Anda di halaman 1dari 17

RENCANA KERJA DAN SYARAT

I. URAIAN PEKERJAAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pengadaan dan pemasangan lampu PJU

wilayah barat

Penerangan Jalan Umum di Kabupaten Karanganyar, yang meliputi :

a. Pekerjaan Persiapan, Mobilisasi, Penomoran Tiang dan APP;

b. Pekerjaan Tanah, Pondasi dan Plesteran;

c. Pekerjaan Penanaman / Pendirian Tiang dan Pemasangan Aksesoris Tiang;

d. Pekerjaan Kabel Jaringan;

e. Pekerjaan Pemasangan Lampu;

f. Pekerjaan Panel;

g. Pengadaan Komponen (selain Lampu);

h. Pengadaan Lampu (e‐katalog)

Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen Kegiatan Pekerjaan

Pengadaan dan pemasangan lampu PJU wilayah barat di Kabupaten karanganyar dan

sebagai pedoman pelaksanaan fisik di lapangan

2. Cara Pelaksanaan

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat‐syarat

(RKS), gambar perencanaan, Berita Acara Penjelasan,Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta

mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas lapangan dan Tim Teknis Kegiatan;

II. JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan

Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpen

No.: 472/Kop/XII/80 No.:813/Menpen/1980, No.: 64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember

1980

III. PERATURAN TEKNIS YANG DIGUNAKAN

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan,kecuali bila ada ketentuan lain yang dipersyaratkan dalam

Rencana Kerja dan Syarat‐Syarat (RKS) ini, mengikat ketentuan‐ketentuan di bawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya:

a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman

b. Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.

c. Peraturan Umum bahan Bangunan di Indonesia Tahun 1982;

d. Standar Nasional Indonesia untuk Pekerjaan:

i. Pekerjaan Tanah;

ii. Pekerjaan Beton;

iii. Pekerjaan Plesteran;

iv. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000

v. Spesifikasi Penerangan Jalan Umum di Lingkungan Perkotaan.

e. Peraturan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub RI nomor

SK.7324/AJ.401/DRJD/2013 tentang Juknis Perlengkapan Jalan;

f. Peraturan tentang Instalasi Listrik yang dikeluarkan oleh PLN;

g. Peraturan yang berkaitan dengan Ketenagakerjaan dan Jaminan Perlindungan dan

Keselamatan Ketenagakerjaan yang dikeluarkan oleh Kementerian

Ketenagakerjaan RI

2. Untuk melaksanakan pekerjaan pada pasal I ayat 1 tersebut berlaku dan mengikat pula :

a. Gambar Kerja yang telah dibuat Konsultan Perencana yang telah disahkan oleh

Dinas Perhubungan, perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten

Karanganyar,termasuk gambar–gambar detail yang diselesaikan Kontraktor dan

sudah disahkan / disetujui Direksi.

b. Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS)

c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

d. Berita Acara Penetapan Pemenang dan Penyedia Barang / Jasa

e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa

f. Surat Penawaran beserta lampirannya

g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui oleh Direksi.

IV. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat‐syarat (RKS)

termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara

Penjelasan Pekerjaan(Aanwijzing).

2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat‐syarat (RKS),maka yang

mengikat/berlaku adalah RKS.,begitu pula apabila dalam RKS tidak dicantumkan

sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.

3. Bila perbedaan‐perbedaan ini menimbulkan keraguan‐keraguan sehingga dalam

pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan Kontraktor mengikuti

keputusan dalam rapat.

4. Keputusan dalam rapat akan dituangkan dalam Berita Acara dan mendapatkan

pengesahan dari Pemberi Tugas.

V.JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat Rencana

Kerja Pelaksanaan dan bagian‐bagian pekerjaan berupa Bar‐chart dan curve

bahan/tenaga.

2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, paling lambat dalam

waktu 10 (sepuluh) hari kalender setelah SPPBJ diterima Kontraktor. Rencana Kerja

yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,

akan disahkan oleh Pemberi Tugas.

3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4(empat) kepada

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, satu salinan Rencana Kerja

harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti

dengan grafik kemajuan (prestasi kerja).

4. Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan menilai prestasi

pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

VI.KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan

mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal D3 dan/atau STM

sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.

2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggungjawab sebagian

maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepadaDireksi/Pengawas

Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk

mendapatkan persetujuan.

