A. PENJELASAN UMUM
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
Hal - 1
j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. SKSNI T-15-1991-03
n. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
o. Algemenee Voorwarden (AV)
DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
Hal - 2
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan.
Hal - 3
Pekerjaan pengecatan
Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
Pekerjaan kaca
Pekerjaan alat penggantung dan pengunci
Pekerjaan sanitair
Pekerjaan perabot tetap
Pekerjaan railling
dll
d. Pekerjaan Mekanikal, meliputi :
Pekerjaan instalasi air bersih
Pekerjaan instalasi air hujan
Pekerjaan instalasi air kotor
Pekerjaan instalasi air limbah
Pekerjaan instalasi hydrant
Pekerjaan instalasi gas medis
Pekerjaan instalasi air panas
dll
e. Pekerjaan Elektrikal, meliputi :
Pekerjaan instalasi penerangan dan daya
Pekerjaan instalasi tata suara, telepon, CCTV, jaringan komputer
Pekerjaan penangkal petir
dll
f. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS
Hal - 4
ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik
diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen,
pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan
untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan
semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat
dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.
Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi
(misalnya jalan, halaman, dan lain sebagaunya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
Hal - 5
2.3 PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN
a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan
dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana
belum menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana
harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu
pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Hal - 6
kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan Pengawas
berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium
Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian
hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan
bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan
dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan
langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen
konstruksi di belakang.
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat,
sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi
diperlukan rekomendasi laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut
pasir urug.
Hal - 7
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah Penataan Kawasan Jembatan Kapuas Tayan. Halaman proyek
akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai
keadaan tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim/tuntutan.
Hal - 8
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara
yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi
persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan
peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.
SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya
fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang
air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih
dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara
beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan
yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran 30 m2
Hal - 9
b. Konstruksi : rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood
dan 10 kursi
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat
menggunakan Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan
perlengkapan peralatan jika dianggap perlu.
PAGAR SEMENTARA
Kontraktor harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi
yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
Hal - 10
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150
cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah
Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam
bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar
dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
a. Peil 0,00 Bangunan diambil dari peil patok ukur yang telah tersedia di lokasi.
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, dak beton, dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil 0,00 tersebut.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20
cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis
ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
Hal - 11
B. PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan
dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Pengawas
Lapangan.
1.4. Situasi
Pembangunan akan dilaksanakan di dalam lokasi Penataan Kawasan Jembatan Kapuas
Tayan.
Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan pada
waktu rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang
seksama terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-
lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan
tertera pada gambar.
Hal - 12
1.5. Ukuran Tinggi Dan Ukuran Pokok
Mengukur letak bangunan :
Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat
datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat
tegak lurus dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.
Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan bangunan
beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum
dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
1. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah
rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
2. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-
lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
3. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing
ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran
eksisting yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut
kembali bisa berfungsi seperti sebelumnya.
5. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-
lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini
harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
6. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
Hal - 13
Penggalian, perataan, pengurugan kembali jika diperlukan.
Pemadatan Tanah
Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi
galian sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas
sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.
b. Penyelesaian
Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan
terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.
Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak
diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan
Pengawas.
Hal - 14
Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi
terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.
Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
4.1.1. UMUM
Pelaksanaan pemasangan tiang pancang menggunakan sistem HAMMER, semua bahan
dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam syarat-syarat dalam
bagian ini . Penggunaan tiang pancang siap pakai harus dikonsultasikan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
tiang beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan tambahan dari perencana/ Konsultan MK/Pengawas dalam
uraian syarat-syarat pelaksanaan.
Hal - 15
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan
standar yang umum berlaku.
3. Kualitas tiang
Tiang pancang mengunakan type mini pile kotak 25 cm x 25 cm.
Hal - 16
Pemasangan poer dan tie beam dapat dilaksanakan setelah semua tiang Mini
terpasang baik dan setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Penyambungan Tiang
Tiang beton cetak disambung dengan mengelas plat baja pada kedua tiang yang
akan disambung dengan full buttweld.
Sebelum pengelasan dilakukan potongan tiang yang akan disambung distel hingga
satu garis dengan tiang yang telah terpancang di dalam tanah. Setelah pengelasan
selesai dilaksanakan, sambungan tersebut diberi lapisan aspal dan pemancangan
tiang dilanjutkan.
f. Pemancangan
Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah dengan
baik sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak
terjadi kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan.
Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan
efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum
digunakan. Manometer pengukur tekanan harus ada sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku dari pihak yang berwenang.
Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi atau
kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas
menyetujui bahwa penghentian pemancangan terjadi karena hal-hal yang
diluar kekuasaan pemborong.
Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500 mm
kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik
yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun penekanan-
penekanan sebelumnya, pemborong harus segera memberitahukan Konsultan
Pengawas untuk meminta petunjuknya.
Hal - 17
Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga pengaruh
yang jelek dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat dibatasi sekecil
mungkin. Urut-urutan penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan ulang pada
semua tiang yang terjadi heave.
Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh
melebihi 75 mm dalam segala arah.
Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan 1:75
g. Pemotongan Kepala Tiang Tekan
Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau kedalaman yang
disyaratkan, maka kepala tiang tekan harus dikupas sampai dengan level
yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang yang
disyaratkan dalam gambar pelaksanaan.
Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan tiang tekan ini
tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan tersebut.
Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar dan diper-baiki
dengan beton dengan mutu yang sama dengan mutu beton yang disyaratkan
untuk tiang tekan.
h. Penolakan Tiang
Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi spesifikasi
ini akan ditolak. Pemborong wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya
tambahan.
Segera setalah pekerjaan selesai, Pemborong harus membuat “As built
drawing” dari letak dan kedalaman tiang pancang mini pile.
Hal - 18
Pembuatan bekisting pada pile cap.
Besi yang di gunakan diameter 13 ( U32 ).
Cor beton yang digunakan yaitu K = 300 ( site mix ).
Pembuatan semua pondasi pile cap sesuai Gambar Kerja.
Persyaratan Umum
- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa
ukuran dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air
hujan, maka sebelum pembuatan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di
daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.
6.1.UMUM
Hal - 19
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat
umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI
1971), ASTM dan ACI.
3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak
termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-
ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi
penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton
bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu,
maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya disetujui oleh perencana.
4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal
ini Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya,
sebelum fabrikasi dilakukan.
5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-
batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam
gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan,
penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
6. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua
desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan
dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton,
dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik
dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi
Lapangan. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test
Laboratorium.
7. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
- pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
- mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan
beton
- koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
Hal - 20
- sparing dalam beton untuk instalasi M/E
- penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap kolom beton
struktural dengan pelat beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi
Lapangan.
