Anda di halaman 1dari 21

BAB XII

Rencana Kerja Syarat

1. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup pekerjaan
Renovas Kanopi Connecting Site

2. JENIS DAN MUTU BAHAN

2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam
negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan
Perpres Nomor 16 tahun 2018 dan tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 20121 beserta petunjuk teknisnya serta
ketentuan teknis operasional pengadaan barang/jasa secara elektronik.

2.2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-
bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang
ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pengguna Jasa / Direksi
(secara tertulis).

2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis.

2.4. Bila Penyedia Jasa Konstruksi telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan
untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan
tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak
dan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

2.5. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-
barang yang memuaskan Pemberi Tugas.

3. URAIAN PEKERJAAN

3.1. Penyediaan
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaansecara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-
alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin,
alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan untuk
semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan
untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
3.2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat dalam
kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan
dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.

b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini,
tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
pemberi tugas.

4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah
disampaikan kepada Penyedia Jasa Konstruksi beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia
Jasa Konstruksi tidak boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan
tertulis dari Pengguna Jasa. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak
lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksian ini atau
dipergunakan untuk maksud- maksud lain.

4.2. Gambar-gambar tambahan Pengguna Jasa Konstruksi / Direksi menganggap perlu,maka


Konsultan Perencana harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) yang disyahkan
oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

4.3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas
perintah pemberi Tugas atau tidak, pengawas harus membuat gambar-gambar yang sesuai
dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan
antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar- gambar
tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya
ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi.

4.4. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Penyedia Jasa Konstruksi harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar
kontrak lengkap termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing,
Time Schedule dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-
perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas
atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

5. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)

5.1. Adapun kebangsaan Penyedia Jasa Konstruksi, Subkontrktor, leveransir atau penengah
(Arbitrase) dan dimanapun mereka bertempat tinggal / menetap (domisili) atau dimanapun
pekerjaan atau bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah
Undang- undang yang melindungi kontrak ini.

5.2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan


pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban memberikan
alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telpon rumah kepada Kuasa Pengguna Anggaran.

6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

6.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail
yang dipakai/diikuti.
6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka
dalam gambar yang diikuti.

6.3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang dipakai dalam RKS tidak
sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.

6.4. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal
tersebut diatas. Setelah Penyedia Jasa Konstruksi menerima dokumen dari Pengguna Jasa
dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.

6.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan meneliti kembali
semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

7. PERSIAPAN DI LAPANGAN

7.1. Los Kerja / Direksi Keet.


a. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat bouwkeet untuk kantor pegawainya,
dan gudanguntuk bahan-bahan yang perlu terhindar dari gangguan cuaca.
b. Bila dianggap perlu oleh Direksi lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
membuat los kerjauntuk tempat pekerja, sehingga terhindar dari matahari dan hujan.

7.2. a. Sebelum Penyedia Jasa Konstruksi Penyedia Jasa Konstruksi mengadakan persiapan di
lokasi, sebelumnya harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / perkenan
untuk memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada Pengguna Jasa
yang bersangkutan terutama tentang dimana harus membangun bangunan, jalan masuk
dan sebagainya.
b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus mulai
aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum pada tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapat ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat
meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

8. JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat Penyedia Jasa Konstruksi akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah Penyedia Jasa
Konstruksi menerima SPMK dari Pengguna Jasa harus segera mengadakan persiapan antara lain
pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan, waktu yang dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan dengan
jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak. Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi,
tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan
dengan diberikantanda garis tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat hambatan, semua pihak
harus segera mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.

9. KUASA PENYEDIA JASA KONSTRUKSI DI LAPANGAN

9.1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan

Penyedia Jasa Konstruksi harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan


menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya.Ia harus semata-mata bertanggung
jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk
mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada didalam kontrak.

9.2. Pegawai Penyedia Jasa Konstruksi yang melaksanakan :

a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan Penyedia


Jasa Konstruksi harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai
bidang keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada
ditempat pekerjaan.Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus
mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga
tidak terjadi kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus
dilaksanakan.

b. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila


ada izin tertulis dari Pengawas/ Pengguna Jasa berdasarkan rapat Direksi. Menyimpang dari
hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi, untuk melaksanakan
sesuai gambar dan bestek.

c. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana dari Penyedia Jasa Konstruksi
berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini
Penyedia Jasa Konstruksi harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan
Direksi.

10. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

10.1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
mengadakan segala hal yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti
pertolongan pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga
diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata tertib, ordonansi Pemerintah atau
Pemerintah Daerah setempat.

