BAB 1. UMUM
A. LINGKUP PEKERJAAN
BAB 2. PENDAHULUAN
A. MOBILISASI
B. TRANSPORTASI
C. DEMOBILISASI
D. PENGUKURAN / BOWPLANK
E. PEMBUATAN GUDANG/LOS KERJA
F. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK
G. PENYEDIAAN AIR KERJA
BAB I
UMUM
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan pada
Pembangunan/Rehabilitasi Bangunan yang meliputi dan tidak terbatas pada penyediaan
bahan/material, tenaga kerja yang cakap dan semua peralatan bantu, serta mesin yang
dipergunakan.
1.5. KONTRAKTOR
Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Kontraktor, maka itu berarti suatu
Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang mengadakan perjanjian untuk
melaksanakan pekerjaan dan yang berhubungan dengan satu atau lebih paket proyek yang
sesuai dengan Dokumen Kontrak.
1.6. UKURAN
Ukuran dengan angka adalah ukuran yang harus diikuti dari pada ukuran skala pada Gambar
Rencana. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran-ukuran, harus segera meminta nasihat
kepada Pengawas.
1.9. PERALATAN
a. Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan
b. Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut harus segera diperbaiki
atau diganti sehingga Pengawas menganggap pekerjaan bisa dimulai.
1.10. MATERIAL
a. Bila diperlukan, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis. Kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tentang nama perusahaan, tempat asal (sumber) material.
b. Sebelum memberikan persetujuan, Pengawas dapat minta didatangkan contoh barang/
material/ bahan baku, untuk keperluan pemeriksaan.
c. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pengawas.
BAB II
PEKERJAAN PENDAHULUAN
A. MOBILISASI
1. Umum
1.1. Uraian
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan
volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain
dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut:
a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak
i) Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak.
ii) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum
dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut
akan digunakan menurut Kontrak ini.
b) Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak
Pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan
semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian
kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai.
2. Program Mobilisasi
1. Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus melaksanakan Rapat
Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil
Direksi Pekerjaan (bila ada) dan Kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis
maupun yang non teknis dalam proyek ini.
2. Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan Program
Mobilisasi dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan
persetujuannya.
B. DEMOBILISASI
Demobilisasi meliputi biaya-biaya pengangkutan / pemindahan peralatan dan tenaga kerja
ke tempat asal.
Sebelum demobilisasi, lokasi pekerjaan proyek harus terlebih dahulu dibersihkan dari
kotoran/sampah sisa pekerjaan proyek ke tempat yang lebih layak.
C. PENGUKURAN / BOWPLANK
a) Kontraktor harus menyediakan seluruh kebutuhan, baik bahan, alat, dan tenaga teknik
untuk melaksanakan pengukuran awal dan pematokan lahan / areal dimana konstruksi
akan ditempatkan.
b) Melaksanakan survey lapangan bersama Direksi Pekerjaan dan membuat laporan
mengenai kondisi fisik dan struktural dari perkerasan, drainase dan struktur lain yang
termasuk dalam kontrak dan menyesuaikan dengan Gambar-gambar Rencana.
a) Semua kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan karena kelalaian atau
kesalahan Kontraktor pelaksana Fisik yang tidak memberitahukan perbedaan-perbedaan
ukuran seperti tersebut di atas, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
b) Pengukuran / pematokan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dan disaksikan
oleh Direksi Pekerjaan. Pengukuran yang tidak seijin dan tidak disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan dianggap tidak sah dan harus diulangi lagi.
c) Patok-patok tersebut berukuran 5 cm x 5 cm x 50 cm terbuat dari kayu awet kelas III
dan diberi kode/nomor, dicat putih yang jelas dan dipancang kuat.
BAB III
1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian terdiri dari beberapa macam yaitu :
o Galian Biasa mencakup seluruh galian galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu,
galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal.
o Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikan
sebagai Galian Biasa atau Batu tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur. Galian
Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok penahan tanah, dan struktur
pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur meliputi : penimbunan kembali dengan
bahan yang disetujui, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan
drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau
cofferdam beserta pembongkarannya.
a. Prosedur Penggalian
o Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan.
