PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : i
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
LEMBAR PENGESAHAN
Tanda
tangan
PAKET PEKERJAAN :
STATUS DOKUMEN
STATUS REVISI
SEJARAH DOKUMEN
Keterangan
Tanggal Catatan perubahan
21 Oktober 2022 Dokumen RMPK Pekerjaan Pem Sesuai Peraturan Menteri
bangunan Intake dan Pipa Trans Pekerjaan Umum Nomor :
misi Air Baku Bendungan Bendo 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem
di Kabupaten Ponorogo
Manajemen Keselamatan
Konstruksi
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : iii
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat
menyelesaikan Penyusunan Rencana Mutu Kontrak Konstruksi.
Rencana Mutu Pekerjaan Kontruksi (RMPK) ini disusun untuk sebagai dasar
panduan dalam pelaksanaan dan pengendalian proses di proyek, sehingga bisa menjamin
bahwa setiap tahapan proses dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga persyaratan
mutu yang disepakati antara Penyedia Jasa PT. Karya Sepakat Kita dan Pengguna jasa
(Owner) terpenuhi.
Adapun susunan dari Rencana Mutu Pekerjaan Kontruksi (RMPK) ini kami sesuaikan
dengan standart baku yaitu Permen PU No. 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi dan dengan tersusunnya Rencana Mutu Pekerjaan
Kontruksi (RMPK) ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Pejabat Pembuat
Komitmen Air Baku dan Air Tanah II, SNVT Air Tanah dan Air Baku BBWS Bengawan Solo
dan seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan Rencana Mutu
Pekerjaan Kontruksi (RMPK) yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Dalam pembuatan Rencana Mutu Pekerjaan Kontruksi (RMPK) ini kami sadari masih
banyak kekurangan, baik dari aspek penyajian maupun kelengkapan data dan ketajaman
materi. Untuk itu kritik serta saran dari semua pihak kami harapkan demi sempurnanya
Rencana Mutu Pekerjaan Kontruksi (RMPK) ini.
Ibrahim
Direktur
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : iv
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................................... i
SEJARAH DOKUMEN............................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iv
A. DATA UMUM PROYEK..................................................................................................................... 5
A.1. Data Kegiatan........................................................................................................................... 5
A.2. Data Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.............................................................................5
A.3. Lingkup Pekerjaan.................................................................................................................... 6
B. STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA.................................................................................15
B.1. Struktur Organisasi Penyedia Jasa.......................................................................................... 15
B.2. Tugas Dan Tanggung Jawab................................................................................................... 15
C. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN........................................................................................ 18
D. TAHAPAN PEKERJAAN................................................................................................................. 19
E. GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS............................................................................................ 27
E.1. Gambar Detailed Engineering Design......................................................................................28
E.2. Spesifikasi Teknis.................................................................................................................... 40
F. RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN (Method Statement).....................................................41
F.1. Metode Kerja Pelaksanaan..................................................................................................... 41
F.2. Tenaga Kerja......................................................................................................................... 126
F.3. Material................................................................................................................................. 126
F.4. Peralatan............................................................................................................................... 129
F.5. Aspek keselamatan konstruksi (Analisis Kesehatan dan keselamatan Kerja/K3).................129
G. PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK.........................................................132
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 5
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
D3 Pekerjaan Beton
1 Lantai Kerja t=5 cm m3 0,46
2 Pekerjaan Beton mutu fc = 19,3 MPa (K225) m3 23,80
3 Pekerjaan Begesting Lantai m2 27,38
4 Begisting Dinding m2 73,20
5 Begisting Dak m2 21,12
6 Perancah bekisting lantai bamboo 8-10 ,tinggi 4 m dan JAT 8,0 m m2 21,12
Project Manager
Arwan Yuli Asnani, ST
Manager Teknik Bid. struktur Manager Teknik Bid. Mekanikal Manager Keuangan Ahli Konstruksi K3
Beta Martilova Putra, ST Maful Daryanto, ST Erviyanto Nurdiyansah Siswanto
D. TAHAPAN PEKERJAAN
Mulai
Persiapan
tidak tidak
C C C
ya ya ya
tidak tidak
C C
ya ya
Amandemen
Amandemen
Siap
tidak
C
ya
Mobilisasi
Penyelenggaraan MK3
tidak tidak
C C
ya ya
Penyambungan Pipa Pada
Pelaksanaan Urukan Pasir
Rumah Katub Eksiting
tidak tidak
C C
ya ya
II
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 21
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
III IIIa
Galian Tanah IV
Siap
Pemadatan Tanah Siap
tidak
C
tidak
ya C
IV VIa
IVb
V
Pembesian Besi UNP
Siap Siap
tidak tidak
C C
ya ya
Begesting Besi L
Begesting Besi L
Siap Siap
tidak tidak
C C
IVa
IVb
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 23
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
Galian tanah biasa Kusen Pintu dan jendela Pekerjaan Turbin dan Pompa
N.SD-18
Galian tanah biasa Kusen Pintu dan jendela Pekerjaan Turbin dan Pompa
Siap Siap Siap
tidak tidak
C C
ya ya
Urugan pasir padat
Trashblock pada pipa Tekan
bawah aanstampeng
tidak tidak
C C
ya ya
tidak tidak
C C
ya ya
N.SD-7
Pasangan aanstampeng Pekerjaan Pipa outlet
Siap Siap
tidak tidak
C C
ya ya
Pasangan pondasi batu
Pekerjaan Pipa Wash Out
belah 1 pc : 4 ps
tidak tidak
C C
ya ya
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 24
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
VI
tid ak
C
ya
tid ak
C
ya
Pekerjaan Instrument &
Control (I & C)
tid ak
C
ya
InstalasiKontrol Room.
InstalasiKontrol Room.
Siap
tidak
C
ya
VII
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 25
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
VII
MC 10 %
MC 10 %
Gambar D.1 Bagan Alir Pelaksanaan Siap Kegiatan (lanjutan)
tidak
C
ya
Asbuilt Drawing
Asbuilt Drawing
Siap
tidak
C
ya
PHO
B.A PHO
Siap
tidak
C
ya
Pemelihara n
Pemelihara n
Siap
tidak
C
ya
FHO
B.A FHO
Siap
tidak
C
Selesai
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 26
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
E.2. Spesifikasi Teknik Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku Bendun
gan Bendo Di Kabupaten Ponorogo
Alat/Material/Tenaga Kerja
No. Spesifikasi Keterangan
/Produk
Butt Fussion Welding Machine
1 (HDPE) Sampai Dia. 24 inc 2 Unit
2 Tripot/Tackel & Handle Crane Min 2 ton 3 Unit
3 Mobil Crane Min 5 ton 2 Unit
4 Mobil Diesel Generator Min 100 KVA 3 Unit
5 Excavator Min 0.60 m3 2 Unit
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 42
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
menyediakan permukaan yang bersih dan jelas sebelum pekerjaan tanah atau pekerjaan
konstruksi lainnya dimulai.
4. Investigasi Geoteknik
Pekerjaan ini meliputi Penyelidikan tanah di lokasi Pekerjaan, dengan pekerjaan
pengeboran inti sebanyak 5 titik guna mendapatkan data tanah pada lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan pekerjaan kepada Direksi
Pekerjaan sebelum dimulainya pekerjaan, yaitu :
- Gambar detail titik lokasi pengeboran untuk pengambilan sample.
- Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan Investigasi
Geoteknik Daftar personil/tenaga kerja dan perlatan minimal yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan.
- Menentukan lokasi untuk melakukan uji labolatorium dan harus dengan persetujuan
direksi.
Ketentuan administrasi
Kewajiban Umum
1) Mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko
kecelakaan.
2) Mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat -alat lain yang akan digunakan atau
dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3) Mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat
melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4) Menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi
Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan
untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5 Memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur,
jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi
petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha
pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan
pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan
kecelakaan yg dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja
dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
9) Wajib mengasuransikan semua tenaga kerja berikut tim Direksi.
Ketentuan Teknis
a. Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek
lingkungan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
2) Lampu / penerangan
a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat alat penerangan
buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk pada
gang-gang.
b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya
apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk mendapat udara
segar.
b) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang berbahaya,
tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk mencegah bahaya-bahaya
tsb di atas.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 49
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan
ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan.
c) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk ditempat kerja.
d) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain harus
dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
e) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan
pada tempat penyimpanan semula.
1. Pemantauan Lingkungan
a. Kontraktor harus membuat rencana, membangun, mengoperasikan dan memelihara
Fasilitas Pengendalian Pencemaran yang diperlukan untuk mencegah terjadinya
pencemaran air oleh limbah yang masuk ke dalam sistem drainase yang ada. Fasilitas
dan prasarana yang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi dapat berupa sebagian
atau keseluruhan dari yang berikut ini :
Pengendalian air permukaan dilakukan dengan :
- Bangunan pembelokan saluran untuk mencegah air hujan masuk ke tempat yang tidak
boleh terkena air.
- Pembuatan saluran air yang terletak sejajar garis ketinggian.
Pembuatan saluran air yang tegak lurus garis ketinggian sebagai saluran pengumpul.
- Pembuatan kolam penahan sedimen / kantong lumpur.
- Pembuatan bangunan kolam lumbung air.
❖ Pembatasan lalu lintas kendaraan dan alat-alat berat.
❖ Meminimalkan luas lahan yang terbuka dengan :
- Operasi pekerjaan secara bertahap.
- Melakuan pekerjaan perlindungan segera setelah selesainya suatu pekerjaan.
- Melakukan penggebalan rumput atau perlakuan lainnya pada muka tanah yang
terganggu.
b. Semua air yang dibelokan atau dipompa harus dibuang pada lokasi yang telah disetujui
Direksi dengan ketentuan tidak kembali lagi ketempat kerja dan tidak menimbulkan
erosi, pencemaran dan gangguan suara bagi pemilik lahan, buruh, pekerja Kontraktor
lain dan orang lain disekitar lokasi proyek.
c. Pembuangan sisa bahan bakar dan pelumas dari Barak/Bengkel kerja harus tidak
menimbulkan pencemaran air saluran irigasi.
d. Sebelum pekerjaan dilaksanakan diberbagai lokasi, semua peralatan pencegah
pencemaran yang telah disetujui harus sudah ditempatkan di lokasi dan siap
dioperasikan.
C. Kualitas Limbah
a. Kualitas limbah yang dialirkan ke dalam lumbung air melalui saluran inflow/saluran
mata air untuk jaringan pemenuhan kebutuhan air baku sesuai standard baku mutu
yang telah ditetapkan.
b. Satu copy standar baku mutu limbah harus sudah disampaikan kepada Direksi sebelum
dilaksanakan pembuangan limbah.
D. Pengujian
a. Kontraktor diminta melakukan pengujian kualitas limbah sesuai standard baku mutu.
Hasil pengujian tersebut harus sudah disampaikan dalam waktu 7 hari setelah
diterimanya hasil test.
b. Jika Direksi mempertimbangkan bahwa kualitas limbah dirasakan
memburuk/disebabkan berbagai kegiatan di lapangan, maka Kontraktor harus
melakukan pengujian tambahan terhadap kualitas limbah, sesuai pengarahan Direksi.
c. Pengujian yang dilakukan harus meliputi, tetapi tidak hanya terbatas pada pengujian
kandungan bahan padat, PH tes yang dilaksanakan langsung oleh Kontraktor dan
kandungan oxygen (DO) dan Biological Oxigen Demand (BOD) yang dilakukan
laboratorium yang diakui.
1. Persyaratan
Kontraktor diharuskan membuat Tembok pembatas disekitar lokasi penyimpanan
bahan bakar. Tinggi tembok dibuat cukup memadai, menampung 1 atau 1,5 kali isi
fasilitas penyimpanan bahan bakar.
2. Drainase
Drainase dari tempat gudang bahan bakar dan pemeliharaan harus diolah untuk
menghilangkan bahan bakar/pelumas. Dimana drainase melewati tembok pembatas
Kontraktor harus melengkapi peralatan untuk mencegah aliran sehingga tumpahan
bahan bakar atau bahan cair lainnya dapat ditahan didalam tembok pembatas.
