Anda di halaman 1dari 28

PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Nama Pekerjaan


Nama Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah “Pekerjaan Perencanaan
Pengaspalan Jalan Khusus Komplek Pada Sekretariat Badan Geologi”.

1.2. Lokasi Pekerjaan


Lokasi : Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi : Jawa Barat

1.3. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Perencanana Pengaspalan Jalan Khusus
Komplek Pada Sekretariat Badan Geologi Terdiri Dari :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
A.1 Pek. Papan nama proyek

B. PEKERJAAN PEMELIHARAAN JALAN


B.1 Pek. Lapis Tambahan Agregat A Tebal AC-WC 5 cm (Hot Mix
Terhampar)

C. PEKERJAAN LAIN - LAIN


C.1 Pek. Pembersihan dan buangan sisa-sisa pekerjaan

 − 
BAB I
SYARAT UMUM, PERATURAN DAN STANDAR

1.1 SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)


Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini harus mempunyai arti
atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut:
A. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
B. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD.
C. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA.
D. Tim Suakelola Pembangunan yang selanjutnya disebut KONSULTAN PENGAWAS
adalah tim yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
E. Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Pekerjaan
Konstruksi.
F. Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia
penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).
G. Kemitraan/ Kerja Sama Operasi (KSO) adalah kerja sama usaha antar penyedia baik
penyedia nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
H. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh penyedia
kepada KONSULTAN PENGAWAS untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia.
I. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara KONSULTAN PENGAWAS dengan penyedia yang mencakup Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta
dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak.
J. Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam Kontrak.
K. Hari adalah hari kalender.
L. Direksi lapangan adalah tim pendukung yang dibentuk/ditetapkan oleh KONSULTAN
PENGAWAS, terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
M. Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh KONSULTAN
PENGAWAS untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

 − 
N. Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar kuantitas yang
telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran.
O. Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang terwujudnya
dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan;
P. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu
satuan tertentu;
Q. Metode pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis
berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar;
R. Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun
secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
S. Personil inti adalah orang yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
T. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan
utama yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, yang pelaksanaannya diserahkan
kepada penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu oleh KONSULTAN PENGAWAS.
U. Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.
V. Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang dinyatakan pada Surat
Perintah Mulai Kerja (SPPENGAWAS), yang diterbitkan oleh KONSULTAN PENGAWAS.
W. Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama pekerjaan selesai,
dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh
KONSULTAN PENGAWAS.
X. Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
Y. Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik sebagian maupun
keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia.
Z. Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia kepada KONSULTAN PENGAWAS.

 − 
1.1.1 PENERAPAN
SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak
dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang
lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam Surat Perjanjian.

1.1.2 BAHASA DAN HUKUM


a. Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia.
b. Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia.

1.1.3 LARANGAN KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME (KKN) SERTA


PENIPUAN
a. Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua anggota
Kemitraan/KSO apabila berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya (jika
ada) tidak akan melakukan tindakan yang dilarang.
b. Penyedia yang menurut penilaian KONSULTAN PENGAWAS terbukti melakukan
larangan-larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif sebagai
berikut:
• Pemutusan Kontrak;
• Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana ditetapkan
dalam SSKK.
c. Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh KONSULTAN
PENGAWAS kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi.

1.1.4 ASAL MATERIAL/BAHAN


a. Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen impor.
b. Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan diperoleh, antara lain
tempat material/bahan ditambang, tumbuh, atau diproduksi.
c. Material/bahan harus diutamakan yang manufaktur, pabrikasi, perakitan, dan
penyelesaian akhir pekerjaannya dilakukan di Indonesia (produksi dalam negeri).
d. Jika dalam material/bahan digunakan komponen berupa barang, jasa, atau
gabungan keduanya yang tidak berasal dari dalam negeri (impor) maka
penggunaan komponen impor harus sesuai dengan besaran TKDN dalam formulir
rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila diberikan preferensi harga) yang
merupakan bagian dari penawaran penyedia.