Pembangunan Tangki Air Taman Kehati
Spesifikasi Teknis :
2. Pekerjaan Timbunan
Timbunan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan di
atas tanah rawa.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya
dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang
plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng
atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan
ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
Bahan untuk Timbunan Biasa
o Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut
"Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya
pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu
sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar
perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan.
o Bahan timbunan bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang
dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum
(MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.
o Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra
high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan
antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI
03-3422-1994).
a. Pengendalian Mutu
o Pengendalian mutu bahan
- Jumlah pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan paling sedikit 3
contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu
bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
- Pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar perubahan bahan atau sumber bahannya
dapat diamati.
- Untuk setiap 1.000 m3 bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling
sedikit harus dilakukan suatu pengujian Nilai Aktif.
b. Toleransi dimensi
o Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih rendah
2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
o Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
o Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.
o Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau
dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
B. PEKERJAAN PONDASI
1. Umum
Bagian ini meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan pemasangan semua
pekerjaan pondasi, baik pondasi batu belah dan pondasi lainnya yang ukurannya sesuai
dengan gambar, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas sehubungan dengan
kondisi lapangan.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pembuatan, pondasi batu belah lengkap dengan peralatan bantunya dan pondasi
lainnya sesuai dengan gambar-gambar yang ditunjukkan.
3. Referensi
a. Pekerjaan pasangan batu kali/belah;
b. NI-2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Indonesia;
c. NI-3 (1970) Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia;
d. NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
4. Material
Batu kali/belah harus sesuai dengan Spesifikasi ini.
Pasir Urug
Semen Portland
5. Uraian
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material
: batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan akan dipakai
standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.
Pembangunan Tangki Air Taman Kehati
Spesifikasi Teknis :
C. PEKERJAAN STRUKTUR
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong
semen yang masih disegel.
- Umur semen tidak boleh lebih dari 3 (tiga) bulan sejak diproduksi, harus baik, belum
terdapat butiran-butiran membatu, semen yang mengandung gumpalan atau
mengeras tidak dapat digunakan.
- Sak semen harus diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai agar terhindar dari air.
- Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tinggi melebih 2 m atau
maksimum 10 zak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengiriman.
- Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakanakibat salah penyimpanan
dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi.
Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat
dalam waktu 2x24 jam.
b. Agregat
- Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
a) Peraturan umum Pemeriksaaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
b) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak poreus.
Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya)
- Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
rudellaff dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a) Tidak terjadi pembubukan samapi fraksi 9,5-0.19 mm lebih dari 24% berat
b) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 30 mm lebih dari 22 % berat atau
dengan mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih
dari 50%.
- Susunan butir harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
No. Ayakan % lewat ayakan
(berat kering)
1 31.5 mm 100 %
2 4 mm 2-10 %
- Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar
dari 38 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
Pembangunan Tangki Air Taman Kehati
Spesifikasi Teknis :
c. Air
- Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung
organisme yang dapat memberikan efek yang merusak beton, minyak atau lemak.
- Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971) dan diuji oleh
laboratorium yang diakui oleh yang berwajib dengan biaya yang ditanggung oleh
pihak kontraktor.
- Apabila ada keragu-raguan mengenai air maka contoh air tersebut dikirimkan ke
Lembaga pemeriksa bahan yang diakui untuk menyelidiki sampai sejauh mana air
itu mengandung zat-zat yang merusak beton dan atau baja tulangan , dengan biaya
ditanggung pemborong.
Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
c) Dari jenis baja dengan mutu U32 (tegangan lebih dari 3200 kg/cm2. bahan
tersebut dalaqm segala hal harus memenuhi ketentuan PBI 1971.
d) Mempunyai penampang yang sama rata.
e) Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
- Pemakaian Besi Beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan diatas, harus
mendapat persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas.
- Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan
untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
- Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang
akan dipakai, sesuai dengan petunjuk dari konsultan pengawas. Batang percobaan
diambil dibawah kesaksian Konsultan Pengawas, jumlah tes besi beton dengan
interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton = 1 buah tes besi.
- Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Konsultan Pengawas. Semua biaya-biaya percobaan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
- Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Untuk hal itu sebelumnya kontraktor harus
membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
- Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat
beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari
lantai kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran cat, karet lepas, kulit giling atau bahan lain yang merusak. Semua
besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.
- Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang semacam
itu harus mendapat persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasi (R.K.S) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah
menerima instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu 2x24 jam.
e. Mutu Beton
a) Adukan (adonan) beton yang diaduk dilapangan harus memenuhi syarat-syarat PBI
1971 NI.2 Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik K 225
b) Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol
daya kerjanya sehingga tidak ada kelibihan pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadinya pengendapan (segregation) dari agregat. Percobaan slump diadakan
menurut syarat-syarat dalam peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI.2- 1971).
Pembangunan Tangki Air Taman Kehati
Spesifikasi Teknis :
g. Pengecoran Beton
- Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari
pekerjaan, Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas dan mendapatkan
persetujuan.
- Jika Tidak ada persetujuan, maka maka kontaraktor dapat diperintahkan untuk
menyingkirkan/ membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan atas biaya
kontraktor sendiri.
- Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan
cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran atau bahan lain dari luar.
- Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton
selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan Konsultan pengawas.
- Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari segala kotoran / potongan kayu, batu, tanah, dll) dan dibasahi
dengan air semen.
- Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan
pengendapan agregat.
- Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan
vibrator.
- Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak docor (ditinggalkan)
dalam waktu 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang
tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan untuk kembali lagi.
Pembangunan Tangki Air Taman Kehati
Spesifikasi Teknis :
- Pada penyambungan beton lama dan baru maka permukaan beton lama terlebih
dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan. Apabila perbedaan waktu pengecoran
kurang atau sama dengan 1 hari, beton lama disiram dengan air semen dan
selanjutnya seperti pengecoran biasa.
- Apabila lebih dari 1 hari maka harus digunakan bahan additive untuk penyambungan
beton lama dan beton baru.
Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
D. PEKERJAAN PENGECATAN
D.1. PEKERJAAN PENGECATAN BESI
Cat yang dipakai untuk pekerjaan pengecatan besi adalah cat semi duco dan harus berkualitas
baik setara dengan Nippon Paint.
Permukaan bahan yang akan dicat harus dibersihkan dari semua karat dengan sikat kawat,
sehingga didapat permukaan yang bersih dan mengkilap. Selanjutnya semua permukaan
tersebut diberi lapisan meni besi dengan tebal 30 mikron termasuk bidang-bidang yang
tersembunyi.
Jangan sekali-sekali mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat,
jika tidak disarankan atau dikehendaki oleh pabrik cat tersebut.
E. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
E.1. Lingkup Pekerjaan
a. U m u m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal dibawah ini, maka merupakan
kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuen-ketentuan dan disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
a. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi penerangan yang
maksimal, rapih kuat sera sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian
lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
(iii). Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button
harus dipakai dari jenis bahan bakely atau metal dari produk yang sama.
(iv). Stop kontak dinding yang dipasang 130 cm dari permukaan lantai. Pada ruang-ruang
yang basah/lembab harus dari jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang
maksimal 150 cm dari permukaan lantai.
e. K o n d u i t
(i). Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku (British Standard-
BS dan Electronical Standardization CENELEC) untuk pengujian karakteristik bahan
antara lain; tahan terhadap bahaya kebakaran ringan kelenturannya dan tahan
terhadap getaran mekanis (tidak mudah pecah) pada saat pengecoran lantai atau
kolom beton.
