Anda di halaman 1dari 133

RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI

PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : i
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI

Uraian Disusun oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


FATHORO TRIMARIAT,
Nama IBRAHIM ST., MT.
NIP.
NIP.198403212010121002
PPK Air Tanah dan Air B
Jabatan Direktur Direksi
aku II

Tanda
tangan

Tanggal 21 Oktober 2022 21 Oktober 2022 21 Oktober 2022

RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI (RMPK)

PAKET PEKERJAAN :

PEKERJAAN PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR


BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN PONOROGO
UNIT PENERIMA
1 Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
2 PPK Air Tanah dan Air Baku II
3 PT. Karya Sepakat Kita
4 Direksi Pekerjaan
5 Arsip

STATUS DOKUMEN

STATUS REVISI

TANGGAL 21 Oktober 2022


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : ii
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

SEJARAH DOKUMEN

Keterangan
Tanggal Catatan perubahan
21 Oktober 2022 Dokumen RMPK Pekerjaan Pem Sesuai Peraturan Menteri
bangunan Intake dan Pipa Trans Pekerjaan Umum Nomor :
misi Air Baku Bendungan Bendo 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem
di Kabupaten Ponorogo
Manajemen Keselamatan
Konstruksi
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : iii
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat
menyelesaikan Penyusunan Rencana Mutu Kontrak Konstruksi.

Rencana Mutu Pekerjaan Kontruksi (RMPK) ini disusun untuk sebagai dasar
panduan dalam pelaksanaan dan pengendalian proses di proyek, sehingga bisa menjamin
bahwa setiap tahapan proses dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga persyaratan
mutu yang disepakati antara Penyedia Jasa PT. Karya Sepakat Kita dan Pengguna jasa
(Owner) terpenuhi.

Adapun susunan dari Rencana Mutu Pekerjaan Kontruksi (RMPK) ini kami sesuaikan
dengan standart baku yaitu Permen PU No. 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi dan dengan tersusunnya Rencana Mutu Pekerjaan
Kontruksi (RMPK) ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Pejabat Pembuat
Komitmen Air Baku dan Air Tanah II, SNVT Air Tanah dan Air Baku BBWS Bengawan Solo
dan seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan Rencana Mutu
Pekerjaan Kontruksi (RMPK) yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Dalam pembuatan Rencana Mutu Pekerjaan Kontruksi (RMPK) ini kami sadari masih
banyak kekurangan, baik dari aspek penyajian maupun kelengkapan data dan ketajaman
materi. Untuk itu kritik serta saran dari semua pihak kami harapkan demi sempurnanya
Rencana Mutu Pekerjaan Kontruksi (RMPK) ini.

Ponorogo, 21 Oktober 2022


PT. Karya Sepakat Kita

Ibrahim
Direktur
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : iv
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................................... i
SEJARAH DOKUMEN............................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iv
A. DATA UMUM PROYEK..................................................................................................................... 5
A.1. Data Kegiatan........................................................................................................................... 5
A.2. Data Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.............................................................................5
A.3. Lingkup Pekerjaan.................................................................................................................... 6
B. STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA.................................................................................15
B.1. Struktur Organisasi Penyedia Jasa.......................................................................................... 15
B.2. Tugas Dan Tanggung Jawab................................................................................................... 15
C. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN........................................................................................ 18
D. TAHAPAN PEKERJAAN................................................................................................................. 19
E. GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS............................................................................................ 27
E.1. Gambar Detailed Engineering Design......................................................................................28
E.2. Spesifikasi Teknis.................................................................................................................... 40
F. RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN (Method Statement).....................................................41
F.1. Metode Kerja Pelaksanaan..................................................................................................... 41
F.2. Tenaga Kerja......................................................................................................................... 126
F.3. Material................................................................................................................................. 126
F.4. Peralatan............................................................................................................................... 129
F.5. Aspek keselamatan konstruksi (Analisis Kesehatan dan keselamatan Kerja/K3).................129
G. PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK.........................................................132
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 5
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

A. DATA UMUM PROYEK

A.1. Data Kegiatan


a. Nama Pekerjaan : Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku
Bendungan Bendo Di Kabupaten Ponorogo
b. Nomor Kontrak , : HK0201/ATAB II/SPK/BENDO-PNG/2022/01
c. Tanggal Kontrak : 11 Oktober 2022
d. Nomor SPMK : HK0201/ATABII/SPMK/BENDO-PNG/2022/02
e. Tanggal SPMK : 11 Oktober 2022
f. Nilai Kontrak : Rp. 46.660.996.328,59
(Empat Puluh Enam Milyar Enam Ratus Enam
Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh
Enam Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Delapan Rupiah
Lima puluh Sembilan Sen)
g. Sistem Kontrak : Unit Price (Harga Satuan)
h. Sumber Dana, : SBSN Tahun Anggaran 2022 - 2023
i. Lokasi, : Kabupaten Ponorogo
j. Waktu Pelaksanaan : 447 (Empat Ratus Empat Puluh Tujuh) Hari Kalender
k. Masa Pemeliharaan : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) Hari Kalender

A.2. Data Penguna Jasa Dan Penyedia Jasa


a. Nama Pengguna Jasa : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak SNVT Air
Tanah Dan Air Baku BBWS Bengawan Solo
b. PPK : PPK Air Tanah Dan Air Baku II
c. Alamat : Jl. Jend. A. Yani No. 37 Kab. Bojonegoro – 62101
d. Nama Penyedia Jasa : PT. Karya Sepakat Kita
e. Alamat Penyedia Jasa : Jl. Arif Rahman Hakim No. 9 Ponorogo, Jawa timur
f. Nama Direktur : Ibrahim
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 6
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

A.2. Lingkup Pekerjaan


Sesuai dengan dokumen, Lingkup Pekerjaan Pembangunan Intake dan Pipa T
ransmisi Air Baku Bendungan Bendo Di Kabupaten Ponorogo adalah
sebagai berikut :
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan dan Perataan m2 400,00
2 Stake Out trase saluran dan Pemasangan Patok Kayu m2 4.353,23
3 Investigasi Geoteknik titik 5,00
4 Direksi Keet dan Barak Pekerja m2 68,00
5 Gudang m2 36,00
6 Mobilisasi & Demobilisasi Ls 1,00
II PENYELENGGARAAN KEGIATAN SMK3
IIA. BIAYA PENYELENGGARAAN SMK3
1 Penyiapan Dokumen SMKK Keg. 1,00
2 Sosialisasi Promosi dan Pelatihan Keg. 1,00
3 Alat Pelindung Kerja Keg. 1,00
4 Alat Pelindung Diri Keg. 1,00
5 Asuransi Dan Perijinan Keg. 1,00
6 Personil K3 Keg. 1,00
7 Fasilitas sarana kesehatan Keg. 1,00
8 Rambu-Rambu Keg. 1,00
9 Lain-Lain Terkait Pengendalian Risiko K3 Keg. 1,00
II.B BIAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1 Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan Keg 1,00
III. PEKERJAAN INTAKE
A. Pekerjaan Tanah
1 Penggalian 1 m3 cadas/tanah keras sedalam 1 m s.d. 2 m (Semi m3 140,00
Mekanis)
2 Pengurugan Kembali Tanah Dari Hasil Galian, Dipadatkan m3 46,67
3 Pengurugan Dengan Pasir Urug m3 5,60
B. Pekerjaan Beton Bertulang
1 Lantai kerja beton mutu fc = 7,4 Mpa (K100) m3 5,60
2 Beton mutu fc=19,3 Mpa (K225) m3 31,50
3 Pembesian dengan besi ulir kg 3.738,00
4 Pemasangan bekisting m2 104,00
C. Pekerjaan Penyambungan Pipa Pada Rumah Katub
Eksiting
1 Pengadaan & Pemasangan Pipa GI Medium 24 m 32,00
D. Pengadaan & Pemasangan Aksesoris
1 Bend All Flange 45 x 24 bh 4,00
2 Gate Valve Resilient Seat PN16 24 bh 1,00
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 7
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

3 Tee All Flange 24 x 6 bh 1,00


4 Combination Air Valve 6 bh 1,00
5 Gate Valve Resilient Seat PN16 6 bh 1,00
6 Pressure Gauge Oil 4 bh 1,00
7 Loose Flange 24 bh 8,00
8 Paking Karet, Mur dan Baut Baja set 8,00
9 Pengecatan Pipa m2 63,33
E. Pekerjaan Manhole
1 Pemasangan Tutup Man Hole (0,85 x 0,85 m) bh 2,00
IV. PEKERJAAN PIPA TRANSMISI
A. Pekerjaan Tanah
1 Galian Tanah Cadas Kedalaman 0 - 3 m dengan mekanis (Pada m3 2.795,99
Bantaran Sungai)
2 Galian Tanah Biasa Kedalaman 0 - 2 m dengan manual (di Rumija m3 8.380,93
Desa)
3 Pengurugan Kembali Tanah Dari Hasil Galian, Dipadatkan m3 6.644,48
4 Pengurugan Dengan Pasir Urug m3 2.696,87
5 Lapisan Pondasi Agregat Kelas B m3 1.897,64
6 Perkerasan Beton Semen (CTB) m3 759,06
7 Laston Lapis Aus (AC-WC) m3 189,76
8 Pembuangan Tanah Sejauh 30 meter m3 4.071,93
B. Pekerjaan Beton Bertulang (Thrust Block Pipa) Pada
Bantaran Sungai
1 Pengurugan Dengan Pasir Urug m3 24,11
2 Lantai kerja beton mutu fc = 7,4 Mpa (K100) m3 24,11
3 Beton mutu fc=19,3 Mpa (K225) m3 144,93
4 Pembesian dengan besi ulir kg 17.391,35
5 Pemasangan bekisting m2 257,82
C. Pekerjaan DPT Pada Bantaran Sungai
1 Pengurugan Dengan Pasir Urug m3 72,12
2 Lantai kerja beton mutu fc = 7,4 Mpa (K100) m3 72,12
3 Beton mutu fc=19,3 Mpa (K225) m3 1.461,69
4 Pembesian dengan besi ulir kg 175.403,0
7
5 Pemasangan bekisting m2 3.460,11
D. Pekerjaan Pengadaan Dan Pemasangan Pipa Transmisi
1 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Steel 3 LPE 610 mm m 1.474,80
2 Pengadaan Dan Pemasangan Pipa HDPE 630 mm PN 12,5 m 4.744,10
3 Pengadaan dan Pemasangan Loose Sleeve, OD 610 mm, t=10 bh 246,00
mm, L=20 cm
4 Pengelasan Sambungan Loose Sleeve m 973,77
5 Pengadaan dan Pemasangan Wrapping anti Korosif u/ titik 246,00
sambungan Sleeve
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 8
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

6 Pengangkutan Pipa Steel 3 LPE 610 mm m 1.474,80


8 Pengangkutan Pipa HDPE, 630 mm (Stockyard - lokasi m 4.744,10
pemasangan)
E. Pekerjaan Pengadaan Dan Pemasangan Aksesoris
1 Pengadaan dan Pemasangan Flange Las 24 bh 37,00
2 Pengadaan dan Pemasangan Stub Flange 24 bh 1,00
3 Pengadaan dan Pemasangan Elbow HDPE 24 45 bh 5,00
4 Pengadaan dan Pemasangan Reducer Tee 24 to 16 bh 1,00
5 Pengadaan dan Pemasangan Flange Las 16 bh 3,00
6 Pengadaan dan Pemasangan Elbow HDPE 16 45 bh 1,00
7 Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve 16 bh 1,00
8 Pengadaan dan Pemasangan Elbow HDPE 24 90 bh 3,00
9 Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve 24 bh 1,00
10 Pengadaan dan Pemasangan Combination Air Valve 100 mm bh 8,00
11 Pengadaan dan Pemasangan Tee Steel 24 x 10 x 24 bh 8,00
12 Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve All Flange 250 mm bh 8,00
13 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Steel 250 mm bh 8,00
14 Pengadaan dan Pemasangan Loose Flange 100 mm bh 8,00
15 Pembuatan Box Valve bh 8,00
F. Pekerjaan Uji dan Komisioning
1 Pengetesan Hydrostatis Pipa 630 m 6.218,90
2 Pencucian Jaringan Pipa dan Uji Pengaliran Sistem (min. 1 x 24 Ls 1,00
jam)
V. PEKERJAAN JEMBATAN PIPA
A. Jembatan Pipa 1 (Bentang 60 m)
A1 Pekerjaan Tanah
1 Galian Tanah Biasa Kedalaman 0 - 2 m dengan Excavator m3 352,98
2 Pengurugan Kembali Tanah Dari Hasil Galian, Dipadatkan m3 88,25
3 Pengurugan Dengan Pasir Urug m3 5,40
4 Pembuangan Tanah Sejauh 30 meter m3 264,73
A2 Pekerjaan Struktur Sipil
1 Lantai Kerja Beton K-100 m3 8,10
2 Abutment Beton K.225 termasuk Pembesian m3 107,33
3 Thrust Block Beton (K.225) m3 1,13
4 Besi Beton 12 Thrust Block kg 221,76
5 Bekesting Thrust Block m2 1,88
6 Pengadaan Pondasi Tiang Pancang 30 cm (P bh 54,00
= 6 m).
7 Pemancangan Pondasi Tiang Pancang 30 cm m 324,00
8 Talud Pelindung Jembatan (Beton K 225) m3 13,30
A3 Pekerjaan Struktur Besi Jembatan
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 9
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

1 IWF 500 x 200 x 10 x 16 Kg 10.871,64


2 Baja Tumpuan Pipa, Profil UNP 100 x 50 x 6 x 8.5 Kg 1.102,40
3 Ikatan Angin (Cross Bracing) Baja Profil L. 70 x 70 x 7 mm Kg 1.033,20
4 Pelat Pengaku, t = 8 mm Kg 327,29
5 Pelat Baja Tumpuan, t = 8 mm Kg 409,77
6 Pelat Penyambung, t = 8 mm Kg 1.331,36
7 IWF 100 x 100 x 6 x 8 Kg 17,20
8 Pelat Pengaku pada Tumpuan, t = 8 mm kg 10,05
9 Klem Pipa (Beugel 22 mm) bh 40,00
10 Angker 25 mm, Panjang 50 cm bh 32,00
11 Pagar Pengaman Pipa bh 2,00
12 Packing Karet, Mur dan Baut Baja bh 16,00
A4 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa Steel
Beserta Aksesoris
1 Pipa Steel 600 mm m 66,75
2 Bend Steel 45 - 600 mm bh 4,00
3 Bend Steel 11,25 - 600 mm bh 2,00
4 Combination Air Valve 100 mm bh 1,00
5 Dismantling Joint 600 mm bh 2,00
A5 Pekerjaan Wash Out
1 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Steel 600 mm m 3,25
2 Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve All Flange 250 mm bh 1,00
3 Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve All Flange 600 mm bh 1,00
4 Pengadaan dan Pemasangan Tee Steel 24 x 10 x 24 bh 1,00
5 Pengadaan dan Pemasangan Giboult Joint 600 mm bh 1,00
6 Pembuatan Box Valve bh 1,00
A6 Pekerjaan Lain-Lain
1 Pengecatan Besi dan Pipa (yang tampak) 3 lapis cat m2 315,12
2 Pemasangan Tutup Box Air Valve dari Besi Plat ls 1,00
3 Pemasangan Kayu Tumpuan Pipa, ukuran 8/12 ls 0,58
4 Pemasangan Tutup Man Hole (0,85 x 0,85 m) bh 1,00
B Jembatan Pipa 2 (Bentang 50 m)
B1 Pekerjaan Tanah
1 Galian Tanah Biasa Kedalaman 0 - 2 m dengan Excavator m3 311,29
2 Pengurugan Kembali Tanah Dari Hasil Galian, Dipadatkan m3 77,82
3 Pengurugan Dengan Pasir Urug m3 5,40
4 Pembuangan Tanah Sejauh 30 meter m3 233,47
B2 Pekerjaan Struktur Sipil
1 Lantai Kerja Beton K-100 m3 8,10
2 Abutment Beton K.225 termasuk Pembesian m3 112,13
3 Thrust Block Beton (K.225) m3 1,13
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 10
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

4 Besi Beton 12 Thrust Block kg 221,76


5 Bekesting Thrust Block m2 1,88
6 Pengadaan Pondasi Tiang Pancang 30 cm (P bh 54,00
= 6 m).
7 Pemancangan Spunpile 30 cm m 324,00
8 Talud Pelindung Jembatan (Beton K 225) m3 12,41
B3 Pekerjaan Struktur Besi Jembatan
1 IWF 500 x 200 x 10 x 16 Kg 9.005,88
2 Baja Tumpuan Pipa, Profil UNP 100 x 50 x 6 x 8.5 Kg 881,92
3 Ikatan Angin (Cross Bracing) Baja Profil L. 70 x 70 x 7 mm Kg 826,56
4 Pelat Pengaku, t = 8 mm Kg 327,29
5 Pelat Baja Tumpuan, t = 8 mm Kg 409,77
6 Pelat Penyambung, t = 8 mm Kg 1.331,36
7 IWF 100 x 100 x 6 x 8 Kg 17,20
8 Pelat Pengaku pada Tumpuan, t = 8 mm kg 10,05
9 Klem Pipa (Beugel 22 mm) bh 32,00
10 Angker 25 mm, Panjang 50 cm bh 32,00
11 Pagar Pengaman Pipa bh 2,00
12 Packing Karet, Mur dan Baut Baja bh 16,00
B4 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa Steel
Beserta Aksesoris
1 Pipa Steel 600 mm m 59,45
2 Bend Steel 45 - 600 mm bh 4,00
3 Bend Steel 11,25 - 600 mm bh 2,00
4 Combination Air Valve 100 mm bh 1,00
5 Dismantling Joint 600 mm bh 2,00
B5 Pekerjaan Wash Out
1 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Steel 600 mm m 3,25
2 Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve All Flange 250 mm bh 1,00
3 Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve All Flange 600 mm bh 1,00
4 Pengadaan dan Pemasangan Tee Steel 24 x 10 x 24 bh 1,00
5 Pengadaan dan Pemasangan Giboult Joint 600 mm bh 1,00
6 Pembuatan Box Valve bh 1,00
B6 Pekerjaan Lain-Lain
1 Pengecatan Besi dan Pipa (yang tampak) 2 lapis cat m2 261,04
2 Pemasangan Tutup Box Air Valve dari Besi Plat ls 1,00
3 Pemasangan Kayu Tumpuan Pipa, ukuran 8/12 ls 0,46
4 Pemasangan Tutup Man Hole (0,85 x 0,85 m) bh 1,00
VI PEKERJAAN POMPA AIR TENAGA HIDRO
A Pekerjaan Perpipaan
1 Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE 63 mm PN 8 m 254,00
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 11
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

2 Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve 24 (610 mm) bh 1,00


3 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Pesat (GIP) 4 (101 mm) m 2,50
4 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Pesat (GIP) 2 (50,5 mm) m 1,50
B Pekerjaan Rumah Pompa
1 Pasangan Batu Bata m2 41,40
2 Lantai Kerja Beton K-100 m3 1,40
3 Pintu dan Kusen buah 2,00
4 Jendela buah 16,00
5 Galian Tanah Biasa (semi mekanis) m3 7,76
6 Timbunan Tanah m3 4,65
7 Pasangan Batu Kali m3 2,62
8 Plesteran m2 14,14
9 Keramik m2 15,52
10 Rooster 20 x 20 bh 10,00
11 Trashblock pada pipa Tekan ( Beton K-300) m3 1,50
12 Beton mutu, fc = 19,3 MPa (K225), slump (12,2) cm, w/c = 0,58 m3 10,00

13 Pembesian dengan besi polos atau besi ulir kg 1.369,00


14 Pasang dan Bongkar Bekisting Dinding Beton dengan Multiplex 12 m2 16,27
mm
15 Lantai Kerja Beton K-100 m3 0,51
16 Pengadaan dan Pemasangan Tee Y All Flange 45 dia 4 x 2 (101 bh 1,00
mm x 50,5 mm)
17 Pengadaan dan Pemasangan Bend All Flange 45 dia 4 (101 mm) bh 1,00
18 Pengadaan dan Pemasangan Bend All Flange 45 dia 2 (50,5 mm) bh 1,00
19 Pengadaan dan Pemasangan Bend All Flange 90 dia 2 (50,5 mm) bh 1,00
20 Pengadaan dan Pemasangan Check Valve 2 (50,5 mm) bh 1,00
21 Pengadaan dan Pemasangan Flange Adaptor 2 (50,5 mm) bh 1,00
C Pekerjaan Turbin dan Pompa
1 Turbin Tipe Crossflow T-14 D100 B0 50 unit 1,00
2 Pompa Sentrifugal 50 x 30 -200 Seri 209 unit 1,00
D Pekerjaan Ground Reservoir Kapasitas 20 m3 (2 buah)
D1 Pekerjaan Persiapan
1 Pemasangan bouwplank m 34,40
2 Pembersihan Lapangan dan Perataan m2 35,70
D2 Pekerjaan Tanah
1 Galian Tanah Biasa Kedalaman 0 - 2 m dengan Excavator m3 44,42
2 Urugan Tanah Kembali m3 14,80
3 Pembuangan tanah sejauh 30 meter m3 29,62
4 Urugan Sirtu Padat m3 9,90
5 Urugan Pasir m3 0,94
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 12
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

D3 Pekerjaan Beton
1 Lantai Kerja t=5 cm m3 0,46
2 Pekerjaan Beton mutu fc = 19,3 MPa (K225) m3 23,80
3 Pekerjaan Begesting Lantai m2 27,38
4 Begisting Dinding m2 73,20
5 Begisting Dak m2 21,12
6 Perancah bekisting lantai bamboo 8-10 ,tinggi 4 m dan JAT 8,0 m m2 21,12

7 Perancah bekisting dinding menggunakan kayu 5/7 ,tinggi maks m2 73,20


2.5 m
8 Pekerjaan Besi Tulangan (Ulir) kg 3.318,58
D4 Pekerjaan Pondasi
1 Pasang pondasi batu kosong (Aanstamping) m3 6,24
2 Pasang pondasi batu belah 1 Pc 4 Ps m3 45,86
D5 Pekerjaan Pipa Inlet
1 Pipa GI 2 m 7,00
2 Wall pipe 2 bh 2,00
3 Bend all flange 2 x 90 bh 4,00
4 Flange las 2 (Lengkap dengan paking & baut) bh 10,00
5 Stub Flange 2 bh 2,00
D6 Pekerjaan Pipa outlet
1 Pipa GI 2 m 4,00
2 Wall pipe 2 bh 2,00
3 Flange las 2 (Lengkap dengan paking & baut) bh 12,00
4 Gate Valve 2 (Lengkap dengan paking & baut) bh 2,00
5 Bend all flange 2 x 90 bh 4,00
D7 Pekerjaan Pipa outlet (HU)
1 Pipa GI 1 m 4,80
2 Kran Air 1/2 bh 8,00
D8 Pekerjaan Pipa Wash Out
1 Pipa GI 2 m 4,00
2 Wall pipe 2 bh 2,00
3 Flange las 2 (Lengkap dengan paking & baut) bh 12,00
4 Gate Valve 2 (Lengkap dengan paking & baut) bh 2,00
5 Bend all flange 2 x 90 bh 4,00
D9 Pekerjaan Pipa Overflow
1 Pipa GI 2 m 8,00
2 Wall pipe 2 bh 2,00
3 Flange las 2 (Lengkap dengan paking & baut) bh 10,00
4 Bend all flange 2 x 90 bh 4,00
D10 Pekerjaan Lain - Lain
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 13
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

1 Cat Waterproofing m2 87,12


2 Waterstop lebar 320 mm m 25,20
3 Tutup Manhole (plat baja tebal 3 mm, rangka baja siku) unit 2,00
4 Tangga Luar unit 2,00
5 Tangga dalam unit 2,00
6 Pipa Ventilasi 3 unit 2,00
7 Pengecatan m2 97,72
D11 Pekerjaan Box Water Meter
1 Lantai kerja, t = 5 cm m3 0,06
2 Lapisan pasir urug, t= 5 cm m3 0,06
3 Beton Plat Lantai, 1pc 2ps 3kr (K100) m3 0,12
4 Pas bata merah 1/2 bt, 1pc 5ps m2 3,84
5 Plesteran, 1pc 5ps m2 7,68
6 Acian m2 7,68
7 Tutup Manhole (plat baja tebal 3 mm, rangka baja siku) m2 2,00
VII PEKERJAAN SISTEM MONITORING AIR BAKU
1 Sistem Monitoring Debit
a Pengadaan dan Pemasangan Elektromagnetic Water Flowmeter bh 1,00
24
b Ultrasonic Level Sensor bh 1,00
2 Sistem Monitoring Kualitas Air
a Turbidity Meter bh 1,00
b Ongkos Pemasangan Ls 2,00
3 Pekerjaan Instrument & Control (I & C)
Panel Kontrol (PLC )
- Modul PLC lengkap c/w CPU, Anl.inp, Dig.Input, Anl.out, set 1,00
Dig.out, Ethernet Comm.modul, Pwr.Supply, (Jml I/O sesuai
diagram + spare 20%)
- Pemrograman PLC set 1,00
- Panel Mounted HMI touch screen 15 bh 1,00
- Industrial standard Hub/switch bh 1,00
- Panel Box bh 1,00
- Surge Arrester bh 1,00
- Assecories Ls 1,00
- Ongkos Fabrikasi bh 1,00
- Ongkos Pasang set 1,00
Instalasi Kabel Data dari Panel PLC menuju Ruang Kontrol Room. mt 500,00
4 Instalasi Kontrol Room.
- Industrial PC (utk operator) bh 1,00
- Industrial PC (SCADA server) bh 1,00
- Printer (Laser Printer) bh 1,00
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 14
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

- Printer Colour bh 1,00


- UPS , 220 volt, 1000 Watt, pure sine wave, minimal back-up bh 2,00
time 2 jam.
- Industrial standard Hub/switch bh 1,00
- SCADA system (Software + Pemrograman) Ls 1,00
- Surge Arrester bh 1,00
- Assecories Ls 1,00
5 Water Level Transmitter bh 2,00
6 Flow Transmitter bh 3,00
7 Kabel Level Transmitter m 400,00
8 Kabel Flow Transmitter m 1.200,00
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 15
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

B. STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA

B.1. Struktur Organisasi Penyedia Jasa


Dalam rangka melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Intake dan Pipa Transmi
si Air Baku Bendungan Bendo Di Kabupaten Ponorogo Penyedia Jasa akan
menugaskan personil – personil yang sesuai dengan yang tercantum dalam
Kontrak. Struktur Organisasi Penyedia Jasa seperti terlihat pada gambar di
bawah ini.

