Anda di halaman 1dari 14

KUALITAS ANDESIT DAERAH SECANG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN

SECANG, KABUPATEN MAGELANG, PROVINSI JAWA TENGAH

Anis Afiqi 1a), Sukartono2, Bernadeta Subandini Astuti2


Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi, Departemen Teknik, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta1 Staf
Pengajaran Program Studi Teknik Geologi, Departemen Teknik, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta2
anisafiqi1993@gmail.coma)

ABSTRAK
Kualitas bangunan sangat erat kaitannya dengan material yang digunakan terutama kekuatan
tekan batuan sebagai pondasi bangunan, material bahan landasan pacu pesawat terbang,
bahan tiang panjang, dan sebagai bahan alas jalan raya. Sampel batuan berasal dari daerah
Secang, Secang, Magelang, Jawa Tengah. Sampel batuan tersebut dianalisis petrografi dan uji
kuat tekan untuk mengetahui kualitas. Jenis batuan dari daerah kasinoman adalah Andesit
dengan nilai uji kuat tekan bervariasi dengan Sampel batuan 3 sampel, dari Kode Sampel FA-
1 77,455 (Mpa), FA-2 70,974 (Mpa) dan FA-3 149,944 (Mpa). Kekuatan batuan ini
dipengaruhi oleh kandungan mineralogi batuannya, ukuran butir, porositas, dan pelapukan.

Kata kunci : Kuat Tekan

ABSTRACT
The quality of the building is very closely related to the material used, especially the
compressive strength of the rock as a building foundation, aircraft runway material, long
pole material, and as a highway mat material. Rock samples come from the Secang region,
Secang, Magelang, Central Java. The rock samples were analyzed by petrography and
compressive strength test to determine the quality. The types of rocks from the Secang area
are Andesite with compressive strength test values varying with rock samples 3 samples, from
FA-1 77,455 (Mpa), FA-2 70,974 (Mpa), and FA-3 149,944 (Mpa). The strength of these rocks
is influenced by the rock mineralogy, grain size, porosity, and weathering.

Keyword : porosity

1
PENDAHULUAN Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
Keterlibatan geologi dalam pekerjaan data lapangan dan data laboratorium.
konstruksi teknik sangat besar terutama pada 1. Data lapangan dilakukan dengan
periode perencanaan dan pemeliharaan. Pada mengambil 3 (tiga) contoh batuan
periode perencanaan dilakukan studi geologi dengan pertimbangan kesamaan ciri
fisik yang sama serta melakukan uji
untuk memperoleh gambaran menyeluruh
tumbukan palu.
mengenai kondisi geologi daerah sekitarnya, 2. Data laboratotium dilakukan dengan
yang mana kemudian dikembangkan jauh lagi metode Uji kuat tekan dilakukan pada
dalam tahapan berikutnya. Studi geologi ini 3 (tiga) contoh batuan dan yang harus
antara lain meliputi pekerjaan eksplorasi dicatat pada setiap tes uji adalah beban
termasuk pengujian batuan dengan maksud dan kuat tekannya, dari hasil uji
dan tujuan, serta pertimbangan kemudahan diperoleh variasi nilai kuat tekan dan
beban dimana perbedaan tersebut
untuk mendapatkan material bangunan. Pada
terjadi andanya faktor pelapukan dan
periode pemeliharaan hasil dari pekerjaan faktor lainya.
kontruksi teknik ini, bukan hanya bangunan Dalam menganalisa kuat tekan di bagi
buatan manusianya saja yang perlu menjadi beberapa tahap untuk mendapatkan
diperhatikan tetapi juga harus diperhatikan hasil yang maksimal. Tahap menganalisa kuat
perkembangan keadaan alam atau tingkah tekan tersebut meliputi:
laku bumi sebagai contoh adalah terjadinya 1. Tahapan penelitian
2. Alat dan bahan
erosi, longsoran dan sebagainya.
3. Tahap pelaksanaan pengujian kuat
tekan batuan
Melihat singkapan breksi andesit
jembangan pada daerah penelitian yang belum 1. Tahapan Penelitian
banyak dimanfaatkan oleh penduduk
Pada tahapan ini ada beberapa hal
setempat, pemanfaatan fragmen breksi andesit
yang harus dilakukan, tahap-tahap yang harus
jembangan di daerah penelitian oleh warga dilakukan pada tahap ini adalah :
sekitar hanya dimanfaatkan untuk urukan 1. Dalam pengambilan sampel harus
jalan dan pondasi pembatas jalan. Hal ini melihat tingkat kesegaran batuannya.
menarik untuk dikaji lebih lanjut karena Kesegaran batuan akan memberikan
berdasarkan data lapangan breksi andesit di suatu kenampakan sifat fisik yang asli,
apabila batuan itu lapuk maka untuk hasil
daerah penelitian mempunyai tumbukan palu
pengujian tidak maksimal. Pengambilan
yang kuat-sangat kuat sehingga diperkirakan pada setiap sampel diusahakan pada
memiliki nilai kuat tekan yang mampu tempat yang berbeda dan mewakili, hal
digunakan sebagai bahan bangunan. ini bertujuan agar didapatkan hasil rata-
Berdasarkan data lapangan, penyebaran rata dari setiap unit sampel pada saat
satuan breksi andesit Jembangan cukup dilakukan uji kuat tekan.
prospek dengan luas penyebaran ± 76 % dari 2. Tahap uji tumbukan palu, derajat
pelapukan batuan, dan kekuatan batuan
luas daerah penelitian. Untuk mengetahui
yang dilakukan pada setiap contoh batuan
kualitasnya diperlukan adanya studi lebuh yang diambil untuk memberikan
lanjut mengenai fragmen breksi andesit gambaran awal terhadap nilai kekerasan
jembangan tersebut sehingga di dapatkan batuan yang nanti akan dibandingkan
kapasitas daya dukung batuannya sebagai dengan hasil uji kuat tekan pada tahapan
bahan bangunan konstruksi teknik. laboratorium sehingga dapat disimpulkan
pada akhirnya.
METODE PENELITIAN