10.2. Terhadap wilayah orang lain


Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan
harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

10.3. Terhadap milik umum


Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai
jalan, bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu
lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Penyedia Jasa Konstruksi juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang
terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi, maka biaya pemasangan kembali dan
segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

10.4. Keamanan Terhadap Pekerjaan


Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk
bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan
diterima baikoleh Direksi. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga perlengkapan bahan-
bahan dari segala kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh
pekerjaan termasukbagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga
agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak,
memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

11. KESEHATAN DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA

Sesuai Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun 2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.

11.1. Jalan Masuk dan Jalan Keluar

Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor
Pelaksana dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut.
Kontraktor Pelaksana diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkannya dan menjadi beban
Kontraktor Pelaksana.

11.2. Perlindungan terhadap ruangan lain di sekitar area proyek

Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap ruangan yang ada dan
lain- lain yang ada dilapangan pekerjaan dan lingkungan selama hal tersebut diatas tidak
termasuk didalam pekerjaan..

Kontraktor Pelaksana juga bertanggung jawab atas gangguan, pemindahan atau


perubahan bentuk yang terjadi atas perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik
dan sebagainya yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor Pelaksana. Segala biaya
untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban
Kontraktor Pelaksana.

11.3. Kecelakaan dan Kesehatan

Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban


Kontraktor Pelaksana.

Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan kotak PPPK terisi menurut kebutuhan,


lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai pertolongan
pertama.

Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala


pembiayaannya menjadi beban Kontraktor Pelaksana.

Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan alat-alat K3 sesuai dengan Daftar


Kuantitas Harga.
Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengasuransikan para pekerja proyek sesuai dengan
Daftar Kuantitas Harga.

Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor Pelaksana harus mengikuti
semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi Pemerintah CQ
Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk semua perubahan-
perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

11.4. Pengamanan
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas kerusakan-kerusakan yang timbul
akibat segala sesuatu yang ada di daerahnya mengenai kelalaian/kecerobohan yang
disengaja ataupun tidak.

Penggunaan sesuatu yang keliru/salah. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-


bahan yang ada di daerahnya.

Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor Pelaksana harus


melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan selesaikan persoalannya lebih lanjut.

Dalam hal kerusakan terjadi karena kelalaian kontraktor pelaksana, maka kontraktor
pelaksana wajib bertanggungjawab atas perbaikannya;

Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Kontraktor Pelaksana harus


mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran
sementara dan sebagainya.

Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung, seragam
pekerja dan lain-lain yang dianggapperlu.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan pengaman dalam pelaksanaannya, agar supaya
keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik.

ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN

Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus


menyediakan/menyiapkan alat-alat baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun
peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain
: pompa air, beton mollen dan sebagainya.

SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang
baik antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak
mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

Penyedia Jasa Konstruksi menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan
yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan
berkualitas baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standard ini
dapat dianggap defiktif.

Dalam pengajuan penawaran Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhitungkan biaya-


biaya pengujian / pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
Diluar jumlah tersebut Penyedia Jasa Konstruksi tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya
pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

PEKERJAAN TIDAK BAIK

Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia Jasa Konstruksi


membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk
mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang
belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi untuk
disempurnakan dengan kontrak.

Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat


pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan kontrak.

Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

12. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

12.1. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut
ketentuan AV- 41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan
oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut
persyaratan- persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Penyedia Jasa Konstruksi selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya
mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang
tepat walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.

12.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan
pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.

12.3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi sepenuhnya.

13. PAPAN NAMA PROYEK

13.1. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam
batas-batas lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.

13.2. Penyedia Jasa Konstruksi harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
lapangan pekerjaan.

13.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran
0,8 x 1,2 m2 warna dasar putih tulisan hitam.

14. PEKERJAAN PERSIAPAN

14.1. Termasuk didalam lingkup perkerjaan persiapan pelaksanaan konstruksi ini adalah
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan- pekerjaan
:
a. Pekerjaan pembersihan lokasi
b. Pekerjaan pengukuran
c. Pekerjaan pemasangan papan bangunan (pasang bouwplank)

14.2. Sebelum Penyedia Jasa Konstruksi Penyedia Jasa Konstruksi mengadakan persiapan
dilokasi sebelumnya harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan/perkenan untuk
memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada pemerintah daerah setempat,
terutama tentang dimana harus membangun Direksi Keet, bahan-bahan bangunan, jalan
masuk dan sebagainya.

14.3. Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Direksi Lapangan sudah harus mulai aktif untuk
mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.

