Anda di halaman 1dari 20

PENJELASAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

( SPESIFIKASI TEKNIS )

Pasal 1
SPESIFIKASI TEKNIS

1.1 Selain ketentuan-ketentuan tentang persyaratan umum dalam Program


Pengelolaan Pendidikan juga mengacu pada persyaratan teknis dari Standart
Nasional Indonesia (SNI)
1.2 Secara umum persyaratan teknis pada Kegiatan Pengelolaan Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama

1.3 mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri PU Nomor. 441/KPTS/1998


tentang persyaratan teknis bangunan gedung, Keputusan Menteri PU Nomor
468/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan umum
dan lingkungan, dan Keputusan Menteri PU Nomor. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung Dan Lingkungan.

Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
2.1 Pekerjaan Rehabilitasi sedang/berat sarana, prasarana dan utilitas sekolah
yang akan dilaksanakan adalah:
Program : Program Pengelolaan Pendidikan
Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah
Kegiatan :
Pertama
Rehabilitasi sedang/berat sarana, prasarana
Sub .Kegiatan :
dan utilitas sekolah
Sumber Dana : DAK Sub.Bidang Smp Tahun Anggaran 2021
1. Rehabilitasi 6 (enama) ruang kelas
sedang/berat beserta perabotnya
2. Rehabilitasi 1 (satu) ruang perpustakaan
sedang/berat beserta perabotnya
3. Rehabilitasi ruang kepala sekolah
Pekerjaan :
sedang/berat beserta perabotnya
4. Rehabilitasiruang guru sedang/berat
beserta perabotnya
5. Rehabilitasi ruang tu. Sedang/berat
beserta perabotnya
Lokasi : SMPN 2 Sobang
Tahun : 2021

Termasuk:
 Selasar banguan
 Pekerjaan-pekerjaan yang tertera dalam gambar

Spesifikasi Teknis -1-


Pasal 3
PENJELASAN GAMBAR-GAMBAR

3.1 Untuk dapat memahami serta mengerti secara sempurna seluruh pekerjaan ini, Tim
Pelaksana Pembangunan diwajibkan untuk mempelajari secara teliti baik gambar
maupun syarat-syarat pada Dokumen Pelaksanaan ini untuk menyakinkan diri
bahwa benar-benar tidak terdapat lagi ketidakjelasan perbedaan ukuran-ukuran,
perbedaan antara gambar-gambar serta kejanggalan-kejanggalan atau kekeliruan
lainnya.

Apabila terdapat ketidak cocokan, perbedaan atau kejanggalan antar gambar-


gambar yang satu dengan lainnya, maupun antar gambar-gambar dengan
Dokumen Pelaksanaan, maka Tim Pelaksana Pembangunan diwajibkan
melaporkan hal-hal tersebut secepatnya kepada Konsultan Perencana / Pengawas
untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaian.

3.2 Mengingat setiap kesalahan maupun kelalaian dan ketidaktelitian dalam


melaksanakan satu bagian pekerjaan akan mempengaruhi bagian pekerjaan
lainnya, maka ketelitian pelaksanaan mutlak serta mendapat perhatian pertama.
Kelalaian terhadap ketentuan ini dapat mengakibatkan suatu kerugian bagi Tim
Pelaksana Pembangunan .

3.3 Yang dimaksud dalam pekerjaan dalam uraian ini adalah segala hal yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan dan mengikuti gambar-gambar perencanaan
serta penjelasan dalam rencana kerja dan Syarat-Syarat yang tercantum dalam
Dokumen Pelaksanaan ini termasuk didalamnya pengadaan bahan-bahan,
pengerahan tenaga kerja, peralatan yang diperlukan serta sarana lainya, sehingga
maksud dan tujuan Rehabil;itasi terwujud sesuai dengan rencana.

Pasal 4
SITUASI / PENEMPATAN /LETAK BANGUNAN

4.1 Lokasi Pekerjaan disesuaikan dengan Block Plan/Gambar Situasi yang ada.
4.2 Tim Pelaksana Pembangunan harus mengadakan penelitian yang seksama
terutama mengenai kondisi tanah yang ada, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan
tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan roboh bangunan dalam
waktu yang singkat.
4.3 Kelalaian dan ketidaktelitian Tim Pelaksana Pembangunan dalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.

Pasal 5
PEKERJAAN PEMBONGKARAN

5.1 Sebelum Pekerjaan pembongkaran dilaksanakan, Tim Pelaksana Pembangunan


harus berkoordinasi dengan pengawas lapangan untuk menginventalisir bagian-
bagian pekerjaan yang akan dibongkar.
5.2 Pelaksana pekerjaan harus membuat pengamanan Untuk:

Sefesikiasi Teknis -2-


 Melindungi barang-barang milik sekolah seperti buku, kursi, meja dan
barang lainnya.
 Melindungi bagian pekerjaan yang tidak dibongkar agar tidak rusak.
 Membuat pengaman konstruksi agar tidak runtuh atau berubah
bentuk/melentur akibat pembongkaran.
 Melindungi pekerja terhadap keselamatan kerja dari runtuhan bagian
bangunan..
Semua barangkal/sampah bekas bongkaran agar disingkirkan/diamankan dan
dibersihkan dari tempat pekerjaan agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN BATA

8.1 Semua dinding bangunan dipasang ½ ( setengah ) bata yang diperkuat dengan
kolom Struktur 15/20 yang jarak peletakannya disesuaikan dengan gambar kerja.
Bata merah yang dipergunakan adalah jenis bata banting yang berkualitas baik,
dan sebelum dipasang harus dibersihkan dan direndam terlebih dahulu hingga
buihnya habis.
8.2 Untuk pasangan dinding bata trasraam menggunakan adukan 1 pc: 3 Ps,untuk
pasangan selanjutnya dipakai adukan 1 Pc: 5 Ps.

