Anda di halaman 1dari 21

MV-1

M–V
TRIAXIAL BATUAN

5.1 Tujuan
Pada pengujian triaksial kali ini ada beberapa tujuan, diantaranya:
1. Dapat menentukan kekuatan batuan pada pembebanan triaksial.
2. Dapat menentukan parameter kekuatan batuan.
3. Untuk mendapatkan nilai kohesi (C), kuat geser dan sudut geser dalam.

5.2 Landasan Teori


Uji triaksial merupakan suatu proses untuk menentukan sifat mekanik pada
batuan yaitu saat batuan diberi tekanan pada kondisi pembebanan triaksial. Pada
kekuatan batuan sangat berguna untuk parameter pembuatan lubang bukaan
bawah tanah. Adapun hasil pengujian dari uji triaksial ini dan juga ada beberapa
parameter kekuatan batuan, diantaranya:
1. Strenght envelope (Kurva intristik)
2. 𝜏 – Shear strength (Kuat geser)
3. Kohesi (C)
4. Tegangan Normal (𝜎n)
5. Sudut geser dalam (∅)

Sumber: Joetomo, 2013


Gambar 5.1
Lingkaran Mohr

MV-1
MV-2

Pada pengujian ini memiliki tujuan utama, yaitu untuk menentukan


kekuatan dalam mekanika batuan dengan tekanan triaksial. Biasanya pada
pengujian ini menggunakan beberapa sampel yang diberi tegangan pemapatan.
Namun sampel yang digunakan pada proses ini berbentuk silinder, pengujian yang
dilakukan sama dengan kuat tekan. Pengujian ini memiliki parameter yang harus
diperhatikan.
Ada juga pengujian untuk mengetahui sifat mekanik suatu batuan uji
triaksial konvensional. Uji triaksial konvensional merupakan pengujian yang harus
memiliki jumlah sampel batuan yang banyak. Sehingga pengujian ini jarang
dilakukan oleh beberapa laboratorium. Pada pengujian ini sampel yang harus
digunakan minimal lima sampel batuan. Waktu nya cukup lama saat melakukan
proses ini, selain itu juga biaya yang dikeluarkannya pun banyak.

Sumber: Joetomo, 2013


Gambar 5.2
Uji Triaksial (Geser)
Alat uji triaksial merupakan alat uji tekan yang dikembangkan pada tahun
1911 oleh Von Karman. Fluida dialirkan menggunakan pompa hidraulik dan juga
pompa ini haru dijaga dalam keadaan konstan. Pada dasarnya beban aksial
merupakan instrumen utama untuk mengendalikan uji ini. Namun seiring dengan
perkembangan jaman, biasanya uji ini dapat dikontrol melalui komputer. Pada
dasarnya pengujian triaksial dibagi menjadi tiga macam, diantaranya:
1. Unconsolidated – Undrained Test (UU test)
Uji ini biasa dilakukan pada sampel tanah dan juga tidak diperbolehkan
untuk perubahan air dalam sampel tanah.

MV-2
MV-3

2. Consolidated – Undrained Test (CU test)


Pada uji ini dilakukan tegangan normal dan pada proses ini air dapat
digunakanpada sampel tanah.
3. Consolidated – Drained Test (CD test)
Pada proses ini air dapat dialrikan pada sampel, seperti pada pengujian
yang diatas.
Percobaan ini mencakup uji kuat geser untuk tanah berbentuk silinder.
Pada pengujian ini menggunakan alat konvensional dengan alat kondisi tanah. Uji
triaksial UU adalah uji kompresi triaksial yang tidak terkonsolidasi oleh air.
Terdapat pori dan tidak dapat teraliri dengan baik.
Adapun garis keruntuhan adalah sebuah kurva yang memotong lingkaran
– lingkaran mohr pada kondisi keruntuhan pada sampel yang memiliki tegangan –
tegangan yang berbeda. Bidang keruntuhan merupakan bidang dimana kuat geser
dari tanah berhubungan dengan kondisi runtuhan. Sudut geser dalam merupakan
komponen kuat geser pada tanah. Adapun beberapa aplikasi triaksial batuan
dalam dunia pertambangan, bertujuan untuk membuat lubang bukaan dan
terowongan. Terdapat beberapa parameter yang menunjukan kekuatan,
diantaranya nilai tegangan puncak pada sebuah batuan dan kurva selubung
kekuatan pada batuan, dimana akan didapatkan sudut geser dalam, kuat geser
batuan dan kohesi.