Project Manager
Arwan Yuli Asnani, ST

Manager Teknik Bid. struktur Manager Teknik Bid. Mekanikal Manager Keuangan Ahli Konstruksi K3
Beta Martilova Putra, ST Maful Daryanto, ST Erviyanto Nurdiyansah Siswanto

B.2. Tugas Dan Tanggung Jawab


Tugas & tanggung jawab, wewenang pengguna jasa adalah sebagai berikut :

1. Project Manager (Arwan Yuli Asnani, ST)


Tugas dan Kewajiban Project Manager adalah :
a. Mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan, mulai dari perencanaan sampai
pekerjaan selesai dan diterima baik oleh Pemberi Kerja.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas setiap tenaga ahli sehingga tercipta
suasana kerja yang efektif.
c. Bersama tenaga ahli lain menyusun rencana kerja dan kerangka laporan serta
mendistribusikan pekerjaan kepada tenaga ahli dan pendukung sesuai
dengan kualifikasi yang dimiliki.
d. Menetapkan kerangka pelaksanaan kerja  yang menjadi acuan kerja tenaga
ahli lainnya.
e. Memastikan bahwa pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana serta
memenuhi persyaratan, ketentuan, dan kualitas yang telah ditetapkan

2. Manager Teknik Bidang Struktur Bangunan SDA (Beta Martilova Putra,


ST)
Tugas dan Kewajiban Manager Teknik Bidang Struktur Bangunan SDA
adalah :
a. Manajer Teknik Bidang Struktur Bangunan SDA bertugas untuk menghandle
dan mengontrol pekerjaan di lapangan dengan baik agar dapat mencapai
target yang diinginkan oleh perusahaan (Biaya, Mutu, Waktu, Keselamatan)
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 16
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

b. Melakukan perencanaan sasaran dan mengontrol program kerja (harus bisa


memahami dokumen kontrak, shop drawing, construction, konsep dan
gambar perencanaan serta approval material)
c. Berusaha untuk menghindari segala bentuk kesalahan yang tidak perlu
berdasarkan pengalaman kerja yang dimiliki
d. Membuat perencanaan proyek, membuat laporan kerja dan melakukan
evaluasi hasil pekerjaan untuk dilaporkan nantinya ke kantor pusat
e. Memberikan saran kepada manajemen atas resiko yang dapat mempengaruhi
serta berhubungan dengan klien untuk mengembangkan dan memberikan
future plan perusahaan
f. Melakukan pemantauan progres proyek, produktivitas pekerja dan kepatuhan
terhadap kode keselamatan kerja
g. Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan dan mengendalikan
penerapan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek yang telah
ditetapkan oleh perusahaan
h. Memberikan arahan, motivasi dan memberikan pelatihan kepada bawahannya
serta menekankan kepada mereka tentang disiplin kerja

3. Manager Teknik Bidang Mekanikal (Maful Daryanto, ST)


Tugas dan Kewajiban Manager Teknik Bidang Struktur Bangunan SDA
adalah :
a. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja dan
Lingkungan ( K3L)
b. Menyiapkan data perencanaan yang dibutuhkan
c. Melakukan kegiatan pembuatan sistem mekanikal berdasarkan hasil
rancangan
d. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan system mekanikal sesuai
dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan
e. Melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi system mekanikal mengacu
pada manual pemasangan yang telah ditentukan
f. Melakukan pengujian hasil instalasi sistem mekanikal
g. Melakukan pemeliharaan sistem kekanikal yang telah dipasang
h. Membuat laporan hasil pekerjaan

4. Ahli K3 Konstruksi (Siswanto)


Tugas dan Kewajiban Ahli K3 Konstruksi adalah :
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
b. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
c. Merencanakan dan menyusun program K3
d. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 17
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program


prosedur kerja dan instruksi kerja K3
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 Konstruksi
g. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3
h. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat

5. Manajer Keuangan (Erviyanto Nurdiyansah)


Tugas dan Kewajiban Manajer Keuangan adalah :
a. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan
b. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan deviden
c. Merencanakan, mengatur, dan mengontrol arus kas
d. Merencanakan, mengatur, dan mengontrol pengembangan sistem dan prosed
ur keuangan
e. Merencanakan, mengatur, dan mengontrol analisis keuangan
f. Merencanakan, mengatur dan mengontrol untuk memaksimalkan nilai proyek
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 18
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

C. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 19
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

D. TAHAPAN PEKERJAAN

Mulai

Persiapan

Sosialisasi Pengukuran Kantor Lapangan

B.A Sosialisasi B.A Pengukuran, Kantor Lapagan


Siap Hasil ukur Siap Siap

tidak tidak
C C C
ya ya ya

Surat Ijin Shop Drawing Papan Nama Proyek

Surat Ijin Shop Drawing Papan Nama Proyek


Siap Siap Siap

tidak tidak tidak


C C C
ya ya ya
Pembuatan Rambu Lalu-
MC 0 %
Lintas

MC 0% Rambu Lalu- Lintas


Siap Siap

tidak tidak
C C
ya ya

Amandemen

Amandemen
Siap

tidak
C
ya

Mobilisasi

Gambar D.1 Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 20
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Tenaga : Alat : Bahan :


1. Project Manager 1. Excavator 1. Semen
2. Manager Teknik Bid. 2. Mobil Diesel Generator 2. Pasir Pasang
Struktur Bangunan SDA 3. Pasir Cor
3. Mobil Crane
3. Manager Teknik 4. Kerikil/ Split
Bid. Mekanikal 4. Tripot/Tackel & Handle 5. Batu Belah
4. Ahli konstruksi K3 Crane 6. Batu Bata
5. Butt Fussion Welding I 7. Besi Tulangan
Machine (HDPE) 8. Pompa Sumersible
9. Kabel
10. Pipa HDPE
Galian Tanah keras/ cadas Pemasangan
11. Acc. PipabekistiHDPE
ng

12. Pipa Baja


13. Acc. Pipa Baja
Pemasangan bekisting
Galian Tanah keras/ cadas Siap 14. Baja SiWF
ap
15. Baja UNP
16. Baja Siku
tidak tidak
C 17. Plat Baja
C
ya ya
Urugan tanah kembali dan
Beton mutu fc=19,3 Mpa (K225)
pemadatan

Urugan tanah kembali dan Beton mutu fc=19,3 Mpa (K225)


pemadatan siap Siap

Penyelenggaraan MK3
tidak tidak
C C
ya ya
Penyambungan Pipa Pada
Pelaksanaan Urukan Pasir
Rumah Katub Eksiting

Penyambungan Pipa Pada


Urukan Pasir siap
Rumah Katub Eksiting Siap
Gambar D.1 Bagan Alir Pelaksanaan 1. Pekerjaan Intake
2. Pekerjaan Pipa Transmisi
Kegiatan (lanjutan)
tidak tidak
C C
3. Pekerjaan Jembatan Pipa Baja
ya ya
4. Pompa Air
5. Pekerjaan Sistem Monitoring Air Lantbaku
ai Kerja tebal 5 cm, K 100 Pemasangan Aksesoris

Lantai kerja tebal 5cm siap, Pemasangan Aksesoris


K 100 Siap
II
tidak tidak
C C
ya ya
Pemasangan Tutup Man Hole
Pembesian dengan besi ulir
(0,85 x 0,85 m)

Pemasangan Tutup Man Hole


Pembesian dengan besi ulir Siap
(0,85 x 0,85 m) Siap

tidak tidak
C C
ya ya

II
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 21
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

III IIIa

Pengadaan Pipa Baja, HDPE & Pekerjaan Beton Bertulang


Acc. Pipa (Thrust Block Pipa)
Pada Bantaran Sungai
IIIb
Pengadaan Pipa Baja, HDPE &
Acc. Pipa Siap Pekerjaan Beton Bertulang
(Thrust Block Pipa) Pada
Bantaran Sungai Siap Pencucian Jaringan Pipa dan
tidak
C Uji Pengaliran Sistem
ya tidak
C Pencucian Jaringan Pipa dan
Pemeriksaan Pipa Baja, HDPE & Uji Pengaliran Sistem Siap
ya
Acc. Pipa
Pekerjaan Beton Bertulang
tidak
B.A Pemeriksaan (Thrust Block Pipa) C
Siap Pada Bantaran Sungai
ya

tidak Pekerjaan Beton Bertulang Pengembalian Beton K225


C (Thrust Block Pipa) Pada
ya Bantaran Sungai Siap
Pengembalian Beton K225
Bongkar Aspal dan beton tidak Siap
C
ya tidak
Bongkar Aspal dan Beton C

Gambar D.1 Bagan Alir Siap Urugan Tanah ya


Pelaksanaan Kegiatan (lanjutan)
tidak Pengembalian Aspal
C
Urugan Tanah
ya Siap
Pengembalian Aspal
Galian tanah tidak Siap
- Galian Tanah Cadas C
- Galian Tnah Biasa ya tidak
- Galian Tanah Keras C
Pemadatan Tanah ya

Galian Tanah IV
Siap
Pemadatan Tanah Siap
tidak
C
tidak
ya C

Pemasangan Pipa GI, HDPE & ya


Acc. Pipa
Pengetesan Hydrostatis Pipa

Pemasangan Pipa GI, HDPE


& Acc. Pipa Siap Pengetesan Hydrostatis Pipa
Siap
tidak
C
tidak
ya C
ya
IIIa
IIIb
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 22
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

IV VIa

IVb

Galian Tanah Beton K-225


Pemasangan Pipa Steel
Beserta Aksesoris
Galian Tanah Beton K-225
Siap Siap
Pemasangan Pipa Steel
tidak tidak Beserta Aksesoris Siap
C C
ya ya tidak
C
Pemancangan Pondasi Talud Pelindung Jembatan ya
Tiang Pancang 30 cm (Beton K 225)
Pekerjaan Wash Out
Pemancangan Pondasi Talud Pelindung Jembatan
Tiang Pancang 30 cm Siap (Beton K 225) Siap
Pekerjaan Wash Out
Gambar D.1 Bagan Alir C
tidak
C
tidak Siap
Pelaksanaan Kegiatan (lanjutan)
ya ya tidak
C
Urugan Pasir Besi WF ya

Pengecatan Besi dan Pipa


Urugan Pasir Besi WF
Siap Siap
Pengecatan Besi dan Pipa
tidak tidak Siap
C C
ya ya tidak
C
Pembesian Besi UNP ya

V
Pembesian Besi UNP
Siap Siap

tidak tidak
C C
ya ya

Begesting Besi L

Begesting Besi L
Siap Siap

tidak tidak
C C

IVa
IVb
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 23
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Gambar D.1 Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan (lanjutan)

Pengukuran dan pasang Pekerjaan Pipa Overflow


Pasangan 1/2 bata 1 Pc : 3 Ps
bouplank

Pengukuran dan pasang Pasangan 1/2 bata 1 Pc : 3 Ps Pekerjaan Pipa Overflow


bouplank Siap Siap Siap

tidak tidak tidak


C C C
ya ya ya

Galian tanah biasa Kusen Pintu dan jendela Pekerjaan Turbin dan Pompa

N.SD-18
Galian tanah biasa Kusen Pintu dan jendela Pekerjaan Turbin dan Pompa
Siap Siap Siap

tidak tidak tidak


C C C
ya ya ya
Urugan tanah kembali Plesteran 1 Pc : 3 Ps
dengan pemadatan tebal 15 mm Pengecatan

Urugan tanah kembali Plesteran 1 Pc : 3 Ps Pengecatan


dengan pemadatan Siap tebal 15 mm Siap Siap

tidak tidak tidak


C C C
ya ya ya
Buang tanah sis a galian VI
Acian
sekitar lokasi > 30 m

Buang tanah sisa galian Acian


sekitar lokasi > 30 m Siap Siap

tidak tidak
C C
ya ya
Urugan pasir padat
Trashblock pada pipa Tekan
bawah aanstampeng

Urugan pasir padat bawah Trashblock pada pipa Tekan


aanstampeng Siap Siap

tidak tidak
C C
ya ya

Urugan sirtu bawah lantai Pekerjaan Pipa Inlet

Urugan sirtu bawah lantai Pekerjaan Pipa Inlet


Siap Siap

tidak tidak
C C
ya ya

Pasangan aanstampeng Pekerjaan Pipa outlet

N.SD-7
Pasangan aanstampeng Pekerjaan Pipa outlet
Siap Siap

tidak tidak
C C
ya ya
Pasangan pondasi batu
Pekerjaan Pipa Wash Out
belah 1 pc : 4 ps

Pasangan pondasi batu Pekerjaan Pipa Wash Out


belah 1 pc : 4 ps Siap Siap

tidak tidak
C C
ya ya
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 24
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Gambar D.1 Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan (lanjutan)

VI

Sistem Monitoring Debit

Sistem Monitoring Debit


Siap

tid ak
C
ya

Sistem Monitoring Kualitas Air

Sistem Monitoring Kualitas Air


Siap

tid ak
C
ya
Pekerjaan Instrument &
Control (I & C)

Pekerjaan Instrument &


Control (I & C) Siap

tid ak
C
ya

InstalasiKontrol Room.

InstalasiKontrol Room.
Siap

tidak
C
ya

VII
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 25
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

VII

MC 10 %

MC 10 %
Gambar D.1 Bagan Alir Pelaksanaan Siap Kegiatan (lanjutan)
tidak
C
ya

Asbuilt Drawing

Asbuilt Drawing
Siap

tidak
C
ya

PHO

B.A PHO
Siap

tidak
C
ya

Pemelihara n

Pemelihara n
Siap

tidak
C
ya

FHO

B.A FHO
Siap

tidak
C

Selesai
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 26
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Gambar D.1 Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan (lanjutan)


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 27
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

E. GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 28
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

E.1. Gambar Detailed Engineering Design


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 29
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 30
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 31
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 32
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 33
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 34
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 35
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 36
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 37
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 38
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 39
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 40
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 41
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

E.2. Spesifikasi Teknik Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku Bendun
gan Bendo Di Kabupaten Ponorogo

Alat/Material/Tenaga Kerja
No. Spesifikasi Keterangan
/Produk
Butt Fussion Welding Machine
1 (HDPE) Sampai Dia. 24 inc  2 Unit
2 Tripot/Tackel & Handle Crane Min 2 ton  3 Unit
3 Mobil Crane Min 5 ton 2 Unit
4 Mobil Diesel Generator Min 100 KVA 3 Unit
5 Excavator Min 0.60 m3  2 Unit
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 42
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

F. RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN (METHOD STATEMENT)

F.1. Metode Kerja Pelaksanaan


I. Pekerjaan Persiapan
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
 Mobilisasi terdiri dari pekerjaan persiapan dan pelaksanaan, tapi tidak terbatas pada
kebutuhan-kebutuhan untuk mobilisasi personil, peralatan, pemasokan, dan suplemen
lainnya yang diperlukan ke lokasi pekerjaan, untuk pembangunan kantor, gudang dan
fasilitas lainnya yang diperlukan untuk bekerja di proyek, dan untuk seluruh pekerjaan
dan pengakutan peralatan meliputi:
1. Excavator Min 0.60 m3 2 unit
2. Mobil Diesel Generator Min 100 KVA 3 unit
3. Mobil Crane Min 5 Ton 2 unit
4. Tripot/Tackel & Handle Crane Min 2 Ton 3 unit
5. Butt Fussion Welding Machine (HDPE) s/d 24 inch 2 unit

dan pembersihan lapangan, sebelum mulainya berbagai item pekerjaan kontrak di


lokasi pekerjaan.
 Mobilisasi dan Demobilisasi dianggap selesai bila Kontraktor dapat melaksanakan dan
diterima oleh direksi mengenai pemenuhan masing-masing persyaratan yang terkait
yang disebutkan dalam kontrak.
Selama proses pelaksanaan pekerjaan akan diambil foto dokumentasi pekerjaan
mobilisasi dan demobilisasi.

Gambar ilustrasi mobilisasi alat berat

2. Pembersihan Lapangan dan Perataan


Pekerjaan ini akan terdiri dari pembersihan semua pohon dengan diameter batang
sesuai dengan spesifikasi teknik , kayu-kayu yang jatuh, pecahan benda, semak,
tumbuh-tumbuhan lain, sampah dan semua bahan-bahan lainnya yang tidak
dikehendaki, pengupasan tumbuh-tumbuhan permukaan dan tanah humus dan
pembuangan semua bahan-bahan sisa yang berasal dari pekerjaan ini untuk
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 43
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

menyediakan permukaan yang bersih dan jelas sebelum pekerjaan tanah atau pekerjaan
konstruksi lainnya dimulai.

Gambar ilustrasi pembersihan lapangan dan perataan


3. Stake Out trase saluran dan Pemasangan Patok Kayu
Spesifikasi ini mengatur pekerjaan pengukuran (survey) dan stake out trase saluran
yang diperlukan guna penentuan titik / lokasi yang akurat selama pekerjaan utama
berlangsung serta pembersihan lapangan dan peralatan.
Tanda dasar Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan
pekerjaan seperti terlihat pada gambar yaitu BM-01 yang terletak berdekatan dengan
rencana bangunan Kws. Sumur Bor dan BM-02 yang berada dekat dengan rencana
Bangunan Reservoir. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik
tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang
diberikan kepada Kontraktor sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench
Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan,
Kontraktor perlu melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas
ketelitiannya. Pemberi tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark
yang lain begitu juga dengan titik referensinya. Kontraktor perlu mendirikan Bench
Mark tambahan sementara untuk kemudahannya, tetapi tiap Bench Mark sementara
yang didirikan merupakan rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan
merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh
Direksi.
Dalam melaksanakan pekerjaan pengukuran dan Ueitzet, Kontraktor harus selalu
mengacu pada kode / standar dan publikasi yang lazim dipakai yang dikeluarkan oleh
badan / institusi antara lain sebagai berikut : BAKOSURTANAL : Badan Koordinasi
Survei dan Pemetaan Nasional.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengukuran dan setting out, kontraktor harus
membuat rencana kerja untuk diajukan kepada Direksi guna mendapat persetujuan.
Rencana kerja yang dibuat harus mencakup penjelasan antara lain :
- Metode pengukuran;
- Daftar alat yang akan digunakan;
- Kualifikasi dan daftar personil.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 44
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Gambar ilustrasi stake out trase saluran

4. Investigasi Geoteknik
Pekerjaan ini meliputi Penyelidikan tanah di lokasi Pekerjaan, dengan pekerjaan
pengeboran inti sebanyak 5 titik guna mendapatkan data tanah pada lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan pekerjaan kepada Direksi
Pekerjaan sebelum dimulainya pekerjaan, yaitu :
- Gambar detail titik lokasi pengeboran untuk pengambilan sample.
- Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan Investigasi
Geoteknik Daftar personil/tenaga kerja dan perlatan minimal yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan.
- Menentukan lokasi untuk melakukan uji labolatorium dan harus dengan persetujuan
direksi.

II.PENYELENGGARAAN KEGIATAN SMK3


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) merupakan bagian
dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka menjamin
terwujudnya Keselamatan Konstruksi. Keselamatan Konstruksi diartikan segala
kegiatan keteknikan untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan
pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang
menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja keselamatan publik, harta benda,
material, peralatan, konstruksi dan lingkungan.
Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi, Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa
Konstruksi harus menerapkan SMKK. Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK
merupakan Penyedia Jasa yang memberikan layanan:
a. Konsultasi manajemen penyelenggaraan konstruksi;
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan;
c. Pekerjaan Konstruksi; dan
d. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
Penerapan SMKK sebagaimana harus memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan. Penerapan SMKK dimuat dalam dokumen SMKK yang
terdiri atas:
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 45
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

a. Rancangan konseptual SMKK;


b. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
c. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
d. Program Mutu;
e. Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
f. Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP).
Komponen kegiatan penerapan SMKK merupakan penjelasan penerapan SMKK yang
paling sedikit terdiri atas:
a. Risiko Keselamatan Konstruksi;
b. UKK; dan
c. Biaya Penerapan SMKK.

B. Resiko Keselamatan Konstruksi


1. Penetapan Resiko Keselamatan Konstruksi
Risiko Keselamatan Konstruksi untuk pekerjaan ini adalah resiko besar karena
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Pekerjaan system penyediaan air baku, mempunyai kedalaman galian >1,5 m
mempunyai resiko besar
b. Berdasarkan nilai pekerjaan senilai 90 – 100 Milyar dengan jangka waktu
pelaksanaan lebih dari 8 bulan
Berdasarkan lampiran Permen PUPR Nomor 10/PRT/M/2021, Dalam hal Pekerjaan
Konstruksi memiliki Risiko Keselamatan Konstruksi besar sebagaimana dimaksud
perbandingan jumlah personil Keselamatan Konstruksi dengan jumlah tenaga kerja
konstruksi berupa 1:40 (satu banding empat puluh) 40, sehingga harus mempunyai
personel Keselamatan Konstruksi paling sedikit 2 (dua) orang yang terdiri atas:
a. 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi dan/atau Ahli Madya K3 Konstruksi
dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun; dan
b. 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi dengan pengalaman paling singkat 3
(tiga) tahun.
Dalam menerapkan SMKK, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus membentuk
UKK. UKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada unit yang
menangani Keselamatan Konstruksi di bawah pimpinan tertinggi Penyedia Jasa. UKK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Pimpinan, harus memiliki kompetensi kerja yang dibuktikan dengan Sertifikat
Kompetensi Kerja di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
dan/atau Keselamatan Konstruksi.
b. Anggota. harus memiliki kompetensi kerja yang dibuktikan dengan kepemilikan
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi. Untuk pekerjaan ini terdiri paling tidak
petugas Keselamatan Konstruksi atau Petugas K3 Konstruksi, petugas tanggap
darurat dan petugas pengatur lalu lintas.
Tanggung jawab penerapan pengendalian mutu Pekerjaan Konstruksi melekat pada
pimpinan tertinggi Penyedia Jasa dan pimpinan UKK. Dalam hal Pekerjaan Konstruksi
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 46
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

berisiko Keselamatan Konstruksi sedang atau besar, Penyedia Jasa Pekerjaan


Konstruksi harus membentuk UKK yang terpisah dari struktur organisasi Pekerjaan
Konstruksi.

Ketentuan administrasi
Kewajiban Umum
1) Mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko
kecelakaan.
2) Mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat -alat lain yang akan digunakan atau
dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3) Mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat
melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4) Menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi
Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan
untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5 Memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur,
jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi
petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha
pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan
pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan
kecelakaan yg dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja
dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
9) Wajib mengasuransikan semua tenaga kerja berikut tim Direksi.

Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja


1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full- time)
untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan
mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat
proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk unit pembina K3.
3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit
struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia
jasa.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 47
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia


pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
Laporan kecelakaan
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing-masing dan
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan
Untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus dibuat
sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat
lain serta jalur transportasi, dimana :
1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :
a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali.
b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.
2) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk
referensi.
3) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK).
4) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat
kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk
kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.
6) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain
alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi
keterangan-keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
8) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan harus
dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
9) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu).
10) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan
cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke
rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
11) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis
yang memberitahukan antara lain :
- Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang PPPK,
ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas K3.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 48
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

- Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor telepon


dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
- Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang
dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja


Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah
diantisipasi sejak dini yaitu pada saat mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan
biaya suatu pekerjaan konstruksi. Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu
item pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang
lelang. Selanjutnya Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan
kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia
dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh karena itu
baik Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan
dan kesehatan kerja ini agar dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan
pengawasannya.

Ketentuan Teknis
a. Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek
lingkungan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.

b. Tempat kerja dan peralatan


Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
1) Pintu masuk dan keluar
a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.
b) Alat-alat/tempat-tempat tsb harus diperlihara dengan baik.

2) Lampu / penerangan
a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat alat penerangan
buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk pada
gang-gang.
b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya
apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk mendapat udara
segar.
b) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang berbahaya,
tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk mencegah bahaya-bahaya
tsb di atas.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 49
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan
ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan.
c) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk ditempat kerja.
d) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain harus
dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
e) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan
pada tempat penyimpanan semula.

c. Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek dapat
dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia:
a) Alat-alat pemadam kebakaran.
b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran.
3) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang yang
berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
4) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang dapat
dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam kebakaran harus
selalu dipelihara.
5) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan
dicapai.
6) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat-
tempat sebagai berikut :
a) di setiap gedung dimana barang2 yg mudah terbakar disimpan.
b) di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
7) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan
a) di tempat yg terdapat barang2/benda2 cair yg mudah terbakar.
b) di tempat yg terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang menggunakan
api.
c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
8) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan kerusakan teknis.
9) Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di suatu gedung, pipa
tersebut harus :
a) dipasang di tempat yg strategis demi kelancaran pembuangan.
b) dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) mempunyai sambungan yg dpt digunakan Dinas Pemadam Kebakaran
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 50
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

d. Perlengkapan keselamatan kerja Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk


melindungi Direksi Pekerjaan, dan tenaga kerja dlm melaksanakan tugasnya antara
lain sebagai berikut :
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau pemelihara alat-alat .
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
6) Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising, misalnya pemadatan tanah
dengan stamper dan sebagainya.

PROTOKOL PENCEGAHAN CORONA VIRUS ( COVID-19 ) DALAM


PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
- Pertama, membentuk satuan tugas (satgas) pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh
pengguna jasa dan penyedia jasa.
- Kedua, menyediakan fasilitas pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh penyedia jasa
pekerjaan konstruksi.
- Ketiga, mengedukasi semua oang untuk menjaga diri dari Covid-19 oleh satuan tugas.
- Keempat, mengukur suhu semua orang setiap pagi, siang, dan sore yang dilakukan oleh
penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
- Kelima, membuat kerja sama penanganan suspect Covid-19 dengan RS dan Puskesmas
setempat yang dilakukan penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
- Keenam, menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi ada tenaga kerja yang
terpapar Covid-19 yang dilakukan oleh pengguna dan atau penyedia jasa pekerjaan.
- Ketujuh, melakukan tindakan isolasi dan penyemprotan disinfektan sa`rana dan
prasarana kantor dan lapangan yang dilakukan oleh penyedia jasa dan pekerjaan
konstruksi.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 51
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Ganbar ilustrasi penerapan SMKK

1. Pemantauan Lingkungan
a. Kontraktor harus membuat rencana, membangun, mengoperasikan dan memelihara
Fasilitas Pengendalian Pencemaran yang diperlukan untuk mencegah terjadinya
pencemaran air oleh limbah yang masuk ke dalam sistem drainase yang ada. Fasilitas
dan prasarana yang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi dapat berupa sebagian
atau keseluruhan dari yang berikut ini :
Pengendalian air permukaan dilakukan dengan :
- Bangunan pembelokan saluran untuk mencegah air hujan masuk ke tempat yang tidak
boleh terkena air.
- Pembuatan saluran air yang terletak sejajar garis ketinggian.
Pembuatan saluran air yang tegak lurus garis ketinggian sebagai saluran pengumpul.
- Pembuatan kolam penahan sedimen / kantong lumpur.
- Pembuatan bangunan kolam lumbung air.
❖ Pembatasan lalu lintas kendaraan dan alat-alat berat.
❖ Meminimalkan luas lahan yang terbuka dengan :
- Operasi pekerjaan secara bertahap.
- Melakuan pekerjaan perlindungan segera setelah selesainya suatu pekerjaan.
- Melakukan penggebalan rumput atau perlakuan lainnya pada muka tanah yang
terganggu.

❖ Pembuatan Penangkap Lumpur


- Menggunakan tumpukan jerami di sepanjang saluran drainase atau tempat-tempat
lainnya.
- Pembuatan galengan-galengan
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 52
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

b. Semua air yang dibelokan atau dipompa harus dibuang pada lokasi yang telah disetujui
Direksi dengan ketentuan tidak kembali lagi ketempat kerja dan tidak menimbulkan
erosi, pencemaran dan gangguan suara bagi pemilik lahan, buruh, pekerja Kontraktor
lain dan orang lain disekitar lokasi proyek.
c. Pembuangan sisa bahan bakar dan pelumas dari Barak/Bengkel kerja harus tidak
menimbulkan pencemaran air saluran irigasi.
d. Sebelum pekerjaan dilaksanakan diberbagai lokasi, semua peralatan pencegah
pencemaran yang telah disetujui harus sudah ditempatkan di lokasi dan siap
dioperasikan.

B. Perencanaan Pemantauan Pencemaran


a. Kontraktor diharuskan menyiapkan dan menyampaikan Perencanaan Pemantauan
Pencemaran, selambat-lambatnya 30 hari sebelum memulai pekerjaan di lapangan.
Penekanan penting terutama pada disain dan pemeliharaan peralatan pencegahan
sedimen, erosi dan polusi suara. Bersamaan dengan penyusunan rencana tersebut,
Kontraktor diharapkan mengurus ijin dari instansi yang berwenang guna membuang
air di lokasi proyek.
b. Perencanaan Pollution Control harus merinci lokasi, metode kerja, jalur saluran
drainase, peralatan penangkap lumpur termasuk pemerliharaan peralatan sesuai
tahapan kontrak. Setelah mendapat persetujuan dari instansi terkait, maka rencana
tersebut harus dilaksanakan secara ketat.

C. Kualitas Limbah
a. Kualitas limbah yang dialirkan ke dalam lumbung air melalui saluran inflow/saluran
mata air untuk jaringan pemenuhan kebutuhan air baku sesuai standard baku mutu
yang telah ditetapkan.
b. Satu copy standar baku mutu limbah harus sudah disampaikan kepada Direksi sebelum
dilaksanakan pembuangan limbah.

D. Pengujian
a. Kontraktor diminta melakukan pengujian kualitas limbah sesuai standard baku mutu.
Hasil pengujian tersebut harus sudah disampaikan dalam waktu 7 hari setelah
diterimanya hasil test.
b. Jika Direksi mempertimbangkan bahwa kualitas limbah dirasakan
memburuk/disebabkan berbagai kegiatan di lapangan, maka Kontraktor harus
melakukan pengujian tambahan terhadap kualitas limbah, sesuai pengarahan Direksi.
c. Pengujian yang dilakukan harus meliputi, tetapi tidak hanya terbatas pada pengujian
kandungan bahan padat, PH tes yang dilaksanakan langsung oleh Kontraktor dan
kandungan oxygen (DO) dan Biological Oxigen Demand (BOD) yang dilakukan
laboratorium yang diakui.