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
Hal - 21
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing
Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel
Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for
reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
6.1.3. Penyerahan-penyerahan
Hal - 22
Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan
dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri
maupun pada pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum
pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan
sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium,
baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix Design
dan Trial Mix) yang diperuntukan proyek ini.
c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.
a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan
untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard
referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat
campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, presentase dari void (kekosongan), penyerapan,
kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar,
modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-
masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada
minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji
Hal - 23
tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya
3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus
sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai
diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau
supplier beton yang lain.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen
terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran
untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran
dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji
silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI
Committee - 304, ASTM C 94-98.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan
dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih
acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10
adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping
itu jumlah maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap
satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14
atau 21 dan 28 hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila
digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete
Hal - 24
pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan
harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-
pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan
dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji
bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk
keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun
sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
e. Pengujian slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai
slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama
sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
"Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut,
beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan
menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga.
Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor"
bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu,
kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di
pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau
kondisi normal :
Hal - 25
Plat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50
f. Percobaan tambahan
6.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
6.2.1. Semen
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai
SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya
boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara
tegas oleh Direksi Lapangan.
Hal - 26
Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland
dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII
0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk
semen hidraulis campuran.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan
jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai
dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu
(semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan
dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang
utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi
secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen
yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
"Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti
merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan
tertulis dari Direksi Lapangan.
6.2.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
"Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80,
maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Hal - 27
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %,
maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %
berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran
oleh bahan-bahan lain.
b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan
4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif
di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 %
berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Hal - 28
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung
dari pengotoran bahan-bahan lain.
6.2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk
mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus
diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
6.3.1. Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-
mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan
takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi
persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
Hal - 29
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang
diadakan di laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah
dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus
diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan perlengkapan /
penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan perbaikan
memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan, adukan
beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi Lapangan. Lagipula,
jangan memulai pekerjaan beton sampai semua penyerahan disetujui oleh
Direksi Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak,
kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan
yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium
adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak
melampaui 38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus
sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih
bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah.
Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63
dilakukan hanya oleh teknisi in-charge dengan persetujuan Direksi Lapangan
sebelumnya.
Hal - 30
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan
pengukur air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah
semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam
atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas
waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan
retarder yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump
beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi
Lapangan dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi
kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke
dalam adukan beton dalam kondisi tersebut.
l. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI
309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat
mungkin penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator
(engine/electric).
a. Persiapan
1) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada
Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum
memulai kegiatan pengecoran.
2) Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot
dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan
Hal - 31
beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau di cor harus telah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras
beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain harus
disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari
pengaduk serta perlengkapan pengangkutan.
3) Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di
sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk
pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali
bila galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
4) Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-
logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan
pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta
pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui
tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton
baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama,
masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
5) Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan
menjaga pelaksanaan beton.
6) Penutup Beton. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus
sesuai dengan persyaratan SKSNI 1991.
7) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton,
untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk
blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan
jarak tersebut harus tersebar merata.
Hal - 32
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI
Committe 304 dan ASTM C94-98.
1) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan
dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).
2) Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat
pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring
hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal
ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang
miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi,
kemiringan dan panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.
3) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan,
apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan
kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu
yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
c. Pengecoran
1) Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304,
ASTMC 94-98.
2) Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan
akhir dalam posisi lapisan horizontal.
3) Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
4) Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih
dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah,
corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa,
sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal dan
Hal - 33
jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
5) Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan
asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
6) Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa
tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi
ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah
diaduk.
7) Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di
luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang
tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus
membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di
mulai.
d. Pemadatan beton
1) Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar /
vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-
sarang kerikil.
2) Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih
kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar
berdiameter 180 mm, semua dengan amlpitudo yang cukup untuk
menghasilkan kepadatan yang memadai.
3) Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati
tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
4) Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan
kira-kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring
sampai 45oC.
Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Hal - 34
Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih
dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga
harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan
tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke
bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat
dipadatkan dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai
nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari
agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik.
Penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
Hal - 35
kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala
kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara
monolit dengan itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di
tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak
berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan
atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh
2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran
dan serpihan beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus
cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
Hal - 36
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.
Hal - 37
pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan
tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi
Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan perincian
atau metoda yang paling memadai/cocok.
Hal - 38
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic concrete
bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement
base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen
murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama
mengering.
Hal - 39
dan terlindung dari tampak pada penyelesaian struktur.
2. Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari
keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya
sebelum ditutup permukaannya.
c. Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1
(satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau tambahan bahan
pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan
2 1/2 (dua setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan
adukan yang diperlukan.
Hal - 40
Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose,
dimana permukaan agregat dikehendaki.
Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan
kemiringan yang tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed
dengan power floating yang dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan
menghilang dan beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang
diperbolehkan harus ditrowel dengan besi untuk mencapai permukaan
yang halus.
6.3.11. Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor Toppings)
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan
benda-benda asing, semprot dan bersihkan.
b. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan
ditanam/dicor.
c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan
lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor
lapisan penutup (topping).
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
Hal - 41
a. Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan ACI
207.3R-79 Revised 1985.
b. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda dari
perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengontrolan
temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
c. Bahan-bahan.
1. Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang
tahan terhadap sulfat.
2. Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci
sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti
ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak
bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
5. Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan
yang mempunyai suhu serendah mungkin.
d. Proporsi/Perbandingan Campuran.
1. Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan jumlah
Hal - 42
semen tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang
dikehendaki/diminta dan harus distujui oleh Direksi Lapangan.
2. Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
3. Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari,
maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan
campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda yang telah diperinci atau
disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Penulangan
1. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari bentuk
tulangan tidak berubah selama pengecoran.
2. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal C.4.
tentang pembesian.
Hal - 43
berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
6. Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka
perkiraan kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai instruksi Direksi
Lapangan.
7. Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton guna
dapat menetukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran cetakan beton
sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi
Lapangan.
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik,
tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran
yang berlebihan.
b. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71 NI-2,
ASTM C-172, ASTM C-31.
Hal - 44
1. Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79.
Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan,
maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil dari
percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
3. Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-
318-99. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah
dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai.
6.3.16. Lain-lain
c. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen murni.
Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah dan
membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian pada
permukaan beton expose dan adakan perawatan dengan
pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
Hal - 45
Non-Shrink Grout
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers"
harus tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen
pasir dan campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596. Semua grout
harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).
6.4.PEMBESIAN
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji
untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan
contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya
direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84
salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya
pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
Hal - 46
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan,
maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat
resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan
pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
Hal - 47
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung
berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-
galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan
hasil-hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
Hal - 48
6.5.PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN
PEMOTONGAN
6.5.1. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada pile cap, tie beam dan kolom-kolom beton harus dipasang
pada posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti
pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya
dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang
akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton.
Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
Hal - 49
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan
atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang
langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang
tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari
tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 25
mm
- panjang batang : ± 50 mm
Hal - 50
5. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang
bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai
kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
6. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan
oleh perencana.
7. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
8. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak
8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 50 mm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm.
Hal - 51
diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
2. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
3. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.
Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.
6.5.4. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh
dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las
titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
7.1.1. Umum
Hal - 52
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971
NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan
dan diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Beton
C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
D. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk
Hal - 53
menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor
lain.
7.1.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan
dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan
dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
Hal - 54
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk
harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton
waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran
dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam
acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi
getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi
berlebihan.
3. Acuan
Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis
pelaksanaan.
Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga
tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.
Hal - 55
ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui
dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya.
2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan
mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-
sudut dan perubahan bidang.
Hal - 56
atau bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata
kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi
dan kedua ujungnya.
2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh
rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan
plesteran.
F. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
G. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus,
harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-
sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi
rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang
akan dipakai untuk permukaan beton.
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil
(bahan untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari
besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum
tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
H. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau
jenis jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan
kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga
menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan
mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat
Direksi Lapangan.
3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose,
Hal - 57
harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan
kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton
dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat
haruslah lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam
cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
I. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
Hal - 58
dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.
2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam
bagian-bagian struktur beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam
gambar. Di dalam beton perlu dipasang sleeve/selongsong pada
tempat-tempat yang dilewati pipa.
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar,
tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur
beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian
yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja
tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera mengkonsultasikan
hal ini dengan Direksi Lapangan.
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan
tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-
pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan.
6. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton
seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
7. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran
dilakukan.
8. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan
kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian-
bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong
pada benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana
rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan
bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan
pengecoran beton.
7.1.3. Pelaksanaan
A. Umum
Hal - 59
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar
dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus
juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-
gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan
yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja
padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan
bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang
seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan
tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan
hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar
rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi
konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar
pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya
sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara
detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum
gambar tersebut disetujui.
Hal - 60
Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran
untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah
dibongkar.
B. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan
dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan
(openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-
proyeksi seperti diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air
dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan
kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang
cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung
jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk
menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga
memudahkan untuk pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik
pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan
konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-
78.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan.
Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi
Hal - 61
bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai
mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok
yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
C. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah.
E. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar
arsitek saja.
Hal - 62
menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana
dimungkinkan.
G. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan
beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints.
Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar
kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.
H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung
dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-
titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari
bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari
bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose
untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose,
lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hal - 63
memperlihatkan pergerakan terus menerus melampaui yang dimungkinkan dari
peraturan.
J. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu
pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan
langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana
diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan.
Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan.
Untuk tipe waterstop dapat digunakan ” Expandable Water Stop “ berbahan
dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.
Hal - 64
L. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok
Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan
untuk lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut,
offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan
menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi
semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan
keutuhan dari desain.
Hal - 65
akibat beban dari beton basah.
Hal - 66
Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus
didukung oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus
melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran
perancah.
Q. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Hal - 67
C. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b) Meliputi fabrikasi mika, hollow dan kawat perporatd metal mesh pada bagian
bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan menggunakan bahan kaca
mika bening dan besi.
b. MATERIAL :
1) Bahan yang digunakan untuk kaca mika bening, besi hollow dan kawat perporatd
metal mesh adalah kaca mika tebal 7 mm atau yang setara dan besi hollow tebal 4 x 6
cm.
2) Warna kaca mika adalah bening.
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 1 set contoh kaca mika bening, besi hollow dan kawat
perporatd metal mesh semua bahan kaca yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan
akhiran tepi kaca, untuk memperoleh persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas
proyek.
Hal - 68
2) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi dengan
pelaksanaan pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan.
3) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
4) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan
yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
Hal - 69
C.2 FINISHING
1. PEKERJAAN LANTAI
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b) Meliputi pemasangan paving block di lantai bawah dan acian halus di lantai atas
pada lantai bangunan yang dinyatakan dalam gambar.
c) Melapisi lantai beton dengan pelapis lantai tanpa sambungan sesuai spesifikasi
konsultan.
b. MATERIAL :
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh -
contoh semuai bahan yang akan dipakai.
2) MOCK UP :
Hal - 70
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasan gan, metoda
pelekatan pada struktur, dan warna groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan
juga pelapis lantai jenis lainnya.
3) BROSUR :
Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur
bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
4) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran,
elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor
Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada
Pengawas proyek.
5) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
6) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
7) Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk
dan warna yang ditentukan.
8) Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian
diteruskan kepada pemberi tugas. Paving block harus dalam keadaan baru dan
mencantumkan dengan jelas identitas paving block yang ada didalamnya. Paving
block ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemberi tugas.
Hal - 71
e. PELAKSANAAN :
1) Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan paving block yang tidak penuh,
pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan tepian
potongan yang lurus dan halus.
2) Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1PC: 3Ps, kecuali
untuk daerah basah digunakan campuran 1PC : 2Ps.
3) Sebelum pemasangan dimulai ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk menentukan lay out
ubin yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan
selanjutnya.
4) Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
a) Seluruh bagian di bawah ubin terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak terdapat
rongga udara terjebak di bawah ubin.
b) Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali untuk bagian-
bagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus menghasilkan bidang
miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga kering ke lubang-lubang lantai (
avour ).
c) Nat antar ubin adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus sejajar garis dinding
yang melingkupinya.
5) Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan Grout
pengisi Nat dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis
tepian ubin.
6) Noda adukan Grout pengisi Nat yang mengenai permukaan ubin harus segera dibersihkan
dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
7) Badan pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali tanpa
biaya tambah bila persyaratan pada butir 3, 4, dan 5 di atas tidak dapat dipenuhi.
8) Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus
disediakan guide line course pada interval 2,0 m – 2,5 m. pemasangan tile lainnya
berpedoman pada quide line ini.
9) Elevasi lantai ruang-ruang dalam toilet cubicle harus dibuat 2cm lebih rendah daripada lantai
area toilet di sekitar ruang toilet cubicle.
10) Expansion Joint untuk area lantai yang luas (tiap 5,7 x 5,7 m² atau 6 x 6 m²).
11) Pelapis lantai ruang produksi harus dilaksanakan sesuai syarat-syarat yang ditentukan pabrik
shingga didapat hasil seperti yang diharapkan. Karena sifatnya yang khusus, kontraktor
bertanggung jawab penuh atas perlindungan terhadap pelapis lantai ruang produksi, sampai
pekerjaan itu diseahterimakan kepada pengguna jasa.
1) Perlindungan.
a) Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun harus mengganti, atas
biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam
keadaan bersih.
b) Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang. Jika
mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya hanya untuk yang
penting saja.
2) Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain
lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak dibersihkan dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid (HCL), perbandingan
30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang
memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.
Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, sehingga
tidak ada campuran asam yang tersisa.
