BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mariana Dewi/1604101010039
45
Laporan Kerja Praktek
Proses seleksi pada proyek Pembangunan Gedung Asrama dan Kelas Baru
Balai Pelatihan Kesehatan dilakukan secara metode pascakualifikasi, di mana
proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan
terhadap perusahaan setelah pemasukan dokumen penawaran.
Mariana Dewi/1604101010039
46
Laporan Kerja Praktek
dokumen kontrak pada proyek Pembangunan Gedung Asrama dan Kelas Baru
Balai Pelatihan Kesehatan ini tidak dapat dilampirkan karena bersifat rahasia dan
tidak dapat disebar luaskan.
4.5.2 Semen
Semen sebagai bahan pengikat utama yang memiliki peranan yang sangat
penting. Semen yang dipakai adalah jenis Portland Composite Cement (PCC) tipe
I yang diproduksi oleh PT. Semen Padang. Pengadaan semen sampai ke lokasi
pekerjaan dilakukan dengan menggunakan alat angkut truk. Di lokasi proyek,
semen diletakkan dalam gudang yang telah disediakan.
Menurut ketentuan SNI 03-2847-2002 pasal 5.7 ayat 1 dan 2, dimana
bahan semen dan agregat harus disimpan sedemikian rupa untuk mencengah
kerusakan.
Mariana Dewi/1604101010039
47
Laporan Kerja Praktek
Sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS), Pasir beton dan kerikil
untuk bahan adukan beton harus disimpan dalam bak atau lantai papan yang
direncanakan khusus untuk mencegah terpisahnya suatu komposisi agregat
tertentu atau tercampurnya agregat dari ukuran yang berbeda-beda, dan
menghindarkan tercampurnya agregat dengan debu, zat-zat organik atau bahan-
bahan pencemar lainnya.
Dari hasil pengamatan di lapangan, kondisi pasir dan kerikil yang
digunakan sangat baik sebagai agregat pembentuk beton. Hal ini dapat dilihat
secara visual bahwa tidak ada lumpur atau bahan lain yang dapat menggangu
kualitas pasir dan kerikil tersebut. Hanya saja penempatan pasir dan kerikil
tersebut diletakkan langsung di atas permukaan tanah sehingga tidak sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan SNI 2847-2013 pasal 3.7.1, di mana
penyimpanan semen dan agregat harus disimpan sedemikian rupa untuk mencegah
kerusakan bahan yang mengganggu.
Pengadaan pasir dan agregat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan
sehingga volume yang tersedia dalam suatu waktu telah disesuaikan dengan
pekerjaan atau pengecoran yang akan dilakukan. Sehingga penempatan tidak
dilakukan di ruangan tertutup karena akan langsung digunakan.
Mariana Dewi/1604101010039
48
Laporan Kerja Praktek
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air bersih,
tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali), tawar dan
bebas dari zat-zat organik atau anorganik yang larut atau mengambang dalam
suatu jumlah yang dapat mengurangi kekuatan atau keawetan beton, dan tidak
mengandung minyak atau lemak serta harus memenuhi syarat-syarat SNI 06-
2412-1991 tentang metoda pengambilan contoh kualitas air. Air tesebut harus
diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh konsultan manajemen konstruksi.
Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka
kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu.
Mariana Dewi/1604101010039
49
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
50
Laporan Kerja Praktek
Oli digunakan untuk melapisi bagian dalam bekisting agar dapat dibuka
dengan mudah. Oli yang digunakan adalah oli bekas yang masih layak pakai.
Dalam pengamatan selama dilokasi, oli yang digunakan untuk pelapisan bekisting
tersebut diletakkan di dalam jerigen minyak, sehingga dapat dengan mudah
dituangkan apabila dibutuhkan.
Mariana Dewi/1604101010039
51
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
52
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
53
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
54
Laporan Kerja Praktek
4.6.8. Theodolit/Waterpass
Mariana Dewi/1604101010039
55
Laporan Kerja Praktek
Magnetic Core Drill ini merupakan alat yang berfungsi untuk membuat
acuan lubang baut angkur pada plat baja dan pada kolom baja.
