Anda di halaman 1dari 82

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Sarana Prasarana Uji Ikan


Waktu Pelaksanaan : 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender
Tahun : 2019

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja ( Bestek ).

A. PENDAHULUAN
a. Umum
Balai Bioteknologi pada Tahun Anggaran 2019 akan melaksanakan pekerjaan Pekerjaan
Pembangunan Sarana Prasarana Uji Ikan yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang. Waktu
Pelaksanaan pekerjaan adalah 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender.

b. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan persiapan Pekerjaan Pembangunan Sarana Prasarana Uji Ikan mencakup
hal-hal berikut.

1. Mobilisasi Dan Demobilisasi


Mobilisasi dan demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan ke lokasi (mobilisasi) dan
mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam
dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat (trailer / truck besar).
Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan
digunakan.
Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
Lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan mobilisasi peralatan utama
dan personel terkaitnya dan harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap
pengadaan jasa pemborongannya.
Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
Lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan mobilisasi peralatan
utamamdan personel terkaitnya dan harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap
pengadaan jasa pemborongannya.
Setiap tahapan Mobilisasi Peralatan Utama harus terlebih dulu diajukan permohonan
mobilisasinya kepada Direksi pekerjaan paling sedikit 30 hari sebelum tanggal rencana awal
mobilisasi setiap peralatan utama tersebut. Direksi pekerjaan perlu melakukan
monitoring/harian atas rencana mobilisasi hingga terlaksananya mobilisasi peralatan utama
beserta personil operator terkait dengan lengkap dan baik.
 Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan mengembalikannya kembali (demobilisasi)
 Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang
akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh kontraktor
 Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan digunakan kepada konsultan
pengawas lapangan.
 Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Truck Trailer
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Supir Truck
Trailer

2. Pembuatan Direksi Keet Untuk Pekerja, Barang Material dan Toilet


Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek
dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa
los kerja, untuk :
- Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
- Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.
Bahan untuk bangunan los kerja lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau seng
gelombang, lantai dengan discreeding.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertimpa Material,Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Perkakas Tukang
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang

3. Perapihan Site Kontur Cut & Fill

 Setelah pemasangan patok-Patok selesai dilanjutkan dengan Gridding/Land Cleaning


dengan Menggunakan Bouldozer, kupasan di kumpulkan di beberapa titik untuk
memudahkan excavator untuk menaikan DT untuk di buang keluar lahan.
 Setelah pekerjaan Gridding/Land Cleaningkemudian dilakukan pengggalian pada lokasi
yang di CUT dengan menggunakan Excavator PC 200 dan di naikkan Dum truk. Galian
akan di buang di lokasi FILL yang telah di ketahui dari pengukuran kontur.
 Perataan tanah galian dilakukan dengan dengan menggunakan Bouldoser, dengan cara
dilayerkurang lebih 30 cm.
 Setelah penggelaran tanahurugan yang di gelar perlayer +/-30 cm kemudian dipadatkan
dengan Vibro Compaktorkapasitas 25 ton.Jika kondisi tanah terlalu kering dilakukan
penyirangan mengunakan Water tank dengan menggalirkan pada pipa dan di buatkan
aliran kecil-kecil untuk agar supaya tidak terjadi lumpur akibat terlalu banyak air.
 Setelah pemadatan tanah selesai dilakukan Finishing dengan Bouldozer sambil melakukan
pengontrolan apakan urugan dan sesuai dengan yang di tentukan dan sesuai dengan
ketingginnya.
 Pengetesan kepadatan tanah dilaksanakan setelah seluruh penggurugan tanah selesai
dengan menggunkan Test CBR
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tergilas Alat Berat,Tertimpa Material,Tangan / kaki
terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Buldozer, Excavator,Vibro, Tenaga Manusia
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang

c. Acuan Kerja
Dalam melaksanakan pelaksanaan kontruksi Jalan / Jembatan, Kontraktor wajib mengacu
kepada Nomra, Standar, Pedoman atau peraturan baku lainnya yang meliputi :
1. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, kementrian pekerjaan Umum, Edisi
2010 revisi 3
2. Spesifikasi Umum tahun 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan

d. Waktu Pelaksanaan
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diberikan selama 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender.

Hari efektif kerja dengan mempertimbangkan musim hujan/kemarau, hari-hari raya


keagamaan, dan hari libur nasional akan dicantumkan dalam laporan.
I. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Penyiapan Peralatan Kerja
Untuk melaksanakan dan penyelesaian pekerjaan Pekerjaan Pembangunan Sarana
Prasarana Uji Ikan secara bertahap peralatan-peralatan yang dibutuhkan sebagai
berikut:

NO PERALATAN KAPASITAS JUMLAH


1 Concrete Mixer 0.35 m3 2,00
2 Bar Bender - 1,00
3 Genset 3000 Watt 1,00
4 Dump Truck 5 m3 1,00
5 Stamper 60 Kg/Cm2 1,00
6 Mesin Las - 1,00

2. Perijinan-perijinan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka sejak dikeluarkannya SPMK akan
segera mengurus perijinan-perijinan antara lain;
- Perijinan pengelolaan jalan untuk matrial dan
- Perijinan-perijinan lain yang dibutuhkan

a. Lingkup Pekerjaan

I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Sipil Office & Gudang
III. Pekerjaan Pondasi dan Workshop Kolam
IV. Pekerjaan Baja
V. Pekerjaan Atap
VI. Pekerjaan Lantai
VII. Pekerjaan Lantai
VIII. Pekerjaan Dinding
IX. Pekerjaan Plumbing & Drainage
X. Pekerjaan Kusen dan Pintu
XI. Pekerjaan Elektrikal
XII. Pekerjaan Lain – Lain

1. Uraian Umum
Hal-hal yang direncanakan secara garis besar adalah membagi pekerjaan dalam hal
waktu dan hubungan, ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lain.
Dalam perencanaan ini sudah diketahui material-material apa yang harus dipasang
pada waktu tertentu, material harus tiba di lapangan, peralatan yang dipakai dan
tenaga ahli yang akan ditempatkan pada pekerjaan tersebut.
Untuk hal tersebut maksimum dibuatkan :
 Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
 Jadwal waktu pengadaan barang
 Jadwal waktu pengadaan peralatan
 Jadwal waktu pengadaan tenaga kerja/tenaga ahli

Peralatan,Barang matrial dan Tenaga kerja yang diperlukan dikirim secara bertahap
sesuai jadwal. Peralatan dan Barang matrial tersebut disimpan di dalam gudang / los
kerja dan siap dioperasikan

Sebelum pelaksanaan dimulai, maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran-


pengukuran di lapangan secara detail. Bersama-sama dengan Direksi Setelah itu
dibuatkan gambar kerja berdasarkan gambar dan spesifikasi dari konsultan. Dalam
proses pengukuran, pembuatan gambar kerja dan cara kerja diperlukan konsultasi dan
koordinasi dengan konsultan atau pengawas sehingga menghasilakan gambar kerja
dan cara kerja yang tepat sasaran.

Hal-hal yang tercakup dalam Persiapan Pelaksanaan meliputi :


 Material/bahan yang akan dipasang
 Waktu kedatangan dan pemasangan material
 Peralatan yang diperlukan
 Jumlah tenaga kerja
 Tenaga ahli yang diperlukan
 Waktu yang direncanakan untuk setiap item pekerjaan
 Mengurus semua perijinan, baik ijin lokasi, maupun dengan Perusahaan terkait.

b. Pekerjaan Fisik Lapangan


Pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan mengikuti tahapan-tahapan
atau urutan-urutan yang sesuai dengan peraturan konstruksi yang berlaku. System
pelaksanaan pekerjaan akan dikerjakan secara simultan kecuali pada item-ite pekerjaan
yang saling ketergantungan.

II. PROSEDUR PELAKSANAAN FISIK PEKERJAAN

Yang akan diuraikan didalam prosedur pelaksanaan fisik pekerjaan ini adalah hal-hal yang
berkaitan dengan item pekerjaan tersebut diatas yang didalamnya memuat antara lain :

USULAN TAHAPAN METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

B. PEKERJAAN SIPIL OFFICE & GUDANG


Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari Marking Area, Pas. Bouplank,
Galian Tanah Untuk Pondasi (P2), Galian Tanah Untuk Tiebeam, Pondasi Sturktur
Footplate 100 cm x 100 cm x 30 cm (P2), Tiebeam Beton 20X25, Balok Beton 20x40,
Urugan Kembali Bekas Galian Pondasi, Urugan Pasir Dibawah Pilecap, Kolom Struktur
Beton 25x25 Cor Dag Beton T=13 CM Area Toren Air, dan Pemadatan Tanah. Untuk
masing – masing sub item pekerjaan akan kami jelaskan metode pelaksanaannya.

1. Marking Area
Marking adalah salah satu item pekerjaan surveyor di lapangan yang seringkali dibutuhkan
pada setiap pekerjaan struktur dan arsitektur, sebagai panduan dil apangan untuk memulai
pekerjaan yaitu memplot gambar dan ukuran pasangan dinding unit dan gambar kerja ke
lantai kerja. Dimaksimalkan agar setiap pekerjaan atau pemasangan sesuai dengan gambar
kerja. Dalam bentuk desain, ukuran, penempatan ruang secara presisi bisa dicapai.

Peralatan Marking :
 Theodolit / waterpass
 Rambu
 Unting – unting
 Alat Tulis

Langkah Kerja :
 Siapkan kebersihan area lantai kerja dari debu, sampah dan air, usahakan agar tetap
kering agar tinta sipatan bisa menempel sempurna di lantai dan tidak mudah hilang.
 Sebar As grid gedung dari silang koordinat central line di empat sudut gedung. Biasanya
ditiap lantai telah disediakan saat pekerjaan struktur berupa sparing ukuran 20 cm x 20
cm untuk keperluan pemindahan as dari lantai ke lantai agar vertikality tetap terjaga.
Langkah ini menggunakan theodolith. Tempatkan pula di as grid di kolom/shear wall.
(Penentuan gridline disaksikan oleh direksi)
 Setelah as grid tersebar dilantai barulah marking pasangan dinding unit dikerjakan,
sebagai alatnya digunakan sipatan tinta dasar warna hitam. Garis sipatan dibuat untuk
posisi pasangan Light break / plester / finísh dan pinjaman garis untuk mempermudah
proses pengkuran selanjutnya juga garis markingan dibuat didinding existing untuk
menjaga vertikality saat pemasangan.
 Marking dimulai dari pembatas unit selanjutnya toilet dan ruangan lainnya.
 Secara teknis ukuran ruang diasumsikan dari as dinding untuk meminimalkan resiko
kesalahan yang diakibatkan kekeliruan menghitung jarak ukuran sehingga berpengaruh
pada space ruang tidak sesuai dengan gambar rencana.
Langkah Akhir :
 Setelah selesai dimarking pengecekan ulang / cross check kembali dilakukan guna
meminimalisir kesalahan yang selalu ada selama proses pengukuran. Review
pekerjaan tidak semata dilakukan survey tapi tetapi dibantu oleh supervisor dan
disaksikan oleh direksi.
 Beri identitas pada sipatan dengan spidol atau pilox agar setiap orang / tukang bisa
mengerti, penandaan mencakup central line pasangan dinding, kolom praktis,
pinjaman dan elevasi.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Theodolite dan Alat Bantu Lainnya
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Operator

2. Pas. Bouplank
 Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan, pekerjaan ini
meliputi pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
 Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak mudah
dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
 Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok lainnya
maksimal 2,00 m.
 Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
 Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus disetujui
oleh Direksi. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk mendapatkan garis
horisontal bouwplank yang maksimal, pemasangan bouwplank dapat dilakukan
dengan menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti waterpass dan theodolite.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Perkakas Tukang
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Operator

3. Galian Tanah Untuk Pondasi (P2)


Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
 Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan galian tanah


 Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat
bantu excavator.
 Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
 Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
 Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
 Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
 Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
 Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
 Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai,
baiknya benda-benda tersebut diangkat.
 Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan
beton pondasi telah mencapai umurnya.
 Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
 Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
 Urugan tanah diratakan dan dipadatkan

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Perkakas Tukang theodolith, meteran, waterpass,
cangkul, belincong, pengki, benang, selang air, dll
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan,
Tukang,Operator

4. Galian Tanah Untuk Tie Beam


Galian Pile cap, Sloof dan galian lainnya pada lokasi dilakukan oleh pekerja dan alat bantu.
Dilakukan setelah pekerjaan mendapatkan persetujuan ijin kerja dari konsultan dan sesuai
shop drawing.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Perkakas Tukang theodolith, meteran, waterpass,
cangkul, belincong, pengki, benang, selang air, dll
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan,
Tukang,Operator

5. Cor Pilecap Uk. 100X100X30 cm (P2)

Perakitan tulangan
 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran
pondasi setempat.
 Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat
tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas
 Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran

Pemasangan Tulangan
 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak
antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal
yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

Bekisting Pondasi
 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
 Papan cetakan tidak boleh bocor
 Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
 Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

Pengecoran pondasi
 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 100 cm x 100 cm x 300 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 100 cm x 100 cm x 300 cm.
 Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta
air secukupnya.
 Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Concrete Mixer dan Alat Bantu Pekerjaan Footplate
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

6. Tiebeam Beton 20x25

Disaat pekerjaan pilecap sedang dilakukan, biasanya pekerjaan tie beam yang
menghubungkan satu pile cap dengan pile cap lainnya juga dilakukan secara overlap. Karena
ada beberapa jenis tie beam yang besinya masuk ke dalam pile cap. Tentu saja hal ini
tergantung dari shop drawing yang telah ada. Berikut adalah tahapan pekerjaan tie beam:
 Sebelum dimulai pekerjaan tie beam, pastikan bahwa konsultan telah memberikan ijin
dan telah dilakukan pengecekan.
 Buat marking menggunakan cat warna di lokasi tempat pembuatan tie beam.
 Setelah pekerjaan galian tanah, proses dengan urugan pasir dan lean concrete
berdasarkan elevasi dan shop drawing yang berlaku.
 Buatlah tanda di setiap ujung di tempat yang ditentukan. ‘Tanda’ tersebut biasanya dari
 pasak kayu yang berguna agar pengerjaan bekisting batako lurus.
 Bekisting untuk yang berhubungan dengan tanah biasanya menggunakan batako.
 Proses dengan pekerjaan instalasi pembesian tie beam.
 Sebelum dilakukan pengecoran, bersihkan dulu area tie beam menggunakan compressor

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Concrete Mixer dan Alat Bantu Lainnya
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator
7. Balok Beton 20x40
Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan Besi, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.

