Anda di halaman 1dari 21

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

A. Keterangan

Panitia Pengadaan Barang/Jasa menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

Spesifikasi teknis disusun oleh Konsultan Perencana Rifky Mokoginta pengadaan berdasar
jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya
produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung

A. SPESIFIKASI TEKNIS UNTUK BANGUNAN GEDUNG

SYARAT–SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1. JENIS PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :


o PEMBANGUNAN LUMBUNG PANGAN DINAS KETAHANAN PANGAN
KOTAMOBAGU
dengan jenis pekerjaan sesuai dengan Bill Of Quantity (BOQ) Pekerjaan.

Pasal 2. PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS

Penggunaan Syarat-syarat dan Teknis ini adalah :


a. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan Gambar
Kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja dan
Syarat –syarat (RKS) dengan persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran maka gambar dalam
skala besar yang harus diikuti, atau ada kemungkinan lain suatu pengecualian
dengan
Persetujuan Direksi.
c. Gambar Detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada
pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah Teknis yang belum jelas, Kontraktor
diwajibkan berkonsultasi dengan pihak Direksi dan tidak diperkenangkan
mengambil keputusan tanpa persetujuan Direksi.

Pasal 3. SYARAT-SYARAT UMUM

a. Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah :


 Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) tahun 1956
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961
 Peraturan Konstruksi Baja Indonesia
 Peraturan Instalasi Listrik Indonesia
 Peraturan-peraturan Pemerintah setempat menyangkut pekerjaan ini.
b. Jika terdapat ketidak cocokan antara peraturan-peraturan tersebut dalam pasal “3 point
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

a. dengan Rencana Kerja dan Syarat serta tidak terdapat dalam Penawaran, maka harus di
konsultasikan dengan Direksi untuk mengambil Keputusan.

Pasal 4. PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN DAN PERSIAPAN


a. Kontraktor harus membuat Bangunan Gudang ……………………………… sesuai
kebutuhan hingga selesainya pekerjaan.
b. Kontraktor harus menyiapkan kotak pertolongan kecelakaan P3K di kantor Direksi
c. Kontraktor harus menyediakan Konsumsi Direksi Pengawas selama masa
pelaksanaan Kegiatan, dan sewaktu-waktu Pejabat Pembuat Komitmen maupun
Kuasa Pengguna Anggaran meninjau pekerjaan atau tamu yang berkepentingan atas
pelaksanaan pekerjaan.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk, ukuran – ukuran dan
mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat- syarat (RKS) pekerjaan.
e. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran – ukuran satu sama lain dan segera
memberitahukan / berkonsultasi dengan Direksi bilamana terdapat perbedaan ukuran
– ukuran satu sama lainnya.
f. Peil nol (0,00) ditetapkan sesuai gambar dilapangan serta kondisi dan keinginan pada
waktu rencana awal pelaksanaan dan dicantumkan dalam Berita Acara Peninjauan
Lapangan.
g. Kontraktor diwajibkan membuat tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang kuat
dan pemeliharaannya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok tersebut telah
diset ujui oleh direksi.
h. Kontraktor diwajibkan menyediakan air bersih yang memenuhi syarat untuk
kontruksi hingga selesainya pekerjaan dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.

Pasal 5. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan Pembersihan / Mengupas
Lapisan tanah permukaan, meliputi segala macam tumbuhan dan tanaman, sampah
dan bahan-bahan lain yang dapat merusak bangunan.
b. Untuk tanah bekas galian pondasi dapat digunakan pada timbunan kembali.
c. Pekerjaan Urugan meliputi :
 Urugan tanah dibawah Lantai
 Urugan pasir dibawah Lantai
 Urugan sirtu untuk jalan/halaman ± 10 cm
d. Bahan dasar urugan pasir dari sungai / kali yang sudah bersih dan bebas dari zat
organik lainnya dan lumpur.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

e. Pekerjaan pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis maksimum 20
CM, dengan menggunakan mesin Soil Compactor (mesin stamper atau alat
sederhana yang disetujui oleh Pengawas) dan dibantu dengan air pada saat
pemadatan.