Pasal 9
PEKERJAAN BETON BERTULANG

9.1 Bahan yang dipergunakan


9.1.1 Portland Cement ( PC )
PC yang digunakan harus dari jenis menurut peraturan Portland Cement
Indonesia 1972/NI-2. Semen harus sampai ditempat pekerjaan dalam kondisi
baik, serta dalam kantong-kantong semen yang asli dari pabrik dan harus
satu macam produksi dalam negeri, biasanya dipergunakan semen semutu
Merk Tiga Roda, atau semutu Merk Holcim.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan ventilasi baik,
disimpan diatas lantai setinggi 30 cm.
9.1.2 Agregate ( Pasir Beton, Kerikil/Batu Pecah ).
Agregate halus dan kasar dapat dipergunakan agregate alami atau buatan
asalkan memenuhi persyaratan PBI 1971 ( NI-2 ). Agregate tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak beton dan tulangan terhadap karat,
untuk itu Tim Pelaksana Pembangunan harus memberikan contoh-contoh
terlebih dahulu untuk disetujui oleh konsultan pengawas.
9.1.3 A i r
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, air tersebut harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal SNI 03-2834 1992.

Sefesikiasi Teknis -3-


9.1.4 Besi Beton Tulangan
Besi beton/tulangan yang dipergunakan harus dari besi beton dengan mutu U
24, dimana disyaratkan kekuatan tegangan tarik yang diijinkan tidak boleh
kurang dari 14000 kg/cm2. Apabila baja tulangan oleh Konsultan Pengawas
diragukan kualitasnya, maka harus diperiksa di lembaga Penelitian Bahan
Bangunan atas biaya Tim Pelaksana Pembangunan . Ukuran besi
beton/tulangan harus disesuaikan dengan gambar kerja, penggantian dengan
diameter lainnya hanya diperkenankan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
9.1.5. Bekisting ( Acuan )
Bahan bekisting atau acuan dapat dipergunakan papan kayu kelas III yang
kering dengan tebal 3 cm, pemasangan acuan ( bekisting ) harus rapih dan
kaku setelah beton dibongkar membentuk bidang yang rata dan pada saat
pengecoran diusahakan air semen tidak keluar. Tiang-tiang penyangga
( perancah ) dari kayu dolken balok kelas III.
9.2 Macam Pembetonan.
9.2.1 Beton sloof 15/20 Kolom Selasar 15/20, Kolom Praktis 12/12, Balok Lintel
10/12, Ring Balok Selasar 12/20, Ring Balok dan Balok Ampig 12/20
Tulangan memakai besi dia.10 mm dan besi dia.12 mm, sedangkan sengkang
memakai besi dia. 8 mm dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr.
9.3 Pelaksanaan Pengecoran Beton.
9.3.1 Pelaksanaan pengecoran beton dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
9.3.2 Sebelum dicor bekisting harus dibersihkan dari kotoran dan disiram air
hingga permukaanya seluruhnya basah dan sengkan tidak boleh melekat
pada bekisting, untuk itu agar di buatkan beton decking tebal 1.5 cm.
9.3.3 Pengadukan , Pengangkutan, Pengecoran dan perawatan harus dilakukan
dengan ketentuan yang disyaratkan SNII 03-2834-1992, terutama yang harus
diperhatikan:
 Pengadukan semua beton di usahakan harus menggunakan mesin
pengaduk (molen).
 Pemadatan Beton harus diusahakan dengan menggunakan beton triller
( mesin Penggetar )
9.3.4 Pembongkaran bekisting ( acuan ) serta perancah dilaksanakan apabila umur
beton telah cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam PBI 1971
yaitu sekurang-kurangnya 14 (Empatbelas) hari setelah pengecoran di
laksanakan.

Pasal 10
PEKERJAAN PLESTERAN

10.1 Sebelum diplester bidang dinding harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh, agar
adukan dapat melekat dengan baik.

Sefesikiasi Teknis -4-


10.2 Untuk pekerjaan plesteran dinding bata dipergunakan adukan 1 pc : 5 ps.
10.3 Untuk plesteran Trasram dan beton dipergunakan 1 pc : 3 ps, setelah permukaan
beton yang akan diplester terlebih dahulu dan disiram air semen.
10.4 Semua pekerjaan plesteran dikerjakan dengan sempurna, bidang-bidangnya rata,
tegak lurus /siku terhadap bidang lainnya kemudian diaci atau dihaluskan
permukaannya dengan digosok sampai licin.agar didapat bidang plesteran yang
rata permukaanya maka dalam pelaksanaannya Tim Pelaksana Pembangunan harus
menginstruksikan kepada tukang agar membuat kepala-kepala plesteran setiap
bidangnya.
10.5 Pada setiap plesteran yang bertemu dengan kusen pintu dan jendela/bouvenlight
agar dibuat tali air.

Pasal 11

PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


11.1 Bahan –bahan
Untuk lantai bangunan ruangan dipergunakan jenis lantai keramik 40 x 40 cm
warna putih termasuk juga lantai selasar bangunan, untuk dinding keramik 40x40
motif, lantai Toilet menggunakan keramik 40x40 anti slip, semua jenis keramik
menggunakan jenis keramik dengan kwalitas KW II semutu merk IKAD.
11.2 Cara Pelaksanaan
Sebelum pemasangan lantai dimulai, Tim Pelaksana
Pembangunan/Pembangunanilitasi wajib memeriksa lapisan dasarnya terutama
lapisan pasir serta menjamin lapisan dasarnya rata dan padat.
Untuk semua pasangan lantai menggunakan adukan 1 pc : 4 ps.
Pada saat penyerahan pertama pekerjaan semua permukaan lantai dalam keadaan
bersih.

