Anda di halaman 1dari 34

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM : REHABILITASI / PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE / GORONG GORONG


KEGIATAN : REHABILITASI / PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI
PEKERJAAN : FISIK PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI SELATAN
LOKASI : JALAN SINGOSARI SELATAN KEL REJOWINANGUN SELATAN KOTA MAGELANG
TAHUN : 2017

A. PENJELASAN UMUM
BAB I URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
a. Lingkup pekerjaan secara umum adalah Fisik Peningkatan Saluran Drainase
Kawasan Jalan Singosari
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,
tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknis,
Gambar-gambar Rencana, Bill of Quantity (BoQ) dan Berita Acara Rapat
Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN
a. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil umumnya dipakai peraturan umum yang lazim
disebut A.V /SU /41 (syarat – syarat umum pelaksanaan bangunan umum yang
dilelangkan )
b. Perpres no 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah
beserta seluruh perubahannya :
1) Perpres no 35 tahun 2011
2) Perpres no 70 tahun 2012
3) Perpres no 172 tahun 2014 dan
4) Perpres no 4 tahun 2015 / perubahan ke 4 atas perpres 54 tahun 2010 tentang
aturan pengadaan barang dan jasa pemeritah
c. Peraturan bangunan, peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan
mengikat kecuali dinyatakan lain dalam spesifikasi teknis ini, peraturan tersebut
adalah :
1) PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bartulang Indonesia)
2) PUBI 1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan di Indonesia)
3) PMI-1970/NI-18 (Peraturan Muatan Indonesia 1970)
4) Peraturan Bangunan Tahan Gempa 1984
5) Persayaratan Dewan Teknik Pembangunan Indoneisa 1970
6) Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
7) Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
8) Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
9) Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)

d. Peraturan –peraturan lain yang harus dipenuhi adalah semua peraturan


perundangan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaaan ini.
e. Peraturan peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat
yang berkaitan dengan permasalahan bangunan

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 1


1.3. DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Penyedia jasa terdiri atas :
1) Surat Perjanjian Pekerjaan
2) Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
3) Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
4) Rencana Kerja dan Syarat-syarat
5) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
6) Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan
b. Penyedia jasa wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS, BoQ dan dokumen
kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-
sesuaian antara Spesifikasi Teknis dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara
gambar satu dengan lainnya, Penyedia jasa wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.

Persyaratan teknik pada gambar yang harus diikuti adalah :


1) Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,
maka gambar detail yang diikuti.
2) Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3) Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas.
4) RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
5) Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Penyedia jasa Pelaksana dalam melakukan
pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan
struktur bangunan, maka Penyedia jasa Pelaksana harus melaksanakan
pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan
Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

BAB II LINGKUP PEKERJAAN


2.1 KETERANGAN UMUM
Secara umum lingkup pekerjaan meliputi Fisik Peningkatan Saluran Drainase Kawasan
Jalan Singosari
Sedangkan secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses
pembangunan dari persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman,
dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan .

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 2


2.2. SARANA DAN CARA KERJA
a. Penyedia jasa wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau
tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan
seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan
dari proyek.
b. Penyedia jasa harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap
dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-
jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Penyedia jasa harus selalu menjaga
disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Penyedia jasa harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton
molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain
yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam
kondisi baik.
d. Penyedia jasa wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian
penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia jasa bertanggung
jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan
prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia jasa sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Penyedia jasa, bila :
1) Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan
pelaksanaan.
2) Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).
h. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-
sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum
masa kontrak berakhir.

2.3. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN


a. Penyedia jasa pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual
pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi
yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan
penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia
jasa Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di
lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti
telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia jasa
Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka
Penyedia jasa Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara
minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan
pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 3


d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Penyedia jasa
Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada
rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai
pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

2.4. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN


a. Penyedia jasa harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan
kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang
tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka
bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Penyedia jasa harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan
yang akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan
atau yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan
dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Penyedia jasa, maka Pengawas Lapangan memerintahkan
untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia jasa.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas
Lapangan berhak meminta kepada Penyedia jasa untuk memeriksakan bahan itu
ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Penyedia jasa.
Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Penyedia jasa tidak
diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan
bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan
terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan
komponen konstruksi di belakang.

1) Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton
dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan
memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh
laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
2) Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum
mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan
dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk
menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 4


3) Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
a) Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasir pasang
b) Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya
mendapat rekomendasi dari laboratorium.
4) Koral (Kr) / Split
Split untuk beton harus menggunakan koral dari batu kali hitam pecah, bersih
dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971

BAB III SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN


3.1. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah Jalan Songosari Selatan Kelurahan Rejowinangun Selatan
Kota Magelang. Halaman proyek akan diserahkan kepada Penyedia jasa
sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Penyedia jasa hendaknya
mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah/bangunan
proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia jasa dan tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

3.2. AIR DAN DAYA


a. Penyedia jasa harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
1) Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam
kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang
dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
2) Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
b. Penyedia jasa harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri
sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara
ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia jasa harus mengatur dan
menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja
di lapangan. Penyedia jasa harus pula menyediakan penangkal petir sementara
untuk keselamatan.

