Keterangan :
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam kerja dan syarat-syarat ini
adalah semua item pekerjaan yang tercakup dalam kegiatan Penyediaan
dan pengadaan bahan-bahan material, tenaga kerja, peralatan kerja,
peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk
menyelesaikan pekerjaan PENINGKATAN FASILITAS UNIT PELAYANAN
TEKNIS -PERBAIKAN PAGAR EX.UPT PANDE BESI KAB. DAGANGAN
MADIUN, sesuai dengan gambar kerja, RKS dan kontrak kerja.
Spesifikasi Teknik 1
B. PEKERJAAN PERBAIKAN PAGAR
I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
1. Galian Tanah Untuk Kontruksi
2. Urugan Tanah Kembali
3. Urugan Pasir
4. Lantai Kerja
5. Beton Foot Plate 50x50x20 K-250 (F1)
6. Beton Kolom Pedestal 20/20 K-250 (K1)
7. Pasangan Aanstamping Batu Kali
8. Pasangan Batu Kali 1PC : 4Psr
II. Pekerjaan Beton
1. Beton Sloof 15/20 K-250 (S1)
2. Beton Kolom 20/20 K-250 (K1)
3. Beton Balok 15/20 K-250 (B1)
4. Buis Plate Beton
III. Pekerjaan Dinding dan Plesteran
1. Pasangan Batu Bata T. 1/2 Bata, 1PC : 3Psr
2. Pasangan Batu Bata T. 1/2 Bata, 1PC : 4Psr
3. Plesteran tebal 20 mm camp. 1Pc : 3Ps
4. Plesteran tebal 20 mm camp. 1Pc : 4Ps
5. Plesteran tebal 15 mm camp. 1Pc:3Ps Untuk Beton
6. Plesteran siar camp. 1Pc:3Ps Untuk Pas. Batu Kali
7. Benangan Sudut / Tali Air
8. Acian
IV. Pekerjaan Besi
1. Pintu Pagar Besi Hollow
2. Pagar BRC Uk 240x90 cm
3. Tiang Pagar BRC Ø 2", t = 120 cm
V. Pekerjaan Pengecatan
1. Pengecatan Dinding Pagar
2. Pengecatan Besi Pagar Eksisting
PASAL 2
PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN
2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012, tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
3. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
4. Undang-undang Republik Indonesi No. 18 Tahun 1999 tentang jasa
konstruksi;
Spesifikasi Teknik 2
5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
6. PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);
7. Peraturan Beton Bertulang Indonesia1971 (PBI 1971) dan SKSNI
1991;
8. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08;
9. Peraturan Cat lndonesia/NI-4 (PTI-1961);
10. PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia);
11. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknik
dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI);
12. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan permasalahan
bangunan.
Spesifikasi Teknik 3
e) Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-
bahan dan alat bantu sesuai dengan rencana kerja kecuali jika
terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang harus
dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
2.10. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan penyimpangan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong.
PASAL 3
JENIS DAN MUTU BAHAN
3.1. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam
campuran atau larutan-larutan minyak, asam garam/basa dan bahan-
bahan organis lainnya.
3.2. Apabila air didapat dari sumber lainnya (mata air dan sumber
lainnya), maka segala biaya penyambungan, pemakaian air dan
pembongkarannya kembali adalah menjadi beban Pemborong.
3.3. Penggunaan air kerja ini agar mengikuti dan memenuhi syarat-
syarat sebagaimana diuraikan serta dinyatakan dalam PBI 1971.
3.4. Pemborong harus bertanggung jawab atas penyediaan tenaga
listrik yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
3.5. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam
negeri yang mudah didapatkan dan sesuai dengan proses SII.
3.6. Bahan –bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan
lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dan semua jenis
memenuhi syarat tekhnis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan
untuk dipergunakan dengan mendapatkan izin dari direksi (secara
tertulis).
3.7. Bila bahan- -bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi
teknis terdapat beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan
untuk memakai jenis dan mutu bahan yang satu jenis.
3.8. Bahan--bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana
bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu bahan 1
(satu) untuk dipergunakan.
3.9. Bila rekanan telah menandatangani/melaksanakan jenis dan
mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan
yang ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan
dari lokasi Pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya
menjadi tanggung jawab rekanan.
