Anda di halaman 1dari 30

Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul

Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. PENJELASAN UMUM

Lingkup pekerjaan dalam Kegiatan ini harus dibaca sebagai satu kesatuan dengan
gambar perencanaan, spesifikasi teknis dan BoQ (Bill of Quantity). Dokumen kontrak
harus dibaca secara satu kesatuan yang utuh. Pekerjaan yang disebutkan dalam kontrak
harus diaplikasikan secara menyeluruh. Ketidaksesuaian antara bagian-bagian kontrak
harus diselesaikan dengan mengacu pada ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak.
Kontrak pekerjaan ini adalah pekerjaan konstruksi baru, oleh karena itu, prinsip-
prinsip umum yang harus diterapkan adalah sebagai berikut :

1. Kontraktor harus benar-benar mengenal kondisi eksisting, tidak hanya berdasarkan


gambar yang telah tersedia, akan tetapi harus mengecek sendiri selama kunjungan
lapangan atau kegiatan survei lainnya yang diperlukan. Informasi kondisi eksisting
yang ada dianggap telah lengkap dan mencukupi pada saat ini, dan apabila
dirasakan kurang maka kontraktor bertanggung jawab atas kelengkapan dan
keakuratan informasi.

2. Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki semua kondisi pelayanan dan


pekerjaan sipil eksisting yang mungkin akan terganggu oleh pelaksanaan yang
ditetapkan di dalam kontrak.

3. Hindari, atau paling tidak kurangi segala bentuk gangguan dan interupsi yang
disebabkan oleh pekerjaan konstruksi ini, pada aktivitas sekitar di luar area kegiatan.
Bila kontraktor merasa bahwa beberapa bagian pekerjaan mungkin dapat membuat
gangguan atau interupsi, maka kontraktor harus secepatnya memberitahukan pada
Pemberi Tugas, melalui Konsultan Pengawas, sebelum memulai lingkup pekerjaan
tersebut. Kontraktor disyaratkan untuk mengajukan periode interferensi/gangguan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai bagian dan proposal untuk
disetujui oleh Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas.

Bila kontraktor menemukan perbedaan atau ketidakpastian dalam dokumen kontrak,


maka hal ini secepatnya diberitahukan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan
Pengawas. Konsultan Pengawas akan memberikan petunjuk tertulis ke kontraktor,
yang akan menjadi bagian kontrak. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan
tersebut sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.Sebagai Kontraktor Umum, kontraktor
harus pula mengikuti lingkup standar sebagai berikut untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

a. Kontraktor harus menyediakan gambar detail pelaksanaan sebelum pelaksanaan


pekerjaan, dan perlu disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang berhubungan.
Gambar detail pelaksanaan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
b. Gambar yang sesuai dengan yang terbangun (as-built drawing) harus
diserahkan oleh kontraktor secara bertahap sesuai dengan hasil pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan tidak menunggu atau menunda sampai dengan akhir
kegiatan. Gambar-gambar ini harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
merupakan syarat agar pekerjaan dapat diterima.

1
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

c. Semua data pendukung harus disusun terpisah untuk menampung segala


penambahan desain selama periode konstruksi, seperti disyaratkan oleh Konsultan
Pengawas.

Kontraktor harus menyediakan petunjuk Operasi dan Pemeliharaan (Operation &


Maintenance Manuals) untuk segala aspek pekerjaan. Petunjuk Operasional dan
Pemeliharaan harus disusun sistematik dengan disetujui oleh Konsultan Pengawas,
dengan format sbb :

o Detail alamat kontak kontraktor, termasuk detail akses darurat


o Detail Proyek Umum
o Petunjuk Operasi
o Detail Teknis Pendukung
o Detail pemeliharaan Preventif
o Daftar peralatan cadangan/spare parts
o Gambar sesuai yang terbangun (as built drawing)

B. SPESIFIKASI, GAMBAR - GAMBAR DAN LAMPIRAN

Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi, gambar-gambar, lampiran dan


dokumen lainnya, yang menjadi bagian dan kontrak. Penentuan Spesifikasi secara
mendetail termasuk dalam Dokumen Pelelangan ini yang secara jelas menunjukkan
kualitas pekerjaan yang diperlukan dalam kegiatan ini. Spesifikasi ini termasuk (jika
diperlukan), tetapi tidak terbatas pada pengujian yang terkait, pengiriman, transportasi
dan prosedur penggunaan, prosedur penyimpanan, kualitas bahan bangunan, kualitas
pekerjaan, toleransi konstruksi yang diizinkan, garansi dan perlindungan permukaan
selama transportasi hingga pemakaian. Spesifikasi ini juga mengindikasikan secara
tegas persyaratan material dan pekerjaan yang akan digunakan dalam kegiatan ini.

Kontraktor harus, kecuali jika telah ditentukan lain, menyesuaikan dengan petunjuk
terbaru dari produsen mengenai material, persedian dan penyimpanan serta metode
pemasangan. Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas secara tertulis
tentang segala konflik antara spesifikasi ini dengan petunjuk produsen. Konsultan
Pengawas akan menentukan dokumen mana yang akan diikuti.

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Nama Kegiatan : Pengembangan Bibit Ikan Unggul
Sumber Dana : Dana Alokasi Khusus (DAK)
Tahun Anggaran : Tahun Anggaran 2020
Lokasi Pekerjaan : Desa Karrang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

2
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

PASAL 2
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar serta Penjelasan Persyaratan Teknis Dan Bahan
(Spesifikasi Teknis) / Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis / RKS, yang berlaku adalah
Spesifikasi Teknis / RKS dan setelah disetujui konsultan pengawas.
3. Ukuran
a. Ukuran-ukuran yang digunakan semuanya dinyatakan dalam m (meter), cm (centi
meter) kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inci atau mm (mili
meter).
b. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka kontraktor wajib meneliti
terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar arsitektur maupun
gambar-gambar kerja lainnya yang dimuat dalam dokumen lelang/kontrak, terutama
untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lain.
c. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti Ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi. Segala akibat
yang terjadi adalah tanggung jawab kontraktor dari segi waktu maupun biaya.
d. Khusus ukuran-ukuran dalam gambar arsitektur, pada dasarnya adalah gambar jadi
seperti dalam keadaan selesai.
4. Perbedaan Gambar

Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku.
Bila ada perbedaan antara gambar arsitektur dengan sipil/struktur yang berlaku adalah
gambar kerja struktur mengingat gambar struktur telah dilaksanakan terlebih dahulu.
Bila ada perbedaan antara gambar arsitektur dengan sanitasi elektrikal/listrik/mekanikal
yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja arsitektur.
Bila ada perbedaan antara gambar yang dipakai sebagai pegangan yang menimbulkan
keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, kontraktor
wajib menanyakan kepada Direksi Teknis atau konsultan pengawas, dan kontraktor harus
mengikuti keputusan tersebut.

PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS

Standard-standard yang berlaku

Semua pekerjaan dalam RKS ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI) dan
peraturan-praturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas
jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu :

o PUBI – 1982 :Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia


o NI – 8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
o PPI – 1983 : Peraturan pembebanan Indonesia
o ASTM : American Society for Testing & Materials
o NI – 10 : Bata Merah Sebagai bahan bangunan

3
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

o PBI – 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia


o SII : Standar Industri Indonesia
o PPBBI : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
o AV 1941 : Algemene Voorwarden
o AISC : American Institute of Steel Construcion
o AWS : American Welding Society
o Peraturan Nasional Pembangunan Indonesia
o Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5/1961).
o Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Depnaker tentang penggunaan Tenaga Kerja,
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.
o Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia disingkat DTPI
1980.
o Pedoman Tata cara Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara oleh Departemen
Pekerjaan Umum.
o Peraturan - peraturan Pembangunan Pemda setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standard-standard yang tersebut
diatas, maupun standard Nasional lainnya maka diberlakukan standard Internasional yang
berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak tidaknya berlaku standard-standard
persyaratan teknis dari Negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan.

