PEKERJAAN
KEGIATAN
PROGRAM
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
KODE
II.2.5.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN PERENCANAAN
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
SEKRETARIAT DAERAH (SETDA)
KEGIATAN
DAK BIDANG PRASARANA PEMERINTAH DAERAH
1.
PENDAHULUAN
a. Umum
1) Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik - baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal,
ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta
berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indanesia;
2) Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan
sebaik - baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung
negara;
3) Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan
secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional;
4) Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan
secara matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.
b.
2.
Latar Belakang
1) Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup
Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum (DPU);
2) Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Daerah Kabupaten
Pandeglang yang dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
-1-
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
3.
SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah
Daerah,dengan pekerjaan perencanaan :
DAK
Bidang
Prasarana
Pemerintah
5.
Alamat
SUMBER PENDANAAN
a. Biaya Perencanaan.
1) Untuk pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini diperlukan biaya kurang lebih
Rp.270.300.000,- (dua ratus tujuh puluh juta tiga ratus ribu pupiah) yang
bersumber dari APBD Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2014, dan
mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
45/KPTSMK/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
1.1 untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum sesuai yang
tercantum dalam tabel A s/d tabel D, dan dihitung dengan billing rate
sesuai ketentuan yang berlaku;
1.2 bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan
dan biaya langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan
billing rate yang berlaku;
1.3 pengaturan komponen pembiayaan pada butir 1.1 dan 1.2 diatas
adalah dipisahkan antara bangunan standar, serta dan non standar
dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut
angka dan huruf;
1.4 besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya tetap dan
pasti;
1.5 ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjan pekerjaan
perencanaan yang dibuat oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan Konsultan Perencana.
2) Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur
secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan
perencana sesuai peraturan yang berlaku yang terdiri dari :
2.1 honorarium tenaga ahli, tenaga sub profesional dan tenaga
pendukung;
2.2 materi dan penggandaan laporan;
2.3 Pembelian peralatan kantor, operasional kantor dan peralatan
lapangan;
2.4 Biaya penyelidikan tanah sederhana;
2.5 pembelian dan atau sewa peralatan;
2.6 sewa kendaraan;
2.7 biaya rapat-rapat;
-2-
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
3)
b.
6.
Sumber Dana.
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD
Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2014 dengan berdasarkan :
1) DPANomor : 903/Kep.12204-PPKD/2013 tanggal 31 Desesmber 2014;
2) Dan lain - lain.
Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan perencanaan ini terletak di Kecamatan Pandeglang Kabupaten
Pandeglang.
c.
Data Lokasi
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari
informasi yang dibutuhkankan selain dari informasi yang diberikan oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini;
2) Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kepala Satuan Kerja
atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) maupun yang dicari sendiri.
Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana;
3) Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
3.1 Informasi tentang lahanmeliputi :
a). kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi;
b). kondisi tanah (hasil soil test);
c). keadaan air tanah;
d). peruntukan tanah;
e). koefisien dasar bangunan;
f). koefisien lantai bangunan;
g). perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lainlain.
3.2 Pemakai bangunan :
a). struktur organisasi;
b). jumlah
personil-personil
sekarang
dan
satuan
kerja
pengembangan untuk 5 (lima) tahun mendatang;
c). kegiatan utama, penunjang, pelengkap;
d). perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
3.3 Kebutuhan bangunan :
a). program ruang;
-3-
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
4)
5)
-4-
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
7.
LINGKUP PEKERJAAN
a. Lingkup Tugas
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 yang dapat meliputi tugas tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan dan perencanaan fisik
bangunan gedung negara yang terdiri dari :
1) Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
(termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis
besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat
mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan;
2) Penyusunan prarencana seperti rencana tapak, prarencana bangunan
termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus
perijinan sampai mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan
persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB pendahuluan dari
pemerintah daerah setempat;
3) Menyelenggarakan paket satuan kerjaloka karya value engineering (VE)
selama 40 (empat puluh) jam secara in house (khusus untuk pembangunan
bangunan gedung diatas luas 12.000 m2 atau diatas 8 lantai).
