Anda di halaman 1dari 61

URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

BAB I
PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN

1.1. URAIAN UMUM

1.1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :


Pembangunan Landscape Samping Kantor DPRD Provinsi
Sulawesi Barat
1.1.2. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak
yang antara lain terdiri dari :
- Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
- Gambar-gambar bestek, detail dan gambar konstruksi berikut
keputusan direksi lapangan.
- Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing)
1.1.3. Bila terjadi ketidaksesuaian antara gambar rencana dan keadaan di
lapangan, maka Kontraktor Pelaksana diharuskan berkonsultasi
dengan direksi lapangan.
1.1.4. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk masing-
masing pekerjaan guna mendapat persetujuan direksi.
1.1.5. Kelalaian atau kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan
dasar untuk mengajukan klaim dikemudian hari.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi pengadaan secara memadai untuk tenaga ahli, alat-alat


bantu dan bahan material sesuai jenis pekerjaan. Pekerjaan terdiri dari :
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Lain-Lain
1.3. PERATURAN TEKNIS

1.3.1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan peraturan-peraturan


seperti tercantum di bawah ini :
1. Peraturan-peraturan Umum (Algemene Voorwarden)
2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI-51961)
4. Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga
Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.
5. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia
9DTPI 1980)
6. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan
gedung Negara oleh Departemen Pekerjaan Umum.
1.3.2. Jika ternyata pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini terdapat
kelainanperbedaan terhadap peraturan-peraturan sebagaimana
dinyatakan didalam ayat (1) di atas, maka Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat ini yang mengikat.

1.4. PEMAKAIAN UMUM

1.4.1. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab dalam menepati semua


ketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
serta Gambar Kerja berikut tambahan dan perubahannya.
1.4.2. Kontraktor Pelaksana wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran
keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan segera memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukannya di dalam Rencana Kerja dan Syarat serta Gambar Kerja
dalam pelaksanaan.
1.4.3. Kontraktor Pelaksana baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar
dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan
pengawas atau Direksi.
1.4.4. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam
hal apapun menjadi tanggungjawab Kontraktor Pelaksana, karenanya
Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengadakan pemeriksaan secara
komprehensif terhadap gambar-gambar dan dokumen yang ada.
1.5. KONDISI LAPANGAN

1.5.1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus benar-benar


memahami kondisi keadaan lapangan pekerjaan atau hal-hal lain yang
mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah
memperhitungkan segala akibatnya.
1.5.2. Kontraktor Pelaksana harus memperhatikan secara khusus mengenai
pengaturan lokasi tempat bekerja, penempatan material, pengamanan
dan kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung.
1.5.3. Kontraktor Pelaksana harus mempelajari dengan seksama seluruh
bagian gambar, RKS dan agenda-agenda dokumen lelang, guna
penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik.

1.6. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

1.6.1. Selama berlangsungnya pembangunan, gudang dan bagian dalam


bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari
bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.
1.6.2. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Konsultan Pengawas atau
Direksi memberi perintah menghentikan seluruh pekerjaan dan
Kontraktor Pelaksana harus menanggung seluruh akibatnya.
1.6.3. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun
yang berada di alam bebas, harus diatur sedemikian rupa agar tidak
mengganggu kelancaran dan keamanan pekerjaanumum dan juga
agar memudahkan jalannya pemeriksaan serta penelitian bahan-
bahan oleh Konsultan Pengawas/Direksi maupun oleh Pemberi Tugas.
1.6.4. Kontraktor Pelaksana wajib membuatkan Kamar mandi serta WC untuk
pekerja pada tempat-tempat tertentu yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas demi terjaminnya kebersihan dan kesehatan dalam
pekerjaan.
1.6.5. Para pekerja Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan untuk :
a. Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin Konsultan
Pengawas atau Direksi.
b. Memasak ditempat bekerja kecuali ijin Konsultan dan Direksi.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minum, roko dan
sebagainya ketempat pekerjaan.
d. Keluar masuk dengan bebas.
1.6.6. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas atau Pengelola Teknis Pekerjaan (PTP) pada waktu
pelaksanaan)

1.7. PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN/MATERIAL

1.7.1. Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang disebutkan nama
dan pabrik pembuatan dari suatu material/bahan, maka dal ini
dimaksudkan bahwa spesifikasi teknis dari material tersebut yang
digunakan dalam perencanaan dan untuk menunjukan material/bahan
yang digunakan dan untuk mempermudah Kontraktor Pelaksana
mencari material barang tersebut.
1.7.2. Setiap penggantian spesifikasi teknis dari material, nama dan pabrik
pembuat dari suatu bahan/barang harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas yang telah dikoordinasikan terlebiih dahulu dengan
Konsultan Perencana dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta
Gambar Kerja, maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan
disediakan oleh kontraktor Pelaksana yang harus mendapatkan
persetujuan dahulu dari Konsultan Perencana melalui Konsultan
Pengawas/Direksi.
1.7.3. Contoh material yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Kontraktor Pelaksana, setelah disetujui
Konsultan Pengawas/Direksi, harus dinilai bahwa material tersebut
yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti dan telah
memenuhi syarat spesifikasi teknis perencanaan.
1.7.4. Contoh material tersebut, disimpan oleh Konsultan Pengawas,
Pengelola Teknis Pekerjaan atau Pemberi Tugas untuk dijadikan dasar
penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
kualitasnya, sifat maupun spesifikasi teknisnya.
1.7.5. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor Pelaksana harus
sudah memasukan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai
material. Tanpa mengingat jumlah tersebut, Kontraktor Pelaksana
tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian material yang tidak
memenuhi syarat atas Perintah Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
1.7.6. Bahan-bahan yang tidak sesuaitidak memenuhi syarat-syarat atau
kualitas jelek yang dinyatakan afkir ditolak oleh Konsultan Pengawas,
harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya
dalam tempo 2x24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
- Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh
konsultan Pengawas dan ternyata masih dipergunakan oleh
kontraktor Pelaksana, maka Konsultan Pengawas wajib
memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor
Pelaksana dimana segala kerugian yang disebabkan oleh
pembongkaran tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana sepenuhnya.
- Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Konsultan Pengawas berhak
meminta kepada Kontraktor Pelaksana untu mengambil contoh-
contoh dari bahan-bahan tersebut dan memeriksakannya ke
Laboratorium Penelitian Bahan-Bahan milik pemerintah, yang mana
segala biaya pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor
Pelaksana.
- Sebelum ada kepastian dari laboratorium tentang baik atau
tidaknya kualitas bahan-bahan tersebut, Kontraktor Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut.

1.8. PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK

1.8.1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara Gambar Kerja dan


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, maka Kontraktor Pelaksana
harus mananyakannya secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
dan Kontraktor Pelaksana harus mentaati keputusan tersebut.
1.8.2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan
terakhirlah yang berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus
diikuti dari pada ukuran skala dari gambar-gambar, tapi jika mungkin
ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang sudah selesai.
1.8.3. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada Gambar Kerja, RKS atau
dokumen yang berlainan dan atau bertentangan, maka ini harus
diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi
untuk menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini, maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan
atau yang mempunyai biaya yang tinggi.
1.8.4. Apabila terdapat perbedaan antara :
- Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai
sebagai acuan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur,
sedangkan untuk jenis dan kualitas bahan dan barang adalah
gambar struktur.
- Gambar arsitektur dengan gambar sanitasi, maka yang dipakai
sebagai acuan dalam ukuran kualitas dan jenis bahan adalah
gambar sanitasi, sedangkan untuk ukuran fungsional adalah
Gambar Arsitektur.
- Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai
sebagai acuan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur,
sedangkan untuk ukran kualitas dan bahan adalah gambar
elektrikal.

1.9. GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

1.9.1. Jika terdapat kekurang jelasan dalam gambar kerja, atau diperlukan
gambar tambahan/gambar detail, atau untuk memungkinkan
Kontraktor Pelaksana melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan, maka Kontraktor Pelaksana harus membuat
gambar tersebut dan dibuat rangkap 3 (tiga). Gambar tersebut atas
biaya Kontraktor Pelaksana dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
1.9.2. Gambar kerja hanya dapat berubah apabila diperintahkan secara
tertulis oleh Pemberi Tugas, dengan mengikuti penjelasan dan
pertimbangan dari Konslutan Perencana dan Konsultan Pengawas.
1.9.3. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan
apa yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas atau konsultan, yang jelas
memperhatikan perbedaan antara gambar kerja dan gambar
perubahan rencana.
1.9.4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada konsultan Pengawas untuk
disetujui sebelum dilaksanakan.

1.10.GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (ASBUILT DRAWING)

1.10.1. Termasuk semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik
karena penyimpangan, perubahan atas perintah Pemberi Tugas atau
Konsultan, maka Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar-
gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas
memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
1.10.2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 5 (lima) berikut
kalkirnya (gambar asli) yang biaya pembuatannya ditanggung oleh
Kontraktor Pelaksana.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. PERALATAN KERJA, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

2.1.1. Kontraktor Pelaksana harus mempersiapkan dan mengadakan


peralatan-peralatan kerja serta peralatan bantu yang akan digunakan
di lokasi pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan serta
memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
2.1.2. Kontraktor Pelaksana harus menjaga ketertiban dan kelancaran
selama perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum
agar tidak mengganggu lalu lintas.
2.1.3. Konsultan Pengawas atau Pengelola Teknis Pekerjaan berhak
memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak peralatan
yang tidak sesuai tidak memenuhi persyaratan.
2.1.4. Bila pekerjaan telas selesai, Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk
segera menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
2.1.5. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti
dimaksud pada ayat (1), Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti:
tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah
(scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang
memerlukan, serta peralatan lainnya dan memperhitungkan keperluan
tersebut pada harga satuan yang sesuai dengan pemakaian alatnya.

2.2. PENGUKURAN

2.2.1. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas agar


dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan
persyaratan teknis.
2.2.2. Pengukuran yang benar adalah penenuan titik-titik yang telah disetujui
oleh direksi atau pengawas.

2.3. SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN

2.3.1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama pekerjaan


berlangsung, Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan biaya
penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk
pekerja dan air kamar mandi/wc, selama berlangsungnya pekerjaan.
2.3.2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PDAM
atau sumber air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air
tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan.
2.3.3. Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan sumber tenaga listrik
untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan
penerangan pekerjaan pada malam hari sebagai keamanan selama
pekerjaan berlangsung. Penyediaan peneranganTenaga listrik
berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
2.3.4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dengan generator set, dan
semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
2.3.5. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan
pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.

2.4. KESELAMATAN KERJA

2.4.1. Kontraktor Pelaksana harus menjamin keselamatan para pekerja


sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan
Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk semua bidang
pekerjaan (ASTEK).
2.4.2. Didalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK).

2.5. IJIN-IJIN

2.5.1. Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan


pelaksanaan pekerjaan, antara lain : ijin pengambilan material, ijin
pembuangan, ijin pengurugan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin
penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai
dengan ketentuan/peraturan daerah setempat, harus cepat
diselesaikan dan tembusannya disampaikan kepada direksi.

2.6. DOKUMENTASI

2.6.1. Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembuatan


dokumentasi serta pengirimannya ke Kantor Pejabat Pembuat
Komitmen serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2.6.2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi ialah :
- Laporan-laporan perkembangan pekerjaan
- Foto-foto pekerjaan dari 0% sampai dengan 100%, bewarna
minimal ukuran kartu pos dilengkapi dengan album.
- Surat-surat dan dokumen lainnya.
2.6.3. Foto-foto yang menggambarkan kemajuan pekerjaan hendaknya
dilakukan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan dibuat
minimal sebanyak 9 (sembilan) peristiwa, yaitu :
- Sebelum pekerjaan dimulai
- Pelaksanaan pekerjaan
- Pelaksanaan pekerjaan kusen pintu/jendela
- Pelaksanaan pekerjaan atap
- Pekerjaan pengecatan

2.7. PEMBUATAN GUDANG

2.7.1. Pembuatan Los Kerja dan Bangunan Istirahat


- Kontraktor Pelaksana harus membuat los kerja dan bangunan
untuk tempat istirahat dan sholat bagi pekerja, serta menempatkan
Petugas Keamanan selama proyek.
- Bangunan tersebut adalah milik Kontraktor Pelaksana dan selesai
pekerjaan secepatnya dibongkar dan dibawa keluar dari lapangan
pekerjaan.
2.7.2. Kantor dan Gudang Kontraktor Pelaksana
- Kontraktor Pelaksana harus membuat Kantor dilokasi proyek untuk
tempat wakil dan seluruh stafnya bekerja, dilengkapi dnegan
peralatan kantor yang dibutuhkan.
- Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan gudang dengan
luas yang cukup untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan
peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan
pencurian.
- Penempatan kantor dan gudang Kontraktor Pelaksana harus diatur
sedemikian rupa, agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi
pelaksanaan pekerjaan.
BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR

3.1. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON

3.1.1. Semen

Semen yang dipergunakan harus Portland Cement dari sumber yang


disetujui serta memenuhi dalam segala bidang dengan syarat-syarat
minimum untuk S. 550 dari Peraturan semen Portland Indonesia 1972 -
N.I. –8.
Selama pengangkutan, semen harus dilindungi terhadap hujan,
penyerahan harus didalam kantong-kantong aslinya yang disegel dari
pabrik serta disimpan didalam gudang berventilasi cukup serta tidak
bocor diletakkan diatas lantai yang ditinggikan minimum 30 cm dari
tanah. Kantong-kantong semen tidak dipersiapkan

3.1.2. Kerikil

3.1.2.1. Persyaratan Bahan


Agregat kasar harus terdiri dari batu-batu pecah, keras, tahan
lama dan bersih serta tidak mengandung bahan-bahan yang
dapat mempengaruhi kekuatan serta ketahanan beton dalam
jangka panjang termasuk ketahanan terhadap karat untuk
penulangan. Kerikil harus memenuhi segala peraturan P.B.I 1971
bab 3.