2
3. Tahap preparasi sampel batuan yang telah Jenderal Bina Marga (1976) telah
diambil di lapangan yang bentuknya tidak
beraturan dibentuk menjadi kubus agar
memudahkan dalam uji kuat tekan,
Direktorat Jenderal Bina Marga (1976)
telah menetapkan standar ukuran 5x5x5
cm pada contoh batuan yang akan diuji
dalam bentuk kubus.
4. Tahap uji tekan batuan yang dilakukan di
laboratorium pada setiap contoh batuan
yang diambil untuk mengetahui nilai kuat
tekannya menggunakan alat uji kuat
tekan.
5. Alat yang digunakan dalam uji kuat
tekan Dalam pengujian kuat tekan diperlukan
beberapa alat yang efisien dalam mengetahui
kekuatan batuan, antara lain : Mesin kuat
tekan yang kapasitasnya cukup untuk
memberikan beban tegak secara terus
menerus dan diperoleh laju tegang konstan
batuan pecah dalam waktu 5-15 menit.

2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam proses


analisa kuat tekan yang melewati beberapa
proses yaitu dari teknis lapangan maupun
laboratorium sebagai media pendukung
tahapan penelitian. Di lapangan alat yang
dibutuhkan saat teknis pengambilan sampel
tentu saja menggunakan palu geologi untuk
pengambilannya, plastik sampel untuk tempat
batuan yang akan diuji. Pada saat preparasi
sampel dari bentuk yang tidak beraturan
menjadi kubus 5x5x5 cm menggunakan alat
gerinda potong sesuai ketetapan Direktorat
Jenderal Bina Marga dan alat uji kuat tekan
(SNI 03-1974-1990 Laboratorium Balai
PIPBPJK) untuk tahap laboratorium yang
berfungsi untuk mengetahui nilai kuat tekan
batuan yang dianalisis. Bahan yang digunakan
adalah berupa 3 (tiga) contoh sampel batuan
fragmen andesit yang telah dipreparasi dalam
bentuk kubus 5x5x5 cm yang siap
dilakukakan uji kuat tekan.