Pasal 12
PEKERJAAN KUSEN PINTU/JENDELA

12.1. Lingkup Pekerjaan


a.Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b.Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela, bouvenlight dan daun
pintu dan jendela, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan Kusen, Pintu dan
Jendela), (Pekerjaan Kaca)
12.2 Persyaratan Bahan
a. Terbuat dari alumunium sesuai dengan gambar kerja.
b. Aluminium persegi, tidak cacat, harus lurus dan

Sefesikiasi Teknis -5-


mempunyai ketebalan sesuai dengan gambar.
c. Warna aluminium coklat tua (ditentukan oleh pengguna jasa).
d. Untuk menutup celah dibagian kaca atau antara dinding dengan kusen harus
menggunakan sealent..
. 12.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a.Sebelum memulai pelaksanaan pembangunan diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang
bukaan dinding. Pelaksana Pembangunan diwajibkan membuat contoh jadi
(mock up) untuk semua detail sambungan yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Konsultan Pengawas
dan Perencana.

Pasal 13
PEKERJAAN KUDA-KUDA, RANGKA ATAP DAN PLAFOND

13.1 PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

Peraturan yang digunakan sebagai acuan penggunaan baja ringan adalah:

 Standar pembebanan, AS / NZS 1170.0-2002, AS / NZS 1170.1-2002, AS / NZS


1170.2-2002, SNI.03-1727-1989 tentang cara perencanaan pembebanan untuk
rumah dan gedung.

 Standar perhitungan Struktur, AS/NZS 4600:2005 tentang jarak antar screw.

 Standar ketentuan coating, AS/NZS 1397 – 2001, ASTM : A 1003/A 1003M-05


tentang syarat kelas coating baja untuk bangunan struktur.

 Standar pemakaian Screw, AS 3566.1-2002, AS 3566.2-2002 tentang Self Screw


For Building and Construction

A. Bahan Baku
13.1.1 Baja Mutu Tinggi (High Tension Steel)
a. Kriteria baja mutu tinggi dengan grade minimum G550 :

 Mutu baja (Steel Grade) : G550

 Tegangan leleh Minimum (Minimum Yield Strenght) : 550 Mpa

Sefesikiasi Teknis -6-


 Tegangan Tarik Ultimate (Ultimate Tensile Strenght) : 550 Mpa

 Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa

 Modulus Geser : 80.000 Mpa

b. Pengujian G550 di lapangan dapat dilakukan dengan memotong dengan


gunting seng. Baja mutu tinggi G550 hanya dapat dipotong dengan alat
potong gurinda.
c. Fabrikator dan aplikator baja ringan dapat menyertakan sertifikat bahan baku
baja mutu tinggi G550.
d. Apabila mutu baja dibawah 550 Mpa atau grade dibawah G550, maka tidak
dapat dipergunakan sebagai bahan baku pekerjaan rangka atap baja ringan.
13.1.2 Lapisan Anti Karat Galvanized (Hot Deep Zinc – Z220)
Standar lapisan anti karat mengacu standar yang ditetapkan ASTM
( American Standrd for Testing Material) yaitu untuk bahan struktur
(menanggung beban) ketebalan lapisan minimum: Apa bila menggunakan
Zincalum/Galpalum ketebalan lapisan AZ (Zincalum) ≥ 150 gr/m2, kode AZ
150
Apabila menggunakan Galvanis lapisan Z (Galvanis) ≥ 180 gr/m2, kode Z 180.
13.1.3 Profil Baja
a. Jenis profil dan ketebalan yang dipergunakan harus sesuai dengan standar
desain software perhitungan yang mengikuti standar yang berlaku untuk
konstruksi baja ringan / tipis (Light Steel). Untuk struktur utama kuda-kuda
minimal 0.75 mm( Base Metal Thicknes) apabila berikut lapisan 0,80mm
( Total Coating Thicknes).
13.1.4 Alat Sambung
a. Screw
Alat sambung untuk baja ringan menggunakan Self Drilling Screw (SDS)
atau sekrup dengan ujung penembus tanpa mur. Baut merupakan jantung
kekuatan rangka atap baja ringan, untuk itu pemilihan baut pun memegang
peranan penting. Kriteria yang dipergunakan :
 Self Driling Screw yang dipakai harus memiliki alur yang kasar, dan
terdapat ruang dibawah kepala baut.

 Baut yang dipergunakan harus memiliki kekuatan torsi sebesar 6.9 kN.

Sefesikiasi Teknis -7-


b. Connector Multigrip
 Konektor Multigrip merupakan alat sambung antara balok tumpuan
dengan rangka atap / kuda-kuda utama.
 Konektor multigrip terbuat dari baja mutu tinggi grade 300.
 Konekctor Multigrip ini harus dapat memperhitungkan gaya uplift (gaya
hisap) yang berlaku sesuai dengan desain.
c. Konektor Strap Brace
 Strap Brace dipergunakan untuk tipe kuda-kuda standar yang
dipergunakan sesuai dengan standar desain.
 Strap Brace diletakkan dibawah reng dan diatas batang kuda-kuda.

