BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah Rehab Ruang Kelas SMAN 1 Karanganyar
Demak. Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Beton;
b. Pekerjaan Arsitektur & Finishing;
c. Pekerjaan Elektrikal;
Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, dengan
kuantitas dan kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat
Perjanjian Penyedia Jasa dan pelaksanaannya harus berdasarkan pada:
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) dan Spesifikasi Teknis;
b. Gambar-gambar perencanaan dan detail;
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan lainnya;
d. Petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas;
e. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
1
2. Merk Dagang
Merk-merk dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam Persyaratan
Teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam hal bentuk, model,
mutu, jenis dan sebagainya, sehingga tidak diartikan sebagai persyaratan merk yang
mengikat.
Penyedia Jasa dapat mengusulkan merk dagang lain yang setaraf (sekualitas) setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana dan Pengguna Jasa.
Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebih untuk jenis bahan yang sama, maka
Penyedia Jasa diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari padanya (bukan setaraf)
untuk diperiksa Konsultan Pengawas dan disetujui Direksi Pekerjaan / Teknis.
1.2. SITUASI
1. Rehab Ruang Kelas SMAN 1 Karanganyar Demak seperti yang tertera dalam gambar
situasi / tapak.
2. Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Penyedia Jasa, sebagaimana
keadaannya. Untuk itu Penyedia Jasa harus meneliti keadaan tapak, terutama
keadaan tanah (kontur, letak bangunan yang sudah ada serta sifat lingkup
pekerjaan lain-lain) yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.
3. Kelalaian atau kekurangtelitian Penyedia Jasa dalam mengevaluasi keadaan
lapangan segala sesuatunya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
3
1.8. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
Kontraktor / Pemborong harus bertanggungjawab penuh atas kualitas pekerjaan
sesuai dengan ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja
Kehadiran konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di
atas
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul
akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki
kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas.
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga
keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik
Piihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan bangunan yang telah disetujui maupun yang belum
adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan
dalam biaya Pekerjaan Tambah.
Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas
akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut
bahan bongkaran dan sisa bahan bangunan yang sudah tidak diperlukan lagi keluar
lokasi pekerjaan. Segala pembiayaan menjadi tanggung jawab Kontraktor /
Pemborong.
2.1. UMUM
Pasal ini menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa seperti mobilisasi,
pengukuran dan pematokan lahan sesuai dengan gambar dan RKS.
5
2.9. PEMBUATAN BARAK KERJA
Penyedia Jasa wajib membuat Barak kerja atau bedeng pekerja dengan ketentuan-
ketentuan dengan luas lebih kurang 9 m² yang merupakan bangunan sederhana terbuat dari
kayu, plywood / triplek dengan atap seng gelombang atau asbes. Rangka kayu, atap asbes /
seng gelombang, dinding triplek, pintu triplek, lantai plesteran, plafon triplek, jendela kaca
nako seperlunya.
Penempatannya di site harus dibicarakan dengan Direksi / Konsultan Pengawas.
6
BAB III
PEKERJAAN URUGAN
3.1. UMUM
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan pengurugan sirtu, pemadatan yang harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, seperti galian tanah pondasi, dan pekerjaan sejenisnya.
Semua pengurugan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan RKS ini dan semua
petunjuk yang disampaikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas, selama berlangsungnya
pekerjaan.
Sehubungan dengan pekerjaan ini daerah yang digali dan diurug harus diratakan kembali
dan dipadatkan sehingga sesuai dengan jenis ketinggian akhir yang tercantum dalam
gambar.
Untuk pemadatan urugan dan galian pekerjaan bangunan sederhana atau yang belum
dibangun dimana pemadatan tidak memerlukan test uji laboratorium, maka Pengawas
Kegiatan harus memberi petunjuk kepada Penyedia jasa untuk dapat melaksanakan
pemadatan. Petunjuk ini tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia jasa atas hasil
pemadatan yang dilakukan.
Pelaksanaan pekerjaan pemadatan dapat dilakukan sebagai berikut :
Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan, masing-masing lapis
harus dipadatkan benar-benar dengan peralatan pemadat yang memadai yang
disetujui Pengawas Kegiatan Teknik hingga mencapai kepadatan yang ditentukan.