E. Pemeliharaan Gudang Bahan Bakar dan Mesin


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 53
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

1. Persyaratan
Kontraktor diharuskan membuat Tembok pembatas disekitar lokasi penyimpanan
bahan bakar. Tinggi tembok dibuat cukup memadai, menampung 1 atau 1,5 kali isi
fasilitas penyimpanan bahan bakar.
2. Drainase
Drainase dari tempat gudang bahan bakar dan pemeliharaan harus diolah untuk
menghilangkan bahan bakar/pelumas. Dimana drainase melewati tembok pembatas
Kontraktor harus melengkapi peralatan untuk mencegah aliran sehingga tumpahan
bahan bakar atau bahan cair lainnya dapat ditahan didalam tembok pembatas.
3. Pencemaran Tanah
Tanah yang tercemar akibat kebocoran minyak harus dibuang ketempat pembuangan
yang disetujui oleh Direksi.

1. PEKERJAAN PENGADAAN PIPA, PEMASANGAN PIPA DAN AKSESORIS


Pengadaan Pipa Steel 3 LPE Ø 610 mm, HDPE Ø 630 mm PN 12,5 &
Kelengkapannya
1.1 Umum
Kontraktor pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting,
valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap
sebagaimana dirinci dalam Daftar Kuantitas Bahan atau dalam gambar/drawing.
Kontraktor pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana
dirinci disini dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Bahan. Semua pipa, fitting,
valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai untuk pemakaian di daerah tropis,
beriklim lembab dan bersuhu udara 32°C. Tekanan kerja normal akan diuraikan lebih
lanjut pada sub bab di bawah ini atau sesuai yang tercantum dalam gambar kerja.
Kontraktor pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan Barang)
dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan
yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Kontraktor Pengadaan juga harus menyampaikan
tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku
untuk semua jenis barang.

1.2 Referensi Standar


a. Referensi standar dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
b. Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau belum dibuat
di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standar lain, dengan
syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
c. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas), dalam
keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 54
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

d. Barang atau peralatan yang diproduksi didalam negeri atau berasal dari luar negeri dan
sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib memiliki SNI.
e. Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam SNI, maka barang
atau peralatan tersebut harus memiliki standar-standar sebagai berikut:
- ISO International for Standardization Organization
- JIS Japanesse Industrial Standard
- BS British Standard
- DIN Deutsche Industrie Norm
- AWWA American Water Works Association
- ASTM American Society for Testing and Materials
- ANSI American National Standard Institute

1.3 Persyaratan Bahan Pipa Dan Fitting Accesories


Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri, Pengadaan harus
melampirkan surat dari pabrik untuk izin penggunaan SII/SNI yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian dan dapat menunjukkan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas
keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini.
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-gambar detail
junction (gambar detail penyambungan pipa) disertai dengan jumlah dan spesifikasi
dari tiap material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan didaerah tropis dengan
temperatur air yang mengalir antara 15 – 35° C dan pH antara 6 sampai dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam di dalam tanah kecuali untuk hal-hal khusus
yang membutuhkan lain.

1.4 Tekanan Kerja / Working Pressure


Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 12,5 kg/cm (SNI 06-00841987
dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 1,5 (satu setengah) kali
tekanan kerja pipa. Kontraktor Pengadaan harus menyertakan tanda bukti hasil
pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Kontraktor Pengadaan harus
dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting pipa di lapangan pada
pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa
yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas. Bila
ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka Kontraktor
Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan
spesifikasi yang ditentukan.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 55
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

1.5 Tata Cara Pelaksanaan

1.5.1 Pengadaan Pipa HDPE (High Density Polyethylene)

Material yang digunakan adalah memenuhi Standard Industri ISO 4427 dan SNI 064829-
2005 untuk air minum atau digunakan standard lain yang sama atau lebih baik
mutunya.

Pipa HDPE yang ditawarkan harus dapat memikul tekanan kerja minimal sebesar 12,5
kg/cm2 (12,5 bar) baik dalam standard SII ataupun standard yang memenuhi
persyaratan untuk pipa air minum. Pipa HDPE yang harus diadakan adalah pipa
HDPE yang mempunyai hubungan diameter pipa dan ketebalan pipa (SDR : Standard
Dimension Ratio) 13,6, Class PE 100 yang mempunyai tekanan kerja minimal 12,5
bar. Pipa HDPE 100 harus mempunyai nilai kekuatan / tegangan minimum yang
diijinkan (MRS = Minimum Required Strength) untuk PE100 pada temperature 20° C
selama 50 tahun sebesar ≥ 12,5 Mpa (N/mm2)
Untuk pekerjaan ini menggunakan pipa type SDR-13,6, pengadaan pipa HDPE ini harus
memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut:
(1) Produk yang dipesan adalah benar-benar baru (tidak bekas).
(2) Ukuran nominal disesuaikan dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
(3) Pada setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan kelas pipa dan tahun pembuatan.
(4) Ketebalan pipa harus sesuai dengan yang dipesan.
(5) Semua jenis diameter pipa yang dipesan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu
sebelum dikirim ke lokasi proyek.
(6) Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak. Direksi Pekerjaan harus diijinkan untuk
mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.

1.5.2 Pengujian Tekanan Hidrostatis


Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar
SNI 06-0084-2002, Standard ISO 4422 Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan
tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan paling sedikit 1.25 MPa (12,5 kg/cm2)
tergantung class pipa yang diminta untuk paling sedikit 60 detik. Setiap pipa atau
fitting yang bocor, menggelembung ataupecah tidak dapat diterima

1.5.3 Pengujian Lain


Pengujian lainnya seperti flattering test,toksisitas, tekanan terus-menerus dan lain-lain
harus dilakukan sesuai dengan standard yang berlaku. Jika tidak ditentukan lain
Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan bagi pihak Pemberi Kerja dokumen-dokumen
sebagai berikut :
(1) Suatu catatan aktual tentang pengujian dan inspeksi yang diminta oleh pihak pembeli
yang hasilnya sesuai dengan standard yang diterima.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 56
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(2) Hasil test kekerasan dan daya rentang.


(3) Hasil test hidrostatik.

1.5.4 Pengadaan Pipa GI (Galvanized Iron)/Steel


Semua pipa GI/Steel dan alat penyambung harus didesain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 50 kgf/cm kecuali ditentukan lain. Standar yang digunakan adalah
ISO 2002.
Pipa baja/steel harus dibuat dari plat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di
pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau plat-plat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mm2 (2.300 kg/cm2) dan harus memenuhi standar berikut :
- SNI 07-0949-1989 Plat baja carbon untuk uap dan bejana tekan
- SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
- SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa
- ASTM A 283, Grade D
- ASTM A 570, Grade 33
- JIS G 3101, Class 2
- JIS G 3452, SGP
- JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau 511
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup
merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan
Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai
oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat di
pabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan
keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 meter atau
kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk
bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, plat ataupun pelana (saddle)
penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

1.5.5 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Steel 3 LPE Ø 610 mm


Pada paket pekerjaan ini terdapat item pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa steel 3
LPE Ø 610 mm dengan penjelasan spesifikasi yaitu :
− Steel water pipe, spriral welded, AWWA C 200, Material steel SS 400 or equivalent.
− Join BE-BE 30 degree
− External Coating : 3 layer polyethylene (3LPE) tebal 2,5 mm

1.5.6 Pengadaan Kelengkapan (Accessories) Pipa


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 57
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(1) Umum
(a) Kontraktor Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan dan
menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang disebutkan
dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
(b) Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan
huruf timbul yang dapat menunjukkan:
- Kode produksi
- Nama atau merk dagang pembuatnya
- Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
- Tekanan kerja
- Diameter nominal
- Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
(c) Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm terbuat dari brass/kuningan bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang atau besi tempa atau
jenis sambungan dari sambungan ulir.
(d) Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan flange
dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
(e) Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standar internasional yang diakui. Kontraktor
Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna Barang.
(f) Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh valve
harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 Bar dan untuk flange
harus mempunyai dimensi sesuai dengan standar ISO 2531.
(g) Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah jarum
jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk
menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
(h) Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing.
(i) Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan seperti
gasket, mur, baut, dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10 %.
(j) Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari
flangevalve. Mur, baut, dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan
sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm dan
terbuat dari karet sintetis.
(k) Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
handwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan
kesulitan pada operator. Kontraktor Pengadaan harus menyertakan besarnya
maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
(l) Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan lain-
lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic coalter
epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direktur
Pengawas.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 58
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(m) Permukaan harus bersih, kering, dan bebas dari kotoran sebelum digunakan. Coating
dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum coating
setelah kering ± 400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air harus dari
jenis non toxic,sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.
(n) Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set untuk
setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam Bahasa Indonesia.
(o) Kontraktor Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang menerangkan
bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi ini.

(2) Gate Valve


(a) Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve yang
ditawarkan adalah gate valve dari jenis "Non Rising Stem".
(b) Valve harus memenuhi standar "Gate Valve for Water and Other Liquids" (AWWA C
500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya dan
didesain khusus untuk tekanan kerja.
(c) Penawaran gate valve berikut handwheel harus dilengkapi dengan kunci T (Tee Key)
minimal satu buah untuk setiap 20 buah yang seukuran.
(d) Tee key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
(e) Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka
material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
(f) Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
(g) Badan dari gate valve, handwheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
(h) Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu. Tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid wedge
gate valve) harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertical mounting).
Valve harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai
diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
(i) Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan di atas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak
boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes
atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp atau
jute (rami) tidak boleh digunakan. 0-ring stemseal dapat digunakan atas persetujuan
Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah 0ring seal dan paling
sedikit
1 (satu) buah ditempatkan diatas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam
keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
(j) Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
(k) Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 59
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(l) Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup harus
disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan pada bagian atasnya.
(m) Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan
baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah
dicoating dengan anti karat.
(n) Semua kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
(3) Katup Udara (Air Release Valve)
(a) Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal berikut ini:
- Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
- Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
- Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
- Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
- Aman terhadap vakum.
(b) Seluruh air valve dengan standar flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap dengan
mur, baut, ring, dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada uraian
pekerjaan.
(c) Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit,
stainlees steel atau Acrynolitrie Butadiene Steel (ABS).
(d) Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
(e) Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 Bar di atas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
(f) Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 Bar.
(g) Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secaraterpisah
untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve)dengan spesifikasi
sebagai berikut :
- Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubberseal, disc, valve
shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti"Standards for Rubber
Seated Butterfly Valves" (AWWA Designation C 504)atau Standar Internasional lain
yang disetujui yang sama atau lebih tinggikualitasnya dari yang disebutkan.
- Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90 dari.
- Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan standar
AWWA C 504.
- Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan perbaikan.
- Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus dapat
mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak mengakibatkan piringan
berpindah dari tempatnya semula.
- Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup rapat) sama
dengan rate tekanan pada pipa.
- Seluruh valve harus mengikuti spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau menutup
bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 60
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

- Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification for Grey
Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B" (ASTM Designation A
126) atau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikutistandar JIS-8 2213.
- Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
- Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi pada Tabel di bawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang.
Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil
Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis
yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran
air dalam pipa penuh.

Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi


Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan secara
otomatis, sehingga akan :
- Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer dan menampung banyak
udara selama operasi pengurasan saluran pipa.
- Mengeluarkan banyak udara dan menutup pada saat air dalam kondisi tekanan rendah
serta mengisi badan valve selama operasi pengisian.
- Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi.
- Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air penuh dalam pipa.

(4) Check Valve


a) Penyedia Barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check Valve / Klep
Tabok dengan sambungan flange.
b) Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat dibuka sewaktu-
waktu bila diperlukan.
c) Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk atau dari pabrik mana yang membuatnya, besarnya diameter,
tekanan kerja, dan arah aliran air.
d) Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
e) Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang berkualitas
baik.
f) Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm
.g) Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan
cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus
mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan
khusus atau harus memindahkan valve dari jalurnya.
h) Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horisontal atau vertical dengan
aliran ke atas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah aliran bersih (a
net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 61
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Metode pelaksanaan pekerjaan pengadaan:


1. Sebelum memulai pekerjaan pelaksana lapangan berkoordinasi dahulu dengan
direksi dan pengawas lapangan untuk memastikan kondisi lapangan yang akan
dilakukan pekerjaan pengadaan pipa.
2. Pelaksana mengajukan izin kepada direksi secara tertulis untuk mulai melaksanakan
pekerjaan pengadaan pipa, setelah mendapat izin pekerjaan baru akan dilaksanakan.
3. Pipa yang diadakan harus berkualitas baik dan mempunyai sertifikat ISO 9001 dengan
dukungan dari pabrik atau berdasarkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
4. Ukuran dan Jumlah barang harus sesuai dengan Kontrak, bila ada perubahan harus atas
persetujuan Direksi.
5. Siapkan semua peralatan dan tenaga yang diperlukan untuk pekerjaan pengadaan pipa.
6. Pendatangan pipa dari pabrik langsung pada lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya
untuk menempatkan pipa sebelum dipasang dilapangan, penentuan lokasi
penempatan pipa harus sesuai dengan ijin dan arahan dari Direksi Pekerjaan.
7. Pipa diangkut menggunakan truck trailer, setelah sampai dilokasi
penempatan pipa kemudian pipa diturunkan dari truck trailer menggunakan truck
crane.
8. Pipa diturunkan secara hati-hati dan ditata secara rapi agar pipa tidak cacat atau rusak
sebelum pemasangan.
9. Lakukan pengecekan pipa yang dikirim sesuai dengan pemesanan dari pabrik.
10. Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan
untuk diadakan pemeriksaan pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan spesifikasi dan
RAB.
Selama proses pelaksanaan pekerjaan akan diambil foto dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan.
Tinjauan K3:
Untuk menjaga keselamatan pekerja selama pelaksanaan kami akan menerapkan metode
K 3 sebagai berikut :
- Memberikan pengarahan dan petunjuk teknis terhadap operator dan tenaga kerja.
- Mengenakan pakaian savety (sepatu boot, rompi, helm, sarung tangan).
- Memasang rambu - rambu peringatan bahaya disekitar pelaksanaan.
- Menyiapkan P3K dibrak kerja untuk antisipasi pertolongan pertama.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 62
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Gambar ilustrasi pengadaan pipa dan aksesories

2. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DAN KELENGKAPANNYA


2.1 Umum
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin tetapi tidak mengurangi
kualitas pekerjaan itu sendiri untuk memperpendek gangguan.
Sebelum melakukan pekerjaan tersebut, sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelumnya
harus memberitahu Direksi untuk mendapatkan persetujuannya. Kontraktor tidak
diizinkan mengubah-ubah posisi pipa dan valve yang ada dalam perencanaan.
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib mempelajari dengan seksama gambar
kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan serta Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan dan harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
(1) Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Direksi apabila menemukan perbedaan
antara gambar rencana dengan RKS untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan
sama sekali Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan tersebut. Akibat kelalaian
Kontraktor, dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
(2) Kontraktor dianggap telah mengetahui daerah kerja penanaman/pemasangan pipa
seperti yang dimaksud dalam pekerjaan pemborongan ini.
(3) Kontraktor diwajibkan menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar
rencana dan RKS di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat.
(4) Setiap pekerjaan yang dimulai pelaksanaannya atau yang sedang dalam pelaksanaan,
Kontraktor harus selalu berhubungan dengan Direksi untuk mendapatkan
pengesahan/persetujuan.
(5) Standar bahan peralatan dan pelaksanaan dalam gambar rencana dan RKS ini harus
diperhatikan oleh Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan ini. Direksi berhak
menolak bahan, peralatan, dan cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 63
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

spesifikasi yang ditentukan, dan Pemberi Pekerjaan tidak akan mengeluarkan biaya
tambahan untuk setiap perbaikan atau penggantian bahan atau peralatan tersebut.
(6) Semua pipa-pipa dan lain sebagainya yang diadakan oleh Kontraktor harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Pemberi Pekerjaan dan harus dengan norma
yang sama. Semua pipa-pipa dan lain sebagainya harus direncanakan dengan tekanan
kerja hidrolis minimum sebesar 10 kg/cm . Jika tidak, harus menurut persyaratan
teknis untuk pembelian dan pengadaan pipa, sambungan, valve dan bermacam-macam
bahan dan peralatan pada suhu 30 °C
(7) Semua bahan yang diadakan oleh Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi
terlebih dahulu sebelum digunakan.
(8) Ketelitian dan kerapian kerja akan dinilai/berbobot tinggi oleh pihak Direksi, oleh
sebab itu Kontraktor harus memperhatikan hal ini.

2.2 Persyaratan Pelaksanaan


(1) Kontraktor tidak diizinkan memulai pelaksanaan pekerjaan sebelum semua alat - alat
Bantu yang diperlukan tersedia di lapangan (berlaku untuk instalasi pipa yang diadakan
baik oleh Pemberi Pekerjaan maupun Kontraktor).Pipa dan perlengkapannya harus
dipasang sesuai dengan gambar rencana, kecuali bila oleh Direksi diberi petunjuk lain.
Pada umumnya gambar rencana menunjukkan tempat yang belum tepat, Direksi akan
menunjukkan tempat pipa yang paling tepat.
(2) Sebelum memasang pipa dan perlengkapannya, pipa harus diteliti dan dibersihkan
dengan seksama. Pipa dan perlengkapannya yang berminyak, bergemuk dan lain
sebagainya harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga benar-benar bersih, dan yang
mungkin telah retak atau mengalami kerusakan lain khususnya pada ujungujung pipa
tidak boleh dipergunakan.
(3) Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan
penyambungan, dengan cara yang memuaskan Direksi sesuai dengan spesifikasi dan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
(4) Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya
dan sedemikian rupa sehingga pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan yang
konsentris yang tertutup.
(5) Selama pemasangan, alat-alat bantu sementara dengan penopang pipa-pipa pada
kedudukan yang benar harus dipergunakan dan harus diperhatikan agar kerusakan
tidak terjadi pada pipa-pipa. Sedangkan semua alat pengikat pipa (penopang beton,
bantalan-bantalan penahan dan sebagainya) harus berada pada tempatnya dengan benar
sebelum pemasangan dan pemindahan semua peralatan sementara / bantu.
(6) Pipa-pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi keadaan parit tidak
memenuhi syarat.
(7) Tidak diizinkan menurunkan pipa ke dalam parit tanpa persiapan-persiapan
menggunakan alat atau perlengkapan lain yang layak dan diperlukan. Bila pipa-pipa
diangkat/diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol maka bagian jerat baja
yang
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 64
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Melingkari pipa harus terbungkus (dengan karet dan sebagainya).


(8) Valve dan perlengkapan lainnya harus dipasang dengan ukuran kerja yang baik serta
harus bebas dari kotoran dan rintangan terhadap mekanismenya. Kontraktor harus
dengan biaya sendiri memperbaiki valve dan perlengkapan lain yang pada
pemasangannya mengalami kerusakan.
(9) Setiap valve yang ternyata tidak berfungsi setelah pemasangannya harus dilepas
kembali dan kegagalan itu harus diperbaiki atas beban Kontraktor.
(10) Valve dan peralatan/perlengkapan lain harus dipasang pada lokasi yang tepat sesuai
dengan gambar rencana dan apabila ada perubahan harus ada persetujuan dari Direksi.
(11) Penyambungan antar pipa yang berbeda jenisnya harus dilakukan sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk Direksi.
(12) Setiap kali pekerjaan hari itu berakhir, maka ujung-ujung pipa yang terbuka untuk
sementara waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu, penyekat-penyekat atau
sebagaimana yang diinstruksikan oleh Direksi.
(13) Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan sesudah dipasang. Bila
kerusakan terjadi pada pipa-pipa, peralatan-peralatan rakit, valve atau alat-alat bantu
perpipaan selama pemasangan, hal itu harus dilaporkan kepada Direksi yang akan
mengambil keputusan, apakah harus diperbaiki atau diganti.
(14) Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu, semua batangan pipa harus
ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir dari lajur pipa dengan
memperhitungkan keamanan lalu lintas.

2.3 Penanganan Bahan Pipa, Perkakas, dan Peralatannya


(1) Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
Pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada pekerjaan.
Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan
Direksi atas beban biaya Kontraktor.
(2) Kontraktor harus berhati-hati dalam penanganan pipa-pipa dan lain sebagainya untuk
menjamin tidak terjadi kerusakan pada lapisan-lapisan. Pengait sama sekali tidak
diperbolehkan digunakan untuk mengait pada pinggiran ujung pipa.
(3) Pipa-pipa dan sebagainya tidak boleh diangkut dengan mempergunakan rantai atau
tambang, akan tetapi harus dengan ikatan (sling) lebar yang melingkari pipa-pipa atau
alat penyambung.
(4) Pipa-pipa dan fittings harus disimpan terangkat dari permukaan tanah diletakkan di
atas penopang dan harus disangga, diberi bantalan dan dipasak.
(5) Pipa-pipa tidak boleh diletakkan langsung di atas satu sama lain dan tidak boleh
ditumpuk lebih dari 8 (delapan) pipa. Harus dilakukan perawatan khusus untuk
menjamin bahwa pipa-pipa yang fleksibel tertumpu rata dan disangga dengan baik
agar pipa-pipa tidak melendut.
(6) Coupling, joints, dan benda-benda lain yang sama harus disimpan dalam keadaan
kering, terangkat dari permukaan tanah gudang atau ruang tertutup.Gudang harus
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 65
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah keluar dan masuknya pipa dan
pengecekannya dengan membedakan tumpukan penerimaan atau disimpan secara
terpisah dan diberi tanda dengan jelas.
(7) Apabila ada barang-barang yang disimpan mempunyai batas waktu penyimpanan atau
memerlukan penyimpanan yang khusus, metode penyimpanan harus disetujui Direksi
dan sesuai petunjuk dari pabrik.
(8) Penutup ujung-ujung pipa atau pengaman lainnya tidak boleh dibuka sampai pipa-
pipa dan fittings tersebut dipasang di lapangan. Semua pipa dan fitting yang disediakan
sebagai cadangan harus ditutup dan untuk pipa yang dilapisi mortar bagian dalamnya
(termasuk fittings) harus membentuk pelindung lengkap yang dapat melindungi akibat
perubahan suhu.
(9) Pipa dan perlengkapannya yang retak/rusak harus segera dilaporkan kepada Direksi
untuk diteliti apakah dapat diperbaiki atau harus diganti.
(10) Kehilangan atau kerusakan pipa dan perlengkapannya yang telah diserahkan
Kontraktor, menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
(11) Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi apabila terjadi
kehilangan atau kerusakan pipa dan perlengkapannya.
(12) Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
Pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
(13) Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan
baik sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
(14) Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harusdiperbaiki hingga
memuaskan Direksi atas biaya beban Kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan
tidak dapat diperbaiki atau hilang, Kontraktorharus memberi kompensasi kepada
Pemilik.

2.4 Pekerjaan Pemasangan Pipa High Density Polyethylene


(1) Umum
Singkatan HDPE yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun gambar
berarti High Density Poly Ethylene.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, valve, dan fitting. Cara
pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.

(2) Pemasangan Pipa


(a) Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan dan
digunakan oleh Kontraktor bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan.
Semua pipa, fitting, dan valve harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan
menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 66
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun
lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam
galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi
harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.

(b) Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah
pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan
dan kerusakan. Ujung spigot harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling
mudah rusak selama penanganannya. Pipa atau fitting rusak harus diletakkan terpisah
untuk pemeriksaan oleh Direksi.

(c) Penyambungan pipa


Penyambungan pipa HDPE ini bisa menggunakan salah satu cara dari beberapa cara
penyambungan :
- Metode Butt Fusion Joint
- Metode Electrofusion Joint
- Metode Compression Fitting HDPE
- Metode Flange to Flange Connection
➢ Butt Fusion Joint

Teknik Penyambungan Pipa HDPE ini menggunakan Mesin Butt Fusion atau Welding
Machine HDPE Pipe. Di kedua sisi pipa di ratakan dan dibersihkan yang kemudian di
panaskan sampai ukuran derajat tertentu dan kemudian disambungkan menggunakan
mesin butt fusion tersebut
➢ Electrofusion Joint
Metode Penyambungan Pipa HDPE ini menggunakan Sambungan HDPE Electrofusion
atau Fitting HDPE Electrofusion yang bisa di aliri Listrik dan membuat Fitting di pipa
tersebut panas dan bisa menyatu dengan pipa tersebut dengan baik karena panas yang
ditimbulkan dari sambungan electrofusion tersebut.
➢ Compression Fitting HDPE
Cara Penyambungan Pipa HDPE atau Metode Penyambungan Pipa HDPE ini memakai
Sambungan Pipa HDPE atau HDPE Compression Fitting dan tinggal disambungkan
dan tanpa perlu menggunakan lem pipa.
➢ Flange to Flange Connection
Metode Penyambungan Pipa HDPE seperti tersebut di atas bisa di kombinasikan dengan
Teknik Jointing Sistem Menggunakan Backing Ring dan Dimantling Joint juga Rubber
Gusket dan dijadikan suatu sistem sambungan atau HDPE Jointing System ini biasa
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 67
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

disebut dengan Flange to Flange Connection. Flange to Flange Jointing System ini
biasa dilakukan karena Pipa yang akan disambung jenisnya berbeda jadi diperlukan
sambungan yang cocok pada Metode Penyambungan Pipa HPDE tersebut. Baut dan
mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus dari baja yang
digalvanis.

(d) Pemasangan Pipa


• Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadwal
perletakan yang ditentukan bagi pemasangan.
Sebelum menempatkan pipa ke posisinya,alignment dan gradien akhir harus dicek
dengan peralatan survey.
• Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak
boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan
kedalam pipa.
• Setiap dilakukan penyambungan, bagian ujung spigot harus diletakkan ditengah bell,
pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang benar.
• Pipa harus dimantapkan ditempatnya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata,
kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah
tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
• Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan, ujung terbuka pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
• Khususnya pada musim hujan, Kontraktor harus melakukan tindakan untuk mencegah
air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah
dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung.

2.5 Pekerjaan Pemasangan Galvanized Iron Pipe (GIP)


(1) Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti
Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan
yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve, dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

(2) Pemasangan Pipa


(a) Penurunan Pipa Ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan Direksi harus disediakan dan
digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa,
fitting, dan valve harus diturunkan secara hati-hati ke dalam galian, satu persatu
dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 68
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan
terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung
dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan ke dalam galian.

(b) Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan pada
saat berada di atas bagian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Setiap ujung pipa
harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah mengalami
kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakkan
terpisah untuk pemeriksaan oleh Direksi yangmenentukan perbaikan yang diperlukan
ataupun enolaknya.

(c) Pembersihan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang. Bila ada profil pengaku
badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil pengaku tersebut harus
disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalampipa.

(d) Perletakan Pipa


Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam pipa
pada saat pipa diletakkan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh
ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan
ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang
telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa.
Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke sambungan. Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung
pipa harus ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh Direksi.

(e) Pemotongan Pipa


Pemotongan pipa untuk menyisipkan tee, bend atau valve atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 69
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

dipotong serong (beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti bend, tee, flange dan spigot dipotong untuk pekerjaan
pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Kontraktor
dari Direksi.

(f) Penyambungan Pipa Galvanized


Sambungan antar pipa baja yang digalvanisir dan perlengkapan rakit maupun antar
perlengkapan rakit dari baja yang digalvanisir terhadap pipa-pipa lain dilakukan
dengan
cara penyekrupan. Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai socket
seperti yang ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari socket atau
ujung-ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa
dipasang serat nanas dan baru dimasukan secara hati-hati pada socket dan diputar
sampai kencangbetul.
➢ Penyambungan Dengan Pengelasan
▪ Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu
pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini :
- Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures' Association (WSP)- Codes of
Welding Engineering Standard (WES), Japan
▪ Sambungan las harus sesuai dengan aturan yang diberikan dalam persyaratan norma
moder (persyaratan AWS atau AISC).
▪ Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang las yang berpengalaman. Direksi dapat
melakukan penelitian apabila dianggap perlu. Permukaan- permukaan yang akan dilas
harus bebas dari sisik lepas, kerak logam, karat, gemuk, dan cat.
▪ Apabila pengelasan ganda diperlukan, maka permukaan pengelasan pertama harus
bersih dan bebas dari kerak logam. Apabila diperlukan lapisan-lapisan antara pada
pengelasan ganda, harus dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan dengan palu
bertenaga mesin atau alat lain yang disetujui Direksi.
▪ Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam
agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
▪ Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan di
atas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi.
▪ Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
▪ Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt
joint) sesuai yang ditentukan.
➢ Juru Las (Welder)
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 70
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

▪ Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan Direksi.
▪ Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang.
➢ Batang Las dan Mesin Las
▪ Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau
yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
▪ Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 %
untuk batang yang hidrogennya rendah (low hydrogenous rod).
▪ Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC
atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau
pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
➢ Penyiapan Ujung Pipa
▪ Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bevel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut
harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700
mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan
diameter 800 mm dan yang lebih besar.
▪ Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur di kedua sisi pipa
agar dapat diletakkan sambungan las tumpul ganda (double-welded butt joint). Bentuk
dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS
G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
➢ Cara Pengelasan
▪ Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
▪ Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung
pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
▪ Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
▪ Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
▪ Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca
seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan
dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan
dari Direksi.
▪ Permukaan basil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 71
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Gambar ilustrasi pemasangan pipa Galvanis

2. GALIAN TANAH
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan galian tanah pondasi, galian tanah jaringan pipa di
dalam maupun di luar ruang milik jalan (Rumija) untuk pemasangan pipa transmisi
dan hasil galIan dapat digunakan untuk:
(1) Timbunan kembali pondasi;
(2) Timbunan kembali galian jaringan pipa;
(3) Dibuang.

Pekerjaan galian ini mencakup penggalian, pemuatan, pengangkutan, pembuangan sesuai


rencana dari bahan tanah atau batu atau bahan lain yang diperlukan untuk penyelesaian
dari pekerjaan dalam kontrak ini.
(1) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan lubang pondasi bangunan dan
lubang untuk pemasangan pipa, sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan ini berlaku untuk semua jenis galian
yang dilakukan sehubungan dengan kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa:
(a) Galian tanah biasa (manual)
(b) Galian tanah biasa (dengan alat excavator)
(c) Galian tanah berbatu
(d) Galian tanah cadas
(e) Galian batu.
(f) Galian untuk struktur.
(g) Galian perkerasan beraspal.
(h) Galian perkerasan beton.
Galian tanah biasa (manual) harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan
sebagai galian batu, galian struktur, pembongkaran perkerasan beraspal, dan
pembongkaran perkerasan beton yang masih dapat dilakukan dengan cangkul.
Galian tanah biasa (dengan alat) harus mencakup seluruh galian yang tidak
diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, pembongkaran perkerasan
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 72
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

beraspal, dan pembongkaran perkerasan beton yang dilakukan dengan alat berat yaitu
excavator.
Galian tanah berbatu harus mencakup seluruh galian tanah pada lapisan tanah yang
mengandung batu yang pengerjaan tidak praktis dilakukan tanpa alat bantu mekanis
(excavator).
Galian tanah cadas harus mencakup seluruh galian tanah pada lapisan tanah padat dan
keras tidak mudah pecah yang dapat dikerjakan dengan bantuan alat pemecah mekanis
(Breaker) maupun manual.
Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan
seluruh batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis digali tanpa penggunaan
alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian
yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor
dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK.
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam
Galian Struktur. Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok
penahan tanah beton, dan struktur pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur
meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui, pembuangan bahan
galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan,
penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongkarannya. Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama
dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling
Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan). Galian Perkerasan
Beton mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan perkerasan
beraspal dengan maupun tanpa alat mekanis.

(1) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian


(a) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batasdan
lingkup proyek harus digunakan secara efektif untuk konstruksi.
(b) Bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan dan yang memenuhi
persyaratansebagai bahan timbunan tetapi berlebihan atau tidak diperlukan dalam
konstruksi,harus dibuang sebagai bahan galian untuk dibuang.
(c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan dan memenuhi syaratsebagai
bahan timbunan, sedapat mungkin dibuang di daerah yang telahditentukan, sedangkan
bahan galian yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan harus dibuang di
daerah Rumija bila tersedia, atau dibuang di lahan yang disediakan secara permanen
oleh Kontraktor setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(d) Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat untuk bahan timbunan, pengangkutan hasil galian ke tempat
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 73
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

pembuangan akhir dengan jarak tidak melebihi yang disyaratkan yaitu 5 km dapat
dilaksanakan, setelah memperoleh izin tetap dari pemilik lahan.

(2) Semua daerah galian di dalam maupun di luar Rumija harus digali sesuai dengan
gambar kerja atau shop drawing yang diajukan oleh Kontraktor dan mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis.

(3) Pengembalian bentuk dan pembuangan pekerjaan sementara


(a) Semua struktur sementara seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku
(bracing) harus dibongkar oleh Kontraktor setelah struktur permanen atau pekerjaan
lainnya selesai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Pembongkaran
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur
atau formasi yang telah selesai.
(b) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik Kontraktor,
apabila bahan bekas tersebut memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
maka dapat digunakan untuk pekerjaan permanen.
(c) Setiap bahan galian yang ditempatkan dalam saluran air, harus dibuang seluruhnya
setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.
(d) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Kontraktor harus dikembalikan pada kondisi yang rata dan rapih dengan tepi dan
lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.

5. Persyaratan Pelaksanaan
(1) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan
(a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut bagian ini, sebelum memulai
pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknis, gambar detail
penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi
pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian paling lambat 6 (enam) hari sebelum
pekerjaan dimulai.
(b) Kontraktor harus memasang patok-patok batas galian paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum pekerjaan dimulai.
(c) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknis metoda kerja dan gambar detail
seluruh struktur baik pekerjaan permanen maupun pekerjaan tidak permanen yang
diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring),
pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off wall), dan
gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara
yang diusulkan.
(d) Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknis untuk setiap galian yang telah
mencapai elevasi dasar lapisan perkerasan.
(e) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang
lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan jalan yang akan dikupas atau digali.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 74
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan jalan telah
dikupas atau digali.

(2) Pengamanan Pekerjaan Galian


(a) Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di
sekitar lokasi galian.
(b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Kontraktor harus menjaga stabilitas lereng,
struktur, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing), jika tidak dilaksanakan dapat
menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
(c) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya, tidak
diizinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian drainase, gorong-
gorong pipa atau galian fondasi untuk struktur yang terbuka.
(d) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup
kuat untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan yang dapat membanjiri tempat kerja.
(e) Dalam setiap saat, apabila pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian yang
membahayakan keselamatan, maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas
keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan.
Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta
perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
(f) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian
terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu
tambahan pada malam hari berupa drum (atau yang sejenis) yang dicat putih beserta
lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai
dengan yang diperintahkan Direksi Teknis.
(g) Ketentuan yang disyaratkan dalam sub bab ini harus diterapkan pada seluruh galian
yang tercantum dalam dokumen kontrak maupun yang di luar dokumen kontrak.

(3) Pengamanan Hasil Kerja


(a) Pada setiap tahap penggalian terbuka, permukaan galian harus tetap dalam kondisi
yang mulus (sound), untuk mencegah gangguan operasi dan perendaman akibat hujan.
(b) Galian yang memotong jalan harus dilakukan dengan tata cara pelaksanaan
sedemikian rupa sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.
(c) Apabila lalu lintas pada jalan terganggu karena pelaksanaan atau operasi-operasi
pekerjaan lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atas
jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan.
(d) Setiap galian perkerasan harus ditutup kembali dengan bahan yang lebih baik/kuat
dari aslinya pada hari yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 75
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(e) Setiap pekerjaan beton harus ditutup kembali dengan bahan beton pada hari yang
sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas setelah beton berumur 14 (empat belas)
hari kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis.

(4) Kondisi Tempat Kerja


(a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan
semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan
(pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding
penahan rembesan (cut-off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus
senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tidak akan terjadi
gangguan dalam pengeringan dengan pompa.

(5) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai
berikut:
(a) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi
Teknis harus digali kembali sampai memenuhi toleransi yang disyaratkan.
(b) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknis atau
dasar galian yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, maka material yang
telah rusak dibuang dan ditimbun kembali dengan material yang lebih baik
Sebagaimana yang diperintahkan Direksi Teknis, dipadatkan dan dibentuk sesuai
ketentuan dalam spesifikasi ini.

(6) Utilitas Bawah Tanah


(a) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang
keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan membayar setiap izin atau kewenangan
lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan dalam kontrak.
(b) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas
bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah
lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan harus memperbaiki setiap kerusakan
yang timbul akibat operasi kegiatannya.

6. Tata Cara Pelaksanaan


1.1. Prosedur Umum
(1) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar yang disetujui oleh Direksi Teknis dan harus mencakup pembuangan
semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata,
beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk
pekerjaan permanen.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 76
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(2) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian.
(3) Apabila bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau fondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Teknis tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus dibuang seluruhnya atau sebagian, dan
diganti dengan bahan timbunan sesuai.
(4) Apabila pada garis formasi dijumpai batu, lapisan keras atau bahan yang sukar
dibongkar untuk selokan, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau
pada dasar galian pipa atau fondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 5 cm
lebih dalam dari permukaan rencana. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada
permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang
diameternya lebih besar dari 5 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus
diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Teknis
dan dipadatkan.
(5) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan, jika menurut
pendapat Direksi Pekerjaan tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau
suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarang
peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika peledakan
tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau apabila kurang
cermat dalam pelaksanaannya.
(6) Apabila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan
anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang, bangunan
dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi
waktunya sebagai yang ditetapkan oleh Direksi Teknis.
(7) Penggalian batu harus dilakukan sedemikian rupa, apakah dengan peledakan atau cara
lainnya, sehingga permukaan galian harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan
serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau
menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang atau diperkuat
dengan angker, baik pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.

1.2. Permukaan Galian


Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan, harus cukup rata, dan memiliki cukup kemiringan untuk menjamin
pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

1.3. Mutu Galian


(1) Harus memenuhi toleransi dimensi.
(2) Permukaan galian akhir harus sesuai gambar rencana.
(3) Pekerjaan galian struktur:
(a) Untuk galian lantai fondasi jembatan dan struktur pemikul beban lainnya, harus
dilakukan pemeriksaan tingkat konsistensi, dan informasi kedalaman muka air tanah.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 77
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(b) Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukan pemeriksaan


berkaitan dengan kemungkinan bahaya “piping”, terutama data ketinggian muka air,
jenis tanah tempat pemompaan dan analisa butiran tanah.
(c) Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan, lokasi tempat pembuangan,
harus dilakukan perencanaan kemiringan, dan perencanaan ketinggian timbunan untuk
menjamin kestabilan lereng dan pencegahan erosi.

Gambar ilustrasi galian tanah pakai alat berat Gambar ilustrasi galian
manual

3. PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH

1. Umum
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatantanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan
kembali galian pipa atau struktur. Pekerjaan timbunan umumnya yang diperlukan
untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui, sehingga menutupi celah-celah,
kedudukan, kemiringan, dan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau oleh direksi.
Pelaksanaan pemadatan harus dipadatkan secara merata sesuai dengan keperluannya dan
harus homogen, tidak terdapat cekungan, kantong-kantong, garis-garis, lapis-lapis,
pemberhentian atau kekurangan-kekurangan lainnya. Kecuali ditentukan lain.
Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini dibagi menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan, timbunan sirtu.

2. Toleransi Dimensi
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 78
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(1) Setelah pemadatan, toleransi elevasi permukaan tidak boleh lebih dari 20 mm dan
toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan mistar panjang 3 m secara
memanjang dan melintang.
(2) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
(3) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.

3. Persyaratan Bahan
(1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Supervisi.
(2) Timbunan Pilihan (Selected material)
(a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai “Timbunan Pilihan” bila digunakan
pada lokasi dan telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa (atau
drainase porous bila ditentukan atau disetujui)
(b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah, tanah berbatu atau batu berpasir yang memenuhi semua ketentuan untuk
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang
tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan bila diuji sesuai dengan
SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 (empat) hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan
SNI 03-1742-1989, atau 95% kepadatan kering maksimum sesuai SNI 031743-1989.
Timbunan pilihan untuk lapis 20 cm di bawah dasar perkerasan (subgrade) ukuran butir
maksimum tidak boleh lebih dari 7,5 cm.
(c) Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan apabila pemadatan dalam keadaan
jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, harus pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan indeks plastisitas maksimum 6%.
(d) Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan pada timbunan lereng atau pekerjaan
stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
apabila dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat
berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran
atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi
Teknis tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau
pada tekanan yang akan dipikul.

5. Persyaratan Kerja
(1) Kesiapan Kerja
(a) Paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan dimulai untuk setiap timbunan awal
yang akan dilaksanakan, Kontraktor harus:
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 79
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

- Menyerahkan gambar detail penampang melintang dasar timbunan yang menunjukkan


permukaan yang telah dipersiapkan untuk penghamparan timbunan kepada Direksi
Teknis.
- Menyerahkan hasil pengujian kepadatan dasar timbunan yang membuktikan bahwa
pemadatan pada permukaan yang telah disiapkan telah memenuhi persyaratan kepada
Direksi Teknis.
(b) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan
pertama kalinya sebagai bahan timbunan:
- 2 (dua) contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, 1 (satu) contoh harus
disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode kontrak.
- Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan
timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukkan
bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini.
(c) Kontraktor harus menyerahkan laporan tertulis kepada Direksi Teknis segera setelah
selesainya setiap lapis hamparan pekerjaan, dan sebelum dimulainya penghamparan
lapis berikutnya berupa hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknis ini.
- Untuk lapis timbunan teratas hasil pengukuran kerataan permukaan dan data survei
elevasi yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan terpenuhi.
- Sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Teknis, tidak diperkenankan menghampar
bahan lain di atas pekerjaan timbunan.

(2) Metoda Kerja


(a) Untuk menghasilkan hamparan dengan tebal padat 20 cm Kontraktor harus
menyampaikan metoda kerja yang akan dilakukan.
(b) Pelaksanaan timbunan galian jaringan perpipaan harus dilakukan dengan cara manual.
(c) Penimbunan dilakukan segera setelah pemasangan pipa dinyatakan selesai untuk
menghindari kondisi terlalu lama galian pipa terbuka.
(3) Kondisi Tempat Kerja
(a) Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum
dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan
timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase
badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan
akhir mempunyai drainase yang baik. Apabila memungkinkan, air yang berasal dari
tempat kerja harus dibuang ke dalam system drainase permanen.
(b) Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian
kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.

(4) Perbaikan Terhadap Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 80
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan harus diperbaiki dengan menggemburkan
permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan
dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan kembali.
(b) Lapisan hamparan timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-
batas kadar airnya yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan,
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan
air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan pemadat mekanis atau
peralatan lain yang disetujui.
(c) Timbunan yang telah padat dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya
tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi ketentuan dalam spesifikasi ini.
(d) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan
dari spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat
meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar
air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
(e) Kontraktor harus melakukan perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir
atau menjadi lembek setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan.

(5) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian


Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya
harus secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sampai mencapai
kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh spesifikasi ini.

6. Tata Cara Pelaksanaan


(1) Material
Kontraktor harus menunjukkan jenis material yang akan digunakan sebagai timbunan
untuk disetujui pemakaiannya oleh direksi.
(2) Cuaca
Timbunan tidak boleh dilaksanakan pada waktu hujan karena kadar air dalam material
tersebut melewati kadar air optimum yang disyaratkan.
(3) Penyiapan Tempat Kerja
Sebelum melaksanakan timbunan, pada lokasi harus bersih dari material yang tidak
dipakai, serta harus diratakan terlebih dahulu.
(4) Penghamparan dan Pemadatan
Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Kontraktor harus mengadakan pengujian
lapangan di bawah pengawasan langsung dari direksi untuk menentukan kondisi
pemadatan optimum. Bahan-bahan harus dihamparkan & dipadatkan dalam
lapisanlapisan mendatar dengan ketebalan yang seragam serta dengan suatu ketebalan
padat yang tidak melebihi 30 cm / sebagaimana diperintahkan oleh direksi.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 81
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Peiaksanaan pengambilan dan penempatan bahan-bahan harus sedemikian rupa sehingga


pada waktu dipadatkan harus terikat dengan baik untuk menjamin adanya berat isi,
dalam keadaan kering yang tertinggi dan kerapatan tertinggi serta stabilitas timbunan.
Jika permukaan yang telah disiapkan atau permukaan setiap lapisan timbunan yang
telah dipadatkan terlalu kering atau terlalu lembek untuk pengikatan yang baik dengan
lapisan yang akan dihamparkan diatasnya, harus dibasahi dan / atau ditoreh dengan
suatu cara yang disetujui sampai kedalaman yang cukup untuk menyediakan
permukaan pengikatan yang memuaskan sebelum lapisan berikutnya ditempatkan. Jika
permukaan suatu lapisan timbunan yang telah dipadatkan di tempat temyata terlalu
basah untuk dilakukan pemadatan pada lapisan berikutnya yang dihamparkan
diatasnya, maka lapisan tersebut harus dikuras/ dikeluarkan, kemudian dibiarkan
mengering atau ditoreh untuk mengeluarkan kelebihan airnya sampai jumlah yang
diperlukan, dan selanjutnya dipadatkan kembali sebelum lapisan pengganti berikutnya
ditempatkan. Kandungan air dalam tanah (pasir) harus diawasi dengan cermat dengan
menggunakan cara penggenangan alam atau pembahasan dengan penyemprot yang
halus. Jika bahan tersebut telah memenuhi persyaratan seperti ditentukan diatas, baru
harus dipadatkan sesuai dengan keadaan tanahnya, untuk mencapai tingkat kepadatan
yang ditentukan. Sebelum memulai penimbunan, peralatan pemadatan yang digunakan
harus disetujui direksi.

Gambar ilustrasi urugan tanah dan pemadatan

3. PEKERJAAN BETON
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 82
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

1. Umum
Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan seperti yang tercantum pada spesifikasi dan
seperti pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua pekerjaan beton
dilaksanakan pada waktu ada Direksi.
Sebelum pemasangan instalasi atau alat apa saja yang dipakai untuk pemrosesan,
pengerjaan, pengangkutan, penyimpanan dan penentuan, material beton, pencampuran
dan pengangkutan serta penempatan beton dan mortar, Kontraktor harus menyerahkan
metode pelaksanaan, flow chart, gambar dan penjelasan tertulis agar ada perencanaan
yang baik dalam memproduksi dan menempatkan beton dan mortar yang terkait
dengan
pekerjaan dalam spesifikasi ini, dimana harus disetujui Direksi.
Material, peralatan berat, peralatan bantu dan prosedur pelaksanaannya yang telah
disetujui tidak boleh diubah, tanpa persetujuan Direksi.
Kontraktor tidak berhak memperoleh biaya tambahan melebihi harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan untuk beton karena
terbatasnya
batching, mixing, pengangkutan dan penempatan beton yang diperlukan seperti yang
disyaratkan pada spesifikasi.

2. Ketentuan Teknis
(1) Semua pekerjaan konstruksi beton harus dibuat menurut gambar rencana atau sesuai
petunjuk Direksi.
(2) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan Kontraktor harus
mengajukan rencana kerja kepada Direksi yang meliputi peralatan yang digunakan
untuk proses, penanganan pengangkutan pencampuran dari spesi beton, metode yang
digunakan, jumlah tenaga kerja serta gambar pelaksanaan, guna mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
(3) Bila Kontraktor menggunakan spesi dari hasil “ready mixed concrete” yang sudah
jadi, maka Kontraktor selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum
pelaksanaan dimulai memberitahukan secara tertulis kepada Direksi tentang nama
pabrik, lokasi, kapasitas, reputasi dari produksinya dan lain-lain sesuai yang
dibutuhkan oleh Direksi. Tanpa persetujuan tertulis, Kontraktor tidak diperbolehkan
mendapatkan/menggunakan spesi dari “ready mixed concrete”.

3. Persyaratan Bahan
3.1. Semen
(1) Semen yang digunakan dalam pekerjaan beton harus semen buatan dalam negeri
dengan kualitas sama dengan Portland Cement (PC) atau sesuai standard Nasional
Indonesia SNI dan atau SII 0013.
(2) Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi kapan dan di mana semen itu
dihasilkan, dan Direksi senantiasa berhak memeriksa bahan tersebut. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan kepada Direksi dalam proses pemeriksanaan ini.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 83
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(3) Semen harus disimpan dalam ruangan yang bebas dari gangguan cuaca/hujan dengan
menyusun setinggi minimum 30 cm di atas tanah dengan maximum tumpukan/susunan
13 sak.
(4) Setelah dari 90 hari sejak tanggal pengiriman ke lapangan, semen harus dibuang/tidak
boleh digunakan.

3.2. Bahan Tambahan (ADMIXTURE)


(1) Bila akan menggunakan bahan tambahan, Kontraktor harus mengajukan surat ijin
tertulis kepada Direksi.
(2) Bahan tambahan yang digunakan untuk beton harus sesuai dengan standard ASTM
C.260 atau setara sesuai dengan petunjuk Direksi. Kontraktor harus mengadakan test
terhadap bahan tambahan atas permintaan Direksi dengan biaya sendiri.
(3) Semua biaya yang diperlukan untuk bahan tambahan harus sudah menjadi satu
kesatuan dengan harga beton.
3.3. Agregat
3.3.1. Pasir
(1) Pasir buatan adalah pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu. Pasir alam adalah
pasir yang didapat dari sungai atau sumber alam lainnya yang dapat disetujui oleh
Direksi mengenai sumber alam/quarry, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi contoh pasir yang akan digunakan
untuk diadakan test kualitas. Kontraktor harus memperoleh semua ijin yang diperlukan
dan membayar kewajiban atas pengembalian bahan tersebut.
(2) Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari gumpalan tanah liat, karang, bahan
organik dan alkali dan bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu beton, jumlah
prosentase segala macam bahan yang dapat merusak tidak boleh lebih dari 2%.
(3) Semua pasir yang dipakai adalah pasir dengan ukuran butir maximum 5 mm dan
modulus kehalusan antara 2,3 – 2,8 jika diselidiki dengan saringan standard untuk
beton (sesuai PBI – 1971).

3.3.2. Agregat Kasar


(1) Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus seperti lumpur,
debu, dan partikel lain yang lembut, alkali dan bahan organik atau dari substansi yang
dapat merusak mutu beton dalam jumlah yang banyak.
(2) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butiran antara 5 – 40 mm atau
sesuai dengan petunjuk Direksi. Agregat kasar mempunyai modulus kehalusan butir
antara 6 – 7,5 mm, atau bila diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton PBI – 1971 (NI – 2).
(3) Batu yang digunakan adalah batu pecah yang berasal dari gunung batu atau dari batu
besar yang bermutu kwarsa dan tras mempunyai berat jenis minimal 2,4 dengan
kekuatan tekan tidak boleh kurang dari 400 Kg/cm2. batu pecah yang digunakan
setelah ditest abrasi harus lebih kecil 40% dari berat batu yang terabrasi.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 84
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(4) Agregat harus didapat dari sumber yang disetujui oleh Proyek dan Kontraktor harus
memperoleh ijin dan membayar kewajiban karena pengambilan bahan tersebut.
(5) Agregat harus ditimbun dengan cara sedemikian sehingga terhindar dari tercampurnya
dengan bahan lain dan pemisahan gradasi.
3.4. Air
Air yang dipakai untuk campuran beton harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan
organik, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak. Bila diperlukan
oleh
Direksi, Kontraktor harus menunjukan sumber air yang digunakan serta tes terhadap
mutu/kualitas air, semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor untuk keperluan
pengadaan pengetesan mutu air harus sudah dimasukan dalam harga penawaran
volume batu tiap meter kubiknya.

3.5. Adukan Beton


3.5.1. Komposisi
Beton harus dibentuk dari unsur-unsur Portland Cement (PC), air, pasir, dan kerikil
(agregat kasar) dan dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diaduk hingga
homogen dengan kekentalan yang baik, sesuai dengan peraturan beton Indonesia PBI
1971 (NI – 2). Kelas dan Mutu Beton.
3.5.2. Uji Campuran Beton
Enam puluh hari sebelum dimulai pekerjaan pembetonan, Kontraktor harus mengadakan
uji coba campuran beton untuk tiap kelas mutu beton dibawah pengawasan Direksi.
Bilamana Direksi telah menyetujui campuran beton untuk tiap-tiap kelas beton, maka
sebelum pengecoran, Kontraktor harus menyiapkan peralatan yang cukup jumlahnya
guna mengadakan uji mutu campuran. Pengecoran hanya dapat dilaksanakan dibawah
pengawasan Direksi untuk menjamin mutu beton yang sesuai dengan kelasnya. Dalam
setiap uji campuran, kontraktor harus membuat masing-masing tiga (3) silinder benda
uji. Untuk diuji pada umur 3 hari - umur 28 hari.
Bila ternyata dari hasl uji tegangan tidak memenuhi, ,maka kontraktor harus membongkar
dengan memperbaiki campuran/adukan atas biaya sendiri. Semua biaya yang
dikeluarkan oleh Kontraktor yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus sudah
diperhitungkan dalam harga penawaran volume beton tiap meter kubiknya.

3.5.3. Pengadukan dan Pengangkutan


(1) Kontraktor harus mencampur beton dengan alat pengaduk yang baik yaitu “Batch
Mixer” atau “Portable concrete mixer” dengan kapasitas yang sesuai dengan besarnya
pekerjaan. Alat pengaduk harus mampu mengaduk/mencampur semua bahan-bahan
yang merata dan pada penuangannya tidak terjadi pemisahan.
(2) Alat pengaduk harus diperlengkapi dengan alat-alat pengukur yang teliti dan pengatur
terhadap setiap bahan yang dimasukkan.
(3) Urutan memasukkan bahan-bahan ke dalam alat pengaduk serta lama waktu
mengaduk harus sepengetahuan Direksi.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 85
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(4) Tidak diperkenankan mengaduk dalam jumlah yang lebih dengan menambah air agar
kekentalan bisa bertahan lama.
(5) Dalam membuat campuran beton diperbolehkan menggunakan Truck Mixer dan harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Truck Mixer harus bertipe “Revolving Drum”,
rapat air dan harus dilengkapi dengan peralatan yang teliti untuk mengukur jumlah air.
(6) Truck Mixer dan pengaduk harus dioperasikan dalam batas-batas kapasitas dan
kecepatan perputaran yang telah ditetapkan oleh pabrik alat tersebut. Pada waktu
menggunakan “Concrete-Mixer” maka pengisian bahan beton yang akan diaduk harus
sedemikian sehingga pada saat dituangkan kedalam acuan maupun pada waktu
pengambilan contoh (sampling) tidak terjadi pemisahan (segregasi).
(7) Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan bahan yang cukup dan memadai selama
proses pengadukan.
(8) Pengangkutan, pengadukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang ditentukan Direksi, dan dijamin tidak ada pemisahan
bahan-bahan adukan.
(9) Pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang telah dicor dengan yang akan dicor.
Pengangkutan adukan beton dengan peralatan sperti, agitator, truck belt conveyor,
talang miring hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari Direksi.
(10) Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1-2 jam setelah pengadukan dengan
air dimulai. Apabila diperlukan jangka waktu lebih lama lagi oleh karena proses
pengangkutan harus ditambahkan bahan penghambat pengikatan sesuai petunjuk
Direksi.
4. Persyaratan Pelaksanaan
4.1. Pengecoran Beton
Pengecoran beton tidak dapat dimulai sebelum cetakan beton/acuan, tulangan dan bagian-
bagian yang harus tertanam terpasang dengan komplit dan telah diperiksa dan disetujui
oleh Direksi. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor tidak dibenarkan
melakukan pengecoran dalam genangan air dan dalam aliran air atau dalam kondisi
meakukan pengecoran dalam genangan air dan dalam aliran air atau dalam kondisi
hujan. Bilamana diperlukan oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan satu set atau
lebih alat komunikasi antara tempat-tempat pengadukan dan tempat pengecoran
beton. Tidak ada pembayaran khusus untuk pengadaan, pemeliharaan alat komunikasi
tersebut diatas.

4.1.1. Penyiapan Tempat Pengecoran


Segera sebelum pengecoran, semua permukaan yang akan dicor harus dibersihkan dari
bahan-bahan minyak, bahan organik, kayu atau bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi pengikatan mutu beton. Untuk permukaan pasangan batu/pondasi batu
harus dibasahi dahulu sebelum pengecoran. Untuk permukaan dasar tanah/pasir harus
diratakan dan dibasahi dahulu sebelum dicor. Pada permukaan sambungan beton harus
dibersihkan dan dibasahi terlebih dahulu sebelum dicor atau sesuai perunjuk Direksi.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 86
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

4.1.2. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32ºC dan tidak boleh kurang dari
4,5° C seperti yag ditetapkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus mengambil
langkah-langkah pendinginan misal dengan mendinginkan agregat/menyiram air.