4. Bila kemudian hari menurut pendapat

Direksi/PengawasLapangan/TimPengelolaTeknisKegiatan,Pelaksanakurangmampu atau

tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara

tertulis untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.

5. Dalamwaktu7(tujuh) harisetelah dikeluarkan SuratPemberitahuan,

KontraktorharussudahmenunjukPelaksana baruatau Kontraktor sendiri (penanggung

jawab/ Direktur Perusahaan) yang akan memimpinpelaksanaan.

VII. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR / PELAKSANA

1. Untukmenjagakemungkinandiperlukannyajamkerjaapabilaterjadi hal‐

halmendesak,kontraktordan pelaksana wajibmemberitahukan secara

tertulis,alamatdannomortelepondilokasikepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan.Alamat Kontraktordan pelaksana diharapkan tidak berubah‐

ubahn selama pekerjaan.

2. Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secar

tertulis.

VIII. PENJAGAAN KEAMANAN DI LINGKUNGAN PEKERJAAN

1. Kontraktor wajibmenjaga keamanan lapangan terhadap barang‐ barang milik Proyek,

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan milik pihak ketiga

yang ada di lapangan.

2. Bilaterjadikehilanganbahan‐bahanbangunanyangtelahdisetujui Direksi/Pengawas

Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, baik yang telah dipasang maupun yang
belum,menjaditanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya

pekerjaan tambah.

3. Kontraktor wajib menjaga keamanan dan kelancaran lalu lintas di

lokasikegiatandenganmemasang rambuperingatan/perintah/ larangan di tempat‐

tempat yangditetapkanoleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis

Kegiatan.

IX. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat‐obatan menurut syarat‐ syarat Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan,

untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja

lapangan.

2. Kontraktorwajibmenyediakanairminumyangbersihdanmemenuhisyarat‐

syaratbagisemuapetugas danpekerjayang adadibawah kekuasaan kontraktor.

3. Kontraktorwajibmenyediakanairbersih,kamarmandidanWCyanglayak dan bersih bagi

semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan

untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.

4. Kontraktor berkewajiban memenuhi segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan

keselamatan bagi petugas / pekerja di lapangan sesuai dengan peraturan perundang

undangan yang berlaku.

X. ALAT‐ALAT DAN PELAKSANAAN

Semuaalat‐alatuntukpelaksanaan pekerjaanharusdisediakanolek Kontraktor, sebelum

pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :

1. Perlengkapan Keselamatan untuk Petugas / Pekerja di lapangan;

2. Rambu‐rambu lalu lintas portable;

3. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.

4. Alat‐alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.

XI. SITUASI DAN UKURAN


1. PekerjaantersebutdalampasalI adalahpekerjaanutama,sesuai dengan gambar.Ukuran–

ukurandalam gambarataupundalamRKSmerupakangaris besar pelaksanaan.

2. Kontraktor wajib meneliti situasi lokasi, terutama ketersediaan

tempat,sifattanahdanluaspekerjaan,dan hal–hal yangdapat mempengaruhi harga

penawaran.

3. Kelalaian ataukekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk

menggagalkan tuntutan.

XII. SYARAT‐SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semuabahanbangunanyangdidatangkanharusmemenuhisyarat–syarat yangditentukan

pasal II.

2. Semuabahanbangunanyangakandipergunakanharusdiperiksakan dahulu kepada

Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan

persetujuan.

3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan,

tetapiditolakpemakaiannya olehDireksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis

Kegiatan, harus segera dikeluarkan darilapanganpekerjaanselambat‐

lambatnyadalamwaktu2x24 jam terhitung dari jam penolakan.

4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak

Direksi/Pengawas Lapangan/TimPengelola TeknisKegiatan,harus segera dihentikan dan

selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan

oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

XIII. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apa bila bagian pekerjaan ini telah selesai,

akan tetapi belum diperiksa oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis

Kegiatan, Kontraktor diwajibkan meminta kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan.Kemudian jika Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor

dapat meneruskan pekerjaannya. Rencana Kerja dan Syarat‐Syarat Teknis 5

2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya permohonan pemeriksaan,tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak

dipenuhi oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,

Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya

diperiksakan dianggap telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola

Teknis Kegiatan. Hal ini dikecualikan bila Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola

Teknis Kegiatan meminta perpanjangan waktu.

3. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasalini,Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola

Teknis Kegiatan berhak memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau

seluruhnya untuk memperbaiki,biaya pembongkarandan pemasangan menjadi

tanggungan Kontraktor.

XIV.KENAIKAN HARGA / FORCE MAJEURE

1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.

2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat

nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.

3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh,

badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta

kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.

XV. PEKERJAAN TAMBAH / KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam

buku harian oleh Direksi/PengawasLapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan serta

persetujuan Pemberi Tugas.

2. Pekerjaantambah/kuranghanya berlaku bila memang nyata‐nyata ada perintah

tertulis dari Direksi/PengawasLapangan/TimPengelolaTeknis Kegiatan atas

persetujuan Pemberi Tugas.

3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga

satuan pekerjaan,yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya

diperhitungkan bersama‐sama angsuran terakhir.

4. Untuk pekerjaantambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan
yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih

lanjut oleh Direksi/Pengawas Lapangan/TimPengelolaTeknisKegiatanbersama‐

sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.

5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab

kelambatanpenyerahanpekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan/Tim

Pengelola Teknis Kegiatan dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena

adanya pekerjaan tambah tersebut.

XVI. PEKERJAAN PERSIAPAN, MOBILISASI DAN PENOMORAN TIANG / APP

1. Pekerjaan Persiapan meliputi :

Koordinasi dengan instansi terkait Pengadaan dan pemasangan lampu PJU wilayah

barat

a. di Kabupaten karanganyar antara lain :

i. PT.PLN;

ii. Muspika;

iii. Perangkat Kelurahan / Desa

b. Survey lokasi dan Pengkuran di lokasi Pengadaan dan pemasangan lampu PJU

wilayah barat;

c. Apabila terdapat perbedaan antara hasil survey dan pengukuran dari pihak

Kontraktor dengan gambar perencanaan, Kontraktor segera berkoordinasi dengan

Direksi / Pengawas Lapangan /Tim Teknis Kegiatan;

2. Mobilisasi meliputi :

a. Transportasi Tenaga kerja dari titik awal keberangkatan sampai dengan lokasi

pekerjaan;

b. Angkutan Bahan Bangunan Gudang Kontraktor ke lokasi pekerjaan.

3. Penomoran Tiang :

a. Pemasangan identitas tiang PJU menggunakan bahan acrylic solid warna mengikuti

petunjuk direksi;

b. Tulisan sesuai penomoran yang atas nomor ruas, bawah nomor urut, ukuran dan

model font sesuai gambar kerja dengan cutting stiker warna sesuai petunjuk
direksi;

c. Ukuran identitas sesuai gambar kerja;

d. Pemasangan pada tiang PJU tinggi sesuai gambar kerja;

e. Identitas tiang harus terpasang kuat dan rapi.

XVII. PEKERJAAN TANAH, PONDASI DAN PLESTERAN

1. Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah meliputi galian tanah, urugan kembali dan urugan pasir

a. Galian Tanah

- Galian tanah dikerjakan setelah pemasangan papan patok dengan penandaan

sumbu ke sumbu selesai dilaksanakan;

- Ukuran galian tanah sesuai dengan gambar perencanaan;

- Dasar galian dikerjakan secara teliti dan dibersihkan dari segala kotoran;

- Tanah hasil galian dikumpulkan disekitar galian dan keluar dari badan jalan

agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

b. Urugan Tanah

- Pekerjaan urugan mencapai titik peil sesuai gambar perencanaan.

Pekerjaan tersebut dilaksanakan sesudah pekerjaan pondasi selesai

dilaksankan;

- Tanah yang digunakan untuk urugan merupakan tanah, pilihan,dipadatkan

sehingga memberikan gaya topang yang baik bagi pondasi;

- Pekerjaan urugan dilaksanakan setelah Pondasi diperiksaPengawas Lapangan

dan Tim Teknis Kegiatan

- Urugan pasir sesuai ukuran dalam gambar perencanaan, diletakan dibawah

lantai kerja pondasi dan dipadatkan;

- Pemadatan urugan dilakukan dengan penyiraman.