Persiapan Pekerjaan
 Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan
dari Konsultan sebelum pekerjaan
 Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
 Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
 Pekerjaan pabrikasi Besi
 Pekerjaan bekesting
 Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
 Cor Beton

Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan balok beton.

 Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix Formula
untuk pekerjaan balok beton.
 Memasang bekisting kolom seperti pada gambar di samping. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk
menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
 Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
 Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran balok yang
digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci balok tersebut harus
menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi. Jika ingin membuat
sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5
mm. Jarak balok sangat tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila jarak kolom
sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk balok 4 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak
kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak
sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
 Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap kolom.Untuk
mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun
goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat
penting.
 Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Concrete Mixer dan Alat Bantu Lainnya
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

8. Urugan Kembali Bekas Galian Pondasi


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
 Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
 Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
 Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
 Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
 Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
 Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
 Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
 Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
 Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
 Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
 Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
 Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

9. Urugan Pasir dibawah Pilecap


Setelah melakukan penggalian pondsai dan kedalaman pondasi sudah sesuai gambar dan
petunjuk teknis, dilanjutkan dengan urugan pasir setebal seperti gambar. Urugan pasir
dibawah pasangan.
Alat yang digunakan : sekop, cangkul, kerangjang, alat pemadat
Tenaga yang dipakai : pekerja dan mandor
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : sekop, cangkul, kerangjang, alat pemadat
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator
10. Kolom Struktur Beton 25x25
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban
atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi kekakuan kolom akan menentukan
besarnya gaya lateral yang akan dipikul oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom
(dimensi kolom) tergantung pada distribusi pembebanan. Urutan pelaksanaan pekerjaan
kolom dapat dilihat pada gambar berikut.
- Stek Tulangan Kolom + Marking
- Pabrikasi Tulangan Kolom
- Pemasangan Tulangan Kolom + Decking
- Pemasangan Sepatu Kolom (neut kolom)
- Instalasi Pipa Elektrikal (bila ada)
- Pabrikasi Bekisting Kolom
- Instalasi Bekisting yang Telah Diberi Oil Form
- Pemberian Beton Eksisting dengan Calbond
- Pengecoran Kolom
- Pembongkaran Bekisting Kolom
- Perawatan Beton

Pekerjaan Kolom
Pada proyek konstruksi bangunan 1 lantai, kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi
dan silender. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan
sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:

Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
 Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Bench Mark) Jakarta.
 Buat as kolom dari garis pinjaman
 Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat
lain yang lebih aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-
masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
 Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih
dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
 Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan
pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk
mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
 Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
 Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.
Perawatan Beton Kolom
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.

Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Concrete Mixer dan Alat pekerjaan Kolom Beton
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

11. Cor Dag Beton T=13 cm Area Toren Air


Dak beton atau pelat lantai beton adalah konstruksi lantai untuk tingkat atas pada bangunan
bertingkat dua atau lebih, yang terbuat dari struktur beton bertulang. Dak beton juga dapat
difungsikan sebagai atap datar, bahkan untuk bangunan satu lantai.
Struktur Beton Bertulang Pada Dak Beton
Secara konvensional pembuatan dak beton tidak bisa dipisahkan dari balok dan kolom beton.
Ketiganya terikat satu sama lain sebagai struktur beton bertulang, yaitu rangkaian tulangan
baja yang dicor dengan beton—campuran air, semen, dan agregat (pasir, kerikil, batu pecah).
Dak atau pelat beton merupakan bagian struktur yang berarah horizontal dan menerima
beban dari atas yang bekerja secara tegak lurus. Balok yang mengikat dak beton di bagian
bawah (balok T), berfungsi menahan tegangan tarik dan tekan (akibat beban lentur yang
bekerja). Kolom berfungsi menyalurkan seluruh beban bangunan yang diterima dari balok ke
struktur bawah (pondasi). Tidak dihitung dengan tepat dan dicor dengan benar, struktur beton
bertulang ini berpotensi retak hingga roboh. Pembuatan struktur beton bertulang termasuk
dak beton, baik untuk lantai ataupun atap, harus mengikuti berbagai ketetapan Peraturan
Beton Bertulang atau SNI 2847. Misalnya, bahwa kecuali ditentukan lain karena pembatasan,
ukuran tebal pelat lantai tidak boleh kurang dari 12 cm dan untuk pelat atap minimal 7 cm.

Proses Pembuatan Dak Beton

Proses pembuatan dak beton secara konvensional melalui beberapa tahapan sebagai berikut
:
 Pekerjaan dak beton konvensional diawali dengan pembuatan cetakan (bekisting) dan
pembesian balok serta pelat beton. Selain untuk menopang pembesian dan menampung
adonan beton yang akan dituang atau cor, bekisting juga memberi bentuk. Bekisting bisa
dibuat dari papan, multipleks, atau bahan lain yang sesuai, dan ditopang oleh perancah
(scaffolding) sebagai penyangga sementara.
 Setelah pekerjaan persiapan selesai harus dilakukan pemeriksaan ulang pada bekisting,
meliputi dimensi, elevasi, kelurusan, kerapatan sambungan), dan juga pemeriksaan
tulangan (dimensi, jumlah dan jarak besi tulangan, kekuatan bendrat). Untuk memeriksa
elevasi bisa dibantu theodolit dan waterpass.
 Pipa-pipa yang memuat jaringan elektrikal ataupu sebagai jaringan utilitas juga harus
dipastikan telah terpasang dengan baik. Selanjutnya bekisting harus dibersihkan dari
segala jenis kotoran. Jika perlu, bisa digunakan kompresor udara.
 Adukan beton yang akan dicor, bisa dibuat secara konvensional, menggunakan mesin
molen kecil, ataupun dipesan adonan siap cor “ready mix”, yang biasanya didatangkan
oleh truk molen besar. Jika telah siap bisa dilakukan pengecoran pelat lantai dan balok
(bisa juga sekaligus dengan kolom).
 Pastikan adonan beton telah melalui pengujian slump. Beton yang telah dituang diratakan
dengan penggaruk (papan perata) dan dipadatkan dengan mesin vibrator. Sebagai acuan
bisa digunakan tinggi peil lantai.
 Jeda waktu untuk pengecoran satu bidang sebaiknya dihindari, karena berpotensi
memicu terjadinya retak/kebocoran. Jika terpaksa menghentikan pengecoran, sebaiknya
pada posisi ¼ bentang (dihitung dari tumpuan). Jika mungkin, pengecoran baik dilakukan
malam hari untuk mengantisipasi sinar matahari yang ekstrem. Pengecoran siang hari
akan baik bila dilakukan di bawah terpal pelindung.
 Pembongkaran bekisting sebaiknya dilakukan setelah 4-21 hari, seturut proses
pengerasan dan pengeringan beton. Sebelum kering sempurna, sebaiknya dak beton
tidak dibebani berlebihan. Dak beton yang difungsikan sebagai atap, idealnya dilapisi
bahan waterproofing penutup pori-pori beton untuk mengantisipasi rembes atau bocor.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Concrete Mixer dan Alat pekerjaan Dak Beton
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

12. Pemadatan Tanah


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemadatan dengan menggunakan
Stamper. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan
untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Alat Pemadatan Tanah
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

C. PEKERJAAN PONDASI WORKSHOP KOLAM


Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari Cor pilecap uk.
800cmx800cmx30cm (P1), Cor Tiebeam uk.20cmx25cm, Pas. Lantai kerja dibawah
pilecap, Pas. Lantai kerja dibawah tiebeam, Pas. Pedestal uk.20cmx25cmx150cm dan
Pas. Angkur M16. Untuk masing – masing sub item pekerjaan akan kami jelaskan metode
pelaksanaannya.

1. Cor pilecap uk. 800cmx800cmx30cm (P1) dan Cor Tiebeam uk.20cmx25cm


Tahapan pekerjaan struktur untuk cor pile cap dan tiebeam adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan Bekisting
 Pekerjaan pembesian
 Pekerjaan pengecoran

Tahap Pelaksanaan :
 Buat bekisting
 Dengan asumsi pasir urug dam lantai kerja sudah dikerjakan, dapat dimulai pekerjaan
pembesian yang telah di fabrikasi di tempat yang telah ditentukan
 Setelah pengerjaan penulangan selesai, maka konsultan melakukan pengecekan dan
setelah dinyatakan oke, pengecoran dapat dilaksanakan.
 Sebelum dilakukan pengecoran area dibersihkan terlebih dahulu

Metode Pengecoran :
 Dengan Concrete Pump
 Dengan Crane
Cor Tiebeam
Disaat pekerjaan pilecap sedang dilakukan, biasanya pekerjaan tie beam yang
menghubungkan satu pile cap dengan pile cap lainnya juga dilakukan secara overlap. Karena
ada beberapa jenis tie beam yang besinya masuk ke dalam pile cap. Tentu saja hal ini
tergantung dari shop drawing yang telah ada. Berikut adalah tahapan pekerjaan tie beam:
 Sebelum dimulai pekerjaan tie beam, pastikan bahwa konsultan telah memberikan ijin
dan telah dilakukan pengecekan.
 Buat marking menggunakan cat warna di lokasi tempat pembuatan tie beam.
 Setelah pekerjaan galian tanah, proses dengan urugan pasir dan lean concrete
berdasarkan elevasi dan shop drawing yang berlaku.
 Buatlah tanda di setiap ujung di tempat yang ditentukan. ‘Tanda’ tersebut biasanya dari
 pasak kayu yang berguna agar pengerjaan bekisting batako lurus.
 Bekisting untuk yang berhubungan dengan tanah biasanya menggunakan batako.
 Proses dengan pekerjaan instalasi pembesian tie beam.
 Sebelum dilakukan pengecoran, bersihkan dulu area tie beam menggunakan compressor

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Concrete Mixer , Mixer Pump, Crane dan alat bantu
lainnya
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

2. Pas Lantai Kerja Dibawah Pile Cap dan Tiebeam


Pelaksanaan :
 Siapkan tenaga kerja dan peralatan
 Buat request pekerjaan dan diajukan kepada konsultam pengawas
 Hamparkan pasir lapis demi lapis dengan tebal max 10 cm atau sesuai spekteknis
 Tiap lapis diratakan, disiram air dan di padatkan dengan alat pemadat
 Kepadatan harus mencapai titik kurang dari 95% dari kepadatan optimum

Lantai kerja :
 Siapkan tenaga kerja dan peralatan
 Siapkan adukan dan setelah selesai hamparkan pada lokasi lantai kerja secara merata
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Concrete Mixer , Mixer Pump, Crane dan alat bantu
lainnya
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

3. Pas. Pedestal Uk. 20x25x150 cm

a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Pengalian, Perakitan besi, Pengurukan Pasir, Pembuatan Lantai Kerja (LC),
Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.
b. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
 Pekerjaan pabrikasi Besi
 Pekerjaan Urug Pasir
 Pekerjaan Hampar Lantai Kerja
 Pekerjaan bekesting
 Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
 Cor Beton

c. Metode Pelaksanaan
 Setelah penggalian dilakukan, dilanjutkan dengan pengurukan pasir urug dengan
ketebalan sesuai spesifikasi, dilanjutkan dengan penghamparan Beton LC (K-XXX)
sebagai lantai kerja.
 Pembesian serta Pengecoran antara Plat Pedestal dan Pondasi Pedestal dapat
dilakukan bersamaan tergantung dari pada dimensi dan design masing-masing.
 Besi Tulangan berbagai diameter (dimater sesuai spesifikasi) dipotong sesuai dengan
ukuran pada gambar kerja dengan menggunakan bar cutter sedangkan
pembengkokan tulangan mengunakan bar bender .
 Pemotongan panjang besi tulangan untuk tiang dipotong sepanjang tinggi kolom
terhadap sloof ditambah dengan panjang penyaluran 40D.
 Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan sesuai dengan ketentuan bar
bending schedule. Untuk sengkang yang dibengkokan sesuai sudut yang diinginkan
maka panjang pengaitnya adalah 6D.
 Besi Tulangan dipabrikasi dengan cara mengikatkan tulangan pokok kolom dengan
tulangan sengkang menggunakan kawat bendrat ,jarak dan jumlah tulangan pokok
disesuaikan dengan shop drawing dan bestek.
 Perakitan Bekisting, setelah dirakit dilumuri dengan minyak bekisting.
 Melakukan job mix design dan job mix formula untuk kualitas beton yang diinginkan.
 Pengecoran Beton (K-XXX) dan diratakan denan menggunakan concrate vibrator.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Concrete Mixer , Mixer Pump, Crane dan alat bantu
lainnya
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator
4. Pas. Angkur M19
 Marking posisi angkur
 Pengeboran beton
 Pembersihan lubang Bor
 Pemasangan angkur M19
 Pengencangan angkur M19 torsi yang disyaratkan

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat
bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Alat Pemasangan Angkur
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

D. Pekerjaan Baja
Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari Pas. Kolom CNP 150.50.20.2,3
cople Fin. zincromate + cat ex. Ftalit, Pas. Kolom Gebel CNP 100.50.20.2,3 cople Fin.
zincromate + cat ex. Ftalit, Pas. Rafter CNP 150.50.20.2,3 Cople Fin. zincromate + cat
ex. Ftalit, Pas. Gording CNP 125.50.20.2,3 Fin. zincromate + cat ex. Ftalit, Pas. Regel
CNP 125.50.20.2,3 Fin. zincromate + cat ex. Ftalit, Pas. Bracing kolom, Dia 12mm, Pas.
Trekstang Dia 10mm, Pas. Wind Bracing rafter Dia 12mm, Pas. Rangka lisplank, CNP
100.50.20.2,3 Fin. zincromate + cat ex. Ftalit Pas. Endplate 10mm Fin. zincromate + cat
ex. Ftalit, Pas. Baseplat 10mm Fin. zincromate + cat ex. Ftalit Pas. Stifeneer 9mm dan
Pas. Gussetplat 10mm. Untuk masing – masing sub item pekerjaan akan kami jelaskan
metode pelaksanaannya.

