PASAL 1
SYARAT-SYARAT UMUM
1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Lingkup Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Pekerjaan Interior
1.2 Lingkup Kegiatan yang akan dilaksanakan dan perinciannya pada Pekerjaan
Perencanaan Partisi Ruang Kerja Pertemuan/Rapat dan Mebelair melekat, mencakup
antara lain :
a. Pekerjaan Dinding Panel Multiplek Lapis HPL
b. Pekerjaan Busa Peredam Suara
c. Pekerjaan Custom Made Ornamen Motif Dayak dan Lemari Display + Meja
d. Pekerjaan Plafond
e. Pekerjaan Instalasi Listrik
1.4 Seluruh pekerjaan maupun bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dengan
pekerjaan yang disebut dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat
dipisahkan dan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan
Kansultan Pengawas/ Owner.
1
Spesifikasi Teknis
2.2 Ukuran
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar Pelengkap meliputi :
as – as
dalam – dalam
b. Ukuran ukuran yang dipergunakan semua dinyatakan dalam CM (centimeter),
kecuali ukuran-ukuran yang dinyatakan lain dalam gambar
c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finishing”).
d. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan meneliti
terlebih dahulu ukuran – ukuran yang tercantum di dalam Gambar Kerja Arsitektur
dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen Lelang / Dokumen
Kontrak, terutama untuk peil ketinggian, lebar, ketebalan luas penampang dan lain
– lain.
e. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
f. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah / mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksana tanpa sepengetahuan Owner, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun
waktu.
4.2 Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor, demikian juga metode / cara pelaksanaan pekerjaan, harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas
/owner.
4.3 Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab
tersebut di atas.
4.4 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya kontraktor sendiri.
4.5 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi
3
Spesifikasi Teknis
Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, kontraktor
bartanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
4.6 Kontraktor bertanggung jawab atas tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan, menjaga ketertiban baik di dalam lokasi maupun di luar
lokasi proyek demi kelancaran pelaksanaan.
4.7 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.9 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
4.10 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor berjanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang – barang maupun keselamatan jiwa.
5. Jadwal Pelaksanaan
5.1 Sebelum memulai pekerjaan dilapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan (Work Planing) dan bagian – bagian pekerjaan berupa Bar-Chat dan
S-Curve Bahan dan Tenaga. Pemborong harus mengusahakan bahwa dalam
pelaksanaan pembangunan / Pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan rencana kerja
tersebut.
5.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan tersebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari kalender setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disahkan Pemberi Tugas.
5.3 Kontraktor wajib memberi salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana
Kerja kepada Perencana. Satu salinan kerja harus ditempel bada dinding bangsal
Kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.
5.6 Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang,
maka Pengawasan harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah
yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang ditentukan.
6. Persiapan di Lapangan
6.1 Mobilisasi Peralatan dan Demobilisasi
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja termasuk alat bantu
kerja yang digunakan dalam perencanaan maupun pelaksanaan fisik dilokasi proyek
sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungakan biaya yang ditimbulkan.
6.2 Penyedian tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang
sedang berjalan.
6.4 Dokumentasi
Kontraktor Kontruksi harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi proyek
serta pengirimannya ke Project Management.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi antara lain :
a. Laporan – laporan perkembangan proyek
b. Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran postcard dan dilengkapi dengan
album
c. Surat-surat dokumen lainnya
Foto-foto dukumentasi proyek menggambarkan kemajuan proyek dari waktu
mulai dilaksanakan pekerjaan sampai dengan selesainya pelaksanaan
pekerjaan. Foto dokumentasi dibuat pada saat kemajuan fisik bangunan mulai
0% dan secara berkala setiap bulan sampai dengan 100%.
6.5 Kebersihan
a. Selama proyek berlangsung, Kontraktor harus menjaga kebersihan dan
mengatur lokasi bahan bangunan dan alat kerja serta daerah kerja sehingga
kelancaran pelaksanaan pekerjaan tidak terlambat karenanya.
b. Pembersihan tumbuh – tumbuhan yang ada pada lokasi peruntukan kerja
sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Pengawas Lapangan.
5
Spesifikasi Teknis
7. Pengukuran
7.1 Pekerjaan yang dimaksud dalam dokumen ini merupakan rencana pekerjaan yang
akan dilaksanakan dilokasi yang telah ditentukan apa adanya. Data ukuran
ketinggian plafon, Data Ukur Furniture Custom, Data ukur Treatment Dinding
dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak untuk pelaksanaan
pekerjaan ini oleh Kontraktor.
7.2 Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran- ukuran
setempat, yaitu titik-titik ukuran dalam setiap ruangan yang ada dilapangan
proyek seperti yang direncanakan dalam gambar-gambar. Ukuran – ukuran tersebut
pada pasal terdahulu dimaksudkan sebagai garis besar pelaksanaan dan
pegangan Kontraktor.