2. Pekerjaan Pondasi meliputi;

a. Pondasi Beton

- Pembuatan Pondasi menggunakan Beton mutu K 175


- Bahan beton tercampur dalam adukan beton dengan spesifikasi :

Semen sesuai dengan SNI‐2 bab 3.2;

Agregat Halus sesuai dengan SNI‐2 bab 3.3;

Agregat Kasar sesuai dengan SNI‐2 bab 3.4

Agregat Campuran sesuai dengan SNI‐2 bab 3.5, dan

Air sesuai dengan SNI‐2 Bab 3.6

- Sebelum dilaksanakan,Kontraktor harus mengadakan Trial test atau mixed

design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat

tercapai. Dari hasil test tersebut ditentukan oleh Direksi/Pengawas

Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,deviasi standar” yangakan

dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.

- Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat ijin secara

tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

- Persetujuan Direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksaan

pekerjaan stekan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat

melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut di atas tidak

mengurangi tanggungjawabKontraktoratas pelaksanaan pekerjaan beton

secaramenyeluruh.

- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada

semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu

ini dapat berkurang lagi jika Direksi menganggap perlu didasarkan pada

kondisi tertentu.

- Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya

pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan.

- Alat‐alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu

bersih dan bebas dari lapisan‐lapisan beton yang mengeras.

b. Cetakan Beton / Bekesting


- Bekisting harus dibuat dari kayu kelas II tebal 3 cm dengan permukaan yang

rata dan diketam halus,sehinggadiperoleh permukaanbeton yang baik.

- Agar bekisting kuat, tidak bergoyang dan tidak melendut,harus dipasang

penopang dari kayu ukuran 5 x 7 cm.

- Bekisting harus bebas dari kotoran‐kotoran, potongan‐potongan serta

serbuk gergaji,tanah dan lain‐lain.

- Semua bekisting yang dibangun harus teguh, alat‐alat dan usaha‐usaha

membuka cetakan‐cetakan harus sesuai dan cocok tanpa merusak permukaan

dari beton yang telah selesai.

- Bekas cetakan beton untuk bagian‐bagian konstruksi yang terpendam dalam

tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah

kembali.

3. Pekerjaan Plesteran dan acian

- Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang‐bidang yang akan diplester harus

dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak

cepat kering dan tidak retak‐retak;

- Semua permukaan beton yang diplester permukaanya harus dikasarkan terlebih

dahulu;

- Adukan untuk plesteran dan acian harus benar‐benar halus sehingga plesteran tidak

terlihat pecah pecah;

- Tebal plesteran 1,5 cm;

- Plesteran supaya digosok berulang‐ulang sampai mantap dengan acian PC sehingga

tidak terjadi retak‐retak dan pecah dengan hasil halus dan rata;

- Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus dengan bidang

lainnya;

- Semua pekerjaan plesteran dan acian harus menghasilkan bidang yang tegak

lurus,halus,tidak bergelombang. Sedang sponeng/tali air harus lurus dan baik.

XVII. PEKERJAAN PEMASANGAN DAN PENDIRIAN TIANG


1. Spesifikasi Tiang Penerangan Jalan Umum dan Stang Ornamen:

- Tiang PJU yang digunakan adalah tiang pipa bulat galvanis dengan memakai

reduce (sambungan) bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar kerja;

- Ketebalan tiang lampu minimal 2,5 mm;

- Melampirkan surat dukungan dari pabrikan tiang;

- Pabrikan tiang memiliki ISO 9001;

- Dibuktikan dengan melampirkan foto kopi sertifikat;

- Melampirkan salinan Tanda Daftar Badan Usaha Pembuat Perlengkapan Jalan

( TD-BUPPJ) dari Dirjen perhubungan darat;

- Finishing pada alas sambungan menggunakan cold dip Galvanized.