Sebelum setiap memulai pekerjaan pembangunan dan pemasangan bahan/material dimulai,


Pemborong wajib dan harus menyerahkan :
a. Time Schedule
b. Spesifikasi bahan/material dari pabrik pembuatan untuk bahan material tertentu sesuai
dengan perintah Direksi Pengawas dan Konsultan Pengawas.
c. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing).
d. Contoh bahan, warna termasuk mock-up untuk pekerjaan tertentu sesuai dengan
permintaan Direksi, Pengawas, dan Konsultan Pengawas.
e. Referensi, lisensi, sertifikat khusus dari pihak yang berwenang untuk pekerjaan
tertentu sesuai permintaan Direksi/Pengawas dan Konsultan Perencana.
f. Izin Pelaksanaan dari Direksi Pengawas diperlukan untuk diteliti dan disetujui oleh
Direksi Pengawas jika tidak memenuhi syarat akan ditolak dan harus diganti sampai
memenuhi syarat yang diminta atas tanggung jawab dan biaya Pemborong.

Data data Umum


Seluruh titik ukuran sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran setempat, yaitu
titik-titik ukuran yang ada di lapangan.

Penyerahan Pekerjaan
Pekerjaan harus diserahkan oleh Pemborong sampai selesai sama sekali hingga memuaskan,
sisa pembongkaran dan lain-lain yang sudah tidak terpakai dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

PASAL 4
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesuai dengan
kontrak yang telah ditanda tangani.

4
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

2. Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur
atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki
kerusakan tersebut dengan biaya kontraktor sendiri.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor wajib memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui
direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan
yang timbul.
5. Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian
kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.
6. Kontraktor harus menjaga keamanan baik material, barang milik proyek, direksi, pihak
ketiga yang ada di lapangan maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima. Apabila terjadi kehilangan atas semua itu, kontraktor harus bertanggung
jawab, dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
7. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
8. Kontraktor bertanggung jawab bila terjadi kebakaran, dan menanggung segala
akibatnya baik yang berupa barang maupun keselamatan jiwa.
9. Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor bertanggung jawab atas biaya
pengangkutan bahan bongkaran dan sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan
lagi keluar lokasi pekerjaan.

PASAL 5
SITUASI LOKASI PEKERJAAN

1. Keadaan Lapangan

a. Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya


pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain
yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau oleh seorang
tenaga ahli. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan
keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar, Kontraktor harus segera
menyampaikan kepada pengawas lapangan secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut. Keadaan lahan yang akan dibangun keadaannya praktis
belum bouwplank/matang. Sehingga untuk mendapatkan ketinggian muka tanah
yang diinginkan/diperlukan (sesuai gambar rencana) adanya pematangan lahan.
c. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.
d. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.

2. Pengukuran

5
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

a. Kontraktor harus mengerjakan/memeriksa pematokan dan pengukuran untuk


menentukan batas- batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai
dengan gambar rencana, dengan memakai peralatan ukur optik dan harus sudah
ditera ulang pada waktu akan dipakai pada kegiatan ini. Peralatan tersebut
diantaranya Theodolith, Waterpass, Prisma Silang, serta peralatan- peralatan lain
yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dalam hal pengukuran ini, sehingga
hasil pengukuran itu benar-benar teliti.
b. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan pengurugan maka terlebih dahulu
dilakukan pematokan rambu-rambu sesuai dengan gambar rencana. Patok-patok
terbuat dari kayu persegi dengan ukuran 5x7 cm panjang disesuaikan dengan
kebutuhan sejenis kayu Meranti.
c. Dalam pekerjaan pengukuran ini harus dibuat gambar kerja yang memuat tentang
pembagian lokasi/areal kerja untuk disetujui pengawas, sehingga jadwal
pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan.
d. Bilamana ada permintaan dari pengawas karena adanya keraguan dalam
pelaksanaan pengukuran, maka Kontraktor harus melaksanakan pengukuran ulang.
Dalam pengukuran ini harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu.
Patok-patok yang akan digunakan terdiri dari 2 macam patok.
 Patok utama terbuat dari kayu dengan ukuran 20/20 cm dengan ketinggian
minimal 75 cm dari permukaan tanah asli setelah ditanam pada tanah.
 Patok-patok yang lain yang digunakan untuk pembatas site, terbuat dari pipa PVC
dia 2" dan diberi tulangan besi dia 12 mm, dicor beton 1:2:3 dan diberi tanda
koordinat pada permukaan atasnya dan dipasang 75 cm diatas permukaan tanah
asli setelah ditanam pada tanah.
 Sedangkan untuk patok-patok elevasi terbuat dari kayu Meranti sesuai Point
b).
e. Sebelum dimulainya pekerjaan tersebut, Kontraktor harus memberitahukan kepada
pengawas dalam waktu tidak kurang dari 48 jam sebelumnya secara tertulis.
f. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor, dimintakan
persetujuan pengawas. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh pengawas
yang dapat digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
g. Dalam keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor
harus mengajukan 3 gambar penampang dari daerah yang dipatok itu.
h. Pengawas akan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada satu lembar gambar
tersebut dan mengembalikannya kepada Kontraktor, gambar ini merupakan gambar
pelengkap dan merupakan satu kesatuan dengan gambar kerja.
i. Apabila terdapat revisi, maka setelah diperbaiki, Kontraktor mengajukan kembali
gambar kepada pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

PASAL 6
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. MOBILISASI

Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan


persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan proyek, ini juga akan mencakup Demobilisasi setelah penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

6
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

Penyedia/penyedia harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari


kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Sejauh mungkin Penyedia Penyedia berdasarkan Petunjuk direksi teknik harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan yang
ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk
menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan
pengangkutan ke tempat proyek.

Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan
pada waktu lalu lintas sepi,dan truk truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan
terpal.
Cakupan dari mobilisasi Peralatan ini meliputi :
a) Peralatan peralatan kerja
b). Dan lain sebagainya.
2. PENYIAPAN LAPANGAN

Penyedia harus menguasai lapangan dalam melaksanakan kegiatan kegiatan


pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan dalam daerah proyek.
Penyedia/Penyedia harus menyediakan material material sesuai dengan item pekerjaan.
3. PEMBERSIHAN LOKASI

Kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan tempat kerja dengan menempatkan barang-


barang dan material sedemikian rupa sehingga :
o Memudahkan pekerjaan
o Menjaga kebersihan sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (puing-puing), air
yang menggenang
o Tidak menyumbat saluran-saluran air.

4. ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI

o Pelaporan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi pembuatan laporan harian


pelaksanaan pekerjaan, pembuatan gambar kerja (shop drawing) dan gambar-
gambar terlaksana (as-built drawing) harus dibuat oleh kontraktor untuk keperluan
administrasi dan data pendukung kegiatan lainnya.
o Pengambilan foto dokumentasi harus dibuat sejak awal pelaksanaan dengan
progress 0 % hingga selesainya seluruh aktifitas pekerjaan.
o Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
o Yang dimaksudkan dengan pekerjaan dokumentasi adalah :
Foto-foto proyek, berwarna, minimal ukuran postcard, untuk keperluan laporan
bulanan yang dibuat oleh konsultan pengawas, dan 3 (tiga) set album yang harus
diserahkan pada serah terima pekerjaan untuk pertama kalinya.
5. PAPAN NAMA PROYEK

o Kontraktor wajib menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan data


lengkap mengenai nama kegiatan, nama pekerjaan, nilai kontrak, jangka waktu
pelaksanaan, nama instansi pemberi tugas, nama kontraktor pelaksana, dan
konsultan pengawas.

7
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

o Ukuran layout Papan Nama Proyek sesuai dengan pengarahan Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
o Pemasangan papan nama proyek sesuai dengan standar yang berlaku dan dipasang
di lokasi yang mudah terlihat umum di lokasi pekerjaan.