7.3 Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaaan lokasi, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran. Penawaran
yang diserahkan Kontraktor harus sudah meliputi semua biaya untuk
pelaksanaannya sesuai dengan ukuran-ukuran dan ketinggian- ketinggian yang
ditentukan pada gambar-gambar. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam
hal ini tidak dijadikan alasan untuk mengajukan claim / tuntutan.
7.4 Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, perlengkapan dan tenaga kerja
termasuk juru ukur, yang diperlukan dalam hubungannya dengan pencocokan ulang
ukuran gambar perencanaan dengan lokasi eksisting pekerjaan terutama selisih
ukuran bersakala kecil agar pekerjaan nanti bisa terlihat sempurna. Karena Pada
dasarnya pekerjaan ini bersifat interior yang tidak hanya dinilai segi kuantitas dan
kualitas juga dinilai dari segi keindahan.
7.6 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera dalam
Gambar kerja untuk memastikan posisi.dan ketepatan dilapangan bagi setiap
bagian pekerjaan. Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan dilapangan
harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/Owner untuk mendapatkan
pemecahan setelah berkonsultasi dengan perencana, tidak dibenarkan kontraktor
mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Owner.
6
Spesifikasi Teknis
8. Pemeriksaan Pekerjaan
8.1 Owner dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya,
setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-
tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana
bahan/barang dibuat. Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk
memasuki tempat-tempat tersebut.
8.2 Kontraktor diwajibkan meminta kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa setelah
menyelesaikan suatu bagian pekerjaan untuk persetujuannya, sebelum memulai
pekerjaan lanjutannya. Baru bila Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian
pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
8.3 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan (tidak dihitung hari libur/hari raya) tidak
dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang harusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan
waktu.
8.4 Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
8.5 Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada Pengawas untuk memeriksa. Apabila surat
permohonan pemeriksaan tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan
Pengawas/Owner, maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
pekerjaan yang seharusnya diperiksa dianggap disutujui oleh Konsultan
Pengawas/Owner.
8.6 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/material/komponen jadi, maupun mutu hasil pekerjaan itu sendiri ditolak oleh
Konsultan Pengawas/Owner, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar
atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/Owner.
8.7 Apabila ada bagian pekerjaan yang dilanjutkan sebelum disetujui, tetapi karena
‘keadaan mendesak’ dilanjutkan oleh Kontraktor, maka Kontraktor tetap
bertanggung jawab atas bagian pekerjaan tersebut maupun akibat yang ditimbulkan
atas bagian pekerjaan sebelumnya terhadap hasil bagian pekerjaan lanjutannya.
Perintah perbaikan atas hasil pekerjaan lanjutan, yang berakibat pula pada
perbaikan pekerjaan sebelumnya yang telah disetujui, tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.
Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai biaya pekerjaan tambahan, atau
sebagai alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
9.2 Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Kerja/Dokumen Kontrak maupun dalam buku ini.
9.3 Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing tersebut sebanyak 3 (tiga) rangkap atas
biaya Kontraktor kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas. Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari
tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan Kontraktor.
9.4 Pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan berdasarkan Shop Drawing yang telah
disetujui Konsultan Pengawas. Apabila karena metode pelaksanaan, detail pada
Shop Drawing berbeda dengan yang dimaksud dalam Gambar Kerja/Dokumen
Kontrak, maka untuk perbedaan tersebut akan diminta persetujuan Konsultan
Perencana.
10.2 Perencana. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan
apa yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas, yang jelas memperlihatkan.
10.3 perbedaan antara gambar kerja dan perubahan rencana. Gambar tersebut harus
diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar asli) dan diberikan
kepada Kontraktor melalui Konsultan Pengawas.
11.2 Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
dilaksanakan. Gambar tersebut memperlihatkan perbedaan antara gambar
8
Spesifikasi Teknis
12.2 Kontraktor wajib menjamin keselamatan para tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi
aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku.
13.3 Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Konsultan Pengawas atau persetujuan Pemberi Tugas.
13.4 Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan yang dimasukkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan
bersama dengan angsuran terakhir.
13.5 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan
pekerjaan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama Kontraktor dan persetujuan
dari Pemberi Tugas.