Mariana Dewi/1604101010039
56
Laporan Kerja Praktek
a. Compressor;
b. Gerobak Sorong;
c. Sekop;
d. Sendok Spesi;
e. Garukan Cor;
f. Cangkul;
g. Ember Cor;
Mariana Dewi/1604101010039
57
Laporan Kerja Praktek
Untuk ketebalan dan ketinggian pada pondasi KSLL seperti yang tercantum
pada gambar rencana adalah sebagai berikut:
Galian tanah tahap I : Seluruh luasan untuk pondasi KSSL digali sampai
kedalaman dan lebar tertentu. Galian tanah tahap I merupakan galian pada rib
settlement yang ukuran rib settlement 1 (12/30), rib settlement 2 (12/200), rib
settlement 3 (10/180).
Mariana Dewi/1604101010039
58
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
59
Laporan Kerja Praktek
Bahan untuk acuan yang digunakan berupa balok kayu 4/6, multipleks 9
mm, serta bahan lain seperti paku, juga kayu bundar sebagai penopang acuan.
Konstruksi acuan dibuat setinggi ± 230 cm, 200 cm, 180 cm untuk rib
settlement dan ± 130 cm, 80 cm untuk rib konstruksi. Acuan dipasang sesuai
ketebalan rib 10 cm dan 12 cm dan ditopang serta diikat kuat sehingga baik
ukuran, bentuk maupun posisi rib-rib tidak berubah selama pengecoran
berlangsung. Acuan dibersihkan dari segala kotoran dan siap untuk dilakukan
pengecoran rib. Acuan bisa dibuka 8 jam setelah pengecoran beton.
Mariana Dewi/1604101010039
60
Laporan Kerja Praktek
Memilih mutu besi beton untuk beugel rib dan tulangan pokok rib.
Beberapa besi dirakit diluar acuan kemudian dipasang dalam acuan yang telah
disiapkan, selanjutnya dipasang beugel rib. Besi beton diikat kuat dengan kawat
bendrat, sehingga besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
diberi jarak dari papan acuan atau lantai kerja dengan pemasangan selimut beton
±3cm. Dalam pemasangan besi terjadi pertemuan- pertemuan dengan prinsip dan
sistem hubungan pembesian pada pertemuan tersebut antara rib dengan rib (baik
rib konstruksi maupun rib sattlement), rib dengan kolom, dan rib dengan plat
Mariana Dewi/1604101010039
61
Laporan Kerja Praktek
penutup. Volume pembesian pada rib settlement dan rib konstruksi adalah sebagai
berikut :
Mariana Dewi/1604101010039
62
Laporan Kerja Praktek
- Panjang : 46,51 m2
- Lebar : 10 cm
- Tinggi : 180 cm
Mariana Dewi/1604101010039
63
Laporan Kerja Praktek
- Panjang : 537,78 m2
- Lebar : 12 cm
- Tinggi : 130 cm
a. Tulangan pokok atas : 1 D 16 dengan volume 848,745 Kg
Mariana Dewi/1604101010039
64
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
65
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
66
Laporan Kerja Praktek
Mutu beton yang digunakan untuk rib adalah K-250. Pengecoran untuk rib
digunakan beton ready mix yang diproduksi oleh Lhoknga Beton. Beton ready
mix tersebut diantar ke lokasi proyek dengan menggunakan Concrete Mixer.
Sebelum dilakukan pengecoran, beton ready mix ini diuji slump terlebih dahulu,
didapatkan hasil uji slump yaitu 45 mm, sehingga beton dapat digunakan.