3 Tahap Pelaksanaan Pengujian Kuat


Tekan Batuan
A. Sampel yang telah diambil di lapangan
yang bentuknya tidak beraturan dibentuk
menjadi kubus agar memudahkan dalam
uji kuat tekan (Gambar 1). Direktorat
3
menetapkan standar ukuran 5x5x5 cm
pada contoh batuan yang akan diuji
dalam bentuk kubus(Gambar 1).

Gambar 1 Sampel batuan yang


sudah di bentuk kubus.

B. Langkah kedua yaitu masing-masing


sampel diukur dan ditimbang untuk
mengetahui beratnya (Gambar 2).

Gambar 2 Proses penimbangan dan


pencatatan nilai berat
sampel batuan yang akan
diuji kuat tekannya.

C. Letakan contoh batuan pada bantalan


baja di bawah piston tekan (Gambar
3). Lakukan uji dengan menghidupkan
alat uji, pada saat alat uji mulai bekerja
piston akan bergerak menekan contoh
batuan dengan percepatan 2-4
kg/detik2. Kemudian setelah mencapai
beban maksimum maka contoh batuan
akan hancur (pecah) dan nilai beban
maksimunm akan tercantum dalam
grafik yang menunjukan angka tertentu
(dalam skala Kilogram) dan nilai kuat
tekan juga akan merekam langsung
pada panel meter

4
yang akan menunjukan angka tertentu fisik
yang merupakan nilai kuat tekannya.

Gambar 3 Hasil sampel batuan yang


akan dianalisis kuat tekan
diletakkan dibawah piston
tekan dan kenampakan
retakan pada batuan setelah
dilakukan uji kuat tekan.

DASAR TEORI

Di dalam geologi istilah batuan


sebenarnya sudah mencakup batu dan tanah .
Tetapi karena sifat fisik teknik dari batu
berbeda dengan sifat teknik tanah, maka di
dalam teknik sipil istilah batu dan tanah perlu
dibedakan (Pengular dan Nugroho, 1980).
Sedangkan batuan dimakasudkan sebagai
agresi alamiah dari butir-butir mineral yang
saling berhubungan dengan gaya kohesi yang
kuat dan permanen. Batuan dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan besar,
yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf. Tetapi pada bab ini hanya akan
diulas mengenai batuan beku, karena dalam
analisis yang digunakan oleh penulis adalah
fragmen breksi andesit (batuan beku). Batuan
beku daya dukungnya sebagian besar
dipengaruhi oleh tingkat konsolidasi dan
komposisi mineral penyusunnya. Batupasir
atau tuf yang butir penyusunnya lebih besar
dari ukuran pasir mempunyai sifat keteknikan
sebagai berikut :

1. Kekuatanya sangat dipengaruhi oleh


tingkat sedimentasi dan material
semennya.
2. Ketegaran sebanding dengan
kekuatannya
Selanjutnya (Wesley, 1977),
berpendapat bahwa lapisan batuan umumnya
merupakan lapisan yang homogen biasanya
mengandung rekahan - rekahan dan bidang
pecahan (fracture). Adapun beberapa sifat
5
batuan yang penting dalam keteknikan yaitu
tingkat pelapukan.

TEST KUAT TEKAN

Salah satu sifat teknis yang


penting adalah test kuat tekan. Test kuat
tekan dimaksudkan untuk mengetahui
titik hancur batuan (bahan) terhadap
pemberian tekanan maksimum. Kuat
tekan yang dimaksud yaitu batas beban
yang dapat ditahan oleh batuan pada saat
pecah/hancur saat menerima gaya tekan
per satuan luas bidang yang ditekan.
Hubungan antara nilai tekan, gaya tekan,
dan luas bidang tekan dijelaskan oleh
rumus berikut (US National On Rock
Mechanics, 1984) :

σc =

Keterangan : �� = Nilai tekan (kN/m2)
P = Gaya yang bekerja (kN)
A = Luas bidang tekan (m2)
Secara teoritis, penyebaran tegangan
di dalam contoh batuan adalah searah
dengan gaya yang dikenakan pada
contoh tersebut. Tetapi dalam
kenyataannya arah tegangan tidak
searah dengan gaya yang dikenakan,
karena ada pengaruh dari plat
penekan mesin tekan yang
menghimpit contoh, sehingga bentuk
pecahan tidak berbentuk bidang
pecah yang searah dengan gaya
melainkan berbentuk kerucut.

