (flow) setelah diberi


ketukan.

Konsistensi mortar dinyatakan dalam persen flow yaitu:


𝐷1 −𝐷0
Flow = × 100 %
𝐷0

Dimana:
D0 = diameter mortar pada waktu dicetak = diameter bawah cetakan (± 10cm)
D1 = diameter mortar setelah selesai ketukan, diukur pada 4 posisi dan dihitung
harga rata-ratanya.

4.3 Pengukuran flow dengan kalifer khusus


Apabila dipergunakan kaliper khusus untuk mengukur persen flow, maka
besarnya flow adalah perjumlahan dari hasil pembacaan skala pada 4 posisi peng-
ukuran diameter mortar, dinyatakan dalam persen.

Catatan!
Mortar yang konsistensi standar mempunyai flow antara 110 – 120%

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 123


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Tabel 2.6 Konsistensi Mortar
No. Diameter (cm) Flow(%)
𝐷1 13 30
𝐷2 13,1 31
𝐷3 13,15 31,5
𝐷4 13 30
Total 122,5

VI. Pembahasan
Dari hasil percobaan, untuk mendapatkan konsistensi normal dilakukan sebanyak 3
kali percobaan dengan kadar air yang berbeda. Pada percobaan pertama dan kedua tidak
memperoleh penurunan konsistensi normal sesuai standar yaitu (10±1 mm). Akan tetapi
di percobaan ketiga diperoleh untuk jumlah air sebanyak 187 ml didapatkan penurunan
sebesar 10,5 mm dan memenuhi standar konsistensi normal dan sesuai dengan standar
yaitu (10±1 mm).
Semen sebagai perekat hidrolis memerlukan air untuk proses hidrasi. Banyaknya air
untuk proses hidrasi tersebut kurang,maka tidak semua butiran semen akan terhidrasi,
demikian pula jika air terlalu banyak, maka kekuatan pasta semen akan menurun. Untuk
itulah perlu dicari berapa kebutuhan air yang optimum sehingga proses hidrasi dapat
berjalan sempurna dan kekuatan semen dapat mencapai maksimum.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian laboratorium dapat disimpulkan bahwa keadaan
konsistensi untuk 500 gram semen diperlukan air sebanyak 37,4% dari berat semen
dengan pembacaan vicat 10,5 mm, jadi pada percobaan tersebut konsistensi semen
memenuhi syarat karena ketentuan pada konsistensi semen yaitu 10±1 mm.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 124


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VIII. Referensi
- ASTM C-305-82
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987), Teknologi Bahan 2, Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan, Bandung.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 125


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : II. PENGUJIAN SEMEN PORTLAND


TOPIK : 5. KUAT TEKAN MORTAR SEMEN PORTLAND

I. Maksud dan tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam Pengujian untuk me-
nentukan kuat tekan mortar semen portland.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah akhir pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat menerangkan
pengaruh kekuatan semen Portland terhadap kekuatan aduk.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah akhir pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kekuatan tekan mortar.
b. Membuat contoh uji kekuatan tekan aduk mortar.
c. Menghitung kekuatan tekan dari aduk mortar.
d. Menggunakan peralatan pengujian dengan benar.

II. Landasan Teori


Kuat tekan mortar adalah kemampuan mortar untuk menahan gaya luar yang datang
pada arah sejajar serat yang menekan mortar. Mortar yang digunakan untuk bahan
bangunan harus mempunyai kekuatan terutama untuk pasangan dinding batu bata,
pasangan dinding batako atau pasangan dinding yang lainnya (Anni Susilowati dkk 1996,
dalam Taufiq Bintang (2005:10)). Pasangan dinding menerima beban tekan yang di-
akibatkan oleh pengaruh dari atas, angin, atau gaya samping lainnya. Di Indonesia sampai
sekarang belum ada persyaratan yang menyaratkan kekuatan adukan mortar, hanya untuk
kondisi tertentu dianjurkan menggunakan jenis campuran tertentu pula. Beberapa negara
sudah memiliki standar yang mencantumkan kekuatan adukan mortar.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 126


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Peralatan dan Bahan


3.1 Alat
Adapun peralatan yang digunakan pada pengujian kuat tekan mortar antara lain:
a. Timbangan digital

b. Mesin pengaduk

c. Spatula

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 127


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Mesin penekan

e. Piknometer

f. Cetakan kubus
Cetakan kubus yang digunakan berukuran 5×5×5cm.

