SPESIFIKASI TEKNIS
UNTUK BANGUNAN GEDUNG
LABORATORIUM BTKP JAKARTA
1
SYARATSYARAT TEKNIS
PEKERJAAN
d.
BPS SO
PPENG
f.
Peil nol (0,00) ditetapkan sesuai gambar dilapangan serta kondisi dan
keinginan pada waktu rencana awal pelaksanaan dan dicantumkan dalam Berita
Acara Peninjauan Lapangan.
g. Kontraktor diwajibkan membuat tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang
kuat dan pemeliharaannya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok
tersebut telah diset ujui oleh direksi.
h. Kontraktor diwajibkan menyediakan air bersih yang memenuhi syarat untuk
kontruksi hingga selesainya pekerjaan dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
Bahan dasar urugan pasir dari sungai / kali yang sudah bersih dan bebas dari
zat orga n- ik lainnya dan lumpur.
e. Pekerjaan pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan lapis de mi lapis
maksimum 20
CM, dengan menggunakan mesin Soil Compactor (mesin stamper atau alat
sederhana yang disetujui oleh Pengawas) dan dibantu dengan air pada saat
pemadatan.
BPS SO
PPENG
rial lain.
d. A i r
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan jernih tidak
mengandung mi n- yak, asam, garam, alkohol atau bahan lain yang dapat
merusak beton.
BPS SO
PPENG
Besi Beton
Besi
beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai
dengan
spesifikasi dan kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu Baja dengan
mutu U-24 sesuai PBI
1971.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas
dari cacat - cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang
bulat dan memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971.
Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan
petunjuk gambar kerja (FULL dan sesuai standar SII) memenuhi batas
toleransi minimal
seperti yang dipersyaratkan PBI 1971.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi dan
biaya menjadi tanggungan Kontraktor.
Batang Baja/Besi Beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan
bentuk. Ha- rus disimpan terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan
ditempat terbuka u n- tuk jangka waktu panjang.
Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak, karat dan bebas dari
cacat seperti retak, bengkok-bengkok dan lain-lain sebagainya serta
harus berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
2. Pekerjaan Pembesian
Beton
a. Pembesian atau rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar
kerja dan diukur dengan mm (melimeter) untuk besaran diameternya
ditetapkan berdasarkan
alat ukur SIGMA.
b. Ikatan Besi Beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah
tempat selama pengecoran dan selimut betonnya harus sesuai dengan
syarat yang ditentukan dalam
PBI 1971.
c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antar a dengan
potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut.
BPS SO
PPENG
d. Jarak pemasanagan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton
dengan
standar PBI 1971 adalah minimal 2,5 CM anatara besi.
e. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam PBI
1971
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lokasi peke r- jaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis
dari Direksi.
3. Jenis dan Mutu Beton
a. Beton Bertulang K 175 , digunakan pada beton praktis seperti, Kolom
praktis, Ring- balk, kuda-kuda beton dan Plat atap, plat strip dan Beton K
225, digunakan untuk
Pondasi Poer Plat, Kolom Utama, Sloef, Balok Lantai, Plat Lantai dan Tangga.
b. Beton tidak bertulang 1Pc : 3Ps : 5 Kr, digunakan untuk lantai kerja Poer
Plat, Rabat beton bawah overstek keliling bangunan.
BPS SO
PPENG
Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan Kapasitas diatas
250 L lebih disukai molem yang bekerja berdasarkan perbandingan berat.
Bila digunakan peng a- duk berdasarkan volume, maka Kontraktor harus
menghitung
perbandingan mat e- rial dalam volume dengan membagi
berat tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar kelembaban.
b.
c.
d.
Toleransi
1)
Toleransi intuk beton
kasar
Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 CM
dengan syarat toleransi ini tidak boleh komulatif.
Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas keteliti an 0,3 dan
+0,5 CM
2) Toleransi untuk beton dengan permukaan
rata.
Toleransi untuk beton adalah 0,6 CM untuk penempatan bagian -bagian
dan anta- ra 0,00 dan 0,2 CM untuk ukuran-ukuran bagian.
Pergeseran bekesting pada sambungan-sambungan tidak boleh melebihi
0,1 CM penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus dalam batas 1%
tetapi toleransi ini tidak boleh komulatif.
BPS SO
PPENG
10
BPS SO
PPENG
11
Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas d ari beton
keras, lunak dan sebagainya.
Pengecoran beton
Pengecora Beton dalam bekesting harus diselesaikan sebelum beton
mengeras, yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan,
pembe rhentian pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujuan Direksi.
Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus memenuhi
persyaratan did a- lam PBI 1997. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada
waktu hujan kecuali apabila
Kontraktor telah mengadakan persiapan-persiapan untuk itu serta
disetujui oleh
Direksi.
5. Pemadatan
Beton
Beton harus dipadatkan benar -benar dengan fibrator yang sudah disetujui
dan memp u- nyai frekuensi minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian
beton yang boleh dip a- datkan lebih dari 20 detik, kecuali disarankan oleh
Direksi.
Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung
maupun melalui penulangan. Pemadatan beton harus memenuhi peraturan
-peraturan dalam PBI 1971.
6. Proses
Pengerasan
Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angin
dan hujan sampai beton tersebut mengeras secara wajar dan menghidarkan
pengeringan yang te r- lalu cepat dengan cara sebagai berikut :
a. Semua bekesting yang mengandung beton yang baru dicor harus dibas ahi
secara ter- atur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi selama 2
(dua) minggu setelah pengecoran.
c. Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap pengeringan
dengan me m- beri penutup yang basah.
d. Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang
diatas beton
yang menurut Direksi belum cukup mengeras.
7. Pembongkaran Bekisting
a. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum mencapai kekuatan
sesuai PBI
1977 Bab 5 ayat 8 (hal 51).
b. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton
mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk
membongkar bekistingnya
untuk jangka waktu selama keadaan itu berlangsung.
Harus ditekankan bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton
sepenuhnya pada
Kontraktor serta harus memenuhi peraturan mengenai pembongkaran
BPS SO
bekisting pada
PPENG
c.
d.
12
PBI 1971.
Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar
bekisting b a- gian-bagian pekerjaan beton yang penting serta
mendapatkan persetujuan Direksi,
tetapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut.
Pembongkaran bekisting /mall beton dapat dibongkar setelah berumur 3
(tiga) minggu, kecuali beton praktis, bila dianggap perlu dapat dibongkar
setelah berumu r 3 7 hari
dengan persetujuan Direksi.
BPS SO
PPENG
13
Pasangan Tembok
a. Bahan pasangan tembok adalah Batu Bata ukuran minimal 50 x 100 x
200 MM yang berkualitas baik, terbakar matang, cukup keras dan tidak
keropos serta tidak pecah-pecah melebihi 5%, mempunyai kekuatan tekan
2
60 80 Kg/CM
b. Pasangan trasram dengan campuran 1 Pc : 3 Ps, digunakan untuk kaki
tembok m u- lai dari pasangan diatas sloef beton sampai 20 CM diatas
permukaan lantai dan semua pasangan batu bata yang berhubungan
langsung dengan tanah.
c. Pasangan tembok adukan 1 Pc : 5 Ps, digunakan untuk pasangan tembok
yang ti dak termasuk pada point 2 tersebut
diatas.
d. Semua batu bata harus direndam atau disiram sebelum dilakukan
pemasangan
e. Semua pasangan harus tegak lurus, rata secara horizontal maupun
vertikal, dan di l- akukan dengan menggunakan tarikan benang yang
dipasang tidak lebih dari 30 cm
diatas pasangan sebelah bawahnya dan batu bata yang patah tidak boleh
digunakan. f. Spesi pasangan dibuat denga n tebal 2 cm untuk yang datar
dan 1,5 cm untuk tegak,
kecuali jika ditentukan lain.
2
g. Setiap pasangan seluas 9 m atau dinding dengan lebar 3 m harus diberi
kolom pra k- tis berukuran 12 x 12 cm; demikian juga halnya dengan
pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas.
BPS SO
PPENG
14
15
3. Pelaksanaan :
Kontraktor
harus
meneliti
perletakan
dan
bukaan-bukaan
pintu/jendela pada gambar kerja sebelum melaksanakan pekerjaan baik
perakitan, pengadaan ma upaun pemasangan kosen tersebut dan bila terdapat kelainan / kesalahan
seperti
perletakan, bukaan serta ukuran-ukuran segera dikonsultasikan
dengan
Direksi/Pengawas Lapangan. Atas kelalaian Kontraktor maka
kontraktor d i- wajibkan memperbaiki atau mengganti sesuai dengan
gambar kerja atau keb utuhan.
selesai.
4.
Macam Pekerjaan.
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis
Aluminium sep- erti dibawah ini.
a. Semua kosen-kosen yang ditentukan dalam
gambar b. Daun pintu Kaca
c. Bingkai jendela kaca
d. Semua ukuran yang terdapat dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.
Pekerjaan Kaca
Kaca Reflektif warna biru tebal 5 MM digunakan semua pemakaian kaca
pintu dan jendela bagian luar.