6. PENGUKURAN

o Kontraktor harus memulai pekerjaan dari garis-garis yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-pengukuran yang
dibuatnya Kontraktor harus menyediakan semua bahan peralatan dan tenaga kerja,
termasuk juru-juru ukur (surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran
dan pematokan untuk setiap pekerjaan yang memerlukannya.
o Kontraktor diwajibkan untuk memelihara patok-patok serta tugu-tugu ukur utama
selama masa pembangunan.
o Kontraktor diwajibkan melakukan penggambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, lantai, letak
batas-batas dengan alat-alat yang sudah diterapkan kebenarannya.
o Ketidak-cocokan yang mungkin  terjadi  antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera  dilaporkan kepada Konsultan Pengawas  untuk dimintakan
keputusannya.
o Pengukuran  sudut  siku  dengan  prisma  atau benang  secara  azas  segitiga
phytagoras hanya diperkenankan  untuk  bagian-bagian  kecil   yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
o Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggung jawab Kontraktor, dengan
biaya sesuai kontrak
7. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk menjamin kualitas ,ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar
Penyedia harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana
ditentukan, Staf teknik tersebut jika dan bila mana diminta harus mengatur pekerjaan
lapangan dan mengorganisasi tenaga kerja Penyedia dan memelihara catatan catatan
serta dokumentasi proyek.
Sebelum pematokan dan pengukuran dilapangan (setting cut) Penyedia harus
mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama dengan direksi teknik
mengadakan pemeriksaan daerah proyek,dan khusus mengukur /memasang lebar
jalan ,daerah milik jalan ,alinyemen untuk setiap pelebaran atau rekontruksi
drainase tepi jalan , dan gorong gorong, serta melakukan satu pemeriksaan yang
terinci semua banunan jembatan yang diusulkan.Perubahan Tempat/volume dari
pemeriksaan tersebut diatas harus dicatat pada Shop Drawing.
Patok patok kilo meter dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.
Pada daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan /atau lapis permukaan harus
dibangun satu profil memanjang sepanjan g sumbu jalan harus diukur serta penampang
melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemirigan
melintang dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya kontruksi baru.
Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh
direksi teknis.
8. STANDARD DAN MUTU BAHAN

8
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

BATU
Batu tersebut harus batu lapangan dengan pemukaan kasar atau batu sumber (quarry)
kasar yang keras dalam kondisi baik,awet dan mutunya padat,tahan terhadap daya
perusakan air,serta sepenuhnya cocok digunakan untuk pasangan batu.

ADONAN (MORTAR)
Adonan terdiri dari semen Portland(PC) dicampur dengan agregat halus atau pasir kasar
dalam satu perbandingan 1 semen dan 4 agregat/pasir.

BAJA TULANGAN
Baja tulangan yang diperlukan adalah baja tulangan yang bermutu seperti yang
diisyaratkan adalah mutu 0 – 24 dengan karaktersistik 2.400kg/cm
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm, yang
telah dipijarkan lebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

KAYU
Standard yang digunakan harus memenuhi syrat seperti mutu kayu adalah mutu I
sesuai dengan PBBI NI -3, bebas dari getah cacat cacat dan harus mengalami proses
pengeringan udara minimum 3 bulan.
Bahan bahan Lain yang digunakan kwalitas nya dalam spesifikasi ini harus mempunyai
standart yang sesuai dengan SII tentang bahan bahan tersebut.

PASAL 7
PEKERJAAN GALIAN

1. PEKERJAAN GALIAN TANAH

Umum

(1) Uraian

(a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuatan, atau


pembuatan stok dari tanah atau padas atau material lain dari sekitarnya yang perlu
untuk penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
(b) Pekerjaan ini untuk pembuatan kolam dan pembuatan formasi dari galian atau
pondasi, untuk pekerjaan stabilisasi, dan untuk pembentukan secara umum dari
tempat kerja sesuai dengan spesifikasi ini dan yang memenuhi garis, ketinggian
dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(c) Kecuali untuk kepentingan pembayaran, ketentuan dari seksi ini berlaku untuk
seluruh pekerjaan galian yang dilakukan sehubungan dengan kontrak, dan seluruh
galian dapat merupakan salah satu dari :
(i) Galian biasa dengan cara mekanis
(ii) Galian tanah konstruksi cara manual

(2) Toleransi dimensi

9
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

(a) Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari
yang ditentukan lebih dari 2 cm pada setiap titik.
(b) Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka, harus cukup rata dan harus
memiliki cukup kemiringan untuk menjamin permukaan tanpa terjadi
longsoran.

(3) Pelaporan dan Pencatatan

(a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut seksi ini, kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Teknik sebelum memulai pekerjaan, gambar
perincian potongan melintang yang menunjukkan tanah asli sebelum operasi
pembabatan dan penggaruan dilakukan.
(b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambar-gambar
perincian dari seluruh struktur sementara yang diusulkannya atau yang
diperintahkan untuk digunakan, seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok
penahan dan harus memperoleh persetujuan Direksi Teknik dari gambar
tersebut sebesar melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan akan
dilindungi oleh struktur yang diusulkan tersebut.
(c) Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai,
Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik, dan bahan landasan atau
material lain tidak boleh dipasang sebelum disetujui oleh Direksi Teknik untuk
kedalaman dari galian, dan sifat dan mutu dari material pondasi.

(4) Jaminan keselamatan pekerjaan galian

(a) Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin


keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk
sekitar.
(b) Selama masa pekerjaan galian, suatu lereng yang stabil yang mampu menahan
pekerjaan disekitarnya, struktur atau mesin yang memadai harus dipasang, jika
tepi permukaan galian yang sewaktu-waktu tidak dilindungi dapat
berbahaya/tidak stabil. Bila diperlukan, kontraktor harus menahan atau
menyangga struktur disekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi tidak
stabil atau rusak oleh pekerjaan galian itu.
(c) Peralatan berat pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak
boleh diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi galian
terbuka atau galian pondasi, terkecuali bila pipa atau struktur lainnya telah
dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan yang telah
dipadatkan.
(d) Tembok ujung cofferdam atau cara lainnya untuk menghindari air dari daerah
galian harus dirancang dengan benar dan cukup kuat untuk menjamin tidak
terjadi keruntuhan mendadak, yang mungkin dapat membanjiri tempat kerja
secara cepat.
(e) Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian yang
mengharuskan kepala mereka berada dibawah permukaan tanah, kontraktor
harus menempatkan pengawas keamanan dan keamanan. Pada setiap saat
peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus
tersedia pada tempat kerja galian.

10
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

(f) Bahan peledak yang diperlukan untuk galian padas harus disimpan, di tangan
dan digunakan secara hati-hati dan kontraktor harus bertanggung jawab untuk
pencegahan peledak dan harus menjamin bahwa tidak tepat dari bahan harus
dipercayakan hanya kepada orang yang berpengalaman dan bertanggungjawab.
(g) Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lainnya terjatuh kedalamnya, dan setiap n terbuka pada
badan jalan atau bahu ditambah dengan rambu pada malam hari dengan drum
dicat putih (atau yang serupa) dan merah atau lampu kuning sesuai dengan
ketetapan Direksi Teknik.

(5) Kondisi tempat kerja


(a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus
menyediakan seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk
pengeringan (pompa), pengalihan saluran air dan pembangunan saluran
sementara tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap ditempat kerja pada
setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedure pengeringan
dengan pompa.
(b) Bila pekerjaan sedang dilakukan pada saluran yang ada atau tempat lain
dimana aliran bawah tanah atau tanah mungkin tercemari, Kontraktor harus
setiap saat penyediaan pada tempat kerja sejumlah air minum yang untuk
digunakan oleh pekerja untuk mencuci, bersama dengan sejumlah sabun dan
desinfektan.

(6) Perbaikan dari pekerjaan galian yang tak memuaskan


(a) Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut :
(i) Material yang berlebihan harus dibuang dengan penggalian lebih lanjut.
(ii) Daerah dimana telah tergali lebih, atau daerah retak atau lepas, harus
diurug kembali dengan timbunan pilihan yang dipertimbangkan Direksi
Teknik.
(7) Utilitas dibawah tanah
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi yang ada
tentang adanya serta lokasi dari utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan
membayar ijin yang diperlukan atau wewenang lainnya untuk melaksanakan
galian yang diperlukan dalam kontrak.

