Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS

Rehabilitasi Gedung SMAN 5 Kota Bengkulu


Tahun Anggaran 2021

1.1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung SMAN 5 Kota
Bengkulu pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2021, guna
meningkatkan pelayanan yang berkaitan dengan Pendidikan. Agar pembangunan terlaksana dan
tercapai dengan baik dalam arti memenuhi unsur kekuatan (struktur), kenyamanan pengguna (estetika)
dan ekonomis, maka harus dilaksanakan dengan baik pelaksanaannya dengan berpedoman gambar desain,
maupun spesifikasi teknis lainnya

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung SMAN 5 Kota Bengkulu yang telah
direncanakan dari sisi kualitas, volume, biaya yang mengacu pada Spesifikasi Teknis adalah untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan dengan melakukan pembangunan supaya layak guna dan layak fungsi
dengan berpedoman pada gambar kerja, spesifikasi teknis dan Spek Teknis serta petunjuk dari pihak direksi
dan konsultan pengawas.

Tujuan Rehabilitasi Gedung SMAN 5 Kota Bengkulu adalah untuk peningkatan mutu dan kenyamanan
dalam pelayanan Pendidikan masyarakat yang sesuai dengan standar, dan supaya dalam pelaksanaan
pembangunan bangunan Gedung Negara sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang mengacu pada standar
bangunan Gedung Negara dan Peraturan Kemdikbikbud RI No. 5 Tahun 2021

1.3 TARGET/SASARAN
Target/Sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan kontruksi adalah tercapainya kualitas,
kuantitas dan spesifikasi teknis bangunan yang sesuai dengan perencanaan, tercapainya pembanguan sesuai
dengan waktu pelaksanaan yang direncanakan serta sesuai dengan ketentuan pengadaan yang berlaku

1.4 NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA


Nama Organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan jasa kontruksi adalah :
Organisasi Perangkat Daerah : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu
Pengguna Anggaran (PA) : Drs. Eri Yulian Hidayat, M.Pd
NIP : 19670725 199303 1 004

1.5 SUMBER DANA


Biaya melalui DPA SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2021.

1.6 RUANG LINGKUP, LOKASI PEKERJAAN DAN FASILITAS PENUNJANG


Uraian Lingkup Pekerjaan dalam Pekerjaan Rehabilitasi Gedung SMAN 5 Kota Bengkulu adalah sebagai
berikut:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN STRUKTUR DAN DINDING
3. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
4. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
5. PEKERJAAN FINISHING
6. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1
Lokasi Pekerjaan :
1. SMAN 5 Kota Bengkulu

Fasilitas penunjang yang disediakan oleh PA/PPK :


a) Gambar Kerja
b) Boq. Rencana Anggaran Biaya
c) Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan

1.7 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Waktu pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung SMAN 5 Kota Bengkulu adalah 75 (Tujuh Puluh
Lima) hari kalender sejak ditanda tanganinya SPMK

1.8 SYARAT KUALIFIKASI


Penyedia jasa yang dapat ikut dalam proses pekerjaan adalah mempunyai kualifikasi dan klasifikasi kelas
kecil, yang memenuhi persyaratan dan tidak masuk dalam daftar hitam dan memiliki Perizinan
Berusaha di bidang Jasa Konstruksi, NIB/TDP, SBU Konstruksi Bangunan Pendidikan (BG007),
mempunyai pengalaman sejenis selama 4 tahun terakhir kecuali bagi badan usaha yang baru berdiri kurang
dari 3 tahun.

1.9 KELUARAN YANG DI HASILKAN


Keluaran yang diminta dari kontraktor pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan Rehabilitasi Gedung
SMAN 5 Kota Bengkulu yang menyangkut kualitas, kuantitas, biaya dan tepat waktu pelaksanaan
pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan yang layak fungsi yaitu dokumen administrasi teknis
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan antara lain:
 Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
 Laporan harian yang berisikan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, Tenaga Kerja, Bahan, Peralatan,
waktu yang digunakan dalam pelaksanaan, hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan,
 Laporan mingguan yang berisikan himpunan dari laporan harian perminggu yang sudah memuat
bobot persentase relisasi pelaksanaan fisik dilapangan setiap minggu,
 Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan yang memuat bobot persentase relisasi
pelaksanaan fisik dilapangan setiap bulan.
 Schedule pelaksanaan
 As Build Drawing
 Buck Up Data
 Foto Dokumentasi

