A. PENJELASAN UMUM
BAB I URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
a. Lingkup pekerjaan secara umum adalah Fisik Peningkatan Saluran Drainase
Kawasan Jalan Singosari
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,
tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknis,
Gambar-gambar Rencana, Bill of Quantity (BoQ) dan Berita Acara Rapat
Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.
1.2. BATASAN/PERATURAN
a. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil umumnya dipakai peraturan umum yang lazim
disebut A.V /SU /41 (syarat – syarat umum pelaksanaan bangunan umum yang
dilelangkan )
b. Perpres no 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah
beserta seluruh perubahannya :
1) Perpres no 35 tahun 2011
2) Perpres no 70 tahun 2012
3) Perpres no 172 tahun 2014 dan
4) Perpres no 4 tahun 2015 / perubahan ke 4 atas perpres 54 tahun 2010 tentang
aturan pengadaan barang dan jasa pemeritah
c. Peraturan bangunan, peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan
mengikat kecuali dinyatakan lain dalam spesifikasi teknis ini, peraturan tersebut
adalah :
1) PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bartulang Indonesia)
2) PUBI 1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan di Indonesia)
3) PMI-1970/NI-18 (Peraturan Muatan Indonesia 1970)
4) Peraturan Bangunan Tahan Gempa 1984
5) Persayaratan Dewan Teknik Pembangunan Indoneisa 1970
6) Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
7) Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
8) Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
9) Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
1) Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton
dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan
memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh
laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
2) Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum
mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan
dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk
menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
B. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan prasarana dan penunjang
b. Pekerjaan Bongkaran
c. Pekerjaan saluran drainase u ditch
d. Pekerjaan jalan/trotoar
c. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini
Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum
fabrikasi dilakukan.
d. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua
desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan
dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton,
dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan
kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
3.2 PERSYARATAN
Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan :
a) Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
b) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.
c) Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8.
d) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
e) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi Pengawas.
f) American Society for Testing and Material (ASTM).
g) American Concrete Institute (ACI).
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji
lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi
oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji
yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
d. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
b. Pemasangan Tulangan
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan
untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings) / bukaan.
e) Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.
c. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar
atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard
atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
2. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor"
kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor"
menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan
untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat,
dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.
3. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan
penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan
cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
e. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk
cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian
permukaan beton seperti terlihat dan terperinci.
f. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan
dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk
harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
a) Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
3. Acuan
a) Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk,
garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang
kering dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua
papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat,
lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
k. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
l. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus
tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas
pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat,
plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk
permukaan beton.
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan
untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai
lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan dipasang
atau sebelum cetakan dipasang.
m. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis
jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas
tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua
beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan
bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus
agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
b. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan
dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan
(openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-
proyeksi seperti diperlukan.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi
bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai
mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok
yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
c. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah.
f. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada
cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk
joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada
gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.
g. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung
dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-
titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari
bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat
dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose
untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut,
offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan
menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi
semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan
keutuhan dari desain.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada
bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-
potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil
pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan
akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
j. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
2. TUTUP
a. Penulangan menggunakan besi ulir diameter 13 mm (SNI)
b. Beton menggunakan standar kualitas K 350
c. Pemasangan UDITCH
1. Penurunan Uditch dari truk
Uditch diangkut dari pabrik menggunakan truk dengan kondisi
tertelungkup. Penurunan produk menggunakan bantuan portal yang telah
dilengkapi dengan chain block. Kaitkan hook pada titik angkat yang telah
tersedia dari pabrik. Apabila Uditch harus di stock di lapangan, sebaiknya
Uditch masih dalam posisi tertelungkup.
2. Pemutaran Uditch
Pengangkatan produk menggunakan portal lengkap dengan chain block.
Angkat pada lubang angkat menggunakan sling (seperti pada gambar).
Angkat dan putar produk secara perlahan. Hindari benturan saat
pengangkatan. Apabila diperlukan pemutaran produk dapat dibantu
dengan tali penahan. Letakkan produk secara hati hati.
