Pendekatan Umum
Sebagai Perusahaan Konstruksi yang berkiprah di Provinsi Maluku Utara
PT. AKBAR BANGUN PERSADA disetiap pelaksanaan konstruksinya
akan menerapkan sistim ISO 19001 ; 2008, OHSAS 18001;2007 serta ISO
14001:2004 bertekad melakukan kegiatan pelaksanaan terbaik pada
pekerjaan Pembangunan Gedung Terminal Bandar Udara Kuabang
Kao Volume 3.500 M2
2. Lingkup Pekerjaan
Adapun lingkup pekerjaan Pada Pekerjaan Pembangunan Gedung
Terminal Bandar Udara Kuabang Kao Volume 3.500 M2 diantaranya
dengan mengadakan, mengerjakan, mengangkut bahan-bahan, mengadakan
tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan dan sesuai untuk menyelesaikan
pekerjaan sehingga dicapai hasil yang sempurna. Dan pekerjaan yang diserah
terimakan adalah pekerjaan yang telah selesai 100 %, termasuk dengan
pembersihan sisa-sisa material, pemeliharaan dan perbaikan- perbaikan yang
cacat sehingga sempurna dan memberikan kepuasan kepada Owner.
A. PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Pek. Papan Nama Proyek
Setelah Penandatanganan Kontrak, Papan
Nama Proyek dipasang didepan jalan atau
didepan direksi keet. Papan Nama dibuat
dengan maksud sebagai pemberitahuan,
agar dapat dilihat berapa nilai kontrak
pekerjaan yang ada, perusahaan yang
mengerjakan, Nama pekerjaan, nama
penyedia jasa, waktu pelaksanaan
pekerjaan, nama penyedia jasa, waktu
pelaksanaan serta instansi terkait.
4. Fabrikasi bekesting
Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk
memudahkan pengukuran dan mempercepat
pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi
dekat.
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah
permukaan tanah, maka bekesting dapat menggunakan
multiplek atau pasangan batako :
- Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan
pengukuran dengan theodolith untuk kesikuan dan
leveling pondasi.
- Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus
sehingga hasil pengecoran beton dapat baik.
- Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar
pada waktu pengecoran pasangan dinding batako tidak
ambruk/runtuh.
5. Pengecoran beton
Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu
kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan
komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix
Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada
direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada
proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton
readymix mutu K-225.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi
menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan
dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi,
semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan
disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan
selanjutnya.
Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang
melintas area pengecoran.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari
kotoran dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada
saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan
dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan
dicor belum siap.
6. Curring Beton
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting,
bagian luar disemprot air lalu dicure dengan curing
compound.
- Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering
dinding disemprot air lalu dicure dengan curing
coumpound construction joint dicure dengan air.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin
selama ± 1 minggu.
- Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah
mencapai umurnya.
2. Pengukuran
Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith
melakukan pengukuran dan marking area untuk titik
penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer,
sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan
tanah.
Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara
berurutan mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang
akan dikerjakan.
4. Fabrikasi bekesting
Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk
memudahkan pengukuran dan mempercepat
pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi
dekat.
Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah
permukaan tanah, maka bekesting dapat menggunakan
multiplek atau pasangan batako :
- Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan
pengukuran dengan theodolith untuk kesikuan dan
leveling pondasi.
- Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus
sehingga hasil pengecoran beton dapat baik.
- Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar
pada waktu pengecoran pasangan dinding batako tidak
ambruk/runtuh.
5. Pengecoran beton
Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu
kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan
komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix
Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada
direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada
proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton
readymix mutu K-225.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi
menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan
dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi,
semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan
disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan
selanjutnya.
Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang
melintas area pengecoran.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari
kotoran dan sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada
saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan
dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan
dicor belum siap.
6. Curring Beton
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting,
bagian luar disemprot air lalu dicure dengan curing
compound.
- Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering
dinding disemprot air lalu dicure dengan curing
coumpound construction joint dicure dengan air.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin
selama ± 1 minggu.
- Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah
mencapai umurnya.
3.2. Sloef
3.2.1. Tie Beam Type TB1 (25x50cm)
3.2.1.1. Bekisting
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking
posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk
tiap‑tiap Tie Beamberlainan ukurannya tergantung
berapa titik pondasi yang menahannya.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran Tie Beam
masing‑masing, dimana digunakan kayu multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar
tidak terjadi kesulitan‑kesulitan pada waktu.
pembongkaran bekisting.