2
BAB I
SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONTRUKSI

I. UMUM
Persyaratan bahan harus sesuai dengan standard SNI yang berlaku serta gambar rencana. Secara umum
bahan-bahan kontruksi dalam pekerajaan ini adalah sebagai berikut:
1. Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Cemen Merk Semen Padang/Tiga Roda/Merah Putih/Dinamik
/Baturaja dengan mutu yang baik dan telah disahkan oleh badan yang berwenang serta rnemenuhi syarat.
Bilamana diminta oleh Direksi pada setiap pengiriman semen ke pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan sertifikat pengujian, yang menyatakan semen tersebut memenuhi syarat-syarat yang
bersangkutan.
 Kantung-kantung semen yang rusak atau robek, tidak diperkenankan untuk digunakan kecuali
untuk pekerjaan bukan beton.
 Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantung yang sama tidak boleh digunakan.
 Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan diterima dalam kantung asli dari
pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat.
 Semen disimpan dalam gudang dengan ventilasi cukup dan tidak terkena air. Diletakkan pada
tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Tidak boleh ditumpuk sampai melebihi 2
meter. Pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya

2. Pasir dan Split/Batu Pecahan


 Pasir dan Split/batu pecah Ukuran 1-2 cm harus bersih, bebas dari segala kotoran, baik bahan
organik maupun lumpur, tanah karang, garam dan bahan lainnya sebagaimana syarat dalam SNI
Agregat Kasar.
 Bahan harus diangkut, disimpan di tempat yang bersih, keras permukaannya dan dicegah dari
pencampuran dari nominal yang lain dan dari kotoran/benda-benda lainnya.
 Hanya pasir beton (pasir kasar) yang dapat digunakan untuk pekerjaan beton, pasir laut sama
sekali tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini.
 Bahan koral beton/bahan pengisi kasar adalah split/batu pecah Ukuran 1-2 cm.

3. Bata Merah
 Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan.
Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang
dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.
 Maksimal yang rusak harus kurang dari 10% pada saat mobilisasi

4. Besi Beton
 Kualitas besi beton yang digunakan adalah U-24 Polos Merk KSTY SNI
 Besi beton harus dari baja lunak dengan tegangan maksimum 3600 kg/cm2.
 Besi beton ini dalam segala hal harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Adapun
kawat beton yang digunakan adalah yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton/tulangan, harus
kuat dan tidak mudah putus.
 Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit gilling serta bahan lainnya yang
rnengurangi daya Iekat.
 Baja tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah, tidak di udara terbuka untuk jangka waktu
yang lama.

3
 Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat.

5. Beton
5.1 Adukan Beton
Adukan beton merupakan campuran 1 bagian Portland Cement : 2 bagian Pasir Beton : 3 bagian
Split dengan penambahan air secukupnya sehingga kekuatan adukan memenuhi standar mutu
beton K-225 untuk beton struktur dan K-175 untuk lantai

5.2 Cetakan Beton/Bekisting


 Cetakan beton untuk finishing harus dibuat dari papan/ MultiPlek. Tebal bahan tergantung
dari kualitas bahan dan jarak. rangka penguat cetakan tersebut. Cetakan beton harus disetujui
oleh pengawas Iapangan sebelum pengecoran dimulai.
 Cetakan dibuat dan disanggah sedemikian supaya dapat mencegah getaran yang merusak
atau lengkungan akibat tekanan adukan beton cair atau yang sudah padat.
 Cetakan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pengecoran dan pemadatan tanpa
merusak konstruksi.
 Untuk memudahkan penyingkiran cetakan, digunakan pelapis cetakan dari bahan-bahan yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Minyak pelumas yang sudah atau belum terpakai tidak
boleh digunakan.
 Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan yang cukup untuk
memikul minimal 2 kali beban sendiri, bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian-
bagian konstruksi beban-beban yang bekerja lebih tinggi dari beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut masih berlangsung.