(8) Penggunaan dan pembuangan material galian

(a) Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan
cakupan proyek dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk
formasi timbunan atau urugan kembali.
(b) Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, sejumlah besar akar
atau benda tetumbuhan lain dan tanah yang kompresif yang menurut pendapat
Direksi Teknik akan menyulitkan pemadatan dari material pelapisan atau yang
mengakibatkan terjadi kerusakan atau penurunan yang tidak dikehendaki,
harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai timbunan
dalam pekerjaan permanen.
(c) Setiap material galian yang berlebihan untuk kebutuhan timbunan, atau tiap
material yang tidak disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan timbunan

11
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

harus dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor diluar
daerah milik jalan seperti diperintahkan Direksi Teknik.
(d) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk
pembuangan material yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana pembuangan
dilakukan.

2.1 PROSEDUR PENGGALIAN

(1) Prosedur umum


(a) Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Teknik. Dan harus
mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, padas, batu, beton, tembok dan perkerasan yang lama.
(b) Pekerjaan galian harus dilakukan dengan gangguan seminimal mungkin
terhadap material dibawah dan diluar batas galian.
(c) Dimana material yang terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis tanah
dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau tanah gambut atau material
lainnya yang tak memenuhi dalam pendapat Direksi Teknik, maka material
tersebut harus dipadatkan dengan benar atau seluruhnya dibuang dan diganti
dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana dipertimbangkan
Direksi Teknik.
(d) Dimana material padas, lapisan keras atau yang sukar dibongkar dijumpai pada
garis formasi untuk selokan berpasangan, pada ketinggian tanah dasar untuk
dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka material tersebut harus digali 15
cm lebih dalam hingga ke permukaan yang mantap dan merata. Tidak boleh
ada tonjolan-tonjolan padas dari permukaan termasuk dan seluruh pecahan
padas yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian
yang disyaratkan harus didapat dengan mengurug kembali dengan material
yang dipadatkan yang disetujui oleh Direksi Teknik.
(e) Peledakan sebagai cara pembongkaran padas hanya boleh digunakan jika,
menurut pendapat Direksi Teknik, tidak praktis menggunakan alat bertekanan
udara atau penggaru hidraulis. Direksi Teknik dapat melarang peledakan dan
memerintahkan padas untuk digali dengan cara lain, jika menurut pendapatnya,
peledakan berbahaya bagi manusia atau struktur yang berdekatan, atau bila
dilaksanakan dengan serampangan.
(f) Bila diperintahkan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan
anyaman pelindung ledakan untuk melindungi orang, benda dan pekerjaan
selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya
seperti yang diuraikan oleh Direksi Teknik.
(g) Penggalian padas harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau
lainnya, sehingga tepi dari galian harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan
serata mungkin. Padas yang lepas dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan
bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang baik bila terjadi pada
galian karang baru maupun yang lama.

(2) Galian untuk struktur

12
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

(a) Galian untuk pondasi, atau struktur lain, harus cukup ukurannya untuk
memungkinkan pemasangan bahan yang benar, juga untuk pengawasan dan
pemadatan urugan kembali dibawah dan disekeliling pekerjaan.
(b) Skor, turap dan cofferdam atau tindakan lain untuk mengeluarkan air harus
dipasang untuk memungkinkan ruang gerak yang cukup untuk pelaksanaan dan
pengawasan kerangka acuan dan untuk memungkinkan pemompaan dari tepi
luar acuan. Cofferdam atau skor yang bergeser atau bergerak selama pekerjaan
galian harus diperbaiki atau diperbesar untuk menjamin ruang bebas yang
diperlukan sewaktu konstruksi dilaksanakan.
(c) Setiap pemompaan dari galian harus dilakukan sedemikian untuk menghindari
kemungkinan bagian yang baru dipasang terbawah. Setiap pemompaan yang
diperlukan selama pemasangan beton, atau periode 24 jam sesudahnya harus
dilakukan dengan pompa yang berada diluar acuan beton tersebut.
(d) Galian sampai elevasi akhir dari pondasi untuk pondasi struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dipasang.

PENGUKURAN PEKERJAAN

(1) Prosedur Umum


Sebagian besar dari pekerjaan galian dalam kontrak tidak akan diukur atau dibayar
menurut seksi ini, pekerjaan dipandang dimasukan kedalam harga penawaran untuk
beberapa macam material yang akan dipasang pada galian akhir, seperti urugan
porous, pekerjaan beton, pasangan batu, beton bertulang, dan lain-lain. Tipe dari
galian yang secara spesifikasi tidak dimasukkan dari pengukuran dalam seksi ini
adalah :
(a) Galian diluar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang yang
disetujui tidak akan dimasukan dalam volume yang diukur pembayaran kecuali
dimana :
(i) Penggalian berlebih diperlukan untuk membuang material yang lunak atau
tidak memenuhi syarat seperti yang dipersyaratkan atau untuk membuang
padas atau material keras lainnya.
(ii) Tambahan pekerjaan sebagai hasil dari longsoran lereng atau struktur
penahanan tanah atau dari ( seperti skor, turap, atau cofferdam) yang
sebelumnya telah diterima oleh Direksi Teknik secara tertulis.
(b) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pondasi struktur tidak akan diukur
untuk pembayaran, biaya dari pekerjaan ini dipandang telah dimasukan kedalam
harga satuan yang ditawar untuk masing-masing material tersebut.
(c) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh material untuk konstruksi
dari sumber material atau sumber lainnya diluar daerah konstruksi tidak boleh
diukur untuk pembayaran, biaya dari pekerjaan ini dipandang dimasukan kedalam
harga satuan yang ditawarkan untuk timbunan atau material perkerasan.

(2) Pengukuran galian untuk pembayaran

(a) Dasar perhitungan volume harus berdasarkan pada gambar penampang melintang
yang disetujui dari profesi tanah sebelum penggalian dilakukan dan garis dan
ketinggian yang perhitungan haruslah menggunakan metoda luas bidang ujung,
dengan menggunakan penampang melintang yang berselang jarak tidak lebih dari
25 m.

13
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

(b) Pekerjaan Galian yang diklasifikasikan untuk dihitung dan dibayar di dalam seksi
ini akan dibayar sebagai galian hanya bila bahan hasil galian tersebut tidak untuk
dipergunakan dan dibayar di bawah seksi lain dari spesifikasi ini. Dalam hal
bahan tersebut memenuhi syarat pembayaran sebagai galian dan juga sebagai
urugan biasa atau urugan pilihan, maka pemilihan pembayaran sebagai galian
biasa atau sebagai urugan biasa atau sebagai urugan pilihan harus ditentukan oleh
kontraktor.
(c) Pekerjaan galian yang diukur sesuai ketentuan pada di atas haruslah dikurangi
dengan volume urugan biasa atau urugan pilihan yang telah diukur dan dibayar
dengan menggunakan bahan hasil galian.

Dasar Pembayaran

Kwantitas dari galian, diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar per satuan pengukuran
pada harga yang dimasukan dalam Jadwal penawaran untuk mata pembayaran yang terdaftar
di bawah yang merupakan kompensasi untuk seluruh pekerjaan dan biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan galian yang diperlukan sebagaimana diuraikan dalam seksi
ini.

2. PEKERJAAN URUGAN

a. Bahan urugan tanah:


o Pengurugan kembali bekas galian pondasi serta urugan dibawah lantai;
o Semua daerah yang akan diurug terlebih dahulu dibersihkan dari semak-semak,
akar-akaran pohon, sampah-sampah dan puing-puing bangunan bekas bongkaran
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai;
o Material yang digunakan untuk timbunan dan Subgrade harus memenuhi standar
spsifikasi yang disetujui oleh pengawas / direksi.

b. Bahan Urugan Pasir.


Pasir untuk Pengurugan kembali harus bersih, bergradasi teratur dari halus ke kasar,
tidak bergumpal dan bebas dari tahi Logam, arang, abu, sampah atau bahan lainnya
yang dapat mengakibatkan kerusakan atau penurunan bagian yang diurug. Pasir
Urugan tidak boleh mengandung lebih dari 10 % berat tanah liat.