Sumber: slideus.org
Gambar 5.3
Pengujian Triaxial

MV-3
MV-4

Adajuga hal yang memengaruhi pada hasil uji triaksial, diantaranya:


1. Tekanan Pori
2. Tekanan Pemampatan
3. Temperatur
4. Laju Deformasi
5. Anisotropik
6. Bentuk dan dimensi conto batuan

5.3 Alat dan Bahan


5.3.1 Alat
Pada praktikum kali ini terdapat alat yang digunakan dalam pengujian kali
ini yang bertujuan agar proses pengujian berlangsung secara maksimal. Dibawah
ini merupakan beberapa contoh alat yang digunakan saat praktikum dilakukan,
diantaranya:
1. Mesin uji triaksial

Sumber: Hasil kegiatan praktikum PBG kelompok 2


Foto 5.1
Mesin Uji Triaksial

2. Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm

Sumber: Hasil kegiatan praktikum PBG kelompok 2


Foto 5.2
Jangka Sorong

MV-4
MV-5

3. Rubber jacket

Sumber: Hasil kegiatan praktikum PBG kelompok 2


Foto 5.3
Rubber jacket

4. Bearing plate

Sumber: Hasil kegiatan praktikum PBG kelompok 2


Foto 5.4
Bearing Plate
5. Pompa pembeban hidrolik

Sumber: Hasil kegiatan praktikum PBG kelompok 2


Foto 5.5
Pompa Pembebanan Hidrolik

6. Dial gauge

MV-5
MV-6

Sumber: www.indiamart.com
Foto 5.6
Dial gauge
7. Trixial cell

Sumber: Hasil kegiatan praktikum PBG kelompok 2


Foto 5.7
Trixial Cell
5.3.2 Bahan
Pada praktikum geomekanika yang membahas tentang pengujian triaksial
pada batuan, digunakan bahan atau sampel berupa tiga buah spesimen dengan
tinggi 2 – 2,5 kali diameter. Spesimen ini biasanya berupa campuran semen dan
pasir.

5.4 Prosedur
Pada praktikum geomekanika yang membahas tentang trixial batuan.
Sebelum melakukan pengujian, ada prosedur yang harus dilakukan terlebih
dahulu, diantaranya:
1. Siapkan sampel batuan terlebih dahulu dengan ukuran standar ISRM.
2. Selanjutnya, masukkan sampel kedalam rubber jacket yang bertujuan
untuk mencegah masuknya fluida pemapatan kedalam sampel batuan.
Tujuan dimasukkan sampel ke dalam silinder besi untuk menahan
tegangan pemapatan yang diberikan kepada sampel.

MV-6
MV-7

3. Lalu, masukkan fluida (air atau oli) diantara rubber jacket dengan silinder
besi untuk memberikan tekanan pemapatan (σ3). Kemudian, tutup oleh plat
dan dipasangkan di mesin uji triaksial.
4. Letakkan sampel diantara plat baja dan diatur agar tepat dengan plat form
penekan alat, kemudian mesin dinyalakan sehingga sampel berada
ditengah – tengah plat baja. Perhatikan spesimen telah menyentuh plat
baja tersebut.
5. Usahakan tegangan konstan saat melakukan pengujian.
6. Skala pengukuran beban harus ditetapkan pada keadaan netral (nol).
7. Baca jarum penunjuk pembebanan pada axial dial gauge setiap kenaikkan
beban 250 kg dan juga catat hasil pengukuran.
8. Pembebanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga sampel pecah.
9. Pembebanan dihentikan setelah sampel mengalami pecah dan hasilnya
dibuat sketsa bentuk pecah dan juga cata sudut pecahnya.

Sumber: data hasil praktikum GEOMEK, kelompok

5.5 Rumus
Rumus yang digunakan pada pengujian triaksial batuan, diantaranya:
1. Regangan Axial
∆𝐿
𝜀a = .........................................................(5.1)
𝐿𝑜

MV-7
MV-8

2. Tegangan Axial
𝜎1 = m + 𝜎3 ...................................................(5.2)
3. Tegangan Diameteral
𝑚𝑛+𝑚𝑛−1
𝜎1 - 𝜎3 = .............................................(5.3)
𝐴𝑜
4. Tegangan Normal
𝜎1+ 𝜎3 max
𝜎n = .................................................(5.4)
2
5. Tegangan Geser
𝜏 = 𝐶 + 𝜎n tan ∅ .................................................(5.5)
Keterangan: 𝜀a = Regangan aksial

∆𝐿 = Perpendekan aksial (cm)


Lo = Tinggi awal (cm)
m = Beban (kg)
𝜎1 = Tegangan Axial (Mpa)