3.1.2.2. Penyimpanan
Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dan keras
dihindarkan terjadinya pengotoran serta tercampur adukan.

3.1.3. Air

Air untuk adukan pasangan dan beton serta membasahi beton harus
bersih (air PAM, bebas dari bahan-bahan atau kotoran yang dapat
mempengaruhi ikatan semen).

3.1.4. Pasir

3.1.4.1. Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu.
3.1.4.2. Pasir harus terdiri dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir
harus bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
cuaca.

3.1.4.3. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 50 %


(ditentukan terhadap berat kering).

3.1.4.4. Pasir tidak boleh mengandung beban organis terlalu banyak


yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrama
Harder. (PBI 1971 hal. 33 (4))

3.1.4.5. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam


besarnya.

3.1.4.6. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton.
Selanjutnya pasir harus memenuhi syarat-syarat P.B.I. 71 Bab
3.3.

3.1.5. Penulangan

3.1.5.1. Jenis Penulangan


Penulangan harus terdiri dari baja keras dengan mutu U 39 dan
baja lunak dengan mutu U 24 sesuai PBI 1971.

3.1.5.2. Penyimpanan
Penulangan harus disimpan terlepas dari tanah serta tidak
diperbolehkan ditempat terbuka untuk jangka waktu panjang.

3.1.5.3. Pelaksanaan
Penulangan harus bebas dari lemak, kotoran, cat karat atau
bahan-bahan lain yang merugikan segera sebelum dilakukan
pemasangan. Semua penulangan harus ditempatkan secara
kokoh untuk menghindari pergeseran selama pengerjaan.
Ketinggian dan jarak lapisan penutup harus tepat. Untuk ini
perlu digunakan klos-klos beton yang memenuhi syarat.

3.1.6. Bekisting

3.1.6.1. Bahan
Bahan untuk bekisting harus dari papan kualitas baik (klas 2).
Ketebalan minimum papan 2,5 cm. Untuk beton Fair Faced
harus dipakai bekisting multiplex tsb tidak boleh dipakai
berulang. Untuk bekisting kolom beton bulat dianjurkan
mengunakan bekisting plat baja.
3.1.6.2. Pelaksanaan
Konstruksi bekisting harus kuat dan kaku sehingga dapat
menahan getaran-getaran tekanan dan lendutan pada proses
pengecoran, pemadatan maupun pengerasan beton. Bekisting
harus pula dibuat sedemikian rupa sehingga pembongkarannya
dapat dilaksanakan dengan baik.

3.1.6.3. Lapisan pada Bekisting


Untuk memudahakan pembuatan, papan bekisting dapat diberi
lapisan sejenis paraffin. Untuk maksud ini tidak dibenarkan
menggunakan minyak pelumas.

3.1.6.4. Permukaan Beton


Pemborong dapat mengganti penyelesaian akhir beton berupa
penutup plesteran beton, dengan sistem permukaan beton
“faired faced” tanpa plesteran.

3.1.7. Campuran Beton

3.1.7.1. Campuran Beton menggunakan Readymix K 225


Kontraktor wajib, membuat rencana campuran untuk mencapai
mutu K.225 sesuai P.B.I. 1971. Metode pencampuran harus
mengikuti P.B.I. 1981.

3.1.7.2. Kekuatan Beton


Kekuatan karakteristik = 250 kg/cm (dalam 28 hari)
Propertion Defective =5%

Devisi Standard = 30kg/cm2 (max)


Berat min. Semen = 250 kg/m3

3.1.7.3. Bahan Pembantu (Addictives)


Hanya diperbolehkan bila disetujui oleh Site Engineer
Cara Mengaduk
Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan
kapasitas diatas 250 L. Lebih disukai beton molen yang bekerja
berdasarkan perbandingan berat. Bila diagunakan pengaduk
berdasarkan volume, makakontraktor harus menghitung
perbandingan material dalam volume dengan membagi berat
tiap bahan oleh berat volumenya serta memperhatikan absorpsi
air dan kadar kelembekan.
Pemeriksaan campuran Komposisi Semua bahan pasir, kerikil,
semen dan air harus diukur secara teliti volume atau beratnya.
Testing Testing dilakukan sesuai dengan P.B.I. 1971 bab 4.7.
termasuk Slump test maupun Corpresion test. Bilamana beton
tidak memenuhi slumptest maka seluruh adukan tidak boleh
digunakan dan harus dibuang keluar site oleh Kontraktor.
Apabila tidak memnuhi compression test maka prosedur P.B.I.
1971 untuk perbaikan beton yang harus dilakukan. Mutu beton
harus membuat mixed design untuk ditunjukkan dan disetujui
direksi sebelum mulai dengan pengecoran dan pada tiap
perobahan sumber pengambilan agregat.

3.1.8. Angkur untuk Dinding


Semua sambungan vertical antara kolom beton dengan tembok harus
dilengkapi dengan batang-batang baja Ø 8 mm, 40 cm panjang, ditekuk
pada satu ujungnya yang dimasukkan kedalam beton, yang lainnya
dibiarkan berupa stek panjang 25 cm untuk penyambungan dengan
dinding kemudian. Angkur-angkur tersebut dipasang pada jarak 50 - 150
cm – 250 cm diatas sloof pondasi.

3.1.9. Selimut Beton

3.1.9.1. Toleransi untuk Beton Kasar Bagian-bagian pekerjaan beton


harus tepat dengan toleransi hanya 1 cm dengan syarat
toleransi ini tidak boleh komulatif. Ukuran-ukuran bagian harus
dalam batas-batas ketelitian- 0,3 dan + 0,5 cm.

3.1.9.2. Pemberitahuan Sebelum pengecoran


Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting
Kontraktor diwajibkan memberitahu Engineer serta
mendapatkan persetujuannya. Apabila hal ini dilalaikan atau
pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak disetujui oleh
Engineer maka Kontraktor diwajibkan membongkar beton yang
sudah dicor atas biayanya sendiri.

3.1.9.3. Perbandingan Mengaduk, Pengangkutan dan Pengecoran


Beton

3.1.9.4. Campuran Beton


Untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratkan Pemborong
harus membuat Mix. Design serta membuat kubus-kubus
percobaan pendahuluan minimum 20 bh, untuk masing-masing
bagian pekerjaan. Untuk membuat mixed design Pemborong
dapat minta bantuan Laboratorium Penyelidikan bahan-Bahan.
Semua bahan pasir, kerikil, semen dan air harus diukur secara
teliti volume atau beratnya. Untuk lantai kerja campuran 1 pc : 3
pasir : 5 kerikil.
3.1.9.5. Mutu Beton
Mutu untuk semua pekerjaan struktur beton bertulang ialah K.
250, sedangkan untuk beton bertulang bukan struktural ialah K.
175

3.1.9.6. Pengecoran Beton


Pengecoran beton dalam bekisting harus diselesaikan sebelum
beton mengeras, yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian
pekerjaan, pemberhentian pengecoran tidak dibenarkan, tanpa
persetujuan Engineer.
Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus
memenuhi persyaratan didalam P.B.I. 971. pengecoran tidak
boleh dilakukan waktu hujan kecuali apabila kontraktor telah
mengadakan persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui oleh
Engginer.

3.1.10. Baja WF
3.1.10.1. Bahan
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja
yang baru dan merupakan “Hot Rolled Structural Steel” dan
memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI8) atau ASTM A 36 atau SS
41 (JIS.U 3101-1970)
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas
papan. Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus
dibersihkan dari karat dengan mechanical Wire Brush, kecuali
untuk bagian-bagian/tempat-tempat ang sulit dapat digunakan
sikat baja kemudian dicat dengan cat primer 1 (satu) kali
dengan cat dengan ketebalan 35 micron

3.1.10.2. Pelaksanaan
Tanda-tanda pada konsruksi baja
Semua konstruksi baja ang telah selesai difabrikasi harus
dibedakan dan diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-
masing agar dapat dipasang dengan mudah

Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau
AISCSpecification, baru dapat dilaksanakan dengan seijin
pemberi tugas dan menggunkan mesin las listrik
Permukaan bagian ang akan dilas harus dibersihkan dari cat,
minak, karat dan bekas-bekas potongan api ang kasar. Bekas
potongan api harus digurinda dengan rata
Kerak bebas pengelasan harus dibersihkan dan disikat. Metode
pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
timbuk distrsi pada elemen konstruksi baja ang dilas
Pada pekerjaam las dimana terjadi banak lapisan las
(pengelasan lebih dari satu kali), maka sebelum dilakukan
pengelasan berikutna lapisan terdahulu harus dibersihkan dahul
dari kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam ang ada
Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm
Lapisan las yang berpori-pori atau retak harus dibuang sama
sekali.

Baut Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai
dengan diameternya. Kontraktor tidk boleh merubah atau
membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin pemberi tugas.
Pembuatan lubang baut harus memakai bor
Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm boleh memakai
mesin pons membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan
Baut penmbung harus berkwalitas baik dan baru. Diameter bau
panjang ulir harus sesuai dengan ang diperlukan. Mutu baut ang
digunakan adalah Baut Hitam atau Setara keculi ditentukan lain
dalam gambar
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm, lebih besar dari diameter
baut
Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang
erlebihan pada baut yang akan menguragikekuatan baut ang
khusus dengan momen torsi ang sesuai dengan buku etunjuk
untuk mengencangan masing-masing baut
Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dikencangkan masih dapat paling sedikit 4 ulir ang menonjol
pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut.
Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah
pada kedua sisinya.
Untuk menjamin pengecangan baut yang dikehendaki, maka
baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan
cat, guna menghindari adanyan baut yang tidak dapat
dikencangkan
Pemotong Besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata.
Pemotongan hana boleh dilaksanakan dengan brander atau
gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-kali tidak
diperkenankan.

Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapid an diletakkan diataspapan
atau balok-balok kau untuk menghidari kontak langsung dengan
permukaan tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam
penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap aka
nada pengiriman dari pihak pabrik ke lapangan, guna
pengecekan pemberi tugas. Penempatan elemen konstruksi
baja dilapangan harus ditempat ang kering/cukup terlindung,
sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Pemberi
tugas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi baja
ang rusak karena salah penempatan atau rusak.

