Anda di halaman 1dari 93

Bagian Persyaratan Umum

Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 1 dari 93

DAFTAR ISI

RESERVOIR

1. RUANG LINGKUP PROYEK……………………………………………… 2


2. PEKERJAAN PENDAHULUAN……………………………………………2
3. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN………………………………...... 5
4. PEKERJAAN BETON …………………………………………………..... 7
5. PEKERJAAN PEMBESIAN………………………………....................... 26
6. PEKERJAAN BEKISTING…………………………................................ 27
7. PEKERJAAN PEMBONGKARAN CETAKAN + PENYIRAMAN
BETON…………………………………………………............................. 28
8. PEKERJAAN PAGAR DAN JALAN AKSES…..…................................ 29
9. PEKERJAAN LAIN-LAIN…………………………................................... 36
10. PIPING SYSTEM & PUMP RELOCATION-WATER RESERVOIR……43

RUMAH POMPA DAN POS JAGA

11. PEKERJAAN PENDAHULUAN……………………………………………45


12. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN………………………………...... 48
13. PEKERJAAN BETON …………………………………………………..... 50
14. PEKERJAAN PEMBESIAN………………………………........................65
15. PEKERJAAN BEKISTING…………………………................................. 66
16. PEKERJAAN PEMBONGKARAN CETAKAN + PENYIRAMAN
BETON………………………………………….............................……….67
17. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN…………….................. 69
18. PEKERJAAN PINTU DAN VENTILASI………………………………..… 71
19. PEKERJAAN PENGECATAN………………………....…………………. 73
20. PEKERJAAN LAIN-LAIN………………………………………………….. 76
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 2 dari 93

1. RUANG LINGKUP PROYEK


Nama Kegiatan : REHABILITASI RUMAH POMPA,
RESERVOIR, DAN REKONDISI POS JAGA
Paket Pekerjaan : Pembangunan Rumah Pompa, Reservoir, dan
Rekondisi Pos Jaga Rumah pompa Keputih Jl. Arief
Rahman Hakim
Lokasi : Kota Surabaya
Pemilik Proyek : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya
Sembada Surabaya

DEFINISI DAN SINGKATAN


PDAM Perusahaan Daerah Air Minum

PROYEK Proyek Rehabilitasi Rumah Pompa, Reservoir, dan Pos


Jaga PDAM

KONTRAKTOR KONTRAKTOR yang ditunjuk oleh PDAM untuk


melakukan pembangunan Rumah Pompa, Reservoir, dan
Rekondisi Pos Jaga.

2. PEKERJAAN PENDAHULUAN
2.1. Persiapan dan Sewa Direksi Keet
a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh
Direksi selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk
menyimpan bahan dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh
Direksi.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan sebagai berikut :
 Ukuran =3mx6m
 Lantai = Rabatan beton
 Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
 Rangka = Kayu meranti 5/7
 Atap = Asbes gelombang kecil
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan
kantor lapangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan
listrik, alat pemadam api dan kotak pertolongan pertama.
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar
kantor lapangan.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 3 dari 93

g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor


lapangan harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua
peralatan dan perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
h. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan
dibayar secara harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus
dianggap bahwa pembayaran dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan
pembangunan, pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun pekerjaan
pembongkaran bangunan setelah selesai penanganan pekerjaan.
i. Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar
yang bersih dan tidak mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan
organis atau bahan lain yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya,
guna kebutuhan penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
k. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut
pada butir a dan b.
l. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan
dan sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
m. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain berupa buku
harian
n. Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan
ukuran 0,9 m x 1,2 m

2.2. Uitzet Dengan WaterPass / Theodolit


A. Jaringan dan Permukiman
1. Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok
beton) yang dipasang oleh Dinas Tata Kota Kotamadya Surabaya yang
terdekat.
2. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi
yang dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan
pada butir di atas.
3. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini
tercantum dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi
di lapangan.

B. Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil
tekniknya untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi
fisik lapangan khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat
ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-sama dengan Direksi harus secara
bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan
menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan
selesai.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 4 dari 93

3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka,


bila akan mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu
untuk mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian
pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di
tiap-tiap bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan
dirawat selama berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung
berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap
saat siap mengadakan pengukuran ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat
optik dan sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar
dengan hasil pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu
kemudian.
10. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran
ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang
lagi dan dikoreksi oleh pihak Direksi.
11. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
12. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per
titik. Tiap Titik adalah sejarak 25 meter.
13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak
patok patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
14. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal
Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan
standar yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak
lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya
kepada Kontraktor.
15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya
dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah
dengan menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan
tanah yang bersertifikasi.

2.3. Pasang Rambu Pengaman


Kontraktor harus membuat rambu lalu lintas sementara untuk pengaman.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 5 dari 93

2.4. Sewa Pagar Pengaman Tinggi 2,5 m


Penyedia jasa diharapkan agar memasang pagar pengaman pada pelaksanaan
berlangsung untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan.Sesuai dengan
spesifikasi dan bahan bahan yang tertera didalam RAB.

2.5. Pembuatan Bouwplank


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan
pematokan dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
b. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat melebihi
lebar saluran.
c. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak
bergerak serta harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan
pekerjaan dengan jarak antar patok sesuai RAB
d. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran
maupun tebal pasangan/konstruksi lainnya.

2.6. Mobilisasi dan Demobilisasi


Cakupan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini
akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, secara
umum harus memenuhi ketentuan berikut :

1. Penyewaan sebidang tanah yang diperlukan untuk Base Camp Kontraktor


Pelaksana.
2. Mobilisasi semua Staf / Personil Kontraktor Pelaksana dan Pekerja yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.
3. Penyedian dan Pemeliharaan Base Camp Kontraktor Pelaksana, jika diperlukan
Kantor Lapangan , Tempat Tinggal Staf, Barak Pekerja, Bengkel Kerja, Gudang
dan sebagainya.
4. Jika tidak ditentukan dalam Kontrak Kerja Pekerjaan Mobilisasi harus sudah
selesai dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai
Kerja.
5. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan Jadwal / Program Detail Mobilisasi
kepada Konsultan Supervisi, Konsultan manajemen dan Owner maksimal 7 hari
terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
6. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pembongkaran Tempat Kerja
termasuk pemindahan semua Instalasi, Peralatan dan Perlengkapan Kontraktor
Pelaksana dari Tanah Milik Pemerintah serta pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 6 dari 93

3. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


3.1. Penggalian Tanah Dengan Alat Berat
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material
lain bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian
yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk penggalian yang lebih besar karena
itu harus menggunakan alat berat agar dapat memepercepat pekerjaan yang
telah ditentukan didalam gambar dan RAB dan sesuai petunjuk dari pengawas.

3.2. Urugan Tanah Kembali


Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah tanah dari hasil galian tanah
konstruksi

Mutu Bahan
Tanah yang digunakan adalah tanah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur
dan tidak berair.

Prosedur Pelaksanaan
Pekerjaan urugan tanah kembali tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan
pasangan batu kalii telah diselesaikan dan diperiksa serta disetujui oleh Direksi.
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

3.11. Pengurungan Sirtu (Padat)


Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Padat

Mutu Bahan
Sirtu yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.

Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat seperti yang tercantum pada RAB. Urugan
tersebut meliputi:
a. Urugan sirtu untuk jalan akses, dimana urugan tersebut dilakukan
menggunakan alat berat.
b. Urugan sirtu di bawah pemasangan pipa baru, dimana Urugan dilakukan
dengan bantuan tenaga manusia
c. Urugan sirtu dibawah pelat beton reservoir dan rumah pompa, dimana
urugan tersebut dilakukan menggunakan alat berat.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 7 dari 93

3.7. Pengurugan Pasir (Padat)


Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Padat

Mutu Bahan
Pasir yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.
Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat seperti yang tercantum pada RAB. Urugan
dilakukan dengan tenaga manusia.

3.5. Pengangkutan Tanah Keluar Proyek


a. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan,
dan apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
b. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
c. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada
pada tempat tersebut sampai 1 ( satu hari )
d. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan
bersih.
e. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah
Dump Truk dengan kapasitas muat sesuai analisa RAB atau bila kondisi jalan
/ area yang tidak memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan
seijin pengawas lapangan

Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan


pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa
m3 volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan
pengangkutan.

4. PEKERJAAN BETON
4.1. Pengadaan Dan Pemasangan Concrete Flat Sheet Pile (22x50) t=8 m
Concrete Flat Sheet Pile yang dimaksud adalah Concrete Flat Sheet Pile Precast
yang berasal dari pabrikasi yang mampu menahan beban dengan penulangan
sesuai gambar.

1. Concrete Flat Sheet Pile menggunakan mutu beton K-400 sesuai Fabriksai
2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan Concrete Flat Sheet Pile Precast
tersebut pada sebuah pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail Concrete Flat Sheet Pile Precast yang dipesan harus
sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 8 dari 93

4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak


pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan
Concrete Flat Sheet Pile Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat
Dukungan dari Pabrik ( dengan melampirkan analisa harga satuan pabrikasi)
yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada lokasi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa jalur alat berat untuk memasang Concrete Flat Sheet Pile
sudah diurug dengan sirtu padat.

Biaya transportasi Concrete Flat Sheet Pile Precast yang sudah dipesan,
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor

4.2. Pengadaan Dan Pemasangan Pondasi Mini Pile (20x20) K-400 P=3 m
Pondasi Mini Pile yang dimaksud adalah Pondasi Mini Pile Precast yang berasal
dari pabrikasi yang mampu menahan beban dengan penulangan sesuai gambar.

1. Pondasi Mini Pile menggunakan mutu beton K-400 sesuai Fabriksai


2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan Pondasi Mini Pile Precast tersebut
pada sebuah pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail Pondasi Mini Pile Precast yang dipesan harus sesuai
dengan gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan Pondasi
Mini Pile Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari
Pabrik ( dengan melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan
oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada lokasi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa jalur alat berat untuk memasang Pondasi Mini Pile sudah
diurug dengan sirtu padat.

Biaya transportasi Pondasi Mini Pile Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya
ditanggung oleh Kontraktor

4.3. Pekerjaan Pile Cap (110x110x50) Beton K-300


4.4. Pekerjaan Pile Cap (110x60x50) Beton K-300
4.5. Pekerjaan Lantai t. 30 cm Reservoir (K-300)
4.6. Pekerjaan S1 (Sloof 25/35) Beton K-300.
4.7. Pekerjaan K1 (Kolom 30x30) Beton K-300
4.8. Pekerjaan B1 (Balok 25/35) Beton K-300
4.9. Pekerjaan B2 (Balok 15/30) Beton K-300
4.10. Pekerjaan D1 Dinding Luar Reservoir Beton K-300
4.11. Pekerjaan D2 Dinding Sekat Beton K-300
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 9 dari 93

4.12. Pekerjaan Plat Atap t. 12cm Beton K-250


4.13. Pekerjaan Sloof 15/15 (manhole) Beton K-225
4.14. Pekerjaan Sloof 15/20 (pagar) Beton K-225
4.15. Pekerjaan Kolom 12/12 (pagar) Beton K-225
4.16. Pekerjaan Balok 15/20 (pagar) Beton K-225

1. Umum
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai dengan
persyaratan dan sesuai dengan garis elevasi, ketinggian, dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana diperlukan oleh Konsultan
Pengawas.

b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan
beton akan di tempatkan, termasuk pembongkaran dari tiap struktur yang harus
dibongkar, galian pondasi, penyiapan dan pemeliharaan dari pondasi,
pengadaan penutup beton, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering, dan urugan kembali disekeliling
struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan.

c. Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah menggunakan mutu beton K.300, Readymix
untuk semua kolom, balok, plat lantai dan sloof kecuali plat atap dimana
menggunakan mutu beton K 250 dan semua kolom, sloof, dan balok pada
bagian manhole dan pagar keliling menggunakan mutu beton K 255
Readymix.

d. Syarat dari PBI tahun 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini.

2. Toleransi
a. Toleransi dimensi :
 Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m ± 5 mm
 Panjang keseluruhan lebih dari 6 m ± 15 mm
 Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara tembok kepala - 0
dan ± 10 mm
b. Toleransi bentuk :
 Siku (selisih dalam panjang diagonal) ±10 mm
 Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud)
untuk panjang s/d 3m ±12 mm
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m, ±15 mm.
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m, ±20 mm.

c. Toleransi kedudukan (dari titik patokan):


 Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
 Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 10 dari 93

d. Toleransi kedudukan tegak :


 Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm

e. Toleransi ketinggian (elevasi) Puncak beton penutup di bawah pondasi ±


10 mm

f. Toleransi kedudukan mendatar : ±10 mm dalam 4 m panjang mendatar.

g. Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan :


 selimut beton sampai 3 cm dan ± 5 mm
 selimut beton 3 cm - 5 cm 0 dan ± l0 mm
 selimut beton 5 cm - 10 cm ±10 mm

4. Nara sumber standar


 PBI 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2
 AASHTO M85-75 Semen Portland
 AASHTO M2 13-74
Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan konstruksi
struktur.
 AASHTO Tll-78
Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.
 AASHTO M2 13-74
Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan konstruksi
struktur.
 AASHTO T ll-78
Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.
 AASHTO T 21-78 Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton.
 AASHTO T 26-72 Mutu air yang akan digunakan dalam beton
 AASHTO T 96 -77 Abrasi dari agregat kasar dengan menggunakan mesin
Los Angeles.
 AASHTO T 104-77 Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium
sulfat.
 AASHTO T 112-78 Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah
dalam agregat.
 AASHTO T 126-76
Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian beton di laboratorium.
 AASHTO T141-74 Pengambilan contoh beton segar

5. Penyimpanan dan perlindungan Material Untuk penyimpanan semen,


kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan
mempunyai lantai kayu yang dinaikkan yang ditutup dengan lapis selubung
plastik.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 11 dari 93

6. Kondisi tempat kerja


Kontraktor harus menjaga temperatur dari seluruh material, khususnya agregat
kasar, pada tingkat yang serendah mungkin dan harus menjaga temperatur dari
beton di bawah 30 °C sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan,
kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bila :
 Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam
 Diperintahkan untuk tidak melakukannya oleh Konsultan Pengawas,
selama periode hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

7. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan :


a. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi
yang disyaratkan atau yang memiliki hasil akhir permukaan yang tidak
memuaskan, atau yang tidak memenuhi kebutuhan syarat campuran yang
dipersyaratkan, meliputi :
 Perubahan dalam proporsi campuran untuk sisa pekerjaan;
 Tambahan perawatan pada bagian dari struktur yang dari hasil pengujian
ternyata gagal;
 Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian
pekerjaan yang dipandang tidak memuaskan;
 Penambalan dari cacat-cacat kecil.
b. Dalam hal adanya perselisihan dalam kualitas pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Pengawas dapat
meminta kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukannya
untuk menjamin penilaian yang wajar pada mata pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Pengujian tambahan tersebut haruslah atas biaya Kontraktor.

8. Bahan – bahan
a. Semen
 Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe semen portland
yang memenuhi AASHTO M 85, campuran yang mengandung gelembung
udara tidak boleh digunakan.
 Terkecuali diijinkan oleli Konsultan Pengawas, hanya satu produk merk
yang dapat digunakan di dalam proyek.

9. Air
Air yang digunakan dalam campuran dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organis. Air akan diuji sesuai dengan dan harus
memenuhi kriteria dari AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian.