2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
LANGIT-LANGIT KALSI BOARD
Hal - 72
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material peralatan, dan
alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Meliputi pemasangan langit-langit dengan menggunakan rangka metal furing pada ruang-
ruang yang dinyatakan dalam gambar menggunakan langit-langit Kalsiboard. .
b. MATERIAL :
1) Kalsium silikat board tebal 4.5 mm, dengan spesifikasi tahan terhadap air, api, dan tidak
mengandung bahan asbes.
2) Rangka Metal pipa persegi 50 x 50 mm dan 50 mm x 100 mm.
3) Sekrup phospat hitam 25 mm .
4) Adhesive tape dan acessoris pemasangan lainnya sesuai rekomendasi produsen kalsium
silikat board.
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya.
Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
2) MOCK UP :
Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan dalam skala
1 : 1, yang memperlihatkan dengan jelas sistem pemasangan.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan.
Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Rangka induk dipasang berjarak maximum 120 cm sesuai gambar rancangan, sedangkan
untuk rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm sesuai petunjuk pemasangan dari
produsen dan gambar rancangan pelaksanaan.
Hal - 73
2) Pemasangan sekerup self tapping screw harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan maksimal 16
mm dari pinggir kalsium silikat board. Pada sambungan antar kalsium silikat board metoda
pemasangan screw harus berbiku-biku.
3) Jarak antara paku atau sekerup pada bagian tepi kalsium silikat board berjarak 20 cm
sedangkan pada bagian tengah kalsium silikat board jarak antara paku atau sekerup adalah
30 cm.
4) Sambungan pada pemasangan kalsium silikat board antara satu dengan lainnya adalah
serapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya dilakukan secara zig-zag.
5) Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap sambungan harus
dilapisi dengan base bond dan paper tape dari perusahaan yang sama dengan pembuat
papan kalsium silikat boardnya.
3. PEKERJAAN PENGECATAN
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b) Meliputi pengecatan seluruh bagian bangunan yang dinyatakan dalam gambar
menggunakan finishing cat.
c) Pelapisan dengan waterproofing pada area kamar mandi / wc pada lantai-lantai kamar
mandi / wc atau toilet dan tempat cuci di lantai-lantai selain lantai 1.
2) Pada prinsipnya pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Apabila dalam
pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan mengotori pekerjaan yang
sebenarnya tidak harus terkena cat, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk
membersihkannya, atau bahkan menggantinya apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.
b. MATERIAL :
1) Cat emulsi setara Catylac, Mowilex, atau Vinilex, untuk pengecatan bagian dinding dan
plafond ruang di dalam bangunan.
2) Cat emulsi acrylic setara Jotashield/Jotun, Weathershield/Dulux ICI, atau Mowilex, untuk
pengecatan bagian dinding dan plafond di luar bangunan atau yang bersinggungan langsung
dengan cuaca/udara luar.
3) Cat synthetic enamel setara Catylac, Emco, atau Mowilex, untuk pengecatan kayu dan atau
besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat kayu/besi.
4) Cat Zinc Chromate, untuk cat dasar bagian baja.
c. ALAT KERJA :
1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
a) Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat
dasar s/d lapisan akhir).
b) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas proyek. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis dan Pengawas proyek, Kontraktor
Pelaksana melanjutkan dengan pembuatan mock- up.
Hal - 74
c) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian
akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang
dipakai. Kaleng - kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan dengan jelas identitas cat
yang ada didalam nya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh
pemberi tugas.
2) MOCK UP (Standard Pengerjaan) :
e. PELAKSANAAN :
a) Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond
yang terletak di dalam gedung (interior), pengecatan dilakukan tanpa plamuur
khususnya pada pengecatan dinding luar..
b) Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah
berusia lebih dari 28 hari.
c) Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan dari
kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan
kertas gosok.
d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi
lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat yang
dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar pekat
dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah
mengering.
2) Pengecatan Cat Emulsi Acrylic.
a) Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond
yang terletak di luar gedung (exterior).
b) Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah
berusia lebih dari 28 hari.
c) Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan dari
kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan
kertas gosok.
d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi
lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat yang
dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya.
e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar pekat
dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat.
f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah
mengering.
3) Pengecatan Cat Synthetic Enamel.
a) Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh bagian pipa besi pagar dan lain-lain yang
dinyatakan di cat menggunakan cat besi.
Hal - 75
b) Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dari segala kotoran dan
karat yang melekat dengan menggosok menggunakan kertas gosok hingga benar-benar
bersih.
c) Pengecatan besi dilakukan setelah permukaan besi bersih dari segala macam kotoran
dan debu akibat pembersihan permukaan besi. Pengecatan dilakukan sebanyak 3 lapis
atau sampai benar-benar pekat dan rata.
d) Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan baru boleh dilaksanakan
setelah lapisan sebelumnya benar-benar kering.
e) Termasuk dalam pekerjaan ini pengecatan untuk talang tegak dan rangka atap
terekspose.
4) Pengecatan Cat Besi Zinc Chromate
a) Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan konstruksi dan kolom-
kolom besi.
b) Sebelum pekerjaan pengecatan konstruksi rangka baja dengan menie Zink Cromate
seluruh permukaan harus dibersihkan dari karat, minyak dan noda-noda lainnya.
c) Pengecatan dengan Zinc Chromate pada prinsipnya harus dilaksanakan di bawah
sebelum konstruksi rangka terpasang.
d) Pengecatan dengan Zinc Chromate minimal 80 mikron.
e) Perbaikan pada bagian-bagian cat yang cacat akibat erection harus dilakukan kembali
hingga seluruh permukaan konstruksi tertutup cat.
4. BETON EKSPOSE
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b) Meliputi pelaksanaan seluruh pengecoran beton tanpa finishing ulang yang dinyatakan
dalam gambar sebagai beton ekspose dengan hasil akhir permukaan yang rata, halus,
satu warna, dan sudut luarnya di bevel 1½ cm.
2) Pekerjaan lain yang berhubungan :
b. MATERIAL :
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk pemasangan
komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
d. PERSIAPAN :
1) Contoh Bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua hasil akhir pengecoran beton
ekspose dengan ukuran 10 x 10 cm yang memperlihatkan warna, tekstur, dan
finishing sudut untuk mendapatkan persetujuan pela ksanaan dari Pengawas proyek.
2) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi,
Hal - 76
ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
memperbaikinya terlebih dahulu.
e. PELAKSANAAN :
1) Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart pengerjaan yang
telah disetujui oleh Pengawas proyek.
2) Hasil akhir harus halus, rata, dan sewarna minimal dalam 1 area.
3) Semua detail pertemuan harus rata dan bersih.
4) Aplikasi harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis yang
benar.
5) Ketidak sempurnaan pelaksanaan harus diperbaiki dan menjadi tanggung jawab Kontraktor
pelaksana sepenuhnya tanpa ada biaya tambah, sampai hasil akhirnya disetujui
sepenuhnya oleh Pengawas proyek / Perencana.