14.4. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat
meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

15. PEMBERSIHAN LOKASI

15.1. Pembersihan dilaksanakan pada :


a. Semua jenis kotoran, tanaman, tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai dan
lain-lain yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan konstruksi disekitar daerah
pekerjaan hingga seluas kapling bangunan.

15.2. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan atau
ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.

15.3. Setelah pembersihan lahan bekas bongkaran lantai bagian belakang harus dilakukan
perataan lahan rata dengan tanah.
16. PEKERJAAN PENGUKURAN

16.1. Lingkup pekerjaan pelaksanaan konstruksi ini adalah penyediaan tenaga, bahanmaterial
dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan.

16.2. Bahan yang dimaksud adalah bahan untuk pemasangan patok ukur yang terdiri dari kayu
meranti/kruing ukuran 5/7 serta peralatan ukur berupa pesawat ukur theodolite dan atau alat
ukur lainnya.

16.3. Pengukuran awal harus dilakukan guna menentukan titik-titik kolom bangunan di
lapangan, serta duga tinggi ± 0.00 (yakni sama dengan tinggi permukaan BM yang
sudah ditentukan).

16.4. Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai dengan tahapan pekerjaan yang
membutuhkannya yang antara lain adalah :
a. Untuk penetapan pemasangan bouwplank
b. Untuk leveling lantai struktur, ring balk, untuk kedudukan kuda-kuda dan lain-lain.
c. Untuk pengecekan kebenaran kedudukan elemen-elemen konstruksi selama
pengerjaannya.

16.5. Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda patok-patok ukur dititik-
titik koordinat yang dimaksud serta diberi tanda duga tingginya (peil) dengan cat warna
merah.

16.6. Patok-patok ukur harus terbuat dari kayu meranti/kruing berukuran penampang 5/7 cm,
ditanam kokoh sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau berubah tempat oleh
benturan- benturan kecil akibat pelaksanaan pekerjaan lainnya (pemasangan
bouwplank). Bila patok-patok ini bergeser, miring, atau tenggelam/tercabut, maka
kontraktor pelaksana harus menggantinya dengan melakukan pengukuran kembali
sebagaimana mestinya.

16.7. Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga pengukur lapangan yang terampil dengan
menggunakan alat ukur theodolite. Pengukuran ini harus selalu disertai oleh Konsultan
Pengawas / Direksi dan sebelum penanaman patok ukur, titik-titik ukur yang ditetapkan
sudah harus disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

16.8. Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam Berita Acara pengukuran awal (Uitzet) yang
ditanda tangani semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan ini
untuk dipakai sebagai pedoman bagi pengukuran selanjutnya.

16.9. Berdasarkan keperluannya diatas maka kontraktor pelaksana harus senantiasa


menyediakan pesawat ukur di lapangan dalam jumlah yang cukup serta dapat berfungsi
dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.

16.10. Bila oleh karena sesuatu hal kontraktor pelaksana tidak dapat menyediakannya di
lapangan pekerjaan maka Konsultan Pengawas/Direksi berwenang mengadakannya
dengan biaya sewa yang ditanggung oleh kontraktor pelaksana.

16.11. Hal ini sudah harus dianggap sebagai faktor-faktor yang sudah diperhitungkan di dalam
penawaran pekerjaan ini.

17. PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN (PASANG BOUWPLANK)

17.1. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan
untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan bouwplank.

17.2. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :


a. Kayu meranti ukuran 5/7 dan papan meranti MC 2/20
b. Cat warna merah
17.3. Papan bangunan ukuran 2/20, diketam rata permukaan atasnya, di pasang rata air
setinggi duga lantai (± 0.00) berjarak 2 m kearah luar as kolom bangunan.

17.4. Tiang-tiang papan bangunan ukuran 5/7, dipasang kokoh maksimal setiap jarak 2 m.

17.5. Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat dan paku.

17.6. Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh hingga pelaksanaan konstruksi mencapai
pengecoran beton plat lantai.

18. PEKERJAAN TANAH / URUGAN

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

18.1. Pekerjaan urugan dilaksanakan pada lahan yang akan dipakai untuk bangunan ini seperti
yang tercantum pada gambar.

18.2. Lahan yang akan dipakai untuk bangunan baru ini diurug dengan menggunakan urugan sirtu
yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan masin pemadat/mesin penggilas dengan
menggunakan mesin pemadat.

18.3. Sedangkan untuk pekerjaan urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan urugan bawah paving
dan seperti yang tercantum pada gambar.

18.4. Dalamnya parit pondasi harus sesuai gambar dan gambar detail. Hal-hal yang
menyimpang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang, galian harus
cukup lebar untuk dapatnya pekerja dengan baik serta sisinya tidak mudah gugur.

