Anda di halaman 1dari 237

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA

LOKASI :

KOTA YOGYAKARTA

TAHUN ANGGARAN :

2014

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

1
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR, STRUKTUR, DAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP)

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

2
PASAL 1
URAIAN UMUM

A. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat dicapai pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pada spesifikasi teknis diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat derah, nasional maupun
internasional serta berdasarkan jenis bahan/material, cara pelaksanaan
(metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3) Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK), yaitu dalam hal koordinasi dan pengawasan, mencakup mutu
hasil kerja (kualitas), waktu pelaksanaan (schedule) dan pembiayaan.
4) Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya harus
terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Perencana serta mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas.

B. Peraturan yang Dipakai dan Peraturan/ Standar Setempat Yang Biasa Dipakai

1) Undang-undang Nomor 80 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi


2) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi.
4) Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor warden voor de uitvoering bij aaneming van openbare
werken (AV) 1941.
5) Perpres No. 73 tahun 2011 tentang Pembangunan gedung Negara
6) Permen PU No. 45 th 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung
Negara
7) Pedoman Tata Cara Penyelenggaran Pembangunan Gedung Negara yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Dirjen Cipta Karya).
8) Peraturan Beton Bertulang Indonesia dalam hal ini adalah SNI yang khusus
untuk beton bertulang yang sesuai dengan pekerjaan ini dan tata cara
pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995.
9) Peraturan Muatan Indonesia (PMI);
10) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1981
11) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1971, NI.5 dan Mutu Kayu
Bangunan SNI 03-3527-1987.
12) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia PUBI 1982.
13) Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Depnaker.
14) Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan dan bulanan borongan).
15) Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
16) Peraturan Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI 10.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

3
17) Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PUIL)
2000. SNI No 04-0225-2000
18) Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
19) Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsion, SNI 03-2410-
1991.
20) Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
21) Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , Konsultan Perencana dan
TPTK.
22) Keputusan rapat evaluasi pelaksanaan pekerjaan

Apabila penjelasan dalam Dokumen Pelaksanaan tidak sempurna (belum lengkap)


sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan di atas maka Penyedia
Barang/Jasa wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan di atas.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk diperiksa yang selanjutnya
dimintakan persetujuan kepada TPTK.
2) Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Kontraktor
harus mengajukan contoh produk sesuai yang ditawar kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) untuk diserahkan kepada Perencana, selanjutnya
Perencana mengajukan bahan material kepada Pemberi Tugas untuk
mendapatkan persetujuan.
3) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan 2 (Dua) copy ketentuan dan
persyaratan teknis-operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk
mengajukan cara perawatan seluruh bahan/ material bangunan sebagai
informasi bagi Konsutan MK dan kelak dapat digunakan oleh Pemilik Bangunan.
4) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar
dapat melakukan penyelesaian/ penggantian dalam suatu pekerjaan, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK).
5) Semua material yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong/ kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan
tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6) Bahan harus disimpan dulu di tempat yang kering, berventlilasi baik, terlindung
dan bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan
bahan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti disyaratkan dari pabrik.
7) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana diharuskan memeriksa
lapangan yang tejadi disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.
8) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor Pelaksana harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) dan Konsultan Perencana, Kontraktor Pelaksana tidak

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

4
diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan/
perbedaan diselesaikan.
9) Hal-hal yang berkaitan erat dengan estetika seperti warna cat, keramik, batu
tempel, politur dan sebaginya harus mendapat persetujuan dari Pengawas
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti
dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN
PEMBERSIHAN LAPANGAN

A. Lingkup Pekerjaan

1) Mobilisasi dan demobilisasi peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/ alat-alat


besar (termasuk Tower Crane/TC) yang menunjang pelaksanaan kegiatan baik
yang menyewa maupun milik perusahaan.
2) Persiapan Lapangan, meliputi :
- Pembersihan lokasi dari sisa-sisa bangunan lama yang dianggap
mengganggu pelaksanaan kegiatan.
- Pengukuran dan bouwplank
- Papan nama kegiatan
- System K3
- Pagar pengaman sementara diadakan oleh kontraktor.
- Brak kerja dan los bahan diadakan oleh kontraktor
3) Air dan listrik kerja diadakan oleh kontraktor
4) Asuransi tenaga kerja diadakan oleh kontraktor mengikuti program
JAMSOSTEK

B. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan
pengukuran-pengukuran lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan
patok-patok utama bagi pembangunan. Patok duga ditentukan dengan
mengambil peil Jalan Kolonel Soegiyono diasumsikan sebagai patok duga titik
(-1.40 meter). Biaya pengukuran dan pematokan sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor Pelaksana.

2) Sarana Kegiatan
Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas
penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan
pekerjaan, serta membuat jalan masuk ke dalam tempat kegiatan dimana
kekuatan struktur dari jalan tersebut mampu menerima keluar masuknya
angkutan-angkutan material.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

5
3) Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)
Kontraktor Pelaksana selama pelaksanaan harus melaksanakan program
standart K3 selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

4) Keamanan Kegiatan
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga
keamanan kegiatan, baik barang-barang milik perusahaan maupun Direksi.

5) Pemeliharaan bangunan
Kontraktor Pelaksana harus memelihara fasilitas dan bangunan yang ada dari
kerusakan selama kegiatan pekerjaan berlangsung. Apabila terjadi kerusakan
menjadi tanggung jawab Kontraktor atas pemulihan kembali bangunan tersebut.

6) Kontrol Kualitas Bahan


Kontraktor Pelaksana harus sudah mempertimbangkan semua biaya
sehubungan dengan kontrol kualitas bahan kepada pihak ketiga. Kontraktor
Pelaksana harus menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut
kecuali ditentukan lain (dengan cara uji laboratorium).

7) Penggunaan dan Persyaratan Teknis


Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan. Syarat seluruh bangunan dan pekerjaan lainnya sebagai kesatuan
yang tidak dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Setiap BAB dalam
persyaratan ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam gambar kerja.
Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah dari Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK)/ Perencana. Standar-standar yang dipakai
terutama adalah standar yang berlaku, sedangkan untuk pekerjaan yang
standarnya belum dibuat dan diberlakukan di negara ini, maka harus digunakan
standar internasional yang berlaku atau standar dari negara produsen bahan
yang menyangkut pekerjaan tersebut.

8) Penjelasan RKS dan Gambar


a. Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua Gambar dan Spesifikasi Teknis
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
b. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor Pelaksana wajib
menanyakan kepada Konsultan Perencana atau Konsultan MK, dan
Kontraktor Pelaksana mengikuti keputusannya.

9) Brosur dan Data Teknis


Kontraktor Pelaksana harus memberikan brosur peralatan-peralatan yang akan
dipasang, maupun bahan-bahan yang akan dapakai lengkap dengan data teknis
dan ukuran-ukuran fisiknya. Bilamana diperlukan dilakukan presentasi
spesifikasi teknis yang diajukan dari pihak Produsen/ Subkon atas tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

6
PASAL 3
PEKERJAAN PENGAMANAN LAPANGAN
DAN PENGADAAN SARANA

1) Bouwkeet (bangunan sementara).


Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan
sementara (bouwkeet) untuk digunakan sebagai ruang kerja/kantor direksi dan staf
petugas lapangan, sebagai ruang rapat koordinasi, dan gudang penyimpanan dan
perlindungan bahan bangunan. Setelah berakhirnya pekerjaan, Kontraktor
Pelaksana wajib membongkar dan menyingkirkan bangunan sementara tersebut dari
lokasi.

2) Pembangkit tenaga sementara


Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan
untuk pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana, termasuk pemasangan
sementara kabel-kabel, meteran dan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai
Kontraktor Pelaksana wajib menyingkirkan semua barang tersebut dari lokasi
pekerjaan, yang semua beban menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

3) Air kerja.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari sumber
yang sudah ada di lokasi kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada
Penanggung Jawab Kegiatan.

4) Jalan Masuk Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara


Jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor Pelaksana
bilamana diperlukan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi
kegiatan tersebut. Selama pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus memelihara
seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya yang mungkin diperlukan untuk
memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan/ membersihkan kembali pada waktu
penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan
yang diakibatkan.

5) Iklan
Kontraktor Pelaksana tidak diijinkan memuat/memasang iklan dalam bentuk apapun
di dalam Iokasi kegiatan, tanpa izin Pihak Penanggung Jawab Kegiatan.

6) Pencegahan Pelanggaran Wilayah


Kontraktor Pelaksana diharuskan memagari/ mengamankan daerah operasinya di
sekitar tempat pekerjaan.

7) Orang-orang yang tidak berkepentingan


Kontraktor Pelaksana harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian
kepada staf pelaksana yang bertugas dan para penjaga.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

7
8) Perlindungan Terhadap Milik Umum
Kontraktor Pelaksana harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan,
bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta
memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi Kendaraan umum maupun pejalan kaki,
selama kontrak berlangsung. Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab atas
gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas (perlengkapan umum) seperti
saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-operasi
Kontraktor Pelaksana.

9) Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada


Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan
sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan
karena operasi-operasi Kontraktor Pelaksana dalam arti kata yang luas. Itu semua
harus diperbaiki oleh Kontraktor Pelaksana hingga dapat diterima oleh Penanggung
Jawab Kegiatan.

10) Penjagaan dan Pemagaran Sementara


Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perilindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan
kontrak, siang malam.

Penanggung Jawab Kegiatan tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor


Pelaksana, dan Sub Kontraktor Pelaksana, atas kehilangan dan kerusakan bahan-
bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam peiaksanaan.
Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar
sementara dari seng gelombang tinggi 2 meter dengan finishing cat, semua material
seng yang dipakai harus baru dan tidak berkarat.

11) Perlindungan Pekerjaan


Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan
termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan,
hingga kontrak selesai dan diterima oleh Penanggung Jawab Kegiatan.

12) Gangguan Pada Tetangga


Segala pekerjaan yang menurut Penanggung Jawab Kegiatan mungkin akan
menyebabkan gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan
sesuai pengarahan Penanggung Jawab Kegiatan, dan semua resiko akibat
gangguan ini menjadi beban Kontraktor Pelaksana.

13) Pelaksanaan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan


Apabila Kontraktor Pelaksana melaksanakan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan
supaya memberitahukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) atau
Penanggung Jawab Kegiatan untuk diadakan pemeriksaan.

14) Alat bantu dan alat kerja.


Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan peralatan kerja tukang secara memadai
dan alat bantu kerja yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung termasuk alat
berat yang diperlukan dan menjamin semua peralatan dapat berfungsi dengan baik

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

8
dan aman, semua alat bantu dan alat kerja yang dipergunakan menjadi beban
Kontraktor Pelaksana.

15) Bahan-bahan dan Tenaga Pelaksanaan


Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru, dalam
keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Contoh bahan harus disetujui
secara tertulis kepada Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) sebelum
pemasangan.
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan di lapangan secara penuh (life time)
seorang Koordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang
serupa dan dapat mewakili Kontraktor Pelaksana dengan predikat baik.

16) Gambar-gambar terlaksana


Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan
dan penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam
satu set gambar sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As Built
Drawing harus segera di serahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
setelah pekerjaan selesai sebanyak 3 (Tiga) set.

PASAL 4
PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN

1) Sebagai patokan tinggi peil bangunan diambil sesuai level jalan raya di depan site
(Jl. Kol. Soegiyono), sesuai yang ditunjukkan gambar.
2) Penentuan diatas dan dibawah harus diperiksa kembali dan atas persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) / Perencana
3) Bilamana terdapat perbedaan ukuran Kontraktor Pelaksana harus segera
melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) sebelum dilaksanakan.
Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
4) Kontraktor Pelaksana diharuskan menggunakan alat-alat (Instrumen) yang
diperlukan (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran
tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dihindari cara-cara
pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.

PASAL 5
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan tanah dan pasir meliputi :

1) Galian tanah untuk pondasi umpak, pondasi borepile, pondasi footplat, pondasi
lift dan pembuatan pondasi staal/ memanjang/ lajur.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

9
2) Galian atau pengerukan tanah basement dan membuang galian tanah tersebut
ke luar lokasi pekerjaan.
3) Urugan tanah kembali pada bekas galian tanah pondasi
4) Urugan tanah peninggian peil lantai, pengeprasan dan pemadatan tanah,
seperti yang tercantum pada gambar kerja
5) Urugan pasir di bawah pondasi umpak, pondasi footplat, pondasi rollag dan
pasangan batu kali/ pondasi staal.
6) Urugan pasir di bawah pasangan keramik maupun lantai beton basement.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Pekerjaan galian tanah

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, Penyedia


Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan galian tanah
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) , disertai gambar shop drawing.
b. Kedalaman dan lokasi yang akan digali harus sesuai dengan gambar
perencanaan.
c. Penempatan tanah bekas galian penempatannya tidak boleh mengganggu
pekerjaan lain.
d. Untuk tanah bekas galian yang akan digunakan untuk pengurugan kembali
bekas galian harus ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu
pekerjaan.
e. Material hasil penggalian ditempatkan di luar bouwplank pada jarak yang
cukup untuk mencegah agar tidak masuk kembali ke dalam lubang galian,
tanah atau material yang tidak memenuhi syarat sebagai urugan maupun
yang tidak digunakan disingkirkan keluar dari lokasi pekerjaan.
f. Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab atas keselamatan setiap orang
dengan adanya lubang galian yang dibuatnya maupun terhadap
keselamatan para pekerja.
g. Lubang galian yang di dalamnya akan dibuat pasangan atau beton harus
dibebaskan dari sampah, genangan air maupun lumpur.
h. Sebelum melaksanakan pekerjaan tahap selanjutnya, galian yang telah
terbentuk, terlebih dahulu diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) .
i. Jika ditemukan keraguan terhadap kekerasan elevasi dasar pondasi,
dimana hal tersebut menjadi tugas dan kewajiban konsultan perencana
maka, Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) wajib mendatangkan
perencana untuk bersama-sama menentukan elevasi dasar pondasi
tersebut sudah layak apa belum.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

10
2) Pekerjaan urug tanah kembali bekas galian

a. Lubang atau celah yang ada di sisi pasangan pondasi umpak, pondasi
footplat, pondasi staal, sloof/balok ikat, diurug kembali hingga penuh dan
dipadatkan lapis demi lapis (1 lapis 30 cm) dengan stamper.
b. Urugan dapat menggunakan tanah hasil penggalian terdahulu, selama
tanah tersebut tidak bercampur sampah, akar dan bukan tanah lumpur.
c. Untuk pekerjaan urug kembali bekas galian harus dipadatkan mengunakan
alat pemadat sehingga tanah bekas galian memenuhi tanah padat yang
sempurna.
d. Hasil pekerjaan urugan kembali harus mendapat persetujuan dan TPTK/
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .

3) Pekerjaan urugan pasir

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, penyedia


Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja urugan pasir meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Konsultan MK, di sertai
gambar shop drawing.
b. Pasir yang digunakan harus memenuhi gradasi yang disyaratkan, ketebalan
harus sesuai dengan yang direncanakan, atau pasir setempat yang telah
memenuhi hasil pengujian matrial. Pasir harus bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah kandungan bahan
ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
c. Urugan pasir dikerjakan pada tempat-tempat di antara permukaan tanah
dengan sisi bawah pasangan atau beton dengan ketebalan sebagaimana
yang ditentukan di dalam gambar.
d. Pasir laut, pasir yang bercampur lumpur, bercampur garam, bercampur
sampah tidak diijinkan digunakan untuk urugan.
e. Pasir yang digunakan menggunakan pasir urug.
f. Lapisan urugan pasir harus diratakan dan dipadatkan menggunakan
stamper.

4) Pekerjaan urugan tanah mendatangkan

a. Tanah urug yang dipakai harus bergradasi baik, bebas dari unsur-unsur
organik dan mudah dipadatkan.
b. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan urugan tanah
mendatangkan dan pemadatannya meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , disertai
gambar shop drawing.
c. Kedalaman dan lokasi yang akan di timbun harus sesuai dengan gambar
perencanaan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

11
d. Tanah yang di datangkan, penempatannya tidak boleh mengganggu
pekerjaan lain dan harus di setujui Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
terlebih dahulu.
e. Pemadatan tanah menggunakan alat pemadat/ baby roller. Pemadatan di
lakukan setiap ketebalan urugan 20 cm.

5) Pekerjaan timbunan tanah untuk penyesuaian peil lantai

a. Terhadap permukaan tanah yang masih berada di bawah elevasi


permukaan tanah yang direncanakan dilakukan penimbunan dengan tanah
hingga mencapai elevasi rencana.
b. Sebelum penimbunan dilakukan permukaan tanah dibersihkan dari sampah,
puing-puing, akar pohon, rumput dan lainnya.
c. Penimbunan dan pemadatannya dilakukan lapis demi lapis, satu lapisan
kurang lebih setebal 15 cm, pemadatan menggunakan stamper atau vibrator
disertai pembasahan untuk mencapai kepadatan yang optimal.
d. Penimbunan dapat menggunakan tanah hasil penggalian atau
mendatangkan tanah dari luar yang mempunyai mutu baik, tidak bercampur
sampah, akar pohon dan bukan tanah lumpur.

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI
BATU BELAH HITAM

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pondasi batu belah hitam merupakan pekerjaan pasangan batu belah
hitam, meliputi pekerjaan pemasangan pondasi staal/ umpak sesuai ukuran pada
gambar rencana hingga pekerjaan selanjutnya bisa dilaksanakan.

B. Standar Pelaksanaan

1) SK SNI S-03-1994-03, tentang spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata


dan plesteran.
2) Pt T-03-2000-C, tentang tata cara pengerjaan pasangan dan plesteran dinding.
3) SNI 03-6387-2000, tentang spesifikasi kapur kembang untuk bahan bangunan.
4) SK SNI S-04-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan A/ bahan bangunan
bukan logam.
5) SK SNI S-02-1994-04, tentang spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan
adukan dan plesteran dengan bahan dasar semen .

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

12
C. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia jasa


konstruksi (Kontraktor Pelaksana) harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan
pondasi batu belah hitam meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan
alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai disertai hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , disertai gambar shop drawing.

2) Bahan batu kali harus memenuhi syarat-syarat :


a. Bahan batu kali adalan jenis batu hitam yang keras, liat, berat dan
berwarna kehitam-hitaman dan mempunyai muka lebih dari 3 (Tiga) sisi.
b. Tidak porus.
c. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/ dipecah-pecah
menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
d. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3-1970).
3) Pekerjaan pasangan harus dimulai dengan membuat profil-profil pondasi dari
kayu/ bambu pada ujung galian dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
penampang pondasi.
4) Permukaan dasar pasangan pondasi batu kali harus diberi urugan pasir urug
setebal minimal 10 cm dan dipadatkan.
5) Spesi pasangan batu belah hitam untuk pondasi memanjang/ umpak (staal)
digunakan adukan 1 pc : 5 ps.
6) Bagian sisi samping dari pasangan pondasi batu kali harus diisi penuh dengan
spesi atau dibraben.
7) Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada profil
yang sudah dibuat, sehingga menghasilkan pasangan batu yang lurus dan rapi.

D. Material

1) Semen

a. Semen yang dipakai adalah semen tipe 1 adalah Portland Cement (PC)
produksi Semen Gresik, Holcim, Tiga Roda, dan lain – lain yang memenuhi
standar SNI
b. PC harus didatangkan dalam zak yang utuh/ tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
c. PC masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
d. Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
PC, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup
rapat.
e. PC yang sudah disimpan lebih dari 6 (enam) bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

13
2) Batu belah hitam

a. Batu belah hitam yang digunakan adalah batu hitam pecah, tidak retak,
warna hitam merata dengan permukaan mengkilap.
b. Ukuran batu kali belah maksimal 20 cm.

3) Agregat halus

a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
b. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
c. Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
d. Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.

PASAL 7
PEKERJAAN PONDASI
BOREPILE

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pondasi borepile meliputi pekerjaan pengeboran dan pemasangan


pondasi sesuai ukuran pada gambar rencana hingga pekerjaan selanjutnya bisa
dilaksanakan.

B. Standar Pelaksanaan

1) SK SNI S-04-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan A/ bahan bangunan


bukan logam.
2) SK SNI S-02-1994-04, tentang spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan
adukan dan plesteran dengan bahan dasar semen .

C. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia jasa


konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pondasi borepile meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai hasil pengujian
material untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) , disertai gambar shop drawing.
2) Dengan menggunakan mesin bor dengan kapasitaas tertentu, pengeboran
dengan menggunakan auger dengan diameter sedikir besar. Kemudian pasang
casing sementara (if needed). Casing ini nantinya diperlukan untuk menghindari
runtuhnya tanah pemukaan di sekeliling bor.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

14
3) Pengeboran dilanjutkan dengan mengugunakan auger atau bucket tergantung
dari jenis dan keadaan tanah yang ditemukan sementara kedalaman serta enis
tanah yang keluar dicatat secara teratur sampai kedalaman yang telah
ditentukan
4) Bila dinding bor runtuh, maka dibutuhkan pengisian air dalam lubang bor
selama pengeboran dilaksanakan.
5) Setelah kedalaman yang diinginkan tercapai, maka proses pembersihan dasar
lubang dimulai dengan menggunakan cleaning bucket, diulang sampai lubang
dalam keadaan bersih
6) Setelah selesai pembersihan dasar lubang, kemudian dilaksanakan
pemasangan keranjang besi beton disusul pemasangan pipe tremie, panjang,
jumlah dan mutu besi beton dibuat sesuai dengan spesifikasi teknis
7) Bila di lubang terdapat banyak air, maka pengecoran dilakukan melalui pipe
tremie, yang ditutup pada ujung bawahnya dengan menggunakan plat baja yang
disebut end plate atau dengan menggunakan plastic foam sebagai pemisah
antara beton dan air
8) Lalu beton readymix dituangkan kedalam tremie hingga pipa terisi penuh. lalu
Pipa ditarik sehingga end plate terlepas dan beton mengalir. Selama
pengecoran ujung bawah pipe tremie harus terbenam didalam beton, bila terlalu
panjang maka pipa tremie harus diangkat dan dipotong
9) Casing lalu dicabut pelan pelan dan pengukuran terakhir terhadap beton untuk
memeriksa apakah ketinggian permukaan beton diatas rencana dasar.
10) metode pengeboran harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadi
ketidak lurusan lubang bor secara vertikal. sebelum menyentuh MAT, mata bor
yang digunakan adalah auger sedangkan bila sudah menyentuh MAT, mata bor
yang digunakan adalah bucket.
11) Beton boredpile menggunakan mutu K-350 beton ready mix, dibuktikan dengan
uji laboratorium.

D. Material

1) PC (Portland Cement)

a. PC yang dipakai adalah semen tipe 1 produksi Semen Gresik, Holcim


b. PC harus didatangkan dalam zak yang utuh/ tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
c. PC masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
d. Penyimpanan PC tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu PC,
dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup
rapat.
e. PC yang sudah disimpan lebih dari 6 (enam) bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

15
2) Agregat halus

a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
b. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
c. Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
d. Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.

PASAL 8
PEKERJAAN BETON STRUKTUR

A. Ketentuan Umum

1) Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat


pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam
persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton
dan struktur beton harus sesuai dengan standar-standar yang berlaku.
2) Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan
dan presisi tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini,
gambar-gambar rencana, dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
3) Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan
material yang kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan
yang disyaratkan.
4) Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan pengujian beton yang akan
digunakan di dalam pekerjaan ini. Termasuk dalam hal ini membuat (Mix Design/
Trial Mix), sampel beton dan slump. Mix design yang pernah dilakukan pada
proyek sebelumnya yang mutunya dapat sesuai mutu pekerjaan proyek ini
dilampirkan/ dimasukkan dalam brosur usulan penawaran dokumen teknis.
5) Seluruh material yang oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dinyatakan
tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi kegiatan dan tidak
diperkenankan menggunakan kembali.

B. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan pondasi foot plat meliputi semua pekerjaan pekerjaan pembuatan


pondasi foot plat beton bertulang dan tak bertulang, yang ditunjukan gambar
rencana mulai dari pekerjaan galian, rabat beton lantai kerja, pekerjaan
pembesian, pekerjaan beton, serta pengurugan kembali.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

16
2) Pekerjaan sloof adalah pekerjaan pembuatan sloof beton bertulang sesuai
dengan gambar perencanaan, baik dimensi sloof maupun besi yang akan
digunakan.
3) Pekerjaan beton kolom adalah pekerjan pembuatan beton kolom beton
bertulang sehingga menghasilkan beton kolom sesuai gambar rencana.
4) Pekerjaan beton balok adalah pekerjaan pembuatan beton bertulang balok
(balok lantai, balok ring, balok leufel dan konsol beton) sehingga menghasilkan
beton balok sesuai gambar rencana, baik dimensi balok maupun pembesiannya.
5) Pekerjaan beton plat adalah pekerjaan pembuatan beton bertulang plat (plat
lantai, plat atap, plat leufel dan plat lisplank) sehingga menghasilkan beton plat
sesuai gambar rencana, baik dimensi plat maupun pembesiannya.
6) Pekerjaan beton plat tangga dan bordes adalah pekerjaan pembuatan beton
bertulang plat tangga beserta anak tangganya dan plat bordes sehingga
menghasilkan beton plat sesuai gambar rencana.

C. Standar Pelaksanaan

1) SK SNI S-04-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan bagian A/ bahan


bangunan bukan beton.
2) SK SNI S-05-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan bagian B/ bahan
bangunan dari besi/baja.
3) SK SNI S-04-1989-F tentang spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A/ Bahan
Bangunan Bukan Logam)
4) SNI M-26-1990-F, tentang metode pengujian dan pengambilan contoh untuk
campuran beton segar.
5) SK SNI-T-15-1990-03, tentang cara pembuatan rencana campuran beton
normal.
6) SK SNBI S-18-1990-03, tentang spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
7) SK SNI T-28-1991-03, tentang tata cara pengadukan pengecoran beton.
8) Pd-T-27-1990-03, tentang tata cara pendetailan penulangan beton.
9) SK SNI M-62-1990-03, tentang metode pembuatan dan perawatan benda uji
beton di laboratorium.
10) SNI 03-1974-1990, tentang metode pengujian kuat tekan beton.
11) SNI 07-2529-1991, tentang metode pengujian kuat tarik baja beton.
12) SNI 03-4146-1996. tentang metode pengujian slump beton.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

17
D. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjaan galian tanah pondasi

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia


Jasa Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan galian tanah
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK), disertai gambar shop drawing.
2) Kedalaman dan bentuk galian harus sesuai dengan gambar perencanaan.
3) Penempatan tanah bekas galian tidak boleh mengganggu pekerjaan lain.

b. Pekerjaan urug pasir bawah pondasi

1) Setelah penggalian tanah sesuai dengan gambar rencana, dihamparkan


urug pasir bawah pondasi dengan menggunakan pasir urug.
2) Urug pasir bawah pondasi ini digunakan sebagai landasan untuk
meletakkan lantai kerja.
3) Tebal urug pasir bawah pondasi adalah 5 cm atau sesuai dengan gambar
rencana.

c. Pekerjaan rabat beton lantai kerja


1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia
Jasa Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan lantai kerja.
2) Rencana Kerja tersebut meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan
alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang
akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), disertai gambar
shop drawing.
3) Lantai kerja dibuat dengan beton K-100
4) Untuk beton lantai kerja digunakan kerikil bulat ukuran 2-3 cm.
5) Tebal lantai kerja 5 cm atau sesuai dengan gambar rencana.
6) Lantai kerja harus rata dan diperiksa kemiringannya dengan waterpass.

d. Pekerjaan pembesian

1) Material besi tulangan yg akan dipakai produksi Krakatau Steel, Interworld,


Master Steel, sampelnya harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) dan dites kuat tarik baja. Material baja tulangan yang
dipakai harus memenuhi spesifikasi yg ditentukan untuk baja tulangan ≥12
mm fy = 3700 kg/cm2 dan baja tulangan <12 mm fy = 2400 kg/cm2.
2) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia
Jasa Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja meliputi alat, tenaga, alur
kerja, jadwal dan shop drawing yang menunjukkan diameter besi, jumlah
besi dan jarak pembesian pada area yang akan dicor.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

18
3) Permukaan tulangan harus dibersihkan dan dijaga agar bebas dari kotoran,
lemak, minyak dan karat beton kering, oli dan material lain yang mengurangi
lekatan (bonding) antara besi dan beton.
4) Pembengkokan besi (bending slope), dengan kemiringan 1 : 6 membengkok
atau meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin.
5) Substitusi atau penggantian diameter tulangan, disebabkan Penyedia
Barang/ Jasa tidak berhasil memperoleh diameter tulangan yang ditetapkan
dalam gambar, dapat dilakukan atas persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK)
6) Pemasangan tulangan yang mencakup besarnya diameter dan jumlah
batang tulangan, harus mengikuti ketentuan dalam gambar. Jarak antara
sisi luar tulangan dengan cetakan beton (tebal selimut beton) sedikitnya 2½
cm, yang dijaga jaraknya dengan memasang beton decking.
7) Menyambung batang tulangan dapat dilakukan dengan ketentuan panjang
sambungan adalah minimal 40 kali diameter tulangan pokok yang dilakukan
penyambungan.
8) Ujung tulangan polos sebaiknya dihak (ditekuk) pada ujungnya 135° dari
keadaan lurus

9) Ikatan bendrat harus kuat dan tidak bergeser bila diketok.


10) Pada tulangan plat diberi kursi-kursi beton (spacer) dan dengan jarak 60 cm.

e. Las

1) Bila diperlukan atau disetujui atau dimungkinkan dengan cara pengelasan


tulangan beton harus sesuai dengan Reinforcement Steel Welding Code
(AWS D 12.1).
2) Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkakan di suatu batang,
pengelasan pada persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di
anjurkan atau disahkan oleh Direksi Lapangan.
3) ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan
kemampuan las dengan cara ini.

f. Sambungan Mekanik

Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom
dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan
(pada kolom) harus disediakan dan dipakai.

g. Pekerjaan bekisting/ cetakan

1) Bekisting/ cetakan beton harus mudah dipasang dan dibongkar dan cukup
kuat untuk menahan berat beton segar.
2) Pekerjaan Bekisting khusus untuk pondasi menggunakan pasangan ½ bata.
3) Bahan bekisting/ cetakan menggunakan multiplek dan usuk dari kayu
meranti harus memenuhi syarat-syarat kekuatan kerapatan dan mempunyai
permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

19
4) Penyedia barang/ jasa harus memberikan contoh-contoh bahan yang akan
digunakan untuk cetakan beton untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
5) Pelaksanaan pekerjaan.
• Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi harus
menyiapkan rencana kerja meliputi alat, tenaga, alur kerja, jadwal
pekerjaan dan shop drawing.
• Panel bekisting diperiksa sesuai dengan shop drawing.
• Sambungan panel bekisting harus rapat dengan ditutup seal tape atau
sejenisnya supaya air semen tidak keluar lewat sambungan panel.
• Bekisting harus diperiksa kevertikalan dan kelurusaannya dengan lot dan
tarikan benang.
• Level lantai bekisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level
finish.
• Untuk kebutuhan instalasi ME, lebar sparing maksimal 10 cm (khusus
pada sloof).
• Untuk kebutuhan instalasi ME luas total sleeve/ pipa maksimum 4% dari
luas penampang sloof/ kolom/ balok.

h. Steger/ perancah/ stoetwerk


Untuk steger/ perancah/ stoetwerk digunakan scafolding.

i. Pelaksanaan cor beton

1) Pengerjaan beton

• Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari,


Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pelaksanaan
cor beton, volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai, job mix design beton dari vendor disertai sertifikat hasil uji coba
laboratorium untuk masing-masing bahan/ material, dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) disertai gambar
shop drawing.
• Untuk beton bertulang menggunakan adukan semen pasir split dengan
mutu beton K-300. Sebelum pekerjaan beton dikerjakan, Kontraktor
harus mixed design test di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik
independen yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
• Beton struktur mengunakan mutu K-300 beton ready mix.
• Sebelum dicor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
• Material bekisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) agar
beton tidak melekat pada cetakan dan mudah dibuka, untuk bekisting
bekas yang akan dipakai ulang harus dirawat sehingga layak digunakan.
• Bila diperlukan stek untuk penulangan di atasnya, panjang stek minimal
40 kali diameter tulangan pokok.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

20
• Pengatur jarak penutup beton harus terpasang pada tempatnya dan
batas ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.

2) Adukan/ adonan beton

• Semua beton ready mix harus disupplai dari perusahaan yang disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) adalah produksi Pionir
beton Industri, Jayamix, Varia Usaha Beton.
• Beton ready mix harus dicor pada tempatnya dalam waktu maksimal
esuai dengan aturan setting time rekomendasi dari batching plant beton
yang dihitung dari mulai truck mixer keluar dari plan sampai keluar dari
proyek.
• Pada penggunaan adukan beton ready mix, Kontraktor harus mendapat
ijin lebih dahulu dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , dengan
terlebih dahulu mengajukan calon nama dan alamat supplier untuk beton
ready mix tadi. Dalam hal ini Kontraktor tetap bertanggung jawab penuh
bahwa adukan yang disupplai benar-benar memenuhi syarat-syarat
dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang
kontinyu pada setiap pengiriman.
• Segala tes yang harus dilakukan di lapangan harus tetap dijalankan, dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) akan menolak supply beton
ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua risiko dan biaya
sebagai akibat dari hal tersebut di atas, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
• Penyedia barang/Jasa harus membuat adukan (adonan) beton menurut
komposisi adukan dan proporsi antara split, semen, pasir dan air dan
bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang dipersyaratkan.
• Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
beton yang dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.
• Adukan (adonan) beton yang dibuat setempat (site mixing) menurut
ketentuan dari hasil mixed design test dari Laboratorium Bahan
Konstruksi Teknis independen. Adukan beton yang dibuat setempat (site
mixing) harus memenuhi ketentuan:
 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(beton mollen), type dan kapasitasnya harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
 Kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat mesin tersebut.
 Jumlah adukan beton tidak melebihi kapasitas mesin pengaduk.
 Lama pengadukan tidak kurang dari 2 (Dua) menit sesudah
semua bahan berada dalam mesin pengaduk.
 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 (Tiga puluh)
menit harus dibersihkan dahulu.
• Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengangkutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

21
• Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
• Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan
beton yang homogen. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum
semen mulai berhidrasi dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan
yang tumpah atau memisah dari campuran.
• Pengadukan beton, untuk beton struktur diupayakan menggunakan
campuran beton dari ready mix dan harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
• Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton
yang monolit. Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan
dijaga agar tidak berubah posisi, kevertikalan bekisting harus selalu
periksa selama pengecoran.
• Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan,
bahan pencuci agregat dan untuk curing beton harus air tawar yang
bersih dari bahan-bahan yang berbahaya dari penggunaannya seperti
minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam dan slit (lanau).
• Penyedia Barang/ Jasa tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa,
sumber air yang berlumpur, ataupun air laut. Tempat pengambilan harus
dapat menjaga kemungkinan terbawanya material-material yang tidak
diinginkan seperti di atas.
• Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) .

3) Pengecoran beton

• Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah semua sarana siap,


perancah, cetakan (bekisting), tulangan, beton decking serta komponen
lain yang direncanakan tertanam dalam beton terpasang dengan
sempurna, seluruh permukaan bidang yang akan dicor telah dibersihkan.
• Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara/ metode yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.
• Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ke lokasi pekerjaan.
• Semua alat pengangkut yang akan dipergunakan sebelumnya harus
dibersihkan terlebih dulu dari segala kotoran serta sudah disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
• Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
akan menyebabkan pengendapan agregat kasar terlebih dahulu.
• Dalam keadaan khusus pengecoran diperbolehkan menuang dari suatu
ketinggian maksimum (tinggi jatuh) setinggi 1,5 m (untuk pengecoran
kolom-kolom struktur).
• Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/ tanpa henti).

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

22
• Jika memang terpaksa adanya pemberhentian cor beton, pemberhentian
cor beton adalah di seperempat bentang.
• Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 30 menit
setelah keluar dari mesin adukan yang tumpah selama pengangkutan
tidak boleh dipakai untuk cor.
• Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dengan beton
baru) permukaan beton lama terlebih dulu harus dibersihkan dan
dikasarkan dengan menyikat menggunakan sikat kawat baja sampai
agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen yang cukup
kental. Tempat penghentian cor beton harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
• Tidak diijinkan adanya beton yang mengalami keretakan atau pecah,
besi tulangan yang tidak tertutup beton, adanya sarang krikil serta
bentuk yang tidak diinginkan. Apabila terjadi keadaan yang demikian
beton harus dibongkar dan selanjutnya diganti atau diperbaiki.
• Pada pengecoran seluruh plat lantai menggunakan pompa.
• Pemakaian aditif dikonsultasikan pada Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) sebelum digunakan.

4) Pemadatan beton

• Selama pengecoran, beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator.


Penggunaan alat ini tidak boleh merusak acuan/ cetakan beton dan tidak
boleh merusak posisi besi tulangan.
• Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai
ketebalan 15 cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh
bekisting dan atau tulangan.
• Pemadatan beton secara berlebih akan menyebabkan pengendapan
agregat/ segregasi, kebocoran-kebocoran pada acuan dan lain-lain
harus dihindarkan.

5) Slump test

• Selama pengecoran harus selalu ada pekerja yang melakukan slump


test dalam bentuk kerucut abrams untuk mengukur kelencakan atau
kekentalan campuran beton dan membuat benda uji beton dengan
cetakan berupa silinder.
• Setiap benda uji beton harus dituliskan sewaktu masih basah, tanggal/
bulan/ tahun dan macam/ jenis beton strukturnya.
• Kekentalan adukan ditentukan dengan nilai slump sebesar 10 ± 2 cm,
pengukuran nilai slump dengan kerucut abrams.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

23
6) Test uji beton

• Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh


beton segar.
• Cetakan berbentuk silinder dengan ukuran tinggi 30 cm dengan diameter
15 cm. Pengambilan adukan beton, percetakan kubus coba dan
curingnya harus di bawah pengawasan. Sample diambil tiap 5 m3,
prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (NI.2-1971)
• Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin aduk
setelah pengadukan selesai.
• Bila pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukan sebanyak 3 kali
atau lebih dalam selang waktu ketika penuangan beton dari dalam
pengaduk (awal, tengah dan akhir).
• Untuk beton struktur antara lain foot plat, kolom utama, balok utama, plat
lantai, setiap macam pekerjaan harus dilakukan test uji beton desak.
• Benda uji beton harus dibuat minimal 1 (satu) buah sampel untuk setiap
1 (satu) unit mobil mixer beton. Pada benda uji harus dicantumkan
tanggal/ bulan/ tahun dan jenis/ macam pekerjaan struktur (foot plat,
balok ikat/ sloof, kolom struktur, balok lantai, plat lantai, ringbalk, dan lain
sebagainya). Tulisan harus asli/ tidak ada rekayasa. Harus ada petugas
khusus untuk melakukan test nilai slump dan membuat benda uji.
• Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), dengan usia uji beton
meliputi 7, 14, dan 28 hari.

7) Curing dan perlindungan beton

• Beton harus dilindungi terhadap matahari selama berlangsungnya


proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
• Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus
selama 14 (Empat belas) hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton
dapat dilakukan dengan cara menutupi dengan karung basah/ plastik
sedangkan untuk lantai selama 7 (Tujuh) hari pertama dengan cara
menutupi dengan karung basah atau menyemprotkan/ menggenangi
dengan air pada permukaan beton tersebut.
• Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Penyedia Jasa
Konstruksi bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut akibat
kelalaian ini.
• Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/ bocor harus diperbaiki. Prosedur perbaikan beton
yang keropos harus mendapat persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK), dan Penyedia Jasa Konstruksi tidak dikenakan biaya
tambahan untuk perbaikan tersebut.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

24
j. Pembongkaran bekisting/ cetakan beton

• Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia


Jasa Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran
bekisting dan perawatan beton meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan MK.
• Cetakan beton harus dibongkar dengan cara yang sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang
dicetak dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan minimal sebagai
berikut :
 Alat yang digunakan untuk membongkar bekisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
 Dalam hal apapun cetakan beton pada jenis struktur ini tidak boleh
dibongkar sebelum ada ijin dari Konsultan MK.
• Beton harus dibasahi paling sedikit selama 14 (Empat belas) hari setelah
pengecoran.
• Pembongkaran bekisting atas dasar persetujuan Konsultan MK.

k. Perbaikan Beton

1) Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta Konsultan Manajemen Konstruksi


(MK) untuk memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran
acuan.
2) Penyedia Barang/Jasa, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak
sesuai dengan garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang
rusaknya berlebihan. (Tidak diijinkan menambal, mengisi, memulas,
memperbaiki, mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) ).
3) Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor
di tempat menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup.
Permukaan ekspos dan permukaan yang akan dicat harus bersih dari
tambalan, memiliki sirip-sirip dan tetesan adukan yang tersikat halus, dan
memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup dan debu.
4) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah
pembongkaran acuan. Bahan tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan
melebihi kekuatan beton. Beton kropos tidak boleh ditambal manual,
menambalan harus digrouting atau di injection dengan mesin tekanan
hydrolis.
5) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau
beton yang akan dicat dengan :
a. Semprotan pasir ringan
b. Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang
diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut,
kemudian disiram dengan air.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

25
c. Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid,
biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.
d. Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak
kurang dari 2 % dan tidak lebih dari 5 % asal dalam volume, yang
diaplikasikan pada permukaan yang sebelumnya telah dilembabkan
dengan air bersih.
e. Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak
karena asam.
f. Tambalan semen.
g. Mengikir dan menggerinda.

l. Pemasangan Pipa dan Lain-lain Dalam Beton

1) Penempatan saluran/ pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak


mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan SK-SNI
T-15-1991-03.
2) Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian
struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam
beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
3) Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.
4) Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang
tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan
yang terpasang, maka Pemborong harus mengkonsultasikan hal ini dengan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
5) Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser atau
memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan
dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
6) Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-
angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan
beton, harus sudah dipasang sebelum pencoran dilaksanakan.
7) Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pencoran beton
dilakukan.
8) Pemborong utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan
kepada pihak lain untuk memasang bagian/ peralatan tersebut sebelum
pencoran beton dilaksanakan.
9) Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga
tersebut harus tidak terisi beton, harus ditutupi dengan bahan lain yang
mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pencoran beton.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

26
E. Cacat-cacat pada Pekerjaan Beton Struktur

1) Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam


pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan
yang tercantum dalam persyaratan teknis, maka bagian pekerjaan tersebut
harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.
2) Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti
sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
3) Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat
tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban
Pemborong.

