Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEORI DAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN (NTSI6303)

Dosen Pembina : Pranoto, S.T., M.T

Daktilitas Aspal

Disusun oleh :

Kelompok 3

Sherina Catrin Prasetyo (170523627007)

Syafira Artina Sari (170523627037)

Tarravania Berliani Putri (170523627139)

Wisang Deni Andrianto (170523627120)

Yohanes Wilasa Widodo (170523627096)

PRODI S1 TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MEI 2019
A. TUJUAN
Untuk menentukan panjang aspal yang dapat ditarik sebelum putus.

B. DASAR TEORI

Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal


terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan
daktilitas yang rendah akan mengalami retak – retak dalam penggunaannya
karena lapisan perkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh
karena itu, aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengukur jarak terpanjang yang


dapat terbentuk dari bahan bitumen pada 3 cetakan kuningan, akibat penarikan
dengan mesin uji, sebelum bahan bitumen tersebut putus. Pemeriksaan ini
dilakukan pada suhu 25 ± 0,5°C dan dengan kecepatan Tarik mesin 50 mm per
menit (dengan toleransi ± 5%).

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui salah satu sifat mekanik


bahan bitumen yaitu kekenyalan yang diwujudkan dalam bentuk
kemampuannya untuk ditarik yang memenuhi syarat jarak tertentu (dalam
pemeriksaan ini adalah 100 cm) tanpa putus. Apabila bahan bitumen tidak putus
setelah melewati jarak 100 cm, maka dianggap bahan ini mempunyai sifat
daktilitas yang tinggi.

Mesin uji biasanya mempunyai alat ukur sampai dengan 100 cm. Hal
yang sering terjadi dalam pemeriksaan daktilitas adalah bahwa jarak penarikan
sampel umumnya selalu di atas 100 cm yang menunjukkan bahwa sampel ini
mempunyai daktilitas tinggi. Permasalahan yang timbul adalah akibat
keterbatasan mesin uji dalam mengukur jarak putus sampel, penguji tidak
mengetahui seberapa besar daktilitas yang dimiliki benda uji. Oleh karena itu,
masih diperlukan jenis pemeriksaan lainyang dapat mengukur daktilitas
maksimum bahan bitumen yang melewati jarak 100 cm.

Adapun tingkat kekenyalan dari aspal, sebagai berikut :

1) < 100 cm = getas

2) 100 - 200 cm = plastis


3) > 200 cm = sangat plastis liat

Sifat daktilitas ini sangat dipengaruhi oleh kimia aspal yaitu akibat susunan
senyawa karbon yang dikandungnya.

C. ALAT DAN BAHAN


1) Cetakan Daktilitas
2) Termometer kapasitas 50oC
3) Mesin daktilitas
4) Glyserin
5) Talek
6) Aquades
7) Pisau perata
8) Baskom

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Melapisi bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas pelat dasar dengan
campuran glyserin dan talek.
2) Memasang cetakan daktilitas di atas pelat.
3) Memanaskan contoh aspal sebanyak 100 gram sampai cair dan dapat digunakan
dengan suhu antara 80oC-100oC dia atas titik lembek kedalam cetakan.
4) Mendinginkan cetakan dalam suhu ruangan selama ±30 menit, lalu memindahkan
seluruhnya kedalam ruang AC/ kulkas bak perendam/ water heater yang telah
disiapkan pada suhu 25oC selama 30 menit, kemudian meratakan contoh yang
yang berlihan dengan pisau atau spatula yang panas hingga cetakan terisi penuh.
5) Mendiamkan dalam AC/ kulkas selama 85-90 menit, kemudian melepaskan
contoh dari cetakan.
6) Mengisi bak perendam Daktilitas dengan air dan menambahkan larutan glyserin
untuk merubah berat jenis air.
7) Memasang benda uji pada mesin daktilitas dan tarik benda uji secara teratur
dengan kecepatan 5 cm per menit sampai benda uji putus, dengan kecepatan 5%
masih diijinkan.
8) Membaca jarak antara penjepit cetakan pada saat benda uji putus (dalam cm).
Selama percobaan berlangsung benda uji harus selalu terendam sekurang-
kurangnya 2,5 cm dari permukaan air dan suhu harus dipertahankan 25oC.
9) Jika benda uji menyentuh dasar mesin daktilitas atau terapung diatas permukaan
air pengujian dianggap tidak normal, untuk itu berat jenis air harus sesuai dengan
berat jenis benda uji dengan menambah glyserin.