1.1.5 KORESPONDENSI
a. Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili dengan
alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.
b. Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan Kontrak ini
harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan dianggap telah

 − 
diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para
Pihak dalam SSKK, atau jika disampaikan melalui surat tercatat, e-mail, dan/atau
faksimili yang ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

1.1.6 WAKIL SAH PARA PIHAK


Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap
dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini
oleh KONSULTAN PENGAWAS atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat
oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

1.1.7 PEMBUKUAN
Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan
sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

1.1.8 PERPAJAKAN
Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan berkewajiban
untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh
peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan
ini dianggap telah termasuk dalam Nilai Kontrak.

1.1.9 PENYEDIA MANDIRI


Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil dan
subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.

1.2 PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK

1.2.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian oleh
Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SSKK.
b. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam
SPPENGAWAS.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan dalam
SSKK.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan
kejadian tersebut kepada KONSULTAN PENGAWAS, maka KONSULTAN
PENGAWAS dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas
penyedia dengan adendum kontrak.

 − 
1.2.2 PENYERAHAN LOKASI KERJA
a. KONSULTAN PENGAWAS menyerahkan keseluruhan lokasi kerja kepada
penyedia sebelum SPPENGAWAS diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja.
b. Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
c. Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi kerja maka
PPK dapat dianggap telah menunda pelaksanaan pekerjaan tertentu yang terkait
dengan bagian lokasi kerja tersebut, dan kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa
Kompensasi.

1.2.3 SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPPENGAWAS)


a. KONSULTAN PENGAWAS menerbitkan SPPENGAWAS selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari sejak tanggal penanda-tanganan kontrak.
b. Dalam SPPENGAWAS dicantuPengawasan saat paling lambat dimulainya
pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

1.2.4 PROGRAM MUTU


a. Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat persiapan
pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS.
b. Program mutu disusun paling sedikit berisi:
• Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
• Organisasi kerja penyedia;
• Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
• Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
• Prosedur instruksi kerja; dan
• Pelaksana kerja.
c. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
d. Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi
adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.
e. Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan
setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program mutu
harus mendapatkan persetujuan KONSULTAN PENGAWAS.
f. Persetujuan KONSULTAN PENGAWAS terhadap program mutu tidak mengubah
kewajiban kontraktual penyedia.

 − 
1.2.5 RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
a. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPPENGAWAS dan
sebelum pelaksanaan pekerjaan, KONSULTAN PENGAWAS bersama dengan
penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
b. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
kontrak meliputi:
• Program mutu;
• Organisasi kerja;
• Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
• Tadwal pelaksanaan pekerjaan;
• Padwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil;
• Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan.

1.2.6 PENENTUAN TEMPAT LOKASI GUDANG SEMENTARA


Penentuan tempat lokasi gudang sementara paling lambat harus sudah ditentukan
dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPPENGAWAS.

1.2.7 LOKASI PENEMPATAN GUDANG SEMENTARA DAN MOBILISASI


a. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh)
hari sejak diterbitkan SPPENGAWAS.
b. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:
• Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
• Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium,
bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
• Mendatangkan personil-personil.
c. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.

1.2.8 PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, KONSULTAN PENGAWAS jika
dipandang perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang berasal dari
personil KONSULTAN PENGAWAS atau konsultan pengawas. Pengawas
Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu bertindak untuk
kepentingan KONSULTAN PENGAWAS. Jika tercantum dalam SSKK,
Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah KONSULTAN
PENGAWAS.

 − 
1.2.9 PERSETUJUAN PENGAWAS PEKERJAAN
a. Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan baik yang
permanen maupun sementara harus mendapatkan persetujuan Pengawas
Pekerjaan.
b. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu adanya Hasil
Pekerjaan Sementara maka penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
spesifikasi dan gambar usulan Hasil Pekerjaan Sementara tersebut untuk
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada tidaknya persetujuan
Pengawas Pekerjaan, penyedia bertanggung jawab secara penuh atas
rancangan Hasil Pekerjaan Sementara.

1.2.10 PERINTAH
Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan
yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

1.2.11 WAKTU PEKERJAAN


KONSULTAN PENGAWAS berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada
Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu,
serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang
ditetapkan dalam SPPENGAWAS.

1.2.12 PERPANJANGAN WAKTU


a. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka KONSULTAN PENGAWAS berdasarkan
pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal Penyelesaian
Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan
melalui adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak.
b. KONSULTAN PENGAWAS harus menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan
untuk berapa lama, dalam jangka waktu berapa hari setelah keterlambatan waktu
penyelesaian.

