BAB I
DESKRIPSI
1.2 Prinsip
Mengukur perbandingan antara nilai kuat tekan contoh yang telah direndam di dalam
air dengan contoh yang tidak direndam.
1.3 Kegunaan
Pengujian ini bermanfaat sebagai indikator kepekaan campuran agregat dengan
aspal yang dipadatkan terhadap air.
BAB II
KETENTUAN
2.1 Bahan
Air suling atau air yang tidak tnengandung bahan elektrolit.
2.3 Peralatan
a. Penangas air dengan pengatur suhu otomatis, dengan ukuran yang cukup untuk
merendam benda uji secara sempurna, dengan ketelitian ± 1oC, mempunyai
bagian dalam yang dilapisi dengan tembaga, baja tahan karat atau bahan tidak
reaktif lainnya. Penangas air ini harus dikosongkan dan dibersihkan lalu diisi oleh
air suling atau air yang tidak mengandung elektrolit setiap akan melakukan
rangkaian pengujian yang lain.
b. Penangas air dengan pengatur suhu otomatis atau manual yang dapat
merendam benda uji pada suhu (25 ± 1)oC. Dapat juga digunakan wadah atau
tangki yang mempunyai ukuran cukup untuk merendam benda uji.
c. Neraca dengan perlengkapan khusus untuk menimbang benda uji di udara dan
di dalam air dalam menentukan kepadatan, jumlah penyerapan, serta setiap
perubahan volume benda uji setelah perendaman.
SNI 03-6753-2002
d. Pelat kaca, logam atau bahan lain yang tidak reaktif, untuk meletakkan benda uji
selama perendaman dan pemindahan agar tidak terjadi kerusakan maupun
perubahan bentuk.
BAB III
PROSEDUR
3.1 Persiapan
a. Buat benda uji serta pemeramannya sesuai dengan AASHTO T. 167 sebanyak 6
buah.
b. Keluarkan benda uji dari oven dan diamkan selama 2 jam.
c. Tentukan berat jenis kering nyata setiap benda uji sesuai dengan AASHTO T.
166 metode A.
3.3 Perhitungan
Indeks penurunan kuat tekan campuran beraspal akibat pengaruh perendaman :
S2
Indek kuat tekan sisa (%) = × 100 %
S1
Keterangan :
S1 : Kuat tekan dari benda uji tanpa perendaman (kelompok 1)
S2 : Kuat tekan dari benda uji dengan perendaman (kelompok 2)
3.4 Ketelitian
a. Untuk seorang teknisi diketemukan deviasi standar sebesar 6%. Karena itu untuk
dua pengujian dari dua benda uji yang sama yang dilaksanakan oleh seorang
teknisi kuat tekan yang diperoleh tidak boleh berbeda lebih dari 18%.
b. Untuk beberapa laboratorium diketemukan beberapa deviasi standar sebesar
18%, karena itu untuk contoh uji yang sama yang diuji di dua laboratorium kuat
tekan yang diperoleh tidak boleh berbeda lebih dari 50%.
BAB V
LAPORAN
Laporan pengujian dicatat dalam formulir yang tersedia dengan mencantumkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Identitas benda uji
1) Nama pekerjaan
2) Jumlah contoh
3) Nomor contoh/ukuran
4) Sumber contoh
5) Jenis contoh
b. Laboratorium yang melakukan pengujian
1) Tanggal pengujian
2) Nama teknisi penguji
3) Nama penanggung jawab pengujian
c. Hasil pengujian
d. Kelainan dan kegagalan selama pengujian
SNI 03-6753-2002