𝜎3 = Tegangan samping (Mpa)

𝜎1 - 𝜎3 = Tegangan Diameteral (Mpa)


Ao = Luas sampel (cm2)
𝜎n = Tegangan Normal (Mpa)

𝜏 = Tegangan geser (Mpa)


C = Kohesi
∅ = Sudut geser dalam

5.6 Hasil Pengamatan


Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil pengamatan dari proses
pengujian, diantaranya:
Table 5.1
Data Triaxial test
Time Load σ3 ∆L Diameteral Strain ( σ1 - σ3 )
0 0 10 0 0
0.5 252 10 114 0.1144806544
1 513 10 210 0.347530558
1.5 750 10 235 0.573766137

MV-8
MV-9

2 1007 10 248 0.7981845627


2.5 1278 10 255 1.038048791
3 1507 10 259 1.265192947
3.5 1783 10 262 1.494608544
4 2021 10 264 1.728112736
4.5 2250 10 266 1.940265377
5 2520 10 270 2.166955244
5.5 2834 10 277 2.432259618
6 3026 10 283 2.662129503
6.5 3309 10 288 2.877916451
7 3555 10 294 3.118234968
7.5 3789 10 300 3.336293357
8 4058 10 305 3.564800377
8.5 4282 10 311 3.788764515
9 4508 10 319 3.993194255
9.5 4837 10 329 4.245324268
10 5020 10 338 4.477919883
10.5 5296 10 372 4.686438218
11 5453 10 430 4.883145056
Sumber: data hasil praktikum GEOMEK, kelompok 2
Table 5.2
Data Triaxial test
σ1 σn axial strain
1 2.9415725 0
1.114480654 2.9415725 0.01104651163
1.347530558 2.9415725 0.02034883721
1.573766137 2.9415725 0.02277131783
1.798184563 2.9415725 0.02403100775
2.038048791 2.9415725 0.02470930233
2.265192947 2.9415725 0.02509689922
2.494608544 2.9415725 0.0253875969
2.728112736 2.9415725 0.02558139535
2.940265377 2.9415725 0.0257751938
3.166955244 2.9415725 0.0261627907
3.432259618 2.9415725 0.02684108527
3.662129503 2.9415725 0.02742248062
3.877916451 2.9415725 0.02790697674
4.118234968 2.9415725 0.02848837209
4.336293357 2.9415725 0.02906976744
4.564800377 2.9415725 0.02955426357
4.788764515 2.9415725 0.03013565891

MV-9
MV-10

4.993194255 2.9415725 0.03091085271


5.245324268 2.9415725 0.03187984496
5.477919883 2.9415725 0.03275193798
5.686438218 2.9415725 0.03604651163
5.883145056 2.9415725 0.04166666667
Sumber: data hasil praktikum GEOMEK, kelompok 2
Table 5.2
Data Triaxial test
diameter length area
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
5 103.2 2201.245279
Sumber: data hasil praktikum GEOMEK, kelompok 2

5.7 Pengolahan Data


Pada praktikum kali ini terdapat beberapa pengolahan data yang dilakukan
dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan dan bertujuan untuk
mengetahui beberapa parameter dari suatu batuan. Dibawah ini merupakan hasil
dari pengolahan data, diantaranya:
1. LT / TRI – G1 / Shift I / Kel 2 / 2018
Diameter = 5,293 cm

MV-10
MV-11

Tinggi = 10, 17 cm
1
Luas = . 𝜋 . d2
4
1 22
. . (5,293)2
4 7
= 22,0124 cm2
a) Regangan Axial
∆𝐿
𝜀a = x 0,01
𝐿𝑜
0
𝜀0 = x 0, 01
10,32
=0
114
𝜀 252 = x 0, 01
10,32
= 0,1104
210
𝜀 513 = x 0, 01
10,32
= 0,2034
0235
𝜀 750 = x 0, 01
10,32
= 0,022771
248
𝜀 1007 = x 0, 01
10,32
= 0,024031
0
𝜀 1278 = x 0, 01
10,32
= 0,024709
b) Tegangan Axial