Pemadatan dari urugan sirtu harus dilaksanakan hanya bila kadar air dari material
berada dalam rentang kurang dari 3% sampai lebih dari 11% dari kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering
maksimum yang diperoleh bila tanah dipadatkan sesuai degan AASHTO T 99.
Seluruh urugan padas harus ditutup dengan satu atau lebih lapisan setebal 20 cm dari
bahan bergradasi baik yang tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm dan
sanggup mengisi rongga-rongga pada padas bagian atas urugan. Lapis penutup ini
akan dibangun sampai kepadatan yang disyaratkan untuk urugan tanah.
Masing-masing lapis dari urugan yang dipasang harus dipadatkan seperti yang
ditentukan dan diterima oleh Pengawas Kegiatan Teknik sebelum lapis berikutnya
dipasang.
Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar berlanjut kearah memanjang
sedemikian sehingga masing-masing bagian menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama.
Bila bahan urugan dapat ditimbun pada satu sisi pada tembok kepala atau tembok
penahan, harus diperhatikan agar tempat bersebelahan dengan struktur jangan
dipadatkan sedemikian sehingga menyebabkan bergesernya struktur atau timbul
tekanan yang berlebih pada struktur.
Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas
konstruksi, harus dipasang dalam lapisan horisontal yang tidak lebih dari 15 cm tebal
gembur dan secara menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau
timbris (stamper) minimum seberat 10 kg. Harus diperhatikan secara khusus untuk
menjamin pemadatan yang memuaskan.
8
BAB IV
4.1. UMUM
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa, seperti pengurugan pasir dibawah pile cap, tie beam, lantai dasar dan lain-lain
sebagainya, sebagaimana yang tertera pada Gambar dan RKS.
Pengurugan pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam
PUBI 1979 (NII-3) ayat 12.1.
9
BAB V
5.1. UMUM
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan lantai kerja, seperti di bawah pekerjaan pondasi, lantai
dan sejenisnya sebagaimana yang tercantum dalam Gambar dan RKS.
10
BAB VI
6.2. BAHAN
Bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Kayu bangkirai untuk listplank.
b. Kayu kruing untuk kuda-kuda, gording, murplat, nok, jurai.
c. Usuk menggunakan Kayu Kruing.
d. Reng menggunakan Kayu Kruing.
6.3. PELAKSANAAN
1. Rangka atap dari balok kayu kelas II dengan ukuran sesuai dengan ukuran kayu
eksisting
2. Pekerjaan yang dilaksanakan bersifat perbaikan rangka atap yang rusak dengan
prosentase sesuai dengan rab
3. Pekerjaan yang dilaksanakan mengacu pada system atau cara sesuai dengan
syarat – syarat pelaksanaan yang sudah di sepakati
11
BAB VII
7.2. BAHAN
Bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Plafond : GRC
b. Rangka : Kayu
c. Aksersories : paku tembak, screw dan paku beton
7.3. PELAKSANAAN
1. Pekerjaan pengantian rangka plafond yang rusak
2. Pekerjaan pasang plafond yang pertama dilakukan pasang penggantung rangka
(tie rod) dengan menggunan paku terbak pada posisi plat lantai maupun balok.
3. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang
tidak gelombang.
4. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond , lakukan juga pengecekan
kedataran posisi rangka dengan waterpass.
5. Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan
screew # 1/8 dan bor sekrup.
6. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound untuk menutupi sambungan
antar grc dengan paper tape untuk menghindari keretakan dan titik-titik sekrup.
12
BAB VIII
KETENTUAN PELAKSANAAN K3
Kewajiban umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia Jasa
Konstruksi,yaitu :
a. Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
b. Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain
yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja,
selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
c. Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga
kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
d. Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di
dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan
yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
e. Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan
keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
f. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja telah
diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha
pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan
pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang
dipandang perlu.
g. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja
dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
h. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
a. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time) untuk
mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan
pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang
memerlukan, diwajibkan membentuk unit pembina K3.
c. Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit
struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia
jasa.
d. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia
pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi pengurus
atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
e. Penyedia jasa harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-fasilitas
dalam melaksanakan tugas mereka.
- Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja dalam
segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
proyek.
13
- Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari
panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek mereka harus
bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang terkait
dengan K3, dimana :
a. Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Instansi yang terkait.
b. Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:
- Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing-
masing.
- Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek
lingkungan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
15
- Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain harus
dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
- Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan
pada tempat penyimpanan semula.
16
c. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
d. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
e. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
f. Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising, misalnya pemadatan tanah
dengan stamper dan sebagainya.
17
kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat melakukannya
dengan cara
- Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan agar
mereka berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan
hendaknya memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru,
terutama pada hari-harinya yang pertama.
- Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena
dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik sudut
pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk merusak
(“merongrong”) kewibawaan pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk
memastikan bahwa pihak pekerja itu telah diperlakukan secara adil (wajar).
- Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor tetapi
juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai manusia)
dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
mengizinkan para mandor untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak
menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).
18
BAB IX
PELAPORAN dan DOKUMENTASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, pihak kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja (soft
drawing) sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan soft drawing harus disetujui
oleh direksi.
b. Laporan Harian disiapkan Kontraktor dan dibuat bersama oleh Pelaksana serta diketahui
oleh Koordinator Pengawas Lapangan.
c. Laporan Prestasi pekerjaan dua mingguan dibuat oleh Pemborong dan diketahui oleh
Koordinator Pengawas Lapangan sesuai dengan form yang telah ditentukan.
d. Penilaian prestasi pekerjaan atas dasar pekerjaan yang telah diselesaikan, tidak termasuk
bahan-bahan yang telah didatangkan dan tidak atas dasar besarnya biaya yang telah
dikeluarkan oleh pemborong.
e. Foto dokumentasi berwarna sebagai laporan visual pelaksanaan pekerjaan disusun dalam
album laporan visual (fisik 0% ,50 %, 100%). Pengambilan foto dokumentasi pekerjaan harus
pada satu titik pengambilan sehingga dapat diketahui kondisi sebelum, pada waktu, serta
sesudah pekerjaan dilaksanakan.
f. As Built Drawing di buat diatas kertas ukuran A3 dijilid rapi dan dibukukan serta berisi :
- Gambar pelaksanaan dan perubahannya.
- Volume/ukuran komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
- As Build Drawing ini dipakai sebagai syarat kelengkapan dalam serah terima pertama
pekerjaan
19
BAB X
LAIN-LAIN
20
10.5. PERALATAN, BAHAN DAN MERK
a. Material atau bahan bangunan yang akan disupply oleh Penyedia Jasa harus terlebih
dahulu mengajukan persetujuan dengan menyebutkan karakteristik dan sumber
perolehan, bila perlu dilengkapi brosur / katalog dan / atau pengujian laboratorium guna
mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas. Material atau bahan
bangunan yang didatangkan ke lapangan harus sesuai dengan contoh material yang
telah disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Peralatan yang akan disupply oleh Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mengajukan
persetujuan dengan menyebutkan jenis, type, merk, spesifikasi dan kapasitas alat, bila perlu
dilengkapi brosur/katalog dan/atau kalibrasi, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi
/ Konsultan Pengawas. Peralatan yang didatangkan ke lapangan harus sesuai dengan
yang telah disetujui Direksi / Konsultan Pengawas
c. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar rencana menyebutkan beberapa
merk tertentu atau klas mutu (Quality Performance) dari material atau komponen tertentu
terutama untuk peralatan utama maka Penyedia Jasa wajib mengajukannya sesuai
dengan taraf mutu dan merk yang disebutkan.
d. Apabila nanti selama pekerjaan berjalan terjadi bahwa material atau peralatan yang
disebutkan pada label material tidak dapat diadakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, maka
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan alasan-alasan yang sangat kuat secara
administrasi dan dapat diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas, maka dapat ditinjau
ulang guna penggantian merk, klas mutu peralatan setelah mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Perencana dan Penyedia Jasa, serta suatu sanksi tertentu untuk Penyedia Jasa
Konstruksi.