4.1.3. Pengecoran Dalam Air


Pengecoran beton tidak dapat dilaksanakan di bawah air kecuali ditentukan lain oleh
Direksi dengan pengawasan yang ketat. Penambahan volume semen (PC) sangat
diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga faktor air semen tidak boleh lebih besar 0,47.
nilai slump yang terjadi harus di bawah 10 cm dengan dilakukan pengecoran sesuai
metode-metode yang disarankan oleh Direksi guna menjamin konsistensi dan mutu
beton.
4.1.4. Pengecoran dan Pemadatan
(1) Beton hanya dicor pada waktu Direksi ada ditempat pekerjaan dan Kontraktor harus
memberi pemberitahuan yang layak akan maksud pengecoran itu.
(2) Beton harus dituang ke acuan secepat mungkin dan dengan cara-cara sedemikian
sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan atau hilangnya slump.
(3) Tinggi jauh pengecoran tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter agar tidak terjadi
pemisahan atas bahan-bahannya. Pemisahan yang berlebihan karena menjatuhkan
beton dari suatu ketinggian yang cukup besar atau membentur acuan atau tulangan
tidak diperbolehkan. Kontraktor harus menyediakan peluncur jatuh yang baik untuk
mengendalikan dan menahan jatuhnya beton.
(4) Beton-beton dituang secara terus-menerus dalam lapisan kira-kira horizontal, tidak
boleh terjadi rongga-rongga dan harus menutup seluruh permukaan acuan.
(5) Untuk mencegah adanya rongga-rongga dalam beton, adukan beton harus dipadatkan
selama pengecoran dengan cara penggetaran dengan menggunakan alat penggetar
mekanis (Vibrator).
(6) Mengolah lagi campuran beton bekas tidak diperbolehkan. Untuk beton yang telah
mengeras sehingga sulit untuk dicor, harus dibuang dan tidak ada perhitungan
pembayaran.
(7) Pada setiap pengecoran (concrete placing) harus diadakan pemeriksaan “slump” dan
pengambilan kubus (cylinder sample) untuk pemeriksaan kuat tekan (compression test)
pada umur : 3 hari, 7 hari dan 28 hari, masing-masing 3 (tiga) buah.

4.2. Perbaikan Beton


(1) Bilamana setelah pembongkaran beberapa beton dijumpai tidak sesuai bentuknya
dengan gambar, atau menyimpang dari ukutan atau elevasi seperti dalam gambar atau
terdapat permukaan-permukaan yang rusak, maka Kontraktor harus memperbaiki
sesuai petunjuk Direksi atas pembiayaan Kontraktor sendiri.
(2) Pekerjaan perbaikan beton harus dilaksanakan segera setelah acuan dibongkar.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 87
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(3) Tempat-tempat atau bagian-bagian yang diperbaiki, harus dikupas, sepenuhnya


dibatasi, dan diisi dengan bahan pengisi yang disetujui sampai penuh/rapat.

4.3. Pekerjaan Penyelesaian & Penyempurnaan


(1) Pekerjaan penyempurnaan dari permukaan beton harus dikerjakan oleh tenaga kerja
yang ahli dan di bawah pengawasan Direksi.
(2) Penyelesaian dan penyempurnaan hasil pekerjaan harus dilakukan sesuai gambar
rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
(3) Untuk penyempurnaan dapat digunakan campuran semen dan pasir yang mutunya
lebih baih dari campuran betonnya.
(4) Ketidak-teraturan permukaan yang dibentuk akibat pengecoran tidak boleh melebihi
sepanjang 1,5 m. Pada permukaan-permukaan yang akan tertutup tanah, tidak perlu
penanganan kecuali untuk perbaikan-perbaikan dan koreksi-koreksi penurunan yang
melebihi 2,5 cm. Untuk semua permukaan yang dibentuk lain, perubahan-perubahan
secara tiba-tiba tidak melebihi 10 mm. Acuan untuk permukaan yang terbuka
(eksposed) untuk pandangan atau untuk saluran-saluran harus dikerjakan seteliti
mungkin dan dengan penuh keahlian serta harus kuat. Permukaan, yang terlihat tidak
boleh memperlihatkan retakan-retakan, cembung atau tidak lurus.
(5) Permukaan-permukaan yang terbentuk yang akan ditutup dengan urugan harus
diratakan sehingga didapat satu permukaan yang seragam. Permukaan-permukaan
yang terbuka dengan maksud untuk pandangan atau mengalirkan air harus
disempurnakan dengan alat dari logam yang keras. Pada tempat-tempat atau bagian-
bagian untuk pejalan kaki atau lalu-lintas kendaraan harus disempurnakan dengan sapu
lidi. Peralihan permukaan tidak boleh lebih dari 7 mm dan tidak boleh secara tiba-tiba.
(6) Permukaan-permukaan yang terbuka dan terpengaruh oleh cuaca harus diberi
kemiringan untuk drainase.

4.4. Perawatan Dan Perlindungan Beton


Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai spesifikasi yang telah ditentukan oleh
Direksi. Kontraktor harus mengajukan cara-cara/metode perawatan dan perlindungan
beton kepada Direksi sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai. Perawatan yang
digunakan harus mencegah/menjaga kelembaban beton. Beton harus terlindung dari
hujan deras selama 12 (dua belas) jam, aliran air selam 14 (empat belas)
hari dan sengatan matahari selama 3 (tiga) hari sesudah pengecoran.

4.4.1. Perawatan Dengan Air


Beton secara teratur harus disiram air sampai umur 21 hari setelah pengecoran. Untuk
menjaga kelembaban dapat dilakukan dengan cara menutup seluruh permukaan beton
dengan karung, karpet atau pasir dalam karung yang selalu dibasahi dengan air.

4.4.2. Perawatan Dengan Uap


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 88
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Bila perawatan ini yang dipakai oleh pabrik pembuat beton pracetak maka Kontraktor
harus memberitahukan kepada Direksi, yang meliputi proses perawatan, peralatan dan
bahan yang digunakan untuk mendapat persetujuannya.

4.5. Pengujian Kualitas Beton


Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara terus-menerus, sesuai pasal
3-6.5 (7), pada setiap pengecoran harus dibuat benda uji. Tegangan ijin untuk desak
dan geser beton setelah benda uji berumur 28 hari harus lebih besar dari tegangan ijin
yang disyaratkan. Pembuatan dan pemeriksaan benda uji harus memenuhi hal-hal
berikut :
(1) Benda uji kubus harus dibuat dengan cetakan yang paling sedikit mempunyai 2
dinding yang berhadapan terdiri dari bidang-bidang yang rata betul dari plat baja, kaca
cermin atau plat alumunium. Cetakan sebelumnya dilapisi dengan vaselin atau minyak
agar mudah dilepaskan dari betonnya, kemudian diletakan di atas bidang atas yang rata
yang tidak menyerap air.
(2) Adukan benda uji harus mengambil langsung dari tempat pengadukan beton dan
dituangkan dalam cetakan benda uji.
(3) Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan dalam 3 lapis
yang kira-kira sama tebalnya dengan tiap-tiap lapis ditusuk-tusuk 10 kali dengan
tongkat baja berdiameter 16 mm dengan ujung dibulatkan. Pada adukan beton yang
kental, cetakan harus diberi sambungan ke atas, kemudian adukan beton diisikan
sekaligus.
(4) Kubus-kubus/benda uji yang baru dicetak harus disimpan di tempat yang bebasdari
getaran dan ditutup dengan karung basah selama 24 jam, setel;ah itu baru dibuka dari
cetakannya. Kemudian benda uji disimpan pada tempat yang suhunya sama dengan di
luar.
(5) sebelum diadakan test kekuatan, ukuran benda uji harus ditentukan dengan ketelitian
sampai mm.
(6) Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang-bidang sisi dari kubus yang
menempel pada bidang-bidang yang rata dalam cetakan. Tekanan harus dinaikkan
berangsur-angsur dengan kecepatan 4 kg/cm2 per detik.
(7) Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang ditunjukan oleh
pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh mempunyai kesalahan yang melampaui
3 % pada setiap pembebanan di atas 10% dari kapasitas maximum.

4.6. Pengujian Bahan/Material Beton


Bilamana diminta oleh Direksi, Kontraktor harus mengji bahan yang digunakan untuk
beton. Syarat-syarat pengujian dan kualitas harus sesuai dengan yang tersebut dalam PBI
– 1971 (NI-2), kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

4.7. Catatan Pengujian Dan Pembetonan


Kontraktor harus menyerahkan laporan kepada Direksi yang berisikan tanggal, jam,
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 89
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

cuaca dan suhu dari berbagai macam pembetonan serta hasil test benda-benda uji
sebagai laporan bulanan kepada Proyek.

Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran :


Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan menggunakan mesin
pengaduk beton atau ready mix. Penentuan jenis dan ukuran beton molen harus
sepengetahuan Direksi. Permukaan bagian dalam molen harus selalu bersih, tidak
diperbolehkan ada kerak - kerak beton sisa adukan yang dibuat sebelumnya
1. Campuran Adukan Beton
Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan Rencana Campuran Beton yang
sesuai dengan RKS. Sehubungan dengan hal itu, jumlah PC, bahan - bahan adukan dan
air untuk membuat adukan beton harus ditakar dengan alat - alat penakar yang tertera
dalam RKS

2. Waktu Pengadukan
a. Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran beton adalah paling
sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3 beton dihitung dari saat sesudah semua bahan kecuali
air, dimasukkan ke dalam molen.
b. Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin lebih besar dari l m3.
Contoh : untuk 2 m3, waktu pengadukan adalah : 1 1/2 menit + 1 menit = 2 1/2 menit
dan seterusnya. Kekentalan Adukan Beton
c. Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T15-1990-03).
d. Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
e. Untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air yang
digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan cuaca atau kelembapan
bahan - bahan adukan.

3. Pengecoran Beton
 Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
 Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk.
 Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan
dari tempat pekerjaan.
 Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh dijatuhkan tinggi jatuh lebih dari 1,5
m. Bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari 1,5 m maka kerikil akan terpisah dari
adukan dan akan membentuk sarang - sarang kerikil yang berongga.
 Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat menggunakan saluran vertikal dan/ atau
corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap homogen.
 Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicorkan, tidak
boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah datar.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 90
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

 Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis harus
mempunyai tinggi yang merat/seragam dan tidak melebihi 100 cm, harus dihindarkan
terjadinya lapisan, yang tingginya tidak seragam dan berbentuk miring. Pengecoran
lapisan yang berikutnya harus dilakukan pada waktu lapisan sebelumnya masih lunak.
Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan beton harus seijin Direksi.
 Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah –langkah pengamanan agar
adukan beton tidak terlalu cepat mengering, misalnya dengan cara melindunginya dari
panas matahari secara langsung

Contoh pekerjaan pengecoran

5. PEKERJAAN PEMBESIAN DENGAN BESI POLOS ATAU BESI ULIR


(1) Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian sesuai
dengan apa yang tercantum di dalam gambar dan apa yang dijelaskan didalam
spesifikasi. Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat beton,
kaki ayam untuk penyanggah, beton dekking dan segala hal yang perlu serta juga
menghasilkan pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan.
(2) Sebelum pekerjaan pembengkokan besi beton, Kontraktor harus terlebih dahulu
menyiapkan daftar pembesian, sketsa dan gambar pembengkokkan besi dan
menyerahkannya pada Direksi Proyek untuk disetujui.
(3) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan ketelitian ukuran, dan akan diperiksa
dilapangan oleh Direksi Proyek pada waktu pemasangan pembesian.
(4) Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan peraturan atau standard PBI
1971 atau yang disetujui oleh Direksi Proyek.
4.8.1. Mutu Besi Tulangan
(1) Besi beton yang dipakai adalah besi beton polos atau besi beton ulir. Besi beton polos
yang dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm dan tertera di
dalam gambar dengan kode (U.24). Besi beton ulir (High Strength Steel) yang dipakai
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 91
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

adalah besi beton dengan tegangan leleh 3.900 kg/cm2 dan tertera di dalam gambar
dengan kode (U.39).
(2) Besi beton yang tersebut di atas haruslah memenuhi syarat PBI-1971-NI2.
Kontraktor harus bisa membuktikan dan melaporkan kepada Direksi Proyek bahwa
besi beton yang dipakai termasuk jenis mutu baja yang direncanakan. Jika nanti
terdapat kesalahan/kekeliruan mengenai jenis besi beton yang dipergunakan, maka
Kontraktor harus bertanggung jawab atas segalanya dan mengganti semua tulangan
baik yang sudah terpasang maupun yang belum.
(3) Laporan mengenai jenis besi beton harus dibuat secara tertulis dan dilampirkan juga
keterangan dari pabrik besi beton dimana tulangan tersebtu diproduksi, yang
menyebutkan bahan besi beton tersebut termasuk tulangan yang bermutu sesuai
dengan yang direncanakan, yang dilengkapi dengan hasil-hasil percobaan
laboratorium.

4.8.2. Pembengkokan Besi Beton


(1) Pekerjaan pembengkokan besi harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan ukuran
yang tertera pada gambar.
(2) Besi beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat, dan tidak diperbolehkan membengkokkan besi beton dengan cara
pemanasan. Pembengkokan dilakukan dengan cara melingkari sebuah pasak dengan
diameter tidak kurang dari 5 kali diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang
lebih besar dari 25 mm, pasak yang digunakan harus tidakkurang dari 8 kali diameter
besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
(3) Semua pembesian harus mempunyai hak pada kedua ujungnya bilamana tidak
ditentukan lain.
(4) Pemasangan Besi Tulangan
(5) Pembersihan
(6) Sebelum baja tulangan dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan,
lemak dan lapisan yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat besi dan beton.

4.8.3. Pemasangan Tulangan


(1) Besi Beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar, dan dipastikan tidak
terjadi penggeseran dengan mengikat dengan kawat. Rangka tulangan harus diganjal
dengan balok beton cakar ayam atau lainnya sesuai dengan gambar.
(2) Dalam Segala hal untuk besi beton horisontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak terjadi penurunan batang. Kontraktor harus membuat ganjalan balok
beton sesuai dengan perunjuk Direksi.
(3) Baja tulangan beton untuk plat (slab) langsung di atas tanah harus didukung dengan
balok beton yang dicetak lebih dulu. Permukaan dari balok beton harus horisontal
berukuran kurang lebih 7,25 cm x 10 cm.
(4) Jarak terkecil antara batang pararel harus satu diameter batang tetapi jarak terbuka
tidak boleh kurang dari 1,2 ukuran terbesar agregat.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 92
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(6) Sambungan-sambungan tulangan harus dibuat overlap minimum 40 kali diameter


tulangan sesuai persyaratan yang tercantum pada PBI 1971 Bab 8 dan ketentuan-
ketentuan pada gambar. Harus dihindari meletakkan sambungan tulangan pada titik-
titik yang menimbulkan tegangan maksimum.

4.8.4. Beton Dekking


Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang dengan
tebal untuk beton dekking sebagai berikut :
(1) Semua konstruksi beton yang kena air = 4 – 5 cm
(2) Balok dan kolom yang tidak kena air = 3 – 4 cm
(3) Bidang yang kena udara dan semua bidang interior = 2,5 cm

Contoh Pekerjaan pembesian

6. BEGESTING
Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-
batas seperti yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi.

A. Bahan
(1) Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk bekisting baru bisa dipergunakan jika
sudah mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.
(2) Didalam pekerjaan bekisting terdapat 2 (dua) tipe yang diminta yaitu untuk tampilan
normal (normal exposed) dan untuk tampilan halus (smooth exposed). Bahan dari
peruntukan kedua tipe tersebut berbeda, untuk tampilan normal digunakan multiplex
plywood 8 mm dengan dilapisi minyak bekisting dan untuk tampilan halus
menggunakan bahan teknolith 10 mm dilapisi minyak bekisting.
(3) Semua bahan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas
dari mata kayu yang lepas, celah kotoran yang melekat dan sejenis lainnya, bila
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 93
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

bekisting yang sama akan digunakan lagi, harus menghasilkan permukaan yang serupa
dan dengan persetujuan Direksi Proyek.
(4) Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari bahan yang kuat. Bambu tidak
diperbolehkan dipakai untuk tiang-tiang penyangga sekur dan klem, tetapi harus
menggunakan kayu sekurang-kurangnya se-kualitas dengan kayu dolken.
(5) Untuk bahan-bahan yang kurang/tidak memenuhi syarat, tidak boleh dipakai dan
harus dipindahkan dari lokasi pekerjaan.

B. Pembuatan Bekisting
Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku dan tidak berpindahan tempat atau
melendut. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh ada lekukan/lubang-
lubang.

C.Tiang penyangga
Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan tempat,
kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari tiang-tiang
penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga konstruksi
bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dari beban-beban
lain yang berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu Kontraktor membuat
perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut.
(1) Khusus untuk bekisting kolom, balok-balok tinggi dan dinding pada tepi bawahnya
harus dibuat bukaan pada dua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin
terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut.
(2) Penanaman pipa dan lain-lain serta perlengkapan lain untuk membuat lubang,
jaringan pipa dan lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting, kecuali bilamana
diperintahkan lain oleh Direksi Proyek.
(3) Untuk mempermudah pembongkaran bekisting, dapat digunakan pelapis bekisting
dengan persetujuan Direksi Proyek.
(4) Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton,
akan diperiksa oleh Direksi Proyek, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting
disetujui oleh Direksi Proyek. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya, Kontraktor harus
memberitahukan Direksi Proyek bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.
(5) Bekisting harus dibongkar tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton.
Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati. Bekisting tidak boleh dibongkar
sebelum beton mencapai suatu kekuatan kubus sekurang-kurangnya cukup untuk
memikul 2 kali beban sendiri. Kontraktor harus memberitahu Direksi Proyek bilamana
bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan
persetujuan Direksi itu tidak berarti Rekanan lepas dari tanggung jawabnya. Bilamana
akibat pembongkaran cetakan, pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja beban-
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 94
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

selama keadaan kelebihan beban tersebut berlangsung. Perlu ditekankan bahwa


tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor
dan perhatian Kontraktor mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke PBI 1971
dalam pasal yang bersangkutan.

7. REKONDISI JALAN
A. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
pembasahan dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah
diterima sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam Gambar, dan memelihara lapis
fondasi agregrat atau lapis drainase yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan.
Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan,
pencampuran dan kegiatan lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang
memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.
Pekerjaan ini termasuk penambahan lebar perkerasan eksisting sampai lebar jalur lalu
lintas yang diperlukan dan juga pekerjaan bahu jalan. Pekerjaan harus mencakup
penggalian dan pembuangan bahan yang ada, penyiapan tanah dasar, dan
penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi yang ditunjukkan
dalam Gambar.

Toleransi Dimensi dan Elevasi


a. Pada permukaan semua Lapis Fondasi Agregat tidak boleh terdapat ketidakrataan yang
dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.
b. Tebal total minimum Lapis Fondasi Agregat tidak boleh kurang satu sentimeter dari
tebal yang disyaratkan.
c. Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Kelas A dan Lapis Drainase tidak boleh kurang
satu sentimeter dari tebal yang disyaratkan.
d. Pada permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A yang disiapkan untuk lapisan resap
pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus
dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada kerataan
permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau
melintang sumbu jalan, maksimum satu sentimeter.
e. Permukaan akhir bahu jalan, termasuk setiap perkerasan yang dihampar diatasnya,
tidak boleh lebih tinggi maupun lebih rendah 1,0 cm terhadap tepi jalur lalu lintas yang
bersebelahan.
f. Lereng melintang bahu tidak boleh bervariasi lebih dari 1,0% dari lereng melintang
rancangan.

Pengajuan Kesiapan Kerja


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 95
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

a) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan berikut dibawah ini
paling sedikit 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunaan setiap bahan
untuk pertama kalinya sebagai Lapis Fondasi Agregat atau Lapis Drainase:
i) Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan oleh Pengawas Pekerjaan
sebagai rujukan selama waktu untuk Penyelesaian.
ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk Lapis
Fondasi Agregat atau Lapis Drainase, bersama dengan hasil pengujian laboratorium
yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang ditentukan dalam sub bab 2.17.1.2.5.
terpenuhi
b) Penyedia Jasa harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis kepada
Pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan dan sebelum
persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan Iain di atas Lapis Fondasi Agregat
atau Lapis Drainase:
i) Hasil pengujian kepadatan dan kadar air pada Lapis Fondasi Agregat seperti yang
disyaratkan dalam sub bab 2.17,1.3.4.
ii) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survei pemeriksaan yang
menyatakan bahwa toleransi yang disyaratkan dalam sub bab 2.17.1.1.2. dipenuhi.

5) Cuaca Yang Diizinkan Untuk Bekerja


Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun
hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air
bahan jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam Pasal 2.17.1.3.3
5) Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase Yang Tidak
Memenuhi Ketentuan
a) Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi
ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 2.17.1.1.2), atau yang permukaannya
menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan, harus diperbaiki
dengan membongkar lapis permukaan tersebut dan membuang atau menambahkan
bahan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan dan
pemadatan kembali, atau dalam hal Lapisan Fondasi Agregat yang tidak memenuhi
ketentuan telah dilapisi dengan Lapisan diatasnya. Kekurangan tebal dapat
dikompensasi dengan Lapisan diatasnya dengan tebal yang diperlukan untuk
penyesuaian dengan bahan yang mempunyai kekuatan minimum sama.
b) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal rentang kadar
air seperti yang disyaratkan dalam Pasal 2.17.1.3.3) atau seperti yang diperintahkan
Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut yang
dilanjutkan dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta mencampurnya
sampai rata.
c) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang ditentukan
dalam rentang kadar air yang disyaratkan dalam Pasal 2.17,1.3.3) atau seperti yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut
secara berulang-ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang disetujui disertai
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 96
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang


memadai tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut di atas, maka Pengawas Pekerjaan
dapat memerintahkan agar bahan tersebut dibuang dan diganti dengan bahan kering
yang memenuhi ketentuan.
d) Perbaikan atas Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat-sifat
bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai
penyesuałan kadar air dan pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan,
atau menambah suatu ketebalan dengan bahan tersebut.

7) Pengendalian Lalu Lintas


a) Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan jalan sementara dan Tenaga
Manajemen Keselamatan Lalu Lintas untuk mengendalikan dan melindungi para
pekerja, dan pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber
bahan dan rute pengangkutan, sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi rencana
detail dan lokasi manajemen dan keselamatan lalu lintas yang telah disusun oleh
Penyedia Jasa atau atas perintah Pengawas Pekerjaan
b) Penyedia Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan jalan dan
jembatan sementara dan harus menyediakan petugas bendera (flagmen) dan/atau alat
pengaman pemakai jalan sementara sepanjang ZONA kerja saat diperlukan selama
Masa Pelaksanaan. Manajemen dan keselamatan lalu lintas harus dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c) Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang oleh Penyedia Jasa harus
dikaji dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan agar sesuai dengan ukuran, lokasi, daya
pantul, daya penglihatan, kecocokan, dan penggunaan yang sebagaimana mestinya
sesuai dengan kondisi kerja yang khusus.
d) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas semua akibat yang ditimbulkan oleh lalu
lintas yang melewati jalur lalu lintas dan bahu jalan yang baru selesai dikerjakan dan
bila perlu Penyedia Jasa dapat melarang lalu lintas yang demikian ini dengan
menyediakan jalan alih (detour) atau pelaksanaan setengah badan jalan

2.10.1.2. Bahan
1) Sumber Bahan
Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pernah diidentifikasikan
serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi bagi Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa tetap harus bertanggungjawab untuk mengidentifikasi dan memeriksa
ulang apakah bahan tersebut cocok untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2) Fraksi Agregat Kasar
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahan
batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan dalam Tabel 2.17.1.2.2). Bahan
yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
3) Fraksi Agregat Halus
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 97
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm hams terdili dari partikel pasir alami atau batu
pecah halus dan partikel halus lainnya yang memenuhi persyaratan dalam Tabel
2.17.1.2.2).
4) Sifat-sifat Bahan Yang Disyaratkan
Seluruh Lapis Fondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung
atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi
ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah.

Penghamparan dan Pemadatan Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase


1) Penyiapan Formasl untuk Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase
a) Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan
eksisting, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan eksisting
harus diperbaiki terlebih dahulu.
b) Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan
eksisting atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis fondasi yang disiapkan, maka
lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, juga Lapis Drainase diatas tanah dasar baru
yang disiapkan, pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.
c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapis Fondasi Agregat dan Lapis
Drainase, sesual dengan butir (a) dan (b) di atas, harus disiapkan dan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan
dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Fondasi pada setiap saat. Untuk
perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh fomasi itu
harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis fondasi agregat dihampar.
d) Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar langsung di atas pemukaan
perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan dalam kondisi
tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau pengaluran pada permukaan
perkerasan aspal lama agar meningkatkan tahanan geser yang lebih baik.
Lebar pelebaran harus diberi tambahan yang cukup sehingga memungkinkan tepi setiap
lapisan yang dihampar bertangga terhadap lapisan di bawahnya atau terhadap
perkerasan eksisting. Susunan bertangga ini diperlukan untuk memungkinkan
penggilasan yang sedikit ke luar dari tepi hamparan dan untuk memperoleh daya
dukung samping yang memadai, dan harus dibuat berturut-turut selebar 5 cm untuk
setiap pelapisan (overlay) yang dihampar.
f) Penebangan pohon hanya akan dilaksanakan bilamana mutlak diperlukan untuk
pelaksanaan pelebaran jalan, baik pada jalur lalu lintas maupun pada bahu jalan
Pohon-pohon yang sudah ditebang harus diganti dengan cara penanaman pohon baru
di daerah manfaat jalan (di luar bahu jalan). Penebangan pohon tidak boleh
dilaksanakan bilamana kestabilan lereng lama menjadi terganggu.
2) Penghamparan
a) Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dibawa ke badan jalan sebagai
campuran yang merata dan untuk Lapis Fondasi Agregat harus dihampar pada kadar
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 98
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

air dalam rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus tersebar secara
merata.
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu kegiatan dengan takaran yang merata agar
menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana
akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan
sama tebalnya.
c) Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dihampar dan dibentuk dengan salah
satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat
kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti
dengan bahan ang bergradasi baik
d) Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan peralatan
khusus yang disetujui Oleh Pengawas Pekerjaan
3) Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan
menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui Oleh
Pengawas Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering
maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan Oleh SNI 1743:2008,
metode D untuk Lapis Fondasi Agregat. Pemadatan Lapis Drainase dengan mesin gilas
berpenggetar (vibratoły roller) sekitar 10 ton harus dilaksanakan sampai seluruh
permukaan telah mengalami penggilasan sebanyak enam lintasan dengan penggetar
yang diaktifkan atau sebagaimana diperintahkan Oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet
digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap
mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis Fondasi Agregat.
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, di mana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi
(modified) yang ditentukan oleh SNI 1743 :2008, metode D.
d) Kegiatan penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
ber”superelevasi", penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Kegiatan penggilasan harus
dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut
terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas
harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui

4) Pengujian
a) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal
harus sepertl yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, namun harus mencakup seluruh
jenis pengujian yang disyaratkan minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 99
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewaklli rentang mutu bahan yang mungkin
terdapat pada sumber bahan tersebut.
b) Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Fondasi Agregat yang diusulkan, seluruh jenis
pengujian bahan harus diulangi lagi, bila menurut pendapat Pengawas Pekerjaan,
terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya, termasuk perubahan sumber
bahan
c) Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk
mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian
lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan tetapi untuk
setiap 1.000 meter kubik bahan yang diproduksi untuk pembangunan jalan atau
penambahan lajur dan 500 meter kubik bahan untuk pelebaran menuju lebar standar,
paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian gradasi partikel
untuk Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase, dan khususnya Lapis Fondasi
Agregat tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks plastisitas dan satu (l) penentuan
kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 1743:2008, metode D. Pengujian
CBR untuk Lapis Fondasi Agregat harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
d) Kepadatan dan kadar air bahan Lapis Fondasi Agregat yang dipadatkan harus secara
rutin diperiksaș mengunakan SNI 2828:2011 dan/atau Light Weight Deflectometer
(LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi
hubungan lendutan dengan kepadatan, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang
ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang seling lebih dari 100
m per lajur untuk pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 50 m untuk pelebaran
menuju lebar standar.