13.1.5 Desain Kuda-Kuda Baja Ringan


13.1.5.1. Desain rangka atap baja ringan harus memiliki kriteria desain atau software
khusus yang dapat memperhitungkan :
a. Perhitungan terhadap beban mati
b. Perhitungan terhadap beban hidup
c. Perhitungan terhadap beban tambahan seperti ducting Ac, lampu gantung
water heater dan lainnya, sehingga menyebabkan perlunya perkuatan di
masing-masing kuda-kuda.
d. Perhitungan terhadap kombinasi beban-beban yang ada
e. Perhitungan terhadap jarak antar webs (batang pengisi)
f. Perhitungan terhadap jumlah baut yang dipergunakan di masing-masing
sambungan.
g. Perhitungan terhadap lendutan batang tarik kuda-kuda yang diijinkan
(chamber).
h. Perhitungan terhadap jarak bottom chord bracing.
i. Perhitungan terhadap jarak top chord bracing / reng.
j. Perhitungan terhadap webs yang menggunakan lateral tie, sehingga batang
webs tersebut tahan terhadap gaya vertical.
k. Perhitungan terhadap gaya yang terjadi di setiap tumpuan (baik gaya tekan
dan gaya hisap/uplift)
13.1.5.2 Jarak maksimum trusses/ kuda-kuda 1300 mm Untuk type kuda-kuda yang
menggunakan reng dengan ketinggian profil 45 mm, dan maksimum 1220

Sefesikiasi Teknis -8-


mm Untuk type kuda-kuda yang menggunakan reng dengan ketinggian profil
35 mm

13.1.5.3 Standar minimum bracing yang harus dipergunakan adalah:

 Top Plate/walling plate digunakan sebagi pengaku gaya horizontal.

 Bottom chord bracing digunakan sebagai pengaku gaya horizontal yang


terjadi pada batang bawah (bottom chord) setiap kuda-kuda.

 Lateral tie digunakan sebagai pengaku gaya vertical yang terjadi pada batang
pengisi kuda-kuda (webs sehingga menghindari gaya tekuk yang terjadi.

 Diagonal web bracing digunakan sebagai pengaku gaya horizontal terhadap


keseluruhan rangkaian kuda-kuda

13.1.5.4 Top chord bracing, digunakan sebagai pengaku batang atas koda-kuda ( Top
chord), biasanya kita sebut dengan.

13.1.6 Pekerjaan / Pemasangan


Kontrol pemasangan alat sambung merupakan hal yang penting, untuk itu
tahapan pekerjaan perakitan dan pemasangan sesuai standar adalah:

1. Ring Balok yang sudah jadi diukur oleh engineer masing-masing


fabricator untuk didesain ulang dengan menggunakan software khusus baja
ringan. Adapun hasil desain tersebut adalah berupa input ke pabrik.

2. Untuk daerah yang mengalami hambatan dalam masalah transportasi,


maka pengerjaan perakitan kuda-kuda dilakukan di lokasi proyek dengan
quality control yang tinggi dan dibawah pengawasan engineer yang
berpengalaman.

3. Adapun output/hasil perakitan tersebut adalah kuda-kuda berbentuk


segitiga lengkap dengan batang pengisi/webs; dipasang sesuai dengan standar
pemasangan rangka atap baja ringan sebagai berikut :

 Pekerjaan pemasangan top plate di atas ring balok.

 Pekerjaan pemasangan kuda-kuda terpancung/ TG.

 Pekerjaan pemasangan hip rafter.

 pekerjaan pemasangan rafter.

Sefesikiasi Teknis -9-


 Pekerjaan pemasangan kuda-kuda standar /S.

 Pekerjaan Pemasangan bottom chord bracing, lateral tie, diagonal webs


bracing.

 Pekerjaan pemasangan kuda-kuda valley (bila ada atap anak)

 Pekerjaan pemasangan sekur (bila over hang lebih dari 1 m)

 Pekerjaan pemasangan top chord bracing/reng

Pengalaman Fabrikator atau Aplikator menjadikan tolak ukur daripada kualitas


pekerjaan. Dimana hasil akhir sebuah pekerjaan harus dimonitor ulang dengan
system yang jelas sehingga dapat dikeluarkan suatu garansi pekerjaan yang
baik.

13.1.7. Ukuran kemiringan kuda-kuda diambil kemiringan 30 derajat disesuaikan


gambar kerja.
13.1.8. Pengawas dapat meminta agar profil baja ringan yang ada dilapangan diperiksa
dan bila dianggap perlu dilakukan pengujian dilaboratorium mengenai mutu
dan ukurannya atas biaya suplayer.

13.2 PEKERJAAN LISTPLANG


Untuk pekerjaan papan listplang tumpang sari dipergunakan GRC berkualitas baik
dengan ukuran 3/20 & 2/10 cm.
.Cara pemasangannya memakai penguat kaso yang dipasang pada setiap kuda-kuda.

13.3 PEKERJAAN PLAFOND.


Untuk pekerjaan rangka plafond digunakan kayu Terentang/ Kasodengan ukuran
antara 4/6 dan 5/7 dengan modul disesuaikan dengan gambar kerja:
 Rangka menempel di dinding 5/10 cm

 Rangka pembagi 4/6 dan 5/7 cm

 Plafond GRC untuk semua plafond.

Untuk GRC sekualitas Jayaboard dengan ukuran 120x220 cm.


Rangka plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk
bidang bagian bawah yang rata, untuk itu permukaan yang akan dipasang
GRC

Sefesikiasi Teknis - 10 -
. Untuk bagian sisi plafond dipasang list profil Kayu kelas II Uk. 3 cm.

 Untuk bagian sisi teras dan sisi listplank dipasang list profil Kayu kelas II Uk.
3 cm.