3. Pencemaran Tanah
Tanah yang tercemar akibat kebocoran minyak harus dibuang ketempat pembuangan
yang disetujui oleh Direksi.
d. Barang atau peralatan yang diproduksi didalam negeri atau berasal dari luar negeri dan
sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib memiliki SNI.
e. Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam SNI, maka barang
atau peralatan tersebut harus memiliki standar-standar sebagai berikut:
- ISO International for Standardization Organization
- JIS Japanesse Industrial Standard
- BS British Standard
- DIN Deutsche Industrie Norm
- AWWA American Water Works Association
- ASTM American Society for Testing and Materials
- ANSI American National Standard Institute
Material yang digunakan adalah memenuhi Standard Industri ISO 4427 dan SNI 064829-
2005 untuk air minum atau digunakan standard lain yang sama atau lebih baik
mutunya.
Pipa HDPE yang ditawarkan harus dapat memikul tekanan kerja minimal sebesar 12,5
kg/cm2 (12,5 bar) baik dalam standard SII ataupun standard yang memenuhi
persyaratan untuk pipa air minum. Pipa HDPE yang harus diadakan adalah pipa
HDPE yang mempunyai hubungan diameter pipa dan ketebalan pipa (SDR : Standard
Dimension Ratio) 13,6, Class PE 100 yang mempunyai tekanan kerja minimal 12,5
bar. Pipa HDPE 100 harus mempunyai nilai kekuatan / tegangan minimum yang
diijinkan (MRS = Minimum Required Strength) untuk PE100 pada temperature 20° C
selama 50 tahun sebesar ≥ 12,5 Mpa (N/mm2)
Untuk pekerjaan ini menggunakan pipa type SDR-13,6, pengadaan pipa HDPE ini harus
memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut:
(1) Produk yang dipesan adalah benar-benar baru (tidak bekas).
(2) Ukuran nominal disesuaikan dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
(3) Pada setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan kelas pipa dan tahun pembuatan.
(4) Ketebalan pipa harus sesuai dengan yang dipesan.
(5) Semua jenis diameter pipa yang dipesan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu
sebelum dikirim ke lokasi proyek.
(6) Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak. Direksi Pekerjaan harus diijinkan untuk
mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.
(1) Umum
(a) Kontraktor Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan dan
menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang disebutkan
dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
(b) Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan
huruf timbul yang dapat menunjukkan:
- Kode produksi
- Nama atau merk dagang pembuatnya
- Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
- Tekanan kerja
- Diameter nominal
- Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
(c) Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm terbuat dari brass/kuningan bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang atau besi tempa atau
jenis sambungan dari sambungan ulir.
(d) Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan flange
dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
(e) Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standar internasional yang diakui. Kontraktor
Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna Barang.
(f) Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh valve
harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 Bar dan untuk flange
harus mempunyai dimensi sesuai dengan standar ISO 2531.
(g) Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah jarum
jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk
menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
(h) Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing.
(i) Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan seperti
gasket, mur, baut, dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10 %.
(j) Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari
flangevalve. Mur, baut, dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan
sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm dan
terbuat dari karet sintetis.
(k) Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
handwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan
kesulitan pada operator. Kontraktor Pengadaan harus menyertakan besarnya
maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
(l) Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan lain-
lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic coalter
epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direktur
Pengawas.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 58
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
(m) Permukaan harus bersih, kering, dan bebas dari kotoran sebelum digunakan. Coating
dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum coating
setelah kering ± 400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air harus dari
jenis non toxic,sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.
(n) Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set untuk
setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam Bahasa Indonesia.
(o) Kontraktor Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang menerangkan
bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi ini.
(l) Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup harus
disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan pada bagian atasnya.
(m) Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan
baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah
dicoating dengan anti karat.
(n) Semua kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
(3) Katup Udara (Air Release Valve)
(a) Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal berikut ini:
- Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
- Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
- Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
- Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
- Aman terhadap vakum.
(b) Seluruh air valve dengan standar flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap dengan
mur, baut, ring, dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada uraian
pekerjaan.
(c) Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit,
stainlees steel atau Acrynolitrie Butadiene Steel (ABS).
(d) Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
(e) Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 Bar di atas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
(f) Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 Bar.
(g) Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secaraterpisah
untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve)dengan spesifikasi
sebagai berikut :
- Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubberseal, disc, valve
shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti"Standards for Rubber
Seated Butterfly Valves" (AWWA Designation C 504)atau Standar Internasional lain
yang disetujui yang sama atau lebih tinggikualitasnya dari yang disebutkan.
- Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90 dari.
- Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan standar
AWWA C 504.
- Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan perbaikan.
- Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus dapat
mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak mengakibatkan piringan
berpindah dari tempatnya semula.
- Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup rapat) sama
dengan rate tekanan pada pipa.
- Seluruh valve harus mengikuti spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau menutup
bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 60
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
- Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification for Grey
Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B" (ASTM Designation A
126) atau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikutistandar JIS-8 2213.
- Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
- Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi pada Tabel di bawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang.
Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil
Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis
yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran
air dalam pipa penuh.
spesifikasi yang ditentukan, dan Pemberi Pekerjaan tidak akan mengeluarkan biaya
tambahan untuk setiap perbaikan atau penggantian bahan atau peralatan tersebut.
(6) Semua pipa-pipa dan lain sebagainya yang diadakan oleh Kontraktor harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Pemberi Pekerjaan dan harus dengan norma
yang sama. Semua pipa-pipa dan lain sebagainya harus direncanakan dengan tekanan
kerja hidrolis minimum sebesar 10 kg/cm . Jika tidak, harus menurut persyaratan
teknis untuk pembelian dan pengadaan pipa, sambungan, valve dan bermacam-macam
bahan dan peralatan pada suhu 30 °C
(7) Semua bahan yang diadakan oleh Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi
terlebih dahulu sebelum digunakan.
(8) Ketelitian dan kerapian kerja akan dinilai/berbobot tinggi oleh pihak Direksi, oleh
sebab itu Kontraktor harus memperhatikan hal ini.
dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah keluar dan masuknya pipa dan
pengecekannya dengan membedakan tumpukan penerimaan atau disimpan secara
terpisah dan diberi tanda dengan jelas.
(7) Apabila ada barang-barang yang disimpan mempunyai batas waktu penyimpanan atau
memerlukan penyimpanan yang khusus, metode penyimpanan harus disetujui Direksi
dan sesuai petunjuk dari pabrik.
(8) Penutup ujung-ujung pipa atau pengaman lainnya tidak boleh dibuka sampai pipa-
pipa dan fittings tersebut dipasang di lapangan. Semua pipa dan fitting yang disediakan
sebagai cadangan harus ditutup dan untuk pipa yang dilapisi mortar bagian dalamnya
(termasuk fittings) harus membentuk pelindung lengkap yang dapat melindungi akibat
perubahan suhu.
(9) Pipa dan perlengkapannya yang retak/rusak harus segera dilaporkan kepada Direksi
untuk diteliti apakah dapat diperbaiki atau harus diganti.
(10) Kehilangan atau kerusakan pipa dan perlengkapannya yang telah diserahkan
Kontraktor, menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
(11) Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi apabila terjadi
kehilangan atau kerusakan pipa dan perlengkapannya.
(12) Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
Pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
(13) Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan
baik sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
(14) Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harusdiperbaiki hingga
memuaskan Direksi atas biaya beban Kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan
tidak dapat diperbaiki atau hilang, Kontraktorharus memberi kompensasi kepada
Pemilik.
sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun
lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam
galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi
harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
Teknik Penyambungan Pipa HDPE ini menggunakan Mesin Butt Fusion atau Welding
Machine HDPE Pipe. Di kedua sisi pipa di ratakan dan dibersihkan yang kemudian di
panaskan sampai ukuran derajat tertentu dan kemudian disambungkan menggunakan
mesin butt fusion tersebut
➢ Electrofusion Joint
Metode Penyambungan Pipa HDPE ini menggunakan Sambungan HDPE Electrofusion
atau Fitting HDPE Electrofusion yang bisa di aliri Listrik dan membuat Fitting di pipa
tersebut panas dan bisa menyatu dengan pipa tersebut dengan baik karena panas yang
ditimbulkan dari sambungan electrofusion tersebut.
➢ Compression Fitting HDPE
Cara Penyambungan Pipa HDPE atau Metode Penyambungan Pipa HDPE ini memakai
Sambungan Pipa HDPE atau HDPE Compression Fitting dan tinggal disambungkan
dan tanpa perlu menggunakan lem pipa.
➢ Flange to Flange Connection
Metode Penyambungan Pipa HDPE seperti tersebut di atas bisa di kombinasikan dengan
Teknik Jointing Sistem Menggunakan Backing Ring dan Dimantling Joint juga Rubber
Gusket dan dijadikan suatu sistem sambungan atau HDPE Jointing System ini biasa
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 67
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
disebut dengan Flange to Flange Connection. Flange to Flange Jointing System ini
biasa dilakukan karena Pipa yang akan disambung jenisnya berbeda jadi diperlukan
sambungan yang cocok pada Metode Penyambungan Pipa HPDE tersebut. Baut dan
mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus dari baja yang
digalvanis.
peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan
terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung
dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan ke dalam galian.
dipotong serong (beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti bend, tee, flange dan spigot dipotong untuk pekerjaan
pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Kontraktor
dari Direksi.
▪ Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan Direksi.
▪ Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang.
➢ Batang Las dan Mesin Las
▪ Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau
yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
▪ Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 %
untuk batang yang hidrogennya rendah (low hydrogenous rod).
▪ Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC
atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau
pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
➢ Penyiapan Ujung Pipa
▪ Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bevel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut
harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700
mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan
diameter 800 mm dan yang lebih besar.
▪ Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur di kedua sisi pipa
agar dapat diletakkan sambungan las tumpul ganda (double-welded butt joint). Bentuk
dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS
G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
➢ Cara Pengelasan
▪ Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
▪ Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung
pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
▪ Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
▪ Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
▪ Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca
seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan
dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan
dari Direksi.
▪ Permukaan basil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 71
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
2. GALIAN TANAH
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan galian tanah pondasi, galian tanah jaringan pipa di
dalam maupun di luar ruang milik jalan (Rumija) untuk pemasangan pipa transmisi
dan hasil galIan dapat digunakan untuk:
(1) Timbunan kembali pondasi;
(2) Timbunan kembali galian jaringan pipa;
(3) Dibuang.
beraspal, dan pembongkaran perkerasan beton yang dilakukan dengan alat berat yaitu
excavator.
Galian tanah berbatu harus mencakup seluruh galian tanah pada lapisan tanah yang
mengandung batu yang pengerjaan tidak praktis dilakukan tanpa alat bantu mekanis
(excavator).
Galian tanah cadas harus mencakup seluruh galian tanah pada lapisan tanah padat dan
keras tidak mudah pecah yang dapat dikerjakan dengan bantuan alat pemecah mekanis
(Breaker) maupun manual.
Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan
seluruh batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis digali tanpa penggunaan
alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian
yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor
dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK.
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam
Galian Struktur. Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok
penahan tanah beton, dan struktur pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur
meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui, pembuangan bahan
galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan,
penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongkarannya. Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama
dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling
Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan). Galian Perkerasan
Beton mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan perkerasan
beraspal dengan maupun tanpa alat mekanis.
pembuangan akhir dengan jarak tidak melebihi yang disyaratkan yaitu 5 km dapat
dilaksanakan, setelah memperoleh izin tetap dari pemilik lahan.
(2) Semua daerah galian di dalam maupun di luar Rumija harus digali sesuai dengan
gambar kerja atau shop drawing yang diajukan oleh Kontraktor dan mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis.
5. Persyaratan Pelaksanaan
(1) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan
(a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut bagian ini, sebelum memulai
pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknis, gambar detail
penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi
pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian paling lambat 6 (enam) hari sebelum
pekerjaan dimulai.
(b) Kontraktor harus memasang patok-patok batas galian paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum pekerjaan dimulai.
(c) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknis metoda kerja dan gambar detail
seluruh struktur baik pekerjaan permanen maupun pekerjaan tidak permanen yang
diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring),
pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off wall), dan
gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara
yang diusulkan.
(d) Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknis untuk setiap galian yang telah
mencapai elevasi dasar lapisan perkerasan.