18.5. Galian tanah pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar gedung
sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali kedalam lobang parit pondasi.

18.6. Jika Direksi menganggap pondasi sudah cukup mengeras urugan dilakukan selapis demi
selapis dengan pasir urug yang sudah dipilih (bersih) dan ditumbuk hingga padat.

18.7. Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah galian sehingga
mencapai tanah asli, baik bagian luar maupun semua bagian dalam dipadatkan dan
disiram dengan air sehingga kenyang dan padat.

18.8. Dibawah pondasi harus diurug dengan pasir urug minimal tebal setelah dipadatkan 10
cm atau sesuai gambar.

18.9. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan mesin-mesin pompa yang bekerja baik
untuk menguras/mengeringkan genangan-genangan air pada galian dan lobang pondasi
akibat hujan, air sumber atau sebab-sebab lain pondasi harus dikerjakan dalam keadaan
galian yang kering.

19. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG (STAMPING)

19.1. Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku (PBI 1971)
dengan jenis beton sesuai gambar perencanaan.

19.2. Adukan beton dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 kr digunakan untuk beton tidak


bertulang seperti plesteran, sedangkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr dipakai
untuk kolom 20/20 sesuai gambar perencanaan.

19.3. Bahan untuk adukan beton :


Semen :

 Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen produksi dalam
negeri merk Semen Indonesia, Tiga Roda atau setara dan sesuai standart SNI.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk.
 Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong
semen yang masih utuh.
 Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.
Agregat Beton :

 Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan
organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan PBI 71
jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5% keseluruhannya.
 Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus
bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton
dan memenuhi persyaratan PBI 71.
 Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat
campuran di daerah baik menurut PBI 71.

Air :

 Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan
bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
 Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Direksi dan bila air yang
digunakan meragukan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan penelitian
Laboratorium dengan biaya atas tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.

Besi Beton :

 Besi beton yang digunakan adalah Wiremesh dengan diameter-diameter seperti yang
tertera dalam gambar.
 Penggunaan diameter yang lain diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis dari
Direksi.
 Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurutgambar
/ rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan
diameter masing-masing.

Kayu untuk cetakan beton :

 Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai
kayu meranti.

 Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 6 mm dan


pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis
cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel
pada papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran
minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.

Stamping Beton:

 Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai
kayu meranti.

 Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 6 mm dan


pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis
cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel
pada papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran
minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.

19.4. Pelaksanaan Pekerjaan Beton :

 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan


penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat
yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan Direksi.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Penyedia Jasa Konstruksi
harus memakai mesin Pengaduk beton / Concrete mixer pengaduk.
 Pengecoran hanya dapat dilaksanakan bila mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi. Untuk itu selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum tanggal pengecoran
yang direncanakan, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan surat permohonan
ijin untuk pengecoran kepada Direksi.
 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator dan harus mendapat persetujuan Direksi.
 Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu
cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus
selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai,
sedangkanuntuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan
karung goni yang dibasahi.
 Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI
71 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidakmerusak
beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
Direksi.
 Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka
sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3
ps : 5 kr.

19.5. Pekerjaan Bekisting :

 Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang ditentukan dalam
gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
 Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari papan /
multiplek t = 9 mm yang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.
 Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui
untuk dilaksanakan.
 Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-
tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
 Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan
kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama
terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama
pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.
 Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan kering
dari air limbah, minyak dan kotoran lainnya.

19.6. Pekerjaan Baja Tulangan :

 Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan,


pembengkokan, sambungan, penghentian dll. Untuk semua pekerjaan tulangan harus
dipersiapkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi
persyaratan,seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang
harus diikutimenurut PBI 71, NI-2 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur
Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung tahun 1983.
 Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan dalam
gambar.
 Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu
untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan
perbaikan bila perlu.
 Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

19.7. Pekerjaan Concrete Stamp :


 Dalam keadaan beton setengah setting dan telah diratakan, tebar Colour
Hardener diatas beton kemudian diratakan kembali sehingga warna
hardener tercampur rata dan masuk ke dalam permukaan beton yang
setengah basah. Tebaran Colour Hardener masih akan diulang pada
bagian beton yang masih belum tertutup warna dengan sempurna. Colour
Hardener berfungsi sebagai warna utama beton dan juga sebagai
addictive yang mampu menaikan mutu beton.
 Setelah beton tertutup Colour Hardener secara merata, Release Agent
ditebarkan secara sedikit-sedikit diatasnya dan tidak diratakan. Release Agent
berfungsi sebagai warna efek sehingga penggunaannya hanya sebatas untuk
tambahan. Ukuran tebaran untuk Release Agent adalah 0,2kg / 1m2. Kemudian
permukaan beton siap untuk dicap sesuai pola / tekstur yang diinginkan dengan
menggunakan cetakan motif. Pengecapan beton dapat dilakukan jika tingkat
kekeringan beton telah mencapai +/- 80%.