Pasal 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

A. Untuk Pekerjaan Penutup Atap Genteng Metal

14.1 Perkerjaan penutup yang dimaksud adalah pemasangan genteng metal roof 0,35
berlapis pasir kwarsa .

Tim Pelaksana Rehabilitasi Sedang/Berat Sarana, Prasarana Dan Utilitas


Sekolah harus memberi contoh terlebih dahulu sebelum mendatangkan material
tersebut untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari konsultan
pengawas.

Dalam pemasangannya harus diperhatikan benar-benar dan dipasang sedemikian


rupa agar jangan sampai terlihat bergelombang dan alurnya tidak lurus, yang
mengakibatkan kelihatan tidak estetika.

14.2. Pekerjaan pemasangan bubungan genteng dari merk yang sama,


sebelumnya bagian yang akan dipasang bubungan agar dimal dengan ditarik
benang antara ujung dengan ujungnya agar permukaannya menjadi lurus.

B. Untuk Pekerjaan Penutup Atap Bitumen

Jenis penutup atap gelombang dengan spesifikasi sebagai berikut:


1. Deskripsi : Lembaran bitumen bergelombang
monolayer yang terbuat dari serat organik, diberi
warna dengan pigmen mineral dan resin
thermosetting pada kedua sisi (atas dan bawah)
dengan model genteng 6 gelombang.
2. Terbuat dari bahan dasar : Bitumen Selulosa
3. Dimensi / ukuran : Panjang 400 mm (-0 s/d
+20) ;
Lebar 1070 mm (-20 s/d + 20);
Tebal 2,9 mm (±0,3)
4. Korugasi / gelombang : 6 korugasi + 5 bagian datar per lembar;
Lebar 95 mm (±2);
Tinggi 38 mm (±2)
5. Berat : 1,34 Kilogram per Lembar ; 3,3 Kilogram per
meter persegi

Sefesikiasi Teknis - 11 -
6. Warna : Merah 3D, Coklat 3D, Hijau 3D,
Terracota 3D, Fiorentino 3D dan Hitam
7. Kandungan bitumen : Lebih besar dari 40%.
8. Standar Spesifikasi Material : EN 534:2006 –
Corrugated bitumen sheets. Product specification
and test methods – kategori R serta ETA
10-/0018.

Tata cara pemasangan mengacu kepada katalog atau brosur Onduvilla, dengan jarak
antar reng 32cm.
Atap Onduline memiliki garansi 10 tahun terhadap waterproofing dengan syarat dan
ketentuan pemasangan yaitu:
a. Pemasangan dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan.
b. Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih disertai supervisi dari pihak Onduline
atau distributor secara berkala.
c. Syarat dan ketentuan lain terdapat pada surat garansi.

Tata cara pemasangan atap genteng Onduvilla:


I. Pemasangan Atap Genteng Onduvilla
1. Pastikan kemiringan kuda-kuda atap adalah minimal 15 derajat.
2. Pastikan jarak antar reng adalah 27 cm untuk reng pertama (paling bawah
setelah listplang), selanjutnya 32cm.
3. Selama pemasangan atap agar tidak menginjak atap yang telah terpasang kecuali
menggunakan tangga konstruksi, papan bidang kerja atau menginjak pada
bagian lembaran atap yang bersentuhan dengan reng. Dilarang menginjak pada
bidang lembaran diantara reng.
4. Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap, dengan
jarak overhang maksimal adalah 5 cm dari listplang.
5. Penyekrupan menggunakan sekrup Onduline dengan warna yang sesuai dengan
lembar atap. Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang diantara dua
gelombang interlock pada lembaran atap.
6. Urutan penyekrupan dimulai dari gelombang sisi bawah pertama dan kelima,
dilanjutkan dengan gelombang kedua sampai dengan keempat. Gelombang
keenam digunakan untuk overlap dengan lembaran atap selanjutnya. Gelombang
sisi atas digunakan untuk overlap dengan lembaran atap diatasnya.
7. Pemasangan lembaran atap dengan pola pasangan bata. Baris pertama
pemasangan menggunakan lembaran atap utuh. Baris kedua dari bawah dimulai
dengan menggunakan lembaran atap yang dipotong menjadi dua. Baris ketiga,

Sefesikiasi Teknis - 12 -
kelima dan seterusnya seperti pemasangan pada baris pertama. Baris keempat,
keenam dan seterusnya seperti pemasangan pada baris kedua.
II. Pemasangan Penutup Listplang Samping.
1. Pemasangan penutup listplang samping dengan menggunakan aksesoris Verge
Piece dari Onduline.
2. Penyekrupan pada verge piece pada setiap gelombang reng dan pada listplang
dengan jumlah yang sama.
III.Pemasangan Nok.
1. Nok menggunakan aksesoris nok standar dari Onduline.
2. Penyekrupan pada nok pada setiap gelombang yang bersentuhan dengan
gelombang Onduvilla.

