Anda di halaman 1dari 31

SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis


pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutut


kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri.
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda
pelaksanaan.
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah
peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
6. Harus mencantumkan syarat – syarat bahan yang dipergunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
7. Harus mencantumkan syarat - syarat pengujian bahan dan hasil
produk.
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance)
yang diinginkan.
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara
pembayaran.

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam kerja dan syarat-syarat ini
adalah semua item pekerjaan yang tercakup dalam kegiatan Penyediaan
dan pengadaan bahan-bahan material, tenaga kerja, peralatan kerja,
peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk
menyelesaikan pekerjaan PENINGKATAN FASILITAS UNIT PELAYANAN
TEKNIS -PERBAIKAN PAGAR EX.UPT PANDE BESI KAB. DAGANGAN
MADIUN, sesuai dengan gambar kerja, RKS dan kontrak kerja.

1.2. Pekerjaan tersebut meliputi :

A. PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PERSIAPAN


I. Pekerjaan Persiapan
.1 Pembersihan Lokasi Pekerjaan
.2 Pengukuran/Uitzet dan Pemasangan Bowplank
II. Pekerjaan Bongkaran
1. Pembongkaran Beton Bertulang Eksisting
2. Pembongkaran Pas. Bata Eksisting
3. Pembongkaran Pintu Pagar Besi Eksisting
4. Kupasan Plesteran Eksisting

Spesifikasi Teknik 1
B. PEKERJAAN PERBAIKAN PAGAR
I. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
1. Galian Tanah Untuk Kontruksi
2. Urugan Tanah Kembali
3. Urugan Pasir
4. Lantai Kerja
5. Beton Foot Plate 50x50x20 K-250 (F1)
6. Beton Kolom Pedestal 20/20 K-250 (K1)
7. Pasangan Aanstamping Batu Kali
8. Pasangan Batu Kali 1PC : 4Psr
II. Pekerjaan Beton
1. Beton Sloof 15/20 K-250 (S1)
2. Beton Kolom 20/20 K-250 (K1)
3. Beton Balok 15/20 K-250 (B1)
4. Buis Plate Beton
III. Pekerjaan Dinding dan Plesteran
1. Pasangan Batu Bata T. 1/2 Bata, 1PC : 3Psr
2. Pasangan Batu Bata T. 1/2 Bata, 1PC : 4Psr
3. Plesteran tebal 20 mm camp. 1Pc : 3Ps
4. Plesteran tebal 20 mm camp. 1Pc : 4Ps
5. Plesteran tebal 15 mm camp. 1Pc:3Ps Untuk Beton
6. Plesteran siar camp. 1Pc:3Ps Untuk Pas. Batu Kali
7. Benangan Sudut / Tali Air
8. Acian
IV. Pekerjaan Besi
1. Pintu Pagar Besi Hollow
2. Pagar BRC Uk 240x90 cm
3. Tiang Pagar BRC Ø 2", t = 120 cm
V. Pekerjaan Pengecatan
1. Pengecatan Dinding Pagar
2. Pengecatan Besi Pagar Eksisting

PASAL 2
PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN

2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan dibawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012, tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
3. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
4. Undang-undang Republik Indonesi No. 18 Tahun 1999 tentang jasa
konstruksi;

Spesifikasi Teknik 2
5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
6. PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);
7. Peraturan Beton Bertulang Indonesia1971 (PBI 1971) dan SKSNI
1991;
8. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08;
9. Peraturan Cat lndonesia/NI-4 (PTI-1961);
10. PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia);
11. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknik
dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI);
12. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan permasalahan
bangunan.

2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dengan mengikat pula :


2.1. Gambar kerja (Detail Perencanaan) yang dibuat konsultan Perencana
dan telah disyahkan oleh pemilik proyek.
2.2. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
2.3. Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (dilengkapi)
2.4. Berita Acara penunjukkan
2.5. Surat Keputusan Pemilik Proyek tentang Penunjukan Kontraktor
2.6. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
2.7. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
2.8. Jadwal Pelaksanaan (time schedule) dan network planning yang
telah disetujui pemilik proyek.

2.9. Rencana Kerja:


a) Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong menyusun rencana kerja
yaitu suatu rencana yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan
(Time Schedule) dan diajukan kepada Direksi selambat-lambatnya 1
(satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Keputusan dan
Penunjukan Mulai Kerja (SPMK) dan mengadakan Pre Construction
Meeting (PCM) dengan pihak Konsultan pengawas dan Direksi
Lapangan.
b) Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan
aslinya harus selalu terpampang di Kantor Proyek dan merupakan
lampiran Dokumen Kontrak
c) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong telah menyerahkan
Request Pekerjaan beserta Shop Drawing kepada Konsultan
Pengawas untuk dimintai persetujuannya.
d) Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan
memperhatikan gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru
memberikan persetujuan kepada Pemborong untuk segera
dilaksanakan.

Spesifikasi Teknik 3
e) Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-
bahan dan alat bantu sesuai dengan rencana kerja kecuali jika
terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang harus
dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
2.10. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan penyimpangan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong.

PASAL 3
JENIS DAN MUTU BAHAN

3.1. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam
campuran atau larutan-larutan minyak, asam garam/basa dan bahan-
bahan organis lainnya.
3.2. Apabila air didapat dari sumber lainnya (mata air dan sumber
lainnya), maka segala biaya penyambungan, pemakaian air dan
pembongkarannya kembali adalah menjadi beban Pemborong.
3.3. Penggunaan air kerja ini agar mengikuti dan memenuhi syarat-
syarat sebagaimana diuraikan serta dinyatakan dalam PBI 1971.
3.4. Pemborong harus bertanggung jawab atas penyediaan tenaga
listrik yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
3.5. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam
negeri yang mudah didapatkan dan sesuai dengan proses SII.
3.6. Bahan –bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan
lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dan semua jenis
memenuhi syarat tekhnis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan
untuk dipergunakan dengan mendapatkan izin dari direksi (secara
tertulis).
3.7. Bila bahan- -bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi
teknis terdapat beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan
untuk memakai jenis dan mutu bahan yang satu jenis.
3.8. Bahan--bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana
bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu bahan 1
(satu) untuk dipergunakan.
3.9. Bila rekanan telah menandatangani/melaksanakan jenis dan
mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan
yang ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan
dari lokasi Pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya
menjadi tanggung jawab rekanan.
3.10. Contoh--contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya
pemborong dan harus sesuai dengan standart. Contoh tersebut diambil
dengan cara begitu rupa hingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut
yang akan dipakai dalam pelaksanaan Pekerjaan nanti. Contoh tersebut
disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan atau cara

Spesifikasi Teknik 4
mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifat-sifatnya.
3.11. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik
pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk
menunjukkan kualitas dan tipe dari barang yang memuaskan pemberi
tugas.