21
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
BAB I
1.1. UMUM
Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan bata untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan pasangan bata yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus mengikuti semua
persyaratan yang tercantum didalam RKS ini, PUBBI, SII dan semua perintah Direksi / Konsultan
Pengawas yang disampaikan selama berlangsungnya pekerjaan.
1.3. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan Lapangan
Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung / dibebani pasangan bata, bila
ada struktur pendukung yang belum sempurna maka pemasangan bata harus di tunda
dahulu.
Dalam hal penundaan dan rencana di mulainya lagi pekerjaan harus disampaikan /
diberitahukan secara tertulis.
b. Persiapan Pekerjaan
Permukaan bidang kerja harus dibersihkan dari segala kotoran atau benda-benda lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan.
Berikan perlindungan terhadap hujan pada saat persiapan pemasangan maupun
pada saat dilaksanakan pemasangan.
c. Pembuatan dan Penggunaan Adukan
Seperti yang diterangkan pada spesifikasi adukan pasangan dan plesteran.
d. Pemasangan
Batu Bata
- Pasangkan batu bata yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya untuk pasangan
dinding sesuai dengan yang direncanakan.
- Tidak diperkenankan menggunakan bahan yang patah, hanya dalam keadaan
tertentu saja seperti pada sudut atau perpotongan dengan bahan / atau
pekerjaan lain baru diijinkan menggunakan batu bata yang patah tetapi tidak
boleh melebihi 50%.
- Sebelum dipasang batu bata harus direndam di air sampai jenuh, demikian juga
bidang yang akan menerima pekerjaan / pemasangan harus di basahi terlebih
dahulu agar dapat dihindari penyerapan air semen dari adukan yang berlebihan.
- Sebelum menambahkan / melanjutkan pasangan baru diatas pasangan lama
yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam, maka pasangan lama harus di
bersihkan dahulu, kedudukan bata yang longgar / lepas harus diganti dan mortar
yang lepas di tam bal.
22
- Tera / Laveling, lapisan bata harus ditera datar dan tegaknya agar didapat
kekuatan pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.
Plesteran
Seperti yang diterangkan dalam spesifikasi plesteran.
Pemasangan Angkur
- Pasangkan angkur diameter 10 mm pada permukaan perletakan pasangan
kolom atau balok dengan cara ditanamkan atau dibautkan. Buatkan jarak 60 cm
untuk arah vertikal dan 100 cm untuk arah horizontal dengan panjang angkur
efektif 15 cm.
- Tentukan posisi atau tempat-tempat angkur ini terkoordinasi dengan tera siar datar
dan tegak.
23
BAB II
2.1. Umum
Pasal ini menguraikan pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua penutup
lantai yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sebagaimana dalam gambar.
24
BAB III
3.1. UMUM
Pasal ini menjelaskan semua pekerjaan kusen dan daun pintu dari bahan kayu yang harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
3.3. Pelaksanaan
- Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus diserut dan
diamplas halus.
- Semua kusen harus mempunyai alur dan diberi angker besi diameter 10 mm tiap jarak
vertikal 60 cm, dan dicor ke tembok dengan adukan 1 pc: 2 ps : 3 kr.
- Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka harus dipakai
fischer dengan sekrup kuningan.
- Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada
dinding dan lantai harus dimenie.
- Selama pekerjaan berlangsung, kusen - kusen harus dilindungi dari benturan-benturan
benda keras. Kerusakan atau cat -cat harus diganti oleh Pemborong dengan biaya
sendiri.
- Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain, maka
tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.
- Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan
pengunci.
25
BAB IV
4.1. UMUM
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan kunci dan alat penggantung yang dibutuhkan
untuk pemasangan pintu dan jendela, yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
berdasarkan kontrak.
