SPESIFIKASI TEKNIS
1. PERSYARATAN UMUM
1.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini.
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta
uraian peklerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang akan diuraikan dalam buku
ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini,
kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian.
Pekerjaan yang harus dilaksanaan sesuai yang dinyatakan dalam gambar kerja serta
uraian pekerjaan dan persyaratan teknis.
1.8. CONTOH-CONTOH
Contoh-contoh bahan bangunan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya
harus segera disediakan atas biaya kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil
dengan jalan atau cara sedemikian rupa sehinga dapat dianggap bahwa bahan tersebut
yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika
telah disetujui, disimpan oleh Pengawas untuk dijadikan dasar acuan pelaksanaan
pekerjaan.
PERENCANAAN RENOVASI DALAM RANGKA PENINGKATAN BSL 2 BBPOM DIY-TAHUN 2021
4
Spesifikasi Teknis
1.9. SUBTITUSI
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS,
Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan sesuai yang ditetapkan dalam
Daftar Spesifikasi Teknis, jika dalam pelaksanaan terdapat perubahan maka harus
mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen dan dituangkan dalam
addendum kontrak.
diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat diterima Pengguna jasa minimal sama
dengan kondisi awal.
4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan
Kontraktor bertanggungjawab penuh atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan
kontrak, siang dan malam. Pengguna Jasa tidak bertanggungjawab terhadap
Kontraktor dan Sub kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan
bangunan dan peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
5. Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan pertama.(K3)
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakkan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang
datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti disyaratkan harus
memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan
Undang-undang yang berlaku pada waktu itu. Di lokasi pekerjaan Kontraktor wajib
mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah
dicapai . Sebagai tambahan hendaknya di setiap site ditempatkan paling sedikit
seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan
pertama.
6. Gangguan pada tetangga:
Segala pekerjaan yang menurut Pengguna Jasa mungkin akan menyebabkan
adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada
waktu-waktu sebagaimana Pengguna Jasa akan menentukannya dan tidak akan
ada tambahan, yang mungkin ia keluarkan.
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Sistem Manajemen K3 Konstruksi
1. Penyedia Jasa harus membuat,menerapkan,dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya,penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungansesuai dengan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui.
2. Penyedia Jasa wajib melengkapi RK3K rencana penerapan K3 Konstruksi untuk
seluruh tahapan pekerjaan.
3. Penyedia Jasa wajib mempresentasikan RK3K pada persiapan pekerjaan konstruksi
untuk disetujui dan ditandatangani oleh wakil pengguna jasa sesuai ketentuan PUPR
No.05/PRT/M/2014 dan No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada).Pedoman
Ssstem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
4. Penyedia Jasa bersama dengan Pengawas Pekerjaan melakukan inspeksi K3
Konstruksi secara periodik dituangkan dalam laporan harian, mingguan dan atau
bulanan.
5. Penyedia Jasa segera melakukan tindakan perbaikan apabila diperlukan terhadap
ketidaksesuaian yang ditemukan saat inspeksi K3 Konstruksi.Hasil inspeksi K3
Konstruksi disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada Pengawas Pekerjaan.
6. Penyedia Jasa harus melakukan tinjauan ulang RK3K (pada bagian yang perlu ditinjau
ulang) secara berkesinambungan selama pekerjaan konstruksi berlangsung.
7. Penyusunan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi mengacu pada
spesifikasi sebagai berikut :
polusi udara
3. PEKERJAAN PASANGAN
3.1.4. Bahan-bahan
1. Bata Ringan
- Bata ringan yang dipakai merk Citicon,Bricon,Folcon adalah produksi dalam
negeri eks daerah setempat dari kualitas yang baik dengan tebal 7,5 cm yang
keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata ringan bisa diperoleh di
manapun dengan ukuran yang sama dengan ukuran tersebut diatas, harus
diusahakan supaya ukuran bata ringan yang akan dipakai tidak terlalu
menyimpang. Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada
pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menolak bata ringan dan
menyuruh bongkar pasangan bata ringan yang tidak memenuhi syarat.
Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat
pekerjaan.
2. Adukan dan Plesteran.
- Adukan perekat dengan menggunakan Mortar Utama 380 (MU)dipakai untuk
pemasangan dinding bata ringan. Komposisi adukan plesteran bata ringan
dengan Mortar Utama 100 Plester Premium sedangkan untuk acian dengan
Mortar Utama 200 Acian Plester.
- Mortar Utama yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Mortar
Utama atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar
konstruksi).
PERENCANAAN RENOVASI DALAM RANGKA PENINGKATAN BSL 2 BBPOM DIY-TAHUN 2021
10
Spesifikasi Teknis
- Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang
keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai
mengeras tidak boleh digunakan kembali.