PASAL 4
PENJELASAN GAMBAR DAN RKS

4.1. Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan


dan syarat-syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil
maupun mekanikal/elektrikal.
4.2. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila
dilaksanakan akan menimbulkan bahaya, maka Pemborong diwajibkan
untuk mengadakan perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu
memberitahukan secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Pekejaan.
4.3. Apabila ada perubahan pada gambar atau pelaksanaan pekerjaan
dilokasi atau ada perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar maka
yang berlaku adalah menurut urutan- urutan yang menentukan di
bawah ini :
 Bestek (RKS)
 Gambar dengan skala yang lebih besar/sesuai ukuran tertera
pada gambar.
 Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan
4.4. Pelaksanaan Pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap
termasuk mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan
- bahan yang diperlukan, menyediakan tenaga kerja berikut
pengawasan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
4.5. Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan
untuk menunjuk penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan
lengkap.
4.6. Didalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang,
konstruksi baja, konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya
disamping pekerjaan pengolahan tanah, baik menurut perhitungan dan
gambar-gambar konstruksi yang disediakan oleh Direksi jika diduga
terdapat kekurangan, maka Pemborong diwajibkan mengadakan
Konsultasi dengan Direksi/ Pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.
4.7. Pihak Pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko
yang mungkin terjadi dan memperhitungkan di dalam harga
penawaran.

Spesifikasi Teknik 5
4.8. Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan,
sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan
pekerjaan pada malam hari, Pemborong harus meminta persetujuan
kepada Direksi /Pengawas terlebih dahulu.
4.9. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna
kepada Pemberi Tugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang
timbul sebagai akibat pelaksanaan pada lingkungan pembangunan
termasuk pembersihan.

PASAL 5
RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN

5.1. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong menyusun rencana kerja yaitu


suatu rencana yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time
Schedule) dan diajukan kepada Direksi selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah dikeluarkannya Surat Keputusan dan Penunjukan Mulai
Kerja (SPMK) dan mengadakan Pre Construction Meeting (PCM) dengan
pihak Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan.
5.2. Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya
harus selalu terpampang di Kantor Proyek dan merupakan lampiran
Dokumen Kontrak.
5.3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong telah menyerahkan
Request Pekerjaan beserta Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas
untuk dimintai persetujuannya.
5.4. Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan
memperhatikan gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru
memberikan persetujuan kepada Pemborong untuk segera
dilaksanakan.
5.5. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-
bahan dan alat bantu sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa
menyimpang karena sesuatu hal yang harus dipertimbangkan, maka
terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
5.6. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kemajuan, keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Pemborong.

PASAL 6
LAPORAN-LOPORAN

Spesifikasi Teknik 6
6.1. Kontraktor harus membuat catatan-catatan berupa laporan harian yang
memberikan gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
a) Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
oleh Kontraktor bawahan.
b) Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang
telah disampaikan secara tertulis maupun lisan.
c) Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
d) Keadaan Cuaca.
e) Hal ikhwal mengenai pekerja.
f) Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
g) Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang
mungkin ada
6.2. Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan
disetujui kebenarannya oleh Pengawas Harian dan Konsultan
Pengawas. Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan
dihentikan untuk diadakan opname. Dan berdasarkan laporan harian
ini, oleh kontraktor disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :
a) Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu)
minggu serta perbandingannya dengan schedule yang disepakati
b) Prestasi fisik .yang dicapai, dibandingkan dengan program,
dan dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam suatu Curva
"S"
c) Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan
peralatan serta rencana penanggulangannya
d) Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan
tambah/kurang.
e) Instruksi-instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang telah
diterima oleh Kontraktor dan Pemberi Tugas, Direksi dan
Konsultan pengawas dan solusinya.

PASAL 7
SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN

7.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa


disebut pelaksana atau Site Manager, yang cakap untuk memimpin dan
bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penetapan
ini arus diperkuat dengan surat tugas/surat pengangkatan resmi dari
kontraktor ditujukan kepada pemilik proyek dan konsultan supervise
serta Tim Teknis Proyek yang ditunjuk pemilik proyek.
7.2. Site Manager harus berpendidikan minimum sarjana teknik Arsitektur
atau sederajat dengan pengalaman kerja lapangan minimum 5 (lima)
tahun.
7.3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula memberi tahu secara
tertulis kepada Tim Teknik Proyek dan Supervisi, Susunan Organisasi
Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya masing-masing.

Spesifikasi Teknik 7
7.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Tim Teknis Proyek dan Supervisi,
Site Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka kontraktor
akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti Site Manager.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan,
Kontraktor harus sudah menunjuk Site Manager baru dengan persetujuan
pemilik proyek atau dapat penanggungjawab perusahaan kontraktor
atau direksi sendiri yang akan memimpin pelaksanaan di lapangan.

PASAL 8
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

8.1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut
dilaksanakan mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang
telah dikerjakan, maka kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta
kepada Supervisi memeriksa bagian pekerjaan, sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan.
8.2. Bila pemohon pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung
dari jam diterimanya permohonan (tidak terhitung hari libur atau hari
besar lainnya) tidak dipenuhi oleh Supervisi, maka kontraktor bisa
meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap bagian pekerjaan tersebut
telah diperiksa dan disetujui oleh Supervisi, kecuali bila secara resmi
Supervisi meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan kontraktor
menyetujuinya.
8.3. Bila ketentuan di atas dilanggar, maka Supervisi barhak menyuruh
membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya guna
keperluan pemeriksaan. Biaya-biaya yang timbul akibat hal tersebut
menjadi tanggung jawab kontraktor.
8.4. Setiap akhir bulan atau akhir pekerjaan, dilakukan pemeriksaan
Kemajuan Perkerjaan (opname) dan pemeriksaan perkerjaan dilakukan
bersama Kontraktor dan Supervisi.
8.5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh Kontraktor, Supervisi
dan Pemilik Proyek atau Pemimpin Proyek.
8.6. Berita Acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan
pembayaran pekerjaan atau borongan.

PASAL 9
JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

9.1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai
harus selalu tersedia di lapangan.
9.2. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan
perawatan serius, kontraktor harus segera membawa korban ke rumah
sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut kepada pemilik proyek.

Spesifikasi Teknik 8
9.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik
yang berada di bawah kekuasaannya maupun yang berada di bawah
pihak ketiga.
9.4. Kontraktor wajib meyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
bagi semua petugas dan pekerja di lapangan.
9.5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi
para pekerja tidak diperkenankan berada di lapangan pekerjaan.
9.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para
pekerja, wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan perundangan
yang berlaku.

PASAL 10
KEAMANAN PROYEK

10.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang-barang


milik proyek, Supervise atau pengawas teknik dan milik pihak ketiga
yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun perusakan.
10.2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau
pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran
waktu pelaksanaan.
10.3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya. Untuk itu kontraktor harus menyiapkan alat-alat pemadam
kebakaran yang siap pakai, ditempat – tempat yang stategis dan
mudah dicapai.
10.4. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak –pihak
yang terlibat didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi
yang di setujui oleh pemberi tugas. Maka pertanggungan ditetapkan
sejak tanggal diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya
masa pemeliharaan.
10.5. Kecuali atas persetujuan kontraktor dan Supervisi, maka tidak
diperkenankan antara lain :
1. Pekerja menginap ditempat pekerjaan.
2. Memasak ditempat pekerjaan.
3. Menjual makanan, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
4. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam
areal proyek.

PASAL 11
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

11.1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat


kecil maupun besar, harus disediakan oleh konttraktor dalam keadaan
baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai.