20. PEKERJAAN PEMELIHARAAN BETON

20.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pemeliharaan beton ini adalah penyediaan tenaga, bahan
material, dan peralatan untuk pelaksanaan perlindungan beton hingga beton yang baru dicor
terlindungi dari sinar matahari langsung, angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras
secara wajar.

20.2. Bahan yang digunakan anatara lain :


a. Goni
b. Air
20.3. Kontraktor pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
20.4. Kontraktor pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan cara-
cara sebagai dibawah ini :
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur
sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya permukaan
plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat pengecoran,
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan pengawas/Direksi.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2x sehari harus dilakukan setelah
bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau menggangkut barang diatas beton atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Konsultan pengawas/Direksi bahwa
beton tersebut belum cukup mengeras.
21. PEKERJAAN PEMBONGKARAN BEKISTING

21.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pembongkaran bekisting ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pembongkaran bekisting beton.

21.2. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :

a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kerjadi
atasnya bila hal tersebut akan dilakukan.

21.3. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor pelaksana harus mengajukan ijin


pembongkaran secara lisan kepada Konsultan Pengawas/Direksi. Namun sebelum
Konsultan pengawas/Direksi memberikan ijin secara tertulis (baik melalui surat resmi
maupun tertulis dalam buku Konsultan pengawas/Direksi), Kontraktor pelaksana tidak
dibenarkan melakukan pembongkaran.
21.4. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa sehingga:

a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun


konstruksi lainnya.
b. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.

21.5. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi dengan
mortar beton sesuai campuran asal.

21.6. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas petunjuk
Konsultan pengawas/Direksi sehingga tidak menghambat jalannya pelaksanaan
selanjutnya.

21.7. Akibat-akibat dari kekhilafan kontraktor pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawabnya.

22. PEKERJAAN PASANGAN

Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan dinding batu bata merah tebal ½ bata dan pemasangan beton
GRC alur galar yang dapat dilihat pada gambar perencanaan dengan syarat sebagai berikut :

22.1. Semua pasangan tembok batu bata dibuat dengan campuran (adukan) perekat 1 Pc : 5 Ps
sedangkan untuk pasangan tembok yang harus rapat air (trasraam) dibuat dengan
perekat 1 Pc : 3 Ps.
22.2. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan sebelum dipasng direndam
air terlebih dahulu hingga kenyang.Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan
hasil pembakaran yang matang, berukuran sama, tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain
menurut pemeriksaan Direksi

22.3. Tidak diperbolehkan dipasang bata bekas atau batu bata yang pecah-pecah.

22.4. Untuk pemasangan beton GRC alur galar yang berstandart mutu dan berkualitas baik
bentuk maupun ukurannya dan pemasangannya harus sesuai dengan gambar
perencanaan.

23. PEKERJAAN PLESTERAN

Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru, dengan ketentuan sebagai berikut :

23.1. Campuran untuk plesteran beton dibuat 1 Pc : 3 Ps dengan ayakan yang halus dan selalu
ditakar.

23.2. Semua pekerjaan plesteran beton harus rata dan halus, tidak boleh ada retak-retak,
kemudian jika terjadi retak-retak Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memperbaikinya.

23.3. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing ( benangan ) supaya digunakan plesteran1 Pc


: 3 Ps dilaksanakan dengan lurus dan tajam.

24. PEKERJAAN RANGKA ATAP

24.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan rangka atap ini meliputi :


 Pasang kolom pipa besi BS dia. 3”
 Pasang kuda-kuda pipa besi BS dia. 2”
 Pasang pipa besi BS dia. 2”
 Pasang reng baja ringan
 Pasang Baut Baja ringan
 Pasang plat flendes tb.8 mm
 Pasang plat pengaku tb. 8 mm
 Pasang baut Ø 10 mm
Pekerjaan rangka atap ini baik bentuk, ukuran dan pemasangannya harus
sesuai dengan gambar perencanaan.