4.2. Kontrol dan Batasan
Kecuali bilamana disebutkan lain, semua pekerjaan kunci, dan alat penggantung yang
dipakai harus memenuhi syarat yang tercantum dalam SII.0406-81, SII.0407-81, SII.0409-81,
SII.0783-83, RKS ini dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
4.3. Persyaratan Bahan
a. Engsel Pintu
Engsel pintu harus dari type “Full Mortise Butt Hinge” yang dilengkapi dengan ring
plastik produksi lokal atau yang setaraf. Panjang engsel harus 4”, untuk tiap daun
pintu harus dipasang tiga buah engsel, kecuali untuk pintu yang lebarnya lebih besar
dari 1 meter, harus dipasang empat buah engsel tiap daun pintunya.
b. Engsel Jendela
Engsel jendela harus dari type dan merk yang sama seperti engsel pintu, dengan
ukuran panjang 3”.
c. Kunci
- Semua kunci harus dari type mortise lockset dengan kwalitas seperti merk UNION,
YALE, ROYAL.
- Grendel tanam yang akan dipasang pada pintu ganda harus merupakan grendel
tanam yang baik yang ada di pasaran merk UNION, SESS, DEKSSON.
- Grendel jendela yang dipakai harus dari kwalitas baik yang ada di pasaran merk
UNION, SESS, DEKSSON.
26
BAB V
5.2. Bahan
a. Penutup atap genteng
5.3. Pelaksanaan
a. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah perbaikan susunan genteng dan pergantian
genteng yang rusak / tidak bisa di gunakan kembali
b. Jarak reng 34,5 cm di ukur dari bibir reng yang satu dengan reng lainnya.
c. Jarak reng paling bawah 30 cm di ukur dari bibir bawah lisplank dengan bibir atas
reng.
27
BAB VI
PEKERJAAN FINISHING
3. Air
- Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau
garam serta zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan
28
D. PERSYARATAN CAMPURAN PLESTERAN
Proporsi adukan dan campuran harus mengikuti persyaratan di bawah ini :
Pekerjaan Campuran
E. PENYELENGGARAAN PEKERJAAN
Pekerjaan plesteran harus dapat dilaksanakan setelah semua nat pasangan
bata dikorek dan dibersihkan dengan sikat kawat. Seluruh permukaan pasangan
bata harus dibasahi dengan air, sebelum adukan plesteran dapat diterapkan
dan ditebarkan.
Pekerjaan plesteran harus dimulai dari sudut sebelah kiri atas dan harus
diteruskan ke sebelah kanan bawah. Selama pemasangan harus dijaga agar
tidak terjadi gelombang-gelombang dan hasilnya harus rata dan uniform.
Permukaan plesteran yang telah selesai harus diusahakan tetap basah selama 7
(tujuh) hari terhitung sejak tanggal selesainya plesteran.
Adukan untuk pekerjaan plesteran ini harus sama dengan yang dipakai pada
pekerjaan pasangan batu bata.
Plesteran hanya dapat dimulai setelah pasangan bata/bataco benar-benar
kering.
Sebelum pekerjaan plesteran dapat dimulai, Penyedia Jasa harus membuat /
memasang “Kepala Plesteran”, pemasangan “Kepala plesteran” harus
dirancang begitu rupa, dengan menggunakan benang-benang pembantu dan
alat lot sehingga nantinya akan diperoleh hasil plesteran yang benar-benar rata
dan tegak lurus. Jarak “Kepala Plesteran” tidak boleh lebih dari 1 m, dan harus
dibiarkan mengering sebelum garis plesteran pembantu dapat dibuat
Garis Plesteran Pembantu harus dibuat tegak lurus dan ditarik dengan
menggunakan kayu yang telah diketam rata, sedemikian rupa sehingga
diperoleh garis plesteran yang rata dan tegak lurus (lot). Plesteran susungguhnya
baru dapat dimulai setelah “Garis Plesteran Pembantu” cukup kering
Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2,5 cm dan tidak boleh kurang dari 1,5 cm
Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai menutup mantap dengan
acian dari special additive tebal 2-3 mm produksi Mortar
Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus dan halus, rata dan tegak lurus dengan
bidang plesteran lainnya
Plesteran baru harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pecah dan
sobek / retak dengan disiram air minimum 3 kali dalam 24 jam selama 7 hari
berturut-turut.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan cat tembok meliputi semua bagian dinding tembok, kolom, balok,
dan plat beton, yang nampak kecuali diminta dalam gambar rencana untuk
diexpose.