Erection
Sebelum erection dimulai, kontraktor harus memeriksa kembali
kedudukan angker-angker baja dan memberitahukan kepada
pemberi tugas metode dan urutan pelaksanaan erection
Perhatian khusus pemasangan angker-angker untuk kolom
dimana jarak-jarak/kedudukan angker-angker harus tetap dan
akurat untuk mencegah ketidakcocokan dalam erection, untuk
ini harus dijaga agar selama pengecoran angker-angker
tersebut tidak bergeser misalna dengan mengelas pada
tulangan pile cap
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-
pekerjana dilapangan. Untuk ini kontrator harus menyediankan
ikat penggang pengaman, safet helmet, sarung tangan dan
pemadam kebakaran.
Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang ang
benar-benar ahli dan berpengalaman dalam erection kontruksi
baja bertingkat guna mencegah hal-hal ang tidak
menguntungkan bagi struktur
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab
kontraktor sepenuhna, oleh sebab ini kontraktor diminta untuk
memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.
Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi,
tidak akan diperbolehkan dipakai untuk erection. Untuk
pekerjaan erection dilapangan, kontraktor haus menyediakan
tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja ang senantiasa
mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection.
Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus
mendapat persetujuan pemberi tugas.
Penempatan konstruksi baja dilapangan harus diatur
sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan erection.
Kontraktor harus memberitahukan pemberi Tugas sebelum
pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah
dilapangan, konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor
Bilamana ternyata ang dikirim rusak dan bengkok, kontraktor
harus mengganti yang baru setelah selesai maka konstruksi
baja dicat primer setebal 35 micron

3.1.11. Pekerjaan Floordeck/Bondeck


. Umum

Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan


floordeck/bondeck/ribdeck berikut segala peralatan
pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum dalam
gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang
berpengalaman untuk pekerjaan ini dan harus disetujui oleh
konsultan pengawas. kontraktor harus memiliki tenaga ahli
yang berpengalaman sehingga dapat mengatasi
masalah lapangan dengan cepat dan benar.
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan
membuat surat pernyataan yang menjamin bahwa
personil yang diajukan akan berada dilokasi proyek selama
pekerjaan berlangsung.
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta
alat-alat yang akan digunakan dalam proyek ini dengan
memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.
Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut dilokasi
pekerjaan tepat pada waktunya sehingga tidak
menghambat pekerjaan lainnya.
2.2. Lingkup Pekerjaan

Tenaga kerja, material dan peralatan


Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi
baja termasuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan
bahan-bahan, baik bahan dasar maupun bahan penyambung
peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.
Pengukuran lapangan
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang
ada, seperti hasil pekerjaan yang sudah dilaksanakan,
maupun segala penyimpangan yang terjadi sehingga dalam
gambar kerjadi perlukan penyesuaian.
Tenaga ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang
berpengalaman dilokasi pekerjaan sehingga dapat
menyelesaikan masalah yang timbul dilapangan secara baik
dan benar.
Gambar kerja/shop drawing
Kontraktor harus membuat gambar kerja secara detail
sebelum pekerjaan dimulai termasuk penyesuaian dengan
kondisi lapangan sampai mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas.
Gambar terlaksana/As built drawing
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, kontraktor wajib
membuat gambar terlaksana sesuai dengan struktur yang
dilaksanakan dan diserahkan kepada pemberi tugas sesuai
dengan kontrak kerja.

2.3. Spesifikasi material

Bahan Dasar : Baja High – Tensile


Tegangan Leleh Minimum 5.500 kg/cm2

: Hot Dip Galvanized


Lapis Lindung
: 220-275 gr/m2
Tebal lapis lindung
: 0,70 mm BMT atau 0,75 mm TCT
Tebal standar
0,80 mm BMT atau 0,85 mm TCT
1,00 mm BMT atau 1,05 mm TCT
: 7,02 kg/m2 untuk ketebalan 0,70 mm
Berat bahan BMT
7,96 kg/m2 untuk ketebalan 0,80 mm
BMT
: SNI 07-2053-2006,
9,89 JIS G 3302,1,00
kg/m2 untuk ketebalan SGCmm
570,
Standart bahan ASTM A
BMT
653
: 50 mm
Tinggi gelombang
: 995 mm
Lebar efektif
: Max. 12.000 mm
Panjang

2.4. Metode Pemasangan

Panel harus segera dipakukan/dimatikan setelah pemasangan


selesai untuk menghindari terjadinya pergeseran yang
diakibatkan beban yang bekerja pada konstruksi, pada umumnya
diletakan minimum 5 cm bibir balok baja atau 2.5 cm pada
balok beton. Pada saat pelaksanaan harus dihindari
adanya pemusatan beban seperti tumpukan beton cor.
Sebaiknya bagian yang memikul beban / dalam letak berat dicor
lebih dahulu dan disarankan gunakan balok kayu sebagai
lintasan jalan pekerja

Pemasangan pada Batok Beton

Panel Floordeck dapat dipasang sebagai bentang


menerus/bentang tunggal. Dalam posisi sebagai bentang tunggal
maka balok/dinding pemikul dicor bersamaan dengan Floordeck
yang diletakan diatas bekisting kayu dan dimatikan dengan
angkur yang telah dipasang lebih dahulu, Pada posisi
bentang menerus maka panel-panel Floordeck dilubangi dan
angkur masuk dibengkokan kemudian siap dicor menjadi satu
dengan balok-balok pemikul. Tulangan negative diatas balok
pemikul tetap diperlukan.Angkur pengikat panel Floordeck akan
berfungsi juga sebagai penahan geser, bila balok-balok pemikul
tengah diperhitungkan sebagai balok T dan balok tepi sebagai
balok L. Dalam hal ini luas penampang angkur harus
diperhitungkan berdasarkan diagram gaya lintang.
Pemasangan Pada Baja

Panel Floordeck dipasang setelah rangka atap baja selesai


didirikan, dilot dan di waterpass. Panel biasanya dipasang sebagai
bentang menerus/bentang tunggal pada balok pemikul dengan
menggunakan pengikat las listrik atau paku yang ditembakan.
Bila menggunakan las, panel Floordeck pada bagian ujung-
ujungnya dilas dibagian rata kaki rusuk-rusuk panel dengan
diameter spot weld minim 1 cm. Pada balok pemikul tengah, panel
dilas pada bagian rata kaki rusuk betina disetiap lembar panel.
Kawat las yang digunakan haruslah kawat las bermutu tinggi,
berukuran 3.25 mm dari baja cellulose AC atau DC, dan
pengelasan dilakukan dari atas ke bawah. Bila menggunakan
paku yang ditembakan atau paku keling biasa, dapat dipakai
paku yang berukuran diameter +/- 4mm dan panjang yang cocok
sebagai penganti setiap spot weld.

Tiang Penyangga

Untuk bentang besar, tiang penyangga diperlukan untuk


meniadakan lendutan panel. Floordeck pada waktu beton masih
basah. Tiang penyanga harus cukup kuat dan mempunyai daya
dukung yang cukup agar tidak terjadi penurunan. Hubungan
langsung antara Floordeck dengan balok kayu mudah/basah
harus dihindari untuk mencegah timbulnya noda halus pada
dasar Floordeck. Tergantung dari bahan dan keadaan
pemeliharaan beton sesudah dicor, biasanya tiang penyangga
sementara dapat dicabut/dilepas setelah beton berumur 7
sampai 14 hari. Pembebanan penuh dengan rencana baru
dapat diberikan setelah beton berumur 28 hari, dimana
kekuatan beton telah tercapai.

Tulangan Susut

Untuk semua jenis pelat, disarankan memakai tulangan susut


yang berfungsi selain untuk mengatasi perubahan temperature,
juga untuk menyebarkan pembebanan. Tulangan minimum
diletakan 2 cm dibawah permukaan atas beton Wiremesh ini
harus menutup seluruh permukaan pelat dan sesuai dengan
ketentuan pabrik pembuatnya, untuk memperoleh kekuatan
dalam 2 arah. Untuk pelat-pelat beton khusus yang kedap air dan
pelat - pelat luar yang berhubungan langsung dengan sinar
matahari diperlukan tulangan susut yang lebih berat

Angkur
 Pemasangan Dengan Cara Mengelas Studbolts (studs
connector) Pemasangan Floordeck dengan sistem ini tidak
tergantung pada pemasangan studs. Harus dilakukan
pengelasan. Panjang Floordeck bisa mencapai max 12 m.
Tidak memerlukan pemasangan end stop.
 Pemasangan Dengan Mengunakan Power Gun
Pemasangan Floordeck dengan sistem ini tidak
tergantung pada pemasangan studs. Tidak memerlukan
pengelasan. Panjang Floordeck bisa mencapai max 12
m.Tidak memerlukan pemasangan end stop.
 Pemasangan Pada Floordeck Diatas Balok Baja Yang
Telah Dipasang Studbolts Pemasangan Floordeck dengan
sistem ini sangat tergantung pada pemasangan studs.
Panjang Floordeck tergantung pada jarak studs antar balok.
Diperlukan Foam closer atau ends stop pada setiap ujung
metal deck.
3.1.12. PEKERJAAN WIREMESH

3.1. Umum

Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan wiremesh berikut


segala peralatan pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum
dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang
berpengalaman untuk pekerjaan ini dan harus disetujui oleh
konsultan pengawas. kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang
berpengalaman sehingga dapat mengatasi masalah lapangan
dengan cepat dan benar.
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan
membuat surat pernyataan yang menjamin bahwa personil yang
diajukan akan berada dilokasi proyek selama pekerjaan
berlangsung.
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-
alat yang akan digunakan dalam proyek ini dengan
memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan. Kontraktor
wajib menyediakan peralatan tersebut dilokasi pekerjaan tepat
pada waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.

3.2. Lingkup Pekerjaan

Tenaga kerja, material dan peralatan


Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk
penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan, baik bahan
dasar maupun bahan penyambung peralatan baja dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
dengan baik dan aman.
Pengukuran lapangan
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang
ada, seperti hasil pekerjaan yang sudah dilaksanakan, maupun
segala penyimpangan yang terjadi sehingga dalam gambar kerjadi
perlukan penyesuaian.
Tenaga ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman
dilokasi pekerjaan sehingga dapat menyelesaikan masalah
yang timbul dilapangan secara baik dan benar.
Gambar kerja/shop drawing
Kontraktor harus membuat gamar kerja secara detail
sebelum pekerjaan dimulai termasuk penyesuaian dengan
kondisi lapangan sampai mendapatkan persetujuan dari
konsultan pengawas.
Gambar terlaksana/As built drawing
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, kontraktor wajib membuat
gambar terlaksana sesuai dengan struktur yang dilaksanakan
dan diserahkan kepada pemberi tugas sesuai dengan kontrak
kerja.
3.3. Spesifikasi material
Spesifikasi Bahan
Wire Mesh
Diameter Actual Weight Kekuatan Tarik Batas Ulur Elongation
Wire Mesh
(mm) (gr/mm) (N/mm2) (N/mm2) (%)

M4 4 15,45 min 490 min 400 min 8%

M5 4,7 21,33 min 490 min 400 min 8%

M5 4,5 19,55 min 490 min 400 min 8%

M6 5,7 31,37 min 490 min 400 min 8%

M6 5,5 29,2 min 490 min 400 min 8%

M7 6,7 43,34 min 490 min 400 min 8%

M7 6,5 40,79 min 490 min 400 min 8%

M8 7,7 57,24 min 490 min 400 min 8%

M8 7,5 54,31 min 490 min 400 min 8%

M9 8,7 73,07 min 490 min 400 min 8%

M9 8,5 69,75 min 490 min 400 min 8%

M10 9,7 90,84 min 490 min 400 min 8%

M10 9,5 87,13 min 490 min 400 min 8%

M11 10,7 110,53 min 490 min 400 min 8%

M11 10,5 106,44 min 490 min 400 min 8%

M12 11,7 132,16 min 490 min 400 min 8%

M12 11,5 127,68 min 490 min 400 min 8%

Berat
Diameter Ukuran Spasi Berat Berat Actual Berat Actual Actual
Type Toleransi Toleransi
(mm) (m) (cm) Table Toleransi 0,5
(kg/roll) 0,2 mm (kg/roll) 0,3 mm (kg/roll) mm
M4 2,1 x 15 x (kg/roll)
4 154,47 139,41 132,17 118,27
(coil) 54 15

2,1 x 15 x
M4 4 15,45 13,94 13,22 11,83
5,4 15

M5 2,1 x 15 x
5 241,36 222,44 213,27 195,50
(coil) 54 15

M5 2,1 x 15 x 19,55
5 24,14 22,24 21,33
5,4 15

M6 2,1 x 15 x
6 347,56 324,77 313,67 292,05
(coil) 54 15

2,1 x 15 x
M6 6 34,76 32,48 31,37 29,20
5,4 15

2,1 x 15 x
M7 7 47,31 44,64 43,34 40,79
5,4 15

SPESIFIKASI TEKNIS
22
2,1 x 15 x
M8 8 61,79 58,74 57,24 54,31
5,4 15

2,1 x 15 x
M9 9 78,20 74,76 73,07 69,75
5,4 15

2,1 x 15 x
M10 10 96,54 92,72 90,84 87,13
5,4 15

2,1 x 15 x
M11 11 116,82 112,61 110,53 106,44
5,4 15

2,1 x 15 x
M12 12 139,02 134,43 132,16 127,68
5,4 15

Wire Type Line Kawat Line Kawat Spasi Ukuran (m)


Mesh Utama Melintang
M4 Roll 15 360 15 x 15 2.1 x 54

M5 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M5 Roll 15 360 15 x 15 2.1 x 54

M6 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M6 Roll 15 360 15 x 15 2.1 x 54

M7 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M7 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M8 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M8 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M9 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M9 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M10 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M10 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M11 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M11 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M12 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M12 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

3.4. Metode Pemasangan


Sebelum dipasang pada atas floordeck, wiremesh haruslah terlebih
dahulu dicek dari korosi dan dan kotoran yang melekat pada wiremesh.
Wiremesh diukur berdasarkan luasan yang akan dipasang. Apabila
luasan masih kurang, maka wiremesh tinggal ditambahkan dan diberi
overlap 10 s/d 15 cm. Perlu diperhatikan agar arah pemasangan yang
sama.
Wiremesh haruslah diberi jarak 2 cm dari atas floordeck.
BAB IV
PEKERJAAN ARSITEKTUR

4.1. PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG


4.1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan lantaipelapis lantai sesuai dengan RKS
dan gambar-gambar rencana.
4.1.2. PEKERJAAN BATU GUNUNG
4.1.2.1. Bahan
Batu gunung yang dipakai harus merupakan batu yang keras,
padat dan memiliki struktur yang kompak dengan warna yang
cerah dan bebas dari cacat, serta harus memenuhi syatar-
syarat yang teriantum dalam PUBI. 1982, SII-0079-79 dan NI-8

Pelaksanaan Pekerjaan

- Pondasi batu gunung harus di laksanakan dengan


menggunakan adukan 1 bagian semen portland : 4 Bagian
pasir pasangan yang dipasang dan dibentuk sampai di
peroleh dimensi dan ketinggian yang dibutuhkan,
sebagaimana yang tertera dalam gambar
- batu gunung dipasang sedemikian rupa, hingga
mendapatkan gigitan yang memadai di antara batu, dengan
ruang kosong sekecil mungkin.
- Pasangan batu gunung harus dipasang secara acak dengan
menggunakan adukan dan harus dipasang oleh batu khusus
berpengalaman.