3. PEKERJAAN PONDASI

UMUM

(1) Uraian

(a) Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukkan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Teknik untuk dibuat dari
pasangan batu. Pekerjaan harus rne1iputi pengadaan seluruh material galian,
penyiapan pondasi seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian potongan
dan dimensi seperti yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperlukan
secara tertulis oleh Direksi Teknik.

14
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

(b) Dalam seksi ini, Pasangan batu yang digunakan hanya untuk struktur seperti tembok
penahan, konstruksi pasangan batu ini dimaksud untuk menahan beban luar yang
cukup besar.

MATERIAL

(1) Batu
(a) Batu harus bersih, keras, tanpa alur atau retak dan harus dan macam yang
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang
tipis atau lemah.
(b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan ditempatkan saling mengunci
bila dipasang bersama.
(a) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, batu harus memiliki ketebalan
yang tidak kurang dan 15 cm, lebar tidak kurang dan satu setengah kali tebalnya
dan panjang yang tidak kurang dan satu setengah kali lebarnya.

(2) Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang kebutuhan dari Spesifikasi ini.

PEMBANGUNAN PASANGAN BATU

(1) Pemasangan batu


a) Landasan dan adukan segar yang paling sedikit 3 cm tebalnya
harus dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penerapan masing-
masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis
dasar dan pada sudut- sudut. Perhatian harus diambil untuk menghindarkan
pengelompokan dan batu yang berukuran sama.
(b) Batu harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dan tembok dan batu yang terpasang.
(c) Batu harus ditangani sehingga tidak menggunakan atau menggeser batu yang telah
terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang
lebih besar dan yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru di pasang tidak diperkenankan.

(2) Penempatan Adukan


(a) Sebelum pemasangan batu harus dibersihkan dan secara menyeluruh dibasahi,
cukup waktu untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
Landasan yang akan menerima masing-masing batu juga harus dibasahkan dan
selanjutnya landasan dan adukan harus disebar padi sisi dan batu ke batu yang
sedang dipasang.
(a) Tebal dan adukan landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm — 5 cm
dan harus minimum. diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh rongga antara
batu yang dipasang.
(c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan padi suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang padi adukan segar yang belum mengeras.
Bila batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan Mencapai pengerasan awal,

15
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

maka harus dibongkar, dan adukan dibersihkan dan batu dipasang lagi dengan
adukan segar.

(3) Pekerjaan akhir Pasangan Batu


(a) Sambungan pada sisi muka dan batu harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan tetapi tidak menyelimuti batu, sewaktu pekerjaan
berlangsung.
(b) Terkecuali disyaratkan lain, bagian puncak horizontal dari seluruh pasangan batu
harus dibuat rapi dengan tambahan dan lapis adukan setebal 2 cm, yang
dikerjakan kepermukaan yang merata dengan kemiringan yang akan menjamin
perlindungan terhadap air hujan dan dengan sudut yang dibulatkan. Lapisan
tersebut harus dimasukkan kedalam dimensi yang disyaratkan dan struktur.
(b) Langsung setelah ditempatkan, dan sewaktu adukan masih segar, seluruh batu
muka harus dibersihkan dan kotoran adukàn.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

(1) Pengukuran dan Pembayaran


(a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima dihitung sebagai volume teoritis yang
ditetapkan oleh garis dan Penampang yang disyaratkan dan disetujui.
(b) Setiap material yang ditempatkan berlebihan dari volume teoritis yang disetujui
harus tidak diukur atau dibayar.

(2) Dasar Pembayaran


Kwantitas, sebagaimana ditetapkan diatas, harus dibayar pada harga kontrak per
satuan dan pengukuran untuk mata pembayaran di daftar dibawah dan ditunjukkan
dalam daftar Penawaran harga serta pembayarannya haruslah kompensasi penuh
untuk pengadaan dan penempatan seluruh material, untuk seluruh penyiapan pondasi
atau formasi, untuk konstruksi dan lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk
pekerjaan pengeringan air, untuk pengurugan dan pekerjaan akhir dan untuk seluruh
pekerjaan lain atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang
tepat dari pekerjaan yang diuraikan dalam artikel ini.

4. PEKERJAAN BETON

UMUM

(1)Uraian
(a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai dengan
Persyaratan dan sesuai dengan garis, elevasi ketinggian, dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana diperlukan oleh Direksi Teknik.
(b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan
beton akan ditempatkan. sesuai dengan gambar.
(c) Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah seperti yang diminta dalam Gambar atau Pasal

16
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

lain yang berhubungan dengan Persyaratan ini atau sebagaimana diperintahkan


oleh Direksi Teknik.
(d) Syarat dan PBI NI 2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan
beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan
dengan syarat dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini syarat dari Spesifikasi ini
harus dipakai.

(2)Jaminan mutu

Mutu dan material yang dikirim dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta
hasil akhir harus dimonitor dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar
Rujukan.

(3)Toleransi

(a) Toleransi kedudukan mendatar : 10 mm dalam 4m panjang mendatar


(b) Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan
selimut beton sampai 3 cm …………………………….. 0 dan + 5 mm
selimut beton 3 cm - 5 cm …………………………… -0 dan 4-10 mm
selimut beton 5 cm - 10 cm ………………………………… ± 10 mm

(4)Nara Sumber Standar

P131 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia N1-2


AASHTO M 85-75 Semen portland.
AASHTO M 53-70 karet spons yang dibentuk dan pengisi sambungan dan gabus
untuk lapisan beton dan konstruksi struktur.
AASHTO M173-60 Pengedap sambungan beton tipe elastis yang dituang panas.
AASHTO M213-74 Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan
konstruksi struktur.
AASHTO T 11-78 Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm
dalam agregat.
AASHTO T 21-78 Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton
AASHTO T 22-74 Kuat tekan dan contoh beton silindris.
AASHTO T 23-76 Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian kuat tekan
dan kuat lentur dilapangan.
AASHTO T 26-72 Mutu air yang akan digunakan dalam beton.
AASHTO T 96-77 Abrasi dan agregat kasar dengan menggunakan mesin Los
Angeles.
AASHTO T104-77 Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium sulfat.
AASHTO T 112-78 Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah dalam
agregat.

17
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

AASHTO T126-76 Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian beton di


laboratorium
AASHTO T141-74 Pengambilan contoh beton segar.

(5)Pelaporan
(a) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh material yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat material yang
disyaratkan dalam Pasal 4.1.2 dari Spesifikasi ini.
(b) Kontraktor harus mengirimkan rancangan campurannya untuk masing-masing
tipe beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum awal pekerjaan
pengecoran beton.
(c) Kontraktor harus mengirim secara tertulis hasil dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaratkan segera setelah siap atau bila diminta oleh
Direksi Teknik. Dalam hal pengujian kuat tekan, hal ini akan meliputi
pengiriman hasil pengujian kuat tekan 3-hari, 7-hari dan 28-hari yang masing-
masing 3 hari, 7 hari dan 28 hari setelah pencampuran.
(d) Kontraktor harus mengirim gambar terperinci dari seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan Direksi Teknik sebelum memulai
setiap pekerjaan perancah.
(e) Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik secara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum bermaksud memulai melakukan pencampuran atau pengecoran
beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 4.1.4(1) dibawah.

(6)Penyimpanan dan Perlindungan Material


Untuk penyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca
yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang dinaikkan yang ditutup dengan
lembar polylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantung semen harus ditutup
dengan lapis selubung plastik.

MATERIAL

(1) Semen
(a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe semen
portland yang memenuhi AASHTO M 85 kecuali tipe IA, IIA, MA dan IV.
Terkecuali diijinkan lain oleh Direksi Teknik, campuran yang mengandung
gelembung udara tidak boleh digunakan.
(b) Terkecuali diijinkan oleh Direksi Teknik, hanya satu produk merk
yang dapat digunakan di dalam proyek.

(2) Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian .Lainnya
harus bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak, garam, asam,
basa gula atau organis. Air akan diuji sesuai dengan ; dan harus memenuhi kriteria
dari AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa
pengujian.

