DAN SYARAT-
SYARAT (RKS)
Pekerjaan :
Pembangunan……………….
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM PELAKSANAAN
A. Uraian Umum
1. Data Proyek :
Pekerjaan :
Lokasi :
Sumber Dana :
Tahun Anggaran :
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus melaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Kontrak yang antara lain terdiri dari :
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat (RKS).
Gambar-gambar bestek, detail dan gambar konstruksi berikut keputusan Direksi
Lapangan.
Rencana Anggaran Biaya (RAB).
3. Bila terjadi ketidaksesuaian antara gambar rencana dan keadaan di lapangan, maka Pelaksana
diharuskan berkonsultasi dengan Direksi Lapangan.
4. Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk masing-masing pekerjaan guna mendapat
persetujuan direksi.
5. Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang dan bahan
6. Kelalaian atau kekurangtelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan dasar untuk mengajukan
klaim dikemudian hari.
7. Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan harus
dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan SPKS agar tidak
menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.
B. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan secara memadai untuk tenaga ahli, alat-alat bantu dan bahan
material sesuai jenis pekerjaan. Lingkup pekerjaan ini adalah :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
3. Pekerjaan Beton Bertulang
4. Pekerjaan Pasangan dan Pelesteran
5. Pekerjaan Kosen, Pintu, Jendela dan Ventilasi
6. Pekerjaan Atap dan Plafond
7. Pekerjaan Pengecatan
8. Pekerjaan Instalasi Listrik
9. Pekerjaan Sanitair
10. Pekerjaan Lain-lain.
C. Peraturan Teknis
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan peraturan-peraturan seperti tercantum dibawah
ini:
a. Peraturan-peraturan Umum (Algemene Voorwarden).
b. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1991)
D. Pemakaian Umum
1. Pelaksana tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar Kerja berikut tambahan dan perubahannya.
2. Pelaksana wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-
bagiannya dan segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas tentang setiap perbedaan
yang ditemukannya di dalam Rencana Kerja dan Syarat serta Gambar Kerja dalam
pelaksanaan.
3. Pelaksana baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas atau Direksi.
4. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi
tanggungjawab Pelaksana, karenanya Pelaksana diwajibkan mengadakan pemeriksaan secara
komprehensif terhadap gambar-gambar dan dokumen yang ada.
E. Kondisi Lapangan
1. Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana harus benar-benar memahami kondisi/keadaan
lapangan pekerjaan atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.
2. Pelaksana harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi tempat bekerja,
penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung.
3. Pelaksana harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, RKS dan agenda-
agenda dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik.
A. Pekerjaan Persiapan
3. Keselamatan Kerja
a. Pelaksana harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk semua
bidang pekerjaan.
b. Didalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).
5. Pengukuran Eksisting
a. Setelah diterima surat perintah kerja dari pemberi tugas, Kontraktor pelaksana segera
melaksanakan Pengukuran dilapangan dengan disaksikan oleh Direksi/ Pengawas.
b. Setelah tahap pengukuran disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan berikutnya dilanjukan,
setiap kesalahan/keraguan hasil pengukuran harus diulang kembali.
B. PEKERJAAN TANAH
Sebelum memulai pekerjaan pokok, Pelaksana harus terlebih dahulu menyiapkan segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, kecuali atas pertimbangan tertentu dan atas
persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini meliputi :
C. PEKERJAAN PONDASI
b. Persyaratan Bahan
Batu belah/ kerikil
b. Persyaratan Bahan
Batu kali dengan jenis keras tidak keropos dengan permukaan tanpa cacat/ retak dan
belum pernah dipakai.
Portland Cement harus memenuhi NI – 18
Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur atau bahan organic yang dapat
merusak pasangan.
Air Bersih, air tawar yang bebas dari bahan kimia
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Adukan pondasi batu kali dengan perbandingan 1 PC : 3 Pasir.
Pekerjaan pasangan batu dilakukan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan
sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga
teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk mendapatkan massa
yang kuat dan integral di beberapa sisi luar dan dalam.
Batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu dibentuk menjadi bidang luar yang
harus sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk konsultan pengawas. Anker/stek
dipasang dengan cara dibungkus campuran batu kali dengan adukan 10 cm di
sekelilingnya, sedalam 20 cm tiap 1 m’ dengan diameter besi anker/stek minimum 10
mm.
D. PEKERJAAN BETON
1. Ketentuan Umum
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan
beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali
ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan referensi dibawah ini :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991)
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.
American Society of Testing and Materials (ASTM)
Standar Industri Indonesia (SII)
Standard Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. SKSNI T-15-
1991-03
2. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan beton sesuai
dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan
pembantu.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian - bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
c. Mutu beton untuk struktur menggunakan Lantai kerja beton K – 100 beton K – 175 dan K -
250.
3. Bahan-Bahan
a. Semen :
Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan
persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM C-150
dan produksi dari satu merk/pabrik.
Pelaksana harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type,
kualitas dari semen yang digunakan “Manufacture’s Test Certificate” yang menyatakan
memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf “a” di atas.
Pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu.
Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab tidak
diijinkan digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas 3 x 24 jam.
Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
b. Agregat Kasar :
Agregat Kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
spesifikasi sesuai menurut NI-2 bab III, serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
Agregat Kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk
kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari
volume dan tidak boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50% kehilangan berat
menurut test mesin Los Angeles.
Agregat Kasar harus bersih dari zat-zat arikr, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% serta mempunyai
gradasi seperti berikut :
c. Agregat Halus :
Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu
dan harus bersih dari bahan arikr, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih
dari 50% substansi-substansi yang merusak beton atau NI-2 pasal 3 bab 3.
Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-
partikel yang tajam arikras serta mempunyai gradasi seperti arik berikut :
d. A i r :
Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau garam serta
zat-zat yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya digunakan
air bersih yang dapat diminum, atau seperti NI-2 Bab 3.
e. Baja Tulangan :
Baja tulangan yang digunakan terdiri dari besi beton polos dengan mutu U-24 untuk
diameter < 12 mm dan U-39 untuk diameter > 12 mm dengan tegangan leleh masing-
masing 2.400 kg/cm2 dan 3.900 kg/cm2 untuk beton konvensional. Bila dianggap
perlu Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan untuk
melakukan pengujian test tegangan arik-putus dan “bending” untuk setiap 10 ton baja
tulangan, atas biaya Pelaksana.
Batang-batang baja tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung
dan dihindari dari penimbunan baja tulangan diudara terbuka.
Kawat beton berukuran minimal 1 mm dengan mutu tinggi standar SII.
Batang-batang baja tulangan yang berlainan ukurannya harus disimpan pada tempat
terpisah dan diberi tanda yang jelas.
f. Bahan Pencampur :
Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas..
g. Cetakan Beton :
Dapat menggunakan kayu, multiplek dengan tebal minimal 12 mm atau plat baja, dengan
syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI-2 pasal 1 Bab 5 jarak
rangka kayu harus disetujui Konsultan Pengawas.
4. Mutu Beton
Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
karakteristik sebagai berikut :
6. Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan
bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan
ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing
dan perlengkapan-perlengkapan lain).
b. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
7. Acuan/Cetakan Beton/Bekisting
a. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya. cetakan harus
sesuai dengan bentuk, ukuran, batas-batas dan bidang dari hasil beton yang direncanakan,
serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan
tempat atau kelonggaran dari penyangga harus menggunakan multiplex.
b. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-
lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam
arah horisontal dan vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak di "finish"
(expose concrete).
c. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
d. Struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan
beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan. Cetakan harus diteliti untuk memastikan
kebenaran letaknya, cukup kuat dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan
pada saat beton dituangkan.
e. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi "form oil" untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak
terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan
tulangan. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas, atau jika beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
Bagian sisi balok 48 jam.
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari.
Balok dengan beban Konstruksi 21 hari.