Gambar 4 Penyebaran tegangan di


dalam batuan (a) teoritis (b)
eksperimental
Perbedaan penyebaran tegangan
secara teoritis dan eksperimental (Gambar
4) ini disebabkan oleh adanya bidang
geser antara pelat penekan dengan batuan.
Selain itu sifat batuan yang heterogen
kemungkinan menjadi salah satu
penyebab gejala ini. Sehingga
pelencengan harga nilai kuat tekan pada
batuan

6
yang sama yang diberi beban yang sama Bieniawski (dalam Pangular dan Nugroho,
kemungkinan dapat tejadi. Untuk mengatasi 1980).
hal ini maka nilai kuat tekan dari batuan
tersebut dianggap ekuivalen. Karena Tabel 1 Derajat pelapukan batuan
(Bieniawski, 1980)
pelencengan nilai yang terjadi selisihnya
relatif kecil.
Kelas Kriteria Istilah
KLASIFIKASI UJI KUAT TEKAN
1 Tidak tampak tanda
Segar
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan segar,
(tidak
hasil pengujian kuat tekan dari batuan beberapa diskontinuitas,
lapuk)
(Vutukuri & Katsuyama dalam Brotodiharjo, kadang-kadang bernoda.
1979) adalah sebagai berikut: 2 Pelapukan hanya terjadi
pada diskontinuitas terbuka
1. Faktor dalam (intern) yang meliputi : yang menimbulkan Lapuk
a. Mineralogi batuan : Komposisi mineral perubahan warna dapat ringan
pada batuan sangat berpengaruh mencapai 1 cm dari
terhadap resistensi ataupun dalam uji diskontinuitas
kuat tekan batuan. Mineral-mineral 3 Sebagian besar besar batuan
dengan tingkat kekerasan yang tinggi berubah warna, Lapuk
akan memiliki resistensi yang juga diskontinuitas bernoda atau sedang
tinggi. Pada batuan sedimen yang terisi bahan lapukan
mengandung banyak mineral kuarsa 4 Pelapukan meluas keseluruh
sebagai semennya akan mempunyai batuan, seluruh batuan
harga kuat tekan yang lebih tinggi Lapuk
berubah warna, batuan
dibandingkan batuan sedimen yang kuat
mudah dipecahkan dengan
tidak mempunyai komposisi semen palu geologi
dari mineral kuarsa. Semakin besar 5 Seluruh batuan berubah
kandungan mineral kuarsanya maka warna dan hanya sebagian Lapuk
akan semakin tinggi harga kuat tekstur dan struktur masih sempu
tekannya, sedangkan batuan sedimen tampak, kenampakan luar rna
yang paling lemah adalah batuan seperti tanah
sedimen dengan komposisi mineral
lempung sebagai semennya.
b. Ukuran butir : Semakin kecil ukuran
butir suatu batuan maka akan semakin
tinggi nilai kuat tekannya 2. Faktor luar (ekstern) yaitu gaya gesekan
c. Porositas : Harga kuat tekan batuan antara bidang plat penekan dengan ujung-
juga dipengaruhi oleh porositasnya, ujung contoh batuan.
semakin tinggi porositas maka harga
kuat tekan batuan semakin kecil. Hal Di dalam geologi, istilah batuan
ini disebabkan pada batuan sebenarnya sudah mencakup batu dan tanah.
berporositas tinggi memiliki banyak Hal ini berbeda dengan teknik sipil karena
ruang-ruang kosong yang sifat teknik dari batu berbeda dengan sifat
menyebabkan nilai kuat tekannya teknik dari tanah maka didalam istilah batu
rendah. dan tanah perlu dibedakan (Pangluar dan
d. Pelapukan : Suatu batuan akan Nugroho, 1980). Selain itu (Pangluar dan
memperlihatkan kuat tekan yang Nugroho, 1980) juga mengklasifikasikan