F. Material

a. Semen

1) Semen yang dipakai adalah semen tipe 1 jenis Portland Cement (PC)
produksi Semen Gresik, Holcim, dan lain sebagainya yang memenuhi
standar SNI.
2) Harus dipakai 1 (Satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3) Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/ tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4) Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5) Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 (Enam) bulan sejak dibuat perlu
diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

b. Agregat kasar

1) Harus berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang
baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porus), dengan tekstur
permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan bersudut.
2) Ukuran maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2/3 dan tidak lebih
besar dari 3/4 jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja tulangan
dengan cetakan dan tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal plat.
3) Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1% berat kering dan tidak boleh
mengandung garam.

c. Agregat halus

1) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2) Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3) Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4) Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

27
d. Air

1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gram/
liter.
2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
3) Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
4) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
5) Apabila dipandang perlu, Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dapat
minta kepada Penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia
Jasa Konstruksi.

e. Besi beton dan bendrat

1) Mutu baja tulangan untuk diameter lebih besar dari 12 mm dipergunakan


fy=3700 kg/cm2, sedangkan untuk baja tulangan dengan diameter 12 mm
ke bawah dipergunakan fy=2400 kg/cm2.
2) Besi tulangan sampai dengan diameter 12 mm digunakan besi polos, besi
tulangan dengan diameter di atas 12 mm digunakan besi ulir (deform)
sekualitas Krakatau Steel, Interworld, Master Steel.
3) Semua besi tulangan harus dibuktikan dengan sertifikat uji tarik baja minimal
3 (Tiga) buah benda uji untuk satu jenis besi dari batang yang berbeda di
laboratorium independen yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK).
4) Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak (tidak disepuh seng).
5) Ukuran dan jumlah tulangan sesuai gambar rencana.
6) Besi beton dan bendrat merupakan produk dan terdapat label SNI.
7) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya
menyatakan nilai kuat leleh dan berat per meter panjang dari bahan
tulangan dimaksud. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan brosur
atau hasil tes tulangan pada proyek sebelumnya yang memenuhi syarat
dan dapat digunakan pada pekerjaan ini dan dimasukkan dalam usulan
penawaran data teknis.
8) Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak melampaui kuat
leleh yang ditentukan sebesar lebih dari 120 MPa (uji ulang tidak boleh
memberikan hasil yang melampaui harga ini sebesar lebih dari 20 MPa)
(SNI 03-2847-2002, pasal 23.2.5).
9) Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual (batas ulur) tidak kurang
dari 1,25 (SNI 03-2847-2002, pasal 23.2.5).

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

28
10) Diameter nominal baja tulangan (baik deform/ BJTD) yang digunakan harus
ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus
atau

dimana d = diameter nominal dalam mm


B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)
11) Toleransi ukuran diameter adalah sebagai berikut :
Toleransi Diameter yang
Diameter Baja Tulangan
Diijinkan
Ø 6 mm ± 0.3 mm
Ø 8 < d < Ø 14 mm ± 0.4 mm
Ø 16 < d < Ø 25 mm ± 0.5 mm
Ø 28 < d < Ø 34 mm ± 0.6 mm
d < 35 ± 0.8 mm
(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel 3)

12) Toleransi berat batang contoh yang diijinkan sebagai berikut :


Toleransi Berat yang
Diameter Baja Tulangan
Diijinkan
Ø 6 < d < Ø 8 mm ±7%
Ø 10 < d < Ø 16 mm ±6%
Ø 16 < d < Ø 28 mm ±5%
Ø > 28 mm ±4%
(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel 4)

13) Toleransi Tarik mínimum dan regangan mínimum sebagai berikut :


Batas Ulur Kuat Tarik Regangan
Simbol Minimum Minimum Minimum
(kg/mm2) (kg/mm2) (%)
BJTP 24 24 39 20
BJTP 30 30 45 14
BJTD 30 30 45 10
BJTD 35 35 50 18
BJTD 40 40 57 16
BJTD 50 50 63 12
(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel sifat mekanis)

14) Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa Konstruksi


harus menunjukan sample, hasil uji tarik, berat dan diameter yang akan
digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat menjaga kualitas.
Dilokasi proyek Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat sket mat
untuk mengukur diameter tulangan polos dan dimasukkan dalam dokumen
penawaran data teknis.

15) Baja tulangan yang didatangkan harus dalam bentuk lonjoran/ tidak boleh
ditekuk, kecuali untuk baja tulangan polos dibawah Ø 12 mm.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

29
f. Pengisi Sambungan (Joint Filler) dan Joint Sealant

1) Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 213-65 dan US Federal


Specification HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Febseal Fibrefill, Fiber Pak,
Tex Lite atau yang setara.
2) Joint filler harus memenuhi persyaratan US Federal Specification SS-S-200
D/TT-S-00227 E type II, BS 4254, seperti Sikaflex T68 HM, Febseal 2 part
Polysulphide atau yang setara.

g. Water Stop (Apabila diperlukan dalam pekerjaan ini)


Water stop harus dari jenis blended polymer hydrophilic, dan memenuhi standar
BS EN ISO 9001 produksi BASF, Fosroc, SIKA.

PASAL 9
PEKERJAAN ATAP BAJA KONVENSIONAL

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan atap baja meliputi pekerjaan rangka dan penutup atap utama dalam
pembuatan, pemasangan, penyetelan rangka atap dengan rincian sebagai berikut :

• Kuda-kuda baja IWF 300 x 150 x 6 x 9 mm


• Kuda-kuda baja IWF 250 x 125 x 5,5 x 8 mm
• Gording atap baja C 200 x 75 x 20 x 3,2
• Sagrot besi diameter 12 mm jarak 1200 mm
• Treakstang besi diameter 12 mm
• Plat plendes tebal 10 mm
• Plat buhul tebal 10 mm
• Angkur diameter 19 mm
• Tegangan izin baja digunakan fy=2400 kg/cm2

B. Standar Pelaksanaan

1) Pd S-25-2000-03 (Spesifikasi Baja Struktural ).


2) SNI 03-1729-2002 (Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung)

C. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, Penyedia Jasa


Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan rangka atap.
2) Rencana kerja meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , disertai gambar shop drawing.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

30
3) Tiap gording dihubungkan dengan gording di atas dan di bawahnya dengan
trackstang/ sagrood baja diameter 12 mm.
4) Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E 6013 sesuai
dengan JIS.
5) Bahan untuk coating adalah cat zincromat warna hijau sekualitas Nippon Steel.
6) Detail pemasangan rangka atap menyesuaikan dengan gambar kerja, dengan
spesifikasi material sesuai dengan yang telah ditentukan di atas.
7) Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-
tukang yang berpengalaman dan diawasi mandor-mandor yang ahli dalam
konstruksi baja.
8) Pemotongan-pemotongan setiap elemen-elemen harus dilaksanakan dengan
rapi dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong atau gergaji
besi. Pemotongan dengan mesin las atau api sama sekali tidak diperbolehkan.
9) Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Marking Procedure (tanda atau
kode) yang akan dipakai kepada Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk
disetujui.
10) Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi
kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan
mudah.
11) Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
12) Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang diperlukan untuk
sambungan-sambungan di lapangan, harus dibaut/ diikat sementara dulu pada
masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.
13) Pengelasan
• Sebelum pekerjaan las dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan
prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan di lapangan dan
harus disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
• Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada dipastikan bahwa bidang-
bidang yang akan disambung dengan sambungan las tidak boleh bergerak
sampai pekerjaan las selesai dilakukan.
• Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan bila ada
yang harus dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian
ke arah atas.
• Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat dipastikan bahwa
sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya dipakai
batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari sambungan tersebut
agar pengelasan dapat dilaksanakan dengan penuh.
• Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las harus
dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang akan dilas.
• Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman
dan dengan ketepatan tinggi. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan
sertifikat keahlian dari masing-masing tukang lasnya sesuai peraturan.
Pengelasan hanya dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan dalam
gambar kerja. Ukuran las yang tercantum adalah ukuran efektif.
• Apabila diperlukan pengelasan di lapangan harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana baik ukuran panjang maupun ketebalannya

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

31
• Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan
dengan baik.

14) Baut Pengikat

• Kecuali ditentukan lain dalam gambar mutu baut penyambung dan angkur
minimal sama dengan baja yang digunakan.
• Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru, diameter baut, panjang
ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.
• Baut harus dilengkapi dengan 2 (Dua) ring, masing-masing 1 (Satu) buah
pada kedua sisinya.
• Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dapat meminta Penyedia Jasa
Konstruksi melakukan test baut pada laboratorium independen yang disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), sebelum Penyedia Jasa
Konstruksi memesan baut yang akan dipakai.
• Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameternya. Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh merubah atau membuat
lubang baru di lapangan tanpa seijin Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
• Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin. Membuat lubang baut dengan api
sama sekali tidak diperkenankan.
• Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
• Setiap pengencangan baut harus diawasi secara langsung oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK), apabila dianggap perlu pengencangan baut
harus menggunakan kunci momen.
• Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
dapat paling sedikit 3 (Tiga) ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak
memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.
• Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-
baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.

15) Erection Schedule/ Method

• Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan terlebih dahulu setiap ada


pengiriman dari pabrik ke lapangan guna pengecekan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK).
• Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dapat menolak setiap pengiriman baja
dari workshop apabila pengiriman tersebut tidak sesuai spesifikasi maupun
modul yang disepakati.
• Penempatan elemen konstruksi baja di lapangan harus di tempat yang kering/
cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) berhak untuk menolak elemen-elemen
konstruksi Baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak.
• Erection elemen-elemen konstruksi baja hanya boleh dilaksanakan setelah
Penyedia Jasa Konstruksi mengajukan Erection Schedule/ Method untuk
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

32
• Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa
kembali kedudukan angkur-angkur baja dan memberitahukan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) metode dan urutan pelaksanaan
erection.
• Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi sepenuhnya.
• Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah difabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
• Untuk pekerjaan erection di lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa
mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection.

16) Secara umum konstruksi baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti
lendut. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan
akibat beban mati dan hidup.

D. Material

Seluruh baja profil yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah produksi Gunung
Garuda, Krakatau Steel, Master Steel.

PASAL 10
PEKERJAAN RANGKA ATAP
DAN GENTENG KERAMIK

A. Lingkup Pekerjaan

Seluruh pekerjaan pemasangan rangka atap baja seperti dalam gambar kerja
meliputi :
1) Pengukuran bentang (sebelum fabrikasi) dan desain
2) Pengangkutan (delivery) dan kebutuhan bahan di lapangan
3) Pekerjaan pemasangan rangka atap sesuai gambar rencana
4) Pekerjaan pemasangan penutup atap genteng keramik glossy, sesuai gambar
rencana. Warna ditentukan kemudian.
5) Memasang atap canopy, antara lain :
a. Atap entrance UGD, menggunakan atap galvalum kombinasi kaca
tempered, rangka baja IWF 200 x 100, dan rangka atap hollow ukuran 40 x
40 x 4. Dilengkapi seling besi diameter 25 mm. Plafond menggunakan
material ACP alur selebar 10 cm, Listplank ACP dipasang sesuai gambar.
b. Atap entrance Rawat Jalan, rangka atap utama menggunakan IWF 300 x
150 dan rangka pembagi menggunakan hollow 40 x 40 x 4. Penutup atap
menggunakan kaca tempered tebal 12 mm.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

33
B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain
struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design)
2) Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja
yang akan digunakan serta dokumen data-data produk. Dan garansi produk
minimal 10 (sepuluh) tahun dan garansi pemasangan minimal 10 (Sepuluh)
tahun.
3) Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran
pada gambar kerja adalah ukuran jadi/ finish.
4) Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis di sini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus
diganti kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan
maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam
koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan
Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus
dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah.
5) Perubahan bahan/ detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa
adanya biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan
yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
tambah kurang.
6) Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di
workshop, baik workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan
pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja ringan.
7) Sambungan : Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan
untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw)
dengan spesifikasi sebagai berikut : Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2
(Minimum Corrosion Rating)
8) Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-16x16, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Diameter ulir 10 Gauge (4,87 mm)
b. Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16 TPI
c. Panjang : 16 mm
d. Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex. socket)
e. Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
f. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
g. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
h. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
i. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada
gambar kerja.
j. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan
kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

34
9) Pemotongan material
a. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan
yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
b. Alat potong harus dalam kondisi baik
c. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja
d. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

C. Material

1) Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :


• Baja Mutu Tinggi G550
• Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) 550 Mpa
• Tegangan maksimum 550 Mpa
• Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
• Modulus Geser : 80.000 Mpa

2) Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) Galvanised (Z220)


dengan komposisi sebagai berikut :
• 95 % zinc
• 5% bahan campuran
• Pelapisan Galvanised
• Jenis Hot-dip zinc
• Kelas Z22
• Ketebalan pelapisan 220 gr/m2

3) Usuk
• Zinc Calume
• Profil C 75x35
• Tebal = 0,8 mm
• Jarak 1000 mm

4) Reng
• Zinc Calume
• Profil R 30x45x40x15 mm
• Tebal = 0,6 mm

5) Profil Material
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah produk Cahayatruss,
Sakuratruss, Smartruss.

6) Genteng
Pemasangan genteng sebelumnya didahului dengan memasang lapisan
alumunium foil di seluruh bidang atap. Genteng penutup atap adalah genteng
keramik lapis glazuur glossy, produksi sekualitas KIA, M-Class. Warna
ditentukan kemudian.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

35
D. Jaminan Struktural

1) Jaminan yang dimaksud adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap meliputi struktur
pengaku usuk dan reng.
2) Kekuatan rangka atap dijamin dengan kondisi sesuai Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum
pada “Cold Formed Code for Structural Steel“ (Australian Standard / New
Zealand Standard 4600 : 1996).
3) Desain kekuatan struktural berdasarkan “Dead and Live Loads and Load
Combinations” (Australian Standard 1170.1 Part 1) dan “Wind Loads” (Australian
Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan
“Screws Self Drilling for The Building and Construction Industries” (Australian
Standard 3566).

PASAL 11
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

A. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN

1). Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi dinding-dinding bangunan pada
ruang-ruang dan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Pengawas.
b. Pada ruang Radiologi (ruang Rontgent), dinding sisi dalam setelah dinding
diplester rata/ difinish dilapisi Pb (timbal), tebal 3 mm, kemudian ditutup
dengan pelapis dinding dari material GRC, dengan rangka holo alumunium 4
x 4 cm tebal 1,2 mm. Setinggi plafon.

2) Aplikasi Pasangan Bata Ringan


a. Persyaratan bahan Dinding :
- Bata Ringan jenis ALC : Primacon atau setara
- Lebar : 200 mm
- Panjang : 600 mm
- Tebal : 100 mm
- Berat / Blok : 6,6 Kg
- Kuat Tekan : 45 Kg / cm2

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

36
b. Persyatan bahan Perekat :
- Jenis : Thin bed
- Produksi : Mortar Utama – MU 380 / Indo Mortar – IM 380
- Bahan Pengikat : Semen Portland
- Filler : Serbuk Kapur
- Agregat : Pasir Silica
- Additive : Polymer
- Kebutuhan Air : 10 – 10,5 liter per 40 Kg.
- Compressive Stength : 10 – 17 N /mm2 @ 28 hari
- Daya Sebar : ALC 7,5 cm / 16 m2 / tebal 3 mm
ALC 10 cm / 10 m2 / tebal 3 mm

c. Cara Pemakaian
- Alat Kerja :
 Trowel bata ringan bergerigi 6x6mm
 Electrical mixer
 Palu karet
 Sendok semen
 Gergaji utk bata ringan
 Waterpass

- Persiapan :
 Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang bata ringan.
 Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pasangan bata
ringan.
 Bersihkan tempat yang akan dipasang dari kotoran, minyak, karat,
maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan, kemudian basahi
dengan air.
 Bata ringan yang akan dipasang sebaiknya dibasahi terlebih dahulu
dengan air untuk menghilangkan debu / kotoran dan mengurangi daya
serap bata ringan terhadap adukan ( dalam kondisi SSD ).

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

37
- Aplikasi :
 Tuangkan air sebanyak 10,0 – 10,5 liter untuk tiap kantong MU-380 (40
kg) ke dalam tempat adukan dan masukan adukan kering MU-380.
 Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency)
yang sesuai untuk pelaksanaan pasangan bata ringan (campuran akan
lebih baik & mudah jika menggunakan electrical mixer).
 Pemasangan bata ringan dilakukan secara manual dengan trowel
bergerigi 6x6mm sebagaimana umumnya dengan tebal spesi yang
dianjurkan adalah ± 3 mm.
 Pemberian angkur untuk pasangan bata ringan ini umumnya dilakukan
setiap 3-5 baris terpasang.
 Pada pertemuan dengan kolom utama dan balok/ pelat beton digunakan
adukan MU-880 (Pengisi Celah) dengan pemakaian air sebanyak 5,5 - 6
liter untuk setiap 25 kg MU-880. Aplikasi MU-880 berbarengan pada saat
pemasangan bataringan MU-380.
 Untuk pemasangan bata ringan, kolom praktis di perlukan untuk setiap
luas bentang dinding 12 m2 atau kurang dari luas itu apabila bertemu
dengan bidang dinding yang tidak sejajar, contohnya ruangan yang
memiliki panjang atau lebar dibawah 3m. Kegunaan dari kolom praktis
adalah sebagai penyalur beban selain kolom utama sekaligus pengikat
pasangan bata serta sebagai alat bantu kelurusan bidang pasangan
dinding. Untuk bata ringan dengan pasangan thin bed MU-380 dapat
mencapai ketinggian 3m kemudian dibuatkan kolom praktis.
 Sedangkan balok praktis diperlukan apabila tinggi dinding lebih dari 4 m.
Kegunaan dan fungsi dari balok praktis sama dengan kolom praktis.
Sedangkan perbedaannya adalah kalau kolom praktis aplikasinya secara
vertikal sedangkan balok praktis horisontal.

3) Pengujian Mutu Pekerjaan


Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari
pabrik pembuat/produsen atau menurut uraian di atas.
Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor
Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka
biaya pengujian (dan pengulangan pengujian) tersebut adalah tanggung jawab
Kontraktor.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

38
B. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1). Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh dinding
bata (termasuk dinding dalam shaft), kolom, dinding beton, rumah genset dan
lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan. Meliputi pembuatan
sudut baik lengkung pada kolom, sudut siku pada pertemuan dinding, sudut siku
pada pertemuan komponen bangunan dengan dinding. Meliputi pula pembuatan
tali air pada dinding serta profil acian menonjol pada dinding sesuai gambar.

2). Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
a. NI - 2 – 1971
b. NI - 3 – 1970
c. NI - 8 – 1974

3). Bahan- bahan


a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur
atau campuran-campuran lain sesuai dengan :
• NI - 3 pasal 14
• NI - 2 pasal 3.3
b. Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
membantu dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam NI-8.
Jenis semen yang dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk Semen Gresik,
Holcim, Indocement atau yang setara.
c. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti
minyak, asam, atau unsur-unsur organik lainnya.

4). Perencanaan
a. Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume)

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

39
b. Campuran Plesteran
Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1
(satu) minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
- Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 ps (volume) digunakan pada daerah-
daerah basah untuk kedap air. Pada daerah toilet setinggi dinding keramik
dan setinggi dinding bata untuk daerah shaft serta daerah lainnya setinggi
20 cm dari lantai dasar sebagaimana ditunjukkan Pengawas.
- Daerah lain di luar yang disebutkan diatas (basah dan kedap air)
menggunakan campuran 1 PC : 3 ps.
- Plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah
keretakan yang tidak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Pengawas.

c. Mesin Pengaduk
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan
merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus
rata sesuai perintah Pengawas, dengan tebal plesteran 20 mm dengan
toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm, kecuali ditentukan lain.

d. Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat dilaksanakan
bila ada ijin dari Pengawas.

e. Hasil
Hasil plesteran rata, tidak ditemukan retakan, bidang lurus, sudut sesuai
gambar, tidak keropos.

5). Pelaksanaan
a. Umum
- Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat
dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar
benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
- Singkirkan semua hal yang dapat merusak/ mengganggu pekerjaan
plesteran.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

40
- Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang
permanen) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang
datar/rata, contour dan profil-profil akurat.
- Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai
permukaan air yang terlihat tersebut telah lenyap/kering kembali.
- Letakkan/tempelkan campuran plesteran selama 2.5 jam (maksimal)
setelah proses pencampuran, kecuali selama udara panas / kering, kurangi
waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan
yang bersifat sementara dari plesteran.
- Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
- Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan
yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat
terlebih dahulu “kepala plesteran”.

b. Plesteran ke Dinding Bata Biasa


- Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos,
maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
- Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan
diratakan dengan roskam aluminium, kemudian basahkan terus selama 3
(tiga) hari.
- Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan batu bata
berumur 2 (dua) minggu.

c. Plesteran Permukaan Beton


- Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian
pasangkan plesteran sebelum acian mengering.
- Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan/kerataan
yang disyaratkan dalam gambar.
- Bilamana acian diperlukan, laksanakan sesuai ketentuan acian yang
berlaku diatas.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

41
d. Plesteran Interior
- Pemasangan : Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan
7 mm. Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
- Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
- Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya , dan
tekan untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan
pertama diletakkan, sikat dengan hanya satu arah/cara, untuk membentuk
ikatan mekanik bagi lapisan kedua. Pada permukaan-permukaan vertikal,
sikat secara horizontal.
- Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan
tekan untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar
pertama.
- Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.

e. Plesteran Exterior
Pemasangan : Pemasangan lapisan dasar dengan ketebalan 10 mm. Ketebalan
lapisan finishing harus ditambahankan di atasnya.
Periksa/ukur ketebalan plesteran dari dasar bagian belakang yang rata.

C. PEKERJAAN PLESTERAN DENGAN SEMEN INSTAN MU-301

1). Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran pada seluruh dinding bata
(termasuk dinding dalam shaft), dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam
gambar pelaksanaan. Untuk plesteran pada permukaan beton terlebih dahulu
dilapisi bonding agent MU-L500.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

42
2). Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan
standar acuan produk :
a. Standar Mortar Utama
b. SNI - 2 – 1971
c. SNI - 3 – 1970
d. SNI - 8 – 1974
e. DIN 18550
f. DIN 18555
g. DIN 1053

3). Bahan-bahan
Semen instan MU-301 untuk plesteran dinding bata ini merupakan campuran
semen, pasir silika, filler dan aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang baik
dan bebas dari ketidak-murnian / kotoran supaya menghasilkan plester dengan
kekuatan yang dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang tinggi dan
penampilan yang baik.
Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk persetujuan sebelum
pemakaian dimulai.
Semen instan MU-301 ini untuk plesteran dinding ini siap digunakan dengan
menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang
sama seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan beton.

4). Keunggulan Semen Instan MU-301


a. Mudah digunakan dan siap pakai, hanya perlu ditambah air.
b. Berfungsi ganda dapat untuk pekerjaan pasangan bata dan pekerjaan
plesteran.
c. Daya rekat tinggi dan plastis saat diaplikasikan.
d. Aplikasi adukan lebih tipis, sehingga hemat penggunaan bahan adukan.
e. Saat diaplikasikan adukan tidak cepat kering terserap oleh porositas
permukaan bata.
f. Waktu pengerjaan lebih cepat, sehingga menghemat biaya.
g. Mencegah terjadinya retak rambut pada dinding akibat penyusutan.
h. Hasil lebih kuat dan permukaan dinding lebih halus.
i. Pasangan bata menjadi lebih rapi.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

43
j. Pemasangan bata lebih rata sehingga menghemat bahan adukan pada
pekerjaan plesteran.

5). Metode Pelaksanaan


a. Alat kerja :
Roskam, jidar panjang dari baja atau alumunium.

b. Persiapan dan Pelaksanaan :


- Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.
- Singkirkan semua hal yang dapat merusak/ mengganggu pekerjaan
plesteran.
- Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemlesteran.
- Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.
- Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester air.
- Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
- Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak
rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak,
keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki
atas biaya Kontraktor.
- Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan batu ringan
berumur 2 (dua) minggu

c. Pengadukan Bahan :
- Masukan adukan kering MU-301 ke dalam bak adukan.
- Tuang air sebanyak 6,0-6,5 liter untuk kantong MU-301 (40kg).
- Aduk campuran diatas hingga rata.
- Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan.

d. Aplikasi untuk plesteran :


- Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya.
- Tebal plesteran yang di anjurkan adalah 10 mm.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

44
6). Kecakapan – Kerja (Workmanship)
Semua permukaan yang akan menerima plester harus cukup keras dan kasar
untuk menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari
debu-debu dan barang-barang/ materi yang lepas, demikian juga harus
dibasahkan dengan air segera, sebelum pemasangan plester dilaksanakan.
Permukaan-permukaan beton yang lama dimana plester baru akan dipasangkan
harus dilukai (hacked)/ dibuat kasar untuk memperoleh penempelan yang
sempurna, dibersihkan secara sempurna, dan dibasahi secepatnya, sebelum
pelaksanaan memplester dimulai, dengan memakai bonding-agent yang sudah
disetujui.
Plester yang mempunyai ketebalan lebih dari 2 cm harus diaplikasikan lapis demi
lapis, dengan jangka waktu pemasangan setiap lapis tidak boleh melebihi dari 24
jam. Bonding agent yang sudah disetujui harus dipakai.
Permukaan yang akan terbentuk harus datar dan sama rata / tidak melengkung.
Kontraktor harus memakai mistar / penggaris dari metal (metal straight edge)
dengan kepanjangan paling sedikit 1 meter untuk memastikan kerataan / sama
rata, dan penggaris dari metal tersebut harus diadakan supaya Arsitek bisa
memakainya untuk memeriksa hasil pekerjaan / pekerjaan.
Sambungan-sambungan (joints) yang disebabkan oleh pemasang plester secara
bertahap / interval harus diatur dan ditaruh / dialokasikan supaya retak-retak yang
tidak diinginkan ataupun perubagan-perubahan tekstur pada permukaan, tidak
terlihat.
Kontraktor harus memastikan supaya semua conduits / sparing, pipa-pipa, plugs
dan lain-lain berada dalam posisinya yang tepat sebelum memulai pekerjaan
plester supaya pemahatan / pembobokan plester tidak akan terjadi sesudahnya.
Semua sudut-sudut internal dan eksternal harus diplester dan harus dilaksanakan
secara rapih untuk mendapatkan sudut-sudut yang rapih / terbentuk dengan baik,
lurus, benar dan tegak lurus.
Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk menghindari plester
yang masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya,
seperti pada lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa
mengakibatkan timbulnya noda / kotor. Sisa-sisa plester harus dibuang segera
sebelum terjadinya pengerasan dan noda yang permanen.
Semua pekerjaan plester yang baru diselesaikan harus dijaga supaya tetap
lembab selama 5 (lima) hari dengan penyemprotan air, dalam sehari dua kali
penyemprotan air tersebut.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

45
7). Spesifikasi Semen Instan MU-301
Daya Sebar (Coverage) :
- Bata Merah : ± 1,9 m2 / sak 40 kg / 10 mm
- Bata Ringan : ± 2,1 m2 / sak 40 kg / 10 mm

Data Teknik :
- Bentuk : Powder
- Warna : Abu-abu muda
- Tebal Aplikasi : ± 10 mm untuk pasangan bata merah dan bata
ringan 10 mm untuk plesteran
- Perekat : Semen Portland
- Agregat : Pasir silika dengan besar butiran maksimum 3 mm
- Bahan pengisi (filler) : Guna meningkatkan kepadatan serta mengurangi
porositas bahan adukan.
- Bahan tambahan :
(Additive) : larutan air guna meningkatkan
kelecakan / workability dan daya rekat
- Kebutuhan air : 6,0 – 6,5 liter / sak 40 kg

Kepadatan (density)
- ASTM C 185 : Kering = 1,7 kg / liter
: Basah = 1,9 kg / liter

Compressive strength
- ASTM C 109 : > 4 N / mm2 @ 28 hari

Water rententition
- BS 4551 : > 95 %

Drying shrinkage
- ASTM C 531 : < 0,1 %

Kemasan
- Kantong kertas (sak) 10 kg dan 40 kg.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

46
Penyimpanan
- Simpan didalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering. Hindari
tumpukan yang berlebih maksimal 16 tumpuk.

Masa Kadaluarsa
- 12 bulan bila disimpan dalam kantong tertutup dalam ruangan yang selalu
kering.

D. PEKERJAAN ACIAN DENGAN SEMEN INSTAN MU-250

1). Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan acian pada plesteran dinding bata, baik internal
maupun ekternal (termasuk dinding dalam shaft), dan lain-lain seperti yang dijelaskan
dalam gambar pelaksanaan.

2). Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standar
acuan produk :

a. Standaar Mortar Utama


b. SNI - 2 - 1971
c. SNI - 3 - 1970
d. SNI - 8 - 1974
e. DIN 18550

3). Bahan-Bahan
Semen instan MU-250 untuk acian pada plesteran dinding bata ini merupakan
campuran semen, filler dan aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang baik dan
bebas dari ketidak-murnian / kotoran supaya menghasilkan acian dengan kekuatan
yang dibutuhkan, daya tahan yang tinggi dan penampilan yang baik.
Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk persetujuan sebelum
pemakaian dimulai.
Semen instan MU-250 untuk acian pada plesteran dinding ini siap digunakan dengan
menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama
seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan beton.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

47
4). Keunggulan Semen Instan Mu-250

a. Mudah digunakan dan siap pakai, hanya perlu ditambah air.


b. Dapat diaplikasikan pada bagian internal dan eksternal bangunan.
c. Hasil acian lebih halus dan berwarna abu-abu muda.
d. Daya rekat tinggi dan plastis saat diaplikasikan.
e. Adukan tidak cepat mengering saat diaplikasi.
f. Mencegah terjadinya retak rambut pada dinding akibat penyusutan.
g. Tidak memerlukan plamur sebagai dasar pengecatan.
h. Dapat langsung dicat setelah berumur 7 hari.
i. Tidak menyerap bahan cat sehingga menghemat pemakaian cat.
j. Hasil akhirnya lebih rapi dan dapat menghemat biaya pemeliharaan bangunan.

5). Metode Pelaksanaan

a. Alat kerja :
Roskam baja, jidar panjang dari baja atau alumunium, hand mixer, bak adukan.
b. Persiapan dan Pelaksanaan :
- Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak diaci.
- Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan acian.
- Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan, kotoran & minyak
yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
- Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diaci dengan air.
- Pekerjaan acian harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
- Jika acian menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak
tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, maka bagian
tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
c. Pengadukan Bahan :
- Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong
MU-250 (40 kg).
- Masukan adukan kering MU-250 kedalam bak adukan. Aduk campuran di atas
hingga rata.
- Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan.
- Aplikasi untuk acian :

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

48
- Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang kemudian
diratakan dengan jidar panjang.
- Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung kerataan dasar
permukaannya.

6). Kecakapan – Kerja (Workmanship)

Semua permukaan yang akan menerima acian harus cukup keras untuk menjamin
adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan
barang-barang / materi yang lepas.
Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk menghindari acian yang
masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti
pada lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa
mengakibatkan timbulnya noda / kotor.

7). Spesifikasi Semen Instan MU-250


Daya Sebar (Coverage) :
- ± 20 m2 / sak 40 kg / 1,5 mm

Data Teknik :
- Bentuk : Powder
- Warna : Abu-abu muda
- Tebal Aplikasi : 1,5 – 3 mm (max. ketebalan 3 mm)
- Perekat : Semen Portland
- Bahan pengisi (filler) : Guna meningkatkan kepadatan serta
mengurangi porositas bahan adukan.
- Bahan tambahan
- (Additive) : Bahan larutan air guna meningkatkan kelecakan /
workability dan daya rekat
- Kebutuhan air : 14 – 14,5 liter / sak 40 kg
- Kepadatan (density)
- ASTM C 185 : Kering = 1,2 kg / liter
: Basah = 1,8 kg / liter

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

49
Compressive strength
- ASTM C 109 : > 6,0 N / mm2 @ 28 hari
- Water rententition
BS 4551 : > 95 %
- Drying shrinkage
ASTM C 531 : < 0,2 % @ 28 hari

Kemasan
- Kantong kertas (sak) 40 kg.

Penyimpanan
- Simpan di dalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering.
Hindari tumpukan yang berlebih maksimal 16 tumpuk.

Masa Kadaluarsa
- 12 bulan bila disimpan dalam kantong tertutup dalam ruangan yang selalu
kering.

E. PEKERJAAN ACIAN DAERAH BASAH DENGAN SEMEN INSTAN MU-600


1). Lingkup Pekerjaan
Semen instant sebagai bahan pelapis kedap air 2 komponen ini untuk digunakan
pada tempat-tempat basah seperti lantai kamar mandi, dinding kamar mandi sisi
dalam setinggi plafon, dinding dan meja dapur serta wastafel, lantai janitor dan
dinding setinggi plafon, lantai spoel hoek dan dinding setinggi plafon dan dinding
shaft plumbing setinggi dinding.

2). Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan
standar acuan produk :
- Standar Mortar Utama
- SNI - 2 - 1971
- SNI - 3 - 1970
- SNI - 8 - 1974
- DIN 1048
- ASTM C2240
- ASTM D421

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

50
3). Bahan-Bahan
Semen instan MU-600 merupakan Pelapis Kedap Air (Two Component
Waterproofing Membrane) untuk acian daerah basah. Merupakan campuran liquid
acrylic, semen, pasir silika dan aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang
baik dan bebas dari ketidak-murnian / kotoran supaya menghasilkan acian
waterproof dengan kekuatan yang dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang
tinggi dan penampilan yang baik.
Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek/Pengawas untuk persetujuan
sebelum pemakaian dimulai.

4). Keunggulan Semen Instan Mu-600


a. Siap pakai dan mudah diaplikasikan menggunakan kuas, roll atau trawel.
b. Mempunyai sifat elongasi (kelenturan) tinggi.
c. Cocok untuk tempat basah.
d. Membentuk lapisan elastis dan kenyal.
e. Tersedia dengan warna tertentu atas permintaan (dengan minimum order 50
set MU-600)

5). Metode Pelaksanaan


a. Alat kerja :
Roller atau kuas dan hand mixer.
b. Persiapan dan Pelaksanaan :
- Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diaci.
- Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan
acian.
- Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pengacian.
- Permukaan yang akan dilapisi kedap air harus bersih dan bebas dari
debu, oil, minyak atau kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat
produk.
- Permukaan yang cacat atau rusak, seperti berlubang atau mengelupas
harus diperbaikai dahulu dengan produk yang sesuai sebelum aplikasi.
- Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
- Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak
rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak,
keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki
atas biaya Kontraktor.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

51
c. Pengadukan Bahan :
- Tuang liquid sebanyak MU-600.
- Masukan adukan kering MU-600.
- Aduk campuran di atas hingga rata.
- Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan.
d. Aplikasi untuk plesteran :
- Sebelum aplikasi, permukaan sebaiknya dilembabkan atau dibasahi
dengan air untuk mendapatkan hasil yang baik.
- Gunakan kuas, roll atau roskam untuk mengaplikasikan produk,
tergantung dari kondisi kerataan permukaan.
- Aplikasikan minimum dua lapis seperti aplikasi cat.
- Tunggu sampai produk setting sebelum dilakukan aplikasi lapisan di
atasnya (screeding, pemasangan keramik dll).

6). Kecakapan – Kerja (Workmanship)


Semua permukaan yang akan menerima acian waterproof ini harus cukup keras
untuk menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari
debu-debu dan barang-barang / materi yang lepas.
Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk menghindari acian
waterproof yang masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan
lainnya, seperti pada lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond
yang bisa mengakibatkan timbulnya noda / kotor.

7). Spesifikasi Semen Instan MU-600


Daya Sebar (Coverage) :
- ± 1,5 m2 / 3 kg set untuk 2 lapis aplikasi (vertical dan horisontal).

Data Teknik :
- Bentuk : Powder dan liquid
- Warna Powder : Abu-abu muda
- Warna Liquid : Milky white
- Tebal Aplikasi : ± 2 lapis dengan ketebalan 500 micron
- Perekat : Semen Portland
- Bahan pengisi (filler) : Guna meningkatkan kepadatan serta
mengurangi porositas bahan adukan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

52
Bahan tambahan
- (Additive) : Bahan larutan air guna meningkatkan kelecakan /
workability dan daya rekat.
- Tensile Strength
ASTM D412 : > 1,5 N / mm2
- Adhesion Strength
BS 1881 : > 1 N / mm2

Kemasan
- 30 kg set (10 kg liquid dan 20 kg powder)
- 3 kg set (1 kg liquid dan 2 kg powder)

Penyimpanan
- Simpan di dalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering.

Masa Kadaluarsa
- 12 bulan bila disimpan dalam kantong tertutup dalam ruangan yang selalu
kering.

PASAL 12
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan keramik pada lantai maupun dinding
sesuai dengan gambar rencana.

B. Persyaratan

a. Persyaratan :
1) Pekerjaan finishing lantai, baru boleh dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai
dikerjakan.
2) Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Penyedia Barang/ Jasa Konstruksi
diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan
kemiringannya.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

53
3) Pada ruang kamar mandi, WC, tempat cuci dan sebagainya harus
dipasang dengan spesi 1 pc : 3 ps, ketinggian dinding dari lantai
sekelilingnya disesuaikan dengan gambar.
4) Diantara setiap lapisan diberi tenggang waktu sehari untuk curing dengan
penyiraman air.
5) Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Pengguna Jasa melalui Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) .

b. Pelaksanaan :
1) Tegel keramik dipasang diatas plesteran dengan campuran 1 pc : 4 ps.
2) Pemasangan tegel harus benar-benar rata dan datar, nat-natnya teratur
rapi.
3) Setelah pemasangan tegel mengeras, kemudian dicuci dengan air dan
nat-natnya diisi dengan bubuk semen.
4) Pekerjaan pemasangan tegel yang telah selesai harus digosok dan
dibersihkan dengan baik tegel-tegel plint 10 x 60 cm harus dipasang tegak
dengan nat-nat menyambung dengan ubin datar.
5) Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Pengguna jasa melalui pengawas.
a) Dinding dan Lantai Keramik KM/WC
 Ukuran : 30 x 60 cm (pantry, tempat wudhu, meja beton
wastafel, meja beton ruang CSSD, dinding KM/WC)
30 x 30 cm alur (lantai KM/WC)
10 x 30 cm (listello pada dinding KM/WC)
 Produksi : Sekualitas "INDOGRESS"
 Warna : disesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Dinding, pantry, lantai, pada KM/WC

b) Lantai Keramik tangga


 Ukuran : 60 x 60 cm (tangga)
 Produksi : sekualitas ”INDOGRESS”
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw 1
 Dipakai : tangga

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

54
c) Lantai Keramik pada ramp
 Ukuran : 60 x 60 cm (pada lantai)
10 x 60 cm (pada border/ pinggir lantai)
 Produksi : Sekualitas "INDOGRESS" unpolish
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Pada ramp pasien dan difabel

d) Lantai Keramik Ruangan Dalam


 Ukuran : 60 x 60 cm
 Produksi : Sekualitas "INDOGRESS" (cutting)
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Pada lantai ruang

e) Plint Keramik Ruangan Dalam


 Ukuran : 10 x 60 cm
 Produks : Sekualitas "INDOGRESS"
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Pada sudut dinding dan lantai ruang dalam sesuai
gambar

f) Stepnoshing
 Ukuran : 10 x 60 cm
 Produksi : Sekualitas "INDOGRESS"
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Pada anak tangga

g) Hospital plint
 Ukuran : 10 x 60 cm
 Produksi : Sekualitas “NIRO GRANITO"
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw I

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

55
 Dipakai : Pada sudut dinding dan lantai ruang dalam sesuai
gambar

6) Pemasangan :
a) Sewaktu tegel dipasang permukaan tegel bagian bawah harus terisi
padat dengan adukan.
b) Pola pemasangan tegel disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemasangan.
c) Naat tegel diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa
dan kadap air. Warna perekat naat ini disesuaikan dengan warna
keramik atau ditentukan oleh Pengguna Jasa melalui Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) .
d) Pengisian/ pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah
tegel dipasang.
e) Sewaktu pengisian naat ini tegel harus sudah benar-benar melekat
dengan kuat pada lantai.
f) Sebelum didisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih dahulu
dari debu dan kotoran lain.
g) Usahakan agar permukaan tegel yang sudah terpasang tidak terkena
adukan/ air semen.
h) Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan tegel pada
waktu pengecoran naat harus segera dibersihkan sebelum mengering/
mengeras.
i) Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus di lap/
disapu sehingga bersih.
j) Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik,
tidak miring tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
k) Bila masih diperlukan, tegel harus dibersihkan dengan lap basah atau
dengan bahan-bahan pembersih lunak yang ada dipa saran.
l) Untuk menghilangkan kotoran yang sukar dilepas, dapat digunakan
bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotoran. Pada
bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan
menggunakan mesin pemotong.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

56
PASAL 12
PEKERJAAN LAPIS WATERPROOFING

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan waterproofing meliputi :

1) Pekerjaan waterproofing untuk seluruh permukaan plat atap dag serta plat
leufel.
2) Pekerjaan water proofing untuk seluruh permukaan plat lantai dan dinding
keramik setinggi 30 cm pada kamar mandi/ WC

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Pekerjaan waterproofing dikerjakan oleh aplikator resmi yang berpengalaman


dalam pekerjaan lapis waterproofing dan dikerjakan oleh tenaga yang ahli di
bidang pekerjaan lapis waterproofing.
2) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan waterproofing meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai beserta garansi produk,
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
3) Sebelum pelaksanaan, beton atau pasangan yang ada dibersihkan dulu sampai
licin kemudian dilakukan penguasan water proofing minimal 3 kali sampai
benar-benar tidak bocor atau sesuai rekomendasi dari pabrik.
4) Setelah pekerjaan selesai dilakukan pengetesan dengan direndam air selama
1 x 24 jam.
5) Memberikan garansi minimal selama 2 (dua) tahun pada pekerjaan tersebut
apabila terjadi kebocoran maupun rembesan.
6) Setelah pekerjaan waterproofing selesai dilindungi lapisan/ screed sesuai
gambar rencana serta dibuat kemiringan dasar permukaan plat sehingga tidak
terjadi genangan air.