1. Pekerjaan Struktur Baja (Pas. Kolom CNP 150.50.20.2,3 cople Fin. zincromate + cat ex.
Ftalit, Pas. Kolom Gebel CNP 100.50.20.2,3 cople Fin. zincromate + cat ex. Ftalit, Pas.
Rafter CNP 150.50.20.2,3 Cople Fin. zincromate + cat ex. Ftalit, Pas. Gording CNP
125.50.20.2,3 Fin. zincromate + cat ex. Ftalit, Pas. Regel CNP 125.50.20.2,3 Fin.
zincromate + cat ex. Ftalit, Pas. Bracing kolom, Dia 12mm, Pas. Trekstang Dia 10mm, Pas.
Wind Bracing rafter Dia 12mm, Pas. Rangka lisplank, CNP 100.50.20.2,3 Fin. zincromate +
cat ex. Ftalit Pas. Endplate 10mm Fin. zincromate + cat ex. Ftalit, Pas. Baseplat 10mm Fin.
zincromate + cat ex. Ftalit Pas. Stifeneer 9mm dan Pas. Gussetplat 10mm)

Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan struktur baja ialah :


 Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, ibarat pelat-pelat, profil,
baut, angkur-angkur dan las
 Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, ibarat sambungan-
sambungan pengelasan, baik las sudut maupun penuh
 Semua pekerjaan pemasangan dan adaptasi konstuksi baja ibarat pemasangan
semua elemen-elemen rangka baja & pengecatan
 Semua pekerjaan pelaksanaan dan adaptasi grouting
 Penyiapan gambar shop drawing sebagai pola kerja

Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan struktur baja ialah :


 Pola Pengukuran
 Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan di pada ketika Pabrikasi. Semua pengukuran
harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-
ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada
25°C.

Pelurusan
 Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran
dan jika perlu harus diperbaiki sehingga jika pelat-pelat disusun akan terlihat rapat
keseluruhannya.

Pemotongan
 Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau
dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku
terhadap bidang yang dipotong, sempurna dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
 Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda
 Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada
pelat setebal 6 mm dan pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.

Pekerjaan Las
 Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung pelaksana
struktur dengan pekerjaan Las.
 Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara pengelasan,
jenis dan ukuran serta kekuatan arus Iistrik.
 Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan,
harus ibarat yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD.
 Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat,
karet atau lapisan lain yang dapat menghipnotis mutu Las.

Mengebor
 Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bahu-membahu
untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus.
 Memberi code pada jenis-jenis potongan
 Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bahu-membahu
untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila
menggunakan baut pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan
kemudian gres diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya.
 Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan
mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan
sebagainya dapat dilepas jika perlu.
 Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas ialah 1,50 mm lebih besar dari pada
diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas
harus dalam toleransi yang diberikan.
 Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh
tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil
dahulu dan kemudian pada ketika montase percobaan.

Montase di bengkel (Montase Percobaan)


 Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan)
pada bengkel pemborong Pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa.
 Kalau terjadi perbedaan kedudukan, batang yang berdampingan harus dimontase
bersamasarna pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-
perletakannya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguat.
 Sambungan sementara harus berafiliasi betul menyeluruh dengan menggunakan cara
yang disetujui ibarat wartel, jack, baut-baut.
 Pemahatan yang dilakukan pada ketika montase hanyalah untuk membawa bagian-
bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau
merusak material.
 Memberikan Tanda untuk Pemasangan Akhir
 Setiap bab harus diberi tanda yang terperinci (dengan pahatan dan cat). Cat dari dart
Warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sama.
 Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu.

Pengecatan di Bengkel
 Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka
permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bab yang dikerjakan dengan
mesin perkakas dan pada perletakan, dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam
yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
 Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi bahan-
bahan dasar dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan pelindung lainnya
 Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir

Pemasangan :
 Setiap pemasangan dibuat bahu-membahu dengan baut stel sehingga banyak sekali
bab serta pelat berafiliasi rapat satu sama lain secara menyeluruh.
 Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel minimal 10%, atau pada setiap
potongan dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drif paralel.
 Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah
kepala baut dan sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin baut itu
terpasang dengan cekungnya menghadap keluar.
 Memasukkan dan mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga selalu
rapat dan tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
 Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as lubang.
 Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap
as baut lebih dari 3.50 derajat dan jika dirasa perlu dapat menggunakan cincin baut
yang miring(taperd).
 Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm.
 Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat seterusnya digunakan
pada sambungan.

Megencangkan Baut :
 Pengecekan kekerabatan tegangan/torque dilakukan oleh Pemborong Montase.
 Setiap baut yang kendor harus diubahsuaikan dengan kebutuhan, perhatian khusus
perIu diberikan pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan
sehingga mencapai tegangan yang diperlukan.
 Pengecatan Baja

Pembersihan :
 Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas
dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui, biar menjadi logam yang bersih,
dengan menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang
melekat padanya.
 Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan
cat dasar dan dicat dengan segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.

Pengecatan :
 Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau berdebu atau
pada cuaca lain yang jelek.
 Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya tidak
diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah mengering.
 Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang lebih enam bulan
tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar.
 Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar
lagi ibarat diuraikan diatas.
 Cat disapu dengan berpengaruh pada permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut-
sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian diratakan dengan
baik.
 Setiap bab yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi dengan cat yang
tebal dengan menggunakan semen kedap air atau materi lain yang disetujui sebelum
penyelesaian cat dasar.
 Setiap Lapisan yang telah simpulan harus tampak sarna dan rata, pemakaian cat yang
rata ialah 12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh dari Ketinggian,Tertabrak Kendaraan,
Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pemasangan Struktur Baja
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

E. Pekerjaan Atap
Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari Pas. Atap spandect 0.3mm Pas.
Flashing, Pas. Lisplank grc board t=6mm, Kanopi pintu utama Siku L.4 cmX4cmX3mm
0.3 mm, Exhoust Fan 16 inch ex. KDK lokal 16” 40AAS, Exhoust Fan 10 inch ex. KDK
dan Pas. Skylight fiber (gelombang spandect) spek tebal 2mm. Untuk masing – masing
sub item pekerjaan akan kami jelaskan metode pelaksanaannya.
1. Pas. Atap Spandect 0.3 mm dan Pas. Flashing

Mengukur jarak tumpuan


Sebelum hendak memasang, Anda perlu mengetahui seberapa besar atap spandek yang
akan dipasangkan. Maka dari itu, dimensi berupa panjang, lebar dan tinggi atap sangatlah
dibutuhkan. Apabila Anda sudah menemukan data tersebut segera ukur jarak tumpuan yang
diperlukan oleh atap. Anda juga perlu membutuhkan cara menghitung kebutuhan atap
spandek yang benar.

Mendesain kuda-kuda baja ringan


Dalam mendesain kuda-kuda, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yakni kekuatan
struktur dalam menahan beban atap, derajat kemiringan atap agar air hujan dapat mengalir
tanpa hambatan serta menentukan panjang top chord. Untuk menentukan hal ini Anda
dapat menggunakan jasa ahli yang memang berpengalaman dalam pekerjaan konstruksi
rangka atap. Hal ini dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam proses pemasangan.

Memasang kuda-kuda
Apabila desain kuda-kuda sudah selesai dibuat, maka proses pemasangan barulah dapat
dilakukan. Pekerjaan ini akan membutuhkan bantuan sejumlah orang. Jangan lupa gunakan
sarung tangan dan kacamata pelindung untuk menghindari kecelakaan yang tidak
diinginkan.

Memasang reng baja ringan


Setelah pemasangan kuda-kuda, pekerjaan selanjutnya adalah memasang reng. Jenis reng
mengacu pada jenis penutup atap yang digunakan, dimana pada kasus ini adalah atap
spandek. Sebab reng harus sesuai dengan lebar daun dari atap. Sehingga jarak antar reng
tidak selalu sama pada setiap atap rumah. Maka dari itu, kenalilah kelebihan dan
kekurangan atap spandek.

Pemasangan atap spandek


Rangka atap yang sudah jadi menandakan Anda baru dapat memasang atap spandek.
Pekerjaan ini harus dilakukan secara hati-hati dan seksama, supaya rumah tidak mengalami
kebocoran.

Pas. Flashing
Pemasangan rabung, nok pinggir, flashing, pemasangan. Perlu dilakukan dengan rapi, kuat
dan teliti

Proses finishing
Proses finishing adalah mengevaluasi kembali hasil pekerjaan, apabila ada yang terlihat
salah segera perbaiki saat itu juga.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh dari Ketinggian,Tertabrak Kendaraan,
Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pemasangan Atap Spandek
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

2. Pas. Listplank GRC Board T=6 mm

Pemasangan Lisplank secara Vertikal (tegak lurus)


Sistem pemasangan menyerupai ini banyak diterapkan pada pekerjaan Perumahan
alasannya teknis kerjanya yang simpel dan mudah, yaitu dengan Penyekrupan Lisplank
secara pribadi pada Reng Baja Ringan. Disamping itu juga lebih murah dan hemat dari segi
biaya.

Pemasangan Lisplank secara Vertikal


Cuma kelemahan cara menyerupai ini yaitu Lisplank cenderung tidak terkunci dengan kokoh
pada Rangka Baja Ringan, alasannya hanya mengandalkan 1 buah (1 baris) Sekrup Lisplang
pada setiap profil melintangnya, sanggup dilihat pada Gambar diatas.

Pemasangan Lisplank secara Diagonal (tegak Lurus terhadap Rangka Atap)


Sistem Pemasangan menyerupai ini juga banyak diterapkan pada pembangunan Rumah,
walaupun caranya yang lebih rumit, dan memerlukan biaya relatif lebih besar.
(Pemasangan Lisplank Tegak Lurus terhadap Canal)
Karena Lisplank didudukan pada Profil C Baja Ringan yang sebelumnya mesti dipasang
terlebih dahulu, sehingga memerlukan Profil C Baja Ringan yang lebih banyak.
Namun cara ini lebih baik dari segi kekuatan, alasannya Lisplank tersebut sanggup disekrup
2 buah (2 baris) pada setiap profil melintangnya, sanggup dilihat pada Gambar diatas.

Lisplank GRC ini dipasang memanjang sesuai dengan kebutuhan Atap dan sesuai dengan
Gambar Kerja yang ada. Hal yang perlu diperhatikan yaitu Jarak antara Sekrup yang dipasang
pada Lisplank sebaiknya tidak terlalu jauh. Jarak ini sanggup bervariasi, sanggup dibentuk
antara 20cm s/d 40cm (sepanjang profil menjang Lisplank GRC tersebut), biar terkunci
dengan baik dan kuat.
Setelah pemasangan Lisplank selesai, lakukan pendempulan pada setiap Sekrup Lisplank
dan Sambungan antar Papan Lisplank, biar tampak rapi sebelum melaksanakan
pengecatan. Gunakan dempul yang berkualitas baik dan tahap terhadap Cuaca (hujan dan
panas).
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh dari Ketinggian,Tertabrak Kendaraan,
Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pemasangan Listplank
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

3. Kanopi pintu utama Siku L.4 cmX4cmX3mm 0.3 mm


Periapan alat dan bahan :
Bahan :
 Baja Ringan
 Spandect 0.3 mm
 Angkur
 Zincromate
 Polycarbonat

Alat :
 Trafo Las
 Gerinda
 Bor
 Tambang
 Kompresor

Cara Pemasangan :
 Marking as dan elevasi untuk posisi tiang kanopi sesuai gambar rencana
 Tentukan letak tiang kanopi sesuai gambar rencana
 Gali pondasi sesuai kedalaman dan dimensi gambar rencana
 Cor pondasi dengan beton beserta angkur yang telah disesuaikan dengan lubang
pada tiang kanopi
 Fabrikasi tiang kanopi dengan gording sesuai gambar rencana
 Cek kembali pasangan kanopi apakah sudah kuat

Waktu pelaksanaan : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


pekerjaan, alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh dari Ketinggian,Tertabrak Kendaraan,
Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pemasangan Kanopi
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator
4. Pas. Skylight fiber (gelombang spandect) spek tebal 2mm

Mengukur jarak tumpuan


Sebelum hendak memasang, Anda perlu mengetahui seberapa besar atap spandek yang
akan dipasangkan. Maka dari itu, dimensi berupa panjang, lebar dan tinggi atap sangatlah
dibutuhkan. Apabila Anda sudah menemukan data tersebut segera ukur jarak tumpuan yang
diperlukan oleh atap. Anda juga perlu membutuhkan cara menghitung kebutuhan atap
spandek yang benar.

Mendesain kuda-kuda baja ringan


Dalam mendesain kuda-kuda, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yakni kekuatan
struktur dalam menahan beban atap, derajat kemiringan atap agar air hujan dapat mengalir
tanpa hambatan serta menentukan panjang top chord. Untuk menentukan hal ini Anda
dapat menggunakan jasa ahli yang memang berpengalaman dalam pekerjaan konstruksi
rangka atap. Hal ini dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam proses pemasangan.

Memasang kuda-kuda
Apabila desain kuda-kuda sudah selesai dibuat, maka proses pemasangan barulah dapat
dilakukan. Pekerjaan ini akan membutuhkan bantuan sejumlah orang. Jangan lupa gunakan
sarung tangan dan kacamata pelindung untuk menghindari kecelakaan yang tidak
diinginkan.

Memasang reng baja ringan


Setelah pemasangan kuda-kuda, pekerjaan selanjutnya adalah memasang reng. Jenis reng
mengacu pada jenis penutup atap yang digunakan, dimana pada kasus ini adalah atap
spandek. Sebab reng harus sesuai dengan lebar daun dari atap. Sehingga jarak antar reng
tidak selalu sama pada setiap atap rumah. Maka dari itu, kenalilah kelebihan dan
kekurangan atap spandek.

Pemasangan atap spandek


Rangka atap yang sudah jadi menandakan Anda baru dapat memasang atap spandek.
Pekerjaan ini harus dilakukan secara hati-hati dan seksama, supaya rumah tidak mengalami
kebocoran.

Pas. Flashing
Pemasangan rabung, nok pinggir, flashing, pemasangan. Perlu dilakukan dengan rapi, kuat
dan teliti

Proses finishing
Proses finishing adalah mengevaluasi kembali hasil pekerjaan, apabila ada yang terlihat
salah segera perbaiki saat itu juga.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh dari Ketinggian,Tertabrak Kendaraan,
Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pemasangan Atap Spandek
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

F. Pekerjaan Lantai
Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari Pas. Lantai kerja ( beton rabat ) 2
cm, Pas. Plastik cor, Pas. Beton dekeng, Pas. Wiremesh M6-200 ( 1 layer ), Pas. Support
wiremesh, Cor lantai beton K-225 tebal 10cm dan K-300 tebal 12 cm, Trowel lantai,
Pembuatan Ramp depan pintu sliding, pekerjaan keramik lantai kamar mandi 20x20 ex.
Asia tile, mulia pekerjaan lantai office Homogenous Tile 60x60 ex. Sincere, durafloor
setara dan waterproofing dag beton area toren. Untuk masing – masing sub item pekerjaan
akan kami jelaskan metode pelaksanaannya.

1. Pekerjaan Lantai (Beton Rabat) 2 cm


Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
Approval material yang akan digunakan.