Tabel Dimensi Standar Precast (U-Ditch) yang dipakai pada pekerjaan ini :
Tabel Dimensi Standar Precast (Cover U-Ditch) yang dipakai pada pekerjaan ini :
7.2 BAHAN
Lantai trotoar adalah pasangan paving pracetak ukuran 20/20 tebal 6 cm warna
merah mutu K 250 untuk jalan masuk mobil/motor dan pasangan keramik 30/30 fin un
polish/ kulit jeruk warna dan motif sesuai gambar kerja buatan dalam negeri (Roman,
Asia Tile, atau yang setaraf). sebelum mendatangkan bahan harus mengambil
sample/contoh yang akan dipasang di tujukan kepada PPK Kegiatan dan harus
disetujui oleh konsultan pengawas
3. Harus bersih, keras dan bebas kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki.
4. Harus mempunyai prosentase keausan kurang dari 40% pada 50 putaran bila
dilakukan dengan peralatan Los Angeles seperti ditetapkan oleh AASHTO T-96.
5. Harus mempunyai keausan kurang dari 12% bila dilakukan pengujian keausan
dengan Sodium Sulfat menurut AASHTO T104.
6. Harus mempunyai luas yang terselaput tidak kurang ari 95% bila dilakukan
pengujian penyelaputan dan pengelupasan (Coating and Stripping Test)
menurut AASHTO 182.
c. Agregat halus.
1. Agregat halus terdiri dari abu batu hasil produksi mesin pemecah batu atau
pasir alam atau kombinasi dari keduanya dengan gradasi sebagai berikut :
Ukuran Prosentase yang lolos
Saringan (ASTM) menurut berat
(mm)
9,5 3/8” 100
4,75 #4 90 – 100
2,36 #8 80 – 100
0,60 #30 25 – 100
0,075 #200 6 -
11
2. Pasir alam yang digunakan harus bersih, keras, tajam, bebas dari lempung
atau material yang tidak dikehendaki.
3. Bahan Pengisi ( Filler )
4. Bahan Pengisi yang dapat digunakan adalah abu batu kapur, Semen
Portland, abu terbang, atau abu tanur semen.
5. Bahan Pengisi harus lolos saringan #200 tidak kurang dari 75%.
6. Untuk mendapatkan stabilitas campuran yang baik, khususnya bila akan
dipakai pada daerah tanjakan atau pada daerah pengereman (traffic light)
maka penggunaan bahan pengisi Semen Portland dianjurkan.
7. Segera sebelum penghamparan campuran aspal, permukaan yang ada harus
dibersihkan dari material lepas atau material yang tidak diinginkan dengan
menyapu memakai mesin penyapu atau dengan cara lain yang telah
disetujui. Lapis perekat atau lapis resap pengikat harus diberikan sesuai
dengan syarat pelaksanaan.
d. pekerjaan pemadatan dilakukan dalam tiga tahap dan mengikuti kaidah –
kaidah sebagai berikut :
11. Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap
campuran aspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan
8.2.2.PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pekerjaan ini terdiri dari lapis Penetrasi macadam tebal 4 cm syarat sebagai berikut :
a. Sebelum dipasang penetrasi macadam, lapisan Suitlaagh atau lepisan
dibawahnya dibersihkan dari semua kotoran yang melekat diatasnya kemudian
dikocor aspal matang merata secukupnya.
b. Dipasang Penetrasi makadam dengan bahan konstruksi batu pecah ukuran 2/3
cm dipadatkan dengan walls sampai baik dan rata, dikocor aspal matang
merata secukupnya dikunci split ukuran ½ cm dan dipadatkan lagi sampai
merata dan padat. Ketebalan penetrasi tebal padat 4 cm .
c. Selanjutnya dikocor aspal matang merata secukupnya dan ditabur Pasir + Abu
Batu.
9.2. BAHAN
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari
Pengawas, baik mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan
yang didatangkan ketempat pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas
Lapangan untuk contoh/pengujian. Contoh tersebut akan diambil secara acak
dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan. Pemakaian bahan-bahan
pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan Pengawas tidak
diperbolehkan. Tempat-tempat/kaleng-kaleng cat yang dimasukkan harus
lengkap dengan merk, nomor spesifikasi dan sebagainya. Selambat-lambatnya
sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Penyedia jasa harus
mengajukan daftar tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
- Tegel Difabel
Kuning 30 x 30 - Pabrikan
cm Motif Lurus
tebal 4 cm