10.Syarat-syarat gradasi agregat


Gradasi kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan dalam
Tabel tetapi material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut tidak
perlu ditolak bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton
tersebut memenuhi sifat campuran yang dibutuhkan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 12 dari 93

Tabel 3.1.2. Persyaratan Gradasi Agregat

Ukuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat

Standart Imperial Agregat


Pilihan Agregat Kasar
( mm ) ( inches ) Halus
50 2 100
37 1½ 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 ¾ 35-70 - 90-100 100
13 ½ - 25-60 - 90-100
9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4975 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45-80 - - -
0,3 # 50 10-30
0,15 # 100 2-10

11.Syarat-Syarat Mutu Agregat


Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini
yang diberikan pada Tabel 3.1.3 dibawah

Tabel 3.1.3. Persyaratan Gradasi Agregat

1.1..1.1.1.1.1 Batas Pengujian


Uraian
Agregat Agregat
Kasar Halus
Kehilangan berat karena
40 % -
abrasi (500 putaran)
Kehilangan kesempurnaan
sodum sulfat setelah 5 12 % 10 %
putaran
Prosentase gumpalan
2% 0,5 %
lempung dan partikel serpih
Bahan-bahan yang lolos
1% 3%
saringan 0,075 mm ( # 200 )

 Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar


tidak lebih dari 3/4 dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara
tulangan baja dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
 Sifat agregat Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel
yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan padas atau batu,
atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 13 dari 93

12. Pencampuran dan Penakaran


a. Rancangan campuran Proporsi material dan berat penakaran harus
ditentukan dengan menggunakan metoda yang disyaratkan dalam PBl.
b. Campuran percobaan Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta
material yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan,
dengan disaksikan oleh Konsultan
c. Persyaratan sifat campuran
 Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan dan Slump yang dibutuhkan
 Beton yang tidak memenuhi persyaratan "slump" umumnya tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Pengawas dalam
beberapa hal menyetujui penggunannya secara terbatas dari sedikit jumlah
beton tersebut pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah
dikerjakan serta tekstur dari campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau menahan
udara atau buih air dan sedemikian rupa sehingga pada pembongkaran
akan menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.
 Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah nilai
yang disyaratkan, kontraktor tidak diperbolehkan mencor beton lebih
lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat dipastikan
dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang akan menjamin produksi
beton memenuhi persyaratan secara memuaskan. Beton yang tidak
memenuhi kuat tekan 28 hari yang disyaratkan harus dipandang tidak
memuaskan dan pekerjaan harus diperbaiki
 Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau
memerintahkan kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk
meningkatkan mutu campuran berdasarkan hasil test kuat tekan 3 hari,
dalam keadaan demikian, kontraktor harus segera menghentikan
pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu
sampai hasil pengujian 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan
perbaikan, pada waktu tersebut Konsultan Pengawas akan menelaah
kedua hasil pengujian 3 hari dan 7 hari, dan segera memerintahkan
penerapan dari tindakan perbaikan apapun yang dipandang perlu.
 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan
pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh didasarkan
pada hasil pengujian kuat tekan 3 hari saja, terkecuali kontraktor dan
Konsultan Pengawas keduanya sepakat pada perbaikan tersebut.

d. Pengukuran Agregat
 Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kantongan, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dari
jumlah kantung semen.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 14 dari 93

 Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing


takaran tidak boleh melebihi seluruh penakaran, agregat harus dibuat
jenuh air dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang
mendekati keadaan jenuh kering permukaan, dengan secara berkala
menyiram timbunan agregat dengan air.

e. Pencampuran
 Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal
dari tipe dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin distribusi
yang rnerata dari material.
 Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan
peralatan untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan secara teliti dalam masing-masing penakaran.
 Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen
yang telah ditakar, dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air
ditambahkan.
 Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke
dalam campuran material kering. Seluruh air pencampur harus
dimasukkan sebelum seperernpat waktu pencampuran telah berlalu.
Waktu pencampuran untuk mesin dengan kapasitas 3/4 m3 atau kurang
haruslah 1.5 menit, untuk mesin yang lebih besar waktu harus
ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 m3 dalam ukuran.
 Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Konsultan
Pengawas dapat menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia,
sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran
dengan tenaga manusia harus dibatasi pada beton non struktural.

13. Pengecoran
a. Penyiapan tempat kerja
 Kontraktor harus membongkar, struktur yang ada yang akan diganti
dengan pekerjaan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk
dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru
 Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi
untuk pekerjaan beton hingga garis yang ditunjukkan dalam
Gambar, dan harus membersihkan dan menggaru tempat yang
cukup disekeliling dari pekerjaan beton tersebut untuk menjamin
dapat dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang kokoh
juga harus disediakan juga perlu untuk menjamin bahwa seluruh
sudut pekerjaan dapat diamati dengan mudah dan aman.
 Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dipertahankan kering dan beton tidak boleh di cor di atas tanah
yang berlumpur atau bersampah atau dalam air.
 Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 15 dari 93

atau saluran) harus sudah di tempatkan dan diikat kuat sehingga


tidak bergeser sewaktu pengecoran.

b. Cetakan
 Cetakan dari tanah, bila disetujui oleh Konsultan Pengawas, harus
dibentuk dengan galian, dan sisi serta dasarnya harus dipotong
dengan tangan sesuai ukuran yang diperlukan. Seluruh kotoran
tanah lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
 Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan
yang kedap terhadap aduk dan cukup kokoh untuk mempertahankan
posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan
perawatan.
 Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan
yang tidak akan tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang
dihaluskan dengan tebal yang merata harus digunakan untuk
permukaan beton yang tampak. Cetakan harus menyediakan
pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.
 Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar
tanpa merusak beton.

14. Pelaksanaan pengecoran


 Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas secara tertulis
paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton bila operasi telah ditunda untuk lebih
dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari pekerjaan,
macam pekerjaan, kelas dari beton dan tanggal serta waktu
pencampuran beton.
 Direksi Teknik akan memberi tanda terima dari pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa cetakan dan tulangan dan dapat
mengeluarkan atau tidak mengeluarkan persetujuan secara tertulis
untuk pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor
tidak boieh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas untuk memulai.
 Tidak bertentangan dengan pengeluaran atau persetujuan untuk
memulai, tidak ada beton yang boleh dicor bila Konsultan Pengawas
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran
dan pengecoran secara keseluruhan.
 Sesaat sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi dengan air atau
disebelah dalamnya dilapisi dengan minyak mineral yang tak akan
membekas.
 Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi
akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau
dalam waktu sesuai petunjuk Konsultan Pengawas berdasarkan atas
pengamatan sifat-sifat mengerasnya semen yang digunakan.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 16 dari 93

 Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan


sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
 Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor
dalam cetakan sedekat mungkin ke tempat pengecoran
 Bila dicor ke dalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan
tulangan yang rapat, beton harus dicor dalam lapis-lapis horizontal
yang tak lebih dari 15 cm tebalnya.
 Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga
beton yang telah berada di tempat masih plastis sehingga dapat
menyatu dengan beton segar.
 Air tidak diperbolehkan dialirkan ke atas atau dinaikkan kepermukaan
pekerjaan beton dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pengecoran.

15. Sambungan Konstruksi


 Jadwal pembetonan harus disiapkan untuk tiap-tiap struktur secara
lengkap dan Konsultan Pengawas harus menyetujui lokasi dari
sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau harus diletakkan
seperti yang ditunjukkan pada gambar.
 Bila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian sehingga membuat struktur tetap
monolit.
 Kontraktor harus menyediakan tambahan buruh dan material
sebagaimana diperlukan untuk membuat tambahan sambungan
konstruksi dalam hal penghentian pekerjaan yang tidak direncanakan
dari pekerjaan yang disebabkan oleh hujan atau macetnya pengadaan
beton atau penghentian oleh Konsultan Pengawas

16. Konsolidasi
 Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang digerakkan
dari dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bila diperlukan, dan
apabila disetujui oleh Konsultan Pengawas, penggetaran harus
ditambah dengan penusukan batang penusuk dengan tangan dengan
alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
Penggetar tak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton
dari satu titik ke titik lain dalam cetakan.
 Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk
menentukan bahwa semua sudut dan diantara dan disekitar besi
tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan,
dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
 Penggetar harus dibatasi lama penggunaannya, sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
segregasi (pemisahan) dari agregat.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 17 dari 93

 Setiap alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus


dimasukkan tegak ke dalam beton basah supaya tembus kedasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh ke dalaman
seksi itu. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya.
Alat penggetar harus tidak berada lebih dari 30 detik pada satu lokasi,
tidak boleh digunakan untuk menggeser campuran beton kelokasi lain
dan tidak boleh menyentuh tulangan beton.

17. Pekerjaan Akhir


 Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom
yang langsung dan struktur yang serupa lebih awal 30 jam setelah
pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah
pelat, balok, atau lengkung, tidak boleh dibongkar hingga pengujian
menunjukkan bahwa paling sedikit 60% dari kekuatan rancangan dari
beton telah dicapai.
 Permukaan pengerjaan akhir biasa
 Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari beton harus dikerjakan
segera setelah pembongkaran cetakan. Seluruh perangkat kawat atau
logam yang digunakan untuk memegang cetakan di tempat, dan
cetakan yang melewati struktur beton, harus dibuang atau dipotong ke
sebelah dalam paling sedikit 2.5 cm di bawah permukaan beton.
Tonjolan dan ketidak rataan beton lainnya yang disebabkan oleh
cetakan harus dibuang.
 Direksi Teknik harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran cetakan dan dapat memerintahkan penambalan ketidak
sempurnaan kecil yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi
lainnya dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian
lubang-lubang kecil dan lekukan dengan aduk.
 Permukaan (Pekerjaan akhir khusus)
 Permukaan yang tampak harus diberikan pekerjaan akhir selanjutnya
atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
 Permukaan yang tidak horizontal yang tampak telah ditambal atau
yang kasar harus digosok dengan batu gurinda kasar, dengan
menempatkan sedikit adukan pada permukaannya. Adukan harus
terdiri dari semen dan pasir halus dalam takaran yang digunakan untuk
beton tersebut. Penggosokan harus dilanjutkan hingga seluruh tanda
bekas cetakan, ketidak rataan, tonjolan menjadi hilang, serta seluruh
rongga terisi dan permukaan yang merata telah diperoleh.

18. Perawatan
 Sejak permulaan segera setelah pengecoran. Beton harus dilindungi
dari pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dipertahankan dengan kehilangan kelembaban
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 18 dari 93

yang minimal dan dengan temperatur yang relatif tetap untuk suatu
perioda waktu yang disyaratkan untuk menjamin hidrasi yang baik dari
semen dan pengerasan betonnya.
 Beton harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan
menyelimuti memakai lembaran yang menyerap air yang harus selalu
basah untuk perioda paling sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau
selimut untuk merawat beton harus cukup diberati atau diikat ke bawah
untuk mencegah permukaan terbuka terhadap aliran udara. Bila
cetakan kayu digunakan, cetakan tersebut harus dipertahankan basah
pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya
sambungan dan pengeringan beton.

a. Perencanaan Campuran Beton


Persyaratan Perencanaan Campuran ( Berdasarkan Berat )
Untuk semua pekerjaan beton kontruksi dan pekerjaan beton utama,
perbandingan – perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus
ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus
sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel 3.1.4. gradasi dan ukuran
maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan
pada Tabel 3.1.2

Tabel 3.1.4. Perbandingan (Proporsi) Desain Campuran Beton


(Berdasarkan Berat )

Ukuran Agregat

Maks. Yang
Berat Semen Perbandingan
Kelas Disarankan Air Semen Optimum
Total
Beton
(Kg/m3)
( mm )
Perbandingan Dgn Berat
Kelas A Kelas B
(Ratio) Kg/m3
K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K 125 250 50.0 25.0 0.52 130
B/IO 225 50.0 37.5 0.60 135
K 225
25.0 atau
(didalam 400 37.5 0.53 210
19.0
air)
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk k 400 harus ditentukan oleh
persyaratan kekuatan yang diperlukan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 19 dari 93

4.17. Pekerjaan Beton Rabat (1 Pc:3ps:6Kr)

1. Syarat-syarat umum
a. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan : Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1971.
b. Mutu Beton Beton memakai mutu 1Pc:3Ps:6Kr. Masing- masing
penggunaan disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu
karakteristik merupakan syarat mengikat.
c. Campuran / adukan beton Macam adukan Macam adukan dengan
campuran agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 40 kg Portland
cement dan ukuran nominal agregat kasar/halus. Kontraktor harus
membuat percobaan komposisi campuran (beton mix) guna memenuhi
karakteristik yang diminta. Pemakaian jenis adukan beton Jenis beton
dengan Campuran 1Pc:3Ps:6Kr untuk pengunci R segmen, Pengunci
plat, rekondisi jalan beton, lantai kerja. Sedangkan Jenis Beton B0 untuk
lantai kerja dengan tebal 5 cm (tidak dicor ke dalam cetakan) dilakukan
dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap
kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan kentalnya
sama. Takaran perbandingan campuran Semua bahan harus ditakar
menurut volume/beratnya. Temperatur adukan yang diizinkan 28 – 30 C.
d. Pengawasan campuran adukan Komposisi Semua agregat, semen, air,
volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang
ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap
mengusahakan mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan
dalam PBI 1971.

2. Bahan-Bahan
a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang
disetujui dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki
oleh “Peraturan Beton Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen
harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus
dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta
tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang
bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya
terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal
harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 20 dari 93

c. Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya
lekat semen.

d. Cetakan (bekisting) :
 Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis
ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar. Bekisting harus mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator
dan kejutan daya lain yang diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan
harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik, dipakai kayu terentang
setebal minimum 3 cm.
 Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan
beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa
hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan
pengecoran tanpa merusak konstruksi.
 Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus
diadakan perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-
kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain.
Ukuran Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama
di semua tempat untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
 Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak
pelumas, yang sudah dipakai tidak boleh digunakan.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan
beton (Khusus untuk Bangunan Berlantai II atau lebih) yang hasilnya harus
diketahui oleh pengawas.
a. Lubang-lubang dan blok-blok klos Pemborong harus menentukan tempat
dan membuat lubang-lubang, memasang kayu keras untuk paku atau klos-
klos, angker, dan sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau
pekerjaan kayu halus. Alat yang salah penempatannya harus dipindahkan
jika memang diperintahkan oleh pemberi tugas dan ketetapan-ketetapan
lain harus dibuat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
b. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative).
Ukuran masing- masing bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
c. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan
pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor
harus mendapat persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan
pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 21 dari 93

membongkar beton yang telah dicor atas biaya sendiri. (Khusus untuk yang
berlantai II)
d. Pengangkutan adukan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa
hingga dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan.
Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam
keadaan terpaksa tinggi jatuh beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk
mempergunakan talang.
e. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan
benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan
pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harud
dibasahi dengan air sebelum dicor.
f. Pengecoran Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan
mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan
tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika
kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan atau dengan
izin dari Direksi.
g. Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran
dalam 1 menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan
dilanjutkan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator
harus dekat ke cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu
permukaan beton yang baik.Dengan sudut kemiringan vibrator antara 45 –
90 derajad. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus
tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
h. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari,
angin dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk
mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan
sebagai berikut :
1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar.
2. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut-turut.
i. Pembongkaran cetakan Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada
izin dari pengawas Lapangan (Direksi) Bilamana akibat pembongkaran
cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih
tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan tetap berlangsung. Perhatian pemborong mengenai
pembong-karan cetakan ditujukan ke PBI–1971. Kontraktor harus
memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud
akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan
minta persetujuannya.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 22 dari 93

4.18. Pekerjaan Pelapisan Waterproffing


1. Cakupan :
Spesifikasi ini mencakup water Tank, termasuk tempat Penampumgan air dan
semua fasilitasnya.
2. Umum
Waterprooping harus dipasang sesuai instruktur dari pabrik dan spesipikasi
tertulis oleh applicator yang telah berpengalaman dalam bidang waterproofing
dan di setujui oleh perusahaan yang sudah ditunjuk sebagai aplikator.

Material harus di kirim kelapangan dengan kondisi yang masih terbungkus dan
terdapat label dari pabrik yang membuat nya. Beserta no. kode produksinya.
Applikator harus melindungi material waterproofing dari kerusakan akibat cuaca
atau pun dari aktipitas kontruksi yang sedang berlangsung.

3. Sistem Waterproofing

Kondisi pemukaan
Applikator harus meninjau dan menyelidiki keadaan permukaan yang akan di
waterproofing terhadap keretakan kebocoran dan melakukan perbaikan serta
persiapan-persiapan yang di perlukan untuk pekerjaan waterproofing.

Cela antara beton dan lobang drainage harus diisi dengan material grouting /di
sealant

Screed yang akan di waterproofing


Gunakan adukan 1:3 semen pasir untuk melakukan kemiringan kearah draiedn.
Adukan tersebut dilaksanakan diatas lantai beton yang telah di siapkan dan
bagian atas screed yang akan di waterproofing ditrowel finished.

Screed tersebut harus ber umur 5 hari sebelum nya baru di lakukan
waterproofing.
Keretakan-keretakan / kerusakan yang ada di permukaan beton harus di perbaiki
terlebih dahulu oleh aplikator.

Permukaan vertical dan horizontal yang akan di waterproofing harus bebas dari
Curing compound,debu ,pertikel-pertikel halus,laintace,oli,atau material-material
yang dapat merusak daya rekat lain nya.

Mortar fillet {pinggulan} harus dipasang disetiap sudutan dan pertemuan antar
bidang Vertical dan horizontal.

Matrial Waterproofing
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 23 dari 93

Matrial Waterproofing harus diperuduksi oleh perusahaan yang telah mendapat


Sertipikat ISO 9002, Material yang akan aplikasikan adalah Sika Top 107 Seal
atau sentra, terdir dari dua komponen, flexible, Polymermodified cementitious
Waterproofing slurry dengan Properties:

Tensile bond strength : 0,50 N/mm2


Shear bond strength (ASDMC836-89) : 1,4 N/mm2
Crack bridging : 6,5 mm
Toxicity : Non toxic

4. Aplikasi / Pelaksanaan

Sika Top 107 seal harus diaplikasikan oleh aplikator yang telah pengalaman dan
sesuai dengan cara yang tercantum dalam data sheet.
Sika Top 107 Seal diaplikasikan dalam 3 kali couting pada bagian dalam Water
Tank dengan ketentuan lapisan kedua dilakukan diatas lapisan pertama yang
sudah kering dengan arah berlawanan (siksak)
Sika Top 107 Seal yang sudah diaplikasikan harus kering sebelum dilakukan
pekerjaan-Finishing lainnya.

5. Testing / Uji Coba Pekerjaan

Setelah pekerjaan waterproofing selesai,lakukan perendaman air selama 1X24


jam untuk mengetahui apakah masih terjadi kebocoran.