3.3. PEMBERSIHAN HALAMAN


a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya batu-batuan, puing-puing bekas bangunan, atau bangunan
lama harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan
kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 5


3.4. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
a. Bouwplank dibuat dari kayu lokal ukuran 3/20 cm yang utuh dan kering.
Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan
dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus
pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar
tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.

3.5. PAPAN NAMA PROYEK


Penyedia jasa wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut sesuai dengan petunjuk pengawas. Penyedia jasa tidak diijinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di
sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

B. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan prasarana dan penunjang
b. Pekerjaan Bongkaran
c. Pekerjaan saluran drainase u ditch
d. Pekerjaan jalan/trotoar

BAB I PEKERJAAN BONGKARAN


1.1 KETERANGAN
Pekerjaan bongkaran meliputi :
a. Bongkaran paving lama
b. Bongkaran beton jalan masuk
c. Bongkaran jalan aspal
d. Bongkaran kansteen
e. Bongkaran Pos jaga depan SD
Semua bongkaran harus di bersihkan dikeluarkan dari lokasi proyek. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan Penyedia jasa harus membuat gambar shop drawing terlebih
dahulu dan disetujui oleh pengawas

BAB II PEKERJAAN TANAH


2.1 PEKERJAAN GALIAN
Galian Saluran (sesuai gambar kerja) Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-
syarat seperti yang ditentukan dalam gambar. Penyedia Jasa harus menjaga
supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar rencana atau
ditentukan oleh Pengawas Lapangan, tidak terganggu, jika terganggu Penyedia
Jasa harus mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam
spesifikasi di bawah ini

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 6


2.2 SYARAT SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat -syarat
yang ditentukan menurut keperluan.
b. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini
harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan sirtu,
disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali .
c. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan
pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus
menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
d. Penyedia Jasa harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi
galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau
penunjang sementara atau lereng yang cukup.
e. Penyedia jasa harus hati hati saat menggali dan memperhatikan utility
( pipa air PDAM, kabel telpon dan lainnya) yang ada di dalam tanah
memperbaikinya bila terjadi kerusakan akibat pekerjaan galian dan
mengembalikannya seperti semula. Perlu diketahui bahwa di lokasi
pekerjaan terdapat pipa PVC diameter 6” dan 8” termasuk pipa -pipa
distribusi.
f. Penyedia Jasa diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian
yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut
sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami
kerusakan.
g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah
mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan
pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk “Pengawas
Lapangan”.
h. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang
bersih bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat -syarat sebagai
tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan
lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi
kembali dengan tanah urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan
sampai mencapai 95% kepadatan kering maksimum yang dibuktikan
dengan test laboratorium.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 7


2.3 PEMBERSIHAN
Seluruh sisa pengalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan penimbunan
kembali, tidak termasuk didalamnya adalah puing–puing sisa, runtuhan–
runtuhan, sebagian digunakan untuk bahan timbunan sedangkan yang lain
beserta sampah-sampah harus disingkirkan dari lapisan pekerjaan. Seluruh
biaya untuk ini adalah tanggung jawab Penyedia Jasa.

BAB III PEKERJAAN BETON


3.1 KETERANGAN
Pekerjaan yang termasukmeliputi :
a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap
sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.

b. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk


pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran
dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya
ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika
terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran
yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau
Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh
perencana.

c. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini
Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum
fabrikasi dilakukan.
d. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua
desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan
dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton,
dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan
kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.

3.2 PERSYARATAN
Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan :
a) Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
b) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.
c) Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8.
d) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
e) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi Pengawas.
f) American Society for Testing and Material (ASTM).
g) American Concrete Institute (ACI).

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 8


Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-
gambar dan persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar akan
ditolak, kecuali bila dilaksanakan dengan standar yang lebih tinggi mengenai
kekuatan mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara pengecoran, kepadatan,
textured finishing dan kualitas secara keseluruhan.

3.3 MUTU BETON


Mutu beton struktur adalah Fc.7,4 Mpa / K-100 untuk lantai kerja, dan Fc.26,4 Mpa / K-
300 untuk Jalan bekas saluran lama, mutu K- 200 untuk kerb/kansteen pra cetak, mutu
a. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus dilakukan
dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali
membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan kekentalannya
sama.
b. Takaran Perbandingan Campuran.
Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan perbandingan
isi.
c. Untuk mencapai mutu beton yang sesuai dengan PBI 1971, Pemborong harus
melakukan percobaan-percobaan membuat design mix campuran-campuran
sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm, pada
umur 28 hari, harus mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal 300 kg/cm2,
bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan
dipergunakan sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat
minimal 1 buah dalam 5 m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses
pengadukan yang tidak bersamaan waktunya. Reference pasaì 4.6. PBI 1971.
d. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit tiga
buah kubus percobaan yang waktu pengambilannya sepenuhnya ditentukan
oleh Pengawas. Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan
dilembaga-lembaga Penelitian Bahan Bangunan Resmi yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Analisá kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus statistik
sebagaimana tertera dalam PBI 1971, pasaì 46. ayat 1 s/d 5. Biaya pengetesan
termasuk dalam penawaran Pemborong atau tanggung jawab Kontraktor.
e. Perubahan Konstruksi Beton.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi
Tugas/Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang
cacat seperti berikut :
 Konstruksi beton yang sangat keropos.
 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang
direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
 Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
 Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