C.6 SANITAIR
1. SANITAIR
a UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan
alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Meliputi
pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Klosed, Urinal, Washtafel, Kran air, Shower, Floor
Drain, Clean Out, Metal Sink, Divider Urinoir, serta perlengkapan-perlengkapan sanitair
lainnya.
- Pekerjaan Mekanikal.
b. MATERIAL :
1) Kran air menggunakan kran setara American Standard, Onda, atau San Ei.
3) Urinal lengkap dengan katup gelontor (flush valve) eks American Standard
6) Jet Washer lengkap eks American Standard, Onda, atau San Ei.
c. ALAT KERJA :
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk
keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan
semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
Hal - 77
Guna persetujuan pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua
bahan yang akan dipakai.
2) BROSUR :
Untuk keperluan pengawas proyek tim, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang dipakai.
4) Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
5) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Pekerjaan Washtafel
a) Washtafel yang digunakan adalah setara tipe RONDALYN American Standard lengkap
dengan accesorisnya seperti tercantum dalam brosurnya.
b) Wastafel dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh pengawas proyek
d) Hasil akhir pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan bersih dari semua kotoran dan
noda. Penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran.
2) Pekerjaan Urinal.
a) Urinal berikut kelengkapanya yang digunakan adalah setara tipe Mini Washbrook produk
American Standard, dengan fitting standard.
b) Urinal dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
c) Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut fischer dengan ukuran yang cukup
untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
d) Pemasangan unit urinal harus sesuai letak dan ketinggian pemasangannya dengan
gambar rencana. Semua celah-celahnya yang mungkin ada antara dinding dengan urinal
harus ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal. Sambumgan instalasi
plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.
3) Pekerjaan Kloset.
a) Klosed duduk dengan segala kelengkapannya yang dipakai adalah setara American
Standard dengan fitting standard.
b) Klosed jongkok menggunakan setara tipe RAPI American Standard. Warna akan
ditentukan kemudian dalam rapat Direksi.
Hal - 78
c) Klosed dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa cacat
dan telah disetujui oleh pengawas proyek
d) Pemasangan, letak dan ketinggian sesuai gambar, dan waterpass. Semua noda-noda
harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.
a) Semua kran yang dipakai adalah eks American Standard atau setara dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring kedudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Kran-kran
yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink dan dapat disambung dengan pipa
leher angsa (extension)
b) Stop kran digunakan setara American Standard, Onda atau San Ei, dengan putaran
segitiga, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
c) Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
a) Floor drain dan clean out dengan bahan dasar kuningan finishing verchroom setara
American Standard, Onda, San-Ei atau yang setara tipe bulat ukuran 3”. Floor drain
dilengkapi dengan siphon.
c) Floor drain dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
d) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.
e) Pasangan floor drain dan clean out harus rapi, waterpass, diberihkan dari noda-noda
semen dan tidak ada kebocoran.
a) Metal sink menggunakan setara produk Royal, American Standart, bahan dasar
stainless steel, jenis satu lubang dan dua lubang sesuai gambar rencana untuk dapat
dipasang dengan kran khusus untuk itu.
b) Metal sink dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan baru tanpa
cacat dan telah disetujui oleh pengawas proyek.
f) PENGUJIAN.
Hal - 79
2) Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selam
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor Pelaksana, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
D. MEKANIKAL
1. INSTALASI MEKANIKAL
a. PERATURAN UMUM
1) Peraturan Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan peraturan
sebagai berikut:
a) Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982
c) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, PGN,
PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun daerah.
e) Pedoman Plambing Indonesia
2) Gambar-Gambar
a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dri peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan
yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/ maintenance jika perlatan-
peralatan sudah dioperasikan.
c) Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-
gambar tersebut, kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini.
e) Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenace Instruction serta harus diserahkan kepada pengawas
proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue
print, dijilid serta diengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
3) Koordinasi
a) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yang lain.
c) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
4) Pelaksanaan Pemasangan
Hal - 80
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga) untuk
disetujui.
b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus
segera menghubungi Pengawas proyek.
a) Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
a) Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
b) Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
c) Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya
d) Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
e) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak melaksankan teguran dari
pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan/ tersebut kepada pihak lain
atas biaya Kontraktor instalasi ini.
f) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Pengawas
proyek.
g) Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah
Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan pengawas proyek.
7) Laporan-Laporan
b) Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas proyek laporan
tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh pihak Pengawas proyek.
Hal - 81
8) Penanggung Jawab Pelaksanaan
a) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak pengawas proyek.
b) Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga).
c) Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada pengawas
proyek .secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus
disetujui oleh pengawas proyek secara tertulis
10) Ijin-Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab kontraktor, sedangkan biaya
pemasangan sambungan air bersih, ijin penggunaan air tanah menjadi tanggung
jawab pemilik proyek.
a) Pemeriksaan rutin harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak
kurang dari tiap dua minggu.
b) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pengawas proyek/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.
Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh
Pemberi Tugas.
1) Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara
keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan , pemasangan, peralatan-
peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of
quality.
2) Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
a) Sistem Air Bersih
b) Sistem Air Limbah
Hal - 82
c) Mesin dan peralatan potong hewan
3) Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus
menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan
fixtures.
- Detail denah perpipaan.
- Detail denah perkabelan.
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas
c. SPESIFIKASI PERPIPAAN
1) Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
a) Pipa
b) Sambungan
c) Katup
d) Strainer
e) Sambungan Ekspansi
f) Sambungan fleksibel
g) Penggantung dan penumpu
h) Sleeve
i) Lubang pembersihan
j) Bak kontrol
k) Blok Beton
l) Galian
m) Pengecatan
n) Pengakhiran
o) Pengujian
p) Peralatan Bantu
2) Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
3) Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesi fikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
4) Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
5) Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
6) Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.
7) Spesifikasi Bahan Peripaan
Penggunaan : Hydrant
Hal - 83
Tekanan Standard 40 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa BSP 40
b) Spesifikasi GIP
URAIAN KETERANGAN
c) Spesifikasi PVC
Penggunaan : Venting
URAIAN KETERANGAN
a) Umum
(1) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
(2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm diantara pipa- pipa atau dengan bangunan & peralatan.
(3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kitiran, benda- benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.
(4) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup- katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan digambar.
(5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan UNION atau FLANGE.
(6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan- sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
(7) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
2%
1%
2%
Hal - 85
1%
(8) Semua pekerjaan perpiaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.
(9) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian. Pegangan katup (valve handied) tidak boleh menukik.
(10)Sambungan - sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat - alat
yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
(11)Pekerjaan persiapan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian - bagian penyempitan. Katup - katup dan
fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
(13)Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan dimana
pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Selama
pemasangan, bila terdapat ujung- ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
(1) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang cukup.