semakin berkurang dengan kekuatan batuan berdasarkan tingkat
bertambahnya tingkat pelapukan. kemudahan pecahnya dengan menggunakan
benda (Tabel 2), sedangkan (Stapledon, 1968
Salah satu klasifikasi derajat kelapukan yang dalam Brotodiharjo, 1979) mengklasifikasi
mudah diterapkan adalah klasifikasi menurut material
7
batuan berdasarkan kekuatan tekanannya dengan adanya gaya gesekan (fraction) yang
(Tabel 3) terjadi antara bidang plat penekan dengan
Tabel 2 Klasifikasi kekuatan batuan ujung-ujung contoh batuan, maka harga kuat
(Pangluar dan Nugroho, 1980). tekan yang ditentukan dapat bertambah besar
Kelas Uji lapangan Istilah dari pada diuji tanpa gesekan. Demikian pula
1 Mudah dipotong Sangat pecahnya contoh batuan yang ditekan tanpa
2 dengan tangan. lemah gaya gesekan akan lebih perlahan-lahan dari
3 Mudah pecah oleh Lemah pada contoh batuan yang ditekan dengan plat
bergaya gesek.
4 pukulan ringan palu Sedang
geologi. Kuat Tentang pengaruh bentuk contoh
5 Pecah oleh pukulan batuan terhadap kuat tekan, ada yang
keras palu geologi. Sangat mengatakan bahwa contoh berbentuk silinder
selalu lebih besar kekuatan tekannya dari
Sukar pecah oleh kuat
pada contoh batuan yang berbentuk kubus,
pukulan keras palu tetapi ada juga yang menyatakan sebaliknya.
geologi dan berbunyi Grovener dan Price (1963) dalam
nyaring. Brotodiharjo (1979) mengemukakan bahwa
Sukar pecah oleh tidak ada perbedaan kuat tekan yang terjadi
pukulan palu geologi. pada kedua macam bentuk contoh batuan
tersebut dan kalaupun ada perbedaan sangat
Tabel 3 Klasifikasi material batuan kecil sehingga dapat diabaikan.
berdasarkan kekuatan Sifat material tumbukan palu dapat
tekanannya (Stapledon, 1968 diketahui dengan uji lapangan melalui cara
dalam Brotodiharjo, 1979). sederhana yaitu metode uji tumbukan palu.
Uncon Fined Term Dari suara tumbukan batuan dengan palu,
Compression pantulan dan bekas tumbukan palu, maka
Strength dapat diperkirakan kekuatan dari suatu batuan
Kg/cm2
(Matthewson, 1980) (Tabel 4).
70 Very Weak (VW)
Tabel 4 Uji Tumbukan Palu
70 – 200 Weak (W)
(Matthewson, 1980)
200 – 700 Medium Strong (MS)
700 – 1400 Strong (S) Skala
1400 Very Strong (VS) No. Pengamatan
Kekuatan
Menurut Peck, dkk (1974) batuan Tumbukan keras, jelas
dimaksudkan sebagai agregasi alamiah dari pantulannya kuat, Luar biasa
1.
butir-butir mineral yang saling berhubungan tidak meninggalkan kuat
erat dengan kohesi yang kuat dan permanen, bekas
sedangkan Wesley (1977) dalam Brotodiharjo Tumbukan keras,
(1979) berpendapat bahwa lapisan batuan bergedebuk, terjadi
umumnya merupakan lapisan yang homogen
pantulan, sedikit Sangat
biasanya mengandung rekahan-rekahan dan 2.
bidang pecahan (fractures). berbekas atau sedikit kuat
menimbulkan
Untuk pengaruh faktor dalam pada kerapatan
batuan adalah jenis dari batuan yang akan Tumbukan
diuji. Jenis dari batuan akan sangat berbeda
kuat tekannya misalnya batuan beku memiliki bergedebuk, tiada
kuat tekan yang lebih tinggi daripada batuan 3. pantulan, berbekas Kuat
sedimen dan seterusnya. Menurut Zhanski dan menimbulkan
(1954) dalam Brotodiharjo (1979), bahwa patahan

