ABSTRAK
Kualitas bangunan sangat erat kaitannya dengan material yang digunakan terutama kekuatan
tekan batuan sebagai pondasi bangunan, material bahan landasan pacu pesawat terbang,
bahan tiang panjang, dan sebagai bahan alas jalan raya. Sampel batuan berasal dari daerah
Secang, Secang, Magelang, Jawa Tengah. Sampel batuan tersebut dianalisis petrografi dan uji
kuat tekan untuk mengetahui kualitas. Jenis batuan dari daerah kasinoman adalah Andesit
dengan nilai uji kuat tekan bervariasi dengan Sampel batuan 3 sampel, dari Kode Sampel FA-
1 77,455 (Mpa), FA-2 70,974 (Mpa) dan FA-3 149,944 (Mpa). Kekuatan batuan ini
dipengaruhi oleh kandungan mineralogi batuannya, ukuran butir, porositas, dan pelapukan.
ABSTRACT
The quality of the building is very closely related to the material used, especially the
compressive strength of the rock as a building foundation, aircraft runway material, long
pole material, and as a highway mat material. Rock samples come from the Secang region,
Secang, Magelang, Central Java. The rock samples were analyzed by petrography and
compressive strength test to determine the quality. The types of rocks from the Secang area
are Andesite with compressive strength test values varying with rock samples 3 samples, from
FA-1 77,455 (Mpa), FA-2 70,974 (Mpa), and FA-3 149,944 (Mpa). The strength of these rocks
is influenced by the rock mineralogy, grain size, porosity, and weathering.
Keyword : porosity
1
PENDAHULUAN Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
Keterlibatan geologi dalam pekerjaan data lapangan dan data laboratorium.
konstruksi teknik sangat besar terutama pada 1. Data lapangan dilakukan dengan
periode perencanaan dan pemeliharaan. Pada mengambil 3 (tiga) contoh batuan
periode perencanaan dilakukan studi geologi dengan pertimbangan kesamaan ciri
fisik yang sama serta melakukan uji
untuk memperoleh gambaran menyeluruh
tumbukan palu.
mengenai kondisi geologi daerah sekitarnya, 2. Data laboratotium dilakukan dengan
yang mana kemudian dikembangkan jauh lagi metode Uji kuat tekan dilakukan pada
dalam tahapan berikutnya. Studi geologi ini 3 (tiga) contoh batuan dan yang harus
antara lain meliputi pekerjaan eksplorasi dicatat pada setiap tes uji adalah beban
termasuk pengujian batuan dengan maksud dan kuat tekannya, dari hasil uji
dan tujuan, serta pertimbangan kemudahan diperoleh variasi nilai kuat tekan dan
beban dimana perbedaan tersebut
untuk mendapatkan material bangunan. Pada
terjadi andanya faktor pelapukan dan
periode pemeliharaan hasil dari pekerjaan faktor lainya.
kontruksi teknik ini, bukan hanya bangunan Dalam menganalisa kuat tekan di bagi
buatan manusianya saja yang perlu menjadi beberapa tahap untuk mendapatkan
diperhatikan tetapi juga harus diperhatikan hasil yang maksimal. Tahap menganalisa kuat
perkembangan keadaan alam atau tingkah tekan tersebut meliputi:
laku bumi sebagai contoh adalah terjadinya 1. Tahapan penelitian
2. Alat dan bahan
erosi, longsoran dan sebagainya.
3. Tahap pelaksanaan pengujian kuat
tekan batuan
Melihat singkapan breksi andesit
jembangan pada daerah penelitian yang belum 1. Tahapan Penelitian
banyak dimanfaatkan oleh penduduk
Pada tahapan ini ada beberapa hal
setempat, pemanfaatan fragmen breksi andesit
yang harus dilakukan, tahap-tahap yang harus
jembangan di daerah penelitian oleh warga dilakukan pada tahap ini adalah :
sekitar hanya dimanfaatkan untuk urukan 1. Dalam pengambilan sampel harus
jalan dan pondasi pembatas jalan. Hal ini melihat tingkat kesegaran batuannya.