Selanjutnya beton ready mix tersebut dimasukkan kedalam benda uji sampel yang
berbentuk kubus untuk diuji dilaboratorium. Setelah dinyatakan beton ready mix
ini dapat digunakan, beton ready mix ini ditampung dalam gerobak artco dan
dibawa ke daerah pengecoran rib. Setelah itu dituang dalam tempat yang akan di
cor dan diratakan dengan skopang. Kemudian mesin vibrator dihidupkan dan
selangnya diarahkan pada beton. Lalu kepala mesin ini dimasukkan ke dalam
adonan dan digetarkan di sekitar area tersebut selama kurang lebih sepuluh detik.
Arena pergetaran antara 30-40 meter persegi. Jadi penggunaan alat ini dipindah-
pindahkan sesuai luasan yang dibutuhkan. Pada saat memindahkan, mesin
dimatikan terlebih dahulu. Selama dalam masa pengeringan selalu dibasahi
selama minimal 1 minggu.
Mariana Dewi/1604101010039
67
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
68
Laporan Kerja Praktek
Perawatan beton pada Rib bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak
terjadi kehilangan air campuran pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal. Hal ini bertujuan untuk
mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya
keretakan dan penurunan kualitas beton.
Mariana Dewi/1604101010039
69
Laporan Kerja Praktek
Pemadatan ini dilakukan setelah pekerjaan rib selesai. Pada proyek ini
pemadatan menggunakan alat stamper.
Mariana Dewi/1604101010039
70
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
71
Laporan Kerja Praktek
Setelah selesai pemadatan, dilakukan uji sand cone. Uji sand cone pada
tanah dilakukan untuk menentukan kepadatan di tempat dari lapisan tanah atau
perkerasan yang telah dipadatkan.
Pengujian sand cone dilakukan selama tiga hari dengan (8) delapan sampel
pengujian lapangan, dan didapatkan hasil pengujian tersebut bahwa pemadatan
yang dilakukan memenuhi persyaratan spesifikasi teknis yaitu 97%. Seperti
yang dilampirkan pada lampiran.
Mariana Dewi/1604101010039
72
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
73
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
74
Laporan Kerja Praktek
Mutu beton yang digunakan untuk rib adalah K-300. Pengecoran untuk rib
digunakan beton ready mix yang diproduksi oleh Lhoknga Beton. Beton ready
mix tersebut diantar ke lokasi proyek dengan menggunakan Concrete Mixer.
Sebelum dilakukan pengecoran, beton ready mix ini diuji slump terlebih dahulu
sehingga beton dapat digunakan. Selanjutnya beton ready mix tersebut
dimasukkan kedalam benda uji sampel yang berbentuk kubus untuk diuji
dilaboratorium. Setelah dinyatakan beton ready mix ini dapat digunakan, beton
ready mix ini ditampung dalam gerobak sorong dan dibawa ke daerah pengecoran
plat lantai. Pengecoran dilakukan secara bertahap, mengingat pekerjaan rib dan
Mariana Dewi/1604101010039
75
Laporan Kerja Praktek
Base plate merupakan bagian dari struktur baja yang berfungsi untuk
menghubungkan struktur baja bagian atas dengan struktur pondasi pada bagian
bawah. Base plate ini berfungsi untuk menyalurkan gaya ke pondasi sedemikian
Mariana Dewi/1604101010039
76
Laporan Kerja Praktek
rupa sehingga besarnya tegangan yang terjadi pada beton tidak menimbulkan
kerusakan. Pada proyek ini terdapat 3 base plate yaitu Base Plate K1 (WF
588.300.12.20), Base Plate K2 (WF 588.300.52.20) dan Base Plate K3 (WF
400.200.8.13).
Mariana Dewi/1604101010039
77
Laporan Kerja Praktek
Ukuran plate dan ketebalan serta titik lobang baut menyesuaikan dengan
gambar kerja. Ukuran plate dan titik lobang baut harus benar presisi dengan
menggunakan mal/penggaris supaya potongan plate lebih akurat.