(e) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang
lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan jalan yang akan dikupas atau digali.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 74
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan jalan telah
dikupas atau digali.
(e) Setiap pekerjaan beton harus ditutup kembali dengan bahan beton pada hari yang
sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas setelah beton berumur 14 (empat belas)
hari kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis.
(2) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian.
(3) Apabila bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau fondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Teknis tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus dibuang seluruhnya atau sebagian, dan
diganti dengan bahan timbunan sesuai.
(4) Apabila pada garis formasi dijumpai batu, lapisan keras atau bahan yang sukar
dibongkar untuk selokan, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau
pada dasar galian pipa atau fondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 5 cm
lebih dalam dari permukaan rencana. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada
permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang
diameternya lebih besar dari 5 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus
diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Teknis
dan dipadatkan.
(5) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan, jika menurut
pendapat Direksi Pekerjaan tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau
suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarang
peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika peledakan
tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau apabila kurang
cermat dalam pelaksanaannya.
(6) Apabila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan
anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang, bangunan
dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi
waktunya sebagai yang ditetapkan oleh Direksi Teknis.
(7) Penggalian batu harus dilakukan sedemikian rupa, apakah dengan peledakan atau cara
lainnya, sehingga permukaan galian harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan
serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau
menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang atau diperkuat
dengan angker, baik pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
Gambar ilustrasi galian tanah pakai alat berat Gambar ilustrasi galian
manual
1. Umum
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatantanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan
kembali galian pipa atau struktur. Pekerjaan timbunan umumnya yang diperlukan
untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui, sehingga menutupi celah-celah,
kedudukan, kemiringan, dan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau oleh direksi.
Pelaksanaan pemadatan harus dipadatkan secara merata sesuai dengan keperluannya dan
harus homogen, tidak terdapat cekungan, kantong-kantong, garis-garis, lapis-lapis,
pemberhentian atau kekurangan-kekurangan lainnya. Kecuali ditentukan lain.
Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini dibagi menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan, timbunan sirtu.
2. Toleransi Dimensi
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 78
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
(1) Setelah pemadatan, toleransi elevasi permukaan tidak boleh lebih dari 20 mm dan
toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan mistar panjang 3 m secara
memanjang dan melintang.
(2) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
(3) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
3. Persyaratan Bahan
(1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui oleh Direksi dan
Konsultan Supervisi.
(2) Timbunan Pilihan (Selected material)
(a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai “Timbunan Pilihan” bila digunakan
pada lokasi dan telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa (atau
drainase porous bila ditentukan atau disetujui)
(b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah, tanah berbatu atau batu berpasir yang memenuhi semua ketentuan untuk
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang
tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan bila diuji sesuai dengan
SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 (empat) hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan
SNI 03-1742-1989, atau 95% kepadatan kering maksimum sesuai SNI 031743-1989.
Timbunan pilihan untuk lapis 20 cm di bawah dasar perkerasan (subgrade) ukuran butir
maksimum tidak boleh lebih dari 7,5 cm.
(c) Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan apabila pemadatan dalam keadaan
jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, harus pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan indeks plastisitas maksimum 6%.
(d) Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan pada timbunan lereng atau pekerjaan
stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
apabila dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat
berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran
atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi
Teknis tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau
pada tekanan yang akan dipikul.
5. Persyaratan Kerja
(1) Kesiapan Kerja
(a) Paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan dimulai untuk setiap timbunan awal
yang akan dilaksanakan, Kontraktor harus:
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 79
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
(4) Perbaikan Terhadap Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 80
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
(a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan harus diperbaiki dengan menggemburkan
permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan
dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan kembali.
(b) Lapisan hamparan timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-
batas kadar airnya yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan,
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan
air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan pemadat mekanis atau
peralatan lain yang disetujui.
(c) Timbunan yang telah padat dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya
tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi ketentuan dalam spesifikasi ini.
(d) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan
dari spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat
meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar
air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
(e) Kontraktor harus melakukan perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir
atau menjadi lembek setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
3. PEKERJAAN BETON
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 82
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
1. Umum
Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan seperti yang tercantum pada spesifikasi dan
seperti pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua pekerjaan beton
dilaksanakan pada waktu ada Direksi.
Sebelum pemasangan instalasi atau alat apa saja yang dipakai untuk pemrosesan,
pengerjaan, pengangkutan, penyimpanan dan penentuan, material beton, pencampuran
dan pengangkutan serta penempatan beton dan mortar, Kontraktor harus menyerahkan
metode pelaksanaan, flow chart, gambar dan penjelasan tertulis agar ada perencanaan
yang baik dalam memproduksi dan menempatkan beton dan mortar yang terkait
dengan
pekerjaan dalam spesifikasi ini, dimana harus disetujui Direksi.
Material, peralatan berat, peralatan bantu dan prosedur pelaksanaannya yang telah
disetujui tidak boleh diubah, tanpa persetujuan Direksi.
Kontraktor tidak berhak memperoleh biaya tambahan melebihi harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan untuk beton karena
terbatasnya
batching, mixing, pengangkutan dan penempatan beton yang diperlukan seperti yang
disyaratkan pada spesifikasi.
2. Ketentuan Teknis
(1) Semua pekerjaan konstruksi beton harus dibuat menurut gambar rencana atau sesuai
petunjuk Direksi.
(2) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan Kontraktor harus
mengajukan rencana kerja kepada Direksi yang meliputi peralatan yang digunakan
untuk proses, penanganan pengangkutan pencampuran dari spesi beton, metode yang
digunakan, jumlah tenaga kerja serta gambar pelaksanaan, guna mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
(3) Bila Kontraktor menggunakan spesi dari hasil “ready mixed concrete” yang sudah
jadi, maka Kontraktor selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum
pelaksanaan dimulai memberitahukan secara tertulis kepada Direksi tentang nama
pabrik, lokasi, kapasitas, reputasi dari produksinya dan lain-lain sesuai yang
dibutuhkan oleh Direksi. Tanpa persetujuan tertulis, Kontraktor tidak diperbolehkan
mendapatkan/menggunakan spesi dari “ready mixed concrete”.
3. Persyaratan Bahan
3.1. Semen
(1) Semen yang digunakan dalam pekerjaan beton harus semen buatan dalam negeri
dengan kualitas sama dengan Portland Cement (PC) atau sesuai standard Nasional
Indonesia SNI dan atau SII 0013.
(2) Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi kapan dan di mana semen itu
dihasilkan, dan Direksi senantiasa berhak memeriksa bahan tersebut. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan kepada Direksi dalam proses pemeriksanaan ini.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 83
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
(3) Semen harus disimpan dalam ruangan yang bebas dari gangguan cuaca/hujan dengan
menyusun setinggi minimum 30 cm di atas tanah dengan maximum tumpukan/susunan
13 sak.
(4) Setelah dari 90 hari sejak tanggal pengiriman ke lapangan, semen harus dibuang/tidak
boleh digunakan.
(4) Agregat harus didapat dari sumber yang disetujui oleh Proyek dan Kontraktor harus
memperoleh ijin dan membayar kewajiban karena pengambilan bahan tersebut.
(5) Agregat harus ditimbun dengan cara sedemikian sehingga terhindar dari tercampurnya
dengan bahan lain dan pemisahan gradasi.
3.4. Air
Air yang dipakai untuk campuran beton harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan
organik, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak. Bila diperlukan
oleh
Direksi, Kontraktor harus menunjukan sumber air yang digunakan serta tes terhadap
mutu/kualitas air, semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor untuk keperluan
pengadaan pengetesan mutu air harus sudah dimasukan dalam harga penawaran
volume batu tiap meter kubiknya.
(4) Tidak diperkenankan mengaduk dalam jumlah yang lebih dengan menambah air agar
kekentalan bisa bertahan lama.
(5) Dalam membuat campuran beton diperbolehkan menggunakan Truck Mixer dan harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Truck Mixer harus bertipe “Revolving Drum”,
rapat air dan harus dilengkapi dengan peralatan yang teliti untuk mengukur jumlah air.
(6) Truck Mixer dan pengaduk harus dioperasikan dalam batas-batas kapasitas dan
kecepatan perputaran yang telah ditetapkan oleh pabrik alat tersebut. Pada waktu
menggunakan “Concrete-Mixer” maka pengisian bahan beton yang akan diaduk harus
sedemikian sehingga pada saat dituangkan kedalam acuan maupun pada waktu
pengambilan contoh (sampling) tidak terjadi pemisahan (segregasi).
(7) Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan bahan yang cukup dan memadai selama
proses pengadukan.
(8) Pengangkutan, pengadukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang ditentukan Direksi, dan dijamin tidak ada pemisahan
bahan-bahan adukan.
(9) Pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang telah dicor dengan yang akan dicor.
Pengangkutan adukan beton dengan peralatan sperti, agitator, truck belt conveyor,
talang miring hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari Direksi.
(10) Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1-2 jam setelah pengadukan dengan
air dimulai. Apabila diperlukan jangka waktu lebih lama lagi oleh karena proses
pengangkutan harus ditambahkan bahan penghambat pengikatan sesuai petunjuk
Direksi.
4. Persyaratan Pelaksanaan
4.1. Pengecoran Beton
Pengecoran beton tidak dapat dimulai sebelum cetakan beton/acuan, tulangan dan bagian-
bagian yang harus tertanam terpasang dengan komplit dan telah diperiksa dan disetujui
oleh Direksi. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor tidak dibenarkan
melakukan pengecoran dalam genangan air dan dalam aliran air atau dalam kondisi
meakukan pengecoran dalam genangan air dan dalam aliran air atau dalam kondisi
hujan. Bilamana diperlukan oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan satu set atau
lebih alat komunikasi antara tempat-tempat pengadukan dan tempat pengecoran
beton. Tidak ada pembayaran khusus untuk pengadaan, pemeliharaan alat komunikasi
tersebut diatas.
4.1.2. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32ºC dan tidak boleh kurang dari
4,5° C seperti yag ditetapkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus mengambil
langkah-langkah pendinginan misal dengan mendinginkan agregat/menyiram air.
Bila perawatan ini yang dipakai oleh pabrik pembuat beton pracetak maka Kontraktor
harus memberitahukan kepada Direksi, yang meliputi proses perawatan, peralatan dan
bahan yang digunakan untuk mendapat persetujuannya.
cuaca dan suhu dari berbagai macam pembetonan serta hasil test benda-benda uji
sebagai laporan bulanan kepada Proyek.
2. Waktu Pengadukan
a. Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran beton adalah paling
sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3 beton dihitung dari saat sesudah semua bahan kecuali
air, dimasukkan ke dalam molen.
b. Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin lebih besar dari l m3.
Contoh : untuk 2 m3, waktu pengadukan adalah : 1 1/2 menit + 1 menit = 2 1/2 menit
dan seterusnya. Kekentalan Adukan Beton
c. Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T15-1990-03).
d. Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
e. Untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air yang
digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan cuaca atau kelembapan
bahan - bahan adukan.
3. Pengecoran Beton
Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk.
Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan
dari tempat pekerjaan.
Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh dijatuhkan tinggi jatuh lebih dari 1,5
m. Bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari 1,5 m maka kerikil akan terpisah dari
adukan dan akan membentuk sarang - sarang kerikil yang berongga.
Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat menggunakan saluran vertikal dan/ atau
corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap homogen.
Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicorkan, tidak
boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah datar.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 90
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis harus
mempunyai tinggi yang merat/seragam dan tidak melebihi 100 cm, harus dihindarkan
terjadinya lapisan, yang tingginya tidak seragam dan berbentuk miring. Pengecoran
lapisan yang berikutnya harus dilakukan pada waktu lapisan sebelumnya masih lunak.
Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan beton harus seijin Direksi.
Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah –langkah pengamanan agar
adukan beton tidak terlalu cepat mengering, misalnya dengan cara melindunginya dari
panas matahari secara langsung
adalah besi beton dengan tegangan leleh 3.900 kg/cm2 dan tertera di dalam gambar
dengan kode (U.39).
(2) Besi beton yang tersebut di atas haruslah memenuhi syarat PBI-1971-NI2.