- Kaca Bening tebal 5 MM digunakan untuk pemakaian kaca pintu dan
jendela bagian
dalam.
- Kaca Buram tebal 5 MM digunakan untuk kaca pintu Kamar Mandi dan
Pintu Shap.
Kaca-kaca tersebut tidak boleh ada retak dan cacat dengan ukuran
seperti tertera pada gambar, dipasang pada rangka yang telah siap ,
ukuran dan bentuk seperti
pada gambar kerja.
BPS SO
PPENG
16
Kuda-kuda 6/12 CM
Balok nok 6/12 CM
Gording
5/10 CM
Jepitan-jepitan 5/7 CM
Skoor angin 5/7 CM
BPS SO
PPENG
17
b.
c.
Cara Pelaksanaan :
Penyambungan balok-balok sesuai dengan persyaratan teknis tentang
kayu dit- ambah dengan menggunakan bout / mur dan beugel.
Besi plat untuk beugel yang digunakan pada kuda -kuda
menggunakan besi
ketebalan minimal 3 MM dan lebar secukupnya, bout/mur yang
digunakan diam e- ter 12 MM (sesuai gambar kerja)
Pasangan gording setelah kuda-kuda dan skor angin serta konsolkonsol telah
terpasan
g
Untuk menjaga kestabilan, maka gording harus memakai klos pada
bagian bawah dan diikat dengan paku pada kaki kuda-kuda.
Jarak gording sesui ukuran dalam gambar detail (jenis atap yang
digunakan).
Pasangan gording harus rata sesuai dengan rencana kemiringan atap .
18
3. Cara pelaksanaan :
Sebelum pemasangan rangka plafon harus dileveling terlebih dahulu
dengan menggunakan alat bantu dan diuk ur sesuai dengan ketentuan yang
digunakan.
BPS SO
PPENG
19
b.
c.
d.
e.
f.
20
g.
Adukan pengisi Nat dari semen tegel spesial hingga terisi penuh dan
dioles dengan jari tangan atau dengan menggunakan bahan dari karet atau
gabus agar permukaan menjadi mulus dan mengkilap.
h.
Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam setelah
pemasangan kr a- mik lantai.
BPS SO
PPENG
21
i.
22
BPS SO
PPENG
23
Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang telah
ditetapkan (Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah buangan air
tersebut sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale, yang
berkwalitas baik.
b.
Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan di l- akukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan melengketkan engsel ke pintu
dan
kozen
dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan
dengan memutarnya dengan obe ng, sehingga seluruh batang masuk dan
menempel kuat ke kayu yang dipasang.
c.
Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan
Konsultan pengawas.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan
yang di s- yaratkan, maka Konsultan pengawas berhak untuk menyuruh
bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya
Kontraktor.
e. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jen dela.
Pasangan harus
rapi
dan
dapat
bekerja
dengan
baik.
Untuk
melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur..
f. Grendel panjang dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun
pintu pada satu pintu.
Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan,
baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar kerja
dimana bahan -bahan dan
peralatan yang dipergunakan harus sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi
ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan
BPS SO
PPENG
24
BPS SO
PPENG
2.
3.
25
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
b. Garis besar lingkup pekerjaan listrik yang dimaksud adalah :
Sekring Kast dan MCB serta kelengkapannya.
Pentanahan / Grounding
Pengadaan dan Pemasangan kabel-kabel serta instalasi
yang
tertanam dalam tembok, plat beton, plafond dan lain -lain.
Pengadaan dan Penyambungan Daya Listrik termasuk intalasi luar
c. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyala.
Jenis Bahan
a.
b.
Kabel - kabel
6) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan
minimal 0,6
KA dan 0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos standar yang
diizinkan.
7) Pada perinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis
NYM dan
NYA
untuk
kabel
penerangan.
8) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.
9) Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 MM.
c.
26
BPS SO
PPENG
27
4.
Persyaratan Teknis
Pemasangan a. Panel-panel
28
BPS SO
PPENG
3.
29
Pengecatan Kayu
a.
30
b.
BPS SO
PPENG
31
d. Pelapisan cat dasar dilakukan minimal 2 (dua) kali jalan, kemudian diplamur
dan di ampelas lagi sampai rata sehingga lubang-lubang serat kayu
sudah tertutup. Pe n- gecatan akhir dilakukan minimal 3 (tiga) kali dengan
s elang waktu minimal 6 (enam) jam sampai didapat permukaan yang halus
dan warna yang rata tanpa cacat.
3. Pengecatan Tembok dan Plafond
a.
Note : Demikian RKS bangunan gedung untuk referensi pada proyek kami, dikarenakan pada
proyek kami data RKS belum ada.
BPS SO
PPENG