PASAL 15
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

15.1 Untuk engsel pintu dan jendela dipakai engsel type ring nylon yang berkualitas
baik, dipasang sebanyak 3 buah untuk setiap daun pintu dan 2 buah untuk
setiap daun jendela, dengan ukuran :
 Untuk daun pintu ukuran 4” dan
 Untuk daun jendela ukuran 3”.
15.2 Seluruh pintu-pintu dipasang kunci tanam yang berkualitas baik semutu merk
Union 2 kali putar (besar).
15.3 Setiap daun jendela dipasang slot dan dipasang kait angin / penahan bukaan
yang berkualitas baik.
15.4 Untuk angkur kusen pintu/jendela kayu dipasang dari besi beton 12 mm.
15.5 Sebelum pekerjaan dilaksanakan Pelaksana Pembangunan harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas

PASAL 16
PEKERJAAN KACA

16.1 Jenis kaca polos yang dipergunakan disesuaikan dengan gambar perencanaan
yang semutu dengan merk Asahi dengan ketebalan 5 mm.
16.2 Pelaksana Pembangunanharus memberikan contoh bahan, brosur serta data
teknis kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Sefesikiasi Teknis - 13 -
16.3 Semua list kaca dipasang dengan kuat dan kokoh, pada sponning agar diberi
dempul.
16.4 Mengingat sifat kaca akan memuai pada saat terkena sinar matahari, maka dalam
pelaksanaan pemasangan agar diberi jarak antara list dengan kaca beberapa
milimeter.

.
Pasal 17
PEKERJAAN CAT DAN LABURAN
17.1. Bahan – bahan
17.1.1. Cat dinding dan plafond yang digunakan adalah semutu Decoplus.
17.1.2. Cat kayu yang digunakan adalah semutu Glotex.
Cara Pelaksanaan
17.2. Mengecat dinding (tembok, kolom dsb)
Permukaan yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dan digosok
dengan ampelas dinding atau kain yang basah kemudian dinding diplamur
dengan menggunakan plamur tembok yang berkualitas baik dan setelah kering
baru digosok dan diampleas halus sehingga permukaan menjadi licin dan rata,
kemudian baru dilabur dengan cat dinding, paling sedikit 2 kali dengan rool
yang lebarnya minimal 25 cm. Begitupun untuk mengecat kolom-kolom beton
dan asbes, digunakan dengan cara tersebut di atas.
17.3. Permukaan kayu yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran yang melekat pada kayu, kusen pintu/jendela/bouventlight, lisplang dsb.
Pada bagian kayu yang berlubang harus diberi dempul kayu dan setelah kering
baru diamplas hingga rata dan halus, selanjutnya dicat dasar dan dicat 2 kali.
17.4. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan selain dengan cara tersebut di atas, harus
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
17.5. Warna cat untuk dinding, plafond, kusen pintu/jendela, daun pintu/jendela
maupun papan lisplang harus dikonsultasikan dengan Pemimpin Pelaksana.

PASAL 18
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ARMATUR
18.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan kabel toevoer

b. Pemasangan box panel dengan sistem MCB lengkap dengan grounding

c. Pemasangan instalasi titik cahaya serta stop kontak.

18.2 Syarat-syarat pemakaian bahan

Sefesikiasi Teknis - 14 -
a. Kabel toevoer yang digunakan adalah 4x25 mm

b. Komponen panel induk dan pembagi terbuat dari besi plat tebal 2 mm
dengan finishing dicat anti bakar, dan komponen yang dipakai adalah type
Motor Circuit Bracker (MCB) dipasang didepan yang mana
menghubungkan arus dari Gardu induk kesemua box pemisah arus. Sistem
distribusi kabel disesuaikan dengan gambar perencanaan.

c. Saklar engkel atau double dan stop kontak semutu merk broco.

d. Kabel-kabel instalasi didalam ruangan dipakai jenis kabel NYM 3 x 2,5


mm untuk stop kontak, saklar dan AC, sedangkan NYM 2 x 2,5 mm untuk
titik lampu. Kabel yang digunakan kualitas semutu Eterna.

e. Jenis lampu yang dipakai :

 Lampu Pijar 18 watt ex.philips


 Lampu Panel Downlight 12 Watt dia. 5 inc
f. Pipa untuk instalasi digunakan pipa Conduit atau PVC.

g. Pemasangan titik lampu, saklar dan stop kontak

h. Tinggi saklar dan stop kontak ditentukan 1,50 m dari permukaan lantai
setempat. Tiap-tiap stop kontak harus diberi penghantar tanah.

i. Pemasangan titik lampu/armatur dari jenis lampu yang telah ditentukan


dan dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar.

18.3 Sistem pentanahan (grounding)


a. Stop kontak dan panel induk/pembagi harus dihubungkan dengan tanah
atau sistem pentanahan (grounding).

b. Sistem pentanahan atau grounding terdiri dari kawat BC 16 mm, kawat


tersebut dimasukkan kedalam pipa besi galvanis diameter 1” atau sesuai
dengan petunjuk PLN setempat dengan kedalaman 3 m atau sampai
tercapai sistem pentanahan.

18.4 Gambar Kerja dan Pengujian


a. Pelaksana Pembangunan harus menyiapkan gambar kerja instalasi listrik

Sefesikiasi Teknis - 15 -
b. Sebelum seluruh pekerjaan listrik diserahkan harus diadakan uji coba
terlebih dahulu dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas atas uji coba
tersebut.

Pasal 15
PEKERJAAN SANITAIR.
15.1. Lingkup Pekerjaan.
15.1.1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan -bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang akan digunakan, sehingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya.
15.1.2. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam detail gambar, uraian dan syarat-syarat teknis.

15.2. Persyaratan Bahan.


15.2.1. Semua bahan harus memenuhi ukuran, standar dan mudah
didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan lain dan harus
disetujui oleh Tim Perencanaan dan Pengawasan.
15.2.2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap, sesuai dengan yang
telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tipe yang dipilih.
15.2.3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan
dalam uraian syarat-syarat dalam buku.