Kontraktor harus bisa membuktikan dan melaporkan kepada Direksi Proyek bahwa
besi beton yang dipakai termasuk jenis mutu baja yang direncanakan. Jika nanti
terdapat kesalahan/kekeliruan mengenai jenis besi beton yang dipergunakan, maka
Kontraktor harus bertanggung jawab atas segalanya dan mengganti semua tulangan
baik yang sudah terpasang maupun yang belum.
(3) Laporan mengenai jenis besi beton harus dibuat secara tertulis dan dilampirkan juga
keterangan dari pabrik besi beton dimana tulangan tersebtu diproduksi, yang
menyebutkan bahan besi beton tersebut termasuk tulangan yang bermutu sesuai
dengan yang direncanakan, yang dilengkapi dengan hasil-hasil percobaan
laboratorium.
6. BEGESTING
Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, batas-
batas seperti yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi.
A. Bahan
(1) Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk bekisting baru bisa dipergunakan jika
sudah mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.
(2) Didalam pekerjaan bekisting terdapat 2 (dua) tipe yang diminta yaitu untuk tampilan
normal (normal exposed) dan untuk tampilan halus (smooth exposed). Bahan dari
peruntukan kedua tipe tersebut berbeda, untuk tampilan normal digunakan multiplex
plywood 8 mm dengan dilapisi minyak bekisting dan untuk tampilan halus
menggunakan bahan teknolith 10 mm dilapisi minyak bekisting.
(3) Semua bahan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas
dari mata kayu yang lepas, celah kotoran yang melekat dan sejenis lainnya, bila
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 93
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
bekisting yang sama akan digunakan lagi, harus menghasilkan permukaan yang serupa
dan dengan persetujuan Direksi Proyek.
(4) Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari bahan yang kuat. Bambu tidak
diperbolehkan dipakai untuk tiang-tiang penyangga sekur dan klem, tetapi harus
menggunakan kayu sekurang-kurangnya se-kualitas dengan kayu dolken.
(5) Untuk bahan-bahan yang kurang/tidak memenuhi syarat, tidak boleh dipakai dan
harus dipindahkan dari lokasi pekerjaan.
B. Pembuatan Bekisting
Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku dan tidak berpindahan tempat atau
melendut. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh ada lekukan/lubang-
lubang.
C.Tiang penyangga
Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan tempat,
kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari tiang-tiang
penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga konstruksi
bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dari beban-beban
lain yang berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu Kontraktor membuat
perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut.
(1) Khusus untuk bekisting kolom, balok-balok tinggi dan dinding pada tepi bawahnya
harus dibuat bukaan pada dua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin
terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut.
(2) Penanaman pipa dan lain-lain serta perlengkapan lain untuk membuat lubang,
jaringan pipa dan lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting, kecuali bilamana
diperintahkan lain oleh Direksi Proyek.
(3) Untuk mempermudah pembongkaran bekisting, dapat digunakan pelapis bekisting
dengan persetujuan Direksi Proyek.
(4) Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton,
akan diperiksa oleh Direksi Proyek, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting
disetujui oleh Direksi Proyek. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya, Kontraktor harus
memberitahukan Direksi Proyek bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.
(5) Bekisting harus dibongkar tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton.
Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati. Bekisting tidak boleh dibongkar
sebelum beton mencapai suatu kekuatan kubus sekurang-kurangnya cukup untuk
memikul 2 kali beban sendiri. Kontraktor harus memberitahu Direksi Proyek bilamana
bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan
persetujuan Direksi itu tidak berarti Rekanan lepas dari tanggung jawabnya. Bilamana
akibat pembongkaran cetakan, pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja beban-
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 94
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
7. REKONDISI JALAN
A. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
pembasahan dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah
diterima sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam Gambar, dan memelihara lapis
fondasi agregrat atau lapis drainase yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan.
Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan,
pencampuran dan kegiatan lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang
memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.
Pekerjaan ini termasuk penambahan lebar perkerasan eksisting sampai lebar jalur lalu
lintas yang diperlukan dan juga pekerjaan bahu jalan. Pekerjaan harus mencakup
penggalian dan pembuangan bahan yang ada, penyiapan tanah dasar, dan
penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi yang ditunjukkan
dalam Gambar.
a) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan berikut dibawah ini
paling sedikit 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunaan setiap bahan
untuk pertama kalinya sebagai Lapis Fondasi Agregat atau Lapis Drainase:
i) Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan oleh Pengawas Pekerjaan
sebagai rujukan selama waktu untuk Penyelesaian.
ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk Lapis
Fondasi Agregat atau Lapis Drainase, bersama dengan hasil pengujian laboratorium
yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang ditentukan dalam sub bab 2.17.1.2.5.
terpenuhi
b) Penyedia Jasa harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis kepada
Pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan dan sebelum
persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan Iain di atas Lapis Fondasi Agregat
atau Lapis Drainase:
i) Hasil pengujian kepadatan dan kadar air pada Lapis Fondasi Agregat seperti yang
disyaratkan dalam sub bab 2.17,1.3.4.
ii) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survei pemeriksaan yang
menyatakan bahwa toleransi yang disyaratkan dalam sub bab 2.17.1.1.2. dipenuhi.
2.10.1.2. Bahan
1) Sumber Bahan
Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pernah diidentifikasikan
serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi bagi Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa tetap harus bertanggungjawab untuk mengidentifikasi dan memeriksa
ulang apakah bahan tersebut cocok untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2) Fraksi Agregat Kasar
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahan
batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan dalam Tabel 2.17.1.2.2). Bahan
yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
3) Fraksi Agregat Halus
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 97
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm hams terdili dari partikel pasir alami atau batu
pecah halus dan partikel halus lainnya yang memenuhi persyaratan dalam Tabel
2.17.1.2.2).
4) Sifat-sifat Bahan Yang Disyaratkan
Seluruh Lapis Fondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung
atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi
ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah.
air dalam rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus tersebar secara
merata.
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu kegiatan dengan takaran yang merata agar
menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana
akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan
sama tebalnya.
c) Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dihampar dan dibentuk dengan salah
satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat
kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti
dengan bahan ang bergradasi baik
d) Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan peralatan
khusus yang disetujui Oleh Pengawas Pekerjaan
3) Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan
menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui Oleh
Pengawas Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering
maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan Oleh SNI 1743:2008,
metode D untuk Lapis Fondasi Agregat. Pemadatan Lapis Drainase dengan mesin gilas
berpenggetar (vibratoły roller) sekitar 10 ton harus dilaksanakan sampai seluruh
permukaan telah mengalami penggilasan sebanyak enam lintasan dengan penggetar
yang diaktifkan atau sebagaimana diperintahkan Oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet
digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap
mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis Fondasi Agregat.
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, di mana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi
(modified) yang ditentukan oleh SNI 1743 :2008, metode D.
d) Kegiatan penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
ber”superelevasi", penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Kegiatan penggilasan harus
dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut
terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas
harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui
4) Pengujian
a) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal
harus sepertl yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, namun harus mencakup seluruh
jenis pengujian yang disyaratkan minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 99
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewaklli rentang mutu bahan yang mungkin
terdapat pada sumber bahan tersebut.
b) Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Fondasi Agregat yang diusulkan, seluruh jenis
pengujian bahan harus diulangi lagi, bila menurut pendapat Pengawas Pekerjaan,
terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya, termasuk perubahan sumber
bahan
c) Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk
mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian
lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan tetapi untuk
setiap 1.000 meter kubik bahan yang diproduksi untuk pembangunan jalan atau
penambahan lajur dan 500 meter kubik bahan untuk pelebaran menuju lebar standar,
paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian gradasi partikel
untuk Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase, dan khususnya Lapis Fondasi
Agregat tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks plastisitas dan satu (l) penentuan
kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 1743:2008, metode D. Pengujian
CBR untuk Lapis Fondasi Agregat harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
d) Kepadatan dan kadar air bahan Lapis Fondasi Agregat yang dipadatkan harus secara
rutin diperiksaș mengunakan SNI 2828:2011 dan/atau Light Weight Deflectometer
(LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi
hubungan lendutan dengan kepadatan, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang
ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang seling lebih dari 100
m per lajur untuk pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 50 m untuk pelebaran
menuju lebar standar.
c) Tebal pennukaan akhir dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendekati elevasi
rancangan dan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari elevasi rancangan pada titik
manapun
d) Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan sejajar
dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak boleh
melampaui 1 cm tiap 3 meter
e) Penyedia Jasa harus menyadari bahwa elevasi akhir permukaan Lapis Fondasi Atas
Bersemen yang tidak baik akan mengakibatkan bertambahnya kuantitas campuran
aspal yang akan digunakan agar memenuhi toleransi kerataan lapis permukaan
campuran aspal, kuantitas campuran aspal tambahan ini tidak boleh diukur untuk
pembayaran. Permukaan akhir Lapis Fondasi Atas Bersemen yang rata, tentu saja akan
memberikan solusi ekonomis terbaik bagi Penyedia Jasa dan juga menghasilkan jalan
yang terbaik.
3) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI ASTM C136:2012 : Metode uji untuk analisis sanngan agregat halus dan agregat
kasar (ASTM C136-06, IDT)
SNI 0302:2014 : Semen portland pozolan
SNI 1743:2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah.
SNI 1966:2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah.
SNI 19672008 : Cara uji penentuan batas cair tanah.
SNI 1974:2011 : Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.
SNI 2049:2015 : Semen Portland
SNI 2417:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles.
SNI 2828:2011 : Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir.
SNI 68892014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/ D75M-09,
IDT).
SNI 7064:2014 : Semen Portland Komposit
SNI 7619 : 2012: Metode Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada Agregat Kasar
Pd 03-2016-B : Metoda uji lendutan menggunakan Light Weight Deflectometer (LWD)
4) Persetujuan
Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan terhadap:
a) Hasil percobaan laboratorium dari agregat, termasuk sifat-sifat dan kualitas
disesuaikan dengan Spesifikasi yang ada terlebih dahulu sebelum melaksanakan
pekerjaan Contoh-contoh harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan dan akan disimpan
sebagai referensi selama pelaksanaan konstruksi. Penyedia Jasa harus menyediakan
tempat penyimpanan yang tahan terhadap air dan dapat di kunci di lapangan untuk
menyimpan contoh sesuai dengan instruksi Pengawas Pekerjaan
b) Data Survai
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 101
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, semua data elevasi hasil survai lapangan
harus diserahkan untuk ditandatangani oleh Pengawas Pekerjaan, dan juga semua
gambar potongan melintang ang disyaratkan.
c) Percobaan (Test) dan Kendali Mutu (Quality Control)
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua percobaan (test) dan kontrol
kualitas (quality control) dari Lapis Fondasi Agregat Semen serta menyerahkan semua
hasil percobaan kepada Pengawas Pekerjaan.
5) Cuaca yang Diizinkan Untuk Bekerja
Lapis Fondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau
ketika kondisi lapangan sedang basah/becek.
6) Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat Semen yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Atas instruksi Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperbaiki Lapis Fondasi
Agregat Semen yang tidak memenuhi ketentuan sebagai diatur dalam spesifikasi
maupun gambar konstruksi termasuk antara lain
a) Berkaitan dengan ketebalan lapisan, kekuatan, kepadatan dan komposisi campuran.
b) Tata cara perbaikan
c) Apabila terjadi kegagalan Penyedia Jasa dalam memenuhi ketentuan kualitas dan
dimensi, maka Penyedia Jasa harus mengkompensasikannya dengan penambahan tebal
lapisan diatasnya (Asphalt Concrete-Base, Binder Course atau Wearing Course).
d) Apabila karena kualitas atau ketebalan Lapis Fondasi Agregat Semen tidak
dimungkinkan keberadaannya sebagai lapisan konstruksi, maka Penyedia Jasa harus
melakukan pembongkaran dan penggantiannya.
7) Rencana Kerja dan Pengaturan Lalulintas
a) Sebaiknya, 7 hari setelah penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen penghamparan
lapis penutup atas (Asphalt Concrete-Base, Binder Course, Wearing Course) harus
dilaksanakan.
b) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa di lokasi pekerjaan, tidak ada lalu lintas
diizinkan lewat di atas Lapis Fondasi Agregat Semen, minimum 4 hari sesudah
pemadatan terakhir dan mengalihkan lalu lintas dan membuat jalan alternatif.