g. Alat pemadat

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 128


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
Adapun Benda uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan mortar adalah
sebagai berikut:
a. Semen Portland

b. Pasir

c. Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 129


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Langkah Kerja


4.1 Persiapan pasta semen
1
a. Masukkan air pencampur, sebanyak 242 gram atau 2 dari berat semen ke dalam

tromol pengaduk.

b. Masukkan semen sebanyak 500 gr ke dalam tromol pengaduk.

c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) putaran per menit selam 30
detik.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 130


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Masukkan pasir sebanyak 1375 gr perlahan-lahan sambil pengaduk dijalankan


dengan kecepatan (140±5) putaran per menit selama 30 detik.

e. Hentikan mesin pengaduk, pindahkan kecepatn sedang menjadi (285±10) putran


per menit dan jalankan selama 30 detik.

f. Hentikan mesin pengaduk, segera bersihkan mortar yang menempel pada dinding
tromol pengaduk selama 15 detik, selanjutnya tromol ditutup selama 75 detik.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 131


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

g. Jalankan tromol pengaduk dengan kecepatan (285±10) putaran per menit selama 1
menit.

h. Adukkan dibiarkan selam 90 detik.

i. Jalankan tromol pengaduk dengan kecepatan (285 ± 10) putaran per menit selama
15 detik.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 132


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4.2 Pencetakan benda uji


Mencetak benda uji dimulai paling lambat 2,5 menit setelah selesai pengadukan.
a. Siapkan cetakan kubus untuk mortar tersebut dan berilah oli pada cetakan kubus
agar tidak lengket pada waktu diisi mortar.

b. 30 detik setelah selesai pengadukan, masukkan mortar ke dalam cetakan kubus


5×5×5 cm. Cetakan diisi dalam 3 lapisan, dimana setiap lapisan dipadatkan
dengan menumbuk sebanyak 32 kali dalam waktu ± 10 detik. Keseluruhan waktu
pencetakan tidak boleh lebih dari 2 menit.

c. Ratakan permukaan mortar kemudian simpan cetakan ditempat yang lembab


selama 24 jam.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 133


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Bukalah cetakan dan rendam mortar dalam air bersih ± selama 24 jam.

4.3 Pengujian benda uji


a. Angkat kubus-kubus tersebut lalu diamkan ± selama 24 jam.

b. Timbang benda uji kubus mortar semen Portland tersebut.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 134


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Tabel 2.7 Hasil pengujian kuat tekan mortar semen Portland

Luas
Beban Kuat
Berat Bidang Tanggal Tanggal Umur
No maks tekan
(gr) Tekan Pembuatan Pengujian (hari)
(kg) (kg/cm2)
(cm²)
1 279.6 25 10-10-2018 17-10-2018 7 5900 236

2 277.5 25 10-10-2018 17-10-2018 7 9000 360

3 279.5 25 10-10-2018 17-10-2018 7 7700 308

Beban maksimum
Kekuatan tekan mortar =
Luas permukaan benda uji

5900 kg
1. Kuat tekan = = 236 kg/cm²
25 cm²

9000 kg
2. Kuat tekan = = 360 kg/cm²
25 cm²

7700 kg
3. Kuat tekan = = 308 kg/cm²
25 cm²

(236+360+308)kg / cm²
∑ Kuat tekan = = 301,3 kg/cm²
3

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 135


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Pembahasan
Pengaruh kekuatan semen dapat menentukan kekuatan adukan mortar. Proses
pengadukan mortarpun dapat mempengaruhi nilai kuat tekan mortar. Berdasarkan hasil
pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh nilai rata-rata kuat tekan mortar pada
umur 7 hari adalah 301.3 kg/cm². Hal ini berarti mortar hanya mampu menahan daya
tekan sebesar 301.3 kg atau 0.3013 KN beban maksimum tiap 1 cm² luasan.
Kekuatan tekan mortar sangat dipengaruhi oleh proposisi campurannya. Selain itu,
air sangat mempengaruhi kuat tekan mortar. Semakin rendah factor air semen, maka
semakin tinggi nilai kuat tekannya. Apabila faktor air semen rendah, maka sulit dalam
pengujiannya.
Adapun faktor lainnya adalah kekuatan semen yang di gunakan, proses pengadukan
mortar, proses pemadatan ketika memasukkan kecetakan, dan factor umur. Semakin lama
umur mortar maka semakin kuat pula kuat tekannya.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan mortar dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata kuat tekannya sebesar 301.3 kg/cm² untuk umur 7 hari. Hal ini berarti mortar hanya
mampu menahan beban gaya tekan sebesar 301.3 kg atau 0.3013 KN tiap 1 cm² luasnya.