Persiapan lahan kerja.


Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, Gutter
cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

Pengukuran
Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja


 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Pb : 5Krl.
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui Gutter cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, Gutter
cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang
air, dll
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

2. Pas. Plastik Cor


Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan plastik hitam.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Pekerjaan ini menggunakan plastik Coran/plastik alas dan alat bantu kerja pemasangan
plastik Coran.

Pelaksanaan pekerjaan :
 Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
 Plastik hitam dipasang pada area yang telah dipasang bekisting, fungsi plastik hitam ini
agar adukan semen yang akan dicor nantinya tidak keluar dari acuan/bekisting.
 Pemasangan plastik hitam dilakukan secara merata dan penuh, tidak ada bagian yang
tidak ditutupi plastik hitam ini
 Agar plastik alas tidak bergerak dan kaku, pada bagian permukaan digunakan pemberat
berupa batu atau pemberat yang lainnya, untuk sisi samping digunakan paku yang
ditempelkan ke dinding bekisting.
 Plastik alas dipasang hingga mengeluarkan sisa pada ujung bekisting.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Bengrat, Tang dll
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

3. Pas. Beton Decking


 Beton decking harus dibuat dengan mutu sama sekuat beton pada area cor.
 Beri cekungan supaya terpasang sempurna pada besi tempat dia menempel.
 Pasang dengan teratur, minimal terpasang tiap 1 meter persegi.
 Untuk sisi samping, pasang beton decking sebelum memasang bekisting.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Tenaga manusia
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

4. Pas. Wiremesh M6-200 (1 Layer) dan Suport Wiremesh

secara prinsip, pemasangan wiremesh ini tidak jauh dengan pemasangan besi beton yang
digunakan untuk tulangan plate. Namun wiremesh memiliki keunggulan yaitu pemakaiannya
lebih praktis sebab bentuknya telah teranyam. Anda hanya perlu mengukur wiremesh tersebut
sesuai dengan luas bidang yang telah diperhitungkan dengan matang, lalu potong sesuai
ukuran tersebut. Tetapi jika ukuran luasannya ternyata masih kurang, Anda cukup
menambahkan wiremesh dengan overlap kurang lebih 15 cm.
Dalam pemasangan wiremesh, Anda harus benar-benar menyimak diameter wiremesh yang
akan dipasang dengan kebutuhannya. Jangan sampai ukuran diameter itu tidak tepat
walaupun hanya berselisih 1 mm saja. Ini disebabkan tingkat kekuatan wiremesh akan jauh
bila ukurannya tidak cocok dengan perencanaan. Hindari juga menggunakan wiremesh yang
telah berkarat.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Trnaga manusia,Bengrat, Tang dll
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

5. Cor lantai beton K-225 tebal 10cm dan K-300 tebal 12 cm


Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pengecoran jalan.

Peralatan dan bahan yang akan digunakan :


Peralatan
 Concrete mixer
 Gerobak sorong
 Sekop
 Cangkul
 rushkam
 Peralatan tukang lainnya
Bahan
 Semen
 Pasir
 Kerikil
 Air
 Bahan-bahan lain yang dianggap perlu

Pelaksanaan pekerjaan :
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
- Membuat adukan beton K-225 menggunakan concrete mixer
- Adukan beton yang telah jadi dibawa ke area pengecoran dengan menggunakan gerobak
sorong
- Beton dihamparkan pada area yang telah dipasang bekisting, plastik alas dan besi beton.
- Permukaan pengecoran diratakan dengan menggunakan rushkam dan dibuat miring
sekitar 2% terhadap lebar jalan agar tidak terjadi genangan air hujan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Concrete Mixer dll
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

6. Trowel Lantai
Persiapan Permukaan
Tebal pelat beton minimal 10 cm, ratakan beton yang baru dituang dengan mengunakan
batang penggetar (fibrator). Untuk mempermudah proses pengecoran & menjaga mutu beton
tambahkan additive plasticizer (BetonMix) dengan mengurangi pemakaian air.

Perataan Permukaan
Beton diratakan dengan jidar (batang besi lurus) sesuai level yang diinginkan, setelah
plastisitasnya cukup, haluskan permukaannya beton dengan mengunakan trowel kayu dan
trowel finish mesin.

Penaburan
Plat beton siap untuk ditaburi bubuk floor hardener apabila permukaanya ditekan dengan ibu
jari hanya akan meninggalkan bekas sedalam 3-5 mm saja, Taburkan bubuk floor hardener
secara merata dengan tangan atau alat yang sesuai.
Pemadatan
Tunggu sampai bubuk floor hardener telah dilembabkan oleh kandungan air semen pada
permukaan beton, gunakan mesin trowel finish dengan putaran rendah dan dasar yang benar-
benar rata (Flat).

Penghalusan Awal
Segera setelah beton mulai mengeras ( Initial setting ) lakukan penghalusan dengan mesin
trowel finish dengan putaran baling baling logam yang lebih halus dengan posisi sudut rendah.

Penghalusan Akhir
Proses penghalusan akhir yakni menggunakan mesin trowel dengan putaran yang tinggi.
Kemudian Finishing menggunakan roskram dan ulangi tahap ini sampai lantai benar benar
halus. Selanjutnya untuk melindungi permukaan beton dari penguapan air yg terlalu cepat &
retakan, semprotkan dengan bahan curing transparant.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan
alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Trowel Lantai Beton
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

7. Pembuatan Ramp depan pintu sliding


 Tentukan jangka pemakaian ramp
 Tentukan lokasi pemasangan ramp
 Buat kelerengan yang tepat sesuai gambar rencana
 Perhitungkan landasan
 Pasang fitur keamanan seperti handrail
 Membuat permukaan anti slip

8. pekerjaan keramik lantai kamar mandi 20x20 ex. Asia tile, mulia

Tahap-tahap pemasangannya sebagai berikut.


 Pertama-tama, siapkan subfloor yaitu lantai dasar atau penopang ubin keramik, bisa
berupa rabat beton atau cor beton (pada lantai dua). Biarkan subfloor kering dengan
sempurna. Untuk mencegah keramik terangkat (popping up), di atas subfloor
sebaiknya dihamparkan lapisan pasir (±2-3 cm) kemudian lakukan screeding (jika
digunakan mortar instan).
 Setelah screed (jika ada) kering dan permukaan bebas debu dan kotoran, lakukan
pengukuran untuk menentukan titik acuan dan pola pemasangan ubin keramik (sesuai
gambar kerja). Gunakan paku dan tali kenur sebagai alat bantu.
 Siapkan adukan spesi (semen dan pasir) atau adonan mortar perekat siap pakai.
Jangan terlalu encer ataupun kekentalan, dan pastikan diperoleh campuran homogen
(tidak menggumpal). Jika akan digunakan adukan spesi, sebaiknya keramik direndam
terlebih dahulu.
 Mulai pemasangan ubin keramik dari titik acuan yang telah ditentukan. Buatlah
kepalaan sebagai pedoman. Aplikasikan spesi atau mortar dengan ketebalan ±2-4 cm,
dan ratakan dengan trowel. Selanjutnya, letakkan ubin keramik di atas spesi atau
mortar, lalu tekan dengan sepotong balok kayu dan pukul dengan palu karet untuk
memadatkan. Lakukan demikian pada ubin keramik satu per satu. Gunakan tile spacer
agar jarak antarubin (nat) teratur.
 Pasang ubin keramik sampai seluruh lantai tertutup. Jika perlu, potong keramik untuk
bagian tepi atau bagian lain seperti area sekitar kloset atau floor drain. Selama proses
pemasangan lakukan pengecekan kerataan dan/atau kemiringan lantai keramik
dengan bantuan waterpass.
 Setelah seluruh keramik terpasang, biarkan minimal selama ±24 jam agar spesi atau
mortar kering dengan sempurna. Hindarkan dari pijakan.
 Keesokan harinya, periksa kondisi lantai. Pastikan tidak ada keramik yang tergores,
retak ataupun pecah; dan juga tidak ada spesi yang kosong (periksa dengan cara
diketuk-ketuk). Jika ada, lakukan perbaikan terlebih dahulu.
 Lepaskan tile spacer dan bersihkan permukaan lantai. Lalu, lakukan grouting atau
pengisian nat dengan adonan semen atau mortar nat instan. Sebagai tahap akhir,
segera bersihkan sisa-sisa spesi atau mortar pengisi nat sebelum mengering.
Gunakan kain bersih atau spons. Bila terlanjur kering, atau jika perlu, bisa digunakan
bahan pembersih berkadar asam <5%, lalu bersihkan dengan air.
 Biarkan lantai keramik benar-benar kering, sebelum kamar mandi siap digunakan.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pemasangan Keramik
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

9. pekerjaan lantai office Homogenous Tile 60x60 ex. Sincere, durafloor setara

 Homogenous tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat, naad serapat


mungkin, maksimum 1 mm. Pada bagian-bagian yang dipasang vertikal harus
diperkuat dengan kaitan-kaitan dari pelat baja st. steel yang dipaku kuat kepada
dinding.
 Setelah homogenous tile harus sama membentuk garis lurus bidang permukaan lantai
harus rata dan waterpass serta tidak ada bagian-bagian yang bergelombang celah-
celah antara masing-masing unit dicor dengan air semen kental yang diberi cat warna
sama dengan granitnya, dilakukan sedemikian rupa sehingga seluruh celah terisi
padat.
 Setelah itu dipoles dengan mesin poles sehingga betul-betul rata dan dikilapkan
dengan wax khusus untuk keperluan tersebut atau rubbing compound.
 Pemotongan homogenous tile harus dilakukan dengan baik dan rapi, dikerjakan oleh
orang-orang yang ahli untuk itu dengan menggunakan mesin pemotong homogenous
tile. Bahan-bahan yang dapat mengakibatkan noda-noda pada lantai seperti minyak,
residu, teak oil dan lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pemasangan Homogenous Tile
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator
10. waterproofing dag beton area toren

G. Pekerjaan Dinding
Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari Pas. Dinding bata uk. 10 cm,
Plester + Aci dinding, Pas. Dinding clading + rangka CNP 100, Cat dinding interior ex.
Dulux, Cat dinding exterior ex. Dulux weathershield dan dinding keramik kamar mandi
uk. 20x40 ex. Asia tile, Mulia setara. Untuk masing – masing sub item pekerjaan akan kami
jelaskan metode pelaksanaannya.

1. Pas. Dinding bata uk. 10 cm


Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
 Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding Bata, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang dibutuhkan.
 Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
 Bata direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai untuk
mengurangi penyerapan air.
 Memasang Bata pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah dipasang
pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1 m dengan
menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk
pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari
persyaratan yang ditetapkan).
 Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan Bata.
 Kemudian Bata disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian Bata dipukul perlahan sampai mencapai elevasi
yang diinginkan.
 Setelah tinggi pasangan Bata mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor beton
kolom praktis.
 Periksa kelurusan serta vertikal pasangan Bata, apabila sudah benar dan sesuai
dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi
maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu
dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan Bata sampai elevasi yang
ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Dinding
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

2. Plester + Aci dinding


 Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
 Menyiram permukaan bata/bataco dengan air sampai basah secara merata (curing)
 Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan 1pc : 4 ps)
 Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuringdengan jarak lemparan ± 50cm dari
permukaan yangdikamprot dengan ketebalan 15-20 mm.Setelah bidang yang dikamprot
kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari; pagi, siang & sore.
 Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 4 ps.
 Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
 Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering
 Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
 Membuat adukan 1 pc : 4 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
 Memasangplesteran pada bidangyang telahada kepalaannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
 Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
 Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
 Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
 Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
 Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
 Plamir bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.Lakukan
 sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar – benar rata dan halus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul,
dan cetok.
Pekerjaan Acian
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah pekerjaan acian selesai,
permukaan dinding difinish dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika
diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan
permukaan dinding tembok yang halus, licin dan rapi.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Plester + Aci dinding
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator
3. Pas. Dinding clading + rangka CNP 100
 Langkah pertama yang diperlukan adalah melihat luasan atau volume bidang yang akan
dipasang SuperPanel, untuk dianalisis modul agar disesuaikan antara rangka yang akan
dipakai dengan tebal panel.
 Rangka yang digunakan diantaranya, rangka CNP, rangka Siku, rangka Hollow.
 Aksesoris pendukung untuk pemasangan cladding diantaranya skrup jenis Self Drill
Tapping Screw, Sealant jenis Polyurethane, dan tentukan titik sebagai acuan atau awal
mulai untuk pemasangan.
 Pemasangan SuperPanel diberi celah ±5-10mm dan diisi dengan sealant untuk
menghindari terjadinya keretakan akibat adanya kembang susut pengaruh dari cuaca.
 Untuk pemasangan skrup, dipasang dengan jarak min 70mm dari sudut dan 15mm dari
sisi panel, serta selanjutnya 200mm jarak antar skrup disisi dan 300mm ditengah panel.
 Untuk finishing bisa langsung dicat tanpa harus diplamir lagi, sehingga sangat menghemat
waktu.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Dinding clading + rangka CNP
100
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

4. Cat dinding interior ex. Dulux Cat dinding exterior ex. Dulux weathershield
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan pengecatan
 Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
 Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
 Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
 Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
 Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
 Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
 Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
 Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Pengecatan Dinding
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator
5. Dinding keramik kamar mandi uk. 20x40 ex. Asia tile, Mulia setara
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : keramik 20x20 cm, semen PC, pasir, semen
grouting nat, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet, waterpass,
benang, selang dan air.

Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk kesikuan
ruang, level tinggi keramik dan star pemasangan dinding keramik.

Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding keramik


 Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah
terpasang.
 Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
 Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
 Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan
perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik
lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
 Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata.
 Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan
keramik mudah pecah.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
 Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu baru
dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Dinding Keramik
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

H. Pekerjaan Plumbing & Drainage


Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari Pas. Wastafel LW 241 CJ ex. Toto
+ aksesoris, Pengadaan cermin 5mm, Pas. Closet Duduk ex. Toto 420 J + aksesoris,
jetwasher closet ex. Toto THX20NPIV, Kran Shower single ex. Toto TX402SP, Galian
tanah untuk Drainage, Urugan kembali bekas galian Drainage, Pemadatan urugan
bekas galian drainage, Pembuatan gutter + besi siku L uk.4cmx4cm, pembuatan
septictank ex. Biotank, Pengadaan Vortex Blower ex. Hitachi Japan VB-020-E3 + ELCB,
pekerjaan sumur bor 30 Meter sampai dapat air ,pengadaan Toren air fiber 1000ltr ex.
Pinguin, Pembuatan instalasi pipa air bersih 3/4" pvc ex. Wavin + aksesoris,
Pembuatan instalasi pipa oksigen 2" stainless galvanize, Pembuatan instalasi pipa
oksigen 2" pvc ex. Wavin ,Pembuatan instalasi pipa Aw air bekas buangan 3" tipe +
aksesoris DAN Pembuatan instalasi pipa Aw air kotor buangan 4" + aksesoris. Untuk
masing – masing sub item pekerjaan akan kami jelaskan metode pelaksanaannya.