Pasal 6. PEKERJAAN GALIAN PONDASI


a. Pekerjaan Galian Pondasi harus mengikuti kedalaman yang sesuai dengan Gambar.
b. Sebelum pekerjaan galian dimulai, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan
AS Galian, letak bangunan dengan bangunan sekitarnya, Siku bangunan dan lain-lain
bersama- sama dengan Pengawas Lapangan dan Konsultan Perencana.

Pasal 7. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI


a. Sebelum pemasangan Pondasi, Kontraktor harus mengecek ulang posisi Bouwplank /
patok tetap, Kontraktor juga menyempurnakan Benang sebagai alat kontrol,
menimbang dengan alat sederhana seperti ( selang + air ) dan kontrol Siku dengan alat
sederhana dari mistar segi tiga yang dibuat dengan komposisi ( 100 x 80 x 60 ) CM.
b. Kontraktor harus betul-betul memperhatikan siku bangunan dan harus disetujui oleh
Direksi.
c. Sebelum memasang Batu Kosong, Kontraktor diwajibkan konsultasi dengan
Pengawas/Direksi tentang benarnya kedalaman / lebar galian pondasi sesuai gambar.
d. Batu Gunung/Kali yang akan digunakan harus dibersihkan dari kotoran tanah dan
Lumpursebelum digunakan / dipasang.
e. Batu Gunung/Kali yang diizinkan untuk digunakan dengan ukuran maximum
15- 25 CM.
f. Apabila menggunakan batu kali/sungai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
dipecahkan agar permukaan batu tersebut tidak licin.

Pasal 8. PEKERJAAN BETON

1. Material Bahan Beton


a. S e m e n
Semen yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis Merk dan Mutu yang baik atas
persetujuan Direksi, ditetapkan harus memakai produk Lokal (Ex. Tonasa) atau yang setara.
Kemudian Semen yang tidak boleh digunakan adalah :
 Semen yang telah mengeras sebahagian maupun seluruhnya
 Kantong Zaknya telah sobek
 Semen yang tertumpah
 Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

 Semen yang sudah lama dijemur atau kena matahari.


Keamanan tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban lantai dan percikan air.
b. Pasir Beton
 Pasir Urugan dan Pasir Pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik
serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran dan bahan organis
lainnya.
 Pasir berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat -alat pemecah batu.
 Pasir untuk campuran Beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih dari lumpur serta
bahan organis lainnya.
 Pasir harus terhindar dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir halus bersifat kekal,
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
 Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat
kering).
 Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus
memenuhi syarat-syarat PBI 71 Bab. 3.3

c. Krikil / Batu Pecah Beton


 Krikil dapat berupa krikil alam atau batuan-batuan yang diperoleh dari pemecahan
batu.
 Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari bahan-
bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
 Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam
PBI 1971 Bab 3.
 Krikil harus disimpan diatas permukaan besih dan keras serta dihindarkan terjadinya
pengotoran serta tercampur adukan.
 Bahan untuk batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan PUBB
1977 NI-3.
 Batu gunung / kali yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk pondasi
dan untuk pasangan batu kosong bawah pondasi harus berstruktur cukup kuat awet
serta tidak keropos.
 Krikil / Batu Pecah beton, sebelum digunakan harus dicuci dengan air sampai bersih.
Penumpukan bahan krikil / batu pecah beton harus dipisahkan dengan material lain.
d. A i r
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan jernih tidak mengandung minyak,
asam, garam, alkohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.
e. Takaran Material Beton
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

 Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya


menggunakan skop/diperkirakan saja. Takatan yang diperbolehkan adalah ukuran
dan bahan yang sama, antara lain seperti : ember, drum plastik atau tong dari kayu
dengan standar yang telah ditentukan yakni dengan ukuran K.170 atau K.225.
 Testing dilakukan sesuai dengan PBI. 1971 Bab. 4.7 termasuk slump test maupun
compression test. Bilamana beton tidak memenuhi slumptest maka seluruh adukan
tidak boleh digunakan dan harus dibuang keluar site oleh Kontraktor.
 Apabila tidak memenuhi compression test maka prosedur PBI 1971 untuk perbaikan
beton yang harus dilakukan. Mutu beton harus K.225 pemboran harus membuat mixed
design untuk ditujukan dan disetujui Direksi sebelum mulai dengan pengecoran dan
pada tiap perubahan sumber pengambilan agregat.
f. Besi Beton
 Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai dengan spesifikasi dan
kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu Baja dengan mutu U-24 sesuai PBI
1971.
 Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat -
cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat dan memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971.
 Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan petunjuk
gambar kerja (FULL dan sesuai standar SII) memenuhi batas toleransi minimal
seperti yang dipersyaratkan PBI 1971.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi dan biaya
menjadi tanggungan Kontraktor.
 Batang Baja/Besi Beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan bentuk. Harus
disimpan terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan ditempat terbuka untuk
jangka waktu panjang.
 Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak, karat dan bebas dari cacat seperti retak,
bengkok-bengkok dan lain-lain sebagainya serta harus berpenampang bulat dan
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

2. Pekerjaan Pembesian Beton


a. Pembesian atau rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan diukur
dengan mm (melimeter) untuk besaran diameternya ditetapkan berdasarkan alat ukur
SIGMA.
b. Ikatan Besi Beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat selama
pengecoran dan selimut betonnya harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI
1971.
c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan potongan besi
minimal sama dengan diameter besi tersebut.
d. Jarak pemasanagan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton dengan standar PBI
1971 adalah minimal 2,5 CM antara besi.
e. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam PBI 1971
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari Direksi.
3. Jenis dan Mutu Beton
a. Beton Mutu K-200, digunakan pada beton Pondasi telapak, Kolom utama, Sloof, Ring
balok, Kolom selasar.
b. Beton Mutu K-175, digunakan pada Kolom praktis, Balok latay dan Beton penutup saluran
air hujan
c. Beton tidak bertulang 1Pc : 3Ps : 5 Kr, digunakan untuk lantai kerja Poer Plat, Rabat beton.
d. Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar komposisi bahan.
4. Pengecoran dan Perawatan Beton
a. Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan Kapasitas diatas 250 L lebih disukai
molem yang bekerja berdasarkan perbandingan berat. Bila digunakan pengaduk
berdasarkan volume, maka Kontraktor harus menghitung perbandingan mat erialdalam
volume dengan membagi berat tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar kelembaban.
b. Angker Untuk Dinding
Semua sambungan vertikal anatara kolom beton dengan tembok harus dilengkapi dengan
batang-batang baja dia. 10 mm panjang 25 Cm ditekuk pada satu ujungnya dan
dimasukkan kedalam beton, yang lainnya dibiarkan berupa stok panjang 25 CM untuk
penyambungan dengan dinding.
Angker-angker tersebut dipasang pada jarak 50 – 150 CM diatas sloef pondasi atau plat.
c. Lubang-lubang serta Klos Kayu dan lain-lain
Kontraktor harus menentukan tempat serta membuat lobang-lobang, klos-klos kayu,
angker-angker dan sebagaimana yang diperlukan untuk jalan pipa, pemasangan alat - alat
penyambung dan sebagainya. Apabila kemudian ternyata tempatnya tidak sesuai maka
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

harus dipindahkan sesuai dengan petunjuk Direksi dan perlengkapan lainnya harus
dilakukan agar dicapai tujuan yang disyaratkan.
d. T o l e r a n s i
1) Toleransi intuk beton kasar
Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 CM dengan syarat
toleransi ini tidak boleh komulatif. Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas ketelitian –
0,3 dan +0,5 CM
2) Toleransi untuk beton dengan permukaan rata.
Toleransi untuk beton adalah 0,6 CM untuk penempatan bagian-bagian dan antara 0,00
dan 0,2 CM untuk ukuran-ukuran bagian. Pergeseran bekesting pada sambungan-
sambungan tidak boleh melebihi 0,1 CM penyimpangan terhadap kelurusan bagian
harus dalam batas 1% tetapi toleransi ini tidak boleh komulatif.
f. Pemberitahuan sebelum penegcoran
Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting Kontraktor diwajibkan
memberitahukan Direksi serta mendapatkan perstujuan. Apabila hal ini dilalaikan atau
pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor
diwajibkan membongkar beton yang sudah dicor dengan biaya sendiri.
g. Pengangkutan dan pengecoran beton
Beton harus diangkut dengan menghindari terjadinya penguraian dari komponen
komponennya serta tidak diperkenangkan untuk dicor dari ketinggian melebihi 2 M
kecuali disetujui Direksi. Pada kolom yang panjang, pengecoran dilakukan lewat lubang
pada bekesting dalam menghindari hal tersebut. Semua kotoran dan lain-lain harus
dibersihkan sebelum pengecoran dimulai. Permukaan bekesting yang menghadap beton
harus dibasahi dengan air bersih segera sebelum pengecoran. Semua peralatan yang
bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton keras, lunak dan sebagainya. Pengecoran
beton Pengecoran Beton dalam bekesting harus diselesaikan sebelum beton mengeras,
yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal. Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu
untuk satu bagian pekerjaan, pemberhentian pengecoran tidak dibenarkan tanpa
persetujuan Direksi. Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus memenuhi
persyaratan didalam PBI 1997. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu hujan
kecuali apabila Kontraktor telah mengadakan persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui
oleh Direksi.
5. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang sudah disetujui dan mempunyai
frekuensi minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian beton yang boleh dipadatkan
lebih dari 20 detik, kecuali disarankan oleh Direksi. Bagian beton yang telah mengeras tidak
boleh digetarkan baik langsung maupun melalui penulangan. Pemadatan beton harus
memenuhi peraturan-peraturan dalam PBI 1971.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

6. Proses Pengerasan
Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan
sampai beton tersebut mengeras secara wajar dan menghidarkan pengeringan yang terlalu
cepat dengan cara sebagai berikut :
a. Semua bekesting yang mengandung beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur
sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi selama 2 (dua) minggu setelah
pengecoran.
c. Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap pengeringan dengan memberi
penutup yang basah.
d. Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang diatas beton yang
menurut Direksi belum cukup mengeras.
7. Pembongkaran Bekisting
a. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum mencapai kekuatan sesuai PBI
1977 Bab 5 ayat 8 (hal 51).
b. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton mendapat
tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk membongkar bekistingnya
untuk jangka waktu selama keadaan itu berlangsung. Harus ditekankan bahwa tanggung
jawab terhadap keamanan beton sepenuhnya pada Kontraktor serta harus memenuhi
peraturan mengenai pembongkaran bekisting pada PBI 1971.
c. Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar bekisting bagian-
bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan persetujuan Direksi, tetapi hal ini
tidak mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut.
d. Pembongkaran bekisting /mall beton dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga) minggu,
kecuali beton praktis, bila dianggap perlu dapat dibongkar setelah berumur 3 – 7 hari
dengan persetujuan Direksi.

Pasal 9. PEKERJAAN DINDING


1. Pasangan Tembok
a. Bahan pasangan tembok adalah Batu Bata ukuran minimal 50 x 100 x 200 MM yang
berkualitas baik, terbakar matang, cukup keras dan tidak keropos serta tidak pecah-pecah
melebihi 5%, mempunyai kekuatan tekan 60 – 80 Kg/CM2
b. Pasangan tembok adukan 1 Pc : 4 Ps, digunakan untuk pasangan tembok yang tidak
termasuk pada point “2” tersebut diatas.
d. Semua batu bata harus direndam atau disiram sebelum dilakukan pemasangan
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

e. Semua pasangan harus tegak lurus, rata secara horizontal maupun vertikal, dan di lakukan
dengan menggunakan tarikan benang yang dipasang tidak lebih dari 30 cm diatas
pasangan sebelah bawahnya dan batu bata yang patah tidak boleh digunakan.
f. Spesi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk yang datar dan 1,5 cm untuk tegak, kecuali
jika ditentukan lain.
g. Setiap pasangan seluas 9 m2 atau dinding dengan lebar 3 m harus diberi kolom praktis
berukuran 12 x 12 cm; demikian juga halnya dengan pertemuan antara pasangan atau pada
dinding yang berdiri bebas.