15.3. Syarat-syarat Pelaksanaan.


15.3.1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Tim
Perencanaan dan Pengawasan beserta persyaratan/ketentuan
pabrik untuk mendapatkan persetujuan, bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
15.3.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/pengganti bahan,
penggantian harus disetujui oleh Tim Perencanaan dan
Pengawasan berdasarkan contoh yang diusulkan oleh Pelaksana.
Sebelum pemasangan dimulai, kepala pelaksana/kepala tukang
harus meneliti gambar-gambar yang ada sesuai dengan kondisi
dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail
sesuai gambar.
15.3.3. Apabila ada perbedaan antara gambar satu dengan lainnya,
termasuk spesifikasi dan sebagainya, maka Komite Pembangunan
Pelaksana harus segera melaporkannya kepada Tim
Pengawasan.
15.3.4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan
pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan
fungsinya.

15.4. Pekerjaan Wastafel.


15.4.1. Wastafel yang digunakan adalah wastafel elips/meja produk standar
kualitas baik termasuk accessoriesnya ( pipa pembuangan ) seperti
tercantum dalam brosur. Tipe yang dipakai adalah sesuai dengan
yang diusulkan dalam proposal dan disepakati dalam

Sefesikiasi Teknis - 16 -
Pendampingarifikasi dan negosiasi. Warna akan ditentukan
kemudian berdasarkan kesepakatan di lapangan.
15.4.2. Wastafel dan perlengkapan yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat lainnya dan telah disetujui oleh Tim Perencanaan dan
Pengawasan.
15.4.3. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan
gambar serta pentunjuk dan prosedur dalam brosur. Pemasangan
harus baik, rapi tegak lurus dan dibersihkan dari semua kotoran dan
normal serta penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada
kebocoran .

15.5. Pekerjaan Closet Jongkok.


15.5.1. Closet jongkok dan Closet duduk berikut kelengkapan yang
digunakan adalah produk standar kualitas baik. termasuk
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosur. Tipe yang dipakai
adalah sesuai dengan yang diusulkan dalam proposal dan
disepakati dalam klarifikasi dan negosiasi. Warna akan ditentukan
kemudian berdasarkan kesepakatan di lapangan.
15.5.2. Closet beserta kelengkapan yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik. tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat lainnya dan telah disetujui Tim Perencanaan dan
Pengawasan.
15.5.3. Closet harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian sesuai
gambar, dan jangan sampai terjadi bocor dari samping Closet
apabila Closet disiram dengan air.
15.5.4. Khusus untuk Closet duduk yang dipergunakan untuk orang
berkebutuhan khusus, harus dipasang rata dengan lantai dan
dilengkapi dengan grab bar/ pegangan. Adapun jenis closet duduk
yang di persyaratkan adalah yang dilengkapi dengan tangki
pembilas.

15.6. Perlengkapan Toilet/Sanitair.


15.6.1. Pada toilet dimana ditunjukan dalam gambar, dipasang
perlengkapan kran dinding dengan kualitas baik.
15.6.2. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik
tanpa ada cacat, sudah mendapat persetujuan dari Tim
Perencanaan dan Pengawasan. Letak dan cara pemasangan
disesuaikan dengan gambar dan mengikuti petunjuk serta prosedur
pemasangan seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang
bersangkutan.
15.6.3. Semua kran yang dipakai, adalah produk standar berbahan dasar
kuningan / besi berkualitas baik. Ukuran disesuaikan dengan
keperluan masing-masing. Kran-kran yang dipasang dihalaman
harus mempunyai ulir, sedang kran yang digunakan di ruang
laboratorium (pada zink) menggunakan kran leher angsa.
15.6.4. Stop kran yang dapat digunakan adalah produk standar dengan
kualitas baik, bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar.
15.6.5. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah produk standar
kualitas baik, metal vercroom dengan siphon dan penutup berengsel
untuk floor drain, dop vercroom dengan draad untuk clean out.
15.6.6. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar. Pada tempat-
tempat yang akan dipasangan floor drain, penutup lantai harus

Sefesikiasi Teknis - 17 -
dilobangi dengan rapih, mengunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.

Pasal 16
C

Pekerjaan Instalasi Air Bersih.

16.1. Lingkup Pekerjaan.


16.1.1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit
peralatan utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air
bersih yaitu instalasi pipa beserta alat bantunya.
16.1.2. Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan
sanitasi dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar.
16.1.3. Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para
pekerja.
16.1.4. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air
bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai
sistem berjalan baik sesuai dikehendaki yaitu suatu sistem instalasi
yang sempurna dan terpadu.
16.1.5. Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini
dipakai harus dilakukan cara disinveksi yaitu air yang ada dalam
sistem dibuang lebih dahulu.

Pekerjaan Instalasi Air Kotor.

16.2. Lingkup Pekerjaan.


16.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa beserta perlengkapannya
yang diperlukan dalam sistem pembuangan, dan semua alat
sanitasi yang ada sampai TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
16.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa dari alat sanitasi sampai
keseluruh jaringan air buangan (riol).
16.2.3. Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh
adanya bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh
kecerobohan para pekerja.
16.2.4. Pengujian sistem perpipaan terhadap kebocoran dan tekanan
dari sistem plumbing air kotor secara keseluruhan dan
mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja baik sesuai
yang dikehendaki yaitu suatu sistem yang sempurna dan
terpadu.
16.2.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi drainase dari talang atap
sampai kepada saluran pembuangan diluar lokasi.

16.3. Persyaratan Bahan


16.3.1. Pengadaan dan Pemasangan Kran.
Pengadaan dan pemasangan kran-kran air terdapat di kamar
mandi, dapur dan tempat penampungan air bersih, Closet,
wastafel, urinoir.