menarik untuk dikaji lebih lanjut karena Kesegaran batuan akan memberikan
berdasarkan data lapangan breksi andesit di suatu kenampakan sifat fisik yang asli,
apabila batuan itu lapuk maka untuk hasil
daerah penelitian mempunyai tumbukan palu
pengujian tidak maksimal. Pengambilan
yang kuat-sangat kuat sehingga diperkirakan pada setiap sampel diusahakan pada
memiliki nilai kuat tekan yang mampu tempat yang berbeda dan mewakili, hal
digunakan sebagai bahan bangunan. ini bertujuan agar didapatkan hasil rata-
Berdasarkan data lapangan, penyebaran rata dari setiap unit sampel pada saat
satuan breksi andesit Jembangan cukup dilakukan uji kuat tekan.
prospek dengan luas penyebaran ± 76 % dari 2. Tahap uji tumbukan palu, derajat
pelapukan batuan, dan kekuatan batuan
luas daerah penelitian. Untuk mengetahui
yang dilakukan pada setiap contoh batuan
kualitasnya diperlukan adanya studi lebuh yang diambil untuk memberikan
lanjut mengenai fragmen breksi andesit gambaran awal terhadap nilai kekerasan
jembangan tersebut sehingga di dapatkan batuan yang nanti akan dibandingkan
kapasitas daya dukung batuannya sebagai dengan hasil uji kuat tekan pada tahapan
bahan bangunan konstruksi teknik. laboratorium sehingga dapat disimpulkan
pada akhirnya.
METODE PENELITIAN
2
3. Tahap preparasi sampel batuan yang telah Jenderal Bina Marga (1976) telah
diambil di lapangan yang bentuknya tidak
beraturan dibentuk menjadi kubus agar
memudahkan dalam uji kuat tekan,
Direktorat Jenderal Bina Marga (1976)
telah menetapkan standar ukuran 5x5x5
cm pada contoh batuan yang akan diuji
dalam bentuk kubus.
4. Tahap uji tekan batuan yang dilakukan di
laboratorium pada setiap contoh batuan
yang diambil untuk mengetahui nilai kuat
tekannya menggunakan alat uji kuat
tekan.
5. Alat yang digunakan dalam uji kuat
tekan Dalam pengujian kuat tekan diperlukan
beberapa alat yang efisien dalam mengetahui
kekuatan batuan, antara lain : Mesin kuat
tekan yang kapasitasnya cukup untuk
memberikan beban tegak secara terus
menerus dan diperoleh laju tegang konstan
batuan pecah dalam waktu 5-15 menit.
4
yang akan menunjukan angka tertentu fisik
yang merupakan nilai kuat tekannya.
DASAR TEORI
6
yang sama yang diberi beban yang sama Bieniawski (dalam Pangular dan Nugroho,
kemungkinan dapat tejadi. Untuk mengatasi 1980).
hal ini maka nilai kuat tekan dari batuan
tersebut dianggap ekuivalen. Karena Tabel 1 Derajat pelapukan batuan
(Bieniawski, 1980)
pelencengan nilai yang terjadi selisihnya
relatif kecil.
Kelas Kriteria Istilah
KLASIFIKASI UJI KUAT TEKAN
1 Tidak tampak tanda
Segar
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan segar,
(tidak
hasil pengujian kuat tekan dari batuan beberapa diskontinuitas,
lapuk)
(Vutukuri & Katsuyama dalam Brotodiharjo, kadang-kadang bernoda.
1979) adalah sebagai berikut: 2 Pelapukan hanya terjadi
pada diskontinuitas terbuka
1. Faktor dalam (intern) yang meliputi : yang menimbulkan Lapuk
a. Mineralogi batuan : Komposisi mineral perubahan warna dapat ringan
pada batuan sangat berpengaruh mencapai 1 cm dari
terhadap resistensi ataupun dalam uji diskontinuitas
kuat tekan batuan. Mineral-mineral 3 Sebagian besar besar batuan
dengan tingkat kekerasan yang tinggi berubah warna, Lapuk
akan memiliki resistensi yang juga diskontinuitas bernoda atau sedang
tinggi. Pada batuan sedimen yang terisi bahan lapukan
mengandung banyak mineral kuarsa 4 Pelapukan meluas keseluruh
sebagai semennya akan mempunyai batuan, seluruh batuan
harga kuat tekan yang lebih tinggi Lapuk
berubah warna, batuan
dibandingkan batuan sedimen yang kuat
mudah dipecahkan dengan
tidak mempunyai komposisi semen palu geologi
dari mineral kuarsa. Semakin besar 5 Seluruh batuan berubah
kandungan mineral kuarsanya maka warna dan hanya sebagian Lapuk
akan semakin tinggi harga kuat tekstur dan struktur masih sempu
tekannya, sedangkan batuan sedimen tampak, kenampakan luar rna
yang paling lemah adalah batuan seperti tanah
sedimen dengan komposisi mineral
lempung sebagai semennya.