Pasal 10. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


1. Plesteran adukan 1 Pc : 4 Ps, digunakan untuk :
a. Sloef luar, Kolom dan Balok beton yang nampak dan muncul.
b. Atap plat beton, Lesplank beton dan Sunscreen.
c. Pondasi yang muncul diatas permukaan tanah
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran terlebih dahulu diadakan penyiraman sampai
jenuh pada daerah yang akan diplester.
3. Sebelum plesteran kering betul, dapat dilakukan Pengacian tembok bagian dalam dengan
campuran Semen dan Air . Di aci dan digosok hingga permukaannya licin dan rata, untuk
tembok bagian luar diaci dengan adonan Portland Cemen.

Pasal 11. PEKERJAAN VENTILASI KAYU


LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk melaksanaan seluruh
pekerjaan kayu seperti dinyatakan dalam gambar atau atas petunjuk Pengawas dengan hasil yang baik
dan rapi, antara lain
 Kusen/ daun pintu dan jendela. Lihat Pasal 13 Spesifikasi ini.
 Dan bahan kayu lainya.

PERSYARATAN BAHAN

Harus benar - benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing - masing.

 Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah - pecah,
melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi yang diperkenankan sesuai
dengan PUBI- 1982.

 Syarat - syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Pasal 37.
Dengan kadar air maksimal 24%.( clean and dry )

 Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah kayu Kamper Samarinda (Drybalanops


lanceolata ) Kelas kuat I – II atau yang disetujui oleh Pengawas.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

 Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di


tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. tidak terkena cuaca
langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.

 Seluruh kayu harus dianti rayap, lihat Pasal 05 Spesifikasi ini.

SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN

Syarat-syarat Pelaksanaan :

 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar


yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail.

 Kontraktor wajib untuk membuat shop drawing secara lengkap yang mengacu pada
Gambar tender dengan memperlihatkan seluruh type, detail, angkur, perkuatan juga
sambungan-sambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai ukuran / bentuk / mekanisme kerja yang telah ditentukan
oleh Perencana

 Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui
oleh Pengawas

 Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang atau tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.

 Untuk pekerjaan kayu halus semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus
menggunakan mesin.

 Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya
yang tidak disetujui Pengawas.

 Untuk kayu yang akan dicat, permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi
dempul atau sejenisnya dengan warna sama dengan warna kayu yang telah disetujui
Pengawas.

 Tidak diperkenannkan ada pemakuan pada permukaan kayu yang terlihat.

 Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap
menerima finish.

 Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau
sejenisnya, kecuali atas persetujuan Pengawas.

 Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik
kualitas maupun jenisnya kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan

 Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus mengganti atas tanggung
jawab Kontraktor.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

 Semua pekerjaan berupa baut plat penyambung harus digalvanisasi dengan ketebalan
minimal 18 micron sesuai dengan NI-5.

 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-


benturan benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan yang terlihat
maupun tersembunyi, adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai
disetujui oleh Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.

 Pekerjaan kayu yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi dan beton
harus diberi lapisan meni kayu 2 lapis.

 Untuk pekerjaan kayu lemari built in seperti tertera pada gambar harus memenuhi syarat
sebagai berukut:

 kayu harus di kerjakan menurut pola dan urutan pengerjaan yang ditentukan oleh
Pengawas.

 semua bagian-bagian kayu yang terlihat ( exposed ) harus difinish,termasuk semua


permukaan yang terlihat apabila pintu ditutup atau dibuka .

