BANGUNAN
Bahan galian golongan C sebagai bahan industri dan bahan bangunan terus
bahan galian di suatu daerah memerlukan penelitian tersendiri, baik sifat fisiknya, volume
cadangan dan kualitasnya. Dalam hal ini data lapangan yang didukung dengan analisa
laboratorium ikut berperan dalam mencari dan menentukan potensi bahan galian di
daerah penelitian
Latar belakang pemilihan judul mengenai analisa kuat tekan breksi andesit pada
satuan breksi andesit sebagai bahan bangunan adalah karena kebutuhan masyarakat
sekitar bahan galian untuk digunakan sebagai bahan bangunan dan pengeras jalan serta
untuk keperluan lainnya. Dengan alasan tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian
Maksud dilakukannya penelitian bahan galian breksi andesit pada formasi lemau di
daerah penelitian adalah untuk mengetahui kualitas dari breksi andesit untuk digunakan
sebagai bahan bangunan berdasarkan Standar Industri Indonesia (SSI) dan Standar Bina
Marga.
pemerintah daerah setempat dan masyarakat umum mengenai kualitas breksi andesit
47
6.3. Batasan Masalah
Dalam hal ini penulis hanya akan membahas mengenai kualitas breksi andesit pada
satuan breksi andesit di daerah penelitian ditinjau dari segi kuat tekannya saja sehingga
nantinya breksi andesit ini apakah layak memenuhi standar sebagai bahan bangunan
pengujian kuat tekan adalah sifat fisik batuan yang penting di dalam keteknikan, yaitu
salah satu klasifikasi derajat pelapukan batuan menurut pangular dan nugroho, 1980 dan
faktor faktor yang mempengaruhi kekuatan batuan Brotodiharjo, 1979 adalah sebagai
berikut:
48
1. Faktor dalam yang meliputi :
resistensi ataupun dalam uji kuat tekan batuan. Mineral – minreal dengan tingkat
kekerasan yang tinggi akan memiliki resistensi yang juga tinggi. Pada batuan
harga kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan batuan sedimen yang tidak
b. Ukuran butir, semakin kecil ukuran butir suatu batuan maka akan semakin tinggi
c. Porositas, harga kuat tekan batuan juga dipengaruhi oleh porositasnya, semakin
tinggi porositas semakin kecil harga kuat tekannya karena batuan yang
berporositas tinggi memiliki banyak ruang kosong yang menebabkan nilai kuat
tekannya rendah.
2. Faktor luar yaitu gaya gesekan antara bidang plat penekan dengan ujung – ujung
contoh batuan.
49
Tabel 6.2. Klasifikasi kekuatan batuan (Pangular dan Nugroho,1980)
Di lain pihak Standard Direktorat Jenderal Bina Marga (1976) berpendapat bahwa
batuan yang layak digunakan untuk bahan bangunan adalah batuan dengan kuat tekan
sebagai berikut:
kg/cm2.
Tabel 6.4. Syarat mutu batuan bahan bangunan menurut Standar Industri Indonesia (SSI.0378 – 80)
Tentang pengaruh bentuk contoh batuan terhadap kuat tekan, ada yang mengatakan
bahwa contoh berbentuk silinder selalu lebih besar kekuatan tekanannya dari pada contoh
batuan yang berbentuk kubus, tetapi ada juga yang menyatakan sebaliknya. Brotodiharjo,
(1979) mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan kuat tekan yang terjadi pada kedua
macam bentuk contoh batuan tersebut dan kalaupun ada perbedaan sangat kecil sehingga
dapat diabaikan.
Sifat material tumbukan palu dapat diketahui dengan uji lapangan melalui cara
sederhana yaitu metode tumbukan palu. Dari suara tumbukan batuan dengan palu,
pantulan dan bekas tumbukan palu, maka dapat diperkirakan kekuatan dari suatu batuan
51
Tabel 6.5. Uji tumbukan palu (Matthewson, 1980)
Tahapan uji lapangan ini dimulai dengan pengamatan dan pengambilan sampel
batuan breksi andesit, pengamatan batuan dilakukan untuk mengetahui gambaran nyata
batuan dilapangan. Secara deskriptif breksi fragmen andesit di telititi baik yang sudah
lepas maupun yang masih terikat dengan matriks atau semenya, dan di deskriptif
Tahap ini adalah suatu metode untuk mengetahui kualitas suatu bahan (batuan)
yang hasilnya didapatkan setelah dilakukan suatu analisa yang meliputi analisa petrografi
dan analisa kuat tekan. Analisa kuat tekan di lakukan di Lab Teknik Sipil Universitas
Batanghari Jambi. Tes ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan dari breksi andesit.
52
6.6. Tahapan Persiapan
Pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan. Tahap – tahap
1. Pengambilan contoh batuan, dalam pengambilan contoh batuan harus melihat tingkat
fisik yang asli, apabila batuan itu lapuk maka untuk hasil pengujian tidak maksimal.
Pengambilan contoh batuan dilakukan pada lokasi pengamatan yang berbeda, hal ini
bertujuan agar didapat hasil rata–rata dari setiap unit contoh batuan pada saat
2. Alat yang digunakan dalam uji kuat tekan Dalam pengujian kuat tekan diperlukan
beberapa alat yang efisien dalam mengetahui kekuatan batuan, antara lain : Mesin kuat
tekan yang kapasitasnya cukup untuk memberikan beban tegak secara terus – menerus
dan diperoleh laju tegang konstan sampai batuan pecah dalam waktu 5 – 15 menit.