4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi Tie
Beamyang sudah diberi tanda kemudian bekisting
yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan
menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar
kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak
mengalami goyangan pada waktu. pengecoran
dilaksanakan.
3.2.1.2. Pembesian
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai
dengan yang tertera didalam gambar rencana, yaitu
besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan
pokok untuk mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk
keseluruhan tulangan. .
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan
kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan
pokok harus dilakukan selang‑seling dan penempatan
sambungan di tempat‑tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak
sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah.
Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut
yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton
sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat
menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking
yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut
beton yang direncanakan.
3.2.2.2. Pembesian
7. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai
dengan yang tertera didalam gambar rencana, yaitu
besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm
8. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan
pokok untuk mempermudah pekerjaan.
9. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk
keseluruhan tulangan. .
10.Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan
kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
11.Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan
pokok harus dilakukan selang‑seling dan penempatan
sambungan di tempat‑tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
12.Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak
sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah.
Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut
yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton
sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat
menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking
yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut
beton yang direncanakan.
3.3. Kolom
3.3.1. Kolom Type K1 (70x70cm)
3.3.1.2. Pembesian
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai
dengan yang tertera didalam gambar rencana
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan
pokok untuk mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak yang sama untuk
keseluruhan tulangan sesuai dengan ukuran gambar
kerja.
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan
kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan
pokok harus dilakukan selang‑seling dan penempatan
sambungan di tempat‑tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
3.4.1.1. Bekisting
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking
posisi bekisting yang akan dipasang.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran Balok, dimana
digunakan kayu multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar
tidak terjadi kesulitan‑kesulitan pada waktu.
pembongkaran bekisting.
4. Bekisting dipasang tegak lurus kemudian bekisting
yang sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan
menggunakan kayu dan paku secukupnya agar
kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak
mengalami goyangan pada waktu. pengecoran
dilaksanakan.
3.4.1.2. Pembesian
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai
dengan yang tertera didalam gambar rencana
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan
pokok untuk mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak yang sama untuk
keseluruhan tulangan sesuai dengan ukuran gambar
kerja.
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan
kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan
pokok harus dilakukan selang‑seling dan penempatan
sambungan di tempat‑tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
3.4.2.1. Bekisting
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking
posisi bekisting yang akan dipasang.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran Balok, dimana
digunakan kayu multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar
tidak terjadi kesulitan‑kesulitan pada waktu.
pembongkaran bekisting.
4. Bekisting dipasang tegak lurus kemudian bekisting
yang sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan
menggunakan kayu dan paku secukupnya agar
kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak
mengalami goyangan pada waktu. pengecoran
dilaksanakan.
3.4.2.2. Pembesian
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai
dengan yang tertera didalam gambar rencana
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan
pokok untuk mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak yang sama untuk
keseluruhan tulangan sesuai dengan ukuran gambar
kerja.
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan
kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan
pokok harus dilakukan selang‑seling dan penempatan
sambungan di tempat‑tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
3.4.3.2. Pembesian
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai
dengan yang tertera didalam gambar rencana
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan
pokok untuk mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak yang sama untuk
keseluruhan tulangan sesuai dengan ukuran gambar
kerja.
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan
kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan
pokok harus dilakukan selang‑seling dan penempatan
sambungan di tempat‑tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
3.4.4.2. Pembesian
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai
dengan yang tertera didalam gambar rencana
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan
pokok untuk mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak yang sama untuk
keseluruhan tulangan sesuai dengan ukuran gambar
kerja.
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan
kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan
pokok harus dilakukan selang‑seling dan penempatan
sambungan di tempat‑tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
3.3.1.2. Pembesian
6. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai
dengan yang tertera didalam gambar rencana
7. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan
pokok untuk mempermudah pekerjaan.
8. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk
keseluruhan tulangan. .
9. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan
kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
10.Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan
pokok harus dilakukan selang‑seling dan penempatan
sambungan di tempat‑tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
11.Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak
sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah.
Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut
yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton
sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat
menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking
yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut
beton yang direncanakan.
4.1.6. ..
4.1.7. Pengecetan
4.1.7.1. Cat Tembok
Sebelum melakukan pengecetan,
pastikan semua bagian permukaan
yang akan dicat telah diplamur,
sudah halus dan sudah dilapisi
dengan cat dasar. Untuk peralatan
yang diakan digunakan adalah kuas
rol dan kuas. Untuk mendapatkan
hasil pengecetan yang berkualitas,
cat yang tidak boleh terlalu kental,
encerkan dengan menggunakan air
30% – 35% dari total berat cat.
4.1.9.2. Pengukuran
- Juru ukur akan melakukan pengukuran untuk menentukan
marking dan kelandaian dengan menggunakan alat ukur
theodolite pada bagian lantai dan dinding partisi gypsum
Sistem Venting
Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udra yang
terjebak di dalam pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan air hujan).
Diantara tujuan pemasangan sistem venting adalah:
- Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul apabila
seluruh perangkat dan pipa pembuangan terisi air buangan pada akhir proses
pembuangan mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir.
- Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
- Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa pembuangan
b. Valve – valve
Gate Valve :
1. Tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge
disk, screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm
atau bisa digunakan tipe Butterfly untuk diameter 15 mm sampai
dengan diameter 25 mm.
2. Tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel
shaft, hand wheel operated with position indicator untuk valve
lebih besar dari diameter 50 mm dengan body material cast iron
untuk tekanan 150 psi dan carbon steel untuk tekanan 300 psi.
Check Valve :
3. Material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal
disk, screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
4. Swing silent type dengan stainless steel disk dengan body
material cast iron untuk tekanan 300 psi dan carbon steel untuk
tekanan 300 psi.
5. Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate
wafer type check valve.
3. SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
3.1. PEMASANGAN UNIT POMPA
a. Seluruh unit pompa harus dipasang dan didudukkan diatas
fondasi dengan kuat dan kokoh.
b. Metoda dan persyaratan instalasi pompa, pemipaan serta
peralatan pemipaannya harus mengikuti dan mengacu kepada
Standard NFPA-20.
3.2. PEMASANGAN UNIT POMPA
b. Penumpu Pipa
- Seluruh pipa harus diikat/ditetapkan, kuat dengan dudukan
dan angker yang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran dan gerakan.
- Pipa horizontal harus ditumpu dengan penyangga dengan
jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.
4.1. M A T E R I A L
a. Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang
didatangkan adalah baru (New Product), bebas dari defective
material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau
mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
b. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi
harus diganti dengan yang sesuai dan dalam jangka waktu tidak
lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda tangani berita acara
penerimaan barang.
c. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan
menjadi tanggungan/beban Kontraktor.
4.5. P E N G E C A T A N
a. Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dililit dengan karung
goni dan dilapisi dengan Tar (Tar coated) untuk penahan Korosi
atau dengan bahan anti karat sintesis yang dispesifikasi untuk
keperluan pemipaan bawah tanah. Sedangkan untuk pipa-pipa
yang terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat
yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas.
b. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda
warna/cat pada setiap jarak + 4 m dengan arah aliran pada pipa-
pipa induk, begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu
pemeriksaan.
c. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut : Untuk jaringan
pipa hydrant dipakai warna merah
d. Khususnya untuk identifikasi dan penentuan warna cat dari masing
- masing instalasi Plumbing dan Hydrant akan ditentukan kemudian
bersama Pemilik / Pengawas.
5. SYARAT-SYARAT OPERASIONAL
a. Pelayanan hydrant diluar/di dalam bangunan dan sprinkler
menggunakan satu set pompa yang terdiri dari jockey pump, electric
hydrant pump dan diesel hydrant pump.
b. Pengaturan kerja pompa dilakukan secara automatic dengan pressure
switch pump Control, control valve serta panel-panel pengoperasian.
c. Semua ketentuan-ketentuan unit pompa beserta perlengkapannya
harus mengikuti NFPA 20 standard.