VIII. Referensi /Acuan Normatif


- ASTM C 109, Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis.
- ASTM C 109, Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis.
- SNI 03-6825-2002, Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland untuk
pekerjaan sipil.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 136


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : III. PENGUJIAN BETON


TOPIK : 1. MIX DAN DESAIN BETON NORMAL

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Membuat benda uji dengan deya kuat tekan K-225.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah akhir pengujian mahasiswa diharapkan dapat membuat beton sesuai
dengan rancangan yang diinginkan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah akhir pengujian ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menerangkan cara penghitungan komposisi campuram beton normal.
b. Membuat benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton.

II. Teori Dasar


Beton adalah campuran dari semen, air, agregat halus (pasir), dan agregat kasar
(kerikil) serta kadang-kadang ditambahkan bahan tambah yang sangat bervariasi mulai
dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non-kimia pada perbandingan
tertentu. Campuran tersebut apabila dituang dalam cetakan kemudian dibiarkan maka
akan mengeras seperti batuan. Dalam menentukan komposisi campuran beton normal
menggunakan SNI 03-2834-1993.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 137


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
a. Timbangan

b. Density spoon

c. Bak aduk

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 138


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d. Penumbuk baja

e. Cangkul aduk

f. Sendok spesi

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 139


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
a. Agregat kasar

b. Agregat halus

c. Semen portland

d. Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 140


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


1. Siapkan alat kerja (bak aduk, cangkul dan lain-lain).
2. Masukkan agregat kasar, pasir dan kemudian semen.

3. Masukkan air kedalam campuran tadi.

4. Aduk hingga rata.

5. Setelah rata, ambil sebagian hasil adukan tadi untuk mengukur slump.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 141


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Setelah mendapatkan slump yang ditetapkan, masukkan campuran beton pada


cetakan yang telah disediakan. (Cetakan telah dibersihkan dan telah diolesi dengan
oli).

7. Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis berisi kira–kira 1/3 isi
cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara
merata.

8. Diamkan adunan beton yang telah dicetak selama ± 24 jam.


9. Pukul-pukul cetakan yang telah diisi campuran beton dengan palu karet. (Hal ini di-
lakukan untuk memadatkan dan mengisi rongga yang belum terisi campuran beton,
dan mengeluarkan udara pada campuran beton).

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 142


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

10. Ratakan permukaan beton.


11. Biarkan beton dalam cetakan selama ± 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas
getaran serta ditutup oleh bahan yang kedap air.
12. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.

13. Rendam benda uji dalam bak yang berisi air agar proses pematangan beton ber-
langsung dengan baik, maka perendaman ini dilakukan sampai batas waktu
pengujian kuat tekan.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 143


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

PRINT FORMULIR PERENCANAAN CAMPURAN BETON DI PDF

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 144


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Perhitungan dan Pengujian


Silinder:
1
Volume = 4 𝜋 × (0,15 m)2 × 0,30 m = 0,005 m³

Untuk 6 buah silinder (normal), maka:


 Semen = 6 x 0,005 m³ x 430,380 kg/m³ x 1,2 = 15,494 kg
 Agregat Halus = 6 x 0,005 m³ x 529,103 kg/m³ x 1,2 = 19,048 kg
 Agregat Kasar = 6 x 0,005 m³ x 1267,076 kg/m³ x 1,2 = 45,615 kg
 Air = 6 x 0,005 m³ x 160,941 kg/m³ x 1,2 = 5,794 kg

Untuk 6 buah silinder (normal), maka:


 Semen = 6 x 0,005 m³ x 430,380 kg/m³ x 1,2 = 15,494 kg
 Agregat Halus = 6 x 0,005 m³ x 529,103 kg/m³ x 1,2 = 19,048 kg
 Agregat Kasar = 6 x 0,005 m³ x 1267,076 kg/m³ x 1,2 = 45,615 kg
 Air = 6 x 0,005 m³ x 160,941 kg/m³ x 1,2 = 5,794 kg

VI. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil pengujian diperoleh komposisi untuk 1 m3 adalah:
 Pc = 325
 Ah = 708,7
 Ak = 1156,3
 Air = 185
Dan juga diperoleh umtuk komposisi 3 buah benda uji yang berbentuk kubus
ukuran 15×15×15 cm adalah:
 Semen = 3×3,375×10-3×325×1,5 = 4,935
 Agregat Halus = 3×3,375×10-3×708,7×1,5= 10,763
 Agregat Kasar = 3×3,375×10-3×1156,3×1,5 = 17,561
 Air = 3×3,375×10-3×185×1,5 = 2,809