Bahan
1) Semen Portland
a) Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan SNI
15-2049-2004. atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI
0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Pengawas Pekerjaan mempunyai hak melaksanakan percobaan material Semen untuk
menjamin bahwa cara pengangkutan dan tempat penyimpanan tidak dapat mentsak
Semen.
c) Semua semen harus disimpan terlebih dahulu di tempat penyimpanan dengan cara
yang tepat/cocok.
2) Air
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 102
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan seperti minyyak, garam, asam, basa, gula atau organic. Air harus diuji
sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul
keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian kuat
tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air murni hasil sulingan, Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat
tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari mempunyai kuat tekan
minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang
sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
3) Agregat
Syarat-syarat agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A mengikuti
ketentuan pada Tabel 2.17.2.1 dan Tabel 2.17.2.2 untuk Lapis Fondasi Agregat Kelas
A, sedangkan agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B hanıs sesuai
dengan persyaratan pada Tabel 2.17.2.1 dan Tabel 2.17.2.2 untuk Lapis Fondasi
Agregat Kelas B.
Catatan:
a) Pemadatan sebanyak 145 tumbukan masing-masing lapisan berdasarkan perhitungan
perbandingan antara volume silinder (diamater 15 cm dan tinggi 30 cm) dengan
volume tabung alat pemadatan (proctor) (diamater 152 mm dan tinggi 116 mm)
dikalikan 56 tumbukan.
b) Perkiraan penggunaan kadar semen untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A
(CTB) adalah 3 – 5% dan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) adalah 4 - 6
%. Kadar semen yang diperlukan hanıs ditentukan berdasarkan hasil rancangan
campuran kerja.
c) Selama proses penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen, percobaan silinder
minimum 4 benda uji harus dilakukan.
Persyaratan kuat tekan dari Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (CTB) dan Kelas B
(CTSB) dalam umur 7 hari masing-masing 45 - 55 kg/cm2 dan 35 - 45 kg/cm2
Percobaan Lapangan
a) Desain campuran harus dicoba di lapangan dengan luas pekerjaan Lapis Fondasi
Agregat Semen sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan pekerjaan, kecuali jika terdapat
keterbatasan lokasi atau sebab lainnya maka atas izin Pengawas Pekerjaan dapat
dilakukan penghamparan percobaan di dalam lokasi kegiatan pekerjaan Percobaan
tambahan dapat diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, bilamana percobaan pertama
dinilai tidak memenuhi ketentuan
b) Luas percobaan dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.
c) Selama pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi penghamparan, pemadatan, dan
perawatan akan diawasi oleh Pengawas Pekerjaan untuk memperoleh hasil yang
memuaskan.
d) Berdasarkan hasil percobaan lapangan sesudah 7 hari Pengawas Pekerjaan dapat
menyetujui Penyedia Jasa untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan
Penyedia Jasa untuk membuat beberapa variasi percobaan yang lain. Bilamana
Pengawas Pekerjaan menerima penghamparan percobaan ini sebagai bagian dari
pekerjaan, maka penghamparan percobaan yang memenuhi semua ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini akan diukur dan dibayar sebagai bagian dari
pekerjaan tidak ada pembayaran untuk penghamparan percobaan yang dilaksanakan di
luar kegiatan pekerjaan
Air akan ditambahkan selama proses pencampuran dengan alat pengendali tekanan
pada distributor pemasok yang terletak di dalam ruang pencampuran. Kadar air harus
didistribusi secara merata terhadap seluruh campuran dan harus berada dalam rentang
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan untuk meyakinkan bahwa seluruh pemadatan
dapat dilakukan.
Alat pencampur harus dijalankan sedemikian hingga tebal Lapis Fondasi Agregat
Semen Kelas A (CTB) atau Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) dapat
memenuhi seluruh tebal rancangan. Pencampuran harus dilakukan dengan alat
pencampur yang bemenggerak sendiri atau reclaimer mixer dengan lebar pencampuran
tidak kurang dari 1,8 m dan kedalaman pencampuran paling sedikit 30 cm.
Pencampuran dengan peralatan lain termasuk motor grader, alat pembentuk, pembajak
berputar dan jenis peralatan pertanian lainnya tidak diperkenankan. Dua lintasan alat
pencampur hants diberikan untuk memperoleh campuran semen yang rata pada seluruh
ketebalan perkerasan. Pencampuran harus dilakukan pada lajur kerja darl Sisi
perkerasan yang lebih rendah menuju Sisi yang lebih tinggi, dengan tumpang tindih
yang cukup untuk memastikan keseragaman dan tanpa material yang tak tercampur
pada lajur yang yang terkait. Lapisan yang dicampur ini harus 0,5 m lebih lebar dari
perkerasan aspal pada setiap Sisi perkerasan.
a) Permukaan Tanah Dasar, jika ada, harus sesuai dengan elevasi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar.
b) Lapisan Fondasi Bawah, jika ada, harus sesuai dengan Spesifikasi Seksi 2.17
termasuk, ketebalan, ukuran, elevasi, seperti ditunjukkan dalam Gambar.
c) Permukaan Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Bawah harus bersih dan rata.
2) Penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen
Lapis Fondasi Agregat Semen harus dihampar dan ditempatkan di atas permukaan
yang telah disiapkan, dengan metode mekanis, menggunakan alat high density screed
paver dengan dual tamping rammer sesuai Instruksi Pengawas Pekerjaan, untuk
mendapatkan kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukaan
3) Pemadatan
a) Pemadatan Lapis Fondasi Agregat Semen harus telah dimulai dilaksanakan paling
lambat 30 menit untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk semen jenis
PPC semenjak pencampuran material dengan air.
b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih dari 30
menit untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk Semen jenis PPC.
c) Kepadatan Lapis Fondasi Agregat Semen setelah pemadatan harus mencapai
kepadatan kering lebih dari 98% kepadatan kering maksimum sebagaimana yang
ditentukan pada SNI 1743:2008 Metode D
(d) Kadar air pada waktu pemadatan haruslah pada kadar air dari bahan berada dalam
rentang 1% dikadar air optimum sampai 2% di atas kadar air optimum.
(e) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 60 menit semenjak semen dicampur
dengan airuntuk PC Tipe I atau waktu ang lebih panjang untuk semen jenis PPC sesuai
dengan hasil pengujian waktu ikat awal menurut SNI 03-6827-2002.
(f) Untuk lapisan yang lebih dalam dari 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian untuk
masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm. Upaya
pemadatan harus disesuaikan untuk mencapai pemadatan seluruh tebal yang
memuaskan
(g) Pemadatan harus dilakukan dengan pemadat kaki kambing bervibrasi dengan berat
statis minimum sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, dan lebih
disukai yang mempunyai tonjolan paling sedikit 12,5 cm
Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Pengawas Pekerjaan bila permukaan
telah cukup kering harus ditutup minimum selama 4 hari dengan menggunakan:
a) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran
b) Penyemprotan dengan Aspal Emulsi CSS-I dengan batasan pemakaian antara 0,35 -
0,50 liter per meter persegi.
c) Metode lain yang bertujuan melindungi Lapis Fondasi Agregat Semen adalah dengan
karung goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing).
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan laboratorium lapangan dan semua peralatan yang
diperlukan untuk melakukan pengujian terhadap hasil pemadatan. Prosedur pengujian
dan frekuensi rancangan campuran dan pengedalian mutu dan termasuk penambahan,
bentuk, kadar air, toleransi permukaan dan yang lain harus sudah tercakup dalam
Rencana Pengendalian Mutu dari Penyedia Jasa.
2) Kadar Penghamparan
Kadar penghamparan semen harus diperiksa paling sedikit 2 kali per hari, atau
diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
3) Kepadatan
Kepadatan campuran harus diperiksa dengan pengujian paling sedikit 2 lokasi per hari
sesuai dengan SNI 28282011 dan/atau Light Weight Deflectometer (LWD) yang diuji
sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi hubungan lendutan
dengan kepadatan, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan Pengujian kerucut
pasir untuk lapisan yang lebih dalam dari 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian
untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.
4) Penguiian Kekuatan
Pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS) dan kadar air harus dilakukan
paling sediki 2 kali per hari. Tidak ada pembayaran terpisah untuk semua pengujian
ini.
(a) Tebal dari AC (Laston) yang dihampar harus diamati dengan benda uji “inti” (cores)
perkerasan yang diambil oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.
Selang antara dan lokasi pengambilan benda uji harus sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, tetapi paling sedikit dua buah diambil arah
melintang dari masing-masing setengah lebar penampang yang diselidiki dan selang
antara potongan melintang ke arah memanjang yang diselidiki tidak boleh lebih dari
200 m, dan harus sedemikian rupa sehingga jumlah total benda uji yang diambil pada
setiap segmen yang diukur untuk pembayaran tidak boleh kurang dari batas-batas yang
diberikan.
(b) Tebal AC (Laston) kecuali untuk lapisan perata, yang sesungguhnya dipasang di
setiap bagian dari pekerjaan didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari benda-benda uji
inti yang diambil dari bagian tersebut.
(c) Tebal AC (Laston) yang sesungguhnya dipasang, sebagaimana ditetapkan dalam Sub-
bab 2.17.3.1 (3)(b) diatas, harus sama atau lebih besar dari tebal rancangan nominal
pada Tabel 2.17.3 (2) untuk lapis permukaan atau lapis antara, dan untuk lapisan perata
atau lapis pondasi harus sama dengan atau lebih besar dari tebal yang ditentukan dalam
Gambar Rencana dari Dokumen Kontrak. Dalam beberapa hal, Direksi Teknik atas
dasar kerataan perkerasan atau ukuran maksimum atau data rancangan yang lain boleh
menyetujui atau menerima tebal rata-rata yang kurang dari tebal rancangan nominal,
asalkan AC (Laston) yang dipasang pada ketebalan tersebut baik dalam segala hal
lainnya, meskipun begitu, sama sekali tidak ada bagian dari AC (Laston) yang
dipadatkan yang kekurangan ketebalannya melebihi 5 mm dari ketebalan nominal
rancangannya.
(d) Untuk semua campuran AC (Laston), baik yang dibayarkan menurut luas maupun
berat sesungguhnya dari material yang dihamparkan, berat campuran AC (Laston)
yang benar-benar dipakai harus dipantau oleh Kontraktor dengan menimbang setiap
muatan truk pengangkut material yang meninggalkan pusat pencampur. Dalam hal
bagian yang manapun yang sedang diukur untuk menentukan pembayarannya, berat
material yang benar-benar dihamparkan yang dihitung dari timbangan muatan truk
adalah kurang dari ataupun lebih dari lebih besar 5 % dari berat yang dihitung dari
ketebalan dan rata-rata kepadatan contoh lapisan (cores), Direksi Teknik harus
mengambil tindakan untuk menyelidikinya agar bisa memastikan sebab terjadinya
selisih berat tersebut sebelum menyetujui pembayaran material yang telah
dihamparkan itu.
(4) Lapisan Perata
Dalam hal campuran AC (Laston) digunakan sebagai Lapisan Perata, semua
persyaratan dari Seksi ini harus berlaku, kecuali:
(a) Material harus disebut ACL (Laston Levelling)
(b) Ukuran butir maksimum yang lebih kecil dapat digunakan
Campuran AC (Laston) hanya bisa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak
akan hujan turun atau sedang hujan dan bila dasar jalan yang sudah disiapkan dalam
kondisi yang memuaskan.
(2) Perbaikan dari Pekerjaan AC (Laston) yang tidak Memuaskan
Lokasi-lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang dipersyaratkan atau
angka-angka yang disetujui dan juga lokasi-lokasi yang tidak memuaskan dalam hal
lainya tidak akan dibayar sampai diperbaiki oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik. Perbaikan dapat meliputi pembongkaran dan penggantian,
penambahan lapisan AC (Laston) dan atau tindakan lain yang dianggap perlu oleh
Direksi Teknik. Bila perbaikan telah diperintahkan, maka jumlah volume yang diukur
untuk pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya
dapat diterima. Tidak ada pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan
atau volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan.