3.4 PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN


a. Komposisi.
Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi
semen yang ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Penyedia jasa harus
tetap mengusahakan mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan.
b. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk
pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton
tidak memenuhi syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 9


tidak boleh dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus
dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dalam PBI 1971.

3.5 BAHAN BAHAN


Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam
segala hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton
Bertulang Indonesia” untuk beton kelas I Z 475 atau British Standard, nomor : 12-1965.
Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit
30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampau1 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
a) Agregate.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak, umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan
mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur,
termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat
(butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-
ketentuan) PBI 1971. Bagian 3 dilakukan pengujian butiran.
b) Bahan Tambahan.
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/Pengawas.
c) Baja Tulangan.
1) Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton tersebut dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan-ketentuan PBI 1971. Grade yang dipergunakan adalah ST-37
dengan kategori, BJTP 24 yang sesuai dengan tabeì 3.7.1. PBI 1971.
2) Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
3) Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran,
cat, karat, lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua
tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat
berubah atau begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau
dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat,
dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui
Ahli/Pengawas.
4) Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran), adalah sebagai berikut :
a) Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan
tanah = 3 cm.
b) Kolom dan balok-balok beton = 2,5 cm.
c) Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm.
d) Cetakan (bekisting).
5) B a h a n.
Bekisting harus dipakai kayu klas II yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup
untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima,

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 10


tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang
bermutu baik atau plywood :
1) Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5
cm.
2) Untuk beton exposed dipakai multiplek, fibre glass atau bahan lain yang
tidak reaktif terhadap beton.

3.6. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.
1) Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan ayat 8.4.4. PBI.
2) Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester
dengan campuran perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur
dan bentuknya dengan permukaan yang berdekatan. Untuk beton exposed
harus dihindari adanya cacat permukaan.
3) Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus diambil dari
pekerjaan untuk menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi beton dan
ukuran pintu, jendela.
b. Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm,
toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran masing-
masing bagian harus seksama dalam -0,3 dan +0,5 cm.
c. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian
utama dari pekerjaan, Penyedia jasa harus memberi tahu Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya,
atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pemberi Tugas/Pengawas,
maka Penyedia jasa dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang
dicor atas biaya sendiri.
d. Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan
adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
dari ketinggian lebih dari 2 m.
e. Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang
dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan
berhubungan dengan beton, harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
f. Pengecoran.
Penyedia jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atau persetujuan
Direksi/Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat
dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang-
sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran
beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh pengawas.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 11


g. Pemadatan beton.
Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan kebagian-
bagian adukan yang sudah mengeras.
h. Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan hujan,
sampai beton itu mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan
terlalu cepat, harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
1) Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus
menerus sampai cetakan itu dibongkar.
2) Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut-turut.
Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6. dan
ACI 301-89

BAB IV PEKERJAAN PEMBESIAN


4.1 PERCOBAAN DAN PEMERIKSAAN
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan percobaan dari pabrik.

Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji
lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi
oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji
yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.

Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.

Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.

Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.

Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,


termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang
penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 12


4.2 BAHAN
a. Tulangan
Sediakan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti
dinyatakan pada gambar-gambar struktur.

Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.

Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.

b. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)


Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).

c. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur


jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-
dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.

d. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

4.3 JAMINAN MUTU


a. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan
untuk semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.

b. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan


Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga
posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan PBI 1971 atau A.C.I. 315.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 13


c. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya
Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda
pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di
atas tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung
dari lumpur, kotoran, karat dsb.

4.4 PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN PEMOTONGAN


a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi
tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya. Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

b. Pemasangan Tulangan
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan
untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings) / bukaan.

Pemasangan tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat


baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi
yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan
jarak.

2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk


memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.

3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat


(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang
hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan
beton yang akan dicor.

4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup


beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.

5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang


pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang
langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang
tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari
tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 14


c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan pada pelat :
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
- panjang batang : ± 50 mm

4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.


5. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
6. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang merusak tulangan itu.
7. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
8. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
9. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
10. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.

a) Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang


ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi
yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan
ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.

b) Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran


dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang
dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang
ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).

Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu


ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.

c) Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan


toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12
mm untuk jarak lebih dari 60 cm.

d) Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan


toleransi sebesar ± 6 mm.

11. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.

a) Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)


Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait

b) Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 15


Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait

c) Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi


tegangan terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan
pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah
pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.

d) Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui


perbandingan 1 terhadap 10.

e) Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.

BAB V PEKERJAAN ACUAN / CETAKAN BEKESTING


5.1 UMUM
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-
2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta


gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam
gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan,
sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan
dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.

5.1 LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk perancangan, pelaksanaan dan
pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton
cor seperti diperlukan dan diperinci berikut ini.

b. Pekerjaan yang berhubungan


1. Pekerjaan Pembesian
2. Pekerjaan Beton

c. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar
atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard
atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 16


d. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan
jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk
menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari
kontraktor lain.

1. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)


"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang
berpengalaman dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan.

2. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor"
kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor"
menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan
untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat,
dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.

3. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan
penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan
cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.

4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.

e. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk
cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian
permukaan beton seperti terlihat dan terperinci.

f. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan
dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk
harga satuan perancah.

2. Perancangan/Desain
a) Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.

b) Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada


ketentuan ACI-347.

c) Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 17


waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari
alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk penggetar
dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan
diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-
getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.

3. Acuan
a) Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk,
garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.

b) Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah


kebocoran adukan.

c) Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat


menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.

d) Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak


merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.

e) Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk


permukaan tegak dari beton.

g. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.


1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian
dengan Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat
harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel
ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui
dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya.

2. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-


panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout
(penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat dengan
rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang
sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang
diperkeras dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari
grout atau butir-butir halus dari adukan beton baru ke permukaan
campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.

h. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan

1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang
kering dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua
papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat,
lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 18


2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan
mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut
dan perubahan bidang.

3. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk


stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan
harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari
paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.

i. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)


1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau
bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang
besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua
ujungnya.

2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh


rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.

j. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)


Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan
penyokong adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban
pelaksanaan.

k. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.

l. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus
tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas
pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat,
plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk
permukaan beton.

2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan
untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai
lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan dipasang
atau sebelum cetakan dipasang.

m. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis
jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas
tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua
beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan
bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.

2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat Direksi


Lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 19


3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose,
harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut
haruslah 2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton dengan 3.8
cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus ke
dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat
pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

5.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya
prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.

Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan


yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja
padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan
bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang
seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan
tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi
Lapangan hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan
gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari
segi konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk
membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan
kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup
kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan
kontraktor.

Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya


secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh
dilakukan sebelum gambar tersebut disetujui.

Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton


berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan
ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang
berkembang dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau
perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran
bila kerusakan permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk
mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh.

Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus
agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.

Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan


pembongkaran untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan &
perancah dibongkar.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 20


Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang
utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.

b. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan
dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan
(openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-
proyeksi seperti diperlukan.

Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap


air dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi
dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-
penunjang cetakan.

Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor


bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk
menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga
memudahkan untuk pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik
pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan
konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.

Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.

Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada


permukaan beton yang diekspose.

Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu


pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan.

Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi
bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai
mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok
yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.

Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus


benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang
mempunyai "plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang
dibuktikan dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.

c. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah.

d. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)


Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan
sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang
berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 21


dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-
ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan
suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus
dengan bahan untuk melepaskan.

e. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)


Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada
pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.

Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk


menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana
dimungkinkan.

f. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada
cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk
joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada
gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.

g. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung
dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-
titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari
bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat
dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.

Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose
untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.

Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan


permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadaii


sesuai dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus
dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan
bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata.
Pasanglah penunjang-penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut
diatas. Hentikan perkerjaan bila suatu perlemahan berkembang dan cetakan
memperlihatkan pergerakan terus menerus melampaui yang dimungkinkan dari
peraturan.

Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-


tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi
secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang spesifik

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 22


sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan tidak
diijinkan pelapisan pada tempat dimana beton ekspose akan dicor.

Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam


sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.

h. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)


Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.

Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut,
offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan
menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi
semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan
keutuhan dari desain.

Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran


untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak.
Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan,
topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan
sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap
tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28
hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya
kontraktor.

Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan


menerus balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang
dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan
lendutan akibat beban dari beton basah.

Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran


beton dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena
tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton
mencapai kekuatan yang mencukupi ( > 80 % f’c).

i. Pemakaian Ulang Cetakan


Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan
dengan baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan.
Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat
kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan
disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian pembersihan cetakan, dan memperbaiki
kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaran-lembaran yang rusak.

Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara


menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah
memakai ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang,
cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain
yang akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 23


Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan
membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk
cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-
papan yang lepas atau rusak.

Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada
bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-
potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil
pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan
akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.

Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus


didukung oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus
melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran
perancah.

j. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.