3.10. Contoh--contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya
pemborong dan harus sesuai dengan standart. Contoh tersebut diambil
dengan cara begitu rupa hingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut
yang akan dipakai dalam pelaksanaan Pekerjaan nanti. Contoh tersebut
disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan atau cara
Spesifikasi Teknik 4
mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifat-sifatnya.
3.11. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik
pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk
menunjukkan kualitas dan tipe dari barang yang memuaskan pemberi
tugas.
PASAL 4
PENJELASAN GAMBAR DAN RKS
Spesifikasi Teknik 5
4.8. Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan,
sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan
pekerjaan pada malam hari, Pemborong harus meminta persetujuan
kepada Direksi /Pengawas terlebih dahulu.
4.9. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna
kepada Pemberi Tugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang
timbul sebagai akibat pelaksanaan pada lingkungan pembangunan
termasuk pembersihan.
PASAL 5
RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN
PASAL 6
LAPORAN-LOPORAN
Spesifikasi Teknik 6
6.1. Kontraktor harus membuat catatan-catatan berupa laporan harian yang
memberikan gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
a) Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
oleh Kontraktor bawahan.
b) Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang
telah disampaikan secara tertulis maupun lisan.
c) Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
d) Keadaan Cuaca.
e) Hal ikhwal mengenai pekerja.
f) Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
g) Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang
mungkin ada
6.2. Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan
disetujui kebenarannya oleh Pengawas Harian dan Konsultan
Pengawas. Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan
dihentikan untuk diadakan opname. Dan berdasarkan laporan harian
ini, oleh kontraktor disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :
a) Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu)
minggu serta perbandingannya dengan schedule yang disepakati
b) Prestasi fisik .yang dicapai, dibandingkan dengan program,
dan dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam suatu Curva
"S"
c) Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan
peralatan serta rencana penanggulangannya
d) Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan
tambah/kurang.
e) Instruksi-instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang telah
diterima oleh Kontraktor dan Pemberi Tugas, Direksi dan
Konsultan pengawas dan solusinya.
PASAL 7
SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN
Spesifikasi Teknik 7
7.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Tim Teknis Proyek dan Supervisi,
Site Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka kontraktor
akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti Site Manager.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan,
Kontraktor harus sudah menunjuk Site Manager baru dengan persetujuan
pemilik proyek atau dapat penanggungjawab perusahaan kontraktor
atau direksi sendiri yang akan memimpin pelaksanaan di lapangan.
PASAL 8
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
8.1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut
dilaksanakan mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang
telah dikerjakan, maka kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta
kepada Supervisi memeriksa bagian pekerjaan, sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan.
8.2. Bila pemohon pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung
dari jam diterimanya permohonan (tidak terhitung hari libur atau hari
besar lainnya) tidak dipenuhi oleh Supervisi, maka kontraktor bisa
meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap bagian pekerjaan tersebut
telah diperiksa dan disetujui oleh Supervisi, kecuali bila secara resmi
Supervisi meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan kontraktor
menyetujuinya.
8.3. Bila ketentuan di atas dilanggar, maka Supervisi barhak menyuruh
membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya guna
keperluan pemeriksaan. Biaya-biaya yang timbul akibat hal tersebut
menjadi tanggung jawab kontraktor.
8.4. Setiap akhir bulan atau akhir pekerjaan, dilakukan pemeriksaan
Kemajuan Perkerjaan (opname) dan pemeriksaan perkerjaan dilakukan
bersama Kontraktor dan Supervisi.
8.5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh Kontraktor, Supervisi
dan Pemilik Proyek atau Pemimpin Proyek.
8.6. Berita Acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan
pembayaran pekerjaan atau borongan.
PASAL 9
JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
Spesifikasi Teknik 8
9.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik
yang berada di bawah kekuasaannya maupun yang berada di bawah
pihak ketiga.
9.4. Kontraktor wajib meyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
bagi semua petugas dan pekerja di lapangan.
9.5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi
para pekerja tidak diperkenankan berada di lapangan pekerjaan.
9.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para
pekerja, wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan perundangan
yang berlaku.