 Kontraktor harus mengajukan contoh material dan contoh finishing untuk disetujui
Pengawa

Pasal 12. PASANGAN KONSTRUKSI ATAP RANGKA BAJA RINGAN


LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, fabrikasi dan ereksi termasuk penggunaan
penopang sementara dan seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam
gambar kerja, yang diantaranya adalah :

1. Pekerjaan rangka atap (roof truss)

2. Pekerjaan reng (roof butten)

3. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)

Lingkup pekerjaan tidak meliputi :

1. Pemasangan penutup atap

2. Pemasangan kap finishing atap

3. Talang, selain talang jurai dalam

PERSYARATAN BAHAN

Material struktur rangka atap

1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :


Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

a. Baja mutu tinggi G550

b. Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa

c. Modulus elastisitas 21 x 105 MPa

d. Modulus geser 8 x 104 MPa

2. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating)

Lapisan pelindung seng dan aluminium tangguh ex PT. BlueScope Steel Indonesia dengan
komposisi sebagai berikut :

a. 55% Aluminium (Al)

b. 43,5 % Seng (Zinc)

c. 1,5 % Silicon (Si)

Ketebalan Pelapisan: 100 gr/m2 AZ 100

3. Profil Material:

a. Rangka Atap

Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75 (tinggi profil 75 mm
dan ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material perbatang adalah 11m dan 6m

b. Reng

Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga dipergunakan untuk
ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar baja 0,45 mm), panjang material
perbatang adalah 6m

c. Talang

Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45 mm dan telah
dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).

d. Screw

Screw yang digunakan menggunakan self drilling screw dengan spesifikasi sebagai berikut :

i. Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)

ii. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20 (screw kuda-kuda) dengan
ketentuan sebagai berikut:

1. Diameter kepala : 12 mm

2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14

3. Panjang : 20 mm

4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel


Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN

6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN

7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm

iii. Ukuran baut untuk elemen strktur lainnya adalah 10-16x16 (screw reng) dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Diameter kepala : 10 mm

2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 16

3. Panjang : 16 mm

4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel

5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN

6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN

7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN

PERSYARATAN DESAIN

Konfigurasi pembebanan yang digunakan:

Dead Load Top Chord (Beban Mati Batang Utama Atas)

1. Beban Atap

a. Jenis genteng keramik / beton : 60-75 Kg/m2

b. Jenis Asbes : 20 Kg/m2

c. Jenis Metal : 10 Kg/m2

2. Variasi beban tambahan ex.Ornamen GRC, Tangki air panas, dll

Live Load Top Chord (Beban Hidup Batang Utama Atas)

3. Bebah Hujan : 25 Kg/m2

4. Beban terpusat Orang + Alat : 100 Kg

5. Beban angin : 30 m/s

Dead Load Bottom Chord (Beban Mati Batang Utama Bawah)

6. Beban Plafon (ceiling) : 20-25 Kg/m2

7. Variasi beban tambahan ex. Lampu gantung, AC cassette, dll : 50 Kg/m2 (pertitik
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

Pasal 13. PEKERJAAN PENUTUP ATAP, TALANG DAN NOK


1. Bahan Penutup Atap ; Seng BJLS 20 yang mempunyai permukaan bergelombang dan halus
dan berkualitas baik, sistim pemasangannya bedasarkan gambar kerja dan petunjuk.
2. Bubungan atap digunakan dari jenis Seng BJLS 20
4. Sedapat mungkin tidak melakukan penyambungan pada setiap lajurnya.
5. Sistim pemasangan :
 Sistim pemasangan mengikuti arah kemiringan dan sebelum dipasang harus dicek /
ditimbang (elevasi) rata dan tidak bergelombang pada permukaan.
 Sambungan antara atap yang saling bersinggungan harus sesuai dengan petunjuk teknis
pemasangan jenis atap yang digunakan.
6. Pekerjaan atap dianggap selesai apabila semua bekas-bekas guntingan telah dibersihkan

Pasal 14. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. U m u m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan, baik
dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar kerja dimana bahan-bahan
dan peralatan yang dipergunakan harus sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi
ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, maka merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa ada ketentuan tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
b. Garis besar lingkup pekerjaan listrik yang dimaksud adalah :
 Sekring Kast dan MCB serta kelengkapannya.
 Pentanahan / Grounding
 Pengadaan dan Pemasangan kabel-kabel serta instalasi yang tertanam
dalam tembok, plat beton, plafond dan lain-lain.
 Pengadaan dan Penyambungan Daya Listrik termasuk intalasi luar
c. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyala.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