4) Penyusunan pengembangan rencana antara lain membuat :
4.1 Rencana arsitektur beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi
maket yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas. Perhitungan
struktur harus ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin
Sertifikat;
4.2 Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
4.3 Rencana utilitas dan tata hijau/landscape beserta uraian konsep dan
perhitungannya;
4.4 Perkiraan biaya.
5) Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
5.1 Gambar - gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang
sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui. (Semua gambar
arsitektur, struktur, dan utilitas harus ditanda tangani oleh Penanggung
Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin Sertifikat);
5.2 Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS);
5.3 Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya
pekerjaan konstruksi (EE);
5.4 Laporan akhir perencanan.
6) Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Kepala Satuan Kerja
atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di dalam menyusun dokumen
pelelangan dan membantu panitia/kelompok kerja (pokja) pelelangan
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan;
7) Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk
menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran,
menyusun kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas - tugas
yang sama apabila terjadi lelang ulang;
8) Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan
melaksanakan satuan kerja seperti :
-5-
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
8.1
9)
b.
-6-
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
A.
TENAGA AHLI
No.
Jabatan
Kualifikasi
Jumlah
(org)
Pendidikan
Pengalaman
Keterangan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Arsitektur/Sipil
Arsitektur
Sipil
Sipil
Elktrikal
1
1
1
1
1
S1
S1
S1
S1
S1
4 tahun
3 tahun
3 tahun
3 tahun
3 tahun
Perencanaan
s/d
pengawasan
berkala
1.
2.
3.
4.
5.
B.
No.
Jabatan
Kualifikasi
Jumlah
(org)
Pendidikan
Pengalaman
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Sipil
Sipil
2
2
D3
D3
3 tahun
2 tahun
1.
2.
Drafter
Surveyor
C.
TENAGA PENDUKUNG
No.
Jabatan
Kualifikasi
Jumlah
(org)
Pendidikan
Pengalaman
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Akutansi
SMA
SMA
1
1
1
S1
SMA
SMA
2 tahun
3 tahun
2 tahun
1.
2.
3.
Administrator
Operator Komputer
Office boy
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki Sertifikat tenaga ahli (SKA) dari
Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae (pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat
keterangan) serta ijazah.
1)
-7-
Tenaga Ahli
1.1 Team Leader / Ketua Tim
Koordinator konsultan harus lulus S1 perguruan tinggi Sarjana Teknik
Sipil/Arsitektur, mempunyai SKA (Sertifikat Keahlian) dengan
klasifikasi Sipil subkualifikasi Ahli Teknik Bangunan Gedung bagi
Sarjana Teknik Sipil atau klasifikasi Arsitektur subkualifikasi Arsitek
bagi Sarjana Teknik Arsitek, dengan berpengalaman profesional
minimal 4 (empat) tahun atau lebih lama dari pada tenaga ahli lainnya,
berpengalaman dalam berbagai disiplin ilmu yang dicakup,
berpengalaman dalam mengkoordinasikan dan melaporkan pekerjaan
orang lain tergantung pada besarnya dan kerumitan kegiatan, maka
Team Leader/Koordinator diharapkan telah pernah menjadi pemimpin
tim dari satu atau dua engineering, diharapkan telah pernah menjadi
pemimpin tim dari satu atau dua kegiatan yang serupa. Team
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
1.2
1.3
1.4
-8-
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
c)
d)
2)
3)
-9-
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
3.3
b.
- 10 -
Office Boy
Office Boy mempunyai tugas pokok :
a) Menjaga kebersihan kantordan lain lain.
Alat
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak konsultan perencana harus
menyediakan alat yang menunjang pekerjaan perencanaan sehingga dalam
pelaksanaannya mencapai hasil yang diinginkan oleh pemberi tugas. Dalam
pelaksanaanya alat yang digunakan bisa milik sendiri atau sewa dari penyedia
alat. Adapun alat yang digunakan antara lain :
1) Theodolite
Theodolite adalah alat untuk mengukur sudut, jumlah alat yang digunakan
untuk perencanaan ini yaitu 1 (satu) buah adapun fungsi dari alat tersebut
adalah :
1.1 menentukan titik as bangunan;
1.2 menentukan ketegak lurusan bangunan;
1.3 menentukan elevasi bangunan;
1.4 membuat sudut - sudut bangunan.
2) Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menetukan
sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal
maupun horizontal, jumlah alat yang digunakan untuk perencanaan ini yaitu
1 (satu) buah, adapun fungsi dari alat tersebut adalah :
2.1 menentukan elevasi tanah;
2.2 menentukan jarak bangunan.
3) Roll meter panjang dan pendek
Roll meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang,
jumlah alat yang digunakan untuk perencanaan ini yaitu 2 (dua) jenis roll
meter yaitu
- Roll meter ukuran 50/100 meter dengan jumlah 1 (satu) buah;
- Roll meter ukuran 5/7 meter dengan jumlah 1 (satu) buah.
Adapun fungsi dari roll meter tersebut adalah :
3.1 alat untuk mengukur panjang;
3.2 alat untuk mengukur lebar;
3.3 alat untuk mengukur tebal.
4) Komputer/Personal Computer
Adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah
dirumuskan. Untuk pekerjaan perencanaan ini konsultan perencana harus
menyediakan sedikitnya 2 (dua) unit komputer baik sewa ataupun milik
sendiri. Adapun fungsi dari alat tersebut adalah :
4.1 Untuk mengolah data;
4.2 Untuk membuat gambar;
4.3 Dan lain lain.
5) Komputer Jinjing/Laptop
Adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan. Untuk
pekerjaan perencanaan ini konsultan perencana sedikitnya harus
menyediakan 2 (dua) unit komputer baik sewa ataupun milik sendiri. Adapun
fungsi dari alat tersebut adalah :
5.1 Untuk mengolah data;
Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2014
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
6)
7)
8)
10. KELUARAN
a. Tahapan Perencanaan
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat
perjanjian/Kontrak yang minimal meliputi :
1) Tahap Konsep Perencanaan
1.1 Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi,
jumlah dan kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan
tanggung jawab waktu perencanaan;
1.2 Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi
hubungan ruang dan lain lai;
1.3 Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah
sederhana, keterangan rencana kota dan lain lain.
2) Tahap Pra Rencana Teknis
2.1 Gambar - gambar rencana tapak;
2.2 Gambar - gambar prarencana bangunan;
2.3 Perkiraan biaya pembangunan;
2.4 Laporan perencanaan;
2.5 Hasil konsultasi rencana dengan Pemerintah Daerah setempat;
2.6 Garis besar rencana kerja dan syarat - syarat (RKS);
2.7 Laporan hasil uji tanah dari laboratorium guna uji kekerasan tanah.
3) Tahap Pengembangan Rencana
- 11 -
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
3.1
4)
b.
c.
d.
- 12 -
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
3)
4)
Tertutup kaca;
Terpasang satu set dengan meja.
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
5)
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat - syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari
segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :
1) Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada;
2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan;
3) Solusi dan batasan - batasan kontekstual , seperti faktor sosial budaya
setempat, geografi klimatologi, dan lain - lain.
c.
Azas-Azas
Selain dari kriteria diatasdi dalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana
hendaknya memperhatikan azas - azas bangunan gedung negara sebagai
berikut :
1) Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan;
2) Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara
fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan
pelayanan kepada masyarakat;
3) Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumya, hendaknya diusahakan
serendah mungkin;
4) Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya;
5) Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
d.
Proses Perencanaan
1) Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran - keluaran yang
diminta, konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala
dengan pengelola kegiatan;
2) Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan
pokok yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran
yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini;
3) Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
e.
Program Kerja
1) Konsultan perencana harus segera menyusun program kerja minimal
meliputi :
1.1 Jadual kegiatan secara detail;
1.2 Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga tenaga yang diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan
persetujuan dari Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK);
- 15 -
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
2)
3)
12. PELAPORAN
a. Dokumen Perencanaan;
b. Dokumen Pelelangan/Tender;
c. Dokumen Laporan Pengawasan Berkala;
d. Softcopy CD Dokumen Perencanaan dan Dokumen Pelelangan;
e. Maket Bangunan 1 (satu) set
- 16 -
Kerangka
Acuan Kerja
(KAK)
13. PENUTUP
a. Setelah Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini diterima, maka konsultan hendaknya
merneriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan
lain yang dibutuhkan;
b. Berdasarkan bahan - bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program
kerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
DITETAPKAN DI
PADA TANGGAL
:
:
PANDEGLANG
09 JUNI 2014
ttd
SEHADI, SE
NIP. 19590412 198103 1 012
Catatan
- 17 -
Model KAK tersebut diatas berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
43/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 dan bersifat pokok yang masih harus
disesuaikan, dikembangkan/dilengkapi untuk kebutuhan kegiatan satuan kerja yang
bersangkutan