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 145


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VII. Referensi
- SNI 03-2834-1993
- SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian kuat tekan beton.
- SNI 03-4810-1998, Metode pembuatan benda uji beton dilapangan.
- Buku Pedoman Uji Bahan.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 146


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : III. PENGUJIAN BETON


TOPIK : 2. SLUMP

I. Maksud dan tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
slump beton (concrete slump).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan pengujian penentuan slump beton, mahasiswa diharapkan
dapat menentukan kekentalan adukan beton berdasarkan percobaan Slump Beton.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengujian ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan slump beton.
b. Membuktikan hasil penentuan slump beton dalam pembuatan rancangan adukan
beton, sehingga jika ada ketidaksesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya,
maka kadar air bebas dengan segera dapat diubah sesuai dengan slump yang
diinginkan.
c. Menggunakan peralatan yang diperlukan dengan benar.

II. Teori Dasar


Slump merupakan besarnya nilai keruntuhan beton secara vertikal yang diakibatkan
karena beton belum memiliki batas yield stress yang cukup untuk menahan berat sendiri
karena ikatan mortar antar partikelnya masih lemah sehingga tidak mampu untuk
mempertahankan ikatan semuanya. Nilai dapat mengambarkan tingkat kelecekan dari
beton tersebut. Beton segar seiring dengan bertambahnya waktu akan mengalami
kehilangan slump dan akan berakhir pada nilai slump nol secara otomatis juga kehilangan
pelecekkannya (loss warability). Nilai slump ini hilang disebabkan oleh terjadinya proses
pengikatan pada beton yang semakin kuat.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 147


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Uji slump yang dilakukan menggunakan standar ASTM C143. Peralatan dalam uji
slump adalah kerucut terpancung (cone), kedua ujungnya terbuka (tanpa penutup),
diisikan campuran beton dandiletakkan pada permukaan bidang datar. Kemudian cone
diangkat dengan cepat. Tinggi penurunan adalah nilai slump. Sedangkan diameter akhir
puncak pasta adalah nilai slump flow test. Uji slump banyak dilakukan karena mudahnya
variabel yang teruji pada uji ini yaitu tegangan. Pasta hanya akan bergerak bila tegangan
letehnya dibawah berat pasta. Sehingga nilai uji slump berkaitan dengan kekuatan
(tegangan) beton. Variasi nilai uji slump dipengaruhi oleh proporsi campuran beton.
Nilai slump digunakan untuk pengukuran terhadap tingkat kelecekan suatu adukan
beton, yang berpengaruh pada tingkat pengerjaan beton (worability). Semakin besar nilai
slump maka beton, semakin encer dan semakin mudah untuk dikerjakan. Sebaliknya,
semakin kecil nilai slump, maka beton anak semakin kental dan semakin sulit untuk
dikerjakan.
Tabel penetapan nilai slump adukan beton

Pemakaian Beton Nilai Slump (cm)


(Berdasarkan Jenis Struktur yang dibuat) Maks Min
Dinding, plat pondasi dan pondasi telapak
12,5 5
bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan
9 2,5
struktur dibawah tanah
Pelat, balok, kolom, dinding 15 7,5
Perkerasan jalan 7,5 5

Pembetonan masal (beton massa) 7,5 2,5

Penetapan nilai slump untuk berbagai pengerjaan beton dapat dilihat pada tabel
diatas. Nilai slump untuk beton mutu tinggi adalah 50˗100 mm. Beton mutu tinggi
merupakan beton dengan kekuatan diatas 41,4 Mpa. Sedangkan nilai slump beton mutu
tinggi menggunakan superplastiazer dalam hitungan mix design 25˗50 mm. Tetapi dalam
pelaksanaannya dibutuhkan slump diatas 200 mm.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 148


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
Nama Peralatan Keterangan Gambar

 Timbangan  Kapasitas 15 kg
Ketelitian 0,01 gr

 Kerucut Abram  Untuk mengukur


kekentalan
adukan beton

 Plat besi (plat  Alas kerucut


slump) Abram

 Batang  Untuk
Pemadat memadatkan
beton

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 149


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Density Spoon  Untuk


mengambil
material

 Mistar siku  Untuk mengukur


tinggi slump

3.2 Bahan
a. Semen

b. Agregat kasar

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 150


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

c. Agregat halus

d. Air

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 151


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur pelaksanaan


1. Basahi cetakan dan pelat slump dengan lap basah.
2. Masukkan cetakan pada pelat slump.

3. Masukkan adukan beton ke dalam cetakan dalam 3 lapis yang kira-kira sama
tebalnya. Setiap lapis dipadatkan dengan merusak- rusak dan menggunakan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali.