C. Bahan Waterproofing

1) Bahan untuk pekerjaan waterproofing adalah weather resistance flexible acrylic.


2) Bahan waterproofing produksi BASF, Fosroc, SIKA.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

57
PASAL 13
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFON)

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plafon meliputi :

1) Pekerjaan pembuatan rangka plafon serta pemasangan plafon gypsum board


tebal 9 mm dengan rangka hollow galvalum dengan list profil/ cornees gypsum
lebar 5 cm s/d 10 cm.
2) Pekerjaan pembuatan rangka plafon untuk km/wc dan tritisan, serta
pemasangan plafond kalsiboard tebal 4 mm rangka hollow galvalum dengan
list profil/ cornees gypsum lebar 5 cm s/d 7 cm yang ditunjukkan pada gambar
rencana.
3) Pekerjaan plafon plat beton ekspos finishing compound

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa


konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafon meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , disertai gambar shop
drawing.
2) Penutup plafon (gypsum dan kalsi board) dipasang setelah instalasi yang harus
dipasang di atas plafon terpasang.
3) Pada sudut pertemuan dengan tembok atau bidang tegak, dipasang list profil/
cornees gypsum dengan lebar 5-7 cm.
4) Jarak antar rangka plafon hollow 20.40. galvanised adalah 60 x 120 cm. Jarak
gantungan rangka plafon mengikuti rekomendasi pabrik.
5) Spesifikasi detail, ukuran dan letaknya disesuaikan gambar rencana.
6) Pemasangannya gypsum dan kalsiboard harus kuat, rapat, rapi (tidak
menggunakan plepet tengah sehingga pertemuan antar gypsumboard/
kalsiboard memakai solasi kertas, baru kemudian diberi dempul dan diamplas
halus) dan merupakan bidang datar serta harus menurut petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) .
7) Pemasangan list profil/ cornes gypsum harus rapi, lurus dan rapat terhadap
permukaan dinding tembok/ kolom.
8) Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
9) Pola plafon harus sesuai dengan gambar rencana.
10) Opening untuk pekerjaan ME harus sesuai dengan gambar rencana.
11) Penyambungan antar plafon harus rapat tidak menimbulkan goresan bekas
sambungan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

58
C. Material

1) Rangka plafon hollow 20.40. galvanised tebal 0,6 mm.


2) Gypsum board ukuran 120 x 240 cm tebal 9 mm sekualitas Jayaboard,
Elephant
3) Kalsiboard ukuran 120 x 240 cm tebal 4 mm sekualitas Jayaboard, Elephant.
4) List profil/ cornees gypsum lebar sampai 5 cm s/d 7cm tebal minimal 5 mm.
5) Kasa gypsum, tepung gypsum, alkasit dan sekrup.

PASAL 14
PEKERJAAN KACA DAN ALUMUNIUM

I. Pekerjan Pintu, Jendela dan Bovenlight Alumunium

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pintu, jendela dan bovenlight aluminium meliputi seluruh pekerjaan


pembuatan dan pemasangan pintu, jendela dan bovenlight baru beserta alat
penggantung dan penguncinya sesuai gambar perencanaan.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus


disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , sekurang-kurangnya 2
(Dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
2) Pembuatan kusen pintu, jendela dan bovenlight harus dilaksanakan oleh
aplikator yang berpengalaman dengan teknisi yang handal dan peralatan
yang sesuai penggunaannya.
3) Kusen dan raam pintu, jendela dan bovenlight.
a. Pembuatan dan pemasangan pintu, jendela dan bovenlight baru ini
meliputi kusen, daun pintu, daun jendela dan daun bovenlight dari bahan
aluminium.
b. Posisi dan ketinggian kusen dan raam pintu, jendela dan bovenlight harus
sesuai dengan gambar rencana.
c. Kusen dan raam pintu, jendela dan bovenlight harus siku pada semua
sudutnya dan rapat pada setiap sambungannya.
d. Pemasangan kusen ke bangunan harus dengan angkur yang kuat.
e. Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/ penempatan
pintu, jendela dan bovenlight, disesuaikan gambar rencana maupun
gambar detail. Pemasangannya disesuaikan dengan ketentuan teknis
yang berlaku dan menurut petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) .
f. Ukuran-ukuran lebar dan tinggi pintu, jendela dan bovenlight harus
menyesuaikan dengan kondisi lapangan (ukur sanak). Ukuran-ukuran
detail agar disesuaikan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

59
C. Material

1) Kusen pintu jendela menggunakan bahan aluminium warna dark brown


produksi sekualitas YKK ukuran profil 1 ¾” x 4” tebal 1,15 mm.
2) Kusen pintu, jendela dan bovenlight baru dari aluminium produksi sekualitas
YKK
3) Raam pintu, jendela dan bovenlight baru dari aluminium produksi sekualitas
YKK.
4) Kaca untuk pintu 12 mm tempered glass tipe frameless produksi sekualitas
Asahimas.
5) Kaca untuk jendela 5 mm produksi sekualitas Asahimas.
6) Engsel pintu, sekualitas DEKSON.
7) Kunci tanam pintu sekualitas DEKSON.
8) Engsel Jendela dan bovenlight menggunakan Casement sekualitas DEKSON.
9) Handle jendela/BV menggunakan rambunces sekualitas sekualitas DEKSON.
10) Untuk accecories kaca temperred (floor hinges, patch fitting, patch lock fitting,
engsel, slot kunci, door closer) produksi DEKSON

D. Kelengkapan alat penggantung dan pengunci

1) Instalasi daun pintu, jendela, dan bovenlight harus sempurna sehingga daun
pintu, jendela dan bovenlight bisa dibuka dengan lancar dan ditutup dengan
rapat, tanpa menggesek bagian lain dari kusen atau lantai.
2) Instalasi engsel, kait angin, grendel, handle, pengunci, harus sempurna, kuat
dan rapat sehingga dapat difungsikan dengan sebaik-baiknya.
3) Pemasangan kelengkapan alat penggantung dan penguncinya pintu, jendela
dan bovenlight antara lain:
a. Pada setiap daun pintu dipasang 3 (Tiga) buah engsel panjang 4”
sekualitas DEKSON 1 (Satu) buah kunci 2 kali putar/ slaag sekualitas
DEKSON, 1 (Satu) pasang doek dan 6 (Enam) buah angkur.
b. Untuk pintu yang dipasang kunci tanpa handle maka pada daun pintu
harus dipasang 1 (Satu) pasang handle sekualitas Kend.
c. Pada setiap daun jendela dipasang 2 (Dua) buah engsel sekualitas Kend,
1 (Satu) buah handle sekualitas DEKSON, 1 (Satu) pasang hak angin/
lamskaar sekualitas DEKSON, 2 (Dua) buah grendel sekualitas DEKSON
dan 4 (Empat) buah angkur.
d. Pada setiap daun bovenlight dipasang 2 (Dua) buah engsel sekualitas
DEKSON, 1 (Satu) buah spring knipe sekualitas Kend, 1 (Satu) pasang
hak angin/ lamskaar sekualitas DEKSON dan 2 (Dua) buah angkur.
e. Tipe/ jenis alat-alat penggantung dan pengunci disesuaikan dengan alat
penggantung dan pengunci pada gambar kerja, atau menurut petunjuk
Pengguna Barang/Jasa, melalui Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
f. Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/ penempatan
pintu, jendela dan bovenlight, disesuaikan gambar rencana maupun
gambar detail. Pemasangannya disesuaikan dengan ketentuan teknis
yang berlaku dan menurut petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) .

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

60
E. Standar bahan kaca

1) Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengembangan (float glass).
2) Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter. Kaca yang digunakan harus bebas
dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
3) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian
atau seluruh tebal kaca).
4) Kaca yang digunakan untuk pekerjaan pintu, jendela dan bovenlight adalah
kaca bening 5 mm, sedang pekerjaan kaca bovenlight kamar mandi dengan
kaca es 5 mm.
5) Kaca yang dipakai sekualitas produksi Asahimas.
6) Ketentuan untuk pekerjaan kaca ini adalah kaca harus rata, tidak
bergelombang dan tidak retak.
7) Pemasangan kaca harus memperhatikan faktor pemuaian pada saat udara
panas dan penyusutan pada saat udara dingin.
8) Dalam keadaan ditutup atau dibuka kaca-kaca tidak boleh bergetar (kalau
kaca bergetar hal ini menandakan kurang sempurnanya pemasangan).
9) Apabila pada saat pemasangan ada kaca yang pecah, maka Penyedia
Barang/Jasa berkewajiban mengganti sebelum Penyerahan I (Pertama).

Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka Penyedia Jasa konstruksi harus
memberitahukan pada Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) serta harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu, dan harus memberikan garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan, pemasangan, pengoperasian, dan kondisi semua pintu jendela
bovenlight untuk periode sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.

II. Pekerjan Pintu Frameless

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat


yang diperlukan untuk semua pekerjaan pembuatan termasuk persyaratan yang
sesuai terhadap masing masing material.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Semua rangka pintu dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan
ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Bahan yang akan diproses pabrikasi harus di-seleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

61
2) Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
pabrikasi unit-unit pintu, jendela, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
3) Pemotongan patch fitting hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman/
terlindung dari benda-beda yang dapat menyebabkan kerusakan pada
permukaan, terutama dari material besi. Hasil pemotongan dengan mesin
potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan untuk pintu, jendela
mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalah 1 mm, dan untuk
diagonal adalah 2 mm.
4) Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh
menimbulkan getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka “Profil Rubber
Seal” pemegang kaca harus diganti atas biaya Kontraktor.

C. Material

1) Spesifikasi rangka daun pintu adalah jenis klem patch fitting berukuran
sekitar 4 x 17 cm, terbuat dari besi cor yang luarnya dilapis stainless steel.
2) Untuk bahan pelengkap lainnya floor hinges, handle logam stainless steel,
sekrup dari stainless steel dan lain-lain sekualitas DEKSON.
3) Kaca produksi Asahimas sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam
BAB pekerjaan kaca.

III. Pekerjan Daun Pintu Double Sunkai

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan daun pintu kayu dobel sunkai meliputi seluruh detail sesuai yang
dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan


contoh-contoh bahan/ material yang digunakan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola lay out/
penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
d. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu dan penguat
lain serta penempelan teakwood terhadap salah satu sisi rangka yang
diperlukan agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

62
menjaga kerapihan, tidak boleh terjadi noda-noda atau cacat bekas
penyetelan.
e. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , tanpa meninggalkan bekas/ cacat
pada permukaan daun pintu yang tampak.
f. Untuk daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melintir, dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

C. Material

1) Daun pintu rangka kayu bengkirai panel (sunkai) rangkap


2) Daun pintu dilapisi lembaran aluminium di satu sisi untuk pintu daerah
basah (kamar mandi).
3) Memakai B3 glue, water resistant.
4) Ukuran rangka minimal 2,5 x 12 cm atau sesuai yang disyaratkan dalam
gambar detail. Kayu harus tua, lurus, kering, permukaan rata (tanpa mata
kayu) bebas cacat/ retak. Kelembaban maksimum 12%. Kayu harus
memenuhi persyaratan dalam NI-5, PUBI 1982 pasal 37 dan SII 0458-81.
5) Bahan sunkai dari produk dalam negeri yang bermutu baik yang disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , dan memenuhi persyaratan dalam
PUBI 1982 38 dan SII-81.
6) Setiap penempelan/ pelekatan sunkai pada daun pintu digunakan lem kayu
yang bermutu baik yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
sesuai contoh yang diajukan dengan press pabrik.
7) Segala peralatan pelengkap (sekrup, angkur) harus digalvanis atau sesuai
yang disyaratkan dari pabrik yang bersangkutan.
8) Sungkai lapis aluminium harus merupakan suatu lapisan yang utuh dan kuat
tanpa sambungan dengan sistem press pabrik.

IV. Pekerjan Ventilasi Basement

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ventilasi basement meliputi seluruh detail sesuai yang dinyatakan/


ditunjukkan dalam gambar.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan


contoh-contoh bahan/ material yang digunakan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

63
C. Material

1) Kisi – kisi ventilasi menggunakan material besi hollow 40 x 40 x 1,5, dipasang


tanpa rangka, sesuai gambar.
2) Finishing untuk besi hollow dengan menggunakan cat.

V. Pekerjan Sun creen

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan sun screen meliputi seluruh detail sesuai yang dinyatakan/


ditunjukkan dalam gambar (pada fasade).

B. Pelaksanaan Pekerjaan

c. Sebelum pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan


contoh-contoh bahan/ material yang digunakan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) untuk mendapatkan persetujuannya.
d. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

C. Material

3) Kisi – kisi ventilasi menggunakan material besi hollow 40 x 40 x 0,4 dipasang


tanpa rangka, sesuai gambar.
4) Finishing untuk besi hollow dengan menggunakan cat.

VI. Pekerjaan Kaca pada Atap Canopy

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan kaca pada atap canopy meliputi seluruh pekerjaan pembuatan dan
pemasangan atap kaca pada canopy baru sesuai gambar perencanaan.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus


disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), sekurang-kurangnya
2 (Dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

2) Pembuatan kaca untuk atap canopy harus dilaksanakan oleh aplikator yang
berpengalaman dengan teknisi yang handal dan peralatan yang sesuai
penggunaannya.
a. Posisi harus sesuai dengan gambar rencana.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

64
b. Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/ penempatan
disesuaikan gambar rencana maupun gambar detail. Pemasangannya
disesuaikan dengan ketentuan teknis yang berlaku dan menurut
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)

C. Material
1) Kaca tempered tebal 12 mm, sekualitas ASAHIMAS

VII. Pekerjaan Kaca pada tangga

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan kaca pada tangga meliputi seluruh pekerjaan pembuatan dan


pemasangan kaca baru sesuai gambar perencanaan.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus


disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), sekurang-kurangnya 2
(Dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
2) Pembuatan kaca untuk tangga harus dilaksanakan oleh aplikator yang
berpengalaman dengan teknisi yang handal dan peralatan yang sesuai
penggunaannya.
c. Posisi harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/ penempatan
disesuaikan gambar rencana maupun gambar detail. Pemasangannya
disesuaikan dengan ketentuan teknis yang berlaku dan menurut
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)

C. Material
1) Kaca bening 8 mm, sekualitas ASAHIMAS

PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN

A. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, beton, plafon, kayu, dan besi.
2) Sebelum pengecatan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
3) Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material
dan cara pengerjaan.
4) Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

65
5) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK), bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.

B. Standar Pelaksanaan

1) SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung).
2) Tata Cara Pengecatan dinding untuk Rumah dan Gedung.
3) SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam).

II. Cat dinding dan Beton

A. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan cat dinding dan beton adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/ atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, penyedia


Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja.
2) Rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) Dinding
bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK), tidak miring dan harus rata (tidak
bergelombang).
3) Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang kotor
dibersihkan, harus diaci halus dan licin.

C. Material

Cat menggunakan produksi sekualitas Mowilex, Warna akan ditentukan oleh


Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), setelah mengadakan percobaan
pengecatan (mock up) terlebih dahulu. Untuk dinding luar menggukan cat
dinding weathershield produksi sekualitas Mowilex.

III. Cat Plafon

A. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit/ plafon adalah langit-langit/


plafon gypsum, langit-langit/ plafon kalsiboard dan profil tepi/ cornees gypsum,
dan atau bagian-bagian langit-langit lain yang ditentukan gambar.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

66
B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia


Jasa Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pengecatan
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .

2) Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :


a. Plafon bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) , tidak miring dan harus rata
(tidak bergelombang).
b. Bagian-bagian yang retak/ pecah diperbaiki dan bagian yang kotor
dibersihkan, tidak basah/ lembab atau berdebu.
c. Didahului dengan membuat percobaan pengecatan (mock up) pada
plafon bagian yang akan dicat.
d. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga di mana cat
tersebut diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan pengawasan/
petunjuk dari pabrik cat tersebut.
3) Tahapan berikutnya pengkristalan/ pengapuran, dengan amplas lalu
diplamir, setelah kering permukaan tersebut diamplas dengan amplas halus
sampai rata.
4) Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamir dinding lagi dan amplas
halus setelah kering.
5) Sebelum digunakan cat harus diaduk terlebih dulu sampai semua yang
mengendap larut dan apabila perlu ditambah dengan bahan pengencer,
proporsi dan bahan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang
bersangkutan.
6) Pengecatan dilakukan dengan roller dan kuas halus pada bidang yang sulit-
sulit dan tidak mudah lepas serabut-serabutnya.
7) Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, pengecatan dimulai lapis
demi lapis secara merata, minimum 3 (Tiga) kali sampai mencapai warna
yang dikehendaki. Pengecatan lapisan berikutnya baru boleh dilaksanakan
apabila lapisan sebelumnya telah cukup kering.
8) Plamur digunakan untuk bekas bobokan/ retak.
9) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
10) Cat dasar yang digunakan berjenis water based sealer untuk permukaan
papan gypsum.
11) Cat akhir yang digunakan berjenis emulsion untuk permukaan interior
plesteran, beton, dan papan gypsum.
12) Cat akhir yang digunakan berjenis weathershield untuk permukaan bagian
luar yang tidak terlindungi atap.
13) Untuk warna yang sejenis, Penyedia Jasa Konstruksi harus menggunakan
kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

67
14) Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang.

C. Material

Cat yang digunakan adalah produksi sekualitas Mowilex, Emcolux warna akan
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), setelah mengadakan
percobaan pengecatan (mock up) terlebih dahulu.

IV. Pekerjaan Menie Kayu dan Cat

A. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan bidang kayu yang ditentukan
gambar.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Semua kayu hanya boleh dimenie dan dicat di lokasi proyek dan mendapat
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
2) Sebelum pekerjaan menie dan cat dillakukan, bidang kayu kasar harus
diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu
halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
3) Pekerjaan menie dan cat dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan
berlapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan
lapisan manie dan cat.
4) Lapis pertama digosok dengan kertas amplas segera setelah pengolesan,
untuk menjamin peresapan dengan baik.
5) Pekerjaan tersebut diulangi beberapa kali sampai menghasilkan permukaan
yang diinginkan.

C. Material

1) Menie yang digunakan adalah menie kayu produksi Nippon Paint, Kansai
Paint, Patna warna merah.
2) Cat kayu produksi Emcolux.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

68
V. Pekerjaan Menie Besi dan Cat besi.

A. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan ini adalah pelapisan menie dan pengecatan bidang
besi atau bagian lain yang ditentukan gambar difinishing zincromate.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Semua besi hanya boleh dimenie dan dicat di lokasi proyek dan mendapat
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
2) Sebelum pekerjaan menie dan cat dilakukan, bidang besi kasar harus
diamplas dan dibersihkan dari air, debu atau kotoran sampai permukaan
bidang bersih dan rata.
3) Pekerjaan menie dan cat dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan
berlapis, sedemikian rupa sehingga bidang besi tertutup sempurna dengan
lapisan menie dan cat.

C. Material

1) Menie yang digunakan adalah menie kayu produksi Nippon Paint, Kansai
Paint, Patna warna hijau.
2) Cat besi produksi Emcolux.

PASAL 16
PEKERJAAN RAILLING TANGGA, RAMP, VOID

A. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan


kerja dan pemasangan bahan-bahan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2) Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :


a. Membuat konstruksi Relling tangga dan pagar sesuai gambar, rangka harus
rata dan kaku dalam satu bidang, sesuai gambar kecuali jika ada instruksi
khusus dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
b. Menyediakan batang angkur, beugel, pelat penjepit dan penyambung
beserta baut-baut dan ringnya harus dibuat di bengkel menurut bentuknya,
ukuran dan keterangan yang tertera dalam gambar serta sarana penyangga
alat untuk memasang dan menyambungnya.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

69
B. Prosedur Umum

1) Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.


Contoh bahan-bahan baja harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke
lokasi proyek.

2) Gambar Detail Pelaksanaan.


Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan
Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) . Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar
Detail Pelaksanaan:

a. Spesifikasi teknis bahan.


b. Dimensi bahan.
c. Detail fabrikasi.
d. Detail penyambungan dan pengelasan.
e. Detail pemasangan.
f. Data jumlah setiap bahan.

C. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan baja harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga
terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.

D. Ketidaksesuaian

1) Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja terhadap kemungkinan kesalahan/


ketidaksesuaian dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
2) Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) berhak menolak bahan maupun
pekerjaan fabrikasi yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun
Gambar Kerja.
3) Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor, tanpa adanya
tambahan biaya dan waktu.

E. Bahan-bahan

Semua bahan metal harus baru, bebas dari karat, cacat dan kerusakan lainnya serta
dari kualitas baik dan memiliki dimensi, tebal dan berat yang memenuhi toleransi
yang diijinkan untuk masingmasing bahan metal, sesuai standar yang berlaku.

1) Pipa Stainless Steel

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

70
Pipa baja anti karat (stainless steel) untuk susuran ramp harus dari AISI 304,
dengan tebal minimal 2mm dan memenuhi JIS G 3459, sekualitas Star Stainless
Steel. Diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.

F. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Berbagai jenis baja harus berukuran, berbentuk dan dibentuk dari bahan-bahan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2) Kecuali ditentukan lain, semua bahan harus berasal dari produk yang dikenal,
dan difabrikasi sesuai standar.
3) Sebelum fabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan harus diperiksa sesuai
persyaratan AISC.
4) Desain dan jumlah sambungan setiap bagian struktur yang tidak diperlihatkan
dalam Gambar Kerja harus dilengkapi dalam Gambar Detail Pelaksanaan.
5) Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
6) Atur susuran tangan dan tangga sebelum memasang di tempatnya untuk
memastikan posisi yang tepat pada sambungan dan atur kerataan sepanjang
susuran.
7) Tiang susuran harus tegak lurus pada setiap arah. Pasang tiang dan akhir
susuran tangan dan tangga pada konstruksi bangunan.
8) Tiang penumpu susuran tangan dan tangga harus dilas ke pelat dasar dengan
flensa, tipe siku atau tipe lantai, sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan atau
sesuai petunjuk Gambar Kerja. Kemudian tiang berikut alasnya harus dibaut ke
bagian penumpu seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

G. Pengecatan

1) Kecuali ditentukan lain, semua bahan metal harus diberi cat anti karat dan cat
akhir dalam warna sesuai skema warna yang akan diberikan terpisah, kecuali
bila ditentukan lain oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
2) Bahan cat dan pengerjaan pengecatan harus sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat cat yang disetujui.
3) Cat besi yang digunakan adalah produksi Emcolux.

PASAL 17
PEKERJAAN BIDANG KHUSUS

I. Papan Nama

A. Lingkup Pekerjaan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

71
1) Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan
alat kerja serta pemasangan papan nama, sesuai petunjuk Gambar Kerja
dan Spesifikasi Teknis ini.
2) Pekerjaan ini meliputi papan nama eksterior dan tanda-tanda lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pemilik Proyek.
B. Contoh Bahan dan Data Teknis

Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan contoh dan/ atau


data teknis/ brosur bahan yang akan digunakan untuk disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK).

C. Gambar Detail Pelaksanaan

1) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan


Gambar Detail Pelaksanaan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
untuk diperiksa dan disetujui.
2) Gambar Detail Pelaksanaan harus memperlihatkan dimensi, tata letak, cara
pengencangan, cara pemasangan dan penyelesaian, dan detail
penyelesaian lainnya.

D. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan yang didatangkan harus disimpan di tempat yang terlindung


sehingga terhindar dari kerusakan, baik sebelum dan selama pemasangan.

E. Bahan-bahan

1) Logo “Rumah Sakit Pratama”

Logo dinas pendidikan dibuat dari bahan stainless steel yang memenuhi
ketentuan AISI 304, dengan bentuk dan dimensi serta ketebalan pelat
sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja

2) Angkur dan Pengencang

a. Bahan angkur dan pengencang ekspos harus sesuai dengan bahan


metal yang akan dikencangkan dalam warna dan lapisan yang sesuai.
b. Sediakan bahan-bahan yang sesuai dengan bahan identifikasi.
c. Lindungi angkur dan pengencang terhadap reaksi galvanis atau
interaksi kimia dari bahan perekat.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

72
F. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Persiapan

a. Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang di mana papan nama


akan dipasang.
b. Pemasangan baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau kesalahan
pada permukaan bidang tersebut telah diperbaiki dan telah disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .

2) Fabrikasi

a. Pasang bingkai dan garis hiasan dengan membentuk sudut dan lurus
agar pas dengan alat pengencang yang tidak terlihat.
b. Lubang untuk baut dan sekrup dapat dibuat dengan bor atau pukulan.
c. Hasil bor dan pukulan harus bersih, lurus dan rata. Pemboran dan
pelubangan harus menghasilkan permukaan yang lurus dan bersih.
d. Permukaan ekspos harus memiliki penyelesaian yang halus dan
pengencang ekspos harus rata dengan permukaan bidang.
Sembunyikan alat pengencang jika memungkinkan.
e. Bentuk sambungan ekspos terhadap cuaca untuk mengeluarkan/
membuang air.
f. Lengkapi dengan saluran air dan lubang drainase (weep holes) untuk
mencegah pembentukan kondensasi.

G. Aplikasi Grafis

1) Aplikasi pada media Acrylic dengan menggunakan cat semprot dari sisi
dalam (cetak mirror), mal/ pola yang akan dicetak dibuat dari sticker cutting,
potongan tangan/ manual tidak diperkenankan.
2) Aplikasi pada media stainless steel dengan sistem grafir dan cutting sesuai
gambar kerja.
3) Karya asli harus ditetapkan sebagai pekerjaan seni yang merupakan
reproduksi generasi pertama pekerjaan tersebut.
4) Sisi-sisi dan sudut-sudut harus bersih. Sudut-sudut harus terpotong
membulat, potongan atau sisi-sisi yang kasar/ tidak rata, permukaan yang
tidak rata atau cacat tidak akan diterima.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

73
H. Pemasangan

1) Pasang papan nama pada lokasi seperti ditentukan kemudian pastikan


semua papan nama terpasang lurus dan benar, pada ketinggian dan
dengan cara sesuai ketentuan.
2) Tidak diperbolehkan memasang papan nama di atas permukaan lainnya
sebelum pekerjaan pada bagian-bagian tersebut diselesaikan dengan baik.
3) Pasang direktori pada struktur penumpu dengan alat pengencang yang tidak
terlihat sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
4) Papan nama (logo) eksterior ditempatkan bagian depan (atas), kecuali bila
ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.

I. Perlindungan

1) Lindungi pekerjaan dan pekerjaan di sekitarnya serta bahan-bahan dari


kerusakan selama pekerjaan berlangsung sampai selesai.
2) Bungkus pekerjaan yang telah selesai dengan kertas, lembaran plastik atau
pita kedap air untuk pengiriman dan penyimpanan dan lindungi dari
kerusakan selama pemasangan.

J. Perbaikan dan Pembersihan

1) Setiap kerusakan yang terjadi selama pemasangan harus diperbaiki.


2) Papan nama yang tidak dapat diperbaiki harus diganti dengan yang baru.
3) Bersihkan bingkai dan permukaan papan nama agar diperoleh hasil yang
baik.

PASAL 18
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

A. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya, untuk
pekerjaan Aluminium Composite Panel secara lengkap, terpasang sempurna sesuai
RKS dan gambar kerja.

B. Persyaratan Bahan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

74
Bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan
Aluminium Composite Panel, serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.

C. Material
1) Bahan Aluminium Composite Panel produksi Seven, Alucobond, Alucopan.
2) Rangka menggunakan hollow galvalume ukuran 40 x 40 x 1,2 mm.
3) Bahan didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat.
4) Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
5) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
6) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.

D. Syarat Pelaksanaan
1) Pekerjaan penyetelan dan pemasangan dinding Aluminium Composite Panel
harus dilaksanakan oleh tenaga ahli.
2) Kontraktor harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan
pekerjaan dinding, dan memberitahukan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
seandainya permukaan-permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak
memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.
3) Kontraktor harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi
pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawing harus
dikoreksi/ diselesaikan bersama dengan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
untuk mendapatkan kepastian.
4) Pemasangan dan penyetelan dinding-dinding panel harus benar-benar kuat, dan
kaku dengan pemasangan yang terjamin lurus dan tegak lurus.
5) Pemasangan komponen-komponen dinding panel dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan pemasangan dari pabrik yang bersangkutan. Apabila ternyata
dibelakang hari terbukti bahwa komponen-komponen terpasang tidak sesuai
dengan jenis yang diminta/ disyaratkan, Kontraktor wajib menggantinya atas
beban Kontraktor.
6) Kontraktor wajib memelihara dinding panel dari kotoran-kotoran akibat air,
semen, adukan, cat dan lain-lain serta mengamankannya dari benturan-benturan
yang mengakibatkan cacatnya dinding panel tersebut.

PASAL 19
PEKERJAAN SILICON SEALANT

A. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya, untuk
pekerjaan silicone sealant secara lengkap, terpasang sempurna sesuai RKS dan
gambar kerja.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

75
B. Persyaratan Bahan
1) Silicon sealant yang digunakan adalah produksi Dow Corning, Dekson.
2) Aluminium harus dilindungi Blue Protection Masking Tape sekualitas Ginza.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
2) Pekerjaan Silicon Sealant ini harus dilaksanakan oleh Pemborong Khusus
yang ahli dalam bidang pekerjaan sealant, dibuktikan dengan melampirkan
CV tenaga ahli yang bersangkutan.
3) Untuk kaca, aluminium, concrete dan steel sebelum diberi perlakuan sealant
harus dilakukan pembersihan, bebas dari debu, minyak dan lain sebagainya
yang Pembersihan dilakukan dengan Toluol.
4) Pemasangan sealant harus dilakukan dengan menggunakan tekanan udara,
karena dapat mengatur keluarnya sealant dengan baik. Sesuaikan tekanan
udara untuk memperoleh pengisian joint yang cukup.
5) Jika joint sudah diisi, ratakan sealant dengan alat yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat sealant. Masking Tape harus segera diangkat sebelum
sealant mengering (± 10 - 15 menit).
6) Silicon Sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan
menggunakan kain lap yang dibasahi dengan cairan pelarut.
7) Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat dirapihkan
dengan pisau cutter yang tajam.
8) Ukuran joint yang dipergunakan untuk sealant minimal harus 6 mm dengan
perbandingan lebar dan dalam 2 : 1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm,
dalam 6 mm).

PASAL 20
PEKERJAAN LANSEKAP

A. Lingkup Pekerjaan

1) Meliputi perbaikan tanah, penanaman dan penataan tanaman hias dan


peneduh (landscaping), penanaman rumput, pemupukan, penyiraman dan
perawatan sampai tanaman tersebut tumbuh sehat sesuai dengan
komposisi dan ungkapan yang diuraikan desain.
2) Penanaman pohon sesuai dengan rencana gambar.
3) Penanaman tanaman hias sesuai dengan rencana gambar.
4) Penanaman rumput gajah mini (ground cover).

B. Prosedur Umum

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

76
1) Kontraktor harus menyiapkan gambar sketsa pekerjaan lansekap yang
menunjukkan garis/ batas penanaman rumput, patok, garis ketinggian, baris
penanaman dan detail pemberian pupuk.
2) Daerah penanaman harus diberi tanda dan ukuran yang lengkap.
3) Semua pekerjaan lansekap harus dilaksanakan dengan mengikuti semua
petunjuk Gambar Kerja, standar atau petunjuk dan syarat pekerjaan
lansekap yang berlaku, standar spesifikasi bahan yang dipergunakan dan
sesuai petunjuk yang diberikan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
4) Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor diminta
untuk memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang
menyangkut pekerjaan bidang lainnya.
5) Koordinasi terutama dalam melakukan pekerjaan pembentukan tanah dan
penyelesaian tanah, agar tidak terjadi kesalahan pembongkaran,
pengurukan yang tidak diinginkan terhadap pekerjaan yang lain yang telah
selesai dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.
6) Jika ditemukan perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan lapangan,
Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) untuk diambil keputusan pemecahannya.
7) Semua letak tanaman di lapangan yang menyimpang dari ketentuan
Gambar Kerja yang disebabkan karena keadaan lapangan, harus mendapat
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
8) Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli lansekap yang berpengalaman
yang akan melaksanakan persyaratan Spesifikasi Teknis ini, dan harus
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .

C. Bahan-bahan

Sesuai gambar rencana.

D. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Pekerjaan Persiapan

a. Membersihkan areal perencanaan dari semua kotoran sisa-sisa


bongkaran (brangkal) sisa-sisa material bangunan, diangkut dan
dikeluarkan dari lokasi.
b. Mencabut dan menyingkirkan rumput atau perdu liar yang tidak diinginkan
dan dicabut sampai akarnya (tidak boleh dipotong), diangkut dan
dikeluarkan dari lokasi.
c. Menyiapkan bak-bak/tong untuk menampung air yang akan dipergunakan
menyiram sebanyak mungkin, agar tanaman maupun lahan selalu
lembab.

2) Pekerjaan Tanah

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

77
a. Setelah dibersihkan dari kotoran maupun perdu, tanah/ lokasi yang akan
dibentuk harus dicangkul/ digemburkan dahulu sebelum ditutup dengan
tanah permukaan yang subur (tanah merah).
b. Pembentukan tanah permukaan (top soil land forming) harus tidak
borongan dan cukup padat penimbunannya.
c. Tanah penimbunan permukaan harus tanah subur (merah) dan tidak
boleh mengandung pupuk buatan, bersih dan tidak mengandung rayap
(thermit).
d. Penimbunan tanah yang akan ditanami rumput baru minimal
ketebalannya adalah 30 cm padat dan diairi.
e. Galian untuk penanaman pohon, penimbunan harus sekali tanah baru
yang sudah dicampur dengan pupuk kandang, galian tersebut tidak boleh
langsung ditanami, dibiarkan paling sedikit 2 hari agar susut/ hilang
derajat keasamannya
f. Pemadatan tanah dilakukan secara berlapis-lapis (3 x 10 cm) serta
disiram dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya.
g. Tanah yang digunakan untuk menimbun tidak diperkenankan mengambil
dari kebun atau sawah, diutamakan tanah dari galian pondasi atau
semacamnya (tanah dalam) dan tidak mengandung biji rumput.
h. Tanah yang digunakan untuk menimbun harus mendapat persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) sebelum disebarkan.

3) Penanaman

a. Penanaman penghijauan yang masuk kategori pohon terlebih dahulu


harus mempersiapkan lubangnya, dianginkan minimal 2 hari baru
dilakukan penanaman.
b. Setelah tertanam, pohon harus disangga (akur) dengan bambu agar tidak
mudah roboh dan disiram dengan air terus menerus.
c. Tanah yang akan ditanami rumput baru harus dikupas maximal 5 - 7 cm,
baru ditimbun dengan tanah baru (merah).
d. Penanaman untuk semua jenis rumput harus digebal, rapat dan
dipadatkan dengan papan (gebleg) sambil disiram air terus menerus.

4) Perawatan

a. Pekerjaan Pemupukan

1. Untuk pemupukan yang digunakan ialah pupuk kandang, prosesnya


harus dicampur tanah timbunan. Kondisi pupuk sebaiknya cukup
kering, kelembabannya bisa diperoleh

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

78
2. dengan menyiram air (pupuk kandang basah tidak boleh
dipergunakan karena disamping polusi dan derajat asamnya relatif
tinggi).

3. Pupuk buatan (urea) hanya boleh dipergunakan setelah proses


penanaman selesai dan berumur 1 - 2 minggu, penggunaannya
harus hati-hati (untuk pohon ditanamkan disekelilingnya, untuk
rumput bisa dicampur dengan air untuk disiramkan).
4. Tempat penyiraman pupuk harus dibuatkan atap, terlindung terhadap
panas dan air, terutama untuk urea penempatannya harus
sedemikian rupa sehingga tidak terpengaruh kelembaban tanah
(dibuatkan para-para).

5) Penyiraman Air

a. Untuk menyiram air dianjurkan menggunakan selang karet yang cukup


panjang, apabila hal tersebut tidak memungkinkan bisa menggunakan
karet penyiram (gembor), tidak diperkenankan menggunakan ember
biasa (kecuali untuk menyiram pohon).
b. Penyiraman rumput, ground cover dan schruba dilakukan 2 kali sehari
(pagi dan sore), sedangkan pohon pada siang hari dengan debet yang
cukup banyak.
c. Penyiraman mempergunakan air bersih (air sungai boleh asal jernih).

6) Penyiangan dan Pemotongan

a. Rumput
Rumput baru boleh dipotong (pembetukan) setelah berumur 3,5 bulan,
pemangkasannya boleh dengan gunting babat maupun mesin potong
ketinggian minimal yang ditinggikan + 3 - 4 cm untuk lamuran.

b. Ground Cover
Jenis tanaman ini tidak boleh dipotong tanpa ijin Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) , tanaman harus dibiarkan menjalar sampai betulbetul
menutup permukaan tanah tersebut (permukaan yang diinginkan).

c. Schruba
1. Semak dibentuk (dipotong) dengan gunting kalau sudah berumur 3
bulan dan kelihatan tegak betul, dalam arti batang maupun daunnya
sudah rimbun (setelah mengalami rontok 1 kali).
2. Macam dan jenis schruba yang dipotong akan ditunjukkan dan
dijelaskan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .

d. Pohon (trees)

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

79
1. Pohon yang berfungsi sebagai peneduh dan ditanam untuk
menghutankan area, tidak boleh dipotong daun maupun batangnya,
kecuali apabila pohon tersebut menganggu kabel listrik dan
sebagainya.
2. Selama dalam proses tumbuh apabila ada kerontokan daun supaya
dibiarkan saja, tidak boleh digoncang goncang karena dikawatirkan
merenggangkan kekenyalan akar terhadap tanah yang belum
merekat betul.

7) Pembersihan dan Perlindungan

1. Pelaksana setiap hari berkewajiban membersihkan lingkungan dari


sampah sisa-sisa penanaman (kranjang-kranjang pembungkus),
rontokan daun kering, tanah yang berceceran dan lain sebagainya,
sehingga lokasi selalu bersih setiap hari.
2. Pelaksana harus selalu melindungi tanamannya baik dari gangguan
ternak, manusia maupun serangga yang tidak diharapkan (ulat dan
sebagainya).
3. Terhadap bahaya tersebut (ulat), tanaman harus disemprot dengan
pestisida dengan kadar yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) serta apabila ada satu tanaman yang diperkirakan parah
penyakitnya harus segera dicabut dan disingkirkan agar, tidak menjalar
ketanaman lain.
4. Selama berlangsungnya masa penanaman, Pelaksana berkewajiban
menjaga kebersihan lingkungan, baik jalan maupun dinding-dinding
bangunan dan sebagainya.
5. Pengotoran terhadap subyek-subyek tersebut menjadi tanggungan
pelaksana untuk membersihkan, bila perlu mengecatkan kembali.

PASAL 21
PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK

A. Pengukuran Penetapan Peil

1) Semua ukuran-ukuran ditetapkan dari as jalan.


2) Apabila ada perbedaan penyimpangan ukuran antara gambar dan lapangan
harus segera dilaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
3) Pemasangan ukuran-ukuran patok harus bersama-sama Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) .
4) Bila belum ada, harus dibuat patok beton yang disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) .

B. Pekerjaan Tanah

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

80
1) Sesuai dengan pematangan peil yang ditetapkan, harus diadakan
penggalian atau pengurugan badan jalan.
2) Pengurugan harus menggunakan tanah yang baik, bersih dari kotoran
sampai setinggi peil yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
3) Tanah bekas galian harus segera dibuang ketempat lain.
4) Tanah dasar/ lapisan dasar badan jalan harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran/ tumbuh-tumbuhan.

C. Lapisan Pasir

1) Sebelum dikerjakan lapisan permukaan tanah dasar harus bersih dari


kotoran.
2) Lapisan pasir dipasang setebal 5 cm sebagai perataan dasar permukaan
tanah dengan menggunakan material pasir urug.

D. Pasangan Paving Block

1) Pasangan menggunakan paving block tipe ditentukan kemudian dengan


mutu beton K300 tebal 8 cm.
2) Pavingblock yang digunakan adalah produksi Mutiara, Diamond Baru.
3) Setelah selesai dipasang digilas dengan mesin seberat 2,5 ton hingga
tertata rapi.
4) Setelah dipadatkan, lapisan batu ini ditutup/ ditaburi dengan pasir pasang
halus secara merata.
5) Untuk pasangan paving block pada penyambungan pertemuan dengan jalan
aspal, teknis penyambungan/ joint aspal lama dan pasangan paving block
baru agar dibuat rapi dan rata.

PASAL 22
PEKERJAAN ANTI RAYAP

A. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi perlakuan kimiawi terhadap seluruh komponen kayu


bangunan, tapak bangunan dan pondasi.

B. Persyaratan Bahan dan peralatan


1) Bahan
a) Bahan kimia yang digunakan adalah merk Latrex, Agenda, Akonafos.
b) Konsentrasi penggunaan ditentukan sebagai berikut :

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

81
c) Perlakuan tanah : bahan aktif dengan komposisi pestisida 25 cc dalam 1
(satu) liter pelarut. Bahan pelarut yang dipergunakan adalah air bersih
(kriterianya adalah air yang bisa diminum). Bahan dan penggunaan
konsentrasi pestisida tersebut dikonsultasikan dengan Pengawas.
d) Perlakuan kayu : Bahan Aktif dengan komposisi pestisida 50 cc dalam 1
(satu) liter pelarut. Bahan pelarut yang dipergunakan adalah air bersih
(Kriterianya adalah air yang bisa diminum).
e) Bahan dan penggunaan konsentrasi pestisida tersebut dikonsultasikan
dengan Pengawas.
f) Untuk mengetahui kandungan bahan aktif dan konsentrasi bahan anti
rayap yang digunakan, apabila diperlukan, Pengawas Pekerjaan berhak
mengambil contoh untuk dianalisa di laboratorium yang ditunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK), baik mengenai komposisi, konsentrasi dan
aspek dampak lingkungan yang ditimbulkan.
2) Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :
a) Machine power sprayers
Alat untuk penyebaran obat kimia anti rayap yang bertekanan tinggi
khusus pondasi dan pelataran tanah.
b) Soil Injector
Alat penyuntikan kimia anti rayap khusus untuk tanah.
c) Wood Injector
Alat penyuntikan kimia anti rayap khusus untuk kayu-kayu.
d) Drilling dan Boring

Alat pengeboran kimia anti rayap untuk pembuatan lobang-lobang pada


ubin/lantai dinding yang berdekatan dengan kayu-kayu kosen pintu dan
jendela.

e) Hand Sprayer :
Alat penyemprotan kimia anti rayap pada jenis kayu-kayu yang berada
pada bangunan.

f) Steak Injector :

Alat suntikan kimia anti rayap untuk tanah urugan yang telah dipadatkan
dengan kedalaman 1 m kedalam tanah.

g) Alat Pengamanan :

Untuk melindungi bahaya keracunan bagi teknisi.