Jika terjadi kebocoran aplikator harus memperbaiki area tersebut dan dilakukan
pekerjaan Ulang sampai tidak terjadi kebocoran.

4.19. Pekerjaan PVC Waterstop lebar 230-320 cm


1. Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang waterstop dari bahan
polyvinychlorida dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang
diberikan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Untuk penempatan
yang tepat, waterstop tipe split flange, sebelum pengecoran beton berakhir
bagian split flange harus disambungkan dengan cara yang disetujui sehingga
tidak ada beton atau mortel dapat masuk kedalam celah–celah diantara dua
bagian split dari flangenya tersebut.
2. Penyedia Jasa harus menyediakan semua material, peralatan dan tenaga
listrik yang diperlukan untuk menyambung dan memasang waterstop
tersebut. Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung
waterstop kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan
ujung–ujungnya sampai meleleh dan menyambungkannya sampai
membentuk sambungan yang diinginkan. Pemanasan ujung material tersebut
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 24 dari 93

dikerjakan dengan menggunakan mesin penyambung yang disarankan oleh


pabrik yang membuat waterstop atau mesin listrik lain yang disetujui.
3. Untuk mendapatkan as waterstop sesuai gambar, Penyedia Jasa harus
memasangnya dengan hati-hati dan tepat berikut menyambungnya.
4. Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu
campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100%
didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.
5. Waterstop harus diuraikan disini harus memenuhi kelayakan fisik sebagai
berikut :
Berat jenis : 1,33 ± 0,03 pada suhu 230 c
Tegangan tarik : 155 sampai 176 kg/cm2 pada suhu 230 c
Kekenyalan : 360 % sampai 400 % pada suhu 230 c
Batas kerapuhan : - 480 c
Durometer : 65 - 75

4.20. Pekerjaan lapisan Screed (1:2) 5 cm


Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar rencana.

Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Pasir Pasang
 Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil

b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic
lainya.
c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya.
Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 25 dari 93

 Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat
atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah
berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan
selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna
menghasilkan adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi
tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
 Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut
tidak boleh dilakukan.
 Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di
buang.
 Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang
akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang
telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian
diplester. Screed tebal 5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 2 Ps dengan menggunakan
pasir pasang yang telah diayak .
 Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
 Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
 Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 2 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur
dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan kontraktor harus
membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
 Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal Screed adalah 5 cm.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 26 dari 93

5. PEKERJAAN PEMBESIAN
5.1. Pekerjaan Pembesian Pile Cap (110x110x50)
5.2. Pekerjaan Pembesian Pile Cap (110x60x50)
5.3. Pekerjaan Pembesian Lantai t. 30 cm
5.4. Pekerjaan Pembesian S1 (Sloof 25/35)
5.5. Pekerjaan Pembesian K1 (Kolom 30x30)
5.6. Pekerjaan Pembesian B1 (Balok 25/35)
5.7. Pekerjaan Pembesian B2 (Balok 15/30)
5.8. Pekerjaan Pembesian D1 Dinding Luar
5.9. Pekerjaan Pembesian D2 Dinding Sekat
5.10. Pekerjaan Pembesian Plat Atap Reservoir t.12 cm
5.11. Pekerjaan Pembesian Sloof Beton 15/15 (manhole)
5.12. Pekerjaan Pembesian Sloof Beton 15/20 (pagar)
5.13. Pekerjaan Pembesian Kolom Beton 12/12 (pagar)
5.14. Pekerjaan Pembesian Balok Beton 15/20 (pagar)

1) Untuk baja tulangan dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm digunakan
baja mutu U 24 ( polos ), sedangkan untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari
pada 12 mm digunakan baja mutu U 39 (ulir), kecuali bila ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.

2) Untuk membuktikan jaminan dari mutu baja tulangan, harus dilampirkan sertifikat dari
pabrik maupun supplier untuk setiap pengiriman/penerimaan baja tulangan, Jika
dipandang perlu atas permintaan Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor diharuskan
mengadakan pengujian mutu besi beton di laboratorium benda uji yang disetujui /
ditunjuk oleh Pengawas.

3) Baja Tulangan harus bebas dari debu, minyak, karat dan kotoran lain yang
mengganggu perletakan tulangan dengan beton.

4) Besi beton harus disimpan secara terpisah menurut kelompok ukurannya dan
diletakkan diatas lantai beton atau balok – balok kayu untuk menghindari kontak dengan
tanah, air dan zat – zat lain yang bersifat merusak besi. Penimbunan baja tulangan di
udara terbuka untuk jangka waktu lama tidak diperbolehkan.

5) Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm,
telah dipijarkan dan tidak tersepuh seng.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 27 dari 93

6. PEKERJAAN BEKISTING
6.1. Pekerjaan Bekisting Pile Cap (110x110x50)
6.2. Pekerjaan Bekisting Pile Cap (110x60x50)
6.3. Pekerjaan Bekisting Lantai t. 30 cm
6.4. Pekerjaan Bekisting S1 (Sloof 25/35)
6.5. Pekerjaan Bekisting K1 (Kolom 30x30)
6.6. Pekerjaan Bekisting B1 (Balok 25/35)
6.7. Pekerjaan Bekisting B2 (Balok 15/30)
6.8. Pekerjaan Bekisting D1 Dinding Luar
6.9. Pekerjaan Bekisting D2 Dinding Sekat
6.10. Pekerjaan Bekisting Plat Atap Reservoir t.12 cm
6.11. Pekerjaan Bekisting Sloof Beton 15/15 (manhole)
6.12. Pekerjaan Bekisting Sloof Beton 15/20 (pagar)
6.13. Pekerjaan Bekisting Kolom Beton 12/12 (pagar)
6.14. Pekerjaan Bekisting Balok Beton 15/20 (pagar)

1. Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup kering
dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan
dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus
mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan daya lain yang
diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang
bermutu baik, dipakai kayu terentang setebal minimum 3 cm.
2. Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang
cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa
merusak konstruksi.
3. Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan
perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk
gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain. Ukuran Semua ukuran
cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat untuk
bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
4. Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan dari
merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, yang sudah
dipakai tidak boleh digunakan.
5. Pemasangan bekisting 2 kali pakai kecuali untuk pekerjaan plat lantai.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 28 dari 93

7. PEKERJAAN PEMBONGKARAN CETAKAN + PENYIRAMAN BETON


7.1. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton Pile Cap
(110x110x50)
7.2. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton Pile Cap (110x60x50)
7.3. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton Lantai t. 30 cm
7.4. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton S1 (Sloof 25/35)
7.5. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton K1 (Kolom 30x30)
7.6. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton B1 (Balok 25/35)
7.7. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton B2 (Balok 15/30)
7.8. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton D1 Dinding Luar
7.9. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton D2 Dinding Sekat
7.10. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton Plat Atap Reservoir
t.12 cm
7.11. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton Sloof Beton 15/15
(manhole)
7.12. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton Sloof Beton 15/20
(pagar)
7.13. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton Kolom Beton 12/12
(pagar)
7.14. Pekerjaan Pembongkaran Cetakan + Penyiraman Beton Balok Beton 15/20
(pagar)

Pembongkaran Cetakan
1. Tidak ada acuan yang boleh di bongkar sebelum beton telah cukup kaku dan
mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri ( mendukung )
sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum pembongkaran
berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab Kontraktor
terhadap keselamatan pekerjaan.
2. Jangka waktu minimum yang memperbolehkan antara pengecoran dan
pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 3.1.8.

Tabel 3.1.8 Waktu Untuk Membongkar Acuan

Lokasi Dalam Waktu Persyaratan


Struktur Minimum Kekuatan
Pinggir dinding, 24 hari Acuan yang didukung
kolom, balok, kereb oleh penyokong atau
perancah lain, 12 – 14
hari tidak
Dasar lantai (Slab) 12 – 14 hari
Boleh dibongkar
sampai beton tersebut
Dukungan dibawah 14 hari telah meraih paling
gelegar bawah, sedikit 60% kekuatan
balok,rangka atau rencana
lengkungan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 29 dari 93

3. Untuk memudahkan penyelesaian acuan cetakan yang digunakan pada


pekerjaan hias, tangga, parapet dan lain-lain dapat di bongkar setelah 12 jam

i. Permukaan jadi (selesai)


1. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera
setelah pembongkaran cetakan. Setelah sarana penunjang dari kayu atau
dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar
2. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus hingga disetujui
Direksi Teknik. Apabila ada rongga –rongga besar nampak keluar, beton
harus disambungkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan
air dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan beton terdiri
dari satu bagian semen dan dua bagian pasir harus dilapiskan kemudian
sampai bentuk permukaan yang diperlukan.

ii. Perawatan Beton


1. Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi terhadap hujan
lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat menggeser
beton tesebut.
2. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan
menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus
direndam dengan air untuk jangka waktu paling sedikit 3 hari dan
kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.
3. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah

iii. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton


Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur
28 hari, pada gambar rancangan telah dipenuhi selengkapnya.
Penyimpangan terhadap gambar rancangan, spesifikasi –spesifikasi dan
atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan
atau kerusakan kepada pekerjaan –pekerjaan yang dimaksud dan
memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaruhi
merupakan tanggung jawab kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau
pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.

8. PEKERJAAN PAGAR DAN JALAN AKSES

8.1. Pekerjaan Pemasangan Batu Kali Belah 15/20 cm (1Pc:4Ps)


a. Landasan dari adukan segar paling sedikit 30 mm tebalnya harus dipasang
pada pondasi dan disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu
pada lapisan pertama.
b. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapisan dasar dan pada sudut-sudut.
c. Batu yang dipasang harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar
dan muka yang tampak harus dipasang sejajar.
d. Peralatan yang cocok harus disediakan utnuk memasang batu yang lebih besar
dari yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
e. Batu harus tertanam dengan kuat satu dengan yang lainnya untuk
mendapatkan tebal yang diperlukan dari lapisan yang diukur tegak lurus
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 30 dari 93

terhadap lereng. Tambahan aduk mengisi rongga yang ada diantara batu-batu
dan harus diakhiri hampir rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
menutupi batunya dengan menggunakan perekat 1 pc : 4 pc.
f. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng kearah atas, dan permukaan harus
diakhiri segera setelah pengerasan awal dan aduk dengan menyapunya dengan
sapu yang kaku.
g. Lereng yang bersebelahan dengan batu harus diratakan dan dibentuk untuk
menjamin pertemuan yang baik dengan pekerjaan pasangan batu sehingga
memungkinkan untuk drainase tang tidak menghambat dan mencegah gerusan
pada tepi perkerasan.
h. Pasangan yang dihasilkan harus kokoh / masif ( tidak berongga ), untuk itu
semua rongga diantara batu kali harus terisi campuran.
i. Setiap jarak 20 meter sepanjang saluran dibuatkan celah delatasi tegak dari
puncak saluran sampai dasar saluran

8.2. Pekerjaan Pemasangan Dinding bata Merah 1Pc:4Ps tebal ½ bata tinggi 1m
 Pasangan batu bata dengan campuran 1Pc : 4ps tebal ½ bata utuk semua
dinding batu bata yang ditunjukan pada gambar, sesuai dengan analisa Rab.
 Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai
jenuh atau air sudah meresap kedalam batu bata
 pemasangan batu bata dilakukan secara bertahap, agar pasangan batu bata
lebih kokoh.

8.3. Pekerjaan Plesteran Halus 1Pc:4Ps


Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.

Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Pasir Pasang
 Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 31 dari 93

b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic
lainya.

c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya.
Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
 Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat
atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah
berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan
selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna
menghasilkan adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi
tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
 Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut
tidak boleh dilakukan.
 Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di
buang.
 Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang
akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang
telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian
diplester. Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4 Ps dengan
menggunakan pasir pasang yang telah diayak .
 Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
 Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
 Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur
dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan kontraktor harus
membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
 Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran adalah 1.5 cm.

8.4. Pekerjaan Acian


Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 32 dari 93

3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar


rencana.

Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
b. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya.
Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
1. Perisapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen dan
bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering
sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan
agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan
benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram
air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
8. Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu untuk
melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.

8.5. Pekerjaan Benangan 1Pc:2Ps


Pada setiap sudut plesteran dibuatkan benangan sepanjang sepanjang plesteran itu
sendiri. Benangan berfungsi sebagai pembentuk sudutan pekerjaan plesteran agar
mempunyai estetika yang bagus. Benangan mempunyai komposisi 1Pc : 2 Ps.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 33 dari 93

8.6. Pekerjaan Urugan Sirtu Untuk Paving tb. 20 cm


Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Padat

Mutu Bahan
Sirtu yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.

Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat seperti yang tercantum pada RAB. Urugan
tersebut meliputi:
a. Urugan sirtu untuk jalan akses, dimana urugan tersebut dilakukan
menggunakan alat berat.
b. Urugan sirtu di bawah pemasangan pipa baru, dimana Urugan dilakukan
dengan bantuan tenaga manusia
c. Urugan sirtu dibawah pelat beton reservoir dan rumah pompa, dimana
urugan tersebut dilakukan menggunakan alat berat.

8.7. Pekerjaan Urugan Pasir Untuk Paving tb. 20 cm


Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Padat

Mutu Bahan
Pasir yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.

Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat seperti yang tercantum pada RAB. Urugan
dilakukan dengan tenaga manusia.

5.20. Pekerjaan Pemasangan Paving Stone Blok tb. 6 cm K-350 Abu-abu Empat
Persegi Panjang

Lingkup pekerjaan
 Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block
seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantulainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pe kerjaan “sub
grade” dan lantai kerja sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan /
ditu njukkan dalam gambar.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 34 dari 93

 Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air sep erti yang


ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan bahan
 Semua material yang akan digunakan harus memenuhi s tandar SII,
terutama pada hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.
 Material paving blok yang digunakan setara dengan m erek Conblock
Indonesia atau lainnya ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat

Syarat-syarat pelaksanaan
 Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh- contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direks i/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
 Material lain yang tidak ditentukan dalam persyarat an di atas,
tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
har us baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas.
 Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas ta nah, maka lapisan
pasir urug sub grade dan lantai kerja di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan) dan
memiliki kemiringan permuka an 2,5 % dan telah mempunyai daya
dukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan me mbuat shop
drawing dari pola paving block untuk disetujui Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.
 Areal pemasangan paving block harus dipadatkan deng an plate vibrator
ukuran plate 0,3 – 0,5 m
 Area paving block tidak boleh digunakan sebelum sel uruh area selesai
dan terkunci.
 Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan
perbedaaan ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
 Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kot oran semen maupun
oli.

5.8. Pekerjaan Pemasangan Paving Stone Blok tb. 6 cm K-350 Warna Merah
Empat Persegi Panjang

Lingkup pekerjaan
 Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block
seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantulainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 35 dari 93

 Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pe kerjaan “sub


grade” dan lantai kerja sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan /
ditu njukkan dalam gambar.
 Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air sep erti yang
ditunjukkan dalam gambar.

Persyaratan bahan
 Semua material yang akan digunakan harus memenuhi s tandar SII,
terutama pada hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.
 Material paving blok yang digunakan setara dengan m erek Conblock
Indonesia atau lainnya ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat

Syarat-syarat pelaksanaan
 Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh- contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direks i/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
 Material lain yang tidak ditentukan dalam persyarat an di atas,
tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini,
har us baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas.
 Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas ta nah, maka lapisan
pasir urug sub grade dan lantai kerja di bawahnya harus sudah
dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan) dan
memiliki kemiringan permuka an 2,5 % dan telah mempunyai daya
dukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan me mbuat shop
drawing dari pola paving block untuk disetujui Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.
 Areal pemasangan paving block harus dipadatkan deng an plate vibrator
ukuran plate 0,3 – 0,5 m
 Area paving block tidak boleh digunakan sebelum sel uruh area selesai
dan terkunci.
 Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan
perbedaaan ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
 Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kot oran semen maupun
oli.

5.9. Pekerjaan pasangan Stopper / Topi Uskup tb. 8 cm K-350

Lingkup pekerjaan
 Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti
yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 36 dari 93

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantulainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pe kerjaan “sub grade”
dan lantai kerja sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan / ditu njukkan
dalam gambar.
 Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air sep erti yang ditunjukkan
dalam gambar.
Persyaratan bahan
 Semua material yang akan digunakan harus memenuhi s tandar SII, terutama
pada hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.
 Material paving blok yang digunakan setara dengan m erek Conblock
Indonesia atau lainnya ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat

Syarat-syarat pelaksanaan
 Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh- contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direks
i/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
 Material lain yang tidak ditentukan dalam persyarat an di atas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, har us
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.
 Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas ta nah, maka lapisan pasir
urug sub grade dan lantai kerja di bawahnya harus sudah dikerjakan
dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan) dan memiliki
kemiringan permuka an 2,5 % dan telah mempunyai daya dukung maksimal
sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan me mbuat shop drawing
dari pola paving block untuk disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
 Areal pemasangan paving block harus dipadatkan deng an plate vibrator
ukuran plate 0,3 – 0,5 m
 Area paving block tidak boleh digunakan sebelum sel uruh area selesai dan
terkunci.
 Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan
perbedaaan ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
 Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kot oran semen maupun oli.