BAB VI SALURAN PRACETAK / U DITCH


6.1 UMUM
Sebelum memesan atau mendatangkan beton pracetak ke lokasi pekerjaan
Kontraktor harus menyerahkan sertifikat spesifikasi yang berlaku dan dipergunakan.
Semua beton pracetak yang tak bisa dihilangkan dan kalau tanda ini hilang, beton
pracetak tidak boleh dipakai sebelum 28 hari sesudah kedatangannya dilampaui.
Penggunaan Uditch pracetak umum digunakan pada daerah perkotaan.
Keunggulan penggunaan pracetak untuk saluran drainase adalah
a. pemasangan yang lebih cepat, rapi, dan pemeliharaan yang lebih mudah
b. Variasi ukuran produk yang sangat beragam memudahkan dalam mendesain
suatu system saluran drainase.
c. Kebutuhan akan luas penampang basah, kedalaman saluran, dan lahan yang
sempit dapat diakomodir
d. Dengan penggunaan Uditch pracetak. Kemiringan saluran untuk
meningkatkan debit dapat dengan mudah direncanakan dan dilaksanakan.
e. Uditch dapat pula dimanfaatkan sebagai jaringan utilitas bawah tanah
dimana pengaturan / tata letak prasarana lebih teratur dan mudah,
kebutuhan luas lahan untuk sarana / prasarana yang dapat diminimalisir
dengan pemanfaatan jaringan yang bertingkat atau terpadu, dan
pengelolaan utilitas berupa pemeliharaan maupun pengembangan menjadi
lebih mudah dan yang paling penting adalah harga jual kawasan menjadi
lebih tinggi.
Semua keunggulan penggunaan ini tidak lepas dari desain suatu sistem secara
akurat baik dari segi kebutuhan jangka pendek maupun rencana pengembangan
yang akan datang

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 24


6.2 SPESIFIKASI UMUM
U-DITH
a. Metode produksi Wetcast/drycast dengan internal vibrator
b. Jenis semen type I
c. Agregat pasir merapi
d. Ukuran U ditch yang dipakai ada 2 :
1. U ditch ukuran 40 x 50 x 120 cm tebal 5 cm
2. U ditch ukuran 80 x 60 x 120 cm tebal 7 cm
b. Tipe join male/female dengan kedalaman antara 1,5 cm �3 cm
c. Penulangan menggunakan besi diameter 8 mm (SNI)
d. Beton menggunakan standard kualitas K 350
e. Mutu tulangan U 50, U 40, U 24

2. TUTUP
a. Penulangan menggunakan besi ulir diameter 13 mm (SNI)
b. Beton menggunakan standar kualitas K 350

Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa harus mengajukan sample


bahan terlebih dahulu kepada Pejabat Pembuat Komitmen, sampai mendapat ijin
secara tertulis baru pekerjaan bisa dilaksanakan

6.3 METODE PEMASANGAN


Persiapan lokasi
a. Galian tanah Persyaratan galian :
1. Lebar galian (minimum) = Lebar luar U ditch + 30 cm untuk kemudahan
pemadatan tanah samping.
2. Kedalaman galian disesuaikan dengan rencana elevasi saluran ditambah
10 cm untuk lapisan dasar berupa pasir urug.
3. Bowplank digunakan untuk panduan penggalian.
4. Kemiringan saluran direncanakan berdasarkan rencana debit saluran.
5. Pada kondisi tanah lunak, diperlukan galian yang membentuk terasering
atau galian dipasang dinding penahan tanah berupa kayu dolken.

b. Timbunan dan pemadatan Urugan pasir persyaratan urugan pasir :


1. Tebal urugan (min) = 10 cm sebagai lapis pondasi
2. Pemadatan menggunakan stamper / alat tumbuk

c. Pemasangan UDITCH
1. Penurunan Uditch dari truk
Uditch diangkut dari pabrik menggunakan truk dengan kondisi
tertelungkup. Penurunan produk menggunakan bantuan portal yang telah
dilengkapi dengan chain block. Kaitkan hook pada titik angkat yang telah
tersedia dari pabrik. Apabila Uditch harus di stock di lapangan, sebaiknya
Uditch masih dalam posisi tertelungkup.

2. Pemutaran Uditch
Pengangkatan produk menggunakan portal lengkap dengan chain block.
Angkat pada lubang angkat menggunakan sling (seperti pada gambar).
Angkat dan putar produk secara perlahan. Hindari benturan saat
pengangkatan. Apabila diperlukan pemutaran produk dapat dibantu
dengan tali penahan. Letakkan produk secara hati hati.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 25


3. Pemasangan U-ditch
a) Geser Uditch mendekati lokasi pemasangan menggunakan alat bantu
pipa sebagai rol. Jangan menggeser produk tanpa alas. Hal ini dapat
menyebabkan produk retak.
b) Kaitkan sling pada lubang titik angkat. Angkat produk secara berhati
hati agar produk tidak terbentur benda lain.
c) Letakkan produk di atas lapisan pondasi. Dorong produk untuk
merapatkan.
d) Saran arah pemasangan (posisi male - female)

4. Urugan tanah samping


Persyaratan :
a) Tanah yang digunakan berupa tanah ex galian
b) Padatkan tanah lapis per lapis menggunakan stamper atau alat
tumbuk lainnya Maximum ketinggian lapisan adalah 30 cm.