4. Ratakan permukaan aduk beton dan biarkan 30 detik.

Perhatikan:
Selama waktu menunggu ini, cetakan dan pelat slump dibersihkan dari jatuhan
adukan beton.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 152


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. Angkat cetakan perlahan–lahan. Dalam pengangkatan,posisi cetakan harus dijaga


tetap dalam keadaan vertikal.

6. Ukur penurunan dari adukan beton (slump). Pengukuran dilakukan minimal pada 3
titik yaitu titik terendah, titik tengah dan titik tertinggi yang kemudian nilai
penurunan (slump) diambil dari nilai rata-rata.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 153


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian

VI. Kesimpulan

VII. Referensi
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987) Teknologi Bahan 2, Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan Bandung.
- SNI 1972:2008 - Cara uji slump beton.
- SNI 03-1972-1990: Metode Pengujian Slump Beton.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 154


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : III. PENGUJIAN BETON


TOPIK : 3. BOBOT ISI

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metoda ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
berat isi (unit weight) beton segar (fresh concrete) serta banyaknya semen per meter
kubik beton.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan pengujian Bobot Isi Beton mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui bobot isi dari beton yang dibuat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat:
- menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan berat isi beton.
- membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan berat isi beton sesuai
dengan kenyataan, sekaligus dapat mengoreksinya jika tidak tepat.
- menggunakan peralatan yang dipakai dengan baik.

II. Teori Dasar


Berat isi beton adalah berat beton segar per satuan isi. Pengujian ini dilakukan
terhadap contoh beton segar yang mewakili suatu campuran beton;hasil pengujian dapat
digunakan antara lain:
a. Untuk perencanaan campuran beton.
b. Untuk pengendalian mutu beton pada pelaksanaan.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 155


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
Untuk melaksanakan pengujian berat isi beton diperlukan peralatan sebagai
berikut:
1) Timbangan kapasitas 25 kg

2) Tongkat pemadat, dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm, ujung dibulatkan
dibuat dari baja yang bersih dan bebas dari karat.

3) Takaran bentuk silinder

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 156


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
Pengambilan benda uji harus dari contoh segar yang mewakili campuran beton.
Adukan beton untuk benda yang diuji diambil langsung dari bak pengaduk dengan
menggunakan bahan yang tidak menyerap air. Bila perlu, adukan beton diaduk lagi
sebelum dimasukkan ke dalam takaran.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 157


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


Untuk melaksanakan pengujian berat isi beton harus diikuti tahapan sebagai
berikut:
1) Timbang berat bejana silinder, ukur diameter, tinggi dan volumenya.
2) Isilah takaran dengan benda uji dalam 3 lapis; tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25
kali tusukan secara merata. Pada pemadatan lapis pertama, tongkat tidak boleh
mengenai dasar takaran; pada pemadatan lapis kedua dan ketiga, tongkat boleh
masuk sampai kira-kira 25,4 mm di bawah lapisan sebelumnya; untuk takaran 20
liter dilakukan penusukan 50 kali secara merata pada tiap-tiap permukaan lapisan.

3) Setelah selesai pemadatan, ketuklah sisi takaran perlahan-lahan sampai tidak


tampak gelembung-gelembung udara pada permukaan serta rongga-rongga bekas
tusukan tertutup; kadar udara dari beton tidak ditentukan.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 158


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4) Ratakan permukaan benda uji dan tentukan beratnya.

5) Hitung bobot isi beton dengan cara:


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
Berat Isi Beton =
Volume bejana

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 159


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


a) Bobot isi beton menggunakan air
 Bejana kosong = 5297,9 gram
 Bejana silinder berisi beton = 21580 gram
 Berat beton = 16282,1 gram
 Bejana berisi air = 12008,6 gram
 Berat air / Volume bejana = 6710,9 gram
= 0.00671 m³
Berat beton
 Berat isi beton = Volume bejana
16282,1 gram
= 0,00671 m3

= 2426,542 kg/m³
= 2,4265 ton/m³
= 2, 427 ton/m³
b) Bobot isi beton menggunakan bahan tambah
 Bejana kosong = 5297,9 gram
 Bejana silinder berisi beton dan bahan tambah = 21820 gram
 Berat beton dan bahan tambah = 16522,1 gram
 Bejana berisi air = 12008,6 gram
 Berat air / Volume bejana = 6710,9 gram
= 0.00671 m³
Berat beton dan bahan tambah
 Berat isi beton = Volume bejana
16522,1 gram
= 0,00671 m3

