Anda di halaman 1dari 31

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN REHABILITASI DAN PEMBANGUNAN SDN KEDUNGKEMBAR

KECAMATAN WONOAYU

1. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian dalam Metode Pelaksanaan (Metodologi) ini menyangkut segi lingkup pekerjaan :

REHABILITASI DAN PEMBANGUNAN SDN KEDUNGKEMBAR KECAMATAN WONOAYU

2. JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri,
sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan
Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Perpres Nomor 54 tahun 2010.

Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan
bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk
dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi (secaratertulis).

Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian
pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung
jawab rekanan.

Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka
ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang- barang yang memuaskan
Pemberi Tugas.

3. URAIAN PEKERJAAN

Pelaksana

Pelaksana harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna
dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti
andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan
oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak
berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

Kuantitas dan kualitas pekerjaan

a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti apa yang
tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat- syarat. Tetapi kecuali yang
disebut diatas apa yang tertera dalamuraian dan syarat-syarat
Keterangan :

Pokja menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan dari
apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.

b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari gambar dan
uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki
dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.

4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar
situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada rekanan
beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat
persetujuan tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan
kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Pelaksanaan ini atau dipergunakan
untuk maksud- maksud lain.

Gambar-gambar tambahan Bila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu, maka Pihak
Pelaksana harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) yang disyahkan oleh Direksi, gambar-
gambar tersebut menjadi milik Direksi.

As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)

Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas perintah
pemberi Tugas atau tidak, pengawas harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar
kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar- gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3
(tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Rekanan.

Gambar-gambar ditempat pekerjaan

Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap termasuk rencana
Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam keadaan baik (dapat dibaca
dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar
tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

5. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)

Adapun kebangsaan Pelaksana, Sub Pelaksana, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan dimanapun
mereka bertempat tinggal / menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan
berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang- undang yang melindungi kontrak ini.

Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan pekerjaan rekanan
Pelaksana berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telpon rumah kepada
Kuasa Pengguna Anggaran.
6. PENJELASAN METODOLOGI DAN GAMBAR

Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang
dipakai/diikuti.

Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka dalam
gambar yang diikuti.

Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang dipakai dalam RKS tidak sesuai
dengan gambar, maka RKS yang diikuti.

Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah rekanan
menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut akan dibahas dalamrapat
penjelasan.

Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk
disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

7. PERSIAPAN DI LAPANGAN

Los Kerja / Direksi Keet.

Pelaksana diwajibkan membuat bouwkeet untuk kantor pegawainya, dan gudang untuk bahan-bahan
yang perlu terhindar dari gangguan cuaca.

a. Bila dianggap perlu oleh Direksi lapangan, Pelaksana diwajibkan membuat los kerja untuk tempat
pekerja, sehingga terhindar dari matahari dan hujan.

a. Sebelum rekanan Pelaksana mengadakan persiapan di lokasi, sebelumnya harus memenuhi prosedur
tentang tata cara perijinan / perkenan untuk memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan
kepada Ketua Jurusan yang bersangkutan terutamatentang dimana harus membangun bangunan, jalan
masuk dan sebagainya.

b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus mulai aktif untuk
mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.

c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum pada tiap-tiap bagian pekerjaan dilaksanakan,
diharuskan mendapat ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan
tersebut secara berkala.

8. JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan menerima SPK dari Kuasa
Pengguna Anggaran harus segera mengadakan persiapan antara lain pembuatan jadwal pelaksanaan
yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang
dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak.
Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan
hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila
terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk
penanggulangan hambatan yang akan terjadi.
9. KUASA PELAKSANA DI LAPANGAN

Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan

Pelaksana/rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan
perhatian sepenuhnya. Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-
cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada di
dalam kontrak.

Pegawai Pelaksana yang melaksanakan :

a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan Pelaksana harus dapat
menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang keahliannya, yang diberi kuasa
dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada ditempat pekerjaan.

b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan mendalami
semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan
konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.

c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila ada izin
tertulis dari Pengawas/ Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan rapat Direksi. Menyimpang dari hal
tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana, untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek.

d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari Pelaksana berdasarkan
pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini Pelaksana harus segera
menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

10. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

Keamanan dan kesejahteraan

Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan Pelaksana diwajibkan mengadakan segala hal yang diperlukan
untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas-
fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata tertib, ordonansi
Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.

Terhadap wilayah orang lain

Pelaksana diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan harus mencegah para
pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

Terhadap milik umum

Pelaksana harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih dari bahan-bahan
bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan
kaki selama kontrak berlangsung.

Pelaksana juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan
umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan Pelaksana,
maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Pelaksana.
Keamanan Terhadap Pekerjaan

Pelaksana bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan
perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi. Pelaksana harus
menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya
untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga
agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau
menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

11. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

Air Minumdan Air untuk Pekerjaan

a. Pelaksana harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat pekerjaan untuk
para pekerjanya.

b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau menyambung pipa
air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna memperhitungkan pembayaran) atau air sumur
yang bersih/jernih dan tawar, bila hal ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.

Kecelakaan

Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada waktu
pelaksanaan, Pelaksana harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban
dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Pelaksana dan harus segera melaporkan
kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.

Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan

pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN

Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus menyediakan/menyiapkan alat-alat baik untuk sarana
peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil
pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen dan sebagainya.

13. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

Pelaksana harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara pekerjanya dan tak
akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalamtugas yang diserahkan
kepadanya.

Pelaksana menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut
kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas dari cacat. Semua
pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defiktif.

Dalampengajuan penawaran Pelaksana harus memperhitungkan biaya-biaya pengujian / pemerikasaan


berbagai bahan pekerjaan.

Diluar jumlah tersebut Pelaksana tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak
memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
14. PEKERJAAN TIDAK BAIK

Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Pelaksana membongkar pekerjaan apa saja yang
telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-
barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalampekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan.

Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Pelaksana untuk disempurnakan dengan
kontrak.

Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan-
pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.

Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan perintah
yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

15. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)

Pelaksana berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan AV- 41 pasal (2)
ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara
keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan- persyaratan teknis untuk mendapatkan
pekerjaan yang baik.

Pelaksana selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi
kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu dan lain hal tidak
dicantumkan dalamgambar dan bestek.

Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara tertulis dari
Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga
yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantumdalamdaftar harga upah dan satuan
pekerjaan.

Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah tidak sah dan
menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya.