5. Acian sambungan antar Uditch


Celah pada sambungan antar segmen Uditch (sisi dalam) ditutup
menggunakan acian (semen + air).

6. Pemasangan tutup saluran (Optional)


Pemasangan tutup Uditch untuk tipe kecil (s/d 600 mm) dapat diangkat
langsung
oleh pekerja tanpa bantuan alat. Untuk tutup tipe besar pemasangan
membutuhkan peralatan berupa kaki tiga yang dilengkapi chain block.

Tabel Dimensi Standar Precast (U-Ditch) yang dipakai pada pekerjaan ini :

TIPE Ukuran (mm) Berat


(Lu X T X P) cm Lu T P ta ta1 tb (kg)
60 x 80 x 120 600 800 1200 70 70 70 581

Tabel Dimensi Standar Precast (Cover U-Ditch) yang dipakai pada pekerjaan ini :

TIPE (cm) Lc tc tc1 P Berat


800 940 100 70 120 196

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 26


BAB VII PEKERJAAN PENUTUP TROTOAR
7.1 KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai totoar kanan dan kiri pada
Saluran Drainase Kawasan Jalan Singosari, seperti yang tercantum dalam gambar,
meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini

7.2 BAHAN
Lantai trotoar adalah pasangan paving pracetak ukuran 20/20 tebal 6 cm warna
merah mutu K 250 untuk jalan masuk mobil/motor dan pasangan keramik 30/30 fin un
polish/ kulit jeruk warna dan motif sesuai gambar kerja buatan dalam negeri (Roman,
Asia Tile, atau yang setaraf). sebelum mendatangkan bahan harus mengambil
sample/contoh yang akan dipasang di tujukan kepada PPK Kegiatan dan harus
disetujui oleh konsultan pengawas

7.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Pemasangan paving trotoar
1. Pemasangan paving harus dipasang oleh tukang yang ahli.
2. Pola pemasangan sesuai dengan gambar atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
3. Sebelum dipasang, harus terlebih dahulu diberi lapisan pasir urug 10cm
diratakan dan dipadatkan.
4. Pasir urug untuk pasangan paving harus benar-benar rata dan cukup kering.
5. Pasir urug harus di ayak terlebih dahulu dan bebas dari kerikil/batu kecil
6. Paving dipasang secara teliti dan rapi. Pemotongan paving harus
menggunakan alat pemotong khusus.
7. Lebar dan kedalaman siar-siar harus sama (maksimal 3 mm) membentuk
garis-garis lurus. Siar-siar itu diisi dengan bahan pengisi pasir .
8. Paving yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda/kotoran yang melekat sehingga benar-benar bersih, warnanya tidak
kusam.
9. Pasangan harus rata dan benar-benar sipat datar, kecuali pada bagian-
bagian yang direncanakan mempunyai kemiringan.

b. Pemasangan keramik trotoar


Pemasangan keramik harus dilakukan oleh tukang yang ahli. Kontraktor harus
memeriksa permukaan beton agar cukup baik untuk landasan pasangan keramik
Keramik harus dipasang secara teliti dan rapi diatas lapisan adukan 1 pc : 3 pasir.
Celah-celah antar ubin sekitar 3 mm, seragam dan lurus, dan harus diisi dengan
semen putih dengan campuran warna sesuai warna ubin keramik. Pengisian celah
harus rapih dan semua kelebihan-kelebihan harus dibersihkan. Pemotongan ubin
keramik harus dilakukan dengan alat khusus, sesuai dengan petunjuk pabrik.
Pasangan harus rata, kecuali pada bagian-bagian yang direncanakan
mempunyai kemiringan.
Semua keramik yang akan dipakai harus berada dalam kotak aslinya. Ubin-ubin
keramik yang akan dipasang harus mulus dan bebas cacat.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 27


BAB VIII PEKERJAAN JALAN
8.1. PERSYARATAN UMUM
a. Aspal yang dipergunakan harus aspal yang berkwalitas baik dan telah
mendapatkan persetujuan Direksi ( dari PERTAMINA ). Aspal yang dipakai adalah
aspal semen penetrasi 60/70 yang memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkan menurut AASHTO M226-78.
b. Agregat kasar.
1. Agregat kasar harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah
2. hasil produksi mesin pemecah batu dengan gradasi sebagai berikut :
Ukuran Prosentase yang lolos menurut berat
Saringan (ASTM) Campuran Normal Campuran Lapis
(mm) Perata
20 ¾” 100 100
12,7 ½” 30 – 100 95 – 100
9,5 3/8” 0 – 55 50 – 100
4,75 #4 0 – 10 0 – 50
0,075 #200 0 – 1,0 0-5