PASAL 10
KEAMANAN PROYEK
PASAL 11
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Spesifikasi Teknik 9
PASAL 12
PERUBAHAN–PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
PASAL 13
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
Spesifikasi Teknik 10
d. Pembongkaran keseluruhan buis plate penutup saluran pintu
gerbang eksisting.
2. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian
pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari
direksi lapangan.Pembongkaran pekerjaan sesuai dengan bestek, hasil
pembongkaran diatas dibuang keluar lokasi pekerjaan.
PASAL 14
PEKERJAAN PERSIAPAN
Spesifikasi Teknik 11
Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Pemborong harus
melapor kepada Direksi Lapangan untuk diminta persetujuannya,
serta harus menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan
patok-patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas
persetujuan Direksi Lapangan.
PASAL 15
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
15.1.2. Persyaratan
Umum Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Supervisi / Pengawas Teknik
terutama tentang ukuran tanah yang akan digali.
Bahan–bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan harus
diperiksa lebih dahulu oleh Supervisi / Pengawas Teknik. Jika
dijumpai halangan dalam penggalian harus segera dilaporkan
kepada Supervisi / Pengawas Teknik.
Jika terjadi kesalahan penggalian maka bekas lubang harus segera
diperbaiki dengan bahan penimbunan yang disetujui
Supervisi/Pengawas Teknik. Lubang-lubang yang sudah tergali
tidak boleh terlalu lama dibiarkan terbuka.
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air
yang berasal dari air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain
sebab, pengeringan diusahakan dengan jalan memompa,
menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lain-lain dan biaya
untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah
termasuk harga kontrak/ borongan.
Spesifikasi Teknik 12
Apabila ditempat galian ditemukan pipa - pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas atau kepada Instansi yang berwenang untuk mendapat
petunjuk.
Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian
dibuang sejauh minimal 1 meter dari tepi lubang galian.
Spesifikasi Teknik 13
Pasir yang digunakan harus pasir pasang dengan kualitas
yang baik dan pasir harus dalam keadaan bersih dari
lumpur, tanah dan kotoran-kotoran lainnya serta tidak
mengandung garam serta mineral lainnya
Terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.
PASAL 16
PEKERJAAN BETON
Spesifikasi Teknik 14
Melengkapi semua tenaga, peralatan (equipment) dan bahan-bahan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi, dan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam RKS dan Gambar kerja, serta tambahan
penjelasan dari Supervisi / Pengawas Teknik yang ditunjuk oleh Pemilik
Proyek.
16.3 Bahan-bahan
16.3.1 Portland cement
Digunakan Portland Semen yang memenuhi No. SII (Standart
Industri Indonesia) S. 400 menurut Standart Semen Indonesia
(NI 8-1972). Merk yang dipilih tidak dapat ditukar dalam
pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Supervisi/Pengawas Teknik, pertimbangan Supervisi/Pengawas
Teknik hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
1. Tidak adanya persediaan dipasaran dari merk atau
spesifikasi yang telah ditetapkan tersebut.
2. Tidak boleh mencampur merk semen yang berbeda untuk
satu tahap proses pengecoran. Apabila stock digudang
kontraktor tidak mencukupi untuk satu tahap pengecoran,
sedangkan stock dipasaran tidak ada dari merk yang ada di
stock kontraktor, untuk tahap pengecoran tersebut
kontraktor harus menggunakan semen dari satu merk saja,
tidak boleh mencampur dengan semen dari merk yang ada
di stock kontraktor.
16.3.2 Agregat
1. Kualitas agregat kasar harus memenuhi syarat PBI 1971.
Agregat kasar harus mempunyai susunan gradasi yang baik
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous).
2. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi
seperempat ukuran yang telah ditetapkan.
3. Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan
organik atau kotoran lainnya, serta tidak mengandung
garam, asam dan sesuai dengan persyaratan yang terdapat
dalam PBI 19971.
4. Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran diameter 20
s/d 30 mm dengan kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus
Spesifikasi Teknik 15
mendapat persetujuan untuk dipakai dari Supervisi /
Pengawas Teknik terlebih dahulu.
16.3.5 Air
Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih,
bebas dari bahan-bahan yang merusak atau campuran-
campuran yang mempengaruhi daya lekat semen, seperti asam
dan garam.