E. WAKTU DAN TEMPAT PENGUJIAN


Waktu : Rabu, 27 Maret 2019
Tempat : Laboratorium Perkerasan Jalan D9 TS UM (D9.106)
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Gedung D9 Lantai 1 Tlp. 0341 – 587082
Jln. Semarang No. 5 Malang 65145

Laporan Ke- : 4 Tanggal Uji : 27 Maret 2019


Lokasi : Laboratorium Perkerasan Diuji Oleh : Kelompok 3
Jalan D9 TS UM Diperiksa : Pranoto, S.T., M.T

DAKTILITAS ASPAL

No. Kegiatan Uraian


1. Pembukaan Contoh dipanaskan
Pembacaan suhu oven
Contoh Mulai Jam = 07.30
= 100 °C
Selesai Jam = 07.45
2. Mendinginkan Didiamkan di suhu ruangan
Contoh Mulai Jam = 07.45
Selesai Jam = 08.45
3. Mencapai Suhu Direndam pada suhu 5°C
Pembacaan suhu waterbath
Pemeriksaan Mulai Jam = 08.45
= 5°C
Selesai Jam = 09.45

Pembacaan Pengukuran Waktu (menit)


Daktilitas pada 25oC
pada alat
Benda Uji 1 104 cm 22 menit
Benda Uji 2 116 cm 26 menit
Benda Uji 3 150 cm 32 menit
Rata-rata 123,33 cm 27 menit
F. PEMBAHASAN

Tabel data pengujian daktilitas menunjukkan bahwa padatan aspal 1 yang diuji
dapat meregang sampai sepanjang 104 cm dalam waktu 22 menit. Padatan aspal 2
dapat meregang sampai sepanjang 116 cm dalam waktu 26 menit dan padatan aspal 3
dapat meregang sampai sepanjang 150 cm dalam waktu 32 menit, dengan rata-rata
123,33 cm dalam waktu 27 menit. Hal ini menunjukkan sifat aspal yaitu keplastisan
nya dengan baik.

G. KESIMPULAN

Daktilitas aspal sangat diperlukan dalam suatu campuran bahan perkerasan


jalan dengan aspal sebagai bahan perekat dari agregat yang ada. Gaya kohesi dari
aspal tersebut merupakan usaha untuk mempertahankan agregat tetap di tempatnya
dan tidak sampai terlepas, sehingga semakin tinggi nilai daktalitas aspal maka akan
semakin baik mutu aspal tersebut sebagai bahan perekat atau pengikat campuran
bahan perkerasan jalan. Standar regangan yang dipakai adalah 100 – 200 cm.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


aspal termasuk ke dalam tingkat plastis karena terdapat pada rentang 100-200 cm.
Jadi, aspal termasuk baik bila digunakan untuk mengikat agregat pada saat proses
pengerasan jalan.
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Gedung D9 Lantai 1 Tlp. 0341 – 587082
Jln. Semarang No. 5 Malang 65145

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1. Memasang cetakan Gambar 2. Melapisi bagian atas


daktilitas d iatas pelat dasar dan bawah cetakan serta
permukaan pelat alas cetakan
penutup dengan sabun colek

penutup

Gambar 3. Memanaskan contoh Gambar 4. Menuangkan contoh


aspal serta mengukur suhunya aspal ke dalam cetakan daktilitas
hingga penuh berlebihan

penutup
penutup

Gambar 5. Mendinginkan cetakan Gambar 6. Meratakan contoh


pada suhu ruang selama 30 menit aspal menggunakan spatula yang
telah dipanaskan

penutup
penutup
Gambar 7. Mendiamkan sample Gambar 8. Melepas cetakan
pada suhu ruangan 25oC dalam sample dari alas dan melepaskan
baskom yang berisi air selama 90 bagian samping dari cetakan
menit

penutup

penutup

Gambar 9. Memasang cetakan Gambar 10. Menarik benda uji


daktilitas yang berisi sample pada pada mesin daktilitas secara
alat mesin uji daktilitas yang berisi teratur dengan kecepatan 5 cm
air per menit sampai benda uji putus

penutup penutup

Gambar 11. Benda uji yang sudah


putus

penutup

Anda mungkin juga menyukai