3) Persyaratan Pelaksanaan

a) Perlakuan Pondasi Beton


Setelah parit pondasi berikut balok pondasi diurug dari as pondasi, pada
kedua sisinya dipaparkan larutan LATREX 400 EC, AGENDA 25 EC,
AKONAFOS 480 EC dengan cara spraying dengan dosis 5 (lima) liter
yang sudah dilarutkan dengan air (konsentrasi 2,5 %) permeter panjang
pondasi pada setiap sisinya.
b) Perlakuan Calon Lantai
Setelah calon lantai diratakan, dipaparkan secara merata larutan anti
rayap dengan dosis aplikasi 5 liter per meter persegi dengan konsentrasi

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

82
2,5 %. Segera setelah selesai penyemprotan, permukaan calon lantai
ditaburi pasir yang akan digunakan sebagai dasar lantai.
c) Perlakuan Komponen Kayu
Perlakuan diberikan sebelum komponen kayu terpasang. Komponen kayu
tersebut diberikan perlakuan pengolesan dan atau sparying dengan dosis
200 cc larutan permeter persegi permukaan dengan konsentrasi seperti
perlakuan kayu.
d) Kontraktor pekerjaan anti rayap adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa Pest Control anggota IPPHAMI (Ikatan Perusahaan
Pengendalian Hama Indonesia) dan telah memperoleh Ijin Pengendalian
Rayap (Termite Control) yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan. Selain itu
juga harus mempunyai Ijin Penggunaan Pestisida terbatas pemakaian
yang dikeluarkan oleh Komisi Pestisida. Kontraktor harus mendapatkan
surat jaminan pengadaan barang sesuai dengan jumlah termitisida yang
diperlukan yang akan dipergunakan pada proyek ini dari distributor resmi
yang ditunjuk resmi oleh produsen termitisida.
e) Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat pekerjaan dalam
keadaan tertutup baik (sealed) serta berlabel seperti waktu diterima dari
Distributor atau pabrik guna mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) .
f) Cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti uraian dan syarat pekerjaan,
petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) .
g) Pekerjaan harus dilaksanakan oleh perusahaan Kontraktor yang
mendapat ijin untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan mengindahkan
semua peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.
h) Semua tenaga kerja harus benar-benar ahli dan keamanan kerja
diperhatikan, penyediaan alat-alat kerja yang baik dan memenuhi
persyaratan (Helm, masker, sepatu dan lain - lain).
i) Peralatan yang diperlukan harus memenuhi persyaratan teknis
pelaksanaan pengendalian rayap sesuai dengan standard SK SNI T -05
1990 - F Bab II.
j) Pelaksana harus menggunakan perlengkapan keselamatan
kerja/pelindung diri yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Departemen
Tenaga Kerja sepert i: seragam kerja berlengan panjang, respirator,
sepatu boot karet, sarung tangan tahan bahan kimia dan kaca
mata/masker.
k) Semua pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh manusia
adalah kewajiban kontraktor untuk menjaga keamanan tersebut dan
keselamatan terhadap diri manusia di sekitarnya.
l) Penyemprotan dilakukan dengan alat Power spray sebelum dan sesudah
pengurugan level.
m) Pelaksanaan pekerjaan anti rayap mengutamakan keselamatan dalam
aplikasi cairan sehingga tidak menimbulkan ancaman bagi lingkungan
sekitarnya dan aplikator.

C. Garansi dan Jaminan

Kontraktor diwajibkan untuk menertibkan surat jaminan Termite Control yang


berlaku selama itu terjadi serangan rayap, maka menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk membasmi dan melakukan treatment ulang dan memberikan
perlakuan kuratif pada lokasi serangan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

83
1) Selama masa garansi, Kontraktor (Applicator) diwajibkan melakukan
pemeriksaan/inspeksi berkala setiap 6 bulan pada tahun pertama dan
selanjutnya 1 kali setahun atau apabila dikehendaki oleh pemilik Bangunan,
dilakukan pemeriksaan oleh applicator jika ada tanda-tanda awal serangan
rayap.
2) Jaminan yang dimaksud dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :
a) Dilakukan renovasi tanpa pemberitahuan terlebih kepada kontraktor.
b) Terjadi bencana alam.
c) Terjadi kebakaran.
d) Terjadi kejadian-kejadian lain yang diluar kekuasaan Kontraktor
maupun pemilik bangunan.

RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS


PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR
Spesifikasi
No Uraian
Tipe / Produk Merk

A Pekerjaan Struktur

Pekerjaan Tanah dan


1
Pasir
a Tanah urug Lokal
b Pasir urug Lokal
c Pasir pasang Lokal

2 Pekerjaan Pondasi
a Batu belah hitam Lokal
b Portland Cement (PC) PCC Gresik, Holcim, Tiga Roda
b Spesi pasangan 1 pc : 5 ps

3 Pekerjaan Beton Struktur


≥12 mm fy =
a Besi tulangan KS, Interworld, Master Steel
3700 kg/cm2
<12 mm fy =
KS, Interworld, Master Steel
2400 kg/cm2.
Tebal 0,75 mm
b Floor deck kuat tekan G Smartdek, Utomodeck, Cahayadek
550 MPa

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

84
c Plywood Tebal 12 mm

d Beton ready mix K-300 Holcim, Jayamix, Karya Beton

e Agregat kasar/ split Lokal


f Agregat halus Lokal
g Waterstop BASF, Fosroc, SIKA

Pekerjaan Rangka Atap


4
Baja
a Profil IWF 200.150.6.9 mm Gunung Garuda, KS, Master Steel
250.125.5,5.8
b Profil IWF Gunung Garuda, KS, Master Steel
mm
c Profil L 70.70.7 mm Gunung Garuda, KS, Master Steel
200.75.20.3,2
d Gording C Gunung Garuda, KS, Master Steel
mm
200.75.20.3,2
e Jurai double C Gunung Garuda, KS, Master Steel
mm
f Plat plendes Tebal 10 mm Gunung Garuda, KS, Master Steel
g Plat buhul Tebal 10 mm Gunung Garuda, KS, Master Steel
h Angkur Diameter 19 mm Gunung Garuda, KS, Master Steel
Tulangan polos
i Trekstang dan sagrood KS, Interworld, Master Steel
dia. 12 mm
Tegangan izin baja
j fy=2400 kg/cm2
digunakan
Zincromat
k Coating Nippon Paint, Kansai Paint
warna hijau

Pekerjaan Rangka Atap


5
Baja Ringan
75 x 35 Cahaya Truss, Sakura Truss, Smart
a Usuk baja ringan profil C
(Bluescope) Truss

30 x 45 x 40 x Cahaya Truss, Sakura Truss, Smart


b Reng baja ringan profil R
15 (Bluescope) Truss

B Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan Pasangan
1
Bata Ringan
Ukuran 60 x 20
a Bata ringan Primacon, Citicon, Hebel
x 10 cm
b Perekat bata ringan Thin bed Sekwalitas Mortar Utama

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

85
Pekerjaan Plesteran dan
2
Acian
Semen Instan
a Pekerjaan plesteran Sekwalitas Mortar Utama
MU-301
Semen Instan
b Pekerjaan acian Sekwalitas Mortar Utama
MU-250
Semen Instan
c Acian daerah basah Sekwalitas Mortar Utama
MU-600

Pekerjaan Pelapis Lantai


3
dan Dinding
60 x 60 cm
Lantai ruangan dan
a polish dan Sekwalitas INDOGRESS
selasar
unpolish
60 x 60 cm
b Lantai tangga polish dan Sekwalitas INDOGRESS
unpolish
10 x 60 cm
c Stepnoshing tangga Sekwalitas INDOGRESS
unpolish
10 x 60 cm
d hospital plint Sekwalitas NIRO GRANITO
polish
30 x 60 cm
e Meja pantry Sekwalitas INDOGRESS
polish
f Lantai KM/WC 30 x 30 unpolish Sekwalitas INDOGRESS
g Dinding KM/WC 30 x 60 polish Sekwalitas INDOGRESS
h Grouting nat Kemasan 1 kg Mortar Utama, AM, SIKA

Pekerjaan Lapis
4
Waterproofing
a Waterproofing KM/ WC Coating BASF, Fosroc, SIKA
Waterproofing atap dan
b Bitumen BASF, Fosroc, SIKA
plat leufel

Pekerjaan Lantai Floor


5
Hardener
Non metalic
a Floor hardener BASF, Fosroc, SIKA
warna natural

Pekerjaan Langit-langit
6
(Plafon)
Ukuran 240 x
a Gypsum board 120 cm tebal 9 Jayaboard, Knauf, Nusaboard
mm
c List cornice Ukuran 5 - 7 cm Tebal minimal 5 mm
ukuran 120 x
d GRC board Kalsiboard
240 cm Tebal 4

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

86
mm
Hollow galvalum
e Rangka plafon uk. 20 x 40 tebal Tebal minimal 0,6 mm
0,6 mm

Pekerjaan Alumunium
7
dan Kaca
Warna dark
a Alumunium profil Sekwalitas , YKK
brown
b Kaca temperred Tebal 12 mm Asahimas, Mulia Glass
c Kaca bening Tebal 5 mm Asahimas, Mulia Glass
Penggantung dan
d Kend, Dorma, Dekson
pengunci
e Aksesories pintu frameless Kend, Dorma, Dekson

8 Pekerjaan Daun Pintu


a Ram pintu kayu kamper Sekwalitas , YKK
double
b Panil tebal 6 mm lapis HPL
multipleks

Pekerjaan Dinding
9
Partisi
a rangka partisi metal stut
Ukuran 240 x
b GRC pengisi partisi 120 cm tebal Jayaboard, Knauf, Nusaboard
6mm

10 Pekerjaan Pengecatan
a Cat dinding interior Emulsion Mowilex, Dulux Pentalite, Jotun
b Cat dinding eksterior Weathercoat Mowilex, Dulux, Jotun
c Cat plafon Emulsion Mowilex Cendana, Catylac, Jotun
d Cat besi dan cat kayu Glossy Emcolux, Nippon Paint, Kansai Paint
e Menie besi Warna hijau Nippon Paint, Kansai Paint, Patna
f Menie kayu Warna merah Nippon Paint, Kansai Paint, Patna

11 Pekerjaan Railling
Railling tangga, void dan Pipa stainless
a Star Stainless Steel
balkon steel
b Railling ramp Pipa galvanized Spindo, Bakrie Pipe Ind.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

87
Pekerjaan Alumunium
12
Composite Panel
Hollow galvalum
a Rangka panel ukuran 120 x 60 Tebal 1,2 mm
mm
Alumunium Composite
b PVDF Seven, Alucobond, Alucopan
Panel

Pekerjaan Silicon
13
Sealant
a Silicon sealant Warna doff Dow Corning, Dekson

14 Pekerjaan Sun Screen


Hollow 40.40
a Modul sun sreen
tebal 0,4 mm

Pekerjaan Identitas
15
Gedung
Logo dan nama rumah Hairline
a Star Stainless Steel
sakit Stainless Steel

Pekerjaan Ventilasi
16
Basement
Besi hollow 40 x
a Modul Ventilasi Basement
40 x 1,5

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

88
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ELEKTRIKAL, MEKANIKAL,
DAN PLUMBING

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

89
BAB I
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

UMUM
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan meliputi bidang Elektrikal dan Mekanikal seperti berikut ini:

I. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
I.1 Pekerjaan Listrik dan Instalasi
Pekerjaan Listrik dan Instalasi meliputi:
o Penyambungan Daya dari PLN
o Pengadaan dan Pemasangan Transformator
o Pengadaan dan Pemasangan Cubicle Tegangan Menengah 20 kV
o Pengadaan dan Pemasangan Sistem Genset
o Pengadaan dan Pemasangan Sistem UPS
o Pengadaan dan Pemasangan LVMDP
o Pengadaan dan pemasangan Sub Distribution Panel Lantai
o Pengadaan dan Pemasangan Sub Distribution Panel AC
o Pengadaan dan pemasangan panel-panel distribusi
o Pengadaan dan Pemasangan Panel Pompa
o Pengadaan dan pemasangan Fixture serta instalasi Lampu Penerangan
bangunan dan lampu penerangan lingkungan
o Pengadaan dan pemasangan instalasi kotak-kontak
o Pekerjaan Sistem Pembumian
o Pengurusan ijin-ijin
o Melaksanakan Test Comissioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

I.2. Pekerjaan Penyalur Petir


Pekerjaan Penyalur Petir meliputi :

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

90
o Pengadaan dan pemasangan batang penangkap petir (air termination) jenis Early
Streamer Emission System
o Pengadaan dan pemasangan dudukan air termination
o Pengadaan dan pengerjaan instalasi down conductor
o Instalasi sistem pembumian
o Membuat as built drawing

1.3. Pekerjaan Genset


. Pekerjaan Genset ini meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan Genset dengan type Silent, dan total Build Up dari
negara asalnya ( Harus di sertakan Sertifikat Keaslian Barang )
o Pengadaan dan pemasangan Residential Silencer tambahan
o Pengadaan dan pemasangan Tanki dan Instalasi sistem bahan bakar
o Pengadaan dan pemasangan sistem Ventilasi Ruangan
o Melaksanakan Loading Test yang harus dihadiri oleh Konsultan Perencana,
Konsultan MK dan perwakilan dari pemberi tugas atau pemilik proyek
o Pengurusan ijin-ijin
o Pekerjaan test commissioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

I.4. Pekerjaan Fire Alarm Control System


Pekerjaan Fire Alarm Control System meliputi:
o Pengadaan dan pemasangan unit utama FACP tipe Semi Adressable
o Pengadaan dan pemasangan instalasi Photoelectric type Smoke Detector
o Pengadaan dan pemasangan instalasi Rate Of Rise Temperature Detector
o Pengadaan dan pemasangan Announciator, Indicator Lamp, Alarm Bell dan
o Manual Station Break Glass
o Pengurusan ijin-ijin
o Pekerjaan test commissioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

I.5. Pekerjaan Telephone


Pekerjaan Telephone meliputi
o Pengadaan dan pemasangan PABX

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

91
o Pengadaan dan pemasangan Main Distribution Frame (MDF)
o Pengadaan dan pemasangan pesawat telphone baik standard maupun jenis
“display”
o Pengadaan dan pemasangan sistem distribusi telphone sampai dengan outlet
telphone.
o Mengurus ijin-ijin dan penyambungan telphone ke Telkom
o Melaksanakan pemprograman sistem sesuai dengan yang dibutuhkan user
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

I.6. Pekerjaan Local Area Network (LAN) dan CCTV


Pekerjaan LAN meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan Sistem Utama LAN sampai sistem dapat beroperasi
sesuai dengan yang direncanakan, seperti terlihat pada gambar diagram sistem
LAN
o Pengadaan dan pemasangan Core Switch, Distribution Switch dan Access Switch
o Pengadaan dan pemasangan Wireless Access Point
o Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pengkabelan
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

Pekerjaan CCTV :
Sistem CCTV dirancang berbasis Internet Protocol dan terintegrasi dengan sistem
data, sehingga semua peralatan harus mendukung sistem tersebut. Pekerjaan CCTV
meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan Sistem Utama CCTV sampai sistem dapat
beroperasi sesuai dengan yang direncanakan, seperti terlihat pada gambar
diagram sistem LAN
o Pengadaan dan pemasangan Network Video Recorder termasuk Centralized
Video Management System c/w PC, O/S Software, Keyboard, Mouse, dan
DVD/RW
o Pengadaan dan pemasangan LCD monitor
o Pengadaan dan pemasangan IP indoor Bulletstyle Fixed Camera, Day/Night,
Varifocal Auto Iris, POE

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

92
o Pengadaan dan pemasangan Indoor Dome Camera 1Megapixel (1280x800),
Varifocal auto-iris lens 3~12mm, built-in PoE
o Pengadaan dan pemasangan peralatan laiinya yang mendukung bekerjanya
sistem ini dengan baik
o Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pengkabelan
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

I.7. Pekerjaaan Sound Sistem


Pekerjaan Sound System meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan peralatan sistem tata suara publik yang meliputi
Mikrophone untuk Paging yang dilengkapi built in Chime, Mixing Pre – Amplifier,
Amplifier, Ceiling Speaker, Horn Speaker dan Power Suply
o Melaksanakan migrasi dengan sistem bahaya kebakaran (FACP) yang berkaitan
dengan sistem evakuasi
o Pengadaan dan pemasangan sistem tatasuara lokal untuk kebutuhan poliklinik
dan apotek
o Pengadaan dan pengerjaan instalasi jaringan distibusi sampai dengan titik-titik
sambung yang dikehendaki, sesuai dengan gambar pelaksanaan
o Pekerjan test commissioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

I.8. Pekerjaan Nurse Call System


Pekerjaan Nurse Call meliputi
o Pengadaan dan pemasangan perangkat utama Nurse Call System
o Pengadaan dan pemasangan call point system
o Pengadaan dan pemasangan instalasi
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

93
1.9. Pekerjaan Tatasuara Sistem Antrian
Pekerjaan Sistem Antrian meliputi sistem antrian Poliklinik dan sistem antrian Farmasi
yang terdiri dari :
o Pengadaan dan pemasangan Main Unit Display
o Poli display dan farmasi display
o Ticket Thermal Printer c/w Box
o Speaker + Amplifier
o 42 " LCD TV Monitor LG atau setara
o Button Key Pad
o Queu System Controller + Software+ Keypad utk seluruh Poli + Instalasi
o CPU + Monitor + Mouse + Operating System dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Processor : Intel core i-3
 Screen Monitor : LED 18,5 Inch
 RAM : 4 GB RAM DDR 3
 Hard Disk : 500 GB HDD
 VGA : VGA Intel HD Grafhics,
 Player : DVD W/R
 Wireless Connection : Blue tooth, Wifi
 Port Connection : USB, HDMI, LAN
 Card Reader
 Operating System
 DOS
 OS-Windows 8 Home Premium Original
o Pengadaan dan pemasangan instalasi
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

94
II. PEKERJAAN MEKANIKAL

II.1.Pekerjaan Sanitasi dan Sanitair


Pekerjaan ini meliputi:
o Pemasangan sanitasi dan sanitair, terdiri dari :
- Pemasangan floor drain pada kamar mandi WC/ toilet, tempat wudhu.
Material menggunakan stainless steel bentuk persegi ukuran 150 x 150 mm
lengkap dengan saringannya diameter 3”
- Pemasangan closet duduk monoblok, warna terang, produksi standar, merk
sekualitas TOTO.
- Pemasangan hand shower cleset warna terang, produksi standar, sekualitas
TOTO.
- Pemasangan Tempat handuk stainless steel panjang kuranh lebih 80 cm,
terbuat dari pipa stainless steel ¾”.
- Pemasangan tempat tisu stainless steel.
- Pemasangan tempat sabun double, material terbuat dari keramik.
- Pemasangan kran air engkol, radius setengah putaran, produksi standar,
diameter 1/2 “, sekualitas TOTO.
- Pemasangan wall shower stainless steel, produksi standar, sekualitas TOTO.
- Pemasangan handrail diffabel pada KMWC, material dari pipa stainless seel
diameter 2”
- Pemasangan wastafel produksi standar, sekualitas TOTO, terdiri dari ::
 Wastafel gantung/ konsol ukuran medium lengkap dengan siphon
stainless steel
 Wastafel portable (terletak di meja), ukuran medium.
 Memasang kran wastafel baik yang di posisi di tembok maupun
menempel wastafel.Kran produksi standar sekualitas TOTO, diameter
½”
o Untuk pekerjaan distribusi air bersih dan air kotor mengikuti system pada uraian
Pekerjaan Plumbing.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

95
II.2.Pekerjaan Sistem Air Bersih dan Air Panas
Pekerjaan sistem air bersih meliputi:
o Pembuatan sumur dalam lengkap dengan pompa Deep Well, pengujian kualitas
air dan ijin-jin termasuk sosialisasi terhadap masyarakat setempat
o Pengadaan dan pemasangan Lifting Pump c/w Panel Control dan instalasinya
o Pengadaan dan pemasangan Filter Pump Set c/w Panel Control instalasinya
o Pengadaan dan pemasangan Booster Pump Set c/w Panel Control instalasinya
o Pengadaan dan pemasangan Solar Water Heater
o Pengadaan dan pemasangan jaringan instalasi pipa air bersih dan air panas
o Pengadaan dan pemasangan sistem pengolahan air bersih
o Pengadaan dan pembangunan Ground Watter Reservoir
o Pengadaan dan pembangunan Watter Torent/ Roof Tank
o Melaksanakan test commissioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

II.3. Pekerjaan Sistem Air Kotor dan Air Hujan


Pekerjaan Plumbing meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Air Kotor
o Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Kotoran (tinja)
o Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Vent
o Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Air Hujan
o Pengadaan dan pemasangan pompa pembuangan (Sump Pump)
o Pengadaan dan pembangunan sistem Instalasi Penangkap Lemak (Grease
Trapp)
o Pengadaan dan pembangunan Instalasi sistem Tanki Equalisasi dan Ph Ballance
o Pengadaan dan pemasangan sistem Pretreatment untuk limbah cair infecsious
o Pengadaan dan pemasangan sistem Pretreatment untuk limbah cair laundri
o Pengadaan dan pembangunan sumur peresapan
o Melaksanakan test kebocoran terhada instalasi pipa dan instalasi lainnya yang
berkaitan dengan pekerjaan ini
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

96
II.4. Pekerjaan Sistem Tata Udara
Pekerjan sistem tata udara meliputi sistem tata udara umum dan clean room. Pekerjaan
tersebut meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan peralatan tata udara sistem Split yang terdiri dari
jenis Wall mounted, Caset dan Split Duct
o Pengadaan dan pemasangan Fan baik itu exhaust Fan maupun Booster Fan
o Pengadaan Filter-filter
o Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pemipaan refrigerant lengkap
dengan instalasi drain nya
o Pengadaan dan pemasangan sistem distribusi udara Ducting
o Pengadaan dan pemasangan sistem ventilasi udara
o Pengadaan dan pemasangan sistem Pressurized Fan
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

II.5. Pekerjaan Sistem Gas Medis


Pekerjaan sistem gas medis meliputi :
o Pengadaan dan Instalasi Sistem Sentral Oksigen
o Pengadaan dan Instalasi Sistem Sentral Medical Vacum / Suction
o Pengadaan dan pemasangan Wall Point Oksigen, dan Vacum/Suction
o Pengadaan dan pemasangan zone valve
o Pengadaan dan pemasangan Medical Gas Alarm
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

II.6. Pekerjaan Transportasi Vertical (Lift)


Pekerjaan transportasi vertical meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan Bed Lift sebanyak dua unit
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

97
II.7. Pekerjaan Hydrant dan Splinkler dan Flooding Fire Protection Fluid
Pekerjaan hydrant dan splinkler meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan Jockey Pump
o Pengadaan dan pemasangan Electric Pump
o Pengadaan dan pemasangan Diesel Pump
o Pengadaan dan pemasangan Alarm Gong
o Pengadaan dan pemasangan Pressure Reducing Valve
o Pengadaan dan pemasangan Branch Control Valve
o Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi Hydrant dan Splinkler sesuai
dengan gambar perencanaan
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

II.8. Pekerjaan Flooding Fire Protection Fluid


Pekerjaan hydrant dan splinkler meliputi :
o Pengadaan dan pemasangan 250 lb Cylinder Assembly Gamma c/w 212 lbs
Novec 1230 Gas
o Pengadaan dan pemasangan Radial Nozzle (For Room & Raised Floor Area)
o Pengadaan dan pemasangan Control Panel Novec 1230 c/w Battery
o Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi dan peralatan penunjang seperti
terlihat pada gambar perencanaan
o Melaksanakan test commisioning
o Melaksanakan pelatihan
o Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan
o operasi dan perawatan

B. STANDAR DAN REFERENSI

B.1. Standar dan referensi yang dipakai dalam proyek ini harus sesuai dengan standard :
o Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
o Standard Nasional Indonesia (SNI)
o International Electrotechnical Commission (IEC)
o National Electric Code (NEC)
o Standards Association Australia (SAA)

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

98
o Britist Standard Institution (BSI)
o Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan
o Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
o NFPA, ARI, JIS, ASTM, ASME, NFPA, SMACNA
o Peraturan-peraturan setempat
o Peraturan PLN
o Peraturan Keselamatan Kerja
o Peraturan Instansi yang berwenang
o Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang dikerjakan.

B.2. Persyaratan Pemborong Listrik


Persyaratan yang melaksanakan proyek ini adalah sebagai berikut:
o Pemborong Listrik harus anggota dari AKLI
o Harus mempunyai Pas Instalatir kelas C untuk tahun takwim 2006 s/d 2008.
o Harus mempunyai Surat Ijin Pemborongan sesuai dengan ketentuan Undang-
undang Jasa Konstruksi no 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Undang-
undang no 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan

C. GAMBAR-GAMBAR KERJA

Setelah daftar bahan bersesuaian dengan keadaan lapangan /lokasi dan disetujui oleh
Direksi Proyek, kontraktor masih harus menyediakan gambar-gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan dari direksi proyek.

Dalam gambar kerja, lebih dijelaskan katalog dari manufacture, dimensi-dimensi, data
performance, nama badan usaha yang menyediakan spare part dan after sales service
untuk material-material tertentu. Dalam gambar kerja harus jelas terlihat dan dijamin
bekerjanya peralatan di dalam sistem secara keseluruhan. Bila dirasa perlu adanya
perubahan ataupun penyimpangan dari sistem yang direncanakan sebelumnya
sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan, pada prinsipnya dapat dilakukan
sepanjang didukung dengan alasan tertulis dari pabrikan atau distributor utama dari
peralatan tersebut. Perubahan di atas haruslah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Projek dan tidak membawa akibat pertambahan biaya.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

99
D. KOORDINASI PEKERJAAN

Untuk kelancaran pekerjaan, maka setiap pemborong harus mengkoordinir atau


menyesuaikan pelaksanaan pekerjaan dengan pemborong lainnya atau sesuai dengan
petunjuk Direks Projek, sebelum pekerjaan dimulai. Gangguan dan konflik haruslah
dihindari

E. PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN

1. a. Syarat-syarat Dasar
o Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan
o Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas yang cukup
o Harus sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
o Ukuran fisik harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari yang telah
disediakan
o Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan ukuran
minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan oleh kontraktor dengan
syarat-syarat sebagai berikut :
o Mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
o Tidak menyebabkan tambahan peralatan
o Sistem tidak menjadi lebih sulit
o Tidak membutuhkan tambahan ruang
o Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan

2.b. Syarat-syarat Fisis


o Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau tipe yang sama, diminta dari merk atau
dibuat oleh pabrik yang sama
o Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh
bagiannya sebaiknya dari merk yang sama

2.c. Syarat-syarat Administrasi Teknis


o Untuk menjamin keaslian produk, maka semua material dan peralatan yang
dipasang harus dilengkapi dengan certificate of Origin
o Certificate of Origin harus disertakan bersamaan dengan pengiriman
material/peralatan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

100
o Certificate of Origin harus ditunjukan kepada Direksi Projek dan Direksi Projek
diberi copynya
o Certificate of Origin disampaikan kepada pengguna jasa (owner) sebagai
kelengkapan administrasi serah terima pertama

F. DAFTAR MATERIAL

Dalam waktu tidak lebih dari dua minggu setelah pemborong menerima pemberitahuan
memulai pekerjaan, pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material
yang akan digunakan. Daftar ini harus dilengkapi nama, alamat pabrik, katalog dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh direksi proyek, terutama yang
berisi informasi mengenai data teknis. Persetujuan oleh direksi atas dasar data-data
tersebut, akan diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek.

G. MATERIAL

Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi
yang baik. Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam
spesifikasi, maka pemborong harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai
dengan nama yang dimaksud

H. CONTOH BAHAN/MATERIAL

Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan/material yang akan dipasang untuk
dimintakan persetujuan dari Direksi Proyek. Semua biaya yang berkenan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh-contoh, menjadi tanggung jawab kontraktor

I. PERALATAN YANG TERSEBUT DENGAN MERK

Kontraktor wajib/harus menyediakan bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixtures dan


lain-lain yang disebutkan serta dipersyaratkan, dengan persetujuan Direksi Proyek.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

101
J. PERLINDUNGAN PEMILIK

Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat lisensi dan lain-lain oleh kontraktor,
pemberi tugas dijamin dan dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan yuridis lainnya

K. PENGECATAN

Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam


pelaksanaan pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh
permukaan yang sama/merata.

L. PERCOBAAN

Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi
proyek. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong. Peralatan/bahan yang pengerjaannya
tidak baik, jarus diganti dan diperbaiki oleh kontraktor untuk dicoba dan
didemonstrasikan kembali

M. MANUAL

Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan


kepada Pemilik dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian oleh
pemilik. Petunjuk pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang
mendetil mengenai pemeliharaan, perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi
informasi-informasi yang perlu untuk pengoperasian jangka panjang.
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang dipakai.
Manual ini harus dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4
(empat).

N. TANDA PENGENAL

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

102
Semua Feeder Cable atau Conduit Cable tertentu, harus diberi tanda pengenal, untuk
menjelaskan penggunaan dan tujuannya. Tanda-tanda pengenal ini harus memakai kode
nama, dan dipasang pada setiap tempat masuk atau keluar dimana “conduit” ini
menembus dinding atau lantai. Disamping huruf-huruf pada tanda pengenal ini harus
digambarkan anak panah yang menunjukan arah sedemikian rupa sehingga mudah
terbaca dari ketinggian lantai.

O. PLAT NAMA

Pada semua kabinet-kabinet/panel, tempat kontrol, panel board, circuit breaker , tombol-
tombol dan barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus dipasang plat
nama yang menerangkan penggunaanya.

P. SERAH TERIMA PEKERJAAN

Serah terima pekerjaan tahap pertama


Disamping persyaratan umum dan persyaratan khusus yang sudah ditentukan pada RKS
sebelumnya, khusus untuk pekerjaan mechanical dan Electrical, pada serah terima tahap
pertama ini kontraktor dipersyaratkan dan diwajibkan untuk menyerahkan persyaratan
administrasi sebagai berikut
1) Sertifikat produk asli (certificate of origin) dari semua peralatan utama yang
dipakai pada projek ini
2) Sertifikat garansi dari semua produk peralatan yang dipakai pada produk ini
3) Berita acara pengetesan (test commisioning)
Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka serah terima pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

103
BAB II. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

II.1. Spesifikasi Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal

1. U M U M
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul
dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti
klausul-klausul tersebut harus mendapat perhatian khusus.

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan


tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan
atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan
hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi
perencanaan saja, pemborong harus tetap melaksanakannya sesuai dengan
standard teknis yang berlaku.

2. GAMBAR-GAMBAR

a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua


accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian di atas walaupun
tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik tapi merupakan suatu
kelengkapan agar system dapat bekerja dengan baik maka konraktor
diwajibkan untuk menyediakan dan memasangnya.

b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan


instalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan
kondisi dari proyek. Gambar-gambar Arsitektur dan Struktur/Sipil juga harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksana dan detail "finishing" dari proyek.

c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong diwajibkan mengajukan gambar-


gambar kerja dan detail (shop working drawing) yang harus diajukan kepada
MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang
diajukan Pemborong untuk disetujui Konsultan Pengawas dianggap bahwa
Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan
pekerjaan instalasi lainnya.

d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-


penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut
harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

104
gambar blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built
drawings). As built drawings harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
segera setelah pekerjaan selesai 100 % .

3. KOORDINASI

a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus


bekerja sama dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah
ditentukan.

b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu
tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

4. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH

a. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Pemborong menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh
Konsultan Pengawas, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-
material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas.
Persetujuan oleh Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar pertimbangan
teknis dan persyaratan yang dikehendaki RKS ini.

b. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang


kepada Konsultan Pengawas. Semua biaya yang berkenaan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan
Pemborong.

c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam


spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah
dilakukan oleh orang-orang yang ahli.

d. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas


peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan,
Pemborong harus segera menghubungi Konsultan Pengawas untuk
berkonsultasi.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

105
e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya
tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan
maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Pemborong, untuk itu
pemilihan equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

5. COMMISSIONING DAN TESTING

a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan


pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui
apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan
telah memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku.

b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan


testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang
dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Pemborong.

6. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA

Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan


dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib
menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas.

Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari


Konsultan Pengawas atau oleh Pemilik (Pemberi Tugas) .

7. PERLINDUNGAN PEMILIK

Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

8. C O N T O H

Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan


dipasang disini untuk dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas. Semua biaya
berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi
tanggungan pemborong.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

106
9. PENGETESAN

Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini


dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh
Konsultan Pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk
percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong.

10. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN

Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-
peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-
fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit
lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan
berita acara test lapangan yang disetujui Konsultan Pengawas.

11. MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung


dari penyerahan kedua.

b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk


mengatasi segala kerusakan- kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya
tanpa ada biaya tambahan.

c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan
bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dan dinyatakan baik yang
ditandatangani bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut
dan Konsultan Pengawas serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah
disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.

e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi tidak


melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan,
penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka Konsultan Pengawas

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

107
berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain
atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.

f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan


semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang
calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas
(customer).
Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5
(lima) set operating maintenance and repair manual books, sehingga para
petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.

12. LAPORAN

a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang
memberikan gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan
secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi :

1. Kegiatan Fisik.
2. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan baik secara
lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)

- Jumlah tenaga kerja

- Keadaan cuaca

- Pekerjaan tambah / kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut


berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana
pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager
Proyek dan diserahkan pada Konsultan Pengawas untuk diketahui/disetujui.

b. Laporan Pengetesan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 5


(lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).


2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh
Konsultan Pengawas pekerjaan ini.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

108
13. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA

a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus


menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman dan harus selalu berada di lapangan/site, yang bertindak
selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala
instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas.

b. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam


kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang
dikehendaki oleh Konsultan Pengawas petunjuk, dan perintah pengawas di
dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborong
melalui penanggung jawab Pemborong.

14. PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN

a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar- gambar rencana yang


disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan Konsultan Pengawas.

b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan


gambar perubahan yang dimaksud Konsultan Pengawas pengawas lapangan
dalam rangkap lima untuk disetujui.

c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya,


harus diajukan oleh Pemborong kepada Konsultan Pengawas secara tertulis.
Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang mengakibatkan
pekerjaan tambah kurang terlebih dahulu harus disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas.

15. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam


rangka pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan
semula adalah termasuk pekerjaan Pemborong instalasi ini.
b. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari
Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

109
c. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya
dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.

16. PEKERJAAN LISTRIK

a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem
listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan
aman.

b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama
(serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat
dipergunakan pemilik.

17. PEMERIKSAAN RUTIN

a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan


pemeriksaan routine.

b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan


tidak kurang dari dua minggu sekali.

18. KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG

a. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di
halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi
lapangan, penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai
area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas
instalasi berlangsung.

b. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih
dahulu mendapatkan izin dari pemberi tugas.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

110
19. PENJAGAAN

a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus


selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat
kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).

b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang


tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Pemborong.

20. DAYA LISTRIK DAN PENERANGAN

a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.

b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/
daya kerja harus disediakan oleh Pemborong.

21. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan


tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan
bersih.

b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang


maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan
jalannya peme- riksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.

c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh


Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan.

22. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG

a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan


kepada penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan
mempunyai wewenang penuh untuk mengambil keputusan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

111
b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap
saat yang diperlukan pemberi tugas.

c. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, bertanggung jawab


penuh kepada Konsultan Pengawas.

d. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas di dalam pelaksanaan, disampaikan


langsung kepada Pemborong atau melalui Site Manager, sebagai penanggung
jawab di lapangan.

e. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua


pekerja (buruh) dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap
peraturan umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar,
melakukan perbuatan yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus
segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila
Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud
dalam pasal denda.

23. PENGAWASAN

a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh


Konsultan Pengawas.

b. Pada setiap saat Konsultan Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat


mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan


Konsultan Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.

d. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas


pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

II.2 Sistem Catu Daya

A. U m u m
Pada prinsipnya kebutuhan listrik untuk bangunan dan fasilitas rumah sakit ini dicatu
oleh tiga jenis sumber listrik, yaitu :

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

112
1. Listrik dari PLN sebagai sumber catu daya utama
2. Listrik dari Genset sebagai sumber utama pada saat sumber PLN mengalami
gangguan dan juga bertugas untuk mencatu daya di saat beban puncak PLN
3. Listrik dari UPS sebagai catu daya pada sistem atau bagian peralatan yang
membutuhkan suplay listrik yang kontinyu, seperti peralatan medis dan di
ruang operasi
Mengingat rumah sakit adalah bangunan yang mempunyai tingkat keamanan dan
emergensi tinggi, maka tingkat kehandalan sistem kelistrikan harus mendapatkan
perhatian dan prioritas utama.

B. Spesifikasi Teknis
1. Catu Daya PLN
a. Kapasitas daya langganan : 245 kVA
b. Transformator
 Kapasitas kontinyu : 400 kVA
 Vector Group : YnYn6
 Tegangan : 20 KV/400V
 Phasa : 3 phasa
 Jenis transformer : Oil Immersed
 Standard : IEC 726 dan IEC 354
 Frekuensi : 50 Hz
 Bahan kumparan : HV dan LV tembaga
 Insulasi klas : F/F
 Tapping : ± 2 x 2.5 %
 Jenis tap changer : off load
 Proses casting : HV dan LV Epoxy Resin Under
 Tingkat insulasi : HV = 24 kV, LV = 1.1 kV
 Power freq. short : HV = 50 kV, LV = 3 kV
 Tingkat tegangan impuls : 125 kV
 Temperatur kumparan max. : 100°C
 Kemampuan beban lebih : 140% dari kapasitas daya
 Sistem Pendingin : ONAN
 Kotak pelindung (enclosure). : IP 20

b. Merk Pabrik Pembuat : Trafindo, Unindo

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

113
C. Generator Set
Generator direncanakan sebagai suplai daya utama sehingga harus mempunyai
kemampuan bekerja secara terus menerus minimal selama 4 kali 24 jam, tahan
terhadap hubung singkat dan perubahan suhu secara tiba-tiba, kemampuan terhadap
beban lebih yang tinggi dan akrab lingkungan.

Pekerjaan Ini Meliputi Pengadaan dan Pemasangan serta Test Commisioning

Generator Set yang direncanakan adalah :

a.Jenis "SILENT TYPE", build up dari negara asal genset tersebut dibuat.

b. Memiliki jaminan keaslian Produk COO Engine ,COO alternator dan COM

Genset dari Pabriknya

c. memiliki distributor dan Service Centre di Indonesia

d. Tahun Produksi 2013 , 2014

1. Spesifikasi Generator Set

ALTERNATOR

Type : 4-Pole, Rotating Field

Alternator Model : LL5014H

Exciter Type : Brushless, Self Ecited

Exitation System : Shunt

AVR Model

Total Harmonic content LL/LN : 4.0%

Radiant Heat : 1012 BTU/minute

Voltage Regulator : Solid State, Volt/Hz

Voltage Regulation : ≤ 0.5% Steady State

Speed : 1500 rpm, 50 Hz

Insulation Class : Class H

Protection : IP23

Rated Power Factor : 0.8

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

114
Produk Merk : Sekualitas Leroy Somer

Generator

No. of Cylinders / Alignment : 6 / In Line

Induction : Turbocharged Air To Air Charge Cooled

Cooling Method : Water

Cooler Type : AIR COOLED REMOTE RADIATOR.

Governing Type : Electronic

Governing Class : ISO 8528 G2

Aspiration : TURBO CHARGE & AFTER COOLED.

Air Filter Type : Paper Element

Combustion Air Flow : 727 - 780 cfm

Max. Combustion Air Intake

Restriction : 25 Inch Wg (6.2 kPa)

Heat Radiation to Room : 1393 - 1638 BTU/minute

Radiator Cooling Airflow : 12.353 cfm

External Restriction to

Cooling Airflow : 0.5 Inch Wg

Maximum Allowable Back Pressure : 10.7 (3.2) kPa (in Hg)

Step : 4 STEP

Cylinder : Vertical Line

Ambient Temperature : 400C

Speed Regulator : ELECTRONIC GOVERNOR.

Type : BRUSHLESS REVOLVING FIELD.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

115
Regulation : VOLT / HERTZ

Insulation Class : CLASS - H.

Rotation speed : 1500 RPM.

Voltage : 380/220 Volt

Frequency : 1500 RPM.

Connection Coil :Y

Rating at 0,8 PF Continouse : 350 kVA 100% FULL LOAD.

Temperatur kumparan max. : 100°C

Lengkap dengan daily tank fuel storage on base

2. Pabrik pembuat
a. Generator (Prime power) : Sekualitas PERKINS, CATERPILAR
b. Alternator : Sekualitas Leroysomer,Stamford

3. Spesifikasi Kelengkapan Generator Set


Weakly Storage Tank : 1000 Lt.

Daily Tank (embeded on base) : 350 lt.

Electric Transfer Pump.

Flow : 30 Lt/menit.

Kinds : GEAR PUMP FOR LIGHT OIL.

Discharge Pressure. : 1.2 Kg/cM2

Power Suply : 220V-1 -50Hz.

Hand Pump. : 10 lt/MENIT.