1.2.13 PENUNDAAN OLEH PENGAWAS PEKERJAAN


KONSULTAN PENGAWAS dapat memerintahkan menunda pelaksanaan pekerjaan.
Setiap perintah penundaan ini harus dibuat secara tertulis.

1.2.14 RAPAT PEMANTAUAN


a. KONSULTAN PENGAWAS dapat menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat pemantauan
diselenggarakan untuk membahas perkembangan pekerjaan dan perencanaaan
atas sisa pekerjaan.

 − 
b. Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh KONSULTAN PENGAWAS dalam
berita acara rapat, dan dokumennya diserahkan pihak-pihak yang menghadiri
rapat.
c. Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, KONSULTAN PENGAWAS
dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui pernyataan
tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.

1.2.15 PERINGATAN DINI


a. KONSULTAN PENGAWAS berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin
atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan,
menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian pekerjaan. KONSULTAN
PENGAWAS dapat menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak peristiwa
atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh
KONSULTAN PENGAWAS.
b. KONSULTAN PENGAWAS berkewajiban untuk bekerja sama dengan seluruh
pihak untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.

1.2.16 SERAH TERIMA PEKERJAAN PERENCANAAN


a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), KONSULTAN
PENGAWAS mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pemilik Perusaan
penyedia untuk penyerahan pekerjaan.
b. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.

1.2.17 PERUBAHAN KONTRAK


a. Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
b. Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak,
meliputi:
• Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
• Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
• Perubahan nilai kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan perubahan
jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan/atau penyesuaian harga.

1.2.18 PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang paling kurang sama dengan
waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar.

 − 
KONSULTAN PENGAWAS dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan
atas kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
b. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam adendum
kontrak.

1.2.19 KEADAAN KAHAR


a. Suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi.
Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:
• Bencana alam;
• Bencana non alam;
• Bencana sosial;
• Pemogokan;
• Kebakaran; dan/atau
• Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan
bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
b. Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada
KONSULTAN PENGAWAS paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pihak
yang berwenang, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban
Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang paling kurang sama
dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
d. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang dilaporkan
paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, tidak
dikenakan sanksi.
e. Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan sementara
hingga Keadaan Kahar berakhir.

1.2.20 PENGHENTIAN KONTRAK


a. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi
Keadaan Kahar.
b. Dalam hal kontrak dihentikan, maka KONSULTAN PENGAWAS wajib membayar
seluruh pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
• Biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk pekerjaan ini.
Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada
KONSULTAN PENGAWAS, dan selanjutnya menjadi hak milik KONSULTAN
PENGAWAS;

 − 
• Biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara
dan Peralatan;
• Biaya langsung demobilisasi Personil.

1.2.21 PEMUTUSAN KONTRAK


Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak KONSULTAN
PENGAWAS.

1.3 HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA

1.3.1 HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA


Penyedia memiliki hak dan kewajiban:
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang
telah ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari
KONSULTAN PENGAWAS untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada KONSULTAN
PENGAWAS;
d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan KONSULTAN PENGAWAS;
g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam kontrak; dan
h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan
tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat
maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.

1.3.2 PENGGUNAAN DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI


Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan dokumen
kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk kepentingan
pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan ijin
tertulis dari KONSULTAN PENGAWAS.

 − 
1.3.3 HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Penyedia wajib melindungi KONSULTAN PENGAWAS dari segala tuntutan atau
klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) oleh penyedia.

1.3.4 PENANGGUNGAN DAN RISIKO


a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung
tanpa batas KONSULTAN PENGAWAS beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap KONSULTAN PENGAWAS beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian
berat KONSULTAN PENGAWAS) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
• kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,
Subpenyedia (jika ada), dan personil;
• cidera tubuh, sakit atau kematian personil;
• kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga;
b. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil
Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian
KONSULTAN PENGAWAS.
c. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang menyatu
dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir Masa
Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya
sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau
kelalaian penyedia.