4.2. PEKERJAAN DINDING


4.2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan lantai pelapis lantai sesuai dengan RKS
dan gambar-gambar rencana.
4.2.2. PEKERJAAN DINDING BATA

4.1.2.1. Bahan

- Batu bata harus memenuhi NI – 10 berkualiatas baik ex


lokal
. Pelaksanaan Pekerjaan
- Pasangan batu bata merah dengan menggunakan
aduka/campuran 1 PC : 4 pasir pasangan
- Batu bata yang digunakan dengan kualitas terbaik, siku dan
sama ukurannnya
- Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam air
hingga jenuh
- Setelah bata terpasang dengan adukan, nat/siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air
- Pemasangan dinding batu bata dilakukan secara bertahap,
setiap tahap terdiri dari 24 lapis setiap harinya, diikuti
dengan cor kolom praktis.

4.3. PEKERJAAN PLESTERAN


4.3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan lantai pelapis lantai sesuai dengan RKS
dan gambar-gambar rencana.
4.3.2. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
4.1.2.1. Bahan
- Semen Portland harus memenuhi NI-8
- Pasir harus memenuhi NI-3
- Air harus memenuhi NI-3
- Bahan-bahan instan siap pakai

Pelaksanaan
- Plesteran dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi
dari bahan yang digunakan sesuai petunjuk dan persetujuan
dari MK
- Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilaman pekerjaan
beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh
MK
- Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk dalam gambar arsitektur terutama dalam gambar
detail ataupun potongan mengenai ukuran bentuk ataupun
profilnya
- Selesai pemasangan dalam ruangan, lantai harus bebas dari
beban berat diatasnya.

4.1. PEKERJAAN DINDING KERAMIK

4.2.1. LINGKUP PEKERJAAN


Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan lantaipelapis lantai sesuai dengan RKS dan
gambar-gambar rencana.

4.2.2. BAHAN-BAHAN

4.2.2.1. Keramik
- Keramik yang dipergunakan adalah keramik berukuran
20x25 cm produksi dalam negeri Untuk lantai kamar mandi,
dan tempat wudhu, Warna ditentukan kemudian.
- Keramik 60 x 60 di pergunakan untuk ruangan umum
sesuai dengan gambar rencana pola lantai
- Keramik 30 x 30 di pergunakan untuk tangga

4.2.2.2. Adukan
Adukan terdiri dari 1 pc : 3 pasir. Bahan perekat keramik yang
akan dipergunakan untuk pemasangan pada dinding adalah
Portland Cement biasa yang disetujui Ahli.

4.2.2.3. Air
Air harus bersih dan bebas dari asam, alkali dan organik
lainnya.

4.2.2.4. Contoh-contoh
Sebelum diadakan pemasangan Pemborong diharuskan
memberikan contoh bahan-bahan yang akan dipakai untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4.2.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

4.2.3.1. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik


dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi
1 pc : 3 pasir, diaduk baik memakai larutan supercement,
jumlah pemakaian adalah 1 % dari berat semen yang dipakai
dengan tebal adukan tidak lebih 1,5 cm atau bahan perekat
khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan
ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.

4.2.3.2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan


baik, warna, motif keramik harus sama tidak boleh retak, gompal
atau cacat lainnya.

4.2.3.3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus


untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.

4.2.3.4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus


direndam air sampai jenuh.

4.2.3.5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua


peralatan yang akan terpasang di dinding seperti : panel, stop
kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera di dalam
gambar.

4.2.3.6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.


4.2.3.7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa
ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu
dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

4.2.3.8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar


harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang
berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis
lurus.

4.2.3.9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar


sebesar 4 - 5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk
dua garis tegak lurus.
Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.

4.2.3.10. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan


semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan
pembersih untuk keramik seperti "Porstex" buatan lokal atau
sejenis.

4.2.3.11. Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan


bahan supergrout.
4.2. PEKERJAAN LANTAI

4.2.4. LINGKUP PEKERJAAN

Keramik 30x30 (atau seperti ditunjukkan dalam gambar) dipasang pada


Lantai didaerah daerah yang ditunjukkan dalam gambar.

4.2.5. BAHAN-BAHAN

4.2.5.1. Keramik
Keramik yang dipergunakan adalah keramik berukuran 60x60,
30x30, dan 30x60 cm produksi dalam negeri produksi ROMAN.
Warna ditentukan kemudian.

4.2.2.2. Adukan
Adukan terdiri dari 1 pc : 3 pasir. Bahan perekat keramik yang
akan dipergunakan untuk pemasangan pada dinding adalah
Portland Cement biasa yang disetujui Ahli.

4.2.2.3. Air
Air harus bersih dan bebas dari asam, alkali dan organik
lainnya.

4.2.2.4. Contoh-contoh
Sebelum diadakan pemasangan Pemborong diharuskan
memberikan contoh bahan-bahan yang akan dipakai untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4.2.6. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

4.2.3.1. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik


dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi
1 pc : 3 pasir, diaduk baik memakai larutan supercement,
jumlah pemakaian adalah 1 % dari berat semen yang dipakai
dengan tebal adukan tidak lebih 1,5 cm atau bahan perekat
khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan
ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.

4.2.3.2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan


baik, warna, motif keramik harus sama tidak boleh retak, gompal
atau cacat lainnya.

4.2.3.3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus


untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
4.2.3.4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus
direndam air sampai jenuh.

4.2.3.5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua


peralatan yang akan terpasang di dinding seperti : panel, stop
kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera di dalam
gambar.

4.2.3.6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.


4.2.3.7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa
ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu
dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

4.2.3.8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar


harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang
berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis
lurus.

4.2.3.9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar


sebesar 4 - 5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk
dua garis tegak lurus.
Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.

4.2.3.10. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan


semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan
pembersih untuk keramik seperti "Porstex" buatan lokal atau
sejenis.

4.2.3.11. Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan


bahan supergrout.

4.3. PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM PINTU/JENDELA DAN KACA


4.3.1. Lingkup Pekerjaan
4.3.1.1. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan bahan, penyetelan
dan pemasangan kusen alumunium/kaca pada tempat-tempat
sesuai dengan gambar rencana.
4.3.1.2. Mengatur pekerjaan kusen alumunium dengan pekerjaan-
pekerjaan bidang lain yang bersangkutan terutama pekerjaan
kaca.
4.3.1.3. Membuat gambar-gambar kerja (serta perhitungan-perhitungan
apabila diminta) yang disesuaikan dengan gambar rencana dan
RKS.
4.3.1.4. Bahan-bahan
Bahan yang digunakan adalah profil alumunium bermutu baik
setara Alexindo.
 Alloy/Billet : menggunakan bahan asli, tidak terbuat
dari bahan-bahan scraf/sisa.
 Tebal Anodising : 20 micron (minimal)
 Sekrup : digunakan stainless steel
 Parts : digunakan stainless steel
 Anchor-anchor : baja galvanized
 Sealant : dipakai jenis polysulphide warna hitam
setara Dow corning.
 Standard : memenuhi Standard Industri (SII)
 Standard sambungan : minimal memenuhi Standard atau
Nikkei System.
 Hard-ware : setaraf ALFA, Whitco atau Interlock
 Ukuran profil : 2x3”

4.3.2. Rangka Alumunium dan Kaca


4.3.2.1. Pekerjaan ini meliputi perhitungan, pengadaan dan
pemasangan pada bagian-bagian bangunan yang
menggunakan Konstruksi Alumunium sebagai rangka,
khususnya untuk pintu-pintu alumunium (bagian luar)
4.3.2.2. Pemborong Alumunium bertanggung jawab penuh atas
terselenggaranya pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas dengan
baik. Adapun yang akan terjadi dikemudian hari, pada bagian-
bagian tersebut, seperti :
 Terjadinya lendutan daripada rangka alumunium sehingga
menyebabkan pecahnya kaca.
 Terjadinya kebocoran-kebocoran (angin dan air) sebagai
akibat kelalaian dalam pekerjaan.
 Kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh
kesalahan system konstruksi yang dipakai sehingga
menyebabkan kerugian-kerugian dari pihak pemilik adalah
menajdi tanggung jawab Pemborong alumunium.
4.3.2.3. Pekerjaan ini harus ditangani oleh tenaga-tenaga yang ahli
dalam bidang tersebut di atas.
4.3.2.4. Sebelum pekerjaan ini dimulai, Pemborong Alumunium terlebih
dahulu harus memberikan gambar-gambar kerja dan shop
drawing khusus untuk pekerjaan tersebut untuk mendapat
persetujuan Perencana/Pengawas.
4.3.2.5. Pekerjaan yang ternyata dilaksanakan berdasarkan gambar-
gambar yang belum/tidak disetujui oleh Perencana/Konsultan
Pengawas menjadi tanggung jawab Konsultan
Pengawas/Pemborng Alumunium. Untuk itu berhak menolak
dan menginstruksikan kepada Pemborong Alumunium untuk
membongkar pekerjaan tersebut. Semua kerugian yang
diakibatkan oleh hal-hal diatas menajdi tanggung jawab
Pemborong alumunium.
4.3.2.6. Untuk mendapat Persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas
maka Pemborong Alumunium harus mengajukan contoh-contoh
(sample) untuk bahan-bahan yang akan didatangkan dan
dipakai berupa contoh-contoh jendela/pintu-pintu alumunium
lengkap dengan semua hardware, weather strip, angkur dan
peralatan lainnya. Semuanya dalam keadaan telah finish.
4.3.3. Konstruksi Rangka Alumunium (profil)
4.3.3.1. Tebal minimum untuk rangka Alumunium adalah 2 mm. Ukuran-
ukuran dan dimensi yang digunakan harus dibuktikan dengan
hasil perhitungan yan dapat dipertanggung jawabkan.
4.3.3.2. Bahan yang dipakai :
 Semua profil/rangka alumunium harus diproses dengan
anodizing minimal ± 20 microns.
 Sekrup-sekrup dan baut-baut dari bahan stainless steel.
Pada bagian-bagian pengikat lainnya dipakai Steel dengan
lapisan Zinc atau Cadium ± 20 micron.
 Kwalitet yang diminta adalah dari profil setarap Alexindo.
 Warna ditentukan kemudian dan mendapat persetujuan dari
Perencana.
4.3.3.3. Cara pengerjaan
 Dipotong dan dipasang secara rapih dan presisi, toleransi
ukuran tidak lebih dari 2 mm.
 Pergunakan alat-alat/mesin untuk memotong, punching,
drilling, dsb.
 Hubungan antara alumunium-alumunium pada sambungan-
sambungan harus diberi lapisan Mastic sedangkan pada
bagian dalam sambungan-sambungan harus ditutup dengan
cara caulking.
 Permukaan alumunium harus bebas dari cacat-cacat dan die
marks, dan bebas dari kotoran-kotoran yang melekat
(plesteran, cat, dll)
 Pada waktu pemasangan permukaan alumunium, harus
dilindungi dengan lanosol protective coating.
4.3.4. Kaca dan Cermin
4.3.4.1. Produksi dari pabrik terkenal ex local Asahi
4.3.4.2. Mempunyai bidang licin, sejajar, tidak bergelombang-gelombang
dan tidak menunjukkan efek lensa (tinted float glass).
4.3.4.3. Ukuran disesuaikan dengan gambar atau atas petunjuk-
petunjuk Perencana/Konsultan Pengawas.
4.3.4.4. Tebal disesuaikan dengan gambar rencana.
4.3.4.5. Untuk cermin digunakan tebal 6 mm. dengan lapisan perak
cukup tebal dan tidak menyebabkan tmbulnya bintik-bintik hitam
(mempunyai lapisan penahan kelembaban)
4.3.4.6. Warna kaca disesuaikan dengan permintaan.