8
Tumbukan Tabel 6 Hasil uji lapangan
bergedebuk, Cukup berdasarkan uji tumbukan
4. palu.
meninggalkan tapak kuat
palu, terjadi keretakan UJI
TUMBU
Palu terbenam, terjadi LOKASI KODE KAN
5. Lemah
keretakan PENGAMATAN SAMPEL PALU
(Matthew
son,1980)
LP 16 FA-1 KUAT

LP 20 FA-2 KUAT

LP 3 FA-3 SANGAT
KUAT

9
Menurut Berdasarkan sangat kuat.
Standard Standar Industri
Direktorat Indonesia atau SII
Jenderal Bina 0378-80 (Tabel 5),
Marga (1976) untuk menentukan
berpendapat kualitas suatu
bahwa batuan batuan sebagai
yang layak bahan pondasi
digunakan untuk bangunan perlu
bahan bangunan dilakukan
adalah batuan penelitian
dengan kuat tekan laboratorium yang Dari uji
sebagai berikut: meliputi pengujian tumbukan palu
analisis kuat tekan. dapat diketahui
1. Sebagai
bahwa dari ketiga
beton Tabel 5 Syarat mutu batuan bahan sampel memiliki
bangunan bangunan menurut Standar kesamaan skala
rumah Industri Indonesia
kekuatan antara
minimal
sampel LP 7 (luar
kuat
biasa kuat), LP 14
tekannya
(luar biasa kuat),
200
dan LP 34 (sangat
kg/cm².
kuat).
2. Sebagai
Pengambilan
beton
sampel
jalan raya
dikhususkan pada
minimal HASIL ANALISIS satuan breksi
kuat DAN andesit
tekannya PEMBAHASAN Jembangan LP 7
350
(Azz 1), LP 14
kg/cm².
Berdasarka (Azz 3), dan
3. Sebagai
LP 34 (Azz 2).
beton n data lapangan
tiang dengan melakukan
panjang uji tumbukan palu
minimal geologi pada ketiga Azz 1
kuat
contoh batuan LP
tekannya
500 7, LP 14, dan LP
kg/cm². 34 didapatkan hasil
4. Sebagai pada LP 7, LP 14,
bahan dan LP 34 adalah
landasan tumbukan keras,
pacu bergedebuk, terjadi
pesawat Azz 3
pantulan, sedikit
terbang
minimal berbekas atau
memiliki sedikit
kuat tekan menimbulkan
1000 kerapatan dengan
kg/cm² skala kekuatan
10
Sampel nomor 3 (Azz 3) yang diambil di LP
Azz 2 14 desa Binangun memiliki nilai kuat

Gambar Lokasi pengambilan sampel


5 batuan yang akan diuji kuat
tekannya.

PEMBAHASAN

Kualitas breksi andesit Jembangan


yang dianalisis berdasarkan kuat tekannya
secara kualitatif dicirikan dengan tingkat
pelapukan dan peretakan yang bervariasi.
Dari setiap sampel yang diambil contoh
batuannya sebagai bahan analisis dan
dianggap setiap contoh batuan yang diambil
telah mewakili daerah tersebut dengan tingkat
pelapukan dan peretakan yang berbeda
dengan daerah lainya. Disini peneliti
mengambil 2 contoh batuan untuk dianalisis.
Berdasarkan hasil uji
laboratorium didapatkan hasil
sebagai berikut :

1. Sampel nomor 1 (Azz 1) yang


diambil di LP 7 desa Kasinoman
memiliki nilai kuat tekan sebesar
1616,790 kg/ cm2. Berdasarkan nilai
tersebut maka menurut Standar
Industri Indonesia, batuan tersebut
cocok digunakan sebagai pondasi
bangunan (bangunan berat tekanan
gandar > 7000 kg).
2. Sampel nomor 2 (Azz 2) yang
diambil di LP 34 desa Balun
memiliki nilai kuat tekan sebesar
1102,169 kg/cm2. Berdasarkan nilai
tersebut maka menurut Standar
Industri Indonesia, batuan tersebut
cocok digunakan sebagai pondasi
bangunan (bangunan sedang tekanan
gandar < 7000 kg).
11
tekan sebesar 1757,535 kg/cm2.
Berdasarkan nilai tersebut maka
menurut Standar Industri Indonesia,
batuan tersebut cocok digunakan
sebagai pondasi bangunan (bangunan
berat tekanan gandar > 7000 kg).
Tabel 7 Hasil uji kuat tekan dengan
metode syarat mutu batuan
bahan bangunan menurut
Standar Industri Indonesia (SII.
0378-80).