Pekerjaan cat besi meliputi pengecatan konstruksi yang menggunakan besi/
baja, kecuali ditentukan lain di dalam gambar.
Pekerjaan pelitur kayu meliputi semua kayu yang disyaratkan dipelitur.
29
B. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Bahan
- Syarat bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini :
Untuk cat tembok interior maupun eksterior harus cat yang berkualitas baik,
mudah dibersihkan (setara “Mowilex, Jotun, Dulux”).
Finishing kayu plitur yang digunakan yang berkualitas baik
- Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok = 15 liter,
untuk cat kayu = 10 kg, dimana tertera nama perusahaan pembuatnya,
petunjuk pemakaian, formula, warna, nomor seri dan tanggal pembuatan.
- Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari
Pengawas/ Direksi Pekerjaan.
- Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan
merk yang sama dengan merk cat yang dipilih.
- Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dan bahan yang
diencerkan.
- Warna cat/ pelitur yang digunakan harus bermutu dan bagian luar dengan
cat yang tahan cuaca dan ditentukan oleh Direksi.
Cat tembok :
- Bidang yang akan dicat tembok sebelumnya harus dibersihkan dengan
cara menggosok memakai kain yang dibasahi dengan air. Setelah kering
didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan
licin yang selanjutnya diplamour secara merata dan di amplas/diambril,
kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roller minimal 20 cm
sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
- Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan
pengecatan yang rata dan baik.
- Pengecatan dilakukan setelah pekerjan pemasangan lantai selesai secara
keseluruhan.
- Pengecatan tidak boleh berganti ganti kuas, agar tidak tercampur warna
lain.
Cat Kayu
- Yang dimaksud dengan pekerjaan cat disini ialah semua pekerjaan kayu
yang tidak dicat, meliputi : pintu dan daun pintu sesuai petunjuk direksi.
- Sebelum kayu yang akan melamin harus bersih dari kotoran maupun cat.
Kayu yang lubang sebelumnya harus didempul menggunakan dempul
khusus politur hingga rata, setelah itu baru di kuas dengan oker. Lalu
diambril hingga rata dan halus. Setelah kayu dianggap sudah siap dicat,
baru cat rata dan mengkilat.
- Penggunaan cat harus sesuai petunjuk pabrik.
D. PEMILIHAN WARNA
Semua warna harus dipilih oleh Pengawas/ Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengadakan contoh warna-warna yang disetujui, serta membuat
contoh pada bidang jadi sesuai petunjuk Pengawas / Direksi Pekerjaan.
E. KEAHLIAN
Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang
sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang pengecatan ini.
Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi ditempat
pekerjaan tersebut selama pekerjaan berlangsung.
30
Penyedia Jasa bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus
mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat
mulai dari pengerjaan dasar (under coats) sampai dengan pengecatan akhir
(finishing coats)
Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pengawas
Pekerjaan dan pabrik pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan.
G. PERSYARATAN LAIN-LAIN
Contoh
Penyedia jasa wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap metode
pelaksanaan dan jaminan dari pabrik. Bilamana diinginkan, Penyedia jasa
wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.
Pengujian
Penyedia jasa diwajibkan melakukan pengetesan setelah pekerjaan selesai,
dengan cara memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air
selama 2 hari berturut-turut dengan hasil tidak ada kebocoran sedikitpun.
Pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Manajemen Konstruksi. Juga cooring plat beton apabila diperlukan untuk
mengecek ketebalan floor hardener + tutup kembali + test spec teknis jika perlu.
Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
- Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan
tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan
berlabel pabriknya dan harus dicek expired date-nya.
- Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi, tertutup, tidak lembab,
kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah dilakukan.
- Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
- Penyedia jasa bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan.
Gambar Detail Pelaksanaan
- Penyedia jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
- Penyedia jasa wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
- Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
- Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas Pekerjaan.