4.4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

4.4.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit yang dipasang pada


bangunan sesuai dengan gambar.

4.4.2. Bahan-bahan

4.4.2.1. Kalsiboard dan Gyptile


Kalsiboard yang digunakan merupakan kualitas terbaik tebal 6
mm digunakan pada plafond kamar mandi untuk ruangan lain
menggunakan Gyptile dengan ukuran 60 x 120 cm tebal 9 mm.

4.4.2.2. Hollow
Untuk ukuran seperti yang dinyatakan dalam gambar dari jenis
Hollow dengan ukuran 40x4x0,4 mm dan 40x2x0,4 mm.

4.4.2.3. Fisher + Skrup


Untuk penggunaan skrup disesuaikan dengan penggunaan
rangka hollow yang akan ditanam dalam plat atau balok beton.

4.4.3. Pelaksanaan

Pemborong harus menyerahkan rencana langit-langit kepada Konsultan


Pengawas untuk persetujuannya.
Siapkan sambungan-sambungan lubang-lubang untuk pekerjaan lain
(listrik, mekanikal) pada pekerjaan langit-langit.

4.4.4. Pemasangan

Lembaran plat asbes semen yang cacat dan retak-retak tidak boleh
digunakan, dan harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
4.4.5. Penyimpanan

Letakkan lembaran-lembaran Kalsiboard dan Gyptile yang akan dipakai


di daerah yang terlindung baik dari cuaca. Tumpukkan di atas tiga kayu
penahan (alas) pada setiap panjang lembaran ini.
Tinggi tumpukkan lembaran-lembaran plat asbes semen tidak boleh
lebih dari 2 meter.
Tempat tumpukkan harus jauh dari lalu lintas kendaraan-kendaraan
proyek yang mungkin menggangu.

4.5. PEKERJAAN ATAP & KUDA-KUDA BAJA RINGAN

4.5.1. Lingkup Pekerjaan

4.5.1.1. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan bahan, penyetelan


dan pemasangan kuda-kuda pada tempat-tempat sesuai
gambar rencana.

4.5.1.2. Membuat gambar-gambar kerja (serta perhitungan-perhitungan


apabila diminta) yang disesuaikan dengan gambar rencana dan
RKS.

4.5.1.3. Menyediakan contoh bahan dari setiap item pekerjaan atap


berikut accessories.

4.5.1.4. Membuat mock up pemasangan rangka kuda-kuda.

4.5.2. Bahan-bahan dan Pelaksanaan Pekerjaan

4.5.2.1. Spesifikasi Teknis setara J-Stell


Rangka atap adalah sbb :
 Top Chord : ZAM UK-75 t = 0.83 mm TCT
 Bottom Chord & Web : ZAM UK-75 t = 0.53 mm TCT
 Reng : ZAM GD-C Roof Battens 0.48 mm
 Lisplank : Galvalumne t = 1 mm
 Perkuatan : - PLD-Diafragme
: - Self Drilling Screw system
: - Wind Braching

4.5.2.2. Pemborong harus mempelajari gambar rencana dan


dikonsultasikan kepada pihak aplikator baja ringan sebelum
mengajukan penawaran harga.

4.5.2.3. Sistem pemasangan rangka kuda-kuda dengan system Self


drilling screw.
4.5.2.4. Semua rangka atap sebelum ditutup penutup atap terlebih
dahulu harus diperiksa ulang mengenai sambungan-sambungan
dan kemiringan atap yang dikehendaki, sebelum melaksanakan
penutupan atap kontraktor harus memimta izin kepada
konsultan pengawas lapangan atau direksi.

4.5.2.5. Penutup atap dengan menggunakan metal roof ukuran


ketebalan dan pola sambungan disesuaikan dengan atap
eksisting yang berkualitas baik dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas, warna dan corak harus sama untuk seluruh
gedung, untuk maksud tersebut diatas pemborong harus
mengecek persediaan metal roof dimaksud dipabriknya sebelum
pemesanan dilaksanakan.

4.5.2.6. Pemborong harus memberikan contoh-contoh atap sebelum


dipasang untuk terlebih dahulu disetujui oleh Direksi
Lapangan/Pengawas Lapangan.

4.5.2.7. Dalam Pelaksanaan Rangka Kuda-kuda baja ringan pemborong


wajib memberikan jaminan pabrik dan konstruksi minimal 25
tahun.

4.6. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

4.6.1. Umum

4.6.1.1.Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku,


perlengkapan atap dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
4.6.1.2.Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap
yang ditentukan seperti yang ditunjukan/diisyaratkan dalam
gambar atau dalam table rincian jenis pekerjaan.

4.6.2. Persyaratan Bahan

4.6.2.1.Penutup atap yang digunakan adalah dari bahan pandek,


pemasangan dilakukan dengan kemiringan atap sesuai dengan
gambar. Kualitas bahan yang dipakai.

4.6.2.2.Bahan penutup atap ini tidak rusak permukaannya atau cacat


lainnya.
4.6.2.3.Bahan penutup atap ditentukan warna standart. Termasuk dalam
pekerjaan ini adalah pelengkap seperti flashing (penutup atap
dan penutup samping) dengan bahan yang sama.

4.6.2.4.Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta


data teknis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

4.6.2.5.Penyimpanan semua bahan atap, harus memperhatikan cara-


cara sedemikian rupa sehingga bahan atap terhindar dari lecet,
retak, tertekuk selama penyimpanan.

4.6.2.6.Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang


mendahuluinya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
diantaranya rangka konsol, pekerjaan reng.

4.6.3. Pelaksanaan

4.6.3.1.Pemasangan penutup atap tepat pada tempatnya, lurus, rata dan


level, ukur dari bagian-bagian yang sudah permanen, lakukan
pemotongan dan keperluan lain untuk pemasangan sesuai
dengan shop drawing.

4.6.3.2.Pemasangan bumbungan/nok menggunakan bumbung genteng


keramik yang berkualitas sama dengan atapnya, pemasangan
harus dilakukan dengan baik dan teliti. Kebocoran bumbungan
yang diakibatkan ketidaksempurnaan pelaksanaan pekerjaan
maupun bahan merupakan kewajiban pemborong untuk
mengulang kembali/memperbaiki pekerjaan tersebut.

4.6.3.3.Perbaikan/pembersihan harus dilaksanakan semikian rupa


sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

4.6.3.4.Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan


pekerjaan penutup atap ini, maka kerusakan-kerusakan
pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki.

Pemasangan Alumunium Foil dan

4.7. PEKERJAAN PENGECATAN

4.7.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh


permukaan dinding, logam serta permukaan-permukaan lain sesuai
dengan gambar-gambar serta yang ditunjukkan Konsultan Pengawas.
4.7.2. Bahan - Bahan

Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah


produksi yang setaraf untuk pengecatan Exterior bangunan dan VINILEX
atau yang setaraf untuk interior ruangan. Warna ditentukan kemudian.

4.7.3. Persetujuan Ahli

Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan


Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan.
Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari
pabrik, lengkap dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.

4.7.4. Pelaksanaan

Pelaksanaan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan


pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
Pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan
pemakaian cat dari pabrik pembuat cat yang disetujui Konsultan
Pengawas.

4.8. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSIT PANEL (ACP)

4.8.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan Aluminium composit


(ACP) pada permukaan dinding, sesuai dengan gambar-gambar serta
yang ditunjukkan Konsultan Pengawas.

4.8.2. Bahan - Bahan

- Aluminium composit (ACP) Merk SEVENT


- Besi Hollow 40.40.35
- Braket/Spigot

4.8.3. Persetujuan Ahli

Semua Bahan yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan


Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan.
Bahan yang didatangkan ke lapangan pekerjaan dari pabrik, lengkap
dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.

4.9.4. Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan diatas semua permukaan dinding harus diplester
agar lebih kuat dan mampu menahan beban. Adapun tahapan
pemasangannnya antara lain :
 Pemasangan konstruksi rangka dudukan Aluminium composit Panel
(ACP) pada bidang dinding
 Fabrikasi lembaran ACP
 Pemasangan Lembaran ACP (yang telah difabrikasi) pada konstruksi
rangka dudukan
 Pemberian sealant pada sela lembaran ACP
 Pembersihan
BAB V
PEKERJAAN SANITARY

5.1. LINGKUP PEKERJAAN

5.1.1. Sistim perpipaan air bersih dari pipa air di dekat bangunan ke fixture-
fixture dalam bangunan lengkap dengan sambungan-sambungan,
belokan-belokan, tikungan, fitting-fitting dan perlengkapan lain yang
diperlukan.

5.1.2. Semua fixture yang direncanakan untuk dipasang termasuk kran-kran,


lengkap dengan sambungan-sambungan, belokan-belokan, tikungan,
fitting-fitting dan perlengkapan lain yang diperlukan.

5.1.3. Semua fixture yang direncanakan untuk dipasang termasuk kran-kran,


lengkap dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan lain yang
diperlukan dalam persyaratan.

5.1.4. Sistem perpipaan pembuangan air kotor dan perpipaan vent dari fixture-
fixture dalam bangunan sampai ke bak-bak penampung, septic tank, atau
saluran air hujan lengkap dengan sambungan-sambungan, tikungan-
tikungan dan perlengkapan lain yang diperlukan.
Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan
Pedoman Plumbing Indonesia.

5.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Syarat-syarat penerimaan untuk bahan-bahan dan peralatan, cara-cara


pemasangan, kwalitas pengerjaan, harus sesuai dengan standar yang wajar
berlaku dan disesuaikan dengan pedoman Plumbing Indonesia.

5.3. STANDAR BAHAN

5.3.1. Semua bahan pipa dan peralatan-peralatan yang diperlukan harus


memenuhi standar di bawah ini :

5.3.1.1. ASTM-A 120-57 untuk pipa-pipa dan fitting dari "Galvanized


Iron".

5.3.1.2. ISO dan SNI 0162-1987-A dan SNI 0178-1987-A untuk pipa
dan fitting PVC.

5.3.2. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixture-fixture dan peralatan
yang akan dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda-tanda
merk yang jelas dari pabrik pembuatnya.
Fitting-fitting dan fixture-fixture yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut
harus diganti atas tanggung jawab Pemborong.

5.3.3. Bahan-bahan, peralatan-peralatan dan peralatan-peralatan tambahan


yang disediakan harus baru dan dapat diterima.

5.3.4. Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa-pipa cabang untuk distribusi air
sampai ke bangunan, baik yang ditanam di dalam tanah maupun yang
ditempatkan di atas langit-langit dibuat dari Galvanized Iron Pipe.

5.3.5. Pipa-pipa sanitair domestik dari fixture-fixture sampai ke pipa yang ada,
dibuat dari PVC tekanan kerja 5 kg/cm2 standar ISO (klas AW).

5.3.6. Semua pipa-pipa sanitair di luar bangunan dibuat dari PVC tekanan kerja
5 kg/cm2 standar ISO (klas AW).

5.3.7. Fitting-fitting untuk PVC harus cetakan pabrik dengan bahan


penyambung (perekat) seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuat
pipa.

5.3.8. Kran-kran air yang dipergunakan harus dari bahan kuningan dengan
lapisan chrome, merk SAN-EI atau merk lain yang setaraf dan disetujui.

5.3.9. Wastafel harus dari jenis terpasang pada dinding dari keramik berwarna
standard, seperti buatan TOTO LW-230J lengkap dengan kran, fitting -
fitting, cermin dan peralatan tambahan lainnya.

5.3.10. Urinal harus dari jenis terpasang pada dinding seperti merk TOTO type
U-57, warna standard, atau merk lainnya yang setaraf.

5.3.11. Kloset jongkok setara merk TOTO, warna standard.

5.4. PERENCANAAN

5.4.1. Selama pemasangan berjalan, Pemborong harus menutup setiap ujung


pipa yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan
lain-lain.
Setiap jaringan pipa yang telah selesai dipasang harus ditiup dengan
udara kempa, agar kotoran-kotoran yang mungkin sudah masuk dapat
terbuang sama sekali.

5.4.2. Cabang-cabang pipa air bersih harus dilengkapi dengan katup yang
ditempatkan sedemikian rupa sehingga jaringan tersebut dapat berfungsi,
diganti dan dikontrol alirannya untuk masing-masing kelompok atau outlet
atau fixture.

5.4.3. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan angker yang
cukup kokoh (rigid).
Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya,
agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus
sedemikian sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi pipa
oleh perubahan temperatur.

5.4.4. Pipa horisontal harus ditumpu dengan jarak antara tidak lebih dari 3
meter.

5.4.5. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (clamp atau collar).

5.4.6. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang


akan ditutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi
terlebih dahulu dengan cat meni atau cat penahan karat.

5.4.7. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter


yang berbeda harus digunakan reducing fitting atau increasing fitting.