Hasil Uji Standar


No. Kuat Industri
Sampel/LP. Tekan Indonesia (SII.
(MPa) 0378-80)
Konstruksi
Ringan Beton
1. FA -1 77,455 Klas I

Konstruksi
Ringan Beton
2. FA-2 70,974 Klas I

Konstruksi
Ringan Beton
3. FA-3 149,944 Klas III

Berdasarkan dari hasil uji kuat


tekan tersebut maka menurut klasifikasi
material batuan berdasarkan kuat
tekannya (Brotodiharjo, 1979)
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel Hasil uji kuat tekan mengacu pada
8 klasifikasi material batuan berdasarkan
kuat tekannya, Brotodiharjo (1979)

No. Hasil Uji Term


Sampel/ Kuat
LP. Tekan
(Mpa)
FA -1 Strong
77,455
(S)
FA -2
70,974 Strong (S)
FA -3 Very
149,944
Strong(VS)
12
Jika mengacu pada Standar Bina Marga SARAN
(1976), maka dari tiga contoh batuan yang
telah melalui proses pengujian dapat 1. Perlu pengkajian lebih lanjut lagi di
digunakan sebagai berikut: Daerah penelitan.
2. Perlu pembuatan peta zonasi untuk
Tabel Hasil uji kuat tekan mengacu pada dilakukan pembukaan lokasi tambang
9 Standar Bina Marga (1976) bahan galian c.

No. Hasil Uji DAFTAR PUSTAKA


Sampel Kuat Standar Bina
/LP. Tekan Marga (1976) Asikin, S., Handoyo, A., Pratistho,B., dan
(kg/cm²) Gafoer, S., 1992, Geologi Lembar
Bahan landasan Banyumas, Jawa. Pusat Penelitian
1 (Azz dan Pengembangan Geologi,
1616,790 pacu pesawat
1)/LP.7 Direktorat Jenderal Geologi dan
terbang
Bahan landasan Sumberdaya Mineral, Departemen
2 (Azz Pertambangan dan Energi, Republik
1102,169 pacu pesawat
2)/LP.34 Indonesia.
terbang
Bahan landasan
3 (Azz Brotodiharjo, 1979, Pengaruh Bentuk Batuan
1757,535 pacu pesawat
3)/LP 14 terhadap Kuat Tekan yang
terbang
Dihasilkan, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
KESIMPULAN L.D. Wesley (1977), Mekanika Tanah,
cetakan VI, Badan Penerbit
Studi khusus pada daerah penelitian Pekerjaan Umum.
berupa“KUALITAS ANDESIT, DAERAH
SECANGDANSEKITARNYA,KECAMAT Matthewson, 1980, Dasar-dasar Analisis
AN Geoteknik, Terjemahan IKIP
SECANG,KABUPATENMAGELANG , Semarang Press, Cetakan 1, 1992
ISBN, 979-8107-79-9.
PROVINSI JAWA TENGAH ”. Dari
hasil studi khusus didapatkan kesimpulan Pangular dan Nugroho, 1980, Batuan, Batu
bahwa Hasil pengujian kuat tekan contoh dan Tanah, Beberapa Klasifikasi
breksi andesit kompak yang diuji didapatkan dalam Geologi Teknik. Kertas Kerja
nilai kuat tekan yaitu sebagai FA-1 77,455 dalam Pertemuan Ilmiah Tahun IX.
(Mpa), FA-2 70,974 (Mpa) dan FA-3 149,944 Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
Yogyakarta.
(Mpa) dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
landasan pacu pesawat terbang (Standard Peck R.B., Hanson W. E. And Thornbun, T.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1976) dan H. (1953; 1974), Foundation
pondasi bangunan, bangunan berat tekan Engineering, John Willey and Sons,
gandar >7000kg dan bangunan sedang tekan New York.
gandar <7000kg (Standar Industri Indonesia,
0378-80)

13
14

Anda mungkin juga menyukai