(3) Pengembalian Bentuk Perkerasan setelah Pengujian
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti atau lainnya, harus
segera ditutup kembali dengan material campuran AC (Laston) oleh Kontraktor dan
dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang
diperkenankan yang dipersyaratkan dalam Seksi ini.
Material
(1) Agregat – Umum
(a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa
agar campuran AC (Laston) yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumus campuran
kerja akan memiliki kekuatan sisa yang tidak kurang dari 75 % bila diuji untuk
hilangnya kohesi akibat pengaruh air sesuai dengan Pd M-06-1997-03 dan SNI-06-
2489-1991.
(b) Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Teknik.
Material harus ditimbun sesuai dengan persyaratan pada Seksi 1.10 – Material dan
Penyimpanan.
(c) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus sudah menimbun paling sedikit 40 %
dari jumlah agregat pecah yang dibutuhkan untuk campuran AC (Laston) dan
selanjutnya timbunan persediaan harus dipertahankan paling sedikit 40% dari sisa
kebutuhanya.
(d) Tiap-tiap agregat harus diangkut ke pusat pencampuran lewat cold bin yang terpisah.
Pencampuran terlebih dahulu agregat dari jenis atau sumber agregat yang berbeda,
tidak diperbolehkan.
Agregat kasar yang digunakan untuk campuran dapat diterima oleh Direksi Teknik
hanya bila bahan tersebut diperagakan dengan pengujian laboratorium dan semua
ketentuan sifat campuran dalam Tabel dapat dipenuhi.
Dalam keadaan apapun, agregat kasar yang kotor dan berdebu dan mengandung
partikel halus lolos ayakan no. 200 lebih besar dari 1 %, tidak boleh digunakan.
Bahan-bahan seperti ini biasanya dapat memenuhi persyaratan bila dilakukan
pencucian dengan alat pencuci yang memadai.
(b) Agregat kasar harus terdiri dari material yang bersih, keras, awet yang bebas dari
kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki dan harus memiliki persentase keausan
yang tidak lebih dari 40 % pada 500 putaran seperti yang ditetapkan oleh PB. 0206-76.
Bila diuji sebanyak 5 putaran dengan pengujian keausan dengan sodium sulfat menurut
SNI-03-3407-1994, kehilangan berat pada agregat kasar tidak lebih besar dari 12%.
(c) Bila diuji dengan pengujian-pengujian penyelaputan dan pengelupasan (Coating and
Stripping Tests), SNI-03-2439-1991, agregat tersebut harus memiliki luas yang
terselaput tidak kurang dari 95 %.
(d) Agregat kasar harus mempunyai angularitas sebagaimana disyaratkan dalam tabel
dibawah ini. Angularitas agregat kasar diartikan sebagai butir agregat yang lebih besar
dari 4,76 mm (No.4) dan mempunyai paling sedikit satu bidang pecah, yang
dinyatakan dalam satuan persen berat
(b) Harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan
basah harus mengandung bahan yang lolos saringan 75 mikron tidak kurang dari 75 %
beratnya.
(c) Penggunaan kapur tohor sebagai bahan pengisi dapat memperbaiki daya tahan
campuran AC (Laston), membantu penyelaputan dari partikel agregat dan membantu
mencegah pengelupasan. Akan tetapi banyaknya variasi kualitas dari sumber-sumber
kapur dan kecenderungan dari kapur tersebut untuk membentuk gumpalan-gumpalan
terbukti dapat menimbulkan masalah sewaktu penakaran. Pengembangan kapur karena
hidrasi dapat menyebabkan keretakan campuran AC (Laston) apabila kadar kapur
tersebut terlalu tinggi. Apabila kapur yang dipergunakan maka proposi maksimum
yang diijinkan adalah 1 % dari berat keseluruhan campuran AC (Laston).
(5) Material Aspal
Material aspal pengikat yang dipakai harus dari jenis aspal semen AC-10 (yang
kurang lebih ekivalen dengan Aspal Pen. 80/100), atau AC-20 (yang kurang lebih
ekivalen dengan Aspal Pen. 60/70) dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagaimana tertera dalam tabel dibawah ini (Pd S-15-1996-03 dan AASHTO M 226-
78 (1996)).
Untuk mencapai kekuatan campuran AC (Laston) yang ditetapkan, disarankan
menggunakan aspal semen AC-20.
Frekuensi pengujian bahan aspal ditentukan lebih lanjut sesuai petunjuk Direksi
Teknik.
Rancangan Campuran
(1) Umum
Kontraktor bertanggung jawab atas rancangan campuran. Campuran harus memenuhi
persyaratan yang diberikan pada Tabel
(2) Rongga Terisi Aspal (VFA)
Kadar aspal dalam campuran harus sedemikian rupa sehingga mengisi 60-80 % dari
rongga pada kombinasi agregat dan bahan pengisi.
(3) Bahan-bahan Pengisi
Bahan pengisi dengan kadar tidak kurang dari 1% harus ditambahkan kedalam
campuran dan harus memenuhi ketentuan
(4) Gradasi Campuran Optimum
Gradasi dari kombinasi agregat dengan bahan pengisi harus sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan dalam Tabel
Kurva gradasi kombinasi harus sedemikian rupa sehingga bila digambarkan tidak
menunjukkan adanya penyimpangan yang tajam dan terletak dengan baik diantara
batas-batas gradasi.
Selanjutnya, bentuk kurva pada bagian bawah kurva gradasi kombinasi (bahan yang
lolos saringan 2,36 mm), harus sedemikian rupa sehingga tidak terdapat bagian yang
mempunyai persentase lolos ayakan tertentu menyimpang dari satu batas atau batas
terdekat, ke satu batas atau batas terdekat lainnya.
Dalam hal dimana kadar aspal optimum sementara sangat berbeda dari yang
diperkirakan, Direksi Teknik dapat memerintahkan penambahan jumlah pengujian.
Campuran yang dipilih dengan cara ini disebut campuran kerja sementara.
(7) Penyesuaian Sifat Campuran
Campuran kerja sementara harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa campuran
tersebut memenuhi sifat yang ditentukan. Jika campuran menyimpang dari setiap sifat
yang ditentukan, variasi gradasi, jenis agregat, kadar bahan yang mengisi atau jenis
dan kadar bahan tambahan harus diselidiki secara sistimatis hingga diperoleh suatu
campuran yang ekonomis dan memenuhi syarat.
(8) Evaluasi terhadap Batas-batas Penyimpangan Produksi
Direksi Teknik akan menyiapkan, atau akan memerintahkan kepada Kontraktor untuk
menyiapkan, benda uji tambahan untuk menilai kerentanan campuran kerja sementara
terhadap penyimpangan gradasi kombinasi dan kadar aspal yang mungkin terjadi
selama produksi campuran
Untuk keperluan ini harus disiapkan tiga benda uji tambahan untuk setiap
penyimpangan berikut terhadap campuran kerja sementara :
(a) Rancangan gradasi kombinasi agregat dan bahan pengisi ditambah penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan dan rancangan kadar aspal ditambah penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan.
(b) Rancangan gradasi kombinasi agregat dan bahan pengisi ditambah penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan dan rancangan kadar aspal dikurangi penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan.
(c) Rancangan gradasi kombinasi agregat dan bahan pengisi dikurangi penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan dan rancangan kadar aspal ditambah penyimpangan
maksimum yang diperbolehkan.
Sifat-sifat dari setiap variasi campuran ini harus memenuhi semua batas sifat yang
disyaratkan. Jika campuran kerja sementara tidak dapat memenuhi ketentuan ini, harus
diselidiki penyesuaian/modifikasi rancangan campuran selanjutnya. Campuran yang
paling memenuhi semua syarat yang ditetapkan dipilih sebagai campuran kerja.
Rumus Campuran Kerja
(1) Persetujuan
(a) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Teknik
secara tertulis suatu Rumus Campuran Kerja yang diusulkan, untuk campuran AC
(Laston) yang akan disediakan untuk Proyek. Rumus yang diajukan demikian harus
merinci ukuran partikel maksimum nominal, sumber-sumber agregat, persentase
agregat kombinasi yang lolos saringan-saringan berukuran 2,36 mm (no. 8) dan 75
mikron (no. 200), jumlah dan kadar bitumen efektif yang dinyatakan sebagai
persentase berat jumlah campuran, suatu temperatur tunggal tertentu dimana campuran
tersebut harus dikosongkan dari alat pencampur, dan suatu temperatur tunggal tertentu
dimana campuran tersebut akan dikirim ke tempat penghamparan, yang semuanya
akan berada dalam batas-batas antara yang ditetapkan dari komposisi umum dan batas-
batas temperatur.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 113
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
(b) Dalam menyetujui campuran kerja, Direksi Teknik atas dasar pertimbangannya
dapat menggunakan formula yang diserahkan, secara keseluruhan atau sebagian, atau
dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian campuran percobaan
tambahan atau untuk menyelidiki alternatif agregat-agregat lainnya.
(c) Sewaktu menyetujui Rumus Campuran Kerja, Direksi Teknik akan menunjuk
agregat tertentu, dan sumber-sumbernya yang mendasari formula campuran kerja yang
diterapkan.
(d) Campuran kerja harus ditetapkan dan kualitas campuran tersebut harus
dikendalikan, dalam bentuk rancangan fraksi untuk agregat yang berbeda-beda,
bukannya dalam bentuk proporsi takaran agregat.
(2) Menyusul Persetujuan atas Rumus Campuran Kerja oleh Direksi Teknik
Kontraktor harus menghampar percobaan paling sedikit 8 ton campuran AC (Laston)
dengan menggunakan produk, peralatan penghampar dan prosedur yang diusulkan.
Apabila percobaan tersebut gagal memenuhi persyaratan pada salah satu seginya, perlu
dibuat penyesuaian dan percobaan diulang kembali. Pekerjaan pengaspalan yang
permanen belum dapat dimulai hingga percobaan yang memuaskan telah dilaksanakan
dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3) Penerapan Formula Campuran Kerja dan Toleransi yang diijinkan
(a) Semua campuran AC (Laston) yang disediakan harus sesuai dengan Rumus
Campuran Kerja yang ditetapkan oleh Direksi Teknik, dalam batas antara toleransi-
toleransi yang ditetapkan dibawah :
Toleransi Komposisi Campuran :
Gabungan agregat yang lolos : ± 7 % berat total campuran
Saringan 9,5 mm
Gabungan agregat yang lolos : ± 5 % berat total campuran
Saringan 2,36 mm
Gabungan agregat yang lolos : ± 2 % berat total campuran
Saringan 150 mikron : ± 1,5 % berat total campuran
Gabungan agregat yang lolos Saringan 75 mikron
Kadar bahan aspal : + 0,3 % berat total campuran
Toleransi Temperatur : Bahan yang meninggalkan tempat pencampuran : ± 10º C.
Bahan-bahan yang diterima di tempat penghamparan : ± 10º C.
(b) Setiap hari Direksi Teknik harus mengambil contoh dari material dan campuran
sebagaimana digariskan dalam Paragraf 6.8.9 (3) dan 6.8.9 (4) atau contoh-contoh
tambahan yang dipandang perlu untuk pengecekan keseragaman yang diperlukan dari
campuran.
(c) Jika terjadi perubahan dalam material atau bila ada perubahan dari sumber material,
suatu formula campuran kerja yang baru harus diserahkan dan disetujui, sebelum
campuran AC (Laston) yang mengandung material baru dikirimkan. Material kerja
akan ditolak bila ternyata mempunyai pori atau sifat-sifatnya membutuhkan, untuk
menghasilkan campuran yang seimbang, kadar aspal yang lebih tinggi atau lebih kecil
dari pada batas yang dipersyaratkan.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 114
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
tertulis dari Direksi Teknik, material aspal dapat dipanaskan dahulu didalam tangki
dan kemudian temperatur dinaikkan sampai temperatur yang dipersyaratkan dengan
menggunakan alat pemanas “booster” (penguat) yang berada diantara tangki dan
pengaduk.
Kemampuan penyimpanan tangki harus 30.000 liter dan paling sedikit dua tangki
berkapasitas sama harus disediakan. Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke
sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masing-masing tangki dapat diisolasi secara
terpisah tanpa mengganggu sirkulasi aspal ke pengaduk.