1. Pas. Wastafel LW 241 CJ ex. Toto + aksesoris


 Tentukanlah terlebih dahulu posisi ataupun letak wastafel, untuk apa wastafel itu
digunakan serta tentukan pula jumlahnya. Posisi yang yang baik untuk wastafel
berukuran standar ialah diletakkan di pojok ruangan yang berdekatan dengan kamar
mandi dan berdekatan dengan ruang makan.
 Setelah menentukan letak serta jumlahnya, langkah selanjutnya ialah menyiapkan
peralatan serta perlengkapan pendukung lainnya, semisal Pipa PVC, lem pipa, long
elbow, tee 90derajat, reducer elbow serta faucet soket. Ukuran pipa PVC yang
digunakan untuk sakura air bersih yaitu ½ Ichi serta untuk pembuangan air kotor ialah
1 inchi. Pemasangan luruh Pipa PVC di tanam di dinding serta di bawah keramik lantai
supaya tak terlihat serta tak akan mengganggu aktivitas semua penghuni rumah.
 Sewaktu memasang pipa PVC, sediakanlah lubang input saluran air bersih setinggi 90
cm serta pada bagian bawahnya berjarak 15 hingga 20 cm, sediakan juga output
saluran air kotor. Seluruh lubang tersebut dipasang faucet socket. Biasanya ketinggian
wastafel standar ialah 90cm, namun ada bisa menentukan sendiri sesuai yang anda
inginkan. Apabila faucet socket sudah terpasang, maka periksalah seluruh
perlengkapan wastafel yang tersedia dalam satu paket, harap diingat bahwa setiap
merek mempunyai ukuran serta cara pemasangan yang berbeda-beda. Biasanya
perbedaan tersebut hanya terletak pada jarak faucet socket untuk output air kotor serta
input air bersihnya saja. Carilah lubang untuk memasang sekrup yang sudah
disediakan di wastafel, biasanya terdapat dua lubang, selanjutnya ukurlah jaraknya.
Setelah itu tentukanlah titik lokasi sekrup Fischer pada dinding. Lubangilah lokasi
sekrup Fischer yang sudah ditentukan menggunakan mesin Bor. Gunakanlah mata
bor tembok sesuai dengan ukuran sekrup fischer yang hendak dipasang
 Pasang wastafel dengan menentukan lubang yang terdapat di wastafel tepat pada
lubang tembok yang sudah dibor. Kencangkan sekrup fischer memakai nut driver
ataupun screw driver. Pasang pipa yang tersedia dalam satu paket sewaktu
membelinya. Semua pipa tersebut terbuat dari satainless anti karat. Pastikanlah
seluruh bagian wastafel sudah dipasang dengan baik, periksa kembali dengan cara
mengetesnya, apabila masih terdapat bagian yang bocor maka langkah yang mesti
dilakukan ialah kencangkan lagi sambungan pipa stainlessnya.

2. Pengadaan cermin 5mm


 Anda harus melapisi bidang dinding yang hendak ditempel dengan cermin terlebih
dahulu dengan menggunapan plywood setebal 8mm. Lapisan plywood ini berfungsi
untuk penahan cermin sehingga tidak langsung berhubungan dengan dinding bata
yang biasanya memiliki bidang yang tidak rata dan rawan tertembus.
 Pengaplikasian plywood akan membuat pemasangan cermin menjadi kuat, jika Anda
ingin menempelkannya pada dinding gypsum. Anda dapat menggunakan sekrup untuk
memasang cermin tanpa bingkai dengan cara melubangi ujung-ujung cermin untuk
tempat sekrup tersebut. Selanjutnya sekrupkan cermin ke plywood.
 Agar tampilan sekrup menjadi tidak mengganggu nilai estetik dari cermin, maka
sebaiknya pasang penutup pada kepala sekrup. Pilih sealent cermin yang sifatnya
netral atau tidak bersifat asa. Hal ini berfungsi agar bercak-bercak kehitaman tidak
muncul.

3. Pas. Closet Duduk ex. Toto 420 J + aksesoris dan Jetwasher Closet ex. Toto
THX20NPIV
Kloset Duduk dipasang pada tempat yang telah disediakan yang dibawahnya terdapat pipa
pembuangan air koto (PVC 4”/atau 3”) yang dihubungkan ke septicktank.
Pemasangan kloset atau toilet duduk merupakan salah satu bagian penting dari pembuatan
kamar mandi modern. Dengan penjelasan berikut paling tidak Anda dapat mempraktekannya
sendiri.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memasang kloset/toilet duduk adalah kamar mandi harus
telah dipasang keramik dan diisi nad. Saluran air bersih (pipa suplai) dengan ukuran 1/2 inchi
yang berada di belakang kloset harus telah disiapkan. Pipa ukuran 4 inchi sebagai saluran
pembuangan harus telah dipasang dengan bagian ujung pipa sejajar atau rata dengan lantai
keramik.

Ikuti prosedur berikut:


 Buka cover toilet set dan baca petunjuk, dengan begitu akan diketahui jarak dari
dinding belakang kloset ke bagian tengah pipa (jika merek American Standard
biasanya 30,5 cm).
 Persiapan alat yang diperlukan, antara lain: Bor listrik, gergaji besi, meteran ukur,
obeng plus dan obeng minus, Catut atau tang kakaktua, kunci inggris, lem silicon,
kunci pipa, kunci 10 dan kunci12, dynabolt ukuran 10 mm sebanyak 2 buah.
 Mempersiapkan lubang pembuangan dan pipa suplai air bersih sebelum melakukan
pemasangan kloset. Sebagaimana pernah dijelaskan di atas.
 Ukur lubang pengunci bowl (untuk merek American Standard berjarak 14,5 cm), tandai
dengan pensil atau sejenisnya, dan lubangi pada sisi kanan dan kiri dengan jarak
tersebut dengan membagi dua titik tengah pipa. Kemudian masukkan dynabolt,
kencangkan menggunakan kunci 12, lepaskan mur-nya. pemasangan kaki toilet
dengan dynabolt pemasangan kaki kloset
 Balik kloset dan pasang wax ring dengan cara menekannya pada bagian sisi
lubangnya dan pastikan lengket pada sisi lubang kloset.memasang wax ring pada
kloset duduk
 Pasang stop kran, T, flexible hose dan jet shower yang berada pada bagian belakang
kloset. Gunakan kunci inggris untuk mengencangkan drat-nya.pemasangan Stop kran,
T Drat, dan flexible hose Stop kran, T Drat, dan flexible hose
 Jika kloset duduk menggunakan tempat duduk yang memiliki bijet, maka T juga harus
dipasang pada bagian belakang juga. Jika kloset dipasang terlebih dahulu akan
menyulitkan Anda ketika akan memasang stop kran.
 Pasang kloset di atas lubang pipa yang telah dipasang dynabolt pada kedua sisi kanan
dan kiri. Masukkan lubang kaki kloset pas pada dynabolt dan pasang ring dan mur,
kemudian kencangkan dengan kunci 12.
 Pasang alat-alat dalam tangki/tank trim dan memasangnya pada kloset dengan
memasang rubber tank terlebih dahulu sebagai pencegah bocor dan dudukan tanki.
 Sambungkan flexible hose pada T dan tank trim dan kencangkan dengan memutar
drat secukupnya.
 Pengaturan ketinggian air dapat Anda atur sendiri sesuai dengan selera Anda.
 Tahap berikutnya adalah memasang tutup tangki dan tombol (push button).
memasang push button/tombol pada tutup tanki
 Kemudian memasang seat cover pada kloset.
 Lakukan pengetesan jika kloset telah dipasang, apakah terdapat rembesan atau
kebocoran pada tangki dan flexible hose.

4. Kran Shower single ex. Toto TX402SP


 Sediakan pipa fleksibel dengan ukuran 25-30 cm serta pipa T ukuran 12 inchi yang
punya nipple atau ujung.
 Siapkan pula seal tape dan kunci inggris serta kunci pas.
 Sebelum melakukan pemasangan, matikan terlebih dahulu aliran air dari sumber dan
aktifkan stop kran.
 Pasanglah seal tape pada masing-masing drat dengan ukuran lapisan yang agak tebal
kemudian pasanglah dua stop kran yang telah terpasang pada sock drat dinding kamar
mandi.
 Lalu aplikasikan pipa T logam pada stop kran air panas.
 Kemudian sambungkan pipa fleksibel di kedua ujung stop kran kemudian kencangkan
dengan kunci inggris agar tidak merembes.
 Lalu pasanglah selang shower dan ujungnya lalu dipasang pada dinding kamar mandi.
 Shower air panas pun siap digunakan sesuka hati. Namun jangan lupa untuk
menghidupkan sumber air.

5. Galian tanah untuk Drainage

Pekerjaan galian tanah dilaksanakan setelah mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat dan
pasti dari hasil pengukuran dan pemasangan bouwplank, tanah hasil galian ditimbun tidak
terlalu dekat dengan lubang galian supaya tanah galian tidak longsor kembali ke lubang
galian.
Item Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan excavator dan alat bantu lainnya sesuai
dengan gambar rencana. Hasil galian tanah dibuang keluar lokasi pekerjaan.
dan sekelompok pekerja akan merapihkan hasil galian. Selama pelaksanaan pekerjaan galian
diusahakan menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan
dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi dibatasi sepadan dengan pemeliharaan
permukaan galian dengan cara mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
Galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan pelaksanaan setengah badan
jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.
Semua galian terbuka diberi rambu peringatan dan penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka jalur lalu lintas maupun
bahu jalan diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih beserta
lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan.

6. Urugan Tanah Kembali dan Pemadatan Bekas Galian Drainage


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

Persiapan :
 Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat seperti
bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan level
akhir urugan.
 Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah.
 Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing
material urugan).
Pengurungan dan pemadatan :
 Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
 Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
 Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
 Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
 Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat sebagai
sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
 Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
 Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
 Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
 Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

7. Pembuatan gutter + besi siku L uk.4cmx4cm


 Ukur dan Bidik Garis Tata Letak Menggunakan Penanda Garis (Chalk Line / Kapur)
 Tentukan titik awal, atau titik tertinggi jalur Gutter.
 Tandai titik pada papan sampai lebar cucuran kurang lebih 3,2 cm di bawah
sambungan pertemuan antara dinding dan genteng.
 Temukan titik akhir, atau lokasi pipa Gutter vertikal jalur Gutter.
 Tandai titik akhir bawah papan sampai lebar cucuran saat menghitung kemiringan
Gutter 0,6cm untuk setiap panjang 3m.
 Gunakan penanda garis di antara dua titik tersebut.
 Potong Gutter Sesuai Ukuran
 Gunakan gergaji besi atau gunting genggam pemotong logam besar untuk memotong
Gutter sesuai ukuran yang tepat.
 Pasang Pengikat Gutter
 Pengikat bisa dipasang di Gutter ataupun hanya ditempelkan ke papan permukaan
dahulu, tergantung pada jenis Gutter yang Anda beli. Tinjau rekomendasi pabrikan
mengenai jenis Gutter Anda.
 Tentukan Lokasi Pembukaan Pipa Gutter Vertikal
 Gunakan gergaji ukir untuk memotong pembukaan berbentuk segi empat pada tempat
yang tepat di Gutter. Pasang sambungan pipa Gutter vertikal dan sumbat penutup
pada Gutter menggunakan bahan perapat silikon dan skrup logam pendek. Sumbat
penutup harus digunakan pada jalur Gutter yang terbuka pada ujungnya.
 Tempelkan Gutter
 Perekat harus ditempelkan pada papan permukaan setiap 61 cm. Gunakan baut skrup
besar berbahan baja tahan karat yang cukup panjang untuk menembus papan
permukaan minimal 5,1 cm. Pasang pipa Gutter vertikal pada Gutter melalui
sambungan pipa Gutter vertikal. Pastikan bahwa ujung pipa Gutter vertikal yang
meruncing menghadap ke bawah dan menuju ke arah yang tepat. Pasang pipa Gutter
vertikal pada Gutter melalui sambungan pipa Gutter vertikal. Pastikan bahwa ujung
pipa Gutter vertikal yang meruncing menghadap ke bawah dan menuju ke arah yang
tepat.

8. Pembuatan septictank ex. Biotank


Menentukan Lokasi Pemasangan
Lokasi penanaman septic tank harus dipilih yang benar-benar tepat. Meskipun septic tank ini
diklaim tidak akan mencemari lingkungan sehingga bisa diletakkan berdampingan dengan
sumur, tetapi tidak ada salahnya Anda berjaga-jaga dengan memberikan jarak tertentu.
Disarankan pasanglah septic tank bio sejauh minimal 10 m dari posisi sumur. Dengan
demikian, Anda tidak perlu waswas lagi atas terjadinya kemungkinan terburuk. Begitu pula
jika usia pakai septic tank ini sudah habis, Anda cukup menggantinya saja tanpa perlu
membuat ulang sumur.

Membuat Galian Tanah


Septic tank dipasang dengan cara ditanamkan di dalam tanah sehingga limbah dari kloset
yang berada di atas permukaan tanah bisa meluncur ke dalamnya. Itu sebabnya, Anda perlu
menggali tanah guna membuat lubang sebagai tempat pemasangan septic tank tersebut.
Buatlah lubang seukuran septic tank yang Anda beli dengan kedalaman yang disesuaikan
dengan saluran pipa WC. Kemudian taburkan pasir halus yang dipadatkan ke dalam lubang
tersebut sebagai landasan septic tank biar posisinya rata dan stabil dengan ketebalan kira-
kira 10 cm.

Memasang Septic Tank


Setelah lubang tempatnya sudah selesai dibuat, kini waktunya Anda untuk memasukkan
septic tank biotech. Letakkan septic tank ke dalam lubang, lalu aturlah posisinya sedemikian
rupa agar benar. Pastikan posisinya rata sesuai ketinggian muka air. Setelah itu, pasang pipa-
pipa sambungan untuk inlet dan outlet yang melengkapi produk septic tank tersebut.

