Anda di halaman 1dari 7

SYARAT – SYARAT TEKNIS

Pasal VI.01. URAIAN PEKERJAAN


1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah Rehabilitasi
Jembatan Kayu Di Tumbang Sanamang – Rehabilitasi Jembatan Kayu Bentang
60 m sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Gambar Kerja,
dengan rincian secara garis besar sebagai berikut:
I. Pekerjaan Pendahuluan
a. Pek. Pembuatan Papan Nama Kegiatan
b. Pek. Pengukuran
II. Pekerjaan Pembongkaran
a. Pek. Pengadaan Kayu Bulat Perancah
b. Pek. Pembongkaran Komponen Jembatan Kayu
III. Pekerjaan Rehab dan Penggantian
a. Pek. Penggantian Balok Induk 10/10 Kayu Klas I
b. Pek. Penggantian Balok anak 5/10 Kayu Klas I
c. Pek. Penggantian Papan Lantai 3/20 Kayu Klas I
d. Pek. Pagar Kayu/ Railing 5/10 Kayu klas II
e. Pek. Ban Kayu u/ Lantai Jembatan 5/7 Kayu Klas II
f. Pek. Mur dan Baut
IV. Pekerjaan Pemeliharaan
a. Pek. Pembersihan Bidang Kayu Lama
b. Pek. Residu/ teer
c. Pek. Pengecatan Pagar kayu

2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor
menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja yang terampil
dan cukup jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan pengalaman
untuk prasarana gedung.
b. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang
cukup dan kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.

3. Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan
syarat-syarat (RKS), gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta
mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas lapangan dan Direksi Teknis.

Pasal VI.02. JENIS DAN MUTU BAHAN


Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai
dengan Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri

1
Perindustrian dan Menpen. No.: 472/Kop/XII/80, No.: 813/Menpen/1980, No.:
64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember 1980

Pasal VI.03. GAMBAR – GAMBAR


RKS ini dilampiri :
1. Gambar kerja arsitektur/Sipil
2. Gambar Pelengkap dan Detail Khusus

Pasal VI.04. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 jo. Perpres 70 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982;
c. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
d. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F;

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku


dan mengikat pula.
a. Gambar Kerja yang dibuat Perencana, termasuk juga gambar-gambar
detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui
Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.

Pasal VI.05. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak sesuai
dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih
besar yang berlaku, begitu pula apabila dalam RKS tidak dicantumkan
sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga
dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan
kepada Direksi/Pengawas Lapangan dan Kontraktor mengikuti keputusan
dalam rapat.

2
Pasal VI.06. JADWAL PELAKSANAAN
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart
dan curve bahan/tenaga.
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi/Pengawas Lapangan, paling lambat dalam waktu 15 (lima belas)
hari kalender setelah SPPBJ diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, akan disahkan oleh Pemberi
Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Direksi/Pengawas Lapangan, satu salinan Rencana Kerja harus
ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan (prestasi kerja).
4. Direksi/Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal VI.07. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor
atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor,
berpendidikan minimal STM atau sederajat dengan pengalaman minimum 3
(tiga) tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas
Lapangan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu
kepada Kontraktor secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang
memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri
(penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal VI.08. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA


1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal
mendesak, kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis,
alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama
pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib
memberitahukan secar tertulis.

Pasal VI.09. PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN


1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
Proyek, Direksi/Pengawas Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di
lapangan.

3
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan, baik yang telah dipasang maupun yang belum,
menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam
biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik
yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor
diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang
ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.

Pasal VI.10. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap pakai di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi
semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-
syarat bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan
kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali
untuk penjaga keamanan.
4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.

Pasal VI.11. ALAT-ALAT PELAKSANAAN


Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan olek Kontraktor,
sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai,
antara lain :
1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.
2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.

Pasal VI.12. SITUASI DAN UKURAN


1. Pekerjaan tersebut dalam pasal VI.01 adalah pekerjaan lanjutan, sesuai
dengan gambar.
2. Ukuran – ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar
pelaksanaan.
3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan
luas pekerjaan, dan hal – hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
4. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan
alasan untuk menggagalkan tuntutan.

Pasal VI.13. SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat
yang ditentukan pasal VI.02.

4
2. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu
kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan
pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi/Pengawas Lapangan,
harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi
ternyata ditolak Direksi/Pengawas Lapangan, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan
oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

Pasal VI.14. PEMERIKSAAN PEKERJAAN


1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah
selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Direksi/Pengawas Lapangan,
Kontraktor diwajibkan meminta kepada Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Kemudian jika Direksi/Pengawas Lapangan telah menyetujui bagian pekerjaan
tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya permohonan pemeriksaan , tidak terhitung hari libur/hari raya),
tidak dipenuhi oleh Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya diperiksakan
dianggap telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan. Hal ini dikecualikan bila
Direksi/Pengawas Lapangan meminta perpanjangan waktu.
4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Pengawas Lapangan
berhak memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan
menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal VI.15. KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE


1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan
bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan
oleh Pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin
puyuh, badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor
alam serta kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi
tanggungan Kontraktor.

