PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
−
BAB I
SYARAT UMUM, PERATURAN DAN STANDAR
−
N. Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar kuantitas yang
telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran.
O. Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang terwujudnya
dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan;
P. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu
satuan tertentu;
Q. Metode pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis
berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar;
R. Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun
secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
S. Personil inti adalah orang yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
T. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan
utama yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, yang pelaksanaannya diserahkan
kepada penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu oleh KONSULTAN PENGAWAS.
U. Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.
V. Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang dinyatakan pada Surat
Perintah Mulai Kerja (SPPENGAWAS), yang diterbitkan oleh KONSULTAN PENGAWAS.
W. Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama pekerjaan selesai,
dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh
KONSULTAN PENGAWAS.
X. Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
Y. Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik sebagian maupun
keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia.
Z. Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia kepada KONSULTAN PENGAWAS.
−
1.1.1 PENERAPAN
SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak
dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang
lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam Surat Perjanjian.
1.1.5 KORESPONDENSI
a. Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili dengan
alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.
b. Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan Kontrak ini
harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan dianggap telah
−
diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para
Pihak dalam SSKK, atau jika disampaikan melalui surat tercatat, e-mail, dan/atau
faksimili yang ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK.
1.1.7 PEMBUKUAN
Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan
sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.
1.1.8 PERPAJAKAN
Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan berkewajiban
untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh
peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan
ini dianggap telah termasuk dalam Nilai Kontrak.
−
1.2.2 PENYERAHAN LOKASI KERJA
a. KONSULTAN PENGAWAS menyerahkan keseluruhan lokasi kerja kepada
penyedia sebelum SPPENGAWAS diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja.
b. Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
c. Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi kerja maka
PPK dapat dianggap telah menunda pelaksanaan pekerjaan tertentu yang terkait
dengan bagian lokasi kerja tersebut, dan kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa
Kompensasi.
−
1.2.5 RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
a. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPPENGAWAS dan
sebelum pelaksanaan pekerjaan, KONSULTAN PENGAWAS bersama dengan
penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
b. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
kontrak meliputi:
• Program mutu;
• Organisasi kerja;
• Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
• Tadwal pelaksanaan pekerjaan;
• Padwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil;
• Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan.
−
1.2.9 PERSETUJUAN PENGAWAS PEKERJAAN
a. Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan baik yang
permanen maupun sementara harus mendapatkan persetujuan Pengawas
Pekerjaan.
b. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu adanya Hasil
Pekerjaan Sementara maka penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
spesifikasi dan gambar usulan Hasil Pekerjaan Sementara tersebut untuk
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada tidaknya persetujuan
Pengawas Pekerjaan, penyedia bertanggung jawab secara penuh atas
rancangan Hasil Pekerjaan Sementara.
1.2.10 PERINTAH
Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan
yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.
−
b. Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh KONSULTAN PENGAWAS dalam
berita acara rapat, dan dokumennya diserahkan pihak-pihak yang menghadiri
rapat.
c. Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, KONSULTAN PENGAWAS
dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui pernyataan
tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.
−
KONSULTAN PENGAWAS dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan
atas kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
b. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam adendum
kontrak.
−
• Biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara
dan Peralatan;
• Biaya langsung demobilisasi Personil.
−
1.3.3 HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Penyedia wajib melindungi KONSULTAN PENGAWAS dari segala tuntutan atau
klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) oleh penyedia.
−
c. Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap
Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
d. Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan kecelakaan
berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan melaporkan kepada TSK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian.
1.3.7 ASURANSI
a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPPENGAWAS sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
• semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
• pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
• perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam
nilai kontrak.
−
pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam
laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi
pekerjaan harian.
c. Laporan harian berisi:
• jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
• penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
• jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
• jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
• keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
• catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
d. Laporan harian dibuat oleh penyedia.
e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, KONSULTAN PENGAWAS
membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
−
c. Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada Kontrak serta
menganut prinsip kesetaraan.
1.3.14 KESELAMATAN
Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja.
1.4.2 FASILITAS
KONSULTAN PENGAWAS dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana
atau kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk kelancaran
pelaksanan pekerjaan ini.
−
1.4.3 PERISTIWA KOMPENSASI
a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai
berikut :
• KONSULTAN PENGAWAS mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
• keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
• KONSULTAN PENGAWAS tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi
dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
• penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
• KONSULTAN PENGAWAS menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk
melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian
ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
• KONSULTAN PENGAWAS memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
• KONSULTAN PENGAWAS memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu
yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh KONSULTAN
PENGAWAS;
• ketentuan lain dalam SSKK.
−
1.5.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan kecuali atas
persetujuan tertulis KONSULTAN PENGAWAS.
1.5.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan permohonan
terlebih dahulu kepada KONSULTAN PENGAWAS dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta alasan penggantian.
1.5.4 KONSULTAN PENGAWAS dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian
personil inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
1.5.5 Jika KONSULTAN PENGAWAS menilai bahwa personil inti:
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin personil
inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh
KONSULTAN PENGAWAS.
1.5.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka penyedia
berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih
baik dari personil inti dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan
apapun.
1.5.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan
oleh KONSULTAN PENGAWAS, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk
menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.
1.6.2 PEMBAYARAN
a. Uang muka
• uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil,
pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan persiapan
teknis lain;
• besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima;
• dalam hal KONSULTAN PENGAWAS menyediakan uang muka maka
Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara
−
tertulis kepada KONSULTAN PENGAWAS disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
• pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat
harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus
perseratus).
b. Prestasi pekerjaan
• pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
KONSULTAN PENGAWAS, dengan ketentuan:
➢ penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
➢ pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK;
➢ pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak
termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
➢ pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila ada);
➢ untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan pembayaran
harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan.
• pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan
diterbitkan;
• KONSULTAN PENGAWAS dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah
pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
• bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. KONSULTAN PENGAWAS
dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.
−
1.6.4 PERHITUNGAN AKHIR
a. Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan setelah pekerjaan
selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan awal telah
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
b. Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan
terakhir yang jatuh tempo. KONSULTAN PENGAWAS berdasarkan hasil
penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan
SPP untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang diterima
oleh Pengawas Pekerjaan.
1.6.5 PENANGGUHAN
a. KONSULTAN PENGAWAS dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi
pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b. KONSULTAN PENGAWAS secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang
penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas mengenai penangguhan
tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
c. Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian penyedia.
d. Jika dipandang perlu oleh KONSULTAN PENGAWAS, penangguhan pembayaran akibat
keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan pengenaan
denda kepada penyedia.
−
1.7.3 CACAT MUTU
KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil
Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu
yang ditemukan. KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta
menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh KONSULTAN PENGAWAS atau
Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas
perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
1.7.4 PENGUJIAN
Jika KONSULTAN PENGAWAS atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi
Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka
penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak
ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.
−
a. Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan
secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan
Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak dapat
dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
−
f. ASTM C231 - Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by
the
g. Pressure Method.
−
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS
−
SNI 6832:2011 : Spesifikasi Aspal Emulsi Anionik
AASHTO :
AASHTO M20-70 (2004) : Penetration Graded Asphalt Cement
AASHTO T59-01 (2005) : Testing Emulsified Asphalts
British Standards :
BS 3403 : Industrial Tachometers
−
5) Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia Jasa harus mengajukan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan :
a) Lima liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Penyedia Jasa untuk
digunakan dalam pekerjaaan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuat-nya dan hasil
pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal 1.11.1.(3).(c), diserahkan sebelum
pelaksanaan dimulai. Sertifikat tersebut harus menjelas-kan bahwa bahan aspal
tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi dan jenis yang sesuai untuk bahan Lapis
Resap Pengikat atau Lapis Perekat, seperti yang ditentukan pada Pasal 6.1.2 dari
Spesifikasi ini. b) Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan
tongkat celup ukur untuk distributor aspal, seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.(3) dan
6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini, yang harus diserahkan paling lambat 30 hari sebelum
pelaksanaan dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrumen dan meteran pengukur harus
dikalibrasi sampai memenuhi akurasi, toleransi ketelitian dan ketentuan seperti
diuraikan dalam Pasal 6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini dan tanggal pelaksanaan kalibrasi
harus tidak melebihi satu tahun sebelum pelaksanaan dimulai. c) Grafik penyemprotan
harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.3.(5) dari Spesifikasi ini dan diserahkan sebelum
pelaksanaan dimulai. d) Contoh-contoh bahan yang dipakai pada setiap hari kerja
harus dilaksanakan sesuai dengan Pasal 6.1.6 dari Spesifikasi ini. Laporan harian
untuk pekerjaan
2. BAHAN
1) Bahan Lapis Resap Pengikat a) Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah
salah satu dari berikut ini: i) Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi
lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal
emulsi yang dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa
−
pengikat yang disetujui. Aspal emulsi harus mengandung residu hasil penyulingan
minyak bumi (aspal dan pelarut) tidak kurang dari 60 % dan mempunyai penetrasi
aspal tidak kurang dari 80/100. Direksi Pekerjaan dapat mengijinkan penggunaan aspal
emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal
emulsi dengan syarat tersedia alat pengaduk mekanik yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
ii) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi AASHTO M20, diencerkan
dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang digunakan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, setelah percobaan di atas lapis pondasi atas
yang telah selesai sesuai dengan Pasal 6.1.4.(2). Kecuali diperintah lain oleh Direksi
Pekerjaan, perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus
dari 80 – 85 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 pph – 85 pph) kurang
lebih ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30). b) Pemilihan jenis
aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus sesuai dengan muatan
batuan lapis pondasi. Gunakan aspal emulsi kationik bila agregat untuk lapis pondasi
adalah agregat basa (bermuatan negatif) dan gunakan aspal emulsi anionik bila
agregat untuk lapis pondasi adalah agregat asam (bermuatan positif). Bila ada
keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit didapatkan, Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menggunakan aspal emulsi kationik. c) Bilamana lalu lintas
diijinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan bahan penyerap
(blotter material) dari hasil pengayakan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-
butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98
persen harus lolos ayakan ASTM 3/8” (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus
lolos ayakan ASTM No.8 (2,36 mm).
2) Bahan Lapis Perekat a) Aspal emulsi reaksi cepat (rapid setting) yang memenuhi
ketentuan SNI 03-69322002 atau SNI 03-4798-1998. Direksi Pekerjaan dapat
mengijinkan penggunaan aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1
bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi dengan syarat tersedia alat pengaduk
mekanik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.. b) Aspal semen Pen.60/70 atau
Pen.80/100 yang memenuhi ketentuan AASHTO M20, diencerkan dengan 25 - 30
bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (25 pph – 30 pph). c) Aspal emulsi
modifikasi reaksi cepat (rapid setting) harus bahan styrene butadiene rubber latex atau
polycholoprene latex sesuai dengan AASHTO M316-99 (2003) Tabel 1 CRS-2L
dengan kandungan karet kering minimum 60%. Kadar bahan modifikasi (polymer
padat) dalam aspal emulsi haruslah min 2,5% terhadap berat residu aspal. Dalam
kondisi apapun, aspal emulsi modifikasi tidak boleh diencerkan di lapangan. Aspal
emulsi modifikasi reaksi cepat (rapid setting, CRS-1) yang digunakan harus memenuhi
Tabel 6.1.2.(1).
−
PERALATAN
1) Ketentuan Umum
Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau
kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan peralatan
yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.
2) Distributor Aspal - Batang Semprot a) Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda
ban angin yang bermesin penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan.
Bilamana dimuati penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan
penuh tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasi pabrik pembuatnya. b) Alat
penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan dioperasikan sedemikian
rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang sudah merata dapat disemprotkan
secara merata dengan berbagai variasi lebar permukaan, pada takaran yang
ditentukan dalam rentang 0,15 sampai 2,4 liter per meter persegi. c) Distributor aspal
harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat mensirkulasikan aspal secara
penuh yang dapat diatur ke arah horisontal dan vertikal. Batang semprot harus
terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang sama yaitu 10
± 1 cm. Distributor aspal juga harus dilengkapi pipa semprot tangan.
3) Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur kecepatan
putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang telah dikalibrasi, sebuah termometer
untuk mengukur temperatur isi tangki, dan peralatan untuk mengukur kecepatan
lambat. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor harus dikalibrasi untuk
memenuhi toleransi yang ditentukan dalam Pasal 6.1.3.(4) dari Spesifikasi ini.
Selanjutnya catatan kalibrasi yang teliti dan memenuhi ketentuan tersebut harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
−
disingkirkan dari permukaan dengan memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya
yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan bagian yang
telah digaru tersebut harus dicuci dengan air dan disapu. h) Untuk pelaksanaan Lapis
Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah
disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya
mengandung agregat halus tidak akan diterima.
5. Pemeliharaan Lapis Resap Pengikat
a) Penyedia Jasa harus tetap memelihara permukaan yang telah diberi Lapis Resap
Pengikat atau Lapis Perekat sesuai standar yang ditetapkan dalam Pasal 6.1.1.(5)
dari Spesifikasi ini sampai lapisan berikutnya dihampar. Lapisan berikutnya hanya
dapat dihampar setelah bahan resap pengikat telah meresap sepenuhnya ke dalam
lapis pondasi dan telah mengeras dalam waktu paling sedikit 48 jam setelah
penyemprotan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Untuk
Lapis Resap Pengikat yang akan dilapisi Burtu atau Burda, waktu penundaan harus
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan minimum dua hari dan tak boleh
lebih dari empat belas hari, tergantung dari lalu lintas, cuaca, bahan aspal dan bahan
lapis pondasi yang digunakan.
−