(2) Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
Sampai 20 mm 1M 0,5 M
25 mm s/d 40 mm 2M 1 M
Hal - 86
50 mm s/d 80 mm 3M 1,5 M
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih
dihitung dengan faktor dari 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.
(5) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang
(2) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam
(3) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen
(7) Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk
bagian-bagian berikut ini :
Sampai 75 mm 20 mm
Hal - 87
(b) Lain-lain, ukuran katup 20 mm
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat- alat berikut ini :
Katup-katup Pengaman harus disediakan di tempat- tempat yang dekat dengan sumber
tekanan.
Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong udara.
Steam trap harus disediakan di setiap bagian pipa terendah dan sesudah coil pemanas.
Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur, antara lain
:
Hal - 88
(1) Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk ukuran sampai dengan 50 mm.
(2) Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar sebanyak 3 ulir.
(3) Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan
campuran minyak.
(4) Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan reamer.
(5) Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
(6) Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
o) Sambungan solder
(1) Sambungan solder ini berlaku antara copper tube dan fitting
(2) Untuk pipa ukuran 20 mm kebawah boleh mempergunakan Soft Solder
(3) Untuk pipa ukuran 25 mm keatas harus mempergunakan Hard Solder
(4) Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada
pengawas sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai
(5) Blander pemanas yang harus dipergunakan ialah jenis pemanas LPG atau
Acetyline. Kompor gas tidak boleh dipergunakan
p) Sambungan Las
(1) Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum
(2) Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las
(3) Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang di las.
(4) Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Pengawas
proyek contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
(5) Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Pengawas.
(6) Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
(7) Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian Pengawas proyek.
Sambungan Lem
(1) Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
(2) Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
(3) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik
pipa.
r) Sleeves
(1) Sleeves untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton
(2) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di
luar pipa ataupun isolasi
(3) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
Hal - 89
(4) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”
(5) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
“Caulk”
s) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda-
metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
9) Pengujian
a) Pelaksanaan Pengetesan.
Instalasi pipa air bersih harus dideteksi terhadap adanya kebocoran dengan tekanan 1,5
x tekanan kerja maximum atau sama dengan 10 kg/cm² selama 24 jam tanpa adanya
penurunan tekanan pada pressure gauge. Seluruh valve pada bagian out harus tertutup.
Bila ada kebocoran harus segera diperbaiki dengan biaya, material & pekerjaan
ditanggung oleh kontraktor termasuk biaya pengetesan.
Pengujian untuk pipa pembuangan dengan bahan PVC harus dilakukan selama jangka
waktu 24 jam dengan tinggi kolam air sedikitnya 3 meter diatas sambungan pipa tertinggi
dengan memperhatikan tekanan kerjanya (5 kg/cm²)
10) Pengecatan
a) Umum
Pipa besi/ baja dalam tanah 2 lapis flincote & karung Goni
Hal - 90
No Fungsi Warna
a) Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
b) Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus ditunjukkan di tags
katup.
c) Tags untuk katup harus terbuat dari plat mental dan diikat dengan rantai atau kawat.
1) Lingkup Pekerjaan
Catu air bersih dan system distribusi air bersih berasal dari satu sumber, yakni air
PDAM. Air PDAM akan digunakan untuk segala kebutuhan air bersih di bangunan
tersebut, baik untuk wastafel, kran, shower toilet dan cadangan pembilasan toilet urinal.
(1) Pengadaan dan pemasangan system pemipaan air bersih dari meter PDAM &
DEEP WELL, ke tangki reservoir bawah, pompa transfer dan kelengkapannya
sampai ke tangki reservoir atas dan kemudian didistribusi ke peralatan Plumbing.
(2) Penyediaan tanki-tangki reservoir atas yang terbuat dari bahan stainless steel, Fibre
dengan volume 2 m³, bila dari beton bertulang dikerjakan oleh pihak sipil, serta
komplit dengan pompa booster packed dan pressure tank serta perlengkapannya.
Hal - 91
(3) Pemasangan semua peralatan dan perlengkapan Bantu yang diperlukan untuk
jaringan air tersebut, hingga system berfungsi dengan baik.
(5) Pengkabelan listrik dari panel pompa sampai pompa air yang bersangkutan
(6) Water level control beserta elektroda-nya untuk control bekerjanya utama / pompa
booster.
c) Sistem pembuangan air hujan menggunakan system gravitasi.
d) Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses menggunakan system STP.
2) Ketentuan Teknis
Hal - 92
1) Sumur Periksa
a) Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
b) Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton
c) Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat beralur
sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan
d) Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa ven
2) Man Hole
a) Menhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen
b) Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau
c) Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut
d) Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
a) Floor drain adalah dari jenis dengan sifon / penangkap bau, floor drain tidak boleh dari
jenis yang mudah buntu oleh kotoran ataupun yang air penyekat (trap)nya mudah habis
dan tidak berfungsi floor drain dan clean out terbuat dari stainless steel eks American
Standart, Kakudai, San – ei.
b) Semua sparing pipa yang dipasang pada waktu pengecoran beton, harus dilengkapi
dengan flens/sirip yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
TABEL PENGGANTUNG
1 40 mm 1,00 m
2 50 mm 1,20 m
3 65 - 125 mm 1,50 m
Hal - 93
h) Pipa–pipa air bersih dan pipa–pipa pembuangan air kotor, tidak boleh diletak pada
lubang galian yang sama.
i) Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desin tektan dari seluruh instalasi air,
sebelum diserahkan kepada seluruh pengawas proyek.
4) Pemasangan Roof Drain
a) Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas atap.
b) Badan saringan harus mempunyai bentuk boel yang berfungsi sebagai penahan
endapan / kotoran padat.
d) Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk melalui sisi-sisinya
yang berlubang.
a) Umum
Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan Bill of Quantity merupakan
satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan. Apabila terdapat
hal-hal yang tidak termuat dalam spesifikasi teknis, namun ada pada gambar
perencanaan atau ada pada Bill of Quantity, demikian pula sebaliknya sehingga
diperoleh suatu perencanaan yang sempurna.
c) Syarat Bahan
(1) Semua peralatan dan instalasi yang dipasang haruslah baru sama sekali dan tidak
terdapat cacat sedikitpun. Terhadap ketidak-sempurnaan / kekurang-baikan barang
/ peralatan yang dikirim, Pengawas / Pengawas proyek berhak untuk menolak dan
kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan. Segala biaya
yang timbul akibat penggantian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
(2) Pemasangan seluruh instalasi STP harus sesuai dengan persyaratan dokumen.
Spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan lainnya sesuai dengan kontrak.
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Hal - 94
baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan
baik.
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan mechanical
(wire brush), kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yang sulit dapat digunakan sikat
baja.