D. UPS
Kapasitas : 5 KVA

Teknologi : On Line Double Conversion

Operating Voltage : 3 phase in, 3 phase out, 400 Volt

Input Voltage Range : 250 Volt - 470 Volt

Rectifier No : Full IGBT Rectifier

Input Power Factor : > 0.99

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

116
Output Power Factor : 0.8

THDV : ≤ 1% ph/ph, ≤ 1.5 ph/n at linear load. ≤ 2%

at non linear load

THDI : < 3%

Effisiensi : 94% for 100% load, 92% at 50% load and

97% at eco mode

Inverter Technologi : IGBT with PWM + Free Frequency

Monitoring and display system : Multy Language Back in LCD Display

Chrest Factor : > 3:1

Overload Capacity on inverter : 125%, 10 menit; 150% 1 menit;

220% 1 detik

Harmonic Filter : IGBT Filter

Line Condition : Built In AVR

II.3. PANEL TEGANGAN RENDAH

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan


perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan
kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli.

Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

2. Type dan Macam Panel

Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus dibuat
mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEC, PUIL dan sebagainya.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

117
a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free
standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-
komponen yang ada :
 MDP
 LVMDP

b. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed),
Coulomb/Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan
semua komponen-komponen yang ada :
 Panel Pompa
 Panel Penerangan

d. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi
tercantum dalam gambar rencana sebagai panel yang masuk dalam lingkup
pekerjaan.

3. Karakteristik Panel
 Tegangan kerja : 400 volt
 Tegangan uji : 3.000 volt
 Tegangan uji impulse : 20.000 volt
 Frekwensi : 50 Hz

4. Panel Kendali Motor (Pompa)

Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y - D

Kerja starter motor Y-D adalah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat
dihidupkan secara manual atau remote.

Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :

 3 buah kontaktor daya


 1 thermal overload relay
 1 motor timer
 1 tombol start stop
 1 selector switch 3 posisi (local, stop, remote)
 3 indicator lamp :

 Merah : Fault
 Hijau : Stop
 Orange : Start

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

118
5. Konstruksi Panel

a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh


petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus
tenaga mini (MCB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan
tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-
kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
d. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,50 mm dan diberi
penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat
dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu
sama lain dengan alat pemisah.
e. Tiap panel terdiri dari bagian sebagai berikut :
 Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat
dilepaskan dengan baut setelah switchgear dimatikan.
 Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang
dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa,
sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah
off/mati.
 Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan
ketinggiannya.
 Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
 Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
 Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara
galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate
Primer".
 Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat
“Powder Coating”, warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.

g. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB)
dengan breaking capacity minimal 6 - 8 KA simetris.

Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB)
atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana
dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

119
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari type automatic trip dengan
kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. Main MCCB dari setiap panel
daya (power panel) harus dilengkapi dengan “Phase Failure Relay” dan kabel
control harus tahan api.

h. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/ atas dan
mempunyai kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah)
kali dari rating ampere frame main pemutus tenaga.
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% .

Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000;

Phasa : Merah, kuning, hitam

Netral : Biru

Ground : Hijau - Kuning.

i. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan


kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan
bekerja kontinu pada 10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan
sempurna pada 85% tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari produk
setara Sncheider

j. Pemberian Tanda Pengenal


Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :

 Fungsi peralatan dalam panel


 Posisi terbuka atau tertutup
 Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
 Dan lain-lain.
Pada setiap panel harus dilengkapi dengan gambar wiring diagram yang
ditempatkan di bagian sisi dalam pintu panel.

Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

k. Pengujian

Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian
yang diakui oleh PLN (LMK) :

 Test kekuatan tegangan impuls


 Test kenaikan temperatur
 Test kekuatan hubung singkat
 Test arus beban lebih
 Test untuk alat-alat pengaman
 Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

120
 Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
 Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
 Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

6. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan alternative lain yang setara dengan yang telah dijadikan acuan
dalam perencanaan. Pemborong baru bisa mengganti bila sudah ada persetujuan
resmi dan tertulis dari para pihak yang berkewenangan untuk itu.

Produk bahan dan peralatan yang dapat dipakai dalam pekerjaan ini adalah :

No Bahan / Peralatan Merk / Pembuat

Panel Tegangan Rendah

1 Komponen Panel Sekualitas Sncheider

2 Circuit Breaker Sekualitas Sncheider

3 Metering Telemecanique, Siemen, Sncheider, ABB

4 KWH Meter Carlo Galvanizzi, Mooler, Fuji, Schlumberger

5 Contactor Sekualitas Sncheider

6 Capacitor Bank Lifasa, Nokian, Alpivar, Chohlerr

7 Panel Maker Bina Kuat Terang, Rickstar Panel, Simetri, Jaya


Kencana Elektrik

II.3. PANEL TEGANGAN RENDAH

2. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan


perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan
kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli.

Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

121
3. Type dan Macam Panel

Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus dibuat
mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEC, PUIL dan sebagainya.

b. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free
standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-
komponen yang ada :
 MDP
 LVMDP

c. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed),
Coulomb/Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan
semua komponen-komponen yang ada :
 Panel Pompa
 Panel Penerangan

d. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi
tercantum dalam gambar rencana sebagai panel yang masuk dalam lingkup
pekerjaan.

4. Karakteristik Panel

 Tegangan kerja : 400 volt


 Tegangan uji : 3.000 volt
 Tegangan uji impulse : 20.000 volt
 Frekwensi : 50 Hz
5. Panel Kendali Motor (Pompa)

Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y - D

Kerja starter motor Y-D adalah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat
dihidupkan secara manual atau remote.

Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :

 3 buah kontaktor daya


 1 thermal overload relay
 1 motor timer
 1 tombol start stop

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

122
 1 selector switch 3 posisi (local, stop, remote)
 3 indicator lamp :
 Merah : Fault
 Hijau : Stop
 Orange : Start

6. Konstruksi Panel

a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh


petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus
tenaga mini (MCB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan
tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-
kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
e. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,50 mm dan diberi
penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat
dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu
sama lain dengan alat pemisah.
f. Tiap panel terdiri dari bagian sebagai berikut :
 Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat
dilepaskan dengan baut setelah switchgear dimatikan.
 Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang
dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa,
sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah
off/mati.

 Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan
ketinggiannya.
 Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
 Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
 Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara
galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate
Primer".
 Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat
“Powder Coating”, warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

123
h. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB)
dengan breaking capacity minimal 6 - 8 KA simetris.
Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB)
atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana
dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.

Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari type automatic trip dengan
kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. Main MCCB dari setiap panel
daya (power panel) harus dilengkapi dengan “Phase Failure Relay” dan kabel
control harus tahan api.

i. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/ atas dan
mempunyai kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah)
kali dari rating ampere frame main pemutus tenaga.
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% .

Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000;

Phasa : Merah, kuning, hitam

Netral : Biru

Ground : Hijau - Kuning.

j. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan


kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan
bekerja kontinu pada 10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan
sempurna pada 85% tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari produk
setara Sncheider

k. Pemberian Tanda Pengenal


Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :

 Fungsi peralatan dalam panel


 Posisi terbuka atau tertutup
 Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
 Dan lain-lain.

Pada setiap panel harus dilengkapi dengan gambar wiring diagram yang
ditempatkan di bagian sisi dalam pintu panel.

Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

124
l. Pengujian

Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian
yang diakui oleh PLN (LMK) :

 Test kekuatan tegangan impuls


 Test kenaikan temperatur
 Test kekuatan hubung singkat
 Test arus beban lebih
 Test untuk alat-alat pengaman
 Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
 Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
 Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
 Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

7. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan alternative lain yang setara dengan yang telah dijadikan acuan
dalam perencanaan. Pemborong baru bisa mengganti bila sudah ada persetujuan
resmi dan tertulis dari para pihak yang berkewenangan untuk itu.

Produk bahan dan peralatan yang dapat dipakai dalam pekerjaan ini adalah :

No Bahan / Peralatan Merk / Pembuat

Panel Tegangan Rendah

1 Komponen Panel Sekualitas Sncheider

2 Circuit Breaker Sekualitas Sncheider

3 Metering Telemecanique, Siemen, Sncheider, ABB

4 KWH Meter Carlo Galvanizzi, Mooler, Fuji, Schlumberger

5 Contactor Sekualitas Sncheider

6 Capacitor Bank Lifasa, Nokian, Alpivar, Chohlerr

7 Panel Maker Bina Kuat Terang, Rickstar Panel, Simetri, Jaya


Kencana Elektrik

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

125
II.5. PENERANGAN DAN STOP KONTAK

1. Lampu dan Armature Penerangan Umum

Lighting System merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari Housing dan Reflector,
Lampu dan Gears.
 Housing, reflector, lampu dan gears (capacitor, ballast, starter dan
accessories) sebainya merupakan satu set dari satu merk (bukan campuran)
 Reflector harus dengan system anti glare terbuat dari system tiga dimensi
lengkung, sehingga sumber cahaya yang tertangkap oleh kaca (misal :
monitor komputer) tidak terpantulkan.
Housing Material dan Finishing Lampu Fluorescent (TL)
 Zinc coated white paint sheet steel minimal 0.6 mm
 Optics : High impurity pre-anodize alumunium sheet, semispecula
and specula finished
 In-fill panel : Cold Rolled steel with white paint

Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal .

 Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).

 Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus


dikompensasi dengan "power factor correction capasitor" yang cukup kuat
terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari louver.

 Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu,


sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.

 Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu
sendiri.

 Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box
harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel
pada ballast atau kapasitor.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

126
 Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,8 mm, diproses anti korosi proses
“posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir
dengan powder coating warna putih.

 Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus
tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear
polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.

 Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai
ketebalan minimum 0,6 mm.

 Ballast untuk lampu TL harus dari jenis Balast Electronic non economy dan
harus pula dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu
fluorescent).

 Tabung Fluorescent harus dari type TL-T5

 Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus
dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus
dari bahan gelas susu atau satin etached opal plastic. Armatur down ligh
tersebut harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.

 Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain


Perencana.

2. Stop Kontak Biasa

o Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak industrial 1 phasa + N + E,
rating 250 Volt, 16 Ampere, untuk pemasangan di dinding / kolom.
o Stop kontak baik tipe tunggal maupun ganda dengan kontak pembumian disisinya
harus dari tipe pemasangan terbenam (inbow) dan harus memenuhi standar
CEE7
o Kapasitas minimal stop kontak adalah 250 volt, 16 A baik tipe tunggal maupun
ganda
o Stop kontak dipasang pada ketinggian 30 cm dari atas permukaan lantai, kecuali
ditentukan secara khusus.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

127
o Saklar baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe pemasangan
terbenam dengan kapasitas minimal 10 A dan harus memenuhi standard BS 3676
o Saklar dipasang pada ketinggian 150 cm dari atas permukaan lantai, kecuali
ditentukan secara khusus
o Stop kontak dan kontak tusuk untuk peralatan harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat peralatan
o Kecuali ditentukan lain, semua stopkontak dan saklar dan grid switch harus
berwarna putih.
o Product ex MK, EGA

3. Stop Kontak Industrial, 1 phasa dan 3 phasa + N + E

o Stop kontak industrial yang dipakai adalah stop kontak industrial 1 phasa dengan
3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian 80 cm di atas
lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan.
o Stop kontak industrial 3 phasa yang dipakai adalah stop kontak industrial 3 phasa
dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan. Rating 3 Phasa,
415 Volt, 32 A yang dilengkapi switch.

4. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch

o Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan indicating
lamp.
o Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di
panelnya.
o Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt.
o Switches harus dipasang pada box.

5. Box untuk Saklar dan Stop Kontak

o Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang
dari 35 mm.
o Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau stop kontak
dinding terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cara
yang mengembang tidak diperbolehkan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

128
6. Kabel Instalasi

o Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel
inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYY).

o Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
Fasa R : merah

Fasa S : kuning

Fasa T : hitam

Netral : biru

Grounding : hijau/kuning

7. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

o Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit uPVC high
impact. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus
sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.

o Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-
Junction box) dan armature lampu.

o Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa conduit
uPVC, high impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 19 - 25 mm.

8. Rak Kabel

Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang
terbuat dari plat Mild Steel dengan ketebalan min. 2,0 mm, dan difinishing Hot Dip
Galvanis dilapisi oleh Zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

129
Demikian pula untuk cable tray yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk
penerangan dan stop kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan min. 2,0
mm dengan difinishing hot dip galvanized.

9. Testing / Pengujian

Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan yang disahkan oleh
lembaga yang berwenang pengujian meliputi :

1. Test ketahanan isolasi


2. Test kekuatan tegangan impuls
3. Test kenaikan temperatur
4. Continuity test.

II.6. SISTEM PEMBUMIAN

1. Umum
Yang dimaksud dengan pembumian dalam hal ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
pembumian system dan pembumian perlengkapan (peralatan)

2. Pembumian Sistem
Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing
peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan
pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual).

Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus ditanam
sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.

Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan


pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam
PUIL 2000.

Ketentuan-ketentuan penghantar pentanahan yang harus diikuti antara lain sebagai


berikut :

Penampang Konduktor daya yang Penampang Konduktor


digunakan (mm2) pembumian (mm2

≤10 .mm2 6 .mm2

16 .mm2 10 .mm2

35 .mm2 16 .mm2

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

130
70 .mm2 50 .mm2

120 .mm2 70 .mm2

≥ 150 .mm2 95 .mm2

3. Pembumian Perlengkapan Electronic


Sistem pembumian perlengkapan, terutama peralatan-peralatan elektronik harus
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Tahanan pentanahan untuk peralatan elektronik medis maksimum 0,5


Ohm.
b. Peralatan elektronik lainnya seperti server, telephone/PABX, sound
system, FACP dan peralatan kondali Lift, tahanan pentanahannya
maksimum 1 Ohm.

4. Teknik Pengerjaan Pembumian


o Tanam ground rood 1“ secara vertical sampai kedalaman tanah tertentu setelah
diukur tahanan pembumian nya harus kurang dari 2 Ohm
o Terminal pembumian tersebut harus terletak di dalam bak kontrol khusus.
o Sambungan sistem pembumian dengan down conductor ditempatkan dalam bak
kontrol
o Penempatan bak kontrol harus mudah dijangkau dan mudah untuk dilakukan
pemeriksaan dan pengetesan.
o Sambungan antara down conductor dan sistem pembumian harus terikat erat
sehingga konduktivitasnya terjamin. Namun demikian harus pula mudah di buka
untuk dilakukan pengetesan.

Jika tahanan pembumiaan yang diinginkan belum bisa dicapai, sehingga untuk
pencapaianya diperlukan beberapa elektrode maka jarak antara elektrode tersebut
minimum harus dua kali panjangnya. Jika elektrode tersebut tidak bekerja efektif pada
seluruh panjangnya, maka jarak minimum antara elektroda harus dua kali panjang
efektifnya.

II.7. SISTEM PENYALUR PETIR DAN PEMBUMIAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

131
1.1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan,
tenaga kerja, dan lain – lain untuk pemasangan, pengetesan,
commisioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi
sistem penyalur petir seperti disyaratkan di dalam buku ini dan seperti
ditunjukkan pada Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus
termasuk juga pekerjaan – pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan
pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku
ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi
dan operasi instalasi sistem penyalur petir.
1.2. Item – item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
 Elektroda penyalur petir ini termasuk batang penyalur petir (air
termination), dudukan air termination dan peralatan bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem penyalur petir.
 Hantaran turun. Di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung,
penyangga dan klem untuk dudukan dan pemasangan hantaran turun.
 Elektroda pembumian, terminal penyambungan, bak kontrol dan
material – material bantu lainnya.
1.3. Instalasi sistem penyalur petir harus mengikuti Peraturan Umum Instalasi
Penyalur Petir atau peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia, serta
harus mendapat rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja RI.

2.0. STANDAR / RUJUKAN


1.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000)
1.2. Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir (PUIPP 1983)
1.3. British Standard (BS)
1.4. Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.5. Japanese Industrial Standard (JIS)
1.6. Institute Electrotechnical Commision (IEC)
1.7. Spesifikasi Teknis 03300 – Beton Cor di Tempat

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1 Elektroda Penyalur Petir.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

132
3.1.1 Air Termination dari jenis Early Streamer Emission IEC 60-1:
1989 lightning terminal dengan radius perlindungan minimum 100
meter
3.1.2 Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass dengan
diameter 70 mm dan ketinggian minimum 2.5 m.
3.1.3 Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap
pengaruh goncangan dan angin.
3.1.4 Air termination yang dipakai harus mendapat ijin atau
rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja RI atau instansi lain
yang berwenang.
3.1.5 Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination
dari jenis bukan radioaktif.
3.1.6 Detail dan tata letak instalasi penyalur petir sesuai dengan
Gambar Kerja.
3.1.7 Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri
arus listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
3.1.8 Elektroda penyalur petir harus dihubungan dengan hantaran turun.
3.1.9 Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa,
sehingga semua bagian atau benda yang berada di atap sampai
dengan lantai basement harus dapat terlindung oleh sistem
instalasi penyalur petir.
3.2 Hantaran Turun
3.2.1 Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir
yang diterima / ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke
konduktor pembumian, oleh karena itu hantaran turun harus
dihubungkan secara sempurna baik dengan elektroda penyalur
petir maupun elektroda pembumian.
3.2.2 Hantaran turun terbuat dari NYY cable atau coaxial cable yang
digunakan harus mendapat rekomendasi dari pabrik pembuatnya
yang menyatakan bahwa kabel tersebut dapat digunakan untuk
sistem penyalur petir.
3.2.3 Hantaran turun NYY atau coaxial cable yang digunakan
mempunyai ukuran minimal 70 mm2.
3.2.4 Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan
mempunyai kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan
gangguan mekanis.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

133
3.3 Elektroda Pembumian
3.3.1 Elektroda pembumian terbuat dari Cooper ground rood diameter
1 inch dan plat tembaga serta lilitan kawat timah dengan
konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar Kerja.
3.3.2 Elektroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah
dengan panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 m
dan mempunyai tahanan pentanahan maksimum sebesar 2 Ohm.
3.3.3 Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda
pembumian dengan hantaran turun harus dilakukan di dalam bak
kontrol. Penyambungan tersebut harus menggunakan mur baut
berukuran M-10 sebanyak tiga titik.
3.3.4 Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari
sistem pembumian untuk sistem elektrikal lainnya.

3.4 Bak Kontrol / Terminal Penyambungan.


3.4.1 Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara
hantaran penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal
pembumian) dan sebagai tempat untuk melakukan pengukuran
tahanan pembumian.
3.4.2 Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Kerja.
3.4.3 Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
3.4.4 Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle.
Tutup bak kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.

3.5 Penyangga dan Klem


3.5.1 Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
3.5.2 Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan
terhadap karat.
3.5.3 Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Kerja.
3.5.4 Jarak antara dua penyangga yang berdekatan minimal 40 cm.

II.8. FIRE ALARM CONTROL SYSTEM

4.0. LINGKUP PEKERJAAN

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

134
4.1 Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan,
tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning,
dan pemeliharaan yang lengkap untuk seluruh pekerjaan sistem fire alarm
termasuk training dan pekerjaan-pekerjaan lain yang dianggap perlu untuk
keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem fire alarm secara
keseluruhan.

4.2 Item pekerjaan yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut
:
4.2.1 Pusat Kontrol
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan Fire Alarm Control
Panel (FACP) beserta peralatan bantu lainnya yang diperlukan
untuk kesempurnaan sistem lokasi FACP di Ruang Kontrol. FACP
dari tipe semi adressable

4.2.2 Initiating Devices


Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan deteksi
dini kebekaran, seperti Smoke Detector, Heat Detector dan
Manual Alarm Station ( Manual Call Pont ) Break Glass Type, dan
Gas Detector.

4.2.3 Alarm Devices


Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan pemberi
isyarat awal adanya kebakaran, seperti Indication Lamp, dan
Alarm Bell.

4.2.4 Instalasi Sistem


Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan Terminal Box (TB-
FA), pengkabelan lengkap dengan konduit, sparing, metal doos
untuk fixtures unit, pencabangan dan penyambungan, serta
peralatan bantu lainnya.

5.0. KEMAMPUAN OPERASI.

5.1 Ketentuan Umum


5.1.1 Sistem harus mampu melakukan fungsi Monitoring, yaitu :

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

135
o Memonitor kejadian atau kondisi ruang / tempat yang
dilengkapi dengan peralatan deteksi yang sesuai dengan
tujuan penggunaannya.
o Memonitor kondisi operasi peralatan yang disupervisi.

5.1.2 Sistem harus mampu melakukan fungsi Alerting dan Signaling,


yaitu :
o Bila terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara
otomatis akan memberikan memberikan tanda-tanda tertentu.

5.1.3 Sistem harus mampu melakukan fungsi Controlling, yaitu :


Mengoperasikan semua bagian sistem yang dikontrolnya.
Pengoperasiannya dapat dilakukan dengan cara :

o Otomatis berdasarkan kejadian, artinya apabila sistem


mendeteksi adanya ketidak normalan kondisi, maka secara
otomatis sistem menjalankan fungsi pengontrolan. Sebagai
contoh jika sistem mendeteksi adanya asap dalam suatu
ruangan, maka sistem akan secara otomatis memberikan
tanda alarm.
o Manual, melalui pusat kontrol.

5.2 Fire Detection

5.2.1 Dari pusat kontrol, harus harus dapat diprogram (maupun secara
manual) perintah pengoperasian sistem. Adanya indikasi bahaya
kebakaran dan bekerjanya Control Point pada masing masing
zona dapat dimonitor oleh Pusat Kontrol (FACP) dan ditandai
dengan adanya alarm cahaya ataupun alarm bunyi.
5.2.2 Dari Pusat Kontrol harus dapat diprogram secara otomatis
(maupun secara manual) untuk melakukan general alarm
keseluruh area zona penginderaan.

5.3 Self Diagnostic

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

136
5.3.1 Pusat kontrol harus mampu melakukan System Self Diagnostic,
yaitu penyampaian indikasi adanya gangguan / ketidak normalan
kondisi yang terjadi pada pusat kontrol atau sistem itu sendiri.
5.3.2 Gangguan yang dapat diindikasikan yaitu :
o Gangguan pada jaringan
o Terputusnya jalur kabel ke detector
o Terputusnya fuse untuk Alarm Bell
o Terputusnya suplai daya dari battery

5.4 Pusat Kontrol

5.4.1 Pusat kontrol yang digunakan adalah Semi Addressable Multi


Zone Solid State Micro Processor dengan Pre-signal type yang
bekerja pada sistem tegangan rendah (24 V DC) dan tetap
beroperasi dengan normal pada temperatur operasi 0 sampai
40C.

5.4.2 Perlatan ditempatkan dengan sistem module (standard) di dalam


box (sheet metal enclosure). Kabel untuk merangkai modul harus
dari jenis Factory-made dan penyambungannya secara
‘solderless’.

5.4.3 Pengkabelan ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm


Devices, dan Releasing Devices (Control Point) harus dilengkapi
dengan alat-alat supervisi secara elektris untuk melihat adanya
gangguan yang terjadi melalui Pusat Kontrol dan interface unit.
Gangguan yang dideteksi yaitu Short-circuit, Open-circuit, dan
Ground-fault.

5.4.4 Pusat kontrol harus dilengkapi dengan beberapa switch kontrol


untuk reset silence switch, alarm lamp test switch, battery test
switch, dan beberapa switch lain sesuai standar produk.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

137
5.4.5 Pusat kontrol harus sesuai atau yang setara dengan produk
setara produk Gent atau Esser

5.5 Power Supply

5.5.1 Catu daya primer menggunakan sistem tegangan 1 phase, 220 V


AC, 50 Hz, sistem 3 kawat, dan dilengkapi dengan ‘electronic
voltage stabilizer’.

5.5.2 Pusat kontrol dilengkapi dengan catu daya cadangan / backup


yang berupa standby battery unit (24 V DC) dari jenis Nickel
Cadmium Battery, Rechargeable, lengkap dengan Charger-nya.

5.5.3 Jika catu daya primer mengalami kegagalan, maka secara


otomatis beban akan dilayani oleh catu daya cadangan.

5.5.4 Standby battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam


dalam operasi normal dan ditambah 30 menit dalam keadaan
alarm atau terjadi bahaya kebakaran.

5.5.5 Standby Battery harus sesuai atau yang setara dengan produk
GENT atau ESSER.

5.6 Peralatan Pendeteksi (Initiating Devices)

5.6.1 Ketentuan Dasar

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

138
5.6.1.1 Initiating devices yang digunakan terdiri dari tipe automatic
dan manual.

5.6.1.2 Initiating devices yang digunakan dari tipe surface


mounting.

5.6.1.3 Rangkaian initiating devices harus menggunakan End-of-


Line Resistance (EOLR) yang ditempatkan dalam box atau
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat.

5.6.2 Smoke Detector

5.6.2.1 Photoelectric Smoke Detector yang digunakan harus dari


jenis completely solid state sehingga sensitivitas
deteksinya stabil walaupun terjadi perubahan kondisi
lingkungan.

5.6.2.2 Photoelectric Smoke Detector harus mempunyai lampu


indikator alarm (berupa LED) yang menyala dalam kondisi
alarm.

5.6.2.3 Data teknis Photoelectric Smoke Detector sebagai berikut :


o Rating Voltage : 24 V DC
o Operating Voltage : 16 – 30 V DC
o Ambient Temperature : -10C sampai +50C
o Ambient Humidity : 0 sampai 95%
o Air Movement : 0 sampai 80 cm/detik

5.6.2.4 Photoelectric Smoke Detector harus mampu mendeteksi


asap yang tampak maupun yang tidak tampak mata.

5.6.2.5 Photoelectric Smoke Detector harus sesuai atau yang


setara dengan produk GENT atau ESSER

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

139
5.6.3 Heat Detector

5.6.3.1 Heat Detector yang digunakan mempunyai fungsi yang


merupakan kombinasi fungsi dari Rate-of-Rise Heat
Detector dan Fixed-Temperature Heat Detector.

5.6.3.2 Sensor Fixed-Temperature bekerja pada saat temperatur


udara sekitar mencapai 70C.

5.6.3.3 Sensor Rate-of-Rise merasakan laju kenaikan temperatur


udara sekitar yang cepat dan tidak normal, dan bekerja
pada kecepatan aliran udara 0,85 m/detik dan temperatur
30C lebih tinggi dari temperatur udara sekitar, dan
beroperasi dalam waktu 30 detik.

5.6.3.4 Heat Detector harus seuai atau yang setara dengan


produk GENT atau ESSER,

5.6.4 Manual Initiating Devices

5.6.4.1 Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang


dipakai adalah dari jenis Break Glass Switch yang tidak
memerlukan penggatian protection glass setelah
pengaktifan.

5.6.4.2 Manual Initiating Devices terbuat dari bahan metal difinish


dengan cat merah enamel, dipasang pada dinding secara
exposed atau dipasang pada permukaan dinding (surface
mounting).

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

140
5.6.4.3 Manual Alarm Station harus seuai atau yang setara
dengan produk GENT atau ESSER

5.6.5 Alarm Bell

5.6.5.1 Alarm suara yang digunakan berupa Bell 24 V DC.

5.6.5.2 Alarm Bell mempunyai sound level sekitar 100 db pada


jarak 1 meter.

5.6.5.3 Alarm Bell harus sesuai atau yang setara dengan produk
GENT atau ESSER
5.7 Persyaratan Pemasangan

5.7.1 Smoke Detector dan Heat Detector dipasang langsung menempel


pada plafond ruangan.

5.7.2 Manual Alarm Station dipasang pada dinding secara exposed


(surface mounted) pada ketinggian sekitar 150 cm dari lantai.

5.7.3 Alarm Bell dipasang tepat disebelah Indicating Lamp.

5.7.4 Kecuali kabel untuk keperluan komunikasi suara, maka semua


kabel instalasi baik yang ada di FACP maupun di luar panel
kontrol harus menggunakan kabel jenis solid conductor (bukan
stranded conductor) dari bahan tembaga.

5.7.5 Semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel PVC


dengan ukuran luas penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau
sesuai rekomendasi pabrik pembuat peralatan sistem.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

141
5.7.6 Semua kabel instalasi, kecuali dari jenis tahan api harus
dimasukkan dalam konduit yang sesuai (minimal diameter ¾ inch).

6.0. PROSEDUR UMUM.

6.1 Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan

6.1.1 Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau


brosur/data teknis bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini
harus diajukan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui.
6.1.2 Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan,
barang, dan peralatan yang akan digunakan, dan
menyerahkannya kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan
data teknis serta performance dari peralatan.
6.1.3 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus
disertai dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of
Origin) dari pabrik pembuatnya (Manufacturer) atau agen
utamanya (Authorized Dealer/Agent).

6.2 Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)

6.2.1 Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail


Pelaksanaan sistem elektrikal kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui.
6.2.2 Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum
pengadaan bahan agar diperoleh cukup waktu untuk pemeriksaan
dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan
hal ini.
6.2.3 Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail
yang diperlukan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

142
6.2.4 Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan
Gambar Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan
Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus melaporkannya kepada
Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan keluarnya.
6.2.5 Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.
6.2.6 Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.
6.2.7 Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan
ruang gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur,
Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus
diperiksa.

6.2.8 Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan


dengan Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang
sama untuk memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang
pada tempat yang telah ditentukan.

6.3 Pengiriman dan Penyimpanan

6.3.1 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam


keadaan baik, baru, bebas dari segala cacat dan dilengkapi
dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
6.3.2 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus
disertai dengan surat jaminan keaslian barang (Letter of Origin)
dan mempunyai jaminan serta garansi (Warranty).
6.3.3 Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya
pada tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

6.4 Ketidaksesuaian
6.4.1 Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang
didatangkan atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam
Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

143
6.4.2 Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap
pekerjaan yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik
Proyek.
6.4.3 Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang
atau berbeda dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih
dahulu membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan
penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan
penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar
Kerja.

7.0. BAHAN-BAHAN.

7.1 Umum
7.1.1 Fire Alarm Control Panel, Detector, Manual Alarm Station, dan
Alarm Bell harus berasal dari merek yang dikenal luas dan setara
dengan merek GENT atau ESSER
7.1.2 Sistem harus sesuai untuk daerah dengan temperatur sekeliling
maksimal 40 C.

8.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

8.1 Umum
8.1.1 Semua bahan dan perlengkapan yang akan dipasang harus dalam
keadaan baru, tidak rusak, bukan barang bekas dan tidak
bercacat, serta telah diuji di pabrik pembuatnya.
8.1.2 Fire Alarm Control Panel, Detector, Manual Alarm Station, dan
Alarm Bell harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuat
dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

144
8.2 Pengujian dan Uji Penampilan

8.2.1 Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran


yang dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan untuk memeriksa
bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
memenuhi semua persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus
uji fungsional.
8.2.2 Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk
pengukuran, pengujian dan uji penampilan.
8.2.3 Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan
oleh Pengawas Lapangan.
8.2.4 Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus
lulus uji kesinambungan.

8.2.5 Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui


Pengawas Lapangan, buku asli pengoperasian/pemeliharaan
peralatan berikut salinannya dalam jumlah tertentu, sesuai
persyaratan kontrak.
8.2.6 Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui
Pengawas Lapangan, Surat Jaminan (Warranty) atas produk
sistem pengindera kebakaran, dengan jangka waktu masa garansi
sesuai standar dari pabrik pembuat.

8.3 Uji Penerimaan


8.3.1 Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji
penerimaan / acceptance test, dengan prosedur pengujian yang
disetujui, untuk menunjukkan bahwa semua perangkat bekerja dan
beroperasi dengan baik sesuai ketentuan.
8.3.2 Uji penerimaan akan meliputi simulasi bahaya kebakaran di setiap
ruang dimana suatu detektor terpasang sesuai dengan jenis
detektor yang dipasang. Juga dilakukan pengujian terhadap
semua fasilitas yang dimiliki oleh unit panel pusat kontrol (FACP).

8.4 Training (Pelatihan)

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

145
Kontraktor diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian
operasional Gedung atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu
mengoperasikan peralatan Fire Alarm sistem .

8.5 Pemeliharaan dan Pengoperasian Peralatan


Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan dalam
kontrak diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan serta kekurangan-
kekurangan.

II.9. SISTEM TATA SUARA

9.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan sistem tata suara pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

Untuk kebutuhan pemanggilan pasien/konsumen di bagian apotek umum maupun


poliklinik, pemanggilan dilakukan dengan sound system tersendiri yang terdiri dari
Microphone Chime, Mixer dan Amplifier dan cone speaker.

10.0. STANDAR / RUJUKAN

1.4. Japanase Industrial Standard (JIS).


1.5. Standar Industri Indonesia (SII).
1.6. Spesifikasi teknis Sistem Elektrikal.
1.7. Spesifikasi teknis Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan

11.0. PROSEDUR UMUM

11.1 Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.


11.1.1 Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau
brosur/data teknis bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini
harus diajukan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan /
Menejemen Kontruksi untuk disetujui.
11.1.2 Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan,
barang, dan peralatan yang akan digunakan kemudian diserahkan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

146
kepada Pengawas Lapangan / Menejemen Kontruksi untuk
mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang
lengkap dengan data teknis serta performance dari peralatan.
11.1.3 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus
disertai dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of
Origin) dari pabrik pembuatnya (Manufacturer) atau agen
utamanya (Authorized Dealer/Agent).

11.2 Gambar Detail Pelaksanaan.


11.2.1 Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan sistem tata suara kepada Pengawas Lapangan
/Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
11.2.2 Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum
pengadaan bahan agar diperoleh cukup waktu untuk pemeriksaan.
Bila kontraktor mengabaikan prosedur ini sehingga terjadi
keterlambatan waktu maka keterlambatan menjadi resiko
kontraktor dan tidak ada tambahan waktu.
11.2.3 Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail
yang diperlukan. Mencakup data berikut :
 Nama komponen perangkat tata suara
 Jumlah unit
 Tata letak / susunan peralatan tata suara
 Dimensi
 Detail pemasangan dan Detail lain yang diperlukan
11.2.4 Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan
Gambar Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan
Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus melaporkannya kepada
Pengawas Lapangan / Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
dicarikan jalan keluarnya.
11.2.5 Gambar Kerja Tata Suara hanya menunjukan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan. Gambar Kerja
ini harus diikuti dengan seksama.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan
ruang gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur,
Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus
diperiksa.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

147
11.2.6 Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan
dengan Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang
sama untuk memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang
pada tempat yang telah ditentukan.
11.3 Pengiriman dan Penyimpanan.
11.3.1 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam
keadaan baik, baru, bebas dari segala cacat dan dilengkapi
dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
11.3.2 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus
disertai dengan surat jaminan keaslian barang (Letter of Origin)
dan mempunyai jaminan serta garansi (Warranty).
11.3.3 Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya
pada tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

11.4 Ketidaksesuaian.
11.4.1 Pengawas Lapangan / Konsultan Manejemen Kontruksi berhak
menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan / atau
Spesifikasi Teknis. Barang yang ditolak harus dikeluarkan dari
lokasi proyek dalam kurun waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam
sejak dikeluarkannya perintah pengeluaran barang.
11.4.2 Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap
pekerjaan yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik
Proyek.
11.4.3 Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang
atau berbeda dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih
dahulu membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan
penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan
penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar
Kerja.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

148
12.0. BAHAN - BAHAN

12.1 Umum.
12.1.1 Semua perangkat sistem tata suara harus dalam keadaan baru,
dilengkapi sertifikat lulus uji pabrik dan petunjuk pemasangan
serta penggunaan dari pabrik pembuatnya.
12.1.2 Semua perangkat sistem tata suara adalah dari merek BOSS,
PHILIPS atau yang setara.
12.1.3 Semua perangkat sistem tatasuara harus dilengkapi dengan data-
data berikut :
 Merek dan nama pabrik
 Tipe
 Tegangan kerja dan frekuensi
 Konsumsi daya
 Impedansi
 Tanggapan Frekuensi
 Dimensi
 Dan data lainnya yang diperlukan.

12.2 Peralatan Tata Suara.


12.2.1 Mikrofon yang dipergunakan untuk paging harus dilengkapi
dengan Built-in Chime
12.2.2 Power Amplifier harus sesuai atau setara kapasitas 240 Watt
12.2.3 Horn Speaker harus memiliki kapasitas 15 watt dan 25 Wat
12.2.4 Rak peralatan yang dilengkapi dengan Monitor Panel, Program
Timer, BGM, Digital Announcer dan Power Switch Panel

12.3 Bahan Elektrikal.


Bahan-bahan elektrikal seperti kabel daya, kabel kontrol, kotak penyambung, konduit,
soket dan lainnya harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis Elektrikal.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

149
13.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

13.1 Umum.
13.1.1 Semua perangkat sistem tata suara harus dipasang sesuai
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dan Gambar Detail
Pelaksanaan serta diagram pengkabelan yang telah disetujui,
dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
13.1.2 Pengkabelan dan penempatan kabel harus memenuhi persyaratan
Spesifikasi Teknis Elektrikal.

13.2 Pemasangan.
13.2.1 Semua perangkat utama yang saling berhubungan satu sama lain
harus ditempatkan pada ruang khusus seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
13.2.2 Horn Speaker harus dipasang menyebar pada seluruh bangunan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

13.3 Pengkabelan.
Kabel harus dipasang dalam konduit atau rak kabel sesuai ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis.

Pengkabelan untuk mikrofon, pembumian, pengeras suara dan kabel daya harus
dipisahkan satu sama lain dengan isolasi dan pelindung metal.

Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.

13.4 Pembumian.
Semua pembumian harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

14.0. PENGUJIAN DAN UJI PENAMPILAN

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

150
14.1 Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang
dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan untuk memeriksa bahwa
seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua
persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
14.2 Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran,
pengujian dan uji penampilan.
14.3 Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh
Pengawas Lapangan / Konsultan Manajemen Konstruksi
14.4 Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji
kesinambungan (continuity) dan uji isolasi
14.5 Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas
Lapangan / Konsultan Manajemen Konstruksi, buku asli pengoperasian /
pemeliharaan peralatan berikut salinannya dalam jumlah tertentu, sesuai
persyaratan kontrak.
14.6 Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas
Lapangan / Konsultan Manajemen Konstruksi,, Surat Jaminan (Warranty)
atas produk sistem tata suara, dengan jangka waktu masa garansi sesuai
standar dari pabrik pembuat.

15.0. UJI PENERIMAAN

Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji penerimaan /


acceptance test, dengan prosedur pengujian yang disetujui, untuk menunjukkan
bahwa semua perangkat bekerja dan beroperasi dengan baik sesuai ketentuan.

Uji penerimaan akan meliputi memperoleh dan menerima berita pada stasiun
tertentu, pada tingkat volume yang baik, tanpa campuran suara dari sumber lain
atau unit lain.

16.0. TRAINING (PELATIHAN)


Kontraktor diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian
operasional Gedung atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu mengoperasikan
peralatan Tata Suara.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

151
17.0. PEMELIHARAAN DAN PENGOPERASIAN PERALATAN
Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan dalam
kontrak diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan serta kekurangan-
kekurangan.

II.10. SISTEM TELPHONE

1. Umum

Pekerjaan sistem telepon meliputi pengadaan semua peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pemrograman, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan
dan training bagi calon operator dan bagian maintenace, sehingga seluruh sistem
telepon dapat beroperasi dengan baik dan benar.

2. Lingkup Pekerjaan

2.1. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemasangan :

Pengadaan, pemasangan, pemograman dan pengujian Sistem PABX


lengkap dengan accessoriesnya ( di lengkapi Operator Key Telephone
c/w DSS Module )

a. ). Jumlah sambungan telepon dari Telkom, dan jumlah extention seperti


tertera dalam gambar harus dapat dikembangkan (expandable)
kapasitasnya.

c. Pengadaan dan pemasangan sejumlah unit pesawat telepon seperti tertera


pada gambar.

d. Pengadaan dan pemasangan jaringan in-door dari junction Box PT. Telkom
ke MDF sampai peralatan PABX pada ruang kontrol.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

152
e. Pengadaan dan pemasangan instalasi luar bangunan (outdoor) dan
instalasi dalam bangunan (indoor) dari MDF - PABX ke IDF (Intermediate
Distribution Frame) hingga ke outlet telepon.

f. Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi telepon


dan sistem PABX-nya oleh PT. Telkom.

g. Pengadaan sertifikat/surat izin persetujuan pemakaian peralatan sistem


PABX yang akan dipasang dari PT. Telkom.

h. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan tersebut diatas


seperti : bak kontrol, kabel rak, marking cable (outdoor dan indoor) dan lain-
lain pekerjaan penunjang agar sistem telepon dapat bekerja dengan baik
yang disetujui perencana.

i. Mengadakan testing dan commisioning untuk seluruh sistem telepon dan


seluruh peralatan yang terpasang.

j. Mengadakan training bagi Personal yang akan menggunakan/


mengoperasikan sistem telepon ini.

3. Persyaratan Bahan

3.1. P.A.B.X

a. Sistem PABX

 Sistem PABX yang diusulkan dan peralatan pendukungnya harus


merupakan type yang disetujui oleh PT. TELKOM yang berguna untuk
hubungan ke jaringan sambungan telepon umum (PSTN). kontraktor harus
menyertakan sertifikat pengujian sistem PABX dari PT. TELKOM.

 PABX yang akan dipasang harus dari jenis/type yang telah mendapatkan
pengesahaan dari Departemen PARPOSTEL untuk dipergunakan di
Indonesia dan memenuhi standard international seperti CCITT atau ITU-T.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

153
 Peralatan ISDN PABX harus menggunakan sistem fully digital SPC (Store
Program Control) untuk teknik penyambungan fully digital dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

 Harus merupakan ISDN-PABX


 Harus sesuai dengan standard CCITT G.732
 Menggunakan format PCM 30 channel 2.048 Mbps
 Menggunakan 8 KHz sampling rate
 Menggunakan 8 bit “A” law
 Mempunyai jumlah line dibutuhkan :

 Trunkline / Telkom Line : jumlah line yang tertera pada gambar dan dapat
dikembangkan menjadi jumlah line yang tertera pada gambar line.

 Extension line : jumlah extension line yang tertera pada gambar yang
dapat diexpandable menjadi jumlah extension line yang tertera pada
gambar.
 ISDN BRA : Min 4 BRA lines.
 Sistem PABX yang diusulkan harus dapat mengikuti dan menikmati
fasilitas-fasilitas yang terbaru dalam hubungannya dengan
perkembangan teknologi jaringan umum ISDN di Indonesia.
 Fasilitas-fasilitas yang terbaru ini harus dapat diaplikasikan pada sistem
PABX setelah di instalasi, tanpa ada perubahan besar dari sistem.
 Peralatan PABX harus tersusun dalam disain modular, yang dengan
mudah dapat dipasang maupun dikeluarkan dari tempatnya.