16.3.2. Pengadaan dan Pemasangan Pompa.

Sefesikiasi Teknis - 18 -
Pengadaan dan pemasangan pompa dan instalasinya untuk
distribusi air bersih (Jet Pump) dari sumber mata air ketempat
penampungan (tower air).

16.3.3. Pekerjaan bak kontrol


Bak kontrol dari pasangan bata diplester dengan tutup dari beton
cetak.

16.3.4. Pekerjaan Septic Tank dan rembesan


Septick tank, dari pasangan bata kedap air dengan tutup dari
beton bertulang, dan resapan dari batu gunung/kali dengan ijuk,
ukuran seperti gambar detail.

16.3.5. Saluran air hujan


Untuk saluran air hujan digunakan beton cetak ½ diameter 20 cm
atau pasangan batu bata 1 Pc : 4 Ps dan diplester dengan
adukan yang sama.

16.3.6. Pekerjaan lain.


Melaksanakan pekerjaan lain yang berhubungan dengan lingkup
pekerjaan plumbing ini antara lain:
- Pekerjaan pembersihan tempat kerja.
- Pekerjaan pengecatan semua pipa-pipa yang kelihatan.
- Pekerjaan pemasangan pipa yang terbuat dari bahan besi
dan ditanam didalam tanah harus menggunakan lapisan
tahan karat dan goni.

16.3.7. Untuk Pekerjaan Instalasi Air Bersih.


- Pipa air bersih harus menggunakan pipa dari bahan PVC
tipe D, kualitas no 1.
- Fiting harus dari bahan yang sama dengana pipa diatas
(dengan kualitas no: 1).
- Gantungan-gantungan, Pendampingem-Pendampingem dan
lain-lain, harus terbuat dari bahan yang sama.
- Valve/Stop Kran untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu
yang terbaik/kualitas no 1 atau setara.
- Kran-kran/fictures harus dipakai yang terbaik
- Bak kontrol untuk Valve/Stop Kran dibuat dari pasangan
bata dengan adukan kuat dan ditutup beton

16.3.8. Untuk Pekerjaan Instalasi Air Kotor.


- Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang
terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 kg/cm2
standar JIS k 674 /kualitas baik.
- Fiting-fiting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan
merk yang sama
- Floor drain dan clean dari bahan stainless steel kualitas baik.

16.4. Pedoman Pelaksanaan

Sefesikiasi Teknis - 19 -
16.4.1. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam
dinding (in bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horisontal
dan vertikal, tidak boleh dipasang miring.
16.4.2. Air diambil dari sumber air (sumur gali) dengan menggunakan
pompa . Pengambilan air tersebut dihubungkan dari pompa ke
toren air atau sistim distribusi tertentu sesuai gambar, memakai
pipa PVC diameter ¾” dan diteruskan ke bangunan yang
memerlukan tapping air. Dari sini digunakan shock ½”-¾” untuk
mengubah besaran pipa ke ½”. Pipa ½” ditanam didalam
dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat yang dibutuhkan, dan
disini digunakan kran air diameter ½”. Pipa pengambilan dan
pipa distribusi harus ditanam didalam tanah.
16.4.3. Toren air dibuat dari konstruksi baja (bentuk sesuai gambar)
siku 50.50.5 dengan ikatan perkuatan sambungan
menggunakan mur baut atau pengelasan sehingga
konstruksinya kuat. Konstruksi baja tersebut harus dicat dengan
cat dasar/cat meni 1 (satu) kali kemudian di cat khusus untuk
besi dengan kualitas baik dua lapis. Diatas toren dipasang bak
air dari fiber glas.
16.4.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus
dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh P2-USB dan Tim
Perencanaan dan Pengawasan, Pengujian harus menghasilkan
tekanan hydraulik sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa
penurunan tekanan. Segala cacat dan kekurangan-kekurangan
yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua
biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian adalah
tanggungan P2-USB
16.4.5. Air kotor dari KM/WC dialirkan dengan pipa kesaluran terdekat,
harga satuan untuk saluran harus termasuk harga grill didepan
jalan masuk.
16.4.6. Pembuangan air limbah / kotoran dari WC dialirkan dengan
pipa PVC diameter 4” ke septic tank. Pada tempat-tempat
tertentu sebelum pipa dihubungkan ke septicktank, harus
dipasang satu buah bak kontrol tergantung dari jarak dan
tikungan saluran.
16.4.7. Septictank dibuat dari pasangan trasraam bata merah adukan 1
PC : 3 PS, dengan sisi dalamnya diplester dengan adukan yang
sama dan bagian atasnya plat beton bertulang 1 PC : 2PS : 3
KR tebal 8 cm (termasuk tutup kontrol) serta diberi pipa
pembuang udara dari pipa galvanis diameter 2”.
16.4.8. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun
kapasitas septicktank dan sumur peresapannya harus
dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan. Tata letak
sumur peresapan (rembesan) sekurang-kurangnya 15,00 m
dari sumber air tanah (sumur gali) agar tidak terjadi
pencemaran terhadap sumber air tersebut.
16.4.9. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan
batu bata 1 PC : 3 PS. Bak ini kemudian dilapisi keramik kualias
baik. Lubang penguras pada bak air dipasang pipa khusus yang
dilengkapi dengan penutup khusus yang mempunyai ulir
kualitas baik.
16.4.10. Untuk bak air yang menggunakan fiberglass pada bagian
luarnya dipasang bata campuran 1 PC : 3 PS dan dilapisi
keramik.

Sefesikiasi Teknis - 20 -

Anda mungkin juga menyukai