Memasukkan Air Pertama


Langkah berikutnya adalah mengisi septic tank dengan air hingga memenuhi seperempat
bagian volumenya. Air bisa dimasukkan melalui semua manhole ke masing-masing bagian
biotank secara bersama-sama dan seimbang. Kemudian timbun lubang pemasangan septic
tank menggunakan tanah di sekelilingnya sampai ketinggian tanah mencapai 1/4 dari tinggi
septic tank.

Memasukkan Air Kedua


Pekerjaan tahap ini sama seperti langkah di atas, tetapi pengisian air dilakukan sampai
memenuhi setengah total volume tangki. Berikutnya lubang di sekitar septic tank tersebut pun
diurug memakai tanah sampai ketinggiannya mencapai 1/2 dari tinggi total. Setelah itu,
pengisian air ke dalam septic tank dilakukan sekali lagi hingga melewati bagian outlet. Barulah
kemudian dilanjutkan dengan menimbun galian sampai setinggi leher manhole.

Menyempurnakan Pemasangan
Di tahap terakhir ini, Anda bisa memasang pipa yang bertugas sebagai saluran ventilasi.
Tujuannya yaitu sebagai lubang sirkulasi udara sehingga saluran yang melengkapi septic tank
tidak tersumbat serta bakteri-bakteri yang hidup di dalamnya pun dapat berkembang biak
dengan baik. Agar keamanan septic tank terjamin, disarankan untuk membuatkan penutup di
atas septic tank biotech. Anda bisa membuat semacam penutup dari cor beton bertulang yang
dibangun tepat di atas septic tank.

11. Pengadaan Vortex Blower ex. Hitachi Japan VB-020-E3 + ELCB


 Persiapkan alat bantu yang akan digunakan pada saat pemasangan. Peralatan nya
dapat berupa Blower fan, obeng, tang kombinasi, spidol, gergaji, bor, tangga,
kacamata pelindung, amplas, mur, dan alat-alat lain yang dibutuhkan. Disesuaikan
dengan bahan, keadaan dan lokasi titik pemasangan nya.
 Tentukan lokasi penempatan didalam ruangan kamar tidur sebelum memulai
pemasangan.
 Pastikan titik yang dipilih sebagai titik pemasangan tidak terhalang apapun sehingga
sirkulasi udara yang tersaring dapat berjalan secara efisien dan optimal.
 Buat ukuran sesuai ukuran Blower fan pada titik yang akan dipasangkan dengan
menggunakan pencil atau spidol warna.
 Lubangi titik yang sudah diukur, dan pastikan ukuran Blower fan tetap sesuai seperti
saat pengukuran setelah dilubangi.
 Perlu di cek akan jenis dan spesifikasi Blower fan yang akan digunakan, karena ada
beberapa tipe yang memerlukan penyetingan konektor saluran udara nya terlebih
dahulu.
 Pastikan jenis yang akan digunakan sesuai dengan tipe ruangan yang akan dipilih.
 Pertimbangkan tingkat suara yang akan keluar dari Blower fan anda. Perangkat baru
biasanya mempunyai tingkat suara antara 0.5 sone (pelan) dan 6 sone (keras). Anda
dapat memilih salah satu tingkat suara yang diinginkan.
 Proses selanjut nya adalah memasang pegangan Blower fan yang berupa bingkai
pada titik atau lubang yang akan dipasangi. Fungsi lain dari bingkai ini adalah untuk
memperkuat area pinggiran titik tersebut.
 Setelah itu pemasangan Blower fan pada bingkai dapat diaplikasikan. Pemasangan
nya diletakkan diantara indoor dan outdoor ruangan.
 Selanjutnya saluran dapat disambungkan ke konektor.
 Yang terakhir tutup Blower fan dengan penutup nya.

12. pekerjaan sumur bor 30 Meter sampai dapat air


1. Tahap persiapan
2. Tahap pemboran awal (pilot hole)
3. Tahap electrical loging
4. Tahap pembersihan lubang bor (reaming hole)
5. Tahap konstruksi pipa casing dan saringan (screen)
6. Tahap penyetoran kerikil pembalut (gravel pack)
7. Tahap pencucian dan pembersihan (well development)
8. Tahap pengecoran
9. Tahap uji pemompaan (pumping test)
10. Tahap finishing

Tahap Persiapan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :
Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan peralatan dan
bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Pekerjaan Persiapan Lokasi


Pada tahap pekerjaan ini meliputi :
Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi lapisan
tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu.
Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur
beserta selang-selangnya.
Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.
Tahap Pemboran Awal
Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi Lumpur bor
(mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil
sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan
8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang
digunakan.

Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :
 Kekentalan (viskositas) Lumpur bor
 Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi
waktu permeter)
 Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
 Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil
atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya.
Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil
electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer)

Tahap Electrical Loging


Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap pekerjaan
ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).
Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut
menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang
bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang
elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus
kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan.
Penurunan inilah yang diukur.
Tahap Pembersihan Lubang Bor (Reaming Hole)
Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter
konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap
pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak perlu
diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen)
serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

Tahap Konstruksi Pipa Casing Dan Saringan (Screen)


Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar
konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen) harus
didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman
aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu
memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.

Tahap Penyetoran Kerikil Pembalut(Gravel Pack)


Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring
masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah
masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air yang
encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada rongga
antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.

Tahap Pencucian Dan Pembersihan (Well Development)


Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud untuk
dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari partikel hlus, agar
seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga ar tanah dapat mengalir
kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.
Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :
 Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding lobang
bor.
 Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.
 Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan bebas
dari kandungan pasir.

Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :


1. Water Jetting
Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang mempunyai 4
lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-tiap interval saringan
secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa bor yang dihubungkan dengan
pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang memompakan air bersih kedalam sumur
dalam.
Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar pipa
penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).
2. Air Lift
Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam dari
tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan mulai dari
interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur dalam.

Tahap Pengecoran (Grouting)


Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :
 Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.
 Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing
melalui saringan (screen).
A. Pekerjaan Lain – Lain
Uji Coba

Tahap Uji Pemompaan (Pumping Test)


Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi akuifer
dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta kapasitas pompa
ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.
Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :
 Muka air tanah awal (pizometrikawal)
 Debit pemompaan
 Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)
 Waktu sejak dimulai pemompaan
 Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan
 Waktu setelah pompa dimatikan

Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :


 Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)
 Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi
debit yang berbeda.

Uji pemompaan panjang


Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.
Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan, pertengahan
dan akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk
pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam tersebut
memenuhi standar air minum yang diizinkan.

Kualitas air yang dianalisa adalah :


 PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
 Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
 Jumlah zat pada terlarut (TDS).

Tahap Finishing
Tahap finishing meliputi :
 Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-
kabelnya.
 Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah,
pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah.
 Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.
 Pembersihan dan perapihan lokasi.
13. pengadaan Toren air fiber 1000ltr ex. Pinguin

1. Alas Tangki Air


Cara pemasangan tandon air yang paling sempurna adalah dengan meletakkannya di bidang
datar. Dan jangan memilih pondasi yang miring agar tangki air tidak terjatuh. Anda bisa
membuatnya dengan pondasi atau beton/papan yang sudah di tata. Tujuan kami sangat
menyarankan anda untuk menyediakan alas yang datar untuk meletakkan tandon air adalah
untuk jangka panjang. Jangan sampai ada kerikil ata batu yang nanti akan membuat toren air
anda bocor. Gunakan sapu untuk membersihkan alas yang akan digunakan tersebut. Sapu
sampai bersih jangan biarkan tersisa sama sekali krikil dan batunya.

2. Lebar Pondasi
Persiapan dalam cara pemasangan tandon air yang selanjutnya adalah dengan menyiapkan
tempat yang luas dan mumpuni. Coba lihat di sekeliling rumah anda, apakah terdapat area
yang cukup luas?. Usahakan alas atau pondasi lebih lebar dari ukuran tandon air minimal 30
cm. Hal ini bertujuan sebagai pengaman dan mencegah tandon air tidak mudah jatuh ke
tanah. Terlebih lagi jika anda hendak memasang tangki air anda di tempat tinggi.

3. Kekuatan Alas atau Pondasi


Dalam tutorial pemasangan tangki air anda juga perlu memperhatikan kekuatan alas atau
pondasi anda. Mengapa demikian? karena air adalah benda cair yang memiliki beban.
Sehingga semakin banyaknya air yang di tampung dalam tandon air besar kemungkinanan
pondasi akan menerima beban itu juga. Perlu anda ketahui setiap 1000 liter air memiliki berat
1 ton, sehingga sangat penting dalam mempertimbangkan pembuatan pondasi yang kokoh
agar mampu menahan berat keseluruhan tandon air.

4. Ketinggian Posisi Penempatan Tangki Air


Yang tidak kalah penting selanjutnya dalam pemasangan tangki air adalah penempatan dan
ketinggian tangki air. Menagapa demikian posisi ketinggian tangki air sangat mempengaruhi
besar kecilnya semburan air yang dihasilkan. Semakin tinggi penempatan tangki air anda,
maka semakin besar pula semburan tangki air yang dihasilkan. Berikut adalah beberapa saran
penempatan posisi tangki air.

Ketinggian 2-4 meter


Dengan ketinggian seperti ini tekanan dan semburan air yang dihasilkan rendah. Sandat
cocok untuk pemakaian ringan. Misalnya hanya untuk mengalirkan air saja sangat cocok
untuk anda yang sangat meminimalisir penggunaan air di dalam rumah

Ketinggian 4-6 meter


Pada ketinggian ini tekanan yang dihasilkan dikategorikan sedang. Sehingga semburan air
yang dihasilkan dapat menjangkau 5 – 6 meter. Dengan ketinggian ini semburan air yang
dihasilkan dapat digunakan untuk mencuci motor

Ketinggian diatas 7 meter


Dan yang terakhir adalah di atas ketinggian diatas 7 meter. Dengan ketinggian di atas 7 meter
tekanan air yang dihasilakn sangat tinggi. Namun dampaknya, pengeluaran air dalam
permenit semakin banyak. Dengan demikian pemakaian air anda semakin boros.

5. Pipa Ventilasi
Tips memasang tangki air yang baik dengan adalah dengan memasang pipa ventilasi.
Pemasangan pipa ventilasi udara ini sangat penting untuk mengatur sirkulasi udara di dalam
tangki air. Semua produk kami memiliki pipa ventilasi udara bertujuan untuk mengurangi
tekanan udara dan mengatur sirkulasi udara masuk dan keluar tangki.

6. Water Level Kontrol


Dalam pemasangan tandon air di rumah, hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah
pemasangan water level konrol atau biasa disebut dengan pelampung. Anda bisa memilih
menggunakan pelampung atau tidak. Jika anda memakai pelampung semuanya akan
berjalan otomatis mulai dari pengisian maupun pengeluaran air dari pompa air. Namun jika
tidak menggunakan, anda akan melakukannya secara serba manual.

Cara Memasang Tangki Air


Setelah semua persiapan selesai kita masuk ke hal teknis, yaitu tutorial cara memasang
tangki air. Berikut adalah langkah-langkah instalasi tangki air.
Letakkan tandon air pada pondasi/bidang datar yang sudah dibuat
Lakukan pengecekan menggunakan waterpass, untuk mengetahui tingkat kemiringan tangki
airSetelah semua beres silahkan anda pasang ring pengaman dan pastikan terpasang
dengan baikPasang water control / pelampung andaNamun apakah cara pemasangan tangki
air ini berbeda dengan pemasangan tangki air pendam? Tentu saja tidak, pemasangan tangki
air pendam sangat berbeda dengan pemasangan tangki air general sperti ini. Silahkan baca
postingan kami terbaru, untuk cara pemasangan tangki air pendam secara
detail.Pemasangan Pompa Air Pada Tangki airApakah sudah selesai? Belum...setelah anda
mengikuti cara memasang tangki air di atas, selanjutnya anda perlu mengikuti cara
memasang pompa air pada tangki air. Perlu diperhatikan bahwa pemasangan pompa air yang
salah akan menyebabkan keretakan pada diding tangki air. Untuk lebih jelasnya mengenai
pemasangan pompa air silahkan petunjuk gambar di bawah ini.

Tips Pemasangan Pompa Air Pada Tangki Air


Gunakan pompa air sesuai dengan kebutuhan anda.
Letakkan pompa air pada posisi yang mudah untuk diperksa, agar mempermudah anda bila
ada masalah dikemudian hari.
Tempatkan pompa air sedekat mungkin dengan sumber air, memperkecil jarak pipa hisap.
Pemasangan pompa air tidak boleh langsung atau dekat dengan outlet tangki.
Gunakan koneksi fleksibel untuk melindungi dinding tangki dari getaran pompa.
Pompa air diikat (dibaut) kuat pada dudukan, untuk menghindari pergerakan dan getaran
pompa saat sedang beroperasi.
Kurangi jumlah tikungan dalam sambungan pipa untuk mencegah kebocoran dalam instalasi
pipa air dan meminimalkan hambatan tenaga.
Pasang Saringan Pasir (strainer) untuk sumber air yang mudah terhisap kotoran.

14. Pembuatan instalasi pipa air bersih 3/4" pvc ex. Wavin + aksesoris
 Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
 Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
 Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
 plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan kere-
 takan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
 Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
 setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
 Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
 atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
 Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
 mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
 Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
 Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
 Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik.
 Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
 Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
 Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

15. Pembuatan instalasi pipa oksigen 2" stainless galvanize Pembuatan instalasi pipa oksigen
2" pvc ex. Wavin

Adapun Point Penting Yang Harus Diketahui Dalam Instalasi Pemipaan, Antara Lain:
1. Gas Medis Dari Ruang Sentral Didistribusikan Ke Ruang-Ruang Perawatan Melalui Instalasi Pipa
dan Outlet Gas Medis.
2. Jenis Pipa Yang Digunakan Untuk Semua Instalasi Pemipaan Gas Medis Harus Memenuhi
Persyaratan Medis dan Pada Umumnya Dipakai Pipa Tembaga (Cooper) Dengan Kadar Cooper Diatas
97% atau Stainless Steel.