= 2462,31 kg/m³
= 2,4623 ton/m³
= 2, 462 ton/m³

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 160


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Kesimpulan
Hal-hal yang mempengaruhi bobot isi beton antara lain adalah pemeriksaan bahan-
bahan campuran beton seperti semen, pasir, split, dan terutama air. Semakin teliti kita
melakukan pemeriksaan bahan-bahan campuran tersebut akan baik digunakan sebagai
campuran beton. Dari hasil pengujian bobot isi beton ini dapat diketahui jenis agregat
yang dipakai juga tergantung dari kehalusan butirnya. Ukuran dan kehalusan butiran akan
mengakibatkan perbedaan pada bobot isi saat melakukan pemadatan. Selain itu,
penambahan bahan tambah juga sangat mempengaruhi bobot isi yang dapat menentukan
tingkat pemadatan beton tersebut.

VII. Referensi
- American Society for Testing and Materials (ASTM) C–138 –71T
- PC–0102–76
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987), Teknologi Bahan 2 Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan Bandung.
- SNI 03–1973–1990

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 161


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK : III. PENGUJIAN BETON


TOPIK : 4. KUAT TEKAN BETON

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian ini untuk
menentukan kuat tekan (compressive strength) beton dengan benda uji berbentuk
silinder yang dibuat dan dimatangkan (curring) di laboratorium maupun di lapangan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan pengujian Kuat Tekan Beton mahasiswa diharapkan dapat
membuat beton sesuai dengan rancangan beton yang diinginkan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengujian ini mahasiswa diharapkan dapat:
- Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat tekan beton.
- Mengaduk beton secara maksimal.
- Membuat benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton.
- Melakukan proses pematangan (curing) dari benda uji setelah dibuka dari
cetakan.
- Menggunakan peralatan yang dipakai dengan terampil.

II. Teori Dasar


Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda
uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin
tekan. Pengujian ini dilakukan terhadap beton segar (fresh concrete) yang mewakili
campuran beton, bentuk benda uji bisa berwujud silinder ataupun kubus, hasil pengujian
ini dapat digunakan dalam pekerjaan:
a. Perencanaan campuran beton
b. Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 162


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Dalam perancangan komponen struktur beton bertulang, beton diasumsikan hanya


menerima beban tekan saja. Dengan demikian, mutu beton selalu dikaitkan dengan
kemampuannya dalam memikul beban tekan (atau istilahnya kuat tekan). Penentuan kuat
tekan beton dapat diperoleh melalui pengujian tekan di laboratorium. Benda uji yang
digunakan biasanya adalah:
a. Benda uji silinder diameter 150 mm x tinggi 300 mm (ASTM C-39)
b. Benda uji kubus ukuran 150 mm x 150 mm (BS-188)
Kuat beton yang diperoleh dari benda uji silinder berbeda dengan kuat beton yang
diperoleh dari benda uji kubus. Ada beberapa referensi yang memberikan hubungan
antara kuat tekan silinder dengan kuat tekan kubus.

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
a. Timbangan
Kapasitas untuk 20.000 gram.

b. Cetakan beton
Terbuat dari baja dengan ukuran 15×30 cm dan diameter 150 mm.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 163


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

c. Mistar siku
Digunakan untuk mengukur benda uji.

d. Mesin Penekan
Digunakan untuk menguji kuat tekan beton.

e. Batang Pemadat
Terbuat dari baja dengan panjang 60 cm dan diameter 16 mm.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 164


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk pengujian kuat tekan beton yaitu Kubus Beton
ataupun Silinder Beton.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 165


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

IV. Prosedur Pelaksanaan


4.1 Pembuatan Benda Uji
a) Siapkan cetakan beton
b) Isi cetakan beton dengan adukan beton dalam 3 lapis. Setiap baris berisi kira-kira
⅓ isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali
secara merata.