Spesifikasi Teknik 16
3. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan
menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari
lumpur atau zat-zat asing lainnya, misalnya ; minyak dan
lain-lain.
4. Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu
dengan yang lain menurut jenis dan gradasinya.
16.4 Bekisting
1. Material
Bekisting harus dipakai kayu sembarang keras klas kuat III
yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang diminta
menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton,
seperti gambar kerja. Beskiting harus cukup mampu/kuat
untuk menahan vibrator dan kejutan-kejutan lain tanpa
merubah bentuk. Papan-papan untuk cetakan harus bermutu
baik, lurus dan rata atau menggunakan triplex dengan
ketebalan yang sesuai.
2. Perencanaan
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup dapat
menampung/menahan beban-beban sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan. Semua beskisting harus
diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya bekisting dalam pelaksanaan dapat ditiadakan.
Juga harus dapat untuk menghindarkan keluarnya bagian
adukan (mortar leakage). Susunan bekisting dengan penunjang
harus teratur sehingga control atas kekurangan dapat mudah
dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa hingga
pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding
balok atau kolom beton yang bersangkutan.
1. Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor, demikian
juga kedudukan dan dimensinya.
2. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu
sebelum pengecoran. Adakan tindakan untuk
menghindarkan pengumpulan air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
3. Pembongkaran Cetakan
1. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai
suatu kekuatan khusus untuk memikul 2x beban sendiri
atau melalui waktu pengerasan selama 21(dua puluh satu)
hari, kecuali campuran beton menggunakan bahan
tambahan untuk mempercepat proses pengerasan beton.
2. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian
konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari
pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
Spesifikasi Teknik 17
selama keadaan tersebut masih berlangsung. Perlu
ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan
konstruksi beton seluruhnya terletak pada kontraktor dan
dasar mengenai pembongkaran cetakan merujuk pada PBI
1971.
3. Kontraktor harus memberitahu Supervisi / Pengawas
Teknik bila mana ia bermaksud akan membongkar cetakan
pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan ini tidak
berarti kontraktor lepas dari tanggung jawab atas hasil
pekerjaan tersebut.
Spesifikasi Teknik 18
b. Konstruksi yang tidak sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.
c. Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti yang
direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
8. Penempatan siar-siar pelaksanaan sepanjang tidak ditentukan lain
dalam gambar kerja, harus mengikuti pasal 5,8 dan 6 dari PBI
1971. Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air
semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar
tersebut harus disetujui oleh Supervisi / Pengawas Teknik.
9. Kontraktor boleh menempatkan pipa-pipa dan lubang-lubang pada
beton yang tidak berakibat sampai merugikan kekuatan konstruksi
sesuai dengan persyaratan PBI 1971.
4. Toleransi besi:
Diameter ukuran sisi Variasi dalam
(jarak antara berat yang Toleransi Diameter
permukaan yang diperbolehkan
berlawanan)
Spesifikasi Teknik 19
Dibawah 10 mm 7% 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm 5% 0,4 mm
(tidak termasuk Ø
16mm)
16 mm sampai 28 mm 4% 0,5 mm
(tapi tidak termasuk Ø
28 mm)
PASAL 17
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
Spesifikasi Teknik 20
17.2.2 Campuran / Adukan
Komposisi:
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang
diinstruksikan dalam gambar atau dalam spesifikasi di bawah ini
:
Jenis Adukan
M1 1Pc : 3 pasir
M2 1Pc : 4 pasir
17.3.2 Campuran
1. Semua dinding pagar baru mulai dari ujung atas sloof pondasi
beton sampai 30 cm di atas sloft harus dibuat dari adukan
jenis M1 (1Pc ; 3Ps) seperti ditunjukan dalam gambar kerja.
Selanjutnya di atasnya dipakai adukan jenis M2 (1Pc : 4Ps),
kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
Spesifikasi Teknik 21
2. Semua dinding pagar bagian bawah dan rollag bata baru
harus dibuat dari adukan jenis M1 (1Pc ; 3Ps) seperti
ditunjukan dalam gambar kerja.
17.3.1 Pelaksanaan
1. Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan untuk masing-
masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan
seperti yang ditunjukan dalam gambar dan kontraktor harus
memasang piket (uitzet) lubang-lubang dan sebagainya
dengan alat uitzet yang disetujui. Blok-blok atau bata
dipasang dengan adukan pengikat sambungan (spasi) 10
mm didasari dengan baik dan sambungan–sambungan yang
terus lurus dan rata.
2. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan disuatu
bagian lebih dari satu meter tingginya.
Spesifikasi Teknik 22
diselesaikan dengan plasteran yang kemudian dihaluskan
(acian), dicat emulsi vinyl kecuali disebut lain dalam gambar
kerja atau syarat-syarat bagian dinding lainnya.
17.4.2 Bahan
Bahan/material seperti Portland semen, pasir dan air harus
sesuai dengan pasal 16 pekerjan beton.
17.4.5 Pelaksanaan
1. Sebagai penyelesaian permukaan beton, diharuskan diberi dua
lapisan adukan, tapi satu lapisan juga bisa diterima asalkan tebal
lapisannya tidak lebih dari 1,5 cm dan diberi lapisan finish yang
disetujui oleh Supervisi / Pengawas Teknik.
2. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil
permukaan plasteran harus benar-benar merupakan bidang yang
rata dan halus.
3. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari
setelah dipasang. Mulailah membasahinya, begitu plesteran telah
mengeras, untuk menghindari kerusakan. Sewaktu udara kering
Spesifikasi Teknik 23
dan panas, plesteran harus dibasahi agar tidak terjadi penguapan
terlalu banyak dan menjadi tidak rata.
17.6 Acian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh
sehingga plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang
bergelombang, tidak ada bagian yang retak dan setelah plesteran
berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. Selama 7 (tujuh)
hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
meyirami bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh,
sekurangkurangnya dua kali setiap harinya.
PASAL 18
PEKERJAAN BESI
Spesifikasi Teknik 24
1. Frame pintu pagar besi menggunakan besi hollow uk 40 x 40 x 1,2
mm.
2. Jari-jari pintu pagar besi dan jari-jari pagar besi menggunakan besi
hollow uk 20 x 40 x 1,2 mm
3. Pengecatan dengan metode cat semprot/airless spray tebal 200
um secara merata.
4. Lapaisan cat yang terluka atau cacat harus diulangi/diperbaiki.
5. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan peralatan
keselamatan dan keamanan kerja.
6. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik dan sesuai
standart SNI.
7. Bahan yang dipakai harus bebas dari cacat.
8. Bahan besi hollow yang digunakan harus bahan yang masih baru
dan bukan barang bekas dan memjenuhi standard PPBBI 1983, JIS
dan DIB atau mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi.
9. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga
dalam pemasangan tidak memerlukan bahan tambahan, kecuali
yang tercantum dalam gambar untuk maksud tersebut.
10. Bahan dan contoh harus disetujui oleh Supervisi / Pengawas Teknik
Spesifikasi Teknik 25
7. Pengecatan bidang besi dimulai dengan lapisan dasar mengunakan
cat menie besi dengan kualitas yang baik dan harus memenuhi
syarat SNI. Lapisan finishing 2x mengunakan cat besi dengan
kualitas yang baik (Sekualitas Nippe 2000). Warna yang digunakan
akan ditentukan oleh konsultan supervisi dan direksi.
8. Pekerjaan pengecatan bidang besi harus menghasilkan warna
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda
mengelupas.
9. Pada saat pemasangan, pintu pagar besi dan pagar besi harus
tegak lurus ( diloot ) dan sifat datar ( water pass ).
10. Seluruh perangkat yang terpasang harus bekerja dengan baik,
untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
11. Finishing engsel- engsel dan selot/grendel harus terlihat rata dan
rapi.
Spesifikasi Teknik 26
3. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan
dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang
baik dan rapi.Semua perlengkapan lain (u-clip,moor-baut dan
penutup pipa/knop) yang perlu demi kesempurnaan pemasangan
walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar,
harus diadakan/disediakan dan terpasang.
12. Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja.
13. Pada saat pemasangan, pagar harus tegak lurus ( diloot ) dan sifat
datar ( water pass ).