5.3 Pekerjaan Pengecoran


 Proporsi semen, pasir dan split adalah minimal, jadi tidak diizinkan untuk dikurangi.
 Sebelum adukan dicor, kayu-kayu bekisting harus bersih dari kotoran seperti serbuk
gergaji, tanah, minyak dan lainnya serta harus dibasahi secukupnya. Perlu diadakan tindakan
untuk menghidarkan mengumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah cetakan.
 Sebelum pelaksanaan pengecoran beton, pemborong harus memberitahukan dan mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan atau Pengawas Lapangan. Jika tidak ada pemberitahuan dan
persetujuan oleh pernberi pekerjaan, maka pemborong dapat diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang baru dicor atas biaya sendiri.
 Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton molen) sekurang-
kurangnya 5 menit setelah semua bahan dimasukkan ke dalam drum pengaduk, adukan harus
memperlihatkan susunan warna yang merata/sama.
 Adukan beton harus sudah dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai.
Bila adukan digerakkan secara kontinyu, jangka waktu ini dapat diperpanjang hingga 2 jam.
 Pengecoran satu unit atau bagian dari pekerjaan dilanjutkan tanpa berhenti, tidak boleh
terputus tanpa adanya persetujuan Pengawas Lapangan atau Direksi Pekerjaan.
 Adukan dipadatkan dengan baik menggunakan vibrator dengan frekuensi 300 putaran dalam
1 menit. Pada permukaan vertikal vibrator diletakkan dekat ke cetakan tetapi tidak
menyentuhnya. Tidak boleh menggetarkan satu bagian adukan lebih dari 20 detik.
 Adukkan diangkat sedemikian sehingga tidak ada permisahan bagian- bagian bahan dan
tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 m, untuk kolom yang tingg, dibuatkan
jendela-jendela pada cetakan untuk mengurangi tinggi jatuh adukan.
 Apabila ada pertemuan dengan beton yang sudah keras, bidang pertemuan disiram dengan air
semen kental.
4
5.4 Cacat Pada Beton
Meskipun pengujian kubus-kubus beton memuaskan, pengawas lapangan/Direksi
berhak menolak konstruksi beton yang cacat sebagai berikut:
 Konstruksi beton sangat keropos.
 Bentuk tidak sesuai dengan bentuk rencana atau posisinya tidak sesuai dengan gambar
rencana.
 Konstruksi beton tidak tegak lurus atau rata seperti dalam gambar rencana.
 Konstruksi beton berisikan benda lain yang dapat mengurangi kekuatan struktur.

5.5 Toleransi-toleransi
 Toleransi pada cetakan beton kasar adalah 1 cm untuk masing-masing bagian tetapi
toleransi ini tidak boleh bertambah (kumulatif). Ukuran masing-masing bagian dalam -0,3
dan ±0,5 cm.
 Toleransi pada cetakan beton halus 0,6 cm untuk masing-rnasing bagian. Penggantian papan
penutup pada sarnbungan tidak boleh lebih besar dari 1 cm, dan pengganti pada kelurusan
masing-masing bagian harus dalam 1% (satu perseratus), tetapi toleransi ini tidak boleh
bertambah

6. Atap
2.1 Penutup Atap
 Jenis Atap Seng Gelombang Warna Merk Kenzo/Gnet/Metro Tebal ≥ 0.23 mm
 Warna atap Menyesuaikan Lokasi dan atas Persetujuan Direksi.
2.2 Rangka Atap
 Rangka Atap Menggunakan Bahan Kayu Kelas II (Sesuai Rangka Atap Lama)
 Rangka Atap Baru Menggunakan Bahan Baja Ringan C.75 (75) mm merk Tasso
 Reng Baja Ringan U-50 merk Tasso
 Pemasangan atap mengikuti gambar kerja
2.3 Nok Samping dan Bubungan Atap
 Nok Samping dan Bubungan Atap menggunakan Seng Plat Warna Merk Kenzo/Gnet/Metro
 Jumlah serta pemasangan harus sesuai gambar kerja

7. Plafond
 Plafond yang yang digunakan berbahan Tryplek Merk Tunas/ tebal ≥ 3.8 mm.
 Rangka yang digunakan berbahan kayu Kelas II kwalitas baik, dan ukuran rangka pada plafon
dipasang sesuai dengan gambar kerja
 List Plafond Menggunakan Tryplek 4 mm yang belah membentuk List.

8. Cat Bangunan
8.1 Cat Kayu
 Cat kayu dan besi merk Avian/Bree Brand
 Warna yang digunakan Menyesuaikan Lokasi dan atas Persetujuan Direksi.
8.2 Cat Tembok, Kolom , Plafond
 Bahan yang digunakan merk Catilac/Metrolite.
 Warna cat yang digunakan Menyesuaikan Lokasi dan atas Persetujuan Direksi.