(4) Pemasok untuk Mesin Pengering (Feeder for Drier)
Harus disiapkan pemasok untuk masing-masing agregat yang akan dipakai pada
pencampuran. Pemasok untuk agregat halus harus dari tipe ban (belt conveyor). Atas
persetujuan Direksi Teknik diperkenankan memakai tipe lain, hanya jika alat tersebut
dapat menyalurkan/mengangkut bahan basah pada kecepatan yang tetap tanpa
menyebabkan terjadinya penyumbatan. Seluruh pemasok (feeder) harus dikalibrasi dan
demikian pula untuk bukaan pintu dan pengatur kecepatan, untuk setiap campuran
kerja yang telah disetujui, dan harus jelas ditunjukan pada pintu-pintu dan pada panel
mesin pengendali. Sekali ditetapkan, kedudukan dari pemasok tak boleh dirubah sama
sekali tanpa persetujuan dari Direksi Teknik.
(5) Alat Pengering (Drier)
Alat pengering yang berputar dengan rancangan yang baik untuk pengeringan dan
pemanasan agregat harus disediakan. Alat pengering tersebut harus mampu
mengeringkan dan memanaskan agregat mineral sampai ke temperatur yang
disyaratkan.
(6) Ayakan
Ayakan yang mampu menyaring seluruh agregat sampai ukuran dan proporsi yang
disyaratkan dan memiliki kapasitas normal sedikit diatas kapasitas penuh dari
pencampur, harus disediakan. Alat penyaring tersebut harus memiliki efisiensi
pengoperasian yang sedemikian rupa sehingga agregat yang tertampung dalam setiap
penampung (bin) harus tidak boleh mengandung lebih dari 10 % material yang
berukuran terlampau besar atau terlampau kecil
(a) Harus disediakan suatu cara yang memuaskan, baik dengan menimbang atau
mengukur aliran, untuk memperoleh jumlah yang tepat dari material aspal didalam
campuran dalam batas toleransi yang disyaratkan untuk campuran kerja itu.
(b) Perangkat pengukur aliran untuk material aspal haruslah tipe pompa meteran aspal
yang berputar dengan sistem pemindahan secara positif, dengan susunan penyemprot,
pada pencampur, yang baik. Untuk unit pencampuran dengan takaran, harus dapat
menyediakan kualitas aspal yang direncanakan untuk setiap takaran campuran. Untuk
pusat pencampuran menerus, kecepatan operasi dari pompa harus disinkronkan dengan
aliran dari agregat kedalam pencampur dengan pengendalian penguncian otomatis, dan
perangkat ini harus dapat distel dengan mudah dan tepat. Cara untuk memeriksa
kuantitas atau kecepatan aliran dari material aspal kedalam pencampur harus
disediakan.
(9) Perlengkapan Pengukur Panas
(a) Termometer yang dilindungi yang dapat digunakan dari 100º C sampai 200º C
harus dipasang dalam saluran pemasukan aspal pada tempat yang tepat dekat katup
pengeluaran (discharge) pada unit pencampur.
(b) Unit harus juga dilengkapi dengan skala cakram tipe air raksa (mercury-actuated),
pyrometer listrik atau perlengkapan pengukur panas lainnya yang disetujui, yang
dipasang pada corong pengeluaran dari alat pengering untuk mencatat secara otomatis
atau menunjukkan temperatur dari agregat yang dipanaskan. Sebuah “thermo couple”
(pengukur listrik yang mengukur perbedaan temperatur) atau “tahanan lampu”
(resisteance bulb) harus dipasang dekat dasar penampung untuk mengukur temperatur
agregat halus sebelum memasuki pencampur.
(c) Untuk pengaturan temperatur agregat yang lebih baik, penggantian dari setiap
termometer dengan alat pencatat temperatur yang disetujui mungkin diminta oleh
Direksi Teknik, dan juga Direksi Teknik dapat meminta grafik temperatur harian untuk
disimpan sebagai arsip.
(10) Pengumpul Debu (Dust Collector)
Unit Pencampur harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu yang dibuat sedemikian
rupa untuk membuang atau mengembalikan secara merata ke elevator seluruh atau
sebagaian dari material yang dikumpulkannya, sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Teknik.
(11) Pengendalian Waktu Pencampuran
Unit Pencampur harus dilengkapi dengan cara yang positif mengontrol waktu
pencampuran dan mempertahankannya terkecuali kalau dirubah atas perintah Direksi
Teknik
(12) Timbangan dan Rumah Timbang
Timbangan dan Rumah Timbang harus disediakan untuk menimbang truk yang
bermuatan material yang siap untuk dikirim ke tempat pekerjaan. Timbangan tersebut
harus memenuhi persyaratan sebagai timbangan seperti yang diuraikan diatas.
(13) Persyaratan Keselamatan Kerja
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 117
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
(a) Tangga yang memadai serta aman untuk ke landasan (Platform) pencampur dan
tangga berpagar ke unit lainnya harus dipasang pada seluruh tempat yang diperlukan
untuk menuju pengoperasian semua alat-alat perlengkapan. Untuk mencapai bak dari
truk harus disediakan landasan atau perangkat lainnya yang sesuai untuk
memungkinkan Direksi Teknik memperoleh contoh serta data temperatur campuran.
Untuk memudahkan penanganan perlengkapan kalibrasi (peneraan) dari timbangan,
perlengkapan pengambil contoh dan lain-lain, suatu kerekan atau sistem penarik harus
disediakan untuk menaik-turunkan perlengkapan tersebut dari tanah ke platform atau
sebaliknya. Semua roda gigi, roda beralur, rantai, rantai gigi dan bagian bergerak
lainnya yang berbahaya harus selalu dipagar dan dilindungi dengan baik.
(b) Lorong yang cukup dan tidak terhalang harus selalu disediakan pada dan sekitar
tempat pemuatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari jatuhan dari
platform pencampur.
(14) Persyaratan Khusus untuk Unit Pencampuran Batch (Bacthing Plant)
(a) Kotak Penimbang atau Penampung.
Perlengkapan ini harus mencakup suatu cara untuk menimbang secara teliti, masing-
masing menampung ukuran agregat tertentu dalam kotak penimbang atau penadah,
yang digantung pada timbangan, berukuran cukup untuk menampung campuran satu
takaran penuh tanpa harus diratakan dengan tangan atau tanpa tumpah. Lengan
timbangan dan sudut (knife edge) harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mudah
terlempar keluar dari kedudukannya atau dari setelannya. Semua pinggiran-pinggiran,
ujung-ujung dan tepi-tepi dari penampung timbangan (weighing hoppers) harus bebas
dari sentuhan dengan batang- batang penahan dan tiang-tiang atau perlengkapan
lainnya yang akan mempengaruhi fungsi yang sebenarnya dari penampung. Juga harus
tersedia ruang bebas yang cukup antara penampung dan perlengkapan pendukung
untuk mencegah terkumpulnya material-material yang tak dikehendaki. Pintu
pengeluaran (discharge gate) dari kotak penimbang harus digantung sedemikian rupa
agar agregat tidak mengalami segregasi sewaktu ditumpahkan kedalam pencampur dan
harus tertutup rapat bila penampung kosong, sehingga tidak ada material yang bocor
kedalam campuran didalam pencampur sewaktu proses penimbangan untuk campuran
berikutnya.
Pencampur harus memiliki pengontrol waktu yang tepat untuk mengendalikan operasi
satu siklus (daur) pencampuran lengkap dengan penguncian gerbang kotak timbangan
setelah pengisian ke pencampuran sampai penutupan gerbang pencampur pada saat
selesainya siklus tersebut. Pengontrol waktu harus mencapai ember aspal selama
periode pencampuran kering dan basah. Periode pencampuran kering didefinisikan
sebagai selang waktu antara pembukaan gerbang kotak timbangan dan waktu
dimulainya pemberian aspal. Periode pencampuran basah didefinisikan sebagai selang
waktu antara penghantaran material aspal ke agregat dan saat pembukaan gerbang
pencampur.
Pengendalian waktu harus fleksibel dan dapat disetel untuk suatu selang waktu tidak
lebih dari 5 detik sampai dengan 3 menit untuk keseluruhan siklus. Penghitung batch
secara mekanis untuk campuran harus dipasang sebagai bagian dari peralatan pengatur
waktu dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga hanya mencatat batch campuran.
Pencampur harus dilengkapi dengan jumlah pengaduk atau pisau (blade) yang cukup
dengan pengaturan yang tepat untuk dapat menghasilkan batch campuran yang benar
dan merata. Ruang bebas dari pisau-pisau (blades) ke bagian yang tidak bergerak
maupun yang bergerak harus tidak melebihi 2 cm, kecuali dalam hal agregat memiliki
ukuran nominal maksimum lebih dari 1 inci, dalam hal ini ruang bebas harus disetel
sedemikian rupa untuk mencegah agregat kasar selama operasi pencampuran.
(15) Persyaratan Khusus untuk Unit Pencampuran Menerus (Continuous Mixing Plant)
(a) Unit Pengontrol Gradasi.
Unit harus memiliki suatu alat untuk mengatur proporsi secara teliti masing-masing
penampung dengan ukuran agregat baik dengan penimbangan atau dengan pengukuran
volume.
Bila pengontrol gradasi dengan volume, unit ini harus mempunyai sebuah pemasok
yang dipasang dibawah ruang penampung. Masing-masing penampung harus memiliki
pintu bukaan tersendiri yang dikontrol secara teliti untuk membentuk lubang guna
mengukur volume material yang keluar dari masing-masing ruang/bidang pencampur.
Lubang tersebut harus persegi, kira-kira berukuran 20 x 25 cm, dengan salah satu
dimensinya dapat disetel dengan cara mekanis yang positif dan dilengkapi dengan
pengunci. Petunjuk (indikator) harus disediakan untuk masing-masing lubang untuk
menunjukkan bukaan dalam centimeter.
(b) Kalibrasi Berat dari Pemasukan Agregat.
Unit ini harus mencakup perlengkapan untuk kalibrasi dari bukaan lubang dengan cara
pengujian penimbangan berat contoh sehingga masing-masing material yang mengalir
keluar dari penampung melalui bukaan dapat dilewatkan secara memuaskan ke kotak-
kotak penguji yang cocok, masing-masing penampung material dibatasi secara
terpisah.
Unit dapat menangani contoh uji seberat 150 kg lebih, berupa gabungan contoh-contoh
dari seluruh penampung, dan tidak kurang dari 50 kg untuk setiap contoh dari satu
penampung.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 119
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
Sebuah timbangan landasan (platform) yang tepat yang berkapasitas 15 kg atau lebih
harus disediakan.
(c) Sinkronisasi Pemasukan Agregat dan Aspal .
Suatu cara yang memuaskan harus disediakan yang mampu melaksanakan kontrol
saling mengunci antara aliran agregat dari penampung dengan aliran aspal dari
meteran atau sumber pengatur lainnya. Kontrol ini harus disertai dengan cara
penguncian mekanis atau metode positif lainnya yang memuaskan Direksi Teknik.
(a) Peralatan penghampar dan pembentuk harus dari mesin mekanis yang telah
disetujui, mempunyai mesin sendiri yang mampu menghampar dan membentuk
campuran AC (Laston) sampai sesuai dengan garis, permukaan serta penampang
melintang yang diperlukan.
(b) Mesin penghampar harus dilengkapi dengan penadah serta ulir pembagi dari tipe
yang berlawanan untuk menempatkan campuran secara merata dimuka “ secreed”
(sepatu) yang dapat disetel. Mesin ini harus dilengkapi dengan perangkat kemudi yang
cepat dan efesian dan harus dapat bergerak mundur dan maju.
(c) Mesin penghampar harus mempunyai perlengkapan mekanis seperti penyeimbang
(equalizing runners), pisau (straightedge runners), lengan perata (evener arms), atau
perlengkapan lainnya untuk mempertahankan kelurusan permukaan dan kelurusan
garis tepi perkerasan tanpa perlu menggunakan pembentuk tepi yang tepat.
(d) Mesin penghampar harus dilengkapi dengan “screed” (sepatu) atau yang dengan
tipe vibrator yang dapat digerakkan dan perangkat untuk pemanas “screed” pada
temperatur yang diperlukan untuk penghamparan campuran tanpa menggusur atau
merusak permukaan.