2. Pemasangan Tiang

- Pemasangan tiang pju dapat dilaksanakan secara manual dan/atau dengan

menggunakan alat bantu crane;

- Pemasangan tiang pju dapat dilakukan secara terpisah (per section) atau

keseluruhan;

- Pada saat menempatkan base plate ke baut angkur, Kontraktor memastikan

agar penempatan tersebut tidak merusak pondasi maupun baut angkur yang

melekat pada pondasi;

- Setelah Base‐plate terpasang pada baut angkur, dilakukan pengencangan mur,

dengan tekanan kekencangan pada batas kewajaran sehingga tidak

mengakibatkan kerusakan pada alur baut angkur;

- Kontraktor bersama dengan Pengawas Lapangan dan Tim Teknis Kegiatan

melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa tiang penerangan jalan umum

tersebut terpasang sesuai rencana;

XIX.PEKERJAAN PEMASANGAN KABEL JARINGAN

1. Spesifikasi Kabel jaringan

- Kabel yang digunakan harus memenuhi standar SNI, LMK dan SPLN

- Mampu dialiri tegangan 500 V


- Kabel yang digunakan adalah tipe kabel yang tercantum dalam RAB

- Melampirkan surat dukungan dari pabrikan kabel dan melampirkan brosur

2. Pemasangan Kabel

- Kabel LVTC2x16 mm2 dipotong sesuai ukuran yang tercantum pada Gambar

Perencanaan

- Kabel dipasang pada Dead‐end Clamp dan dikunci, dan dikencangkan dengan

menggunakan simpul ;

- Dalam penarikan dan pemasangan kabel tersebut wajib memperhatikan dan

memperhitungkan adanya toleransi kabel untuk penyambungan dan andongan /

sag;

- Andongan/Sag berfungsi untuk mencegah agar kabel tidak putus karena pengaruh

cuaca;

- Setelah Kabel terpasang, maka dilakukan penyambungan dan terminasi antar

ujung kabel terpasang;

- Penyambungan dilakukan dengan menggunakan Tap‐Connector (alcoa bandleit)

- Penyambungan dilakukan sebaik mungkin untuk mencegah timbulya korosi.

- Terminasi pada sambungan untuk memastikan sambungan terikat kuat pada pole

band set dan tidak bersentuhan dengan bahan konduktor yang dikawatirkan

beresiko pada keselamatan saat lampu penerangan jalan umum dinyalakan.

XXI. PEKERJAAN PEMASANGAN LAMPU

1. Pemasangan lampu pada tiang PJU dilakukan dengan ketelitian dan kecermatan

sehingga posisi luminer lampu dapat mencapai titik fokus penyinaran yang

diharapkan ;

2. Setelah Lampu terpasang, Kontraktor melakukan penyambungan agar lampu

terkenoksi dengan kabel jaringan penerangan jalan umum;

3. Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Tim Teknis Kegiatan memastikan bahwa

sambungan tersebut aman;

4. Proses percobaan penyalaan lampu tersebut dilakukan setelah pemasangan panel

app dan perizinan penyambungan dan penyalaan tenaga listrik dari pln
dilaksanakan;

XXI. PEKERJAAN KONTROL PANEL APP

1. Pemasangan Kontrol Panel APP

- Kontraktor mempersiapkan komponen‐komponen yang akan digunakan dalam

pemasangan APP dan Grounding semua komponen yang tidak tercantum dalam

RAB, menjadi tanggung jawab penyedia;

- Komponen yang telah dipersiapkan tersebut terlebih dahulu diperlihatkan kepada

Pengawas Lapangan dan Tim teknis Kegiatan untuk diperiksa kesesuaiannya

dengan Spesifikasi yang tercantum dalam Perencanaan;

- Setelah mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan dan TimTeknis Kegiatan,

Kontraktor melaksanakan pekerjaan pemasangan APP dan Grounding sesuai

dengan perencanaan;

- Setelah perakitan Box Panel selesai, dilanjutkan dengan pemasangan Box

Panel APP ke tiang PJU dengan menggunakan 2 buah Klem Omega;

- Box Panel APP terpasang statis ditiang pada ketinggian1,5meter di ukur dari

permukaan tanah

Setelah Box Panel APP terpasang pada tiang, Kontraktor melakukan

pemasangan :

Pole band dan Aksesoris pada tiang PLN dengan jarak maksimal

pemasangan pole band adalah 1,0 meter di ukur dari pole band jaringan

milik PLN terendah;

Pipa Conduit : Inforing, Fleksible, Grounding, Tee dan Knee;

Kabel : Infooring, Grouping, Grounding;

- Kontraktor melakukan penyambungan Kabel Grounding ke Kabel Jaringan PJU

pada tiang PJU dengan menggunakan alcoa (connectorbracket).