𝜎 1 = 𝜎 3 + ( 𝜎 1 - 𝜎 3)
𝜎0 = (10 x 0, 1) + 0
=1+0
= 1 Mpa

𝜎252 = (10 x 0, 1) + 0,114481


= 1 + 0,114481
= 1,114481 Mpa

MV-11
MV-12

𝜎513 = (10x 0, 1) + 0,347531


= 1 + 0,347531
= 1,347531 Mpa

𝜎750 = (10 x 0, 1) + 0,573766


= 1 + 0,573766
= 1,0573766 Mpa

𝜎1007 = (10 x 0, 1) + 0,798185


= 1 + 0,798185
= 1,798185 Mpa
𝜎1278 = (10 x 0, 1) + 1,038049
= 1 + 1,038049
= 2,038049 Mpa
c) Tegangan Diameteral
𝑚𝑛+𝑚𝑛−1
𝜎1 - 𝜎3 =
𝐴𝑜
252+0
𝜎1 - 𝜎3 252 =
2201,245

= 0,114481 Mpa
513+252
𝜎1 - 𝜎3 513 =
2201,245

= 0,347531 Mpa
0+0
𝜎1 - 𝜎3 750 =
2201,245

= 0,573766 Mpa
0+0
𝜎1 - 𝜎3 1007 =
2201,245

= 0, 798185 Mpa
0+0
𝜎1 - 𝜎3 1278 =
2201,245

= 1,038049 Mpa
0+0
𝜎1 - 𝜎3 1507 =
2201,245

= 1,265193 Mpa

MV-12
MV-13

d) Tegangan Normal
𝜎1+ 𝜎3 max
𝜎n =
2
(10 𝑥 0,1)+ 4,883145
𝜎0 =
2
= 2,941573 Mpa
2. LT / TRI – 2 / Shift I / Kel 2 / 2018
Diameter = 5,2 cm
Tinggi = 10, 17 cm
1
Luas = . 𝜋 . d2
4
1 22
. . (5, 12)2
4 7
= 21, 245 cm2

a) Regangan Axial
∆𝐿
𝜀a =
𝐿𝑜
0
𝜀0 = x 0, 01
101,7
=0
165
𝜀 221 = x 0, 01
101,7
= 0,016224
440
𝜀 358 = x 0, 01
101,7
= 0,043264
560
𝜀 837 = x 0, 01
101,7
= 0,055063
588
𝜀 1262 = x 0, 01
101,7
= 0,055063
0595
𝜀 1599 = x 0, 01
101,7
= 0,058505

MV-13
MV-14

b) Tegangan Axial
𝜎 1 = 𝜎 3 + ( 𝜎 1 - 𝜎 3)
𝜎0 = (20 x 0, 1) + 0
=2+0
= 2 Mpa
𝜎221 = (20 x 0, 1) + 0,104024
= 2 + 0,104024
= 2,104024 Mpa

𝜎358 = (20x 0, 1) + 0,272535


= 2 + 0,272535
= 2,272535 Mpa
𝜎837 = (20 x 0, 1) + 0,562485
= 2 + 0,562485
= 2,562485 Mpa

𝜎1262 = (20 x 0, 1) + 0,987997


= 2 + 0,987997
= 2,987997 Mpa

𝜎1599 = (20 x 0, 1) + 1,34667


= 2 + 1,34667
= 3,34667 Mpa
c) Tegangan Diameteral
𝑚𝑛+𝑚𝑛−1
𝜎1 - 𝜎3 =
𝐴𝑜
0+0
𝜎1 - 𝜎3 0 =
2124,5

=0 Mpa
221+0
𝜎1 - 𝜎3 221 =
2124,5

= 0,10402 Mpa
358 +221
𝜎1 - 𝜎3 358 =
2124,5

= 0,272535 Mpa

MV-14
MV-15

837+358
𝜎1 - 𝜎3 837 =
2124,5

= 0, 562485 Mpa
1262+837
𝜎1 - 𝜎3 1262 =
2124,5

= 0,987997 Mpa
1599+1262
𝜎1 - 𝜎3 1599 =
2124,5

= 1,34667 Mpa
d) Tegangan Normal
𝜎1+ 𝜎3 max
𝜎n =
2
(20 𝑥 0,1)+ 5,135797
𝜎0 =
2
= 3,567899 Mpa
3. LT / TRI – G3 / Shift I / Kel 2 / 2018
Diameter = 5,34 cm
Tinggi = 10,53 cm
1
Luas = . 𝜋 . d2
4
1 22
. . (5,34)2
4 7
= 22, 405 cm2
a) Regangan Axial
∆𝐿
𝜀a =
𝐿𝑜
0
𝜀0 = x 0, 01
105,3
=0
93
𝜀 266 = x 0, 01
105,3
= 0,008831
136
𝜀 520 = x 0, 01
105,3
= 0,012915

MV-15
MV-16

177
𝜀 764 = x 0, 01
105,3
= 0,016809
588
𝜀 1047 = x 0, 01
105,3
= 0,021367
235
𝜀 1334 = x 0, 01
105,3
= 0,022317
b) Tegangan Axial