1.3.5 PERLINDUNGAN TENAGA KERJA


a. Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
b. Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan Personilnya untuk
mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan,
penyedia beserta Personilnya dianggap telah membaca dan memahami
peraturan keselamatan kerja tersebut.

 − 
c. Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap
Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
d. Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan kecelakaan
berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan melaporkan kepada TSK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian.

1.3.6 PEMELIHARAAN LINGKUNGAN


Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk
melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi
gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan
dengan pelaksanaan Kontrak ini.

1.3.7 ASURANSI
a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPPENGAWAS sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
• semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
• pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
• perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam
nilai kontrak.

1.3.8 TINDAKAN PENYEDIA YANG MENSYARATKAN PERSETUJUAN


KONSULTAN PENGAWAS
Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis
KONSULTAN PENGAWAS sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan;
b. menunjuk Personil yang namanya tidak tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

1.3.9 LAPORAN HASIL PEKERJAAN


a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna

 − 
pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam
laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi
pekerjaan harian.
c. Laporan harian berisi:
• jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
• penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
• jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
• jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
• keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
• catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
d. Laporan harian dibuat oleh penyedia.
e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, KONSULTAN PENGAWAS
membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

1.3.10 KEPEMILIKAN DOKUMEN


Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-dokumen lain
serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik KONSULTAN PENGAWAS. Penyedia paling
lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk
menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya
kepada KONSULTAN PENGAWAS. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah
salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai
penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur
dalam SSKK.

1.3.11 KERJASAMA ANTARA PENYEDIA DAN SUBPENYEDIA


a. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam Kontrak dan
disetujui terlebih dahulu oleh KONSULTAN PENGAWAS.
b. Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
tersebut.

 − 
c. Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada Kontrak serta
menganut prinsip kesetaraan.

1.3.12 USAHA MIKRO, USAHA KECIL, DAN KOPERASI KECIL


a. Penyedia dapat bekerja sama dengan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi
kecil, antra lain dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaanya.
b. Dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih tetap
bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut.
c. Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama.
d. Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di atas..

1.3.13 PENYEDIA LAIN


Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja bersama
dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihak lainnya yang berkepentingan atas
lokasi kerja. Jika dipandang perlu, KONSULTAN PENGAWAS dapat memberikan
jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.

1.3.14 KESELAMATAN
Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja.

1.4 HAK DAN KEWAJIBAN KONSULTAN PENGAWAS

1.4.1 HAK DAN KEWAJIBAN KONSULTAN PENGAWAS


KONSULTAN PENGAWAS memiliki hak dan kewajiban :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang
telah ditetapkan kepada penyedia;
d. mengenakan denda keterlambatan (apabila ada);
e. membayar uang muka (apabila diberikan);
f. memberikan instruksi sesuai jadwal;

1.4.2 FASILITAS
KONSULTAN PENGAWAS dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana
atau kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk kelancaran
pelaksanan pekerjaan ini.

 − 
1.4.3 PERISTIWA KOMPENSASI
a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai
berikut :
• KONSULTAN PENGAWAS mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
• keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
• KONSULTAN PENGAWAS tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi
dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
• penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
• KONSULTAN PENGAWAS menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk
melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian
ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
• KONSULTAN PENGAWAS memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
• KONSULTAN PENGAWAS memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu
yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh KONSULTAN
PENGAWAS;
• ketentuan lain dalam SSKK.

b. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau


keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka KONSULTAN PENGAWAS
berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan
waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada KONSULTAN
PENGAWAS, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
d. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan waktu Penyelesaian berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh Penyedia kepada KONSULTAN PENGAWAS.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum Kontrak
jika perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian
pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam
mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.

1.5 PERSONIL DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA


1.5.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Penawaran.

 − 
1.5.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan kecuali atas
persetujuan tertulis KONSULTAN PENGAWAS.
1.5.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan permohonan
terlebih dahulu kepada KONSULTAN PENGAWAS dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta alasan penggantian.
1.5.4 KONSULTAN PENGAWAS dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian
personil inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
1.5.5 Jika KONSULTAN PENGAWAS menilai bahwa personil inti:
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin personil
inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh
KONSULTAN PENGAWAS.
1.5.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka penyedia
berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih
baik dari personil inti dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan
apapun.
1.5.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan
oleh KONSULTAN PENGAWAS, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk
menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.