5.4.8. Semua sambungan harus dibuat kedap suara dan kedap air.

5.5. PEMASANGAN

5.5.1. Sebelum memulai pekerjaannya, Pemborong harus memeriksa dan


memahami pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak lain yang
ikut menyelesaikan proyek ini, apabila pekerjaan pelaksanaan dari pihak-
pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan Pemborong
ini sendiri.
Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana Pemborong ini tidak mungkin
menghasilkan kualitas pengerjaan yang terbaik, Pemborong ini wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Pemborong Utama dan
mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan.
Apabila hal itu tidak dilakukan, Pemborong ini tetap bertanggung jawab
atas kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkannya.

5.5.2. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan semua


pembongkaran bagian-bagian bangunan lainnya hanya boleh dilakukan
setelah ada izin tertulis dari Pemilik/ Penanggung Jawab Proyek.

5.5.3. Pemborong bertanggung jawab atas penyediaan dan lokasi pemasangan


yang tepat.

5.6. PEMBERSIHAN

Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish


arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya, yang semuanya atas kelalaian
Pemborong, karena tidak membersihkan sistim perpipaan dengan baik, maka
semua perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
BAB - VI
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

6.1. LINGKUP PEKERJAAN

6.1.1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan,


dan lain-lain, pemasangan, pengujian (commissioning) dan
pemeliharaan seluruh Pekerjaan Listrik Arus Kuat seperti disyaratkan
dalam :

6.1.1.1. Spesifikasi Teknis

6.1.1.2. Gambar Perencanaan

6.1.1.3. Bill of Quantity Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar


perencanaan dan bill of quantity merupakan satu kesatuan dan
bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan. Apabila
terdapat hal-hal yang tidak termuat didalam spesifikasi teknis,
namun ada pada gambar perencanaan atau ada pada bill of
quantity maka spesifikasi teknis harus mengikuti gambar
perencanaan atau bill of quantity, demikian pula sebaliknya
sehingga diperoleh suatu perencanaan yang sempurna.

6.1.1.4. Berita Acara Aanwijzing

6.1.1.5. Adendum
Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan Pekerjaan Listrik Arus Kuat yang belum
disebutkan secara terinci, tetapi dianggap perlu untuk
kesempurnaan fungsi dan operasi Listrik Arus Kuat.

6.1.1.6. Klasifikasi Teknis


Klasifikasi Teknis perlu dilakukan sebelum ditetapkan pemenang
lelang terhadap penawaran-penawaran yang menjadi calon
pemenang lelang untuk masalah-masalah yang secara teknis
belum dapat dimengerti atau perlu dijelaskan oleh penawar/
peserta lelang dihadapan Panitia lelang (Pemberi Tugas,
Perencana, dan Manajemen Konstruksi)

6.1.2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

6.1.2.1. Pengadaan dan Pemasangan Panel Tegangan Rendah


Meliputi, Sub Distribution Panel (SDP), Panel Daya lainnya sesuai
dengan gambar perencanaan dan termasuk seluruh peralatan
bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi
listrik.

6.1.2.2. Pengadaan dan Pemasangan Panel Penerangan


Meliputi Panel Penerangan termasuk seluruh komponen yang
melengkapi panel tersebut, serta komponen panel dan busbar
rating ampere-nya harus sesuai dengan kebutuhan.

6.1.2.3. Pengadaan dan Pemasangan Fixture Lampu


Meliputi armature lampu, fitting, balast, starter, capasitor, lampu
serta peralatan lain yang dibutuhkan sesuai dengan gambar
perencanaan dan spesifikasi teknis standard pabrik.

6.1.2.4. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Penerangan dan Stop


Kontak
Meliputi seluruh instalasi penerangan dan stop kontak yang
menghubungkan panel penerangan dengan fixture lampu dan
stop kontak, baik di dalam maupun di luar bangunan serta
peralatan bantu yang dibutuhkan, sesuai dengan Gambar
Perencanaan dan Persyaratan Teknis.

6.1.2.5. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Daya


Meliputi seluruh Instalasi Daya yang menghubungkan panel daya
dengan peralatan listrik seperti motor-motor listrik, outlet Daya
serta peralatan-peralatan lain sesuai dengan Gambar
Perencanaan dan Persyaratan Teknis.

6.1.2.6. Pengadaan dan Pemasangan Sistem Pentanahan Peralatan


Penunjang Instalasi meliputi sistem pengebumian batang
elektroda dan bare copper conductor atau kabel yang
menghubungkan peralatan yang harus ditanahkan dengan
elektroda pentanahan termasuk seluruh peralatan bantu yang
dibutuhkan serta sesuai dengan gambar perencanaan dan
spesifikasi teknis.

6.1.2.7. Melakukan seluruh perijinan ke instansi terkait.

6.1.3. Sumber daya listrik dari Panel Existing ditentukan kemudian Tegangan
Rendah 380/220 v.

6.1.4. Kawat atau kabel untuk setiap bangunan harus meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-
barang lain yang perlu untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.

6.1.5. Outlet, doos, panel dan peralatan instalasi


Pengadaan dan pemasangan outlet (stop-kontak), kotak-kotak tarik (pull
box), panel board, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang
diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari
sistem instalasi.
6.1.6. Sistem "Race Way"
Sistem "Race Way" dan perlengkapannya termasuk disini konduit,
tubing, flexible conduit accessories sistem saluran bawah tanah, alat-alat
dan semua barang yang perlu guna melengkapi instalasi dari semua
bahan dan perlengkapan.

6.1.7. Sistem Tegangan Rendah dan perlengkapannya (dibawah 600 Volt)


Sistem-sistem tegangan rendah meliputi : switch, tombol-tombol, circuit-
circuit breaker, indikator, magnetic contactor, accessories
peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk
pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap sistem dan
peralatan-peralatan.

6.1.8. Sistem Illuminasi dan Peralatan

6.1.8.1. Sistem illuminasi dan peralatan meliputi armature, lampu-lampu


accessories, peralatan serta alat-alat lain yang perlu untuk
operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan
penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk
pada gambar-gambar.

6.1.8.2. Kualitas dan Pengerjaan


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara
khusus, adalah kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu, dan menghasilkan armatur setara
dengan standard komersil utama. Armartur harus sesuai dengan
gambar dan atau schedule, atau seperti yang disyaratkan disini.

6.1.9. Gambar-gambar
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan
listrik, dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
lainnya. Pemasangan peralatan harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan. Gambar-gambar arsitektur, struktur, Mekanikal/Elektrikal,
harus menjadi referensi untuk koordinasi pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan dengan perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan atau kesalahan perencanaan
harus disampaikan kepada Ahli, Direksi/ Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk untuk itu.

6.2. KEMAMPUAN OPERASI

6.2.1. Bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun


bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun
yang dispesifikasikan.

6.2.2. Sumber Daya Listrik


Sumber daya listrik diambil dari Panel Existing Tegangan Rendah
disalurkan dengan kabel feeder ke SDP untuk didistribusikan ke masing-
masing sub panel peralatan mekanikal maupun elektrikal.
Untuk lebih jelas, Sistem Distribusi listrik dapat dilihat pada diagram
satu garis.

6.3. SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL DAN PERALATAN

6.3.1. Kawat dan Kabel

6.3.1.1. Kawat dan Kabel Tegangan Rendah (600 V & Kurang)


Kawat-kawat harus memenuhi persyaratan PUIL, VDE. Semua
kawat No. 8 (penampang 10 mm2) ke atas harus distranded dan
tidak boleh dipakai kawat yang lebih kecil dari No. 14 (penampang
2,5 mm2), kecuali untuk pemakaian kontrol pada "Remote
Control" yang kurang dari 30 meter panjangnya. Kecuali
dipersyaratkan lain, konduktor harus type NYY, NYFGbY, NYM,
NYA.

6.3.1.2. Ukuran-ukuran
Semua konduit, kawat-kawat dan sambungan elektrikal harus
diadakan secara lengkap. Konduit dan kawat-kawat tersebut
harus mempunyai ukuran sesuai dengan yang ditunjuk atau
dipersyaratkan untuk memenuhi peraturan-peraturan yang
berlaku.

6.3.1.3. Kawat-kawat untuk penerangan listrik.


Termasuk outlet-outlet untuk extension dan daya listrik harus
diadakan dan dipasang lengkap dari sambungan titik pelayanan
kepada semua outlet yang ditunjuk pada gambar. Semua kabel
harus dalam konduit PVC atau metal disesuaikan dengan
fungsinya. Semua konduktor circuit cabang harus minimum No.
14 AWG (penampang 2,5 mm2), kecuali tercatat lain. "Home Run"
untuk circuit 220 volt yang panjangnya lebih dari 40 meter dari
panel ke outlet pertama harus minimum No. 12 AWG (penampang
4 mm2) kapasitas 34A.

6.3.1.4. Bahan Isolasi


Semua bahan isolasi untuk splice, conection dan lain-lain seperti
karet, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice
case, "Combination" dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui
untuk penggunaan, lokasi, voltage dan lain-lain yang tertentu itu
dan harus dipasang memakai cara yang disetujui, menurut
anjuran perwakilan pemerintah atau manufacturer.

6.3.2. Ketentuan-ketentuan Instalasi

6.3.2.1. Kotak-kotak (doos) Outlet


 Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE,
PUIL, AVE atau standard lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk
single/multi gang box empat persegi. Untuk kotak-kotak yang
dipasang di lantai harus digunakan jenis "Adaptor frame"
tahan air (waterproof).
 Ukuran
 Setiap kotak outlet harus diberi bukaan konduit hanya di
tempat yang diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar untuk
menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan
persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.
 Type Tahan Cuaca (Weatherproof Type Equipment)
 Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini
harus dari tipe tahan cuaca :
 Tempat-tempat yang kena matahari.
 Tempat-tempat yang kena hujan.
 Tempat-tempat yang kena minyak.
 Tempat-tempat yang kena udara lembab.
 Tempat-tempat yang ditunjuk dalam gambar.
- Outlet pada Permukaan Khusus
- Kotak outlet untuk "stop kontak" dan tombol-tombol
saklar yang dipasang pada meja, partisi, block
beton, marmer,
- frame, besi, bata atau di dingding kayu harus berbentuk
persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.
- Outlet Saklar dan Stop kontak
- Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, maka kotak-
kotak outlet untuk saklar dinding dan stop kontak harus
dari bahan galvanis steel dan tidak boleh berukuran
lebih dari 75 mm x 75 mm untuk satu gang dan 75 mm x
135 mm untuk dua gang.

6.3.2.2. Panel Board


 Semua panel harus dibuat dari plat baja, kecuali yang sering
kena basah/hujan harus dibuat dari jenis besi tuang yang
tahan kelembaban atau konstruksi khusus.
 Panel harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan untuk "panel board" yang besarnya menurut
kebutuhan, sehingga untuk jum lah dan ukuran kabel yang
dipakai tidak perlu sesak.
 Panel penerangan dan panel untuk peralatan-peralatan
lainnya harus dari type "dead front" (mematikan dari sebelah
depan), kecuali seperti dipersyaratkan lain dilengkapi dengan
"circuit breaker" dan harus mempunyai "trip rating" dan jumlah
kutub seperti ditunjuk dalam schedule.
 Circuit Breaker
 Breaker kutub tunggal untuk penggunaan circuit phasa tunggal
220 volt harus memiliki trip rating seperti termaktub dalam
schedule dengan kapasitas interupting sebesar 5.000 Ampere
simetris. "Breaker" berkutub 2 dan 3 sistem 220/380 volt harus
mempunyai trip rating seperti dalam schedule dan kapasitas
interupting sebesar 10.00050.000 Ampere simetris.
 Finishing/pengecatan panel mempergunakan proses
“ELECTRO STATIC POWDER” untuk menjamin kestabilan
warna dan ketahanan terhadap karat dan iklim yang lembab
dengan treatment awal untuk bahan plat panel menggunakan
system treatment phospating. Dijamin tidak berubah warna
selama 3(tiga) tahun.
 Khusus untuk panel Free Standing type harus
mempergunakan system Knock Down atau modul dengan
tiang penyangga yang telah diberi lubang-lubang atau
Purching dengan mempergunakan CNC (Computer Numerical
Control)
 Panel dilengkapi dengan Master Key.

6.3.2.3. Sistem “Race Way”


 Sistem "Race Way" dan perlengkapannya termasuk disini
konduit, tubing flexible conduit accessories sistem saluran
bawah tanah, alat-alat dan semua barang yang perlu guna
melengkapi instalasi dari semua bahan dan perlengkapan.
 Ukuran
 Semua Race Way harus mempunyai ukuran bisa melayani
dengan baik tipe-tipe konduktor sesuai dengan VDE, PUIL
dan lain-lain. Ukuran minimum adalah diameter 3/4" menurut
ukuran pasaran.
 Bahan
 Sistem Race Way harus dari konduit uPVC High Impact Heavy
Gauge, semua sistem race way harus dipasang tersembunyi.