Perhatikan!
Jika pemadatannya dilakukan dengan menggunakan Vibrator penggetar, baik itu
internal vibrator atau meja getar. Pengisian adukan beton kedalam cetakan
dilakukan sekaligus. Penggetaran dihentikan apabila permukaan adukan beton
nampak mengkilap oleh air semen dan udara tidak ada yang keluar dari adukan
beton.
c) Ratakan permukaan beton.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 166


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d) Biarkan beton dalam cetakan selama ± 24 jam dan letakkan pada tempat yang
bebas getaran serta ditutup oleh bahan yang kedap air.
e) Setelah 24 jam bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.

f) Rendam benda uji dalam bak yang berisi air agar proses pemotongan (curing)
beton berlangsung dengan baik. Maka perendaman ini dilakukan sampain batas
waktu pengujian kuat tekan.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 167


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

4.2 Penekanan Benda Uji


a) Ambil benda uji dari bak perendaman dan lap menggunakan lap lembab.
b) Tentukan berat dan ukuran benda uji.

Perhatikan !
Jika benda ujinya berbentuk silinder, sebelujm benda uji tersebut ditekan harus
diberi lapisan mortar/semen/belerang dipermukaan atas dan bawah setebal 4 mm
untuk meratakan permukaan bidang tekan.
c) Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 168


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

d) Jalankan mesin dengan penambahan beban terutama berkisar antara 2 kg/cm2 per
detik sampai 4 kg/cm2 per detik.
e) Pembebanan ini dilakukan sampai batas maksimum dan catat hasilnya.
f) Hitung kuat tekan dan benda uji tersebut.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 169


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

V. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Perbandingan Kekuatan Beton Pada Berbagai Umur
(PBI TABEL TABEL 4.1.4)
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365
Semen Portland Biasa 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35

Semen Portland dengan 0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20
kekuatan awal tinggi

Perbandingan Kekuatan Beton Pada Berbagai Benda Uji


(PBI TABEL 4.1.3)
BENDA UJI PERBANDINGAN KEKUATAN BETON
KUBUS 15x15x15 cm 1,00
KUBUS 20x20x20 cm 0,95
Silinder d = 15 cm, t = 20 cm 0,83

Mutu Pelaksanaan diukur dengan Deviasi Standar


(PBI TABEL 4.5.1)
ISI PEKERJAAN DEVIASI STANDAR, S ( kg/cm2)
Sebutan Jumlah beton m3 Baik sekali Baik Dapat diterima
Kecil < 1000 45 < S ≤ 55 55 < S ≤ 65 65 < S ≤ 85
Sedang 1000 - 3000 35 < S ≤ 45 45 < S ≤ 55 55 < S ≤ 75
Besar > 3000 25 < S ≤ 35 35 < S ≤ 45 45 < S ≤ 55

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 170


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Hari Ke-7

Jenis No Add 1 No Add 2 Add 1 Add 2


Tanggal buat 05/10/2018 05/10/2018 05/10/2018 05/10/2018
Tinggi (mm) 300 300 300 300
Diameter (mm) 150 150 150 150
Berat (kg) 12,081 12,083 12,338 12,542
BJ (kg/m³) 2,427 2,427 2,427 2,427
Beban maks (kN) 195 215 325 410
Kuat tekan (MPa) 11,035 12,167 18,391 23,201

A (mm²) 17671,459 17671,459 17671,459 17671,459


Rata-rata 11,601 20,796

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 171


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

𝑃
 Kuat Tekan No Add 1 = 𝐴

950000
= 17671,459

= 11,035 MPa
𝑃
 Kuat Tekan No Add 2 = 𝐴

215000
= 17671,459

= 12,167 Mpa
𝑃
 Kuat Tekan Add 1 =𝐴

325000
= 17671,459

= 18,391 Mpa
𝑃
 Kuat Tekan Add 2 =𝐴

410000
= 17671,459

= 23,201 MPa

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 172


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Hari Ke-14

Jenis No Add 1 No Add 2 Add 1 Add 2


Tanggal buat 05/10/2018 05/10/2018 05/10/2018 05/10/2018
Tinggi (mm) 300 300 300 300
Diameter (mm) 150 150 150 150
Berat (kg) 12,054 12,138 12,369 12,289
BJ (kg/m³) 2,427 2,427 2,427 2,427
Beban maks (kN) 265 295 355 465
Kuat tekan (MPa) 14,996 11,035 20,089 26,314

A (mm²) 17671,459 17671,459 17671,459 17671,459


Rata-rata 13,016 23,202

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 173


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

𝑃
 Kuat Tekan No Add 1 = 𝐴

265000
= 17671,459

= 14,996 MPa
𝑃
 Kuat Tekan No Add 2 = 𝐴

195000
= 17671,459

= 11,035 Mpa
𝑃
 Kuat Tekan Add 1 =𝐴

355000
= 17671,459

= 20,089 Mpa
𝑃
 Kuat Tekan Add 2 =𝐴

465000
= 17671,459

= 26,314 MPa

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 174


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Hari Ke-28

Jenis No Add 1 No Add 2 Add 1 Add 2


Tanggal buat 05/10/2018 05/10/2018 05/10/2018 05/10/2018
Tinggi (mm) 300 300 300 300
Diameter (mm) 150 150 150 150
Berat (kg) 12,112 12,356 12,167 12,221
BJ (kg/m³) 2,427 2,427 2,427 2,427
Beban maks (kN) 270 220 495 345
Kuat tekan (MPa) 15,279 12,449 28,011 19,523