5.12. Pekerjaan Pemasangan pagar BRC-HD Tinggi 120 cm


 Pekerjaan pemasangan Pagar BRC dilakukan setelah pekerjaan struktur dan
pasangan selesai dilaksanakan
 Tiang yang digunakan untuk pagar BRC yaitu tiang Galvanis
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 37 dari 93

 Bahan pagar yang digunakan merupakan BRC pesenan dari supplier dengan
ukuran yang telah ditentukan sesuai gambar dan analisa Rab.
Pekerjaan pemasangan Pagar BRC dilakukan dengan baik dan rapi.

6. PEKERJAAN LAIN-LAIN
6.1. Dewatering
Pada Bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksannakan, areal
pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal
pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air
atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat
pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya selama amsa pelaksanaan pekerjaan,
semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar
tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif
terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan
tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang
timbul akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban ker, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya
konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri,
maka perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan
pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ untuk
pekerjaan “coferring” atau “kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan
“dewatering”, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan,
“Overhead” dan keuntungan Kontraktor.

6.2. Pekerjaan Pipa Vent GI Ø110 mm


1. Umum
a. Uraian pekerjaan
Perkerjaan yang dimaksud disini adalah pemasangan jaringan pipa bermacam-
macam ukuran dan bahannya termasuk pemasangan katup ( valves ), benda
khusus ( specials ), benda sambungan ( fittings) meteran air dan benda- benda
lainnya, dipasang atau dibangun sesuai dengan gambar dan persyaratan disini.

Peralatan bangunan untuk galian tanah, penggurugan kembali, pengujian serta


bahan- bahan untuk pembangunan bak katub blok bantalan, bak meteran air yang
tidak disediakan oleh pemberi tugas menyelesaikan pekerjaan pemasangan
seperti tertera pada gambar dan persyaratan ini harus diselesaikan oleh
kontraktor.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 38 dari 93

b. Kontraktor menyediakan bahan/ peralatan


Kontraktor bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan peralatan
serta bahan tambahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemasangan sesuai
persyaratan ini dan tertera dalam gambar ini. Akhirnya ia harus
mempertimbangkan gqambar dan daftar peralatan/ bahan , pemberitugas
penetapan bahan- bahan tersebut untuk diadakan, dibangun dan di pasang
membentuk susunan yang lengkap. Kontraktor bertanggung jawab atas
pengangkutan dan penanganan bahan/ peralatan dari tempat penampungan.

2. Pemasangan Pipa
a. Umum
Bila tidak ditentukan lain kontraktor harus memasang semua pipa, benda khusus,
sambungan, penutup, katub, penyangga baut, mur, paking, bahan penyambungan
dan perlengkapan lainnya sesuai dengan gambar dan persyaratan ini guna
menghasilkan pemasangan yang mudah dilakukan serta menyeluruh. Pada waktu
pekerjaan pemasangan pipa terhenti, maka semua lubang pipa dan ujung pipa
harus ditutup rapat- rapat guna menghindari dimasuki oleh binatang atau benda-
benda asing. Bila terjadi kerusakan pada pipa benda sambungan valve atau
perlengkapan lainnya selama penanganan, cepat- cepat kerusakan tersebut
ditunjukkan kepada Direksi. Direksi akan menerangkan cara perbaikannya atau
menolak sama sekali bahan yang rusak tersebut.

b. Pemasangan pipa diatas muka tanah ( dengan penyangga )


Bila detail penyangga pipa tergambar, maka penyangga itu harus dilaksanakan
dan terpaksa seperti yang ditunjukkan sedemikian rupa sehingga penyangga pipa
yang Nampak ( tidak didalam tanah ) harus lengkap dan betul, sekalipun
perlengkapan penyangga ada atau tidak tergambar secara khusus. Harus dipasang
pula dimana ditentukan balok bantalan dan penyambungan yang memakai
pengekang. Bahan penyangga tersebut dari beton bertulang yang bagian atasnya
disisipkan baut untuk klaim pipa, ukuran dari penyangga sesuai dengan gambar
atau ditentukan lain oleh Direksi.

c. Pemasangan Pipa Dalam Tanah


Lubang galian harus dalam keadaan kering bila pipa akan dipasang. Pipa harus
dipasang sesuai kedalaman yang tertera dalam gambar dan disambung-sambung
membentuk alur garis yang rata. Begitu pipa akan dipasang pada kedudukannya
untuk sambungan, bantalan pipa harus diperiksa kembali kekuatannya dan
peralatannya. Dasar galian termasuk penurapan mempunyai lebar minimal sama
dengan diameter luar pipa ditambah 30 cm dan maksimum sama dengan dengan
diameter luar pipa ditambah 60 cm, kecuali ditentukan lain dengan yang tertera
digambar atau diperintahkan Direksi. Panjang galian pada setiap tempat
maksimum 200 meter atau sepanjang yang diperlukan untuk menyambung
sejumlah pipa yang bisa dilaksanakan dalam sehari.

Pada akhir setiap hari kerja semua pipa yang baru terpasang harus diurug kembali
minimal 0,15 meter dari bagian atas pipa kecuali pada sambungan, sisa urugan
harus diurug lagi pada hari berikutnya, kecuali bagian sambungan atau setelah
selesai pengujian tekanan.Pelatan, perkakas dan kemudahan yang memadai, yang
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 39 dari 93

memuaskan direksi harus diadakan dan digunakan oleh kontraktor agar aman dan
tepat melaksanakan pekerjaan. Semua pipa, benda sambungan dan valve
diturunkan ke lubang galian harus hati-hati, satu-persatu dengan cara diderek,
dengan tali atau dengan perkakas/alat yang memadai sedemikian rupa sehingga
dapat menghindari kerusakan bahan pipa dan accesoris lainnya. Dalam keadaan
apapun tidak boleh pipa dijatuhkan atau ditumpuk di dlam lubang galian.

d. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sambungan cabang (tee) atau
katup., harus dilakukan dengan cara yang rapi dan mahir tanpa merusak pipa dan
kelurusannya, serta ujungnya rata bersudut siku-siku terhadap sambungan pipa.

e. Keadaan Pemasangan Pipa Yang Tidak Mengizinkan


Lubang parit pipa diperiksa oleh Direks, baru dimulai pemasangan pipa setelah
ada izin dari Direksi dan tidak boleh ada pipa dipasang bila menurut pendapat
Direksi keadaan parit tidak mengizinkan.

3. Penyambungan Pipa
a. Sambungan “ push-on-joint”

Istilah “bell end” atau “ socket” pada pipa PVC yang digunakan di sini harus
dianggap sebagai ujung-ujung dari pipa “push – on – joint”.
Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan harus
dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan ujung bell
dari pipa yang bersudut.

Akhiran spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan berhati-hati
agar tidak terjadi persentuhan dengan tanah. Sambungan harus diselesaikan
dengan menekan bagian akhiran yang dasar ke dasar socket, dengan alat coupling
pusher atau peralatan lain yang disetujui Direktur.

Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot, harus dibersihkan dari
minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang karet untuk
sambungan, maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan
ke dalam gasket pada bell socket.

Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam
dari gasket ataupada akhiran dari pipa atau keduanya. Minyak gelang harus
beasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui oleh Direksi/Tenaga
Ahli. Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang tidak disetujui.
Pada waktu peletekan pipa dalam galian, letak ujung spigot – on – joint untuk
membentuk belahan berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan
persyaratan Direksi/ Tenaga Ahli dan petunjuk-petunjuk dari pabrik harus diikuti.
Adalah penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan
defleksi dibuat setelah sambungan selesaikan.

b. Sambungan “solven cement” (lem)


Jika dipakai sambungan dengan solven cement, maka bagian yang akan
disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air. Oleskan solvent cement
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 40 dari 93

dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung pipa sedala socket atau bagian
dalam dari fitting yang akan disambung, sesuai dengan yang diinstruksikan oleh
pabrik pipa yang bersangkutan.

Solvent cemen, pelumas dan serat nenas yang diperlukan untuk penyambungan
perpipaan harus disediakan oleh Pemborong dengan bahan yang disetujui oleh
Direksi/Tenaga Ahli. Biaya untuk keperluan ini sudah termasuk dalam harga
penawaran Pemborong.

6.3. Pembuatan Kisdam Tinggi 1,5 m Tebal 0,6 m


Umum
1. Uraian
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal
pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal
pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau
pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat
pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan,
semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar
tetap kering, bebas dari genanan ataupun rembesan air.
2. Bahan Material
 Bahan utama dari pembuatan Kisdam ini yakni Bambu Ori dan Gedeg Guling
 Bambu yang dipakai sesuai dengan analisa RAB.
 Gedeg yang digunakan harus gedeg yang baru dan bagus,untuk hal ini
kontraktor harus mendapat persetujuan dari Pengawas dan Direksi.
 Kawat Ikat diameter 4 mm.
 Karung glangsing dan tanah pengisi
3. Pelaksanaan Pemasangan Kisdam
a. Kisdam dipasang memanjang sepanjang saluran yang akan dikerjakan.
b. Jarak titik tanam bambu ori ( sebagai penguat kisdam ) arah melintang sejarak
60 cm, serta arah memanjang sejarak 100 cm.
c. Bagian dalam bambu ori dipasang gedeg guling setinggi 2 meter dan diikat
dengan kawat pada bambu ori dari dasar saluran, dan bagian dalam tersebut
disi tanah yang diambil dari saluran, sehingga air tidak dapat masuk pada area
yang akan dikerjakan.
d. Khusus pekerjaan pengerukan lumpur, digunakan kisdam sandbag dengan
ukuran tinggi 1,00 – 2M’

6.4. Pembongkaran Pagar Eksisting


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran pagar dan juga
pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak
merusak bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 41 dari 93

membahayakan manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam


pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.

6.5. Pemasangan Terucuk Bambu dia. 8-12 cm (p. 1,5 m)


1. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan pemasangan U-Ditch atau Top
Bottom
2. dilaksanakan. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung
tanah yang ada pada dasar U-Ditch atau Top Bottom tersebut sehingga
diharapkan daya dukungnya menjadi lebih besar dari keadaan sebelumnya.
3. Material yang digunakan adalah Bambu Bongkotan dengan diameter 18-12
cm .sesuai dengan gambar kerja/perencanaan dan RAB.
4. Terucuk Bambu dipasang sesuai gambar kerja/perencanaan. Untuk
Pemancangannya adalah sebagai berikut :
a. Alat pemancang dipakai Drop Hammer kapasitas 100 kg yang dilengkapi
dengan konstruksi kaki tiga dari pipa besi dan katrol dengan ketinggian
jatuh 2 meter.
b. Trucuk bambu dipancangkan dalam keadaan baik, tidak cacat yang dapat
mengurangi kekokohan pekerjaan.
c. Apabila pamancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai
dengan gambar rencana) maka drop hammer diganti dengan yang lebih
berat sehingga kedalaman tiang trucuk dapat dipancangkan sesuai dengan
gambar rencana.
d. Apabila dari hasil pemancangan tersebut di atas menurut Direksi hasilnya
meragukan misalnya tiang trucuk miring, pecah dan sebagainya maka
Kontraktor harus mencabut tiang trucuk tersebut dan diharuskan
melakukan pemancangan ulang.
Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

6.6. Sewa Pelat Besi


Kontraktor diharapkan menyewa Pelat Besi yang Ukurannya sesuai dengan
analisa RAB atau berkonsultasi dengan pengawas. Unuk pekerjaan Crossing.

6.7. Pengadaan Tangga Sliding


Kontraktor diharapkan melakukan pengadaan Tangga Sliding yang Ukurannya
sesuai dengan analisa RAB atau berkonsultasi dengan pengawas.

6.8. Grill manhole (Cover & Frame) Fabrikasi


Pekerjaan Pemasangan Grill
Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan
sesuai gambar kontrak..

Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 42 dari 93

Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi halhal sebagai
berikut :
a.Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b.Standar SNI dan ISO
c.Mampu menahan beban 25 ton,.untuk Grill Tangkapan Air

Pengukuran dan Pembayaran


1)Cara Pengukuran
a) Grill akan diukur dengan jumlah pekerjaan Grill yang digunakan dan diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.

2)Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Pemasangan Grill sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di
bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


10.2 Grill Manhole Unit

6.9. Pembersihan lapangan / lokasi


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja
selama proyek berlangsung termasuk material yang harus dibuang di areal lokasi
pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-
sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan
kembali. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

6.10. Quality Control / Uji Test Material


1. Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas meliputi semua
percobaan-percobaan dan pengujian-pengujian terhadap material bangunan
serta pemeriksaan-pemeriksaan terhadap hasil kerja Kontraktor Pelaksana.
2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas
dalam Proyek ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana berikut ini :
 Pemeriksaan Kualitas Material Timbunan, kerikil, dan lain lain.
 Pemeriksaan Kualitas Beton K-225, K-300
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 43 dari 93

 Pemeriksaaan-Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta Konsultan


Supervisi dan Owner.
3. Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya dengan
biaya sendiri oleh Kontarktor Pelaksana dengan cara-cara yang disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
4. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
harus diketahui, dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi, serta Owner.
5. Pekerjaan Quality Kontrol yang tidak dihadiri dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi tidak diakui serta tidak bisa dijadikan dasar untuk Pembayaran
Kemajuan Pekerjaan.
6. Komponen-Komponen bangunan/struktur yang gagal dalam pemeriksaan
kualitas bedasarkan laporan Laboratorium dan Konsultan Supervisi, maka
komponen-komponen bangunan/struktur tersebut dengan biaya sendiri harus
dibongkar oleh Kontraktor Pelaksana dan digantikan dengan yang baru.

7. PIPING SYSTEM & PUMP RELOCATION-WATER RESERVOIR


1. Pekerjaan Persiapan
a. Setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK), Kontraktor segera mungkin
melaksanakan mobilisasi peralatan, personil dan material serta
perlengkapan pendukung lainnya yang menjamin dapat menyelesaikan
pekerjaan sebagaimana butir 1.2. sesuai waktu dan mutu yang telah
ditentukan/disyaratkan.
b. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan
kemudian menyerahkan kepada PDAM Surya Sembada untuk
mendapatkan persetujuan dokumen-dokumen yang meliputi hal-hal sebagai
berikut :
- Daftar lengkap personil/tenaga ahli/pimpinan di lapangan
- Jadwal mobilisasi & demobilisasi tenaga kerja dan peralatan
- Metoda pelaksanaan pekerjaan dan inspeksi
- Jadual pelaksanaan pekerjaan beserta kurva-S
c. Sebelum mengadakan persiapan pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus
memenuhi prosedur-prosedur tentang tata cara perijinan yang dikeluarkan
oleh pihak-pihak yang berwenang, terutama tentang di mana akan
membangun Kantor/Direksi Kit, meletakkan bahan bangunan dan
sebagainya.
d. Untuk menghindari keraguan dalam pelaksanaan konstruksi, maka sebelum
memulai setiap bagian pekerjaan, diharuskan mendapat ijin tertulis dari
Pengawas terlebih dahulu sebelum meneruskan bagian pekerjaan
lainnya/berikutnya.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk perencanaan dan
pengadaan hal-hal antara lain sebagai berikut :
1. - Kantor Lapangan (Direksi Kit)
- Gudang peralatan dan material
- Peralatan dan perlengkapan K3
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 44 dari 93

- Semua peralatan utama dan peralatan bantu/tambahan untuk


penyelesaian seluruh pekerjaan dalam kondisi bagus/laik pakai dan
bila perlu dilengkapi dengan surat/sertifikat dari instansi berwenang
- Rumah/barak beserta perlengkapannya untuk pekerja (bila perlu)
- Instalasi air bersih dan air kotor/limbah
- Sumber tenaga listrik khusus untuk penerangan disiapkan oleh
PDAM Surya Sembada, sedangkan sumber listrik untuk
kerja(Pembongkaran dan lain lain), harus disiapkaan sendiri oleh
kontraktor
- Jalan sementara (bila perlu)

2 - Prosedur-prosedur/Metoda pelaksanaan pekerjaan

2. Pekerjaan Pemasangan
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan beserta perlengkapannya yang
memadai dan Tenaga yang cukup berpengalaman serta mempunyai
kualifikasi sesuai jenis pekerjaannya.
b. Kontraktor harus memasang Pipa, Support Pipa, Valve dan Fitting.
c. Segala kerusakan peralatan diakibatkan kesalahan pemasangan atau
handling menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3. Pekerjaan Pengelasan
a. Sebelum dilakukan pengelasan, pipa harus betul lurus (aligment) setiap
ujung yang akan dilas dibersihkan dengan sikat baja atau gerinda.
b. Penetrasi las harus tembus kedalam dan setelah selesai harus
dibersihkandengan sikat baja atau gerinda kemudian dilanjutkan
pengelasan berikutnya.
c. Pengelasan harus dilakukukan dengan hati-hati dengan arus dan tegangan
las agar tidak terdapat cacat dan pengelasan ulang, cacat pengelasan yang
dimaksud: porousity, cracking, dan slag inclusion dll.