b. Ukuran butir : Semakin kecil ukuran
butir suatu batuan maka akan semakin
tinggi nilai kuat tekannya 2. Faktor luar (ekstern) yaitu gaya gesekan
c. Porositas : Harga kuat tekan batuan antara bidang plat penekan dengan ujung-
juga dipengaruhi oleh porositasnya, ujung contoh batuan.
semakin tinggi porositas maka harga
kuat tekan batuan semakin kecil. Hal Di dalam geologi, istilah batuan
ini disebabkan pada batuan sebenarnya sudah mencakup batu dan tanah.
berporositas tinggi memiliki banyak Hal ini berbeda dengan teknik sipil karena
ruang-ruang kosong yang sifat teknik dari batu berbeda dengan sifat
menyebabkan nilai kuat tekannya teknik dari tanah maka didalam istilah batu
rendah. dan tanah perlu dibedakan (Pangluar dan
d. Pelapukan : Suatu batuan akan Nugroho, 1980). Selain itu (Pangluar dan
memperlihatkan kuat tekan yang Nugroho, 1980) juga mengklasifikasikan
semakin berkurang dengan kekuatan batuan berdasarkan tingkat
bertambahnya tingkat pelapukan. kemudahan pecahnya dengan menggunakan
benda (Tabel 2), sedangkan (Stapledon, 1968
Salah satu klasifikasi derajat kelapukan yang dalam Brotodiharjo, 1979) mengklasifikasi
mudah diterapkan adalah klasifikasi menurut material
7
batuan berdasarkan kekuatan tekanannya dengan adanya gaya gesekan (fraction) yang
(Tabel 3) terjadi antara bidang plat penekan dengan
Tabel 2 Klasifikasi kekuatan batuan ujung-ujung contoh batuan, maka harga kuat
(Pangluar dan Nugroho, 1980). tekan yang ditentukan dapat bertambah besar
Kelas Uji lapangan Istilah dari pada diuji tanpa gesekan. Demikian pula
1 Mudah dipotong Sangat pecahnya contoh batuan yang ditekan tanpa
2 dengan tangan. lemah gaya gesekan akan lebih perlahan-lahan dari
3 Mudah pecah oleh Lemah pada contoh batuan yang ditekan dengan plat
bergaya gesek.
4 pukulan ringan palu Sedang
geologi. Kuat Tentang pengaruh bentuk contoh
5 Pecah oleh pukulan batuan terhadap kuat tekan, ada yang
keras palu geologi. Sangat mengatakan bahwa contoh berbentuk silinder
selalu lebih besar kekuatan tekannya dari
Sukar pecah oleh kuat
pada contoh batuan yang berbentuk kubus,
pukulan keras palu tetapi ada juga yang menyatakan sebaliknya.
geologi dan berbunyi Grovener dan Price (1963) dalam
nyaring. Brotodiharjo (1979) mengemukakan bahwa
Sukar pecah oleh tidak ada perbedaan kuat tekan yang terjadi
pukulan palu geologi. pada kedua macam bentuk contoh batuan
tersebut dan kalaupun ada perbedaan sangat
Tabel 3 Klasifikasi material batuan kecil sehingga dapat diabaikan.
berdasarkan kekuatan Sifat material tumbukan palu dapat
tekanannya (Stapledon, 1968 diketahui dengan uji lapangan melalui cara
dalam Brotodiharjo, 1979). sederhana yaitu metode uji tumbukan palu.
Uncon Fined Term Dari suara tumbukan batuan dengan palu,
Compression pantulan dan bekas tumbukan palu, maka
Strength dapat diperkirakan kekuatan dari suatu batuan
Kg/cm2
(Matthewson, 1980) (Tabel 4).