3. Jenis Bahan
a. Panel tegangan rendah
1) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN serta mengikuti per
aturan IEC dan PUIL.
2) Panel harus dibuat dari plat besi dengan tebal 2 MM dan seluruhnya harus di
Zinchromat di duco 2 kali dengan cat bakar, warna abu-abu, pintu dari Panel
tersebut harus dilengkapi dengan Master Key.
3) Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen harus diatur
sedemikian rupa sehingga apabila diperlukan pada waktu perbaikan dan
penyambungan komponen-komponen yang dimaksud dapat dengan mudah di
laksanakan tanpa mengganggu komponen yang lainnya.
4) Setiap Panel harus mempunyai 5 (lima) Busbar Copper yang terdiri dari 3
(tiga) Busbar Phase K-S-T 1 (satu) Busbar Netral dan 1 (satu) Busbar
Grounding. Besarnya Busbar harus diperhitungkan besar arus yang akan
mengalir dalam Busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu lebih dari 65
derajat Celcius. Setiap Busbar Copper harus diberi warna sesuai peraturan
dari pihak PLN.
5) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperl
uan dan komponen-komponen pengaman yang digunakan harus sesuai
dengan gambar.

b. Kabel - kabel
1) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal
0,6 KA dan 0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos standar yang
diizinkan.
2) Pada perinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYM
dan NYA untuk kabel penerangan.
3) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.
4) Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 MM.
c. Sakelar dan Stop kontak
 Sakelar dan stop kontak yang akan dipasang pada dinding tembok
adalah type pemasangan masuk / Inbow dan kotak-kotak Inbow
dipasang pada dinding sesuai gambar.
 Stop kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10 A dan
mengikuti Standar VDE sedangkan Stop Kontak khusus 1 (satu)
Phase (inbow), mempunyai rating 15 A.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

 Stop kontak khusus 3 (tiga) phase (inbow) harus mempunyai rating


minimal 15 A.
 Stop kontak dinding dan Sakelar dipasang setinggi 150 CM dari
permukaan lantai.

d. Grouding
 Kawat Grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BBC = Bare
Copper Co ndector).
 Besarnya kawat Grouding yang dapat digunakan, minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder).
 Electrode Pentanahan untuk Grounding digunakan pipa Galvanized
dengan diameter minimal 1”. Diujung pipa tersebut dipasang Copper
Rod sepanjang 0,5 M. Electrode Pentanahan dipantek kedalam tanah,
minimal sedalam 6 M atau sampai menyentuh permukaan air tanah.
4. Persyaratan Teknis Pemasangan
a. Panel-panel
 Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari Pabrik pembuatannya
dan rata secara horizontal.
 Setiap kabel yang masuk /keluar dari panel harus dilengkapi dengan Gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
 Panel harus di-tanah-kan.
b. Kabel-kabel
 Semua kabel pada kedua ujungnya harus diberi tanda dengan Cable Merk yang
jelas dan tidak mudah lepas, untuk mengidentifikasi arah beban.
 Setiap Kabel Daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasi phasenya dengan PUIL.
 Kabel Daya yang dipasang harus di Klem dan disusun dengan rapih Setiap
tarikan kabel tidak diperkenangkan adanya penyambungan, kecauli pada kabel
penerangan.
 Seluruh kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton, harus
dibuatkan sleeve dari pipa PVC dengan diameter minimum 2,5 kali
penampang kabel.
c. Lampu-lampu penerangan
 Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana Plafond
dan artistik serta disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
 Penggunaan lampu harus sesuai gambar kerja.
d. P e n t a n a h a n
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

 Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan.


 Elektroda pentanahan harus ditanam dengan kedalaman sesuai standar.
 Tahanan pentanahan maksimum adalah 2 Ohm.
e. P e n g u j i a n
 Sebelum semua peralatan utama dari sistim listrik itu dipasang, terlebih
dahulu harus diadakan pengujian secara individual.
 Peralatan tersebut dapat dipasang setelah dilengkapi dengan Sertifikat Pe
ngujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta
Instansi lain
 yang berwenang untuk itu.
 Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistem untuk menjamin bahwa sistem tersebut berfungsi
dengan baik.