6. SYARAT-SYARAT PEMELIHARAAN
6.1. SYARAT UMUM
a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pemborong harus
menyerahkan gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk
operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin terpasang di
bawah Kontrak ini. Data-data tersebut haruslah diserahkan
kepada pemilik proyek/Pengawas sebanyak 4 (empat) set dan
kepada Perencana 1 (satu) set.
b. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain :
Instruction Manual, Installation Manual, Maintenance Manual,
Operating Instruction, Trouble Shooting Instruction.
c. Hendaknya diberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi
dan perawatan kepada Pemilik, sebuah dipasang dalam suatu
kaca berbingkai dan ditempelkan di dinding dalam ruang mesin
utama atau tempat lain yang ditunjuk oleh pemilik
proyek/Pengawas.
d. Pemborong harus memberikan pendidikan praktek mengenai
operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknis (Team
Engineering) yang ditunjuk oleh pemilik proyek secara cuma-
cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
e. Pemborong harus memberikan Surat Garansi dari pemakaian
peralatan-peralatan utama kepada Pemberi Tugas.
6.2. MATERI PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib melakukan
pemeliharaan secara berkala terhadap seluruh Instalasi Sistem, baik
peralatan utama maupun instalasi pemipaannya.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pembongkaran
dan pemasangan kembali Split Air Conditioning serta testing sampai berjalan
dengan baik dari semua peralatan dan semua kelengkapan lainnya seperti piping,
instalasi listrik, control dan sebagainya sesuai dengan persyaratan teknis berikut
ini :
a. Pemasangan dan penyetelan seluruh peralatan air conditioning seperti :
Outdoor Unit, Indoor Unit, fan, thermostat, control, dan lain – lain dengan
syarat sebagai berikut:
- Cassete Air Conditioning lengkap dengan accesoriesnya.
- Split Air Conditioning lengkap dengan accessorisnya.
- Peralatan – peralatan control untuk system ini (High, Medium, Low).
-
- Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dari peralatan -
peralatan (Outdoor Unit, Indoor Unit, fan) ke panel
peralatantersebut dengan jenis kabel NYY.
- Dudukan – dudukan mesin termasuk dumper – dumper dan peredam
suara di dalam ruangan – ruangan mesin sehingga suara yang timbul
di dalam ruangan – ruangan kerja masih dalam batas – batas
persyaratan yang tidak mengganggu.
- Testing dan balancing instalasi AC.
- Memberikan service dan maintenance selama masa pemeliharaan
khusus pada instalasi AC yang telah dibongkar.
- Mengadakan perbaikan- perbaikan dari semua kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan ini dan lain-lain dalam masa pemeliharaan.
2. PEKERJAAN TELEPHONE
Yang dimaksud dengan pekerjaan telephone adalah pekerjaan pemasangan
instalasi sistem komukasi pada bangunan gedung. Adapun pada pelaksanaannya
perusahaan akan menggunakan tenaga ahli dibidangnya dan dalam
pelaksanaanya akan memperhatikan spesifikasi yang menjadi acuan.
Adapun metode pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
- Pada saat pengecoran plat, instalasi telepone segera dimulai dengan
pemasangan sparing conduit bersamaan dengan pembersian plat lantai.
- Setelah bekisting plat dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel telepon dapat
segera dimulai sesuai dengan shop drawing
- Test ketahanan kontibuitas
- Pada saat pekerjaan dinding, sparing dan wiring telepon dipasang pada dinding
dimana titik outlet telepon nanti diletakkan
- Setelah dinding dilakukan fisinshing, outlet telepon dapat segera terpasang.
- Setelah itu dilanjutkan dnegan instalasi ke terminal TB Telepon dimasing-
masing ruangan.
4. PEKERJAAN CCTV
Langkah pemasangan CCTV :
- Penentuan titik lokasi CCTV sesuai gambar kerja.
- Menyiapkan material bantu
- Menyiapkan peralatan kerja yg dibutuhkan untuk pemasangan CCTV dalam
Ruangan
- Penentuan titik lokasi control CCTV yg akan dipasang
- Menyiapkan Panel Control dan Main Equipment dan mengatur posisi untuk di
pasang sesuai gambar kerja
- Mengatur manpower pada area Proteksi sesuai skillnya masing masing
5. PEKERJAAN FIDS
Pekerjaan FIDS adalah pekerjaan pengadaan. Dimana perushaaan dalam hal ini
akan melakukan pengadaan dan pemasangan instalasi Control Operation System.
Dalam pelaksanaan akan dialkukan oleh tenaga ahli yang profesional dibidangnya.
HARSANI HARISI, ST
Direktur Utama