(3) Syarat-syarat gradasi agregat


(a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan
dalam Tabel 4.1.2(3) tetapi material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi
tersebut tidak perlu ditolak bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian
18
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

bahwa beton tersebut memenuhi sifat campuran yang dibutuhkan seperti yang
disyaratkan dalam Pasai 4.1.3(3).

Tabel 7.1. 2(3) Syarat-syarat gradasi agregat

Ukuran Presentase berat yang lolos


Standar Inch Agregat
Pilihan agregat kasar
(mm) (in) Halus
50 2 - 100 - - -
37 1½ - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
19 ¾ - 35-70 - 90-100 100
13 ½ - - 25-60 - 90-100
10 3/8 100 10-30 - 25-55 40-70
4.75 # 4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 # 8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 # 16 45-80 - - - -
0.3 # 50 10-30 - - - -
0.15 # 100 2-10 - - - -

(b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih
dan 3/4 dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara tulangan baja dengan
acuan, atau antara perbatasan jarak.

(4) Sifat agregat

(a) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat. yang
diperoleh dengan pemecahan padas atau batu, atau dari pengayakan dan pencucian (jika
perlu) dan kerikil dan pasir sungai.

(b) Agregat harus bebas dan material organis seperti yang ditunjukkan oleh Pengujian Ian
AASHTO T 21 dan harus memenuhi sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel 4.1.2(4)
bila diambil contohnya dan diuji sesuai dengan prosedur AASHTO yang berhubungan.

Tabel 7.1.2 (4)

AASHTO BATAS MAKSIMUM YANG DI IJINKAN


SIFAT
TEST
Kehilangan akibat abrasi pada 500 putaran
T 96 - 40 %
dengan Mesin Los Angeles
Kehilangan akibat penentuan mutu dengan
T 104 10 % 12 %
sodium sulfat setelah 5 siklus
Persentase dari gumpalan lempung dan
T 112 0.5 % 2%
partikel yang dapat pecah
Material yang lolos saringan # 20 T 11 3% 1%

PENCAMPURAN DAN PENAKARAN

(1) Rancangan campuran


Proporsi Material dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metoda yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batasan yang diberikan dalam
Tabel 7.1.2(1).

Tabel 7. 1 . 2 (1) Batasan Proporsi takaran campuran

19
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

PERBANDINGAN KADAR SEMEN


KELAS BETON MAKSIMUM DARI (Kg/ m3 dari campuran)
AIR/SEMEN (berat) minimum Maksimum
M/K 275 0.50 340 400

II/K 175 0.57 220 300

I/BO 0.65 200 250

(2) Campuran Percobaan

Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta material yang diusulkan


dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan di saksikan oleh Direksi
Teknik yang menggunakan peralatan dan perlengkapan tipe yang sama seperti yang
akan digunakan untuk pekerjaan.
Campuran percobaan tersebut dapat di terima asalkan memenuhi seluruh sifat
campuran yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Pasal 4.1.2 (3) dibawah

(3) Persyaratan sifat campuran


(a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan
“slump” yang dibutuhkan seperti yang dipersyaratkan dalam Tabel 7.1.2 (3),
atau yang disetujui oleh Direksi Teknik, bila pengambilan contoh, perawatan dan
pengujian sesuai dengan AASHTO T 141, T 23, T 126 dan T 22.

Tabel 7.1.2 (3) Syarat sifat campuran


KUAT TEKAN KARASTERIK
ININIMU (Kg/cm2)
“SLUMP” (mm)
KELAS Contoh kubus Contoh silinder
BETON 15 cm 15 cm x 30 cm
Tidak di
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari digetarkan
getarkan
M/K 275 145 225 115 185 20 – 50 75 –
II/K 175 95 145 75 115 - 175
I/BO - - - - - 50 –
180
-

(b) Beton yang tidak memenuhi persyaratan “slump” umumnya tidak boleh
ditempatkan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Teknik dalam beberapa hal
menyetujui. penggunaannya secara terbatas dari sedikit jumlah beton tersebut
pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah dikerjakan serta tekstur
dan campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat di cor pada pekerjaan
tanpa membentuk rongga atau menahan udara atau buih air dan sedemikian rupa
sehingga pada pembongkaran acuan menghasilkan permukaan yang merata,
halus dan padat.
(c) Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton dibawah nilai yang
disyaratkan dalam Tabel 4.1.2 (3) Kontraktor tidak diperbolehkan mencor beton
lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat dipastikan
dan sampai telah diambil tindakan yang akan menjamin produksi beton

20
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

memenuhi persyaratan secara memuaskan. Beton yang tidak memenuhi kuat


tekan 28-hari yang disyaratkan harus dipandang tidak memuaskan dan pekerjaan
harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 4.1.1(10) diatas.
Kekuatan beton akan cenderung lebih kecil dari persyaratan kekuatan bilamana
setiap contoh benda uji dari bagian pekerjaan yang dipertanyakan adalah lebih
kecil dari keperluan yang diberikan dalam Tabel 4.1.2(3), atau selain disetujui
lain oleh Direksi Teknik yang karena kebijaksanaannya hasil perhitungan
statistik dipertimbangkan atau karena adanya kesalahan pengambilan contoh atau
persiapan benda uji yang kurang baik atau karena faktor-faktor lainnya.
(d) Direksi Teknik dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan
Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran
atas dasar hasil uji kuat tekan 3-hari. Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus
segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian 7-hari diperoleh, sebelum menerapkan
tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi Teknik akan menelaah kedua
basil pengujian 3-hari dan 7-hari, dan dapat segera memerintahkan penerapan
dan tindakan perbaikan apapun yang dipandang perlu.
(e) Perbaikan dan pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan
pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh didasarkan pada
basil pengujian kuat tekan 3-hari saja, terkecuali Kontraktor dan Direksi Teknik
keduanya sepakat pada perbaikan tersebut.

(4) Penyesuaian Campuran


(a) Penyesuaian sifat mudah dikerjakan
Bila dijumpai tak mungkin memperoleh beton dengan sifat mudah dikerjakan
dan dicor pada proporsi yang semula direncanakan oleh Direksi Teknik, maka
akan dibuat perubahan-perubahan pada berat agregat sebagaimana diperlukan,
asal dalam hal apapun kadar semen yang semula direncanakan tidak diubah, juga
tidak menambah besarnya faktor air/semen yang telah ditetapkan berdasarkan
pengujian kuat tekan yang telah menghasilkan kuat tekan yang memadai.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambahkan air
atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Zat ditambah untuk meningkatkan
sifat mudah dikerjakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh
Direksi Teknik.
(b) Penyesuaian Kekuatan
Bila beton tidak mencapai kekuatan yang dipersyaratkan atau disetujui, kadar
semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(c) Penyesuaian untuk material baru
Tidak boleh ada perubahan dalam sumber atau sifat dari material yang
disyaratkan tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik dan tidak boleh
ada material baru yang boleh digunakan sampai Direksi Teknik menerima
material tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru yang didasarkan
atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Kontraktor.
(5) Penakaran Agregat
(a) Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kantongan,
kwantitas penakaran harus sedemikian sehingga kwantitas semen yang
digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dan jumlah kantung semen.
Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing takaran
tidak boleh melebihi kapasitas terpasang dan pengaduk.

21
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

(b) Sebelum penakaran, agregat harus dibuat jenuh air dan dipertahankan dalam
kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan
dengan secara berkala menyiram timbunan agregat dengan air. Pada saat-saat
penakaran, penyiraman terakhir dan agregat haruslah paling sedikit 12 jam
sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari timbunan agregat.

(6) Pencampuran
(a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal dari tipe
dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin distribusi yang merata dari
material.
(b) Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan peralatan
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti
dalam masing-masing penakaran.
(c) Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air ditambahkan.
(d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam
campuran material kering. Seluruh air pencampur harus dimasukkan sebelum
seperempat waktu pencampuran telah berlalu. Waktu pencampuran untuk mesin
dengan kapasitas 3/4 m3 atau kurang haruslah 15 menit untuk mesin yang .Lebih
besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 m3 dalam
ukuran.
(e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Teknik dapat
menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia, sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran Penggunaan pencampuran dengan tenaga manusia
harus dibatasi pada beton non-struktural.

