KELOMPOK II
JOB IV
A. REFERENSI
Referensi yang digunakan dalam pengujian kuat tekan dengan alat palu beton
(HammerTest) adalah sebagai berikut:
1. SNI 03-4430-1997. Metoda uji Elemen Beton dengan Palu Beton tipe N & NR
B. TUJUAN
Tujuan dari pengujian ini adalah dapat “memperkirakan” besarnya nilai kuat tekan
beton pada suatu elemen struktur, yang diukur atas dasar besarnya pantulan suatu alat
(Hammer) terhadap permukaan beton yang diuji serta dapat melakukan pengujian
kuat tekan beton dengan palu beton (Hammer Test).
C. DASAR TEORI
Pengujian beton keras dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Cara Merusak (Destructive Test /DT) • Core Drill Metoda core drill adalah
suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel
yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian seperti Kuat tekan, Karbonasi dan Pullout test.
2. Cara Tidak Merusak (Non Destructive Test) Secara umum hasil uji dengan cara
tidak merusak, hanya untuk memberikan indikasi (ratarata) dari kekuatan tekan
beton yang bersangkutan, apakah cukup baik atau tidak memenuhi syarat. Untuk
itu harus dilakukan kesepakatan bersama antara pihak yang bersangkutan.
Metode pengujian non destruktif terdiri atas : • Pundit • Hammer Test Salah satu
cara yang umum dilakukan untuk mengetahui sisa kekuatan tekan beton dengan tidak
merusak elemen struktur adalah dengan menggunakan alat palu beton. Alat penguji
ini dikenal dengan nama Hammer Test. Disamping itu dengan menggunakan metode
ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya
yang murah. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton
pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini
sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang
singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton,
misalnya keberadaan partikel batu pada bagianbagian tertentu dekat permukaan. Oleh
karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran disekitar setiap lokasi
pengukuran, yang hasilnya kemudian dirataratakan.
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact (tumbukan) pada
permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan
menggunakan energi dengan besaran tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa
tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat
memberikan indikasi kekerasan dari benda uji tersebut.
Cara uji menggunakan alat Hammer Test ini mempunyai keuntungan dan kerugian,
yaitu :
a. Keuntungan
b. Kerugian
4. Tempat (titik) yang akan dipukul, harus rata dan tidak terkena butir
agregat ataupun rongga. Konstruksi atau beton yang diuji dengan
menggunakan alat ini dianggap memenuhi syarat, bila hasil evaluasinya
mencapai angka minimum 80% dari kuat tekan karakteristik (fc) yang
direncanakan (PBI 71).
Suatu masa baja yang diberi muatan energi kinetik yang bersumber dari energi
potensial pegas melalui sistem tekanan dengan cara menekan sebuah torak (plunger)
secara perlahan-lahan/sedikit demi sedikit pada permukaan beton. Setelah
mencapai batas tertentu, masa baja tersebut dilepas atau dipukulkan pada
permukaan beton, sehingga torak sebagai pemukul tertekan pada permukaan beton.
Akibat pukulan tersebut, maka masa baja tersebut akan memantul kembali, besarnya
pantulan inilah yang menjadi suatu ukuran dari kekerasan permukaan beton yang
sedang diuji yang ditunjukan oleh sebuah jarum penunjuk yang dapat bergerak pada
sebuah skala linier. Besarnya pantulan dari masa baja tersebut sangat dipengaruhi
oleh sudut penekanan terhadap permukaan beton yang diuji. Hal ini dikarenakan
energi pukulan yang terjadi akan tidak sama/berubah, sehinggga pembacaan
pantulan yang terjadi harus dikoreksi.
Sebelum digunakan, alat Hammer Test harus dikalibrasi terlebih dahulu. Dimana
fungsi dari kalibrasi tersebut adalah untuk mencari nilai angka koreksi dari suatu alat
agar alat tersebut menjadi Standard.
Keterangan:
n = Jumlah pukulan
Catatan :
Rumus kuat tekan beton rata-rata yang digunakan adalah rumus geometrik mean dan
rumus deviasi yang digunakan adalah average deviation.
Elemen struktur beton yang akan di uji di lapangan (Misalnya : Kolom, Balok,dan
Plat).
E. LANGKAH KERJA
9. Setelah alat dikalibrasi, tentukan/pilih beberapa titik (N) pada permukaan beton
yang akan diuji, dengan jarak antar tembakan satu dengan yang lain 5 cm.
10. Pada permukaan beton yang diuji dibuat suatu bidang uji titik uji yang dapat
memberikan minimal 10 kali pukulan (r)
11. Untuk setiap titik uji diperoleh minimal 10 angka rebound (r) pada pembacaan
skala dari setiap pukulan hammer test.
12. Dari angka-angka skala tersebut diambil nilai rata-rata (R) Catatan : Bila salah
satu pukulan menghasilkan nilai atau skala yang berselisih 4 terhadap nilai rata-
rata (R) , maka pukulan yang bersangkutan harus diulang pada titik pukulan
didekatnya atau dibuang/ tidak dipakai.
13. Semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih nilai
pembacaan yang berselisih lebih dari 4 satuan terhadap nilai rata- ratanya, lalu
dirata-ratakan kembai untuk mendapatakan R (mean) koreksi.
14. Dari hasil rata-rata R (mean) koreksi kemudian dikalikan dengan angka
kalibrasi alat (AK),
15. Dengan menggunakan nilai r yang dimasukkan dalam grafik maka dapat
diperoleh nilai mean error (∆)
16. Mencari nilai r maks dengan menambahkan r dan mean error dan r min dengan
mengurangkan r dan mean error.
17. Masukkan nilai r maks dan r min kedalam grafik maka diperoleh nilai fc maks
(Mpa) dan fc min (Mpa).
19. Hitung kuat tekan beton karakteristik sesuai dengan tingkat keyakinan (hitung
80% x fc)
= 75/70,76 = 1,060
Alat
Alat Kalibrasi
H.
Mengkalibrasi alat hammer test Melakukan pengujian dengan cara
dengan tumbukan sebanyak 10x menghentakkan plunger (kepala
dengan sudut 90 derajat hammer) ke arah 00 dan 900
DOKUMENTASI