9. Instalasi Listrik
 Kabel yang digunakan NYA 1 x 2,5 mm Merk Eterna
5
 Lampu yang digunakan LED 14 Watt Merk philips/Panasoni/dop
 Lampu yang digunakan LED 19 Watt Merk philips/Panasoni/dop
 Saklar Tunggal & Saklar Ganda Merk Braco/Panasoni
 NCB Merk Sukaku

10. Tenaga Kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan yang ditanggung
oleh Penyedia selama pelaksanaan pekerjaan

6
BAB II
PERSYRATAN TEKNIS
PERSONIL MANAJERIAL, PERALATAN KONTRUKSI DAN K3

II.1 Personil Managerial


Adapun personil Manajerial yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kontruksi:
1. 1 orang Pelaksana
- Memiliki SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung (TS 052).atau Memiliki SKT
Pelaksana Bangunan Gedung/Pekerjaan Gedung (TA 022)
- Memiliki Pengalaman kerja 0 Tahun
- Pendidikan SMA/SMK Sederajat disertai dengan Identitas

2. 1 orang Petugas K3
- Memiliki Sertifikat K3 Konstruksi/Petugas K3 dengan Pengalaman 0 Tahun.
- Pendidikan Minimal SMA/SMK Sederajat disertai dengan Identitas

II.2 Peralatan Minimal


Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan utama menimal yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kontruksi ini, yaitu
No. Nama Alat Kapasitas Jumlah
1 Mesin Gerinda Tangan - 1 Unit
2 Bor Tangan - 1 Unit

II.3 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

No. Penilaian Tingkat


Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya
Resiko
1 Pekerjaan Atap Jatuh dari ketinggian 4

Maka dengan ini menetapkan bahwa Tingkat Resiko Keselamatan Konstruksi untuk
Paket Pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas adalah :
RESIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI : TINGKAT RESIKO KECIL

7
BAB III

SPESIFIKASI PROSES KEGIATAN

III.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Langkah awal yang harus dilakukan kontraktor adalah membuat kurva S /Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Kontruksi.
2. Metodologi Pekerjaan Harus Mengikuti Time Schdule yang telah direncanakan.
3. Tenaga kerja yang dipekerjakan kontraktor harus bekerja di hari pertama sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang telah direncanakan.
4. Penyedia alat dan bahan harus telah tersedia dilapangan.
5. Kontraktor harus memastikan sumber air dan sumber listrik yang akan digunakan saat pengerjaan
proyek.
6. Kontraktor harus memastikan lapangan bersih dari hal-hal yang akan mengganggu jalannya pekerjaan
termasuk Pekerjaan Pembongkaran.
7. Kontraktor Menyediakan Kelengkapan K3 seperti Helm Proyek, Sepatu safety, Rompi Proyek, Sarung
Tangan Pekerja dan Kelengkapan Lain-lain sesuai Perencanaan K3.
8. Papan nama proyek harus dipasang pada tempat yang bisa dilihat kalangan orang

III.2 PEKERJAAN KONTRUKSI BANGUNAN

1. Metodologi Mobilisasi Tenaga dan Alat Kerja menjelaskan persiapan tenaga dan alat dilapangan.
2. Metodologi Pengukuran Pemasangan Bowplank menjelaskan spesifikasi pekerjaan hingga pelaksanaan.
Pekerjaan kayu ruang lingkup, referensi standard dan spesifikasi bahan pelaksanaan kontruksi.
3. Pekerjaan Kontruksi atap meliputi pekerjaan, pengendalian pekerjaan, spesifikasi bahan dan cara
pelaksanaan pemasangan atap.
4. Pekerjaan Sistem distribusi listrik meliputi lingkup pekerjaan, uraian pelaksanaan pekerjaan, spesifikasi
bahan, dan pengujian seluruh pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai praturan pekerjaan listrik yang
berlaku di indonesia.

III.3 PEKERJAAN AKHIR

1. Untuk pekerjaan arsitektur (finishing) menjelaskan sesuai tahapan pekerjaan yang mencapai 100%
pekerjaan maksimal.
2. Pekerjaan Sipil metodologi mengakomodir peraturan praturan perundangan struktur Gedung
seperti Standard Nasional Indonesia (SNI).
3. Pekerjaan pembersihan akhir meliputi pembersihan selama pelaksanaan pembersihan akhir seluruh
limbah proyek

8
III.4 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

CONTOH

................................... RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


[Logo & Nama Perusahaan] [digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi

A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal

A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

B. Perencanaan keselamatan konstruksi

B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)