Spesifikasi Teknik 9
PASAL 12
PERUBAHAN–PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

12.1. Supervisi maupun Pemilik Proyek dapat mengeluarkan instruksi tertulis


yang menghendaki perubahan pekerjaan tambah atau pekerjaan
kurang yang layak tidak merusak isi kontrak ini.
12.2. Yang dimasud dengan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang
adalah yang terjadi karena ada perubahan atau penggantian atas
rencana, kualitas atau kuantitas dari dan terurai dalam spesifikasi,
serta termasuk penambahan, pembatalan atau penggantian dari
macam maupun standart tiap bahan atau barang yang dipergunakan
dalam pekerjaan dan dilaksanakan dengan perintah tertulis dari
Supervisi atau Pengawas Teknik dengan persetujuan tertulis dari
Pemilik Proyek.
12.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau
spesifikasi pekerjaan yang diperlukan untuk penyesuaikan yang telah
disebutkan diatas, kontraktor harus memberitahukan kepada Pemilik
Proyek secara tertulis dengan menerangkan dan memberikan alasan
atas perubahan tersebut dan Pemilik Proyek akan mengeluarkan
petunjuk/instruksi mengenai hal ini.
12.4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus
diikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Harga–harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai
sebagai dasar dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang
bersifat sama yang dilaksanakan dengan syarat-syarat serupa.
2. Harga-harga dalam daftar perincian harga penawaran dimana
pekerjaan tidak serupa atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang
serupa, merupakan dasar harga untuk pekerjaan yang sifatnya
sejauh bisa dianggap layak.
3. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat di dalam daftar
perincian harga penawaran, maka harga satuan dapat ditentukan
bersama antara Kontraktor dengan Supervisi dan harus mandapat
persetujuan dari Pemilik Proyek yang diwakili oleh Pemimpin
Proyek.

PASAL 13
PEKERJAAN PEMBONGKARAN

13.1. Pekerjaan Pembongkaran


1. Pekerjaan pembongkaran meliputi :
a. Pembongkaran keseluruhan pasangan rollag bata eksisting.
b. Pembongkaran keseluruhan pasangan struktur/kolom bata pagar
eksisting.
c. Pembongkaran keseluruhan pintu pagar besi eksisting untuk
kemudian diganti dengan yang baru.

Spesifikasi Teknik 10
d. Pembongkaran keseluruhan buis plate penutup saluran pintu
gerbang eksisting.
2. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian
pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari
direksi lapangan.Pembongkaran pekerjaan sesuai dengan bestek, hasil
pembongkaran diatas dibuang keluar lokasi pekerjaan.

PASAL 14
PEKERJAAN PERSIAPAN

14.1. Pembersihan Lokasi Kerja


 Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari sisa-sisa
pekerjaan bongkaran bangunan lama dan dari bekas akar-akar
pohon maupun sampah-sampah yang dapat merusak konstruksi
bangunan.
 Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari segala sesuatu
yang memungkinkan akan dapat mengganggu kelancaran
pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujuan dari pengawas.

14.2. Pengukuran / Uinzet dan Pemasangan Bowplank


 Kontraktor bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan,peil-peil dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja
dan RKS.
 Kontraktor dalam pelaksanan pekerjaan menurut peil yang sudah
ditentukan,bila terjadi kelalaian, Pemborong tidak akan ditolelir
kesalahannya dan pekerjaannya berhak untuk diulang kembali
(bongkar) atas beban biaya ditanggung pemborong.
 Kontraktor wajib mencocokkan ukuran-ukuran dengan yang lain
dalam setiap pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera
melaporkan kepada Direksi, untuk diberikan keputusan
pembetulannya.
 Bouwplank/Profil harus dibuat dengan bahan kayu kelas III uk 5/7
yang kuat dan lurus selama pelaksanaan sedang berjalan.
Bowplank/Profil yang rusak segera diperbaiki.
 Papan patok ukur dibuat dari kayu kelas-III, dengan ukuran tebal 2
cm, lebar 20 cm dari kayu diketam halus, dan bagian atasnya
harus dipasang datar dengan waterpass instrumen / timbang air.
Ukuran sumbu-sumbu tembok dan ditentukan dengan cat dan paku
7cm pada bouwplank.
 Tinggi sisi atas papan bouplank harus sama satu sama lain
kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Lapangan.

Spesifikasi Teknik 11
 Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Pemborong harus
melapor kepada Direksi Lapangan untuk diminta persetujuannya,
serta harus menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan
patok-patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas
persetujuan Direksi Lapangan.

PASAL 15
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

15.1. Pekerjaan Penggalian


15.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi
sebagaimana tertera dalam gambar.

15.1.2. Persyaratan
 Umum Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Supervisi / Pengawas Teknik
terutama tentang ukuran tanah yang akan digali.
 Bahan–bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan harus
diperiksa lebih dahulu oleh Supervisi / Pengawas Teknik. Jika
dijumpai halangan dalam penggalian harus segera dilaporkan
kepada Supervisi / Pengawas Teknik.
 Jika terjadi kesalahan penggalian maka bekas lubang harus segera
diperbaiki dengan bahan penimbunan yang disetujui
Supervisi/Pengawas Teknik. Lubang-lubang yang sudah tergali
tidak boleh terlalu lama dibiarkan terbuka.
 Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air
yang berasal dari air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain
sebab, pengeringan diusahakan dengan jalan memompa,
menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lain-lain dan biaya
untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah
termasuk harga kontrak/ borongan.

15.1.3. Pedoman Pelaksanaan


 Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang,
kedalaman, kemiringan, lokasi serta lingkungan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar
kerja dan disetujui oleh Supervisi.
 Penggalian untuk pondasi dilakukan terlebih dahulu menetapkan
Lay Out dan Titik As.
 Bahan-Bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh
ditempatkan berserakan. Tanah-tanah galian yang tidak
diperlukan lagi supaya disingkirkan. Bahan-bahan sisa galian
tersebut harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling lambat
2x24 jam dan dibuang pada tempat yang disetujui Supervisi /
Pengawas Teknik.

Spesifikasi Teknik 12
 Apabila ditempat galian ditemukan pipa - pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas atau kepada Instansi yang berwenang untuk mendapat
petunjuk.
 Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian
dibuang sejauh minimal 1 meter dari tepi lubang galian.

15.2. Pekerjaan Urugan


15.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas
galian, urugan tanah dan pasir dibawah pondasi sebagaimana
tertera dalam gambar.

15.2.2. Persyaratan dan Bahan


 Untuk menutup kembali lubang-lubang pondasi harus
dipergunakan tanah urug yang baik yang tidak mengandung
bahan-bahan organik yang akan mengurangi daya dukung
tanah itu sendiri. Untuk urugan kembali ini boleh menggunakan
tanah hasil galian.
 Potongan kayu dan kotoran lainnya yang mengurangi kualitas
pemadatan tidak boleh dibiarkan tertinggal dalam galian pada
saat dilakukan pengurugan kembali.
 Urugan pasir dilaksanakan pada alas pondasi batu belah
dan pondasi foot plate, ataupun pekerjaan-pekerjaan lain
yang menurut direksi/pengawas teknis diangggap perlu.
 Pasir yang digunakan harus pasir kali dengan persyaratan
pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan
kotoran-kotoran lainnya serta tidak mengandung garam
serta mineral lainnya.
 Terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.

15.2.3. Pedoman Pelaksanaan


 Urugan pasir dilaksanakan pada alas pondasi batu belah
dan pondasi foot plate, ataupun pada pekerjaan-pekerjaan
lain yang menurut direksi/pengawas teknis diangggap
perlu dan harus dipadatkan dengan penyiraman air
sehingga didapat angka kepadatan maksimal.

15.3. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong


15.3.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan batu kosong di bawah
pasangan pondasi batu belah sebagaimana dinyatakan dalam
gambar.

15.3.2 Persyaratan dan Bahan


 Batu belah yang dipakai harus dari jenis yang keras
dan tidak keropos, serta mempunyai gradasi yang baik.

Spesifikasi Teknik 13
 Pasir yang digunakan harus pasir pasang dengan kualitas
yang baik dan pasir harus dalam keadaan bersih dari
lumpur, tanah dan kotoran-kotoran lainnya serta tidak
mengandung garam serta mineral lainnya
 Terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.

15.3.3 Pedoman Pelaksanaan


 Di atas lapisan pasir urug dipasang batu kosong dari batu belah
setebal 20 cm yang ditata sedemikian rupa hingga membentuk
satu kesatuan yang kokoh/kuat dan sesuai dengan gambar
atau instruksi dari Direksi Pekerjaan.
 Pada setiap celah pasangan batu kosong diisi dengan pasir
pasang yang berkualitas baik dengan butiran pasir yang sama
sehingga dapat mengisi seluruh celah pasangan batu kali
tanpa ada zat-zat yang merusak kontruksi, kemudian disiram
air bersih hingga jenuh, rata dan padat.

15.4. Pekerjaan Pasangan Pondasi


15.4.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah di
atas pasangan batu kosong yang dibuat untuk pondasi praktis
dibawah sloof sebagaimana dinyatakan dalam gambar.

15.4.2. Persyaratan dan Bahan


 Batu belah yang dipakai harus dari jenis yang keras dan
tidak keropos, serta mempunyai gradasi yang baik.
 Adukan yang dipergunakan pada pekerjaan pondasi ini
terdiri dari 1 PC dan 4 Pasir.
 Baik batu, pasir maupun adukan yang dipakai pada
pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan kotoran
lainnya.
 Terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.

15.4.3. Pedoman Pelaksanaan


 Pekerjaan pasangan pondasi batu belah dilaksanakan
sesuai dengan bentuk dan ukuran sebagaimana
dijelaskan dalam gambar.
 Pada bagian celah-celahnya diisi dengan adukan campuran 1 pc :
4 ps. Celah yang besar diantara batu diisi dengan batu
kricak/batu pecahan yang dicacah padat. Batu tidak boleh saling
menyinggung, dengan kata lain selalu ada perekat diantaranya.

PASAL 16
PEKERJAAN BETON

16.1 Lingkup pekerjaan

Spesifikasi Teknik 14
Melengkapi semua tenaga, peralatan (equipment) dan bahan-bahan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi, dan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam RKS dan Gambar kerja, serta tambahan
penjelasan dari Supervisi / Pengawas Teknik yang ditunjuk oleh Pemilik
Proyek.

16.2 Pedoman Pelaksanaan


1. Kecuali ditentukan lain berikutnya ini, maka sebagai dasar code PBI
1971 dan SKSNI Tahun 1991 tetap digunakan.
2. Beton mutu K-250 (fc = 21,7 Mpa) digunakan untuk struktur bangunan
(foot plate, sloof, kolom, ring balok, dan buis plate beton penutup
saluran).
3. Beton rabat 1 PC : 3 PP : 5 KR digunakan untuk struktur antai kerja dan
rabat beton.

16.3 Bahan-bahan
16.3.1 Portland cement
Digunakan Portland Semen yang memenuhi No. SII (Standart
Industri Indonesia) S. 400 menurut Standart Semen Indonesia
(NI 8-1972). Merk yang dipilih tidak dapat ditukar dalam
pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Supervisi/Pengawas Teknik, pertimbangan Supervisi/Pengawas
Teknik hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
1. Tidak adanya persediaan dipasaran dari merk atau
spesifikasi yang telah ditetapkan tersebut.
2. Tidak boleh mencampur merk semen yang berbeda untuk
satu tahap proses pengecoran. Apabila stock digudang
kontraktor tidak mencukupi untuk satu tahap pengecoran,
sedangkan stock dipasaran tidak ada dari merk yang ada di
stock kontraktor, untuk tahap pengecoran tersebut
kontraktor harus menggunakan semen dari satu merk saja,
tidak boleh mencampur dengan semen dari merk yang ada
di stock kontraktor.

16.3.2 Agregat
1. Kualitas agregat kasar harus memenuhi syarat PBI 1971.
Agregat kasar harus mempunyai susunan gradasi yang baik
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous).
2. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi
seperempat ukuran yang telah ditetapkan.
3. Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan
organik atau kotoran lainnya, serta tidak mengandung
garam, asam dan sesuai dengan persyaratan yang terdapat
dalam PBI 19971.
4. Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran diameter 20
s/d 30 mm dengan kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus

Spesifikasi Teknik 15
mendapat persetujuan untuk dipakai dari Supervisi /
Pengawas Teknik terlebih dahulu.

16.3.3 Besi Beton


1. Ukuran yang digunakan adalah ukuran tepat sesuai dengan
Gambar kerja dengan toleransi pengecilan ukuran yang
diperkenankan sesuai persyaratan.
2. Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak dan tidak
berkarat.

16.3.4 Kawat Pengikat


Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat beton
pengikat No. 16 SWG (Ø 1 mm) dan tidak bersapuh seng.

16.3.5 Air
Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih,
bebas dari bahan-bahan yang merusak atau campuran-
campuran yang mempengaruhi daya lekat semen, seperti asam
dan garam.

16.3.6 Bahan Tambahan


Tidak diperkenankan menambah bahan-bahan tambahan
kedalam campuran beton, kecuali telah ada ketentuan atau
keputusan tertulis sebelumnya dari Supervisi / Pengawas Teknik
untuk setiap macam bahan tambahan, dan dalam hal tertentu
saja, seperti misalnya untuk mempercepat pengerasan
dianjurkan untuk menggunakan “tricosal “ BV special atau
“cement AID” dan yang setara lainnya.

16.3.7 Pengiriman dan Penyimpanan


1. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya
harus sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan
pekerjaan, sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
(time schedule & network plan).
2. Semen harus didatangkan dalam kantongan/kemasan
standart (zak), yang tidak pecah atau dalam keadaan utuh,
tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum
pada zak. Segera setelah diturunkan disimpan dalam
gudang cukup kering terlindung dari pengaruh cuaca.
Berventilasi secukupnya dan lantai harus bebas dari tanah.
Semen harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras), jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian
tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan
melebihi dari berat 5% berat dan kepada campuran diberi
tambahan semen yang baik dan jumlah yang sama.
Semuanya dengan catatan kualitas beton yang diminta
harus tetap terjamin.

Spesifikasi Teknik 16
3. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan
menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari
lumpur atau zat-zat asing lainnya, misalnya ; minyak dan
lain-lain.
4. Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu
dengan yang lain menurut jenis dan gradasinya.