3. Harus bersih, keras dan bebas kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki.
4. Harus mempunyai prosentase keausan kurang dari 40% pada 50 putaran bila
dilakukan dengan peralatan Los Angeles seperti ditetapkan oleh AASHTO T-96.
5. Harus mempunyai keausan kurang dari 12% bila dilakukan pengujian keausan
dengan Sodium Sulfat menurut AASHTO T104.
6. Harus mempunyai luas yang terselaput tidak kurang ari 95% bila dilakukan
pengujian penyelaputan dan pengelupasan (Coating and Stripping Test)
menurut AASHTO 182.

c. Agregat halus.
1. Agregat halus terdiri dari abu batu hasil produksi mesin pemecah batu atau
pasir alam atau kombinasi dari keduanya dengan gradasi sebagai berikut :
Ukuran Prosentase yang lolos
Saringan (ASTM) menurut berat
(mm)
9,5 3/8” 100
4,75 #4 90 – 100
2,36 #8 80 – 100
0,60 #30 25 – 100
0,075 #200 6 -
11

2. Pasir alam yang digunakan harus bersih, keras, tajam, bebas dari lempung
atau material yang tidak dikehendaki.
3. Bahan Pengisi ( Filler )
4. Bahan Pengisi yang dapat digunakan adalah abu batu kapur, Semen
Portland, abu terbang, atau abu tanur semen.
5. Bahan Pengisi harus lolos saringan #200 tidak kurang dari 75%.
6. Untuk mendapatkan stabilitas campuran yang baik, khususnya bila akan
dipakai pada daerah tanjakan atau pada daerah pengereman (traffic light)
maka penggunaan bahan pengisi Semen Portland dianjurkan.
7. Segera sebelum penghamparan campuran aspal, permukaan yang ada harus
dibersihkan dari material lepas atau material yang tidak diinginkan dengan
menyapu memakai mesin penyapu atau dengan cara lain yang telah
disetujui. Lapis perekat atau lapis resap pengikat harus diberikan sesuai
dengan syarat pelaksanaan.
d. pekerjaan pemadatan dilakukan dalam tiga tahap dan mengikuti kaidah –
kaidah sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 28


1. Pemadatan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat
pemadat roda baja. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua
lintasan pengilasan awal.
2. Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat
roda karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal. Pemadatan akhir
atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa
penggetar (vibrasi).
3. Pertama-tama pemadatan harus dilakukan pada sambungan melintang yang
telah terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan
pergerakan campuran aspal akibat penggilasan. Bila sambungan melintang
dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan sebelumnya, maka lintasan
awal harus dilakukan sepanjang sambungan memanjang untuk suatu jarak
yang pendek.
4. Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian
dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan
berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada
tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah yang
lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih (overlap)
minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh
berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya.
5. Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk
pemadatan awal harus terlebih dahulu memadatkan lajur yang telah
dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda
pemadat yang memadatkan tepi sambungan yang belum dipadatkan.
Pemadatan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan
menggeser posisi alat pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan,
sampai tercapainya sambungan yang dipadatkan dengan rapi.
6. Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan
10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak
mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan
arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang
menyebabkan terdorongnya campuran aspal.
7. Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk
memperoleh pemadatan yang merata saat campuran aspal masih dalam
kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan ketidak-
rataan dapat dihilangkan
8. Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk mencegah
pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat, tetapi air yang
berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit diminyaki untuk
menghindari lengketnya campuran aspal pada roda,
9. Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan
yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
10. Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau
perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor di atas perkerasan yang
sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan
perbaikan oleh Kontraktor atas perkerasan yang terkontaminasi, selanjutnya
semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Kontraktor.

11. Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap
campuran aspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 29


kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti
dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama
dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran aspal
terhampar dengan luas 1000 cm2 atau lebih yang menunjukkan kelebihan
atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan
setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi
permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
12. Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus
memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang berlebihan
harus dipotong tegak lurus setelah pemadatan akhir, dan dibuang oleh
Kontraktor di luar daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan dari jalan yang
lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

8.2. PEKERJAAN PENETRASI MAKADAM


8.2.1. KETERANGAN
Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment, peralatan dan
bahan untuk semua pekerjaan penetrasi macadam 4 cm dan lain-lain pekerjaan
sesuai dengan gambar-gambar rencana dan persyaratannya.

8.2.2.PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pekerjaan ini terdiri dari lapis Penetrasi macadam tebal 4 cm syarat sebagai berikut :
a. Sebelum dipasang penetrasi macadam, lapisan Suitlaagh atau lepisan
dibawahnya dibersihkan dari semua kotoran yang melekat diatasnya kemudian
dikocor aspal matang merata secukupnya.
b. Dipasang Penetrasi makadam dengan bahan konstruksi batu pecah ukuran 2/3
cm dipadatkan dengan walls sampai baik dan rata, dikocor aspal matang
merata secukupnya dikunci split ukuran ½ cm dan dipadatkan lagi sampai
merata dan padat. Ketebalan penetrasi tebal padat 4 cm .
c. Selanjutnya dikocor aspal matang merata secukupnya dan ditabur Pasir + Abu
Batu.

8.3. PEKERJAAN ASPALT SHEET


8.3.1. KETERANGAN
Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment, peralatan dan
bahan untuk semua pekerjaan aspalt sheet dan lain-lain pekerjaan sesuai dengan
gambar-gambar rencana dan persyaratannya.

8.3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Setelah lapisan lapis penetrasi, maka segera dilapisi dengan aspal sheet
2. Campuran aspal sheet adalah aspal 3 kg/m2 dicampur dengan pasir dan abu
batu yang dimasak / digoreng dan dihampar secara manual, kemudian digilas
sampai padat dan rata hingga 2 cm padat

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 30


BAB IX PEKERJAAN PENGECETAN
9.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, cat dasar, baik
yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir.
Yang dicat adalah semua permukaan kansteen /beton ini meliputi penyediaan
bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Untuk
semua bahan pelaksanaannya harus mentaati PUBB 1973 NI-3.

9.2. BAHAN
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari
Pengawas, baik mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan
yang didatangkan ketempat pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas
Lapangan untuk contoh/pengujian. Contoh tersebut akan diambil secara acak
dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan. Pemakaian bahan-bahan
pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan Pengawas tidak
diperbolehkan. Tempat-tempat/kaleng-kaleng cat yang dimasukkan harus
lengkap dengan merk, nomor spesifikasi dan sebagainya. Selambat-lambatnya
sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Penyedia jasa harus
mengajukan daftar tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui
oleh Pengawas Lapangan.

b. Cat dinding tembok


Cat yang digunakan adalah emulsion paint cat exterior/ Cat genteng setara
nippon/ mowilex Untuk cat dasar harus digunakan bahan cat dasar yang
dikeluarkan dari pabrik yang sama. sebelum dicat, dilapisi dulu dengan syntetis
anti lumut.
Semua bidang kansteen harus dicat dengan cat tembok.
Pengecatan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan petunjuk dari pabrik
cat yang bersangkutan, sampai terdapat warna yang rata.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 31


TABEL KOMPONEN BAHAN / MATERIAL DAN SEPESIFIKASI
DALAM PEKERJAAN

NO KOMPONEN URAIAN PEKERJAAN MATERIAL SEPESIFIKASI

1. Kansteen - Kansteen - Agregat/split2/3 - (10/12.5 x


( Pabrikasi ) - pasir beton, 30x50)
- semen K-200
(Precast )

2. Beton - Rabat Beton - Agregat/split2/3 - Readymix


mutu f'c = 7,4 - pasir Beton, - Manual
Mpa (K-100), - Semen Molen
slump (12 ± 2) cm,
w/c = 0,87 untuk
lantai kerja U
ditch, Pasangan
keramik dan
Kansten cor
setempat pada
pasangan paving

3. Pekerjaan - Pasangan Batu - Batu bata - Lokal


Pasangan Bata 1 Pc : 3 pp - pasir pasang, - Merapi
- semen - Tiga roda
- pasir pasang, dan Holcim

- Pleteran 1 pc : 3 - pasir pasang - Merapi


pp - semen - Tiga roda
dan Holcim

- Skonengan - pasir pasang - Merapi


- semen - Tiga roda
dan Holcim

- Acian - semen - Tiga roda


dan Holcim

4. Lantai trotoar - Penutup lantai - Keramik 30 x 30 - setara


cm Motif Impreso
unpolish Warna dan Asia
Abu-
terakota/ditentu
kan kemudian

- Tegel Difabel
Kuning 30 x 30 - Pabrikan
cm Motif Lurus
tebal 4 cm

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 32


- Paving 20/20
warna - Pabrikan
terakota/merah/
di tentukan
kemudian
tebal 6 cm
mutu K 250

5. Pengecatan - Pengecatan - Cat genteng - Setara


Kansteen Nipon Paint
dan
Mowilex

6. Saluran - U – Ditch - 60 cm x 80 cm x - Setara


120 cm tebal 7 Inticon
cm

- Tutup U - Ditch - 10 cm x 60 cm x - Setara


120 cm Inticon

7. Bak kontrol - Bak kontrol - Grating cast iron - Pabrikan


ukuran 60/60
jarak tiap 10 m’
( pabrikasi)
8. Tanaman - Tanaman - Tanaman tabe - Lokal
perindang perindang jalan buia tinggi ± 2m’

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 33


BAB X PEKERJAAN LAIN LAIN
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini
tetapi didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan
diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan
Perencana perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran
Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat
dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis
dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana
Anggaran Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan
rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PENINGKATAN SALURAN DRAINASE KAWASAN JL SINGOSARI 34

Anda mungkin juga menyukai