B. Lapis Pondasi Cement Treated Base (CTB)


1) Uraian
Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) dan Lapis
Fondasi Agregat Semen Kelas B (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan
material, pencampuran dengan alat pencampur berpenggerak sendiri (self propelled
mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan dengan roller, pembentukan
pemukaan (shaping), perawatan (curing) dan penyelesaian (finishing), dan kegiatan
insidentil yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis fondasi agregat
semen, sesuai dengan Spesifikasi, garis, kelandaian, ketebalan dan penampang
melintang sebagaimana tertera pada Gambar atau yang ditentukan oleh Pengawas
Pekerjaan.
2) Toleransi
a) Toleransi ukuran untuk pekerjaan persiapan badan jalan dan lapis fondasi bawah (jika
ada) harus sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 2.17.1.1.2) dari Spesifikasi ini
b) Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen yang dihampar dan dipadatkan tidak
boleh kurang dari 1 cm dari tebal ang ditunjukkan dalam Gambar.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 100
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

c) Tebal pennukaan akhir dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendekati elevasi
rancangan dan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari elevasi rancangan pada titik
manapun
d) Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan sejajar
dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak boleh
melampaui 1 cm tiap 3 meter
e) Penyedia Jasa harus menyadari bahwa elevasi akhir permukaan Lapis Fondasi Atas
Bersemen yang tidak baik akan mengakibatkan bertambahnya kuantitas campuran
aspal yang akan digunakan agar memenuhi toleransi kerataan lapis permukaan
campuran aspal, kuantitas campuran aspal tambahan ini tidak boleh diukur untuk
pembayaran. Permukaan akhir Lapis Fondasi Atas Bersemen yang rata, tentu saja akan
memberikan solusi ekonomis terbaik bagi Penyedia Jasa dan juga menghasilkan jalan
yang terbaik.

3) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI ASTM C136:2012 : Metode uji untuk analisis sanngan agregat halus dan agregat
kasar (ASTM C136-06, IDT)
SNI 0302:2014 : Semen portland pozolan
SNI 1743:2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah.
SNI 1966:2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah.
SNI 19672008 : Cara uji penentuan batas cair tanah.
SNI 1974:2011 : Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.
SNI 2049:2015 : Semen Portland
SNI 2417:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles.
SNI 2828:2011 : Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir.
SNI 68892014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/ D75M-09,
IDT).
SNI 7064:2014 : Semen Portland Komposit
SNI 7619 : 2012: Metode Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada Agregat Kasar
Pd 03-2016-B : Metoda uji lendutan menggunakan Light Weight Deflectometer (LWD)
4) Persetujuan
Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan terhadap:
a) Hasil percobaan laboratorium dari agregat, termasuk sifat-sifat dan kualitas
disesuaikan dengan Spesifikasi yang ada terlebih dahulu sebelum melaksanakan
pekerjaan Contoh-contoh harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan dan akan disimpan
sebagai referensi selama pelaksanaan konstruksi. Penyedia Jasa harus menyediakan
tempat penyimpanan yang tahan terhadap air dan dapat di kunci di lapangan untuk
menyimpan contoh sesuai dengan instruksi Pengawas Pekerjaan
b) Data Survai
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 101
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, semua data elevasi hasil survai lapangan
harus diserahkan untuk ditandatangani oleh Pengawas Pekerjaan, dan juga semua
gambar potongan melintang ang disyaratkan.
c) Percobaan (Test) dan Kendali Mutu (Quality Control)
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua percobaan (test) dan kontrol
kualitas (quality control) dari Lapis Fondasi Agregat Semen serta menyerahkan semua
hasil percobaan kepada Pengawas Pekerjaan.
5) Cuaca yang Diizinkan Untuk Bekerja
Lapis Fondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau
ketika kondisi lapangan sedang basah/becek.
6) Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat Semen yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Atas instruksi Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperbaiki Lapis Fondasi
Agregat Semen yang tidak memenuhi ketentuan sebagai diatur dalam spesifikasi
maupun gambar konstruksi termasuk antara lain
a) Berkaitan dengan ketebalan lapisan, kekuatan, kepadatan dan komposisi campuran.
b) Tata cara perbaikan
c) Apabila terjadi kegagalan Penyedia Jasa dalam memenuhi ketentuan kualitas dan
dimensi, maka Penyedia Jasa harus mengkompensasikannya dengan penambahan tebal
lapisan diatasnya (Asphalt Concrete-Base, Binder Course atau Wearing Course).
d) Apabila karena kualitas atau ketebalan Lapis Fondasi Agregat Semen tidak
dimungkinkan keberadaannya sebagai lapisan konstruksi, maka Penyedia Jasa harus
melakukan pembongkaran dan penggantiannya.
7) Rencana Kerja dan Pengaturan Lalulintas
a) Sebaiknya, 7 hari setelah penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen penghamparan
lapis penutup atas (Asphalt Concrete-Base, Binder Course, Wearing Course) harus
dilaksanakan.
b) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa di lokasi pekerjaan, tidak ada lalu lintas
diizinkan lewat di atas Lapis Fondasi Agregat Semen, minimum 4 hari sesudah
pemadatan terakhir dan mengalihkan lalu lintas dan membuat jalan alternatif.

Bahan
1) Semen Portland
a) Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan SNI
15-2049-2004. atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI
0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Pengawas Pekerjaan mempunyai hak melaksanakan percobaan material Semen untuk
menjamin bahwa cara pengangkutan dan tempat penyimpanan tidak dapat mentsak
Semen.
c) Semua semen harus disimpan terlebih dahulu di tempat penyimpanan dengan cara
yang tepat/cocok.

2) Air
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 102
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyyak, garam, asam, basa, gula atau organic. Air harus diuji
sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul
keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian kuat
tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air murni hasil sulingan, Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari mempunyai kuat tekan
minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang
sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.

3) Agregat
Syarat-syarat agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A mengikuti
ketentuan pada Tabel 2.17.2.1 dan Tabel 2.17.2.2 untuk Lapis Fondasi Agregat Kelas
A, sedangkan agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B hanıs sesuai
dengan persyaratan pada Tabel 2.17.2.1 dan Tabel 2.17.2.2 untuk Lapis Fondasi
Agregat Kelas B.

Campuran dan Takaran


1) Lapis Fondasi Agregat Semen
terdiri dari agregat, semen dan air atas persetujuan Pengawas Pekerjaan. Kadar semen
harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium dan campuran percobaan. Kadar
air optimum harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium.
2) Rancangan Campuran
Penyedia Jasa harus melakukan campuran percobaan di bawah pengawasan Pengawas
Pekerjaan, untuk menentukan
(a) Kuat tekan dari Lapis Fondasi Agregat Semen, mana yang digunakan
(b) Kadar semen yang dibutuhkan
(c) Kadar air optimum
(d) Berat isi campuran kering pada kadar air optimum.
3) Karakteristik Lapis Fondasi Agregat Semen
Penentuan kepadatan labratorium menggunakan SNI 1743:2008 metode D dengan
menggunakan bahan pengganti untuk ukuran agregat tertahan ayakan di atas 19 mm
(3/4”). Selanjutnya banyaknya agregat, air dan semen untuk pengujian kuat tekan
didasarkan pada hasil pengujian kadar air optimum dan berat kering maksimum dari
campuran agregat semen.
Kekuatan campuran didasarkan atas kuat tekan benda uji silinder diamater 150 mm dan
tinggi 300 mm pada umur 7 hari
Benda uji silinder menggunakan bahan yang disiapkan sesuai SNI 1743:2008 metode
D, dipadatkan dalam 5 lapis, masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 145 tumbukan
dengan berat alat penumbuk 4,5 kg dan tinggi jatuh 45 cm. Selanjutnya uji kuat tekan
benda uji silinder sesuai dengan ketentuan SNI 1974:201 L
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 103
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Catatan:
a) Pemadatan sebanyak 145 tumbukan masing-masing lapisan berdasarkan perhitungan
perbandingan antara volume silinder (diamater 15 cm dan tinggi 30 cm) dengan
volume tabung alat pemadatan (proctor) (diamater 152 mm dan tinggi 116 mm)
dikalikan 56 tumbukan.
b) Perkiraan penggunaan kadar semen untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A
(CTB) adalah 3 – 5% dan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) adalah 4 - 6
%. Kadar semen yang diperlukan hanıs ditentukan berdasarkan hasil rancangan
campuran kerja.
c) Selama proses penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen, percobaan silinder
minimum 4 benda uji harus dilakukan.
Persyaratan kuat tekan dari Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (CTB) dan Kelas B
(CTSB) dalam umur 7 hari masing-masing 45 - 55 kg/cm2 dan 35 - 45 kg/cm2
Percobaan Lapangan
a) Desain campuran harus dicoba di lapangan dengan luas pekerjaan Lapis Fondasi
Agregat Semen sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan pekerjaan, kecuali jika terdapat
keterbatasan lokasi atau sebab lainnya maka atas izin Pengawas Pekerjaan dapat
dilakukan penghamparan percobaan di dalam lokasi kegiatan pekerjaan Percobaan
tambahan dapat diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, bilamana percobaan pertama
dinilai tidak memenuhi ketentuan
b) Luas percobaan dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.
c) Selama pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi penghamparan, pemadatan, dan
perawatan akan diawasi oleh Pengawas Pekerjaan untuk memperoleh hasil yang
memuaskan.
d) Berdasarkan hasil percobaan lapangan sesudah 7 hari Pengawas Pekerjaan dapat
menyetujui Penyedia Jasa untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan
Penyedia Jasa untuk membuat beberapa variasi percobaan yang lain. Bilamana
Pengawas Pekerjaan menerima penghamparan percobaan ini sebagai bagian dari
pekerjaan, maka penghamparan percobaan yang memenuhi semua ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini akan diukur dan dibayar sebagai bagian dari
pekerjaan tidak ada pembayaran untuk penghamparan percobaan yang dilaksanakan di
luar kegiatan pekerjaan

Penghamparan dan Pencampuran


1) Pencampuran di Tempat
Jumlah total kuantitas semen yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan tebal penuh
harus dihampar merata di atas permukaan agregat yang akan dicampur dengan
pemasok mekanis terkendali yang disetujui dalam satu kegiatan yang sedemikian
hingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan Peralatan apapun yang digunakan
dalam penghamparan dan pencampuran tidak diperkenankan melintasi hamparan
semen yang masih segar sampai kegiatan pencampuran selesai dikerjakan.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 104
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Air akan ditambahkan selama proses pencampuran dengan alat pengendali tekanan
pada distributor pemasok yang terletak di dalam ruang pencampuran. Kadar air harus
didistribusi secara merata terhadap seluruh campuran dan harus berada dalam rentang
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan untuk meyakinkan bahwa seluruh pemadatan
dapat dilakukan.
Alat pencampur harus dijalankan sedemikian hingga tebal Lapis Fondasi Agregat
Semen Kelas A (CTB) atau Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) dapat
memenuhi seluruh tebal rancangan. Pencampuran harus dilakukan dengan alat
pencampur yang bemenggerak sendiri atau reclaimer mixer dengan lebar pencampuran
tidak kurang dari 1,8 m dan kedalaman pencampuran paling sedikit 30 cm.
Pencampuran dengan peralatan lain termasuk motor grader, alat pembentuk, pembajak
berputar dan jenis peralatan pertanian lainnya tidak diperkenankan. Dua lintasan alat
pencampur hants diberikan untuk memperoleh campuran semen yang rata pada seluruh
ketebalan perkerasan. Pencampuran harus dilakukan pada lajur kerja darl Sisi
perkerasan yang lebih rendah menuju Sisi yang lebih tinggi, dengan tumpang tindih
yang cukup untuk memastikan keseragaman dan tanpa material yang tak tercampur
pada lajur yang yang terkait. Lapisan yang dicampur ini harus 0,5 m lebih lebar dari
perkerasan aspal pada setiap Sisi perkerasan.

2) Pencampuran di Instalasi Terpusat


Instalasi pencampur yang tetap (tidak berpindah) harus menggunakan cara takaran
berat. Jumlah bahan agregat dan semen yang harus diukur dengan tepat pertama-tama
harus dimasukkan ke dalam instalasi pencampur kemudian air ditambahkan
secukupnya agar kadar air hasil campuran terletak dalam rentang yang dirancang untuk
pemadatan di lapangan. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa
semua semen tersebar merata di loading skip dan dipasok merata di seluruh bak
pencampur. Semen harus ditakar secara akurat dengan timbangan, dan kemudian
dicampur dengan bahan agregat yang akan distabilitasi. Bahan agregat harus dicampur
sedemikian sehingga terdistribusi merata diseluruh campuran.
Jumlah dan kapasitas kendaraan pengangkut bahan campuran harus disesuaikan
dengan hasil campuran yang dihasilkan instalasi pencampur dan kecepatan
pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
yang ditentukan.
Campuran harus dihampar diatas permukaan yang sudah dilembabkan dengan tebal
lapisan yang seragam dan harus dihampar dengan mesin penghampar yang dljalankan
secara mekanis dimana dapat meratakan campuran dengan suatu ketebalan yang
merata. Bahan harus dihampar sedemikian hingga setelah dipadatkan mencapai tebal
lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang disyaratkan pada Pasal 2.17.5.1.3)

Penghamparan dan Pemadatan


1) Persiapan Permukaan Tanah Dasar atau Lapisan Fondasi Bawah
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 105
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

a) Permukaan Tanah Dasar, jika ada, harus sesuai dengan elevasi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar.
b) Lapisan Fondasi Bawah, jika ada, harus sesuai dengan Spesifikasi Seksi 2.17
termasuk, ketebalan, ukuran, elevasi, seperti ditunjukkan dalam Gambar.
c) Permukaan Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Bawah harus bersih dan rata.
2) Penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen
Lapis Fondasi Agregat Semen harus dihampar dan ditempatkan di atas permukaan
yang telah disiapkan, dengan metode mekanis, menggunakan alat high density screed
paver dengan dual tamping rammer sesuai Instruksi Pengawas Pekerjaan, untuk
mendapatkan kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukaan
3) Pemadatan
a) Pemadatan Lapis Fondasi Agregat Semen harus telah dimulai dilaksanakan paling
lambat 30 menit untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk semen jenis
PPC semenjak pencampuran material dengan air.
b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih dari 30
menit untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk Semen jenis PPC.
c) Kepadatan Lapis Fondasi Agregat Semen setelah pemadatan harus mencapai
kepadatan kering lebih dari 98% kepadatan kering maksimum sebagaimana yang
ditentukan pada SNI 1743:2008 Metode D
(d) Kadar air pada waktu pemadatan haruslah pada kadar air dari bahan berada dalam
rentang 1% dikadar air optimum sampai 2% di atas kadar air optimum.
(e) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 60 menit semenjak semen dicampur
dengan airuntuk PC Tipe I atau waktu ang lebih panjang untuk semen jenis PPC sesuai
dengan hasil pengujian waktu ikat awal menurut SNI 03-6827-2002.
(f) Untuk lapisan yang lebih dalam dari 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian untuk
masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm. Upaya
pemadatan harus disesuaikan untuk mencapai pemadatan seluruh tebal yang
memuaskan
(g) Pemadatan harus dilakukan dengan pemadat kaki kambing bervibrasi dengan berat
statis minimum sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, dan lebih
disukai yang mempunyai tonjolan paling sedikit 12,5 cm

Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Pengawas Pekerjaan bila permukaan
telah cukup kering harus ditutup minimum selama 4 hari dengan menggunakan:
a) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran
b) Penyemprotan dengan Aspal Emulsi CSS-I dengan batasan pemakaian antara 0,35 -
0,50 liter per meter persegi.
c) Metode lain yang bertujuan melindungi Lapis Fondasi Agregat Semen adalah dengan
karung goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing).

2.10.2.7. Pengendalian Mutu


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 106
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan laboratorium lapangan dan semua peralatan yang
diperlukan untuk melakukan pengujian terhadap hasil pemadatan. Prosedur pengujian
dan frekuensi rancangan campuran dan pengedalian mutu dan termasuk penambahan,
bentuk, kadar air, toleransi permukaan dan yang lain harus sudah tercakup dalam
Rencana Pengendalian Mutu dari Penyedia Jasa.
2) Kadar Penghamparan
Kadar penghamparan semen harus diperiksa paling sedikit 2 kali per hari, atau
diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
3) Kepadatan
Kepadatan campuran harus diperiksa dengan pengujian paling sedikit 2 lokasi per hari
sesuai dengan SNI 28282011 dan/atau Light Weight Deflectometer (LWD) yang diuji
sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi hubungan lendutan
dengan kepadatan, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan Pengujian kerucut
pasir untuk lapisan yang lebih dalam dari 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian
untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.
4) Penguiian Kekuatan
Pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS) dan kadar air harus dilakukan
paling sediki 2 kali per hari. Tidak ada pembayaran terpisah untuk semua pengujian
ini.

D.LASTON ( ASPHALT CONCRETE )


Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis permukaan atau lapis perata atau lapis
pondasi atas padat yang awet, yang terdiri dari agregat dan material aspal dicampur di
pusat pencampur, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut, diatas lapis
pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan, sesuai dengan persyaratan ini dan
memenuhi bentuk sesuai Gambar Rencana dalam hal ketinggian, penampang
memanjang dan melintang atau sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Teknik.

(2) Campuran Beraspal AC (Laston)


AC (Asphaltic Concrete) / Laston (Lapis Aspal Beton), yang selanjutnya disebut AC
(Laston), digunakan untuk jalan-jalan dengan lalu lintas berat, tanjakan, pertemuan
jalan dan daerah-daerah lainya dimana permukaan menanggung beban roda yang berat.
Jenis-jenis campuran AC (Laston) :
a) AC ( Convensional ), untuk lapis permukaan.
b) AC – WC 1, untuk lapis permukaan.
c) AC – WC 2 / AC – Binder, untuk lapis antara.
d) AC – Base, untuk lapis pondasi atas.
Jenis campuran AC (Laston) harus seperti yang ditentukan pada gambar rencana atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(3) Tebal Lapisan dan Toleransi
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 107
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(a) Tebal dari AC (Laston) yang dihampar harus diamati dengan benda uji “inti” (cores)
perkerasan yang diambil oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.
Selang antara dan lokasi pengambilan benda uji harus sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, tetapi paling sedikit dua buah diambil arah
melintang dari masing-masing setengah lebar penampang yang diselidiki dan selang
antara potongan melintang ke arah memanjang yang diselidiki tidak boleh lebih dari
200 m, dan harus sedemikian rupa sehingga jumlah total benda uji yang diambil pada
setiap segmen yang diukur untuk pembayaran tidak boleh kurang dari batas-batas yang
diberikan.
(b) Tebal AC (Laston) kecuali untuk lapisan perata, yang sesungguhnya dipasang di
setiap bagian dari pekerjaan didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari benda-benda uji
inti yang diambil dari bagian tersebut.
(c) Tebal AC (Laston) yang sesungguhnya dipasang, sebagaimana ditetapkan dalam Sub-
bab 2.17.3.1 (3)(b) diatas, harus sama atau lebih besar dari tebal rancangan nominal
pada Tabel 2.17.3 (2) untuk lapis permukaan atau lapis antara, dan untuk lapisan perata
atau lapis pondasi harus sama dengan atau lebih besar dari tebal yang ditentukan dalam
Gambar Rencana dari Dokumen Kontrak. Dalam beberapa hal, Direksi Teknik atas
dasar kerataan perkerasan atau ukuran maksimum atau data rancangan yang lain boleh
menyetujui atau menerima tebal rata-rata yang kurang dari tebal rancangan nominal,
asalkan AC (Laston) yang dipasang pada ketebalan tersebut baik dalam segala hal
lainnya, meskipun begitu, sama sekali tidak ada bagian dari AC (Laston) yang
dipadatkan yang kekurangan ketebalannya melebihi 5 mm dari ketebalan nominal
rancangannya.
(d) Untuk semua campuran AC (Laston), baik yang dibayarkan menurut luas maupun
berat sesungguhnya dari material yang dihamparkan, berat campuran AC (Laston)
yang benar-benar dipakai harus dipantau oleh Kontraktor dengan menimbang setiap
muatan truk pengangkut material yang meninggalkan pusat pencampur. Dalam hal
bagian yang manapun yang sedang diukur untuk menentukan pembayarannya, berat
material yang benar-benar dihamparkan yang dihitung dari timbangan muatan truk
adalah kurang dari ataupun lebih dari lebih besar 5 % dari berat yang dihitung dari
ketebalan dan rata-rata kepadatan contoh lapisan (cores), Direksi Teknik harus
mengambil tindakan untuk menyelidikinya agar bisa memastikan sebab terjadinya
selisih berat tersebut sebelum menyetujui pembayaran material yang telah
dihamparkan itu.
(4) Lapisan Perata
Dalam hal campuran AC (Laston) digunakan sebagai Lapisan Perata, semua
persyaratan dari Seksi ini harus berlaku, kecuali:
(a) Material harus disebut ACL (Laston Levelling)
(b) Ukuran butir maksimum yang lebih kecil dapat digunakan

(1) Pembatasan oleh Cuaca


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 108
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Campuran AC (Laston) hanya bisa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak
akan hujan turun atau sedang hujan dan bila dasar jalan yang sudah disiapkan dalam
kondisi yang memuaskan.
(2) Perbaikan dari Pekerjaan AC (Laston) yang tidak Memuaskan
Lokasi-lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang dipersyaratkan atau
angka-angka yang disetujui dan juga lokasi-lokasi yang tidak memuaskan dalam hal
lainya tidak akan dibayar sampai diperbaiki oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik. Perbaikan dapat meliputi pembongkaran dan penggantian,
penambahan lapisan AC (Laston) dan atau tindakan lain yang dianggap perlu oleh
Direksi Teknik. Bila perbaikan telah diperintahkan, maka jumlah volume yang diukur
untuk pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya
dapat diterima. Tidak ada pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan
atau volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan.
(3) Pengembalian Bentuk Perkerasan setelah Pengujian
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti atau lainnya, harus
segera ditutup kembali dengan material campuran AC (Laston) oleh Kontraktor dan
dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang
diperkenankan yang dipersyaratkan dalam Seksi ini.

Material
(1) Agregat – Umum
(a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa
agar campuran AC (Laston) yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumus campuran
kerja akan memiliki kekuatan sisa yang tidak kurang dari 75 % bila diuji untuk
hilangnya kohesi akibat pengaruh air sesuai dengan Pd M-06-1997-03 dan SNI-06-
2489-1991.
(b) Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Teknik.
Material harus ditimbun sesuai dengan persyaratan pada Seksi 1.10 – Material dan
Penyimpanan.
(c) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus sudah menimbun paling sedikit 40 %
dari jumlah agregat pecah yang dibutuhkan untuk campuran AC (Laston) dan
selanjutnya timbunan persediaan harus dipertahankan paling sedikit 40% dari sisa
kebutuhanya.
(d) Tiap-tiap agregat harus diangkut ke pusat pencampuran lewat cold bin yang terpisah.
Pencampuran terlebih dahulu agregat dari jenis atau sumber agregat yang berbeda,
tidak diperbolehkan.

(2) Agregat Kasar


(a) Agregat kasar pada umumnya harus memenuhi gradasi yang disyaratkan seperti tabel
dibawah dan harus terdiri dari batu pecah atau campuran yang memadai dari batu
pecah dengan kerikil besi.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 109
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Agregat kasar yang digunakan untuk campuran dapat diterima oleh Direksi Teknik
hanya bila bahan tersebut diperagakan dengan pengujian laboratorium dan semua
ketentuan sifat campuran dalam Tabel dapat dipenuhi.
Dalam keadaan apapun, agregat kasar yang kotor dan berdebu dan mengandung
partikel halus lolos ayakan no. 200 lebih besar dari 1 %, tidak boleh digunakan.
Bahan-bahan seperti ini biasanya dapat memenuhi persyaratan bila dilakukan
pencucian dengan alat pencuci yang memadai.
(b) Agregat kasar harus terdiri dari material yang bersih, keras, awet yang bebas dari
kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki dan harus memiliki persentase keausan
yang tidak lebih dari 40 % pada 500 putaran seperti yang ditetapkan oleh PB. 0206-76.
Bila diuji sebanyak 5 putaran dengan pengujian keausan dengan sodium sulfat menurut
SNI-03-3407-1994, kehilangan berat pada agregat kasar tidak lebih besar dari 12%.
(c) Bila diuji dengan pengujian-pengujian penyelaputan dan pengelupasan (Coating and
Stripping Tests), SNI-03-2439-1991, agregat tersebut harus memiliki luas yang
terselaput tidak kurang dari 95 %.
(d) Agregat kasar harus mempunyai angularitas sebagaimana disyaratkan dalam tabel
dibawah ini. Angularitas agregat kasar diartikan sebagai butir agregat yang lebih besar
dari 4,76 mm (No.4) dan mempunyai paling sedikit satu bidang pecah, yang
dinyatakan dalam satuan persen berat

(3) Agregat Halus


(a) Biasanya diperlukan sejumlah abu batu hasil pengayakan batu pecah (“crusher dust”)
untuk menghasilkan suatu campuran yang ekonomis dan memenuhi persyaratan-
persyaratan campuran yang dinyatakan dalam Tabel
Abu batu harus diproduksi melalui pemecahan batu yang bersih dan tidak
mengandung lempung atau lanau dan harus disimpan secara terpisah dari pasir alam
yang akan digunakan campuran. Pemuatan komponen abu batu dan pasir alam
kedalam mesin pencampur harus dipisahkan melalui “cold bin feed” yang terpisah
sehingga perbandingan pasir terhadap abu batu dapat dikendalikan.
(b) partikel halus lolos ayakan no. 200 lebih besar dari 8 % dan atau mempunyai nilai
ekivalen pasir kurang dari 50 menurut SNI-03-4428-1997, tidak boleh digunakan
dalam campuran.
(c) Agregat halus harus mempunyai angularitas sebagaimana disyaratkan dalam tabel
dibawah ini.

(4) Bahan Pengisi (Filler) - AASHTO M 17


(a) Bahan pengisi harus terdiri dari abu batu, kapur (limestone dust), semen portland, abu
terbang, abu tanur semen atau bahan mineral non plastis lainnya dari sumber yang
disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan tersebut harus bebas dari bahan lain yang tidak
dikehendaki.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 110
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(b) Harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan
basah harus mengandung bahan yang lolos saringan 75 mikron tidak kurang dari 75 %
beratnya.
(c) Penggunaan kapur tohor sebagai bahan pengisi dapat memperbaiki daya tahan
campuran AC (Laston), membantu penyelaputan dari partikel agregat dan membantu
mencegah pengelupasan. Akan tetapi banyaknya variasi kualitas dari sumber-sumber
kapur dan kecenderungan dari kapur tersebut untuk membentuk gumpalan-gumpalan
terbukti dapat menimbulkan masalah sewaktu penakaran. Pengembangan kapur karena
hidrasi dapat menyebabkan keretakan campuran AC (Laston) apabila kadar kapur
tersebut terlalu tinggi. Apabila kapur yang dipergunakan maka proposi maksimum
yang diijinkan adalah 1 % dari berat keseluruhan campuran AC (Laston).
(5) Material Aspal
Material aspal pengikat yang dipakai harus dari jenis aspal semen AC-10 (yang
kurang lebih ekivalen dengan Aspal Pen. 80/100), atau AC-20 (yang kurang lebih
ekivalen dengan Aspal Pen. 60/70) dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagaimana tertera dalam tabel dibawah ini (Pd S-15-1996-03 dan AASHTO M 226-
78 (1996)).
Untuk mencapai kekuatan campuran AC (Laston) yang ditetapkan, disarankan
menggunakan aspal semen AC-20.
Frekuensi pengujian bahan aspal ditentukan lebih lanjut sesuai petunjuk Direksi
Teknik.