Pemotongan plate baja digunakan Laser Cutting Machine. Ukuran-ukuran
yang diperlukan sesuai dengan kolom baja. Terdapat 3 ukuran yaitu untuk K1 dan
K2 berukuran 600 mm x 750 mm dan untuk K3 berukuran 300 mm x 550 mm.
Untuk plate K1 dibutuhkan sebanyak 45 plate, untuk K2 diperlukan sebanyak 8
plate, dan untuk K3 diperlukan 9 plate.
Mariana Dewi/1604101010039
78
Laporan Kerja Praktek
Kemudian untuk sisi kanan dan kiri kolom dibuat plat stiffener yang
memiliki tebal 12 mm. Plat stiffener ini berfungsi untuk mencegah terjadinya
tekuk. Plat stiffener ini memiliki bentuk trapesium siku-siku, yang memiliki
panjang bagian atas 50 mm, panjang bagian bawah 100 mm, dan tinggi 200 mm.
Untuk K1 dan K2 diperlukan 6 plat stiffener (3 plat dibagian kiri kolom dan 3 plat
dibagian kanan kolom), sedangkan untuk K3 diperlukan 4 plat stiffener (2 plat
dibagian kiri kolom dan 2 plat dibagian kanan kolom).
Mariana Dewi/1604101010039
79
Laporan Kerja Praktek
Ukuran baja WF yang ada memiliki bentang atau tinggi kolom berberda
dari konstruksi baja yang akan dipasang nantinya. Sehingga baja harus dipotong
sesuai dengan ukuran dari gambar kerja. Bagian yang akan dipotong diukur
dengan menggunakan mal atau jangkar secara akurat dan presisi sehingga tidak
mengalami kesalahan setelah dipotong. Baja WF ini dipotong dengan
menggunakan Laser Cutting Machine.
Mariana Dewi/1604101010039
80
Laporan Kerja Praktek
4.9.3 Settingan
Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari proses
sebelumnya, selanjutnya disambungkan dan disetting bagian-bagian tersebut
sehingga hasilnya sesuai bentuk, jarak dan ukuran pada gambar kerja. Yang harus
diperhatikan saat pemasangan dan settingan adalah tidak boleh ada
kemiringan/sudut, panjang melebihi atau kurang dan dudukan plate, gordeng
maupun balok anak tidak miring.
Mariana Dewi/1604101010039
81
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
82
Laporan Kerja Praktek
Untuk beban baja lebih dari 1 ton dan ketinggian lebih dari 10 meter maka
pengangkatan kontruksi Baja sebaiknya menggunakan alat angkat berat seperti
hoist, crane/mobile crane, karena lebih safety dan lebih mudah. Beban dibawah 1
ton dengan ketinggian kolom 6m, dapat menggunakan lifting equipment seperti
chain block, hoist yang memiliki daya angkat dari 5 ton. Pada proyek ini
pengangkatan baja menggunakan Mobile Crane.
Mariana Dewi/1604101010039
83
Laporan Kerja Praktek
Mariana Dewi/1604101010039
84
Laporan Kerja Praktek
akan pentingnya K3. Pekerja juga diingatkan untuk menggunakan Alat pelindung
diri (APD). Safety Induction juga dilakukan kepada para pekerja baru yang akan
masuk kedalam wilayah proyek, serta siapapun termasuk mahasiswa yang sedang
melaksanakan kerja praktek agar mengerti betapa pentingnya keselamatan pada
lokasi proyek.
Mariana Dewi/1604101010039
85
Laporan Kerja Praktek
Dalam rangka melindungi hak setiap pekerja atas keselamatan dan kesehatan
serta melindungi aset perusahaan sehingga tercipta tempat kerja untuk proses
produksi yang aman, efisiensi dan produktif, maka melalui komitmen dan kebijakan
Mariana Dewi/1604101010039
86
Laporan Kerja Praktek
mutu, keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditetapkan oleh manajemen,
memiliki arti dan tujuan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja sebagai
berikut :
Mariana Dewi/1604101010039