B.3. Standar dan peraturan perundangan

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi

C.1. Sumber Daya

C.2. Kompetensi

C.3. Kepedulian

C.4. Komunikasi

C.5. Informasi Terdokumentasi

D. Operasi Keselamatan Konstruksi

D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi

D.2 Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi

E.1. Pemantauan dan evaluasi

E.2. Tinjauan manajemen

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

9
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1 Kepedulian Pimpinan terhadap isu eksternal dan internal
Sangatlah penting dalam menentukan arah kebijakan pelaksaanaan K3. Sebagai langkah awal akan
mengidentifikasi isu eksternal maupun internal. Isu yang dimaksud dapat berupa isu yang bersifat positif
ataupun negatif. Isu internal dan isu eksternal ini di ibaratkan seperti bola liar,yang jika bisa dikelola
dengan baik akan mampu digunakan sebagai suatu tools untuk memajukan organisasi.
A.2 Komitmen Keselamatan Kontruksi
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan format di bawah
ini:
[Contoh Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi Badan Usaha Tunggal/Atas Nama Sendiri]
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : …………… [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : ...............................................
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya ………… [pilih yang
dan atas nama sesuai dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada [isi sesuai dengan nama Pokja
Pemilihan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident,
dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP);
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK

………… [tempat], ….. [tanggal] ………… [bulan] 20…. [tahun]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

10
B. Perencanaan Keselamatan Kontruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
TABELB.1 IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO
K3
Nama Perusahaan :………………………………………
Kegiatan :………………………………………
Lokasi :………………………………………
Tanggal Dibuat :………………………………………

Deskripsi Resiko Penilaian Tingkat Risiko Penilaian Sisa Risiko


Identifik Nila
asi Jenis Persyar i an Ting Keter
Bahaya Bahay a tan Risi kat a
Uraia (Skenari o Penge kemu Kepa Nilai Tingk Penge Kemu Kepa
a Pemenu ko Risi ngan
n Bahaya) ndalia n r Risik at n ngkin r (Fx
No (Tipe han A ko
Peker n gkina ahan o Risiko dalian an ahan
Kecel Pratura (TR)
j aan Awal n (F) (A) (FxA) (TR) Lanju (F) (A)
a n )
t an
kaan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Pek. Jatuh dari 2 2 4 Kecil


Atap ketinggian

11
BAB IV

SPESIFIKASI METODE KONTRUKSI/METODE PELAKSANAN/METODE KERJA

Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanan kontruksi Pekerjaan Rehabilitasi Gedung SMAN 5
Kota Bengkulu dengan waktu pelaksanaan 75 (Tujuh Puluh Lima) hari kalender kerja

LINGKUP PEKERJAAN
Seluruh pekerjaan pembongkaran dan Pembersihan atas daerah pembangunan seperti yang tertera pada
gambar rencana. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembongkaran pagar existing dan lain-lain yang
ditunjuk Konsultan Pengawas, serta pengamanan atas jaringan-jaringan listrik, air, telepon dan lain-lain
yang ada.
Kontraktor akan dianggap bertanggung jawab untuk penelitian yang menyeluruh atas gambar dan
persyaratan untuk dokumen Pelaksanaan ini dan Kontrak yang berhubungan dengan Proyek ini, termasuk
semua addendum, semua kondisi dari pekerjaan, memeriksa lapangan, semua fasilitas dan kondisi yang
ada, melakukan semua pengukuran lapangan dari pekerjaan yang sehubungan dengan ini dan menentukan
seluruh lingkup dari penyelesaian dan penyempurnaan proyek yang diisyaratkan sesuai dengan gambar-
gambar dan persyaratan-persyaratan sebagai yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang ditariknya dari informasi yang disampaikan
kepadanya sebagai hasil pemeriksaan yang diperolehnya. Kontraktor diperbolehkan atas biaya sendiri
melakukan pemeriksaan tambahan bilamana ia menganggapnya perlu, dan disetujui untuk menentukan
lebih lanjut kondisi dari lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan disini.
Kontraktor bertanggung jawab penuh apabila adanya biaya tambahan Lansir material ataupun peralatan
yang timbul pada lokasi pekerjaan proyek.
Kontraktor wajib melakukan pembersihan dilapangan, meliputi pembuangan lapisan puing-puing batu-
batuan yang tidak diperlukan (bila ada) dan rintangan-rintangan lain yang ada