14. Seluruh perangkat yang terpasang harus bekerja dengan baik,
untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
15. Finishing harus terlihat rata dan rapi.
PASAL 19
PEKERJAAN PENGECATAN
Spesifikasi Teknik 27
Lapisan finishing 2x mengunakan jenis acrylic emulsion
dengan merek yang sama (sekualitas Catylac Exterior). Warna
yang digunakan akan ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi.
3. Pekerjaan cat dinding pagar baru harus menghasilkan warna
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-
noda mengelupas.
PASAL 20
PEMBERSIHAN AKHIR
Spesifikasi Teknik 28
1. Pembersihan dilaksanakan pada Semua jenis kotoran, tanaman,
tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai dan lain-lain yang
berada disekitar daerah pekerjaan hingga seluas kapling
bangunan.
2. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan atau ditempatkan dilapangan
pekerjaan sesuai petunjuk direksi.
3. Setelah pembersihan lahan harus dilakukan perataan lahan
kembali.
PASAL 21
PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA
21.1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru
akibat perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah
berakhir, pemborong harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya
dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran
secara tertulis dan pengawas berkewajiban :
PASAL 22
PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN
Spesifikasi Teknik 29
22.2. Bilamana terjadi kecelakaan pada borongan sebelum diserah terimakan
dari kesalahan atau kekeliruan kontraktor atau sub kontraktor atau
karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan
pelaksanaan yang dibuat kontraktor dan belum mendapat persetujuan
dari direksi atau konsultan supervisi (kecuali perencanaan yang
diserahkan direksi) seluruhnya adalah tanggungan kontraktor.
22.3. Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%,
kontraktor bertangung jawab memperbaiki secepat mungkin segala
kerusakan dan kekurangan-kekurangan akibat dari kesalahan atau
kalalaian pemborongan.
22.4. Konsultan supervisi akan memberitahukan terlebih dahulu kepada
kontraktor tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka
waktu pemeliharaan dan berdasarkan ini konraktor menunjuk seseorang
wakil yang bertanggung jawab untuk mencatat semua hal dan
persoalan yang diperhatikan sesuai dengan pegarahan konsultan
supervisi/direksi.
22.5. Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan dalam masa
pemeliharaan, konsultan supervisi akan memberitahukannya kepada
kontraktor secara tertulis, agar kontraktor secepatnya memperbaiki
atau mengganti yang rusak atau yang tidak baik.
22.6. Bilamana kontraktor tidak memperbaiki yang rusak atau yang kurang
baik dalam waktu yang wajar sebelum berakhirnya masa pemeliharaan,
direksi dapat melakukannya atas biaya kontraktor.
22.7. Jika kekurangan-kekurangan menurut konsultan tidak praktis atau sukar
diperbaiki, konsultan supervisi harus menentukan pengurangan nilai
borongan dan memotongnya dari jumlah yang akan dibayarkan kepada
kontraktor.
22.8. Sampai pada waktu acara serah terima terakhir dikeluarkan, kontraktor
wajib pada jam-jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri
mengadakan pemeriksaan apakah semua bagian dari barongan dapat
bekerja dengan baik atau tidak dengan membuat catatan-catatan
mengenai kerusakan atau malfungsi dari elemen-elemen borongan.
22.9. Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapian lapangan
selama jangka waktu kontrak.
22.10. Selain itu kontraktor wajib sewaktu-waktu wajib memelihara
kelayakan dari setiap areal dan jika diminta konsultan supervisi,
memindahkan semua kotoran, alat-alat konstruksi, kelebihan bahan dan
segala rongsokan bekas pekerjaan konstruksi dari areal tersebut.
22.11. Kebersihan ini termasuk tugas kontraktor sehingga lokasi
pekerjaan umumnya selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
22.12. Setelah selesai pekerjaan, kontraktor harus membersihkan
seluruh lapangan sehingga mendapat persetujuan konsultan
supervisi/direksi, kontraktor berkewajiban hadir dilapangan untuk
turut/ikut melaksanakan pembersihan.
22.13. Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian
pekerjaan pembantu yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan
(proyek) berlangsung harus dibongkar sebelum seluruh pekerjaan
diserah terimakan.
Spesifikasi Teknik 30
22.14. Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya adalah
tanggung jawab kontraktror .
PASAL 23
HAL-HAL LAIN
Surabaya , 28 September
2015
Spesifikasi Teknik 31