Plat lantai/atap/tangga 21 hari.
f. Dengan persetujuan Konsultan Pengawas cetakan dapat dibongkar lebih awal apabila hasil
pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya, telah
mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Pelaksana
terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
g. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan
cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-
struktur yang dicetak.
h. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Pelaksana wajib
mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
i. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum
pengurugan dilakukan.
j. Untuk permukaan beton yang diharuskan exposed, maka Pelaksana wajib mem-finish-nya
tanpa pekerjaan tambah.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 12
8. Pengangkutan dan Pengecoran
a. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara
pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi perbedaan
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
b. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan,
maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
c. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran
beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan
serta bukti bahwa Pelaksana akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
d. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregat telah melampaui 1.5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila Konsultan Pengawas
menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
e. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan
alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa
beton yang mengeras.
f. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m. Bila
memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
g. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial set" atau
yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena getaran,
penggetaran harus bersamaan dengan penuangan beton.
h. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi
lantai kerja setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah
penyerapan air semen oleh tanah/pasir secara langsung.
i. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup,
sehingga didapat beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan
yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
j. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan pengecoran
dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak
dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Konsultan Pengawas dapat dilaksanakan pada
malam hari dengan ketentuan bahwa sistem penerangan sudah disiapkan dan memenuhi
syarat, serta penyiapan tenda-tenda untuk menjaga terjadinya hujan.
9. Pemadatan Beton
a. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan dan
penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa
perlu penggetaran secara berlebihan.
b. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan "Vibrator" dan dioperasikan oleh
orang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan
"over vibration" dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk
mengalirkan beton. Hasil beton harus merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-
lubang, segregasi atau keropos.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 13
c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
d. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton tidak boleh melebihi 12.5 cm.
e. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan vertikal, tetapi dalam keadaan
khusus boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan secara
horisontal.
f. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan-tulangan, terutama pada tulangan
yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta berjarak minimal 5 cm dari
bekisting.
g. Setelah sekitar jarum tampak mengkilap, maka secara perlahan-lahan harus ditarik, hal ini
tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal).
b. Persyaratan Bahan
Batu bata yang digunakan batu bata merah setempat dengan kualitas terbaik yang
telah disetujui oleh pengawas, siku dan sama ukuran 5,5 x 11 x 22 cm.
Portland Cement harus memenuhi NI – 18
Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur atau bahan organic yang dapat
merusak pasangan.
Air Bersih, air tawar yang bebas dari bahan kimia.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pasangan batu bata dengan adukan 1 PC : 2 PS digunakan pada dinding penahan
urugan tanah.
Pasangan batu bata dengan adukan 1 PC : 4 PS digunakan pada seluruh dinding kecuali
yang tersebut diatas.
Batu bata merah yang digunakan batu bata setempat dengan kualitas terbaik yang
disetujui Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya.
Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dengan kemudian disiram air.
Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 24
lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom prektis.
Bidang dinding bata ½ (setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus
ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 13 x 13 cm,
dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 12 mm, beugel diameter 8–20 cm, jarak
antara kolom maksimal 4 m.
2. Pekerjaan Pelesteran
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pelesteran pada dinding dan lain-lain sesuai gambar detail dan
petunjuk pengawas.
b. Persyaratan Bahan
Portland Cement harus memenuhi NI – 18
Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur atau bahan organic yang dapat
merusak pasangan.
Air Bersih, air tawar yang bebas dari bahan kimia.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pelesteran dengan adukan 1 PC : 2 PS digunakan pada seluruh pasangan bata penahan
urugan tanah.
Pelesteran dengan adukan 1 PC : 4 PS digunakan pada seluruh pasangan bata kecuali
yang yang tersebut diatas.
Bersihkan permukaan dinding batu bata atau permukaan beton dari noda debu,
minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratankan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu
“kepala plesteran”.
Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (+ 15 mm) dan diratakan
dengan roskam kayu/besi dari kayu halus terserut dan rata permukaannya ataupun
dengan profil aluminium dengan panjang minimal 1,5 m. Kemudian basahkan terus
selama 3 (tiga) hari untuk menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang
mendadak.