3.1.5. Pelaksanaan
Dinding harus dipasang dan didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan
dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan
4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton
praktis (kolom, dan ring balk)
Bata ringan dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya
dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan
benar-benar dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angkur besi setiap
jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar.
4. PEKERJAAN FINISHING
NI-8-1972
ASTM C90-70
ASTM A615-72
4.1.3. Bahan-Bahan
1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih, dan bebas dari Metal,
lumpur, dan tidak lebih dari 3%, tidak terlalu banyak batu yang pipih,
sesuai dengan :
NI-3 Pasal 14
NI-2 Bab 3.3
2. Portland Cement
Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
membatu dalam zak yang tertutup seperti disyaratan dalam NI-8.
Hanya sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam
pekerjaan. Disarankan menggunakan semen Gresik,Dynamix,Tiga roda
kantong 50 kg.
3. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti, minyak, asam, dan unsur onduit lainnya.
4.1.4. Perencanaan
1. Campuran plester
a. Plester dengan Mortar Utama Plester Premium digunakan pada
daerah-daerah seluruh dinding bata ringan.
b. Plester dengan campuran 1Pc : 4 Ps digunakan pada pekerjaan
beton, sebagaimana ditunjukan dalam gambar.
c. Plester boleh dicampur dengan bahan additive untuk mencegah
keretakan yang tidak diinginkan. Untuk dapat menggunakan bahan
tersebut, Pelaksana terlebih dahulu harus mengajukan kepada
Pengawas agar mendapatkan persetujuannya.
2. Acian
Acian bata ringandibuat dalam campuran Mortar Utama Acian Plester
(volume)
4.1.5. Pelaksanaan
1. Umum
Pencampuran adukan untuk plesteran dilakukan dengan mesin
(molen).
Masukan setengah dari jumlah air dan pasir untuk adukan lebih dahulu
kedalam molen, kemudian tambahkan semen dan setengah bagian sisa
dari air dan pasir.
Pengadukan tanpa mesin hanya boleh dilakukan, bilmana disetujui
Pengawas .
Adukan harus selalu plastis, Aduk ulang (retempering) dengan
penambahan air boleh dilakukan sebagaimana diperlukan.
Adukan yang berumur lebih lama dari 1½ jam sejak pencampurannya,
tidak boleh diaduk ulang dan tidak boleh digunakan lagi.
2. Pelaksanaan Plesteran
2.1. Plesteran
Plesteran ke dinding :
a. Bersihkan permukaan dinding bata/conblock dari noda-noda
debu, minyak, cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi
daya ikat plester.
b. Untuk mendapatkan permukaan yang merata dan ketebalan
sesuai dengan yang diisyaratkan maka dalam memulai
pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu “kepala”
plesteran.
c. Plester setebal yang disyaratkan (15-20 mm). Ratakan
dengan kosen aluminium. Basahkan terus selama 3 hari.
d. Seluruh plesteran dinding bagian bawah dibuat sponning
sesuai tempat dan ukuran-ukuran serta dicat DOF (lihat
“pekerjaan cat”) seperti yang dinyatakan dalam gambar-
gambar.
5. PASANGAN LANTAI
3. Pada lantai ruangan yang terdapat genangan air harus sudah dipasang
lapisan waterproofing pada lantai terus naik ke dinding setinggi 30 cm dari
lantai sekelilingnya.
4. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau
oleh sub kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi
hasil pekerjaan yang baik.
5. Permukaan yang akan dipasang keramik harus bersih dan bebas dari
kontaminasi material yang mengandung bahan kimia.
6. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
7. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dahulu contoh bahan
yang akan dipasang untuk mendapat persetujuan Pengawas dan
Perencana.
8. Kontraktor harus mengusulkan shopdrawing pemasangan keramik secara
detil, sebelum pemasangan.
5.1.3. Bahan-Bahan
1. Lantai keramik: Lantai keramik mengunakan ukuran 30x30 cm, kualitas
produk KIA,Mulia, Homogeneus Tile ukuran 60x60 cm produk
Indogress,Essenza,Roman Granit untuk lantai dan dinding dipasang pada
daerah-daerah seperti tertera dalam gambar. Warna dan pola akan
ditentukan oleh Perencana/Pengawas kemudian.
2. Pelaksana harus menyerahkan, kepada pemilik proyek, tegel keramik
seperti yang terpasang sebanyak minimal 1 box (1m2).
3. Bahan Perekat untuk lantai keramik yang dipergunakan untuk
pemasangan pada dinding dan lantai adalah acian Portland Cement biasa
yang disetujui .
4. Contoh Bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-
contoh ubin keramik yang akan dipakainya kepada Pengawas untuk
mendapat persetujuannya.
5.1.4. Pemasangan
1. Persetujuan, Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat
contoh pemasangan (mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola
pemasangan, warna, dan groutingnya (kolotannya)
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan keramik yang
dipakai.
3. Ketebalan adukan yang yang dibutuhkan untuk pemasangan lantai
maksimum 3 cm, dengan perbandingan adukan 1Pc:3Ps sampai 1PC:4Ps,
jika perbandingan tidak menggunakan pasir maka dibuat campuran 1Pc: 1
bahan perekat (onduit) dengan ketebalan 1cm atau 10 mm.
4. Permukaan lantai dinding/beton harus diberi plester yang rata dulu,
sebelum lapisan ubin keramik dipasang. Nat-nat ubin keramik tidak boleh
melebihi 3 mm.
5. Pengisi celah antara keramik, digunakan cement grouting produk 3M
sesuai dengan warna keramik yang dipasang atau warna lain atas
persetujuan Pengawas .
6. Lantai yang akan dipasang dibersihkan dari sampah kecil seperti tanah,
lumpur dan minyak.
6. PEKERJAAN CAT
6.1.3. Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah
Cat Tembok
Cat tembok bagian dalam menggunakan Epoxy . Setelah plesteran tembok
kering maka pengecatan tembok baru dapat dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut:
1 lapis alkali resisting primer
Acrylic Wall Filler untuk meratakan permukaan tembok bagian dalam
bangunan (dilarang menggunakan filler buatan sendiri/campuran
cat+semen putih+lem)
Untuk dinding luar dilarang menggunakan Filler, dinding baru cukup
digosok halus dan rata dibersihkan dan dilapis Alkali primer.
Minimal 2 lapis Acrylic Emulsion untuk dinding dalam dan
Minimal 2 lapis Wheathercoat/Weathershield Acrylic Emulsion untuk
dinding luar.
Untuk cat tembok dalam maupun luar agar dilakukan pengecatan sampai
merata dan didapat warna akhir yang sama.
6.1.4. Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan kontraktor wajib membuat contoh mock-up pada
salah satu bagian dinding untuk mendapatkan persetujuan pengawas.
2. Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan
pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
3. Lapisan pengecatan jenis Vinyl synthetic emulsion dan polyurethan harus
mencapai minimal 2 (dua) kali.
4. Khusus pelaksanaan pekerjaan cat dengan cat tahan karat harus
menggunakan airless spray.
5. Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengelola Teknis/Perencana aturan
pemakaian cat dari pabrik pembuatnya yang disetujui.
7. PEKERJAAN PLAFOND
7.1.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
a.Gypsumboard tebal 9 mm dengan rangka hollow galvanis 40x40.
b.Semua bahan gypsumboard sesuai dengan gambar.
2. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan sekurang-kurangnya 1 (satu) lembar bahan
langit-langit dalam ukuran penuh kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk
mendapatkan persetujuannya.
3. Penyimpanan
Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus
bebas dari genangan air, dan diusahakan agar mudah untuk diadakan
pemeriksaan dan pengamatan. Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua)
meter dan diusahakan terlindung dari cuaca dan diusahakan udara masih tetap
berhembus.
7.1.4. Pelaksanaan
1. Pengerjaan
a. Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu pemasangan
langit-langit tidak merusak lantai ataupun pekerjaan-pekerjaan lain yang
telah selesai. Langit-langit hanya boleh dipasang setelah semua pekerjaan
yang akan ditutup selesai terpasang.
b. Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu-
lampu, Pinggiran-pinggiran, dan sebagainya. Langit-langit yang terpasang,
akan tetapi harus dibuka kembali untuk memperbaiki pekerjaan-pekerjaan
yang berada di atasnya (mekanikal, elektrikal, atau memperbaiki pekerjaan)
maka harus dipasang kembali serta mendapatkan persetujuan dari
Pengelola Teknis/Perencana.
c. Pelaksana harus membuat lubang manhole sesuai kebutuhan dengan lokasi-
lokasi yang sudah mendapat persetujuan Pengelola Teknis/Perencana.
d. Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak penggantung sesuai
dengan standar pabrik.
e. Sambungan antar gypsump harus disambung dengan kain kasa lebar 5 cm,
dan dicompound dengan serbuk gypsump dicampur dengan alkasit.
Sekualitas produk:casting plaster Jayaboard.
f. Compound harus dikerjakan dengan rata, sehingga tidak nampak adanya
sambungan.
g. Bagian tepi dipasang list profil gypsump, type list sesuai gambar,
pemasangan list harus menggunakan fischer setiap jarak 70 cm.
h. Sambungan antar list harus benar-benar rata sehingga tidak nampak
sambungannya.
i. Jarak antar paku sekrup pada bagian tengah papan maksimum 300 mm dan
pada bagian pinggir 200 mm.
j. Pemasangan sekrup pada bagian pinggir harus saling silang (staggered)
k. Jarak sekrup dari bagian pinggir tepi ujung: 10 mm s/d 12 mm
1. LINGKUP PEKERJAAN
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu
baik.
b) Pemasangan vinyl meliputi pekerjaan perataan lantai (self levelling),
pengeleman dan pengelasan (welding) dimana bahan-bahan atau material
pendukung tersebut harus dari pabrikan yang sama dengan vinyl itu sendiri.
c) Pemasangan vinyl pada ruangan: sesuai yang ditunjuk dalam gambar.
Pemasangan Vinyl sheet dilaksanakan pada ruang seperti tertera dalam skedule
finishing material terdiri dari beberapa type dengan specifikasi adalah sbb:
1. Type Heterogenous, anti bakteri, anti chemical, anti slip dan heavy duty,
heterogenous sheet
2. Produk yang digunakan merk GERFLOR,TAJIMA, NORA dan merk yang lain.
Bahan pelapis lantai Vinyl sesuai rekomendasi pabrik harus memiliki persyaratan:
Color number - - 16
ENVIRONMENT / INDOOR AIR
QUALITY
TVOC after 28 days ISO 16000 – 6 µg/ <10
m3
CE MARKING
EN 14041
2. PERSYARATAN BAHAN
2. Bahan pelapis lantai Vinyl harus memiliki persyaratan :
2.1. Material harus mempunyai kualitas terbaik, memilik durability (ketahanan)
yang lama. Tahan terhadap Goresan, Hygienis, Low VOC, Bebas Logam Berat,
Formaldehyde dan mampu mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri, mudah
dibersihkan dan mudah dalam perawatan.
2.2. Bahan harus tahan gores, dengan resistensi abrasi yang tinggi.
2.3. Bahan harus higienis, yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri, kuman
dan jamur. Bahan harus mempunyai ketahanan yang tinggi.
2.4. Bahan harus memenuhi standard keamanan dan kenyamanan; antislip, dan
acoustic dengan tingkat penyerapan suara minimal 3 dB.
2.5. Bahan harus tidak merambatkan api ( Fire resistant ).
2.6. Bahan harus difabrikasi sesuai dengan standard “Ramah Lingkungan”, tidak
mengandung emisi VOC (volatile organic compound).
2.7. Bahan Untuk Campuran semen yang digunakan untuk leveling atau Flatter
serta bahan perekat FK Tajima untuk Vinyl menggunakan Bahan dari produsen
yang sama.
2.8. Sambungan antar vinyl di las (diwelding) dengan pemanasan dengan
menggunakan bahan PVC yang sama dari produsen vinyl tersebut.
2.9. Skirting / Plint berupa perpanjangan atau kelanjutan vinyl dari lantai kemudian
naik ke dinding setinggi 10-15cm. Pada sudut antara lantai dan dinding
dipasang alumunium tanggul yaitu bahan yang membentuk sudut landai I agar
sudut tersebut tidak siku. Sementara pada ujung vinyl yang naik ke dinding
ditutup dengan Wall capping juga terbuat dari bahan alumunium.
2.10. Pertemuan antara vinyl sheet dengan keramik atau homogenius tile atau bahan
lain selain vinyl dapat ditambahkan list dari bahan aluminum.
Perataan leveling
Perataan leveling perlu dilakukan sebelum pemasangan vinyl agar mendapatkan
permukaan lantai yang rata dan halus. Pemerataan ini hanya dapat meratakan lantai
yang bergelombang dengan lebar gelombang tidak melebihi 100 cm dan kedalaman
tidak lebih dari 5mm (untuk 4 kali pelapisan). Permukaan lantai yang akan dikerjakan
harus bersih, bebas dari sisa kotoran, minyak, tumpahan mortar,dll.
Bahan leveling dari campuran Cement + Flatter + Air
Cement 3 – kg/M2
Flatter dipakai untuk campuran semen ± 0.5Kg/M2
Air ditambahkan diaduk sampai keadaan cair plastis
Perbandingan diatas dapat dipakai untuk luas permukaan pasang 1 m2 (untuk
pemakaian 4x leveling ).
Adukan diatas dituangkan pada permukaan dan diratakan dengan plat leveling.
Proses leveling ini dikerjakan 3-4 kali untuk menghasilkan permukaan yang benar-benar
rata, waktu pengerjaan setiap leveling dibutuhkan 8 jam untuk proses pengeringan.
4. PROSEDUR PEMASANGAN
Sebelum pekerjaan pemasangan vinyl dimulai, lokasi pemasangan lantai vinyl di Ruang
Destruksi,Ruang Desinfeksi,Ruang Penerimaan Sample, Ruang Cuci dan Setrika,Ruang
Unboxing serta Ruang Isolasi RNA harus dalam keadaan siap pasang, yaitu:
a. Bebas dari pekerjaan dan lalu lintas sub onduits lain selama masa pengerjaan lantai
vinyl belum selesai.
b. Batas ruangan/lokasi pemasangan yang berupa dinding/partisi harus sudah selesai
dikerjakan (kecuali pengecatan, wallcovering dan sejenisnya), plint/skirting lantai
jangan dipasang terlebih dahulu sampai pemasangan lantai vinyl selesai.
c. Ruangan dalam keadaan bersih, tidak ada tumpahan mortar, cat, minyak atau bahan-
bahan lainnya (cuci lantai bila perlu).
d. Semua pekerjaan yang pelaksanaannya menggunakan scaffolding berat/tinggi,
pekerjaan M/E, ceiling harus selesai terlebih dahulu.
4.1Pemerataan Lantai
a. Pemerataan lantai hanya menutupi gelombang dengan lebar maksimum 1 meter dan
kedalaman tidak lebih dari 4 mm.
b. Bersihkan lantai dari sisa pasir, sapu hingga bersih, siram dengan larutan primer, dan
biarkan ± 2 jam.
c. Lakukan pemerataan lantai lapis demi lapis hingga lantai tidak bergelombang (±4
lapis), tiap lapis 1 hari pengeringan.
4.2Pekerjaan pemasangan
Sebelum dilakukan pemasangan lantai vinyl, selesaikan dahulu pekerjaan yang tersisa
seperti pemasangan lampu, penyelesaian ceiling dengan menggunakan scaffolding
beroda karet.
Koordinasi sangat perlu dilakukan, terlebih jika ada pemasangan instalasi mesin-
mesin berat sehingga pengangkutannya tidak merusak vinyl yang telah terpasang.
Cara Pemasangan vinyl:
Vinyl Sheet: Vinyl harus digelar diatas lantai ± 24 jam untuk menghilangkan gaya-gaya
dalam vinyl yang timbul akibat packing vinyl dalam kondisi tergulung.
Vinyl dilekatkan ke lantai sesuai dengan lem (adhesive) yang telah disyaratkan oleh
factory dan sesuai penggunaan vinyl tersebut di masa mendatang, kemudian di
welding pada setiap sambungan antarvinyl.
4.3.Pekerjaan Pemolishan
Sebelum dipolish lantai harus dipel hingga bersih, buang sisa kotoran dan bilas
dengan air bersih, kemudian keringkan.
Setelah pekerjaan pemolishan selesai, biarkan lantai vinyl ±1 hari baru kemudian
lantai tersebut dapat dipergunakan.
5. PENYIMPANAN
Tempat penyimpanan barang harus terhindar dari genangan air, tidak lembab, terhindar
dari cuaca (panas matahari / air hujan ) dan selalu bersih. Vinyl harus disimpan dalam
posisi tegak lurus terhadap lantai (vertikal).
9.1.Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sandwich panel digunakan pada dinding, partisi dan
pintu pada ruang-ruang tertentu khususnya clean room, lingkup pekerjaan meliputi
9.3. Peralatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan kerja yang memadai dan sesuai dengan
kebutuhan tersebut. Perlatana tersebut seperti mesin potong, mesin bor dan lain-lain
perlatan yang dipergunakan guna fabrikasi dan pemasangan pada bangunan
9.4.Penyerahan Contoh
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan yang akan
dipakai, brosur, surat referensi produk metal skin yang masih berlaku, katalog dan profil
aksesoris pemasangan
Membuat shop drawing yang menujukkan ukuran, detail, tipe dan system pemasangan
setiap komponen-komponen yang dikerjakan dan dibuat berdasarkan gambar rencana.
Contoh-contoh tersebut untuk diteliti, diperiksa serta persetujuan penggunaan bahan
dari KONSULTAN PENGAWAS dan Perencana.
9.5. Bahan-bahan
a. Sandwich Panel
- Sandwich Panel merupakan produk jadi dari Pabrik berupa modular panel difungsikan
sebagai sekat ruangan dan penutup partisi.
- Sandwich Panel dibuat dari plat metal colorbond HRP (Hygenic Room Panel) tebal
0.45mm BMT (Base Metal Thikness) dengan substrate TRUZINC® STEEL AZ100 G300
finish Polyester dengan Top Coat fitur Anti onduit.
- Insulasi Sandwich Panel adalah Polyisocyanurate (PIR) FM Approve dengan density
42-43 kg/m3 dan Ketahanan terhadap Api 2 jam
- Ketebalan panel untuk dinding/partisi adalah 50mm, dengan lebar modul standart
1170mm.
- Sistem Join : slipjoint system, seluruh join bagian luar akan dilapisi dengan silicone
sealant Non-Acid
- Untuk pekerjaan sandwich panel wajib menyertakan surat dukungan dari pabrik
utama disertai sertifikat FM Approve, Hasil test KTA 2 jam dan keaslian produk.
b. Aksesoris
Semua sudut menggunakan aluminium radius coving, yang telah memenuhi standard
DEPKES dan CPOB – BPOM.
Semua Aluminium Extrusion dilapisi/finishing powder coating warna yang sesuai
dengan warna Sandwich Panel.
Aksesoris yang dipasang dalam pemasangan Sandwich Panel Cleanroom pada sudut
pertemuan dinding dengan dinding, dinding dengan partisi dan dinding dengan lantai
yaitu Curving Internal/External R45, dan pada sudut ruangan menggunakan Threeway
dan untuk opening pintu menggunakan door end (bukan adu manis).
Flashing di aplikasikan sebagai penutup bagian yang berada di luar ruang ruang
bersih. Semua flashing adalah menggunakan material metal skin yang sama dengan
metal skin Sandwich Panel.
3. PEKERJAAN STRUKTUR
3.1. PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI
1. Ketentuan Umum
a. Persyaratan-persyaratan Konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-
syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan
dalam persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut
pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan standard-
standard yang berlaku, yaitu:
1) Tata-cara perencanaan struktur beton untuk bangunan Gedung (SNI
03–2847- 2002).
2) Peraturan Umum Beton Indonesia (PUBI, 1982),
3) Standard Industri Indonesia (SII),
4) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
5) Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung
(SNI 03–1726-2002),
6) American Society of Testing Material (ASTM),
7) Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung ( SNI
03–1729–2002 ).
b. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan
presisi tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini,
gambar-gambar rencana, dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan
oleh Pengawas.
c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan
material yang kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi
ketentuan yang disyaratkan.
d. Kontraktor wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di
dalam pekerjaan ini.
e. Seluruh material yang oleh Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat
harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan
menggunakan kembali.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi
seluruh pekerjaan beton/ struktur beton yang sesuai dengan gambar
rencana.
a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana,
termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-
bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan
(reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di
dalam beton.
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton,
penyelesaian dan perawatan beton dan semua jenis pekerjaan lain yang
menunjang pekerjaan beton.
3. Bahan-bahan
3.2. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan merupakan hasil
produksi dalam negeri satu merk. Semen harus disimpan sedemikian rupa
hingga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan
lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup,
sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan
lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain. Urutan penggunaan
semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di lokasi
pekerjaan.
3.3. Agregat Kasar
3.4. Air
0<10mm ±7%
>16mm ±5%
6. Pengangkutan Adukan
a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan
akhir (sebelum di tuang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya
pemisahan (segregasi) atau kehilangan material.
b. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat
penyimpanan akhir dengan ondui, tanpa mengakibatkan pemisahan
bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat
mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara pengangkutan yang
berurutan .
8. Perawatan Beton
a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut
harus dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam,
kecuali jika dilakukan perawatan yang dipercepat.
b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka
beton harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam
setelah penuangan, kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat
sebagaimana disebutkan di dalam Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal ( SNI 03 – 2847 – 2002 ).
9. Cetakan Beton
a. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus
direncanakan sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa
penyangga dan cetakan tersebut mampu menerima gaya-gaya yang
diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan adukan beton.
b. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari
hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku
untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari
penyangga.
c. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan
diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun onduit;
terutama untuk permukaan beton yang tidak difinish (onduit concrete).
d. Kecuali beton fondasi, cetakan dibuat dari multipleks dengan ketebalan
minimal 12 mm.
e. Kontraktor harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga penyerapan
air adukan oleh cetakan dapat dicegah.
f. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya
“overstress” atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi
yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku
untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada di atasnya
selama pelaksanaan.
g. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran
letaknya, kekuatannya, dan tidak akan terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang, permukaan cetakan harus
bersih terhadap segala kotoran, dan diberi oli untuk mencegah lekatnya
beton pada cetakan. Untuk menghindari lekatnya oli pada baja tulangan,
maka pemberian oli pada cetakan harus dilakukan sebelum tulangan
terpasang.
h. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % fc)
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % fc)
Balok dengan beban konstruksi 14 hari (setara dengan 85 % fc)
Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus
dicabut sebelum pengurugan dilakukan.
2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam:
ASTM C150,
ASTM C 33,
SII – 0051 – 74,
SII – 0013 – 81, dan
SII – 0136 – 84.
3. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus,
PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi.
Demikian juga mengenai cara penyimpanan.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.
3. Pelaksanaan Pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada pengawas dalam rangkap 3
(tiga) untuk disetujui.
b. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila ada sesuatu yang diragukan,
pemborong harus segera menghubungi direksi. Pengambilan ukuran dan atau
pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab
pemborong.
4. Testing & Commissioning
a. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang ada.
b. Testing/pengujian meliputi: Uji isolasi minimal 10 M (Mega Ohm) dan uji beban
penuh.
c. Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh direksi,
pengawas dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus diperbaiki atas
tanggungjawab pemborong.
d. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab pemborong.
e. Hasil pengujian dituangkan dalam berita acara sebagai syarat penyerahan
pertama.
5. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
a. Peralatan instalasi yang dikerjakan oleh aplikator mendapat garansi dari aplikator
sesuai jaminan garansi masing-masing aplikator sejak saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak
saat penyerahaan pertama.
c. Selama masa pemeliharaan, pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi dan
mengganti segala kerusakan yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila pemborong instalasi ini tidak
melaksanakan teguran dari pengawas atas perbaikan/penggantian/penyetelan
yang diperlukan, maka pengawas berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
pemborong instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, pemborong instalasi ini harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat mengenali ondui instalasi dan
dapat melaksanakan pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani oleh pemborong dan
pengawas serta dilampirkan surat ijin pemakaian dari jawatan keselamatan kerja.
h. Apabila diperlukan oleh pemberi tugas, pemborong harus bersedia ondui ke lokasi
proyek untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi.
Petugas yang ditunjuk oleh pemborong harus sudah hadir paling lambat 3 jam
setelah dihubungi oleh pemberi tugas.
6. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak direksi.
b. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada
pengawas secara tertulis. Pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus
disetujui oleh Pengawas secara tertulis.
7. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi
lingkup kerja instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak pengawas secara tertulis.
2. Splice/ percabangan
Tidak diperkenankan adanya percabangan (splice) ataupun sambungan didalam pipa
onduit. Sambungan atau percabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang
atau kotak sambung, yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada panel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektrik
dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered. Dalam
PERENCANAAN RENOVASI DALAM RANGKA PENINGKATAN BSL 2 BBPOM DIY-TAHUN 2021
32
Spesifikasi Teknis
3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
varnished cambric dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja, dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara
yang disetujui, menurut aturan yang berlaku atau pabrik pembuatnya.
4. Pemasangan Kabel
Pemasangan mendatar (horizontal)
a. Kabel instalasi daya dan penerangan didalam bangunan. Semua kabel harus
dipasang dalam koduit, dengan ketentuan-ketentuan pemasangan onduit
sebagai berikut :
1) Dipasang dipermuakaan plat beton langit-langit untuk ruang dengan langit-
langit (plafond).
2) Dipasang tertanam didalam plat beton langit-langit untuk ruang yang tidak
berplafond (exposed onduit).Untuk pemasangan pipa onduit dipermukaan
plat beton, onduit harus dilengkapi pendukung-pendukung yang dicat anti
karat.
3) Semua kabel harus dipasang lurus/sejajar dengan onduit teratur. Pembelokan
kabel harus delakukan dengan jari-jari lengkung tidak boleh kurang dari
syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel).
b. Pemasangan di Dalam Dinding (onduit)
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang onduit tertanam
didalam dinding harus diletakan didalam onduit sesuai yang disyaratkan dengan
ukuran minimum 20mm.
c. Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel dalam onduit pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang pipa
onduit.
1) Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat dipergunakan
adalah type NYM, penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah
2,5 mm². Kabel-kabel ini harus dipasang di dalam pipa PVC 5/8”, atau
diameter pipa onduit disesuaikan dengan kabel yang dipakai.
2) Untuk penerangan dan stop kontak biasa yang dipasang pada dak beton,
kabel yang dipergunakan adalah type NYM, penampang kabel minimum
yang dapat dipakai adalah 2,5 mm². Kabel-kabel ini harus dipasang di dalam
pipa PVC 5/8” atau diameter pipa onduit disesuaikan dengan kabel yang
dipakai.
3) Kabel-kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dan saklar melalui
dinding dapat memakai pipa PVC. Diameter pipa yang dipergunakan
disesuaikan dengan kabel yang dipakai.
4) Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura
doos, tee doos) dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus dapat
dilepas dan dipasang kembali dengan mudah, dengan memakai skrup.
Sedang untuk penyambungan di dalam beton harus memakai terminal box
metal.
PERENCANAAN RENOVASI DALAM RANGKA PENINGKATAN BSL 2 BBPOM DIY-TAHUN 2021
33
Spesifikasi Teknis
5) Pemasangan pipa kabel-kabel di atas plafon harus disusun rapih dan harus
diklem/ diikat dengan kawat onduit-rak kabel (trunking) dan pada
prinsipnya kabel-kabel tidak diperkenankan langsung diklem pada
konstruksi bangunan.
6) Kabel-kabel yang terpasang di dalam dak beton kolom beton, dinding beton
harus menggunakan pipa PVC.
7) Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak di dalam doos
harus memakai las dop yang terbuat dari bakelit berwarna (buatan Legrand,
3M atau setara yang dapat disetujui oleh direksi). Las dop dari bahan
porselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
8) Saluran cadangan (stop kontak dan penerangan) harus dipasang sampai di
atas plafond, dilengkapi kotak sambung.
9) Semua instalasi pengabelan harus dipasang didalam conduit, baik yang
dipasang rak kabel (trunking) maupun yang menuju ke titik-titik lampu dan
stop kontak.
10) Kode warna isolasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL :
1) Fasa 1 : Merah
2) Fasa 2 : Kuning
3) Fasa 3 : Hitam
4) Netral : Biru
5) Grounding : Hijau – Kuning.
2) Ukuran
Setiap box outlet harus diberi bukaan untuk onduit hanya ditempat yang
diperlukan. Setiap kontak harus cukup besar untuk menampung jumlah
dan ukuran onduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari
ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
2) Cara pemasangan
- Saklar-saklar (saklar biasa atau grid switch) harus dari jenis
rockermechanism dengan rating minimum 10A/250V.
- Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok/dinding, kecuali ditentukan lain pada gambar.
- Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140cm diatas lantai yang sudah selesai.
- Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos yang sesuai dengan
sambungan, hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
- Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding
dengan ketinggian 110cm atau 30cm dari permukaan lantai yang
sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk direksi, pengawas.
3) Jumlah Kutub
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral,
pentanahan) dengan rating minimum 16A/220V. Cara pemasangan harus
disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
1.5.PERSYARATAN BAHAN/MATERIAL
Daftar material untuk semua material yang ditawarkan, pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan: merk, tipe, dan kelas. Juga dilengkapi dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh pemborong harus baru dan cocok
untuk dipasang di daerah tropis.
Material harus dari produk dengan kualitas baik dari produksi baru.
Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam spesifikasi
teknis berikut ini.
Spesifikasi
No Uraian Merk
Tipe / Produk Keterangan
1. PEKERJAAN STRUKTUR
2 Pekerjaan Pasangan
Folcon
Acian Plester
a Lantai ( Ruang
Admin,Ruang Penerimaan
60 x 60 cm Indogress
sample )
,Esenza,Roman
Homogenius Tile (Polished ) Granit
(Unpolished )
Setrika,Ruang
Unboxing,Ruang Isolasi
RNA)
Ukuran 1x70x210 cm
Ukuran 1x80x215 cm
Ukuran 1x80x210 cm
Frame Aluminium
Frame Aluminium
Alexindo,Indal,
Alutama
l Passbox 75x60x55 cm
t= 5 mm
Cylinder,
7 Pekerjaan Waterproofing
8 Pekerjaan Pengecatan
9 Pekerjaan Langit-langit
(Plafon)
ukuran 60x80 cm
Tebal 0,3 mm
10 Pekerjaan Lain-lain
Kedalaman 5 Buis
Beton
Tebal 15 cm
a Supreme,Kabelindo,Kabel
Kabel
Metal
NYM
b Supreme,Kabelindo,Kabel
Instalasi penerangan
Kabel NYM 2x1.5 mm c/w conduit Metal
HI impact 20 mm
c Instalasi stop kontak 1 Supreme,Kabelindo,Kabel
phase Kabel NYM 3x2.5 mm c/w conduit Metal
HI impact 20 mm
d Supreme,Kabelindo,Kabel
Terminal Block 60 A
Kabel NYM 3x6 mm c/w conduit Metal
HI impact 20 mm
e Lampu Downlight - white LED 13 watt Downlight Phillips,Panasonic
Philips FBS115 5.0 Inch/E-27
f Lampu Downlight - white LED 9 watt Downlight Phillips,Panasonic
Philips FBS115 5.0 Inch/E-27
g Saklar Tunggal Broco,Panasonic
4.PEKERJAAN SANITASI
BF 800
PENUTUP
1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini untuk menguraikan
bahan – bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh
Penyedia Jasa atau diselenggarakan Penyedia Jasa”, maka hal ini dianggap seperti betul –
betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian–bagian yang betul–
betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam rencana kerja
dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini harus diselenggarakan oleh Penyedia Jasa dan
dianggap seperti benar – benar disebutkan.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka
tetap diadakan / dikerjakan Penyedia Jasa.
4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan perencana.
Yogyakarta , 20 April 2021
Dra.ROSSY HERTATI,MP.,Apt.
NIP.19670107 199303 2 002