1.6 PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA

1.6.1 HARGA KONTRAK


a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak
sebesar harga kontrak.
b. Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya
overhead serta biaya asuransi yang meliputi juga biaya keselamatan dan
kesehatan kerja.

1.6.2 PEMBAYARAN
a. Uang muka
• uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil,
pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan persiapan
teknis lain;
• besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima;
• dalam hal KONSULTAN PENGAWAS menyediakan uang muka maka
Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara

 − 
tertulis kepada KONSULTAN PENGAWAS disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
• pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat
harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus
perseratus).
b. Prestasi pekerjaan
• pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
KONSULTAN PENGAWAS, dengan ketentuan:
➢ penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
➢ pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK;
➢ pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak
termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
➢ pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila ada);
➢ untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan pembayaran
harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan.
• pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan
diterbitkan;
• KONSULTAN PENGAWAS dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah
pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
• bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. KONSULTAN PENGAWAS
dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.

1.6.3 HARI KERJA


a. Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh penyedia.
Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing pekerja dan dapat
diperiksa oleh KONSULTAN PENGAWAS.
b. Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya setelah
formulir upah ditandatangani.
c. Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.

 − 
1.6.4 PERHITUNGAN AKHIR
a. Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan setelah pekerjaan
selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan awal telah
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
b. Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan
terakhir yang jatuh tempo. KONSULTAN PENGAWAS berdasarkan hasil
penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan
SPP untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang diterima
oleh Pengawas Pekerjaan.

1.6.5 PENANGGUHAN
a. KONSULTAN PENGAWAS dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi
pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b. KONSULTAN PENGAWAS secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang
penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas mengenai penangguhan
tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
c. Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
d. Jika dipandang perlu oleh KONSULTAN PENGAWAS, penangguhan pembayaran akibat
keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan pengenaan
denda kepada penyedia.

1.7 PENGAWASAN MUTU

1.7.1 PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN


KONSULTAN PENGAWAS berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila
diperlukan, KONSULTAN PENGAWAS dapat memerintahkan kepada pihak ketiga
untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan
yang dilaksanakan oleh penyedia.

1.7.2 PENILAIAN PEKERJAAN SEMENTARA OLEH KONSULTAN PENGAWAS


a. KONSULTAN PENGAWAS dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat
melakukan penilaian atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
b. Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik
pekerjaan.

 − 
1.7.3 CACAT MUTU
KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil
Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu
yang ditemukan. KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta
menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh KONSULTAN PENGAWAS atau
Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas
perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

1.7.4 PENGUJIAN
Jika KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi
Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka
penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak
ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

1.7.5 PERBAIKAN CACAT MUTU


a. KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan
pemberitahuan Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat
Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
b. Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia berkewajiban untuk
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
c. Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditentukan maka KONSULTAN PENGAWAS, berdasarkan pertimbangan
Pengawas Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga
yang ditunjuk oleh KONSULTAN PENGAWAS melakukan perbaikan tersebut.
Penyedia segera setelah menerima klaim KONSULTAN PENGAWAS secara
tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. KONSULTAN
PENGAWAS dapat memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi
atau pencairan Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada KONSULTAN
PENGAWAS yang telah jatuh tempo.

1.8 PENYELESAIAN PERSELISIHAN


1.8.1 PENYELESAIAN PERSELISIHAN

 − 
a. Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan
secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan
Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak dapat
dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.8.2 ITIKAD BAIK


a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan
hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
b. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak.
c. Apabila selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan
tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

1.9 PEKERJAAN STRUKTUR

1.9.1 STANDARD NASIONAL INDONESIA (SNI)


a. SNI 03-1972-2008 - Metode Pengujian Slump.
b. SNI 03-1974-1990 - Metode pengujian kuat tekan beton
c. SNI 03-2458-2008 - Tata cara pengambilan contoh uji beton segar.
d. SNI 03-2492-2002 - Metode pengambilan dan pengujian beton inti
e. SNI 03-2493-1991 - Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton
di laboratorium.
f. SNI 03-3403-1994 - Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran
g. SNI 03-4810-1998 - Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
lapangan.
h. SNI 03-2847-2002 - Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
lapangan.
i. SIN

1.9.2 AMERICAN SOCIETY OF TESTING AND MATERIALS (ASTM)


a. ASTM C31 - Test Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in
the Field.
b. ASTM C39 - Test Method for Compressive Strength of Cylindrical
Concrete Specimens.
c. ASTM C42 - Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete.
d. ASTM C143 - Test Method for Slump of Hydraulic Cement Concrete.
e. ASTM C172 - Practice of Sampling Freshly Mixed Concrete.