Semua material baja yang sudah dibersihkan, baik berupa rel,trolley, maupun tiang-tiang
penyangga berikut baut-baut, ring dan moer harus difinish dengan galvanisasi metode ‘hot
deep galvanizing’. Harus diperhatikan alur pada drat/ulir baut dan moer tidak tertutup lapisan
galvanis terlalu tebal yang menyebabkan baut dan moer tidak bisa disatukan. Pemaksaan
pemasangan dapat menyebabkan pelemahan kekuatan baut yang bersangkutan.
a. Gambar kerja.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
c. Pengelasan
Pengelasan harus d ilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Kawat las
yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf. Kontraktor harus
menyediakan tukang las yang berpengalaman/bersertikat dengan hasil pengalaman yang
baik dalam melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat.
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan bekas-bekas
potongan api yang kasar. Bekas potongan api harusdigurinda dengan rata.Kerak bekas
pengelasan harus dibersihkan dan disikat.Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak timbul distorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas. Pada pekerjaan
las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebih dari satu kali ), maka sebelum
dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak-
kerak las / slag dan percikan-percikan logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan
maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang
samasekali.Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diujidengan
cara-cara seperti dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D1.0.
Hal - 95
Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0. Dan bila
ada kerusakan maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan harus dtanggung oleh
Kontraktor. Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yang dipakai
harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuai dengan persyaratan
ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic
Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.Cara
pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109.Cara pemeriksaan
dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109. Semua lokasi
pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yangberhubungan dengan
pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Baut Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor
tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas.
Pembuatan lubang baut harusmemakai bor. Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm,
boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan
adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan lain dalam gambar digunakan standar
ASTM 325 atau JIS F10T. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter
baut. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupasehingga
tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan
baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan
momen torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing
baut.Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat
paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada
ulir baut tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya.Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak
dapat dikencangkan.
c. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-kali
tidak diperkenankan.
d. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak
material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
Hal - 96
PEKERJAAN MESIN PENYEMBELIHAN
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Fabrikasi mesin seperti tercantum dalam
gambar, termasuk penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
02. BAHAN-BAHAN
Semua material untuk fabrikasi mesin menggunakan seperti round bar ST 60, MS plate,
SUS 304, Square pipe dan memenuhi mutu baja
Semua pekerjaan farikasi harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan
mechanical wire brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yangsulit dapat
digunakan sikat baja kemudian digalvanis dengan metode ‘hot deep galvanizing’,
termasuk juga semua baut, ring dan moer yang akan digunakan. Dikecualikan dari
ketentuan ini adalah bagian=bagian yang dipasok oleh pihak ketiga seperti motor listrik
dan bearing.
a. Gambar kerja.
Semua komponen mesin yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
c. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Kawat
las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf. Kontraktor harus
menyediakan tukang las yang berpengalaman/bersertifikat dengan hasil pengalaman
yang baik dalam melaksanakan konstruksi pembuatan rangka mesin.
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan bekas-
bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harus digurinda dengan rata.Kerak
bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat. Metode pengelasan harus dilakukan
Hal - 97
sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas.
Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu kali ),
maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisanterdahulu harus dibersihkan
dahulu dari kerak- kerak las / slag danpercikan-percikan logam yang ada.Tebal las pada
sekali pengelasan maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak
harus dibuang sama sekali. Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian
tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti dibawah dan harus sesuai dengan
standard AWS D1.0.
Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dari AWS D 1.0. Dan
bila ada kerusakan maka segala macam biaya yang menyangkut perbaikan harus
dtanggung oleh Kontraktor. Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta
standard yang dipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus
sesuai dengan persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination
or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof
Welded Pipe and Tubing 1974. Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus
sesuai dengan ASTME109. Cara pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai
dengan ASTME109. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh
biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
d. Baut Pengikat
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang
digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam gambar.
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut. Pemasangan
dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupase hingga tidak menimbulkan
momen torsi yang berlebihan pada baut yangakan mengurangi kekuatan baut itu sendiri.
Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen
torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.
Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat
paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan
pada ulir baut tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah
pada kedua sisinya.Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka
baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari
adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
c. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-
kali tidak diperkenankan.
d. Penyimpanan Material
Hal - 98
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak
material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
Hal - 99
E. ELEKTRIKAL
INSTALASI ELEKTRIKAL
a. PERSYARATAN UMUM
1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek Tersebut
diatas. Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan
pada bagian–bagian berikutnya.
2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan -
peraturan sebagai berikut :
a) PUIL 2000.
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982
c) National Fire Protection Association (NFPA)
d) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti
PLN, dan Assosiasi terkait.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perus ahaan yang memiliki
Surat Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.
3) Gambar – gambar
a) Gambar – gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah
rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan
mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Detail panel
Detail pemasangan panel
Detail pemasangan peralatan
Detail-detail lain yang diperlukan.
(3) Gambar lainnya sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
b) Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan petama.
b. LINGKUP PEKERJAAN
1) Umum
(3) Overload
Berdasarkan IEC p47, IEC 292
Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik
terhadap beban lebih dan disesuaikan dengan arus nominal motor
tersebut.
Untuk star – delta dan Direct On Line dapat dikombinasikan
dengan Magnetic Motor Circuit Breaker.
(4) Bushbar Support
Sesuai standard IEC, SPLN - SNI Bus-bar support terdiri dari
unipolar/multi polar.
Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper (tembaga).
Kapasitas dari Bus – bar harus sesuai dengan standard Puil
Terdiri dari 1,2,3 dan 4 pole + 1 grounding
Spesifikasinya :
◊ High Dielectric strenght
◊ High Mechanical wisthstand
◊ Tahan Terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi
(5) Isolasi support
Bahan terdiri dari SMC/DMC spesifikasi terdiri dari :
High Dielectric Strenght
High Mechanical Withstand
High Temperature.
(6) Pilot lamp, Push Button, Selector Switch
Sesuai standard IEC, SPLN, SNI.
(3) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari
jenis bukan radioaktif.
(4) Detail dan tata instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
(1) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
(2) Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun.
(3) Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
basement harus dapat terlindungi oleh sistem instalasi penyalur petir.
b) Hantaran Turun
(1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang
diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor
pembumian. Oleh karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara
7) Lighting Fixtures
a) Lighting Fixtures TKO/RM/GMS – TL 2 X 36 W
(1) Tebal plat besi untuk lighting fixture tersebut minimum 0,7 mm.
(2) Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut
(3) Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dari
karat dan lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih serta
dilengkapi Mirror Reflektor, contoh harus disetujui oleh Pengawas
proyek.
(4) Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan – pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
(5) Pada semua lighting fixxtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai
tempat terminal pentanahan (grounding).
(6) Lighting Fixtures untuk tipe TL harus menggunakan adjustable
hanger/Fixed Hanger.
b) Lampu Tabung (Down Light) – PLC, PLE, SL/PL
(1) Lighting Fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau
sesuai gambar.
(2) Lamp holder menggunakan standart E-27/E.40.
(3) Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar.