31
Pengamanan Pekerjaan
- Penyedia jasa harus mengadakan perlindungan terhadap cat yang telah
selesai terhadap kemungkinan gesekan, benturan, tumpahan semen,
tumpahan cat ataupun cairan lainnya. Perlindung berupa penutup dari
bahan tripleks atau bahan lain yang keras dan bebas dari paku ataupun
dengan metoda lain sehingga tidak menggores dan merusak floor
hardener di usia dini.
- Kalau terdapat kerusakan sebelum serah terima I maka Kontraktor harus
memperbaiki dengan metode dan bahan yang dapat diterima oleh Wakil
Pemberi Tugas dan Pengawas Pekerjaan hingga tuntas dan dapat diterima
sepenuhnya. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab Kontraktor.
32
BAB VII
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
b. Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan Instalasi Mekanikal dan
Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
- Ketentuan Umum ini
- Uraian dan Ketentuan teknis
- Gambar-gambar bestek
- Ketentuan administrasi
- Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis maupun lisan.
2. Peraturan dan Syarat-Syarat Umum, Dasar Peraturan dan Persyaratan Untuk Pemasangan Instalasi
2.1. Untuk Instalasi Listrik
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2011 (PUIL 2011)
- Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978).
- Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-PRT/1978).
- Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
59/PD/1980.
- Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah yang berwenang
dan telah diakui penggunaannya, diantaranya dari Departemen Pekerjaan Umum, yaitu :
a. Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
b. Standar penerangan buatan didalam gedung-gedung 1978, Dit. Jen. Cipta Karya,
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
c. Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. Jen. Cipta Karya, Direktorat
Penyelidikan Masalah Bangunan.
33
- Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang sukar/tidak dapat
dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
- Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, Pemborong
diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari apa yang telah dipasang
dan dimintakan pengesahan kepada Konsultan Pengawas.
PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK
1.Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekrjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan
commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-
lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap
untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
4.Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik Tegangan Rendah
- Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub panel, dan 2 mm untuk
papan pembagi utama.
34
- Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis master key.
- Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat duco, warna
cat akhir abu-abu.
- Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
- Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB ,Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit
Breaker, harus buatan Schneider, ABB, Fuji atau sederajat.
b. Kabel
- Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Jenis kabel
* Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
* Kabel lampu luar bangunan NYY
- Kabel produksi dalam negeri (Supreme, Kabel Metal, Kabelindo, Tranka Kabel) yang sudah
mendapat sertifikat dari LMK/SPLN.
- Penarikan kabel NYM dalam pipa conduit high impact ex Ega, Clipsal, bosh ,diatas kabel
Tray.
c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures).
Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
* Lampu LED
- Lampu tabung merk Philips tipe cool day light atau sederajat.
- Ballast biasa dan Elektronik merk Philips, Osram atau sederajat.
- Lampu holder (fitting lampu) buatan Philips atau setara.
* * Lampu LED buatan Phillips atau setara.
d. Saklar dan Kotak-kontak
Merk yang dipergunakan adalah Schneider Electric, Boss, Panasonic atau MK.
Kapasitas kotak kontak 16 amp, dan untuk kotakkontak khusus 16 amp.
Sakelar harus model tanam, dipasang 150 cm diatas lantai, kapasitas 10 amp.
Semua instalasi didalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).
Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai.
5.Persyaratan Pemasangan
a. Kabel
* Kabel Utama
- Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyaratan umum
yang berlaku.
- Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan pekerjaan
dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
- Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus menunjukkan kepada direksi
pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
- Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan.
- Semua penyambungan kabel ke terminal busbar dipanel harus menggunakan kabel
schoen dengan sistem press dan dipatri.
- Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian bangunan.
- Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter kabel.
- Diameter kabel instalsi listrik mimimum berdiameter 2,5 mm².
* Kabel yang dipergunakan adalah Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Tranka Kabel atau
sederajat.
b. Lampu-lampu
Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka.
Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
35
Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal maupun
horizontal.
7.Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas, Pemborong
diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sebagai berikut:
3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan.
2 (dua) set : Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untukperalatan-peralatan.
2 (dua) set : Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN.
2 (dua) set : Berita Acara hasil Testing.
8.Sertifikat Layak Operasi (SLO) instalasi listrik (pemanfaatan tenaga listrik), Sertifikat Layak Operasi (SLO)
genset, dan ijin operasi Genset
36