SYARAT PELAKSANAAN
Sebelum memulai, Kontraktor harus mengumpulkan semua data mengenai kondisi-kondisi lapangan dan
sifat-sifat struktur yang ada disekitar lapangan pembangunan serta gambar-gambar dan izin-izin yang
diperlukan untuk bekerja.
Semua kerugian pihak lain yang timbul karenanya akan menjadi tanggungan Kontraktor. Konstruksi-
konstruksi sementara harus dibuat dimana perlu atas petunjuk Konsultan Pengawas tanpa menambah
biaya.
Semua sarana yang dipakai lagi dan / atau ditambah / dikurangi harus terpasang kembali sesuai dengan
standard serta petunjuk Konsultan Pengawas , sehingga dapat berfungsi dengan baik. Keadaan sesudah
selesai harus rapi / bersih siap untuk pekerjaan selanjutnya.
Kontraktor harus mengerjakan pembersihan semua areal pekerjaan dan tempat-tempat yang akan
dilaksanakan pekerjaan finishing sebagaimana diminta dan ditunjukan dalam gambar.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara semua peralatan dan material untuk pelaksanaan
sedemikian rupa sehingga semua areal pekerjaan terjaga kelancarannya.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja dan pengawas lapangan yang terampil pada bidangnya.

IV.1 Mobilisasi Tenaga dan Alat Kerja


Pekerjaan ini meliputi semua acara mobilisasi peralatan dan personil yang di perlukan dan semua
falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta melaksanakan
demobilisasi kembali terhadap semua terhadap semua peralatan dan personil pada ketika
pekerjaan selesai

12
IV.2 Pekerjaan Direksi Keet
a) Pemborong diwajibkan menyediakan Barak kerja, gudang dan ruang Direksi yang
pantas dan cukup luas dilokasi pekerjaan, lengkap dengan peralatan yang diperlukan antara
lain :
o Panel untuk menempel gambar kerja.
o Meja untuk menggambar dan membeberkan gambar.
o Lemari untuk menyimpan arsip.
o Satu set meja kursi.
o Papan tulis.
o Peralatan tulis menulis kantor (mesin tik, pena, kertas dan sebagainya).
b) Harus tersedia penerangan (listrik, petromak).
c) Tempat dan luas dari bangunan ini ditentukan dengan persetujuan Direksi.
d) Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan dan berikut perlengkapannya.

IV.3 Kontor Direksi Keet dan Bedeng Pekerja


Kantor Direksi dengan luas ± 7.5 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang
memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan/ruang kerja Direksi Teknis/pengawas, rapat-rapat
rutin lapangan dan lain-lain, dengan perlengkapan sebagai berikut :
• Meja rapat lengkap kursi.
• 2 stel meja tulis dan tempat duduk.
• Almari/Rak penyimpan alat-alat Kantor/pengawasan.
• Papan Informasi ukuran 90 x 120 cm.
• Sepatu karet dan helm proyek.
• Kotak P3K beserta isinya
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga kebersihannya.
Penempatan/lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis.
Kantor Pemborong, Gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan kebutuhan dan
keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan dari cuaca dan hujan.
WC darurat (apabila diperlukan) untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta tersedia
cukup air dan terjamin kebersihannya.
Kantor direksi, kantor Pemborong/Los Kerja serta wc darurat setelah selesainya pekerjan adalah
milik pemborong dan segera harus dibersihkan dari tempat pekerjaan.
Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari

IV.4 P3K dan Pengadaan Air Bersih


Pemborong wajib menyediakan P3K dan air bersih selama pekerjaan berlangsung menggacu
dengan peraturan pemerintah mengenai keselamatan pekerjaan, kesehatan pekerja dan kebutuhan
pekerja

IV.5 Papan Nama Proyek


Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
o Bahan Spanduk
o Bingkai Kaso dan Reng
o Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
o Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek : Bahan Spanduk
o Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 4/6 sebagai tiang-tiang
penyangga.
o Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi
suatu proyek

13
IV.6 Administrasi dan Dokumentasi
Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain : gambar shop
drawing, laporan harian pelaksanaan, laporan mingguan, prestasi fisik pekerjaan, laporan bulanan,
prestasi fisik pekerjaan time schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan dibuat sesuai
dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat dilakukan opname kemajuan
pekerjaan. Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib menyiapkan
dan menyediakan adalah:
a. Pagar pengaman (Apabila diperlukan)
Pemborong membuat pagar pengaman di sekeliling areal site, (atau disesuaikan dengan
kondisi yang memungkinkan di lapangan) dengan menggunakan seng atau gedeg atau bahan
lainnya dengan ketinggian minimal 2 meter. Penempatan pagar pengaman supaya
dikoordinasikan dengan pihak Direksi.