Distribusi-Perpipaan-Pada-Sistem-Instalasi-Gas-Medis
Sebelum Dipasang Pipa-Pipa Tembaga Harus Dibersihkan dan Ditutup Kedua Ujungnya Untuk
Menghindari Kotoran, Debu, Oli dan Sejenisnya atau Zat Kimia Lain Yang Dapat Menimbulkan
Kontaminasi.
Pada Instalasi Pipa Gas Medis Penyambungan Pipa Harus di Las Dengan Menggunakan Kawat Las
Perak, Agar Sambungan Pipa Rapat Sempurna dan Tahan Lama. Gas Yang Dipergunakan Adalah
Campuran Oxygen Acetyline dan Pada Proses Pengelasan Harus Dialiri Gas Nitrogen.
Pemasangan Pipa Pada Instalasi Pipa Diatas Plafon Harus Dilengkapi Dudukan dan Gantungan Pipa
Yang Diikat Kuat Pada Dek Beton Atau Kuda-Kuda Kayu Masing-Masing Pipa Harus Diberi Klem
Penguat Dengan Jarak Yang Cukup (10-25 cm).
Jarak Dudukan Satu Dengan Lainnya ± 1 Meter, Baik Vertikal Ataupun Horizontal.
Untuk Menghindari Penurunan Tekanan Gas (Pressure Drop) Pemasangan Pipa Pada Instalasi Pipa
Diatur Menurut Diameter Pipa Disesuaikan Dengan Panjang Instalasi Pipa dan Jumlah Outlet.
Ukuran Pipa Yang Dipakai Pada Umumnya Adalah Sebagai Berikut:
∅ 3/8″ = 10mm ∅ 1 1/2″ = 40mm
∅ 1/2″ = 13mm ∅ 2″ = 50mm
∅ 5/8″ = 16mm ∅ 2 1/2″ = 65mm
∅ 3/4″ = 20mm ∅ 3″ = 75mm
∅ 1″ = 25mm ∅ 4″ = 100mm
∅ 1 1/4″ = 30mm
Pemasangan Pipa Pada Instalasi Pipa Didinding harus Dilengkapi Pipa Pelindung (PVC/Konduit) Untuk
Menghindari Benturan Yang Mungkin Terjadi dan Untuk Memudahkan Perawatan/Maintenance
Instalasi Pipa Didinding Biasanya Berukuran 10 – 16 mm.

Distribusi-Perpipaan-Pipa-Tembaga
Penyambungan Pipa Semua Pemasnagan Instalasi Pipa Gas Medis Harus Menggunakan Fitting-Fitting
Yang Sesuai Seperti: Elbow, Tee, Reducer dan Socket.
Untuk Membedakan Jenis Gas Pada Isntalasi Pipa Harus Dipasang Stiker Yang Menyatakan Jenis dan
Arah Aliran Gas Dengan Jarak Yang Cukup (± 2 Meter), Ataupun Memberi Warna, Mengecat Pipa
Sesuai Dengan Jenis Gasnya Masing-Masing.

Seluruh Jaringan Instalasi Pipa Pada Tiap Jenis Gas Harus Dilengkapi Pemasangan:
Satu Unit Kran Induk (Main Valve) Dipasang Diruang Sentral.
Satu Unit Kran Distribusi (Distribution Valve) Dipasang Tiap Lantai.
Kran Pembagi (Zone Valve) Dipasang Sesuai Pembagian Instalasi Sesuai Kebutuhan.
Kran Darurat (Emergency Valve) Dipasang Pada Ruang Operasi/Bedah Sesuai Kebutuhan.
Seluruh Jaringan Instalasi Pipa Harus Dilakukan Pengetesan Terutama Untuk Mendapatkan Kepastian
Kebocoran Pada Setiap Daerah Sambungan, Lebih Diutamakan Pada Instalasi Yang Tertutup Lapisan
Dinding Pemeriksaan Kebocoran Harus Sangat Diperhatikan. Pada Pemasangan Instalasi Pipa Pada
Bangunan Bertingkat, Pengelasan Kebocoran Biasanya Dilakukan Secara Bertahap, Apabila
Dipastikan Tidak Ada Kebocoran Dilanjutkan Pengetesan Keseluruhan.
Pelaksanaan Tahapan Pengelasan Instalasi Pipa:

Test Pertama
Setelah Selesai Pemasangan Instalasi Pipa Diatas Plafon dan Dinding Selesai.
Test Kedua
Setelah Instalasi Pipa Selesai Dipasangkan Valve.
Test Ketiga
Setelah Selesai Pemasangan Outlet Gas Medis.
Test Keempat
Keseluruhan Main Valve Sampai Dengan Outlet, Setelah Sebelumnya Seluas Jaringan Instalasi di Blow
Off.
Test Kelima
Uji Coba dan Blow Off Ulang.
Pengetesan Kebocoran Menggunakan Media Tekan Nitrogen Dengan Tekanan 2 Kali Tekanan Kerja
Instalasi atau ± 10 Kg/cm² Dalam Waktu 2 x 24 Jam.
Pengetesan Pertama Sampai Keempat Seluruh Jaringan Instalasi di Test Dengan Tekanan Yang Sama
(± 10 Kg/cm²) Dalam Waktu Yang Sama.
Pada Pengetesan Kelima Merupakan Uji Coba Tekanan Test Disesuaikan Dengan Fungsi Masing-
Masing Instalasi, Yang Berbeda Test Suction (Vacuum). Untuk Meyakinkan Sebaiknya Dilakukan Cek
Ulang Untuk Menghindari Kesalahan Penyambungan Pada Outlet.

Sebelum Dioperasikan Seluruh Jaringan Instalasi Harus Dibersihkan Dengan Cara Blow Off (Ditiup)
Menggunakan Gas Nitrogen, Setelah Cukup Bersih Dilanjutkan Blow Off Berikutnya Menggunakan
Oxygen.

Perpipaan-Tabung-Gas-Medis
Pada Setiap Ruang Operasi/Bedah Yang Benar Harus Dipasang Satu Outlet Pembuangan Gas Limbah
Dengan Menggunakan Sistem Vacuum Yang Dibuang Melalui Saluran Pipa Khusus Ke Udara Luar.
Untuk Keperluan Perbaikan (Maintenance) Sebaiknya Setiap Bagian/Bangunan Dipasang Saluran
Oxygen Darurat (Emergency Supply Oxygen) Yang Bisa Dengan Mudah Dioperasikan Setiap Saat.

16. Pembuatan instalasi pipa Aw air bekas buangan 3" tipe dan pipa Aw air kotor buangan 4"+
aksesoris
Umum :
 Air kotor,WC,Urinoir disalurkan ke septictank.
 Air bekas,westafel dan floor drain disalurkan langsung ke saluran luar.
 Air hujan disalurkan ke saluran lingkungan atau saluran kota.
 Jaringan pembuangan air di dalam gedung dilengkapi dengan pipa udara (vent).
 Semua pipa baik pipa air bersih maupun air kotor masuk ke shaft yang disediakan,perletakan
pipa-pipa disesuaikan dengan kondisi shaft sehingga memudahkan pemasangan dan
perbaikan bila ada perubahan.
 Pipa – pipa di dalam shaft,harus diberi penguat,support dan access door untuk maintenance.
 Penggantung pipa harus terpasang kuat pada jaringan instalasi air bersih air buangan,pipa
udara dan pipa talang datar.
 Pipa floor clean out,water closet,floor drain dan perlengkapan sanitair harus dipasang
penggantung yang kuat.

Pelaksanaan:
 Dilantai dasar pipa talang tegak harus diberi bantalan yang kuat.
 Sambungan – sambungan antara pipa PVC diberi solvent cement dari kwalitas baik yang
disetujui oleh pengawas.
 Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC dan pipa ABS atau fitting logam,maka menggunakan
sambungan ulir atau flend dengan fitting antara lain faucet elbow valve socket faufet socket
dan lain –lain dan sambungan tersebut diberi lem khusus.
 Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup doop atau
plug dengan bahan material yang sama.
 Pipa – pipa sebelum disambung harus ditest dahulu terhadap kebocoran hal ini dilakukan
sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.
 Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam di tanah pada saat jarak 3 m
harus diberikan pondasi bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5 krl,pondasi ini juga dipasang pada
bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
 Pipa tegak (riser ) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan antara pipa
tegak dan datar dilantai dasar.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Plumbing dan Drainage
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

I. Pekerjaan Kusen dan Pintu


Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari Pek. Jendela (J1) frame aluminium
3" Ex Alexindo, Pek. Pintu (P1) Pintu double Frame Alumunium ex. Alexindo, Pek. Pintu
besi sliding (PS) uk 5 mtr x 3.5 mtr Fin. zincromate + cat ex. Ftalit, Pek. Pintu Toilet (PT)
Pintu & Frame Alumunium ex. Alexindo, Pintu Office tipe (PJ1) Pintu Kaca & frame
Alumunium ex. Alexindo, Pek. Pintu (P2) Pintu & Frame Alumunium ex. Alexindo dan
Pek. Jendela Bouvenlight (BV) & Frame Alumunium ex. Alexindo. Untuk masing – masing
sub item pekerjaan akan kami jelaskan metode pelaksanaannya.

Pemasangan Daun Pintu Dan Jendela Dengan Bahan Alumunium


 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
 Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk
pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
 Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
 Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen
pintunya.
 Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen.
 Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen

Pemasangan Kaca
 Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan
letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan
pada lantai yang datar.
 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
 Setelah terpasang, perlahan masukkan sealent untuk merekatkan kaca agar tidak goyang.

Pemasangan Kunci dan Grendel


 Siapkan rumah kunci dan alat bor
 Lakukan pemasangan rumah kunci dan grendel
 Setelah terpasang lakukan pengetesan buka tutup pintu dan kunci dan cek apakah ada
yang kandas atau tidak
 Jika ada yang kandas, lakukan perbaikan
 Sesuaikan jenis kunci dengan pintu berdasarkan detail gambar kerja
Pasangan Bouvenlight Alumunium Type B1 dan Type B2
Jendela Bouvenlight berfungsi untuk sirkulasi udara dan biasanya ditempatkan pada dinding
bagian atas, sering kita dijumpai pada area kamar mandi dan area dapur.

Pada bagian kusen ambang atas, dibuat sambungan pen dengan lubang terbuka.

Bagian kusen ambang atas disambung pada bagian tiang seperti terlihat pada gambar
dibawah ini:

Kaca bagian atas dipasang yang kemudian dijepit menggunakan list kayu. Tinggi kaca
berukuran melebihi setengah dari tinggi bukaan jendela bouvenlight.
Pada bagian bawah, sambungan pen dengan lubang terbuka digunakan pada pertemuan
tiang dengan ambang bawah

Kaca pada bagian bawah dipasang sama seperti kaca bagian atas dengan tinggi berukuran
melebihi setengah dari tinggi bukaan jendela bouvenlight

List kayu dipasang sebagai penjepit kaca, seperti pada ilustrasi berikut ini:

Hasil akhir kusen jendela bouvenlight menggunakan sambungan pen lubang terbuka.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Terjatuh,Tertabrak Kendaraan, Tangan / kaki terluka
saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Kusen dan Pintu
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

J. Pekerjaan Elektrikal
Pekerjaan Insatalasi Listrik Baru
- Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
- Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu
sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
- Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
- Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
- Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
- Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
- Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir. Tidak
boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda pentanahan dan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
- Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
- Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
- Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
- Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
Pasangan Box Panel + Grounding
pemasangan box panel
Perangkat yang terpasang pada box panel meliputi :
1. KWH meter dan MCB dari PLN
2. Timer – kontaktor
3. Terminal kabel
4. MCB distribusi
5. Terminal pentanahan
 Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang oleh PLN, perangkat lainnya dipasang/dirakit
terlebih dahulu pada loyang box panel. Perakitan dikerjakan di bengkel, dan dipastikan
sudah terpasang semuanya dengan benar sebelum dibawa ke lokasi dan dipasang pada
tiang PJU
 Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN ke KWH meter. Kabel output dr KWH
meter akan terhubung ke Terminal Kabel.
 Dari Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari Terminal Kabel
terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor. Sementara 3 (tiga) terminal positif pada
Timer Kontaktor di by pass menjadi satu dan terhubung dengan saluran positif dari
Terminal Kabel. Output Timer Kontaktor ada 3 (tiga) terminal, dimana yang 2 (dua)
terminal akan tersambung ke MCB Distribusi, sementara 1 (satu) terminal sebagai
cadangan.
 MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit mencatu kesatu arah,
sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah lain.
 Box panel dilengkapi dengan Terminal Pentanahan. Semua saluran netral, baik dari ouput
KWH meter, Timer Kontaktor, jaringan PJU, disambungkan dengan Terminal Pentanahan,
untuk selanjutnya dikoneksikan dengan pentanahan.
 Pada sisi bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan wiring diagram yangmenunjukkan
jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel dimaksud.
 Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang PJU dengan menggunakan stainless belt
dan stopping belt. Penempatan letak pemasangan panel ditentukan oleh Dinas Teknis
dengan memperhatikan jarak antara panel induk dengan gardu distribusi PLN sependek
mungkin.
 Ketinggian box panel sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan agar angka
penunjukkan KWH meter bisa mudah dilihat, disamping untuk tujuan pengaman dan
perawatan.

Pemasangan pentanahan
 Ground Rod diameter 16mm² tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah bisa
memberikan pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm. Dengan angka resistansi yang
kecil akan lebih menjamin keandalan operasionil perangkat listrik, karena berkurangnya
antara lain gangguan elektrostatik.
 Antara Ground Rod dengan Terminal Pentanahan di box panel, dihubungkan dengan
kawat baja diameter 16mm². Untuk keamanan dan estetika, kawat baja pentanahan
dibungkus dengan pipa paralon.
 Untuk lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang terjauh
letaknya dari box panel dipasang juga pentanahan.