 − 
f. ASTM C231 - Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by
the
g. Pressure Method.

1.9.3 AMERICAN CONCRETE INSTITUTE (ACI)


ACI 308 - Standard Practice for Curing Concrete.
1.9.4 SPESIFIKASI TEKNIS 03300
Beton Cor Ditempat.

 − 
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS

2.1 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sebelum memulai pekerjaan, pelaksana diharuskan membuat beberapa
dokumen yang diantaranya :

➢ Shop drawing yang telah disetujui oleh konsultan pengawas.


➢ Jadwal dan metoda pelaksanaan kerja ( SDM, Alat kerja dan material
kerja ) yang telah disetujui oleh konsultan pengawas.

2.2 PEKERJAAN STRUKTUR


2.1.1 Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal


pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan
beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar diatas permukaan
pondasi tanpa bahan pengikat Lapis Pondasi Agregat, sedangkan Lapis
Perekat harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat (seperti : Lapis
Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dan diatas Semen Tanah, RCC, CTB,
Perkerasan Beton, dll).

1. Standar Rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-3642-1994 : Metode Pengujian Kadar Residu Aspal Emulsi dengan


Penyulingan.
SNI 03-3643-1994 : Aspal Emulsi Tertahan Saringan No.20
SNI 03-3644-1994 : Metode Pengujian Jenis Muatan Partikel Aspal Emulsi
SNI 03- 6721-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Aspal Cair dan Aspal E
mulsi dengan Alat Saybolt R
SNI M-04-2004 : Cara Uji Kelarutan Aspal
SNI 4799 : 2008 : Spesifikasi Aspal Cair Tipe Penguapan Sedang
SNI 2432:2011 : Cara Uji Daktilitas Aspal
SNI 2434:2011 : Cara Uji Titik Lembek Aspal dengan Alat Cincin dan Bola
(Ring and Ball)
SNI 2488:2011 : Cara Uji Penetrasi Aspal
SNI 4798 : 2011 : Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik

 − 
SNI 6832:2011 : Spesifikasi Aspal Emulsi Anionik

AASHTO :
AASHTO M20-70 (2004) : Penetration Graded Asphalt Cement
AASHTO T59-01 (2005) : Testing Emulsified Asphalts

British Standards :
BS 3403 : Industrial Tachometers

3) Kondisi Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja


Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering
atau mendekati kering, dan Lapis Perekat harus disemprot hanya pada
permukaan yang benar-benar kering. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat
atau Lapis Perekat tidak boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau
akan turun hujan.

4) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak Memenuhi


Ketentuan Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan
yang dilapisi dan tampak merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur
atau kelebihan aspal. Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat
di atas permukaan yang disemprot. Untuk penampilan yang kelihatan
berbintik-bintik, sebagai akibat dari bahan aspal yang didistribusikan sebagai
butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan penampilannya kelihatan rata dan
keseluruhan takaran pemakaiannya memenuhi ketentuan. Untuk Lapis Resap
Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah meresap ke
dalam lapis pondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat
ditunjukkan dengan permukaan berwarna hitam yang merata dan tidak
berongga (porous). Tekstur untuk permukaan lapis pondasi agregat harus rapi
dan tidak boleh ada genangan atau lapisan tipis aspal atau aspal tercampur
agregat halus yang cukup tebal sehingga mudah dikupas dengan pisau.
Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi
ketentuan harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, termasuk
pembuangan bahan yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter
material), atau penyemprotan tambahan seperlunya. Setiap kerusakan kecil
pada Lapis Resap Pengikat harus segera diperbaiki menurut Seksi 8.1 dan
Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar
lubang yang besar atau kerusakan lain yang terjadi dibongkar dan dipadatkan
kembali atau penggantian lapisan pondasi diikuti oleh pengerjaan kembali
Lapis Resap Pengikat.

 − 
5) Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia Jasa harus mengajukan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan :
a) Lima liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Penyedia Jasa untuk
digunakan dalam pekerjaaan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuat-nya dan hasil
pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal 1.11.1.(3).(c), diserahkan sebelum
pelaksanaan dimulai. Sertifikat tersebut harus menjelas-kan bahwa bahan aspal
tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi dan jenis yang sesuai untuk bahan Lapis
Resap Pengikat atau Lapis Perekat, seperti yang ditentukan pada Pasal 6.1.2 dari
Spesifikasi ini. b) Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan
tongkat celup ukur untuk distributor aspal, seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.(3) dan
6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini, yang harus diserahkan paling lambat 30 hari sebelum
pelaksanaan dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrumen dan meteran pengukur harus
dikalibrasi sampai memenuhi akurasi, toleransi ketelitian dan ketentuan seperti
diuraikan dalam Pasal 6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini dan tanggal pelaksanaan kalibrasi
harus tidak melebihi satu tahun sebelum pelaksanaan dimulai. c) Grafik penyemprotan
harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.3.(5) dari Spesifikasi ini dan diserahkan sebelum
pelaksanaan dimulai. d) Contoh-contoh bahan yang dipakai pada setiap hari kerja
harus dilaksanakan sesuai dengan Pasal 6.1.6 dari Spesifikasi ini. Laporan harian
untuk pekerjaan

6) Kondisi Tempat Kerja


a) Pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan lalu
lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya
menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas. b) Bangunan-bangunan dan
benda-benda lain di samping tempat kerja (struktur, pepohonan dll.) harus dilindungi
agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal. c) Bahan aspal tidak boleh dibuang
sembarangan kecuali ke tempat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. d) Penyedia
Jasa harus melengkapi tempat pemanasan dengan fasilitas pencegahan dan
pengendalian kebakaran yang memadai, juga pengadaan dan sarana pertolongan
pertama.

2. BAHAN

1) Bahan Lapis Resap Pengikat a) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah
salah satu dari berikut ini: i) Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi
lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal
emulsi yang dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa

 − 
pengikat yang disetujui. Aspal emulsi harus mengandung residu hasil penyulingan
minyak bumi (aspal dan pelarut) tidak kurang dari 60 % dan mempunyai penetrasi
aspal tidak kurang dari 80/100. Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan penggunaan aspal
emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal
emulsi dengan syarat tersedia alat pengaduk mekanik yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

ii) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi AASHTO M20, diencerkan
dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang digunakan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, setelah percobaan di atas lapis pondasi atas
yang telah selesai sesuai dengan Pasal 6.1.4.(2). Kecuali diperintah lain oleh Direksi
Pekerjaan, perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus
dari 80 – 85 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 pph – 85 pph) kurang
lebih ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30). b) Pemilihan jenis
aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus sesuai dengan muatan
batuan lapis pondasi. Gunakan aspal emulsi kationik bila agregat untuk lapis pondasi
adalah agregat basa (bermuatan negatif) dan gunakan aspal emulsi anionik bila
agregat untuk lapis pondasi adalah agregat asam (bermuatan positif). Bila ada
keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit didapatkan, Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menggunakan aspal emulsi kationik. c) Bilamana lalu lintas
diijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan bahan penyerap
(blotter material) dari hasil pengayakan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-
butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98
persen harus lolos ayakan ASTM 3/8” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus
lolos ayakan ASTM No.8 (2,36 mm).