(4) Lampu yang dipakai dari jenis PLC/PL atau sesuai gambar, contoh harus
disetujui oleh Pengawas proyek.
c) Lampu Emergency dan Orientasi
(1) Lampu Emergency yang digunakan jenis flouresent (TL), Incandescen
(PL), lengkap dengan battery dan chargernya.
(2) Pada saat listrik PLN / Genset menyala charger akan mengisi battere
dan lampu harus dapat dioperasikan dari listrik PLN/Genset mati, lampu
tetap menyala (tanpa terputus) dan dioperasikan oleh sumber daya
battery (lampu yang lain). Bila PLN/Genset hidup battery harus diisi
(a) Tebal plat besi untuk lighting fixtures terebut minimum 0.7 mm.
(b) Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
(c) Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak
Kontraktor wajib menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak
Kontraktor tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak
Pengawas proyek berhak menentukannya dengan tanggungan
resiko apapun pada pihak Kontraktor.
(d) Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover/ sesuai gambar.
g) Kotak – Kontak Dan Saklar
(1) Kotak – kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok
bata adalah type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe
floor mounted.3
(2) Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standart VDE.
(3) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan metal.
(4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari pemukaan lantai dari
ruang-ruang yang basah/lembab harus jenis water tight sedang untuk
saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.
Sebelum pemasangan, pihak Kontraktor harus mendapat persetujuan
dari Pengawas proyek.
h) Grounding
1) Panel – panel
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horisontal)
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland,
dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.
d) Semua panel harus ditanahkan.
2) Kabel – kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
e. PENGUJIAN
1) Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan
pengujian secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru
dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik
dari pabrik yang bersangkutan dari LMK / PLN serta instalasi lain yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa
sistem berfungsi dengan baik. Semus biaya untuk mendapatkan sertifikat
lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh
Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
2) Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
a) Panel-panel Tegangan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus
pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan
dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurrna dalam
keadaan operasi maupun gangguan berupa undervoltage, over
current, overthermis, short circuit dan lain -lain serta megger antara
fasa, fasa netral, fasa nol.
b) Kabel-kabel Tegangan Rendah
Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta melanggar
ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan renah,
pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai
tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.
c) Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor
daya yang diperbolehkan minimal 0,85.
f) Shaft
Semua shaft harus ditutup/diisolasi antara lantai yang satu dengan
yang lainnya dengan memakai light concrete.
f. PRODUK
1) Umum
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan
peralatan pada dasarnya adalah seperti tercantum dalam outline specification
E. LANDSCAPE
a. UMUM :
1) Lingkup Pekerjaan :
b. MATERIAL :
a) CTSB dari campuran tanah, semen dan bahan additive untuk peningkatan
elastisitas tanah. Tebal lapisan CTSB adalah 20 cm
3) Marka Parkir :
c. ALAT KERJA :
d. PERSIAPAN :
1) CONTOH BAHAN :
3) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang
memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari
kerusakan.
e. PELAKSANAAN :
1) Persiapan area :
2) Marka Parkir :
a) Permukaan yang akan dicat harus sudah dalam keadaan kering, bebas
minyak, kotoran dan tidak berlumut.
c) Cuci permukaan dengan disikat dan disiram air berulang kali hingga benar-
benar bersih, dan biarkan mengering.
2. PEKERJAAN PENGASPALAN
a. UMUM
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal
dari AMP sampai pada permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk
penghamparan Pelaburan Aspal atau Lapisan Campuran aspal. Pada
umumnya lapis Resap Pengikat harus digunakan pada permukaan bukan
beraspal (lapis pondasi agregat/batu pecahan), sedangkan Lapis Perekat
harus digunakan pada permukaan yang beraspal (lapis Aspal beton / AC,
ATB, dll). Untuk pekerjaan ini, pengaspalan dimaksudkan untuk pekerjaan
pengaspalan lapisan Hotmix setebal 3 cm diatas CTSB yang telah dipadatk an.
b. STANDAR UNTUK RUJUKAN
ASSHTO M 81-75 Aspal yang dilarutkan (cut-back Asphalt) – tipe yang
pengeringannya cepat
ASSHTO T 179-76 Pengaruh dari panas dan udara pada material aspal
(Pengujian lapisan tipis aspal dalam oven).
c. PERSIAPAN
Titik tetap yang dipasang pada awal survei yang berfungsi sebagai titik awal
pada route survei ditandai dengan Sta 0+000 Pada titik awal proyek ini juga
harus dipasang BM ganda yang mengapit titik awal proyek, titik referensinya
diambil dari BM yang telah ditentukan dalam gambar.
Titik tetap yang dipasang pada akhir survei yang berfungsi sebagai titik akhir
pada route survei ditandai dengan Sta …………. Pada titik akhir proyek ini
juga harus dipasang BM ganda yang mengapit titik akhir proyek
Karena lokasi rencana trase jalan yang akan disurvei pada umunya berupa
semak, maka perlu dilakukan perintisan agar titik-titik bantu yang akan
dipasang mudah terlihat. Dalam melakukan perintisan ini sekaligus
melakukan penandaan jarak dengan patok-patok kayu sesuai dengan
kebutuhan. Jarak antara patok ini maksimal 50 m
2) Drainase
Cakupan pekerjaan ini adalah pembuatan saluran tepi (side ditch) dan
saluran penangkap (catch ditch) , gorong²(culvert), yang merupakan
drainase permukaan dibuat untuk mengendalikan air (limpasan)
permukaan akibat hujan.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat saluran sbb :
a) Ketinggian akhir dari dasar selokan harus tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm
dari yang dipersyaratkan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus
dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dari air tanpa tergenang pada
saat aliran yang kecil.
a. Batu Kali
b. Semen Portland Jenis I
c. Pasir Pasang
d. Campuran spesi yang digunakan 1Pc : 4 Ps
3) Pekerjaan Pemadatan Tanah Dasar
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1 % lebih dari kadar air
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maximum”modified” yang ditentukan oleh AASHTO
T180. Metoda D.
a) Operasi penggilasan harus dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber-
“super elevasi”, penggilasan harus dimulai pada bagian rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah bagian yang tinggi. Operasi penggilasan harus
d. MATERIAL
Bahan aspal untuk lapis perekat harus salah satu dari yang dibawah ini,
seperti yang ditentukan oleh Pengawas proyek.Salah satu jenis aspal
semen AC-10 atau AC-20 yang memenuhi AASHTO M226-80, diencerkan
dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.
e. PERALATAN :
1. Asphalt distributor
2. Compressor
3. Asphalt pen 60/70 setara Pertamina
4. Alat bantu
5. Laboratorium lapangan
T 165 – 77 : Pengaruh dari air pada kohesi campuran aspal yang dipadatkan.
T 245 – 78 : Daya tahan terhadap leleh (flow) plastis dari campuran aspal
menggunakan peralatan Marshall.
i. Pelaporan
1) Campuran hanya bisa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak akan
hujan dan bila dengan Persyaratan Sifat Campuran Aspal.
2) Campuran aspal harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
BAB VII