M–V
TRIAXIAL BATUAN
5.1 Tujuan
Pada pengujian triaksial kali ini ada beberapa tujuan, diantaranya:
1. Dapat menentukan kekuatan batuan pada pembebanan triaksial.
2. Dapat menentukan parameter kekuatan batuan.
3. Untuk mendapatkan nilai kohesi (C), kuat geser dan sudut geser dalam.
MV-1
MV-2
MV-2
MV-3
Sumber: slideus.org
Gambar 5.3
Pengujian Triaxial
MV-3
MV-4
MV-4
MV-5
3. Rubber jacket
4. Bearing plate
6. Dial gauge
MV-5
MV-6
Sumber: www.indiamart.com
Foto 5.6
Dial gauge
7. Trixial cell
5.4 Prosedur
Pada praktikum geomekanika yang membahas tentang trixial batuan.
Sebelum melakukan pengujian, ada prosedur yang harus dilakukan terlebih
dahulu, diantaranya:
1. Siapkan sampel batuan terlebih dahulu dengan ukuran standar ISRM.
2. Selanjutnya, masukkan sampel kedalam rubber jacket yang bertujuan
untuk mencegah masuknya fluida pemapatan kedalam sampel batuan.
Tujuan dimasukkan sampel ke dalam silinder besi untuk menahan
tegangan pemapatan yang diberikan kepada sampel.
MV-6
MV-7
3. Lalu, masukkan fluida (air atau oli) diantara rubber jacket dengan silinder
besi untuk memberikan tekanan pemapatan (σ3). Kemudian, tutup oleh plat
dan dipasangkan di mesin uji triaksial.
4. Letakkan sampel diantara plat baja dan diatur agar tepat dengan plat form
penekan alat, kemudian mesin dinyalakan sehingga sampel berada
ditengah – tengah plat baja. Perhatikan spesimen telah menyentuh plat
baja tersebut.
5. Usahakan tegangan konstan saat melakukan pengujian.
6. Skala pengukuran beban harus ditetapkan pada keadaan netral (nol).
7. Baca jarum penunjuk pembebanan pada axial dial gauge setiap kenaikkan
beban 250 kg dan juga catat hasil pengukuran.
8. Pembebanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga sampel pecah.
9. Pembebanan dihentikan setelah sampel mengalami pecah dan hasilnya
dibuat sketsa bentuk pecah dan juga cata sudut pecahnya.
5.5 Rumus
Rumus yang digunakan pada pengujian triaksial batuan, diantaranya:
1. Regangan Axial
∆𝐿
𝜀a = .........................................................(5.1)
𝐿𝑜
MV-7
MV-8
2. Tegangan Axial
𝜎1 = m + 𝜎3 ...................................................(5.2)
3. Tegangan Diameteral
𝑚𝑛+𝑚𝑛−1
𝜎1 - 𝜎3 = .............................................(5.3)
𝐴𝑜
4. Tegangan Normal
𝜎1+ 𝜎3 max
𝜎n = .................................................(5.4)
2
5. Tegangan Geser
𝜏 = 𝐶 + 𝜎n tan ∅ .................................................(5.5)
Keterangan: 𝜀a = Regangan aksial
MV-8
MV-9
MV-9
MV-10
MV-10
MV-11
Tinggi = 10, 17 cm
1
Luas = . 𝜋 . d2
4
1 22
. . (5,293)2
4 7
= 22,0124 cm2
a) Regangan Axial
∆𝐿
𝜀a = x 0,01
𝐿𝑜
0
𝜀0 = x 0, 01
10,32
=0
114
𝜀 252 = x 0, 01
10,32
= 0,1104
210
𝜀 513 = x 0, 01
10,32
= 0,2034
0235
𝜀 750 = x 0, 01
10,32
= 0,022771
248
𝜀 1007 = x 0, 01
10,32
= 0,024031
0
𝜀 1278 = x 0, 01
10,32
= 0,024709
b) Tegangan Axial
𝜎 1 = 𝜎 3 + ( 𝜎 1 - 𝜎 3)
𝜎0 = (10 x 0, 1) + 0
=1+0
= 1 Mpa
MV-11
MV-12
= 0,114481 Mpa
513+252
𝜎1 - 𝜎3 513 =
2201,245
= 0,347531 Mpa
0+0
𝜎1 - 𝜎3 750 =
2201,245
= 0,573766 Mpa
0+0
𝜎1 - 𝜎3 1007 =
2201,245
= 0, 798185 Mpa
0+0
𝜎1 - 𝜎3 1278 =
2201,245
= 1,038049 Mpa
0+0
𝜎1 - 𝜎3 1507 =
2201,245
= 1,265193 Mpa
MV-12
MV-13
d) Tegangan Normal
𝜎1+ 𝜎3 max
𝜎n =
2
(10 𝑥 0,1)+ 4,883145
𝜎0 =
2
= 2,941573 Mpa
2. LT / TRI – 2 / Shift I / Kel 2 / 2018
Diameter = 5,2 cm
Tinggi = 10, 17 cm
1
Luas = . 𝜋 . d2
4
1 22
. . (5, 12)2
4 7
= 21, 245 cm2
a) Regangan Axial
∆𝐿
𝜀a =
𝐿𝑜