6.3.2.4. Sistem Tegangan Rendah dan perlengkapannya (dibawah 600


Volt)
 Panel-panel
 Panel harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk
lain. Seluruh assembly termasuk housing, alat-alat
pelindung harus direncana kan, dibuat, dicoba dan dimana
perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan minimum
dengan penyesuaian dan atau penambahan seperti
dipersyaratkan.
 Panel board harus dari jenis dead-front, terdiri dari plat
logam/ baja dengan tebal minimal 2 mm untuk kerangka
dan 3 mm untuk pintu untuk Free Standing Panel, SDP
Cub Distribution Panel , dll) sedangkan Panel wall
mounting dibuat dari plat baja tebal minimul 1,6 mm untuk
kerangka dan untuk pintu 2 mm (Panel penerangan, Panel
Kontrol dan panel-panel kecil lainnya).
 Pull box
Jenis konstruksi sama dengan bagian atas setiap switch
board. Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari
bagian-bagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box
harus terdiri dari papan asbestos atau tahan api.
 Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur trafo ukur
seperti pada gambar. Saklar pindah untuk ampere meter harus
ada posisi off, pada posisi ini maka trafo arus harus dalam
keadaan hubung singkat. Meter-meter adalah dari tipe moving
ironvane type khusus untuk panel, dengan scale sirkular, flush
atau semi flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran
15 x 15 cm atau 10 x 10 cm2, dengan scale linier dan ketelitian
1%. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan ampere
meter harus ditandai dengan jelas.
 Kawat-kawat pengontrol
Kawat Pengontrol dari panel-panel dipasang dipabrik dengan
lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan
mekanis.
 Ukuran minimum adalah No.14 AWG (penampang 2,5 mm2)
dari type 600 volt, PVC.
 Transformator arus
Trafo arus adalah dari tipe kering, dengan perbandingan
kumparan yang disesuaikan dengan standar VDE.
Pemasangan arus kuat dapat menahan gaya-gaya mekanis
pada waktu terjadinya hubungan singkat 3 phase simetris.
Trafo arus untuk ampermeter juga boleh dipergunakan
bersamaan dengan kWH meter asalkan ketelitiannya masih
baik, apabila tidak mempergunakan trafo arus khusus.
 Pemutusan daya tegangan rendah
Pemutus daya yang bekerja secara elektris, dan alat-alat
pembantunya seperti pemutus stationer primer dan sekunder,
rail-rail pendukung harus buatan pabrik yang sama.
 Bekerja Secara Elektris
Pemutus daya utama dan pemutus daya lainnya dengan arus-
arus kerja 500 sampai dengan 1250 Ampere, harus dilengkapi
dengan mekanisme elektris. Mekanisme elektris ini dapat
berbentuk type solenoid atau type daya tersimpan (stored
energy) atau lain tertera pada gambar.
 Bekerja Secara magnetis
Setiap phasa dan pemutus daya tegangan rendah harus
dilengkapi dengan suatu trip arus lebih bekerja secara selektif
dan sesaat, atau secara magnetis sesuai dengan standard
yang berlaku.
 Peralatan Pengaman/Pemutus Daya
Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya tanpa
minyak dengan sikring pembatas arus, pemutus daya dengan
rumah tuangan (molded case) dilengkapi dengan sikring
pembatas arus, dan pemutus sikring. Arus kerja dari circuit
breaker harus sesuai dengan gambar, dengan sikring
berkapasitas interupsi 5.000-60.000 A simetris disesuaikan
dengan kapasitas hubung singkat disetiap titik beban, pemutus
sikring harus dari type yang membuka dan menutup dengan
cepat.
 Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama.
 Terminal pembantu
 Apabila menuju suatu terminal pada panel terdiri dari
beberapa core kabel yang disatukan pada terminal tersebut,
maka apabila perlu disatukan melalui terminal pembantu pada
panel dengan lubang terminal yang sesuai. Hal ini harus
disediakan oleh Kontraktor.

6.3.2.5. Sistem Iluminasi dan Peralatan


 Lampu-lampu/Tube/Bulb Fluorescent
Fixture harus sesuai dengan gambar. Bulb adalah dengan
warna "Standard white deluxe" .Untuk twin lamp atau double
TL harus dirangkai masing-masing satu ballast dengan satu
lampu secara lead lag wiring. Semua fixture harus diadakan
perbaikan faktor kerja sehingga mencapai PF = 0,85 dengan
menggunakan kapasitor.
 Lampu Down Light/Baret
Lampu down light/baret harus type PLC/TLE, untuk
penerangan koridore/Toilet atau yang ditunjuk pada gambar
lengkap dengan ballast, kapasitor dan armature dengan tutup
dari bahan poly Ethylene/bjls 8 mm dengan power faktor tidak
boleh kurang dari 0,85.
 Ballast
Ballast harus leak proof,mempunyai temperature kerja rendah,
noise-less, ballast dengan rumahan dari polyster. Untuk lampu
TL dengan dua lampu disusun/digunakan masing-masing satu
ballast untuk tiap lampunya (anti Stroboscopic ).
 Rated dengan tegangan 220 volt, tipe ballast harus tipe low
loss dengan rugi-rugi/losses ballast tidak lebih besar dari :
 TL 18 Watt, losses max. 5,5 Watt
 TL 36 Watt, losses max 5,0 Watt
 Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal yang
memenuhi standard PLN.
 Fittings
Lampu flourescent digunakan bahan fittings dari jenis high
quality white polycarbo-nate masing-masing untuk lampu TKI
dan TKO.
 Starter
Starter untuk lampu flourescent mempunyai rediability. Terbuat
dari high quality white polycarbonate Starter lampu
disesuaikan dengan rating lampu TL.

6.4. CARA PEMASANGAN

6.4.1. Kawat dan Kabel Tegangan Rendah (600 V & kurang)

6.4.1.1. Semua kabel-kabel harus berada di dalam konduit, cable tray,


cable rack dan di-klem/diikat dengan pengikat kabel (cable tee).

6.4.1.2. Splice/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-
sambungan baik dalam feeder maupun cabang, kecuali pada
outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai.
Sambungan pada kawat circuit cabang harus di buat secara
mekanis dan harus kuat secara elektris dengan "solderless
connector" jenis kabel tekan, jenis "compression atau soldered".
Dalam membuat "Splice", konektor harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik sehingga semua konduktor
tersambung, tidak ada kawat-kawat telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran.

 Pemasangan Kabel dan Pengantar


 Semua kabel harus dipasang pada kabel tray atau
dipasang di permukaan dengan klem dan pendukung-
pendukung yang sesuai. Kabel tray harus berlubang dan
digalvanisir setelah dilubangi, dan dipasang pada
permukaan dengan pen dukung khusus yang dicat dengan
cat anti karat.
 Semua kabel harus dipasang lurus/sejajar dan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (15
kali diameter kabel)
 Kabel-kabel uPVC harus diklem pada kabel tray dengan
pita besi yang dicat anti karat. Harus dipergunakan sekrup-
sekrup yang digalvanisir dengan ring-ring dari fibre di
antara pita besi dengan kabel tray.
 Untuk pemasangan-pemasangan kabel, maka Kontraktor
harus menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti
tray, klem, besi penunjang, peng-gantung baik untuk kabel
yang dipasang horizontal maupun vertikal. Dan penunjang-
penunjang ini sudah diperhitungkan pada biaya
pemasangan kabel tersebut.
 Kabel NYY, NYA, NYM untuk membedakan phasa
dengan kode warna disesuaikan dengan standard PLN dan
PUIL.
 Teknis pemasangan kabel harus sesuai dan mengikuti
instruksi dari pabrik pembuat.
 Aturan pembengkokan yang diizinkan; jari-jari minimum
pelengkupan bagian dalam tidak boleh lebih kecil dari 15
(Lima belas) kali total diameter kabel.
 Dalam melakukan pembengkokan diharuskan melunakkan
kembali pembungkus tembaga denagn cara memanasi
dengan nyala merah atau hembusan panas.
 Jarak antara tempat pemasangan alat penopang atau
klem.

6.4.2. Kotak -kotak (doos) Outlet


Untuk kotak-kotak yang dipasang di lantai harus digunakan jenis
"Adaptor frame" tahan air (waterproof) dan tertutup rapi, dipasang
dengan baik dan benar.

6.4.3. Pendukung dan Pengikat


Kotak-kotak pelat baja harus didukung dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

6.4.4. Pendukung Kabel


Setiap pull box, termasuk kabel yang ada di atas "Switch board" dan
panel motor, harus diberi cukup banyak klem, dan lain-lain dimana kabel
dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa
pendukung.

6.4.5. Panel Board


Frame/rangka panel harus digrounding. Pada panel board harus ada
cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel
board" serta penutupnya. Panel board dengan rel busbar didalamnya
harus diatur dengan baik, rapi dan benar.

6.4.6. Finishing
Semua bagian belakang dari panel, dan pintu-pintu untuk "panel board"
harus dibuat tahan karat dengan cara galvanisasi atau "Cadmium
plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer". Selain yang disebutkan,
harus dilapisi dengan lapisan anti karat sebagai berikut :
 Bagian dari dalam panel dan pintu semua instalasi yang terpendam
tanpa kecuali.
 Bagian luar dari panel yang digalvanisasi atau diberi "cadmium
plating" tak perlu dicat kalau seluruh kotak terpendam. Kalau
dipakai "Zinc Chromate Primer", harus dicat.

6.4.7. Konduit Tersembunyi


Pull box yang dihubungkan pada konduit tersembunyi harus dipasang
dengan penutupnya rata pada dinding atau langit-langit.
6.4.8. Kunci
Setiap panel harus dilengkapi dengan kombinasi "catch and flat key
lock". Untuk setiap panel board kuncinya adalah dari tipe "common key".
Satu panel board harus disediakan dua anak kunci.

6.4.9. Tinggi Pemasangan


Panel Pemasangan sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam
panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada
tipe/macam panel, maka bila dibutuhkan alas/pondasi/
penumpu/penggantung maka kontraktor harus menyediakan dan
memasang sekali pun tidak tertera pada gambar.

6.4.10. Panel di Dinding


Setiap panel yang pemasangannya di dinding dari shaft electrical pada
bagian belakangnya harus dipasang rangka besi secara terpisah yang di
tempelkan ke beton. Hal ini untuk memungkinkan lewatnya kabel ke
lantai berikutnya.

6.4.11. Manhole dan Handhole


Terutama untuk jaringan luar baik di dalam maupun jalur hijau, maka
untuk penyambungan, pembelokan, pertemuan diperlukan manhole
yang terbuat dari beton dan tertutup plat besi dengan tebal 1 cm dan
berangka. Pada beberapa tempat dibutuhkan pula handhole dari beton
dan tertutup plat besi pula. Di setiap manhole kabel harus diberi
tanda/label yang dipress dan dililitkan sehingga dengan mudah dapat
dikenal.

6.4.12. Label
Semua panel, switch dan fuse unit, isolator switch group dan peralatan-
peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya. Label ini
terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.

6.4.13. Sistem "Race Way"


 Semua sistem race way harus dipasang tersembunyi.
 Semua race way yang dipasang tersembunyi dalam konstruksi beton
juga harus dari konduit PVC dan minimal harus menpunyai
perlindungan beton setebal 3/4” diantara konduit dan permukaan
beton yang tampak. “Race Way” harus dipasang sejajar atau
tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan bidang-
bidang vertical dengan langit-langit.
 ”Race Way” yang dipasang dalam tanah atau tembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah dalam
sebelum dipasangkan. Di tanah harus diberi patok petunjuk. Race
Way yang dipasang harus kelihatan (Exposed).

6.4.14. Apabila beberapa pipa berjalan sejajar di dinding atau langit-langit,


maka harus dipergunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar. Ujung-
ujung pipa pada peralatan harus dipasang sekrup dengan kuat. Semua
ujung pipa yang bebas harus ditutup/diperlengkapi dengan plat kuningan
yang sesuai. Bila pipa berada diluar bangunan maka harus pipa yang
digalvanisir.

6.4.15. Daerah yang lembab atau daerah-daerah dimana disyaratkan pipa-


pipa galvanis, maka semua peralatan bantu fitting-fitting, klem dan lain-
lainnya harus digalvanisir atau tahan karat, dan harus dipergunakan
pendukung supaya pipa bebas dari korosif.

6.4.16. Pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat
satu jalan sebelum dipasang, dan satu lagi sesudah dipasang. Dengan
warna yang ditentukan oleh ahli/arsitek. Untuk mempermudah
pengenalan, maka pada permukaan pipa harus dicat dengan warna
sebagai berikut :
 Pipa penerangan dan daya, orange.
 Pipa Telephone, hijau.
 Pipa Fire Alarm, merah.
 Pipa Tata Suara, kuning.

6.4.17. Bila pipa masuk kedalam atau keluar dari daerah yang mengandung
bahaya kebakaran, maka pipa harus disambungkan pada kotak-kotak
isolasi yang tahan api.