4. Pekerjaan Pengecatan
a. Setelah pemasangan selesai Kontraktor harus melakukan pengecatan
dengan ketentuan seperti yang tertuang dalam dokumen no. PVI-97-M9-
GS-001-K (Painting Specification)

5. Pekerjaan Pengetesan
a. Setelah pemasangan perpipaan compressed air (plant air)selesai, dilakukan
pengetesan dengan udara dari portable compressor bertekanan statis 100
psi, atau 1.5 kali tekanan kerja (mana yang lebih besar)
b. Setelah pemasangan perpipaan cooling water/treated water selesai,
dilakukan pengetesan (hydrostatic test) bertekanan statis 100 psi, atau 1.5
kali tekanan kerja (mana yang lebih besar)
b. Setelah tekanan mencapai ketentuan 2 jam tidak ada kebocoran, pengetesan
dianggap selesai.
c. Pada waktu pengetesan semua Valve dan Chek valve harus dilepas.

6. Pekerjaan Pembersihan
a. Setelah pekerjaan selesai Kontraktor harus membersihkan Area tempat
kerja.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 45 dari 93

b. Kotoran yang telah dibersihkan harus di angkut ke tempat pembuangan


sampah yang di setujui oleh pengawas.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 46 dari 93

RUMAH POMPA
8. PEKERJAAN PENDAHULUAN
8.1. Persiapan dan Sewa Direksi Keet
a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh
Direksi selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk
menyimpan bahan dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh
Direksi.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan sebagai berikut :
 Ukuran =3mx6m
 Lantai = Rabatan beton
 Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
 Rangka = Kayu meranti 5/7
 Atap = Asbes gelombang kecil
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan
kantor lapangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan
listrik, alat pemadam api dan kotak pertolongan pertama.
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar
kantor lapangan.
g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor
lapangan harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua
peralatan dan perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
h. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan
dibayar secara harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus
dianggap bahwa pembayaran dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan
pembangunan, pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun pekerjaan
pembongkaran bangunan setelah selesai penanganan pekerjaan.
i. Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar
yang bersih dan tidak mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan
organis atau bahan lain yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya,
guna kebutuhan penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
k. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut
pada butir a dan b.
l. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan
dan sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
m. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain berupa buku
harian
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 47 dari 93

n. Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan


ukuran 0,9 m x 1,2 m

8.2. Uitzet Dengan Waterpass / Theodolit

A. Jaringan dan Permukiman


1. Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok
beton) yang dipasang oleh Dinas Tata Kota Kotamadya Surabaya yang
terdekat.
2. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi
yang dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan
pada butir di atas.
3. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini
tercantum dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi
di lapangan.

B. Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil
tekniknya untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi
fisik lapangan khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat
ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-sama dengan Direksi harus secara
bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan
menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan
selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka,
bila akan mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu
untuk mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian
pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di
tiap-tiap bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan
dirawat selama berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung
berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap
saat siap mengadakan pengukuran ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat
optik dan sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar
dengan hasil pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu
kemudian.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 48 dari 93

10. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran


ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang
lagi dan dikoreksi oleh pihak Direksi.
11. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
12. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per
titik. Tiap Titik adalah sejarak 25 meter.
13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak
patok patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
14. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal
Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan
standar yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak
lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya
kepada Kontraktor.
15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya
dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah
dengan menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan
tanah yang bersertifikasi.

8.3. Pasang Rambu Pengaman


Kontraktor harus membuat rambu lalu lintas sementara untuk pengaman.

8.4. Sewa pagar pengaman Tinggi 2,5 m


Penyedia jasa diharapkan agar memasang pagar pengaman pada pelaksanaan
berlangsung untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan.Sesuai dengan
spesifikasi dan bahan bahan yang tertera didalam RAB.

8.5. Pembuatan Bowplank


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan
pematokan dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
2. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat melebihi
lebar saluran.
3. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak
serta harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan dengan
jarak antar patok sesuai RAB
4. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran
maupun tebal pasangan/konstruksi lainnya.

8.2. Mobilisasi dan Demobilisasi


Cakupan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini
akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 49 dari 93

sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, secara


umum harus memenuhi ketentuan berikut :

1. Penyewaan sebidang tanah yang diperlukan untuk Base Camp Kontraktor


Pelaksana.
2. Mobilisasi semua Staf / Personil Kontraktor Pelaksana dan Pekerja yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.
3. Penyedian dan Pemeliharaan Base Camp Kontraktor Pelaksana, jika diperlukan
Kantor Lapangan , Tempat Tinggal Staf, Barak Pekerja, Bengkel Kerja, Gudang
dan sebagainya.
4. Jika tidak ditentukan dalam Kontrak Kerja Pekerjaan Mobilisasi harus sudah
selesai dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai
Kerja.
5. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan Jadwal / Program Detail Mobilisasi
kepada Konsultan Supervisi, Konsultan manajemen dan Owner maksimal 7 hari
terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
6. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pembongkaran Tempat Kerja
termasuk pemindahan semua Instalasi, Peralatan dan Perlengkapan Kontraktor
Pelaksana dari Tanah Milik Pemerintah serta pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.

9. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


9.1. Penggalian Tanah dengan Alat Berat
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material
lain bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian
yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk penggalian yang lebih besar karena
itu harus menggunakan alat berat agar dapat memepercepat pekerjaan yang
telah ditentukan didalam gambar dan RAB dan sesuai petunjuk dari pengawas.

9.2. Pengurugan Sirtu (Padat)

Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Padat

Mutu Bahan
Sirtu yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.

Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat seperti yang tercantum pada RAB. Urugan
tersebut meliputi:
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 50 dari 93

a. Urugan sirtu untuk jalan akses, dimana urugan tersebut dilakukan


menggunakan alat berat.
b. Urugan sirtu di bawah pemasangan pipa baru, dimana Urugan dilakukan
dengan bantuan tenaga manusia
c. Urugan sirtu dibawah pelat beton reservoir dan rumah pompa, dimana urugan
tersebut dilakukan menggunakan alat berat.

9.3. Pengurugan Pasir (Padat)

Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Padat

Mutu Bahan
Pasir yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.
Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat seperti yang tercantum pada RAB. Urugan
dilakukan dengan tenaga manusia.

9.4. Pengangkutan Tanah Keluar Proyek

a. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan,
dan apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
b. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
c. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada
pada tempat tersebut sampai 1 ( satu hari )
d. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan
bersih.
e. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah
Dump Truk dengan kapasitas muat sesuai analisa RAB atau bila kondisi jalan /
area yang tidak memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan
seijin pengawas lapangan

Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan


pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa
m3 volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan
pengangkutan.

10. PEKERJAAN BETON


10.1. Pengadaan Dan Pemasangan Concrete Flat Sheet Pile (220x500) t. 8m
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 51 dari 93

Concrete Flat Sheet Pile yang dimaksud adalah Concrete Flat Sheet Pile Precast
yang berasal dari pabrikasi yang mampu menahan beban dengan penulangan
sesuai gambar.

1. Concrete Flat Sheet Pile menggunakan mutu beton K-400 sesuai Fabriksai
2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan Concrete Flat Sheet Pile Precast
tersebut pada sebuah pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail Concrete Flat Sheet Pile Precast yang dipesan harus
sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan
Concrete Flat Sheet Pile Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat
Dukungan dari Pabrik ( dengan melampirkan analisa harga satuan pabrikasi)
yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada lokasi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa jalur alat berat untuk memasang Concrete Flat Sheet Pile
sudah diurug dengan sirtu padat.

Biaya transportasi Concrete Flat Sheet Pile Precast yang sudah dipesan,
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor

10.2. Pekerjaan Lantai Rumah pompa tbl. 30 cm Beton K-300


10.3. Pekerjaan S1 (Sloof 15/25) Beton K-300
10.4. Pekerjaan S2 (Sloof 25/35) Beton K-300
10.5. Pekerjaan K1 (Kolom30x30) Beton K-300
10.6. Pekerjaan K2 (Kolom 15x15) Beton K-300
10.7. Pekerjaan D1 (Dinding Pelat tbl. 25 cm) Beton K-300
10.8. Pekerjaan P1 (Pelat Pangkon Pompa 570x40x25 cm) Beton K-300
10.9. Pekerjaan P2 (Pelat Pangkon Pompa 570x80x25 cm) Beton K-300
10.10. Pekerjaan Tangga Beton K-300
10.11. Pekerjaan B1 (Balok 20/30) Beton K-300
10.12. Pekerjaan B2 (Balok 25/45) Beton K-300
10.13. Pekerjaan B3 (Balok 15/25) Beton K-300
10.14. Pekerjaan Balok Latai 15/20 Beton K-250
10.15. Pekerjaan Atap tbl. 10 cm Beton K-250
10.16. Pekerjaan Canopi tbl. 10 cm Beton K-250
10.17. Pekerjaan Sloof Beton (15/20) Beton K-225
10.18. Pekerjaan Kolom Beton (12x12) Beton K-225
10.19. Pekerjaan Ring Balok (12/15) Beton K-225
10.20. Pekerjaan Atap Pos Satpam tbl 10. Cm Beton K-225
10.21. Pekerjaan Tutup Pelat tbl. 6 cm Beton K-225

1. Umum
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai dengan
persyaratan dan sesuai dengan garis elevasi, ketinggian, dan dimensi yang
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 52 dari 93

ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana diperlukan oleh Konsultan


Pengawas.

b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan
beton akan di tempatkan, termasuk pembongkaran dari tiap struktur yang harus
dibongkar, galian pondasi, penyiapan dan pemeliharaan dari pondasi,
pengadaan penutup beton, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering, dan urugan kembali disekeliling
struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan.

c. Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah menggunakan mutu beton K.300, Readymix
untuk semua kolom, balok, plat lantai dan sloof kecuali plat atap dimana
menggunakan mutu beton K 250 dan semua kolom, sloof, dan balok pada
bagian manhole dan pagar keliling menggunakan mutu beton K 255
Readymix.

d. Syarat dari PBI tahun 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini.

2. Toleransi
a. Toleransi dimensi :
 Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m ± 5 mm
 Panjang keseluruhan lebih dari 6 m ± 15 mm
 Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara tembok kepala - 0
dan ± 10 mm
b. Toleransi bentuk :
 Siku (selisih dalam panjang diagonal) ±10 mm
 Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud)
untuk panjang s/d 3m ±12 mm
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m, ±15 mm.
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m, ±20 mm.

c. Toleransi kedudukan (dari titik patokan):


 Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
 Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm

d. Toleransi kedudukan tegak :


 Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm

e. Toleransi ketinggian (elevasi) Puncak beton penutup di bawah pondasi ±


10 mm

f. Toleransi kedudukan mendatar : ±10 mm dalam 4 m panjang mendatar.

g. Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan :


 selimut beton sampai 3 cm dan ± 5 mm
 selimut beton 3 cm - 5 cm 0 dan ± l0 mm
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 53 dari 93

 selimut beton 5 cm - 10 cm ±10 mm

5. Nara sumber standar


 PBI 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2
 AASHTO M85-75 Semen Portland
 AASHTO M2 13-74
Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan konstruksi
struktur.
 AASHTO Tll-78
Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.
 AASHTO M2 13-74
Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan konstruksi
struktur.
 AASHTO T ll-78
Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.
 AASHTO T 21-78 Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton.
 AASHTO T 26-72 Mutu air yang akan digunakan dalam beton
 AASHTO T 96 -77 Abrasi dari agregat kasar dengan menggunakan mesin
Los Angeles.
 AASHTO T 104-77 Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium
sulfat.
 AASHTO T 112-78 Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah
dalam agregat.
 AASHTO T 126-76
Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian beton di laboratorium.
 AASHTO T141-74 Pengambilan contoh beton segar

5. Penyimpanan dan perlindungan Material Untuk penyimpanan semen,


kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan
mempunyai lantai kayu yang dinaikkan yang ditutup dengan lapis selubung
plastik.

6. Kondisi tempat kerja


Kontraktor harus menjaga temperatur dari seluruh material, khususnya agregat
kasar, pada tingkat yang serendah mungkin dan harus menjaga temperatur dari
beton di bawah 30 °C sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan,
kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bila :
 Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam
 Diperintahkan untuk tidak melakukannya oleh Konsultan Pengawas,
selama periode hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

7. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan :


a. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi
yang disyaratkan atau yang memiliki hasil akhir permukaan yang tidak
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 54 dari 93

memuaskan, atau yang tidak memenuhi kebutuhan syarat campuran yang


dipersyaratkan, meliputi :
 Perubahan dalam proporsi campuran untuk sisa pekerjaan;
 Tambahan perawatan pada bagian dari struktur yang dari hasil pengujian
ternyata gagal;
 Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian
pekerjaan yang dipandang tidak memuaskan;
 Penambalan dari cacat-cacat kecil.
b. Dalam hal adanya perselisihan dalam kualitas pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Pengawas dapat
meminta kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukannya
untuk menjamin penilaian yang wajar pada mata pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Pengujian tambahan tersebut haruslah atas biaya Kontraktor.

8. Bahan – bahan
a. Semen
 Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe semen portland
yang memenuhi AASHTO M 85, campuran yang mengandung gelembung
udara tidak boleh digunakan.
 Terkecuali diijinkan oleli Konsultan Pengawas, hanya satu produk merk
yang dapat digunakan di dalam proyek.

9. Air
Air yang digunakan dalam campuran dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organis. Air akan diuji sesuai dengan dan harus
memenuhi kriteria dari AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian.

10.Syarat-syarat gradasi agregat


Gradasi kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan dalam
Tabel tetapi material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut tidak
perlu ditolak bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton
tersebut memenuhi sifat campuran yang dibutuhkan

Tabel 3.1.2. Persyaratan Gradasi Agregat

Ukuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat

Standart Imperial Agregat


Pilihan Agregat Kasar
( mm ) ( inches ) Halus
50 2 100
37 1½ 95-100 100
25 1 - 95-100 100
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 55 dari 93

19 ¾ 35-70 - 90-100 100


13 ½ - 25-60 - 90-100
9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4975 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45-80 - - -
0,3 # 50 10-30
0,15 # 100 2-10

11.Syarat-Syarat Mutu Agregat


Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini
yang diberikan pada Tabel 3.1.3 dibawah

Tabel 3.1.3. Persyaratan Gradasi Agregat

1.1..1.1.1.1.2 Batas Pengujian


Uraian
Agregat Agregat
Kasar Halus
Kehilangan berat karena
40 % -
abrasi (500 putaran)
Kehilangan kesempurnaan
sodum sulfat setelah 5 12 % 10 %
putaran
Prosentase gumpalan
2% 0,5 %
lempung dan partikel serpih
Bahan-bahan yang lolos
1% 3%
saringan 0,075 mm ( # 200 )

 Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar


tidak lebih dari 3/4 dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara
tulangan baja dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
 Sifat agregat Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel
yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan padas atau batu,
atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.

12. Pencampuran dan Penakaran


a. Rancangan campuran Proporsi material dan berat penakaran harus
ditentukan dengan menggunakan metoda yang disyaratkan dalam PBl.
b. Campuran percobaan Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta
material yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan,
dengan disaksikan oleh Konsultan
c. Persyaratan sifat campuran
 Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan dan Slump yang dibutuhkan
 Beton yang tidak memenuhi persyaratan "slump" umumnya tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Pengawas dalam
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 56 dari 93

beberapa hal menyetujui penggunannya secara terbatas dari sedikit jumlah


beton tersebut pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah
dikerjakan serta tekstur dari campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau menahan
udara atau buih air dan sedemikian rupa sehingga pada pembongkaran
akan menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.
 Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah nilai
yang disyaratkan, kontraktor tidak diperbolehkan mencor beton lebih
lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat dipastikan
dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang akan menjamin produksi
beton memenuhi persyaratan secara memuaskan. Beton yang tidak
memenuhi kuat tekan 28 hari yang disyaratkan harus dipandang tidak
memuaskan dan pekerjaan harus diperbaiki
 Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau
memerintahkan kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk
meningkatkan mutu campuran berdasarkan hasil test kuat tekan 3 hari,
dalam keadaan demikian, kontraktor harus segera menghentikan
pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu
sampai hasil pengujian 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan
perbaikan, pada waktu tersebut Konsultan Pengawas akan menelaah
kedua hasil pengujian 3 hari dan 7 hari, dan segera memerintahkan
penerapan dari tindakan perbaikan apapun yang dipandang perlu.
 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan
pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh didasarkan
pada hasil pengujian kuat tekan 3 hari saja, terkecuali kontraktor dan
Konsultan Pengawas keduanya sepakat pada perbaikan tersebut.

f. Pengukuran Agregat
 Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kantongan, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dari
jumlah kantung semen.
 Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing
takaran tidak boleh melebihi seluruh penakaran, agregat harus dibuat
jenuh air dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang
mendekati keadaan jenuh kering permukaan, dengan secara berkala
menyiram timbunan agregat dengan air.

g. Pencampuran
 Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal
dari tipe dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin distribusi
yang rnerata dari material.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 57 dari 93

 Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan


peralatan untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan secara teliti dalam masing-masing penakaran.
 Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen
yang telah ditakar, dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air
ditambahkan.
 Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke
dalam campuran material kering. Seluruh air pencampur harus
dimasukkan sebelum seperernpat waktu pencampuran telah berlalu.
Waktu pencampuran untuk mesin dengan kapasitas 3/4 m3 atau kurang
haruslah 1.5 menit, untuk mesin yang lebih besar waktu harus
ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 m3 dalam ukuran.
 Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Konsultan
Pengawas dapat menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia,
sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran
dengan tenaga manusia harus dibatasi pada beton non struktural.