PENGECORAN

(1) Penyiapan tempat kerja


(a) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan tulangan dan benda lain yang
harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipe atau saluran) harus sudah
ditempatkan dan dibuat sehingga tidak bergeser sewaktu pengecoran.
(b) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Teknik material landasan untuk
pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan syarat dari Seksi 2.4 dari
Spesifikasi ini.
(c) Direksi Teknik akan memeriksa seluruh cetakan gorong-gorong atau plat
penutup saluran yang disiapkan sebelum menyetujui. pemasangan acuan atau
baja tulangan atau beton dan dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan
perbaikan bentuk cetakan atau tulang yang telah terpasang.
(2) Cetakan
(a) Cetakan yang dibuat dapat dan kayu atau baja dengan sambungan yang kedap
terhadap aduk dan cukup kokoh untuk mempertahankan. posisi yang diperlukan
selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
(b) Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan yang tidak akan
tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang dihaluskan dengan tebal yang
merata harus digunakan untuk permukaan beton yang tampak. Cetakan harus
menyediakan pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.

22
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

(c) Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar. tanpa merusak
beton.
(3) Pengecoran
(a) Kontraktor harus memberitahukan Direksi Teknik secara tertulis paling sedikit
24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton
bila operasi telah ditunda untuk lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi
lokasi dari pekerjaan, macam pekerjaan, kelas dari beton dan tanggal serta waktu
pencampuran beton. Direksi Teknik akan memberi tanda terima dari
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa cetakan dan tulangan dan dapat
mengeluarkan atau tidak mengeluarkan persetujuan secara tertulis untuk
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. kontraktor tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dan Direksi Teknik
untuk memulai.
(b) Tidak bertentangan dengan pengeluaran suatu persetujuan untuk memulai, tidak
ada beton yang boleh di cor bila Direksi Teknik atau wakilnya tidak hadir untuk
menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
(c) Sesaat sebelum beton di cor cetakan harus dibasahi dengan air atau disebelah
dalamnya dilapisi dengan minyak mineral yang tak akan membekas.
(d) Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak di cor dalam posisi akhirnya
dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
secepatnya sesuai petunjuk Direksi Teknis atas dasar pengamatan sifat-sifat
mengerasnya semen yang digunakan
(e) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan- selesai.
(f) Beton harus di cor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi (pemisahan)
partikel. kasar dan halus dari campuran. Beton harus di cor dalam cetakan
sedekat mungkin ke tempat akhirnya untuk mencegah pengaliran dan harus tidak
boleh mengalir lebih dari satu meter dari tempat awal pengecoran.
(g) Bila di cor kedalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan tulangan yang
rapat beton harus di cor dalam lapis—lapis horizontal yang tak lebih dan 15 cm
tebalnya.
(h) Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dan ketinggian lebih dan 150 cm.
(i) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga beton
yang telah berada ditempat masih plastis sehingga dapat menyatu dengan beton
segar.
(j) Air tidak diperbolehkan dialirkan keatas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan
beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.

PEKERJAAN AKHIR

(1) Pembongkaran kerangka cetakan


(a) Cetakan tidak boleh dibongkar lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton.,
tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 60 %
dari kekuatan rancangan dan beton telah dicapai.
(b) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, cetakan yang digunakan untuk
pekerjaan yang gorong-gorong atau plat penutup yang tampak harus dibongkar
dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam,
tergantung pada keadaan cuaca.

(2) Permukaan (Pengerjaan akhir biasa)

23
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

(a) Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari bidang beton harus dikerjakan
segera setelah pembongkaran, cetakan. Seluruh perangkat kawat atau logam
yang telah digunakan untuk memegang cetakan ditempat, dan cetakan yang
melewati struktur beton, harus dibuang atau dipotong ke sebelah dalam paling
sedikit 2.5 cm dibawah permukaan beton. Tonjolan dan ketidak rataan beton
lainnya yang disebabkan oleh cetakan harus dibuang.
(b) Direksi Teknik harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran
cetakan dan dapat memerintahkan penambalan ketidak sempurnaan kecil yang
tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi lainnya dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan
aduk.

(3) Perawatan
(a) Sejak permulaan segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton
harus dipertahankan dengan kehilangan kelembaban yang minimal dan dengan
temperatur yang relatif tetap untuk suatu perioda waktu yang disyaratkan untuk
menjamin hidrasi yang baik dan semen dan pengerasan betonnya.
(b) Beton harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan meyelimutinya
memakai 1embaran yang menyerap air yang harus selalu basah untuk perioda
paling sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau selimut untuk merawat beton harus
cukup diberati atau diikat kebawah untuk mencegah permukaan terbuka terhadap
aliran udara. Bila cetakan kayu digunakan, cetakan tersebut harus dipertahankan
basah pada setiap saat sampai di bongkar, untuk mencegah terbukanya
sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diijinkan pada
permukaan beton untuk 7 hari setelah beton dicor.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

(1) Cara Pengukuran


(a) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk
galian atau persiapan lainnya ditempat pekerjaan, cetakan, perancah untuk balok
dan lantai berukuran 5 meter atau kurang, pemompaan, penyelesaian pekerjaan
permukaan, pipa cucuran, urugan kembali terhadap struktur yang telah selesai
atau pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyempurnaan pekerjaan beton, dan
biaya dari pekerjaan tersebut dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk
pekerjaan beton.
(b) Kuantitas material untuk landasan, material drainase berpori, baja tulangan dan
mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai
dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti ditetapkan sebagai persiapan
ditempat lain dalam Spesifikasi ini.
(c) Beton yang telah di tempatkan dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
Beton struktur atau Beton tidak bertulang. Beton struktur haruslah beton yang
disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Teknik sebagai kelas M/K275. Bila beton
dengan kelas kekuatan yang lebih tinggi diijinkan untuk digunakan sebagai ganti
dari beton dengan kelas kekuatan yang lebih rendah, maka volumenya harus
diukur sebagai beton dengan kelas kekuatan yang lebih rendah.

(2) Pengukuran dan pekerjaan beton yang diperbaiki

24
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

(a) Bila pekerjaan. telah diperbaiki dalam spesifikasi diatas, kwantitas yang akan
diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila pekerjaan
semula telah memenuhi syarat.
(b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar
semen atau tiap bahan tambahan, juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan
tambahan atau material pelengkap lainnya untuk mencapai kualitas yang
dipersyaratkan untuk pekerjaan beton.

(3) Dasar pembayaran


(a) Kwantitas yang diterima dan bermacam-macam kelas beton dan perancah
ditetapkan sebagaimana dijelaskan diatas akan dibayar pada, harga kontrak untuk
mata pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan dan
dalam Daftar Penawaran

BAJA TULANGAN UNTUK BETON

UMUM

(1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2) Standar rujukan


A.C.I 315 Buku Pegangan Standar praktis untuk detail struktur beton
bertulang, Institut Beton Amerika.
AASHTO M31-77 Baja tulangan beton yang polos dan yang berulir.
AASHTO M32-78 Kawat baja yang dibentuk dalam keadaan dingin (cold dream
steel wire) untuk tulangan beton.
AASHTO M 55 Anyaman kawat baja dilas dipabrik untuk tulangan beton.
AWS D 2.0 Persyaratan standar untuk jembatan jalan raya dan kereta api
yang di las.