Pasal VI.16. PEKERJAAN TAMBAH/KURANG


1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis
dalam buku harian oleh Direksi/Pengawas Lapangan serta persetujuan
Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada
perintah tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan atas persetujuan Pemberi
Tugas.

5
3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya
diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas Lapangan bersama-sama Kontraktor
dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut.

Pasal VI.17. PEKERJAAN PENDAHULUAN


a. Uitzet/Bouwplank
a. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kuat kelas II dengan
ketebalan 2 cm dipasang terentang pada patok kayu ukuran 5/7 dan
diserut rata pada permukaan atas dan terpasang water pass dengan peil +
0.00.
b. Bouwplank dipasang memanjang keliling bangunan, pada as dinding
penyekat supaya diberi tanda dengan cat warna merah / meni.
c. Bouwplank dipasang di luar garis bangunan dengan jarak minimal 2 m
untuk mencegah kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
d. Setelah pemasangan bouwplank selesai, Kontraktor wajib melapor kepada
Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan
selanjutnya.
b. Pembersihan dan Perapihan
Setelah pekerjaan selesai semua, permukaan harus bersih dari segala macam
kotoran dan dalam keadaan baik sempurna, serta sisa dari bahan-bahan yang
sudah digunakan yang berupa apapun harus dibersihkan atau dibuang.

Pasal VI.18. PEKERJAAN PEMBONGKARAN


1. Pengadaan Kayu Bulat u/ Perancah
a. Kayu harus seluruhnya keras dan bebas dari kerusakan. Untuk hal
tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.
b. Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang
ditunjukkan dalam Gambar.

2. Pekerjaan Pembongkaran Komponen Jembatan


a. Sebelum melakukan pembongkaran jembatan kayu, penyedia jasa harus
memasang rambu-rambu di sekitar lokasi kerja dan telah mendapat
persetujuan dari direksi pekerjaan untuk melakukan pembongkaran
jembatan.
b. Pembongkaran jembatan ini dilakukan pada seluruh bagian jembatan
mengingat akan dilakukannya penggantian jembatan.

6
c. Bila disyaratkan oleh direksi pekerjaan untuk diamankan, harus dilepaskan
dengan hati-hati tanpa menimbulkan kerusakan. Bahan hasil bongkaran
harus dikumpulkan, diamankan dan disimpan sebagaimana petunjuk
direksi pekerjaan.

Pasal VI.19. REHAB DAN PENGGANTIAN


1. Pekerjaan Penggantian Komponen Jembatan Kayu (Gelagar Induk, Balok
Lantai, Railing/ Pagar Jembatan, Lantai Jembatan, dll.)
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi selesai dilaksanakan. Bagian
Pekerjaannya adalah Pekerjaan Kuda-kuda Kayu , gording, kasau, reng dan
rangka atap.Bahan Batu yang digunakan harus berkualitas terbaik dan
merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan
kekurangan - kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas. Baik batu
gunung maupun batu kali dapat digunakan.

b. Persyaratan Bahan
1. Untuk rangka bawah jembatan kayu termasuk Tongkat/ tiang, Gelagar
induk, balok lantai dan Penutup Lantai/ Lantai Papan mengunakan kayu
kelas kuat I dan rangka Pagar jembatan kayu menggunakan kayu klas
kuat II.
2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

c. Pelaksanaan
1. Ukuran Kayu :
- Balok Induk/ Sloof/ Gelagar Induk - ukuran 10/10 cm.
- Balok anak/ Balok Lantai/ Gelagar anak - ukuran 5/10 cm.
- Papan Lantai – ukuran 3/20 cm.
- Pagar Kayu/ Railing – ukuran 5/10 cm.
- Balok Gapit Tepi/ Ban Kayu u/ Lantai – ukuran 5/7 cm.
2. Konstruksi rangka harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu
maupun cara penyambungannya.
3. Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi/presisi dan penuh keahlian
denganmemperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SNI 7973 2013
Spesifikasi Desain Untuk Konstruksi Kayu.
4. Konstruksi sambungan konstruksi kuda-kuda harus dilengkapi baut dan
besi strip/plat 4 x 0,4 cm.
5. Rangka bawah dan rangka badan dipasang dengan ukuran yang
ditetapkan dalam gambar. Hasil akhir pasangan harus rata dan tidak
bergelombang.
6. Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan
harus menggunakan baut, pen kayu keras yang sebelumnya bidang

Anda mungkin juga menyukai