𝜎 1 = 𝜎 3 + ( 𝜎 1 - 𝜎 3)
𝜎0 = (30 x 0, 1) + 0
=3+0
= 3 Mpa
𝜎266 = (30 x 0, 1) + 0,118723
= 3 + 0,118723
= 3,118723Mpa

𝜎520 = (30x 0, 1) + 0,350815


= 3 + 0,350815
= 3,350815 Mpa

𝜎764 = (30 x 0, 1) + 0,573086


= 3 + 0,573086
= 3,573086Mpa
𝜎1047 = (30 x 0, 1) + 0,808302
= 3 + 0,808302
= 3,808302 Mpa
𝜎1334 = (30 x 0, 1) + 1,062709
= 3 + 1,062709
= 4,062709 Mpa
c) Tegangan Diameteral
𝑚𝑛+𝑚𝑛−1
𝜎1 - 𝜎3 =
𝐴𝑜

MV-16
MV-17

266 + 0
𝜎1 - 𝜎3 266 =
2240,5

= 0,18723 Mpa
520+266
𝜎1 - 𝜎3 520 =
2240,5

= 0,350815 Mpa
764 +520
𝜎1 - 𝜎3 764 =
2240,5

= 0,573086 Mpa
1047+764
𝜎1 - 𝜎3 1047 =
2240,5

= 0, 808302Mpa
1334+1047
𝜎1 - 𝜎3 1334 =
2240,5

= 1,062709 Mpa
1670+1334
𝜎1 - 𝜎3 1670 =
2240,5

= 1,340772 Mpa
d) Tegangan Normal
𝜎1+ 𝜎3 max
𝜎n =
2
(30 𝑥 0,1)+ 6,196831
𝜎0 =
2
= 4,598416 Mpa

Sumber: data hasil praktikum GEOMEK, kelompok 2


Gambar 5.3
Lingkaran Moh

MV-17
MV-18

5.8 Analisa
Pada praktikum geomekanika yang membahas tentang triaxial batuan
memiliki tahapan yang sedikit rumit dalam melakukan pengujiannya. Adapun
kendala saat melakukan pengujian, seperti saat melakukan pengisian fluida cair
(oli) diantara rubber jacket dan silinder besi, takaran yang berlebihan maupun
kekurangan saat memengaruhi proses pengujian. Pada pengujian ini
menggunakan oli dibandingkan air, dikarenakan oli memiliki viskositas yang tinggi,
sehingga tekanan yang diberikan oleh alat tidak terlalu besar. Sedangkan pada air
memiliki viskositas yang rendah, sehingga tekanan yang diberikan akan sangat
besar.
Pada pengujian jika didapati sampel saat ditekan mudah cepat, maka
kedua ujung sampel memiliki permukaan yang tidak rata, sehingga distribusi gaya
yang diberikan memusat pada satu titik saja. Oleh karena itu sampel akan mudah
hancur, pada permukaan yang tidak rata.

5.9 Kesimpulan
Pada dasarnya uji triaksial merupakan suatu proses untuk menentukan
sifat mekanik pada batuan yaitu saat batuan diberi tekanan pada kondisi
pembebanan triaksial. Pada kekuatan batuan sangat berguna untuk parameter
pembuatan lubang bukaan bawah tanah. Dari praktikum kali ini dapat diambil
kesimpulan, diantaranya:
1. Tujuan mengetahui kekuatan batuan, berhubungan dalam pembuatan
trowongan. Hal ini sangat penting agar trowongan yang dibangun tidak
roboh.
2. Dalam dunia pertambangan sangat berguna untuk metoda penambangan
bawah tanah (underground mining), kekuatan batuan sangat penting
sebagai parameter utama pembuatan lubang bukaan (shaft).
3. Setiap batuan yang diuji memiliki karakteristik yang berbeda, hal ini untuk
menjadi kan pembanding antara batuan dengan kekuatan yang besar atau
sebaliknya.

MV-18
MV-19

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2016, “PENGUJIAN GESER TRIAXIAL”. Diakses pada tanggal


11 Maret 2018, pada pukul 18:00 wib.

2. Joetomo, 2013, “UJI TRIAKSIAL”. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018,


pada pukul 18:15 wib.

3. Syukran, 2015, “UJI TRIAKSIAL”. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018,


pada pukul 19:00 wib.

MV-19
MV-20

LAMPIRAN

MV-20
MV-21

MV-21

Anda mungkin juga menyukai