(6) Bahan Tambahan untuk Aspal


Direksi Teknik dapat menetapkan atau menyetujui penggunaan suatu bahan tambahan
untuk mencapai stabilitas yang ditetapkan, stabilitas sisa atau syarat-syarat sifat
lainnya, atau untuk meningkatkan keawetan, ketahanan terhadap deformasi atau sifat
kelelahan.
Bahan tambahan tersebut harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.
Takaran bahan tambahan dan metode pencampuran dengan bahan tambahan lainnya,
harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan petunjuk Direksi Teknik.
Bila diperlukan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan
tambahan tersebut disertai data teknis dan data kimiawinya.
(7) Sumber Pasokan
(a) Persetujuan awal sumber-sumber pengadaan agregat dan bahan pengisi mineral harus
diperoleh dari Direksi Teknik sebelum pengiriman material. Contoh-contohnya harus
diserahkan seperti yang diperintahkan.
(b) Dalam pemilihan sumber-sumber agregat, Kontraktor harus memperhitungkan aspal
yang akan hilang karena absorbsi (penyerapan) kedalam agregat, untuk memastikan
penggunaan agregat setempat yang mempunyai daya penyerapan yang paling kecil.
Variasi kadar aspal akibat tingkat absorbsi aspal berbeda-beda dari agregat, tidak
akan dapat diterima sebagai dasar untuk merundingkan (negosiasi) kembali Harga
Satuan dari campuran AC (Laston).
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 111
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Rancangan Campuran
(1) Umum
Kontraktor bertanggung jawab atas rancangan campuran. Campuran harus memenuhi
persyaratan yang diberikan pada Tabel
(2) Rongga Terisi Aspal (VFA)
Kadar aspal dalam campuran harus sedemikian rupa sehingga mengisi 60-80 % dari
rongga pada kombinasi agregat dan bahan pengisi.
(3) Bahan-bahan Pengisi
Bahan pengisi dengan kadar tidak kurang dari 1% harus ditambahkan kedalam
campuran dan harus memenuhi ketentuan
(4) Gradasi Campuran Optimum
Gradasi dari kombinasi agregat dengan bahan pengisi harus sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan dalam Tabel
Kurva gradasi kombinasi harus sedemikian rupa sehingga bila digambarkan tidak
menunjukkan adanya penyimpangan yang tajam dan terletak dengan baik diantara
batas-batas gradasi.
Selanjutnya, bentuk kurva pada bagian bawah kurva gradasi kombinasi (bahan yang
lolos saringan 2,36 mm), harus sedemikian rupa sehingga tidak terdapat bagian yang
mempunyai persentase lolos ayakan tertentu menyimpang dari satu batas atau batas
terdekat, ke satu batas atau batas terdekat lainnya.

(5) Pemeriksaan Variasi Kadar Aspal


Suatu campuran yang mengandung agregat bergradasi terpilih harus diperiksa dengan
tidak kurang dari 5 variasi kadar aspal.
Variasi kadar aspal harus dipilih dengan penambahan 0,5% menurut berat. Sekurang-
kurangnya harus terdapat 2 variasi diatas dan dua variasi dibawah kadar aspal yang
diperkirakan. Benda uji harus diperiksa untuk Stabilitas Marshall, Marshall Flow,
Berat Satuan dan Kadar Rongga Udara.
Pemeriksaan berikut harus digambarkan :
(a) Stabilitas terhadap kadar aspal
(b) Flow terhadap kadar aspal
(c) Berat satuan terhadap kadar aspal
(d) Kadar rongga udara terhadap kadar aspal
(e) Kadar rongga pada agregat terhadap kadar aspal
(6) Penentuan Kadar Aspal Optimum Sementara
Kadar aspal optimum sementara adalah rata-rata dari nilai-nilai berikut yang
ditentukan dari penggambaran data-data
(a) Kadar aspal yang memberikan stabilitas maksimal.
(b) Kadar aspal yang memberikan berat satuan maksimal.
(c) Kadar aspal yang memberikan kadar rongga udara 4,5 %.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 112
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Dalam hal dimana kadar aspal optimum sementara sangat berbeda dari yang
diperkirakan, Direksi Teknik dapat memerintahkan penambahan jumlah pengujian.
Campuran yang dipilih dengan cara ini disebut campuran kerja sementara.
(7) Penyesuaian Sifat Campuran
Campuran kerja sementara harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa campuran
tersebut memenuhi sifat yang ditentukan. Jika campuran menyimpang dari setiap sifat
yang ditentukan, variasi gradasi, jenis agregat, kadar bahan yang mengisi atau jenis
dan kadar bahan tambahan harus diselidiki secara sistimatis hingga diperoleh suatu
campuran yang ekonomis dan memenuhi syarat.
(8) Evaluasi terhadap Batas-batas Penyimpangan Produksi
Direksi Teknik akan menyiapkan, atau akan memerintahkan kepada Kontraktor untuk
menyiapkan, benda uji tambahan untuk menilai kerentanan campuran kerja sementara
terhadap penyimpangan gradasi kombinasi dan kadar aspal yang mungkin terjadi
selama produksi campuran
Untuk keperluan ini harus disiapkan tiga benda uji tambahan untuk setiap
penyimpangan berikut terhadap campuran kerja sementara :
(a) Rancangan gradasi kombinasi agregat dan bahan pengisi ditambah penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan dan rancangan kadar aspal ditambah penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan.
(b) Rancangan gradasi kombinasi agregat dan bahan pengisi ditambah penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan dan rancangan kadar aspal dikurangi penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan.
(c) Rancangan gradasi kombinasi agregat dan bahan pengisi dikurangi penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan dan rancangan kadar aspal ditambah penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan.
Sifat-sifat dari setiap variasi campuran ini harus memenuhi semua batas sifat yang
disyaratkan. Jika campuran kerja sementara tidak dapat memenuhi ketentuan ini, harus
diselidiki penyesuaian/modifikasi rancangan campuran selanjutnya. Campuran yang
paling memenuhi semua syarat yang ditetapkan dipilih sebagai campuran kerja.
Rumus Campuran Kerja
(1) Persetujuan
(a) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Teknik
secara tertulis suatu Rumus Campuran Kerja yang diusulkan, untuk campuran AC
(Laston) yang akan disediakan untuk Proyek. Rumus yang diajukan demikian harus
merinci ukuran partikel maksimum nominal, sumber-sumber agregat, persentase
agregat kombinasi yang lolos saringan-saringan berukuran 2,36 mm (no. 8) dan 75
mikron (no. 200), jumlah dan kadar bitumen efektif yang dinyatakan sebagai
persentase berat jumlah campuran, suatu temperatur tunggal tertentu dimana campuran
tersebut harus dikosongkan dari alat pencampur, dan suatu temperatur tunggal tertentu
dimana campuran tersebut akan dikirim ke tempat penghamparan, yang semuanya
akan berada dalam batas-batas antara yang ditetapkan dari komposisi umum dan batas-
batas temperatur.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 113
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(b) Dalam menyetujui campuran kerja, Direksi Teknik atas dasar pertimbangannya
dapat menggunakan formula yang diserahkan, secara keseluruhan atau sebagian, atau
dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian campuran percobaan
tambahan atau untuk menyelidiki alternatif agregat-agregat lainnya.
(c) Sewaktu menyetujui Rumus Campuran Kerja, Direksi Teknik akan menunjuk
agregat tertentu, dan sumber-sumbernya yang mendasari formula campuran kerja yang
diterapkan.
(d) Campuran kerja harus ditetapkan dan kualitas campuran tersebut harus
dikendalikan, dalam bentuk rancangan fraksi untuk agregat yang berbeda-beda,
bukannya dalam bentuk proporsi takaran agregat.
(2) Menyusul Persetujuan atas Rumus Campuran Kerja oleh Direksi Teknik
Kontraktor harus menghampar percobaan paling sedikit 8 ton campuran AC (Laston)
dengan menggunakan produk, peralatan penghampar dan prosedur yang diusulkan.
Apabila percobaan tersebut gagal memenuhi persyaratan pada salah satu seginya, perlu
dibuat penyesuaian dan percobaan diulang kembali. Pekerjaan pengaspalan yang
permanen belum dapat dimulai hingga percobaan yang memuaskan telah dilaksanakan
dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3) Penerapan Formula Campuran Kerja dan Toleransi yang diijinkan
(a) Semua campuran AC (Laston) yang disediakan harus sesuai dengan Rumus
Campuran Kerja yang ditetapkan oleh Direksi Teknik, dalam batas antara toleransi-
toleransi yang ditetapkan dibawah :
Toleransi Komposisi Campuran :
Gabungan agregat yang lolos : ± 7 % berat total campuran
Saringan 9,5 mm
Gabungan agregat yang lolos : ± 5 % berat total campuran
Saringan 2,36 mm
Gabungan agregat yang lolos : ± 2 % berat total campuran
Saringan 150 mikron : ± 1,5 % berat total campuran
Gabungan agregat yang lolos Saringan 75 mikron
Kadar bahan aspal : + 0,3 % berat total campuran
Toleransi Temperatur : Bahan yang meninggalkan tempat pencampuran : ± 10º C.
Bahan-bahan yang diterima di tempat penghamparan : ± 10º C.
(b) Setiap hari Direksi Teknik harus mengambil contoh dari material dan campuran
sebagaimana digariskan dalam Paragraf 6.8.9 (3) dan 6.8.9 (4) atau contoh-contoh
tambahan yang dipandang perlu untuk pengecekan keseragaman yang diperlukan dari
campuran.
(c) Jika terjadi perubahan dalam material atau bila ada perubahan dari sumber material,
suatu formula campuran kerja yang baru harus diserahkan dan disetujui, sebelum
campuran AC (Laston) yang mengandung material baru dikirimkan. Material kerja
akan ditolak bila ternyata mempunyai pori atau sifat-sifatnya membutuhkan, untuk
menghasilkan campuran yang seimbang, kadar aspal yang lebih tinggi atau lebih kecil
dari pada batas yang dipersyaratkan.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 114
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Persyaratan Peralatan Pelaksanaan


(1) Umum
Unit pencampuran (Mixing Plant), yang dapat berupa pusat pencampuran dengan
penakaran (batching) atau pusat pencampuran menerus (continous), harus memiliki
kapasitas yang cukup untuk melayani mesin penghampar secara menerus (tidak
terhenti-henti) sewaktu menghampar campuran pada kecepatan normal dan ketebalan
yang disyaratkan. Pusat pencampur harus dirancang, disyaratkan dan dioperasikan
sedemikian rupa untuk menghasilkan campuran dalam batas toleransi campuran kerja.
(2) Timbangan pada Pusat Pencampur
(a) Timbangan untuk setiap kotak timbangan atau penampung seharusnya berupa tipe
pembacaan jarum tanpa pegas, dan harus merupakan produksi rancangan standar yang
ketepatannya berkisar antara ½ % dari bahan maksimum yang diperlukan.
(b) Bila timbangan-timbangan tipe pembacaan jarum tanpa pegas digunakan, ujung
dari jarum harus dipasang sedekat mungkin dengan permukaan dan harus berupa tipe
yang bebas dari parallax (penyimpangan sinar) yang berlebihan. Timbangan harus
dilengkapi dengan petunjuk yang dapat disetel untuk memberi tanda berat-masing-
masing material yang akan ditimbang kedalam campuran. Timbangan harus memiliki
konstruksi yang kokoh, dan timbangan yang sudah berubah harus diganti. Semua
meteran harus diletakkan sedemikian rupa sehingga selalu dapat terlihat secara mudah
oleh operator.
(c) Timbangan untuk menimbang material aspal harus memenuhi persyaratan sebagai
timbangan agregat. Perbedaan minimum antara angka-angkanya dalam segala hal
harus tidak melebihi dari 1 kg. Cakram pembacaan timbangan (meteran) untuk
menimbang aspal harus memiliki kapasitas yang tidak lebih dari dua kali material yang
akan ditimbang dan harus dapat dibaca sampai satu kilogram yang terdekat.
(d) Timbangan harus telah disetujui oleh Direksi Teknik dan akan diperiksa berulang
kali, sebagaimana dianggap perlu oleh Direksi Teknik, untuk selalu menjamin
ketepatannya.
Kontraktor harus menyediakan dan siap di tempat tidak kurang dari 10 buah beban
standar seberat 20 kg untuk pengujian-pengujian penimbangan.
(3) Peralatan untuk Penyiapan Bahan Aspal
Tangki untuk penyimpanan material aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang
selalu dapat dikendalikan secara efektif dan positif sampai pada temperatur dalam
batas yang dipersyaratkan. Pemanasan harus dilakukan dengan spiral uap (steam coils),
listrik, atau cara lainnya yang mana api harus tidak berhubungan langsung dengan
tangki pemanas. Sistem sirkulasi untuk material aspal harus mempunyai ukuran yang
memadai untuk menjamin sirkulasi yang tepat serta menerus selama periode operasi.
Suatu cara yang tepat harus disediakan baik dengan selimut uap (steam jackets)
ataupun cara isolasi lainnya, untuk mempertahankan temperatur yang dipersyaratkan
dari material aspal didalam saluran-saluran pipa, meteran, ember penimbang, batang
penyemprot, dan tempat-tempat lainnya dari saluran pengaliran. Dengan persetujuan
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 115
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

tertulis dari Direksi Teknik, material aspal dapat dipanaskan dahulu didalam tangki
dan kemudian temperatur dinaikkan sampai temperatur yang dipersyaratkan dengan
menggunakan alat pemanas “booster” (penguat) yang berada diantara tangki dan
pengaduk.
Kemampuan penyimpanan tangki harus 30.000 liter dan paling sedikit dua tangki
berkapasitas sama harus disediakan. Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke
sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masing-masing tangki dapat diisolasi secara
terpisah tanpa mengganggu sirkulasi aspal ke pengaduk.
(4) Pemasok untuk Mesin Pengering (Feeder for Drier)
Harus disiapkan pemasok untuk masing-masing agregat yang akan dipakai pada
pencampuran. Pemasok untuk agregat halus harus dari tipe ban (belt conveyor). Atas
persetujuan Direksi Teknik diperkenankan memakai tipe lain, hanya jika alat tersebut
dapat menyalurkan/mengangkut bahan basah pada kecepatan yang tetap tanpa
menyebabkan terjadinya penyumbatan. Seluruh pemasok (feeder) harus dikalibrasi dan
demikian pula untuk bukaan pintu dan pengatur kecepatan, untuk setiap campuran
kerja yang telah disetujui, dan harus jelas ditunjukan pada pintu-pintu dan pada panel
mesin pengendali. Sekali ditetapkan, kedudukan dari pemasok tak boleh dirubah sama
sekali tanpa persetujuan dari Direksi Teknik.
(5) Alat Pengering (Drier)
Alat pengering yang berputar dengan rancangan yang baik untuk pengeringan dan
pemanasan agregat harus disediakan. Alat pengering tersebut harus mampu
mengeringkan dan memanaskan agregat mineral sampai ke temperatur yang
disyaratkan.
(6) Ayakan
Ayakan yang mampu menyaring seluruh agregat sampai ukuran dan proporsi yang
disyaratkan dan memiliki kapasitas normal sedikit diatas kapasitas penuh dari
pencampur, harus disediakan. Alat penyaring tersebut harus memiliki efisiensi
pengoperasian yang sedemikian rupa sehingga agregat yang tertampung dalam setiap
penampung (bin) harus tidak boleh mengandung lebih dari 10 % material yang
berukuran terlampau besar atau terlampau kecil

(7) Penampung / Bin


Perlengkapan harus termasuk penampung-penampung (bins) yang berkapasitas cukup
untuk melayani pencampuran sewaktu beroperasi pada kapasitas penuh. Penampung
harus dibagi paling sedikit dalam tiga bagian (ruang) dan harus diatur untuk menjamin
penyimpanan yang terpisah serta memadai untuk masing-masing fraksi agregat, tidak
termasuk bahan pengisi. Masing-masing (ruang) harus dilengkapi dengan pipa
pengeluar yang sedemikian rupa agar baik ukuran maupun lokasinya dapat mencegah
masuknya material kedalam penampung lainnya. Penampung harus dikonstruksi
sedemikian rupa agar contoh (sampel) dapat diperoleh dengan mudah.
(8) Unit Pengontrol Aspal
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 116
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(a) Harus disediakan suatu cara yang memuaskan, baik dengan menimbang atau
mengukur aliran, untuk memperoleh jumlah yang tepat dari material aspal didalam
campuran dalam batas toleransi yang disyaratkan untuk campuran kerja itu.
(b) Perangkat pengukur aliran untuk material aspal haruslah tipe pompa meteran aspal
yang berputar dengan sistem pemindahan secara positif, dengan susunan penyemprot,
pada pencampur, yang baik. Untuk unit pencampuran dengan takaran, harus dapat
menyediakan kualitas aspal yang direncanakan untuk setiap takaran campuran. Untuk
pusat pencampuran menerus, kecepatan operasi dari pompa harus disinkronkan dengan
aliran dari agregat kedalam pencampur dengan pengendalian penguncian otomatis, dan
perangkat ini harus dapat distel dengan mudah dan tepat. Cara untuk memeriksa
kuantitas atau kecepatan aliran dari material aspal kedalam pencampur harus
disediakan.
(9) Perlengkapan Pengukur Panas
(a) Termometer yang dilindungi yang dapat digunakan dari 100º C sampai 200º C
harus dipasang dalam saluran pemasukan aspal pada tempat yang tepat dekat katup
pengeluaran (discharge) pada unit pencampur.
(b) Unit harus juga dilengkapi dengan skala cakram tipe air raksa (mercury-actuated),
pyrometer listrik atau perlengkapan pengukur panas lainnya yang disetujui, yang
dipasang pada corong pengeluaran dari alat pengering untuk mencatat secara otomatis
atau menunjukkan temperatur dari agregat yang dipanaskan. Sebuah “thermo couple”
(pengukur listrik yang mengukur perbedaan temperatur) atau “tahanan lampu”
(resisteance bulb) harus dipasang dekat dasar penampung untuk mengukur temperatur
agregat halus sebelum memasuki pencampur.
(c) Untuk pengaturan temperatur agregat yang lebih baik, penggantian dari setiap
termometer dengan alat pencatat temperatur yang disetujui mungkin diminta oleh
Direksi Teknik, dan juga Direksi Teknik dapat meminta grafik temperatur harian untuk
disimpan sebagai arsip.
(10) Pengumpul Debu (Dust Collector)
Unit Pencampur harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu yang dibuat sedemikian
rupa untuk membuang atau mengembalikan secara merata ke elevator seluruh atau
sebagaian dari material yang dikumpulkannya, sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Teknik.
(11) Pengendalian Waktu Pencampuran
Unit Pencampur harus dilengkapi dengan cara yang positif mengontrol waktu
pencampuran dan mempertahankannya terkecuali kalau dirubah atas perintah Direksi
Teknik
(12) Timbangan dan Rumah Timbang
Timbangan dan Rumah Timbang harus disediakan untuk menimbang truk yang
bermuatan material yang siap untuk dikirim ke tempat pekerjaan. Timbangan tersebut
harus memenuhi persyaratan sebagai timbangan seperti yang diuraikan diatas.
(13) Persyaratan Keselamatan Kerja
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 117
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(a) Tangga yang memadai serta aman untuk ke landasan (Platform) pencampur dan
tangga berpagar ke unit lainnya harus dipasang pada seluruh tempat yang diperlukan
untuk menuju pengoperasian semua alat-alat perlengkapan. Untuk mencapai bak dari
truk harus disediakan landasan atau perangkat lainnya yang sesuai untuk
memungkinkan Direksi Teknik memperoleh contoh serta data temperatur campuran.
Untuk memudahkan penanganan perlengkapan kalibrasi (peneraan) dari timbangan,
perlengkapan pengambil contoh dan lain-lain, suatu kerekan atau sistem penarik harus
disediakan untuk menaik-turunkan perlengkapan tersebut dari tanah ke platform atau
sebaliknya. Semua roda gigi, roda beralur, rantai, rantai gigi dan bagian bergerak
lainnya yang berbahaya harus selalu dipagar dan dilindungi dengan baik.
(b) Lorong yang cukup dan tidak terhalang harus selalu disediakan pada dan sekitar
tempat pemuatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari jatuhan dari
platform pencampur.
(14) Persyaratan Khusus untuk Unit Pencampuran Batch (Bacthing Plant)
(a) Kotak Penimbang atau Penampung.
Perlengkapan ini harus mencakup suatu cara untuk menimbang secara teliti, masing-
masing menampung ukuran agregat tertentu dalam kotak penimbang atau penadah,
yang digantung pada timbangan, berukuran cukup untuk menampung campuran satu
takaran penuh tanpa harus diratakan dengan tangan atau tanpa tumpah. Lengan
timbangan dan sudut (knife edge) harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mudah
terlempar keluar dari kedudukannya atau dari setelannya. Semua pinggiran-pinggiran,
ujung-ujung dan tepi-tepi dari penampung timbangan (weighing hoppers) harus bebas
dari sentuhan dengan batang- batang penahan dan tiang-tiang atau perlengkapan
lainnya yang akan mempengaruhi fungsi yang sebenarnya dari penampung. Juga harus
tersedia ruang bebas yang cukup antara penampung dan perlengkapan pendukung
untuk mencegah terkumpulnya material-material yang tak dikehendaki. Pintu
pengeluaran (discharge gate) dari kotak penimbang harus digantung sedemikian rupa
agar agregat tidak mengalami segregasi sewaktu ditumpahkan kedalam pencampur dan
harus tertutup rapat bila penampung kosong, sehingga tidak ada material yang bocor
kedalam campuran didalam pencampur sewaktu proses penimbangan untuk campuran
berikutnya.

(b) Pencampur (Mixer).


Pencampur batch harus dari tipe “twin pugmill” (pengaduk putar ganda) yang disetujui
yang mampu menghasilkan campuran yang merata dalam batas toleransi campuran
kerja. Pencampur harus dipanasi dengan selubung uap, minyak panas, atau cara
lainnya yang disetujui Direksi Teknik. Juga rancangannya (design) harus sedemikian
rupa agar memungkinkan kapasitas pencampuran yang tidak kurang dari 500 kg dan
konstruksinya harus sedemikian rupa untuk mencegah kebocoran isinya. Jika tidak
disertai kotak pencampur harus dilengkapi dengan penutup debu untuk mencegah
hilangnya debu.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 118
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Pencampur harus memiliki pengontrol waktu yang tepat untuk mengendalikan operasi
satu siklus (daur) pencampuran lengkap dengan penguncian gerbang kotak timbangan
setelah pengisian ke pencampuran sampai penutupan gerbang pencampur pada saat
selesainya siklus tersebut. Pengontrol waktu harus mencapai ember aspal selama
periode pencampuran kering dan basah. Periode pencampuran kering didefinisikan
sebagai selang waktu antara pembukaan gerbang kotak timbangan dan waktu
dimulainya pemberian aspal. Periode pencampuran basah didefinisikan sebagai selang
waktu antara penghantaran material aspal ke agregat dan saat pembukaan gerbang
pencampur.
Pengendalian waktu harus fleksibel dan dapat disetel untuk suatu selang waktu tidak
lebih dari 5 detik sampai dengan 3 menit untuk keseluruhan siklus. Penghitung batch
secara mekanis untuk campuran harus dipasang sebagai bagian dari peralatan pengatur
waktu dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga hanya mencatat batch campuran.
Pencampur harus dilengkapi dengan jumlah pengaduk atau pisau (blade) yang cukup
dengan pengaturan yang tepat untuk dapat menghasilkan batch campuran yang benar
dan merata. Ruang bebas dari pisau-pisau (blades) ke bagian yang tidak bergerak
maupun yang bergerak harus tidak melebihi 2 cm, kecuali dalam hal agregat memiliki
ukuran nominal maksimum lebih dari 1 inci, dalam hal ini ruang bebas harus disetel
sedemikian rupa untuk mencegah agregat kasar selama operasi pencampuran.
(15) Persyaratan Khusus untuk Unit Pencampuran Menerus (Continuous Mixing Plant)
(a) Unit Pengontrol Gradasi.
Unit harus memiliki suatu alat untuk mengatur proporsi secara teliti masing-masing
penampung dengan ukuran agregat baik dengan penimbangan atau dengan pengukuran
volume.
Bila pengontrol gradasi dengan volume, unit ini harus mempunyai sebuah pemasok
yang dipasang dibawah ruang penampung. Masing-masing penampung harus memiliki
pintu bukaan tersendiri yang dikontrol secara teliti untuk membentuk lubang guna
mengukur volume material yang keluar dari masing-masing ruang/bidang pencampur.
Lubang tersebut harus persegi, kira-kira berukuran 20 x 25 cm, dengan salah satu
dimensinya dapat disetel dengan cara mekanis yang positif dan dilengkapi dengan
pengunci. Petunjuk (indikator) harus disediakan untuk masing-masing lubang untuk
menunjukkan bukaan dalam centimeter.
(b) Kalibrasi Berat dari Pemasukan Agregat.
Unit ini harus mencakup perlengkapan untuk kalibrasi dari bukaan lubang dengan cara
pengujian penimbangan berat contoh sehingga masing-masing material yang mengalir
keluar dari penampung melalui bukaan dapat dilewatkan secara memuaskan ke kotak-
kotak penguji yang cocok, masing-masing penampung material dibatasi secara
terpisah.
Unit dapat menangani contoh uji seberat 150 kg lebih, berupa gabungan contoh-contoh
dari seluruh penampung, dan tidak kurang dari 50 kg untuk setiap contoh dari satu
penampung.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 119
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

Sebuah timbangan landasan (platform) yang tepat yang berkapasitas 15 kg atau lebih
harus disediakan.
(c) Sinkronisasi Pemasukan Agregat dan Aspal .
Suatu cara yang memuaskan harus disediakan yang mampu melaksanakan kontrol
saling mengunci antara aliran agregat dari penampung dengan aliran aspal dari
meteran atau sumber pengatur lainnya. Kontrol ini harus disertai dengan cara
penguncian mekanis atau metode positif lainnya yang memuaskan Direksi Teknik.

(d) Unit Pencampur untuk Metode Menerus.


Perlengkapan ini harus mencakup pencampur menerus tipe pengaduk ganda yang
disetujui, yang mampu menghasilkan campuran yang merata dalam batas toleransi
campuran kerja. Pengaduk harus dari tipe yang dapat disetel untuk pengaturan sudut
dari sumbunya, dan dapat berputar balik untuk melawan arah aliran dari campuran.
Pada pencampur harus terdapat pelat dari pabrik yang memberikan isi bersih dari
pencampur pada beberapa ketinggian tertentu serta grafik yang disediakan pabrik
pembuat yang menunjukan tingkat pemasukan dari agregat per menit, pada kecepatan
operasi mesin.
Penetapan waktu pencampuran harus dengan metode berat (Beratnya harus ditetapkan
untuk pekerjaan itu dari pengujian yang dilakukan oleh Direksi Teknik),
Pencampur harus dilengkapi dengan sebuah penampung pada bagian pengeluaran,
dengan ukuran serta rancangan yang tidak akan mengakibatkan terjadinya segregasi.
Tiap elevator (pengangkat) yang digunakan untuk memuat campuran keatas kendaraan
harus juga memiliki penampung yang memuaskan juga.