(e) Istilah “screed” meliputi memangkasan, penutupan, atau tindakan praktis lainnya
yang efektif untuk menghasilkan permukaan akhir dengan kerataan atau tekstur yang
dipersyaratkan, tanpa terbelah, tergeser atau beralur.
(f) Jika, selama pelaksanaan diketahui bahwa perlengkapan penghampar dan
pembentuk dalam pengoperasiannya meninggalkan bekas pada permukaan atau cacat
atau ketidak rataan permukaan lainnya yang tidak diperbaiki dengan memuaskan
dengan pelaksanaan yang dijadwalkan, maka pengunaan peralatan tersebut, harus
dihentikan dan peralatan penghampar dan pembentuk lainnya yang memuaskan harus
disediakan oleh Kontraktor.
(18) Peralatan Pemadat
(a) Setiap mesin penghampar harus disertai mesin gilas baja (steel wheel roller) dan
mesin gilas ban bertekanan. Semua mesin gilas harus mempunyai tenaga penggerak
sendiri.
(b) Mesin gilas ban bertekanan (pneumatic tired rollers) harus dari tipe yang disetujui
yang memiliki tidak kurang dari tujuh roda ban halus dengan ukuran dan konstruksi
yang sama yang mampu beroperasi pada tekanan 8,5 kg/cm2 (120 psi). Roda harus
berjarak sama satu sama lain pada kedua garis sumbu dan diatur sedemkian rupa
sehingga roda pada sumbu yang satu jatuh diantara tanda roda yang lainnya (tumpang-
tindih).
Masing-masing ban harus dipertahankan tekanannya pada tekanan operasi yang
dipersyaratkan sehingga selisih antara dua ban harus tidak melebihi 350 gram/cm2 (5
psi). Suatu alat harus disediakan untuk memeriksa dan menyetel tekanan ban di
lapangan setiap saat. Untuk setiap ukuran dan tipe ban yang digunakan, Kontraktor
harus memberikan kepada Direksi Teknik grafik atau tabel yang menunjukan
hubungan antara beban roda, tekanan ban, dan tekanan ban pada bidang penyentuh,
lebar dan luas. Masing-masing mesin gilas harus dilengkapi dengan suatu cara
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 121
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
(a) Agregat kering, yang disiapkan seperti yang dijelaskan diatas, harus digabung di
unit pengolah dalam proporsi yang akan menghasilkan fraksi agregat rancangan sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam rumusan campuran kerja. Proporsi takaran ini harus
ditentukan dari penyaringan basah pada contoh-contoh yang diambil dari penampung
panas (hot bin) segera sebelum produksi campuran dimulai dan pada selang waktu
tertentu sesudahnya, sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Teknik, untuk menjamin
mutu dari penakaran campuran. Material aspal harus ditimbang atau diukur dan
dimasukan kedalam alat pencampur dengan jumlah yang ditetapkan oleh Direksi
Teknik.
Bila digunakan alat pencampur batch, agregat harus dicampur secara menyeluruh
dalam keadaan kering, baru sesudah itu aspal dengan jumlah yang tepat ditambahkan
kedalam agregat tersebut dan keseluruhannya diaduk selama paling sedikit 45 detik,
lebih lama lagi jika diperlukan, untuk menghasilkan campuran yang merata dan
seluruh butir agregat tersebut terselaput secara merata.
Total waktu pencampuran harus ditetapkan oleh Direksi Teknik dan diatur dengan alat
pengatur waktu yang sesuai.
Untuk pencampur unit pencampur menerus waktu pencampuran yang dibutuhkan harus
juga paling sedikit 45 detik dan dapat diatur dengan menetapkan alat pengukur
minimum dalam unit pencampuran dan/atau dengan setelan unit pencampur lainnya.
(b) Sewaktu dikeluarkan dari pencampur, temperatur campuran harus pada temperatur
batas absolut seperti, yang dijelaskan pada Tabel, termasuk toleransi yang
diperbolehkan.
PENGHAMPARAN CAMPURAN
(1) Menyiapkan Permukaan yang akan Dilapisi
(a) Sesaat sebelum penghamparan campuran AC (Laston), permukaan yang ada harus
dibersihkan dari material yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu mesin,
dan dibantu dengan cara manual (dengan tangan) jika diperlukan. Lapis aspal perekat
(tack coat) atau lapis aspal resap pengikat (prime coat) harus digunakan sesuai dengan
petunjuk Direksi Teknik.
(b) Bila permukaan yang akan dilapisi yang terdapat ketidak rataan, rusak,
menunjukkan ketidak stabilan, mengandung material permukaan lama yang telah rusak
secara berlebihan atau tidak melekat dengan baik perkerasan dengan dibawahnya,
harus dibuat rata terlebih dahulu sebagaimana diperintahkan, seluruh material yang
lepas atau yang lunak harus dibuang, dan permukaannya dibersihkan dan/atau
diperbaiki dengan campuran aspal material lain yang disetujui oleh Direksi Teknik dan
kemudian dipadatkan. Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang
diperlukan untuk konstruksi pondasi agregat.
(2) Sepatu (screed) Tepi
Balok kayu atau kerangka lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan garis serta
ketinggian yang diperintahkan pada tepi-tepi dari tempat dimana campuran AC
(Laston) akan dihampar.
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 123
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
sebelumnya. Usaha penggilasan harus diutamakan pada tepi luar dari lebar yang
dihampar.
(g) Ketika menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemecah harus terlebih dulu
pindah ke jalur yang telah dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari
roda penggerak akan menggilas tepi yang belum dipadatkan. Mesin gilas harus
meneruskan sepanjang jalur ini, dengan menggeser posisinya sedikit demi sedikit
melewati sambungan dengan beberapa lintasan, sampai tercapai sambungan yang
terpadatkan dengan rapi.
(h) Kecepatan dari mesin gilas harus tidak melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 15
km/jam untuk ban angin dan kecepatan harus selalu cukup rendah sehingga tidak
mengakibatkan tergesernya campuran panas tersebut. Arah dari penggilasan harus
tidak berubah secara tiba-tiba, begitu pula arah dari penggilasan harus tidak berbalik
secara tiba-tiba yang akan menyebabkan tersorongnya campuran panas.
(i) Penggilasan harus berlangsung secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
memperoleh pemadatan yang merata sewaktu campuran masih dalam kondisi yang
dapat dikerjakan dan hingga seluruh bekas tanda gilasan dan ketidak-rataan hilang.
(j) Untuk mencegah penempelan campuran panas ke roda mesin gilas, roda-roda
tersebut harus dibasahkan secara menerus, tetapi air yang berlebihan tidak diijinkan.
(k) Peralatan berat atau mesin gilas tidak diperbolehkan berada diatas lapisan yang
baru selesai, sampai lapisan-lapisan tersebut betul-betul telah mendingin dan
mengeras.
(l) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau
perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor diatas tiap bagian perkerasan yang
sedang dikerjakan, dapat menjadi sebab pembongkaran dan penggantian dari
perkerasan yang rusak tersebut (oleh Kontraktor).
(m) Permukaan campuran setelah pemadatan harus licin dan sesuai dengan bentuk dan
ketinggian permukaan yang masih dalam batas-batas toleransi yang dipersyaratkan.
Tiap campuran yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan tanah, atau rusak
dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan campuran panas yang baru,
yang harus dipadatkan secepatnya agar sama dengan sekitarnya.
Campuran yang dipasang pada daerah seluas 1000 m2 atau lebih yang menunjukkan
kelebihan atau kekurangan material campuran, harus dibongkar dan diganti. Seluruh
tonjolan-tonjolan sambungan, lekukan, dan permukaan yang kasar (cacat) harus
diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(n) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus
memotong tepi-tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap material berlebihan harus
dipotong tegak lurus setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor diluar
daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan dari jalan.
(a) Permukaan harus diuji dengan mistar penyipat yang panjangnya 3 m, yang disediakan
oleh Kontraktor, diletakkan masing-masing secara tegak lurus dan sejajar dengan
sumbu jalan. Kontraktor harus menugaskan beberapa pegawainya untuk menggunakan
mistar tersebut dibawah petunjuk Direksi Teknik untuk memeriksa seluruh permukaan.
(b) Pengujian-pengujian untuk memeriksa apakah bentuk permukaan telah memenuhi
ketinggian yang dipersyaratkan harus dilakukan segera setelah pemadatan awal, dan
perbedaaan harus diperbaiki dengan membuang atau menambah material sebagaimana
diperlukan. Selanjutnya penggilasan harus diteruskan sebagaimana disyaratkan.
Setelah penggilasan akhir, kehalusan dari lapisan harus diperiksa kembali dan setiap
ketidak-rataan dari permukaan yang melewati batas toleransi yang disediakan diatas,
serta lokasi-lokasi yang mempunyai kerusakan tekstur, kepadatan, atau komposisi
harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(2) Persyaratan Kepadatan
(a) Kerapatan dari campuran yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam
AASHTO T 166, harus tidak kurang dari 98 % dari kerapatan benda uji yang
dipadatkan di laboratorium dari material dengan proporsi yang sama.
(b) Cara pengambilan contoh-contoh material dan pemadatan dari benda uji tersebut
dalam (a), harus masing-masing sesuai dengan AASHTO T 168 dan SNI-06-2489-
1991.
(3) Pengambilan Contoh untuk Pengendalian Mutu Campuran
(a) Contoh-contoh dibawah ini harus diambil untuk pengujian harian :
(i) Agregat dari hot bin untuk gradasi-gradasi hasil pencucian
(ii) Gabungan agregat panas untuk gradasi-gradasi hasil pencucian
(iii) Campuran aspal untuk ekstraksi Stabilitas Marshall.
(b) Sebagai tambahan bila mengganti formula campuran kerja, atau sewaktu-waktu
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, contoh tambahan untuk (i), (ii), dan
(iii) akan diambil untuk memungkinkan penentuan Bulk Specific Gravity untuk
agregat dari hot bin dan kerapatan teroritis maksimum dari campuran aspal (AASHTO
T 209-74).
F.3. Material
Material atau bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Embung Tlogoguwo Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut :
NO
Uraian Satuan
.
1 Agregat Kelas B m3
2 Air Valve 100 mm m3
3 Angker 25 mm, Panjang 50 cm kg
4 Baja Profil L. 70 x 70 x 7 mm m3
5 Baja UNP 100 x 50 x 6 x 8.5 m3
6 Batu Belah kg
7 Bend all flange 2 x 90 kg
8 Bend All Flange 45 dia 2 (50,5 mm) kg
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONTRUKSI
PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU BENDUNGAN BENDO DI KABUPATEN
PONOROGO
No. Dok : 01/KSK/RMK/10/2022 Halaman : 128
Tgl. Diterbitkan :21 Oktober 2022 Paraf :
No. Revisi :
72 Rooster 20 x 20 bh
73 Sirtu bh
74 Stub Flange 2" bh
75 Tanah Liat bh
76 Tee All Flange 24" x 6" m2
77 Tee Steel 24 x 10 x 24 unit
78 Tee Steel 24 x 10 x 24 unit
NO
Uraian Satuan
.
79 Tee Y All Flange 45 dia 4 x 2 (101 mm x 50,5 mm) unit
80 Tiang Pancang 30 cm (P
bh
= 6 m).
81 Turbin Tipe Crossflow T-14 D100 B0 50 bh
82 UPS , 220 volt, 1000 Watt bh
83 Wall pipe 2" m
84 Water Level Transmitter m
F.4. Peralatan
Daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan
Embung Tlogoguwo Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut :
Pengendalian Pemasok :
Dalam pekerjaan ini Kontraktor bekerja sama dengan pemasok atau Lavelansir
bahan. Sebelum pemasok menyuplai, semua bahan harus sesuai dengan
spesifikasi yang ada dalam dokumen kontrak. Apabila dalam memasok bahan tidak
sesuai dengan spesifikasi, maka bahan ditolak dan harus dikeluarkan dari lokasi.
Sebelum memasok bahan, harus diadakan uji mutu dan disaksikan serta disetujui
Pengawas dan Direksi.