Semua PE Card dalam PABX harus dapat :

 Dipasang dalam semua PABX slot yang bersifat universal dan tidak
tetap (non-fixed basis)

 Dapat dilepaskan dari posisinya tanpa harus memadamkan power


supply untuk seluruh sistem.

 Inter-shelf and inter-cabinet cabling.

 Kontraktor harus menyatakan negara asal/pabrik dari sistem PABX yang


akan ditawarkan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

154
 Fotocopy dari surat keterangan original country/negara asal dari pabrik
sistem PABX yang ditawarkan dilampirkan.

 Sistem PABX yang ditawarkan harus merupakan model dan type yang
paling akhir (mutahir) untuk kapasitas yang sama.
 Kontraktor harus menyatakan kapan sistem yang ditawarkan mulai
dipasarkan di Indonesia, dan dapat dibuktikan dengan surat tertulis dari
pabrik bahwa sistem masih diproduksi, di support dan spareparts masih
tersendiri minimum hingga 10 (sepuluh) tahun mendatang.

 Foto copy surat tertulis dari pabrik yang menyatakan seperti di atas
harus dilampirkan.

 Kontraktor yang menawarkan model dan type yang lebih lama (out of
date) pada saat model dan type yang terbaru sudah ada dipasaran tidak
akan dipertimbangkan.

 Sistem PABX yang ditawarkan harus memiliki trunk card yang


dapat berfungsi sebagai loop start CO maupun DID analog, yaitu
dengan menggunakan trunk card yang sama untuk dihubungkan ke
loop start line TELKOM maupun DID analog trunk.

 Sistem PABX yang ditawarkan harus berkemampuan untuk


diintegrasikan dengan peralatan voice mail.

b. Konstuksi Sistem PABX.

 PABX yang akan dipasang adalah PABX dengan sistem Switching yang
Full Digital PCM System/TDM Technology, sesuai dengan spesifikasi
CCITT (A-Law Coded).

 PABX yang akan dipasang harus memenuhi standar ISDN dan dapat
dihubungkan dengan PASOPATI dari PT. TELKOM, dan akan disambung
ke TELKOM dengan 4 ISDN BRA line.

 Semua bahan dan peralatan yang ditawarkan harus bermutu tinggi serta
mempunyai kemampuan untuk dipasang didalam cuaca tropis. Semua
peralatan harus dapat bekerja tak terbatas pada suhu keliling 45°C dan
kelembaban relatif 85%.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

155
 PABX harus mempunyai "High Trafic Capacity" non blocking system.

Teknologi :

o fully digital, Stored Program Control (SPC) dan Hierarchical


Control Structure TDM (Time Division Multiplexing).
Digital Switching :

o Sampling frequency 8 kHz


o PCM word 8 bits
o Encoding A Law
o Speech Channel Bit Rate 64 kbit
o ISDN 2B + D Channel Bit Rate 144 kbit
o Sample Duration 125 us.

Komunikasi data :

o V24/R232 C Assyncronous, 75 s/d 64.000 bps.


o ISDN adapter, 64.000 s/d 128.000 bps, untuk BRA
o ISDN adapter, 64.000 s/d 2 Mbps, untuk PRA.

Catu daya :

o Tegangan 220/240 Volt, 50-60 Hz.


o Battery 48 Volt DC, cukup untuk mencatu PABX pada beban
penuh selama min 2 jam.

Konsumsi daya:

o ± 1 VA per-extension.
o Ketinggian sea level : 0 - 25 m

Kondisi kerja :

o Temperatur ruangan 0-45°C


o Kelembaban ruangan 15%-85%.

 PABX harus dirancang dalam struktur full modular, baik struktur board
maupun kabinet, sehingga sistem dapat dikonfigurasi dan dikembangkan
secara bebas.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

156
 Hubungan antara kabinet dan antara unit-unit yang lebih besar harus
dengan sistem plug-in yang sederhana atau menggunakan kabel serat
optik.

 PABX harus mempunyai setidaknya satu buah CPU (Central Processing


Unit) seperti tertera pada gambar jumlah unit dan jumlah memory
seperti yang tertera pada gambar dengan 1 sebagai back-up, sebagai
unit pengontrol operasi, dan dapat dilengkapi dengan CPU kedua yang
berfungsi sebagai cadangan (redundant CPU) bilamana diperlukan.

 PABX harus memiliki sistem catu daya yang tersebar (decentralized),


sehingga bilamana salah satu daya mengalami kerusakan maka PABX
masih dapat berfungsi sebagian, dan bilamana diperlukan PABX dapat
pula dilengkapi dengan catu daya cadangan (redundant power supply).

 Seluruh peralatan elektronik harus diletakan dida lam kabinet besi yang
memiliki sistem sirkulasi udara yang baik sehingga tidak diperlukan lagi
kipas (fan) eksternal.

 PABX harus memiliki kapabilitas alarm dan diagnosa kerusakan jarak


jauh (remote maintenance), sehingga bilamana terdapat kerusakan pada
sistem maka kerusakan harus dapat segera diketahui dan diatasi oleh
engineer pada remote office.

 PABX harus dapat memindahkan seluruh saluran PTT kepada pesawat


telepon tertentu bilamana terjadi pemadaman total pada unit PABX.

 PABX harus dapat tetap menyimpan data-data konfigurasi dan program


secara permanen, walaupun sistem dipadamkan total untuk jangka
waktu yang sangat lama.

 PABX harus memiliki battery internal yang dapat mempertahankan jam


dan tanggal pada sistem bilamana terjadi pemadaman total pada catu
daya dan battery eksternal.

 PABX harus memiliki kemampuan networking dan net work management


yang baik untuk network analogue maupun digital, dan dengan
spesifikasi sebagai berikut :

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

157
Digital tie-lines : Sofv, S2mfv

Analogue tie-lines : "E + M", 2-wire, 4-wire.

 PABX harus memiliki konsep software yang dapat dikembangkan (di up


grade) secara mudah, untuk penambahan feature yang baru atau
penyempurnaan operating system.

c. Kemampuan PABX.

Secara umum PABX harus memiliki kemampuan minimum sebagai berikut:

PABX dapat membagi extension dalam kelas-kelas sebagai berikut :

1. Non restricted (zona 1 - 4)


2. Semi restricted
3. Fully restricted

dan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

1. call charge metering PABX harus dapat merekan dan mengeluarkan


data pemakaian line PTT, PABX harus mampu melakukan pengukuran
waktu pembicaraan yang dilakukan oleh extension (non restricted)
bilamana extension tersebut melakukan sambungan city call.

2. Night Service operation. Apabila ada panggilan ke operator dan


operator tidak ada ditempat, maka panggilan tersebut akan diteruskan
secara otomatis ke pesawat reception atau information.

3. Flexible Numbering Scheme. Pemberian nomor extention dapat


disamakan dengan nomor ruang atau lantai, sehingga dapat
memudahkan untuk mengetahui lokasinya.

4. Voice Paging. PABX dapat dihubungkan dengan sound system yang


terdapat digedung, sehingga bila terjadi suatu keadaan darurat seperti
kebakaran dan lain sebagainya, maka General Manager dapat
memberikan pengumuman melalui pesawat telepon yang ada.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

158
5. Back up Battery. Untuk menjaga agar data-data yang telah dimasukan
kedalam memory PABX tidak hilang sewaktu terjadi pemadaman aliran
listrik, maka PABX harus dilengkapi dengan battery khusus yang dapat
bertahan selama minimal 45 hari.

6. Confrence Call. PABX dapat menghubungkan con frence call sedikitnya


untuk 3 pihak (three party) 1 extension dan 2 external line, 2 extension
dan 1 external line atau 3 extension line.

7. Call Transfer. Setiap extension setelah pembicaran selesai dapat


memindahkan panggilan lawan bicaranya baik internal maupun external
kepada extention lainnya.

8. Call Diversion. Extention tertentu dapat memindahkan setiap panggilan


yang tertuju kepadanya, kepada extension lain yang dikehendaki.
9. Partner Group. Beberapa extension dapat dikelom pokan didalam satu
kelompok, sehingga bilamana terdapat panggilan untuk anggota
kelompok maka dengan menekan tombol tertentu, anggota yang lain
dapat menerima panggilan tersebut. Panggilan diantara anggota hanya
dengan menekan satu tombol tertentu.

10. Do Not Distrub. Dengan menekan tombol tertentu pesawat extension


dapat membuat pesawatnya tidak dapat dihubungi untuk sementara.

11. Abreviated Dialing. Walaupun extension tertentu mempunyai kelas


semi-restricted, namun dengan menekan angka tertentu (3 atau 4 digit)
maka pesawat extension tersebut dapat melakukan panggilan city call
(ke nomor tertentu yang telah dimasukan kedalam memory PABX).
Memory dapat memuat sedikitnya 2.000 nomor telepon dalam 10 group.

12. Call Back. Jika satu extension memanggil exten sion lainnya yang
sedang sibuk (berbicara), maka dengan menekan satu sandi, extension
tersebut akan berdering bilamana extension yang dipanggil sudah
bebas.

13. Different Ringing. Setiap extension dapat membe dakan panggilan


external atau internal melalui bunyi bel panggilan yang berbeda.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

159
14. Last Number Redial. Setiap extension dapat melakukan panggilan ulang
baik external maupun internal dengan hanya menekan suatu nomor
sandi tertentu, tanpa harus mengulang menekan seluruh nomor telepon.

15. Appoinment Call. Extension akan berdering sesuai dengan waktu yang
telah diprogram melalui pesawat itu sendiri.

16. Call Pickup. Setiap panggilan pada extension, dapat diambil/dialihkan


oleh extension lain yang berada didalam satu ruangan.

17. Chief/Secretary Function. Beberapa pasang pesawat dapat difungsikan


sebagai pesawat chief-secretary, sehingga tidak lagi dibutuhkan unit
chief secretary tambahan diluar PABX.

18. Software Lock. Extension yang memiliki fasiliats "non restricted" dapat
mengunci pesawatnya dengan menggunakan sandi yang ditentukan oleh
masing-masing pemilik, sehingga menghindari pemakaian pesawat
telepon oleh orang lain.

19. Emergency Switching of Lines. Bilamana terjadi pemadaman PABX


secara total seperti PABX dalam perbaikan atau terjadi pemadaman
aliran listrik yang sangat lama sehingga back-up battery habis, maka
seluruh line external harus dapat dialihkan secara optimis kepada
pesawat-pesawat telepon tertentu.

d. Operator Console

Operator console harus bekerja secra full ISDN dengan interface SO (Digital
ISDN/PASOPATI) memiliki tombol-tombol yang mudah dioperasikan,
memiliki kunci secara hardware sehingga pesawat tidak dapat dipergunakan
tanpa membuka kunci, dan memiliki layar peraga (display) LCD yang cukup
besar dengan lampu penerangan pada bagian belakang (back lite) sehingga
pesan tampilan menjadi jelas dan mudah untuk dibaca pada segala kondisi
ruang dan penerangan. Disamping berkemampuan standar, operator
console harus memiliki "Busy Display" yang terpadu pada layar peraga.

e. Pesawat Digital Telephone Set

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

160
Pesawat digital telepon yang ditawarkan harus bekerja secara full ISDN
dengan interface SO, memiliki tombol-tombol yang mudah dioperasikan dan
memiliki layar peraga (display) yang cukup lebar dan jelas untuk dibaca.

Pesawat digital telepon set harus mempunyai Multi digital dengan


kemampuan sebagai berikut :

a) Fungsi-fungsi dan feature PABX dapat diaktifkan dengan menekan


sebuah tombol (atau dengan menggunakan access code).

b) Pada aplikasi Sekretaris Executive, komunikasi antara dua pihak dapat


dilakukan dengan hanya menekan sebuah tombol.

c) Optional Data Adapter harus dapat ditambahkan untuk komunikasi data


ke Terminal Data atau Workstation PC.
d) Tombol-tombol dapat diprogram untuk penerapan multiline dan juga
untuk fungsi-fungsi feature.
Multiline harus dapat diartikan bahwa lebih dari sebuah Directory
Number dapat diprogramkan pada telepon digital dan dapat dipakai
untuk menerima dan melakukan Outgoing-Call.

Directory Number dapat berupa nomor yang sama baik di executive


telepon maupun di sekretaris telepon yang berfungsi untuk call filtering.

e) Telepon Digital Set dapat mengambil tegangan dari power supply PABX
untuk semua fungsi kemampuan (feature) dan display, dan tidak perlu
external power (adaptor).

f) Display LCD untuk menunjukkan tanggal dan waktu, nomor dan nama
pihak pemanggil, petunjuk pemakaian, selang waktu pembicaraan dan
lain-lain.

g) Hubungan antara Digital Telepon Set dengan PABX terdiri dari hanya
sebuah kabel Twisted Pair (1pair).

h) Tombol-tombol fungsi dapat diprogram untuk menerima sebuah Direct


Line TELKOM untuk digunakan sebagai Private Line baik untuk incoming
maupun untuk outgoing.

i) Harus dapat diprogram untuk Private Line yang sama dengan pesawat
telepon yang berlainan untuk aplikasi Executive Secretary.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

161
j) Tombol fungsi dengan Direct Line untuk Private Line dapat diprogram
untuk ringing secara serempak pada kedua pesawat digital Executive
dan Secretary atau tanpa ringin melainkan dengan indikator secara
visual.

k) Telepon digital dapat dikembangkan dengan menambahkan Add On


Module 22 tombol fungsi atau lebih yang dapat diprogram jika jumlah
tombol fungsi pada telepon digital standard tidak mencukupi.

l) Display module harus bersifat modular (dapat ditambahkan atau


dilepas).

Mempunyai fasilitas :

 Hand free
 Telephone book
 Tampilan nomor dan nama pemanggil
 Daftar pemanggil yang tidak terjawab (list of call during absence)
 Call transfer dengan tombol "R"
 Conference.
 Soft key (tombol yang dapat diprogram secara software)
 Pengaturan Loundness dan Ring
 Pengunci pesawat secara software (software lock)

f. Pesawat Telephone Analogue

Pesawat telephone yang ditawarkan adalah type standard, dengan sistem


pemasangan terdiri atas dua jenis, yaitu pemasangan diatas meja (desktop
type) untuk ruang kantor dan pemasangan diatas dinding (wall mounted
type) untuk ruang power house, AHU, Pantry, Lift dan lain sebagainya.

Setiap pesawat telepon harus mempunyai fasilitas sebagai berikut :

 Tombol yang mudah dioperasikan


 Transfer call dengan tombol "R"
 Tombol "Call number memory"
 Pengunci pesawat secara software (Software Lock)
 Dial dengan menggunakan sistem DTMF.

g. Fasilitas dan Kapasitas PABX

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

162
 MDF cabinet with conector on system site : 1 unit
 200 pairs MDF block krone for network side termination : 1 unit
 Common Control CPU untuk < 1000 extension : 1 set
 System printer dot matrix 100 C/S, do C/L : 1 unit
 20 MB winchester disk, 5 1/4 "and integrated 5 1/4"
floppy disk drive : 1 unit

 40x speed CD ROM drive


 System terminal maintenance & programming : 1 unit
 Traffic Annalysis Software : 1 set
 Call logging software : 1 set
 Operator/Attendaut Console 40 Character Alfa

Numeric display : 2 unit


 Analog Extension Circuits consist of :
 With Massage waiting : 30 pcs
 DTMF : 50 pcs
 Billing System
 Trunk line Circuits : 200 bh
 yang dapat dikembangkan sampai 50 buah
 150 lines lightning Protector/surge suppresor : 1 set
 Conference modul for 6 Station Internal or 1 external and 5 internal
 DTMF Receiver module
 DTMF Generator module
 Battery Charger including MF lead acid Battery for 8 hours
operation : 1 unit

 Remote Diasnostic
 Fasilitas-fasilitas lainnya, sehingga PABX mempunyai kemampuan
pelayanan yang dikehendaki.

h. Power Supply & Switching

1. Harus dipasang suatu sistem power supply untuk telepon yang terdiri
dari :

 Jala-jala listrik 220 V AC ± 10%, 50 Hz, ±10%


 Satu rectifier
 Satu unit accumulator MF lead acid battery dari 24/48 volt DC,
dengan kapasitas untuk 8 jam operasi.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

163
2. Dalam keadaan normal PABX harus dapat bekerja dengan sumber daya
utama, yakni dari jala-jala listrik 220/380 v, 50 Hz tersebut.

3. Battery plan harus dapat secara otomatis langsung menampung operasi


PABX dan Switchboard-Switchboard yang bersangkutan paling sedikit
selama 8 jam pada kegagalan sumber daya utama.

Battery plan harus bekerja atas dasar "full Load" dengan seluruh beban
ditanggung oleh battery charger.

4. Peralatan swicthing harus dilengkapi dengan alarm yang dapat dipakai


untuk menunjukkan adanya kerusakan pada switch, power, ringing dan
tone generator, serta abnormal dan subnormal exchange voltage.

5. Power supply untuk PABX, baik main supply maupun battery harus
dapat dimatikan secara sendiri-sendiri dengan saklar.

6. Apabila power supply dimatikan maka secara automatis semua saluran


PT. Telkom harus dialihkan kepada pesawat-pesawat cabang tertentu.

7. Sambungan kejala-jala harus dilengkapi dengan box sekring dan saklar.

8. Hubungan dari battery ke PABX harus melalui sebuah sekring induk

9. Harus disediakan satu combination distribution frame (IDF atau MDF)


untuk terminasi semua kabel yang memasuki ruangan switching.
Sebagai dari frame tersebut harus bekerja sebagai garis demarkasi
untuk kabel pengikat sistem telepon lokal dari sisi vertikal IDF.

3.2. Kabel Instalasi Telepon

 Kabel instalasi telepon dari terminal box keseluruh extension seperti tertera
dalam gambar menggunakan kabel jenis ITC 1 x 2 Pairs x 0,6 mm¨ (indoor
telephone cable), dan jerry Armored 1 x 2 Pairs x 0,6 mm¨ (Outdoor telepon
cable).

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

164
 Instalasi kabel primer dari MDF kesetiap terminal box harus memakai
pelindung pipa PVC kelas D dengan ukuran yang sesuai, sedangkan dari
terminal box kesetiap extension ditarik melalui rak kabel atau pelindung pipa
kelas D sesuai dalam gambar rencana.

 Untuk kabel instalasi telepon yang berada diluar gedung harus memakai
kabel tanah dari jenis yang sesuai tercantum dalam gambar, yaitu Outdoor
Jelly Armored telephone cable dengan cross section diameter 0,6 mm¨.

 Pipa instalasi pelindung kabel tanah tersebut harus memakai pipa PVC
kelas AW dengan ukuran yang sesuai.

Pada perlintasan/crossing dengan jalan atau melewati tempat perkerasan,


maka kabel tersebut harus dilidungi memakai pipa baja galvanis dengan
ukuran yang sesuai atau seperti yang tercantum dalam gambar.

3.3. Perencanaan Pelaksanaan

a. Gambar Kerja

Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawings)


untuk disetujui Konsultan Pengawas.

Gambar kerja (shop drawings) harus diserahkan kepada Konsultan


Pengawas selambat-lambatnya 30 hari sebelum pelaksanaan pemasangan.

b. Pengolahan/Pekerjaan

Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pemasangan/ instalasi telepon


sesuai dengan cara-cara dan petunjuk pabrik pembuat dan atas petunjuk
Konsultan Pengawas.

Gambar-gambar dan persyaratan teknis ini merupakan ketentuan yang


harus diikuti oleh Pemborong didalam melaksanakan pekerjaan ini.

c. Pekerjaan Instalasi/Pemasangan Kabel

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

165
 Pemborong harus melaksanakan instalasi kabel dari terminal box
keseluruh extension dengan menggunakan bahan yang telah ditentukan
seperti didalam gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.

 Dari MDF diruang PABX ditarik kabel kesetiap terminal Intermediate


Distribution Frame (IDF) yang jumlahnya sama dengan kapasitas
terminal box tersebut.

d. Pekerjaan Sambungan Kabel

 Semua sambungan baik yang berada di MDF maupun diterminal box,


harus memakai terminal strips tanpa solder, dan harus dipathing antara
kabel keluar dan kabel masuk.

 Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel didalam atau pada


sambungan pipa instalasi, semua sambungan harus berada diterminal
box tanpa solder.

e. Pelindung Kabel

 Pemborong harus memberikan pelindung kabel instalasi berupa pipa-


pipa PVC didalam gedung/ruang pada semua instalasi telepon.
Dan pelindungan kabel dengan pipa galvanis (GIP) pada instalasi yang
menyeberangi jalanan, area yang perlu perlindungan mekanis seperti
yang tercantum pada gambar.

 Pada setiap jarak tarikan maksimum 12 meter atau pada setiap belokan
atau pada ujung dan pangkal suatu persimpangan/crossing dengan jalan
harus disediakan bak kontrol dari pasangan batu bata, penutup dari
beton bertulang yang mudah dibuka dengan bentuk serta ukuran yang
sesuai seperti tercantum dalam gambar.

f. Persyaratan Kerja

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

166
 Pemborong harus mempelajari dan memahami lokasi pekerjaan
setempat dan gambar-gambar rencana yang secara umum menunjukan
tata letak, instalasi dan lain-lain.

Pemborong harus melakukan penyesuaian dengan keadaan dilapangan


sehubungan dengan adanya beda tinggi dan keadaan sebenarnya
dilapangan.

 Pemborong harus menempatkan secara tetap/full time seorang


koordinator yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan
yang serupa dan dapat sepenuhnya mewakili Pemborong dengan
predikat baik.

 Tenaga pelaksana lainnya harus dipilih hanya yang sudah


berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat
dan rapi.

g. Pengujian Pekerjaan

 Seluruh instalasi kabel dan peralatan harus diuji terlebih dahulu sebelum
dihubungkan dengan PABX dan saluran dari PT. Telkom.

 Pemborong harus dapat memperagakan bahwa seluruh sistem dapat


bekerja dengan sempurna dan sesuai seperti yang dimaksud.

 Seluruh pekerjaan tersebut baru dapat dianggap selesai dan diterima,


bila telah diperiksa dan diuji oleh PT. Telkom dan dinyatakan baik serta
mendapatkan "sertifikat lulus uji"

 Pemborong harus menyerahkan jadwal waktu tentang keperluan


pengujian yang akan diselenggarakannya dan cara-cara pelaksanaan
pengujian tersebut selambat-lambatnya 14 hari sebelum waktu penguji-
an, kepada Konsultan Pengawas.

 Seluruh biaya dan pelaksaan pengujian yang harus dilakukan


sehubungan dengan pekerjaan ini, adalah sepenuhnya menjadi beban
dan tanggung jawab Pemborong.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

167
 Terhadap kegagalan-kegagalan pengujian Pemborong harus
melaksanakan penggantian-penggatian bahan dan pekerjaan atau
memperbaikinya menurut pendapat Konsultan Pengawas (Pengawas
Lapangan) dengan tanpa adanya tambahan untuk penggantian atau
perbaikan pekerjaan yang gagal tersebut.

h. Penyelesaian Pekerjaan

Pemborong harus melaksanakan perbaikan-perbaikan terhadap bidang-


bidang dinding atau bagian-bagian lain yang cacat/rusak akibat pelaksaan
instalasi pekerjaan ini, dengan biaya sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong.

i. Penyerahan Pekerjaan

1. Dokumen Terlaksana

 Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari


penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Catatan tersebut harus dituangkan dalam 2 (dua) set lengkap
gambar sephia dan 3 (tiga) set gambar cetak biru (blue print) sebagai
gambar-gambar sesuai pelaksaan (as built drawings).

 Pemborong harus meyerahkan pada Konsultan Pengawas,


Dokumen terlaksana yang terdiri dari gambar-gambar sesuai
pelaksanaan (as built drawings) dan 3 (tiga) copy hasil pelaksanaan
pengujian yang telah dilakukan oleh pihak yang berwenang dan telah
di sahkan, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pekerjaan
selesai.

2. Pedoman Penggunaan

Pemborong harus menyerahkan 3 (tiga) set lengkap buku-buku


pedoman penggunaan (operation manual) sistem PABX yang telah
terpasang, dari pabrik pembuat.

3. Jaminan Pekerjaan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

168
Pemborong harus memberikan jaminan (garansi) dan service secara
cuma-cuma selama tidak kurang dari 1 (satu) tahun terhitung sejak saat
penyerahan pekerjaan.

Dalam jangka waktu tersebut Pemborong harus segera mengganti


dengan peralatan yang baru atau memperbaiki peralatan yang
rusak/cacat akibat kesalahan Pabrik, Workmanship atau Engineering.

j. Persyaratan Bahan/Material

1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus


baru dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis,
material-material haruslah dari produk dengan kwalitas baik dan dari
produk yang terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini,
maka Pemborong harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik
dan baru, dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari
dealer/agen (pabrik), serta sebelum pemasangan harus mendapat
persetujuan tertulis dari Perencana/Konsultan Pengawas.

2. Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui,


karena menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya extra.
3. Untuk komponen dari material, yang mungkin sering diganti harus
dipilih yang mudah diperoleh di pasaran bebas.

4. Daftar Material

Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi


daftar material yang menyebutkan : merk, type, model, kelas, lengkap
dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang


berupa barang-barang seperti tertera pada daftar merk/produk material.

5. Penyebutan Merk/Produk Pabrik.

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar menyebutkan


beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari
material atau komponen tertentu terutama untuk material peralatan yang

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

169
utama, maka Pemborong wajib melakukan didalam penawarannya
material yang dalam taraf mutu dan pabrik yang disebutkan itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang


disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Pemborong,
yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang sangat kuat dan dapat
diterima Pemilik, Konsultan Pengawas dan Perencana, maka dapat
dipikirkan pengganti merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada
Pemborong.

k. Daftar Material/Bahan

1. PABX : Siemens, Phillips, Panasonic

2. Terminal Box : Plat Baja dengan ketebalan 1,5 mm, Ex. Local.

3. Outlet Telepon : MK, Berker, Legrand, Jung, Bush Jeager (ABB)


atau mengikuti merk PABX.

4. Kabel Telepon : Kabelindo, Supreme, Kabel Metal.

5. Conduit : EGA, Waller, Clipsal.

II. 11. SISTEM NURSE CALL

18.0. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaksud dalam lingkup pekerjaan ini adalah :

Pengadaan dan pemasangan semua material utama, material penunjang,


peralatan, tenaga kerja dan lain-lain, termasuk dalam pengetesan/commissioning
test dan pemeliharaan untuk seluruh sistem dan Instalasi Nurse Call Intercom
System yang dimaksud dimana dapat berfungsi dengan baik, aman, handal dan
tahan lama.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

170
19.0. STANDAR / RUJUKAN

1.8. Peraturan Teknik Telekomunikasi dan Elektronika


1.9. Persyaratan Instalasi Listrik (PUIL 2000) khusus untuk di rumah sakit
1.10. Peraturan dan Standar Internasional lainnya seperti : BS, DIN, UIS
1.11. Peraturan Keselamatan Kerja dari Jawatan Keselamatan Kerja Depnaker.

20.0. DATA TEKNIS UMUM.

Unit peralatan utama dari Nurse Call Intercom System adalah terdiri dari antara
lain :

1.12. Alat penguat/kontrol utama, yang biasa lazim disebut Master Unit
Electronic
1.13. Remote Unit Electronic
1.14. Accessory Units, dan terdiri dari :
1.14.1. Tombol pemanggil dari pasien (Call Switch)
1.14.2. Jack plate outlet (tempat menyambungkan hubungan knob/tombol
pemanggil
1.14.3. Tombol pemanggil khusus di ruang WC/K. Mandi (call switch in
lavatory)
1.14.4. Lampu tanda ruangan yang memanggil (corridor lamp)
1.14.5. Tombol pemutus hubungan panggilan dari pasien (reset switch)
1.14.6. Rumah terminal kabel (Terminal Box)

1.15. Instalasi, yaitu kabel penghantar hubungan dari master unit ke peralatan-
peralatan lainnya/accessories.

21.0. SPESIFIKASI TEKNIS.

1.16. Master Unit

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

171
1.16.1. Master unit harus dapat bekerja/beroperasi pada arus bolak-balik
(AC), tegangan 220 V, 50 Hz dan arus listrik searah (DC) 24 volt.
1.16.2. Daya output/audio power output adalah :
1.16.2.1. untuk pembicaraan : 500 mw
(max/conversation)
1.16.2.2. untuk group panggilan : 300 mw per
remote dan sampai 10 bh remote
1.16.2.3. untuk semua call paging : 200 mw per
remote (sekaligus)

1.16.3. Nada tanda panggilan (Call tone) dengan chimetone lengkap


dengan pengatuf volume kontrolnya.
1.16.4. Tanda panggilan dari ruang pasien harus diberikan dengan tanda
signal lampu menyala flashing pada master.
1.16.5. Hubungan suara dengan remote unit pada master unit harus
dilengkapi dengan handset type telephone system.
1.16.6. Profil fabrikasi bukan rakitan.
1.16.7. Kapasitas untuk remote unit disesuaikan dengan penggunaan
remote unitnya (sesuai gambar rencana) atau lebih.
1.16.8. Sistem perkabelan menggunakan sistem kabel telephone biasa
(PVC induk kabel) dengan ukuran min : 2 x 0,6 mm2, untuk jarak
sampai mas. 200 m, dan untuk jarak sampai 300 m, harus
menggunakan kabel ukuran 2 x 0,8 mm2, dan untuk jarak sampai
500 m, harus menggunakan kabel ukuran 2 x 1,2 mm2, (Kabel
berpenampang masif).
1.16.9. Merek yang dipakai : National atau Excelcomm atau yang setara

1.17. Accesories
1.17.1. Remote unit
1.17.1.1. Sistem pemasangan di dinding atau pada panel
1.17.1.2. Kemampuan menangkap suara/sebagai microphone
sejauh minimal 5 m (harus peka)
1.17.1.3. Input power : max 2,5 watt
1.17.1.4. Input impedance : 50 atau 60 ohm

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

172
1.17.1.5. Lampu indikator panggil (call indicator lamp) : 6,30 dan
0,15 A
1.17.2. Corridor lamp/Dome Light Indicator
1.17.2.1. Sistem pemasangan diatas pintu/pada kusen pintu
bagian atas atau pasangan dinding (wall inattended)
lengkap dengan rumahnya.
1.17.2.2. Warna cahaya lampu apabila menyala yaitu warna
merah.
1.17.2.3. Arus dan tegangan pada lampunya adalah : 0,15 A, 12
V.

1.17.3. Reset switch/Nurse Presence


1.17.3.1. Sistem pemasangan di dinding ruangan pasien (wall
flush mounted).
1.17.3.2. Tinggi dari lantai  150 cm
1.17.3.3. Material dari logam campuran (high quality light alloy
plate).

1.17.4. Bed side call switch


1.17.4.1. Tombol tekan (saklar) harus komplit dengan kabelnya
(kabel fleksibel) dengan panjang minimal 50 cm.
1.17.4.2. Kabel penghubung tombol tekan lengkap dengan jack-
nya.

1.18. Instalasi
1.18.1. Kabel (instalasi) dari master unit ke remote unit harus
dipergunakan kabel PVC (indoor cable) ukuran 3 X 2 X 0,6 mm
(tiap remote unit).

1.18.2. Kabel dari corridor lamp ke remote unit dipergunakan kabel PVC
ukuran min 2 x 0,6 mm2.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

173
1.18.3. Kabel dari remote unit ke call in lavatory harus dipergunakan kabel
PVC ukuran min. 3 X 0,6 mm2.

1.18.4. Kabel dari reset switch ke remote unit atau ke corridor lamp harus
dipergunakan kabel PVC ukuran 3 X 0,6 mm2.

1.18.5. Semua kabel-kabel tersebut (instalasi) nurse call system harus


dimaksukkan ke dalam pipa PVC  3/8” atau 5/8” (PVC conduit).

1.18.6. Kabel (instalasi) dari terminal box ke master unit harus


menggunakan kabel yang isi banyak (multi core) yang banyaknya
disesuaikan dengan penggunaan seluruh remote unit, dan harus
dilindungi/dimasukkan ke dalam pipa (conduit) PVC fleksibel yang
ukurannya sesuai.

1.18.7. Sambungan kabel di Terminal Box harus menggunakan sistem


solder bagian datang (incoming) dan sistem pengencang mur -
baut untuk bagian kabel yang keluar (outgoing).

III.1. PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH

1. Umum
Secara umum dalam pelaksanaan pekerjaan sistem air bersih ini terdiri dari tiga
kegiatan pokok yaitu pengadaan air baku dan pengolahan air baku, pekerjaan
pendistribusian air bersih dan pekerjaan instalasi air bersih.
Air baku didapat dari air tanah dalam yang ditampung dalam raw water reservoir
dengan kapasitas 120 m3. Selanjutnya untuk mendapatkan air bersih dengan
dilakukan pengolahan sederhana air tersebut dipompakan ke reservoir air bersih
dengan kapasitas 60 m3 dengan dilewatkan melalui sand Filter, Carbon Filter dan
Mangan Filter, .
Air bersih kemudian diangkat ke watter torent berkapasitas 16 m3 yang berlokasi
di atap gedung. Selanjutnya melalui pipa distribusi didistribusikan ke outlet
pengguna dan kran taman

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

174
2. Pekerjaan Pengadaan Air Bersih
a. Pekerjaan Sumur Dalam
Dalam pencarian air baku harus dilakukan dengan metoda GEOLISTRIK.
Semua data pengeboran harus dicatat dan dilaporkan kepada konsultan
pengawas sehingga dicapai sumber air yang diinginkan dan disetujui oleh
konsultan pengawas dan juga harus didasarkan pada peraturan dinas
pertambangan setempat.

i. Spesifikasi Pompa Submersible

Technical:
Speed for pump data : 2900 rpm
Rated flow : 15 m³/h
Rated head : 85 m
Shaft seal for motor : HM/CER
Curve tolerance : ISO 9906 Annex A
Stages : 25
Valve : pump with built-in non-
return valve
Materials:
Pump : Stainless steel
1.4301 DIN W.-Nr.
304 AISI
Impeller : Stainless steel
1.4301 DIN W.-Nr.
304 AISI
Motor : Stainless steel
1.4301 DIN W.-Nr.
304 AISI
Installation:
Pump outlet : 2 Inch

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

175
Motor diameter : 4 inch
Liquid : Max liquid t at 0.15 m/sec:
40 °C

Electrical data:
Motor type : MS4000
Rated power - P2 : 7.5 kW
Mains frequency : 50 Hz
Rated voltage : 3 x 380-400-415 V
Start. method : direct-on-line
Rated current : 18,4-18,8-19,6 A
Cos phi - power factor : 0,83-0,78-0,72
Rated speed : 2830-2850-2870 rpm
Enclosure class (IEC 34-5) : IP58
Insulation class (IEC 85) : F
Motor protec : include
Thermal protec : include
Built-in temp. transmitter : include
Pekerjaan Pengolahan Air Bersih

ii. Spesifikasi Filter Pump

Technical:
Speed for pump data : 2919 rpm
Rated flow : 20 m³/h
Rated head : 40 m

Materials:
Pump housing : Cast iron
EN-JL1030 DIN W.-Nr.
A48-30 B ASTM
Impeller : Stainless steel
1.4301 DIN W.-Nr.
304 AISI

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

176
Installation:
Maximum ambient temperature : 60 °C
Max pressure at stated temp : 16 / 120 bar / °C
16 / -20 bar / °C
Flange standard : DIN
Connect code : F
Pipe connection : DN 50
Pressure stage : PN 16
Flange size for motor : FF265

Liquid:
Liquid temperature range : -20 .. 120 °C

Electrical data:
Motor type : 132SC
Efficiency class : 1
Number of poles : 2
Rated power - P2 : 5.5 kW
Power (P2) required by pump : 5.5 kW
Mains frequency : 50 Hz
Rated voltage : 3 x 220-240 D /
380-415 Y V
Rated current : 19.4 / 11.2 A
Starting current : 1070-1170 %
Cos phi - power factor : 0,88-0,84
Rated speed : 2910-2930 rpm
Motor efficiency at full load: 90 %
Motor efficiency at 3/4 load: 90-89,5 %
Motor efficiency at 1/2 load: 88-87 %
Enclosure class (IEC 34-5): IP55
Insulation class (IEC 85) : F
Motor protec : PTC

b. Pekerjaan Distribusi Air Bersih


Air bersih dipompakan dari ground reservoir menuju Watter Torent dengan
menggunakan dua pompa yang bekerja secara bergantian (altertate

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

177
sistem). Pengoperasian dapat secara otomatis maupun manual serta
dilengkapi dengan Water level control untuk Watter Torent dan ground
reservoir

i. Spesifikasi Lifting Pump


Technical:
Speed for pump data : 2917 rpm
Rated flow : 15 m³/h
Rated head : 40 m

Materials:
Pump housing : Cast iron
EN-JL1030 DIN W.-Nr.
A48-30 B ASTM
Impeller : Stainless steel
1.4301 DIN W.-Nr.
304 AISI
Installation:
Maximum ambient temperature : 60 °C
Max pressure at stated temp : 16 / 120 bar / °C
16 / -20 bar / °C
Flange standard : DIN
Connect code : F
Pipe connection : DN 50
Pressure stage : PN 16
Flange size for motor : FT130

Electrical data:
Motor type : 112MC
Efficiency class : 1
Number of poles : 2
Rated power - P2 : 4 kW
Power (P2) required by pump : 4 kW
Mains frequency : 50 Hz
Rated voltage : 3 x 220-240 D /
380-415 Y V

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

178
Rated current : 13.8 / 8 A
Starting current : 1120-1230 %
Cos phi - power factor : 0,88-0,84
Rated speed : 2910-2930 rpm
Motor efficiency at full load : 89 %
Motor efficiency at 3/4 load : 89-88 %
Motor efficiency at 1/2 load : 87-86 %
Enclosure class (IEC 34-5) : IP55
Insulation class (IEC 85) : F
Motor protec : PTC

3. Pekerjaan Pipa Distribusi


Pekerjaan pipa distribusi dimulai dari header di watter torent sampai ke pangkal
instalasi
o Instalasi pipa suply dengan GIP Medium Class kualitas ex Bakrie
o Semua sambungan di bawah 3 “ dengan menggunakan washer
o Sambungan untuk pipa ukuran 3 “ ke atas dengan las
o Setiap sambungan las, difinish dengan anti karat kemudian dilindungi dengan
serat goni
o Test tekan 10 kg/cm2 selama 1 x 12 jam tanpa ada penurunan tekanan
o Kualitas valve ex Toyo

4. Pekerjaan Pipa Instalasi

4.1. Pipa.

Untuk distribusi air bersih harus dari pipa Poly Propeline (PPr) kelas 10kg/cm2
atau PN 10 yang memenuhi standar ISO 4065, ISO 4427 dan atau DIN 8075.
Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.

4.2. Sambungan Pipa.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

179
Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple, tee
dan sebagainya, harus terbuat dari bahan PPr yang sesuai untuk pipa PPr
kelas 10kg/cm2, serta berasal dari merek yang sama dengan merek pipa.

4.3. Sistem Sambungan.

Sistem sambungan terdiri dari compression fitting, butt-fussion welding,


electrofunction atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuat pipa PP. Sistem
sambungan yang dipilih harus disetujui Pengawas Lapangan / Manajemen
Konstruksi.

Setelah pekerjaan ini selesai, kontraktor berkewajiban untuk memberikan dua


set peralatan pengerjaan pipa sistem polypropiline ke pemberi untuk
kepentingan perawatan. Selain itu kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan
pelatihan kepada pengelola mengenai cara menggunakan peralatan tersebut.

III.2. PEKERJAAN SISTEM AIR KOTOR

22.0. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja,


peralatan dan pemasangan system pemipaan yang lengkap Sistem plambing ini
meliputi pemipaan sanitasi internal sampai dengan sumur peresapan luar
bangunan, berikut pengujian, penyeimbangan dan semua kebutuhan-kebutuhan
lain yang diperlukan agar system sempurna dalam segala hal dan siap untuk
dioperasikan.

23.0. STANDAR / RUJUKAN

1.19. Peraturan Plumbing Indonesia


1.20. Standar Nasional Indonesia (SNI)

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

180
1.21. Japanese Industrial Standar (JIS)
1.22. American Water Works Associantion (AWWA)
1.23. Spesifikasi Teknis:

24.0. PROSEDUR UMUM

24.1 Contoh Bahan dan Data Teknis.


24.1.1 Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/brosur dari
bahan yang akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas Lapanan / Manajemen Konstruksi terlebih dahulu,
sebelum mendatangkannya ke lokasi.

24.1.2 Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi


tanggung jawab Kontraktor.

24.1.3 Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan,


kontraktor harus menjelaskan perbedaan tersebut secara tertulis,
dengan permohonan pengantian, bersamaan dengan alasan
penggantian, sehingga bila diterima, tindakan yang sesuai dapat
dilakukan untuk penyesuaian. Bila kontraktor mengabaikan hal ini
maka Kontraktor tidak dibebaskan dari tanggung jawab untuk
menghasilkan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.

24.2 Gambar Detail Pelaksanaan.

24.2.1 Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Detail


Pelaksanaan pekerjaan pemipaan yang disebutkan disini, atau
yang membutuhkan koordinasi dengan pekerjaan lain.

24.2.2 Gambar kerja hanya berupa diagram pemipaan dan menunjukkan


secara garis besar tata letak bahan dan peralatan. Gambar kerja

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

181
harus diikuti se-seksama mungkin. Gambar Arsitektural, Struktural
dan lainnya yang terkait dan semua elemen yang akan dipasang
harus diperiksa dimensi dan kebutuhan ruang geraknya sebelum
pemasangan dimulai.

24.2.3 Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan kepada Pengawas


Lapangan se-segera mungkin sebelum pengadaan bahan
sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa, dan tidak ada
tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail
yang diperlukan.

24.2.4 Kontraktor harus membuat Gambar Kerja yang dibutuhkan untuk


mendapatkan, atas biayanya, ijin-ijin tertentu yang diperlukan yang
berhubungan dengan sistem pemipaan yang disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.