Pasal 15. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Ketentuan Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan , bidang-bidang yang akan dilapisi/ dicat terlebih dahulu
disiapkan dengan baik. Bidang harus mempunyai permukaan yang rata dan lurus
atau mempunyai kemiringan sesuai dengan gambar rencana, bebas dari segal macam
kotoran, tidak retak atau pecah dan tidak lembab.
b. Pelaksanaan pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah bagian tersebut diperiksa oleh
Pengawas dan diizinkan pelaksanaannya.
c. Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh bahan untuk disetujui oleh Pengawas.
Bahan yang digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui dan dalam
keadaan baru, dikemas dalam kaleng-kaleng yang masih disegel serta tidak pecah
atau bocor. Penggunaan bahan-bahan harus sepengetahuan pengawas dan pelaksana
bertanggung jawab atas keaslian dari warna dan bahan yang digunakan.
d. Pelaksana harus memberikan jaminan tertulis bahwa hasil pekerjaan pengecatan
tidak menggelembung, mengelupas dan cacat-cacat lainnya selama 2 tahun sesudah
penyerahan pekerjaan.

1.. Pengecatan Tembok


a. Cat tembok yang dapat dipergunakan adalah jenis cat bekualitas setara dengan produksi
Metrolite, Mowilex, Dulux (Ex. Indonesia) dan tata laksana pengecatan harus mengikuti
patent atau petunjuk Pabrik.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

b. Sebelum dinding dicat, terlebih dahulu harus diplamur dengan plamur tembok kemudian
diamplas hingga halus, selanjutnya dilakukan pengecatan.
c. Bagian yang akan dicat tembok adalah :
 Seluruh permukaan tembok yang nampak dan telah diaci dengan rata.
 Seluruh permukaan beton yang nampak (kolom, balok, sunscreen, bagian bawah
plat lantai, ring balk ) dan lain-lain
d. Pengecatan 2 atau 3 kali sampai merata, warna yang digunakan harus disetujui oleh Direksi
atau Pengawas Lapangan.
e. Warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi atau Bouwheer.

2. Pengecetan Langit - langit


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit gypsum board, pelat
beton atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan merk Metrolaite ditentukan perencana setelah melakukan percobaan
pengecatan.
c. Plamur yang digunakan adalah plamur gypsum.
d. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal 13
kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada pengecatan langi-langit ini.
e. Sambungan-sambungan gypsum board harus rata agar tidak terlihat sebagai retakan
sesudah dicat.
3. Pengecetan Baja
 Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian kuda – kuda baja
IWF, Gording CNP dan pekerjaan besi lain ditentukan dalam gambar.

 Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan
bebas debu, oli dan lain-lain.

 Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.

 Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

Pasal 16. PEKERJAAN LAIN – LAIN DAN PEMBERSIHAN


1. Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, maka Kontraktor harus
membersihkan semua kotoran dan sisa-sisa material akibat kegiatan pelaksanaan
tersebut.
2. Memperbaiki kembali semua kerusakan-kerusakan, baik jalanan, maupun fasilitas
lainnya akibat pekerjaan ini.
3. Dalam masa Pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan sampai
Serah Terima Kedua.
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

Pasal 17. KETENTUAN TAMBAHAN


1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, semua ketentuan Administrasi,
Pemeriksaan Bahan dan Mutu Pelaksanaan serta Ketentuan Lain dari pemeriksaan
yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula sebagai syarat-syarat
yang harus dipenuhi dan ditaati.
2. Semua bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan Direksi dengan terlebih
dahulu menunjukkan contohnya atau menggunakan Surat Keterangan Persetujuan
terutama bahanbahan
Produksi Industri yang mempunyai banyak jenis Merk.
1. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan yang keliru, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Kotamobagu ,……………………2017

Dibuat :
Konsultan Perencanaan

RIFKY MOKOGINTA
Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung
Perencanaan Pembangunan Lumbung Pangan

Anda mungkin juga menyukai