9
Spesifikasi Teknis
14.2 Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan
apabila seluruh pekerjaan telah dapat berfungsi secara sempurna dan dapat
diterima oleh Pemberi Tugas. Selain itu seluruh kewajiban Kontraktor seperti
memberi latihan operasi kepada petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dan
kewajiban lainnya telah dilaksanakan dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
10
Spesifikasi Teknis
PASAL 3
PEKERJAAN PANEL DINDING MULTIPLEK LAPIS HPL
11
Spesifikasi Teknis
PASAL 4
PEKERJAAN BUSA PEREDAM SUARA
PASAL 5
PEKERJAAN CUSTOM MADE ORNAMEN MOTIF DAYAK DAN LEMARI DISPLAY + MEJA
6.2 Produk
A. Ornamen Motif Dayak
1. Bahan / Material
1.1. Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan Ornamen adalah
sebagai berikut :
a. Bahan utama 1 : Kaca Cermin 5 mm
b. Bahan Utama 2 : Stiker Oracal/Sanblast
c. Dan bahan / material lain seperti yang tercantum
2.2. Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai
dengan spesifikasi.
2.3. Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis
bahan / material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternative
tersebut harus memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
14
Spesifikasi Teknis
rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar
kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak.
2.2. Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat
dari logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu
sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-tingginya.
2.3. Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh
bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture
agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan
noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi “ clear /
transparent finish”).
PASAL 6
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUMBOARD
7.2 Standard
SNI 03-6384-2000, spesifikasi panel/ papan gypsum.
Rangka Plafond : Hollow 40x40dan Hollow 20x40.
Panel : Gypsumboard 1200x2400x9mm. merk ex jayaboard, elepant,
Indoboard atau setara
Pengantung : Rod drat bwg.
Finishing : Panel Compound cat AEP
List : List W (shadow line )
7.3 Pelaksanaan
1. Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafon
yang rata, datar dan tidak melengkung.
2. Pemasangan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
15
Spesifikasi Teknis
PASAL 7
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
7.1. Umum.
a. Uraian pekerjaan.
Pekerjaan system listrik ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan
pembongkaran dan pemasangan serta pengujian, perlatan dan tenaga kerja
sehingga seluruh system listrik dapat beroperasi dengan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan.
Lingkup pekerjaan listrik ini mencakup pengadaan dan pemasangan instalasi listrik
dan armature sesuai dengan gambar.
c. Ketentuan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan
mengerti teknik instalasi dalam bank, serta pancingan kawat penggantung
untuk kabel data sesuai gambar.
16
Spesifikasi Teknis
Kontraktor/ pemborong harus menyediakan peralatan bantu untuk
pelaksanaan dan pengujian yang diperlukan guna kelancaran dan
terlaksanya pekerjaan menurut persyaratan yang berlaku.
Standar dan referensi yang dipakai adalah :
1. Peralatan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000
(SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP-174/MEN/2002)
2. Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor
023/PRT/1973 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
3. Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor
024/PRT/1973 tentang Syarat-syarat Penyambungan listrik (SPL).
d. Pelaksanaan teknis.
Sebelum melaksanakan pekerjaan-pekerjaan instalasi, kontraktor/ pemborong harus
terlebih dahulu membongkar sebagian atau seluruh instalasi lama sesuai rencana
yang berkaitan dengan penambahan instalasi pengkabelan baru yang tertera pada
gambar serta merapikan Kembali sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Kontraktor/ pemborong listrik harus bekerja sama dengan kontraktok/ pemborong
power untuk komputer yang ada di banking hall dan back office dengan diawasi oleh
pengawas. Pemindahan kabel grounding harus memperhatikan estetika interior.
e. Pengujian.
Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lainnya, kontaktor/ pemborong
harus melakukan pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut
sudah memenuhi syarat dan siap dioperasikan. Pekerjaan tersebut berupa
pengukuran tahanan isolasi.
f. Pelaksanaan pemasangan.
Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan oleh
tenaga ahli listrik dalam hal ini perusahaan yang memiliki SIKA dan SPI yang
dikeluarkan olh instansi yang berwenang. Selain itu pemasang instalasi dilakukan
oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya.
7.2 . Material
a. Instalasi pengkabelan dari panel menuju stop kontak, saklar, dan untuk instalasi
penerangan memakai jenis kabel NYM 3×2,5 mm untuk Stop Kontak dan kabel
NYM 2x2,5 mm untuk penerangan dengan arde.
b. Setiap sambungan kabel tidak diperkenankan menggunakan selotip, tetapi harus
menggunakan konektor khusus/ lasdop.
c. Merek kabel yang disyaratkan adalah bahan : Kabelindo, Kabel Metal, Tranka
Kabel , Eterna , Sutrado dan Supreme.
d. Saklar lampu sesuai dengan jenis penggunaan sesuai gambar, ada yang tunggal,
seri, triple, dan saklar kelompok. Semua komponen tersebut merek Clipsal, Broco
atau setara.
e. Stop kontak yang digunakan adalah buatan Clipsal, Broco atau setara.
f. Komponen lampu yang digunakan adalah merek Philips atau Panasonic, atau setara.
17
Spesifikasi Teknis
PASAL 9
PEKERJAAN PENUTUP
18