24.2. Pabrikasi

a. Umum

Tenaga kerja yang digunakan (termasuk tukang-tukang) harus betul-betul ahli pada
bidangnya dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk
direksi proyek. Ketelitian pekerjaan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh
bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan.Sebelum pelaksanaan
pabrikasi, gambar shop drawing harus sudah disetujui oleh direksi. Direksi proyek
mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan
pekerjaan. Tidak satu pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa
dan disetujui. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau
spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.Kontraktor pabrikasi harus
menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan, alat-alat perancah dan sebagainya yang
diperlukan dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan.Kontraktor pabrikasi harus
memperkenankan kontraktor Montase untuk sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan
untuk mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan lain-lain yang berhubungan
dengan waktu pemasangan ditempat pekerjaan. Kontraktor Montase tidak mempunyai
wewenang untuk memberikan instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan
pabrikasi.

b. Pekerjaan Besi dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan


Las pemotong

Pemotongan dengan oksigen lebih baik dibandingkan dengan mesin. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang
dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan. Pekerjaan Mesin Perkakas dan
Gerinda yang diperkenankan

Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak – 3 mm, pada pelat setebal 12
mm atau lebih kecil dan sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar
dari 12 mm.

c. Memotong dengan Las Pemotong

Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap.Pinggit yang dihasilkan oleh las pemotong harus
bersih serta lurus dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan
gerinda.Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tapi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.

d. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las

Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang berpengalaman dibawah
pengawasan langsung seorang yang menurut anggapan direksi mempunyai keahliandan
pengalaman yang sesuai untuk penyelenggaraan pekerjaan semacam itu.
Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan / jenisdan
ukuran electrode, tebal bagian-bagian, ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk
las tersebut harus diajukan kontraktor untuk mendapatkan persetujuan direksi terlebih
dahulu sebelum pekerjaan las listrik dapat dilakukan.
Ukuran electrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik, yang digunakan
pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak akan
dibuat penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari direksi.
Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet
atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susut, retak
pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan.

e. Mengebor Pelat Baut Angkur

Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila keadaan
memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit
bersama-sama dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus agar diperoleh posisi
lubang yang tepat. Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubangini
dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran dan
sebenarnya. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan
pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.Diameter lubang untuk angkur baut,
kecuali baut pas adalah 1.50 mm lebih besar dari pada diameter yang tertera pada
gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang
diberikan. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak dibor menembus
sekaligus untuk seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat dibor dengan
ukuran yang lebih kecil dahulu dan diperbesar kemudian pada saat montase
percobaan.

f. Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (montase lapangan)


Transport dan Handling

Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh direksi.
Sebelum penyerahan, untuk menjamin terlindungnya dari kerusakan, maka perhatian
khusus diperlukan dalam pengepakan serta cara perkuatan pada saat transport, handling
dan montase Penyerahan, penerimaan dan menjaga pekerjaan ini

Kontraktor pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi, dan
memperbaiki semua kerusakan sampai kerusakan sampai diserahkan dan diterima baik
oleh kontraktor montase.
Kontraktor montase akan menerima seluruh pekerjaan besi ditempat pekerjaan, atau
ditempat penyerahan lain seperti diisyaratkan dan akan membongkar, mentransport
ketempat pekerjaan bila perlu dan menyimpan dengan aman bebas dari kerusakan-
kerusakan hingga akhirnya terpasang.Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan besi
kontraktor Montase akan segera menyampaikan kepada direksi atau wakilnya, setiap
kehilangan atau ketidakcocokan dari barang-barang besi itu dan akan melaporkan juga
secara tertulis kepada direksi setiap kerusakan serta cacat tanda ditunda-tunda, atau
kalau tidak melakukan demikian maka dia harus memperbaiki setiap kerusakan serta
cacat yang terjadi sebelum dan sesudah penyerahan, diatas biayanya sendiri.

24.3. Pemasangan (Erection)

a. Umum

Kontraktor Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan
dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengeling dan atau baut dan atau
las seluruh pekerjaan besi. Pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan
sebagainya yang akan digunakan telah mendapat persetujuan direksi.
Semua pekerjaan harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti. Penggunaan
material martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggumaterial tidak
diperkenankan.
Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan pekerjaan
dengan menggunakan draft secara wajar (moderate) harus dilaporkan kepada direksi.
Permukaan yang dikerjakan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum
dipasang hoppel dan sambungan lapangan pada umumnya dilas sementara sebanyak 50%
panjang rencana sebelum dilas permanen.

b. Pengontrolan

Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh kontraktor Montase dan


direksi akan melakukan test pengecekan torque dilapangan.
Setiap panjang las yang kurang harus disesuaikan menurut kebutuhan sehingga
mencapai tegangan yang diperlukan.

c. Pekerjaan rangka atap ini dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

 Untuk listplank memakai listplank kalsiplank L=30 cm T=12mm dengan kualitas


baik dan disesuaikan dengan gambar perencanaan.
 Pekerjaan atap/kap harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga mendapat
bidang atap yang rata dan rapat.
 Ukuran balok-balok kap dalam gambar terlampir dilaksanakan dengan ukuran
perdagangan dengan mengikuti rencana gambar yang ada.
 listplank pemasangannya disesuaikan dengan yang telah tertera dalam gambar
perencanaan.

25. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pekerjaan penutup atap menggunakan jenis onduline tile motif yang disetujui oleh PPK yang
dilaksanakan dengan ketentuan Penutup atap dipasang pada seluruh bagian atap dengan
menggunakan metal sheet motif genteng tabur pasir produksi pabrikasi dengan kualitas baik dan
memiliki strandart ISO
- Pemasangan meggunakan paku anti karat
- Sebagai bubungan, dipakai produksi sama dengan metalsheet produksi pabrikasi dengan
kualitas baik dan memiliki strandart ISO.
- Pemasangan atap onduline tile harus rapat, lurus dalam segala arah kaitan, saling menutup
dan tidak terdapat kebocoran. Untuk menghindari hal itu maka dalam rencana pemasangannya
harus disesuaikan antara pemasangan rangka dan ukuran lembar metal sheet yang akan
dipakai.

26. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan dan plituran bagian –bagian yang ditunjuk
dalam gambar maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan cara pengecatan
/ plituran.
Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan dan plituran adalah :
a. Cat kolom
b. Cat listplank kalsiplank
c. Cat pipa besi dan gording besi
d. Cat acian
e. Fihinising batu alam

Dan pekerjaan pengecatan/plituran lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana
dengan warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan/plituran karena belum merata, berubah warna atau
sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
27. PEKERJAAN LISTRIK

Pekerjaan listrik dilaksanakan dengan menggunakan instalasi listrik lama yang sudah ada dengan
perubahan dan pemasangan kembali instalasi seperti pada gambar perencanaan.

27.1. Persyaratan :

a. Untuk keperluan ini Penyedia Jasa Konstruksi dapat menugaskan pihak ketiga
(instalatir) yang mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi secara tertulis.
b. Penyedia Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang
dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut Penyedia Jasa Konstruksi harus
membuat gambar / diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat
persetujuan dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan / voltage : 110 / 220 V sesuai dengan keadaan setempat yang ada.
e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.
f. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu
ini (PUIL) tahun 1997.
27.2. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyalaPekerjaan Pemasangan Pipa

a. Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian rupa,


sehingga bila ditutup (diplester) tidak menonjol keluar, penanaman pipa
dilaksanakan sebelum tembok diplester.
b. Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang dengan klem-klem dan
pipa yang digunakan ialah pipa-pipa PVC.
c. Pemasangan pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang jarak
pemasangannya satu sama lain minimal 1 (satu) meter.
d. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi Trakdoos (T.doos).

27.3. Pemasangan Kawat / Kabel

a. Kawat yang digunakan untuk pemasangan tersebut adaah kawat NYA ex lokal
kualitas LMK atau yang telah disetujui oleh PLN (Pusat Penyelidikan Masalah
Kelistrikan) berukuran 4 mm untuk aliran induk, 2,5 mm untuk aliran pembawa dari
skaklar ke lampu dengan satu sama lain berlainan warna (merah/hitam).
b. Penarikan kawat diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit yang tidak terlihat
dari bawah.
c. Isolator yang digunakan ialah R.25 berukuran 25 x 25 mm dengan jarak kurang
dari 0,80 m.
d. Pada tiap-tiap penyambungan kawat dipergunakan lasdoop.
e. Pada tempat-tempat persilangan dan penyebrangan diatas tembok muka kawat itu
dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.
f. Semua kawat yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada sambungan.

27.4. Pemasangan Saklar, Stop Kontak, Stop kontak AC, Sekringkast dll

a. Pemasangan saklar berkekuatan 6 A-250 V, stop kontak 15 Amp dari ebonit putih merk
VIMAR atau BROCO harus dipasang serapi-rapinya dan warna harus satumacam,
tidak boleh dicat atau diduco, semuanya pasangan dalam (inbouwmounting)
b. Untuk saklar seri supaya dipasang memakai double truimel.
c. Tinggi saklar, stop kontak dari lantai menurut petunjuk PLN setempat. (menurut
ketentuan A.V.E.) atau 1,50 m dari lantai.

27.5. Jumlah Titik Lampu yang diperlukan

a. Jenis lampu yang digunakan adalah :


 Lampu SL 18 Watt
b. Semua lampu penempatannya disesuaikan gambar masing-masing lokasi.
c. Jumlah titik lampu untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa
sehingga apabila salah satu group tersebut putus, penerangan dan stop kontak pada
ruangan itu tidak padam seluruhnya.

27.6. Ukuran Isolasi

Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 0.5 Ohm sampai 0.3 Ohm.

27.7. Kotak Sekering (Panel)

Kotak berkunci tersebut dari plat baja dengan ukuran sesuai dengan perencanaan serta
a.
dilengkapi dengan sekring MCB merk Siemen /sejenis.
28. Pemasangan sekring / panel secara tertanam dalam tembok terpasang kuat dan rapi dengan lokasi
yang tidak mengganggu lalu lintas serta mudah untuk dijangkau.PEKERJAAN PERKERASAN

28.1. Pasang paving T=6cm

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :

a. Pemasangan paving K300 tebal 6 cm merupakan paving berkualitas baik, produksi


pabrikan yang berstandart mutu. Disertai hasil tes laboratorium beton untuk mengetahui
kekuatan paving.
b. Sebelum paving stone dipasang, terlebih dahulu Penyedia Jasa Konstruksi membersihkan
halaman dari tanaman liar terutama rumput liar, apabila diperlukan menggunakan obat
khusus agar rumput / tanaman liar tidak tumbuh lagi setelah paving stone dipasang.
c. Setelah pembersihan selesai selanjutnya diadakan pengurugan sirtu setinggi 20 cm
kemudian urugan pasir pasir setinggi 5 cm (atau sesuai gambar perencanaan) dengan pasir
urug kualitas baik. Pengurugan dilaksanakan dengan pemadatan.
d. Pemasangan paving harus sesuai dengan pola yang terdapat pada gambar
perencanaan.Pekerjaan urugan sirtu dan urugan pasir tersebut diatas juga dilaksanakan untuk
perkerasan / berem dengan ketinggian sesuai dengan gambar perencanaan.

29. PEKERJAAN LAIN-LAIN

29.1. Pembersihan Akhir


a. Pembersihan dilaksanakan pada :
Semua jenis kotoran, tanaman, tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai danlain-
lain yang berada disekitar daerah pekerjaan hingga seluas kapling bangunan.
b. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan atau ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.
c. Setelah pembersihan lahan harus dilakukan perataan lahan kembali.

30. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA

Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu
sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, Penyedia Jasa Konstruksi harus telah menyerahkan
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran secara tertulis
dan pengawas berkewajiban :

a. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak


Penyedia Jasa Konstruksian.
b. Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran tentang hasil pekerjaan
Penyedia Jasa Konstruksi tersebut secara tertulis.

Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahantersebut
diatas berdasarkan :
 Kontrak Penyedia Jasa Konstruksi
 Surat penyerahan pekerjaan dari Penyedia Jasa Konstruksi
 Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.

31. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga serah terima
yang kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Konstruksi sepenuhnya, antara lain :

a. Penyempurnaan dan pemeliharaan


b. Pembersihan
c. Keamanan dan penjagaan
Apabila Penyedia Jasa Konstruksi telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak,
maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur)
padapenyerahan pekerjaan yang pertama.

32. OUTLINE SPESIFICATION

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk TKDN BMP


Pekerjaan
1 Pengecatan Pengecatan Lantai beton Jotun, Catylax 44,65% 3,00%

Pengecatan pipa Jotun, Catylax 44,65% 3,00%


tidak tidak
2 Pekerjaan atap Rangka atap pipa besi Hitam BSP ditemukan ditemukan
tidak
Reng Baja Ringan CBM,TASO 64,09% ditemukan
tidak tidak
Penutup atap Onduline ditemukan ditemukan
tidak tidak
3 Pekerjaan Plafond Rangka Hollow A Plus, CBM ditemukan ditemukan
tidak tidak
Plafond Pvc Sunda Plafond ditemukan ditemukan
Pekerjaan Instalasi Supreme, Kabelindo,
4 Listrik Kabel Nym 4 Besar 96,65% 0,00%
tidak tidak
Kabel Tray Tristar ditemukan ditemukan
tidak tidak
5 Pekerjaan Armatur Lampu GMS Phillips, Artholite ditemukan ditemukan
tidak tidak
Saklar MK, Panasonic ditemukan ditemukan
33. P E N U T U P

a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan,
pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi " maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini,
haruslah diselenggarakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan diterima sebagai " hal " yang
disebutkandan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai
dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya
kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Anda mungkin juga menyukai