13. Pengecoran
a. Penyiapan tempat kerja
 Kontraktor harus membongkar, struktur yang ada yang akan diganti
dengan pekerjaan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk
dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru
 Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi
untuk pekerjaan beton hingga garis yang ditunjukkan dalam
Gambar, dan harus membersihkan dan menggaru tempat yang
cukup disekeliling dari pekerjaan beton tersebut untuk menjamin
dapat dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang kokoh
juga harus disediakan juga perlu untuk menjamin bahwa seluruh
sudut pekerjaan dapat diamati dengan mudah dan aman.
 Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dipertahankan kering dan beton tidak boleh di cor di atas tanah
yang berlumpur atau bersampah atau dalam air.
 Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa
atau saluran) harus sudah di tempatkan dan diikat kuat sehingga
tidak bergeser sewaktu pengecoran.

c. Cetakan
 Cetakan dari tanah, bila disetujui oleh Konsultan Pengawas, harus
dibentuk dengan galian, dan sisi serta dasarnya harus dipotong
dengan tangan sesuai ukuran yang diperlukan. Seluruh kotoran
tanah lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
 Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan
yang kedap terhadap aduk dan cukup kokoh untuk mempertahankan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 58 dari 93

posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan


perawatan.
 Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan
yang tidak akan tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang
dihaluskan dengan tebal yang merata harus digunakan untuk
permukaan beton yang tampak. Cetakan harus menyediakan
pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.
 Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar
tanpa merusak beton.

14. Pelaksanaan pengecoran


 Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas secara tertulis
paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton bila operasi telah ditunda untuk lebih
dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari pekerjaan,
macam pekerjaan, kelas dari beton dan tanggal serta waktu
pencampuran beton.
 Direksi Teknik akan memberi tanda terima dari pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa cetakan dan tulangan dan dapat
mengeluarkan atau tidak mengeluarkan persetujuan secara tertulis
untuk pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor
tidak boieh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas untuk memulai.
 Tidak bertentangan dengan pengeluaran atau persetujuan untuk
memulai, tidak ada beton yang boleh dicor bila Konsultan Pengawas
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran
dan pengecoran secara keseluruhan.
 Sesaat sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi dengan air atau
disebelah dalamnya dilapisi dengan minyak mineral yang tak akan
membekas.
 Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi
akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau
dalam waktu sesuai petunjuk Konsultan Pengawas berdasarkan atas
pengamatan sifat-sifat mengerasnya semen yang digunakan.
 Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
 Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor
dalam cetakan sedekat mungkin ke tempat pengecoran
 Bila dicor ke dalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan
tulangan yang rapat, beton harus dicor dalam lapis-lapis horizontal
yang tak lebih dari 15 cm tebalnya.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 59 dari 93

 Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga


beton yang telah berada di tempat masih plastis sehingga dapat
menyatu dengan beton segar.
 Air tidak diperbolehkan dialirkan ke atas atau dinaikkan kepermukaan
pekerjaan beton dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pengecoran.

19. Sambungan Konstruksi


 Jadwal pembetonan harus disiapkan untuk tiap-tiap struktur secara
lengkap dan Konsultan Pengawas harus menyetujui lokasi dari
sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau harus diletakkan
seperti yang ditunjukkan pada gambar.
 Bila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian sehingga membuat struktur tetap
monolit.
 Kontraktor harus menyediakan tambahan buruh dan material
sebagaimana diperlukan untuk membuat tambahan sambungan
konstruksi dalam hal penghentian pekerjaan yang tidak direncanakan
dari pekerjaan yang disebabkan oleh hujan atau macetnya pengadaan
beton atau penghentian oleh Konsultan Pengawas

20. Konsolidasi
 Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang digerakkan
dari dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bila diperlukan, dan
apabila disetujui oleh Konsultan Pengawas, penggetaran harus
ditambah dengan penusukan batang penusuk dengan tangan dengan
alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
Penggetar tak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton
dari satu titik ke titik lain dalam cetakan.
 Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk
menentukan bahwa semua sudut dan diantara dan disekitar besi
tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan,
dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
 Penggetar harus dibatasi lama penggunaannya, sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
segregasi (pemisahan) dari agregat.
 Setiap alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus
dimasukkan tegak ke dalam beton basah supaya tembus kedasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh ke dalaman
seksi itu. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya.
Alat penggetar harus tidak berada lebih dari 30 detik pada satu lokasi,
tidak boleh digunakan untuk menggeser campuran beton kelokasi lain
dan tidak boleh menyentuh tulangan beton.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 60 dari 93

21. Pekerjaan Akhir


 Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom
yang langsung dan struktur yang serupa lebih awal 30 jam setelah
pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah
pelat, balok, atau lengkung, tidak boleh dibongkar hingga pengujian
menunjukkan bahwa paling sedikit 60% dari kekuatan rancangan dari
beton telah dicapai.
 Permukaan pengerjaan akhir biasa
 Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari beton harus dikerjakan
segera setelah pembongkaran cetakan. Seluruh perangkat kawat atau
logam yang digunakan untuk memegang cetakan di tempat, dan
cetakan yang melewati struktur beton, harus dibuang atau dipotong ke
sebelah dalam paling sedikit 2.5 cm di bawah permukaan beton.
Tonjolan dan ketidak rataan beton lainnya yang disebabkan oleh
cetakan harus dibuang.
 Direksi Teknik harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran cetakan dan dapat memerintahkan penambalan ketidak
sempurnaan kecil yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi
lainnya dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian
lubang-lubang kecil dan lekukan dengan aduk.
 Permukaan (Pekerjaan akhir khusus)
 Permukaan yang tampak harus diberikan pekerjaan akhir selanjutnya
atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
 Permukaan yang tidak horizontal yang tampak telah ditambal atau
yang kasar harus digosok dengan batu gurinda kasar, dengan
menempatkan sedikit adukan pada permukaannya. Adukan harus
terdiri dari semen dan pasir halus dalam takaran yang digunakan untuk
beton tersebut. Penggosokan harus dilanjutkan hingga seluruh tanda
bekas cetakan, ketidak rataan, tonjolan menjadi hilang, serta seluruh
rongga terisi dan permukaan yang merata telah diperoleh.

22. Perawatan
 Sejak permulaan segera setelah pengecoran. Beton harus dilindungi
dari pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dipertahankan dengan kehilangan kelembaban
yang minimal dan dengan temperatur yang relatif tetap untuk suatu
perioda waktu yang disyaratkan untuk menjamin hidrasi yang baik dari
semen dan pengerasan betonnya.
 Beton harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan
menyelimuti memakai lembaran yang menyerap air yang harus selalu
basah untuk perioda paling sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau
selimut untuk merawat beton harus cukup diberati atau diikat ke bawah
untuk mencegah permukaan terbuka terhadap aliran udara. Bila
cetakan kayu digunakan, cetakan tersebut harus dipertahankan basah
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 61 dari 93

pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya


sambungan dan pengeringan beton.

b. Perencanaan Campuran Beton


Persyaratan Perencanaan Campuran ( Berdasarkan Berat )
Untuk semua pekerjaan beton kontruksi dan pekerjaan beton utama,
perbandingan – perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus
ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus
sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel 3.1.4. gradasi dan ukuran
maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan
pada Tabel 3.1.2

Tabel 3.1.4. Perbandingan (Proporsi) Desain Campuran Beton


(Berdasarkan Berat )

Ukuran Agregat

Maks. Yang
Berat Semen Perbandingan
Kelas Disarankan Air Semen Optimum
Total
Beton
(Kg/m3)
( mm )
Perbandingan Dgn Berat
Kelas A Kelas B
(Ratio) Kg/m3
K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K 125 250 50.0 25.0 0.52 130
B/IO 225 50.0 37.5 0.60 135
K 225
25.0 atau
(didalam 400 37.5 0.53 210
19.0
air)
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk k 400 harus ditentukan oleh
persyaratan kekuatan yang diperlukan

10.22. Pekerjaan Beton Rabat Untuk Lantai Rumah pompa (1Pc:3Ps:6Kr) tbl. 5 cm
10.23. Pekerjaan Beton Rabat Untuk Lantai Kerja (1Pc:3Ps:6Kr) tbl. 5 cm

. Syarat-syarat umum
a. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan : Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1971.
b. Mutu Beton Beton memakai mutu 1Pc:3Ps:6Kr. Masing- masing
penggunaan disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu
karakteristik merupakan syarat mengikat.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 62 dari 93

c. Campuran / adukan beton Macam adukan Macam adukan dengan


campuran agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 40 kg Portland
cement dan ukuran nominal agregat kasar/halus. Kontraktor harus
membuat percobaan komposisi campuran (beton mix) guna memenuhi
karakteristik yang diminta. Pemakaian jenis adukan beton Jenis beton
dengan Campuran 1Pc:3Ps:6Kr untuk pengunci R segmen, Pengunci
plat, rekondisi jalan beton, lantai kerja. Sedangkan Jenis Beton B0 untuk
lantai kerja dengan tebal 5 cm (tidak dicor ke dalam cetakan) dilakukan
dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap
kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan
kentalnya sama. Takaran perbandingan campuran Semua bahan harus
ditakar menurut volume/beratnya. Temperatur adukan yang diizinkan 28
– 30 C.
d. Pengawasan campuran adukan Komposisi Semua agregat, semen, air,
volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang
ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap
mengusahakan mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan
dalam PBI 1971.

2. Bahan-Bahan
a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang
disetujui dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki
oleh “Peraturan Beton Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen
harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus
dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta
tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang
bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya
terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal
harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c. Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya
lekat semen.

d. Cetakan (bekisting) :
 Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis
ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 63 dari 93

gambar. Bekisting harus mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator


dan kejutan daya lain yang diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan
harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik, dipakai kayu terentang
setebal minimum 3 cm.
 Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan
beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa
hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan
pengecoran tanpa merusak konstruksi.
 Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus
diadakan perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-
kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain.
Ukuran Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama
di semua tempat untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
 Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak
pelumas, yang sudah dipakai tidak boleh digunakan.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan
beton (Khusus untuk Bangunan Berlantai II atau lebih) yang hasilnya harus
diketahui oleh pengawas.
a. Lubang-lubang dan blok-blok klos Pemborong harus menentukan tempat
dan membuat lubang-lubang, memasang kayu keras untuk paku atau klos-
klos, angker, dan sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau
pekerjaan kayu halus. Alat yang salah penempatannya harus dipindahkan
jika memang diperintahkan oleh pemberi tugas dan ketetapan-ketetapan
lain harus dibuat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
b. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative).
Ukuran masing- masing bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
c. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan
pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor
harus mendapat persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan
pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk
membongkar beton yang telah dicor atas biaya sendiri. (Khusus untuk yang
berlantai II)
d. Pengangkutan adukan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa
hingga dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan.
Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam
keadaan terpaksa tinggi jatuh beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk
mempergunakan talang.
e. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan
benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 64 dari 93

pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harud


dibasahi dengan air sebelum dicor.
f. Pengecoran Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan
mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan
tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika
kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan atau dengan
izin dari Direksi.
g. Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran
dalam 1 menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan
dilanjutkan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator
harus dekat ke cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu
permukaan beton yang baik.Dengan sudut kemiringan vibrator antara 45 –
90 derajad. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus
tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
h. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari,
angin dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk
mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan
sebagai berikut :
1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus
menerus sampai cetakan dibongkar.
2. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut-turut.
i. Pembongkaran cetakan Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada
izin dari pengawas Lapangan (Direksi) Bilamana akibat pembongkaran
cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih
tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan tetap berlangsung. Perhatian pemborong mengenai
pembong-karan cetakan ditujukan ke PBI–1971. Kontraktor harus
memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud
akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan
minta persetujuannya.

10.24. Pekerjaan Pelapisan Waterproofing


1. Cakupan :
Spesifikasi ini mencakup water Tank, termasuk tempat Penampumgan air dan
semua fasilitasnya.
2. Umum
Waterprooping harus dipasang sesuai instruktur dari pabrik dan spesipikasi
tertulis oleh applicator yang telah berpengalaman dalam bidang waterproofing
dan di setujui oleh perusahaan yang sudah ditunjuk sebagai aplikator.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 65 dari 93

Material harus di kirim kelapangan dengan kondisi yang masih terbungkus dan
terdapat label dari pabrik yang membuat nya. Beserta no. kode produksinya.
Applikator harus melindungi material waterproofing dari kerusakan akibat cuaca
atau pun dari aktipitas kontruksi yang sedang berlangsung.

3. Sistem Waterproofing
Kondisi pemukaan
Applikator harus meninjau dan menyelidiki keadaan permukaan yang akan di
waterproofing terhadap keretakan kebocoran dan melakukan perbaikan serta
persiapan-persiapan yang di perlukan untuk pekerjaan waterproofing.

Cela antara beton dan lobang drainage harus diisi dengan material grouting /di
sealant

Screed yang akan di waterproofing


Gunakan adukan 1:3 semen pasir untuk melakukan kemiringan kearah draiedn.
Adukan tersebut dilaksanakan diatas lantai beton yang telah di siapkan dan
bagian atas screed yang akan di waterproofing ditrowel finished.

Screed tersebut harus ber umur 5 hari sebelum nya baru di lakukan
waterproofing.
Keretakan-keretakan / kerusakan yang ada di permukaan beton harus di perbaiki
terlebih dahulu oleh aplikator.

Permukaan vertical dan horizontal yang akan di waterproofing harus bebas dari
Curing compound,debu ,pertikel-pertikel halus,laintace,oli,atau material-material
yang dapat merusak daya rekat lain nya.

Mortar fillet {pinggulan} harus dipasang disetiap sudutan dan pertemuan antar
bidang Vertical dan horizontal.

Matrial Waterproofing
Matrial Waterproofing harus diperuduksi oleh perusahaan yang telah mendapat
Sertipikat ISO 9002, Material yang akan aplikasikan adalah Sika Top 107 Seal
atau sentra, terdir dari dua komponen, flexible, Polymermodified cementitious
Waterproofing slurry dengan Properties:

Tensile bond strength : 0,50 N/mm2


Shear bond strength (ASDMC836-89) : 1,4 N/mm2
Crack bridging : 6,5 mm
Toxicity : Non toxic
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 66 dari 93

4. Aplikasi / Pelaksanaan
Sika Top 107 seal harus diaplikasikan oleh aplikator yang telah pengalaman dan
sesuai dengan cara yang tercantum dalam data sheet.
Sika Top 107 Seal diaplikasikan dalam 3 kali couting pada bagian dalam Water
Tank dengan ketentuan lapisan kedua dilakukan diatas lapisan pertama yang
sudah kering dengan arah berlawanan (siksak)
Sika Top 107 Seal yang sudah diaplikasikan harus kering sebelum dilakukan
pekerjaan-Finishing lainnya.

5. Testing / Uji Coba Pekerjaan


Setelah pekerjaan waterproofing selesai,lakukan perendaman air selama 1X24
jam untuk mengetahui apakah masih terjadi kebocoran.

Jika terjadi kebocoran aplikator harus memperbaiki area tersebut dan dilakukan
pekerjaan Ulang sampai tidak terjadi kebocoran.

11. PEKERJAAN PEMBESIAN


11.1. Pekerjaan Pembesian Lantai Rumah pompa tbl. 30 cm
11.2. Pekerjaan Pembesian S1 (Sloof 15/25)
11.3. Pekerjaan Pembesian S2 (Sloof 25/35)
11.4. Pekerjaan Pembesian K1 (Kolom30x30)
11.5. Pekerjaan Pembesian K2 (Kolom 15x15)
11.6. Pekerjaan Pembesian D1 (Dinding Pelat tbl. 25 cm)
11.7. Pekerjaan Pembesian P1 (Pelat Pangkon Pompa 570x40x25 cm)
11.8. Pekerjaan Pembesian P2 (Pelat Pangkon Pompa 570x80x25 cm)
11.9. Pekerjaan Pembesian Tangga
11.10. Pekerjaan Pembesian B1 (Balok 20/30)
11.11. Pekerjaan Pembesian B2 (Balok 25/45)
11.12. Pekerjaan Pembesian B3 (Balok 15/25)
11.13. Pekerjaan Pembesian Balok Latai 15/20
11.14. Pekerjaan Pembesian Atap tbl. 10 cm
11.15. Pekerjaan Pembesian Canopi tbl. 10 cm
11.16. Pekerjaan Pembesian Sloof Beton (15/20)
11.17. Pekerjaan Pembesian Kolom Beton (12x12)
11.18. Pekerjaan Pembesian Ring Balok (12/15)
11.19. Pekerjaan Pembesian Atap Pos Satpam tbl 10. Cm
11.20. Pekerjaan Pembesian Tutup Pelat tbl. 6 cm

1) Untuk baja tulangan dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm digunakan
baja mutu U 24 ( polos ), sedangkan untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari
pada 12 mm digunakan baja mutu U 39 (ulir), kecuali bila ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.

2) Untuk membuktikan jaminan dari mutu baja tulangan, harus dilampirkan sertifikat dari
pabrik maupun supplier untuk setiap pengiriman/penerimaan baja tulangan, Jika
dipandang perlu atas permintaan Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor diharuskan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 67 dari 93

mengadakan pengujian mutu besi beton di laboratorium benda uji yang disetujui /
ditunjuk oleh Pengawas.

3) Baja Tulangan harus bebas dari debu, minyak, karat dan kotoran lain yang
mengganggu perletakan tulangan dengan beton.

4) Besi beton harus disimpan secara terpisah menurut kelompok ukurannya dan
diletakkan diatas lantai beton atau balok – balok kayu untuk menghindari kontak dengan
tanah, air dan zat – zat lain yang bersifat merusak besi. Penimbunan baja tulangan di
udara terbuka untuk jangka waktu lama tidak diperbolehkan.

5) Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm,
telah dipijarkan dan tidak tersepuh seng.

12. PEKERJAAN BEKISTING


12.1. Pekerjaan Bekisting Lantai Rumah pompa tbl. 30 cm
12.2. Pekerjaan Bekisting S1 (Sloof 15/25)
12.3. Pekerjaan Bekisting S2 (Sloof 25/35)
12.4. Pekerjaan Bekisting K1 (Kolom30x30)
12.5. Pekerjaan Bekisting K2 (Kolom 15x15)
12.6. Pekerjaan Bekisting D1 (Dinding Pelat tbl. 25 cm)
12.7. Pekerjaan Bekisting P1 (Pelat Pangkon Pompa 570x40x25 cm)
12.8. Pekerjaan Bekisting P2 (Pelat Pangkon Pompa 570x80x25 cm)
12.9. Pekerjaan Bekisting Tangga
12.10. Pekerjaan Bekisting B1 (Balok 20/30)
12.11. Pekerjaan Bekisting B2 (Balok 25/45)
12.12. Pekerjaan Bekisting B3 (Balok 15/25)
12.13. Pekerjaan Bekisting Balok Latai 15/20
12.14. Pekerjaan Bekisting Atap tbl. 10 cm
12.15. Pekerjaan Bekisting Canopi tbl. 10 cm
12.16. Pekerjaan Bekisting Sloof Beton (15/20)
12.17. Pekerjaan Bekisting Kolom Beton (12x12)
12.18. Pekerjaan Bekisting Ring Balok (12/15)
12.19. Pekerjaan Bekisting Atap Pos Satpam tbl 10. Cm
12.20. Pekerjaan Bekisting Tutup Pelat tbl. 6 cm

1. Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup kering
dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan
dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus
mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan daya lain yang
diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang
bermutu baik, dipakai kayu terentang setebal minimum 3 cm.
2. Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang
cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa
merusak konstruksi.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 68 dari 93

3. Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan
perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk
gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain. Ukuran Semua ukuran
cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat untuk
bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
4. Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan dari
merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, yang sudah
dipakai tidak boleh digunakan.
5. Pemasangan bekisting 2 kali pakai kecuali untuk pekerjaan plat lantai.

13. PEKERJAAN PEMBONGKARAN CETAKAN + PENYIRAMAN BETON


13.1. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Lantai Rumah pompa
tbl. 30 cm
13.2. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton S1 (Sloof 15/25)
13.3. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton S2 (Sloof 25/35)
13.4. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton K1 (Kolom30x30)
13.5. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton K2 (Kolom 15x15)
13.6. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton D1 (Dinding Pelat tbl.
25 cm)
13.7. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton P1 (Pelat Pangkon
Pompa 570x40x25 cm)
13.8. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton P2 (Pelat Pangkon
Pompa 570x80x25 cm)
13.9. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Tangga
13.10. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton B1 (Balok 20/30)
13.11. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton B2 (Balok 25/45)
13.12. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton B3 (Balok 15/25)
13.13. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Balok Latai 15/20
13.14. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Atap tbl. 10 cm
13.15. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Canopi tbl. 10 cm
13.16. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Sloof Beton (15/20)
13.17. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Kolom Beton (12x12)
13.18. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Ring Balok (12/15)
13.19. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Atap Pos Satpam tbl
10. Cm
13.20. Pekerjaan Pembogkaran Cetakan + Penyiraman Beton Tutup Pelat tbl. 6 cm

Pembongkaran Cetakan
1. Tidak ada acuan yang boleh di bongkar sebelum beton telah cukup kaku dan
mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri ( mendukung )
sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum pembongkaran
berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab Kontraktor
terhadap keselamatan pekerjaan.
2. Jangka waktu minimum yang memperbolehkan antara pengecoran dan
pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 3.1.8.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 69 dari 93

Tabel 3.1.8 Waktu Untuk Membongkar Acuan

Lokasi Dalam Waktu Persyaratan


Struktur Minimum Kekuatan
Pinggir dinding, 24 hari Acuan yang didukung
kolom, balok, kereb oleh penyokong atau
perancah lain, 12 – 14
hari tidak
Dasar lantai (Slab) 12 – 14 hari
Boleh dibongkar
sampai beton tersebut
Dukungan dibawah 14 hari telah meraih paling
gelegar bawah, sedikit 60% kekuatan
balok,rangka atau rencana
lengkungan

3. Untuk memudahkan penyelesaian acuan cetakan yang digunakan pada


pekerjaan hias, tangga, parapet dan lain-lain dapat di bongkar setelah 12 jam

i. Permukaan jadi (selesai)


1. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera
setelah pembongkaran cetakan. Setelah sarana penunjang dari kayu atau
dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar
2. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus hingga disetujui
Direksi Teknik. Apabila ada rongga –rongga besar nampak keluar, beton
harus disambungkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan
air dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan beton terdiri
dari satu bagian semen dan dua bagian pasir harus dilapiskan kemudian
sampai bentuk permukaan yang diperlukan.

ii. Perawatan Beton


1. Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi terhadap
hujan lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat
menggeser beton tesebut.
2. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan
menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang
harus direndam dengan air untuk jangka waktu paling sedikit 3 hari
dan kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.
3. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah

iii. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton


Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur
28 hari, pada gambar rancangan telah dipenuhi selengkapnya.
Penyimpangan terhadap gambar rancangan, spesifikasi –spesifikasi dan
atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan
atau kerusakan kepada pekerjaan –pekerjaan yang dimaksud dan
memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaruhi
merupakan tanggung jawab kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau
pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 70 dari 93

14. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


14.1. Pemasangan Dinding Bata Merah 1Pc:4Ps Tebal ½ Bata Tinggi 3,5 m
1. Pasangan batu bata dengan campuran 1Pc : 4ps tebal ½ bata utuk semua
dinding batu bata yang ditunjukan pada gambar, sesuai dengan analisa Rab.
2. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai
jenuh atau air sudah meresap kedalam batu bata
3. pemasangan batu bata dilakukan secara bertahap, agar pasangan batu bata
lebih kokoh.

14.2. Plesteran Halus 1Pc:4Ps


Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.

Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Pasir Pasang
 Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
4. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
5. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
6. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil

b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic
lainya.

c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya.
Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
 Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat
atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 71 dari 93

berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan


selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna
menghasilkan adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi
tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
 Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut
tidak boleh dilakukan.
 Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di
buang.
 Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang
akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang
telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian
diplester. Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4 Ps dengan
menggunakan pasir pasang yang telah diayak .
 Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
 Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
 Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur
dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan kontraktor harus
membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
 Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran adalah 1.5 cm.

14.3. Pekerjaan Acian


Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.
Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 72 dari 93

b. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya.
Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
1. Perisapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen dan
bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering
sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan
agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan
benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram
air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.

Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu untuk
melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.

14.4. Pasang Benangan 1Pc:2Ps


Pada setiap sudut plesteran dibuatkan benangan sepanjang sepanjang plesteran itu
sendiri. Benangan berfungsi sebagai pembentuk sudutan pekerjaan plesteran agar
mempunyai estetika yang bagus. Benangan mempunyai komposisi 1Pc : 2 Ps.

15. PEKERJAAN PINTU DAN VENTILASI


15.1. Pengadaan Dan Pemasangan Pintu besi L. 240 cm
Pintu Besi yang dimaksud adalah Pintu Besi yang berasal dari pabrikasi yang
sesuai dengan gambar.

Lingkup pekerjaan
 Pekerjaan pemasangan pintu besi ini meliputi seluruh pekerjaan pintu besi
seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantulainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Persyaratan bahan
 Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar, terutama pada
hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 73 dari 93

Syarat-syarat pelaksanaan
 Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh- contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
 Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, har s baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.

15.2. Pengadaan Dan Pemasanngan Pintu Besi L. 80 c


Pintu Besi yang dimaksud adalah Pintu Besi yang berasal dari pabrikasi yang
sesuai dengan gambar.

Lingkup pekerjaan
 Pekerjaan pemasangan pintu besi ini meliputi seluruh pekerjaan pintu besi
seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantulainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Persyaratan bahan
 Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar, terutama pada
hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.

Syarat-syarat pelaksanaan
 Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh- contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
 Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, har s baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.

15.3. Pemasangan Ventilasi

Lingkup pekerjaan
 Pekerjaan pemasangan Ventilasi ini meliputi seluruh pekerjaan ventilasi
seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantulainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 74 dari 93

Persyaratan bahan
 Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar, terutama pada
hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.

Syarat-syarat pelaksanaan
 Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh- contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
 Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, har s baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas.

16. PEKERJAAN PENGECATAN


16.1. Pekerjaan Pengecatan Dinding Interior
a. Lingkup pekerjaan:
Cat Interior
b. Persyaratan bahan:
Pengecatan Tembok

a. Untuk pengecatan dinding exterior menggunakan produk merk


MOWILEX/ DULUX/ PROPAN atau setara sesuai persetujuan
Direksi Teknis / Penyedia Jasa.
b. Untuk pengecatan dinding interior dan plafond menggunakan produk
merk CATYLAC/VINILEX/DECOLITH atau setara sesuai
persetujuan Direksi Teknis Penyedia Jasa.
c. Pada penutup Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan
kayu digunakan merk yang sama dengan merk cat yang digunakan.
d. Bahan pengencer cat kayu menggunakan sekualitas minyak afduner
dan harus minta petunjuk Pengawas lapangan.

c. Persyaratan Pelaksanaan:
Cat tembok
a. Cat tembok digunakan untuk semua bidang dinding dan plafond yang
terlihat
b. Tembok yang akan dicat harus mempunyai banyak waktu untuk
mengering.
c. Pada permukaan yang akan dicat terlebih dahulu harus dilakukan
penghalusan permukaan dengan ampelas dan plamur tembok (untuk
dinding) dari merk yang sama dengan merk cat temboknya, sehingga
mendapatkan permukaan yang rata, halus dan siap untuk dilakukan
pengecatan.
d. Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok menggunakan kain yang dibasahi air. Setelah kering
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 75 dari 93

didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaan rata dan


licin untuk kemudian dicat minimal 2 (dua) kali dengan roller minimal
20 cm sampai baik atau sesuai dengan ketentuan.
e. Pengecatan dilakukan berulang-ulang, minimal 3 kali, hingga sampai
mendapatkan warna yang rata.

16.2. Pekerjaan Pengecatan Dinding Exterior


a. Lingkup pekerjaan:
Cat Interior
b. Persyaratan bahan:
Pengecatan Tembok
a. Untuk pengecatan dinding exterior menggunakan produk merk
MOWILEX/ DULUX/ PROPAN atau setara sesuai persetujuan Direksi
Teknis / Penyedia Jasa.
b. Untuk pengecatan dinding interior dan plafond menggunakan produk
merk CATYLAC/VINILEX/DECOLITH atau setara sesuai
persetujuan Direksi Teknis Penyedia Jasa.
c. Pada penutup Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan
kayu digunakan merk yang sama dengan merk cat yang digunakan.
d. Bahan pengencer cat kayu menggunakan sekualitas minyak afduner
dan harus minta petunjuk Pengawas lapangan.

c. Persyaratan Pelaksanaan:
Cat tembok
a. Cat tembok digunakan untuk semua bidang dinding dan plafond
yang terlihat
b. Tembok yang akan dicat harus mempunyai banyak waktu untuk
mengering.
c. Pada permukaan yang akan dicat terlebih dahulu harus dilakukan
penghalusan permukaan dengan ampelas dan plamur tembok (untuk
dinding) dari merk yang sama dengan merk cat temboknya, sehingga
mendapatkan permukaan yang rata, halus dan siap untuk dilakukan
pengecatan.
d. Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok menggunakan kain yang dibasahi air. Setelah kering
didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaan rata dan
licin untuk kemudian dicat minimal 2 (dua) kali dengan roller
minimal 20 cm sampai baik atau sesuai dengan ketentuan.
e. Pengecatan dilakukan berulang-ulang, minimal 3 kali, hingga sampai
mendapatkan warna yang rata.

16.3. Pekerjaan Pelapisan Waterproofing


1. Cakupan :
Spesifikasi ini mencakup water Tank, termasuk tempat Penampumgan air dan
semua fasilitasnya.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 76 dari 93

2. Umum
Waterprooping harus dipasang sesuai instruktur dari pabrik dan spesipikasi
tertulis oleh applicator yang telah berpengalaman dalam bidang waterproofing
dan di setujui oleh perusahaan yang sudah ditunjuk sebagai aplikator.

Material harus di kirim kelapangan dengan kondisi yang masih terbungkus dan
terdapat label dari pabrik yang membuat nya. Beserta no. kode produksinya.
Applikator harus melindungi material waterproofing dari kerusakan akibat cuaca
atau pun dari aktipitas kontruksi yang sedang berlangsung.

3. Sistem Waterproofing
Kondisi pemukaan
Applikator harus meninjau dan menyelidiki keadaan permukaan yang akan di
waterproofing terhadap keretakan kebocoran dan melakukan perbaikan serta
persiapan-persiapan yang di perlukan untuk pekerjaan waterproofing.

Cela antara beton dan lobang drainage harus diisi dengan material grouting /di
sealant

Screed yang akan di waterproofing


Gunakan adukan 1:3 semen pasir untuk melakukan kemiringan kearah draiedn.
Adukan tersebut dilaksanakan diatas lantai beton yang telah di siapkan dan
bagian atas screed yang akan di waterproofing ditrowel finished.

Screed tersebut harus ber umur 5 hari sebelum nya baru di lakukan
waterproofing.
Keretakan-keretakan / kerusakan yang ada di permukaan beton harus di perbaiki
terlebih dahulu oleh aplikator.

Permukaan vertical dan horizontal yang akan di waterproofing harus bebas dari
Curing compound,debu ,pertikel-pertikel halus,laintace,oli,atau material-material
yang dapat merusak daya rekat lain nya.

Mortar fillet {pinggulan} harus dipasang disetiap sudutan dan pertemuan antar
bidang Vertical dan horizontal.

Matrial Waterproofing
Matrial Waterproofing harus diperuduksi oleh perusahaan yang telah mendapat
Sertipikat ISO 9002, Material yang akan aplikasikan adalah Sika Top 107 Seal
atau sentra, terdir dari dua komponen, flexible, Polymermodified cementitious
Waterproofing slurry dengan Properties:

Tensile bond strength : 0,50 N/mm2


Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 77 dari 93

Shear bond strength (ASDMC836-89) : 1,4 N/mm2


Crack bridging : 6,5 mm
Toxicity : Non toxic

4. Aplikasi / Pelaksanaan

Sika Top 107 seal harus diaplikasikan oleh aplikator yang telah pengalaman dan
sesuai dengan cara yang tercantum dalam data sheet.
Sika Top 107 Seal diaplikasikan dalam 3 kali couting pada bagian dalam Water
Tank dengan ketentuan lapisan kedua dilakukan diatas lapisan pertama yang
sudah kering dengan arah berlawanan (siksak)
Sika Top 107 Seal yang sudah diaplikasikan harus kering sebelum dilakukan
pekerjaan-Finishing lainnya.

17. PEKERJAAN LAIN-LAIN


17.1. Quality Control / Test Uji Material
1. Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas meliputi semua
percobaan-percobaan dan pengujian-pengujian terhadap material bangunan
serta pemeriksaan-pemeriksaan terhadap hasil kerja Kontraktor Pelaksana.
2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas
dalam Proyek ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana berikut ini :
 Pemeriksaan Kualitas Material Timbunan, kerikil, dan lain lain.
 Pemeriksaan Kualitas Beton K-225, K-300
 Pemeriksaaan-Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta Konsultan
Supervisi dan Owner.
3. Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya dengan
biaya sendiri oleh Kontarktor Pelaksana dengan cara-cara yang disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
4. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
harus diketahui, dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi, serta Owner.
5. Pekerjaan Quality Kontrol yang tidak dihadiri dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi tidak diakui serta tidak bisa dijadikan dasar untuk Pembayaran
Kemajuan Pekerjaan.
6. Komponen-Komponen bangunan/struktur yang gagal dalam pemeriksaan
kualitas bedasarkan laporan Laboratorium dan Konsultan Supervisi, maka
komponen-komponen bangunan/struktur tersebut dengan biaya sendiri harus
dibongkar oleh Kontraktor Pelaksana dan digantikan dengan yang baru.

17.2. Pengadaan Pompa Air


Pihak Kontraktor harus menyediakan pompa air sesuai yang tertera di RAB.

17.3. Pemasangan Terucuk bambu dia. 10-12 cm (P. 1,5 m)


1. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan pemasangan U-Ditch atau Top
Bottom
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 78 dari 93

2. dilaksanakan. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung


tanah yang ada pada dasar U-Ditch atau Top Bottom tersebut sehingga
diharapkan daya dukungnya menjadi lebih besar dari keadaan sebelumnya.
3. Material yang digunakan adalah Bambu Bongkotan dengan diameter 18-12
cm .sesuai dengan gambar kerja/perencanaan dan RAB.
4. Terucuk Bambu dipasang sesuai gambar kerja/perencanaan. Untuk
Pemancangannya adalah sebagai berikut :
a. Alat pemancang dipakai Drop Hammer kapasitas 100 kg yang dilengkapi
dengan konstruksi kaki tiga dari pipa besi dan katrol dengan ketinggian
jatuh 2 meter.
b. Trucuk bambu dipancangkan dalam keadaan baik, tidak cacat yang dapat
mengurangi kekokohan pekerjaan.
c. Apabila pamancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai
dengan gambar rencana) maka drop hammer diganti dengan yang lebih
berat sehingga kedalaman tiang trucuk dapat dipancangkan sesuai dengan
gambar rencana.
d. Apabila dari hasil pemancangan tersebut di atas menurut Direksi hasilnya
meragukan misalnya tiang trucuk miring, pecah dan sebagainya maka
Kontraktor harus mencabut tiang trucuk tersebut dan diharuskan
melakukan pemancangan ulang.

Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah


menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

17.4. Plesteran Halus 1Pc:4Ps


Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.

Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Pasir Pasang
 Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 79 dari 93

b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic
lainya.

c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya.
Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
 Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat
atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah
berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan
selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna
menghasilkan adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi
tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.
 Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut
tidak boleh dilakukan.
 Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di
buang.
 Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang
akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang
telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian
diplester. Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4 Ps dengan
menggunakan pasir pasang yang telah diayak .
 Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
 Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
 Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur
dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan kontraktor harus
membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
 Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran adalah 1.5 cm.

17.5. Pekerjaan Acian


Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 80 dari 93

3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar


rencana.
Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil

b. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya.
Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
1. Perisapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen dan
bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering
sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan
agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan
benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram
air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.

Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu untuk
melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.

17.6. Pemasangan Dinding bata Merah 1Pc:4Ps Tebal ½ Bata Untuk Saluran
1. Pasangan batu bata dengan campuran 1Pc : 4ps tebal ½ bata utuk semua
dinding batu bata yang ditunjukan pada gambar, sesuai dengan analisa Rab.
2. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai
jenuh atau air sudah meresap kedalam batu bata
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 81 dari 93

3. pemasangan batu bata dilakukan secara bertahap, agar pasangan batu bata
lebih kokoh.

17.7. Grill Untuk Tutup Saluran


Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan
sesuai gambar kontrak..

Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi hal-hal
sebagai berikut :
a. Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b. Standar SNI dan ISO
c. Mampu menahan beban 25 ton,.untuk Grill Tangkapan Air

Pengukuran dan Pembayaran


1) Cara Pengukuran
Grill akan diukur dengan jumlah pekerjaan Grill yang digunakan dan diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Pemasangan Grill sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di
bawah dan dalam Daftar Kuantitas.

Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh


penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


10.2 Grill Manhole Unit

17.8. Pemasangan Dasar Saluran R. 15 ( ½ Lingkaran)


Lingkup pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alatbantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan,
hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yangbermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi saluran seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan


dalam gambar dansesuai dengan petunjuk Direksi
Persyaratan bahan
Bahan : Got Talang R.15 (1/2 lingkaran)
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 82 dari 93

Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan memenuhi


ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

Pekerjaan dasar saluran R.15 harus sesuai dengan ukuran yang ada dalam
gambar perencanaan.

17.9. Pembongkaran Pos Satpam


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran pagar dan juga
pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga
tidak merusak bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak
membahayakan manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam
pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.

17.10. Pekerjaan Pasangan Railing Hollow 40/40


Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan pasangan railing hollow 40/40 tangga
Bahan-Bahan :
Semua jenis material yang dipakai harus disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan dan sesuai dengan petunjuk gambar rencana.

Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan pasangan besi steanless pagar & tangga, pasangan batu alam dinding,
pasangan kubah dan pemasangan penangkal petir harus sesuai dengan yang ada
digambar rencana atau petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan.

17.11. Pengecatan Railing


Standard Pengerjaan (Mock-up)

Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan pengecatan pada


satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut
akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh
Direksi Lapangan.

Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.

yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar
beserta pintunya, pintu-pintu besi tulang-tulang dan pekerjaan besi lain ditentukan
dalam gambar.

Cat yang dipakai adalah merk AKZO NOBEL / ICI / Danapaint jenis Syntetic
enamel.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 83 dari 93

Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan
bebas debu, oli dan lain-lain.

Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las
dan ujung yang tajam diberi ‘touch up’ dengan dua lapis U-pox Red lead primer
520-1130 setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.

Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplass kembali maka disemprot 1 lapis.
Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir U-pox enamel 103 disemprot 2 lapis.

Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.

Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

17.12. Rekondisi Pos Satpam


- Pemasangan Batu Kali Belah 15/20 cm (1Pc:4Ps)
a. Landasan dari adukan segar paling sedikit 30 mm tebalnya harus dipasang
pada pondasi dan disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing
batu pada lapisan pertama.
b. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapisan dasar dan pada sudut-
sudut.
c. Batu yang dipasang harus dihampar dengan muka yang terpanjang
mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar.
d. Peralatan yang cocok harus disediakan utnuk memasang batu yang lebih
besar dari yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang tidak
diperkenankan.
e. Batu harus tertanam dengan kuat satu dengan yang lainnya untuk
mendapatkan tebal yang diperlukan dari lapisan yang diukur tegak lurus
terhadap lereng. Tambahan aduk mengisi rongga yang ada diantara batu-
batu dan harus diakhiri hampir rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
menutupi batunya dengan menggunakan perekat 1 pc : 4 pc.
f. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng kearah atas, dan permukaan
harus diakhiri segera setelah pengerasan awal dan aduk dengan
menyapunya dengan sapu yang kaku.
g. Lereng yang bersebelahan dengan batu harus diratakan dan dibentuk untuk
menjamin pertemuan yang baik dengan pekerjaan pasangan batu sehingga
memungkinkan untuk drainase tang tidak menghambat dan mencegah
gerusan pada tepi perkerasan.
h. Pasangan yang dihasilkan harus kokoh / masif ( tidak berongga ), untuk itu
semua rongga diantara batu kali harus terisi campuran.
i. Setiap jarak 20 meter sepanjang saluran dibuatkan celah delatasi tegak dari
puncak saluran sampai dasar saluran
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 84 dari 93

- Pemasangan Dinding Batu Merah 1Pc:4Ps Tebal ½ Bata tinggi 3 m


- Pasangan batu bata dengan campuran 1Pc : 4ps tebal ½ bata utuk semua
dinding batu bata yang ditunjukan pada gambar, sesuai dengan analisa Rab.
- Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh atau air sudah meresap kedalam batu bata
- pemasangan batu bata dilakukan secara bertahap, agar pasangan batu bata
lebih kokoh.

- Plesteran halus 1Pc:4Ps


Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan
pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.

Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Pasir Pasang
 Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil

b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non
organic lainya.

c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda
yang menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic
lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
 Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang
rapat atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga
campuran telah berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 85 dari 93

pencampuran dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air


harus sedemikian hingga guna menghasilkan adukan dengan konsistensi (
kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat
semen yang digunakan.
 Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu
30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu
tersebut tidak boleh dilakukan.
 Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus
di buang.
 Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang
yang akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-
bidang yang telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh
baru kemudian diplester. Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4
Ps dengan menggunakan pasir pasang yang telah diayak .
 Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
 Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
 Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen
dicampur dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan
kontraktor harus membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang
sama.
 Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran,
benangan harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal
plesteran adalah 1.5 cm.

- Pekerjaan Acian
Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan
pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar
rencana.
Bahan – Bahan :
 Semen PC 50 Kg
 Air Bersih

Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 86 dari 93

3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa


sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil

b. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda
yang menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic
lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
1. Perisapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen
dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas
tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air
acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak
boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat
kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding
dengan menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara
menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
keretakan dinding.
Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu
untuk melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.

- Pasang Benangan 1Pc:2Ps


Pada setiap sudut plesteran dibuatkan benangan sepanjang sepanjang plesteran itu
sendiri. Benangan berfungsi sebagai pembentuk sudutan pekerjaan plesteran agar
mempunyai estetika yang bagus. Benangan mempunyai komposisi 1Pc : 2 Ps.

- Pekerjaan Trasram
- Pasangan dinding batu bata 1 pc : 2 ps, dilakukan pada pekerjaan :
- Pasangan dinding trasram yang dilaksanakan diatas sloof setinggi 30 cm
diatas peil lantai.
- Bagian-bagian dinding lainnya yang ditetapkan dalam gambar
- Pada Pembuatan saluran air hujan.

- Pemasangan Keramik Uk. 30x30 cm, polos


Umum
- Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama
lokasi pemasangan kramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi
pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 87 dari 93

permukaan, pemasangan ubin, joints dan curing, untuk diusulkan kepada


Direksi Lapangan.

- Pemborong harus menyiapkan ‘tiling menual’, yang berisi uraian tentang


bahan, cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan,
testing dan lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.

- Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out naad-naad, hubungan dengan


finishing lain dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan
Direksi/Perencana. Naad pansangan interior l = 2 mm, naad pasangan
eksterior l = 5 mm.

Pemilihan Tile.
- Tile yang masuk ke tapak harus diselekssi, agar berkesesuaian dengan
ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan.

Potongan Tile
- Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu.

Level
- Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada files dengan ketebalan yang
berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
- Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan mempunyaai kemiringan.
- Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh
kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area
lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus
lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan genangan.
- Jika ketebalan screed tidak memungkinkaan untuk mendapatkan kemiringan
yang ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan jalan keluarnya.

Persiapan Permukaan
- Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang ubin.

- Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi


Lapangan tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk
pada pelaksanaan pekerjaan.

- Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin, harus


dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya.
Sebelum dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.

- Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk


jarak 2 mm, pada semua arah. Tonjolan harus dibuang (chip off) tekukan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 88 dari 93

kedalaman diisi dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar (setting bed)
mempunyai ketebalan yang sama.

Pemasangan Ubin Keramik Lantai

Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed.


Komposisi adukan untuk screeding :
- area kering : 1 pc : 3 ps.
- area basah : 1 pc : 2 ps.

Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan
harus disediakan ‘Kepalarn’ (guide line course) pada interval 2,0 m - 2,5 m.
Pemasangan tile lainnya berpedoman pada quide line ini.

Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika prosess
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24
jam setelah pemasangan.

Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarnaa
dan kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

Perlindungan
Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata
dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi.
Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.

Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah


terpasang. jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas
diatasnya; hanya untuk yang penting saja.

Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain
lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya
dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric acid,
perbandingan 30 : 1.

Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang


memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.

Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga
tidak ada campuran asam yang tersisa.

- Pengecatan Dinding
(ket. : Lampu, Saklar, Kusen dan daun pintu/jendela, menggunakan
eksisting)

17.13. Pembersihan lapangan/lokasi


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja
selama proyek berlangsung termasuk material yang harus dibuang di areal lokasi
pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 89 dari 93

pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-
sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan
kembali. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

17.14. Dewatering
1. Pada Bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksannakan, areal
pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal
pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air
atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat
pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya selama amsa pelaksanaan pekerjaan,
semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar
tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
2. Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif
terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.
3. Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan
tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang
timbul akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban ker, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan.
4. Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya
konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri,
maka perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan
pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ untuk
pekerjaan “coferring” atau “kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan
“dewatering”, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan,
“Overhead” dan keuntungan Kontraktor.

17.15. Pemasangan Titik Lampu


17.16. Pemasangan Saklar ganda
Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok (inbouw),
kecuali ditentukan lain pada gambar.

Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 160 cm
di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos
(kotak) yang sesuai.Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang
berdekatan.Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau
sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas.
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 90 dari 93

17.17. Lampu TL 40 W Lengkap


Lampu TL 40 W
Armatur inbouw (pemasangan terbenam) dan outbouw (pemasangan permukaan)
harus dibuat dari pelat besi dengan ketebalan minimal
0,7 mm, diproses anti karat dan electrostatic powder coating finished yang tidak
akan pudar atau berubah warna menjadi kuning kotor.

Setiap armatur harus dilengkapi dengan terminal pentanahan dan harus


ditanahkan secara efektif melalui kabel pentanahan yang ditarik menuju ke titik
pentanahan panel (setiap kabel menuju armatur menggunakan kabel NYM 3 x
2,5mm2).

Untuk twin lamp atau TL ganda harus dirangkai secara lead-lag untuk
meniadakan efek stroboskopis.

Masing-masing lampu menggunakan satu set ballast dan starter yang terpisah,
tidak diperkenankan menggunakan satu ballast untuk dua lampu TL secara
bersamaan.

Ballast harus dari tipe low losses. Perlengkapan lain seperti starter, ballast,
pemegang lampu harus memenuhi standar PLN/SII/LMK.
Armatur ex PHILIPS, ARTOLITE, HOLOPHANE.
Fitting ex PHILIPS, VOSLOH.
Ballast, starter dan lampu TL (neon) exPHILIPS

17.18. Pekerjaan Pemasangan Baja Profil (HB 200x200x8x12) termasuk fabrikasi


17.19. Pekerjaan plat landasan/Buhul (200x200) t. 10 mm
17.20. Baut HTB M-13
17.21. Angker Ø20mm

Pengikat-pengikat :
Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325
dan atau : ASTM A490 dan harus terlapis Cadmium.

Bahan-Bahan LAS :
bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society"
(AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).

Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM


A36 atau A325.

Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahan yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya
dan harus disertai sertifikat dari pabrik.

Pengelasan
Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 91 dari 93

Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.

Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki


persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.

Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las


listrik serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah
yang menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan
kepadanya.

Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat,
karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.

Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa


hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku untuk konstruksi itu.

Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi
yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.

Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotoran lainnya.

Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam
sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori,
rusak atau retak harus dibuang sama sekali.

Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari
hujan dan angin kencang.

Lubang-lubang baut

Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.

Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan
alat bor.

Sambungan

Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan


berlaku ketentuan sebagai berikut :

a. Hanya diperkenankan satu sambungan.


Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 92 dari 93

b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full


penetration butt weld.

Pengujian Mutu Pekerjaan

Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan


memberikan pada MK "Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut, kawat las,
cat dari produsen/pabrik.

Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas
baja profil, baut, kawat las di laboratorium.

Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type
dari bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari prosedur dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.

Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :


Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak
lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila
ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan
standar AWS D 1.0.

Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK/ Konsultan harus
dilakukan test ultrasonic atau radiographic.

(1) Pengujian secara "Radiographic" harus sesuai dengan lampiran B dari AWS
Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada baja
seperti ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.

Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pengujian secara
"Radiographic" termasuk sumber tenaga dan utilitas lainnya tanpa adanya
tambahan biaya pada Pemberi Tugas.

Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak melebihi
standar yang ditentukan pada "AWS D 1.0" dinyatakan oleh "Radiographic"
harus diperbaiki dibawah pengawasan MK dan tambahan "Radiographic" dari
daerah yang diperbaiki harus dibuat atas biaya Kontraktor.

(2) Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" untuk las dan teknik serta standar yang
dipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWA D 1.0 atau - 75 : Ultrasonic
contact Examination or Weldments : E273-68: Ultrasonic Inspection of
Langitudinal and Spiral Welds or welded Pipe and Tubing (1974)

(3) Cara pemeriksaan dengan "Partikel Magnetic" harus sesuai dengan ASTM

(4) Cara pemeriksaan dengan "Liquid penetrant" harus sesuai dengan E109.

(5) Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK.


Bagian Persyaratan Umum
Spesifikasi Persyaratan No
Teknik Umum Rev 0 Tanggal
Hal 93 dari 93

Jumlah pengujian : jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor


harus seperti yang ditentukan di lapangan oleh MK.

Pemeriksaan visuil pengelasan harus dilakukan ketika operator membuat las dan
setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat
dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat
pemeriksaannya.

Konsultan/MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang pecah-


pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan,
potongan bawah, lewatan/everlap, kantong udara dan ukuran lasnya. Pengelasan
yang rusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS D 1.0.

Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan diserahkan pada MK secepatnya.

Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya,


menjadi tanggung jawab Kontraktor.

18. PENUTUP
Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua item pekerjaan harus ditata
rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan
dari ketentuan rencana dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib merawat, mengamankan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.
Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari bangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam RKS, harus tetap dikerjakan dan diselesaikan oleh
Kontraktor, untuk penyelesaian yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Direksi Teknik.
Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan
kemudian dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).

Anda mungkin juga menyukai