24.3 Pengiriman dan Penyimpanan.

24.3.1 Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), sambungan dan


perlengkapan lain yang digunakan dalam system pemipaan harus
mempunyai tanda/merek yang jelas dari pabrik pembuatnya dan
kelas produk bila ditentukan oleh standar yang berlaku.

24.3.2 Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung
dari segala kerusakan.

24.4 Ketidaksesuaian.

24.4.1 Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap


kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi,
kapasitas, jumlah maupun pemasangan dan lain-lain.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

182
24.4.2 Semua bahan yang didatangkan atau dipasang ternyata tidak
memiliki tanda-tanda yang sesuai harus disingkirkan dan diganti
dengan bahan yang memebuhi persyaratan, tanpa tambahan
biaya kepada Pemilik Proyek.
24.5 Jaminan.
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek surat jaminan yang
menyatakan bahwa sistem plambing telah bekerja dengan baik untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal penyerahan terakhir. Selama
periode tersebut Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti
kerusakan dan membayar biaya setiap perbaikan atau penggantian.

25.0. BAHAN - BAHAN

25.1 Umum.
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan
dipasang harus dalam keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas
baik.

25.2 Pipa PVC dan Sambungan

25.2.1 Pipa.

Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar SNI 06-0084-1987
dengan kelas tekanan kerja 8kg/cm2 . Pipa harus dari jenis
sambungan solvent cement.

Diamter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai


ketentuan dalam Gambar Kerja.

25.2.2 Sambungan Pipa.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

183
Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solven
cement seperti elbow, reducer, knee, tee dan sebagainya, harus
terbuat dari bahan dan kelas yang sama dengan pipa PVC dan
memenuhi standar SNI 06-0135-1989, dari merek yang sama
dengan merek pipa yang disetujui digunakan.

25.2.3 Perekat.

Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang


direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.

26.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

26.1 Umum.

26.1.1 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari semua


pekerjaan lainnya yang terkait atau yang akan mempengaruhi
pekerjaannya, sesuai yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis
ini, dan harus melaporkannya kepada Pengawas Lapangan
semua keadaan yang akan menurunkan atau mengurangi
pekerjaannya.

26.1.2 Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang untuk semua


peralatan, pipa-pipa dan sebagainya, untuk menjamin bahwa
semuanya dapat dipasang pada tempat yang direncanakan sesuai
rencana.

26.1.3 Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan
rapi oleh teknisi-teknisi yang terlatih untuk pekerjaan tersebut dan
teknisi-teknisi ini harus disetujui Pengawas Lapangan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

184
26.2 Pemasangan.

26.2.1 Pemipaan.
 Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga
tetap bersih dan tetap teratur serta bekerja dengan baik
melalui pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai
pekerjaan diserahkan dan diterima Pemilik Proyek.
 Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang
ditentukan.
 Kontraktor bertanggung-jawab mengadakan bagian
sambungan yang diperlukan untuk melengkapi pemasangan.
Semua sambungan yang harus diperiksai dengan teliti untuk
memastikan bagian-bagian yang harus disediakan untuk
melengkapi pemasangan.
 Semua pemipaan yang disambung dan yang akan
dihubungkan dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
sambungan pipa atau flensa yang sesuai seperti diebutkan
dalam Spesifikasi ini.
 Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika
memungkinkan.
 Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat
sambungan reducer atau increaser.
 Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol
harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan
ruang gerak yang cukup untuk bukaan penuh,
pembongkaran, penggantian dengan batang pengoperasian
ke arah horisontal atau vertikal.
 Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air
yang ditempatkan sesuai Gambar Kerja, sehingga setiap
peralatan dapat diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu
peralatan lainnya.
 Semua sambungan peralihan antara pipa baja dan pipa PVC,
sambungan-sambungan atau belokan dan aksesori peralatan
harus dilengkapi dengan adaptor yang dibuat khusus untuk
maksud tersebut.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

185
 Pekerjaan pemipaan yang membutuhkan penggalian dan
pengurukan harus dilaksanakan sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh konsultan pengawas

26.3 Pembersihan dan Penyesuaian.

26.3.1 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua


saluran/pipa, untuk mencegah masuknya pasir, kotoran dan
lainnya. Setelh selesai pemasangan setiap system pemipaan
harus dihembus langsung dengan udara selama mungkin untuk
membersihkan seluruh system pemipaan.

26.3.2 Setelah seluruh system terpasang lengkap, kontraktor harus


menjalankan peralatan pada kondisi normal untuk membuat
semua penyesuaian penting menyeibangkan katup, kontrol
tekanan otomatis dan lainnya, sampai persyaratan tercapai.

26.4 Pengujian Sistem Tanpa Tekanan.

26.4.1 Seluruh system saluran harus dilengkapi lubang-lubang yang


dapat ditutup dengan rapat sehingga seluruh system dapat diisi
dengan air sampai elevasi tertinggi saluran.

26.4.2 Sistem ini harus menahan air tersebut selama 12 jam dan dalam
waktu tersebut ketinggian air tidak berubah.

26.4.3 Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan / Manajemen


Konstruksi dibutuhkan pengujian tambahan, seperti pengujian
asap/udara pada system saluran pembuangan. Kontraktor harus
melaksanakan pengujian tersebut tanpa tambahan biaya kepada
Pemilik Proyek.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

186
26.5 Lapisan Pelindung.

26.5.1 Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus
dicat dalam warna sesuai Skema Warna yang akan diterbitkan
kemudian. Semua pipa yang terlihat juga harus diberi tanda arah
aliran.

26.5.2 Bahan cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan dan
petunjuk konsultan pengawas

27.0. SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi sewage treatment plant meliputi pengadaan dan pemasangan


material secara lengkap dan sempurna untuk pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut
:

a) Pengadaan dan pemasangan Sewage Treatment Plant lengkap, kapasitas 50


m3/hari lengkap dengan:
 Equalizing Pump
 Basket Screen (untuk grease trapp)
 Fine bubble Air Compressor
 Sistem Chlorinasi
 Effluent Pump
 Grating
 Pump's Accessories & Interconnecting Pipe
 Water Meter
 Lighting
 Control Panel STP
 Installation
 Testing, Commissioning, dan Training Operator

b) Pengadaan dan pemasangan 2 buah sump pumps lengkap dengan


accessories, water level control, warning dan alarm dan 2 set flow control
pump yang sesuai dengan kapasitas STP.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

187
c) engadaan dan pemasangan pipa sleeves, efluent weir, scum, baffle, scum
intake dan accessories.

d) Membuat gambar kerja (shop drawing) dari sewage treatment plant lengkap,
termasuk elektrikal control system, dan gambar-gambar detail dari equepment,
pipa sleeves, pipa hanger dan lain-lain.
e) Melaksanakan pengetesan baik terhadap bekerjanya sistem, maupun terhadap
kwalitas effluent yang dihasilkan (pemeriksaan laboratorium).

f) Menyerahkan 5 (lima) set buku petunjuk operation (operation manual) yang


ditulis dalam bahasa indonesia.

g) Menyerahkan semua sertifikat yang disyaratkan.

2. Uraian System

Sistem pengolahan air kotor atau sewage treatment plant yang direncanakan adalah
sistem Biofiltering dengan kapasitas 50 m3/hari.

Pengendapan awal, aerasi, biologis, pengendapan akhir dan penyimpanan lumpur


harus terintegrasi dalam satu system. Kwalitas air yang telah diolah sebelum
disalurkan ke saluran lingkungan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh
instansi yang berwenag atau minimal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Rata-rata dalam 24 jam :

 BOD 5 hari : 20 ppm (mg/1)


 Suspended solid : 10 ppm (mg/l).

System ini minimal terdiri dari :

 Grease Trap Basket Screen


 Fine Bubble Air Compressor untuk Biofiltering
 System Chlorinasi terdiri dari
o Chemical Tank
o Electric Mixer
o Dosing Pump
 Effluent Pump
 Grating

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

188
 Water Meter
 Control Panel

C.6. PERSYARATAN MATERIAL

Spesifikasi material harus sesuai untuk sewage Treatment Plant dengan capacity: 50
m3/hari.

1. Blowers.

 Capacity : Harus cukup untuk aerasi, air lift


 Pressure : Cukup untuk aerasi
 Motor : Sesuai kebutuhan blower compressor.

Lengkap dengan :

 Base plate dan peredam getar.


 Inlet filter silencer.
 Safety relief valve.
 Check valve, isolating diaphragm valve.
 Pressure gauge.
 Flexible joint.
 Open drip proof motor.

2. Piping & Fittings

Material : Hot dip galvanized malleable iron

3. Cumminutor

Type : Sesuai untuk capacity sewage treatment plant 50 m3/hari lengkap


dengan influent chamber, treatment gate dan bar screen terbuat dari
non coresive painted steel (hot dip galvanized).

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

189
4. Air Diffusers

Size : Non clog air diffuser lengkap dengan diapragm valves dan Unions, atau
type aerator lain yang setara.

5. Perlengkapan untuk scum removal

Terdiri dari :

 Adjusttable scum baffer


 Venturi type scum intake
 Air lift pipe and injector.

Bahan :

 Non corosive painted steel (hit dip galvanized steel plate).

6. Cholorination system

Type : Gas Cholorinator.

Lengkap dengan accessories untuk kapasitas pengaliran 50 m3/hari.

7. Sewage Pump

Capacity : 100 liter/menit

Total head : ± 20 m

Type :

- Non cloging centrifugal pump, sesuai untuk memompa air kotor effluent dari
sewage treatment plant.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

190
- Submersible-pump lengkap dengan shaft peralatan untuk pengangkatan
pompa (Rel, Rantai, Kopling) lengkap dengan : check valve, gate valve,
overload protection dan water level control yang sesuai.
Basic Specification : KSB, RITZ, EBARA, EQUAL

8. Spesifikasi untuk instalasi listrik

 Kabel listrik
Jenis : NYY

Kelas tegangan : 1000 Volt

Inti penghantar : Tembaga.

 Pipa selubung Jenis : PVC.

 Peralatan penyambung Bahan : Ebonit.

 Saklar pasangan outbouw kapasitas 10 A

 Stop kontak pasangan outbouw kapasitas 10 A

 Fitting : dari jenis bakelite.

9. Panel Kontrol listrik

Satu panel listrik jenis outdoor, telah dirangkai secara lengkap dan berisi antara
lain : circuit breakers, program timer, door mouted motor control switches,
indicating light alarm, relays, terminal block dan motor starters.

Untuk : communicator, blowers, sewage pumps, sludge pump. exhaust fan.

Dan perlengkapan untuk instalasi penerangan beserta alat-alat control lainnya


yang diperlukan untuk kesempurnaan bekerjanya sistem tersebut.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

191
10. Test Equipment

Satu set equipment merk : HACH, model STPL portable laboratory dalam kotak
plastic yang dapat digunakan untuk penentuan :

 Sewage settleability
 Settleable matter
 Dissolved oxygen
 Chlorine.
Lengkap dengan reagents untuk kebutuhan 2 tahun dan buku petunjuk cara
penggunaannya.

Catatan.

Semua peralatan listrik harus sesuai dengan sistem tegangan yang ada pada
bangunan, yaitu : 380 Volt, 3 phase, 50 c/s.

C.7. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Pendahuluan

a. Segera setelah mendapat surat perintah kerja, Kontraktor harus membuat


gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan antara lain gambar- gambar :

 Sistem Treatment Plant lengkap dengan dimensi- dimensi.


 Gambar equipment dan pemipaan.
 Gambar pipa-pipa yang menembus dinding-dinding bak beton (pipe
sleeves).

Penggambaran tersebut agar disesuaikan dengan material yang ditawarkan


dan yang sesuai dengan spesifikasi.

b. Sebelum dilaksanakan, gambar-gambar tersebut agar disetujui dulu oleh


Konsultan.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

192
c. Pada saat pembuatan bak sewage treatment oleh Kontraktor Sipil Pihak
Kontraktor Instalasi sewage treatment harus ikut mengawasi pekerjaan
tersebut terutama untuk pekerjaan yang berhubungan dengan :

 Penempatan pipa sleeves.


 Penempatan peralatan-peralatan/equipment dari Sewage Treatment Plant.

Sehingga pemasangan instalasi sesuai dengan sistem yang direncanakan.

2. Blower-Set

Blower set harus terpasang kuat pada base-plate dan mempunyai pondasi yang
kuat. Pemasangan blower pada pondasi blower sedemikian rupa sehingga
getaran-getaran yang timbul bisa diredam (absorbsi) pada pipa discharge agar
dipasang :

 Isolating valves.
 Check valves.
 Flexible joints.

Blower dari type Rotary Positive Flower, dengan pasangan lobe in peller dan
bekerja dengan kecepatan tetap, body terbuat dari cast iron dengan poros dari
baja.

4. Piping, Fitting dan Air Diffuser

Pipa-pipa untuk serasi dan resirkulasi terpasang kuat pada dinding beton dan
dinding walk-way. Pemasangan dengan klem atau hanger yang cukup kuat untuk
menahan beban pipa.

Pada pipa yang menuju ke setiap diffuser-set harus dilengkapi dengan


"diaphragm-air throttling-valves" untuk mengatur air flow dan union untuk
memudahkan melepaskan diffuser-set bila ada perbaikan atau pemeliharaan
(maintenance).

5. Effluent Sewage Pumps

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

193
Effluent sewage pumps dipakai type submersible-pump. Pompa dipasang lengkap
dengan shaft dan peralatan untuk maintenance. Pada pipa discharge dipasang
gate valve dan check valve.

Pada perbaikan pompa harus dapat mudah diangkat keatas tanpa harus melepas
sambungan ulir atau flange.

Pipa-pipa atau poros yang menembus lantai atau dinding beton, harus dilindungi
dengan pipa sleeves dimana antara pipa dan pipa sleeves diisi dengan flexible
gealant.

Pompa sewage harus bekerja bergantian, baik secara otomatis atau secara
manual. Pompa harus dari type pemasangan dengan rel dan rantai, sehingga
memudahkan dalam perawatan.

6. Water Level Control

Water level contorl harus dipasang pada level air sesuai dengan gambar rencana.

Level control tersebut harus bisa mengontrol sistem kontrol pipa untuk :

 Pompa Start
 Pompa Stop
 Mendekati level air maksimum dimana pada saat itu akan menghidupkan
warning light dan alarm pada panel control dan panel repeater di ruang
kontrol.

7. Chorine Systems

Sistem terpasang pada suatu platfrom yang bertumpu pada baja siku atau sejenis
yang cukup kuat menahan beban. Pipa atau hose yang keluar dari chlorine sistem
harus terpasang rapih dan diklem pada pelat beton. Chlorinasi dilakukan dengan
dosing pump dari type adjustable stroke diapraghma.

8. Air Lift Pipe

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

194
Pipa-pipa untuk air lift harus dilengkapi dengan diaphragm valve untuk mengatur
kapasitas udara yang digunakan untuk sludge lift dan scum lift ke influent
chamber.

Unit ini dilengkapi dengan :

 Clean out pluge, untuk membersihkan


 Air separators, untuk mengatur pengaliran ke influent chamber.
 Ejector.

11. Electical Panel Control

Electrical panel control dipasang diluar (outdor panel type).Pemasangan panel


ditumpu oleh pondasi cukup kuat. Panel tersebut dicat dengan bahan yang sesuai
untuk penggunaannya.

12. Spare Parts

Untuk menunjang operation yang baik, maka kontraktor harus mensupply juga
spare parts tambahan yang dibutuhkan, antara lain :

 Untuk diffuser : 4 set diffuser unit/aerator


 Untuk blower : Impeller
(masing-masing 1 set) Timing gear, Gasket, Bearing, Oil seal.

 Untuk Control Panel : 2 set starters, 2 set M.C.B

13. Buku Petunjuk Operational (Operational Manual)

Kontaktor harus membuat dan menyerahkan 5 set buku petunjuk operasi dalam
bahasa indonesia, yang menjelaskan secara terperinci : "Cara Kerja Sistem
Pengolahan".

 Pengaturan resirkulasi sludge dan scum.


 Pengaturan scum baffle dan effluent weir
 Pengaturan comminutor dan inffluent chamber
 Starting blower dan sewage pumps
 Pengaturan chlorimation system
 Pengaturan aeration
 Opeartion dari panel control

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

195
 Cara-cara pemeliharaan dari setiap unit equipment tersebut.

C.8 TEST

1. Pendahuluan

Setiap peralatan dan pemipaan yang telah selesai dipasang harus ditest.
Pengetesan harus dilaksanakan dengan pengawasan MK. Untuk itu minimal 7
(tujuh) hari sebelum pelaksanaan testing. Kontraktor harus memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas.

2. Pipa

Pipa-pipa untuk air diffuser harus ditest dengan cara pressure test minimal 2 kali
tekanan kerja. Untuk memudahkan mendeteksi tempat-tempat yang bocor harus
digunakan smoke detector sebagai indicator.

3. Equipment.

Untuk setiap equipment yang dipasang, testing sebaiknya mengikuti petunjuk-


petunjuk pabrik. tetapi minimal harus dapat menunjukan kepada MK bahwa
operationnya sudah sesuai sistem yang direncanakan oleh konsultan, khususnya
mengenai :

 Change over dari blower dan sewage pumps


 Water level control
 lampu-lampu indikator dan alarm, pada electrical control panel dan pada
mimic diagram dari panel repeater.

4. Testing Kwalitas dari Effluent Water

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

196
Khusus mengenai testing kwalitas effluent water, pekerjaan ini dapat juga
dilakukan da laboratorium. Pengambilan sample harus dilakukan oleh petugas-
petugas laboratorium dengan petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas.

Testing kwalitas ini harus dilaksanakan setelah bangunan tersebut dihuni baik
sebagian maupun seluruhnya.

Testing tersebut harus dilaksanakan minimal 2 bulan satu kali selama 1 tahun.

Testing tersebut minimal dilakukan terhadap BOD 5 hari, suspended solid dan
bacteriologi.

Hasil akhir dari STP harus dapat digunakan untuk air make up cooling tower.

C.9. PENYERAHAN DAN GARANSI

1. Setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus menyerah kan pekerjaan dengan


Berita Acara.

2. Dalam berita acara agar melampirkan :

 Surat keterangan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan instalasi baik.


 Berita acara pengetesan
 Gambar instalasi terpasang (as built drawing) sebanyak 4 set.
 Surat hasil pemeriksaan analisa kwalitas air buangan dari laboratorium
 Semua surat garansi dari equipment yang terpasang.
 Daftar petunjuk kerja (manual operation) dari peralatan-peralatan yang
terpasang.
 Daftar maintenance.

3. Memberikan masa pemeliharaan minimal selama satu tahun untuk membuktikan


bahwa sistem perjalan dengan sempurna.

4. Apabila diperlukan oleh Konsultan Pengawas, kontraktor diharus kan mengurus


pemeriksaan instalasi oleh pejabat yang berwenang.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

197
5. Kontraktor diwajibkan melakukan latihan (training) kepada team operator pemilik
bangunan pengolahan (pengelola gedung) untuk :

 Cara menangani sistem pengolahan


 Cara memelihara peralatan
 Cara penetesan hasil air buangan.

Jangka waktu latihan akan ditentukan kemudian.

III. 3. AIR CONDITIONING

4.0. UMUM

27.1 Persyaratan Umum


Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada merupakan
bagian dari pada persyaratan sistem tata udara yang berlaku bagi
pekerjaan ini.

Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali
dalam spesifikasi ini, berarti hal tersebut perlu mendapat perhatian khusus
dan juga tidak berarti menghilangkan hal-hal yang lainnya dari
persyaratan umum dan suplementer yang ada. Apabila ada yang
dinyatakan lain tersendiri di dalam spesifikasi ini, maka hal-hal dari
persyaratan umum maupun suplementer tidak berlaku lagi untuk sistem ini.

27.2 Persyaratan Khusus


Untuk sistem tataudara ruang Operasi, Ruang Isolasi dan Ruang Bersalin
harus mengikuti

 Peraturan Menteri Kesehatan No 2036 tahun 2011 Tentang


Prasarana Instalasi Elektrikal,
 Pedoman Teknis Ruang Operasi Rumah Sakit.
 Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan
Rumah Sakit

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

198
27.3 Persyaratan Pelaksanaan
 Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi teknis harus dilaksanakan
sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku
saat ini (di Indonesia) serta tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
 Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan kualitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini
harus sesuai dengan Standar Internasional maupun Nasional seperti
ARI, ASHRAE, SMACNA, ASTM, NFPA, NEC, ASME dengan
senantiasa mengutamakan peraturan/standar/persyaratan nasional.
 Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh
menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.

27.4 Pemborong
 Yang dimaksud dengan pemborong dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk
penyediaan dan pemasangan instalasi peralatan utama AC sampai
selesai.
 Pemborong harus mempunyai ahli yang bersertifikat kompetensi di
bidang AC system multi digital scroll.
 Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-
undang dan peraturan-peraturan, persyaratan umum maupun
suplementernya, persyaratan pabrik pembuat unit-unit AC, buku
dokumen pelelangan, gambar-gambar serta petunjuk tertulis yang
telah dikeluarkan.
 Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau
pihak yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen
pelelangan, gambar atau hal lainnya ada yang kurang jelas.
 Pemborong wajib mempelajari dan memeriksa pekerjaan pelaksanaan
dari pihak pemborong lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila
pekerjaan pihak-pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka pemborong
wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

199
27.5 Koordinasi dengan Pihak Lain
 Pemborong wajib melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak lain
demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Terutama
koordinasi dengan pihak Pemborong sipil, elektrikal, plumbing,
perlindungan terhadap kebakaran.
 Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan
oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi ini, pemborong bertanggung jawab penuh atas segala
peralatan sampai selesai pekerjaan ini dan sitem bekerja dengan
baik.

27.6 Izin
 Semua izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh pemborong atas tanggungan dan
biaya pemborong.
 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan
resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini.
 Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipantentkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk ini. Pemborong wajib menyerahkan surat pernyataan
mengenai hal ini.

28.0. PEKERJAAN PERALATAN UTAMA

28.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pada pasal ini menerangkan spesifikasi dari jenis
peralatan utama yang dapat diterima dalam proyek ini.

28.2 Umum
 Spesifikasi berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar
saja. Untuk ketentuan dari kapasitas dan lain-lainnya dapat dilihat
pada gambar skedul peralatan/unit mesin.
 Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pengadaan, pemasangan
dan pengujian (testing & balancing) dari seluruh peralatan utama yang
akan dipasang dalam proyek ini dengan lengkap dan berfungsi

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

200
dengan baik sehingga keseluruhan sistem tata udara dapat
memberikan performansi sesuai dengan yang diinginkan.
 Keseluruhan peralatan utama harus dari kualitas yang terbaik dan
baru (bukan bekas pakai).
 Dalam memasukan penawaran untuk peralatan utama, pemborong
harus menyatakan dan melampirkan hal-hal berikut dengan jelas :
 mencantumkan merk dan type unit yang ditawarkan pada BQ.
Melampirkan brosur asli dari unit yang ditawarkan dan pada
brosur tersebut diberi tanda yang menjelaskan mengenai
pemilihan unit, kapasitas daya, dimensi, berat kerja, suhu dan
volume air/udara dan lain-lain spesifikasi teknik ini.
 Melampirkan format-format unit yang ditawarkan sesuai skedul
dan telah diisi secara lengkap oleh pemborong.
 Setiap kekurangan dari butir di atas akan mengurangi penilaian
evaluasi atas penawaran pemborong dimana bobot hal-hal tersebut di
atas sangat menentukan dalam evaluasi penawaran.
 Standar yang harus dipenuhi adalah ASHRAE, ARI STANDAR, ASTM
& UL.

29.0. MESIN PENGOLAH UDARA dan REFERIGERANT

29.1 Referigerant harus dari tipe R410a yaitu referigerant non ozon depletion
potential (ODP).
29.2 Pemborong harus memasang mesin tata udara sistim Split Wall Mounted,
Split Ceiling Casset dan Split duct atau ceiling concealed seperti yang
terlihat pada gambar perencanaan dengan jenis, ukuran, kapasitas dan
pemasangan secara lengkap sesuai persyaratan spesifikasi dan gambar.

30.0. PEKERJAAN INSTALASI

30.1 Condensing Unit


 Condensing Unit harus diletakan di atas pondasi. Penempatan
diusahakan sedemikian rupa sehingga terhindar dari pergeseran
karena getaran mekanis.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

201
 Condensing Unit harus dipasang dengan menggunakan peredam
getar dari jenis spring mounted
 Condensing Unit harus dipasang di daerah yang dapat
memberikan fresh air sebanyak-banyaknya. Hindari kondisi over
heat yang disebabkan oleh kembalinya udara panas dari unit.
 Kalau ada harus dipasang Condensing Unit lebih dari dua, dan
masing-masing Condensing Unit bekerja secara terpisah, maka
jarak minimum yang diperbolehkan adalah 50 cm
30.2 Pemipaan Referigerant dan Drain
 Pipa refrigerant harus dipasang dengan menggunakan isolasi
sesuai gambar perencanaan dan sfesifikasi teknis. Isolasi
hendaknya dari rubber (armaflex) atau sejenis yang dirapatkan
dengah adhesive tape sampai tidak terjadi pengembunan
 Seluruh sambungan pipa menggunakan sistem solder (las
tembaga) dengan zat pembakar nitrogen
 Seluruh belokan harus menggunakan long radius elbow
 Semua pemasangan pipa hendaknya dipasang minimum 5 cm dari
tepi dinding, atap, lantai. Untuk pipa yang menembus lantai dinding
dan langit-langit, harus diberi pelindung dari penyekat karet dan
galvanized steel gauge 16, sesuai dengan gambar dan spesifikasi
teknis.
 Pipa drain/pengembunan menggunakan pipa PVC kelas D. Pipa
pengembunan harus dipasang sedemikian rupa sehingga
mempunyai kemiringan minimal 2% yang cukup untuk mengalirkan
air dalam pipa secara cepat.
 Pipa kondensasi harus dilengkapi dengan alat pembersih, U trap
dan peralatan lain yang diperlukan.
 Pada daerah sampai dengan kurang lebih 3 m dari FCU atau
daerah yang dimungkinkan terjadinya pengembunan pada sisi luar
pipa, pipa drain harus diberi isolasi dari bahan fiber glass,
polyurethane atau styrofoam type D1. Bagian luarnya harus dilapisi
dengan vavour barrier jacket yang direkatkan dengan adhesive
tape 2” serta surface finished sampai tidak terjadi pengembunan
pada permukaan pipa.

30.3 Pemasangan Indoor Unit/ Fan Coil Unit dan Pengontrol Suhu

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

202
 Fan Cooling Unit harus dipasang ditempat yang tepat sehingga
distribusi udara dalam ruangan tersebut dapat dicapai secara
merata
 Fan Cooling Unit harus diberi isolasi getaran dari jenis rubber ins
shear
 Pengontrol suhu harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
mudah dijangkau dan tidak tertutup oleh interior. Biasanya daerah
bebas untuk penempatan pengontrol suhu adalah di sekitar pintu.
31.0. TATA UDARA RUANG STERIL
Pada dasarnya yang termasuk ruang steril sesuai dengan peraturan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia diantaranya adalah Ruang Bedah, Ruang Bersalin,
ruang recovery dan ruang Isolasi. Dengan demikian sistem tataudaranya,
ruangannya serta fasilitas pendukungnya harus mengikuti Pedoman Teknis
Ruang Operasi Rumah Sakit, Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara
Pada Bangunan Rumah Sakit dan peraturan-peraturan lainnya yang terkait.

Karena adanya berbagai keterbatasan, maka di rumah sakit ini hanya ruang
bedah lantai 2 yang direncanakan seoptimal mungkin mengikuti peraturan di atas

31.1 Ruang Bedah Lantai 2


 Ruangan termasuk kategori 10.000
 Suhu udara ruangan 22 derajat Celcius, sehingga dilengkapi alat
pemantau suhu
 Kelembaban relative 50%, sehingga dilengkapi alat pemantau
kelembaban relative dan sistem dilengkapi dengan dehuminifier
 Untuk membantu tercapainya kelembaban relative, udara segar dari
luar dilewatkan ke sistem frecooling
 Filter terdiri dari Prefilter, Medium Filter dan HEPA Filter. HEPA Filter
harus dopilih dengan efisiensi 99,997%
 Setiap Filter dilengkapi dengan sensor beda tekanan
 Untuk memberikan kecukupan supply udara, sistem di lengkapi
dengan Booster Fan
 Untuk mempertahankan supply udara yang konstan sesuai dengan
kebutuhan, sistem dilengkapi dengan Variable Speed Drive
 Air Change 28
 Aliran udara Laminer
 Return Air Grill berada 30 cm di atas lantai

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

203
 Tekanan udara positif, sehingga harus dipasang alat pemantau beda
tekanan

31.2 Ruang Isolasi infeksius


 Suhu udara ruangan 22 derajat Celcius, sehingga dilengkapi alat
pemantau suhu
 Kelembaban relative 50%, sehingga dilengkapi alat pemantau
kelembaban relative dan sistem dilengkapi dengan dehuminifier
 Fiter HEPA harus mempunyai efisiensi 99,997%
 Setiap Filter dilengkapi dengan sensor beda tekanan
 Untuk memberikan kecukupan supply udara, sistem di lengkapi
dengan Booster Fan
 Untuk mempertahankan supply udara yang konstan sesuai dengan
kebutuhan, sistem dilengkapi dengan Variable Speed Drive
 Air Change 6
 Tekanan udara negatif, sehingga harus dipasang alat pemantau
beda tekanan

31.3 Ruang Bersalin


 Suhu udara ruangan 22 derajat Celcius, sehingga dilengkapi alat
pemantau suhu
 Kelembaban relative 60%, sehingga dilengkapi alat pemantau
kelembaban relative
 Fiter HEPA harus mempunyai efisiensi 90%
 Setiap Filter dilengkapi dengan sensor beda tekanan
 Untuk memberikan kecukupan supply udara, sistem di lengkapi
dengan Booster Fan
 Untuk mempertahankan supply udara yang konstan sesuai dengan
kebutuhan, sistem dilengkapi dengan Variable Speed Drive
 Air Change 25
 Aliran udara Laminer
 Return Air Grill berada 30 cm di atas lantai
 Tekanan udara positif, sehingga harus dipasang alat pemantau beda
tekanan

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

204
31.4 Ruang bedah minor lantai 1
 Suhu udara ruangan 22 derajat Celcius, sehingga dilengkapi alat
pemantau suhu
 Kelembaban relative 60%
 Fiter HEPA harus mempunyai efisiensi 90%
 Setiap Filter dilengkapi dengan sensor beda tekanan
 Untuk memberikan kecukupan supply udara, sistem di lengkapi
dengan Booster Fan
 Untuk mempertahankan supply udara yang konstan sesuai dengan
kebutuhan, sistem dilengkapi dengan Variable Speed Drive
 Air Change 25
 Tekanan udara positif, sehingga harus dipasang alat pemantau beda
tekanan

III. 4. PEKERJAAN INSTALASI GAS MEDIS

Lingkup Pekerjaan

1. Sentral Gas Medis

Gas medis yang dipasang secara sentral hanya gas Oksigen dan Vacum saja. Hal ini
atas dasar pertimbangan kelas rumah sakit ini adalah kelas Pratama.

Sentral Oksigen dipilih tipe automatic yang dilengkapi cylinder bank selector pada
central control unitnya. Spesifikasi sentral oksigen harus sesuai dengan outline
spesifikasi yang menyertai RKS ini. Kapasitas sentral minimal 1200 liter/menit. Pada
central control unit harus tertulis cara kerja pemakaiannya dan jenis gasnya.

Pengadaan dan pemasangan Sentral Gas Medis yang terdiri dari :


 Sistem Sentral Oxygen (O2)
 Sistem Sentral Vacuum (Suction)
berikut peralatan pendukungnya secara lengkap

Persyaratan pemasangan sentral


Pemasangan peralatan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Ukuran ruang sesuai kebutuhan


 Dipasang alat pemadam kebakaran

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

205
 Sekat antar sentral tiap-tiap gas
 Mudah dijangkau pendistribusian
 Jauh dari sumber panas
 Ada toolkit khusus
 Rambu peringatan
 Memiliki ventilasi udara yang memadai

2. Pemipaan

Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pemipaan Gas Medis dari
ruang Sentral Gas Medis sampai dengan ruang pelayanan / perawatan secara
lengkap beserta asesorisnya seperti Elbow, Tee, Reducer, Socket dan lainnya sesuai
dengan gambar rancangan.

Pipa instalasi Gas Medis harus dari jenis tembaga (Copper) dengan kadar tembaga
diatas 99% dan disertai sertifikat keaslian material.

Sistem penyambungan instalasi Gas Medis harus dengan menggunakan las perak
dengan gas yang dipergunakan campuran oxygen acetylene dimana pada saat
pengelasan harus dialiri gas nitrogen dalam pipa tersebut.

Penyambungan instalasi pemipaan gas medis harus menggunakan fitting-fitting yang


sesuai seperti Elbow, Tee, Reducer dan Socket.

Untuk menujnukan bahwa jenis gas pada instalasi tersebut, pipa harus dipasang
stiker dan dicat sesuai dengan jenis gasnya masing menyatakan jenis dan arah
alirannya dengan jarak yang cukup ( ± 2 meter ).

Secara umum warna pipa untuk menjunjukan jenis gas telah ditentukan yaitu warna
cat adalah putih untuk oksigen, biru untuk N2O, Hitam untuk Compressed Air, dan
kuning untuk Vacuum. Pemasangan instalasi pemipaan yang menempel pada dinding
atau partisi harus dilengkapi dengan pelindung (konduit/PVC).

Setelah selesai pengelasan pada setiap segmen area Kontraktor harus melakukan
flushing ulang dengan gas nitrogen untuk menghilangkan kerak akibat pengelasan
yang mungkin masih tersisa dalam pipa.

Pemotongan pipa harus menggunakan cutter khusus untuk pipa atau tubing dan tidak
diperkenankan menggunakan gergaji.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

206
Seluruh jaringan instalasi pemipaan pada setiap jenis gas harus dilengkapi :
 Kran induk (main valve) yang dipasang pada ruang sentral
 Kran pembagi (zone valve) dipasang sesuai dengan pembagian instalasi
 Pengadaan dan Pemasangan Kran Induk (Main Valve), Kran Pembagi
(Zone Valve), Connector, peralatan ukur tekanan dan peralatan bantu
lainnya.
 Zone valve maupun main valve hendaknya berwarna terang dengan
penutup tembus pandang yang mudah dibuka dengan cepat, dilengkapi
dengan alat pengukur tekanan.

3. Outlet

Pengadaan dan pemasangan Outlet-outlet, Panel Gas Medis di ruang pelayanan /


perawatan beserta peralatan bantunya secara lengkap.

Semua outlet harus bekerja tertutup rapat secara otomatis pada saat dipakai dan gas
baru terbuka / mengalir setelah alat perlengkapan outlet (connector) dipasang.

Secara umum urutan penempatan pemasangan outlet gas medis harus tetap yaitu:

a. Oksigen
b. Nitrous Oxide
c. Udara Tekan
d. Udara Hisap
Outlet gas medis bertipe screw connect yang mempunyai dimensi berlainan antara
satu jenis gas dengan jenis gas lainnya untuk menghindari kesalahan pemasangan,
sesuai standard AS 2896.

Outlet gas medis harus dilengkapi dengan secondary valve yang otomatis menutup
saat dilakukan penggantian o-ring.

Pada outlet gas medis harus tertulis dengan jelas jenis gasnya. Warna masing-
masing outlet harus berlainan yaitu : putih untuk oksigen, biru untuk N2O, hitam dan
putih untuk Compressed Air, dan kuning untuk vacuum.

Pemasangan outlet gas medis pada dinding dipasang dalam box mounting galvanis
tebal minimal 1.6 mm yang dilengkapi dengan panel plat stainless steel, diperkuat
dengan baut baja

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

207
Pemasangan outlet dengan ketinggian 150 cm di atas permukaan lantai

 Bila digunakan untuk melayani satu bed, maka outlet dipasang sebelah kanan
bed
 Bila digunakan untuk melayani dua bed, maka outlet dipasang di tengah-
tengah antara kedua bed tersebut
 Untuk pemakaian di kamar operasi, wall outlet dipasang di dinding dekat
dengan bagian kepala pasien pada meja operasi
 Untuk pemakaian di bagian lain, wall outlet dipasang pada dinding yang
berdekatan dengan peralatan kedokteran yang digunakan
 Untuk ruang penderita yang menggunakan lebih dari 1(satu) outlet ketentuan
susunannya adalah sebagai berikut :
a. Sebelah kanan dari pasien adalah untuk outlet oksigen, kemudian suction.
b. Outlet oksigen harus lebih dekat dengan pasien.
 Pada ruangan New Born dan Ruang Premature, Overhead outlet ditempatkan
tepat di atas tempat tidur bayi
 Tekanan maksimum outlet pressure dari regulator dibawah 75 psi atau
dipersyaratkan lain.

4. Alarm System
 Setiap zone valve harus dilengkapi dengan alarm untuk memberi peringatan
saat tekanan kerja turun mencapai batas yang ditentukan.
 Alarm bersifat audio-visual, dengan tegangan input 220 VAC yang diturunkan
menjadi 12 Volt DC pada rangkaian elektroniknya.
 Alarm dilengkapi dengan tombol Mute untuk mematikan bunyi sementara, dan
akan berbunyi lagi dalam waktu 30 menit jika tetap terjadi kondisi alarm, atau
belum ada tindakan yang diambil berkaitan dengan timbulnya alarm.

5. Start - up , testing dan commissioning


Pekerjaan Testing dan Commissioning dilaksanakan secara lengkap sehingga system
dapat berfungsi dengan baik dan benar sesuai system yang direncanakan.

Seluruh jaringan instalasi pemipaan harus dilakukan pengetesan terutama untuk


mendapatkan kepastian kebocoran pipa dan sambungan

Pelaksanaan tahap pengetesan harus dilakukan dengan urutan sebagai

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

208
berikut :

a. Tahap pertama : setelah instalasi pemipaan selesai

b. Tahap kedua : setelah instalasi pemipaan dipasang valve

c. Tahap ketiga : setelah pemasangan outlet gas medis

d. Tahap keempat : setelah pemasangan main valve sampai dengan outlet


sebelum seluruh jaringan instalasi di-blow off

e. Tahap kelima : uji coba dan blow off ulang

Pengetesan tahap pertama dan kedua menggunakan media tekan nitrogen dengan
tekanan 2 kali tekanan kerja instalasi atau + 8 kg / cm2 dalam waktu 2 x 24 jam.

Pengetesan system gas medis harus dilakukan dengan menggunakan alat test, untuk
menguji aliran gas, purity gas, kebocoran gas dan tekanan gas

6. Pelatihan
Setelah seluruh instalasi selesai dipasang dan dilakukan testing & commissioning
maka harus diadakan pelatihan kepada petugas dari rumah sakit yang nantinya
bertanggung jawab atas pengoperasian seluruh peralatan. Pelatihan dilakukan secara
teori dalam suatu presentasi dan juga praktek lapangan.

Syarat instalatur pekerjaan sentral & instalasi gas medis :

1. Memiliki SIUJK , SIUP dan NPWP


2. Memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun
3. Memiliki metode kerja pengerjaan instalasi gas medis
4. Memahami management proyek
5. Memiliki peralatan safety yang memadai
6. Memiliki peralatan pengetesan kebocoran, kemurnian dan tekanan gas
7. Dapat membuat diagram aliran gas & membuat laporan progress pekerjaan
8. Memiliki sertifikat atau surat keterangan dari Depkes RI sebagai spesialis instalasi
gas medis

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

209
III.5. SISTEM ELEVATOR (LIFT)

32.0. LINGKUP PEKERJAAN

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik


dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar
perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini.

Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang di persyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga seesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :

a. Pengadaan dan pemasangan dua set sistem elevator elektrik Hospital


Bed secara lengkap sehingga dapat beroperasi dengan baik sesuai
dengan fungsinya
b. Penyelesaian lubang hoist-way, termasuk perapihan sumur, pemasangan
guide rail dan seluruh peralatan yang diperlukan untuk dapat
mengoperasikan elevator ter sebut.
c. Perapihan celah-celah antara panel-panel operasi pada dinding beton
dan celah-celah antara jamb maupun transom dengan dinding beton
sesuai dengan finishing arsitektur.
d. Peralatan pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja
sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau
terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
e. Penyelesaian segala perijinan kepada badan yang berwenang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
f. Pengujian dan commissioning terhadap seluruh sistem oleh Akhli dari
perwakilan merk tersebut di Indonesia.

33.0. KETENTUAN UMUM

33.1 Sistem harus dari jenis yang sesuai untuk beroperasi di daerah tropis
dengan kelembaban tinggi

33.2 Sistem harus mengikuti standard yang dikeluarkan oleh salah satu dari
berikut ini, “ BRITISH STANDARD INSTITUTION “, Specification for Lifts,
Escalators Passengers Conveyors and Patternosters; BS.2655
AMERICAN NATIONAL STANDARD INSTITUTE, Safety Code for
Elevators, Dumbwaiters, Escalators and Moving Walks; ANSI 17.11.3

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

210
Japan Industrial Standards,Atau standard lain yang dianggap setaraf dan
disetujui untuk di pergunakan oleh “DIREKSI PENGAWAS/MK.”

33.3 Hal penting yang harus diperhatikan adalah sistem harus ber operasi
tanpa menyebabkan penerusan suara ke daerah hunian
hinggamenyebabkan polusi suara di atas ambang batas yang diijinkan.
Sistem juga harus tidak menyebabkan menerusan getaran melalui struktur
bangunan yang lebih besar dari toleransi yang diijinkan.

33.4 Faktor keamanan design kereta tidak boleh kurang dari yang di tuliskan
bawah ini :

Rope Suspenssion :
Breaking load :
working load = 10 : 1
Governor tripping speed maximum/minimum, Stopping distance harus
sesuai dengan ketentuan pada BS. 2655 atau ANSI A17.1. Brake/rem
mampu menahan tidak kurang dari 125 % contact load.

Mesin lift dengan safety factor = 10.