6.4.18. Bila pipa melintas tembok, penyedot ruangan, lantai, langit-langit dan
lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin
dapat dilalui oleh debu, lembab, api dan asap.

6.4.19. Penanaman dibawah tanah (cable trench) minimal 80 cm dari


permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air,
maka cable trench dapat dan harus ditanam setelah pengerasan tanah.
Untuk cable trench yang melintasi jalan, maka penanaman dilakukan
setelah pengerasan badan jalan atau bila sebelumnya harus lebih dari
110 cm atau atas persetujuan Direksi/Pengawas.

6.4.20. Pengakhiran dan Sambungan


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan
lain-lain, dengan dua Lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang
harus terbuat dari thermoplastik atau "fibre minded" yang dimatikan
untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi
kontinitas dari sistem grounding dari "race way". Sambungan untuk pipa
logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting yang
Concerate tinggi dengan sistem penguncian interlock compressed.

6.4.21. Panel Board


Neutral Panel harus diisolasikan dari panel board dan dipasang pada
ujung-ujung yang berlawanan dari "mains" dan mempunyai terminal
yang diberi nomor. Dimana tercatat adanya spare pada gambar-gambar
skedul dari panel board dan lain-lain, maka penghubung yang perlu dari
"Mounting bracket" dan lain-lain, harus diadakan untuk kemungkinan
pemasangan "circuit breaker" di kemudian hari.

6.4.22. Pemutus Daya Tegangan Rendah


 Pemutus daya tegangan rendah dipasang dalam panel board besi,
dapat dilepas dengan menarik ke luar (draw out) atau dipasang
dengan mempergunakan klem-klem/skrup. Pemutus daya manual
harus "trip face" secara mekanis.
 Relays
 Kontraktor harus memberikan gambar kerja dan diagram
pengkabelan dari relay yang dipakai. Relaynya dipasang pada panel
kontrol.
 Panel-panel
 Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka
profil baja yang diperkuat dan dilas, dan tidak rusak dalam
pengiriman atau pemasangan. Tahan terhadap stress tegangan
akibat hubung singkat. Rangka ini harus secara lengkap
dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat
penutup yang bisa dilepas, bisa dicapai dari depan maupun
belakang.
 Semua alat ukur atau tombol transfer yang disyaratkan oleh
perusahaan dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.
Tutup berengsel tersebut harus mempunyai engsel tersembunyi
dan grendel. Semua sumber yang perlu untuk circuit control,
transformer, dan lainnya harus dipasang pada sisi belakang dari
penutup yang berengsel.
 Harus ada grill yang cukup untuk ventilasi agar kenaikan suhu
dari bagian-bagian yang mengandung arus pada nilai-nilai yang
dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk peralatan yang
tertutup dapat diatasi.
 Panel pencapai belakang yang bisa dilepas harus mempunyai
konstruksi sekrup atau (screwed on/bolted on).
 Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air.
 Pull box
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi
pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang
cukup dan kabel menuju "individual breaker" harus tegak lurus
melalui lubang-lubang yang terpisah pisah pada dasar pull box ini.
Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus
bisa dilepas dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan
lubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan. Penunjang-
penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian untuk memungkinkan
"arc proofing" dan pemasangan kabel. Pull box harus mempunyai
ukuran yang layak guna memungkinkan ventilasi dan pemasangan
peralatan circuit breaker yang bisa dipindah-pindahkan di mana
perlu.
 Konstruksi
Panel harus seperti yang dipersyaratkan di sini dan seperti ditunjuk
dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan. Lokasi
yang tepat dan jenis perlengkapan yang diper lihatkan boleh
berbeda menurut keperluan untuk menyesuaikan manufacturer,
sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud bisa dicapai.
Betapa pun indentifikasi gambar tata letak, skedul dan lain-lain,
harus diiukuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah
pemeriksaan dan prosedure pemeriksaan bangunan. Tempat struktur
"bus" dan hubungan-hubungan harus dibangun dan ditunjang untuk
dapat menahan arus hubungan singkatyang bisa terjadi pada lokasi
yang tertentu tersebut. Hubungan-hubungan harus dibuat atau dilas
dan diklem serta diatur untuk menjamin daerah kotak yang baik.
 Papan Nama
Dipasang pada pintu atau panel dekat pada pemutusan dan dapat
dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus
menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-
alat yang tersambung padanya. Keterangan mengenai ini harus
diajukan dalam shop drawings. Mimik diagram berwarna biru harus
dilengkapi pada papan hubung, lengkap dengan komponen-
komponen dan tanda-tanda untuk komponen-komponen tersebut.

6.4.23. Sambungan
Dikemudian hari bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka
ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi dengan terminal, klem-klem
pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang akan
dipasang di kemudian hari, termasuk terminal. Kemungkinan
penyambungan dikemudian hari dapat berupa equipment panel baru
switch, circuit breaker, magnetic kontaktor dan lain-lain.

6.4.24. Kawat-kawat Pengontrol


Kawat pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel
secara lengkap dan dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan
mekanis.

6.5. CARA PENGETESAN

6.5.1. Lingkup pengetesan ini terbagi dalam beberapa tahap antara lain :

6.5.1.1. Pemeriksaan Struktural


Pada testing ini kondisi yang menyangkut bahan, konstruksi,
finishing, dan kontrak harus diperiksa dan disesuaikan dengan
spesifikasi (semua data harus sesuai dengan spesifikasi).

6.5.1.2. Testing Tahanan Isolasi


Tahanan isolasi antar kutub dan bagian yang hidup dan yang
mati, harus ditest dengan tester bertegangan 500 Volt DC.
Hasilnya harus menunjukan 500 mega ohm atau lebih.

6.5.1.3. Test Ketahanan Tegangan


Pada testing tahanan isolasi diatas harus dimasukan sampai
dengan 3000 Volt

6.5.1.4. Hasil pengetesan tersebut harus disertakan/dilampirkan sebagai


certificate test (test report).

6.5.2. Test dan Penyetelan untuk Peralatan Listrik

6.5.2.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini adalah memberikan ketentuan-ketentuan
dasar untuk mengadakan Commisioning balancing, testing,
penyetelan dari seluruh sistem yang ada.

6.5.2.2. Semua testing, balancing kalibrasi dan penyetelan dari


peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung dalam sistem ini
serta penyediaan semua instrument dan tenaga kerja harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.

6.5.2.3. Kontraktor harus menempatkan seorang ahli yang berkompeten


dan berpengalaman untuk melaksanakan pengetesan sesuai
dengan keahliannya.

6.5.2.4. Test-test yang harus dilaksanakan oleh kontraktor dibawah


pengelola Proyek/Konsultan Manajemen Konstruksi antara lain :
 Tahanan isolasi section/overall
 Pentanahan
 Phasing out, including phase unbalance tidak lebih dari 10 %.
 Load testing.
 Semua thermal overload pada starter harus dicheck dan
kemudian dicatat
 Setting overload untuk cirkuit breaker harus dicheck dan
kemudian dicatat
 Semua rangkaian harus dicoba/ditest dengan megger
 Semua Instalasi Arua Kuat harus mendapat pengetesan dari
PLN atau badan resmi yang ditunjuk Owner.
 Harga-harga pengetesan harus dicatat dan harus
dibuatkan berita acara pengetesan, yang hasilnya harus
sesuai dengan standar-standar yang telah diuraikan diatas.

6.6. Penyerahan, Pemeliharaan, Jaminan dan Training

6.6.2. Peralatan utama dan peralatan bantu Pekerjaan Listrik dalam spesifikasi
ini harus disediakan oleh kontraktor seperti ditunjuk pada dokumen
kontrak.
6.6.3. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.

6.6.3.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus


menyerahkan
 Gambar-gambar jadi (shop drawing), dalam bentuk gambar
cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk mikro film
sebanyak 1 (satu) set.
 Katalog spare-part
 Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia
 Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang
dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut harus diserahkan kepada pemilik sebanyak
3 (tiga) set dan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi 2
(dua) set, bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap
diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa
diprestasikan 100 %.
Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek
mengenai operasi dan perawatan kepada petugas-petugas
teknik yang ditunjuk oleh Pemilik/Pengelola Proyek secara
cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3
orang selama 3 bulan sebelum penyerahan pertama dan 3
bulan sesudah penyerahan pertama proyek ini dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan rencana sistem pendidikan ini
terlebih dahulu kepada Pengelola Proyek/Konsultan
Manajemen Konstruksi. Segala biaya selama masa pendidikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6.6.3.2. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan


petunjuk operasi dan perawatan yang dibuat dalam bahasa
Indonesia kepada Pemilik, dan sebuah lagi hendaknya
dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempat-kan pada
dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang
ditunjuk Pengelola Proyek/Konsultan.

6.6.4. Service dan Garansi

6.6.4.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan


yang rusak selama masa garansi, termasuk penyedian suku
cadang. Segala biaya penggantian perawatan selama masa
garansi merupakan tanggung jawab Kontraktor
6.6.4.2. Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disuplai
dan juga ter-hadap sistem, minimal selama 1 (satu) tahun sejak
serah terima kedua.

6.6.4.3. Pemilik dibebaskan dari segala bentuk pembayaran atas segala


kerusakan untuk selama 1 (satu) tahun sesudah serah terima
kedua.
6.6.4.4. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk tetap dapat
melakukan garansi dengan memperhitungkan kedalam harga
satuan sebagai resiko keterlambat-an dalam menyelesaikan
pembangunan.

6.6.4.5. Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok


barang-barang atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan
spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah
selema jangka waktu 180 (seratus delepan puluh) hari setelah
proyek ini diserahkan terimakan untuk pertama kali.

6.6.4.6. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari


kerja untuk mengoperasikan/ merawat peralatan Elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk
memeriksa atau melakukan balancing selama masa
pemeliharaan.

6.6.4.7. Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk


seluruh sistem Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari
setelah proyek ini diserahkan terimakan pertama kali dan garansi
1 (satu) tahun setelah serah terima kedua.

6.6.5. Perijinan

6.6.5.1. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin


diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh
Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.

6.6.5.2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat


yang dipaten-kan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan
biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor
wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut
diatas.

6.6.5.3. Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau


keterangan resmi yang diperoleh mengenai instalasi proyek ini
kepada Pengelola Proyek/Konsultan Manajemen Konstruksi atau
pihak ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.

6.6.5.4. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pengelola


Proyek/Konsultan Manajemen Konstruksi setiap akan memulai
suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan
pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).

6.6.5.5. Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan


dengan pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang
terhadap instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya
yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin tersebut
harus dibayar oleh Kontraktor.

6.6.5.6. Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut :


 Pengadaan dan pemasangan Panel Tegangan Rendah
 Pengadaan dan pemasangan Armature + lampu
 Pengadaan dan pemasangan Instalasi Penerangan
 Pengadaan dan pemasangan Instalasi Daya
 Pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan guna
menunjang beroperasinya sistem dengan sempurna walaupun
tidak terdapat dalam gambar maupun dalam spesifikasi teknik.

6.6.5.7. Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja


dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan
dan gambar-gambar yang ada.

6.6.5.8. Pengadaan pemasangan seluruh instalasi Elektrikal sesuai


dengan per-syaratan dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai
dengan kontrak.

6.6.5.9. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan lebih lanjut


kepada Peng-elola Proyek/Konsultan Manajemen Konstruksi.
Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini. Apabila
sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin
terjadi.

6.6.5.10. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian


pekerjaan instalasi Elektrikal harus berdasarkan gambar
dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.

6.6.5.11. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal/point-


point yang ditulis/disebutkan kembali, hal ini bukan berarti
klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.

6.6.5.12. Semua peralatan mesin-mesin harus melalui factory test


sebelum dikirim serta harus menyerahkan sertifikat factory test
lengkap dengan merk/produk yang digunakan dan diserahkan
kepada Pemberi Tugas melalui Manajemen Konstruksi
sebanyak 3 (tiga) rangkap/copy.

Pengetesan harus disaksikan oleh pemilik, Pengelola Proyek lapangan dan


perancang masing-masing 1 (satu) orang. Segala biaya yang diperlukan (transport,
akomodasi, exit permit dll) menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sistem pengujian
dan schedulenya harus disampaikan secara tertulis selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan setelah menerima SPK.
BAB VII
LAIN -LAIN

7.1. Semua bahan/material harus diajukan terlebih dahulu oleh Kontraktor


Pelaksana sebelum dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan.

7.2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua


bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, halaman harus
ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari
pekerjaan.

7.3. Meskipun telah ada pengawasan dan unsur-unsur lainnya, semua


penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana, untuk itu Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan
pekerjaan sebaik mungkin.

7.4. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor Pelaksana wajib merawat,


mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum
penyerahan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan
pekerjaan (Aanwijzing).

Anda mungkin juga menyukai