16.4 Bekisting
1. Material
Bekisting harus dipakai kayu sembarang keras klas kuat III
yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang diminta
menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton,
seperti gambar kerja. Beskiting harus cukup mampu/kuat
untuk menahan vibrator dan kejutan-kejutan lain tanpa
merubah bentuk. Papan-papan untuk cetakan harus bermutu
baik, lurus dan rata atau menggunakan triplex dengan
ketebalan yang sesuai.

2. Perencanaan
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup dapat
menampung/menahan beban-beban sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan. Semua beskisting harus
diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya bekisting dalam pelaksanaan dapat ditiadakan.
Juga harus dapat untuk menghindarkan keluarnya bagian
adukan (mortar leakage). Susunan bekisting dengan penunjang
harus teratur sehingga control atas kekurangan dapat mudah
dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa hingga
pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding
balok atau kolom beton yang bersangkutan.
1. Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor, demikian
juga kedudukan dan dimensinya.
2. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu
sebelum pengecoran. Adakan tindakan untuk
menghindarkan pengumpulan air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.

3. Pembongkaran Cetakan
1. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai
suatu kekuatan khusus untuk memikul 2x beban sendiri
atau melalui waktu pengerasan selama 21(dua puluh satu)
hari, kecuali campuran beton menggunakan bahan
tambahan untuk mempercepat proses pengerasan beton.
2. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian
konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari
pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar

Spesifikasi Teknik 17
selama keadaan tersebut masih berlangsung. Perlu
ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan
konstruksi beton seluruhnya terletak pada kontraktor dan
dasar mengenai pembongkaran cetakan merujuk pada PBI
1971.
3. Kontraktor harus memberitahu Supervisi / Pengawas
Teknik bila mana ia bermaksud akan membongkar cetakan
pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan ini tidak
berarti kontraktor lepas dari tanggung jawab atas hasil
pekerjaan tersebut.

16.5 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Sebelum melakukan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-
bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus memberitahu
Supervisi / Pengawas Teknik untuk mendapat persetujuan. Jika
tidak ada pemberitahuan sebagaimana mestinya atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh Supervisi / Pengawas Teknik, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang
telah dicor atas perongkosan kontraktor sendiri.
2. Pipa-pipa drainase, konduit kabel listrik dan/atau
telekomunikasi harus dipasang sebelum pengecoran, dengan
tanpa mengurangi kekuatan beton. Pipa-pipa tersebut harus
dilindungi sehingga tidak akan terisi adukan beton sewaktu.
3. Pipa drainase dan pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi Teknis Mekanikal.
4. Sebelum beton dicor, semua kotoran-kotoran dan benda-benda
lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan
pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan
beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
5. Pengecoran kedalam harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya
persetujuan Supervisi / Pengawas Teknik. tidak boleh mengecor
beton pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil
tindakan–tindakan mencegah kerusakan yang telah disetujui
Supervisi / Pengawas Teknik.
6. Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya
(tidak termasuk plesteran) adalah sebagai berikut :
a. Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung
dengan tanah = 5,0 cm
b. Kolom dan balok-balok beton = 3,0 cm
7. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan,
Supervisi / Pengawas Teknik mempunyai wewenang untuk menolak
hasil konstruksi beton yang cacat, sebagai berikut :
a. Konstruksi beton yang sangat kropos.

Spesifikasi Teknik 18
b. Konstruksi yang tidak sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.
c. Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti yang
direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
8. Penempatan siar-siar pelaksanaan sepanjang tidak ditentukan lain
dalam gambar kerja, harus mengikuti pasal 5,8 dan 6 dari PBI
1971. Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air
semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar
tersebut harus disetujui oleh Supervisi / Pengawas Teknik.
9. Kontraktor boleh menempatkan pipa-pipa dan lubang-lubang pada
beton yang tidak berakibat sampai merugikan kekuatan konstruksi
sesuai dengan persyaratan PBI 1971.

16.6 Penggantian Besi


1. Kontraktor harus mengusahakan, agar besi tulangan beton yang
dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar
kerja.
2. Dalam hal ini berdasarkan pengalaman kontraktor atau
menurutnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada, maka :
a. Kontraktor dapat menambah besi ekstra dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar,
secepatnya hal ini diberitahukan pada Supervisi / Pengawas
Teknik untuk mendapat persetujuan.
b. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian untuk
kesempurnaan pekerjaan maka perubahan tersebut hanya
dapat dijalankan setelah ada persetujuan tertulis dari Supervisi
/ Pengawas Teknik, mengajukan usul dalam rangka tersebut di
atas adalah merupakan juga keharusan dari kontraktor.
3. Jika kontraktor tidak berhasil mendapat diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja, maka dapat
dilakukan penukaran diameter besi yang terdekat dengan catatan :
a. Harus ada persetujuan Supervisi / Pengawas Teknik.
b. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas penampang
besi).
c. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau di daerah over lapping yang
dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

4. Toleransi besi:
Diameter ukuran sisi Variasi dalam
(jarak antara berat yang Toleransi Diameter
permukaan yang diperbolehkan
berlawanan)

Spesifikasi Teknik 19
Dibawah 10 mm 7% 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm 5% 0,4 mm
(tidak termasuk Ø
16mm)
16 mm sampai 28 mm 4% 0,5 mm
(tapi tidak termasuk Ø
28 mm)

16.7 Curing Beton


1. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan yang cepat.
2. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan
sewaktu pengecoran, harus diperhatikan.

16.8 Tanggung Jawab Kontraktor


1. Kontraktor bertanggungjawab penuh atas kualitas konstruksi
sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi yang diberikan. Adanya Supervisi /
Pengawas Teknik selaku wakil pemilik proyek atau perencana yang
sejauh mungkin melihat/ mengawasi/menegur atau memberi
nasehat tidak akan mengurangi tanggungjawab kontraktor
tersebut di atas.
2. Jika Supervisi / Pengawas Teknik memberi ketentuan-ketentuan
yang telah digariskan diatas (dan yang tertera dalam gambar
kerja), maka untuk ketentuan tambahan tersebut adalah menjadi
tanggung jawab Supervisi / Pengawas Teknik.

PASAL 17
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

17.1. Lingkup Pekerjaan


17.1.1 Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
17.1.2 Meliputi pekerjaan pasangan dengan bahan yang disebut dalam
persyaratan ini.

17.2. Bahan/ Material dan Campuran


17.2.1 Bahan / material
1. Semen : Semen seperti untuk pekerjaan dinding harus sama
kualitasnya seperti semen yang ditentukan untuk
pekerjaan beton.
2. Pasir : Pasir untuk pekerjaan dinding adalah pasir pasangan
dengan kualitas yang baik dan sesuai untuk pekerjaan
tersebut.
3. Air : Air yang dipakai untuk pekerjaan dinding harus
memenuhi syarat-syarat sama dengan pekerjaan beton.

Spesifikasi Teknik 20
17.2.2 Campuran / Adukan
Komposisi:
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang
diinstruksikan dalam gambar atau dalam spesifikasi di bawah ini
:

Jenis Adukan
M1 1Pc : 3 pasir
M2 1Pc : 4 pasir

Ketinggian pemasangan dinding sesuai dengan komposisi


campurannya dan harus sesuai dengan gambar kerja.

17.2.3 Mengatur Adukan


Adukan harus dicampur dalam alat tempat pencampuran yang
telah disetujui oleh Supervisi atau dicampur dengan tangan, di
atas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai adukan
yang sudah mulai mengeras atau membubuhkannya untuk
dipakai lagi.

17.3 Dinding Pasangan Bata


17.3.1 Batu Bata
1. Batu bata dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran
nominal 5 cm x 11 cm x 22 cm yang dibakar dengan baik dan
bersudut tajam serta rata, tanpa cacat atau mengandung
kotoran. Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh disuatu
daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut
menyimpang, diusahakan agar tidak terlalu menyimpang dari
ukuran-ukuran tersebut.
2. Sesuai dengan pasal 82 dari A.V. 1941, minimum daya tekan
ultimate harus 100 Kg/Cm2. Bata yang dipakai harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Kualitas baik.
b. Sisi dengan permukaan rata tegak lurus dan tajam.
c. Keras dan tidak mudah patah.
d. Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan
tidak boleh lebih dari 3 mm).
e. Penyerahan ditempat pekerjaan hanya diizinkan
maksimum 5% yang patah.

17.3.2 Campuran
1. Semua dinding pagar baru mulai dari ujung atas sloof pondasi
beton sampai 30 cm di atas sloft harus dibuat dari adukan
jenis M1 (1Pc ; 3Ps) seperti ditunjukan dalam gambar kerja.
Selanjutnya di atasnya dipakai adukan jenis M2 (1Pc : 4Ps),
kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.

Spesifikasi Teknik 21
2. Semua dinding pagar bagian bawah dan rollag bata baru
harus dibuat dari adukan jenis M1 (1Pc ; 3Ps) seperti
ditunjukan dalam gambar kerja.

17.3.1 Pelaksanaan
1. Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan untuk masing-
masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan
seperti yang ditunjukan dalam gambar dan kontraktor harus
memasang piket (uitzet) lubang-lubang dan sebagainya
dengan alat uitzet yang disetujui. Blok-blok atau bata
dipasang dengan adukan pengikat sambungan (spasi) 10
mm didasari dengan baik dan sambungan–sambungan yang
terus lurus dan rata.
2. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan disuatu
bagian lebih dari satu meter tingginya.

17.3.4 Perlindungan dan Perawatan


1. Dalam mendirikan dinding yang terkena udara terbuka,
selama waktu hujan lebat, harus diberi perlindungan dengan
menutup bagian atas dari tembok bahan penutup yang
sesuai.
2. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling
sedikit 7 hari setelah didirikan/pemasangan.

17.3.5 Angker dan Pengikat lainnya


Antara sambungan dinding dengan kolam, pondasi dan lain-lain
harus dipasang angker-angker dan pengikat lainnya pada
sambungan-sambungan dinding tersebut setelah dibersihkan
dari kulit ozid besi, karat atau debu bangunan, diameternya
minimal 10 mm dan terbuat dari baja U 24. Beton harus
dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal
dengan dinding agar adukan tembok dapat merekat.

17.4 Penyelesaian Dinding dengan Plesteran


Dinding bangunan yang terbuat dari pasangan bata dilapisi dengan
plasteran semen setebal 2 cm,sedangkan untuk bangunan beton
dilapisi dengan plasteran semen setebal 1,5 cm.

17.4.1 Lingkup pekerjaan dan ketentuan umum


1. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga
kerja untuk keperluan pekerjaan ini.
2. Pekerjaan meliputi penyelesaian permukaan dinding
dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau
dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
3. Plasteran harus dibuat pada semua tembok, kolom, bidang
vertikal lainnya yang dikerjakan dengan pasangan bata,
balok beton yang tidak dinyatakan dalam gambar sebagai
penyelesaian dengan bahan lain, tembok tersebut

Spesifikasi Teknik 22
diselesaikan dengan plasteran yang kemudian dihaluskan
(acian), dicat emulsi vinyl kecuali disebut lain dalam gambar
kerja atau syarat-syarat bagian dinding lainnya.

17.4.2 Bahan
Bahan/material seperti Portland semen, pasir dan air harus
sesuai dengan pasal 16 pekerjan beton.

17.4.3 Komposisi Adukan


Jenis Adukan
P1 1Pc : 3 pasir
P2 1Pc : 4 pasir

 Untuk semua penembokan dinding yang dilaksanakan


menjadi adukan tembok jenis M.1, plasteran harus
dilaksanakan dengan adukan plasteran jenis P.1.
 Untuk semua penembokan dinding yang dilaksanakan
menjadi adukan tembok jenis M.2, plasteran harus
dilaksanakan dengan adukan plasteran jenis P.2.

17.4.4 Pengolahan Permukaan Plasteran


1. Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan beton, harus
diberikan cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan, sampai
tembok dinding benar-benar kering.
2. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, permukaan-permukaan
beton harus dikasarkan dengan jalan dipalu. Lemak atau minyak
yang melekat harus dibersihkan dengan sikat yang kaku atau
sikat kawat, untuk membersihkan dari bintik-bintik, semua
bahan-bahan dan tempat-tempat yang rendah harus digosok
sampai halus dan untuk menghaluskan ini harus diberikan cukup
waktu sampai kering, sebelum diberi lapisan plasteran pertama.
3. Untuk mencegah plasteran menjadi kering sebelum waktunya,
permukaan-permukaannya harus dibasahi dengan air sehingga
tetap lembab.

17.4.5 Pelaksanaan
1. Sebagai penyelesaian permukaan beton, diharuskan diberi dua
lapisan adukan, tapi satu lapisan juga bisa diterima asalkan tebal
lapisannya tidak lebih dari 1,5 cm dan diberi lapisan finish yang
disetujui oleh Supervisi / Pengawas Teknik.
2. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil
permukaan plasteran harus benar-benar merupakan bidang yang
rata dan halus.
3. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari
setelah dipasang. Mulailah membasahinya, begitu plesteran telah
mengeras, untuk menghindari kerusakan. Sewaktu udara kering

Spesifikasi Teknik 23
dan panas, plesteran harus dibasahi agar tidak terjadi penguapan
terlalu banyak dan menjadi tidak rata.

17.4.6 Memperbaiki dan Membersihkan


Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan
dengan membongkar bagian tersebut sampai berbentuk bujur
sangkar. Pekerjaan yang sudah selesai, tidak boleh ada yang
retak, bernoda serta cacat lainnya. Sewaktu-waktu dengan secara
teratur, selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, semua
pekerjaan-pekerjaan yang menjadi kotor dalam pelaksanaan,
harus dibersihkan.

17.5 Benangan Sudut / Tali Air


Menyiapkan alat dan bahan, buat adonan dari semen. Buat acuan profil
dari benang, tempelkan pada bagian sudut yang akan dikerjakan,
rapikan dengan profil alumunium ukuran 4 x 6. Agar hasilnya lurus
rata, rapi dan bagus, untuk itu harus selalu dikontrol kedatarannya
dengan waterpass.

17.6 Acian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh
sehingga plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang
bergelombang, tidak ada bagian yang retak dan setelah plesteran
berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. Selama 7 (tujuh)
hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
meyirami bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh,
sekurangkurangnya dua kali setiap harinya.

17.7 Pemeriksaan dan Pengujian


Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji.
Kontraktor setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas
Lapangan untuk dapat mengambil contoh pada bagian yang telah
diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus
diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya
tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

PASAL 18
PEKERJAAN BESI

18.1 Pemasangan Pintu Pagar Besi Hollow


18.1.1 Lingkup pekerjaan
Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk
menyelesaikan pekerjaan pembuatan dan pemasangan pintu pagar
besi hollow dan pagar besi hollow seperti tersebut dalam gambar
kerja atau dalam syarat-syarat lainnya.

18.1.2 Syarat dan Bahan

Spesifikasi Teknik 24
1. Frame pintu pagar besi menggunakan besi hollow uk 40 x 40 x 1,2
mm.
2. Jari-jari pintu pagar besi dan jari-jari pagar besi menggunakan besi
hollow uk 20 x 40 x 1,2 mm
3. Pengecatan dengan metode cat semprot/airless spray tebal 200
um secara merata.
4. Lapaisan cat yang terluka atau cacat harus diulangi/diperbaiki.
5. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan peralatan
keselamatan dan keamanan kerja.
6. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik dan sesuai
standart SNI.
7. Bahan yang dipakai harus bebas dari cacat.
8. Bahan besi hollow yang digunakan harus bahan yang masih baru
dan bukan barang bekas dan memjenuhi standard PPBBI 1983, JIS
dan DIB atau mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi.
9. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga
dalam pemasangan tidak memerlukan bahan tambahan, kecuali
yang tercantum dalam gambar untuk maksud tersebut.
10. Bahan dan contoh harus disetujui oleh Supervisi / Pengawas Teknik

18.1.3 Pedoman Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar
2. Pemotongan bahan harus dilaksanakan dengan alat khusus
pemotong besi sehingga menghasilkan bentuk potongan yang baik,
siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran
yang diperlukan sesuai ukuran yang tercantum dalam gambar.
3. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati, logam yang dilas
harus bebas dari retak dan cacat yang dapat mengurangi
kekuatan sambungan. Permukaan yang dilas harus sama dan rata
serta kelihatan rapi. Perataan sambungan las dapat menggunakan
gerinda amplas.
4. Sebelum dilakukan pengecatan setiap sambungan dan permukaan
besi yang kurang rata harus didempul terlebih dahulu. Dibiarkan
sampai kering kemudian digosok dengan amplas halus sampai
terlihat rata dan rapi. Setelah itu dilap menggunakan kain yang
bersih.
5. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan
dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang
baik dan rapi.Semua perlengkapan lain (rel, roda, engsel, dan
grendel pintu) yang perlu demi kesempurnaan pemasangan
walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar,
harus diadakan/disediakan dan terpasang.
6. Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja.

Spesifikasi Teknik 25
7. Pengecatan bidang besi dimulai dengan lapisan dasar mengunakan
cat menie besi dengan kualitas yang baik dan harus memenuhi
syarat SNI. Lapisan finishing 2x mengunakan cat besi dengan
kualitas yang baik (Sekualitas Nippe 2000). Warna yang digunakan
akan ditentukan oleh konsultan supervisi dan direksi.
8. Pekerjaan pengecatan bidang besi harus menghasilkan warna
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda
mengelupas.
9. Pada saat pemasangan, pintu pagar besi dan pagar besi harus
tegak lurus ( diloot ) dan sifat datar ( water pass ).
10. Seluruh perangkat yang terpasang harus bekerja dengan baik,
untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
11. Finishing engsel- engsel dan selot/grendel harus terlihat rata dan
rapi.

18.2 Pemasangan Pintu Pagar Besi Hollow


18.2.1. Lingkup pekerjaan
Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk
menyelesaikan pekerjaan pembuatan dan pemasangan pagar BRC
seperti tersebut dalam gambar kerja atau dalam syarat-syarat
lainnya.

18.2.2. Syarat dan Bahan


1. Pagar menggunakan jenis BRC Galvanized uk 240x90 cm.
2. Tiang pagar menggunakan tiang BRC, t = 120 cm, dia = 2" lengkap
dengan penutup pipa/knop beserta kelengkapan lainnya.
3. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan peralatan
keselamatan dan keamanan kerja.
4. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik dan sesuai
standart SNI.
5. Bahan yang dipakai harus bebas dari cacat.
6. Bahan yang digunakan harus bahan yang masih baru dan bukan
barang bekas dan memjenuhi standard PPBBI 1983, JIS dan DIB
atau mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi.
7. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga
dalam pemasangan tidak memerlukan bahan tambahan, kecuali
yang tercantum dalam gambar untuk maksud tersebut.
8. Bahan dan contoh harus disetujui oleh Supervisi / Pengawas Teknik

18.2.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar
2. Pemotongan bahan harus dilaksanakan dengan alat khusus
pemotong besi sehingga menghasilkan bentuk potongan yang baik,
siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran
yang diperlukan sesuai ukuran yang tercantum dalam gambar.

Spesifikasi Teknik 26
3. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan
dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang
baik dan rapi.Semua perlengkapan lain (u-clip,moor-baut dan
penutup pipa/knop) yang perlu demi kesempurnaan pemasangan
walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar,
harus diadakan/disediakan dan terpasang.
12. Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja.
13. Pada saat pemasangan, pagar harus tegak lurus ( diloot ) dan sifat
datar ( water pass ).
14. Seluruh perangkat yang terpasang harus bekerja dengan baik,
untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
15. Finishing harus terlihat rata dan rapi.

PASAL 19
PEKERJAAN PENGECATAN

19.1. Lingkup pekerjaan


1. Menyediakan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk
pekerjaan ini.
2. Meliputi pengecatan permukaan dinding pagar dan
pengecatan pagar besi sesuai dengan gambar kerja dan
perseujuan konsultan supervisi.

19.2. Syarat dan Bahan


1. Semua bahan-bahan yang telah disetujui harus diperoleh dari
supplier beserta keterangan lengkap mengenai barang
tersebut dan prosesnya.
2. Semua cat harus digunakan dan dipulaskan betul-betul
sesuai dengan intruksi pabriknya.
3. Kaleng yang berisi cat harus diaduk benar-benar sebelum
dituangkan dan dipulaskan menurut aturan dari pabriknya.
4. Jangan sekali-kali mencampurkan bahan pengering atau
bahan-bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan atau
dikehendaki oleh pabriknya.
5. Lapaisan cat yang terluka atau cacat harus
diulangi/diperbaiki.

19.3. Pedoman Pelaksanaan


21.3.1. Pengecatan Dinding Pagar
1. Melapisi bidang pengecatan dengan plamur tembok, dipoles
sampai rata dan tidak bergelombang.Setelah betul-betul kering
digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih.
2. Pengecatan bidang eksterior dimulai dengan lapisan dasar
mengunakan jenis alkali resin dengan merek yang baik
(sekualitas Catylac Exterior) dan harus memenuhi syarat SNI.

Spesifikasi Teknik 27
Lapisan finishing 2x mengunakan jenis acrylic emulsion
dengan merek yang sama (sekualitas Catylac Exterior). Warna
yang digunakan akan ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi.
3. Pekerjaan cat dinding pagar baru harus menghasilkan warna
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-
noda mengelupas.

21.3.2. Pengecatan Pagar Besi Lama


1. Membersihkan bidang besi pagar terlebih dahulu dari karat,
lemak atau minyak yang melekat dengan sikat yang kaku atau
sikat kawat, semua tempat-tempat yang rendah harus digosok
sampai halus dan untuk menghaluskan ini harus diberikan
cukup waktu sampai kering.Kemudian dibersihkan kembali
dengan kain kering yang bersih sebelum diberi lapisan cat
yang pertama.
2. Melapisi bidang besi pagar dengan dempul besi, dipoles
sampai rata.Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas
halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
3. Pengecatan bidang besi pagar dimulai dengan lapisan dasar
mengunakan cat dengan merek yang baik dan harus
memenuhi syarat SNI. Lapisan finishing 2x mengunakan cat
dengan merek dan kualitas yang sama juga. Warna yang
digunakan akan ditentukan oleh konsultan supervisi dan
direksi.
4. Pekerjaan cat bidang besi pagar harus menghasilkan warna
merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-
noda mengelupas.

19.4. Pengajuan bahan-bahan


Setelah kontrak ditandatangani kontraktor harus secepatnya tidak
kurang dari dua bulan sebelumnya memulai pekerjaan pengecatan,
mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang dipakai untuk
pekerjaan pengecatan, kepada konsultan supervise/direksi teknis.
Semua bahan-bahan harus disetujui oleh konsultan supervisi dan
direksi.

19.5. Pemilihan warna


Semua warna harus dipilih oleh konsultan supervisi dan direksi.
Kontraktor harus menunjukan contoh-contoh warna terlebih dahulu
yang akan disetujui.

PASAL 20
PEMBERSIHAN AKHIR

20. 1.Lingkup pekerjaan

Spesifikasi Teknik 28
1. Pembersihan dilaksanakan pada Semua jenis kotoran, tanaman,
tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai dan lain-lain yang
berada disekitar daerah pekerjaan hingga seluas kapling
bangunan.
2. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan atau ditempatkan dilapangan
pekerjaan sesuai petunjuk direksi.
3. Setelah pembersihan lahan harus dilakukan perataan lahan
kembali.

PASAL 21
PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA

21.1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru
akibat perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah
berakhir, pemborong harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya
dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran
secara tertulis dan pengawas berkewajiban :

 Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan


kontrak pemborong.
 Menanggapi/melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran tentang
hasil pekerjaan pemborong tersebut secara tertulis.
 Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat-rapat proyek
mengenai pekerjaan penyerahan tersebut diatas berdasarkan :
 Kontrak pemborong.
 Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong.
 Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima
penyerahan pekerjaan tersebut..
 Penyerahan bahan-bahan tambahan :
Pemborong harus menyisihkan (mengadakan) penyediaan bahan-
bahan (reserve) antara lain :

a. Cat tembok 2 galon setiap warna.


b. Semua dimasukkan kedalam gudang dalam keadaan baik (tidak
rusak) sesuai dengan kualitas bahan yang dipakai sebelum
penyerahan pekerjaan pertama.

PASAL 22
PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN

22.1. Kontraktor harus bertanggungjawab atas setiap kerusakan atau


kesalahan pada borongan yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor
pada waktu pelaksanaan maupun dalam masa pemeliharaan atau
kekurangan setelah serah terima pertama dilaksanakan.

Spesifikasi Teknik 29
22.2. Bilamana terjadi kecelakaan pada borongan sebelum diserah terimakan
dari kesalahan atau kekeliruan kontraktor atau sub kontraktor atau
karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan
pelaksanaan yang dibuat kontraktor dan belum mendapat persetujuan
dari direksi atau konsultan supervisi (kecuali perencanaan yang
diserahkan direksi) seluruhnya adalah tanggungan kontraktor.
22.3. Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%,
kontraktor bertangung jawab memperbaiki secepat mungkin segala
kerusakan dan kekurangan-kekurangan akibat dari kesalahan atau
kalalaian pemborongan.
22.4. Konsultan supervisi akan memberitahukan terlebih dahulu kepada
kontraktor tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka
waktu pemeliharaan dan berdasarkan ini konraktor menunjuk seseorang
wakil yang bertanggung jawab untuk mencatat semua hal dan
persoalan yang diperhatikan sesuai dengan pegarahan konsultan
supervisi/direksi.
22.5. Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan dalam masa
pemeliharaan, konsultan supervisi akan memberitahukannya kepada
kontraktor secara tertulis, agar kontraktor secepatnya memperbaiki
atau mengganti yang rusak atau yang tidak baik.
22.6. Bilamana kontraktor tidak memperbaiki yang rusak atau yang kurang
baik dalam waktu yang wajar sebelum berakhirnya masa pemeliharaan,
direksi dapat melakukannya atas biaya kontraktor.
22.7. Jika kekurangan-kekurangan menurut konsultan tidak praktis atau sukar
diperbaiki, konsultan supervisi harus menentukan pengurangan nilai
borongan dan memotongnya dari jumlah yang akan dibayarkan kepada
kontraktor.
22.8. Sampai pada waktu acara serah terima terakhir dikeluarkan, kontraktor
wajib pada jam-jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri
mengadakan pemeriksaan apakah semua bagian dari barongan dapat
bekerja dengan baik atau tidak dengan membuat catatan-catatan
mengenai kerusakan atau malfungsi dari elemen-elemen borongan.
22.9. Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapian lapangan
selama jangka waktu kontrak.
22.10. Selain itu kontraktor wajib sewaktu-waktu wajib memelihara
kelayakan dari setiap areal dan jika diminta konsultan supervisi,
memindahkan semua kotoran, alat-alat konstruksi, kelebihan bahan dan
segala rongsokan bekas pekerjaan konstruksi dari areal tersebut.
22.11. Kebersihan ini termasuk tugas kontraktor sehingga lokasi
pekerjaan umumnya selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
22.12. Setelah selesai pekerjaan, kontraktor harus membersihkan
seluruh lapangan sehingga mendapat persetujuan konsultan
supervisi/direksi, kontraktor berkewajiban hadir dilapangan untuk
turut/ikut melaksanakan pembersihan.
22.13. Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian
pekerjaan pembantu yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan
(proyek) berlangsung harus dibongkar sebelum seluruh pekerjaan
diserah terimakan.

Spesifikasi Teknik 30
22.14. Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya adalah
tanggung jawab kontraktror .

PASAL 23
HAL-HAL LAIN

23.1. Pembayaran dilakukan berdasarkan volume dan harga satuan kontrak


yang ditawarkan oleh Pelaksana.Harga ini sudah mencakup harga
bahan upah, peralatan serta alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini.Segala akibat yang timbul atas kesalahan
Pelaksana sehingga mangakibatkan penambahan volume dari
pekerjaan tidak menjadi tanggungan Pengendali Kegiatan.
23.2. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian
di lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh direksi dan kontraktor,
bila diperlukan akan dibicarakan bersama dengan konsultan supervisi.
23.3. Segala Sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan ternyata
diperlukan, akan dicantumkan dalam berita acara aanwijzing.

Surabaya , 28 September
2015

Spesifikasi Teknik 31

Anda mungkin juga menyukai