1. Contoh batuan yang telah diambil di lapangan, yang bentuknya tidak beraturan
dibentuk mejadi kubus agar memudahkan dalam uji kuat tekan dan batuan di timbang
untuk mengetahui beratnya. Direktorat Jenderal Bina Marga (1976) telah menetapkan
standar ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm pada contoh batuan yang akan diuji dalam bentuk
kubus.
53
Gambar 6.1. Contoh batuan test kuat tekan dengan ukuran tiap sisi kurang lebih 5 cm (kubus).
2. Letakkan contoh batuan pada bantalan baja di bawah piston tekan (Gambar 6.3).
Lakukan uji dengan menghidupkan alat uji, pada saat uji mulai bekerja, piston akan
mencapai beban maksimum maka contoh batuan akan hancur (pecah) dan nilai beban
maksimum akan tercantum dalam grafik yang menunjukkan angka tertentu (dalam
skala Kilogram) dan nilai kuat tekan juga akan merekam langsung pada panel meter
yang akan menunjukkan angka tertentu yang merupakan nilai kuat tekannya.
54
Gambar 6.3. Alat uji kuat tekan batuan
Berdasarkan data lapangan, hasil analisa petrografi dan peta geologi daerah
penelitian, Breksi Andesit Formasi Lemau dengan luas penyebaran 15% dari luas daerah
penelitian. Hasil deskripsi derajat pelapukan dan uji tumbukan palu pada ketiga sampel
Breksi andesit yang ada pada daerah penelitian berdasarkan klasifikasi derajat pelapukan
55
dan kekuatan batuan menurut Pangular dan Nugroho, (1980) dan Matthewson, (1980).
batuan breksi mengalami lapuk ringan, setelah dilakukan tumbukan dengan palu, batuan
bergedebuk, tiada pantulan, berbekas atau menimbulkan patahan dengan istilah kuat
(gambar 6.5.).
mengalami pelapukan atau segar, setelah dilakukan tumbukan dengan palu, batuan
56
Pada Sampel Breksi andesit LP 67 Memperlihatkan batuan breksi tidak tampak
mengalami pelapukan atau segar, setelah dilakukan tumbukan dengan palu, batuan
Tabel 6.5. Hasil deskripsi berdasarkan derajat pelapukan dan kekutan batuan (Penulis)
57
6.8.2. Uji Laboratorium
Dari hasil uji kualitas Breksi Andesit di laboratorium yang meliputi analisis kuat
1. Contoh batuan pertama, Breksi andesit yang di ambil di anak sungai Air Alas Tengah
pada lokasi pengamatan LP 43, kualitas Breksi andesit yang di analisis berdasarkan
kuat tekan dengan menggunakan Compresition test pada Breksi andesit mengalami
kehancuran pada angka Compresition test menunjukkan harga kuat tekan sebesar
723,69 kg/cm2. Dari hasil pengujian kuat tekan tersebut, menurut Standar Industri
Indonesia (Tabel 6.4), Breksi andesit tersebut cocok di gunakan untuk konstruksi
sedang beton kelas II - Pondasi bangunan sedang tekanan gandar < 3000 kg .
2. Contoh batuan kedua, Breksi andesit yang di ambil di bukit Peninjauan pada lokasi
pengamatan LP 52, kualitas Breksi andesit yang di analisis berdasarkan kuat tekan
pada angka Compresition test menunjukkan harga kuat tekan sebesar 1162,74 kg/cm2.
Dari hasil pengujian kuat tekan tersebut, menurut Standar Industri Indonesia (Tabel
6.4), Breksi andesit tersebut cocok di gunakan untuk konstruksi berat beton kelas III -
3. Contoh batuan ketiga, Breksi andesit yang di ambil di anak sungai Air Anak basah
pada lokasi pengamatan LP 67, kualitas Breksi andesit yang di analisis berdasarkan
kuat tekan dengan menggunakan Compresition test pada Breksi andesit mengalami
kehancuran pada angka Compresition test menunjukkan harga kuat tekan sebesar
1149,24 kg/cm2. Dari hasil pengujian kuat tekan tersebut, menurut Standar Industri
58
Indonesia (Tabel 6.4), Breksi andesit tersebut cocok di gunakan untuk konstruksi berat
beton kelas III - Pondasi bangunan sedang tekanan gandar < 7000 kg.
Tabel 6.7. Hasil uji kuat tekan batuan menggunakan Compresition test
Melihat dari masing – masing data pengujian kuat tekan diperoleh harga kuat tekan
yang bervariasi. Apabila mengacu pada klasifikasi material batuan berdasarkan kuat
tekannya, menurut Stapledon, (1968, dalam Brotodiharjo, 1979), maka Breksi andesit
dengan harga kisaran 723,69 – 1162,74 kg/cm2 masuk dalam kategori “kuat”, Jika
mengacu pada syarat mutu batuan bahan bangunan menurut Standar Industri Indonesia
(SSI), maka dari ketiga contoh batuan yang telah melalui proses pengujian dapat
Tabel 6.8. Hasil Korelasi uji lapangan dan laboratorium serta pemanfaatanya
59
6.9. Rekomendasi dan pemanfaatan
menganalisa kualitas breksi yang ada pada formasi Lemau dengan menambahkan Uji sifat
Menurut persyaratan mutu bahan bangunan standar industri indonesia ( SSI 0378-
80), berdasarkan klasifikasi kuat tekan batuan/mineral minimum, breksi andesit pada
formasi lemau umumnya dapat di manfaatkan sebagai konstruksi pondasi bangunan dan
beton konstruksi jalan, karena memenuhi syarat kekuatan tekan rata rata minimum ±700
- 1200kg/cm² dan breksi andesit pada formasi lemau ini dapat dimanfaatkan masyarakat
60