IV.7 Pembongkaran
Metode pembongkaran haruslah dipertimbangkan dengan baik, termasuk tata
penyusunan bekas-bekas bongkaran, penumpukan material bongkaran,dan pembuangan,
 Pembongkaran Atap
 Membongkar atap dimulai dari sudut tepi bawah, diselesaikan dulu satu baris kearah
atas, kemudian satu baris kesamping, selanjutnya kearah atas dan seterusnya sampai
atap genteng terbongkar semua.
 Dalam proses pembongkaran atap dilakukan dengan hati – hati untuk menghindari
Atap terjatuh dan pecah.
 Menurunkan atap dilakukan dengan menggunakan tali (beberapa genteng diikat
dengan tali) dan ditumpuk jauh dari area lokasi pembongkaran atap.
 Melakukan Sortiran/Pemilihan atap yang dipakai kembali dilakukan pada saat akan
dilakukan perumpukan atap, genteng yang dapat dipakai kembali diseleksi, ditumpuk
dan ditempatkan pada area terpisah.
 Kemudian genteng yang pecah dan tidak terpakai lagi kemudian disingkirkan ke luar
area agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

 Pembongkaran Plafond
 Setelah permukaan penutup atap selesai dibongkar dilanjutkan dengan membongkar
plafond dan rangka plafond.
 Metode pembongkaran yaitu dengan menggunakan perancah sementara yang daat
digeser agar memudahkan pekerja saat melakukan pembongkaran.
 Proses pembongkaran dimulai dari membongkar penutup plafond dengan cara
ngongkel paku pengikat penutup plafond hingga penutup plafond terlepas dari rangka
plafond.
 Setelah seluruh penutup plafond selesai dibongkar kemudian dilanjutkan dengan
membongkar ragka plafond dimulai dari melepaskan sambungan rangka plafond
dengan cara mencongkel paku dengan linggis atau memukul sambungan kayu dengan
menggunakan palu hingga sambungan kayu terlepas keseluruhan. Kemudian
dilanjutkan dengan membersihkan puing-puing sisa pembongkaran menuju gudang
sementara dan disusun sedemikian rupa agar tidak mengganggu pekerjaan.

IV.8 Pasangan Batu Bata


a. Bahan
Semua bata merah yang digunakan harus padat, keras, benar ukurannya, mempunyai ujung
persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja. Semua bata merah yang dipergunakan
sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata merah yang akan digunakan dengan ukuran yang

14
mendapat persetujuan Direksi. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata
merah mengikuti ketentuan peraturan pekerjaan beton.
b. Pemasangan
o Sebelum melakukan pasangan batu bata, lokasi pasangan harus di benang terlebih dahulu
sehingga diperoleh garis lurus dan siku.
o Setelan benang dipastikan siku baru batu bata dipasang satu persatu dengan pasagan ½
batu bata di nat untuk isian adukan perekat
o Susun bata harus sesuai dengan setandar yang berlaku tengah batu bata bagian bawah
harus lurus dengan ujung batu bata pasangan yang diatasnya demikian seterusnya.
o Bila pada pertemuan pasangan batu bata ada yang harus dipotong maka pemotonganya
harus rata dan sesuai dengan rongga yang ada, dengan menghitung space untuk nat.
o Hasil pemasagan yang tidak baik (miring, tidak rata dan tidak siku) tidak dapat
diterima.

IV.9 Pekerjaan Plesteran & Acian


Pekerjaan Plesteran
• Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton
• Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan terlebih
dahulu dari bekas-bekas kotoran spesi kemudian disiram air sampai jenuh.
• Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada jarak ± 2,50 m dengan
ketebalan 15 mm.
• • Pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps dipasang pada elevasi ± 50 cm ke atas (Sesuai Gambar Kerja)
permukaan tembok yang akan diaci dan permukaan lain yang tidak kedap air.
• Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran kering, minimal telah
berumur 24 jam.
• Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat yang
mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta melindungi dari sinar
matahari langsung.

Pekerjaan Acian
• Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran sudah kering
• Bahan-bahan seperti pasir halus, semen, mill tembok dan air adukan mengikuti ketentuan
yang digunakan dalam pekerjaan beton.
• Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
• Gunakan jidar aluminium untuk meratakan acian
• Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan menghaluskan acian
secara merata dan tidak bergelombang.
• Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari, dan setelah itu
acian baru dikeringkan.