16. PAPAN NAMA PROYEK

Pelaksana tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan pekerjaan
atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.

Pelaksana harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan.

Pelaksana harus memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,8 x 1,2 m2 warna dasar putih
tulisan hitam.
17. PEKERJAAN PEMBONGKARAN

Pembongkaran dilaksanakan pada :

Mushola

- Bongkar rangka atap


- Bongkar dinding

Ruang kelas

- Bongkar dinding
- Bongkar Atap

Pembongkaran harus dilaksanakan secaratertib dan hati-hati sehingga :

- Tidak merusakkan bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar.

- Tidak membahayakan manusia, baik orang lain, personil yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun
pekerjanya sendiri.

- Pada waktu pembongkaran, Pelaksana harus mengerjakan secara bertahap apabila ada ruangan yang
masih harus dipergunakan. Pemindahan semua perabot dalam ruangan yang akan dibongkar juga
dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak barang-barang yang ada didalamnya.

- Pelaksana harus menyediakan jaring pengaman atau pentup sementara terhadap barang-barang yang
tidak dapat dipindahkan sehingga tidak merusak atau mengganggu dalampengerjaannya.

Material bekas bongkaran yang oleh direksi lapangan direkomendasikan dapat dipergunakan kembali
dan yang akan digunakan kembali didalam pelaksanaan ini dengan yang tidak direkomendasikan untuk
dipakai kembali namun memiliki kondisi baik, harus dipisah-pisahkan dan ditempatkan dilapangan
pekerjaan sesuai petunjuk direksi dan dibuatkan berita acara serah terima kepada owner.

18. PEKERJAAN PERSIAPAN

Termasuk didalam lingkup perkerjaan persiapan pelaksanaan konstruksi ini adalah penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan- pekerjaan :

a. Pekerjaan pembersihan lokasi

b. Pekerjaan pemasangan papan bangunan (pasang bouwplank)

c. Pembuatan papan nama

Sebelum rekanan Pelaksana mengadakan persiapan dilokasi sebelumnya harus memenuhi prosedur
tentang tata cara perijinan/perkenan untuk memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada
pemerintah daerah setempat, terutama tentang dimana harus membangun Direksi Keet, bahan-bahan
bangunan, jalan masuk dan sebagainya.
Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Direksi Lapangan sudah harus mulai aktif untuk
mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.

Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan dilaksanakan,
diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat meneruskan bagian dari
pekerjaan tersebut secara berkala.

19. PEMBERSIHAN LOKASI

Pembersihan dilaksanakan pada :

a. Semua jenis kotoran, tanaman, tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai dan lain-lain yang
mengganggu pelaksanaan pekerjaan konstruksi disekitar daerah pekerjaan hingga seluas kapling
bangunan.

Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan atau
ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.

Setelah pembersihan lahan bekas bongkaran lantai bagian belakang harus dilakukan perataan lahan rata
dengan tanah.

20. PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN (PASANG BOUWPLANK)

Termasuk didalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk
pelaksanaan pekerjaan pemasangan bouwplank.

Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :

a. Kayu meranti ukuran 5/7 dan papan meranti MC 2/20

b. Cat warna merah

Papan bangunan ukuran 2/20, diketam rata permukaan atasnya, di pasang rata air setinggi duga lantai (±
0.00) berjarak 2 mkearah luar as kolombangunan.

Tiang-tiang papan bangunan ukuran 5/7, dipasang kokoh maksimal setiap jarak 2 m.

Semua titik as kolompada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat dan paku.

Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh hingga pelaksanaan konstruksi mencapai pengecoran beton
plat lantai.

21. PEKERJAAN TANAH / URUGAN

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

Pekerjaan urugan dilaksanakan pada lahan yang akan dipakai untuk bangunan ini seperti yang
tercantumpada gambar.

Lahan yang akan dipakai untuk bangunan baru ini diurug dengan menggunakan urugan sirtu tebal 20 cm
yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan masin pemadat/mesin penggilas dengan
menggunakan mesin pemadat.
Untuk pekerjaan urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan, urugan bawah pondasi batu kali.

Dalamnya parit pondasi harus sesuai gambar dan gambar detail. Hal-hal yang menyimpang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang, galian harus cukup lebar untuk dapatnya pekerja
dengan baik serta sisinya tidak mudah gugur.

Galian tanah pondasi harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar gedung sedemikian rupa
hingga tidak mudah gugur kembali kedalamlobang parit pondasi.

Jika Direksi menganggap pondasi sudah cukup mengeras urugan dilakukan selapis demi selapis dengan
pasir urug yang sudah dipilih (bersih) dan ditumbuk hingga padat.

Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah galian sehingga mencapai tanah
asli, baik bagian luar maupun semua bagian dalam dipadatkan dan disiramdengan air sehingga kenyang
dan padat.

Dibawah pondasi harus diurug dengan pasir urug minimal tebal setelah dipadatkan 10 cmatau sesuai
gambar.

Pelaksana harus menyediakan mesin-mesin pompa yang bekerja baik untuk menguras/mengeringkan
genangan-genangan air pada galian dan lobang pondasi akibat hujan, air sumber atau sebab-sebab lain
pondasi harus dikerjakan dalam keadaan galian yang kering.

22. PEKERJAAN PONDASI PLAT

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan dan pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan pemasangan pondasi plat
dan yang berhubungan, antara lain :

a. Perataan dan pembersihan lokasi kerja hingga benar-benar datar dan bebas darisegala macambahan
yang dapat mengganggu jalannya pekerjaan.

b. Survei dan setting titik strauss sesuai berita acara uitzet.

c. Penyediaan material dan pekerjaan pembersihan.

Pondasi plat setempat yang digunakan setara produksi lokal dengan penampang 60 x 60 x 20 cm,
dengan mutu beton K.175, sesuai dengan gambar kerja perencanaan.

Peletakan pondasi plat setempat dan plat menerus harus dilaksanakan tepat pada titik- titik pondasi
yang telah disetujui Direksi. Arah pondasi plat adalah tegak lurus bidang rata air. Oleh karenanya selama
pengerjaan pondasi, kelurusan harus dikontrol dengan 2 alat ukur theodolite pada sumbu absis dan
ordinatnya. Penyimpangan akhir pelaksanaan hanya diperkenankan maksimum5 cmdari sumbu absis
dan ordinatnya.

Bila penyimpangan kedudukannya lebih dari yang disyaratkan, kontraktor pelaksana harus membuat
rencanan perubahan poer beserta perhitungan konstruksinya dan harus mendapatkan persetujuan
direksi sebelumpoer dilaksanakan.

Bila hal ini terjadi, tambahan biaya yang mungkin timbul sepenuhnya menjadi tenggung jawab
kontraktor pelaksana.
Sebelum pelaksanaan pembesian dan pengecoran pondasi kontraktor harus memberitahu terlebih
dahulu kepada Pengawas proyek dan harus sudah mendapat persetujuan dari Pengawas proyek.

Pelaksanaan konstruksi diatas pondasi baru boleh dilaksanakan setelah pondasi benar- benar kering
(minimal 3 minggu setelah selesai pengecoran poer di tiap-tiap titik pondasi) serta meperoleh
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

23. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG

- Mushola dan Ruang Kelas

Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku (PBI 1971) dengan
jenis beton sesuai gambar perencanaan.

Pekerjaan beton bertulang dengan Mutu Beton K175 harus dilaksanakan pada beton bertulang struktur
dan diaduk dengan mesin pengaduk / mollen sesuai dengan persyaratan uji :

- Trial Test dan Mix Design

Merupakan uji awal sebelum pengecoran dilaksanakan, untuk mengetahui takaran sesuai dengan mutu
beton yang disyaratkan dan dipakai sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, khususnya
untuk pelaksanaan beton struktur.

- Actual Random Test

Merupakan uji acak selama pelaksanaan pengecoran berlangsung untuk mengetahui mutu beton pada
bagian struktur tertentu.

- Slump Cone Test

Merupakan uji acak untuk mengetahui mutu adukan beton dalam hal ini jumlah volume airnya, untuk
menjaga konsistensi perbandingan air, semen sehingga didapat mutu beton seperti yang disyaratkan.

Seluruh prosedur pengujian mengacu pada PBI 1971, dilakukan oleh Kontraktor dan
lembaga/laboratorium uji konstruksi yang ditetapkan sebelumnya dan selalu dalampengawasan
Konsultan Pengawas, seluruhnya atas biaya Kontraktor.

- Tes Balok Beton

Pada saat pelaksanaan pengecoran plat / balok lantai dasar harus dibuatkan balok-balok berupa balok
kubus atau silinder dengan ukuran dan jumlah disesuaikan dengan ketentuan yang dimuat dalam PBI
1971, dan dilakukan pengetesan di Laboratoriumkonstruksi beton.

Adukan beton dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 kr digunakan untuk beton tidak bertulang seperti :
rabat beton dan lantai kerja, sedangkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr dipakai untuk
kolom praktis, balok latai, ring balk atau beton yang bukan struktur.
Bahan untuk adukan beton :

Semen :

- Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen produksi dalam negeri merk Gresik,
Tiga Roda atau setara dan sesuai standart SNI.

- Dalampelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk.

- Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong semen yang masih utuh.

- Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai mengeras harus segera
dikeluarkan dari lapangan/lokasi.

Agregat Beton :

- Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan organik dan
susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan PBI 71 jumlah butiran lumpur lembut
harus kurang dari 5%keseluruhannya.

- Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang seperti kubus dan
mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus bersih, keras dan bebas dari kotoran-
kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton dan memenuhi persyaratan PBI 71.

- Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat campuran di daerah baik
menurut PBI 71.

Air :

- Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik
yang dapat mengurangi mutu beton.

- Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Direksi dan bila air yang digunakan
meragukan, maka Pelaksana harus mengadakan penelitian Laboratoriumdengan biaya atas tanggungan
Pelaksana.

Besi Beton :

- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu Ø8(polos), Ø10(polos), 12(polos)
dilengkapi dengan pengetesan di Laboratorium dengan diameter-diameter seperti yang tertera
dalamgambar.

Penggunaan diameter yang lain diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis dari Direksi.

- Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar / rencana detail
dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan diameter masing-masing.

Kayu untuk cetakan beton :

- Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayumeranti.
- Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 6 mm dan pemakaiannya maksimum
2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu
pembongkaran, beton tidak menempel pada papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu
meranti ukuran minimum5/7 cmatau rangka baja/schafolding.

Pelaksanaan Pekerjaan Beton:

- Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran,
kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan
persetujuan Direksi.

- Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Pelaksana harus memakai mesin Pengaduk
beton / Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr dan 1 pc :
2 ps : 3 kr ) untuk pembuatan beton struktur beton pelat, kolom 15/25,15/15, balok konsol 15/15, balok
latai 12/15 memakai mutu beton K-175 dan rabat beton bawah lantai tebal 3 cm memakai mutu beton
K-100.

- Pengecoran hanya dapat dilaksanakan bila mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Untuk itu
selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum tanggal pengecoran yang direncanakan, Pelaksana harus
mengajukan surat permohonan ijin untuk pengecoran kepada Direksi.

- Segera setelah beton dituankan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator
dan harus mendapat persetujuan Direksi.

- Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu cepat dan
melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama paling tidak 10
(sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi dengan
membungkus dengan karung goni yang dibasahi.

- Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI 71 dipenuhi
dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras,
dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi.

- Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka sebelumnya harus dibuat
lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.

Pekerjaan Bekisting :

- Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang ditentukan dalamgambar
konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.

- Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari papan / multiplek t = 9
mmyang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.

- Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan
perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui untuk dilaksanakan.

- Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang
sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
- Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan kekakuan dari cetakan
juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama terhadap berat beton sendiri serta bahan-
bahan lainnya yang timbul selama pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.

- Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan kering dari air limbah,
minyak dan kotoran lainnya.

Pekerjaan Baja Tulangan :

- Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan, pembengkokan,
sambungan, penghentian dll. Untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan oleh Pelaksana
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail
harus memenuhi persyaratan, seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang
harus diikuti menurut PBI 71, NI-2 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang
Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung tahun 1983.

- Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan dalam gambar.

- Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan
ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bila perlu.

- Pengecoran tidak diperkenankan apabila belumdiperiksa dan disetujui oleh Direksi.

24. PEKERJAAN PEMELIHARAAN BETON

Termasuk didalam lingkup pekerjaan pemeliharaan beton ini adalah penyediaan tenaga, bahan material,
dan peralatan untuk pelaksanaan perlindungan beton hingga beton yang baru dicor terlindungi dari
sinar matahari langsung, angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.

Bahan yang digunakan anatara lain :

a. Goni

b. Air

Kontraktor pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari langsung,
angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.

Kontraktor pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan cara-
carasebagai dibawah ini :

a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur sampai
dibongkar.

b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya permukaan plat lantai) harus
ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya
digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lainoleh Konsultan
pengawas/Direksi.

c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2x sehari harus dilakukan setelah bekisting dibuka.
Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau menggangkut barang diatas beton atau memakai bagian beton
sebagai tumpuan selama menurut Konsultan pengawas/Direksi bahwa beton tersebut belumcukup
mengeras.

25. PEKERJAAN PEMBONGKARAN BEKISTING

Termasuk didalam lingkup pekerjaan pembongkaran bekisting ini penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan untuk pelaksanaan pembongkaran bekisting beton.

Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :

a. Umur beton belummencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.

b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kerja di atasnyabila
hal tersebut akan dilakukan.

Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor pelaksana harus mengajukan ijin pembongkaran


secara lisan kepada Konsultan Pengawas/Direksi. Namun sebelum Konsultan pengawas/Direksi
memberikan ijin secara tertulis (baik melalui surat resmi maupun tertulis dalam buku Konsultan
pengawas/Direksi), Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pembongkaran.

Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa sehingga:

a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun konstruksi lainnya.

b. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.

Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi dengan mortar beton
sesuai campuran asal.

Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas petunjuk Konsultan
pengawas/Direksi sehingga tidak menghambat jalannya pelaksanaan selanjutnya.

Akibat-akibat dari kekhilafan kontraktor pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawabnya.

26. PEKERJAAN PASANGAN

- GEDUNG A DAN GEDUNG B

Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan batu bata yang dapat dilihat pada gambar perencanaan dengan
syarat sebagai berikut :

Untuk pasangan batu bata tebal ½bata dan bata rollag dibuat dengan campuran (adukan) perekat 1 Pc :
5 Psr.

Pasangan batu bata harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak
dengan maksimumpecah dari batu bata merah 20 %.

Bata harus berukuran samamenurut aturan normalisasi, dan sebelumdipasang direndamair terlebih
dahulu hingga kenyang.
Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang, berukuran sama, tidak
boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut pemeriksaan Direksi

Tidak diperbolehkan dipasang bata bekas atau batu bata yang pecah-pecah.

27. PEKERJAAN PLESTERAN

- Mushola dan Ruang Kelas

Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru sebagai berikut :

Campuran spesi untuk plesteran dilaksanakan campuran 1 Pc : 5 Ps, hasil ayakan yang halus dan selalu
ditakar.

Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus, merupakan suatu bidang
yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak-retak, kemudian jika terjadi retak-retak Pelaksana harus
segera memperbaikinya.

Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing ( benangan ) supaya digunakan plesteran 1 Pc : 3 Ps


dilaksanakan dengan lurus dan tajam.

28. PEKERJAAN KUSEN, JENDELA DAN PINTU

Pekerjaan yang dilaksanakan antara lain :

- Mushola

- Pasang kusen alumunium 4" Brown

Pasang daun pintu board WPC

- daun pintu board WPC 0,5cm

- Engsel pintu

- Pasang slot pintu 2x putar

Pasang daun pintu alumium isi kaca

- daun pintu aluminium isi kaca

- Engsel pintu

- Pasang slot pintu 2x putar

Pasang kaca Bening t=5mm

- Ruang Kelas

- Pasang kusen alumunium 4" Brown

Pasang daun pintu board WPC

- daun pintu board WPC 0,5cm


- Engsel pintu

- Pasang slot pintu 2x putar

Pasang Daun Jendela alumunium lengkap (coklat)

- Slimar daun jendela brown model casement

- kaca bening 5mm

- Engsel Casement uk. 12"

- Pasang Rambuncis

Pasang kaca Bening t=5mm

Persyaratan Bahan :

a. Mutu dan kualitas alumunium adalah alumunium lokal sesuai dengan persyaratan bahan yang berlaku
di Indonesia.

b. Untuk kosen yang menggunakan alumunim 4" produksi pabrik (disertai dengan contoh dan brosur),
berkualitas baik dengan spesifikasi sebagai berikut :

- Dimensi : 4"

- Tebal profil alumunium : 1.00 mm

- Ultimate strength : 28.000 psi

- Yield strenght : 22.000 psi

- Shear strenght : 17.000 psi

- Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 8 mikron dengan (warna brown)
atau ditentukan kemudian

c. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela

d. Semua alumunium yang dipakai harus pabrikasi, benar-benar lurus dan kualitas baik.

e. Ukuran alumunium adalah ukuran jadi seperti tertera pada gambar kerja dengan toleransi 2 mm.

f. Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dynabolt, kawat dan lainnya harus bergalvanisir sesuai
dengan persyaratan yang berlaku di Indonesia.

g. Pelaksana wajib mengajukan contoh bahan/material untuk mendapatkan persetujuan Direksi /


Pengawas Lapangan.

h. Untuk pemasangan aluminium composite panel dipasang dengan baik,rapi dan setiap sambungan
sudut harus di verstek sesuai dengan gambar detail yang sudah ada.

i. Pemasangan kaca pada kusen/daun jendela, menggunakan list, dempul, ataupun silent yang sesuai
dengan gambar perencanaan sedemikian rupa hingga rapat, tidak bergetar.
29. PEKERJAAN RANGKA ATAP

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan baja khusus dipasang untuk pekerjaan atap yang meliputi :

- MUSHOLA

Rangka kuda-kuda WF 100x50x5x7

Gording CNP 125.50.2,3

Pekerjaan plat plendes t=10mm

Pekerjaan Plat sambungan kuda-kuda t=8mm

Trekstank gording Ø10 mm

Trekstank kuda-kuda Ø16 mm

Jarum keras Ø 16 mm

Pekerjaan Pengelasan kuda-kuda

Pekerjaan Perakitan kuda-kuda

Besi Angkur Ø 16 mm

Pasang Draf & Mur M10 untuk Trekstank gording

Pasang Baut M12 A-325 untuk kuda-kuda

Pasang usuk reng galvalume jarak 70cm

Pasang genteng kodok ex. Karangpilang baru

Pasang genteng bubung ex. Karangpilang

flashing kalsiplank

Pasang listplank Kalsiplank l=30cm

- RUANG KELAS

- Pekerjaan WF 150.75.5.7

Gording CNP 125.50.2,3

Pekerjaan plat plendes t=10mm

Pekerjaan Plat sambungan kuda-kuda t=8mm

Pekerjaan Plat rip t=6mm

Trekstank gording Ø10 mm


Trekstank kuda-kuda Ø16 mm

Ikatan angin kuda-kuda Ø12 mm

Jarum keras Ø 16 mm

Pekerjaan Pengelasan kuda-kuda

Pekerjaan Perakitan kuda-kuda

Besi Angkur Ø 16 mm

Pasang Draf & Mur M10 untuk Trekstank gording

Pasang Baut M12 A-325 untuk kuda-kuda

Pasang usuk reng galvalume jarak 70cm

Pasang genteng kodok ex. Karangpilang

Pasang genteng bubung ex. Karangpilang

flashing kalsiplank

Pasang listplank Kalsiplank l=30cm

Umum

- Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang dalam gambar rencana dinyatakan sebagai struktur
baja, juga bagian yang menurut sifat strukturnya memakai baja dalamhal ini adalah sebagai rangka atap
Gedung.

- Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing) dari
pekerjaan baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan struktur seperlunya.

- Gambar kerja meliputi detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang baut angkur, las,
pertemuan pada pemutusan, pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain yang secara teknis diperlukan,
terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.

- Gambar-gambar perencana sebagai gambar referensi untuk gambar kerja.

- Setiap ada perubahan dimensi dari profil baja bangunan harus dengan persetujuan direksi.

- Sub kontraktor yang dipakai oleh kontraktor (bila ada) harus diketahui dan disetujui oleh direksi.

Peraturan – peraturan / Standart

- Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan baja sesuai dengan peraturan perencanaan
Bangunan baja Indonesia.

- Semua pekerjaan baja harus memenuhi syarat dari AISC “Specification For Fabrication and Erection”.

- Semua pekerjaan baut harus memenuhi syarat dari AISC “Specification For Fabrication For Structural
Joints Boltz.
- Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society Code For Arc Welding in Building
Construction Section 4.

Mutu Bahan

- Profil baja dan plat yang digunakan adalah baja St-37 atau ASTM A-36 atau SS.41 (JIS G.3101 – 1970)
atau Fe 360 (PPBI) dan harus ada sertifikat pabrik. Tegangan leleh minimum2400 kg/cm².

- High strength bolt sesuai ASTMA-325 (High Strength Friction Grip).

- Digunakan lectrode las dengan mutu AWSE-6010, sesuai dengan ASTMA-233.

- Cat yang dipergunakan adalah cat yang diperuntukkan khusus untuk baja oleh pabrik pembuatnya dan
dari jenis yang berkualitas baik.

- Untuk baja yang tidak dibungkus beton harus diberi cat Zinkromate / Anti karat.

- Semua bahan yang digunakan harus disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuatnya dan harus
diperiksa serta mendapat persetujuan direksi.

- Untuk rangka atap baja ringan produksi pabrikan berstandart SNI produksi SUPERTRUSS, SMARTRUSS,
SMARTFRAME dan setara lainnya dengan kualitas baik. Dimensi / ukuran untuk Usuk Maintruss C
75.0,75 jarak 70cm dan Reng UK 30.0,45 serta pemasangannya menggunakan selt driling screw dengan
jumlah pada masing-masing titik buhul disesuaikan dengan gambar perencanaan.

- Pekerjaan atap/kap harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga mendapat bidang yang rata dan
rapat.

- Untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh pada bagian penting (lihat gambar detail) harus ditambah
ikatan atau batang perkuatan.

Pabrikasi

a. U m u m

Tenaga kerja yang digunakan (termasuk tukang-tukang) harus betul-betul ahli pada bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi proyek. Ketelitian
pekerjaan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya
pada waktu pemasangan.Sebelum pelaksanaan pabrikasi, gambar shop drawing harus sudah disetujui
oleh direksi.Direksi proyek mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan
pemeriksaan pekerjaan.Tidak satu pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa
dan disetujui. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini
akan ditolak dan harus segera diperbaiki.Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri
semua pekerjaan, alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan
pekerjaan.Kontraktor pabrikasi harus memperkenankan kontraktor Montase untuk sewaktu-waktu
memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan lain-lain yang
berhubungan dengan waktu pemasangan ditempat pekerjaan.Kontraktor Montase tidak mempunyai
wewenang untuk memberikan instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.
b. Pola Pengukuran

Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita bajayang telah disetujui.

c. Kelurusan Pelat / Profil Baja

Sebelum pekerjaan penyambungan dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus dengan toleransi yang diizinkan oleh
ASTM specification A-6 harus bebas dari puntiran, bila terjadi puntiran harus diperbaiki, sehingga
setelah pelat-pelat disusun akan terlihat rapat seluruhnya. Pelurusan ataupun pelengkungan yang
diperlukan harus dikerjakan

dengan sistem mekanis ataupun dipanaskan setempat dimana temperatur tidak boleh lebih dari 650
derajat Celcius.

d. Pekerjaan Baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan Las pemotong

Pemotongan dengan oksigen lebih baik dibandingkan dengan mesin. Permukaan yang diperoleh dari
hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut
ukuran yang diperlukan.

e. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan

Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada pemotongan
diperkenankan terbuangnya metal sebanyak – 3 mm, pada pelat setebal 12 mmatau lebih kecil dan
sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.

f. Memotong dengan Las Pemotong

Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak dengan
kecepatan tetap.Pinggit yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus dan untuk
menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan gerinda.Gerinda bergerak searah dengan arah las
pemotong, tapi harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.

g. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las

Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang berpengalaman dibawah pengawasan langsung
seorang yang menurut anggapan direksi mempunyai keahlian dan pengalaman yang sesuai untuk
penyelenggaraan pekerjaan semacamitu.

Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan,
makacaraitu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.

Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan / jenis dan ukuran
electrode, tebal bagian-bagian, ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las tersebut harus
diajukan kontraktor untuk mendapatkan persetujuan direksi terlebih dahulu sebelumpekerjaan las listrik
dapat dilakukan.
Ukuran electrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik, yang digunakan pada listrik,
harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak akan dibuat penyimpangan tanpa
persetujuan tertulis dari direksi.

Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain
yang dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan
kurang tepat letaknya harus disingkirkan.

h. Mengebor Pelat Baut Angkur

Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila keadaan memungkinkan, maka semua
pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama dan dibor menembus seluruh
tebal sekaligus agar diperoleh posisi lubang yang tepat. Bila menggunakan baut pas pada salah satu
lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran dan
sebenarnya. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal.
Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas
bila perlu.Diameter lubang untuk angkur baut, kecuali baut pas adalah 1.50 mm lebih besar dari pada
diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam
toleransi yang diberikan. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak dibor menembus sekaligus
untuk seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat dibor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu
dan diperbesar kemudian pada saat montase percobaan.

i. Montase dibengkel (Montase percobaan)

Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan) pada halaman
kontraktor pabrikasi yang terlindung dari cuaca untuk diperiksa oleh direksi mengenai alignemen serta
tepatnya seluruh bagian dan sambungan.

Kalau terjadi perbedaan kedudukan, maka batang yang berdampingan harus dimontase bersama-sama
pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-perletakan, gelagar melintang dan
seluruh batang-batang penguatnya.

Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan menggunakan cara yang disetujui
seperti wartel, jack, las.

Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian- bagian itu pada posisi
yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau merusak material.

Pemberitahuan harus diberikan kepada direksi bila pekerjaan siap untuk diperiksa dan semua fasilitas
yang diperlukan untuk maksud pemeriksaan itu harus disediakan oleh kontraktor.

Montase percobaan tidak akan dilepas dulu sebelummendapat persetujuan tertulis dari direksi.

j. Memberi tanda untuk pemasangan akhir

Setelah montase percobaan serta setelah mendapat persetujuan direksi, tetapi belum dilepas, setiap
bagian harus diberi tanda tangan yang jelas (dengan pahatan & cat).

Cat dari warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sama. Dua copy dari
gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu oleh kontraktor pabrikasi diberikan
dengan cuma-cuma kepada direksi dan kontraktor Montase dari bangunan itu, pada saat pengiriman-
pengiriman pekerjaan baja itu.

k. Pengecatan di bengkel

Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan dari
seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada
perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan
penyemprot pasir (sand blasting) atau dengan cara lain yang disetujui.

l. Toleransi

Batang-batang profil harus lurus menurut ASTM specification A–. Batang profil tekan tidak boleh
bengkok dengan 1/1000 dari ujung batang.

Batang profil harus bebas dari puntiran bengkokan dan lubang-lubang dan bengkokan tajam.

Perbedaan panjang tidak boleh melebihi 1/32 inch untuk ujung-ujungnya yang dibuat sebagai perletakan
dan 1/16 inch untuk hating – batang struktur yang panjangnya 9 meter kurang, dan 1/8 inch untuk
batang yang panjangnya lebih dari 9 meter.

m. Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (montase lapangan) Transport dan Handling

Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah disetujui oleh direksi.

Sebelum penyerahan, untuk menjamin terlindungnya dari kerusakan, maka perhatian khusus diperlukan
dalam pengepakan serta cara perkuatan pada saat transport, handling dan montase percobaan
pekerjaan besi itu.

n. Penyerahan, penerimaan dan menjaga pekerjaan ini

Kontraktor pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi, dan memperbaiki
semua kerusakan sampai kerusakan sampai diserahkan dan diterima baik oleh kontraktor montase.

Kontraktor montase akan menerima seluruh pekerjaan besi ditempat pekerjaan, atau ditempat
penyerahan lain seperti diisyaratkan dan akan membongkar, mentransport ketempat pekerjaan bila
perlu dan menyimpan dengan aman bebas dari kerusakan- kerusakan hingga akhirnya terpasang.Segera
setelah menerima penyerahan pekerjaan besi kontraktor Montase akan segera menyampaikan kepada
direksi atau wakilnya, setiap kehilangan atau ketidakcocokan dari barang-barang besi itu dan akan
melaporkan juga secara tertulis kepada direksi setiap kerusakan serta cacat tanda ditunda-tunda, atau
kalau tidak melakukan demikian maka dia harus memperbaiki setiap kerusakan serta cacat yang terjadi
sebelum dan sesudah penyerahan, diatas biayanya sendiri.

Pemasangan (Erection)

a. U m u m

Kontraktor Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengeling dan atau baut dan atau las seluruh
pekerjaan besi. Pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya yang akan
digunakan telah mendapat persetujuan direksi.
Semua pekerjaan harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti. Penggunaan material
martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material tidak diperkenankan.

Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta menyulitkan
pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan pekerjaan dengan menggunakan draft
secara wajar (moderate) harus dilaporkan kepada direksi. Permukaan yang dikerjakan dengan mesin
perkakas harus dibersihkan sebelum dipasang hoppel dan sambungan lapangan pada umumnya dilas
sementara sebanyak 50%panjang rencana sebelumdilas permanen.

b. Kerangka Baja

Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan – tumpuan sedemikian rupa, sehingga kerangka baja
itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera digambar rencana.

Tumpuan-tumpuan itu tidak disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali sambungan pendek pada
puncaknya), telah dibuat permanen.

Pemasangan permanent baut tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan direksi dan pada umumnya
persetujuan semacam itu tidak akan diberikan sebelum bentang itu telah terpasang dengan gelagar
melintang, batang penguat dan baut-baut stel seperti yang disyaratkan.

c. Pengontrolan

Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh kontraktor Montase dan direksi akan
melakukan test pengecekan torque dilapangan.

Setiap panjang las yang kurang harus disesuaikan menurut kebutuhan sehingga mencapai tegangan yang
diperlukan.

d. Pengecatan Baja U m u m

Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang telah disetujui
kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan.

Cat lapangan terdiri dari :

- Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat dibengkel, seperti
diperintahkan oleh direksi yang telah rusak pada saat transport atau pemasangan serta bidang - bidang
lain seperti yang diperintahkan oleh direksi dimana cat dasarnya telah rusak.

- Pemakaian cat dasar dan bahan sejenisnya seperti yang diisyaratkan dalam pengecatan dibengkel,
pada bidang-bidang yang tertera pada 1 diatas.

- Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk seluruh bidang terbukan
pekerjaan besi itu.

e. Pekerjaan rangka atap ini dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :

- Untuk listplank memakai listplank kalsiplank tebal 8mm lebar 30 dengan kualitas baik dan disesuaikan
dengan gambar perencanaan.
- Pekerjaan atap/kap harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga mendapat bidang atap yang rata
dan rapat.

- Ukuran balok-balok kap dalam gambar terlampir dilaksanakan dengan ukuran perdagangan dengan
mengikuti rencana gambar yang ada, yaitu sebagai berikut :

- listplank pemasangannya disesuaikan dengan yang telah terlukis dalam gambar perencanaan.

30. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pekerjaan penutup atap menggunakan atap genteng baru yang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut :

- Penutup atap genteng dipasang pada seluruh bagian atap gedung dengan menggunakan genteng dan
bubungan baru, model karang pilang (Bambe) tipe kodok kw 1 dengan kualitas baik.

- Pemasangan genteng harus rapat, lurus dalamsegala arah kaitan, saling menutup dan tidak terdapat
kebocoran. Untuk menghindari hal itu maka dalam rencana pemasangannya harus disesuaikan antara
pemasangan reng dan ukuran genteng yang akan dipakai.

- Sebagai bubungan, dipakai produksi sama dengan genteng yang dipakai dan dipasang dengan perekat
1 pc : 3 ps.

31. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

- MUSHOLA DAN RUANG KELAS

Pekerjaan langit-langit ini hanya dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Untuk penggantung langit-langit (Plafond hanger) digunakan rangka hollow galvalume berukuran 4 x 4
cm sebagai rangka utama dan sebagai rangka pengisi dan penggantung, sebagaimana telah tergambar
didalam gambar perencanaan dengan ketebalan 0.45 mm.

b. Pola atau bentuk plafond (langit-langit) sesuai dengan gambar denah dan detail plafond.

c. Untuk langit-langit digunakan gypsumboard berukuran 1.2 x 2.4 m dengan tebal 9 mm produksi
pabrikan berstandar SNI dengan kualitas baik yang dapat disetujui Direksi atau pengawas dengan
mengajukan contoh terlebih dahulu.

d. Pemasangan langit-langit harus lurus dan rata atau horisontal sesuai dengan pola jarak nat
diusahakan sebaik dan serapi mungkin. Untuk bagian tepi eternit yang saling berhubungan dan harus
benar-benar lurus rata dan halus.

e. Untuk list plafond dipasang list gypsum dengan ukuran sesuai gambar dan finishing cat.

f. Paku/baut langit-langit dipasang dengan jarak masing-masing maksimum 10 cm secara teratur.

g. Pelaksana wajib mengajukan contoh bahan/material untuk mendapatkan persetujuan Direksi /


Pengawas Lapangan.
32. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

- MUSHOLA DAN RUANG KELAS

Pekerjaan lantai ini dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah :

- Untuk Pekerjaan lantai menggunakan keramik lantai warna terang berukuran 40 x 40 cm dan
menggunakan keramik lantai rock tile 40 x 40 cm produksi pabrik yang berstandart mutu, berkualitas
baik dengan bentuk maupun ukurannya (presisi). Dipasang bagian yang telah ditunjuk didalam gambar
perencanaan.

- Untuk Pekerjaan lantai KM menggunakan keramik lantai warna terang berukuran 20 x 20 cm dan
keramik dinding 20 x 25 cm produksi pabrik yang berstandart mutu, berkualitas baik dengan bentuk
maupun ukurannya (presisi). Dipasang bagian yang telah ditunjuk didalamgambar perencanaan.

- Pemasangan keramik dengan pola sesuai gambar menggunakan perekat 1 pc : 3 ps dengan jarak celah
(nat) 2 mm diisi semen cair + lem Rajawali, sedemikian rupa datar, nat lurus dan siku.

- Untuk pemasangan pelapis dinding keramik dipasang dengan baik dan rapi dan setiap sambungan
sudut harus di verstek.

b. Sebelum pemasangan keramik Pelaksana wajib mengajukan contoh bahan/material Merk


Granito,Vicenza pilih salah satu untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas lapangan

c. Pelaksana bertanggung jawab atas kerapian pasangan dan kesamaan warna dan kualitas dari keramik
demikian juga terhadap pemasangan dinding peredamsuara harus mendapat persetujuan dari Direksi.

33. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

Pekerjaan yang dilaksanakan antara lain :

- MUSHOLA

- Pasang kunci tanam2x putar ex. Solid

- Pasang engsel pintu ex. Solid

- Pasang engsel jendela model casement 12"

- Pasang slot rabuncis

- GEDUNG B

- Pasang kunci tanam2x putar ex. Solid

- Pasang engsel pintu ex. Solid

- Pasang engsel jendela model casement 12"

- Pasang slot rabuncis

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :


a. Engsel pintu dan jendela dipakai engsel ring nylon produksi pabrik yang berstandart mutu dan
berkualitas baik, warna kuning, dipasang 3 buah engsel besar pada tiap daun pintu sehingga daun pintu
terpasang kuat pada kusennya dan dapat dibuka tutup dengan baik dan rapat.

b. Kunci yang dipakai adalah produksi pabrik yang berstandart mutu, berkualitas baik 2 x putar, dan
sebelumdipasang harus mendapat persetujuan Direksi. Pemasangan kunci harus rapat.

c. Pekerjaan lainnya yang dilaksanakan adalah pemasangan grendel jendela, grendel tanampintu,
pemasangan harus kuat dan tidak mudah terlepas demi kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan.

d. Untuk pekerjaan kaca yang dilaksanakan adalah pemasangan kaca es dengan t=5mmdan kaca riben
t=8mmdengan menggunakan kaca ex. ASAHI atau setara, halus, rata dan tidak bergelombang,
dilaksanakan pada tempat sesuai yang ditunjuk dalamgambar perencanaan.

e. Pemasangan kaca pada kusen/daun jendela, menggunakan list dan dempul yang sesuai ukuran profil /
listnya sedemikian rupa hingga rapat, tidak bergetar.

f. Pelaksana wajibmengajukan contoh bahan/material untuk mendapatkan persetujuan Direksi /


Pengawas Lapangan.

34. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan bagian–bagian yang ditunjuk dalam gambar maupun
bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan cara pengecatan.

Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah :

- MUSHOLA

Cat dinding

Cat dag beton

Cat plafond

Cat listplank

Cat meni besi

- RUANG KELAS

- Cat dinding baru

- Cat dinding lama

- Cat lisplank

-cat meni besi

Dan pekerjaan pengecatan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan warna sesuai
persetujuan user.

Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau sebab-sebab
lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab kontraktor.
a. Cat dinding, plafond dan lisplank

- Untuk cat dinding,plafond dan lisplank menggunakan cat produksi pabrik yang berstandart mutu
kualitas baik (Merk Vinilex atau Catylac, disertai dengan brosur dan contoh warna) dengan warna
ditentukan kemudian.

- Dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, dinding luar, plafond dan lisplank sesuai gambar
perencanaan.

- Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik pembuat.

- Sebelum dicat permukaan dinding tembok/beton yang akan dicat harus betul-betul rata dan
dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi / amplas basah dan setelah kering
diplamir sehinga permukaannya menjadi rata dan halus.

- Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir yang merata warnanya
minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang merata.

- Sebelum pekerjaan pengecatan Pelaksana harus terlebih dahulu mengajukan contoh untuk
mendapatkan persetujuan dari pihak direksi.

35. PEKERJAAN LISTRIK

Pekerjaan listrik dilaksanakan dengan menggunakan instalasi listrik baru dengan pemasangan instalasi
seperti pada gambar perencanaan.

Persyaratan

a. Untuk keperluan ini Pelaksana dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang mempunyai sertifikat
dari PLNsetempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi secara tertulis.

b. Pelaksana tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.

c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut Pelaksana harus membuat gambar / diagram
instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan dari Direksi.

d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan tegangan / voltage
: 110 / 220 Vsesuai dengan keadaan setempat yang ada.

e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.

f. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini (PUIL) tahun
1997.

g. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.

Pekerjaan Pemasangan Pipa

a. Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian rupa, sehingga bila ditutup
(diplester) tidak menonjol keluar, penanaman pipa dilaksanakan sebelumtembok diplester.

b. Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang dengan klem-klem dan pipa yang digunakan
ialah pipa-pipa PVC.
c. Pemasangan pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang jarak pemasangannya
satusamalain minimal 1 (satu) meter.

d. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 mharus diberi Trakdoos (T.doos).

Pemasangan Kawat / Kabel

a. Kawat yang digunakan untuk pemasangan tersebut adaah kawat NYA ex lokal kualitas LMK atau yang
telah disetujui oleh PLN (Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan) berukuran 4 mmuntuk aliran induk, 2,5
mmuntuk aliran pembawa dari skaklar ke lampu dengan satusamalain berlainan warna (merah/hitam).

b. Penarikan kawat diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit yang tidak terlihat dari bawah.

c. Isolator yang digunakan ialah R.25 berukuran 25 x 25 mm dengan jarak kurang dari 0,80 m.

d. Pada tiap-tiap penyambungan kawat dipergunakan lasdoop.

e. Pada tempat-tempat persilangan dan penyebrangan diatas tembok muka kawat itu dimasukkan
kedalampipa sebagai pengaman.

f. Semua kawat yang dimasukkan kedalampipa, tidak boleh ada sambungan.

Pemasangan Saklar, Stop Kontak, Sekringkast dll

a. Pemasangan saklar berkekuatan 6 A-250 V, stop kontak 15 Amp dari ebonit putih merk VIMAR atau
BROCO harus dipasang serapi-rapinya dan warna harus satu macam, tidak boleh dicat atau diduco,
semuanya pasangan dalam (inbouwmounting)

b. Untuk saklar seri supaya dipasang memakai double truimel.

c. Tinggi saklar, stop kontak dari lantai menurut petunjuk PLN setempat. (menurut ketentuan A.V.E.)
atau 1,50 mdari lantai.

Jumlah Titik Lampu yang diperlukan

a. Jenis lampu yang digunakan adalah :

- Pasang lampu SL model tornado 24 Watt ex Philips

- Pasang lampu SL model tornado 15 Watt ex Philips

b. Semua lampu penempatannya disesuaikan gambar masing-masing lokasi.

c. Jumlah titik lampu untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa sehingga apabila salah satu
group tersebut putus, penerangan dan stop kontak pada ruangan itu tidak padamseluruhnya.

Ukuran Isolasi

Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 0.5 Ohmsampai 0.3 Ohm.


36. PEKERJAAN SANITASI DAN PIPA

Untuk pekerjaan sanitasi yang dilaksanakan sebagai berikut :

- MUSHOLA

- Pasang Floor drain

Pasang Kran air

Instalasi Pipa air bersih 1/2"

Instalasi Pipa air kotor 3"

Klosed duduk jongkok menggunakan klosedyang diproduksi oleh pabrik yang memiliki standart
mutuyang dipersyaratkan

Kran air, floor drain menggunakan material yang diproduksi oleh pabrik yang memiliki standart
mutuyang dipersyaratkan

Pipa PVCØ 3/4" kualitas AW untuk air bersih, PVCmenggunakan PVC yang diproduksi oleh pabrik yang
memiliki standart mutuyang dipersyaratkan

Pipa PVC Ø 3" dan Ø 4" kualitas AW untuk air kotor dan kotoran, PVC menggunakan merk Maspion atau
yang setara.

Pemasangan peralatan sanitair dan finishingnya harus baik dan rapi serta perletakannya sesuai dengan
gambar perencanaan.

Khusus untuk pipa air kotor harus dipasang sedemikian rupa dengan kemiringan yang cukup (untuk pipa
air kotor dan kotoran) sehingga air dapat mengalir lancar ke septictank dan resapan.

37. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pembersihan Akhir

a. Pembersihan dilaksanakan pada :

Semua jenis kotoran, tanaman, tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai dan lain-lain yang berada
disekitar daerah pekerjaan hingga seluas kapling bangunan.

b. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan atau
ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.

c. Setelah pembersihan lahan harus dilakukan perataan lahan kembali.


38. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA

Apabila dalamwaktu pelaksanaan dalamkontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai
dengan addendumkontrak telah berakhir, Pelaksana harus telah menyerahkan pekerjaannya dengan
baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran secara tertulis dan pengawas
berkewajiban :

a. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak Pelaksanaan.

b. Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran tentang hasil pekerjaan Pelaksana
tersebut secara tertulis.

Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan tersebut
diatas berdasarkan :

- Kontrak Pelaksana

- Surat penyerahan pekerjaan dari Pelaksana

- Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.

39. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga serah terimayang
kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masihmenjadi tanggung jawab Pelaksana
sepenuhnya, antara lain :

a. Penyempurnaan dan pemeliharaan

b. Pembersihan

c. Keamanan dan penjagaan

Apabila Pelaksana telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan
pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan
yang pertama.

40. P E N U T U P

a. Apabila dalam metodologi pelaksanaan ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang
tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh Pelaksana " maka hal ini harus dianggap
seperti disebutkan.

b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam
pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata, haruslah diselenggarakan oleh
Pelaksana dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Termasuk didalamnya pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan).
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain sebagainya
sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan Kontraktor.
Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

d. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak Direksi/
Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam Metodologi ini.

Sidoarjo, 21 Juni 2017


CV. PAHLEVI DWI UTAMA

IVAL PAHLEVI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai