Anda di halaman 1dari 37

PEMBANGUNAN REHABILITASI RUANG KELAS SISWA SMKN 2

PEKANBARU

SMKN 2 PEKANBARU
PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT TEKNIS

A. URAIAN UMUM

1.1. PEKERJAAN

Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Penyusunan PEMBANGUNAN


REHABILITASI RUANG KELAS SISWA SMKN 2 PEKANBARU.
a. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja
(tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan
peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
b. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS,
Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN/PERATURAN
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi No.
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi No.
011/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998
tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum
dan Lingkungan
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan
l. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan
Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
m. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-
3/56)
n. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
o. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
p. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga
Kerja)
q. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga
Kerja)
r. SKSNI T-15-1991-03
s. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
t. Algemenee Voorwarden (AV)
u. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung
SNI 1726-20012
v. Persyaratan Umum Instalasi Listrik SNI 0225 : 2011
w. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI
T-15-1991-03 dan SNI 03-XXXX-2002
x. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI
03-1729-2002
y. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung,
SKBI – 1.3.53.1987

1.3. DOKUMEN KONTRAK

a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri


atas:
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Bil of Quantity (BoQ)
 Addenda yang disampaikan oleh PPK dan Konsultan
PENGAWAS selama masa pelaksanaan

b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan


dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat
perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti
adalah:
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan
gambar detail, maka gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka
ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi
kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
PENGAWAS lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang
diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan
penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
PENGAWAS.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar
menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang
harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan
gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di
dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

c. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam


melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan
konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap
konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh
keputusan Konsultan PENGAWAS tanpa ganti rugi apapun dari
pihak-pihak lain.

I. LINGKUP PEKERJAAN
2.1 KETERANGAN UMUM
1. Pekerjaan Pekerjaan Penyusunan PEMBANGUNAN REHABILITASI
RUANG KELAS SISWA SMK2 PEKANBARU secara umum meliputi
pekerjaan standar maupun non standar.
2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses
pembangunan dari persiapan sampai dengan
pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa
pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Atap
c. Pekerjaan lain yang jelas – jelas terkait dengan penyelesaian
pekerjaan tersebut diatas

2.2 SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan


meninjau tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran
dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang
cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan,
serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat
atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan
yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan
seperti beton molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat
pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan
ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan
perhatian penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara
pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta
pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor
sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan
PENGAWAS dan Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi
yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana
sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang
terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami
perubahan dalam pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa
gambar-gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah
memperoleh persetujuan Konsultan PENGAWAS setelah dilakukan
pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan
pemeliharaan bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus
diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan
Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada
masa pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai
kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan
lingkungan diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami
kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, dan lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari
bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan
direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir,
kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.3 PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat


jadual pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan
grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh
Kontraktor Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah
dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang
dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai,
Kontraktor Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual
pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan
jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama
dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun,
Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan
berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus
dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.

2.4 KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN

a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam


jumlah dan kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang
dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-
1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong
harus mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada
Konsultan PENGAWAS yang akan diajukan User dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan
atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan PENGAWAS tidak
boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan PENGAWAS
ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan
PENGAWAS berhak memerintahkan untuk membongkar kembali
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai,
Konsultan PENGAWAS berhak meminta kepada Kontraktor untuk
memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan
yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil
pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk
melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari
kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di
bawah ini, sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum
disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal
mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di
belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan
plesteran, beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air
tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik
lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium
tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
 Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu
merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan
komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan
cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air
untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras,
bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik
lainnya, yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang
lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran
sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25
mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang
gradasinya mendapat rekomendasi dari laboratorium.

 Batu Pecah (Split)


Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam
pecah, bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam
PBI 1971.
II. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

3.1. SITUASI/LOKASI

Lokasi proyek adalah di SMKN 2 PEKANBARU


a. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya
mengadakan penelitian dengan seksama mengenai kondisi
struktur dan atap gedung tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan
lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

3.2. AIR DAN DAYA

a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri


yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang
memenuhi persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih,
bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak,
asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum,
mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air
yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup
terjamin.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya
sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan
penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus
memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur
dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

3.3. SALURAN PEMBUANGAN

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk


menjaga agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak
basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke
parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Manajemen
Konstruksi.

3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN


FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja,
gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan,
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi
dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan
rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus
menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat
menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja
yang sudah ada.

3.7. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di


bagian depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran
dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang
setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah
setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang
reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa
ijin dari Pemberi Tugas.

3.8. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi


jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau
puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan
serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang
yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya untuk menghindarkan bangunan yang berdekatan dari
kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari
halaman proyek.
B. PEKERJAAN ARSITEKTUR

BAB I PEMBERSIHAN/PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN

1.1. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi


jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau
puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan
serta dipindahkan dari lokasi bangunan.

1.2. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)

a. Peil  0,00 untuk bangunan baru diambil 0.30 m lebih tinggi dari
muka tanah .
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit,
dan lain-lain harus mengambil patokan dari peil  0,00 tersebut.

1.3. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV)


ukuran minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank
dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan
dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus.
Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas
Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as
kolom/dinding. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank
harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan
berlangsung.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP SPANDEK

1.1 LINGKUP PEKERJAAN

1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan penutup atap ini


adalah penyediaan tenagakerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan
ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan
sempurna.

2. Melaksanakan pekerjaan penutup atap hingga diperoleh


hasil yang baik dan memuaskan.

3. Pekerjaan pemasangan penutup atap ini sesuai dengan


yang dinyatakan / ditunjukkandalam detail gambar.

4. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini :


Pekerjaan konstruksi atap,pekerjaan kerangka baja untuk
penutup atap, pekerjaan talang, pekerjaan lisplang,pekerjaan
M/E dll.

1.2 PERSYARATAN BAHAN


Material Penutup Atap :

- Bahan Atap Spandek, dan disesuaikan ketentuan pabrik,


dengan warna yang ditetepkan Perancana.
- Properti Mekanikal Baja (Steel Mechanical Properties)nya
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 Bahan Baja Mutu Tinggi G-550, harus dibuktikan dengan


sertifikat pabrik (Mill Certificate).
 Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength):
550 Mpa.

- Dengan komposisi sebagai berikut :

 Aluminium (Al) : 55%


 Zinc : 43,5%
 Silicon : 1,5%
 Ketebalan Pelapisan : minimum 100
gr/m².kedua sisi (atas dan bawah)
 Kelas : AZ 100

- Profil Material yang akan digunakan terdiri dari :

 Lebar Efektif gelombang : 696mm


 Tinggi gelombang : 24mm (+/- 1mm)
 Sistem pengait : screw
 Ketebalan Standar : 0.30 BMT (Base Metal
Thickness)

- Material Pendukung yang digunakan adalah :

 Baut (Screw), berfungsi sebagai Alat Penyambung antar


elemen rangka atap baja ringan. Baut (Screw) yang
digunakan untuk fabrikasi dan instalasi disini adalah
Baut Menakik Sendiri (Self Drilling Screw) dengan
spesifikasi sebagai berikut :

o Kelas Ketahanan Korosi : Class 3 atau Class 4

 Sekrup Baja harus sesuai dengan yang disyaratkan


oleh fabrikan setara dengan Sekrup galvanized ring
logam dan karet.kelas 3 / 4 12-14x50 SGHRW untuk
atap dan 12-14x20 HRW untuk dinding
 Untuk Flashing menggunakan Sekrup galvanized
kelas 3 / 4 dengan 10-16x16 HRW ring logam dan
karet.

CONTOH BAHAN
Kontraktor jauh sebelum waktu pemasangan harus
menyerahkan contoh dari bahan-bahan tersebut diatas
untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan.

1.3 SYARAT-SYARAT PRA-KONSTRUKSI

a. Pihak Perencana, Manajemen Konstruksi dan Wakil


Pemberi Tugas wajib memberikan approval terhadap
spesifikasi dan desain struktur maupun shop drawing
guna menjamin kesesuaian antara desain dan kondisi
lapangan.
b. Perubahan Bahan maupun Detail material karena alasan
tertentu harus diajukan kepihak Perencana, Manajemen
Konstruksi dan Wakil Pemberi Tugas guna mendapatkan
persetujuan secara tertulis.

c. Material Penutup Atap yang akan digunakan untuk


seluruh proyek harus berasal dari satu produsen saja.

1.4 SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

a. Kontraktor / Aplikator wajib menyerahkan mill certificate


(sertifikat pabrik) dari material baja ringan yang akan
digunakan guna menjamin bahwa material yang digunakan
adalah material sesuai dengan spesifikasi yang telah Perencana
tentukan.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaannya Kontraktor / Aplikator


diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola layout
/ penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar.

c. Kontraktor / Aplikator diwajibkan membuat Shop Drawing


sesuai ukuran / bentuk / metoda kerja yang disetujui oleh
Konsultan MK, dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
d. Semua Detail dan Konektor Penutup Atap Metal harus dipasang
sesuai dengan gambar Shop Drawing yang telah disetujui
Konsultan MK.

e. Sebelum melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor / Aplikator


diharuskan menyampaikan contoh material / bahan yang akan
digunakan untuk mendapatkan persetujuan.

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua


pekerjaan maupun tambahan-tambahan bahan sehubungan
dengan pekerjaan ini adalah menjadi beban dan tanggung
jawab Kontraktor / Aplikator.

12.4.1. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Tentukan posisi atap pada sisi tepi dan ujung kearah


2. Tentukan posisi panjang overhang pada arah talang
3. Setelah posisi atap sudah sesuai, dilakukan penguncian
menggunakan skrew pada puncak gelombang dengan jarak
yang telah ditentukan. Skrew yang digunakan tipe 12-14x50
SGHRW dengan logam ring dan karet
4. Setelah penguncian pada sheet I selesai kita lakukan
pemasangan pada sheet II
5. Pemasangan pada sheet kedua,posisi sidelaps dan overhang
harus tepat
6. Agar posisi sidelaps&overhang tidak bergeser maka pada
sidelaps diberi penjepit
7. Disetiap sambungan samping (side lap) dikunci menggunakan
skrew tipe 10-16x16 HRW Hexagon with Seal
8. Lakukan pengecheckan pada lembar bagian atas dan bawah
9. Setelah pemasangan atap selesai kita,lakukan pemasangan
penutup bagian tepi dg flashing yang gambar dan bentuk
sudah ditentukan
10. Pemasangan penutup tepi dilakukan dg bantuan pengunci 10-
16x16 HRW dan bor listrik yang sudah ditentukan
11. Pekerjaan pemasangan Nok. Sebelum dilakukan pemasangan
Nok, ujung atap harus di takik dng alat TURN UP agar tidak
ada limpahan air masuk karena angin
12. Setelah pekerjaan takik selesai, baru kita lakukan pemasangan
Nok.
13. Nok harus dicoak dng Nothing Tool pada setiap puncak
gelombang atap
14. Nok yang dipasang pada tile nok harus dicoak dng Nothing
Tool pada setiap puncak gelombang atap dan dibantu gunting
metal.
15. Setelah pekerjaan dicoak selesai lalu dilakukan penguncian
dengan screw 10-16x16 HRW screw dapat dipasang selang
seling/per 1 gelombang

16. Sisa panjang Nok dipotong dengan gunting metal

17. Sambungan pd pekerjaan Nok setiap overlaps/sambungan


harus dibersihkan dan diberi sealent terlebih dahulu dan baru
discrew / rivetl
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

13.1. UMUM

1. Merujuk pada Spesifikasi Struktur mengenai Pekerjaan


Konstruksi Baja Ringan.

2. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan


dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah
dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

Rangka utama atas (top chord)


Rangka utama bawah (bottom chord)
Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw)
dengan jumlah yang cukup.

Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur


rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak
genteng.

3. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi


Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop
permanen (Fabrikasi),
Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi
proyek
Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda
meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok
(top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan
bracing (ikatan pengaku)
Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

13.2. BAHAN-BAHAN

Spesifikasi Bahan Baku Baja Ringan:


Bahan baku baja yang digunakan adalah Baja Lapis Zinc
Alumunium Coated Steel {Aluminium Alloy Coated Structural
Steel), yaitu melalui proses pencelupan panas secara
continue.

Jenis Baja adalah Baja Lembaran dalam bentuk koil


Mechanical Properties G 550 yaitu jenis baja mutu tinggi
(High Tensile) yang memiliki Yield Strength 550 N/mm2
(Mpa) dan Modulus Elastisitas 2,1 x 105 MPa serta Modulus
Geser 8 x 104 Mpa.
Lapisan pelindung terhadap karat (Protective Coating):
Rangka batang harus mempunyai lapisan tahan karat seng
dan aluminium (Zinc-Alumunium/AZ) dengan komposisi
sebagai berikut:
- 55 % Aluminium (Al)
- 43,5 % Seng (Zinc)
- 1,5 % Silicon (Si)
- Ketebalan Pelapisan : 150 gr/m2 (AZ 100)

Profile C
C75.75
1. Bahan : Baja Hi-Ten G550 Zinc Alumunium
Coated Steel
2. Coating Mass : AZ100
3. Tebal : C75.75 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan
dasar baja 0,75 mm Base Metal Thickness / BMT)

C75.60
4. Bahan : Baja Hi-Ten G550 Zinc Alumunium
Coated Steel
5. Coating Mass : AZ100
6. Tebal : C75.60 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan
dasar baja 0,60 mm Base Metal Thickness/ BMT)
C75.60 / C75.75

Reng
TS 35.045
1. Bahan : Baja Hi-Ten G550 Zinc Alumunium Coated
Steel
2. Coating Mass : AZ100
3. Tebal : 0.45mm (BMT)
4. Tinggi : 35mm (BMT)
2. Steel strap brace (bracing)

Untuk menjaga stabilitas dan kekuatan ikatan struktur rangka atap,


maka antara rangka utama pada batang utama atas (top chord)
dipasang strap bracing (pengaku). Material baja strap bracing
harus memiliki minimum tegangan tarik 250 Mpa, dengan
ketebalan minimum 1,00 mm dan lebar minimum 25 mm serta
materialnya dilapis dengan bahan anti korosi untuk mencegah
terjadinya karat.
Minimum basic working loads, kN TYPE OF STEEL BRACE

STRAP BRACE

Steel Tension Capacity 3.5-5.5kN

End Fixing Capacity 3.5-5.5kN

Brace to intermediate truss fixing capacity 0.55Kn

Wrap-around splice capacity 3.5-5.5kN

Brace Cross-Section Dimensions (mm x mm) (25-40) x 1.0

Nail size requirements 10-16x16 wafer or hex tek

self drilling screw

Desain steel strap bacing mengikuti aturan standard manual desain


yang di keluarkan pihak engineering dari pabrik.

2. Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat


sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:

Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2


Diameter kepala (Diameter of head screw) : 12 gauge (+/-
5.5mm)
Jumlah ulir per inch (Threads per inch/TPI) : 14
Panjang (Length) : 20 mm
Bahan (Material) : AISI 1022 Heat treated carbon steel
Kuat geser (Shear) : 8.8 kN
Kuat tarik (Tensile) : 15.3 kN

Gaya Torsi 13.2 KN

3. Ketahanan kuda-kuda baja ringan yag digunakan memiliki


garansi minimal 15 tahun yang ditunjukan dalam surat
dukungan perusahaan.

13.3. PELAKSANAAN

13.3.1. Persyaratan Desain Struktur Rangka Atap Baja Ringan

Struktur rangka atap baja ringan harus di desain oleh tenaga ahli
yang berkompeten. Desain harus mengikuti kaidah-kaidah teknis
yang benar sesuai karakter baja ringan yaitu dengan perancangan
standar batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold
Formed Steel Structure Design). Desain struktur rangka atap baja
ringan meliputi top chord, bottom chord, web, dan jumlah screw
pada setiap titik buhul sebagai satu kesatuan yang tidak boleh
dipisahkan.
Perangkat lunak komputer (software) boleh digunakan untuk
membantu proses desain atap baja ringan jika software memang
khusus dikembangkan untuk menghitung struktur baja ringan dan
mengakomodasi peraturan-peraturan yang telah disebutkan di
atas, dalam hal ini software telah mendapat rekomendasi dari
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).

13.3.2. Persyaratan Pra-Konstruksi

a. Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat pabrik (mill test


certificate), sertifikat tanda SNI dari material baja yang akan
digunakan dan sertifikat ISO 9001 (Quality Management System).

b. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap, detail


dan akurat berdasarkan analisis perhitungan yang akurat dengan
menggunakan Software SUPRACADD® yang sudah direkomendasi
oleh Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) serta memenuhi
kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard
batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed
Steel Structure Design). Dalam hal ini meliputi dimensi profil,
panjang profil pada setiap segment dan jumlah screw pada setiap
titik buhul.

c. Kontraktor wajib melaksanakan pemaparan produk (penjelasan


teknis dan software desain) sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat (RKS) seperti yang telah dijelaskan pada pasal-pasal di atas.
Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur
yang dilampirkan pada dokumen tender.

d. Kontraktor wajib menyerahkan dokumen Tingkat Komponen


Dalam Negeri (TKDN) untuk material baja ringan.

e. Kontraktor wajib menyerahkan surat dukungan dari aplikator baja


ringan tersebut.

f. Kontraktor wajib menyerahkan surat jaminan pekerjaan


pemasangan konstruksi baja ringan dari aplikator.

g. Pemaparan produk dilaksanakan dalam rapat koordinasi teknis


lapangan sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja
ringan.

h. Kontraktor bersama pengawas lapangan harus mengadakan


pengecekan balok ring yang kemudian diajukan untuk mendapat
persetujuan tertulis dari PPTK sebelum pemasangan rangka atap
baja ringan dilaksanakan.

i. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab


terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran
jadi/finish.
j. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini
yang diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan
ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama, juga berlaku untuk
ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat
Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan
gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal.

k. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke


Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana, dan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis.

l. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan


difabrikasi di workshop, baik workshop permanen atau workshop
sementara. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan
detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen
konstruksi baja ringan.

5.3.3.3 Persyaratan Konstruksi

a. Jarak antar kuda-kuda maksimum adalah 1.1 m


b. Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan sesuai dengan
hasil pengukuran terakhir dan sesuai dengan aktual dilapangan
c. Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran, dan gambar
desain.
d. Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai desain
e. Dalam proses erection rangka atap, harus diperhatikan support
sementara untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang.
Support sementara ini tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda-
kuda dinyatakan cukup kuat oleh tenaga ahli dari pabrik.
f. Jika diperlukan pemotongan material maka harus diperhatikan hal-
hal berikut:
 Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan
peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah
ditentukan oleh pabrik.
 Alat potong harus dalam kondisi baik.
 Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
 Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

13.3.3. Persyaratan Pasca Konstruksi

Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat garansi material dari


pabrikan maksimum 15 tahun dari sistem rangka baja ringan yang
sudah digunakan melalui supervisi atau pengecekan pemasangan
berdasarkan gambar kerja yang lengkap, detil & akurat yang
dikeluarkan oleh Software SUPRACADD® yang sudah
direkomendasi oleh Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI)
serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam
perancangan standard batas desain struktur baja cetak dingin
(Limit State Cold Formed Steel Structure Design).
13.3.4. Persyaratan Tenaga Pemasang

a. Komponen struktur konstruksi baja ringan harus di kerjakan oleh


tenaga pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu
memahami gambar kerja dan dibuktikan dengan surat ijin
memasang dari pabrikan.

b. Surat ijin memasang rangka atap baja ringan ini harus disertakan
pada saat pemaparan produk.
BAB V
PENUTUP

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-


syarat ini tetapi didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan
tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin
Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.

2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan


Perencana perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana
Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang
dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas
perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak
dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.

3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan


Rencana Anggaran Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan
kepastian.

Anda mungkin juga menyukai