2) Bahan Lapis Perekat a) Aspal emulsi reaksi cepat (rapid setting) yang memenuhi
ketentuan SNI 03-69322002 atau SNI 03-4798-1998. Direksi Pekerjaan dapat
mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1
bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi dengan syarat tersedia alat pengaduk
mekanik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.. b) Aspal semen Pen.60/70 atau
Pen.80/100 yang memenuhi ketentuan AASHTO M20, diencerkan dengan 25 - 30
bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (25 pph – 30 pph). c) Aspal emulsi
modifikasi reaksi cepat (rapid setting) harus bahan styrene butadiene rubber latex atau
polycholoprene latex sesuai dengan AASHTO M316-99 (2003) Tabel 1 CRS-2L
dengan kandungan karet kering minimum 60%. Kadar bahan modifikasi (polymer
padat) dalam aspal emulsi haruslah min 2,5% terhadap berat residu aspal. Dalam
kondisi apapun, aspal emulsi modifikasi tidak boleh diencerkan di lapangan. Aspal
emulsi modifikasi reaksi cepat (rapid setting, CRS-1) yang digunakan harus memenuhi
Tabel 6.1.2.(1).

 − 
PERALATAN
1) Ketentuan Umum
Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau
kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan peralatan
yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.

2) Distributor Aspal - Batang Semprot a) Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda
ban angin yang bermesin penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan.
Bilamana dimuati penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan
penuh tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasi pabrik pembuatnya. b) Alat
penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan dioperasikan sedemikian
rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang sudah merata dapat disemprotkan
secara merata dengan berbagai variasi lebar permukaan, pada takaran yang
ditentukan dalam rentang 0,15 sampai 2,4 liter per meter persegi. c) Distributor aspal
harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat mensirkulasikan aspal secara
penuh yang dapat diatur ke arah horisontal dan vertikal. Batang semprot harus
terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang sama yaitu 10
± 1 cm. Distributor aspal juga harus dilengkapi pipa semprot tangan.
3) Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur kecepatan
putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang telah dikalibrasi, sebuah termometer
untuk mengukur temperatur isi tangki, dan peralatan untuk mengukur kecepatan
lambat. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor harus dikalibrasi untuk
memenuhi toleransi yang ditentukan dalam Pasal 6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini.
Selanjutnya catatan kalibrasi yang teliti dan memenuhi ketentuan tersebut harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1) Penyiapan Permukaan yang Akan Disemprot Aspal a) Apabila pekerjaan Lapis


Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada permukaan perkerasan
jalan yang ada atau bahu jalan yang ada, semua kerusakan perkerasan maupun bahu
jalan harus diperbaiki menurut Seksi 8.1 dan Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini. b) Apabila
pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada
perkerasan jalan baru atau bahu jalan baru, perkerasan atau bahu itu harus telah
selesai dikerjakan sepenuhnya, menurut Seksi 4.1, 4.2, 5.1, 5.4, 6.3, 6.4, atau 6.6 dari
Spesifikasi ini yang sesuai dengan lokasi dan jenis permukaan yang baru tersebut. c)
Untuk lapis resap pengikat, jenis aspal emulsi yang digunakan harus mengacu pada
Pasal 6.1.2.(1). dan Untuk lapis perekat, jenis aspal emulsi yang digunakan harus
mengacu pada Pasal 6.1.2.(2). d) Permukaan yang akan disemprot itu harus dipelihara
menurut standar butir (a) dan butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan
dilaksanakan. e) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan
dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana
peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih,
penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang kaku. f)
Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot. g) Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus

 − 
disingkirkan dari permukaan dengan memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya
yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan bagian yang
telah digaru tersebut harus dicuci dengan air dan disapu. h) Untuk pelaksanaan Lapis
Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah
disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya
mengandung agregat halus tidak akan diterima.
5. Pemeliharaan Lapis Resap Pengikat

a) Penyedia Jasa harus tetap memelihara permukaan yang telah diberi Lapis Resap
Pengikat atau Lapis Perekat sesuai standar yang ditetapkan dalam Pasal 6.1.1.(5)
dari Spesifikasi ini sampai lapisan berikutnya dihampar. Lapisan berikutnya hanya
dapat dihampar setelah bahan resap pengikat telah meresap sepenuhnya ke dalam
lapis pondasi dan telah mengeras dalam waktu paling sedikit 48 jam setelah
penyemprotan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Untuk
Lapis Resap Pengikat yang akan dilapisi Burtu atau Burda, waktu penundaan harus
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan minimum dua hari dan tak boleh
lebih dari empat belas hari, tergantung dari lalu lintas, cuaca, bahan aspal dan bahan
lapis pondasi yang digunakan.

 − 

Anda mungkin juga menyukai