33.5 Kontraktor harus memberikan dan menunjukan Dokumen :


a. surat jaminan dari pabrik pembuat bahwa mesin/sistem elevator
tersebut memenuhi salah satu dari standard tersebut diatas.
b. Bed Elevator harus build up dan di lengkapi dengan dokumen keaslian /
sertifikat dari pabriknya
c. memiliki distributor dan Service Centre di Indonesia
d. Tahun Produksi 2013 , 2014

34.0. LIFT / BED ELEVATOR

34.1 Spesifikasi minimal


 Jenis Lift : Hospital Bed Elevator
 Machine room : Di atas Hoist Way
 Kapasitas : 1300 kg atau 18 orang
 Kecepatan : 60 meter per menit
 Ukuran car : 1200x2500x2300 mm (WxDxH)
 Hoist Way : 2100 x 3050 mm (minimum)
 Over head : 4500 mm
 Pit depth : 1500 mm
 Daya listrik : 10 kW
 Di lengkapi ARD( Automatic Rescue Device )

34.2 Persyaratan Operasi


34.2.1 Operasi Dan Penggunaan Kereta
 Elevator dari jenis "HOSPITALS BED ELEVATORS"
 Beroperasi secara DUPLEX

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

211
34.2.2 Panel Operasi Kereta (Car Operating Panel)
Harus dipasang pada sisi kanan depan dan kiri depan di dalam
kereta dengan kelengkapan seperti berikut ini,

34.2.3 Push-button, dengan lampu tanda terdaftar ( identification to


register call), dan lampu tersebut akan padam bila kereta sampai
pada lantai pendaratan tersebut.

34.2.4 Tanda asal gerak dengan tanda panah menyala (Illuminated car
irection indicator).
34.2.5 Tombol penghenti dan alarm bell dipasang rata (recessed alarm
bell stop button).

34.2.6 Tombol permintaan mempercepat pembukaan dan penutupan pintu


(door reopen and close button).

34.2.7 Intercom 2 (dua) arah komunikasi dengan 'microphone and


receiver slave niti antara kereta dengan ruang mesin dan front
office /jaga piket

34.2.8 Recessed cabinet dengan kunci khusus dibagian bawah panel


operasi berisi peralatan kontrol sebagai berikut,
- Tombol UP, DOWN dan BY-PASS.
- WITH dan WITHOUT-ATTENDANT selector switch.
- ON/OFF switch untuk penerangan kereta dan kipas
ventilasi.
- Independent service switch.
- Emergency stop dan reset switch.

34.3 Panel Operasi Hall (Landing Panel)


34.3.1 Dari jenis Illuminated hall-call push button dengan tanda panah
arah gerak keretaharusdipasangpada setiap lantai pendaratan
sebagai berikut :
 Tombol permintaan naik pada lantai dasar.
 Tombol permintaan naik dan turun pada lantai lainnya.
 Tombol-tombol tersebut harus dipasang pada 'recessed box
dengan teel face plate'
Penunjukarah gerakan kereta, dan arrival gong tanda posisi kereta
harus dipasang pada setiap lantai 1 dan lantai 2.

34.4 Sistem Operasi dan Pengaman


34.4.1 Sistem untuk operasi adalah sebagai berikut ;
Duplex Selective Collective,
Pada saat terjadi permintaan kereta pada suatu lantai, permintaan
tersebut akan didaftar (registered call).
Bila suatu permintaan akan kereta terjadi pada saat kereta yang
searah dengan permin dengan permintaan telah melalui lantai
tersebut (permintaan yang terlambat) maka permintaan tersebut
menjadi permintaan yang didaftar.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

212
Permintaan yang didaftar (registered demand/hall call) dilayani
sesuai dengan priority order yang ditentukan,
Kereta yang sedang bertugas menjemput penggilan menuju
kepada panggilan pertama yang terdaftar dan kemudian menuju ke
lantai panggilan berikutnya untuk panggilan searah.
Pintu Lobby Lift untuk lantai Non-Standard, hanya dapat dibuka
dari dalam kereta dengan menggunakan 'pass card' atau kunci
khusus.

34.4.2 Kelengkapan operasi seperti pada schedule operasi elevator


terlampir dan operasi lainnya berikut ini,

Attendand Operation,
Berangkat, berhenti dan arah gerak arah kereta.

Auto/Hand Operation,
Dengan sebuah saklar 'AUTO/HAND OPERATION' yang berada di
atap kereta, kereta dapat dioperasikan secara langsung dengan
tom bol-tombol berikut dan seluruh kontrol otomatis akan padam.
Tekanan jari (continuous pressing) pada tombol 'UP' atau 'DOWN'
pada panel operas pada panel operasi di atas atap kereta akan
membuat kereta bergerak naik atau turun dengan kecepatan
rendah 0.25 m/detik atau lebih lambat, dan kereta akan segera
berhenti bila tombol dilepas.
Operasi ini digunakan untuk kepentingan perawatan dan
pemeriksaan saja.

Automatic Bypass Operation,


Operasi ini harus secara otomatis mengirim kereta kepada
permintaan mendarat dari dalam kereta pada lantai terdekat
apabila kereta telah dibebani secara penuh kereta akan secara
otomatis mengabaikan panggilan dari lantai pendaratan bila kereta
telah mendapat pembebanan penuh.

Overload Protection,
Sebuah peralatan pengaman beban lebih(overload protection
device) harus dipasangpada setiap kereta dan akan secara
otomatis tetap menahan pintu landing dan pintu kereta pada posisi
terbuka serta menahan kereta.
Sistem tersebut akan membunyikan buzzer dan lampu kedip-
kedip pertanda overload bila jumlah penumpang melebihi
kapasitas beban yang ditentukan (predetermined contract load).

Automatic Emergency Power Operation,


Pada kondisi power supply utama mengalami gangguan, kereta
harus kembali ke Lantai terdekat dan mengabaikan seluruh
panggilan panggilan pendaratan dan permintaan kereta, membuka
pintu dan mematikan seluruh sistem operasi sampai daya listrik
cadangan masuk kembali.

Fire Emergency Return Operation.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

213
Dalam keadaan ini, kereta harus kembali ke lantai utama dan
membuka mengabaikan seluruh panggilan-panggilan pendaratan
dan permintaan kereta, membuka pintu dan mematikan seluruh
sistem operasi.
Dalam keadaan ini akan dapat dioperasikan kembali dengan kunci
khusus, menggunakan sumber daya emergency.

Firemen's Operation,

34.4.3 Kelengkapan pengamanan, Harus dilengkapi pada setiap kereta


atau sistem, peralatan pengaman seperti berikut ini,
 Magnetic brake,
 Terminal slow down switch,
 Car & counter weight Buffer,
 Limit & Final limit switch
 Overtravel limit switch,
 Electromechanical door interlock,
 Phase reversal protection for power supply,
 Emergency stop switch dalam kereta,
 Emergency stop/run switch di atas atap kereta,
 Overcurrent protection,
 Electronic door safety edge dan sefety ray,
 Stop switch dalam pit,
 Cut-off switch untuk car top emergency exit,
 DC battery operated alarm bell,
 A.R.D (Automatic Rescue Device)
 Lain-lain sesuai dengan ketentuan pada standard yang diikuti.

35.0. KONTRUKSI KERETA DAN MESIN PENGANGKAT

35.1 Ketentuan Umum

35.1.1 Harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada British


standard BS : 2655 dan suplemennya atau ANSI.A17.1 dan
supplemennya atau standart lain yang setaraf setaraf dan telah
disetujui.

35.1.2 Apabila konstruksi sistem pengangkat dan kereta yang ditawarkan


tidak mengikuti mengikuti ketentuan di atas maka Kontraktor
harus secara jelas dan dapat menyerahkan tembusan, standard
yang diikuti oleh sistem elevator tersebut kepada DIREKSI
PENGAWAS/MK untuk diperiksa.

35.1.3 Tembusan standard tersebut harus dalam bahasa Inggris atau


bahasa Indonesia

35.1.4 Dengan menyerahkan tembusan standard tersebut, tidak berarti


bahwa sistem bahwa sistem standard tersebut disetujui dan dapat
digunakan pada elevator bangunan ini.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

214
35.2 Pintu, Dinding dan Lantai

35.2.1 Dinding kereta,


Harus dari konstruksi baja dengan dinding dalam (interior wall
panel ) seperti yang disyaratkan / Stainless hairline.
Kereta harus dilengkapi dengan hal-hal berikut :
 Pencahayaan fluorescent tak langsung.
 Penerangan darurat dengan batere di dalam kereta.
 Automatic charger and 'rechargeable battery unit' untuk
penerangan darurat, alarm dan intercom.
 Ventilasi dengan ceiling fan.
 Pintu darurat di langit-langit.
 Intercom darurat yang dihubungkan ke Ruang Mesin/operator
dan ke R. Kontrol, dengan sumber daya battery.
 Socket outlet untuk 'maintenance/hand lamp'.

35.2.2 Pintu kereta dan Pintu masuk,


Pintu masuk (entrance door) harus dari konstruksi pintu lapis rapat
udara dengan pembukaan sesuai dengan skedul/ spesifikasi
kereta, Stainless hairline
Operasi pintu harus menggunakan sistem otomatis dengan listrik-
searah tanpa terjadi suara maupun getaran maupun kejutan
pada saat bekerja dan dilengkapi dengan 'retractable safety edge'.
Harus dilengkapi dengan sistem interlock sehingga hal-hal berikut
dapat terpenuhi,
Pintu-pintu kereta dan entrance harus tidak dapat terbuka atau
dibuka sebelum kereta mencapai pemberhentiannya dengan benar.
Kereta harus tidak dapat berjalan apabila ada pintu kereta
maupun pintu landing yang terbuka pada lantai pemberhentian
tersebut maupun pada lantai pemberhentian lainnya.
Pintu landing harus tidak dapat dibuka atau terbuka pada saat
kereta sedang bergerak.
Setiap pintu harus dilengkapi dengan kunci khusus untuk membuka
dari sisi masuk.
Jenis Pintu Kereta :
 Centre Opening

35.2.3 Lantai / dasar kereta,


Lantai dasar dan interior kereta akan ditentukan oleh owner atas
dasar berbagai alternatif yang diusulkan oleh kontraktor. Sebagai
acuan di dalam melaksanakan penawaran kontraktor minimal
mengacu pada ketentuan berikut ini :
 Lantai kereta harus terdiri dari 2(dua) lapisan; lapisan
atasdari kayu lunak sedangkan lapisan bawah dari kayu
keras dengan jenis kayu yang mempunyai serat terpasang
saling tegak lurus atau jenis lainnya yang disetujui Diereksi
Pengawas/Manajemen Konstruksi standard pabrik.
 Pada dasar lantai kereta (bagian paling bawah) dilapis
dengan lembaran baja galvanis, tebal tidak kurang dari 20
gauge. Di atasnya harus dilapis dengan lantai karet dengan
tebal tidak kurang dari 6 mm

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

215
 Dasar kereta harus didudukkan pada dudukan karet yang
diikatkan pada rangka baja rangka kabin.
 Rangka kereta harus terbuat dari profil baja yang dibentuk
dengan las dan baut, sehingga tidak akan berubah bentuk atau
rusak pada semua kondisi beban.
 Bila lantai dengan finish dari vinyl, harus menggunakan vinyl
dengan tebal yang tidak kurang dari 6 mm.

35.3 Sistem Kontrol dan Pengkabelan

35.3.1 Panel Kontrol


Harus dari jenis "free standing" dan merupakan kotak panel yang
kokoh, dilengkapi dengan lubang lubang ventilasi dan pintu dari
jenis pintu berengsel yang dilengkapi kunci.
Seluruh peralatan kontrol harus ditempatkan di dalam panel
tersebut di atas.
Sistem kontrol harus tidak menimbulkan suara bising dan harus
dipasang dengan jarak-jarak antar peralatan secukupnya agar
tidak terjadi loncatan listrik statik.
Sistem kontrol harus dilengkapi dengan peralatan yang akan
mencegah terjadinya kegagalan operasi kereta dengan adanya
kebocoran arus listrik.

35.3.2 Controller,
Harus dilengkapi dengan control system' untuk sistem operasi,
sistem pengamanan kereta dan sistem pengatur pintu.
Kabinet untuk penempatan peralatan kontrol ini harus dengan
konstruksi yang tidak membutuhkan peralatan-peralatan pengatur
kondisi lingkungan sehingga dapat secara bebas ditempatkan di
Ruang Mesin.
Sistem harus dari jenis yang memudahkan pekerjaan pemeriksaan
/ perbaikan dengan maksud agar down time seminimal mungkin.
Sistem harus dari 'Variable Voltage Variable Frequency Controller’
Sistem harus dilengkapi dengan Wall Mounted Type Supervisory
Panel’ yang diletakkan di Front Office.

35.3.3 Pengkabelan
Segala peraturan dan ketentuan dalam pengkabelan harus
mengikuti British Standard :
BS:2566:72 dan suplemennya atau ANSI.A17.1 dan
supplemennya atau standard lain yang setaraf dan telah disetujui
dan standard yang berlaku di Indonesia.

36.0. Testing dan Commissioning

36.1 Harus dilakukan oleh ahli dari agen tunggal/perwakilan pabrik pembuat
elevator di Indonesia.

36.2 Ahli tersebut harus telah mendapat training/pendidikan khusus untuk itu
di negara asal pembuat elevator dan mendapat sertifikat tanda lulus
pendidikan tersebut, sertifikat terrsebut harus di buatkan tembusannya

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

216
dan diserahkan kepada DIREKSI PENGAWAS / MK untuk mendapatkan
persetujuan.

36.3 Testing dan commissioning harus dibuatkan test procedurs jadwalnya


oleh Kontraktor paling lambat 3 (tiga) minggu sebelum dilaksanakan,
kecualiinyatakan lain, dan diserahkan kepada DIREKSI PENGAWAS /MK.

36.4 Testing dan commissioning meliputi hal-hal berikut,


36.4.1 Pengujian pembebanan kereta
36.4.2 Pengujian kecepatan kereta
36.4.3 Pengujian operasi kereta.
36.4.4 Pengujian lainnya sesuai dengan persyaratan pada standard
yang diikuti dan persyara tan instansi yang berwenang setempat
(Authority Having Juridication)

36.5 Pekerjaan ini harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada
standard yang di ikuti dan menggunakan formulir-formulir isian ( test report
form) yang dilampirkan pada standard yang diikuti tersebut kecuali bila
ditentukan lain pada saat keputusan penentuan standard yang diikuti.

IV. PENCERMATAN DAN PENGUJIAN


1. Umum
Sebelum dilakukan pengujian, baik parsial maupun general, maka hal utama yang harus
dilakukan adalah pencermatan atau commissioning.Tujuan dari pencermatan (lebih
dikenal dengan istilah commissioning) dan pengujian secara umum adalah untuk
tercapainya jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan para pengguna dan
lingkungan yang berada disekitarnya.
Secara spesifik bertujuan sebagai berikut:
o Menjamin terpasangnya instalasi secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam gedung sesuai dengan fungsinya
o Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari
adanya kejadian yang tidak diinginkan
o Menjamin kehandalan system yang dipasang
o Menjamin mudahnya dilakukan perawatan
o Menjamin life time peralatan, minimum sesuai dengan yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat
o Menjamin beroperasinya system sehingga dapat menunjang terselenggaranya
kegiatan di dalam gedung sesuai dengan fungsinya secara optimal

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

217
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan (baik electrical maupun mechanical) harus
diuji sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai dengan standar dan
persyaratan yang diacu dalam pekerjaan ini seperti termaktub pada RKS Mechanical
Electrical Bab I, sub bab B tentang Standard dan Referensi atau sesuai dengan standard
pabrik. Bilamana diperlukan, bahan-bahan instalasi atau peralatan dapat diminta oleh
Direksi Proyek untuk diuji di laboratorium atas tanggungan biaya kontraktor
2. Pekerjaan Electrical
Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga dicapai baik, sesuai dengan
PUIL 2000. Untuk bagian-bagian yang akan tertutup instalasinya, harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut ditutup.

2.a. Panel Listrik


o Sebelum dilakukan pekerjaan pembuatan panel, maka kontraktor diwajibkan
untuk menyampaikan shop drawing baik ukuran panel, tebal plat, lay out
equipment maupun one line diagram lengkap dengan daftar dan volume
equipment yang akan digunakan
o Sebelum dilakukan pembuatan panel kontraktor diwajibkan untuk menunjukan
kualitas panel yang pernah dibuat, baik itu di workshop pembuat panel ataupun
diprojek lain yang pernah dikerjakan untuk mendapatkan persetujuan kualitas
yang dikehendaki.
o Sebelum panel-panel dikirimkan ke lokasi projek, kontraktor wajib melaporkan ke
direksi proyek untuk dilakukan pengecekan akhir (victory visit). Hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya kesalahan, dan jika terjadi kesalahan, maka perbaikan
harus dilakukan di work shop. Terutama panel induk (LVMDP dan SDP) yang
bekerja secara otomatis, harus dilakukan test unjuk kerja di workshop.
o Cek peralatan yang digunakan baik Merk dan keasliannya, kemampuan hantar
arus, breaking capacity, rangkaian kontrolnya dan ukuran busbar

2.b. Kabel daya, instalasi listrik dan sistem pembumian:


Insulation test.
o Lakukan pengukuran tahanan isolasi kabel yang meliputi tahanan penghantar
phasa-netral, tahanan penghantar phasa-ground, tahanan penghantar antar
phasa. Tahanan isolasi minimum adalah seperti berikut :

Tabel1. Nilai Tahanan Isolasi Minimum

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

218
Tegangan sirkit nominal Tegangan uji arus searah Resistan isolasi (mega
(volt) (volt) Ohm)

50 V (ac) atau120 V (dc) 250 ≥ 0,25

s/d 500 500 ≥ 0,5

Diatas 500 1000 ≥1

Walaupun tahanan isolasi tersebut telah memenuhi syarat minimum, namun pada
proyek ini dikehendaki tahanan isolasi di atas harus mencapa tak terhingga, atau
dapat dianggap besarnya tak terhingga. Dalam satu kelompok rangkaian instalasi
yang menuju ke panel, tahanan isolasinya haruslah seimbang antara bagian satu
dengan lainnya. Jika ada nilai yang perbedaannya cukup mencolok dibandingkan
dengan yang lain, maka instalasi tersebut harus dicek dan diperbaiki sehingga
mendapatkan tahanan isolasi yang seimbang dengan lainnya.
Visual test.
o Lakukan pengecekan aplikasi warna kabel serta luas penampang kabel pada
instalasi yang dikerjakan.
o Polaritas penyambungan kabel atau hubungan fasa, harus benar dan semuanya
terpasang dengan kuat
o Lakukan pengecekan pada sistem penyambungan kabel instalasi beserta
kelengkapannya.

Grounding test.
Besar tahanan pembumian tidak boleh melebihi seperti berikut ini:

Jenis Instalasi Tahanan pembumian Maksimum(Ohm)

Penyalur Petir 5

Pentanahan Peralatan Listrik 2

Telekomunikasi/elektronik 0,5

2.c. Pekerjaan Sistem Peringatan Dini


o Lakukan pengetesan dan pengecekan tahanan isolasi pengkabelannya.
o Lakukan test sistem secara simulasi

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

219
o Lakukan pengetesan langsung dengan menggunakan asap (untuk smoke
detector) dan dengan menggunakan panas (untuk ROR dan Fix Temperature
Detector)
o Lakukan pengetesan terhadap fungsi break glass manual station, telphone,
fungsi flow switch (dari sistem splinkler) dan lain-lain yang terhubung secara
terintegrasi dengan Sistem Peringatan Dini

3. Pekerjaan Mechanical
3.a. Pekerjaan sistem air bersih
Test pipa.
Untuk mengetahui kebocoran dan kekuatan sambungan, lakukan test tekan selama
24 jam terus menerus dengan kekuatan tekan 6 kg/cm2. Amati dan catat besaran
tekanan yang terjadi untuk setiap jamnya.
Test pompa.
Test pompa meliputi :
Test debit air.
o Ukur jarak hisap dan tekan yang ada di lapangan
o Tentukan total head yang sebenarnya
o Amati dan catat debit air yang dihasilkan oleh pompa tersebut selama kurun
waktu tertentu.
o Konversikan data hasil pengukuran tersebut ke dalam cfm, cfh, cmm atau
cmh.
o Bandingkan hasil yang didapat dengan karakteristik pompa tersebut (lihat
brosure).
o Buat catatan jika terjadi penyimpangan yang cukup signifikan untuk
dimintakan perbaikan atau penggantian pompa.

Operation test.
Tes kerja sistem meliputi :
Starting test : DOL atau Star-Delta.
o Amati dan catat swiching time performance-nya

Test kendali pompa meliputi :


Alternate sistem.
o Sistem kerja pompa dirancang untuk bekerja secara bergantian (alternate): Cek,
apakah sesuai dengan yang diharapkan ?

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

220
Keamanan sistem.
o Test koordinasi kerja antara pompa dengan water level control untuk berbagai
macam kondisi
o Lakukan simulasi untuk keadaan water level control tidak bekerja.
Dalam hal ini dikondisikan bahwa pompa bekerja sementara air yang dihisap tidak
ada. Dalam kondisi ini seharusnya sistem overload relay harus bekerja dan
mengamankan motor pompa.
3.b. Pekerjaan Plumbing
o Test dilakukan sebelum pipa cabang disambung ke pipa vertikal (pipa induk).
Lakukan test rendam untuk mengetahui kebocoran pada jaringan pipa air kotor
maupun pada pipa tinja selama 2x24 jam secara terus menerus. Cek dan catat
level permukaan air setiap jangka periode satu jam

3.c. Pekerjaan Hydrant


o Test tekan instalasi dan jaringan pipa.
o Test tekan dilakukan dengan tekanan 16 kg/cm2 selama 2x24 jam berturut-turut

Test fungsi hydrant. Test fungsi meliputi :


o Test Jockey Pump
o Test Electrical Pump
o Test Generator Pump
o Test Urutan Kerja Pompa
o Test kemampuan hydrant di setiap titik hydrant pilar

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

221
V. OUT LINE SPESIFIKASI TEKNIS

Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam
spesifikasi teknis berikut ini.

SPE

5.1. PEKERJAAN MEKANIKAL

NO JENIS MATERIAL KLASIFIKASI MERK / PEMBUAT

PEKERJAAN PLUMBING:

1. Pipa, drain dan clean out


Air Bersih Poly Prophyline Class PN ATP TORO, Genova,
10 Pefasa Green Line

Air Bekas -PVC Class AW,(S 12.5) Wavin, Rucika, Rehou

Air Kotor -PVC Class AW (S 16) Wavin, Rucika, Rehou

Pipa Vent -PVC Class AW (S 16) Wavin, Rucika, Rehou

Roof drain Besi Cor Lokal

Floor drain Stainless Stell dia 2” Toto, San Ei, Rise

Clean Out Stainless Stell dia 2”, 4” Toto, San Ei, Rise

2. Reservoir
Row Water Reservoir 120 Satu kamar, beton Civil work
m3 ukuran 7,5x4x4,7 m3 bertulang + water proofing
lengkap dengan man hole
dan tangga monyet

Clean water reservoir, 60 Dua kamar, beton bertulang Civil work


m3 ukuran 2x(4x2x4.7 m3) + water proofing
lengkap dengan man hole

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

222
NO JENIS MATERIAL KLASIFIKASI MERK / PEMBUAT

dan tangga monyet

Roof Tank 16 m3 Ukuran 2 x( 4x 2 x 1 m3), Setara, Whale, Gunung


dua kamar FRP Module Jati, Suns FRP
system

3. Pompa-pompa
Pompa Deep Well  Kapasitas max 15 m3 E-Qual, Bombass Ideal,
per jam Groundfos
 Jenis submersible
 Head 85 M
 Jumlah 1 Unit
 Lengkap dengan panel
kontrol dan WLC

Lifting/Transfer Pump Air  Kapasitas 2x 15 m3 per E-Qual, Bombass Ideal,


bersih jam Groundfos
 Vertical Multi Stage
 Head 40 M
 Jumlah 2 Unit
 Sistem Two Pump Paralel
Alternate Opration
 Lengkap dg Panel Kontrol

Filter Pump Air bersih  Kapasitas 2x 18 m3 per E-Qual, Bombass Ideal,


jam Groundfos
 Vertical Multi Stage
 Head 40 M
 Jumlah 2 Unit
 Sistem Two Pump Paralel
Alternate Opration
 Lengkap dg Panel Kontrol

Booster Pump  Kapasitas max 2x 8 m3 E-Qual, Bombass Ideal,


per jam Groundfos
 Vertical Multi Stage
 Head 10 M
 Jumlah 2 Unit
 Sistem Two Pump Paralel
Alternate Opration
 Lengkap dg Panel Kontrol
dengan pengatur Variable
Speed Drive

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

223
NO JENIS MATERIAL KLASIFIKASI MERK / PEMBUAT

Solar Water Heater  Tipe Konvensional  Setera Sekualitas


 Kapasitas 300 liter WIKA
4. Valve-valve
Gate Valve, Check Valve, Cast iron , Broze Showa, Kits, Rise
Butter Fly, Strainer, AAV,
PRV

5. Filter
Sand Filter  Kapasitas 18 s/d 22  Hy-Fresh, Aquapure,
m2/jam Hy-Ward
 Mild Steel
 Media : Silica Sand
 Media Pendukung : Silica
Gravel
 Sistem Operasi : Manual
Carbon Filter  Kapasitas 18 s/d 22  Hy-Fresh, Aquapure,
m2/jam Hy-Ward
 Mild Steel
 Media : Aktivated Carbon
 Sistem Operasi : Manual
Deepwell Screen  Diameter 4 Inch  Sekualitas Johnson
Screen
6. STP
Sewage Treatment Plant  Kapasitas 50 m3/hari Sekualitas Biotech,
Bio Filtration System Aquanor

Equalitation Tank untuk  Kapasitas 10 m3, Civil Work


Loundry Konstruksi Pasangan
bata, rangka Beton
Bertulang
Equalitation Tank untuk  Kapasitas 2 m3, Civil Work
Laboratorium Konstruksi Pasangan
bata rangka Beton
Bertulang

PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

1. Peralatan Utama

Jockey Pump Kapasitas : 15 GPM Grundfoss, Bombass


Ideal
Head : 105 m

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

224
NFPA 20

Electric Pump Kapasitas : 500 GPM Kirloskar Pump,


Amstrong, Peterson
Head : 95 m
Mesin Sekualitas Cummin
NFPA 20

Diesel Pump Kapasitas : 500 GPM Kirloskar Pump,


Amstrong, Peterson
Head : 95 m
Mesin Sekualitas Cummin
NFPA 20

Fire Supression Total Flooding Setara Novac 1230

Pemadam Api Ringan Powder Viking, Gunebo, Yamato

Head Splinkler  Pendant Viking, Tyco, Vicolic


 Upright
2. Peralatan Instalasi

Pipa Black Steel Schedul 40 Riser, Bakrie, PPI

Branch Controll Valve Riser, Showa, Toyo

Pressure Reducing Valve Singer,Showa, Toyo

Hydran Pilar Appron, Hoseki, Zeki,

Hydrant Box Appron, Hoseki, Zeki,

Siamace Connection Appron, Hoseki, Zeki,

Hose c/w nozel Hooseki, Ozeki, Quickfire

Valve-valve Showa, Kits, Toyo

PEKERNAAN GAS MEDIS

1. Peralatan Utama
 Kap 2 x 10 Cylinder
(Automatic) Sekualitas Produk :
Sentral Oksigen (O2)
 Automatic Change Over
Manif.Oxygen  Gentec, Tri Tech
 Header - Manifold

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

225
 Cylinder Lead
 Support dan Rak
Silinder
 Kapasitas 2 x 2 Cylinder
(Automatic)
Out Let Gas Medis  Untuk Vacum (Suction)
Sekualitas Produk :
dilengkapi Hook base
Box Out Let bahan steel tebal 1,6mm
 Gentec, Tri Tech
 Standard Ohmeda, SIS
 Bahan Steel tebal
1,6mm lengkap dengan
Tes Lamp,tombol On/Off
Alarm Gas Medis
Power lamp untuk Sekualitas Produk :
indikasi Low
Box Alarm
Pressure,Reset Swicth,  Gentec, Tri Tech
Pressure gauge dan
Power Suply 220 Volt,
50 Hz
 Lengkap dengan Shut
Zone Valve/ Box Zone Off Valve dan Pressure Sekualitas Produk :
Valve gauge,Valve dengan
tekanan18 Kg/Cm2 dan  Gentec, Tri Tech
tebal plat 1,6mm.
Sekualitas Produk :
Mesin Vacuum  Kapasitas : 750 lt/menit
 H = 28 m  Becker
2. Instalasi
 Seamless Copper Tube
for Medical Gas
Sekwalitas
Pipa Tembaga  Standart ASTM B819
UNIPRO ,Kembla
 Pipa tidak boleh
mengandung minyak
dan Pospor

Kawat Las Terbuat dari Perak

PEKERJAAN TATA UDARA

1. Peralatan Utama
Daikin, Mitsubishi,
 Wall Mounted Panasonic
Mesin Pengkondisi Udara,
Kapasitas sesuai disain Daikin, Mitsubishi,
 Ceiling Type Panasonic

 Ceiling Counceal Daikin, Mitsubishi,

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

226
Panasonic

Dehumidifier  Kapasitas : Sekualitas Munters


o 2.1 Kg/jam,
Kapasitas : o RH 50%,
o 1800 cfm
Fan dan Sekualitashaust Vanco, Nicotra, Wood
 Kapasitas sesuai
Fan gambar dan BQ
2. Peralatan Instalasi
 Prefilter
o Tebal 2"
o Velocity 375 fpm
o Intial Resistan 0.15
"Wg
 Medium
Filter  AAF Filter
o Intial Resistan 0.5 "Wg
 Kowa Filter
o Final Resistan 1.26
"Wg
 Hepa
o 0.3 µm, eff 99.999%
o Intial Resistan 1 "Wg
o Final Resistan 2 "Wg
 Cooper Seamless
- Referigerant Pipe Copper Tube for Air  Kembla
Conditioning  Denzi
 ASTM B280 - 13
- Drain Pipe PVC klas AW
 Setara Wavin, Rucika
- Insulation Pipe Density : 48 kg/m3  ArmflSekualitas

- Ducting  Jenis : Poliurethan  TD Duct, First Duct


Alumunium Sanwich
 Tipe : Bagian dalam
halus
 Density: 52 kg/m3,
Tebal :20 mm
 Compressive strength:
200 N/mm2
 Thermal Conductivity
:0,021 W/m. 0C Flame
retardant: B1
 Friction Coefficient:
0,0135
 Temperature Rang: -60
s/d 80 0C
 Humidity: 0 s/d 100 %
 Max Pressure in duct:
2.000 Pa
 Air Flow Max: 12 m/det

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

227
- Supply Air Diffuser  Complete With Plenum  Suns Aiere, Trox
- Return Air Grile Box and Spigot
- Supply Air Diffuser +  stainless perforated  Mc NICHOLS
Return Air Grile untuk metal diffuser,  Hengda
ruang OK, ruang Isolasi  tebal minimal 1.2 mm  Russel Metal
dan Ruang Bersalin  round hole ∅=5mm  Nova Metals
 staggered fit=6mm
 opening area= 63%
 Pattern : R5T6

PEKERJAAN LIFT

1. Peralatan Utama
Hospital Bed Elevator  Tipe Lift Penumpang  Toshiba,
 Kapasitas 18  Hyundai
orang/1300kg  Mitsubishi Jepang
 Door type: 2s (bukan Sanghai
 Kecepatan 60 mpm ataupun Thailand)
 6/6 stop start/stop
 Dilengkapi kabel untuk
IP CCTV

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

228
14.2. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

N JENIS MATERIAL KLASIFIKASI MERK / PEMBUAT


O

PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT

1. Peralatan Utama
250 KVA, 20KV/400 V, Z 4%, Sekwalitas Sncheider,
Transformator
YnYn6 Trafindo,

Traffo Protection 20 KV, Tipe


Cubicle DM1A, Pengaman SF6 Sekwalitas Sncheider
Circuit Breaker

Panel Tegangan Rendah Simetri, Jaya Kencana


- MDP, LVMDP,SDP, Electric
PP
Pengaman Rating 6 KA - 70 KA/400 Volt Sekwalitas Sncheider

- ACB,
- MCCB,
- MCB
- Kontaktor
Asesories Sesuai gambar perencanaan Sekwalitas
Telemecaniqe, Sncheider
- Lampu Indikator
- Sepatu kabel
- Isolasi
- Terminal
2. Fixture Lampu
Rumah Lampu Plat 0,6 mm Zinc Coated Philips, Artolite, Interlite
White paint

Dapat mengontrol dari Philips, Artolite, Interlite


sumber cahaya dengan
Louvre Miror Reflector bentuk 3 deminsi (3D OLC)

- Untuk Lampu jenis Outbow Philips, Artolite, Interlite


dilengkapi dgn Reflector
Balk TL standart

IP20 Complite dgn IEC 598

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

229
N JENIS MATERIAL KLASIFIKASI MERK / PEMBUAT
O

- Dan jenis Opal standart Philips, Artolite, Interlite


Balk Cover Acrilyc IP40

- Standart IP20 komplit Philips, Artolite, Interlite


Down Light PLC dengan IEC598

- Standart IP54 Komplit karet Philips, Artolite, Interlite


Baret TLE paking

- Standart IP54 Komplit karet Philips, Artolite, Interlite


Taman paking

- Housing Aluminium anti Philips, Artolite, Interlite


karat IP65

- Hight Purity Aluminium


Reflektor
Lampu Jalan (PJU)
- Posisi dudukan bowlamp
dapat diatur

- Tutup lampu kaca jenis


teampread

Sekualitasit Plastic acrilic Philips, Artolite, Interlite

Emergency Lamp Plastic acrilic Philips, Artolite, Interlite

3. Komponen Lampu
Balast Electronic Philips, Artolite, Interlite

Socket Philips, Artolite, Interlite

Lampu TBS 528/ 2 X TL-T5 Sekwalitas Philips,


Lampu TL
28 W /840 Osram,

Sekwalitas Philips,
Lampu PLC Type Lampu 84 Osram,

Sekwalitas Philips,
Lampu LED TPS 198, suspended Osram,

3 M, Unibel

Isolasi

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

230
N JENIS MATERIAL KLASIFIKASI MERK / PEMBUAT
O

4. Saklar dan Stop Kontak


Saklar Warna dikonsultasikan ke Berker, MK, Clipsal
owner dan arsitek

Stop Kontak Warna dikonsultasikan ke Berker, MK,Clipsal


owner dan arsitek

5. Kabel dan Grounding


Kabelindo, Kabelmetal,
Kabel Tegangan Rendah NYY Supreme

Kabelindo, Kabelmetal,
Kabel Tanah NYFGBY Supreme

Kabel Tahan Api FRC Sekualitas Fuji , Radox

Kabel Tray dan Ladder Finish Galvanis Sekualitas Interact, Saka

6. Catudaya Back Up
Vektor, AROS,
UPS Ni Cadmium Powerware

7. Alat Bantu Instalasi


Conduit,Tee Doos,Cross
Hight Impac Sekualitas Clipsal,EGA
Doos dll

8. Lightning Protetion
Tipe Early Streamer
Preventor LPI, Prevectron, EF
Emission System. R 100

PEKERJAAN GENSET (Tipe Silent, Build Up)

Alternator Sekualitas Leroy Somer


 4 pole rotating Field
 Brushless, Self
Sekualitascited
 3 phase, 400 Volt, 5 Hz

 Rated Power Factor 0.8

 1500 rpm

 350 kVA 100% Full Load

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

231
N JENIS MATERIAL KLASIFIKASI MERK / PEMBUAT
O

FG Wilson, Caterpillar,
Diesel  Air Cooled Remote
Radiator Perkin

 Electronic Governor

 1500 rpm

 Daily Tank on base

 1500 rpm

 280 kVA 100% Full Load

Tank Weekly : 8000 liter Sekualitas Local

Terintegrasi di base
Daily : 350 liter mesin

Pompa bahan bakar

30 lt/menti Equal, Bombas Ideal


 Electric Pump
Gear pump for Light Oil

Static Pressure 1.2/cm2

10 liter/menit Sekualitas Local


 Hand Pump

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

232
PEKERJAAN LISTRIK ARUS LEMAH

1. Sistem Deteksi Kebakaran


Semiadressable 4 loop
Panel Kontrol Utama Sekualitas GENT, Esser
multizone

Detector Asap Photoelectric Sekualitas GENT, Esser

Detector Laju Panas 8 derajat per menit Sekualitas GENT, Esser

Detector Manual Sekualitas GENT, Esser

Alarm Suara Sekualitas GENT, Esser

Lampu Indikator Sekualitas GENT, Esser

Fire Sekualitastinguiser Apron, Yamato, Gunnebo

Kabelindo, Kabelmetal,
Kabel FRC, ITC 0,8 mm2 Supreme

Peralatan Bantu 3M, Unibel, UtilSekualitas

2. Tata Suara
Peralatan Utama BGM

Speaker Selector Sekualitas BOSCH,TOA

Power Amplifier 240 W Sekualitas BOSCH,TOA

Emergency Ampfier 1 x 60
W Sekualitas BOSCH,TOA

Mixer Pre Amplifier Sekualitas BOSCH,TOA

Automatic Emergency
Switch Sekualitas BOSCH,TOA

AM/FM Radio Tunner Sekualitas BOSCH,TOA

CD Player Sekualitas PHILIPS,TOA

Tape Deck Sekualitas BOSCH,TOA

Paging & Emergency


Microphone Sekualitas BOSCH,TOA

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

233
Peralatan Utama Car Call

Power Amplifier 1 x 60 W Sekualitas BOSCH,TOA

Equalizer Sekualitas BOSCH,TOA

Mixer Pre Amplifier Sekualitas BOSCH,TOA

MDF Car Call Sekualitas BOSCH,TOA

Mic Car Call Sekualitas BOSCH,TOA

Rack Peralatan Car Call Sekualitas BOSCH,TOA

Peralatan Bantu : Sekualitas BOSCH,TOA

Ceilling Speaker 6 Watt Sekualitas BOSCH,TOA

Horn Speaker 15 Watt Sekualitas BOSCH,TOA

Maching Impendance Sekualitas BOSCH,TOA

Switching Sekualitas BOSCH,TOA

Volume Kontrol Sekualitas BOSCH,TOA

Microphone Sekualitas BOSCH,TOA

Standart Mic Sekualitas BOSCH,TOA

Compressor Mic Sekualitas BOSCH,TOA

Conector / Jack / Terminal Apenol , UtilSekualitas

Kabelindo, Kabelmetal,
Kabel NYMHY Supreme

3. Nurse Call

Master Control Sesuai design Sekualitas Aiphone

Ceiling Sub Station

Receptacle

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

234
4. Pekerjaan Sistem Telphone
Siemens,Alcatel,
Unit PABX 16 line/64 Sekualitastention
Panasonic

Display Telphon
Siemens,Alcatel,
Hand Set Telepon Singgle Line Telphon Non Panasonic
Disply

Siemens,Alcatel,
Master Key Telepon C/W disply dan DSS
Panasonic

3 Com, Vektor,
UPS Batrey 8 jam back up
Powerware

Socket Telepon Type tusuk kontak Berker, Merten, Clipsal

Kabelindo, Kabelmetal,
Kabel Instalasi PVC
Supreme

Sekualitas Jaya kencana


Terminal Box Tebal min 6 mm,
Electric,

Fowder coating finish

Matrial Bantu 3M ,Unibel ,UtilSekualitas

5. Pekerjaan LAN
 Catalyst 3750 type
Catalyst 3750X 24 Port
PoE IP Base & 1G
Network Module +
SMARTNET
 Catalyst 2960S 24 GigE
PoE 370W, 4 x SFP LAN
Switch Catalyst Sekualitas Cisco
Base + SMARTNET
 WS-C3560-12PC-S
Catalyst 3560 Compact
12 10/100 PoE + 1
T/SFP; IP Base Image +
SMARTNET

Wireless Access Point


802.11a/g/n inc. 2,4Ghz Sekualitas PROXIM -
Wireless Access Point
2dBi/5GHz 4 dBi Dipole ORINOCO
Antenna

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

235
Instalasi UTP Cable Category 6 (cat 6)
Avaya , AMP
Multimode Fiber Optic 8 Core NetConnect, SYSTIMAX
FO Cable
50 µm Laser Speed

Indoor Dome Camera


1Megapixel (1280x800),
Camera LG, Panasonic, Boss
Varifocal auto-iris lens
3~12mm, built-in PoE

NVR 16-channel, Full HD


Local Display ,4-bay
Network Video Recording LG, Panasonic, Boss
removable HDD tray + 4 TB
HDD

6. Pekerjaan Sistem CCTV

16ch, Hybrid, H.264 compression,


Real-time live display, 400fps
Network Video Recorder Recording rate, Gigabit Ethernet,
DVD-RW, 2TB SATA HDD, Sekualitas BOSCH
terintegrasi dengan Software
Access Control, c/w Video
Management Software

19" Color (tampilan


LCD Monitor
multiscreen 4x4), BNC input

Centralized Video
Management System c/w PC,
Video Management O/S Software, Keyboard, Sekualitas BOSCH
Mouse, and DVD/RW

Ethernet Switch 16 port,


Gigabit dan KVM Switch 8
Ethernet Switch port Sekualitas Cisco

7. Pekerjaan Sistem Antrian


Processor I-5, 16 GB
PC Server Memory, 1 Tera Byte Satta Sekualitas HP,Dell,
Hard Drive, c/w mouse +

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

236
Monitor 17" LED, Window 7
Operating System

Master Display TV LED 42 Inch Samsung,LG,Panasonic

Ticket Termal Printer c/w


C 2000, Q Smart,S Class
Box

Queu System Controller +


Software+ Keypad utk C 2000, Q Smart,S Class
seluruh Poli

V. PENUTUP

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tapi
didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
setelah ada perintah tertulis dari pimpinan proyek dan akan diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh konsultan
perencana perlu dikerjakan dan termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya,
tetapi menurut pertimbangan pengguna jasa yang dapat dipertanggungjawabkan
tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari pengguna jasa
pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan kurang.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis dan Rencana
Anggaran Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan
rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian.

Spesifikasi Teknis : PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PRATAMA / TA. 2014

237

Anda mungkin juga menyukai