(16) Peralatan Pengangkut


(a) Truk untuk mengangkut campuran AC (Laston) harus mempunyai bak dari logam
yang rapat, bersih dan rata, telah disemprot dengan sedikit air sabun, minyak yang
telah diencerkan, minyak tanah, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya
campuran ke bak. Jika ada genangan minyak di bak truk setelah penyemprotan, harus
dibuang sebelum campuran dimasukkan dalam truk. Tiap muatan harus ditutup dengan
kanvas/terval atau bahan lainnya yang cocok dengan ukuran yang sedemkian rupa agar
dapat melindungi campuran terhadap cuaca.
(b) Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan akibat sistem pegasnya atau
faktor lain, atau yang menunjukkan kebocoran oil yang nyata, atau yang menyebabkan
kelambatan yang tidak perlu, atas perintah Direksi Teknik harus dikeluarkan dari
pekerjaan sampai kondisinya diperbaiki.
(c) Bila dianggap perlu, agar campuran AC (Laston) yang dikirim ke tempat pekerjaan
pada temperatur yang dipersyaratkan, bak truk hendaknya diisolasi untuk memperoleh
temperatur dimana campuran mudah dikerjakan, dan seluruh penutup harus diikat
kencang.
(17) Peralatan Penghampar dan Pembentuk
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 120
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(a) Peralatan penghampar dan pembentuk harus dari mesin mekanis yang telah
disetujui, mempunyai mesin sendiri yang mampu menghampar dan membentuk
campuran AC (Laston) sampai sesuai dengan garis, permukaan serta penampang
melintang yang diperlukan.
(b) Mesin penghampar harus dilengkapi dengan penadah serta ulir pembagi dari tipe
yang berlawanan untuk menempatkan campuran secara merata dimuka “ secreed”
(sepatu) yang dapat disetel. Mesin ini harus dilengkapi dengan perangkat kemudi yang
cepat dan efesian dan harus dapat bergerak mundur dan maju.
(c) Mesin penghampar harus mempunyai perlengkapan mekanis seperti penyeimbang
(equalizing runners), pisau (straightedge runners), lengan perata (evener arms), atau
perlengkapan lainnya untuk mempertahankan kelurusan permukaan dan kelurusan
garis tepi perkerasan tanpa perlu menggunakan pembentuk tepi yang tepat.
(d) Mesin penghampar harus dilengkapi dengan “screed” (sepatu) atau yang dengan
tipe vibrator yang dapat digerakkan dan perangkat untuk pemanas “screed” pada
temperatur yang diperlukan untuk penghamparan campuran tanpa menggusur atau
merusak permukaan.
(e) Istilah “screed” meliputi memangkasan, penutupan, atau tindakan praktis lainnya
yang efektif untuk menghasilkan permukaan akhir dengan kerataan atau tekstur yang
dipersyaratkan, tanpa terbelah, tergeser atau beralur.
(f) Jika, selama pelaksanaan diketahui bahwa perlengkapan penghampar dan
pembentuk dalam pengoperasiannya meninggalkan bekas pada permukaan atau cacat
atau ketidak rataan permukaan lainnya yang tidak diperbaiki dengan memuaskan
dengan pelaksanaan yang dijadwalkan, maka pengunaan peralatan tersebut, harus
dihentikan dan peralatan penghampar dan pembentuk lainnya yang memuaskan harus
disediakan oleh Kontraktor.
(18) Peralatan Pemadat
(a) Setiap mesin penghampar harus disertai mesin gilas baja (steel wheel roller) dan
mesin gilas ban bertekanan. Semua mesin gilas harus mempunyai tenaga penggerak
sendiri.
(b) Mesin gilas ban bertekanan (pneumatic tired rollers) harus dari tipe yang disetujui
yang memiliki tidak kurang dari tujuh roda ban halus dengan ukuran dan konstruksi
yang sama yang mampu beroperasi pada tekanan 8,5 kg/cm2 (120 psi). Roda harus
berjarak sama satu sama lain pada kedua garis sumbu dan diatur sedemkian rupa
sehingga roda pada sumbu yang satu jatuh diantara tanda roda yang lainnya (tumpang-
tindih).
Masing-masing ban harus dipertahankan tekanannya pada tekanan operasi yang
dipersyaratkan sehingga selisih antara dua ban harus tidak melebihi 350 gram/cm2 (5
psi). Suatu alat harus disediakan untuk memeriksa dan menyetel tekanan ban di
lapangan setiap saat. Untuk setiap ukuran dan tipe ban yang digunakan, Kontraktor
harus memberikan kepada Direksi Teknik grafik atau tabel yang menunjukan
hubungan antara beban roda, tekanan ban, dan tekanan ban pada bidang penyentuh,
lebar dan luas. Masing-masing mesin gilas harus dilengkapi dengan suatu cara
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 121
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

penyetelan berat keseluruhannya dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga beban


per lebar roda dapat diubah dari 1500 sampai 2500 kg. Dalam operasi, tekanan ban dan
beban roda harus disetel sesuai dengan permintaan Direksi Teknik, untuk memenuhi
kebutuhan pemadatan tertentu. Pada umumnya pemadatan dari setiap lapisan dengan
mesin gilas ban bertekanan harus dengan tekanan yang setinggi mungkin yang dapat
dipikul material.
(c) Mesin gilas yang dapat bergerak sendiri dapat dibagi dalam tiga tipe :
(i) Mesin gilas tiga roda (Three Wheel Roller)
(ii) Mesin gilas roda tandem (Tandem Wheel Roller)
(iii) Mesin gilas tandem dengan tiga sumbu (Three Axle Tandem Roller).
Mesin gilas harus mampu menimbulkan beban tekanan pada roda belakang tidak
kurang dari 400 kg per 0,1 m kali lebar minimum roda. Paling sedikit satu dari mesin
gilasnya mampu menimbulkan tekanan gilas sebesar 600 kg per 0,1 m kali lebar.
Mesin gilas harus bebas dari permukaan yang datar (flat), penyok, robek-robek atau
tonjolan yang akan merusak permukaan perkerasan.

PEMBUATAN DAN PRODUKSI CAMPURAN


(1) Kemajuan Pekerjaan
Tidak ada pencampuran takaran yang boleh dilakukan bila tidak cukup tersedia
peralatan pengangkutan, penghamparan atau pembentukan, atau buruh yang cukup,
untuk menjamin kemajuan dengan kecepatan tidak kurang dari 60 % kapasitas alat
pencampur.
(2) Penyiapan Material Aspal
Material aspal harus dipanaskan sampai temperatur antara 140º C dan 160º C didalam
tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya
pemanasan setempat dan mampu mengalirkan bahan aspal secara berkesinambungan
pada temperatur yang merata setiap saat, ke alat pencampur. Sebelum operasi
pencampuran dimulai setiap hari, harus paling sedikit ada 30.000 liter aspal panas yang
siap untuk dialirkan ke pencampur.
(3) Penyiapan Agregat
(a) Agregat untuk campuran harus dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering
sebelum dimasukkan kedalam alat pencampur. Api yang digunakan untuk pengeringan
dan pemanasan harus diatur secara ketat untuk mencegah rusaknya agregat dan
mencegah terbentuknya selaput jelaga pada agregat.
(b) Bila dicampur dengan aspal, agregat tersebut harus kering dan pada rentang
temperatur yang dipersyaratkan untuk material aspal, tetapi tidak lebih dari 14º C
diatas temperatur material aspal.
(c) Bahan pengisi tambahan (filler), jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
gradasi, harus ditakar secara terpisah dari penampung kecil yang dipasang tepat diatas
pencampur. Menaburkan bahan pengisi diatas tumpukan agregat atau
menumpahkannya kedalam penampung pada alat pemecah batu tidak diijinkan.
(4) Penyiapan Campuran
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 122
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(a) Agregat kering, yang disiapkan seperti yang dijelaskan diatas, harus digabung di
unit pengolah dalam proporsi yang akan menghasilkan fraksi agregat rancangan sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam rumusan campuran kerja. Proporsi takaran ini harus
ditentukan dari penyaringan basah pada contoh-contoh yang diambil dari penampung
panas (hot bin) segera sebelum produksi campuran dimulai dan pada selang waktu
tertentu sesudahnya, sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Teknik, untuk menjamin
mutu dari penakaran campuran. Material aspal harus ditimbang atau diukur dan
dimasukan kedalam alat pencampur dengan jumlah yang ditetapkan oleh Direksi
Teknik.
Bila digunakan alat pencampur batch, agregat harus dicampur secara menyeluruh
dalam keadaan kering, baru sesudah itu aspal dengan jumlah yang tepat ditambahkan
kedalam agregat tersebut dan keseluruhannya diaduk selama paling sedikit 45 detik,
lebih lama lagi jika diperlukan, untuk menghasilkan campuran yang merata dan
seluruh butir agregat tersebut terselaput secara merata.
Total waktu pencampuran harus ditetapkan oleh Direksi Teknik dan diatur dengan alat
pengatur waktu yang sesuai.
Untuk pencampur unit pencampur menerus waktu pencampuran yang dibutuhkan harus
juga paling sedikit 45 detik dan dapat diatur dengan menetapkan alat pengukur
minimum dalam unit pencampuran dan/atau dengan setelan unit pencampur lainnya.
(b) Sewaktu dikeluarkan dari pencampur, temperatur campuran harus pada temperatur
batas absolut seperti, yang dijelaskan pada Tabel, termasuk toleransi yang
diperbolehkan.

PENGHAMPARAN CAMPURAN
(1) Menyiapkan Permukaan yang akan Dilapisi
(a) Sesaat sebelum penghamparan campuran AC (Laston), permukaan yang ada harus
dibersihkan dari material yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu mesin,
dan dibantu dengan cara manual (dengan tangan) jika diperlukan. Lapis aspal perekat
(tack coat) atau lapis aspal resap pengikat (prime coat) harus digunakan sesuai dengan
petunjuk Direksi Teknik.
(b) Bila permukaan yang akan dilapisi yang terdapat ketidak rataan, rusak,
menunjukkan ketidak stabilan, mengandung material permukaan lama yang telah rusak
secara berlebihan atau tidak melekat dengan baik perkerasan dengan dibawahnya,
harus dibuat rata terlebih dahulu sebagaimana diperintahkan, seluruh material yang
lepas atau yang lunak harus dibuang, dan permukaannya dibersihkan dan/atau
diperbaiki dengan campuran aspal material lain yang disetujui oleh Direksi Teknik dan
kemudian dipadatkan. Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang
diperlukan untuk konstruksi pondasi agregat.
(2) Sepatu (screed) Tepi
Balok kayu atau kerangka lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan garis serta
ketinggian yang diperintahkan pada tepi-tepi dari tempat dimana campuran AC
(Laston) akan dihampar.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 123
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(3) Penghamparan dan Pembentukan


(a) Sebelum memulai operasi pelapisan, sepatu (screed) dari mesin penghampar harus
dipanaskan. Campuran AC (Laston) harus dihampar dan diratakan sesuai dengan
kelandaian, elevasi, serta bentuk melintang yang disyaratkan.
(b) Mesin penghampar harus dioperasikan pada suatu kecepatan yang tidak akan
menyebabkan retak permukaan, belahan, atau bentuk ketidak teraturan lainnya pada
permukaan. Kecepatan penghamparan harus disetujui oleh Direksi Teknik dan ditaati.
(c) Jika terjadi segregasi, belahan atau alur pada permukaan, mesin penghampar harus
dihentikan dan tidak dijalankan. Tempat-tempat yang kasar atau tersegregasi dapat
diperbaiki dengan menaburkan bahan yang halus (fine) dan perlahan-lahan diratakan.
Perataan (raking) kembali sebaiknya dihindari sedapat mungkin. Butir-butir kasar tidak
boleh ditaburkan diatas permukaan yang dihampar dengan rapi.
(d) Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepi-tepi
penadah atau tempat lainnya di mesin.
(e) Dimana jalan akan diaspal hanya separoh dari lebarnya untuk setiap operasi, urutan
pengaspalan itu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panjang pengaspalan
setengah lebar jalan itu pada akhir setiap hari kerja dibuat sependek mungkin.
(4) Pemadatan
(a) Segera setelah campuran AC (Laston) dihampar dan diratakan, permukaan harus
diperiksa dan setiap ketidak rataan diperbaiki. Temperatur campuran yang terhampar
dalam keadaan lepas harus dimonitor dan penggilasan harus dimulai didalam batas
viskositas aspal yang ditunjukkan pada Tabel.
(b) Penggilasan campuran AC (Laston) harus terdiri dari tiga operasi yang berbeda
(c) Penggilasan awal atau pemecahan dan penggilasan akhir atau penyelesaian harus
seluruhnya dilakukan dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan sekunder atau antara
harus dilakukan dengan mesin gilas ban angin. Mesin gilas pemecah harus beroperasi
dengan roda penggerak berada di arah mesin penghampar.
(d) Penggilasan sekunder atau antara harus mengikuti sedekat mungkin penggilasan
pemecah dan harus dilakukan sewaktu campuran masih berada pada temperatur yang
akan menghasilkan pemadatan maksimum. Pemadatan akhir harus dilakukan sewaktu
material masih berada dalam kondisi yang masih dapat dikerjakan untuk
menghilangkan bekas tanda-tanda penggilasan.
(e) Sambungan melintang harus digilas pertama-tama dan dalam penggilasan awal
harus digilas ke arah melintang dengan penggunan papan (di tepi perkerasan) yang
mempunyai ketebalan gilas diluar batas perkerasan. Bila sambungan memanjang
tersebut untuk suatu jarak yang pendek.
(f) Pada sambungan memanjang penggilasan harus dimulai ke arah memanjang dan
selanjutnya pada tepi luar dan sejajar dengan sumbu jalan ke arah tengah jalan, kecuali
pada super elevasi pada tikungan harus dimulai pada bagian rendah dan bergerak ke
arah bagian yang tinggi. Lintasan yang berurutan dari lebar roda dan lintasan-lintasan
harus tidak berakhir pada titik yang berjarak kurang dari 1 meter dari lintasan .
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 124
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

sebelumnya. Usaha penggilasan harus diutamakan pada tepi luar dari lebar yang
dihampar.
(g) Ketika menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemecah harus terlebih dulu
pindah ke jalur yang telah dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari
roda penggerak akan menggilas tepi yang belum dipadatkan. Mesin gilas harus
meneruskan sepanjang jalur ini, dengan menggeser posisinya sedikit demi sedikit
melewati sambungan dengan beberapa lintasan, sampai tercapai sambungan yang
terpadatkan dengan rapi.
(h) Kecepatan dari mesin gilas harus tidak melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 15
km/jam untuk ban angin dan kecepatan harus selalu cukup rendah sehingga tidak
mengakibatkan tergesernya campuran panas tersebut. Arah dari penggilasan harus
tidak berubah secara tiba-tiba, begitu pula arah dari penggilasan harus tidak berbalik
secara tiba-tiba yang akan menyebabkan tersorongnya campuran panas.
(i) Penggilasan harus berlangsung secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
memperoleh pemadatan yang merata sewaktu campuran masih dalam kondisi yang
dapat dikerjakan dan hingga seluruh bekas tanda gilasan dan ketidak-rataan hilang.
(j) Untuk mencegah penempelan campuran panas ke roda mesin gilas, roda-roda
tersebut harus dibasahkan secara menerus, tetapi air yang berlebihan tidak diijinkan.
(k) Peralatan berat atau mesin gilas tidak diperbolehkan berada diatas lapisan yang
baru selesai, sampai lapisan-lapisan tersebut betul-betul telah mendingin dan
mengeras.
(l) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau
perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor diatas tiap bagian perkerasan yang
sedang dikerjakan, dapat menjadi sebab pembongkaran dan penggantian dari
perkerasan yang rusak tersebut (oleh Kontraktor).
(m) Permukaan campuran setelah pemadatan harus licin dan sesuai dengan bentuk dan
ketinggian permukaan yang masih dalam batas-batas toleransi yang dipersyaratkan.
Tiap campuran yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan tanah, atau rusak
dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan campuran panas yang baru,
yang harus dipadatkan secepatnya agar sama dengan sekitarnya.
Campuran yang dipasang pada daerah seluas 1000 m2 atau lebih yang menunjukkan
kelebihan atau kekurangan material campuran, harus dibongkar dan diganti. Seluruh
tonjolan-tonjolan sambungan, lekukan, dan permukaan yang kasar (cacat) harus
diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(n) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus
memotong tepi-tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap material berlebihan harus
dipotong tegak lurus setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor diluar
daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan dari jalan.

PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN MUTU DI LAPANGAN


(1) Pengujian Permukaan dari Perkerasan
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 125
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(a) Permukaan harus diuji dengan mistar penyipat yang panjangnya 3 m, yang disediakan
oleh Kontraktor, diletakkan masing-masing secara tegak lurus dan sejajar dengan
sumbu jalan. Kontraktor harus menugaskan beberapa pegawainya untuk menggunakan
mistar tersebut dibawah petunjuk Direksi Teknik untuk memeriksa seluruh permukaan.
(b) Pengujian-pengujian untuk memeriksa apakah bentuk permukaan telah memenuhi
ketinggian yang dipersyaratkan harus dilakukan segera setelah pemadatan awal, dan
perbedaaan harus diperbaiki dengan membuang atau menambah material sebagaimana
diperlukan. Selanjutnya penggilasan harus diteruskan sebagaimana disyaratkan.
Setelah penggilasan akhir, kehalusan dari lapisan harus diperiksa kembali dan setiap
ketidak-rataan dari permukaan yang melewati batas toleransi yang disediakan diatas,
serta lokasi-lokasi yang mempunyai kerusakan tekstur, kepadatan, atau komposisi
harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(2) Persyaratan Kepadatan
(a) Kerapatan dari campuran yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam
AASHTO T 166, harus tidak kurang dari 98 % dari kerapatan benda uji yang
dipadatkan di laboratorium dari material dengan proporsi yang sama.
(b) Cara pengambilan contoh-contoh material dan pemadatan dari benda uji tersebut
dalam (a), harus masing-masing sesuai dengan AASHTO T 168 dan SNI-06-2489-
1991.
(3) Pengambilan Contoh untuk Pengendalian Mutu Campuran
(a) Contoh-contoh dibawah ini harus diambil untuk pengujian harian :
(i) Agregat dari hot bin untuk gradasi-gradasi hasil pencucian
(ii) Gabungan agregat panas untuk gradasi-gradasi hasil pencucian
(iii) Campuran aspal untuk ekstraksi Stabilitas Marshall.
(b) Sebagai tambahan bila mengganti formula campuran kerja, atau sewaktu-waktu
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, contoh tambahan untuk (i), (ii), dan
(iii) akan diambil untuk memungkinkan penentuan Bulk Specific Gravity untuk
agregat dari hot bin dan kerapatan teroritis maksimum dari campuran aspal (AASHTO
T 209-74).

(4) Pengujian Pengendalian Mutu Campuran


(a) Kontraktor harus menyimpan catatan dari seluruh pengujian dan catatan-catatan ini
harus dikirim dengan segera ke Direksi Teknik.
(b) Kontraktor harus menyampaikan pada Direksi Teknik hasil-hasil dan catatan-
catatan pengujian yang berikut, yang dilaksanakan pada setiap hari produksi bersama
dengan lokasi yang tepat dimana produksi tersebut dihampar :
(i) Analisa saringan (metode pencucian) untuk paling sedikit 2 (dua) contoh dari setiap
hot bin.
(ii) Analisa saringan (metode pencucian) untuk paling sedikit 2 (dua) contoh dari
gabungan agregat panas.
(iii) Temperatur dari campuran sewaktu pengambilan contoh di pusat pencampur dan
diatas jalan (setiap satu jam).
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 126
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

(iv) Kerapatan dari campuran yang dipadatkan di laboratorium (kerapatan Marshall)


untuk paling sedikit 2 (dua) contoh.
(v) Kerapatan dari pemadatan dan persentase pemadatan dari campuran dibandingkan
dengan kerapatan Marshall di laboratorium untuk paling sedikit 2 (dua) contoh.
(vi) Stabilitas Marshall serta lelehnya (flow-nya) dan hasil angka perbandingan
Marshall, paling sedikit 2 (dua) contoh.
(vii) Kadar aspal dan gradasi agregat dari campuran seperti yang ditetapkan dari
pengujian ektraksi aspal untuk paling sedikit 2 (dua) contoh. Jika memakai metoda
ekstraksi centryfuge, koreksi abu harus dilakukan sesuai ketentuan AASHTO T 164 -
76.
(viii) Rongga udara dalam campuran, dihitung menurut Maximum Specific Gravity of
Bituminous Paving Mixtures (AASHTO T 209-74).
(ix) Aspal yang diabsorbsi oleh agregat, sebagaimana dihitung atas dasar Maximum
Speciffic Gravity of Bituminous Paving Mixtures (AASHTO T 209-74).
(5) Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran
(a) Untuk pengecekan pada pengukuran kuantitas untuk pembayaran, berat campuran
yang dihampar harus selalu dimonitor secara terus-menerus dengan tiket pengiriman
muatan dari tempat-tempat penimbangan truk
(b) Penentuan kadar aspal campuran kerja (job mix) di laboratorium harus
dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali per hari produksi dan paling sedikit 1 (satu)
contoh setiap 200 ton campuran yang diproduksi. Pengambilan contoh dari campuran
kerja harus dilakukan dibawah pengawasan Direksi Teknik.

Gambar ilustrasi pengaspalan


RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 127
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

F.2. Tenaga Kerja


Daftar Personel Manajerial yang ditempatkan di lokasi pada pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Embung Tlogoguwo Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut :

Tingkat Jabatan Dalam Pekerjaan


No Nama
Pendidikan/Ijazah Yang akan Dilaksanakan
1 Arwan Yuli Asnani, ST S1 Teknik Sipil Project Manager
Manager Teknik Bid. Stru
2 Beta Martilova Putra, ST S1 Teknik Sipil
ktur Bangunan SDA
Manager Teknik Bid. Mek
3 Maful daryanto, ST S1 Teknik Mesin
anikal
4 Siswanto S1 Teknik Sipil Ahli K3 Konstruksi
5 Erviyanto Nurdiyansah S1 Ekonomi Manajer Keuangan

F.3. Material
Material atau bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Embung Tlogoguwo Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut :

NO
Uraian Satuan
.
1 Agregat Kelas B m3
2 Air Valve 100 mm m3
3 Angker 25 mm, Panjang 50 cm kg
4 Baja Profil L. 70 x 70 x 7 mm m3
5 Baja UNP 100 x 50 x 6 x 8.5 m3
6 Batu Belah kg
7 Bend all flange 2 x 90 kg
8 Bend All Flange 45 dia 2 (50,5 mm) kg
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 128
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

9 Bend All Flange 45 dia 4 (101 mm) lbr


10 Bend All Flange 90 dia 2 (50,5 mm) lbr
11 Bend Steel 11,25 - 600 mm m3
12 Bend Steel 45 - 600 mm kg
13 Besi Beton 12 mm dus
14 Besi Beton Polos ltr
15 Besi Beton Ulir m3
NO
Uraian Satuan
.
16 Besi Strip m3
17 Cat Antara btg
18 Cat Anti Karat lbr
19 Cat Dasar kg
20 Cat Penutup kg
21 Cat Waterproofing kg
22 Check Valve 2 (50,5 mm) kg
23 Combination Air Valve 100 mm kg
24 Combination Air Valve 6" m
25 Dismantling Joint 600 mm bh
26 Dolken Kayu Dia. 8-10/400cm bh
27 Flange Adaptor 2 (50,5 mm) bh
28 Flange las 2" bh
29 Flow Transmitter bh
30 Gate Valve 2" bh
31 Gate Valve 24 (610 mm) bh
32 Gate Valve All Flange 250 mm bh
33 Gate Valve All Flange 250 mm m3
34 Gate Valve All Flange 600 mm kg
35 Gate Valve All Flange 600 mm Kg
36 Gate Valve Resilient Seat PN16 24" Kg
37 Gate Valve Resilient Seat PN16 6" Kg
38 Giboult Joint 600 mm Kg
39 IWF 100 x 100 x 6 x 8 bh
40 IWF 500 x 200 x 10 x 16 bh
41 Kabel Flow Transmitter bh
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 129
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

42 Kabel Level Transmitter bh


43 Kaso 5/7 cm bh
44 Kawat Ikat bh
45 Keramik bh
46 Klem Pipa (Beugel 22 mm) bh
47 Kran Air 1/2 bh
NO
Uraian Satuan
.
48 Krikil bh
49 Loose Flange 24" bh
50 Minyak bekisting Kg
51 Multiflex 12 mm bh
52 Multiflex 18 mm m
53 Mur dan Baut Baja bh
54 Paking Karet bh
55 Paku 5 cm dan 7 cm bh
56 Paku Payung
57 Pasir Beton m
58 Pasir Pasang bh
59 Pelat Baja t = 8 mm m
60 Pipa GI 1 m
61 Pipa GI 2 m2
62 Pipa GI Medium 24" bh
63 Pipa HDPE 630 mm PN 12,5 bh
64 Pipa Pesat (GIP) 2 (50,5 mm) bh
65 Pipa Pesat (GIP) 4 (101 mm) bh
66 Pipa Steel 600 mm bh
67 Pipa Ventilasi 3 bh
68 Plywood 4mm unit
69 Pompa Sentrifugal 50 x 30 -200 Seri 209 unit
70 Portland Cement m
71 Pressure Gauge Oil 4" bh
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 130
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

72 Rooster 20 x 20 bh
73 Sirtu bh
74 Stub Flange 2" bh
75 Tanah Liat bh
76 Tee All Flange 24" x 6" m2
77 Tee Steel 24 x 10 x 24 unit
78 Tee Steel 24 x 10 x 24 unit
NO
Uraian Satuan
.
79 Tee Y All Flange 45 dia 4 x 2 (101 mm x 50,5 mm) unit
80 Tiang Pancang 30 cm (P
bh
= 6 m).
81 Turbin Tipe Crossflow T-14 D100 B0 50 bh
82 UPS , 220 volt, 1000 Watt bh
83 Wall pipe 2" m
84 Water Level Transmitter m

F.4. Peralatan
Daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan
Embung Tlogoguwo Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut :

No. Jenis Kapasitas Jumlah


1. Butt Fussion Welding Machine (HFPE) Sampai dia. 24 inc 2 Unit
2. Tripot/ Tackel & handle Crane Min. 2 ton 3 Unit
3. Mobil Crane Min. 5 ton 2 Unit
4. Mobile Diesel Generator Min. 100 KVA 3 Unit
5. Excavator Min. 0,6 M3 2 Unit

F.5. Aspek keselamatan konstruksi (Analisis Kesehatan dan keselamatan


Kerja/K3)
Uraian analisis K3 yang dijabarkan berdasarkan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko,
Penetapan Pengendalian Risiko K3 yang ada di RKK untuk tiap-tiap pekerjaan
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 131
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

No Uraian Identifikasi Penetapan Pengendalian Risiko Tanggung


Pekerjaan Bahaya K3 Jawab
1 Pengukuran/ Kecelakaan Menggunakan alat pelindung diri Ahli K3
Pemasangan akibat terkena yang sesuai; Konstruksi
Patok palu saat
memasang
patok dan
tertusuk ujung
patok yang
rucing;
2 Mobilisasi dan Kecelakaan lalu Mematuhi ramburambu lalu Ahli K3
Demobilisasi lintas; lintas; Konstruksi
3 Pekerjaan Kecelakaan Memasang pita pengaman dan Ahli K3
Galian Tanah akibat terjatuh rambu-rambu pada lubang Konstruksi
pada lubang galian.
galian
4 Pekerjaan Kecelakaan Memasang terpal penutup hasil Ahli K3
angkutan akibat galian Konstruksi
material hasil tercecernya
galian material dijalan
5 Pekerjaan Kecelakaan Memasang pita pengaman dan Ahli K3
Timbunan Akibat tertimbun rambu-rambu pada ujung Konstruksi
material; timbunan
6 Pekerjaan Kecelakaan Pekerjaan dilengkapi dengan Ahli K3
Pasangan Batu kerja akibat alat pelindung diri (Safety Konstruksi
tertimpa helmet, Masker, Safety Shoes,
material batu; Sarung tangan dan kaca mata)
7 Pekerjaan Tangan terjepit, Menggunakan alat pelindung diri Ahli K3
Pembesian tertusuk pada yang sesuai Konstruksi
besi;
8 Pekerjaan Kecelakaan Memakai peralatan kerja yang Ahli K3
Beton akibat sesuai untuk pekerjaan Konstruksi
Bertulang menggunakan pengecoran
peralatan;
9 Pekerjaan Iritasi akibat Memakai peralatan kerja yang Ahli K3
Plesteran dan adukan semen sesuai untuk pekerjaan Konstruksi
Siaran plesteran
10 Pekerjaan Tangan Menggunakan alat pelindung diri Ahli K3
Pemasangan Pi Tangan terjepit, yang sesuai Konstruksi
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 132
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

No Uraian Identifikasi Penetapan Pengendalian Risiko Tanggung


Pekerjaan Bahaya K3 Jawab
pa Steel tergores pada
potongan pipa
11 Pekerjaan Kecelakaan Menggunakan alat pelindung diri Ahli K3
Pemasangan Pi Tangan erjepit, yang sesuai Konstruksi
pa HDPE tergores pada
potongan pipa
12 Pekerjaan Kecelakaan Menggunakan alat pelindung diri Ahli K3
Pemasangan B terjepit, yang sesuai Konstruksi
aja Jembatan tergores pada
potongan baja t
ersengat listrik
13 Pekerjaan Kecelakaan Menggunakan alat pelindung diri Ahli K3
Mekanikal & ele Tangan terjepit, yang sesuai Konstruksi
ktrikal tersengat listrik
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 133
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :

G. PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK

l. Subkontraktor yang menyediakan pekerja dan material konstruksi, yaitu


subkontraktor yang menerima dan melaksanakan sebagian/seluruh
pekerjaan/proyek konstruksi yang disubkontrakkan secara penuh oleh
perusahaan kontraktor, artinya penyediaan bahan bangunan dan tenaga kerja
seluruhnya adalah tanggung jawab subkontraktor. Dalam hal ini kontraktor utama
telah komitmen tetap menjaga tepat waktu dan mutu. Dalam paket pekerjaan
Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku Bendungan Bendo Di Kabupa
ten Ponorogo tidak diwajibkan pekerjaan di Sub kontraktorkan.

Pengendalian Sub – Penyedia Jasa :

TIDAK ADA PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN

Pengendalian Pemasok :
Dalam pekerjaan ini Kontraktor bekerja sama dengan pemasok atau Lavelansir
bahan. Sebelum pemasok menyuplai, semua bahan harus sesuai dengan
spesifikasi yang ada dalam dokumen kontrak. Apabila dalam memasok bahan tidak
sesuai dengan spesifikasi, maka bahan ditolak dan harus dikeluarkan dari lokasi.
Sebelum memasok bahan, harus diadakan uji mutu dan disaksikan serta disetujui
Pengawas dan Direksi.

Anda mungkin juga menyukai