(3) Toleransi
(a) Toleransi untuk pembuatan (fabrikasi) seperti yang disyaratkan dalam
ACI 315.
(b) Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton
yang menutup bagian luar dan baja tulangan adalah sebagai berikut :
(i) 3.5 cm untuk beton yang tidak terbuka langsung terhadap
udara atau terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran ;
(ii) seperti yang ditunjukkan dalam Tabel. 4.2.1 untuk beton
yang terendam/tertanam atau terbuka langsung terhadap cuaca atau urugan
tanah tetapi masih-dapat diamati untuk pemeriksaan ;

Tabel 7.2.1 Selimut beton minimum dari baja tulangan untuk beton yang tak
terlindungi tetapi mudah dicapai.
Ukuran batang Tebal selimut beton
tulangan yang akan diselimuti minimum
(mm) (cm)

25
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

Batang 16 mm dan lebih kecil 3.5


Batang 19 mm dan 22 mm 5
Batang 25 mm dan lebih besar 6
(iii) 7.5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam yang
tidak bisa dicapai, atau untuk beton yang tak bisa dicapai yang bila
kehancuran karena karat dan tulangan dapat menyebabkan kerusakan atau
kehancuran struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung diatas
tanah atau karang, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan
kotoran pada serokan atau cairan korosit lainnya.

(4) Pelaporan
(a) Sebelum memesan material, seluruh daftar pesanan dan diagram
pembengkokan harus disediakan oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknik, dan tidak ada material yang dipesan sebelum
daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui.
(b) Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Kontraktor harus
menunjukkan kepada Direksi Teknik daftar yang disahkan dan pembuat pabrik
baja yang memberikan berat satuan nominal dalam kilogram dan tiap ukuran dan
kelas dari batang tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam
pekerjaan.

(5) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari pekerjaan yang tak memuaskan
(a) Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam
segala hal tidak membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya untuk
memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi material yang
disediakan sesuai dengan daftar dan diagram, untuk memenuhi gambar rencana,
harus atas biaya Kontraktor.
(b) Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam
pekerjaan
(i) panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi
toleransi pembuatan yang disyaratkan dalam ACI 315 ;
(ii) bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada
Gambar atau Gambar kerja akhir
(iii) batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang
berlebih atau oleh sebab lain.
(c) Dalam hal kekeliruan dalam pembuatan bentuk tulangan, batang tidak
boleh dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi Teknik
atau yang akan merusak atau melemahkan material. Pembengkokan kembali dari
batang harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh
Direksi Teknik. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokan
kembali lebih dari satu kali padi tempat yang sama tidak diijinkan digunakan
pada Pekerjaan. Kekeliruan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan
kembali atau bila pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Direksi Teknik,
harus diperbaiki dengan mengganti menggunakan batang yang baru yang di
bengkokan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang disyaratkan.
(d) Kontraktor harus menyediakan fasilitas ditempat kerja untuk
pemotongan dan pembengkokan tulangan, baik bila melakukan pemesanan biaya
tulangan yang telah dibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan stok

26
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

yang cukup dari batang lurus ditempat, untuk pembengkokan yang di butuhkan
untuk memperbaiki kekeliruan atau penggantian.

(6) Penggantian ukuran batang


Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas
disahkan oleh Direksi Teknik. Bila baja diganti haruslah dengan luas penampang yang
sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.

MATERIAL

(1) Baja tulangan


(a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir kelas 40 yang memenuhi
persyaratan AASHTO M 31-77, atau lainnya yang disetujui oleh Direksi Teknik.
(b) Bila anyaman tulangan baja diperlukan, seperti untuk tulangan pelat,
anyaman tulangan yang di las yang memenuhi AASHTO M 55 dapat digunakan.
(2) Tumpuan untuk tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dan batang besi ringan atau blok beton cetak
dan Kelas II/K275 seperti yang disyaratkan dalam Pasal. 4 1 dari Spesifikasi ini,
terkecuali disetujui lain oleh Direksi Teknik. Kayu, bata, batu atau material lain tidak
boleh diijinkan sebagai tumpuan.
(3) Pen untuk Tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja yang telah dilunakkan yang
memenuhi AASHTO M 32-78.

PEMBUATAN DAN PENEMPATAN

(1) Pembengkokan
(a) Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknik, seluruh tulangan harus
dibengkokan dalam keadaan dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari tekukan-tekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila penggunaan panas untuk
pembengkokan dilapangan disetujui oleh Direksi Teknik, tindakan pengamanan
harus diambil untuk menjamin bahwa sifat fisik dari baja tidak terlalu banyak
berubah.
(b) Batang dan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokan dengan
mesin pembengkok.
(2) Penempatan dan Pengikatan
(a) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan
kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan aduk atau lapisan lain yang
dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
(b) Tulangan harus secara tepat di tempatkan sesuai dengan Gambar dan dengan
kebutuhan selimut penutup minimum yang disyaratkan dalam Pasal. 4.2. l (5)
diatas, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(c) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat
sehingga tidak tergeser sewaktu operasi pengecoran. Pengelasan dari batang

27
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

melintang atau pengikat terhadap tulangan baja tarik utama tidak


diperkenankan.
(d) Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang keseluruhan yang
ditunjuk pada Gambar. Penyambungan (splicing) dan batang, terkecuali
ditunjukkan pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi Teknik. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat bertahap
sejauh mungkin dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimal.
(e) Bila sambungan (splice) yang menumpang disetujui maka panjang yang
menumpang haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan
kait pada ujungnya.
(f) Pengelasan dari baja tulangan tidak akan diijinkan terkecuali diperinci dalam
Gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Teknik secara tertulis. Bila
Direksi menyetujui pengelasan dan penyambungan, maka sambungan dalam hal
ini adalah las tumpu ujung yang menembus penuh yang memenuhi kebutuhan
dan AWS D 2.0. Pendinginan benda las dengan air tidak diijinkan.
(g) Simpul dan kawat pengikat harus diarahkan meninggalkan permukaan beton
sehingga tidak akan tampak dari luar.
(h) Anyaman baja yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin dengan bagian
sambungan harus menumpang paling sedikit satu kali jarak anyaman. Anyaman
harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus
dihentikan pada sambungan antara pelat.
(i) Bila tulangan tetap dibiarkan terbuka untuk suatu perioda yang cukup panjang,
maka harus secara keseluruhan dibersihkan dan dipulas dengan adukan semen.
(j) Tidak boleh ada bagian tulangan yang telah ditempatkan boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan penghantar beton, jalan pendekat, lantai kerja atau beban
konstruksi lainnya.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

(1) Cara pengukuran

(a) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
Direksi Teknik. Jumlah kilogram yang diterima harus dihitung dari panjang yang
sesungguhnya ditempatkan, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan
berat dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter
persegi luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Teknik akan
didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh produsen baja, atau bila
Direksi Teknik memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang
dilakukan Kontraktor pada contoh yang dipilih oleh Direksi Teknik.
(b) Penjepit, pengikat, pemisah atau material lain yang digunakan untuk penempatan
atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam
berat untuk pembayaran.
(c) Penulangan yang diletakkan dalam pipa gorong-gorong atau didalam struktur
lain yang mana pembayarannya untuk struktur tersebut disediakan ditempat lain
dalam Spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah artikel ini.

(2) Dasar Pembayaran


Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditetapkan seperti yang diuraikan diatas,
harus dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang
ditunjukkan dibawah ini. dan terdaftar dalam Jadwal. Penawaran, yang

28
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pembuatan dan


penempatan material, termasuk buruh, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan
pelengkap lain untuk rnenghasilkan pekerjaan yang memuaskan.

P E N U T U P.

Hal – hal yang belum tercantum dalam rencana Kerja dan Syarat-syarat ini (RKS)
dilaksanakan menurut kelaziman, normalisasi persyaratan yang berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan dan syarat yang sudah ditentukan dan akan diatur dalam
addendum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RKS ini dan akan
diselenggarakan dengan jalan musawarah dan mufakat.

PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

RENCANA KERJA DAN


SYARAT-SYARAT
( R K S )

KEGIATAN
PENGEMBANGAN BIBIT IKAN UNGGUL

PEKERJAAN

29
Perencanaan Teknis Pengembagan Bibit Ikan Unggul
Rehabilitasi Kolam Pemijahan Ikan Nila BBI Karrang

REHABILITASI KOLAM PEMIJAHAN IKAN NILA BBI KARRANG

TAHUN ANGGARAN 2020

30

Anda mungkin juga menyukai