(ii). Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact atau metal conduit; dimana
diamter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter
dalam adalah 10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
(iii). Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala Accessoriesnya dari
material/bahan yang sama dengan konduitnya seperti; coupling, saddles, inspection
elbows, reducers, locknuts, terminal boxes dan berbagai perlengkapan lainnya, untuk
memudahkan baik pada saat pelaksanaan maupun saat perawatan.
f. Grounding
(i). Kawat grounding menggunakan kawat telanjang (Bare Copper Conductor).
(ii). Besarnya kawat grounding minimal berpenampang sama dengan penampang kabel
masuk (incoming feeder).
(iii). Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimal
berdiameeter 1 1/4, diujung pipa dipasang copper rod sepanjang 0,5 meter.
(iv). Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2 ohm, diukur setelah tidak
turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
(v). Kedalaman grounding minimum 6 meter.
a. Kabel-kabel
(i). Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
(ii). Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701.
(iii). Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus terdiri dari
4 macam warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutral dan grounding.
(iv). Kabel daya yang dipasang pada Shaft/dinding bangunan harus diletakkan diatas
tangga kabel (cable leadder) atau cable tray yang semuanya ditata dan diklem dengan
rapi.
(v). Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
(vi). Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
(vii). Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan
alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
(viii). Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan
dengan batu bata Cikarang sebagai pelindungnya.
(ix). Lebar galian minimum adalah 40 cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel.
(x). Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
support, minimum setiap jarak 50 cm.
(xi). Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
(xii). Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
diameter minimum 2 kali penampang kabel.
(xiii). Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada Cable Ladder.
(xiv). Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2 kali penampang kabel.
(xv). Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
(xvi). Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
(xvii). Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak saling menyilang.
(xviii). Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop merk Legrand atau 3
M dengan memberi isolasi terlebih daulu. Warna isolasi harus sama dengan warna
kabelnya.
b. Lampu Penerangan
(i). Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitek dan disetujui oleh Direksi /Pengawas Lapangan.
(ii). Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat
dari bahan alumunium.
Pembangunan Tangki Air Taman Kehati
Spesifikasi Teknis :
e. KWH Meter
(i). Penempatan KWH meter baik dalam panel-panel utama maupun yang terpasang dlam
sub-sub panel harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah dilihat/dibaca
dengan baik.
(ii). Koordinasi penempatan KWH meter ditentukan kemudian dilapangan setelah
disepakati bersama Arsitek.
f. Lampu Penerangan
(i). Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana plafond Arsitek dan
disetujui Pengawas lapangan.
(ii). Lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafond yang terbuat dari
bahan alumunium.
(iii). Tiang lampu penerangan luar dipasang tegak lurus.
(iv). Lampu penerangan luar dibuat dengan pondasi dan dipasang kotak pengaman (fuse
box) pada ketinggian maximum 500 mm dari tanah.
E.7. Pengujian
a. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang
berwenang untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari
sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk
mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan
oleh Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong sendiri.
E.8. Produk
Bahan atau peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan ke pengawas. Pemborong baru bisa
mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
dan bebas dari deaktive material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau mutu
barang sesuai dengan tujuan spesifikasi dan sebaiknya yang sudah disetujui / diuji oleh
lembaga yang berwenang.
2. Perpipaan
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:
a. Pipa
b. Sambungan
c. Katup-katup
d. Penggantung dan penumpu
e. Sleeves
f. Lubang pembersihan
g. Bak kontrol
h. Galian
i. Pengecatan
j. Finishing
k. Pengujian
l. Peralatan bantu
m. Flens
Pekerjaan akan meliputi pembuatan tangki septik dan resapan, alat-alat, peralatan, tenaga
kerja.
Pemasangan tangki septik dan resapan sesuai dengan garis, susunan lokasi dan dimensi
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini termasuk pipa dan sambungan pipa pada :
Pekerjaan pengukuran
Penggalian, pengurugan dan pemadatan
Pemasangan pipa dan sambungan pipa
BAB IV