Secara umum pekerjaan meliputi pengadaan pekerja, peralatan dan bahan-bahan untuk pekerjaan
kusen, pintu, jendela/ ventilasi, sesuai dengan gambar rencana/ detail syarat-syarat dalam buku
ini.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Kosen, daun pintu, daun jendela dan ventilasi ini menggunakan kayu dengan
kualitas kayu kelas I, dipergunakan untuk seluruh ruangan seperti yang tercantum dalam
gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. K a y u
Ukuran kayu harus sesuai dengan gambar detail dan merupakan ukuran bersih
(ukuran jadi).
Kayu/papan harus kering, lurus tidak bermata dan memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PKKI.
Kosen dipergunakan kayu semaram, seumanthok atau sejenisnya ukuran 6/13 cm,
sedangkan pintu panel dipergunakan setara kayu semaram, meranti batu.
b. Kaca
Kaca harus mutu terbaik, harus sempurna datar.
Ketebalan kaca jendela 5 mm.
b. Pekerjaan Kaca
Periksa semua pekerjaan yang berhubungan dengan permukaan-permukaan di tempat
sebelum pekerjaan mulai dikerjakan.
Potong dan sesuaikan ditempatnya dengan teliti tanpa ada paksaan.
Pasang dengan menggunakan dempul, sealant, seperti yang disarankan oleh pabrik.
1. Pekerjaan Penggantung
a. Lingkup Pekerjaan
b. Persyaratn Bahan
Semua “hardware” yang digunakan harus berkaulitas baik (setara dekson).
Untuk keseragamanan semua “hardware” dalam pekerjaan ini harus dari satu produk
misalnya, untuk engsel, kunci atau sejenisnya dan memiliki surat garansi minium 5
tahun dari main distirbusinya.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar
Engsel dipasang sekurang - kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu, dan 2 buah
untuk setiap daun jendela menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan warna engsel.
Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel tengah dipasang tidak lebih dari 60 cm (as) dari engsel atas ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
Penarik pintu (Door Pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
Posisi “lock dan Latch” harus ditentukan dan diajukan kontraktor pelaksana untuk
disetujui Pengawas.
Kontraktor pelaksana harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Kontraktor pelaksana tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
b. Persyaratn Bahan
Pintu
Handle dan Back Plate yang digunakan dari bahan stainless steel setara dekson. Tipe
handle yang digunakan adalah tipe Lever Handle.
Kunci-kunci yang digunakan dari bahan stainless steel setara dekson. Tipe kunci yang
digunakan adalah tipe Cylinder.
Lockcase yang digunakan dari bahan stainless steel setara dekson .
Kunci tanam (Flush Bolt) yang digunakan dari bahan stainless steel setara dekson.
Kunci tanam ini digunakan untuk pintu double daun.
Perincian penggunaan masing-masing tipe handle, kunci dan akesoris di atas sesuai
dengan gambar detail.
Jendela
Rambuncis/ kunci slot yang digunakan dari bahan stainless steel setara dekson.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 19
Engsel kaitan lipat (Hak angina) 5” bahan stainless steel setara dekson.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Kontraktor pelaksana harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini. Bila terjadi kerusakan karena kelalaiannya, maka
kontraktor pelaksana tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
Handle pintu dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas. Apabila hal tersebut
tidak tercapai, Kontraktor pelaksana wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
b. Persyaratan Bahan
Keramik lantai ukuran 40x40 cm (Polised), Keramik lantai 40x40 (Unpolised),
Keramik lantai kamar mandi/ WC 25x25cm (Kulit Jeruk). Semua bahan berkualitas/
bermutu baik.
Portland Cement harus memenuhi NI – 18
Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur atau bahan organic yang dapat
merusak pasangan.
Air Bersih, air tawar yang bebas dari bahan kimia.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor pelaksana diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola keramik.
Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
Alas dari lantai keramik di atas plat beton struktur adalah lantai beton tumbuk dengan
ketebalan minimal 2 cm atau lebih sesuai dengan gambar
Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat seperti yang disyaratkan.
Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah
dan teras/balkon.
Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut
b. Persyaratan Bahan
Keramik dinding ukuran 25x40 cm. Semua bahan berkualitas/ bermutu baik.
Portland Cement harus memenuhi NI – 18
Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur atau bahan organic yang dapat
merusak pasangan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 21
Air Bersih, air tawar yang bebas dari bahan kimia.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotoran-kotoran
dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian permukaannya diplester halus dengan
1 PC : 2 PC setebal 2 cm, menurut arah permukaan yang tertera dalam gambar hingga
rata dan tidak bergelombang.
Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk menyilang)
agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat setebal minimal 1 cm.
Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari pabrik (kurang dari 2 mm). Naad
ini diisi dengan grouting hingga mencapai permukaan yang rata dan saling tegak lurus.
Kemudian dibersihkan dengan air keras.
Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan pendek, harus
dipasang bahan-bahan yang khusus dibuat untuk itu (tile acccessories).
Pada permukaan dinding beton/ bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat, diaduk baik. Sehingga mendapatkan
ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik.
Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
Pola keramik harus memperhatikan ukuran/ letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding sesuai yang tertera di dalam gambar.
Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan,
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus.
Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 3 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi
dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan grouting.
Tidak diijinkan adanya tali air atau ceruk pada dinding antara keramik dinding dengan
dinding.
b. Persyaratan Bahan
Bahan yang dipakai adalah batu tempel hitam.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 22
Portland Cement harus memenuhi NI – 18
Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur atau bahan organic yang dapat
merusak pasangan.
Air Bersih, air tawar yang bebas dari bahan kimia.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Lebih dahulu menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan dipasang batu
tempel hitam.
Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu
sebelum ditebar adukan pasangan batu tempel hitam.
Pasang benang untuk pertolongan menerima pasangan permukaan dinding batu
tempel hitam yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
Buat adukan untuk melekatkan batu tempel hitam.
Rendam batu tempel hitam terlebih dahulu dalam air.
Buat kepalaan pemasangan batu tempel hitam yang nantinya dijadikan pola untuk
pemasangan berikutnya.
Kemudian lekatkan batu tempel hitam selanjutnya pada permukaan dinding dengan
pola pasangan kepalaan batu tempel hitam yang telah dibuat.
Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet semoga menerima permukaan
pasangan batu tempel hitam yang rata.
Batu tempel hitam dipasang pada dinding hingga dengan ketinggian yang
direncanakan,
Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu tempel hitam.
Setelah pemasangan batu tempel hitam selesai, biarkan beberapa dikala untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu tempel hitam. Setelah itu
gres dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
Pekerjaan terakhir yaitu pembersihan permukaan pasangan batu tempel hitam dari
sisa adukan semen.
b. Persyaratan Bahan
Material struktur rangka atap
Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
o Baja Mutu Tinggi G550
o Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa
o Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa
o Modulus Geser : 8 x 104 MPa
Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 23
Lapisan pelindung seng dan aluminium (Zincalume/AZ) dengan komposisi sebagai
berikut :
o 55 % Aluminium (Al)
o 43,5 % Seng (Zinc)
o 1,5 % Silicon (Si)
o Ketebalan Pelapisan : 50 gr/m2 (AZ 50)
Profil Material :
o Rangka Atap Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-channel.
C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm), berat 0,97 Kg/M’
o Reng (batten)Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik).
TS. 41.055 (tinggi profil 41 mm dan tebal dasar baja 0,55 mm), berat 0,66 Kg/M’
c. Persyaratan Design
Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain
struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design). Desain
harus menggunakan software komputer khusus untuk aplikasi baja cetak dingin, yang
telah mendapat rekomendasi dari Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia.
Pelaksana wajib menyerahkan sertifikat pabrik (mill certificate) dari material baja
yang akan digunakan serta dokumen data-data produk.
d. Persyaratan Pra-Konstruksi
Pelaksana wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar
kerja adalah ukuran jadi/finish. Demikian juga untuk ring balok harus berada dalam
kondisi level/rata.
Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan
oleh kurang teliti dan kelalaian Pelaksana akan ditolak dan harus diganti kewajiban
yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain
akibat Pelaksana tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap
dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan
tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Pelaksana tidak dapat diklaim
sebagai biaya tambah.
Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang
disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.
Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di
workshop, baik workshop permanen atau workshop sementara. Pelaksana
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan
semua komponen struktur konstruksi baja ringan.
e. Persyaratan Konstruksi
Sambungan
b. Persyaratan Bahan
Atap spandek dan Rabung adalah atap terbuat dari bahan baja yang ringan dengan
mutu baik.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada reng.
Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dan disusun rapi.
Atap spandek dipasang pada rangka atap langsung pada reng dengan menggunakan
screw/ paku khusus untuk atap spandek.
Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Alur harus dipasang
merata tidak bolak balik, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
Bubungan ditutup dengan bahan yang sama. Tindisan antara satu lembaran bubungan
dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik.
Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat bocor.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut
harus dibongkar dan dipasang baru.
3. Pekerjaan Lisplank
a. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan lisplank sesuai gambar.
b. Persyaratan Bahan
Lisplank dari bahan kayu/ papan kelas I (semaram/ semantok) yang telah diketam
dengan ukuran 1” x 9”.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pertama ukur besar lisplank yang akan dipasang.
Selanjutnya berikan tanda pada bagian yang akan dipotong. Lanjut pada proses
pemotongan menggunakan gerinda/ gergaji.
Setelah itu dilakukan pemasangan lisplank pada kuda-kuda atap, pastikan lisplank
menutupi seluruh kerangka atap dan plafon bangunan. Pemasangan Lisplank
menggunakan skrup/ paku langsung pada tulang kuda-kuda atap menggunakan bor
listrik/ palu. Sekrup/ paku sampai bagian paling ujung dengan jarak antar skrup/paku
sekitar 60 cm atau sesuai kebutuhan.
b. Persyarat Bahan
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Dinding ruangan yang akan dipasangi plafon diberi tanda dengan garis horisontal yang
menunjukkan tinggi plafon yang akan dikerjakan.
Panjang dan lebar ruangan diukur dan dibagi sesuai dengan panjang dan lebar bahan
penutup. Apabila bagian ini bersisa, maka sisa bagian dibagi dua dengan penempatan
di sisi dinding kiri dan dinding kanan
Dinding sebagai tempat pemasangan rangka diberi tanda sesuai dengan modul
penutup plafond
Balok induk ditempatkan pada bentang sisi dinding terpendek, kemudian kedua ujung
balok induk dihubungkan ke dinding menggunakan angker
Untuk memperoleh sisi bidang bawah rangka yang rata, tarikan benang dipasang dari
sisi dinding kiri ke kanan dan siku terhadap dinding
Balok tepi dipasang di sekeliling dinding sesuai gambar kerja
Balok penahan untuk dudukan balok pembagi dipasang pada balok tepi dan balok
induk sesuai modul rangka plafon yaitu 60 x 60 cm.
Balok pembagi dipasang di atas balok penahan dan diperkuat dengan paku
b. Persyarat Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan penutup plafond adalah triplek dengan ukuran
120x240 cm tebal 4mm.
List profil kayu ukuran 5 x 5 cm.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Penutup plafon dipasang pada rangka plafon mengikuti modul rangka sesuai dengan
gambar.
Bila dikehendaki ada nat atau jarak, maka antara papan penutup diberi jarak lebih
kurang 0.5cm.
List profil penutup dipasang disekeliling dinding dengan alat sambung paku.
Bidang permukaan plafond harus rata, lurus dan tidak bergelombang.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Buat garis (marking line) ketinggian plafond pada sekeliling dinding.
Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dikaitkan pada kaki
kuda-kuda baja ringan. Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari furing ke kaki
kuda-kuda dan gording. Setelah rangka induk furing metal terpasang, dilanjutkan
dengan pemasangan rangka pembagi dari furing metal.
Atur ketinggian main-runner pada level yang dikehendaki dengan patokan garis
marking dan memebentuk bidang datar yang sempurna.
Pemasangan rangka ini harus rapi dan rata. Kontraktor pelaksana bertanggung jawab
atas kerapian pemasangan rangka ini.
Pada tepi bidang dipasang Profil PVC, sesuai dengan jenisnya yang tertera pada
gambar dan RAB
Lalu dilanjutkan pemasangan Langit-langit PVC yang dipasang pada rangka ini, dengan
menggunakan skrup yang sesuai. Hasil akhir harus rata, apabila ada PVC yang cacat,
pecah harus diganti dengan Papan PVC yang baru. Bentuk dan pola plafond
disesuaikan dengan gambar.
J. PEKERJAAN PENGECATAN
4. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan peralatan
untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya (bila
diperlukan), ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar, uraian dan syarat
teknis ini dan perjanjian kerja.
b. Semua pengecatan harus mendapat garansi tertulis (kartu garansi) dari pabrikan. Cat yang
digunakan adalah setara Nippon Untuk dinding luar, dinding dalam dan plafond.
Sedangkan untuk pengecatan lisplank, kosen, pintu, jendela dan ventilasi menggunakan
cat kayu/ minyak.
5. Bahan – Bahan
a. Pengecatan dinding, beton dan plafon menggunakan cata setara dengan cat Nippon.
b. Pengecatan kayu kosen, pintu, ventilasi dan lisplank menggunakan cat kayu setara kuda
terbang.
c. Cat harus dalam bungkus asli dan utuh, Pada label tersebut ada keterangan-keterangan
tentang nama pabrik warna, susunan kimia dan aturan pakai.
6. Syarat-syarat Pelaksanaan
Umum
Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta
ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus disetujui
oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor pelaksana.
Teknis
Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan prosedur dan teknik
pengecatan. Dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan
lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas - bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan atau semprotan dan roller.
Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada evaluasi pabrik cat yang
dipilih atau ditunjuk.
Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas. Penyemprotan hanya diijinkan
dilakukan bila disetujui Pengawas .
Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi,
atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas,
serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang
bersangkutan.
Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan termasuk penggunaan
ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain kering.
Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menggangu pekerjaan
finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna
diulang dan diperbaiki atas tanggungan Kontraktor pelaksana.
1. Umum
a. Maksud dan tujuan dari spesifikasi ini adalah merupakan pedoman pelaksanaan pekerjaan
instalasi penerangan listrik yang lengkap dan siap pakai, termasuk penyedian material,
pemasangan, testing, dan pemeliharaan selama masa pemeliharaan.
b. Keterangan kecil yang tidak diterangkan dalam spesifikasi ini maupun dalam gambar akan
tetapi perlu untuk dilaksanakan untuk kesempurnaan pekerjaan secara menyeluruh
berdasarkan peraturan yang berlaku, maka hal ini dianggap sudah termasuk dalam
spesifikasi ini.
2. Lingkup Pelaksanaan
a. Pengadaan dan pemasangan serta pengujian seluruh material listrik sesuai dengan gambar
dan spesifikasi ini.
3. Spesifikasi Teknis
a. Instalasi Kabel power
Kabel power adalah kabel antar panel yang dipasang di bawah tanah atau dibawah
lantai atau di atas plafon.
Untuk pemasangan dibawah tanah harus ditanam dengan kedalaman minimal 80 cm
dengan konstruksi lebar galian paling bawah minimal 30 cm dan di atas kabel harus
ditimbun pasir setebal 15 cm dan dilanjutkan pelapisan dengan batu bata dan tanah
timbunan. Pemasangan batu bata melintang atau 10 buah permeter lari.
Pada rute tertentu harus diberi tanda AWAS KABEL untuk keamanan.
Untuk pemasangan di bawah lantai atau jalan, kabel harus dimasukkan kedalam pipa
sparing yang sesuai, sedangkan untuk diatas plafon dapat diklem pada rangka plafon
atau rak.
Jika terjadi persilangan dengan pipa air atau parit atau kabel lainnya, maka kabel juga
harus dimasukkan ke dalam pipa sparing yang sesuai.
Jari-jari belokan pada kabel minimal 10 kali diameter terluar dari kabel dan koneksi
dibuat sekokoh mungkin.
4. Spesifikasi Material
a. Lampu dan Armature
Spesifikasi dan jenis lampu yang digunakan seperti tertera dalam gambar.
Lampu hemat energy 18 Watt dan Ballast menggunakan setara Phillips.
Saklar, stop kontak menggunakan setara Broco.
Saklar dan Stop Kontak dipasang pada ketinggian 150 cm dari lantai.
b. Kabel
Kabel lampu hemat energi jenis NYA ukuran 2,5 mm dan 1,5 mm setara Golden.
Kabel pentanahan yang terpisah dari untaian kabel power harus berwarna hijau dari
jenis NYA.
L. PEKERJAAN SANITARI
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainya sehubungan
dengan pemasangan perlengkapan kamar mandi/ WC, kloset, kran air, floor drain, pipa air
bersih dan pipa pembuangan air kotor.
2. Ketentuan Bahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standart dan mudah di dapat dipasaran, kecuali
bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku ini, kecuali ditentukan lain.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 31
3. Contoh-contoh
Kontraktor pelaksana di minta untuk meperlihatkan contoh-contoh bahan yang dipakai
kepada Pengawas untuk disetujui. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai
pedoman/standard bagi pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim ke
lapangan oleh Kontraktor pelaksana.
4. Syarat Pemasangan
a. Kontraktor pelaksanaan harus meminta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu dan
letak pemasangan perlengkapan kamar dan lain-lain. Pemasangan harus kuat, rapi dan
bersih.
b. Penyambungan pipa memotong harus dilakukan menurut intruksi dari pabrik dan
disetujui oleh pengawas.
c. Kontraktor pelaksana harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan menggunakan
pemotong pipa .
d. Perlengkapan pipa seperti valve dan lainya harus ditempatkan sesuai dengan gambar atau
petunjuk pengawas.
5. Perlengkapan Kran
a. Semua kran air “3/4” berbahan stainless steel. Ukuran disesuaikan dengan gambar
plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang
dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding dengan type
(ditentukan kemudian).
b. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku penempatan harus sesuai
dengan gambar.
6. Floor Drain
a. Floor drain yang digunakan adalah berbahan stanless steel, lubang 2 inci dilengkapi
dengan siphon dan berengsel untuk foor drain ..
b. Floor drain dipasang sesuai dengan gambar.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tidak ada cacat dan disetujui oleh
pengawas.
d. Pada tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan rapi,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain.
7. Kloset Jongkok
a. Kloset Jongkok Keramik dan segala kelengkapannya adalah Setara KIA, type, fitting,
perlengkapan dan warna akan ditentukan kemudian.
b. Kloset yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak terdapat, gompal,
retak dan cacat lainya.
c. Kloset harus terpasang kokoh dan ketinggian sesuai dengan gambar, waterpas. Semua
noda-noda, harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.
8. Septitank
a. Pekerjaan pembuatan harus dengan bentuk ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan
rencana gambar.
b. Persyaratan pelaksanaan :
M. PEKERJAAN LAIN-LAIN
b. Persyaratan Bahan
Pekerjaan ini menggunakan paving block segi enam warna dengan kualitas baik.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai
ketebalan 5 cm.
2. Pekerjaan Relief
a. Lingkup Pekerjaan
b. Persyaratan Bahan
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
N. PENUTUP
1. Semua bahan/material harus diajukan terlebih dahulu oleh Pelaksana sebelum dilaksanakan
untuk mendapatkan persetujuan.
2. Sebelum penyerahan pertama, Pelaksana wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus diperbaiki, halaman harus ditata rapi dan semua barang yang tidak
berguna harus disingkirkan dari pekerjaan.
3. Meskipun telah ada pengawasan dan unsur - unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab Pelaksana, untuk itu Pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
4. Selama masa pemeliharaan, Pelaksana wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ini (RKS) akan ditentukan kemudian
dalam rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).
5. Apabila tidak terdapat kesesuaian antara gambar dengan bestek ini, maka apa yang tercantum
dalam bestek ini menentukan, kecuali apabila Direksi/Pengawas memberikan keputusan lain.
…………………, ……………………..
Konsultan Perencana,
…………………………….
………………………………….
Direktur