IV.10 Pekerjaan Plafond


Bahan
 Digunakan rangka kayu, dipasang sesuai dengan pola yang tertera dalam gambar kerja.
 Plafond yang digunakan memakai Tryplek 4 mm
Pemeriksaan dan Pemasangan
 Sebelum memasang lembaran tripleks kontraktor wajib memeriksa bahwa kerangka kayu
untuk tumpuan pemasangan telah sesuai dengan gambar, baik itu letak, bentuk maupun
ukurannya.

15
 Semua bahan pada saat akan dipasang harus dalam keadaan bersih dan tanpa cacat,
kerusakan akibat pengangkutan/penyisipan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
 Seluruh struktur rangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh struktur
atap(Kuda-kuda) dan dinding sesuai ukuran pada gambar rencana.
 Kayu-kayu kerangka diserut rata pada sisinya yang akan ditempel bidang tripleks
kerangka kayu harus datar pada semua arah dan tidak melengkung.
 Kerusakan Plapond akibat penyambungan ruangan/Bangunan, dilakukan penggantian
sesuai gambar.
 List plapond dipasang keliling ruangan lepas dari dinding

IV.11 Pekerjaan Atap


Rangka Atap
o Semua kuda-kuda dan reng menggunakan kayu Kelas II menyesuaikan pada gambar
o Semua profil untuk kuda-kuda dan reng harus di kerjakan secara rapi.
o Pekerjaan Struktur Rangka Atap harus dikerjakan teliti agar nantinya didapat atap yang rata
dan rapat.

Penutup Atap
 Pada pelaksanaan pekerjaan ini, sebagai penutup atap digunakan Seng Gelombang
Warna ≥ 0.23 mm
 Sebelum memasang atap rangka harus benar-benar rata atau telah di waterpass.
 Untuk nok atap dan Bubungan digunakan Nok Seng Plat Warna

IV.12 Pekerjaan Instalasi Listrik


Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan pemasangan instalasi listrik adalah ;
 Pemasangan lampu penerangan & saklar
 Pemasangan stop kontak daya, stop kontak dan NCB
Sistem Instalasi Listrik
Sistem tegangan instalasi listrik dari jaringan PLN ke distribusi jaringan didalam bangunan dari
sistem dihubungkan dengan tanah (Grounded neutral). Dari panel listrik utama tenaga listrik
didistribusikan secara radial ke panel-panel pembagi pada masing- masing gedung, kemudian dari
panel pembagi di masing-masing gedung tenaga listrik didistribusikan pada titik api / lampu,
Stop Kontak dan peralatan-peralatan listrik lainnya. Setiap titik stop kontak maupun
sambungan langsung untuk peralatan-peralatan lainnya dan AC harus dihubungkan dengan tanah
(Grounded) sesuai dengan peraturan pemasangan instalasi listrik yang berlaku.

Sistem Instalasi Pengabelan


Kabel untuk instalasi penerangan, instalasi tenaga, kabel power untuk peralatan dan kabel toever
harus dari produksi pabrik yang telah mendapat sertifikat dari PLN atau dari laboratorium LMK
di Jakarta atau kualitas baik. Jenis dan diameter kabel yang digunakan untuk instalasi listrik
penerangan maupun instalasi listrik tenaga/daya dan kabel toever mengikuti petunjuk gambar
pemasangan kabel yang ditanam didalam tembok/beton dan ditanam dibawah lantai maupun
instalasi terbuka di atas plafon harus menggunakan pipa conduit PVC AW kualitas baik. Khusus
Instalasi jalur kabel di atas plafon harus digunakan kabel tray .

Saklar Lampu (saklar gand dan tunggal) dan Stop Kontak Standar SNI
Saklar lampu dipasang pada tempat yang telah ditentukan dengan ketinggian ± 140 cm diatas
lantai type inbow. Stop kontak dipasang pada tempat yang telah ditentukan dengan ketinggian ±

16
140 cm diatas lantai type inbow untuk dipasang pada dinding. Stop Kontak khusus AC dilengkapi
dengan fuse dan dipasang sesuai dengan penempatan di dalam gambar atau menurut petunjuk
direksi lapangan Shaklar dan Stop Kontak yang digunakan kualitas baik.

IV.13 Pekerjaan Lain-lain


IV.13.1 Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih
dan siap untuk dipakai Pemilik. Kontraktor juga harus mengembalikan bagian-bagian
dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam dokumen Konstruksi ke kondisi
semula

Bengkulu, 2021
Pengguna Anggaran
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Bengkulu

Drs. ERI YULIAN HIDAYAT, M.Pd


Nip. 19670725 199303 1 004

17

Anda mungkin juga menyukai