0
𝜀0 = x 0, 01
101,7
=0
165
𝜀 221 = x 0, 01
101,7
= 0,016224
440
𝜀 358 = x 0, 01
101,7
= 0,043264
560
𝜀 837 = x 0, 01
101,7
= 0,055063
588
𝜀 1262 = x 0, 01
101,7
= 0,055063
0595
𝜀 1599 = x 0, 01
101,7
= 0,058505
MV-13
MV-14
b) Tegangan Axial
𝜎 1 = 𝜎 3 + ( 𝜎 1 - 𝜎 3)
𝜎0 = (20 x 0, 1) + 0
=2+0
= 2 Mpa
𝜎221 = (20 x 0, 1) + 0,104024
= 2 + 0,104024
= 2,104024 Mpa
=0 Mpa
221+0
𝜎1 - 𝜎3 221 =
2124,5
= 0,10402 Mpa
358 +221
𝜎1 - 𝜎3 358 =
2124,5
= 0,272535 Mpa
MV-14
MV-15
837+358
𝜎1 - 𝜎3 837 =
2124,5
= 0, 562485 Mpa
1262+837
𝜎1 - 𝜎3 1262 =
2124,5
= 0,987997 Mpa
1599+1262
𝜎1 - 𝜎3 1599 =
2124,5
= 1,34667 Mpa
d) Tegangan Normal
𝜎1+ 𝜎3 max
𝜎n =
2
(20 𝑥 0,1)+ 5,135797
𝜎0 =
2
= 3,567899 Mpa
3. LT / TRI – G3 / Shift I / Kel 2 / 2018
Diameter = 5,34 cm
Tinggi = 10,53 cm
1
Luas = . 𝜋 . d2
4
1 22
. . (5,34)2
4 7
= 22, 405 cm2
a) Regangan Axial
∆𝐿
𝜀a =
𝐿𝑜
0
𝜀0 = x 0, 01
105,3
=0
93
𝜀 266 = x 0, 01
105,3
= 0,008831
136
𝜀 520 = x 0, 01
105,3
= 0,012915
MV-15
MV-16
177
𝜀 764 = x 0, 01
105,3
= 0,016809
588
𝜀 1047 = x 0, 01
105,3
= 0,021367
235
𝜀 1334 = x 0, 01
105,3
= 0,022317
b) Tegangan Axial
𝜎 1 = 𝜎 3 + ( 𝜎 1 - 𝜎 3)
𝜎0 = (30 x 0, 1) + 0
=3+0
= 3 Mpa
𝜎266 = (30 x 0, 1) + 0,118723
= 3 + 0,118723
= 3,118723Mpa
MV-16
MV-17
266 + 0
𝜎1 - 𝜎3 266 =
2240,5
= 0,18723 Mpa
520+266
𝜎1 - 𝜎3 520 =
2240,5
= 0,350815 Mpa
764 +520
𝜎1 - 𝜎3 764 =
2240,5
= 0,573086 Mpa
1047+764
𝜎1 - 𝜎3 1047 =
2240,5
= 0, 808302Mpa
1334+1047
𝜎1 - 𝜎3 1334 =
2240,5
= 1,062709 Mpa
1670+1334
𝜎1 - 𝜎3 1670 =
2240,5
= 1,340772 Mpa
d) Tegangan Normal
𝜎1+ 𝜎3 max
𝜎n =
2
(30 𝑥 0,1)+ 6,196831
𝜎0 =
2
= 4,598416 Mpa
MV-17
MV-18
5.8 Analisa
Pada praktikum geomekanika yang membahas tentang triaxial batuan
memiliki tahapan yang sedikit rumit dalam melakukan pengujiannya. Adapun
kendala saat melakukan pengujian, seperti saat melakukan pengisian fluida cair
(oli) diantara rubber jacket dan silinder besi, takaran yang berlebihan maupun
kekurangan saat memengaruhi proses pengujian. Pada pengujian ini
menggunakan oli dibandingkan air, dikarenakan oli memiliki viskositas yang tinggi,
sehingga tekanan yang diberikan oleh alat tidak terlalu besar. Sedangkan pada air
memiliki viskositas yang rendah, sehingga tekanan yang diberikan akan sangat
besar.
Pada pengujian jika didapati sampel saat ditekan mudah cepat, maka
kedua ujung sampel memiliki permukaan yang tidak rata, sehingga distribusi gaya
yang diberikan memusat pada satu titik saja. Oleh karena itu sampel akan mudah
hancur, pada permukaan yang tidak rata.
5.9 Kesimpulan
Pada dasarnya uji triaksial merupakan suatu proses untuk menentukan
sifat mekanik pada batuan yaitu saat batuan diberi tekanan pada kondisi
pembebanan triaksial. Pada kekuatan batuan sangat berguna untuk parameter
pembuatan lubang bukaan bawah tanah. Dari praktikum kali ini dapat diambil
kesimpulan, diantaranya:
1. Tujuan mengetahui kekuatan batuan, berhubungan dalam pembuatan
trowongan. Hal ini sangat penting agar trowongan yang dibangun tidak
roboh.
2. Dalam dunia pertambangan sangat berguna untuk metoda penambangan
bawah tanah (underground mining), kekuatan batuan sangat penting
sebagai parameter utama pembuatan lubang bukaan (shaft).
3. Setiap batuan yang diuji memiliki karakteristik yang berbeda, hal ini untuk
menjadi kan pembanding antara batuan dengan kekuatan yang besar atau
sebaliknya.
MV-18
MV-19
DAFTAR PUSTAKA
MV-19
MV-20
LAMPIRAN
MV-20
MV-21
MV-21