- Setelah semua komponen tersebut terpasang sesuai perencanaan, Kontraktor

meminta pihak PLN untuk memasang dan menyambungkan KWH meter;

- Uji coba terhadap layanan APP dan Lampu Penerangan Jalansetelah APP
tersambingdengan jaringan listrik milik pln;

- Settingwaktupenyalaandilaksanakansetelahujicobatersebut diperiksadandisetujui

olehPengawasLapangandanTimTeknis Kegiatan.

2. Spesifikasi Komponen Panel APP

a.Box Panel :

- Bahan :PlatBajadifinishingdenganpowdercoating

yangdi oven;

- Warna : light grey

- Ukuran : sesuai gambar rencana;

- Model : sesuai gambar rencana

- Type : Outdoor

- Kelengkapan : Kunci Gembok

b.Terminal Block

- Model : 4 P

- I max : 60 /100 A;

- Digunakan untuk koneksi kabel Phase (Line)

c. Terminal Cu

- Model:Platdilengkapidenganmur‐bautkonektordanmur baut recolit;

- Ukuran : sesuai gambar rencana;

- Digunakan untuk penyambungan kabel Netral

d.Recolit

- Isolator dudukan plat Cu untuk terminal

- Ukuran : diameter 40, tinggi 40, Bolt M8

e.Terminal Noul‐Ground

- Ukuran : sesuai rencana;

- Digunakan untuk penyambungan kabel pentanahan/grounding;

f. Rel

- Terbuat dari bahan alumunium

- Jenis : DIN
- Ukuran : sesuai perencanaan;

- Dapatdigunakanuntuk:minimal3buahMCB,1Timerdan1Kontaktor;

g. MCB

- Standar Industri Indonesia

- Memenuhi Standar PLN dan LMK

- Mampu dialiri arus 220 V – 240 V

h . Foto cell

- Standard Industri Indonesia

- Memenuhi standard PLN dan LMK

- Mampu dialiri tegangan 100V-240V. / 10 A

i. Magnetic Kontaktor

- Inominal : 35 A;

- Tegangan Operasi : 220/240VAC;

- Proteksi I HS : 100A

- Aux Contact: 2 NO; 2 NC;

- Proteksi Model : FingerProtection;

- Standarisasi : JIS, JEM, IEC, EN, VDE, BS

- Rekomendasi : Mitsubishi, Schneider, Siemens

j. Pilot Lamp

- Tegangan Operasi : 220 VAC;

- I Nominal :27mA;

- Cutout Diameter : 22 mm;

- Type Lampu : Led;

- Mounting Type : Panel;

- Index Proteksi : IP 20 (rear face); IP 65 (front face);

k. Wiring panel dapat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan dan sesuai dengan

permintaan pengendalian kegiatan;

XXII. PERIZINAN
Proses pelaksanaan penyambungan daya listrik untuk keperluan lampu Penerangan Jalan

dan Sarana Umum mengikuti langkah‐langkah sebagai berikut:

1. Penyedia barang/jasa mempersiapkan dokumen permohonan penyambungan daya

yang sudah ditandatangani oleh direktur dan penanggung jawab teknis.

2. Dokumen tersebut setelah diparaf oleh Kepala Bidang perhubungan, perumahan

dan kawasan permukiman dan selanjutnya ditandatangani oleh Kepala Dinas

Perhubungan Kabupaten Karanganyar;

3. Dokumen permohonan selanjutnya disampaikan kepada PT.PLN yang

bersangkutan untuk diproses sesuai ketentuan.

4. Kontraktor Membayar Biaya Penyambungan (BP), Uang JaminanLangganan (UJL),

Meterai, SLO dan Biaya lainnya yang dipersyaratkan

5. Sebelum tersambungnya daya listrik oleh PLN, Kehandalan Instalasi listrik yang

dilaksanakan,dituangkan dalam bentuk Sertifikat Laik Operasi (SLO) yang

diterbitkan lembaga yang berwenang

6. Dengan tersambungnya daya listrik PLN, selanjutnya dilaksanakan test penyalaan

dimana seluruh instalasi yang baru dipasang difungsikan, untuk mengecek nyala

lampu

Karanganyar, 07 Nopember 2017

Di buat oleh,

Dinas Perhubungan

Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pejabat Pembuat Komitmen

Drs. SARYONO, MT

196106011980121004

Anda mungkin juga menyukai