A (mm²) 17671,459 17671,459 17671,459 17671,459


Rata-rata 13,864 23,767

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 175


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

𝑃
 Kuat Tekan No Add 1 = 𝐴

270000
= 17671,459

= 15,279 MPa
𝑃
 Kuat Tekan No Add 2 = 𝐴

220000
= 17671,459

= 12,449 Mpa
𝑃
 Kuat Tekan Add 1 =𝐴

495000
= 17671,459

= 28,011 Mpa
𝑃
 Kuat Tekan Add 2 =𝐴

345000
= 17671,459

= 19,523 Mpa

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 176


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Pembahasan
Kuat tekan beton merupakan suatu hal yang sangat penting dalam beton keras
dikarenakan hal tersebut dapat mengidentifikasikan mutu darii sebuah bangunan.
Pnegujian kuat tekan beton ini sebelumnya telah dilakukan perencanaan (mix design),
lalu beton dicetak dan direndam. Lalu dilakukan uji kuat tekan beton.
Kekuatan beban beton yang tidak sesuai dengan perencanaan disebabkan oleh
penambahan air semen untuk memperbesar factor air semen (FAS). Campuran yang
terlalu cair juga menyebabkan mutu beton menjadi rendah.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton, maka didapatkan kesimpulan bahwa
Beton yang tidak menggunakan bahan tambah berumur 7 hari memiliki kekuatan tekan
rata-rata sebesar 11,601 MPa, sedangkan beton yang menggunakan bahan tambah
berumur 7 hari memiliki kekuatan tekan rata-rata sebesar 20,796. Beton yang tidak
menggunakan bahan tambah berumur 14 hari memiliki kekuatan tekan rata-rata sebesar
13,016 MPa, sedangkan beton yang menggunakan bahan tambah berumur 14 hari
memiliki kekuatan tekan rata-rata sebesar 23,202 MPa. Beton yang tidak menggunakan
bahan tambah berumur 28 hari memiliki kekuatan tekan rata-rata sebesar 13,864 MPa,
sedangkan beton yang menggunakan bahan tambah berumur 28 hari memiliki kekuatan
rata-rata sebesar 23,767 MPa.

VIII. Referensi
- ASTMC 125, Terminology yang berhubungan dengan campuran beton dan beton.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (1987), Teknlogi Bahan 2 Bandung.
- Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Pengujian Bahan Bandung.
- SNI 03-1974-1990-Metode Pengujian kuat tekan beton.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 177


061730100004 / 3 SA
LAB. UJI BAHAN I
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah dilaksanakannya beberapa pengujian-pengujian dapat disimpulkan bahwa
ada pengujian-pengujian yang tidak memenuhi standar ketentuan. Akan tetapi ada juga
pengujian-pengujian yang telah memenuhi standar yang menjadi acuan pelaksanaan.
Pengujian dilakukan dengan mengacu pada beberapa standar acuan normatif seperti SNI,
ASTM, dan PBI. Kesalahan-kesalahan pada pengujian yang dilakukan dapat
menyebabkan pengujian tidak memenuhi standar. Kesalahan yang terjadi biasanya
dikarenakan kekeliruan dalam pengambilan contoh benda uji atau agregatnya ataupun
faktor eksternal, dalam hal ini suhu ruangan.

3.2 Saran
Dalam pelaksanaan pengujian-pengujian di Laboratorium Uji Bahan 1 disarankan
untuk perlunya memahami teori-teori dari suatu pengujian, begitu pula prosedur
pelaksanaannya. Jika kurang paham, sebaiknya meminta penjelasan kepada dosen
pengampu atau pun instruktur. Hal ini dikarenakan agar memperkecil tingkat kesalahan
pada saat pengujian. Konsentrasi yang penuh juga harus ditingkatkan dan kekompakan
teamwork sangat diperlukan agar pengujian dapat cepat dilaksanakan.

CHELIEN KURNIAH ARFATRIAN 178


061730100004 / 3 SA

Anda mungkin juga menyukai