70 Very Weak (VW)
Tabel 4 Uji Tumbukan Palu
70 – 200 Weak (W)
(Matthewson, 1980)
200 – 700 Medium Strong (MS)
700 – 1400 Strong (S) Skala
1400 Very Strong (VS) No. Pengamatan
Kekuatan
Menurut Peck, dkk (1974) batuan Tumbukan keras, jelas
dimaksudkan sebagai agregasi alamiah dari pantulannya kuat, Luar biasa
1.
butir-butir mineral yang saling berhubungan tidak meninggalkan kuat
erat dengan kohesi yang kuat dan permanen, bekas
sedangkan Wesley (1977) dalam Brotodiharjo Tumbukan keras,
(1979) berpendapat bahwa lapisan batuan bergedebuk, terjadi
umumnya merupakan lapisan yang homogen
pantulan, sedikit Sangat
biasanya mengandung rekahan-rekahan dan 2.
bidang pecahan (fractures). berbekas atau sedikit kuat
menimbulkan
Untuk pengaruh faktor dalam pada kerapatan
batuan adalah jenis dari batuan yang akan Tumbukan
diuji. Jenis dari batuan akan sangat berbeda
kuat tekannya misalnya batuan beku memiliki bergedebuk, tiada
kuat tekan yang lebih tinggi daripada batuan 3. pantulan, berbekas Kuat
sedimen dan seterusnya. Menurut Zhanski dan menimbulkan
(1954) dalam Brotodiharjo (1979), bahwa patahan
8
Tumbukan Tabel 6 Hasil uji lapangan
bergedebuk, Cukup berdasarkan uji tumbukan
4. palu.
meninggalkan tapak kuat
palu, terjadi keretakan UJI
TUMBU
Palu terbenam, terjadi LOKASI KODE KAN
5. Lemah
keretakan PENGAMATAN SAMPEL PALU
(Matthew
son,1980)
LP 16 FA-1 KUAT
LP 20 FA-2 KUAT
LP 3 FA-3 SANGAT
KUAT
9
Menurut Berdasarkan sangat kuat.
Standard Standar Industri
Direktorat Indonesia atau SII
Jenderal Bina 0378-80 (Tabel 5),
Marga (1976) untuk menentukan
berpendapat kualitas suatu
bahwa batuan batuan sebagai
yang layak bahan pondasi
digunakan untuk bangunan perlu
bahan bangunan dilakukan
adalah batuan penelitian
dengan kuat tekan laboratorium yang Dari uji
sebagai berikut: meliputi pengujian tumbukan palu
analisis kuat tekan. dapat diketahui
1. Sebagai
bahwa dari ketiga
beton Tabel 5 Syarat mutu batuan bahan sampel memiliki
bangunan bangunan menurut Standar kesamaan skala
rumah Industri Indonesia
kekuatan antara
minimal
sampel LP 7 (luar
kuat
biasa kuat), LP 14
tekannya
(luar biasa kuat),
200
dan LP 34 (sangat
kg/cm².
kuat).
2. Sebagai
Pengambilan
beton
sampel
jalan raya
dikhususkan pada
minimal HASIL ANALISIS satuan breksi
kuat DAN andesit
tekannya PEMBAHASAN Jembangan LP 7
350
(Azz 1), LP 14
kg/cm².
Berdasarka (Azz 3), dan
3. Sebagai
LP 34 (Azz 2).
beton n data lapangan
tiang dengan melakukan
panjang uji tumbukan palu
minimal geologi pada ketiga Azz 1
kuat
contoh batuan LP
tekannya
500 7, LP 14, dan LP
kg/cm². 34 didapatkan hasil
4. Sebagai pada LP 7, LP 14,
bahan dan LP 34 adalah
landasan tumbukan keras,
pacu bergedebuk, terjadi
pesawat Azz 3
pantulan, sedikit
terbang
minimal berbekas atau
memiliki sedikit
kuat tekan menimbulkan
1000 kerapatan dengan
kg/cm² skala kekuatan
10
Sampel nomor 3 (Azz 3) yang diambil di LP
Azz 2 14 desa Binangun memiliki nilai kuat
PEMBAHASAN
Konstruksi
Ringan Beton
2. FA-2 70,974 Klas I
Konstruksi
Ringan Beton
3. FA-3 149,944 Klas III
13
14