Exhoust Fan 16 inch ex. KDK lokal , 40 AAS, air volume 2010Cmh, 73.9 watt dan Exhoust
Fan 10 inch ex. KDK lokal, Fv25GS4, air volume 1150Cmh, 39 watt

 Persiapkan alat bantu yang akan digunakan pada saat pemasangan. Peralatan nya
dapat berupa exhaust fan, obeng, tang kombinasi, spidol, gergaji, bor, tangga,
kacamata pelindung, amplas, mur, dan alat-alat lain yang dibutuhkan. Disesuaikan
dengan bahan, keadaan dan lokasi titik pemasangan nya.
 Tentukan lokasi penempatan didalam ruangan kamar tidur sebelum memulai
pemasangan.
 Pastikan titik yang dipilih sebagai titik pemasangan tidak terhalang apapun sehingga
sirkulasi udara yang tersaring dapat berjalan secara efisien dan optimal.
 Buat ukuran sesuai ukuran exhaust fan pada titik yang akan dipasangkan dengan
menggunakan pencil atau spidol warna.
 Lubangi titik yang sudah diukur, dan pastikan ukuran exhaust fan tetap sesuai seperti
saat pengukuran setelah dilubangi.
 Perlu di cek akan jenis dan spesifikasi exhaust fan yang akan digunakan, karena ada
beberapa tipe yang memerlukan penyetingan konektor saluran udara nya terlebih
dahulu.
 Pastikan jenis yang akan digunakan sesuai dengan tipe ruangan yang akan dipilih.
 Pertimbangkan tingkat suara yang akan keluar dari exhaust fan anda. Perangkat baru
biasanya mempunyai tingkat suara antara 0.5 sone (pelan) dan 6 sone (keras). Anda
dapat memilih salah satu tingkat suara yang diinginkan.
 Proses selanjut nya adalah memasang pegangan exhaust fan yang berupa bingkai
pada titik atau lubang yang akan dipasangi. Fungsi lain dari bingkai ini adalah untuk
memperkuat area pinggiran titik tersebut.
 Setelah itu pemasangan exhaust fan pada bingkai dapat diaplikasikan. Pemasangan
nya diletakkan diantara indoor dan outdoor ruangan.
 Selanjutnya saluran dapat disambungkan ke konektor.
 Yang terakhir tutup exhaust fan dengan penutup nya.
 Peringatan di Dalam Melakukan Pemasangan
 Pastikan anda mengetahui cara kerja menggunakan peralatan berat jika memang
dibutuhkan, dan mengikuti prosedur keamanannya.
 Gunakan teknisi profesional untuk membantu anda didalam mengerjakan
pemasangan kelistrikan nya.
 Sebaik nya pada saat pemasangan nya dilakukan oleh dua orang yang dapat saling
membantu. Karena berhubungan dengan unsur mengangkat beban yang cukup berat
apabila hanya dilakukan oleh satu orang. Dan untuk menghindari resiko kecelakaan
pada saat pekerjaan dilakukan.
 Pastikan semua instruksi pemasangan dilakukan dengan benar, sehingga tidak terjadi
kesalahan pemasangan.
 Padamkan semua arus listrik sebelum memulai pemasangan, untuk menghindari
terjadinya kecelakaan yang sangat fatal karena terkena aliran listrik.
Perkuatan Dudukan Lampu Area Kolam Uji Ikan
Mengelas merupakan teknik penyambungan besi dan logam yang biasa dilakukan dalam
konstruksi bangunan, kerangka kendaraan baik laut, udara dan darat. Teknik mengelas
yang baik memang perlu keahlian khusus dengan pengalaman yang baik dalam
bidangnya. Pengelasan menggunakan las listrik atau las karbit harus tahu teknik dasar
cara membuat sambungan las yang kuat, sehingga kualitas sambungan besi atau baja
yang disambung akan menjadi kuat dan tahan lama.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tersengat Aliran listrik,Terjatuh,Tertabrak
Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Elektrikal
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

K. Pekerjaan Lain – Lain


1. Pembersihan Lapangan
Sisa-sisa puing atau material bekas di packaging kemudian dibuang keluar lokasi proyek
dengan menggunakan mobil pengangkut, dan hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab
kontraktor pelaksana.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tersengat Aliran listrik,Terjatuh,Tertabrak
Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Pembersihan Lapangan
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

2. Biaya Listrik dan Air Kerja


Listrik kerja diharapkan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik, pemotongan
besi, pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja
lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan menciptakan meteran listrik gres dengan pengajuan
ke PLN atau dari Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.

Air kerja sangat diharapkan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan gabungan adukan pekerjaan lainnya.
Untuk pengadaan air kerja diharapkan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja.
Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan pemantekan untuk
mendapat sumber air, lalu dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja
ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja sanggup juga diperoleh dari sumber existing
yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

Waktu pelaksanaan pekerjaan, : sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan


alat dan bahan
Identifikasi bahaya : Tersengat Aliran listrik,Terjatuh,Tertabrak
Kendaraan, Tangan / kaki terluka saat bekerja
Pengendalian resiko : Memakai APD (Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan,
Masker, dan Kaca Mata, Mentaati Peraturan
Lalulintas Mengikuti SOP, Pengopersian Alat Berat
Peralatan yg digunakan : Peralatan Pekerjaan Listrik dan Air Kerja
Penanggung jawab : Project Manager, Pelaksana Lapangan, Tukang,
Operator

SASARAN K3 DAN PROGRAM K3


 Sasaran k3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan dan pekerja
yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material serta lingkungan sekitaqrnya.
Sasaran yang dituju dalam penerapan k3 adalah:
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh
aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko
pekerjaannya masing-masing.
 Program K3
1. Promosi program k3 Promosi program k3 terdiri dari:
Pemasangan bendera k, bendera RI, bender Perusahaan, bentuk dan cara
pemasangan (Lihat lampiran)
a. Pemasangan sign board k3
b. Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan selamat
seperti contoh pada lampiran.
c. Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi
dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan dilapangan.

PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan, petugas K3 melakukan langkah-langkah preventif
guna memberikan kepastian terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pelaksana.
Setiap personil di lapangan diberikan/dibekali kemampuan yang memadai dalam hal prevensi
/ pencegahan melalui kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas K3 berupa pelatihan
yang diselenggarakan baik oleh intansi pemerintah maupun swasta. Dengan pelatihan
tersebut diharapkan mereka bisa menerapkan kegiatan baik medis maupun non medis yang
sifatnya emergensi dalam kondisi kerja apapun. Pengendalian operasional berupa prosedur
kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
 Pemasangan rambu-rambu
 Gunakan operator bepengalaman
 Menjaga jarak dengan alat berat
 Menjaga jarak dengan alat pemotong
 Memakai kaos tangan
 Memakai helm kerja
 Memakai rompi berpemantul
 Memakai sepatu kerja
 Menghindari berada di daerah tebing / curam
 Memperhatikan stabilitasi tanah di lokasi kerja terutama turunan
 Memperhatikan area swing alat berat
 Memperhitungan potensi kejatuhan material
 Menempatkan personil untuk mengawasi pergerakan alat kerja
 Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas
 Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel
 Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
 Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko
 Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan,
 Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3, Indentifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab.

b. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab


Kegiatan SMK3

Organisasi K3 :
Penanggung Jawab

Emergency/Kedauratan P3K Kebakaran


Dalam operasionalnya, pelaksanaan Undang-Undang keselamatan dan kesehatan kerja
dan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, di lapangan dibentuk struktur
organisasi K3 yang terdiri dari Penanggung Jawab, Emergency, P3K, Kebakaran.
Adapun deskripsi tugas masing-masing sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab :
 Merencanakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menerapakan system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan monitoring terhadap aplikasi system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Melakukan sosialisasi terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja;
 Menyediakan perangkat keras kebutuhan penerapan system keselamatan dan
kesehatan kerja;
 Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja;
 Mengambil tindakan nyata terhadap system keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Tugas dan Fungsi Pengawas / Supervisor
 Memastikan semua tenaga kerja dalam posisi aman sesuai prosedur kerja sebagai
pedoman;
 Melakukan evaluasi terhadap semua kondisi yang berpengaruh terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja;
 Memberikan kepastian terhadap tenaga kerja telah dilengkapi dengan alat pelindung
keselamatan;
 Mengidentifikasi awal penyebab kecelakaan kerja dan melakukan tindakan awal
penyelamatan;
 Memberikan informasi kepada tenaga kerja mengenai resiko akibat melanggar
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Tugas dan Fungsi Karyawan dan Personil pemasok / Sub Kontraktor Proyek
 Bekerja sesuai prosedur kerja aman seperti yang tertulis dalam Manual K3;
 Memakai alat pelindung diri pada saat akan bekerja sebagaimana yang dianjurkan
olehpelaksana;
 Melaporkan suatu kondisi tidak aman kepada atasannya;
 Menjaga lingkungan tempat kerja sebagaimana prosedurnya.
4. Tugas dan Fungsi Pelaksana K3
 Memiliki pengetahuan yang baik tentang Peraturan Undang-Undang K3, standar
keselamatan dan kesehatan kerja bidang industri dan memastikan penerapannya
dengan benar setiap saat;
 Memastikan bahwa “prosedur Kerja Aman” berlaku efektif, diketahui, dimengerti,
dan diterapkan. Memastikan perbaikan diterapkan dengan seharusnya;
 Menyediakan laporan bulanan untuk jajaran manajemen yang memuat analisis
gejala statistik:
- Ringkasan tentang semua kecerdasan
- Semua insiden penting
- Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
 Memberikan program Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada karyawan
baru;
 Melakukan inspeksi lapangan secara terus menerus untuk mengidentifikasi tindakan
dan keadaan yang tidak aman, dan memberitahu jajaran pimpinan tentang hal-hal yang
tidak bisa ditanggulangi dengan segera;
 Menyampaikan saran berharga lini manajemen tentang masalah keselamatan
dan kesehatan kerja, termasuk standar-standar yang berlaku dibidang legislatif maupun
industri;
 Membantu penyelidikan pergerakan dan mengumpulkan laporan lengkap tepat pada
waktunya;
 Membantu pelatihan K3 bagi semua tingkat karyawan.
c. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja:
 Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
 Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama kejadian darurat.
 Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas dengan tanggung jawab khusus
selama kejadian darurat.
 Prosedur evakuasi termasuk denah evakuasi.
 Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan darurat yang dipersyaratkan.
 Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian darurat.
 Komunikasi dengan badan pemerintah.
 Komunikasi dengan publik.
 Proteksi/perlindungan rekaman dan peralatan penting.
 Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti gambar denah
lokasi perusahaan, data material berbahaya, prosedur, instruksi kerja dan nomor
telepon penting.
 Keterlibatan pihak eksternal dalam emergency plan harus secara jelas diatur dan
didokumentasikan.
d. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
 Memberi panduan pelaksanaan merujuk K3 konstruksi
 Menyiapkan rambu pelaksanaan sesuai SOP
 Membuat surat persetujuan kepada direksi sebelum bekerja
 Menerima izin pelaksanaan dari direksi
 Melaksanakan pekerjaan disaksikan direksi
 Meminta saran/pendapat direksi perihal SOP pelaksanaan pekerjaan
e. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
Sehubungan pelaksanaan K3 di lokasi kerja, pelatihan dan sosialisasi ke pada pekerja
sangat diutamakan. Untuk itu, pelakanaan pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan
kegiatan dilakukan, yaitu pada masa sesaat setelah mobilisasi. Kepada pekerja dan
seluruh personil diberikan pelatihan singkat mengenai tingkat resiko kerja yang dihadapi
dan tindakan preventif yang paling mutlak dilakukakan. Disaat bersamaan, dilakukan
sosialisasi mengenai pentingnya melakukan pencegahan dini terhadap kecelakaan,
akibat dan resiko yang dihadapi atas pekerjaan yang dihadapinya. Untuk itu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
 Menyiapkan tenaga pelatihan kerja singkat
 Mendatangkan instruktur berpengalaman perihal K3 konstruksi
 Membagikan buku saku K3 Konstruksi kepada seluruh pekerja
 Setiap pagi memberikan briefing sebelum bekerja

f. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan


 Pertolongan Pertama
 Pertolongan pertama (first aids) dapat didefinisikan sebagai pertolongan yang diberikan
kepada seseorang yang telah terluka atau telah jatuh sakit. Pertolongan pertama juga
mencakup membantu diri sendiri karena tidak adanya petugas medis.
 Pelatihan pertolongan pertama terbukti menjadi sangat berharga selama bencana,
seperti gempa bumi atau kecelakaan industri. Dengan mengetahui apa yang harus
dilakukan dalam keadaan darurat dapat mengurangi kebingungan dan kekacauan.
Pengetahuan tentang pertolongan pertama adalah tanggung jawab semua orang dan
harus dianggap sebagai alat penting dalam mencegah komplikasi dan menyelamatkan
hidup.
 Terkait pertolongan pertama, OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
yang merupakan lembaga yang dibentuk oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika
Serikat mensyaratkan bahwa tenaga medis harus tersedia untuk konsultasi mengenai
masalah-masalah keselamatan tempat kerja dan kesehatan. OSHA juga mensyaratkan
bahwa harus ditentukan jumlah personil yang sesuai untuk diberikan pelatihan dalam
prosedur pertolongan pertama dan ditetapkan bahwa perlengkapan untuk pertolongan
pertama dapat tersedia di lokasi kejadian
 Setelah melakukan langkah-langkah darurat untuk menjamin keselamatan korban,
pertolongan pertama harus mengikuti pedoman berikut.
 Jangan memindahkan korban kecuali untuk alasan keamanan (seperti korban dalam
kontak dengan penghantar listrik secara langsung tanpa mekanisme mematikan listrik).
 Tentukan posisi yang paling tepat untuk korban, dan tidak mengizinkan korban
untuk naik atau berjalan.
 Jangan ganggu korban dengan tindakan yang tidak diperlukan (misalnya dengan
mengajukan pertanyaan yang tidak memiliki relevansi dengan perawatan medis).
 Pencegahan kedinginan dengan menggunakan penutup atau selimut.
 Memeriksa korban secara sistematis, memberikan perhatian khusus terhadap sifat dari
kecelakaan atau sakit yang mendadak dan kebutuhan dari situasi tersebut.
 Mengelola prosedur pertolongan pertama yang tepat.
 Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari pertolongan pertama dan harus
dimasukkan dalam desain program ini, antara lain:
 Melatih kader personil dalam perawatan darurat seperti pertolongan pertama dan
pernafasan buatan (cardiopulmonary resuscitation/CPR). Pelatihan harus
menyeluruh, diulang sesering mungkin, dan diarahkan terhadap bahaya spesifik lokasi.
 Menetapkan penghubung dengan tenaga medis lokal.
 Menginformasikan dan mendidik para personil tentang bahaya
 spesifik sehingga mereka dapat secara optimal membantu jika terjadi keadaan
darurat.
g. Persyaratan Operator Alat Angkat
 Operator alat angkat harus memenuhi kompetensi operator alat angkat.
 Setiap operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) alat yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang.
h. Rambu Peringatan/Larangan/Anjuran
 Penempatan rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan
kondisi di tempat kerja.
 Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca.
i. Alat Pelindung Diri
 Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
 Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan
j. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
 Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja.
 Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).
 Induksi K3.
 Persyaratan tanggap darurat.
III. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Yang Direncanakan

Jangka waktu pelaksanaan pada Pekerjaan Pembangunan Sarana Prasarana Uji Ikan
sampai dengan selesai adalah 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender.

Demikian Metode Pelaksanaan kami buat untuk memenuhi aturan pelelangan Pekerjaan
Pekerjaan Pembangunan Sarana Prasarana Uji Ikan .

Pandeglang, 05 September 2019


Penyedia Jasa Kontruksi
CV. PUTRA BANJAR MANDIRI

AHMAD ZAMZAMI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai