1. URAIAN PEKERJAAN
1.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah melaksanakan Pembangunan Jembatan Gantung Sungai Sekadau
Jabai-Perongkan (Lanjutan) Kabupaten Sekadau
1.2. Sarana Bekerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan
b. Alat-alat bantu seperti chainhook, katrol, pompa air, alat-alat pengangkut, dan peralatan
lain yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
c. Penyediaan bahan-bahan/material dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
1.3. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalan Acuan Dokumen Lelang dan Berita Acara Penjelasan, ataupun Addendum dokumen
lelang (jika ada), serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas.
4. JADWAL PELAKSANAAN
Sebelum memulai pekerjaan nyata di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat rencana
pelaksanaan pekerjaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan Curva “S” dan Net
Work Planning jika diperlukan.
Rencana kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemilik/Konsultan
Pengawas, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan
(SPK) diterima Kontraktor.
Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja kepada Pemilik/Konsultan Pengawas, satu
salinan rencana kerja ditempel pada dinding Kantor Proyek (Direksi Keet) di lapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan di lapangan.
Konsultan Pengawas/Pemilik akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana
kerja tersebut.
5. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa di sebut
PELAKSANA LAPANGAN yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan
yang mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan STM lulusan bangunan yang
berpengalaman minimal 12 (dua belas) tahun atau sarjana muda jurusan Teknik Sipil
berpengalaman minimal 7 (tujuh) tahun, atau sarjana Teknik Sipil berpengalaman 4 (empat)
tahun. Penunjukan atau penugasan tenaga ahli yang bertugas di lapangan tersebut ditujukan
kepada Pemberi Tugas dan Direksi serta Konsultan Pengawas sebagai tembusannya.
Dengan adanya Pelaksana Lapangan tidak berarti Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
ataupun keseluruhan kewajibannya.
Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan Konsultan
Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Bila dikemudian hari Pelaksana Lapangan dianggap kurang mampu atau tidak cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana
Lapangan. Dalam tempo selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tersebut diterima
oleh Kontraktor, Kontraktor sudah harus menggantinya.
9. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
9.1. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan
digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan
9.2. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
Chain Hook Dan Kantrol
Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur
Alat-alat pemadat masinal dan manual
Alat menggergaji, alat ukur listrik dan alat ukur air
Alat-alat bantu lainnya guna kelancaran pekerjaan
Alat-alat pengangkut dan penghampar
Dan alat-alat lain yang digunakan untuk menunjang pekerjaan
16. MOBILISASI
Bila di dalam harga Kontrak tercantum dalam Lump Sum untuk mobilisasi, maka uraian-uraian
yang dimaksud adalah seperti di bawah ini :
Transport local alat-alat dan perlengkapan dengan jumlah yang minimum sesuai dengan
yang tersebut dalam naskah kontrak, sampai ke proyek dimana akan dibutuhkan.
Instalasi-instalasi termasuk antara lain kantor-kantor, bengkel, gudang-gudang
laboratorium lapangan dan sebagainya
Instalasi-instalasi untuk personil dari Kontraktor seperti tanda-tanda, kantin, perumahan
dan sebagainya
Tidak/diberikan pembatasan dalam hal ukuran, bentuk atau cara-cara penempatan alat-alat,
perlengkapan dan instalasi-intalasi tersebut, kesemuannya adalah hak Kontraktor untuk memilih
ukuran, bentuk dan cara-cara yang tepat agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancer.
Kontraktor diperbolehkan, apabila Direksi tidak berkeberatan untuk setiap waktu dalam masa
pelaksanaan tersebut untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki susunan alat-alat
perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut tanpa mempengaruhi biaya ump sum.
18.3.3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organic, alkali, garam dan kotoran lain
dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.
18.4. Pekerjaan Penulangan Baja
18.4.1. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang tulangan baja
sesuai dengan yang tercantum di dalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan
penulangan baja termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki ayam untuk
penyangga beton dan segala hal yang perlu serta juga menghasilkan pekerjaan
beton sesuai dengan pengalaman teknik yang terbaik.
18.4.2. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan pembengkokan tulanhan baja, Kontraktor mempelajari
gambar kerja
18.4.3. Standarisasi
Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai denga peraturan atau standar
yang berlaku
18.4.4. Spesifikasi Tulangan Baja
Khusus untuk beton struktur, besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja
mutu U-24 menurut persyaratan PBI 1971 atau Japanese Standart Class SR-24
ataupun British Standart NI 785-1983
18.4.5. Pekerjaan Pembengkokan Tulangan Baja
Pekerjaan pembengkokan tulangan baja harus dilaksanakan dengan teliti sesuai
dengan ukuran yang tertera pada gambar. Tulangan baja tidak boleh dibengkokan
atau diluruskan kembali sedemikian rupa sehingga menjadi rusak atau cacat.
Dilarang membengkokan tulangan baja dengan cara pemanasan.
18.4.6. Syarat Pemasangan
Penulangan
Sebelum dipasang, tulangan baja harus bebas dari sisa logam, karat dan
lapisan yang dapat merusak logam atau mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, tulangan baja harus diperiksa kembali dan
dibersihkan.
Pemasangan
Penulangan harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat
dengan kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan dan harus
ditunjang dengan penumpu beton atau logam dan penggantung logam
Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus
dipasang dengan celah untuk beton tahu sebagai berikut :
Beton yang dicor pada tanah tebal 8 cm
Semua bidang yang terkena air tanah 5 cm
Plat lantai, balok, kolom yang tidak terkena tanah atau air 4 cm
Bidang yang kena udara semua bidang interior 1,5 cm
18.4.7. Sambungan
System penulangan dari bangunan secara keseluruhan harus dihubungkan satu
dengan yang lain, dengan cara pengelasan
18.4.8. Persetujuan dari Konsultan Pengawas
Penulangan baja tersebut di atas harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas
terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran. Konsultan Pengawas harus
diberitahu apabila pemasangan penulangan baja sudah siap untuk diperiksa
18.5. Wiremesh
18.5.1. Umum
18.5.1.1. Wiremesh yang digunakan harus dari baja mutu U-24 menurut
persyaratan PBI 1971 atau Japanese Standard Class SR-24 ataupun
British Standart No. 785-1938
18.5.1.2. Ukuran wiremesh sebagaimana yang tersebut di dalam gambar, bila
terjadi penggantian dengan diameter alain, hanya diperkenankan atas
persetujuan tertulis Konsultan Pengawas/Direksi. Bila penggantian
disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang
dengan yang tersebut di dalam gambar atau perhitungan. Dan dalam hal
ini Kontraktor harus melampirkan data perhitungannya serta data
pengurangan volume berat pembesian yang dikaitkan dengan analisa
penawaran.
18.5.1.3. Wiremesh yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat,
serpihan kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat
terhadap beton.
18.5.1.4. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng,
tidak kaku maupun getas
18.5.2. Pelaksanaan
18.5.2.1. Memasang wiremesh harus dilakukan dalam keadaan dingin, wiremesh
dipotong dan dirangkai sesuai dengan gambar
18.5.2.2. Wiremesh yang telah dirakit harus dipasang sedemikian rupa hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat
18.5.2.3. Tebal penutup beton harus dipasang dengan penahan jarak (beton
decking) yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu yang akan dicor dengan jumlah minimum 4 buah tiap M2
cetakan
18.5.2.4. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan
sawah
18.6. Pekerjaan Bekisting
18.6.1. Lingkup Pekerjaan
Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi
adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang
diinginkan. Bila bekisting membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting
tersebut dapat ditolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus segera
membongkar dan memindahkan bekisting tersebut dari lokasi pekerjaan dan
menggantinya dengan yang baru.
18.6.2. Persyaratan Bahan
Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Papan bekisting dapat digunakan dari papan kelas III atau
IV yang permukannya rata dan halus, untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna. Bekisting harus kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan yang
masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting harus
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar pada
sambungan.
18.6.3. Pembongkaran
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah umur
beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana
(dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu) dan dengan persetujuan
Konsultan Pengawas secara tertulis
18.6.4. Pelaksanaan
18.6.4.1. Perencanaan :
Semua bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi
yang diberikan oleh Direksi Teknik. Gambar Rencana yang terinci
yang menunjukkan bentuk Bekisting harus disetujui oleh Direksi
Teknik.
Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran
bekisting beton tidak akan merusak beton atau perancah. Bekiting
beton harus cukup kuat untuk menahan getaran yang disebabkan oleh
alat getar. Penurunan antar dua perletakan tidak boleh melebihi satu
pertiga ratus (1/300) bentang, atau bagaimanapun juga penurunan tidak
boleh lebih dari 3 mm
18.6.4.2. Pemasangan Bekisting
a. Bekisting untuk dinding vertical/bagian konstruksi yang tipis
yang selama operasi pengecoran akan menyebabkan adukan
tersebut jatuh lebih tinggi dari satu setengah meter harus
dilaksanakan sesuai dengan salah satu dari metode-metode
berikut :
Salah satu dari sisi bekisting harus dibuka dari bawah ke
atas yang akan ditutup berturut-turut mengikuti kemajuan
pengecoran dengan cara sedemikian sehingga tinggi
adukan beton yang jatuh selama pengecoran tidak boleh
melebihi dari 1,50 M.
Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat
dibuka, ukurannya tidak lebih tinggi dari 1,50 M dan tidak
lebih dari 2 M
Semua bekisting harus ditutup rapat dan beton dituang
melalui sebuah pipa/corong, dengan ujung dipegang dekat
dengan permukaan beton segar yang dituang. Pipa/corong
tersebut harus selalu dijaga agar penuh dengan beton
selama bekerja.
b. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus
dibersihkan dari semua kotoran/material lepas, serbuk gergaji,
debu dan lain-lain. Kerusakan-kerusakan seperti penurunan,
deformasi dan lai-lain harus diperbaiki segera. Apabila selama
pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk
bekisting, beton pada tempat yang bersangkutan harus dibuang
dulu dan bekisting diperkuat sesuai dengan instruksi Direksi
Teknik
18.6.4.3. Pembongkaran Bekisting
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah
umur beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu
beton rencana (dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu)
dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis
Ukuran maximum
Total Jumlah Air
Agregat (mm)
Kelas Semen
Kg/M3 Perbandingan
Kelas A Kelas B Berat Kg/M3
faktor Air Semen
25,00
Beton
400 37,50 atau 210 0,525
dalam Air
19,00
Catatan :
Untuk beton mutu rendah (beton kurus) digunakan untuk pekerjaan yang tidak
structural, setiap campuran yang dapat diterima digunakan atas persetujuan
Direksi Teknik disediakan bahwa perbandingan volume agregat campuran (halus
dan kasar) dengan semen tidak melebihi 6:1
18.7.2. Komposisi Adukan
Kompisisi adukan beton dibuat berdasarkan perbandingan volume dengan macam
campuran dan penggunaan seperti tersebut di bawah ini :
No Perbandingan Penggunaan Keterangan
Campuran Percobaan
Kontraktor harus menegaskan perbandingan campuran dan material yang
diusulkannya dengan membuat dan melakukan pengujian campuran percobaan,
dengan disaksikan oleh Direksi Teknik menggunakan tipe alat dan peralatan yang
sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan. Percobaan campuran
dianggap dapat diterima asalkan hasil test memuaskan dan memnuhi semua
persyaratan-persyaratan proporsi campuran yang ditetapkan
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan umum 28 hari yang telah
ditetapkan akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan harus
dibetulkan seperti yang ditetapkan berikut ini. Kekuatan beton akan
dianggap memuaskan apabila :
Klasifikasi/
Penggunaan Dan
Kekuatan Jenis Kayu Keterangan
Dimensi Bahan
Kayu